• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGATURAN TEMPERATURE CONTROL VALVE PADA FIN FAN COOLER TERHADAP JUMLAH MINYAK KONDENSAT DI STRATIFIER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENGATURAN TEMPERATURE CONTROL VALVE PADA FIN FAN COOLER TERHADAP JUMLAH MINYAK KONDENSAT DI STRATIFIER"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGATURAN TEMPERATURE CONTROL VALVE PADA FIN

FAN COOLER TERHADAP JUMLAH MINYAK KONDENSAT DI STRATIFIER

Febri Ferdian, Samsul Kislam, Elmi Sundari, Elly Desni Rahman Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Bung Hatta

Jl. Gajah Mada No.19, Olo Nanggalo Padang-25143

Abstrak

Proses pendinginan/kondensasi uap yang berasal dari annulus casing sumur minyak yang menggunakan metode injeksi uap harus menggunakan metode pendinginan dan pengaturan instrumentasi yang tepat agar proses kondensasi bisa berjalan dengan baik, optimal, dan tentunya sangat murah namun tidak mengabaikan prinsip keselamatan dan pencemaran lingkungan. Adanya minyak kondensat yang terdapat dalam stratifier dalam fasilitas pembakaran uap buangan mengindikasikan bahwa pengaturan instrumentasi yang terpasang pada FFC (Fin Fan Cooler) perlu dipelajari kembali. Dengan merubah setting pada TCV (temperature Control Valve) dibawah setpoint sekarang, minyak kondensat yang terdapat dalam stratifier bisa dikurangi ataupun dihilangkan.

Kata kunci: Kondensasi, Minyak Kondensat, FFC, Stratifier, Temperature Control Valve. Abstract

Vapour condensation proces from annulus casing oil well that using steam injection method should be use condensation method and good instrumentation setting to make condensation proces running normal, optimal, and cheap but still handling safety principle and environmental concern. Condensate oil found in stratifier at incinerator facility indicated that instrumentation setting installed at FFC (Fin Fan Cooler) must be re-studying. Re-setting TCV under setpoint now, should be reduced or clear up condensate oil in stratifier.

Keyword: Condensation, Condensation Oil, FFC, Stratifier, Temperature Control Valve.

(2)

PENDAHULUAN

Dunia industri migas merupakan industri yang membutuhkan biaya operasional yang tinggi, baik dalam segi pembangunan fasilitas produksi dan pengolahan dan juga dalam segi pemeliharaan. Industri migas harus bisa mengoptimalkan seluruh biaya produksi agar mendapatkan keuntungan yang optimal pula. Hal ini juga tidak terlepas dari cara pengolahan produk utama dan produk sam pingandari sumur minyak produksi.

Sumur minyak produksi memiliki produk utama berupa minyak mentah dan produk sampingan berupa kondensat. Kondensat merupakan hasil kondensasi uap

yang berasal dari Air Cooled Heat Exchanger (ACHE) yang digunakan untuk mengolah uap yang keluar dari gas outlet tangki Casing vapour Collection (CVC) menjadi produk liquid sebagai hasil dari proses pendinginan (Satam, 2013). Sebelum dialirkan ke incinerator untuk dibakar, uap dialirkan ke stratifier yang berfungsi menangkap butiran uap yang terbawa oleh waste gas. Waste gas merupakan produk akhir pengolahan uap yang tidak bisa diproses lagi di dalam fasilitas pengolahan uap Proses pengolahan kondensat dan alat incinerator dan sratifier dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2.

Saat ini uap yang keluar dari fasilitas kipas pendingin masih mengandung minyak kondensat. Hal ini terlihat pada drainase stratifier yang merupakan sebuah water trap dari uap kondensat Separator sebelum masuk ke incinerator. Setting temperatur keluaran Fin Fan Cooler (FFC) yang sekarang beroperasi adalah 150oF. Minyak yang terperangkap dalam sratifier diduga dapat diminimalkan dengan mengatur temperatur keluar FFC di bawah 150

o

F. Jika temperatur di fasilitas kipas pendingin diatur pada temperatur maksimal 100 oF,

diduga minyak kondensat dalam fasa gas yang terikut bersama uap dan gas berbahaya dapat dipisahkan. Minyak kondensat yang tertampung di stratifier dapat diminimalkan dengan mengatur TCV (Temperature Control Valve) sebelum uap minyak masuk ke fasilitas pendingin. Selain itu, biaya untuk mengoptimalkan proses pendinginan uap juga akan lebih murah jika dibandingkan dengan perusahaan harus menambah jumlah kipas pendingin lagi. Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi jumlah minyak kondensat yang tertampung di stratifier dengan melakukan setting point temperature pada TCV Fin Fan Cooler.

Gambar 1. Diagram Proses Penggolahan Uap.

(3)

METODE PENELITIAN

Minyak kondensat yang akan diamati pada peneitian ini adalah minyak kondensat yang terdapat dalam stratifier. Peralatan yang digunakan sebahagian telah terpasang yaitu FFC (sudah terpasang di fasilitas pengolahan uap annulus casing), Temperature Control Valve (sudah terpasang di fasilitas pengolahan uap annulus casing), Stratifier (sudah terpasang di fasilitas pembakaran uap sisa pengolahan Fin Fan Cooler). Alat pendukung lainnya adalah media penampung minyak kondensat (ember) yang terbuat dari logam, gelas ukur berfungsi untuk menghitung jumlah kadar air dan minyak kondensat dalam sampel, Temperature Gun, berfungsi untuk mengambil temperatur uap pada fasilitas, Pressure gauge, berfungsi untuk membaca tekanan masuk uap dalam fasilitas.

Penelitian ini dilakukan dengan parameter peubah pengaturan temperatur

maksimal keluaran fluida kondensasi di ujung keluaran pipa Fin Fan Cooler 100 oF, 120 oF dan 140 oF. Parameter yang dipertahankan tetap tekanan uap yang masuk ke Fin Fan Cooler yang berkisar antara 1 hingga 3 Psi dan temperatur uap yang masuk ke Fin Fan Cooler yang berkisar antara 200 hingga 215 o

Penelitian ini meliputi beberapa tahap kerja yaitu visual monitoring satu kali setiap satu hari per pengaturan menampung fluida yang ada di dalam stratifer, memisahkan minyak kondensat dan air ke dalam wadah ember, menghitung jumlah minyak kondensat dan air menggunakan gelas ukur, mencatat jumlah minyak kondensat hasil perhitungan.

F. Tekanan ini sangat fluktuatif dan juga tidak bisa diatur. Tekanan ini bergantung pada tekanan dari annulus casing sumur minyak. Parameter keluaran yang diamati adalah jumlah minyak yang terdapat pada stratifier incinerator.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data jumlah kondensat pada pengaturan Temperature Control Valve maksimal FFC adalah 100 oF. Pengaturan dan pengambilan sampel dilakukan pada sore hari jam 15:00. Jumlah kondensat dan air yang tertampung pada stratifier pada 100 oF dapat dilihat pada Tabel 1. Data jumlah kondensat pada pengaturan Temperature Control Valve maksimal FFC adalah 120 oF. Pengaturan dan pengambilan sampel adalah pada sore hari jam 15:00 dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 1. Jumlah kondensat dan air yang tertampung pada stratifier pada 100oF

Catt: * Tanggal 23 Desember ada program SDCT (Shutdown Control Test), yaitu program pengetesan fungsi safety devices jika terjadi

(4)

kondisi abnormal pada fasilitas. Program ini berlangsung selama lebih kurang 3 jam pada pagi hari hingga tengah hari.

Tabel 2 Jumlah kondensat dan air yang tertampung pada stratifier pada 120oF

Catt: * Tanggal 27 Desember 2013 terjadi hujan lebat selama 3 jam dari jam 11:00 hingga jam 13:00 dan pada hari itu, cuaca sedikit mendung. Tanggal 29 Desember 2013 ketika mengambil sampel cuaca agak mendung.

Data jumlah kondensat pada pengaturan Temperature Control Valve maksimal FFC adalah 140 oF. Pengaturan dan pengambilan sampel adalah pada sore hari jam 15:00. Data jumlah kondensat pada pengaturan Temperature Control Valve maksimal FFC adalah 150 oF. Temperatur ini merupakan temperatur yang diatur saat fasilitas beroperasi dengan normal. Pengaturan dan pengambilan sampel adalah pada sore hari jam 15:00

Tabel 3 Jumlah kondensat dan air yang

tertampung pada stratifier pada 140oF

Catt: * Tanggal 13 Januari 2014 hujan turun selama 2 jam dari jam 9:00 hingga jam 11:00 dan gerimis selama 4 jam dari jam 11:00 hingga jam 15:00 dan pada hari itu, cuaca mendung.

Tabel 4. Jumlah kondensat dan air yang tertampung pada stratifier pada 150oF

(5)

Tabel 5. Jumlah kondensat yang tertampung pada stratifier pada 4 perlakuan analisis

Gambar 3. Jumlah minyak kondensat pada 4 perlakuan setting TCV pada FFC

KESIMPULAN

Dari ketiga data pengaturan temperatur TCV pada FFC diatas, dapat disimpulkan bahwa pengaturan temperatur 100oF merupakan pengaturan temperatur yang sangat baik dalam mengurangi kondensat yang tertampung di stratifier. Hal ini sejalan dengan teori

perpindahan panas bahwa semakin rendah temperatur yang kita atur dalam proses kondensasi uap, maka semakin baik proses kondensasi fluida tersebut.

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ir. Elmi Sundari ,MT dan Ibu Dra.Elly Desni Rahman, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan,pengarahan dan koreksi sehingga laporan penelitian ini dapat diselesaikan . Serta semua pihak yang telah banyak membantu terselesainya laporan penelitian ini

DAFTAR PUSTAKA

Nurul Della dan Samantha Juliana. 2012. Laporan Kerja praktek. Fakultas Teknik Kimia Universitas Indonesia

Satam, 2013. Penentuan Persamaan Empiris Korelasi Water Cut Hasil Produk Condensat dengan Temperatur dan Bukaan Valve pada Proses Fin Fan Cooler di Fasilitas Test Station. Universitas Riau, Pekanbaru

Tim HR dan OM&C Chevron. 2012. Operation and Mainetance Certification Production Operation Chevron handbook module 5. Duri, Riau

Gambar

Gambar 2.   Incinerator dan Stratifie
Tabel 1. Jumlah kondensat dan air yang  tertampung pada stratifier pada 100 o F
Tabel  2 Jumlah kondensat dan air yang  tertampung pada stratifier pada 120 o F
Tabel  5.    Jumlah kondensat yang tertampung  pada  stratifier  pada 4 perlakuan  analisis

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya sosialisasi undang- undang perlindungan konsumen masyarakat khususnya Anggota Cabang Wanita Tamansiswa memiliki kesadaran berkonsumsi yang baik dan

A previous study successfully subcloned a 690 bp of haloacid dehalogenase gene ( hakp1 ) from Klebsiella pneumoniae ITB1 into a pET-30a(+) expression system to achieve high

The iden ty of the selected isolates was based on 16S rRNA gene sequence analysis: C38 isolate had a 99% similarity to Bacillus cereus strain HM85, C43 isolate had a 99% similarity

7 Kriteria/indikator Berisi indikator yang dapat menunjukan unsur kemampuan yang dinilai (bisa kualitatif misal ketepatan analisis, kerapian sajian, Kreatifitas ide,

Pada metode pembayaran dengan menggunakan kartu kredit, merchant di Indonesia sebaiknya menarik bank sebagai payment gateway untuk menjaga kerahasiaan dan

ABSTRAK - Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Permasalahan dalam penelitian ini yaitu bagaimana penerapan model

Angket terdiri dari lima faktor yakni faktor dari guru, kegiatan pembelajaran, dari peserta didik, sarana prasarana, dan evaluasi. Untuk selanjutnya tiap-tiap faktor akan

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam pelatihan pembuatan keripik pedas manis ini dilaksanakan pada hari Senin, 09 Oktober 2017 di Huma Baca, Desa Tumbang Samba..