• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kontraksi Otot Polos

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kontraksi Otot Polos"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Sel otot polos berbentuk gelendong mempunyai diameter 2-5 micron dan panjangnya Sel otot polos berbentuk gelendong mempunyai diameter 2-5 micron dan panjangnya 60-200 micron.

60-200 micron.

 Ada dua tipe otot polos :  Ada dua tipe otot polos :

1.

1. Multi unit smooth muscleMulti unit smooth muscle 2.

2. Visceral unit smooth muscleVisceral unit smooth muscle

1.

1. Otot olos Multi Unit (Otot olos Multi Unit (Multi Unit Smooth Muscle Multi Unit Smooth Muscle ))

Masing-masing serat berdiri sendiri, diinervasi oeh

Masing-masing serat berdiri sendiri, diinervasi oeh single nerve endingsingle nerve ending seperti pada ototseperti pada otot skelet (skeletal muscle fiber). Pada permukaan luar dari tiap serat otot ditutup oleh

skelet (skeletal muscle fiber). Pada permukaan luar dari tiap serat otot ditutup oleh lapisan yang disebut

lapisan yang disebut basement membrane like substance basement membrane like substance , yang merupakan, yang merupakan glukoprotein.

glukoprotein.

Sifat otot ini yang paling penting ialah bahwa kontraksi mereka hampir seluruhnya Sifat otot ini yang paling penting ialah bahwa kontraksi mereka hampir seluruhnya kaena rangsangan saraf dan sangat sedikit oleh faktor stimulasi dari

kaena rangsangan saraf dan sangat sedikit oleh faktor stimulasi dari local tissue local tissue . Pada. Pada otot ini tidak terjadi kontraksi yang spontan.

otot ini tidak terjadi kontraksi yang spontan.

Contoh : Contoh :

- Otot

- Otot ciliaryciliary dari mata.dari mata.

-

- Iris Iris dari dari mata.mata.

-- Nictating membran Nictating membran  yang menutup mata dari beberapa binatang tingkat rendah. yang menutup mata dari beberapa binatang tingkat rendah.

-- Pilo erector muscle Pilo erector muscle  : meyebabkan berdirinya rambut. : meyebabkan berdirinya rambut. KONTRAKSI OTOT POLOS

KONTRAKSI OTOT POLOS SMOOTH SMOOTH MUS MUS LELE

LAMBUNG KATAK LAMBUNG KATAK

(2)

- Otot-otot polos dari pembuluh-pembuluh darah besar.

1. Otot Polos Visceral (Visceral Smooth Muscle )

Sel-sel otot ini terletah berhimpitan satu sama lain, dimana membran antara sel-sel berdekatan saling berlekatan seluruhnya atau sebagian, oleh karenanya tipe ini disebut unitary smooth muscle.

Contoh:

- Dinding alat pencernaan makanan

- Saluran empedu

- Ureter 

- Uterus

Membran potensial otot polos besarnya bervariasi, berkisar antara 55 sampai 69 milivolt. Potensial aksi dari visceral smooth muscle  ada 2 macam yaitu:

1. 1. Spike potential 

2.  Action potential  dengan plateau 

Potensial aksi dapat terjadi dengan beberapa jalan:

1. Oleh hormon pada smooth muscle . 2. Efek hormon pada smooth muscle . 3. Transmitter substance  dari serat saraf.

4. Terjadi secara spontan dalam muscle fiber  itu sendiri.

 Action potential   sebagian besar terjadi pada smooth muscle itu sendiri tanda ada extrinsic stimulus . Ini biasanya dihubungkan dengan suatu basic slow wave rhythm  dari

(3)

membrane potential . Slow wave  itu sendiri bukan suatu action potential . Tetapi apabila slow wave   tersebut meningkat mencapai nilai ambang (kira-kira 35 milivolt), suatu action potential   akan timbul dan meyebar ke seluruh bagian dari visceral smooth muscle , hingga kemudian terjadi kontraksi. Karena itu slow waves   sering disebut pula sebagai gelombang pace maker.

Bagaimanakah pengaruh substansi adrenergic   dan cholinergic  yaitu obat : asetilkolin , adrenalin, pilokarpin, sulfas atropin terhadap komponen kontraksi : frekuensi, amplitudo, maupun tonus pada otot polos lambung katak ( visceral smooth muscle ) in-vitro .

Mengukur dan mengetahui pengaruh substansi adrenergic  dan cholinergic  yaitu obat : asetilkolin, adrenalin, pilokarpin, sulfas atropin terhadap komponen kontraksi : frekuensi, amplitudo ataupun tonus pada otot polos lambungkatak (visceral smooth muxcle ) in-vitro .

1.

1. Kimograf

2. Kertas pencatat (milli meter block) 3. Tabung perendam lambung

4. Benang

5. Penulis tanda kontraksi 6. Gunting

7. Pisau bedah (scalpel) 8. Pinset

9. Penusuk otak/medulla spinalis Masalah

Tujuan

II. METODE KERJA Alat

(4)

10. Papan katak

1. Lambung katak

2. Obat-obatan yang akan diukur efek adrenergik atau kolinergiknya

a. adrenalin 0,01%

b. asetilkolin 0,50%

c. sulfas atropin 0,01%

d. pilokarpin 0,50%

1. Larutan thyrode 

Larutan thyrod ini komposisinya (NaCl, KCl, MgCl2, NaHCO3, NaH2PO4, glukosa, dan

aquadest) mendekati komposisi cair tubuh katak. Dalam praktikum ini larutan thyrode difungsikan untuk merendam lambung katak.

1. Siapkan sediaan otot polos lambung katak.

2. Ikatlah bagian pylorus   lambung katak sedistal mungkin dan bagian cardia  seproximal mungkin dengan benang, kemudian potonglah bagian pylorus di sebelah distal dari ikatan, dan potonglah bagian cardia disebelah proximal dari ikatan.

3.  Angkatlah dengan segera potonglah lambung tersebut dan masukkan ke dalam larutan thyrode   dalam tabung peredam supaya lambung tersebut tidak sampai rusak.

4. Sebelum lambug tersebut dimasukkan dalam tabung perendam, larutan thyrode  tersebut dialiri dengan oksigen dengan kecepatan optimal (jangan terlalau besar atau terlalu kecil).

Bahan

(5)

5. Ikatlah ujung cardia pada kait dalam tabung peredam, sedang ujung pylorus  dihubungkan dengan benang pada penulis, hingga percobaan pencatatan gerakan

 – 

 gerakan lambung bisa dimulai.

6. Catatlah gerakan lambung yang normal sebanyak kira-kira 10 kali kontraksi sambil memperhatikan frekwensi, amplitudo serta tonusnya setiap akan mengawali pengamatan terhadap pengaruh suatu obat / bahan. Setelah itu mulailah menyelidiki pengaruh beberapa macam obat-obatan terhadap kontraksi otot polos lambung.

7. Teteskanlah 3 tetes adrenalin kedalam tabung peredam dan catatlah pada kimograf pengaruh obat tersebut terhadap kontraksi lambung. Apabila pengaruhnya kurang nyata, teteskan lagi setiap kali 3 tetes, hingga terlihat jelas efeknya.

8. Setelah cukup mempelajari pengaruh suatu macam obat, cucilah lambung katak tersebut dengan jalan mengganti cairan didalam tabung peredam dengan cairan thyrode  yang baru (dicuci sampai 2 kali).

9. Kerjakanlah hal tersebut diatas dengan obat-obat: asetilkolin, sulfas atropin dan pilokarpin. 1. 2 3 Tetap 3 Naik 0 Turun 4 Naik 5 / 3 2 Turun III. Hasil

PERLAKUAN PENGAMATAN EFEK OBAT Jenis Obat Frekuensi kontraksi

per menit)

Amplitudo millimeter) Tonus naik/tetap/turun) Normal Kontrol) Asetilkolin 7 / 19 Adrenalin 0 Pilokarpin 3 Sulfas Atropin

(6)

1.

Sifat-sifat otot polos pada keadaan normal adalah:

a) Rythmicity : terjadinya kontraksi secara ritmis dari otot polos tanpa rangsangan dari luar.

b) Tonik Kontraksi : otot polos mempunyai tonus tertentu baik dalam keadaan relaksasi maupun kontraksi. Otot polos dapat mempertahankan keadaan tetap berkontraksi dalam jangka waktu lama.

c) Plasticity : pada otot polos visceral pada panjang yang sama bisa memiliki tonus yang berlainan.

Dalam keadaan normal, di mana lambung katak direndam di dalam larutan thyrode, gambaran kontraksinya menunjukkan tonus yang tetap. Pada pencatatan grafik kontraksi, tampak garis lurus-lengkung-lurus-lengkung yang cukup teratur dan tetap dalam jangka waktu yang cukup lama. Tinggi tonus (amplitudo) antara satu lengkung dan lengkung yang lain rata-rata sama panjang, meski tidak benar-benar tepat sama panjang. Ini menunjukkan adanya sifat plasticity. Dan panjang amplitudo yang didapatkan sekitar 3 mm. Frekuensi normal yang diperoleh adalah 2 kontaksi per menit. Keadaan normal ini diciptakan dengan tanpa memberi rangsangan dari luar (belum diberi rangsangan dari substansi adrenergik maupun cholinergik).

Dari hasil percobaan didapatkan proyeksi grafik kontraksi dengan tonus yang semakin lama semakin naik. Amplitudo yang didapatkan hampir sama dengan amplitudo pada

IV. PEMBAHASAN Diskusi Hasil

Pada keadaan normal kontrol)

(7)

saat kondisi normal (kontrol), yakni kurang lebih 3 mm. Frekuensi yang dihasilkan lebih cepat dibandingkan frekuensi kondisi normal.

 Asetilkolin bersifat meningkatkan kontraksi karena :

- Asetilkolin memberikan efek menurunkan potensial membran, menaikkan frekuensi spike,sehingga rythmicity meningkat.

- Meningkatkan kontraksi ritmik dan tonik yang menaikkan tonus asetilkolin.

- Kerja identik dengan rangsangan parasimpatik.

Pemberian asetilkolin mengakibatkan potesial membran menurun sehingga permeabilitas terhadap ion naik, maka terjadilah kontraksi akibat adanya relaksasi.

Dengan pemberian adrenalin, proyeksi kontraksi otot polos lambung katak menunjukkan garis mendatar yang semakin lama semakin menurun meski dengan kemiringan yang tidak begitu tajam. Hal ini menunjukkan bahwa tonusnya dalah turun. Dengan diperolehnya garis mendatar ini pula, tidak dapat dilihat amplitudo nya, sehingga dapat dikatakan amplitudo sama dengan 0 (nol), demikian halnya dengan frekuensi yang diperoleh.

 Adrenalin adalah salah satu golongan epinefrin sehingga menurut teori bersifat :

- Menurunkan frekuensi potensial spike dan otot menjadi lebih rileks.

- Meningkatkan potensial membran.

- Bekerja identik dengan rangsangan simpatis.

- Efek adrenalin berlawanan dengan asetilkolin. Pemberian Adrenalin :

(8)

 Adrenalin bersifat simpatis yang mengakibatkan relaksasi pada otot polos visceral dimana pemberian adrenalin mengakibatkan potensial membran meningkat sehingga permeabilitas terhadap ion turun sehingga otot lebih rileks. Dalam percobaan yang telah dilakukan didapatkan hasil yang sesuai dengan teori.

Pemberian Pilokarpin :

Pemberian pilokarpin mengakibatkan frekuensi menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan frekuensi pada keadaan normal. Tonus yang dihasilkan adalah tonus naik. Dari pengukuran panjang amplitudo garis proyeksi kontraksinya juga diperoleh panjang amplitudo yang lebih besar daripada amplitudo pada kondisi normal.

Pilokarpin menaikkan tonus otot polos karena :

- Menurunkan potensial membran.

- Frekuensi potensial spike meningkat.

- Ritme kontraksi dan tonus meningkat.

- Pilokarpin identik dengan rangsangan parasimpatis.

- Pilokarpin memiliki fungsi sama dengan asetilkolin, tapi bekerja lebih lama daripada asetilkolin, karena tak begitu cepat dirusak oleh enzim achethylcholinnesrterase.

Obat ini dapat menimbulkan efek parasimpatik yang khusus dan bekerja langsung pada reseptor cholinergic tipe muskarinik.

Dari hasil percobaan terakhir ini, didapatkan panjang amplitudo yang lebih kecil daripada amplitudo pada kondisi normal. Frekuensinya lebih cepat dibandingkan Pemberian Sulfas Atropin :

(9)

dengan frekuensi kondisi normal. Frekuensi ini tidak sesuai dengan teori. Tonus yang dihasilkan adalah tonus turun.

Sulfas Atropin menurunkan kontraksi otot polos sebab :

- Memperbesar potensial membran

- Menurunkan frekuensi potensial spike.

- Otot menjadi rileks.

- Bersifat identik dengan rangsangan simpatik.

Sulfas atropin merupakan obat yang dapat menurunkan kontraksi otot polos. Sulfas atropin termasuk acethylcholine competitive inhibitor substance / obat anti muskarinik. Cara kerjanya menghambat kerja asetilkolin pada organ efektor cholinergic tipe muskarinik.

1. Pada praktikum kontraksi otot polos lambung katak ini tidak digunakan larutan Ringer melainkan larutan thyrode karena larutan Thyrode mempunyai komposisi berupa NaCl, KCl, MgCl2, NaHCO3, NaH2PO4, glukosa dan aquadest. Sehingga larutan tersebut memiliki komposisi yang mendekati komposisi cair tubuh.

1. Bila posisi cardia diletakkan di bagian atas (berhubungan dengan penulis otot), maka kontraksi tidak akan terjadi karena sphincter cardia akan terbuka jika diatasnya terdapat tahanan. Jadi, jika posisi lambung dibalik, maka lambung seolah-olah terbuka dan tidak ada tahanan sehingga tidak terjadi kontraksi.

1. Pengaruh asetilkolin : Diskusi Jawaban Pertanyaan

(10)

- Asetilkolin memberikan efek menurunkan potensial membran, menaikkan frekuensi spike,sehingga rythmicity meningkat.

- Meningkatkan kontraksi ritmik dan tonik yang menaikkan tonus asetilkolin.

Pengaruh adrenalin :

- Menurunkan frekuensi potensial spike dan otot menjadi lebih rileks

- Meningkatkan potensial membran.

- Bekerja identik dengan rangsangan simpatis.

- Efek adrenalin berlawanan dengan asetilkolin

Pengaruh pilokarpin :

- Menurunkan potensial membran.

- Frekuensi potensial spike meningkat

- Ritme kontraksi dan tonus meningkat

- Pilokarpin identik dengan rangsangan parasimpatis

Sulfas Atropin menurunkan kontraksi otot polos sebab :

- Memperbesar potensial membran

- Menurunkan frekuensi potensial spike

- Otot menjadi rileks

1. Pengklasifikasian : 1. Obat kolinergik

(11)

- adrenergik - sulfat atropin 1. Obat adrenergik - asetilkolin - pilokarpin 1.

Guyton, Arthur C.1997.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran ed 17 .AGC: Jakarta V. KEPUSTAKAAN

Referensi

Dokumen terkait

Ketiga sub variabel yang menjelaskan tentang kompetensi yaitu pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku sejalan juga dengan yang disampaikan oleh Moeheriono (2015) bahwa

[r]

Pengobatan: Harus masuk rumah sakit. Kepala difiksasi dengan bantal pasir dikedua sisi, supaya tak bergerak. Keadaan ini harus derajat. Kepala difiksasi dengan bantal pasir

Ibu berusia >18 tahun, mampu membaca dan menulis, tidak memiliki nak yang pernah dirawat NICU sebelumnya, tidak memiliki ganggguan fisik yang mengganggu

Jenis-jenis membaca yang dimaksudkan di sini adalah bentuk atau jenis membaca yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran membaca, khususnya yang digunakan pada kelas I

UTAUT yang diuji dalam penelitian ini disusun atas 2 variabel terikat yaitu niat menggunakan dan perilaku penggunaan sistem serta 4 variabel bebas

Oleh karenanya, penelitian ini mengkaji tentang analisa penggunaan fasilitas e-learning yang dipergunakan sebagai pelengkap pembelajaran ESP (English for Specific Purposes)

Hal tersebut dapat disebabkan karena karakteristik dari pisang raja sereh sendiri yang memiliki rasa manis dengan sedikit sepat memungkinkan kandungan glukosa yang