• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III LANDASAN TEORI"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Tata Ruang Kantor

3.1.1. Pengertian Tata Ruang Kantor2

Istilah tata ruang kantor berasal dari bahasa inggris, yaitu Office Layout

atau sering disebut juga layout saja. Tata ruang kantor adalah pengaturan

perabotan, mesin, dan sebagainya di dalam ruangan yang tersedia. Ada beberapa

ahli yang mendefinisikan tata ruang kantor diantaranya, sebagai berikut :

1. Menurut George Terry yang disadur dari The Liang Gie menyatakan “Tata

ruang kantor adalah penentuan mengenai kebutuhan-kebutuhan dalam

penggunaan ruang secara terperinci dari ruang ini untuk menyiapkan suatu

susunan yang praktis dari faktor-faktor fisik yang dianggap perlu bagi

pelaksanaan kerja perkantoran dengan biaya yang layak” (1988:200).

2. Menurut Littlefield dan Peterson menyatakan “Tata ruang kantor dapat

dirumuskan sebagai penyusunan perabotan dan alat perlengkapan pada luas

lantai yang tersedia” (1956:117).

Tata ruang kantor disusun berdasarkan aliran pekerjaan kantor sehingga

perencanaan ruangan kantor dapat membantu para pekerja dalam meningkatkan

produktifitas. Selain itu pengaturan tata ruang kantor yang baik akan memberikan

keuntungan-keuntungan, diantaranya :

2

Soedarmayanti. Dasar-dasar Pengetahuan Tentang Manajemen Perkantoran.1992. Pustaka Binaman Pressindo. Hal 125-129.

(2)

1. Mencegah penghamburan tenaga dan waktu para pegawai, karena berjalan

mondar-mandir yang sebetulnya tidak perlu.

2. Menjamin kelancaran proses pekerjaan yang bersangkutan.

3. Memungkinkan pemakaian ruang kerja secara efisien, yaitu suatu luas lantai

tertentu dapat dipergunakan untuk keperluan yang sebanyak-banyaknya.

4. Mencegah para pegawai di bagian lain terganggu oleh publik yang akan

memenuhi suatu bagian tertentu. (The Liang Gie, 1983:162).

Akibat perkembangan ilmu dan teknologi dewasa ini, mengakibatkan

penerapan tata ruang kantor ditujukan untuk meningkatkan produktivitas kerja.

Dari beberapa pakar yang mengutarakan tentang pengertian tata ruang,

diantaranya George R. Terry dalam buku office management and Control tahun

1958 menyatakan sebagai berikut :

“Office layout in the dertemination of space requirement and the detailed

utilization of this space in order to provide a practical arrangement of the physical factors considered necessary for the execution of the officework within reasonable cost”.

(Tata ruang kantor adalah penentuan mengenai kebutuhan ruang dan tentang

penggunaanya secara terinci dari ruangan tersebut untuk menyiapkan suatu

susunan praktis dari faktor-faktor fisik yang dianggap perlu bagi pelaksanaan

kerja perkantoran dengan biaya yang layak).

Dengan kata lain, arti tata ruang kantor dapat pula diutarakan sebagai

(3)

perabot kantor pada tempat yang tepat, sehingga pegawai dapat bekerja dengan

baik, nyaman, leluasa dan bebas untuk bergerak, sehingga tercapai efisiensi kerja.

3.1.2. Tujuan Pengaturan Tata Ruang

Pengaturan tata ruang yang baik akan mengakibatkan pelaksanaan

pekerjaan kantor dapat diatur secara tertib dan lancar. Dengan demikian

komunikasi kerja pegawai akan semakin lancar, sehingga koordinasi dan

pengawasan semakin mudah serta akhirnya dapat mencapai efesiensi kerja.

Dengan penggunaan ruang yang baik proses alur pekerjaan yang efektif

dan efesien, maka tujuan tata ruang kantor adalah sebagai berikut :

1. The Liang Gie

a. Pekerjaan di kantor itu dalam proses pelaksanaannya dapat menempuh jarak

yang sependek mungkin.

b. Rangkaian aktivitas tata usaha dapat mengalir secara lancar.

c. Kesehatan dan kepuasaan bekerja para pegawai dapat terpelihara.

d. Pengawasan terhadap pekerjaan dapat berlangsung secara memuaskan.

e. Seluruh ruang dipergunakan secara efesien untuk keperluan pekerjaan.

f. Pihak luar yang mengunjungi kantor yang bersangkutan mendapat kesan

yang baik tentang organisasi tersebut.

g. Susunan tempat kerja dapat dipergunakan untuk berbagai pekerjaan dan

mudah diubah sewaktu-waktu diperlukan (The Liang Gie, 1988:207)

(4)

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan tata ruang kantor :

1. Memperlancar jalannya pekerjaan yaitu segenap ruangan digunakan secara

efesien untuk keperluan pekerjan

2. Menambah semangat kerja pegawai

3. Memberikan kesan yang baik bagi para tamu yang datang mengunjungi

kantor

4. Mempermudah pengawasan

Apabila dirinci, maka tujuan tata ruang kantor antara lain adalah :

a. Mencegah penghamburan tenaga dan waktu para pegawai karena prosedur

kerja dapat dipersingkat.

b. Menjamin kelancaran proses pekerjaan yang bersangkutan.

c. memungkinkan pemakaian ruang kerja secara efesien.

d. Mencegah para pegawai di bagian lain terganggu oleh publik yang akan

menemui suatu bagian tertentu, atau oleh suara bising lainnya.

e. Menciptakan kenyamanan bekerja bagi para pegawai.

f. Memberikan kesan yang baik terhadap para pengunjung.

g. Mengusahakan adanya keleluasaan bagi :

1. Gerakan pegawai yang sedang bekerja.

2. Kemungkinan pemanfaatan ruangan bagi keperluan lain pada waktu

tertentu.

(5)

3.1.3. Macam-macam Tata Ruang Kantor

Pada dasarnya, dikenal adanya 4 macam tata ruang kantor, yaitu :

1. Tata Ruang Kantor Tertutup/Berkamar

Yang dimaksud dengan tata ruang kantor berkamar adalah ruangan untuk

bekerja yang dipisahkan atau dibagi dalam kamar-kamar kerja atau ruangan yang

dipisahkan oleh tembok atau penyekat yang terbuat dari kayu.

a. Keuntungan tata ruang kantor berkamar adalah :

1. Konsentrasi kerja lebih terjamin

2. Pekerjaan yang bersifat rahasia, dapat lebih terjamin atau terlindungi baik dari

segi pembicaraan, dokumen-dokumn, atau asset perusahaan yang berharga..

3. Untuk menambah kewibawaan, status pejabat sehingga selalu terpelihara

adanya kewibawaan pejabat/pimpinan.

4. Untuk menjamin keberhasilan kerja dan merasa ikut bertanggung jawab atas

ruangan dan merasa ikut memiliki.

5. Dapat lebih menghargai tamu.

b. Kerugian tata ruang kantor berkamar adalah :

1. Komunikasi langsung antar pegawai tidak dapat lancar, sehingga kesempatan

untuk mengadakan komunikasi menjadi berkurang.

2. Diperlukan biaya yang lebih besar untuk biaya pemeliharaan ruangan,

pengaturan penerangan dan biaya peralatan lainnya.

3. Pemakaian ruangan kurang luwes apabila ada perubahan dan perkembangan

organisasi.

(6)

5. Memerlukan ruangan yang luas.

2. Tata Ruang Kantor Terbuka

Yang dimaksud dengan tata ruang kantor terbuka adalah ruangan besar untuk

bekerja yang ditempati oleh beberapa pegawai yang bekerja bersama-sama

diruangan tersebut tanpa dipisahkan oleh penyekat.

a. Keuntungan tata ruang kantor terbuka

1. Mudah dalam pengawasan, pengaturan cahaya, udara, pengaturan warna dan

dekorasi

2. Luwes atau fleksibel apabila diperlukan perubahan ruangan dan tidak

memerlukan biaya tinggi

3. Mudah untuk mengadakan hubungan langsung, pengawasan, penyeragaman

kerja dan pembagian peralatan kerja.

4. Biaya lebih hemat atau murah untuk pemeliharaan : ruangan kerja,

penggunaan kelengkapan ruangan dan peralatan, penggunaan telepon dan

lain-lainnya.

5. Memudahkan penempatan, penggunaan, dan perawatan peralatan kerja.

6. Memudahkan komunikasi dan koordinasi kerja antarpegawai baik.

7. Menghemat penggunaan penerangan dan peralatan kerja.

b. Kerugian tata ruang kantor terbuka

1. Kemungkinan timbul atau terjadi kegaduhan atau kebisingan

2. Pegawai sulit untuk melakukan pekerjaan dengan penuh konsentrasi

(7)

4. Pekerjaan yang bersifat rahasia sulit dilakukan

5. Kemungkinan nampak adanya tumpukan-tumpukan berkas atau kertas dan

peralatan kerja lainnya, sehingga mengakibatkan pemandangan yang kurang

baik.

6. Memerlukan air conditioning untuk mengurangi debu dan pendingin udar

serta air cleaner untuk mengurangi bau.

3. Tata Ruang Kantor Berpanorama

Yang dimaksud dengan tata kantor berpanorama adalah ruangan untuk

bekerja yang dihiasi oleh taman, dekorasi dan lainnya. Bentuk ruangan kantor

berhias ini mengusahakan agar lingkungan ruangan perkantoran nampak seperti

pemandangan alam terbuka dan benar-benar merupakan lingkungan yang nyaman,

menyenangkan dan ekonomis dalam pemanfaatan ruangan.

a. Keuntungan tata ruang kantor berhias atau berpanorama :

1. Para pegawai akan merasa nyaman dan betah bekerja

2. Ketegangan syaraf dapat berkurang atau dihindarkan

3. Kebisingan dan kegaduhan dapat berkurang atau dihindarkan

4. Produktivitas kerja dapat meningkat, pekerjaan dilaksanakan dengan efesien

sehingga tujuan organisasi dapat mudah dicapai.

b. Kerugian tata ruang kantor berhias atau bertaman/berpanorama :

1. Biaya cukup tinggi untuk mengadakan taman dan dekorasi lainnya.

2. Biaya pemeliharaan tinggi.

(8)

3.1.4. Kepuasan Kerja3

Kepuasan kerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk

mendapatkan hasil kerja yang optimal. Ketika seorang merasakan kepuasan dalam

bekerja tentunya dia akan berupaya semaksimal mungkin dengan segenap

kemampuan yang dimilikinya untuk menyelesaikan tugas pekerjaannya. Menurut

Robbin (1996) ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja

karyawan. Pertama, adalah pekerjaan yang secara mental menantang (mentally

challenging work), artinya apakah pekerjaan yang dilakukan karyawan saat ini ada

tantangannya atau tidak sama sekali. Pekerjaan yang dirasa tidak menantang akan

menimbulkan rasa bosan dalam diri karyawan, sebaliknya pekerjaan yang

tantangannya terlalu berat justru akan menimbulkan rasa frustasi dan perasaan

gagal. Oleh karena itu, pekerjaan yang diberikan kepada karyawan hendaknya

memiliki tantangan yang proporsional. Kedua masalah reward yang sesuai

(equitable reward), yang dimaksud reward misalnya gaji, komisi, bonus dan juga

kebijakan promosi. Umumnya karyawan menginginkan gaji dan system promosi

yang adil dan fair. Yang dimaksud adil dan fair misalnya ada kesesuaian antara

gaji dan tuntutan pekerjaan, skill, atau ketrampilan, latar belakang pendidikan, dan

sebagainya. Demikian juga masalah promosi, jangan sampai terjadi karyawan

yang tidak outstanding malah mendapat promosi. Jika karyawan menilai sistem

gaji dan promosi sudah adil dan fair, maka kemungkinan besar karyawan akan

mengalami kepuasan dengan pekerjaannya.

(9)

Umumnya masalah ketidakpuasan banyak dipicu oleh sistem gaji yang

dipandang tidak memenuhi rasa keadilan. Ketiga adalah kondisi kerja yang

mendukung (supportive working condition), yang termasuk ke dalam kondisi

kerja misalnya temperatur, cahaya atau penerangan, meja, kursi, tingkat

kebisingan, dan lain-lain.

Dari beberapa definisi mengenai kepuasan kerja di atas dapat diambil

kesimpulan bahwa kepuasan kerja yaitu, perasaan seseorang terhadap pekerjaaan,

ini mengartikan bahwa kepuasan kerja itu sebagai hasil interaksi lingkungan

kerjanya. Setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda

sesuai dengan sistem nilai-nilai yang berlaku pada dirinya. Hal ini disebabkan

karena adanya perbedaan pada masing-masing individu.

3.1.5. Hubungan Antara Persepsi Tentang Tata Ruang Kerja Dengan Kepuasan Kerja Karyawan4

Persepsi tata ruang kerja yang memadai bagi setiap individu satu dengan

individu yang lain sangat mempunyai pengaruh dan potensi untuk menghasilkan

perasaan puas dalam bekerja. Di samping itu, para karyawan akan merasa nyaman

dengan ruang kerja yang layak dan kelengkapan akan fasilitas yang mendukung

para karyawan untuk bekerja lebih giat dan tekun. Lingkungan kerja yang baik

akan membuat para pekerja merasa nyaman. Jika pekerja atau karyawan merasa

nyaman dalam bekerja bisa dipastikan produktivitas akan meningkat. Kelancaran

aktivitas pekerjaan kantor, rasa kepuasan karyawan dan pelanggan sangat

(10)

ditentukan oleh penataan ruang kantor. Semakin baik tata ruangnya, semakin

memberikan rasa aman dan nyaman dalam bekerja serta meningkatkan

produktivitas kerja. Oleh karena itu sebuah ruangan kantor wajib ditata dan selalu

mendapatkan perhatian dari manajer kantor (dalam Maryati, 2008) Tata ruang

menunjukkan penentuan syarat-syarat ruang dan penggunaannya secara terinci

daripada ruang ini untuk memberikan susunan perabot dan perlengkapan yang

paling praktis yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan kantor (dalam

Moekijat, 1997).

Banyak perusahaan berkeyakinan bahwa pendapatan, gaji merupakan

faktor utama yang mempengaruhi kepuasan karyawan. Sehingga ketika

perusahaan merasa sudah memberikan gaji yang cukup, ia merasa bahwa

karyawannya sudah puas. Sebenarnya kepuasan kerja tidak mutlak dipengaruhi

oleh gaji semata. Banyak faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan,

diantaranya adalah kesesuaian pekerjaan, kebijakan organisasi termasuk

kesempatan untuk berkembang, lingkungan kerja dan perilaku atasan. Lingkungan

kantor akan sedikit banyak mempengaruhi fisik maupun psikologis pegawai

ketika melakukan pekerjaannya. Oleh karena itu, sangat penting bagi manajer

administrasi untuk menciptakan lingkungan kerja yang bisa membuat pegawainya

bekerja secara efisien dan efektif, serta meminimalkan kemungkinan pegawai

mendapatkan cedera ketika melakukan pekerjaannya.

Ergonomi membantu memastikan apakah tugas, peralatan, maupun

lingkungan kantor digunakan secara optimal dalam menyelesaikan tugas. Dengan

(11)

bersangkutan. Odgers (2005), mendefinisikannya sebagai ilmu terapan yang

digunakan untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan tingkat

kenyamanan, efisiensi dan keamanan dalam mendesain tempat kerja demi

memuaskan kebutuhan fisik dan psikologis pegawai di kantor.

3.2. Mata5

Mata merupakan indra pengelihatan pada manusia. Mata dibentuk untuk

menerima rangsangan berkas-berkas cahaya pada retina selanjutnya dengan

perantaraan serabut-serabut nervus optikus, mengalihkan rangsangan ini ke pusat

penglihatan pada otak untuk ditafsirkan.

3.2.1. Anatomi Mata

Mata diproteksi oleh tulang rongga mata alis dan bulu mata, kelopak mata,

refleks miengedip, sel-sel pada pemukaan kornea dan konjungtiva (selaput lendir

yang melapisi permukaan dalam kelopak mata) serta air mata. Air mata berfungsi

memperbaiki tajam penglihatan membersihkan kotoran yang masuk ke mata,

lubrikasi (pelumasan), media transpor bagi oksigen dari atmosfer, nutrisi (glukosa,

elektrolit, enzim protein), serta mengandung antibakteri dan antibodi.

Bola mata mempunyai garis menengah kira-kira 2,5 cm, bagian depannya

bening serta terdiri dari tigalapisan, yaitu:

1. Lapisan luar (fibrus) yang merupakan lapisan penyangga.

5

Evelyn., Anatomi dan Fisiologis untuk Para Medis, Gramedia Pustaka Utama. Jakarta, 1999. p. 317

(12)

2. Lapisan tengah (vaskuler).

3. Lapisan dalam yang merupakan lapisan saraf.

Mata digerakkan oleh enam otot penggerak mata otot-otot ini dikaitkan

pada sklerotik mata sebelah belakang kornea. Otot-otot ini menggerakkan mata

ke atas, ke bawah, ke dalam, dan ke sisi luar secara bergantian.

Adapun bagian-bagian mata adalah sebagai berikkut ini.

1. Skelera

Merupakan pembungkus yang kuat dam fibrus. Sklera membentuk putih mata.

sklera melindungi struktur mata yang sangat halus, serta membantu

mempertahankan bentuk biji mata.

2. Retina

Retina merupakan lapisan saraf pada mata, yang terdiri dari sejumlah lapisan

serabut, yaitu sel-sel saraf.

3. Kornea

Merupakan bagian depan yang transparan dan bersambung dengan yang putih

dan tidak tembus cahaya.

4. Iris

Merupakan tirai berwarna di depan lensa yang bersambung dengan selaput

khoroid. Iris berisi dua kelompok serabut otot tak sadar atau otot polos yang

(13)

5. Lensa

Merupakan sebuah benda transparan bikonvex yang terdiri dari beberapa

lapisan. Lensa mata befungsi sebagai organ fokus utama yemg membiaskan

berkas-berkas cahaya yang terpantul dari benda-benda yang dilihat.

6. Pupil

Merupakan sebuah cakram yang dapat bergerak dan berfungsi sebagai tirai

yang melindungi retina, serta mengendalikan jumlah cahaya yang memasuki

mata.

Gambar 3.1. Anatomi Mata Manusia

(14)

3.2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelelahan Mata 3.2.2.1.Faktor Manusia

a. Umur6

Semakin tua seseorang lensa semakin kehilangan kekenyalan sehingga daya

akomodasi makin berkurang dan otot-otot semakin sulit dalam menebalkan

dan menipiskan mata. Hal ini disebabkan setiap tahun lensa semakin

berkurang kelenturannya dan kehilangan kemampuan untuk menyesuaikan

diri. Sebaiknya semakin muda sesorang, kebutuhan cahayaa akan lebih sedikit

dibandingkan dengan usia yang lebih tua dan kecenderungan mengalami

kelelahan mata lebih sedikit. Daya akomodasi menurun pada usia 45 – 50

tahun. Penurunan ketajaman pengelihatan manusia sesuai dengan umur dapat

dilihat pada Gambar 3.2. berikut.

Gambar 3.2. Penurunan Ketajaman Penglihatan

(Sumber : Eko Nurmianto., Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasi)

6

(15)

Umur berpengaruh besar terhadap daya akomodasi makin banyak umur, lensa

makin kehilangan kekenyalan dan kapasitas melengkungnya semakin berkurang,

akibatnya titik dekat menjauhi mata, sedangkan titik jauh umunya tetap. Titik

dekat rata-ratanya sebagai berikut

1. Umur 16 Tahun yaitu 8 cm

2. Umur 32 Tahun yaitu 12,5 cm

3. Umur 44 Tahun yaitu 25 cm

4. Umur 50 Tahun yaitu 50 cm

5. Umur 60 Tahun yaitu 100 cm

b. Jenis Penyakit Tertentu dan Pengaruh Obat-Obatan7

Beberapa penyakit yang dapat mempengaruhi mata antara lain adalah penyakit

Diabetes Mellitus dan Hipertensi. Jenis obat midiatrik seperti atropine,

homotropin, dan schopolamin dapat melumpuhkan otot siliar, jenis obat

penenang sedetif jika dimakan teratur mempunyai efek dapat mengurangi

produksi air mata yang dihasilkan oleh kelenjar laktimal, akibatnya mata

menjadi kering dan mengalami iritasi.

7

(16)

3.2.2.2. Faktor Lingkungan a. Illuminasi (Penerangan)

Penerangan ruang kerja yang kurang dapat mengakibatkan kelelahan mata

akan tetapi penerangan yang terlalu kuat dapat menyebabkan kesilauan. Pada

tingkat iluminasi yang rendah, titik jauh akan bergerak lebih dekat dan letak

titik dekat akan berpindah, serta ketepatan (Precision) dan kecepatan

akomodasi akan menurun. Pengaruh illuminasi dan kontras terhadap

ketajaman penglihatan manusia dapat dilihat pada Gambar 3.3 berikut ini.

Gambar 3.3. Pengaruh lluminasi dan Kontras terhadap Ketajaman Penglihatan

(Sumber : Eko Nurmianto., Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasi)

Illuminasi (illumination) yaitu flux-flux yang berpendar dari suatu sumber

cahaya yang dipancarkan pada suatu permukaan per luas permukaan. Illuminasi

(illumination) adalah datangnya cahaya ke suatu objek. Illuminan adalah

banyaknya arus cahaya yang datang pada satu unit bidang. Sedangkan luminan

(17)

diteruskan oleh satu unit bidang yang diterangi. Luminasi (lumination) adalah

perginya cahaya dari suatu objek.

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja

Perkantoran dan Industri, tercantum dalam Tabel 3.1. berikut ini :

Tabel 3.1. Standar Tingkat Pencahayaan Menurut Kepmenkes No. 1405 Tahun 2002

Jenis Pekerjaan Tingkat Pencahayaan Minimal ( Lux )

Keterangan

Pekerjaan kasar dan

tidak terus-menerus 100

Ruang penyimpanan dan ruang

peralatan/instalasi yang memerlukan

pekerjaan yang kontinyu Pekerjaan kasar dan

terus-menerus 200

Pekerjaan dengan mesin dan perakitan

kasar

Pekerjaan rutin

300

Ruang administrasi, ruang kontrol, pekerjaan mesin & perakitan/ penyusun

Pekerjaan agak

halus 500

Pembuatan gambar atau bekerja dengan mesin, kantor, pekerja pemeriksaan atau pekerjaan dengan mesin.

Pekerjaan halus 1000 Pemilihan warna, pemrosesan tekstil, Pekerjaan amat

halus

1500

Tidak menimbulkan bayangan

Mengukir dengan tangan, pemeriksaan

pekerjaan mesin dan perakitan yang sangat halus.

Pekerjaan terinci

3000

Tidak menimbulkan bayangan

Pemeriksaan pekerjaan, perakitan sangat halus.

(18)

b. Suhu Udara8

Seorang tenaga kerja akan bekerja secara efisien dan produktif bila tenaga

kerja berada dalam tempat yang nyaman (comfort) atau dapat dikatakan

efisiensi kerja yang opimal dalam daerah yang nikmat kerja yaitu suhu yang

sesuai, tidak dingin dan tidak panas. Bagi orang Indonesia suhu udara yang

dirasa nyaman adalah berada antara 240C - 260C serta toleransi 2-30C di atas

atau di bawah suhu nyaman.

c. Silau (Glare)

Dari sudut fisiologis, silau merupakan gangguan utama bagi tahap adaptif dari

retina. Menurut Grandjean (1988), silau adalah suatu proses adaptasi yang

berlebihan pada mata sebagai akibat dari retina terkena sinar yang berlebihan.

Ada tiga jenis dari kesilauan :

1. Silau relatif adalah kontras terlalu kuat di dalam bidang visual.

2. Silau mutlak adalah penerangan yang begitu tingginya sehingga adaptasi

tidak dimungkinkan.

3. Silau adaptif adalah adaptasi pada tingkat terang tertentu tapi yang belum

tercapai.

Untuk menghindarkan diri dari silau, berikut beberapa prinsip yang dapat

diterapkan :

1. Makin pendek waktu menatap silau, tahap adaptasi asal makin cepat

tercapai.

8

(19)

2. Derajat dari silau tergantung pada cerah relatif dari sumbernya, ia

meningkat dengan meningkatnya area sumber dan paling celaka kalau

sumber itu dekat dengan garis pandang.

3. Sumber sinar di atas garis pandang tidak begitu memuakkan daripada yang

terletak di samping atau di bawahnya.

4. Bahaya silau makin besar bila penerangan umum di bidang visual

bertingkat rendah.

Tajam visual merupakan kemampuan untuk membedakan secara cermat

objek dan peralatannya. Tajam visual membedakan dua titik yang sangat

berdekatan serta persepsi atas jarak. Tajam visual berpengaruh terhadap peka

kontras, peka kontrasa merupakan kemampuan untuk mengenali perbedan dalam

kecerahan. Kepekaan kontras bervariasi sebagai berikut :

a. Kontras lebih besar terhadap area yang kecil daripada yang besar.

b. Kontras lebih besar terhadap perbatasan yang jelas daripada perubahan

yang gradual.

c. Kontras meningkat bersamaan dengan meningkatnya cerah dari

lingkungan dan terbesar dalam lingkup 200-1000 asb.

d. Kontras mengikuti hukum Weber-Fechneri dalam lingkup 200-1000 atas

perbedaan yang hanya sekitar 2 % dari kecerahan lingkungan.

e. Kontras lebih besar bila bagian luar bidang visual lebih gelap dari pusat

bidang, dengan nilai maksimum sekitar 1200-1500 asb di pusat bidang dan

(20)

d. Lamanya Melihat

Melihat dalam waktu lama berisiko terkena mata lelah atau astenopia

(Afandi, 2002). Kelelahan mata adalah ketegangan pada mata dan disebabkan

oleh penggunaan indera penglihatan dalam bekerja yang memerlukan

kemampuan untuk melihat dalam jangka waktu yang lama dan biasanya

disertai dengan kondisi pandangan yang tidak nyaman (Pheasant, 1991).

e. Jarak Pandang Ke Monitor

Menurut Jaschinski (1991), melihat ke layar dengan jarak 20 inci dirasakan

terlalu dekat. Jarak yang sesuai adalah 40 inci. Sedangkan menurut Grandjean

(1991), menyebutkan bahwa jarak rata-rata ideal melihat ke layar adalah 30

inci.

f. Masa Kerja

Masa kerja berkaitan dengan proses aklimatisasi tenaga kerja terhadap iklim

kerja tertentu sehingga menjadi terbiasa terhadap iklim kerja tersebut dan

kondisi fisik, faal dan psikis tidak mengalami efek buruk dari iklim kerja

yang dimaksud. Pekerja baru yang mulai bekerja pada lingkungan kerja

dengan tekanan panas yang tinggi akan mengalami proses aklimatisasi

terhadap intensitas paparan panas yang sebelumnya tidak pernah

mengalaminya. Proses aklimatisasi ini biasanya memerlukan waktu 7-10 hari

(21)

g. Bentuk dan Ukuran Objek Kerja

Dalam ruang lingkup pekerjaan, faktor yang menentukan adalah ukuran

objek, derajat kontras di antara objek dan sekelilingnya, iluminasi dari

lapangan penglihatan, yang tergantung dari penerangan dan pemantulan pada

arah si pengamat, serta lamanya melihat (Suma’mur, 2009).

3.3. Mekanisme Melihat9

Gelombang cahaya yang diamati memasuki mata melalui lensa dan

kemudian masuk ke retina. Di tempat ini energi cahaya itu dirubah menjadi ajakan

syaraf yang mencapai otak melalui saraf optik. Ajakan baru lalu dilepaskan dalam

bentuk sejumlah simpul. Sebagian ajakan tersebut dibawa ke pusat-pusat

pengendali otot mata. Dari sini ditentukan ukuran manik, lengkungan lensa dan

semua gerakan bola mata.

Atas dasar umpan balik yang datang berupa berkas cahaya, maka mata

secara terus menerus menyesuaikan diri untuk tugas melihatnya. Mekanisme yang

mengaturnya berjalan secara automatik, jadi diluar kesadaran kita. Pada saat yang

sama ajakan syaraf lainnya masuk lebih jauh ke dalam otak dan mencapai korteks

hingga memasuki syaraf kesadaran. Dan sekarang semua ajakan tadi telah

diterima sebagai gambaran (citra) dari dunia luar. Gambar 3.4. merupakan ikhtisar

dari proses visual tersebut.

9 Sastrowinoto, Suryatno., Meningkatkan Produktivitas dengan Ergonomi, Pustaka Binaman

(22)

Gambar 3.4. Diagram dari Alat Visual

(Sumber : Sastrowinoto, Suryatno., Meningkatkan Produktivitas dengan Ergonomi)

Adapun keterangan dari Gambar 3.4. di atas adalah :

1. Kornea dan lensa.

2. Penerima cahaya di dalam retina.

3. Pemindahan informasi lewat saraf optik ke otak.

4. Simpul dan pengendali alat optik.

(23)

3.4. Flicker Fusion-Frequence10

Evaluasi pada frekuensi flicker-fusion adalah suatu teknik untuk

menggambarkan hasil yang realistis dan dapat diulang. Subjek (orang) yang

diteliti melihat pada sebuah sumber cahaya yang dinyalakan dengan energi yang

berfrekuensi rendah dan berkedip-kedip (flictrering). Kemudian frekuensi

berkedipnya dinaikkan sampai subjekya merasakan bahwa cahaya yang berkedip

tersebut seperti garis lurus. Frekuensi dimana cahaya yang berkedip dianggap

sebagai garis lurus memberikan kesan bahwa subjek yang diteliti berada pada

kondisi lelah. Sedangkan subjek yang lelah tidak mampu mendeteksi cahaya yang

berkedip. Pada saat istirahat fusing terjadi dengan 35 sampai 40 Hz. Setelah

bekerja dengan beban kognitif akan terjadi pengurangan fusing 0,5 sampai 0,7 Hz.

Gambar 3.5. Critical Flicker Fusion pada Mata

10

Nurmianto, Eko., Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasi, Edisi I, Cetakan II, Guna Widya, Surabaya, 1998. hal 268

(24)

(Sumber : Ergonomi- Cogntlive Work)

3.5. Penataan Warna11

1. Warna merah merupakan warna yang cukup dominan. Penggunaan warna ini

pada suatu objek seringkali membuat objek tersebut tampak lebih dekat dari

sebenarnya, sehingga mata kita cenderung lebih cepat mengidentifikasi warna

merah dalam suatu ruangan. Warna merah memiliki pengaruh besar pada

mood pria, karena warna ini menciptakan reaksi yang emosional. Selain itu,

warna merah juga banyak mempengaruhi manusia secara fisik seperti Warna merupakan faktor yang penting untuk memperbesar efisiensi kerja,

khususnya warna akan mempengaruhi keadaan jiwa. Dengan

memakai warna yang tepat pada dinding ruangan dan alat‐alat lainnya, kegembiraan dan ketenangan bekerja para pegawai akan terpelihara. Selain itu

warna yang tepat juga akan mencegah kesulitan yang mungkin timbul karena

cahaya yang berlebih‐lebihan.

Dengan memakai warna yang tepat pada dinding ruang dan alat-alat

lainnya, kegembiraan dan ketenangan bekerja para pegawai akan terpelihara.

Selain itu, warna yang tepat juga akan mencegah kesilauan yang mungkin timbul

karena cahaya yang berlebihan. Penggunaan warna berkaitan dengan kondisi

psikologis seseorang akan mempengaruhi tubuh, pikiran, emosi dan

keseimbangan dari ketiganya dalam diri manusia. Berikut ini adalah beberapa

contoh pengaruh warna terhadap manusia :

11 Soedarmayanti. Dasar-dasar Pengetahuan Tentang Manajemen Perkantoran.1992. Pustaka

(25)

meningkatkan tekanan darah, denyut nadi, dan laju pernafasan, warna ini juga

sering dimanfaatkan sebagai terapi pengobatan, contohnya dalam pengobatan

penyakit anemia, tekanan darah rendah atau penyakit kulit . Walaupun dapat

memberikan suasana hangat dalam ruangan, warna ini cenderung

meningkatkan agresivitas seseorang.

2. Warna biru memberikan efek yang cenderung menenangkan. Warna ini

seringkali diasosiasikan dengan warna langit atau lautan, juga dianggap

sebagai warna favorit dunia karena efeknya yang membawa perasaan damai.

Warna biru pekat akan menstimulasi pemikiran yang jernih, sementara warna

biru muda akan membantu meningkatkan konsentrasi. Warna ini sangat baik

dipakai untuk mengatasi sakit tenggorokan, asma ataupun migren. Di sisi lain,

penggunaan warna biru pada ruangan secara berlebihan dapat menimbulkan

kesan dingin dan tidak bersahabat, bahkan terkadang membawa perasaan

sedih atau depresi.

3. Warna kuning menimbulkan perasaan ceria dan optimis. Warna ini banyak

mempengaruhi manusia secara mental dan emosional. Penggunaan warna ini

secara tepat dalam ruangan, menimbulkan kesan bersahabat dan seringkali

membantu meningkatkan kreativitas seseorang. Warna ini sangat cocok

dipakai untuk menetralkan rasa gugup, karena cenderung meningkatkan rasa

percaya diri seseorang. Walaupun demikian, penggunaan warna kuning

hendaknya dikombinasikan dengan warna-warna lain, karena memiliki

(26)

4. Warna hijau membawa kesan yang menyegarkan karena diasosiasikan dengan

alam dan tumbuhan. Warna hijau memberikan rasa aman, juga keseimbangan

dan harmoni. Warna ini cocok digunakan dalam ruangan peristirahatan

karena membawa perasaan damai dan ketenangan. selain itu, warna ini juga

dipercaya dapat memperbaiki pengelihatan seseorang. Namun demikian,

terlalu banyak warna hijau dalam suatu ruangan dapat menimbulkan

kebosanan.

5. Warna oranye merupakan hasil pencampuran warna merah dan kuning.

Dengan adanya kombinasi dua warna tersebut, warna oranye mempengaruhi

manusia baik secara fisik maupun mental. Warna oranye dapat meningkatkan

nafsu makan dan memberikan kenyamanan, sehingga sangat cocok digunakan

di ruang makan atau ruang keluarga. Selain itu, warna ini membawa perasaan

hangat dan menyenangkan. Dalam terapi pengobatan, warna oranye dipakai

untuk mengatasi kelainan ginjal atau paru-paru, juga mengobati bronkhitis.

Dampak negatif dari penggunaan warna ini secara berlebihan adalah

menyebabkan berkurangnya tingkat keseriusan dalam belajar atau bekerja.

6. Warna hitam memberikan kesan yang glamor dan elegan. Selain itu, warna

ini juga menciptakan suasana yang cenderung serius dalam suatu ruangan.

Warna hitam juga sering dipakai untuk menekan nafsu makan yang

berlebihan, misalnya dengan cara melapisi meja dengan taplak berwarna

hitam. Dalam konotasi yang negatif, warna ini menimbulkan ketakutan akan

(27)

7. Warna putih melambangkan kemurnian atau kesucian. Warna ini banyak

digunakan di rumah sakit karena memberikan kesan higienis dan steril.

Secara visual, penggunaan warna ini pada suatu ruangan akan memberikan

ilusi bahwa ruangan tersebut lebih tinggi daripada yang sebenarnya.

Penggunaan warna putih secara berlebihan cenderung memberi kesan tidak

ramah.

8. Warna merah muda merupakan hasil pencampuran warna merah dan putih.

Warna ini melambangkan sifat yang feminim dan memberikan kesan santai.

Namun faktanya, warna ini juga seringkali membuat orang merasa lesu dan

kurang bersemangat. Dampak negatif dari warna merah muda ini sering

dimanfaatkan dalam bidang olahraga. Dalam sebuah pertandingan, seringkali

warna merah muda digunakan dalam ruang ganti lawan dengan tujuan untuk

menekan semangat dari tim lawan.

9. Warna cokelat terdiri dari warna merah, kuning dan hitam. Sama seperti

warna hitam, cokelat juga menimbulkan kesan yang serius, tetapi warna

cokelat lebih menonjolkan sisi lembut dan kehangatan.

10. Warna ungu memberikan kesan mewah dan seringkali dikaitkan dengan

kerohanian. Warna ini juga dapat mendorong manusia untuk melakukan

perenungan atau meditasi. Selain itu, warna ini juga sering digunakan untuk

meningkatkan rasa percaya diri seseorang dan mengurangi rasa putus asa.

Selain warna-warna spesifik (hue) yang telah disebutkan di atas, dimensi

warna yang lain seperti intensitas ( chroma), value,dan temperatur warna juga

(28)

warna dengan value yang kontras akan meningkatkan ketelitian dan objektivitas.

Sementara komposisi warna-warna gelap akan menimbulkan kesan yang misterius

atau rasa takut. Warna-warna dengan intensitas yang tinggi terlihat menarik dan

memicu terjadinya aktivitas. Menurut penelitian warna-warna yang digunakan

dengan gedung perkantoran yaitu :

1. 88% warna putih

2. 88% campuran warna putih dan hijau

3. 83 % warna abu-abu

4. 81 % warna gading

Warna yang tepat untuk suatu kantor tergantung pada macam dan sifatnya

pekerjaan di kantor yang bersangkutan. Jika pekerjaan membutuhkan ketenangan

sebaiknya dipakai warna biru pada dinding kantor. Jika pekerjaan merupakan

produktivitas diperlukan warna putih.

3.6. Job Content (Tugas dan Tanggung Jawab Pekerjaan)12

Job content berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan

oleh perusahaan. Konteks pekerjaan mengacu pada kondisi di mana pekerjaan

dilakukan dan tuntutan pekerjaan tersebut membebankan pada karyawan. Khusus

jenis informasi pekerjaan konteks biasanya diidentifikasi selama analisis jabatan

meliputi hubungan pelaporan, pengawasan diterima, penilaian, otoritas, kontak

pribadi, kondisi kerja, dan tuntutan fisik dan mental pekerja.

(29)

3.7. Antropoteknologi (Antropotechnology)13

Berdasarkan catatan pengalaman dari ahli ergonomi dari Prancis terkenal

yaitu Alan Winer (1995) ketika mengadakan proyek mengenai pemindahan

teknologi yang dibutuhkan untuk studi geografi, sejarah dan yang lainnya untuk

dimensi etnologi. Etnologi merupakan aspek budaya antropologi yang berkaitan

dengan perbandingan budaya manusia dengan lainnya, nilai, sistem kepercayaan

dan lain-lain. Berhubungan erat dengan variabel etnologi dalam pemindahan

teknologi yang dikembangkan dalam budaya satu dengan lainnya. Wisner

(1976,1984) mengembangkan dan membuat konsep antropoteknologi.

Deskripsi dari Winer, orientasi dan tujuan dari antropoteknologi adalah

mempermudah ergonomi. Selanjutnya dia membuat catatan mengenai metodologi

umum yang dipermudah, tetapi mengarah kepada metode perbandingan

(Wisner,1976). Sebelum pemindahan teknologi, studi ini dibuat dengan

mempersembahkan teknologi operasi di negara-negara berkembang atau

mempermudahnya. Termasuk juga analisis dari karakteristik budaya dan

bagaimana dampaknya bagi perancangan. Hal ini berkaitan dengan perbaikan

kesalahan dan memperbaiki kecacatan dalam memodifikasi perancangan untuk

negara pembeli. Dasar metode yang dibuat untuk studi ini adalah ergonomic work

13

(30)

analysis (EWA). Selanjutnya, EWA dilakukan sebagai teknik mempersingkat titik

kritis sistem operasi oleh negara pembeli. Kedua EWA tersebut digabungkan dan

diimplikasikan untuk perancangan sistem transfer teknologi dan implementasinya.

Demikian dari EWA tersebut penggunaannya sebagai instalasi dari modifikasi

baru sistem teknologi yang merupakan campuran tim manajer dan operator dari

dua negara yang diikuti oleh teknik ergonomi yang memerlukan EWA.

Wisner (1995) menyatakan faktor kerja lebih banyak menggunakan

peramalan, dari luar, menghilangkan hambatan untuk mensukseskan transfer

teknologi dalam situasi rumit. Antropoteknologi mencari keaslian dan kesulitan

yang dibuat, dan pohon penyebab yang dibuat tidak terbatas untuk teknis dan

aspek teknologi pada stasiun kerja. Wisner (1976, 1984) mendeskripsikan

antropoteknologi secara detail.

3.7.1. Ergonomic Work Analysis (EWA)

EWA menjelaskan lebih menyeluruh mengenai deskripsi aktivitas operator

atau pengguna dalam fase implementasi sistem teknis yang lebih kritis. Penilaian

yang lebih detail dari studi ini saling berkaitan dibandingkan dengan representasi

operator atau penggunanya sendiri atau aktivitasnya sendiri selama beberapa

periode (Wisner, 1995).

Walaupun disini banyak menggunakan variasi dari EWA, Wisner (1995)

menyatakan bahwa ada beberapa karakteristik yang biasa digunakan. Pada

prinsipnya metodologi EWA termasuk dalam kajian teknis, ekonomi, kondisi

(31)

dan evaluasi dari situasi kerja yang baru. Wisner juga menyatakan metodologi

yang lebih rumit jika dikuti lebih lengkap, tetapi analisis proses kerja yang lebih

komplit jarang dibutuhkan. Seringkali aktivitas analisis dapat dihilangkan untuk

beberapa titik kritis dan/ atau hanya masalah ergonomi yang biasa saja.

3.7.2. Hubungan Makro Ergonomi dengan Antropoteknologi

Dari deskripsi di atas, tidak sulit untuk menemukan bagaimana pendekatan

makroergonomi yang digunakan dalam kunjungsinya dengan antropoteknolgi

yang berhubungan dengan proyek pemindahan teknologi. Pendekatan top-down

dan metode sistem sosioteknikal analisis dari makroergonomi sangat berkaitan

dengan pendekatan atropoteknologi, dan makroergonomi yang termasuk di

dalamnya sistem yang dipenuhi dengan spektrum variabel budaya. Sebagai

tambahan, komplemen antropoteknologi difokuskan pada optimisasi dalam

merancang secara keseluruhan sistem kerja dengan tiap-tiap budayanya. Metode

antropoteknologi dan EWA menjelaskan tentang kritikal dimensi secara personal

pada subsistem untuk tujuan perancangan sistem kerja yaitu tekanan kerja dari

karakteristik etnologi.

EWA juga digunakan dalam perancangan sistem kerja secara keseluruhan

untuk merancang dan/atau memodifikasi dari pekerjaan individu dan hubungan

manusia-mesin, manusia-software, dan manusia-lingkungan antar muka. Hasil

dari EWA adalah mengidentifikasi hasil modifikasi yang dibutuhkan untuk

mengubah dan memperbaiki sistem kerja secara keseluruhan.

Kesimpulan yang dapat diambil keseluruhan yaitu menggunakan

(32)

integrasi, pendekatan manusia terhadap pemusatan sistem muncul pada

kesempatan untuk merancang sistem tradisional menjadi lebih baik dalam

mengimplementasikan masalah, dan meningkatkan efektivitas dari proyek

pemindahan teknologi.

3.8. Pengaturan VDU a. Monitor 14

Tampilan layar monitor yang terlalu terang dengan warna yang ”panas”

seperti warna merah, kuning, ungu, oranye akan lebih mempercepat kelelahan

pada mata, 77 % para pemakai layar monitor akan mengalami keluhan pada mata,

mulai dari rasa pegal dan nyeri pada mata, mata merah, mata berair, sampai pada

iritasi mata bahkan kemungkinan katarak mata. Monitor harus ditempatkan

dimana bagian atas monitor berada tepat dimata dan langsung berhadapan dengan

anda. Jarak antara anda dengan monitor kira-kira 15-30 inci. Gunakan panjang

lengan anda sebagai petunjuk umum.

Adapun saran yang diberikan untuk mengurangi keluhan pada mata pada

pemakaian komputer yaitu

1. Agar mata dapat membaca dengan nyaman, letakkan layar komputer lebih

rendah dari garis horizontal mata dengan sudut kurang lebih 30 derajat

14

Approved Code Of Practice For The Use Of Visual Display Units In The Place Of Work, Occupational Safety and Health Service. 1984. Department of Labour, Wellington, New Zealand.

(33)

Gambar 3.6. Letak Pusat Layar Monitor Yang Ideal

2. Buatlah cahaya latar layar komputer dengan warna yang dingin, misalnya

putih keabu-abuan dengan warna huruf yang kontras. Hindari penggunaan

font huruf yang terlalu kecil (kecuali terpaksa). Font huruf yang termasuk

norrnal adalah font 12.

3. Agar mata tidak kering, sering-seringlah berkedip dan sesekali pindahkan arah

pandangan mata ke luar ruangan. Bila perlu usaplah kelopak mata secara

lembut (memijit ringan bola mata). Kebanyakan orang berkedip 18 kali satu

menit. Kebanyakan penguna komputer hanya melakukannya 2 kali.

4. Periksa mata secara rutin. Paling tidak sekali dalam setahun. Perbanyak

makanan yang mengandung vitamin A seperti wortel, pisang, dan sebagainya.

b. Keyboard

Tidak ada hasil penelitian yang konsisten yang menyebutkan bahwa

keyboard yang diberi label “ergonomis” benar-benar memberikan kelebihan

(34)

desain keyboard yang umum dianggap sudah cukup asalkan disimpan dalam

posisi yang tepat seperti gambar berikut ini.

Gambar 3.7. Posisi Mengetik yang Ideal

Adapun saran yang diberikan dalam penggunaan keyboard yaitu

1. Tekan tombol dengan ringan saat mengetik, tidak perlu menggunakan tenaga

yang besar.

2. Pastikan pergelangan tangan dalam posisi lurus, jika terlalu sering

dibengkokkan dapat menyebabkan cedera.

3. Pastikan siku membentuk sudut 90 0 atau lebih. Jika kurang dari itu, dapat

menyebabkan tekanan pada syaraf atau kepegalan pada pergelangan/jari-jari

tangan.

4. Usahakan bahu tetap rileks dan siku di samping.

5. Tetap berada dibagian tengah bagian huruf pada keyboard. Kadang kita

cenderung menempatkan diri tidak di tengah-tengah keyboard. Hal ini

menyebabkan saat tombol huruf yang letaknya jauh, jarak yang harus

(35)

c. Mouse

Cara pemakaian mouse yang tidak tepat dan desain mouse yang tidak

ergonomis dapat menyebabkan cedera otot. Sekarang ini banyak dijual mouse

yang berlabel ergonomis. Banyak mouse jenis ini yang memang benar-benar

berguna, namun penggunaannya yang kurang tepat (misal ditempatkan terlalu

jauh) dapat menghilangkan kelebihan ergonomis yang dimilikinya.

Posisi mouse konvensional Posisi mouse ergonomis

Gambar 3.8. Letak Mouse Yang Konvensional dan Yang Ergonomis Adapun tips dalam menghindari cedera otot yang berhubungan dengan

penggunaan mouse yaitu

1. Mouse Grip yaitu genggam dan gerakkan mouse dengan lembut dan santai,

tidak perlu menggunakan energi yang berlebihan.

2. Mouse from the Elbow yaitu gunakan siku sebagai pivot point dalam

menggunakan mouse, jangan menggunakan pergelangan tangan.

3. Optimal Mouse position digunakan untuk setiap jenis mouse memiliki posisi

optimal.

4. Mouse shape, pilih desain mouse yang sesuai dengan tangan dan sedatar

(36)

5. Load sharing, Jika desain mousenya memungkinkan, bagi beban penggunaan

mouse antara tangan kiri dan tangan kanan.

d. Posisi duduk

Adapun posisi duduk yang baik saat bekerja yaitu :

1. Posisi paha horizontal, sejajar dengan lantai

2. Posisi telapak kaki menapak ke tanah. Bila tidak, berarti posisi duduk Anda

terlalu tinggi

3. Bantalan kursi menopang punggung bagian bawah, sehingga punggung tetap

tegak

4. Rubah posisi duduk Anda secara berkala selama bekerja, karena duduk dalam

posisi yang tetap dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan

ketidaknyamanan

5. Punggung santai tapi tidak membungkuk

6. Kepala tak membungkuk atau terlalu condong ke depan

7. Ketika anda duduk, tempatkan pantat anda tepat di kursi. Duduk tegap dan

cobalah untuk menjaga pinggul, bahu dan telinga dalam posisi lurus.

8. Kaki sebaiknya menyetuh lantai

9. Jika kaki tidak menyentuh lantai, rendahkan kursi anda. Jika kursi anda tidak

bisa direndahkan atau jika anda berada pada posisi dimana anda menghadap

(37)

3.9. Standar Ruang Kantor15

Standar ruangan kantor dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain, sifat

pekerjaan, jumlah ruangan yang dapat digunakan, luas pekerjaan, kebutuhan atas

ruangan-ruangan pribadi yang bersifat khusus, jumlah, jenis peralatan, serta

mesin-mesin, ukuran, ataupun bentuk. Menurut Quibel (2001:59), standar ruangan

kantor seperti di bawah ini :

Tabel 3.2. Ukuran Ruang Kantor

Individual rooms Space requirements

Top-level executives 425 square feet (± 39 m2)

Middle level executives 350 square feet (± 32 m2)

Supervisors 200 square feet (± 18 m2)

Office employees 75-100 square feet (± 7 m2)

Modular workstation 100 square feet (± 9 m2)

Conference room 25 square feet (± 2 m2 per orang)

Reception room 35 square feet (± 3 m2 per orang)

Main corridor 6-8 feet wide (± 2 m lebarnya) Secondary corridor 4-5 square feet (± 1,5 m lebarnya) Cross aisles (every 25-30 feet/

kurang lebih 7-9m) 3-4 square feet (±1 m lebarnya)

Hal di atas dapat dijadikan masukan mengenai ukuran individual rooms

yang optimal namun harus disesuaiakan dengan kondisi kerja di lapangan.

(38)

Berdasarkan Peraturan menteri dalam negeri Nomor 7 tahun 2006 Tentang

Standarisasi sarana dan prasarana kerja Pemerintahan daerah, untuk ruangan staff

dilengkapi perlengkapan kantor sebagai berikut:

a. Meja kerja 2 (dua) unit, dengan spesifikasi:

1. ukuran per unit : panjang 100 cm, lebar/dalam 60 cm , tinggi 75 cm;

2. model/tipe : setengah biro;

3. bahan : kayu kelas I atau tik blok;

4. warna : coklat atau warna lain yang disesuaikan dengan komposisi warna

ruangan kerja.

b. Kursi kerja 2 (dua) unit, dengan spesifikasi:

1. ukuran per unit : panjang 50 cm, lebar/dalam 50 cm, tinggi 45 cm;

2. model/type : biasa atau menyesuaikan;

3. bahan : rangka besi atau menyesuaikan;

4. warna : hitam atau warna lain yang disesuaikan dengan komposisi warna

ruangan.

c. Kursi hadap 2 (dua) unit, dengan spesifikasi:

Kursi tanpa tangan, sandaran rendah; sandaran dan dudukan beralas karet

dibungkus imitalisir atau kain warna hitam atau warna lain yang disesuaikan

dengan komposisi warna ruangan.

d. Filing cabinet 1 (satu) unit, dengan spesifikasi:

1. ukuran : panjang 47 cm, lebar/dalam 62 cm, tinggi 132cm;

2. model/type : biasa, berlaci 2 (dua);

(39)

4. Warna : light grey atau atau warna lain yang disesuaikan dengan

komposisi warna ruangan.

e. Meja komputer berikut kursi masing-masing 1 (satu) unit atau menyesuaikan

dengan kebutuhan, dengan spesifikasi:

1. Meja komputer:

a. ukuran : panjang 110 cm, lebar/dalam 100 cm, tinggi 75 cm;

b. model/type : biasa atau menyesuaikan;

c. bahan : kayu atau tik blok;

d. warna : coklat atau warna lain yang disesuaikan dengan komposisi

warna ruangan.

2. Kursi:

Kursi putar, pakai tangan, beroda, sandaran rendah; sandaran dan dudukan

beralas karet dibungkus imitalisir warna hitam atau warna lain yang

disesuaikan dengan komposisi warna ruangan.

3.10. Uji Chi‐Square

Uji Chi‐Square adalah pengujian hipotesis mengenai perbandingan antara frekuensi observasi yang benar-benar terjadi/aktual dengan frekuensi

harapan/ekspektasi.

a. frekuensi observasi → nilainya didapat dari hasil percobaan (Oi)

(40)

3.10.1. Bentuk Distribusi Chi‐Square (χ²)

Nilai χ² adalah nilai kuadrat karena itu nilai χ² selalu positif. Bentuk distribusi χ² tergantung dari derajat bebas (db)/(degree of freedom). Pengertian α pada Uji χ² sama dengan pengujian hipotesis yang lain, yaitu luas daerah penolakan H0 atau taraf nyata pengujian

Perhatikan gambar berikut :

α : luas daerah penolakan H0 = taraf nyata pengujian

Gambar 3.9. Luas Daerah Uji Chi‐Square

3.10.2. Uji Kecocokan (Goodness of fit test)

1. Penetapan Hipotesis Awal dan Hipotesis Alternatif

H0: frekuensi setiap kategori memenuhi suatu nilai/perbandingan. H1 : Ada kategori yang tidak memenuhi nilai/perbandingan tersebut.

Di mana: χ2

: Nilai Chi‐Square

(41)

e

i: Frekuensi yang diperoleh/diamati

2. Langkah-langkah Pengujian:

a. Tulis Hipotesis Ha dan Ho

Ho : χ = 0, Tidak terdapat hubungan yang Ha : χ ≠ 0, Terdapat hubungan yang signifikan b. Tentukan kriteria pengujian

Jika χ2 hitung ≤ χ2 tabel, maka Ho diterima. Jika χ2 hitung > χ2 tabel, maka Ho ditolak.

Atau, Jika Sig. χ2 hitung > alpha, maka Ho diterima. Jika Sig. χ2 hitung < alpha, maka Ho ditolak.

c. Tentukan nilai χ2 Tabel Taraf signifikansi (α) = 0,05. Df = (Baris‐1)(Kolom‐1)

3.10.3. Kegunaan & Karakteristik Chi‐Square 1. Kegunaan Chi‐Square

Uji Chi Square berguna untuk menguji hubungan atau pengaruh dua buah

variabel nominal dan mengukur kuatnya hubungan antara variabel yang satu

(42)

2. Karakteristik Chi‐Square Karakteristik chi-kuadrat yaitu:

a. Nilai Chi‐Square selalu positif.

b. Terdapat beberapa keluarga distribusi Chi‐Square, yaitu distribusi Chi‐Square dengan DK=1, 2, 3, dst.

c. Bentuk Distribusi Chi‐Square adalah menjulur positif. 3.11. Macroergonomic Analysis And Design (MEAD)

MEAD merupakan suatu metode yang berkaitan dengan mendesain,

menganalisis, dan mengevaluasi sistem kerja dalam organisasi sehingga menjadi

efektif dan efisien.

Gambar 3.10. Ruang Lingkup Ergonomi Makro Adapun langkah-langkah MEAD yaitu

1. Pengamatan dan analisis

2. Mendefinisi tipe sistem dan analisis performansi

3. Proses kerja teknis dan analisis tugas

(43)

5. Membuat matriks varians

6. Control varians dan analisis peran

7. Perancangan organisasi, joint dan design

8. Analisis persepsi tanggung jawab

9. Perancangan sistem pendukung dan interfaces

10. Implementasi, iterasi dan improvement

(44)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Bank XXX Cabang Medan. Penelitian ini dimulai

dari tanggal 05 Maret 2012 sampai tanggal 24 Juli 2012.

4.2. Objek Penelitian

Objek yang diteliti pada penelitian ini adalah penataan ruang dan

pengguna komputer pada bagian administrasi dan umum di Bank XXX Medan.

4.3. Jenis Penelitian

Rancangan Penelitian ini adalah Penelitian Analisis Kerja dan Aktivitas.

Penelitian Analisis Kerja dan Aktivitas menggunakan metode deskriptif untuk

menyelidiki secara terperinci aktivitas dan pekerjaan seseorang atau sekelompok

orang agar mendapat rekomendasi untuk berbagai keperluan masa yang akan

datang. Di dalam sektor industri penelitian ini sering dilakukan yang dikenal

dengan analisis pekerjaan (job analysis). Dalam penelitian ini, studi yang

mendalam dilakukan terhadap kelakuan dan prilaku para pekerja dalam

melaksanakan pekerjaan masing-masing, serta efisiensi dalam penggunaan

waktu.16

(45)

Dengan demikian, pada penelitian ini akan dilihat ada tidaknya pengaruh

dari illuminansi, penataan ruang dan kelelahan mata terhadap terjadinya kelelahan

mata pada objek yang sama dengan menggunakan pendekatan analisa dan

perancangan makroergonomi (MEAD).

4.4. Identifikasi Variabel Penelitian 4.4.1. Variabel Independent

Variabel indipendent yang berpengaruh terhadap perancangan penelitian

adalah sebagai berikut :

1. Jarak pandang digunakan untuk mengetahui berapa besar jarak pandang

pengguna komputer terhadap layar monitor.

2. Illuminansi bertujuan untuk mengetahui jumlah cahaya yang dipantulkan oleh

permukaan dalam satu arah.

3. Kontras bertujuan untuk mengetahui perbedaan luminansi terhadap suatu

objek dengan latar belakangnya.

4. Warna ruang kerja yang diamati.

5. Silau ruang kerja terhadap illuminasi.

6. Ukuran dan bentuk objek yang diamati

(46)

4.4.2. Variabel Dependent

Variabel dependent yang dipengaruhi terhadap perancangan penelitian

adalah:

1. Penggunaan Komputer

Penggunaan komputer diperoleh dari jarak mata terhadap monitor, illuminasi,

kontras dan ukuran dan bentuk objek yang diamati.

2. kelelahan mata diperoleh dari illuminansi, kontras, warna dan silau.

3. Penataan ruang diperoleh dari illuminasi, kontras, warna, silau dan penataan

ruang tidak panorama.

4.4.3. Kerangka Konseptual Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti ingin melihat faktor yang mempengaruhi

kelelahn mata terhadap penataan ruang kerja. Adapun kerangka konseptual yang

digunakan dapat dilihat pada Gambar 4.1. berikut ini.

Illuminasi

Kontras

Warna Jarak pandang ke monitor

Penggunaan Komputer

Penataan ruang Kelelahan Mata Silau

Ruang tidak panorama

Ukuran dan bentuk objek yang diamati

(47)

4.5. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan beberapa instrumen untuk membantu dalam

pengumpulan data. Instrumen yang digunakan yaitu :

1. Kamera digital Nikon Coolpix S40000, digunakan untuk mengambil foto dan

video keadaan ruangan kantor Bank XXX di Medan.

2. Flicker Tester, fungsinya sebagai alat untuk mengukur flicker fusion frequency

(frekuensi hilangnya kedipan) dari mata untuk setiap operator.

3. Light Meter, fungsinya untuk mengetahui besarnya intensitas cahaya ruangan

kantor Bank XXX di Medan.

4. Stopwatch, fungsinya sebagai alat untuk mengukur waktu selama operator

bekerja.

4.6. Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer dan

juga data sekunder.

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari pengamatan dan pengukuran

langsung terhadap objek penelitian di lapangan antara lain:

a. Jarak pandang mata ke layar monitor

b. Illuminasi ruang kerja

c. Kontras ruang kerja

d. Warna ruang kerja

(48)

f. Pengukuran flicker fusion

g. Silau

h. Ukuran dan bentuk objek yang diamati

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari tempat objek penelitian dan

bukan pengukuran langsung terhadap objek penelitian di lapangan, data sekunder

yang diperoleh sebagai berikut:

a. Sejarah perusahaan

b. Struktur organisasi

4.7. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan dalam dua tahap yaitu peneltian pendahuluan dan

juga penelitian pengumpulan data.

1. Penelitian Pendahuluan

Penelitian pendahuluan dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi

permasalahan yang terdapat di perusahaan sehingga dapat digunakan sebagai

penelitian dalam proses pengerjaan tugas akhir. Dalam penelitian pendahuluan

ini dilihat adalah :

a. Bagaimana keadaan pada ruang kerja

b. Bagaimana keadaan sumber penerangan

c. Jarak pandang mata terhadap monitor.

(49)

e. Analisa umum terhadap kendala dan masalah aktual.

2. Tahapan penelitian.

Pada tahapan penelitian ini peneliti melakukan penelitian selama 8 hari secara

berturut mulai dari tanggal 30 April sampai dengan 07 Mei 2012, adapun

kegiatan yang dilakukan pada saat penelitian adalah sebagai berikut :

a. Pengambilan informasi yang berhubungan dengan penelitian melalui

wawancara dengan populasi yang akan diteliti diantaranya karyawan yang

aktif, bekerja selama 8 jam penuh, dan tidak memiliki penyakit mata.

b. Pengukuran menggunakan light meter, bertujuan untuk mengidentifikasi

keadaan ruang kerja yang digunakan karyawan untuk diteliti.

c. Pengukuran luas bidang yang diterangi, bertujuan untuk mengetahui

perhitungan luas bidang yang akan diterangi cahaya.

d. Pengukuran menggunakan flicker fusion tester, bertujuan untuk

mengetahuai sejauh mana mata karyawan mulai lelah dengan melihat titik

cahaya yang berada pada alat flicker fusion tester.

e. Pengukuran dengan menggunakan stopwatch, bertujuan untuk mengetahui

lama pengukuran.

f. Pengambilan data perusahaan, data perusahaan yang diambil yaitu: sejarah

(50)

4.8. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

1. Observasi adalah studi yang disengaja dan sistematik tentang fenomena sosial

dan gejala-gejala fisik dengan jalan mengamati dan mencatat. Pada penelitian

ini peneliti melihat dan mengamati keadaan ruangan dengan menggambarkan

sketsa ruang yang diteliti.

2. Metode wawancara, teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

melakukan wawancara secara langsung kepada karyawan yang akan menjadi

populasi dengan kriteria diantaranya karyawan yang aktif, bekerja selama 8

jam penuh, dan tidak memiliki penyakit mata.

3. Pengukuran dengan menggunakan light meter yang digunakan untuk

mengetahui besarnya tingkat pencahayaan ruang kerja di Bank XXX cabang

Medan.

4. Pengukuran dengan menggunakan flicker fusion frequency yang digunakan

(51)

4.9. Pengolahan Data

Pada tahap ini, data yang diperoleh berdasarkan hasil pengamatan diolah

sesuai dengan teknik analisis data yang digunakan. Dalam penelitian ini, ada

beberapa teknik analisis data yang digunakan, yaitu:

1. Metode MEAD

Metode MEAD merupakan metode yang digunakan untuk menganalisa

masalah dengan mengunakan pendekatan makroergonomi. MEAD berisi

sepuluh tahapan analisa yaitu mengidentifikasi kondisi lingkungan kerja,

membuat proses kerja teknis dan analisis tugas, melakukan pengembangan

kerangka konseptual, mengumpulkan data varians (collect data varians),

membuat matriks varians (construct varians matrix), membuat tabel kontrol

varians dan analisis peran, performing function allocation and joint design,

evaluated roles and responsibility perceptions, design/redesign support sub system and interface dan iterate, implement and improve.

2. Uji chi-square

Uji chi-square untuk melihat adanya hubungan antara intensitas cahaya

(52)

4.10. Analisis Pemecahan Masalah

Data yang telah selesai diolah kemudian dianalisis dan diinterpretasikan.

Analisis pemecahan masalah yang dilakukan adalah untuk mengetahui apakah ada

pengaruh dari tiap faktor dan variabel variansinya terhadap terjadinya kelelahan

mata pada operator dan untuk mengetahui apakah perancangan ruang kerja yang

panorama.

4.11. Kesimpulan dan Saran

Pada tahap akhir dari penelitian ini ditarik kesimpulan yang didasarkan

pada hasil pengolahan data dan analisis yang dilakukan pada tahap sebelumnya.

Selanjutnya akan diberikan saran-saran yang dianggap penting dan mungkin untuk

ditindaklanjuti baik untuk kepentingan praktisi dan pihak perusahaan untuk

penyempurnaan bagian penelitian selanjutnya.

Tahapan-tahapan dalam penelitian disebut juga dengan prosedur

(53)

STUDI PENDAHULUAN Melalui Pengamatan Pendahuluan di Bank XXX

RUMUSAN PENDAHULUAN

Keluhan kelelahan mata yang dialami oleh karyawan akibat penataan ruang kerja yang tidak memiliki panorama

TUJUAN

Menganalisa dan melakukan perbaikan pada jarak pandang mata ke layar monitor dan melakukan perancangan ruang

kerja SASARAN

1. Pengidentifikasian faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap kelelahan mata pembaca dilihat dari nilai flicker fusion frequency.

2. Pengidentifikasian mengenai job content dan antropoteknologi dengan menggunakan pendekatan makroergonomi di Bank XXX Medan.

3. Pengidentifikasian mengenani variabel variansi kelelahan mata dengan menggunakan MEAD (Macroergonomic Analysis and Design).

DATA PRIMER 1. jarak pandang mata ke layar monitor 2. illuminasi ruang kerja

3. kontras ruang kerja 4. warna ruang kerja 5. ruang tidak panorama 6. pengukuran flicker fusion 7. silau

DATA SEKUNDER 1. sejarah perusahaan 2. struktur organisasi perusahaan

PENGOLAHAN DATA

1. mengidentifikasi kondisi lingkungan kerja 2. membuat proses kerja teknis dan analisis tugas 3. melakukan pengembangan kerangka konseptual 4. mengumpulkan data varians (collect data varians) 5. membuat matriks varians (construct varians matrix) 6. membuat tabel kontrol varians dan analisis peran 7. performing function allocation and joint design

8. evaluated roles and responsibility perceptions

9. design/redesign support sub system and interface.

10.iterate, implement and improve

ANALISA PEMECAHAN MASALAH 1. Membandingkan pengaruh dari tiap faktor

2. Membandingkan pengaruh dari variabel variansi terhadap terjadinya kelelahan mata 3. Perancangan ruang kerja yang panorama

KESIMPULAN DAN SARAN

(54)

BAB V

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Identifikasi Kondisi Lingkungan Kerja

Pada penelitian ini jumlah populasi yang digunakan untuk pengukuran

terhadap Flicker Fusion Frequency adalah sebanyak 11 orang. Hal ini dilakukan

karena karyawan pada bagian administrasi dan umum berjumlah 11 orang dan

pengukuran dilakukan dengan kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan

diantaranya pegawai aktif, bekerja selama 8 jam penuh, dan tidak memiliki

penyakit mata.

Adapun data operator dapat dilihat pada Tabel 5.1. berikut ini:

Tabel 5.1. Identifikasi Karyawan Bank XXX No. Nama

Karyawan Bagian Umur

Jenis Kelamin

Keterangan

Personal Ruang Kerja 1 Masdalifah

Nasution Pemasaran 34 Wanita

tidak memakai kacamata

Tidak Panorama 2 Indra Ihwan Eksport

Import Unit 35 Pria

tidak memakai kacamata

Tidak Panorama

3 Alam Pemasaran 30 Pria tidak memakai

kacamata

Tidak Panorama 4 Bobby A Penjualan 35 Pria tidak memakai

kacamata

Tidak Panorama 5 Pendi

Sagala Assuransi 27 Pria

tidak memakai kacamata

Tidak Panorama 6 Hastuti M

Pasaribu Pemasaran 45 Wanita

tidak memakai kacamata

Tidak Panorama 7 Emira Jola Pemasaran 37 Wanita tidak memakai

kacamata

Tidak Panorama 8 Fauzi Hasbi Pemasaran 43 Pria tidak memakai

kacamata

Tidak Panorama

(55)

Tabel 5.1. Identifikasi Karyawan Bank XXX (Lanjutan) No. Nama

Karyawan Bagian Umur

Jenis Kelamin

Keterangan

Personal Ruang Kerja 9 Sinar Administrasi 23 Pria tidak memakai

kacamata

Tidak Panorama 10 Gunawan Administrasi 36 Pria tidak memakai

kacamata

Tidak Panorama 11 Herman Assuransi 38 Pria tidak memakai

kacamata

Tidak Panorama

Adapun data pengukuran dengan menggunakan flicker fusion dapat dilihat pada tabel 5.2. yaitu

Tabel 5.2. Pengukuran Flicker Fusion Karyawan Bank XXX

No. Nama

Karyawan Bagian

Flicker Fusion Frequency pada Replikasi ke (Hz)

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Masdalifah

Nasution Pemasaran 36 35 36 36 39 38 37 37 2 Indra Ihwan Eksport

Import Unit 45 35 35 38 37 37 38 37 3 Alam Pemasaran 37 36 37 37 38 38 37 37 4 Bobby A Penjualan 40 39 37 37 38 38 37 37 5 Pendi Sagala Assuransi 33 44 36 36 39 38 38 38 6 Hastuti M Pasaribu Pemasaran 30 35 35 32 33 35 33 34 Emira Jola Pemasaran 33 35 34 34 34 33 34 34 8 Fauzi Hasbi Pemasaran 35 33 33 32 33 34 35 35 9 Sinar Administrasi 40 42 37 38 39 39 38 38 10 Gunawan Administrasi 37 36 36 36 37 38 38 37 11 Herman Assuransi 37 35 36 35 34 36 36 36

Kondisi ruang kerja bagian administrasi dan umum di Bank XXX

memiliki dimensi ruang yaitu 8 x 6 m, tingkat pencahayaan sebesar 176 lux,

warna ruangan putih dan adanya jendela yang ditutupi gordyn karena ruang di beri

air conditioner (AC). Ruang kerja juga dilengkapi dengan fasilitas kerja seperti

(56)

tanaman untuk penyegaran mata. Pengaturan dokumen kerja (work sheet) kurang

baik karena dokumen diletakkan di atas meja dan ada juga di dalam laci meja.

Apabila mengambil dokumen di laci, posisi badan agak menunduk karena postur

tubuh karyawan rata-rata besar dan tinggi. Posisi duduk karyawan agak dekat

dengan meja karena sesuai kenyamanan masing-masing personal dalam bekerja

dengan menggunakan komputer. Hal ini dipengaruhi oleh jarak pandang mata

terhadap layar komputer terlalu dekat sehingga lebih sering mata terasa perih yang

dialami oleh karyawan pada bagian administrasi, pemasaran dan eksport import

unit dan tangan terasa pegal karena menggunakan mouse dan mengetik di

keyboard. Oleh karena itu, pada bagian administrasi, pemasaran dan eksport

import unit banyak berinteraksi dengan komputer dan hardware yang digunakan

seperti mouse dan keyboard. Untuk karyawan pada bagian assuransi tidak terlalu

mengalami mata perih karena sebagian pekerjaan tidak menggunakan komputer,

(57)
(58)

5.2. Proses Kerja Teknis dan Analisis Tugas

Proses kerja teknis dan analisis tugas berkaitan dengan job content pada

setiap karyawan dan berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab karyawan.

1. Pemasaran

2. Eksport import unit

3. Penjualan

4. Asuransi

5. Administrasi

a. Adapun tugas dan wewenang bagian pemasaran yaitu

1. Mengkoordinir pelaksanaan penyusunan rencana kerja dan anggaran tahunan

bidang pemasaran di kantor cabang pembantu.

2. Melakukan kegiatan pemberian kredit di kantor cabang pembantu sesuai

rencana kerja dan anggaran tahunan serta sesuai dengan peraturan yang

berlaku.

3. Memonitor kegiatan kredit di kantor cabang pembantu sesuai rencana kerja

dan anggaran tahunan serta sesuai dengan peraturan yang berlaku.

4. Melaksanakan pelaporan kegiatan kredit di kantor cabang pembantu sesuai

rencana kerja dan anggaran tahunan serta sesuai dengan peraturan yang

berlaku.

5. Melaksanakan kegiatan pengawasan kredit di kantor cabang pembantu sesuai

rencana kerja dan anggaran tahunan serta sesuai dengan peraturan yang

Gambar

Gambar 3.1. Anatomi Mata Manusia
Gambar 3.2. Penurunan Ketajaman Penglihatan  (Sumber : Eko Nurmianto., Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasi)
Gambar 3.3. Pengaruh lluminasi dan Kontras terhadap Ketajaman  Penglihatan
Tabel 3.1. Standar Tingkat Pencahayaan Menurut Kepmenkes No. 1405  Tahun 2002
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitin ini pelaksanaan tindakan dan observasi dilakukan secara bersamaan. Observasi dilakukan untuk mengamati tindakan yang dilakukan. Observasi dilakukan

Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat harga, yaitu : kondisi perekonomian, penawaran dan permintaan, elastisitas permintaan, persaingan, biaya, tujuan manajer,

Pengertian Jaringan adalah komunikasi data yang dapat diartikan sebagai perpindahan dari data satu tempat ke tempat yang lainnya melalui media tertentu, sedangkan

Menu Buku besar merupakan tempat dimana kita bisa membuat atau mengedit rekening perkiraan, menginput transaksi jurnal umum (debet dan kredit), menampilkan buku

Persamaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah tempat penelitian dan sistem informasi yang akan dikembangkan merupakan Sistem

Dengan memberi umpan balik yang informasi akan memberikan indikasi bahwa apa yang dilakukan oleh pengguna sudah benar dan pengguna dapat mempersiapkan

“ Sebagai proses pengumpulan dan pengawasan bahan bukti tentang informasi yang dapat di ukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten

Perkembangan dunia industri siaran radio yang semakin cepat dan terus menerus berkembang menyebabkan terjadinya persaingan yang semakin ketat. Hal ini dapat dilihat dari