• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENERAPAN JADWAL KONSTRUKSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENERAPAN JADWAL KONSTRUKSI"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

BUKU INFORMASI

JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG

PENERAPAN JADWAL KONSTRUKSI

NO. KODE : INA.5230.223.23.02.07

SEKTOR KONSTRUKSI

SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG

(2)

Judul Modul : Penerapan Jadwal Konstruksi

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 1 dari 39

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... 1

BAB I PENGANTAR ... 4

1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi ... 4

1.2. Penjelasan Materi Pelatihan ... 4

1.2.1. Desain Materi Pelatihan ... 4

1.2.2. Isi Materi Pelatihan ... 4

1.2.3. Penerapan Materi Pelatihan. ... 5

1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC) ... 6

1.4. Pengertian-pengertian Istilah ... 6

1.4.1. Profesi. ... 6

1.4.2. Standardisasi. ... 6

1.4.3. Penilaian / Uji kompetensi. ... 6

1.4.4. Pelatihan. ... 6

1.4.5. Kompetensi. ... 7

1.4.6. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). ... 7

1.4.7. Standar Kompetensi. ... 7

1.4.8. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). ... 7

1.4.9. Sertifikat Kompetensi. ... 7

1.4.10. Sertifikasi Kompetensi. ... 7

BAB II STANDAR KOMPETENSI ... 8

2.1. Peta Paket Pelatihan ... 8

2.2. Pengertian Unit Standar ... 8

2.2.1. Unit kompetensi. ... 8

2.2.2. Unit kompetensi yang akan dipelajari. ... 8

2.2.3. Durasi / waktu pelatihan. ... 8

2.2.4. Kesempatan untuk menjadi kompeten. ... 8

2.3. Unit Kompetensi yang Dipelajari ... 9

Batasan Variabel. ... 10

(3)

Judul Modul : Penerapan Jadwal Konstruksi

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 2 dari 39

BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN ... 13

3.1. Strategi Pelatihan ... 13

3.1.1. Persiapan / perencanaan. ... 13

3.1.2. Permulaan dari proses pembelajaran. ... 13

3.1.3. Pengamatan terhadap tugas praktek. ... 13

3.1.4. Implementasi. ... 13

3.1.5. Penilaian. ... 14

3.2. Metode Pelatihan ... 14

3.2.1. Belajar secara mandiri. ... 14

3.2.2. Belajar berkelompok. ... 14

3.2.3. Belajar terstruktur. ... 14

BAB IV PENERAPAN JADWAL KONSTRUKSI ... 15

4.1. Umum ...15

4.2. Jadwal Konstruksi ... 15

4.2.1. Pemeriksaan ulang jadwal pengukuran terhadap jadwal konstruksi. ... 15

4.2.2. Identifikasi jadwal pekerjaan pengukuran. ... 18

4.2.3. Penyusunan jadwal pekerjaan yang sejenis. ... 21

4.3. Pengelompokkan Peralatan Berdasarkan Jenis Konstruksi ... 24

4.3.1. Penyusunan kebutuhan peralatan. ... 25

4.3.2. Pengelompokan penggunaan peralatan berdasarkan pekerjaan yang sejenis. ... 26

4.3.3. Laporan kebutuhan peralatan dan kelengkapan. ... 29

4.4. Jadwal Keperluan Peralatan di Proyek ... 31

4.4.1. Pemeriksaan jadwal setiap pekerjaan. ... 32

4.4.2. Penyusunan penggunaan peralatan yang diperlukan sesuai dengan urutan pekerjaan. ... 33

4.4.3. Pengajuan peralatan yang diperlukan sesuai jadwal pekerjaan. ... 34

(4)

Judul Modul : Penerapan Jadwal Konstruksi

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 3 dari 39

BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN

KOMPETENSI ... 37

5.1. Sumber Daya Manusia ... 37

5.1.1. Pelatih ... 37

5.1.2. Penilai ... 37

5.1.3. Teman kerja / sesama peserta pelatihan. ... 37

5.2. Sumber-sumber Kepustakaan / Buku Informasi ... 38

(5)

Judul Modul : Penerapan Jadwal Konstruksi

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 4 dari 39

BAB I PENGANTAR

1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK).

• Pelatihan berbasis kompetensi.

Pelatihan berbasis kompetensi adalah pelatihan kerja yang menitikberatkan pada penguasaan kemampuan kerja yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan dan persyaratan di tempat kerja.

• Kompeten ditempat kerja.

Jika seseorang kompeten dalam pekerjaan tertentu, maka yang bersangkutan memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja yang perlu untuk ditampilkan secara efektif di tempat kerja, sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

1.2. Penjelasan Materi Pelatihan. 1.2.1. Desain Materi Pelatihan.

Materi Pelatihan ini didesain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual / Mandiri :

• Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang instruktur.

• Pelatihan individual / mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan menambahkan unsur-unsur / sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari pelatih.

1.2.2. Isi Materi Pelatihan. 1) Buku Informasi.

Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta pelatihan.

2) Buku Kerja.

Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktek, baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual / Mandiri.

Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi:

• Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi.

(6)

Judul Modul : Penerapan Jadwal Konstruksi

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 5 dari 39

• Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan peserta pelatihan.

• Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktek kerja.

3). Buku Penilaian.

Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi :

• Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan.

• Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan.

• Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan.

• Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja.

• Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktek.

• Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan. 1.2.3. Penerapan Materi Pelatihan.

1) Pada pelatihan klasikal, instruktur akan :

• Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan.

• Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan.

• Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan pelatihan.

• Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan menuliskan hasil tugas prakteknya pada Buku Kerja.

2) Pada pelatihan individual / mandiri, peserta pelatihan akan :

• Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan.

• Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada Buku Kerja.

• Memberikan jawaban pada Buku Kerja.

• Mengisikan hasil tugas praktek pada Buku Kerja.

(7)

Judul Modul : Penerapan Jadwal Konstruksi

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 6 dari 39

1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini.

• Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency-RCC)

Jika seseorang telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, maka yang bersangkutan dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini, yang berarti tidak akan dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan.

• Seseorang mungkin sudah memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja, karena telah:

1) Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sama atau

2) Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau 3) Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan

yang sama.

1.4. Pengertian-Pengertian / Istilah. 1.4.1 Profesi.

Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan / jabatan.

1.4.2 Standardisasi.

Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu.

1.4.3 Penilaian / Uji kompetensi.

Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan.

1.4.4 Pelatihan.

Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari.

(8)

Judul Modul : Penerapan Jadwal Konstruksi

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 7 dari 39

1.4.5 Kompetensi.

Kompetensi adalah kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau sesuai dengan standar unjuk kerja yang ditetapkan.

1.4.6 Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).

KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor. 1.4.7 Standar Kompetensi.

Standar kompetensi adalah rumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.

1.4.8 Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).

SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

1.4.9 Sertifikat Kompetensi.

Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi.

1.4.10 Sertifikasi Kompetensi.

Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi nasional dan/ atau internasional.

(9)

Judul Modul : Penerapan Jadwal Konstruksi

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 8 dari 39

BAB II

STANDAR KOMPETENSI

2.1. Peta Paket Pelatihan.

Materi Pelatihan ini merupakan bagian dari Paket Pelatihan Jabatan Kerja Juru ukur bangunan gedung Bangunan Gedung yaitu sebagai representasi dari Unit Kompetensi Penerapan Jadwal Konstruksi, sehingga untuk kualifikasi jabatan kerja tersebut diperlukan pemahaman dan kemampuan mengaplikasikan dari materi pelatihan lainnya, yaitu:

2.1.1. Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan benar. 2.1.2. Penguasaan Peralatan Ukur.

2.1.3. Stake out dan Monitoring.

2.1.4. Pengukuran Dimensi dan Penghitungan Volume. 2.1.5. Pembuatan laporan pengukuran.

2.2 Pengertian Unit Standar Kompetensi. 2.2.1 Unit kompetensi.

Unit kompetensi adalah bentuk pernyataan terhadap tugas / pekerjaan yang akan dilakukan dan merupakan bagian dari keseluruhan unit komptensi yang terdapat pada standar kompetensi kerja dalam suatu jabatan kerja tertentu.

2.2.2 Unit kompetensi yang akan dipelajari.

Salah satu unit kompetensi yang akan dipelajari dalam paket pelatihan ini adalah “Penerapan jadwal konstruksi”.

2.2.3 Durasi / waktu pelatihan.

Pada sistem pelatihan berbasis kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam melakukan tugas tertentu.

2.2.4 Kesempatan untuk menjadi kompeten.

Jika peserta latih belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Pelatih akan mengatur rencana pelatihan dengan peserta latih yang bersangkutan. Rencana ini akan memberikan kesempatan kembali kepada peserta untuk meningkatkan level kompetensi sesuai dengan level yang diperlukan.

(10)

Judul Modul : Penerapan Jadwal Konstruksi

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 9 dari 39

2.3 Unit Kompetensi Kerja Yang Dipelajari.

Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat :

• Mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan.

• Mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan.

• Memeriksa kemajuan peserta pelatihan.

• Menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian

2.3.1 Kemampuan Awal.

Peserta pelatihan harus telah memiliki pengetahuan awal : K3, APD, APK, jadwal pekerjaan,pekerjaan penerapan jadwal konstruksi.

2.3.2 Judul Unit : Penerapan Jadwal Konstruksi 2.3.3 Kode Unit : INA.5230.223.23.02.07 2.3.4 Deskripsi Unit.

Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan dalam Penerapan Jadwal Konstruksi yang dilakukan oleh Juru ukur bangunan gedung.

2.3.5 Elemen Kompetensi & Kriteria Unjuk Kerja.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Mempelajari secara rinci jadwal konstruksi

1.1. Jadwal pengukuran terhadap jadwal konstruksi diperiksa ulang secara cermat.

1.2. Jadwal pekerjaan pengukuran terhadap jadwal konstruksi diidentifikasikan secara teliti.

1.3. Jadwal pekerjaan yang sejenis disusun kembali secara berurutan.

2. Mengelompokan peralatan berdasarkan jenis konstruksi

2.1. Kebutuhan peralatan disusun secara rapi. 2.2. Penggunaan peralatan berdasarkan pekerjaan

yang sejenis dikelompokan.

2.3. Laporan kebutuhan peralatan dan kelengkapan dibuat.

3. Menentukan jadwal keperluan peralatan di proyek

3.1. Jadwal setiap pekerjaan diperiksa secara teliti. 3.2. Penggunaan peralatan yang diperlukan sesuai

dengan urutan pekerjaan disusun secara rapi. 3.3. Peralatan yang diperlukan sesuai jadwal pekerjaan

(11)

Judul Modul : Penerapan Jadwal Konstruksi

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 10 dari 39

BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel.

1.1. Unit kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja individu dan atau berkelompok, pada lingkup pekerjaan jasa konstruksi utamanya pada pekerjaan Pengukuran Bangunan Gedung.

1.2 Unit ini berlaku untuk melakukan pengukuran bangunan gedung sesuai dengan instruksi kerja dalam melaksanakan pekerjaan pada:

1.2.1. Bangunan gedung. 1.2.2. Jalan dan jembatan. 1.2.3. Bangunan air.

1.2.4. Bangunan fisik lainnya.

2. Perlengkapan dan Peralatan yang diperlukan: 2.1. Perlengkapan antara lain :

2.1.1. Gambar kerja. 2.1.2. APD dan APK. 2.2. Peralatan :

2.2.1. Kertas.

2.2.2. Alat-alat tulis dan kantor. 2.2.3. Komputer.

3. Tugas-tugas yang harus dilaksanakan. 3.1. Pemeriksaan Jadwal Konstruksi.

3.2. Penyesuaian jadwal pengukuran dengan jadwal konstruksi. 3.3. Pemeriksaan jadwal pengukuran.

3.4. Penyusunan jadwal pekerjaan pengukuran secara berurutan sesuai dengan pekerjaan yang sejenis.

4. Peraturan-peraturan yang diperlukan.

PANDUAN PENILAIAN

1. Kondisi Pengujian.

Kompetensi yang tercakup harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau di luar

(12)

Judul Modul : Penerapan Jadwal Konstruksi

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 11 dari 39

kerja secara simulasi dengan kondisi seperti tempat kerja normal dengan menggunakan kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.

Metode uji antara lain : 1.1. Tes tertulis.

1.2. Tes lisan/wawancara.

1.3. Praktek menggunakan alat peraga/simulasi. 1.4. Praktek ditempat kerja.

1.5. Portofolio atau metode lain yang relevan.

2. Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap Perilaku Untuk Mendemonstrasikan Kompetensi ini terdiri dari :

2.1. Mengidentifikasi jadwal konstruksi. 2.2. Memperkirakan jadwal pengukuran.

2.3. Mengelompokkan peralatan sesuai kebutuhan. 2.4. Prosedur pengukuran.

2.5. Laporan kebutuhan peralatan ukur.

3. Aspek Penting Penilaian.

3.1. Ketelitian dan kecermatan dalam mendalami jadwal konstruksi. 3.2. Kemampuan menganalisis dan mengidentifikasi jadwal konstruksi.

3.3. Kemampuan menerapkan penentuan jadwal keperluan peralatan di proyek. 3.4. Kemampuan mengidentifikasi dan mengelompokkan peralatan ukur sesuai

jadwal konstruksi.

4. Kaitannya Dengan Unit Kompetensi :

4.1. Penguasaan peralatan ukur. 4.2. Stake out dan monitoring.

4.3. Pengukuran dimensi dan perhitungan volume. 4.4 Pembuatan laporan pengukuran.

5. Keterampilan Yang Dibutuhkan :

5.1. Identifikasi jadwal konstruksi. 5.2. Spesifikasi peralatan ukur. 5.3. Penggunaan peralatan ukur.

(13)

Judul Modul : Penerapan Jadwal Konstruksi

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 12 dari 39

5.4. Pemeriksaan peralatan ukur.

6. Aspek Kritis

Aspek Kritis yang harus diperhatikan :

6.1. Ketelitian dan kecermatan dalam memahami, mempelajari jadwal konstruksi. 6.2. Menganalisis dan mengidentifikasikan pengelompokkan peralatan berdasarkan

jadwal konstruksi.

6.3. Kemampuan menerapkan penentuan jadwal keperluan peralatan diproyek.

7. Kompetensi Kunci.

No. Kompetensi Kunci Dalam Unit Ini Tingkat

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan informasi Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide

Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis Memecahkan masalah Menggunakan teknologi 1 1 1 2 2 2 1

(14)

Judul Modul : Penerapan Jadwal Konstruksi

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 13 dari 39

BAB III

STRATEGI DAN METODE PELATIHAN

3.1. Strategi Pelatihan.

Belajar dalam suatu sistem pelatihan berbasis kompetensi berbeda dengan pelatihan klasikal yang diajarkan di kelas oleh pelatih. Pada sistem ini peserta pelatihan akan bertanggung jawab terhadap proses belajar secara sendiri artinya, bahwa peserta pelatihan perlu merencanakan kegiatan / proses belajar dengan Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat.

3.1.1 Persiapan / perencanaan.

1) Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar yang harus diikuti.

2) Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.

3) Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki.

4) Merencanakan aplikasi praktek pengetahuan dan keterampilan. 3.1.2 Permulaan dari proses pembelajaran.

1) Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktek yang terdapat pada tahap belajar.

2) Mereview dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan yang telah dimiliki.

3.1.3 Pengamatan terhadap tugas praktek.

1) Mengamati keterampilan praktek yang didemonstrasikan oleh pelatih atau orang yang telah berpengalaman lainnya.

2) Mengajukan pertanyaan kepada pelatih tentang kesulitan yang ditemukan selama pengamatan.

3.1.4 Implementasi.

1) Menerapkan pelatihan kerja yang aman.

2) Mengamati indikator kemajuan yang telah dicapai melalui kegiatan praktek. 3) Mempraktekkan keterampilan baru yang telah diperoleh.

(15)

Judul Modul : Penerapan Jadwal Konstruksi

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 14 dari 39

3.1.5 Penilaian.

Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar peserta pelatihan

3.2. Metode Pelatihan

Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.

3.2.1 Belajar secara mandiri.

Belajar secara mandiri membolehkan peserta pelatihan untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas, peserta pelatihan disarankan untuk menemui pelatih setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.

3.2.2 Belajar berkelompok.

Belajar berkelompok memungkinkan peserta pelatihan untuk datang bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta, pelatih dan pakar / ahli dari tempat kerja.

3.2.3 Belajar terstruktur.

Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topik tertentu.

(16)

Judul Modul : Penerapan Jadwal Konstruksi

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 15 dari 39

BAB IV

PENERAPAN JADWAL KONSTRUKSI

4.1. Umum.

Di dalam suatu pelaksanaan kegiatan konstruksi, tentu selalu dibuat rencana-rencana kegiatan. Rencana-rencana kegiatan tersebut disusun sebagai pedoman kerja untuk memulai tahapan-tahapan kerja. Susunan rencana kegiatan ini dituangkan dalam suatu jadwal pelaksanaan pekerjaan yang memuat : jenis pekerjaan, waktu pelaksanaan dari awal sampai akhir pelaksanaan. Semua pihak yang terkait dalam pekerjaan ini harus berpegang pada jadwal konstruksi ini.

Langkah-langkah kegiatan yang saling behubungan memerlukan pengaturan jadwal yag akurat, sehingga tidak menimbulkan kegiatan yang saling tumpah tindih. Seorang Juru ukur bangunan gedung, di dalam keterlibatannya pada pelaksanaan konstruksi juga harus berpedoman pada jadwal konstruksi ini, sehingga langkah-langkah yang dilakukan oleh Juru ukur bangunan gedung tidak menyimpang dari jadwal.

4.2. Jadwal Konstruksi.

4.2.1. Pemeriksaan ulang jadwal pengukuran terhadap jadwal konstruksi. 4.2.1.1. Pemeriksaan jadwal konstruksi.

Jadwal konstruksi adalah susunan rencana kegiatan konstruksi berdasarkan waktu pelaksanaan, kegiatan konstruksi pada umumnya dibagi dalam tiga tahapan yaitu : tahapan persiapan, tahapan pelaksanaan konstruksi dan tahapan pemeliharaan.

• Tahapan persiapan meliputi pekerjaan-pekerjaan : - Mobilisasi personil.

- Menyiapkan kantor lapangan (Base Camp). - Mobilisasi peralatan dan perbekalan. - Mobilisasi bahan-bahan.

- Menyiapkan izin kerja. - Dan lain-lainnya.

• Tahapan pelaksanaan meliputi pekerjaan-pekerjaan : - Pondasi.

(17)

Judul Modul : Penerapan Jadwal Konstruksi

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 16 dari 39

- Dinding-dinding bangunan. - Lantai-lantai.

- Balok-balok beton. - Tiang-tiang kolom beton. - Flapon-flapon.

- Tangga-tangga. - Pintu-pintu. - Jaringan listrik.

- Jaringan saluran pembuang di dalam bangunan. - Jaringan saluran pembuang di luar bangunan. - Dan lain-lainnya.

• Tahapan pemeliharaan.

Tahapan pemelharaan ini dimaksudkan pekerjaan-pekerjaan perbaikan atau pemeliharaan dilakukan sebelum kontraktor menyerahkan kepada direksi. Apabila ada kerusakan-kerusakan kontraktor harus memperbaiki. Ketiga tahapan pekerjaan tersebut tercantum lengkao dan detil dalam jadwal konstruksi. Jadwal konstruksi ditanda-tangani oleh : Direksi, Konsultan Pengawas dan Kontraktor. Dengan ditanda tanganinya jadwal konstruksi tersebut maka sah untuk dijadikan pedoman pelaksanaan dan harus dipatuhi oleh semua pihak yang terkait. Di dalam jadwal konstruksi tersebut dicantumkan rencana kemajuan pekerjaan setiap bulannya. Hal ini dimaksudkan untuk memonitor pelaksanaan pekerjaan agar supaya waktu pelaksanaan tidak terlambat, karena dengan adanya waktu pelaksanaan tidak tepat waktu maka berakibat mendapat kerugian. Direksi rugi waktu, konsultan dan kontraktor di samping rugi waktu juga rugi biaya,

Dalam perjalanan pelaksanaanpekerjaan adakalanya jadawal konstruksi tidak terpenuhi atau terlambat. Apabila terjadi keterlamabatan yang sangat signifikan maka jadwal konstruksi perlu ditinjau ulang untuk direvisi. Dengan adanya revisi jadwal konstruksi pada dasarnya untuk mendorong kepada kontraktor agar bekerja lebih keras dengan menambah sumber daya yang ada, misalnya :

- Menambah personil. - Menambah peralatan.

(18)

Judul Modul : Penerapan Jadwal Konstruksi

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 17 dari 39

- Menambah bahan-bahan. - Memperbaiki metode kerja. - Dan lain-lainnya.

4.2.1.2. Penyesuaian jadwal pengukuran dengan jadwal konstruksi.

Jadwal konstruksi adalah susunan rencana kegiatan konstruksi berdasarkan waktu pelaksanaan. Dari jadwal konstruksi inilah seorang Juru ukur bangunan gedung atas instruksi dan arahan dari atasannya menyusun jadwal pengukuran. Jadwal konstruksi memuat awal dan akhir waktu pelaksanaan. Berdasarkan pada awal dan lamanya pekerjaan konstruksi tersebut Juru ukur bangunan gedung dapat merencanakan kegiatan-kegiatan pengukuran dan diharapkan menjadi lebih siap dari segi waktu dan peralatan yang akan digunakan. Oleh sebab itu Juru ukur bangunan gedung sangat perlu untuk mengetahui dan mencermati jadwal konstruksi, tentunya pada jenis-jenis pekerjaan yang ada hubunganya dengan pengukuran.

Jadwal konstruksi yang sudah ada juga dapat digunakan untuk melakukan persiapan-persiapan bagian pengukuran untuk mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan mana saja yang memerlukan kegiatan Juru ukur bangunan gedung serta menyusun kebutuhan-kebutuhan peralatan, personil, peralatan pendukung lainnya serta metode-metode pengukuran yang diperlukan. Dengan demikian persiapan-persiapan dapat dilakukan dengan matang.

4.2.1.3. Pemeriksaan ulang jadwal pengukuran.

Sebelum pelaksanaan pengukuran dimulai jadwal pengukuran diperiksa ulang, apakah jadwal pengukuran tersebut masih sesuai dengan jadwal konstruksi. Apabila jadwal konstruksi mengalami perubahan maka jadwal pengukuran akan menyesuaikan. Perubahan jadwal konstruksi masih dimungkinkan karena ada perubahan desain, perubahan volume pekerjaan dan lain-lainnya. Setiap ada perubahan desain yang ada kaitannya dengan pekerjaan pengukuran juru ukur harus mengikutinya agar perubahan tersebut bisa distake out di lapangan.

(19)

Judul Modul : Penerapan Jadwal Konstruksi

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 18 dari 39

4.2.2. Identifikasi jadwal pekerjaan pengukuran. 4.2.2.1. Penentuan awal pekerjaan pengukuran.

Jadwal konstruksi yang sudah ada dapat digunakan untuk melakukan persiapan-persiapan bagian pengukuran, mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan kegiatan Juru ukur bangunan gedung. Kebutuhan peralatan, personil, perlengkapan dan metode-metode pengukuran dapat dipersiapkan dengan cermat dan matang.

Identifikasi pekerjaan-pekerjaan konstruksi yang memerlukan kegiatan juru kur berdasarkan gambar kerja :

a) Pekerjaan persiapan.

• Pembersihan dan perataan lokasi pekerjaan.

• Sarana jalan kerja.

• Kantor pelaksana proyek dan kantor direksi.

• Rumah jaga.

• Pengecekan dan penentuan jaringan titik referensi. b) Pekerjaan pelaksanaan konstruksi.

• Letak tapak bangunan.

• Pondasi/tiang pancang.

• Pekerjaan pengecoran.

• Pekerjaan lantai.

• Pekerjaan jaringan pipa.

• Pekerjan jaringan drainase.

• Pekerjaan plafon.

• Pengecekan pelaksanaan pekerjaan (mutual check).

• Tangga (lift).

• Pekerjaan pintu-pintu.

• Penentuan ruangan-ruangan.

(20)

Judul Modul : Penerapan Jadwal Konstruksi

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 19 dari 39

• Dan lain-lainnya. c) Monitoring dan pengarahan. d) Mutual check.

e) Laporan-laporan. f) Dan lain-lainnya.

Pekerjaan-pekerjaan a) dan b) sebagian besar adalah pekerjaan stake out yang akan diuraikan dalam judul unit kompetensi berikutnya.

Identifikasi pekerjaan tersebut di atas dibuat dasar untuk menyusun jadwal pengukuran sesuai dengan jenis dan kelompok pekerjaan sejak awal hingga selesai proyek.

Tabel I : Contoh identifikasi pekerjaan pengukuran :

No Kegiatan Konstruksi Kegiatan

Pengukuran Peralatan Personil Keterangan

1 Pekerjaan persiapan :

- Pembersihan dan perataan lokasi pekerjaan.

- Sarana jalan kerja

- Pengecekan dan penentuan jaringan titik referensi. - Penentuan tapak bangunan - Pengecekan hasil perataan (land leveling). - Pengukuran poligon. - Pengukuran waterpass. - Stake out. - Waterpass. - 1 unit - Total station - 1 unit - Waterpass - 1 unit - Total station, theodolite - 1 unit - Waterpass 1 unit 1 orang Juru ukur bangunan gedung 2 orang pembantu Juru ukur bangunan gedung 1 orang Juru ukur bangunan gedung 2 orang pembantu Juru ukur bangunan gedung 1 orang Juru ukur bangunan gedung 2 orang pembantu Juru ukur bangunan gedung Waktu mengikuti jadwal konstruksi Waktu mengikuti jadwal konstruksi Waktu mengikuti jadwal konstruksi

(21)

Judul Modul : Penerapan Jadwal Konstruksi

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 20 dari 39

No Kegiatan Konstruksi Kegiatan

Pengukuran Peralatan Personil Keterangan

2 Pekerjan konstruksi : - Penentuan letak tapak bangunan. - pemasangan tiang pancang. - stake out : Titik-titik utama

dan titik detil. Pondasi. Lantai. Ruangan-ruangan. Tangga. Pintu-pintu. Dan lain-lainnya. - stake out horizontal - monitoring posisi horisontal dan vertikal - pengarahan. - Total station, theodolite - 1 unit - Waterpass. - 1 unit - Total station, theodolite - Total station, theodolite dan waterpass - Total station, theodolite - 1 unit 2 orang Juru ukur bangunan gedung 4 orang pembantu Juru ukur bangunan gedung 1 orang Juru ukur bangunan gedung 2 orang pembantu Juru ukur bangunan gedung 1 orang Juru ukur bangunan gedung 2 orang pembantu Juru ukur bangunan gedung 1 orang Juru ukur bangunan gedung 2 orang pembantu Juru ukur bangunan gedung Waktu mengikuti jadwal konstruksi Waktu mengikuti jadwal konstruksi Waktu mengikuti jadwal konstruksi Waktu mengikuti jadwal konstruksi

4.2.2.2. Keterkaitan jadwal pengukuran terhadap jadwal konstruksi.

Pekerjaan pengukuran adalah kegiatan pendukung dalam setiap pelaksanaan proyek sipil seperti pekerjaan pembangunan bangunan gedung. Sehingga setiap aktivitas pengukuran harus mengacu pada kegiatan konstruksi. Dalam menyusun jadwal pengukuran harus dikaitkan dengan jadwal konstruksi. Disusun secara berurutan sesuai dengan urutan pekerjaan konstruksi yang memerlukan dukungan pekerjaan pengukuran. Sebagai contoh dalam jadwal konstruksi minggu

(22)

Judul Modul : Penerapan Jadwal Konstruksi

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 21 dari 39

pertama dijadwalkan memasang tiang pancang, maka jadwal pengukuran harus menjadwalkan stake out lokasi tiang pancang sebelum jadwal pemancangan. Demikian seterusnya dengan jadwal pekerjaan-pekerjaan yang lain. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam : Tabel 2.2 Contoh jadwal konstruksi dan Tabel 2.3 Contoh jadwal pengukuran.

4.2.3. Penyusunan jadwal pekerjaan yang sejenis. 4.2.3.1. Pekerjaan yang sejenis.

Untuk memudahkan bagian pengukuran sendiri di dalam melaksanakan pekerjaan pengukuran perlu kiranya pekerjaan-pekerjaan yang sejenis, dalam arti memerlukan kegiatan pengukuran yang sejenis, disusun dan dikelompokkan. Hal ini perlu dilakukan agar dalam pelaksanaan kegiatan nantinya didapat suatu pola yang sudah baku. Yang dimaksud pola yang sudah baku adalah kebiasaan untuk melakukan prosedur pengukuran sesuai dengan kegiatan konstruksi. Sebagai contoh jika suatu pekerjaan detil konstruksi A memerlukan kegiatan pengukuran maka peralatan yang digunakan adalah total station dan waterpass dengan 2 Juru ukur bangunan gedung, untuk pekerjaan konstruksi B diperlukan peralatan waterpass saja dengan 1 Juru ukur bangunan gedung dan sebagainya. Dengan terbentuknya suatu pola dan prosedur yang disepakati bersama, dengan sendirinya Juru ukur bangunan gedung akan lebih kreatif menangani tugas yang harus dilaksanakan. Demikian juga terhadap tenaga-tenaga pembantu Juru ukur bangunan gedung perlu diarahkan sehingga tenaga-tenaga pembantu inipun juga terbiasa dengan pola dan prosedur yang dilakukan oleh Juru ukur bangunan gedung sehingga tercipta suatu kesatuan sinergi di dalam tim pengukuran.

Sebagi contoh pekerjaan yang sejenis adalah memindahkan tata letak rencana bangunan utama, kantor pelaksana lapangan dari gambar kerja ke lapangan, sehingga terlihat tapak bangunan-bangunan tersebut. Pekerjaan pengukuran untuk menentukan tapak bangunan-bangunan tersebut adalah pekerjaan stake out, sedangkan peralatannya meliputi :

Theodolite atau total station.

(23)

Judul Modul : Penerapan Jadwal Konstruksi

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 22 dari 39

Refflector (prisma).

• Meteran 50 m dan 5 m.

• Yalon (target)

• Alat komunikasi.

• Alat hitung/komputer.

• Patok, cat, paku dan palu.

• Tenaga pembantu.

• Battery kering.

Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi bangunan gedung bertingkat tinggi masih banyak pekerjaan-pekerjaan sejenis yang berkaitan dengan pekerjaan pengukuran, yang memerlukan peralatan dan metode pengukuran yang sama. Pekerjaan-pekerjaan konstruksi yang berkaitan dengan pekerjaan pengukuran dikelompokkan dan disusun secara berurutan sesuai dengan jenisnya, sehingga penyusunan jadwal pengukuran dan pelaksanaannya lebih mudah.

Sebagai contoh pekerjaan-pekerjaan yang sejenis dan peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1 Contoh pekerjaan-pekerjaan yang sejenis dan peralatan yang digunakan.

No Jenis Pekerjaan Jenis Pengukuran Peralatan yang Digunakan

A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Penentuan posisi horizontal. Letak tapak bangunan. Pekerjaan tiang pancang dan pondasi.

Penentuan ruangan-ruangan. Pekerjaan tangga/lift.

Penentuan pintu-pintu. Pekerjaan lantai.

Pekerjaan jaringan pipa air. Pekerjaan jaringan saluran pembuang.

Pekerjaan Mutual Check Dan lain-lainnya.

Pengukuran stake out. Pengukuran stake out. Pengukuran stake out. Pengukuran stake out. Pengukuran stake out. Pengukuran stake out. Pengukuran stake out. Pengukuran stake out. Pengukuran poligon.

- Total station atau theodolite. - Statif. - Yalon - Reflektor. - Meteran 50 m, 5 m. - Alat komunikasi. - Alat hitung.

- Patok, cat, paku, palu. - Tenaga pembantu. B 1 2 3 4 5

Penentuan posisi vertikal. Pekerjaan tiang pancang dan pondasi.

Pekerjaan balok-balok penyangga. Pekerjaan lantai.

Pekerjaan jaringan saluran pembuang. Pekerjaan tangga. Pengukuran waterpass. Pengukuran waterpass. Pengukuran waterpass. Pengukuran waterpass. Pengukuran waterpass. - Waterpass. - Statif. - Rambu ukur. - Alat hitung. - Cat, patok. - Tenaga pembantu.

(24)

Judul Modul : Penerapan Jadwal Konstruksi

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 23 dari 39

No Jenis Pekerjaan Jenis Pengukuran Peralatan yang Digunakan

6

7 Pekerjaan jaringan pipa air. Dan lain-lainnya. Pengukuran waterpass.

Tabel 2.2 Contoh Jadwal konstruksi.

Nama proyek :

Kontraktor :

Waktu pelaksanaan : Jadwal Konstruksi.

No Jenis Pekerjaan Vol Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV Bulan V Bulan VI Keterangan

I 1.1 1.2 1.3 1.4 Pekerjaan persiapan Mobilisasi personil. Mobilisasi peralatan dan perbekalan.

Pembangunan kompleks kerja (base camp). Menyiapkan jalan kerja.

- LS - LS 1 bh A km II 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 2.10 Pekerjaan Konstruksi Pekerjaan tiang pancang Pekerjaan pondasi. Pekerjaan tembok. Pekerjaan beton : - Balok Pondasi - Tiang (balok tegak) - Lantai.

- Tangga. - Lisplank. - Dan lain-lainnya. Pintu-pintu. Pekerjaan pipa air. Pekerjaan saluran pembuang. Instalasi listrik. Instalasi AC. Finishing. B bh C m3 D m3 E m3 F m3 G m3 H m3 I m3 J m3 K bh L m M m N m O m P m2

Mengetahui : Jakarta, Nopember 2011

Yang membuat,

Kepala Proyek Pelaksana

4.2.3.2. Penyusunan jadwal pekerjaan pengukuran secara berurutan.

Berdasarkan jadwal konstruksi tersebut diatas Tabel 2.2 maka disusun jadwal pengukuran sebagai berikut :

(25)

Judul Modul : Penerapan Jadwal Konstruksi

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 24 dari 39

Tabel 2.3 Jadwal Pengukuran

Waktu Pelaksanaan : 6 bulan

No Jenis Pekerjaan Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV Bulan V Bulan VI 1 Pekerjaan persiapan:

- Pengecekan BM dan pemasangan BM baru.

- Leveling lokasi pekerjaan

- Stake out : Kantor Direksi, lapangan, gudang, rumah jaga, sarana jalan

2 Konstruksi

- Stake out

- Monitoring dan pengarahan

- Pengecekan

- Mutual check

- Laporan

Keterangan :

: Jadwal konstruksi Mengetahui, Jakarta, November 2011

Yang membuat,

: Jadwal pengukuran

(Chief Juru Ukur) (Juru Ukur)

4.3. Pengelompokkan Peralatan Berdasarkan Jenis Konstruksi.

Untuk menangani pekerjaan pengukuran suatu konstruksi, diperlukan ketersediaan peralatan ukur yang sesuai dengan jenis konstruksi. Setiap konstruksi mempunyai cara keterlibatan bagian pengukuran yang mempunyai karakteristik sendiri-sendiri serta penggunaan peralatan yang berbeda pula, meskipun prinsip dasar pengukurannya tetap sama. Hal ini disebabkan suatu jenis konstruksi mempunyai tahapan pelaksanaan yang berbeda.

Pada bagian pengukuran,perlu adanya suatu perencanaan dan penyusunan peralatan pengukuran di dalam rangka mendukung kegiatan pengukuran untuk memenuhi keperluan tim pelaksanaan konstruksi. Oleh sebab itu peralatan–peralatan yang sesuai dengan jenis konstruksi perlu secara cermat disusun dan dipersiapkan dengan baik termasuk di dalamnya membuat laporan kebutuhan peralatan. Laporan kebutuhan juga

(26)

Judul Modul : Penerapan Jadwal Konstruksi

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 25 dari 39

perlu dicek pada saat realisasinya agar rencana yang sudah disusun tidak banyak mengalami hambatan.

4.3.1. Penyusunan kebutuhan peralatan.

4.3.1.1. Persiapan peralatan ukur sesuai dengan pekerjaan konstruksi. Setelah jadwal konstruksi dipelajari dan dimengerti, Juru ukur bangunan gedung bersama dengan atasannya yaitu chief Juru ukur bangunan gedung atau survey engineer menyusun kebutuhan peralatan yang akan dipergunakan sesuai dengan jenis pekerjaan. Penyusunan kebutuhan peralatan ini mengacu kepada aktivitas-aktivitas dari jenis konstruksi yang akan dilaksanakan.

Untuk konstruksi yang memerlukan penentuan sudut dan jarak tentu digunakan peralatan yang sesuai semisal theodolite dan meteran atau

total station dan untuk konstruksi yang lebih banyak memerlukan

penentuan beda tinggi (∆h) menggunakan peralatan waterpass. Disamping itu juga perlu disusun kebutuhan peralatan pendukung lain seperti peralatan komunikasi, peralatan tulis, peralatan penanda titik meteran, bak ukur dan sebagainya.

4.3.1.2. Kebutuhan peralatan ukur.

Kebutuhan peralatan disusun dengan jelas dan lengkap jenis peralatan, waktu yang dibutuhkan, spesifikasi yang diinginkan serta peralatan pendukungnya. Peralatan pendukung ini meskipun terkesan sepele akan tetapi dapat mempengaruhi kelancaran pekerjaan pengukuran jika tidak diperhatikan. Contoh dari tabel untuk mempresentasikan penyusunan kebutuhan peralatan di atas dapat dilihat pada tabel 3.1. berikut ini :

(27)

Judul Modul : Penerapan Jadwal Konstruksi

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 26 dari 39

4.3.2. Pengelompokan penggunaan peralatan berdasarkan pekerjaan yang sejenis. 4.3.2.1. Pengelompokan jenis-jenis peralatan ukur.

Untuk mempermudah langkah kerja bagian pengukuran, perlu dikelompokkan penggunaan peralatan yang sesuai dengan pekerjaan konstruksi yang akan ditangani. Karena disamping untuk mampercepat respon tim Juru ukur bangunan gedung terhadap permintaan pengukuran pengelompokkan ini juga dapat berfungsi untuk mengetahui seberapa banyak kegiatan yang memrlukan penggunaan peralatan jenis yang lain. Pengelompokkan didasarkan pada langkah kerja yang harus dilakukan oleh Juru ukur bangunan gedung. Sebagai contoh pengelompokkan dapat dilihat pada tabel 3.2. berikut :

Tabel 3.2. Contoh Pengelompokkan Penggunaan Peralatan sesuai pekerjaan.

No Pekerjaan Data yang diperlukan Peralatan Peralatan Pendukung

1 Pekerjaan tanah Sudut Jarak Elevasi Propil memanjang Propil melintang Total station atau theodolite, Waterpass Roll meter Cat Patok Paku

Alat tulis dan hitung Target (yalon) 2 Pekerjaan monitoring

posisi horizontal

Sudut Total station

atau theodolite

Patok Cat

(28)

Judul Modul : Penerapan Jadwal Konstruksi

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 27 dari 39

No Pekerjaan Data yang diperlukan Peralatan Peralatan Pendukung

Alat tulis dan hitung

3 Pengecoran lantai Elevasi Waterpass Cat

Spidol

Alat tulis dan hitung Bak ukur

4 Pengukuran luas Sudut Jarak Total station atau theodolite Roll meter Target (yalon) Patok

Alat tulis dan hitung Target 5 Bowplank Sudut Jarak Elevasi Total station atau theodolite Waterpass Roll meter Target (yalon) Cat Spidol

Alat tulis dan hitung Bak ukur

6 Dan seterusnya

Dari tabel yang ada di atas dapat diketahui bahwa kegiatan pengukuran pendukung konstruksi diperlukan peralatan-peralatan yang berbeda. Tabel ini sangat perlu untuk diketahui dan diingat oleh Juru ukur bangunan gedung maupun pembantu Juru ukur bangunan gedung sehingga jika tim pengukuran diinstruksikan untuk melakukan pekerjaan pengukuran untuk kegiatan konstruksi tertentu, maka peralatan utama dan peralatan pendukung yang diperlukan segera dapat disiapkan. 4.3.2.2. Fungsi jenis-jenis peralatan ukur.

Berbagai jenis peralatan uukr telah dibuat oleh berbagai pabrik di dunia dengan standar dan ketelitian yang berbeda-beda. Tetapi peralatan yang sejenis fungsinya saja seperti : theodolite untuk mengukur sudut, waterpass untuk mengukur beda tinggi, total station untuk mengukur sudut dan jarak serta menghitung koordinat.

Secara garis besarnya dapat disimak tabel 3.3 Contoh fungsi jenis-jenis peralatan ukur berikut ini.

(29)

Judul Modul : Penerapan Jadwal Konstruksi

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 28 dari 39

Tabel 3.3 Contoh fungsi jenis-jenis peralatan ukur.

No Jenis peralatan ukur Merk Dibuat di

negara Ketelitian Fungsi mengukur/ menghitung sasaran 1 Total station : - GPT – 3000 - GPT – 3002 - Wild Tachimat TC 1 Top Con Top Con Wild Jepang Jepang Jerman 2.8” 2.0” Hz : ± 2” V : ± 3” - Sudut - Jarak : 100m ~ 250m - Bangunan Gedung - Hutan - Perkotaan - Sudut - Jarak : 100m ~ 250m - Bangunan Gedung - Hutan - Perkotaan - Sudut - Jarak 2 Theodolite : - Wild T3 - Wild TO (kompas) - Theodolite 100 Digital - Jokkesa TM 10 Wild Wild Leica Sokkesa Jerman Jerman Jerman Jepang 0.1” 1’ 1”/5”/10” 10” - Sudut - Jarak - Beda tinggi - Sudut - Jarak - Beda tinggi - Sudut - Jarak - Beda tinggi - Sudut - Jarak - Beda tinggi 3 Waterpass : - Wild NAK 0 - Wild NAK 1 - Wild NAK 2 - AT-G1 Wild Wild Wild Top Con Jerman Jerman Jerman Jepang ± 1mm/30m ± 2,5mm/1km ± 1mm/30m ± 1,5mm/1km ± 0,3mm/1km ± 0,7mm/1km - Beda tinggi - Beda tinggi - Beda tinggi - Beda tinggi 4 Electric Distance Measurement (EDM) :

(30)

Judul Modul : Penerapan Jadwal Konstruksi

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 29 dari 39

4.3.2.3. Pengelompokkan penggunaan peralatan ukur sesuai pekerjaan. Sesuai dengan jenis dan fungsinya, peralatan ukur dikelompokkan menurut penggunaan utamanya dibagi dalam dua kelompok yaitu : 1. Kelompok pertama (pengukuran sudut).

Kelompok pertama yaitu peralatan ukur dengan fungsi utamanya yaitu untuk mengukur sudut dengan ketelitian yang cukup teliti. Perlatan uku ryang dimaksud adalah :

a) Total station. b) Theodolite. c) Kompas.

Peralatan-peralatan tersebut selain untuk mengukur sudut dapat juga digunakan untuk mengukur jarak optis dan beda tinggi.

2. Kelompok kedua (pengukur beda tinggi).

Kelompok kedua yaitu peralatan ukur dengan fungsi utama yaitu untuk mengukur beda tinggi. Alat yang dimaksud adalah alat ukur waterpass atau sipat datar. Alat ukur sipat datar yang dilengkapi dengan piringan derajat dapat digunakan untuk mengukur sudut horizontal dengan ketelitian rendah.

3. Kelompok ketiga (pengukur jarak).

Kelompok ketiga yaitu perlatan ukur dengan fungsi utamanya untuk mengukur jarak. Alat pengukur jarak elektronik atau Electric Distance Measurement (EDM) dipasang pada theodolite apabila akan dipakai/digunakan dan dibantu dengan reflektor. Alat pengukur jarak atau meteran ada berbagai macam baik materialnya maupun ketelitian bacaannya seperti : meteran dari fiberglass, meteran dari kain dan meteran baja. Meteran baja mempunyai ketelitian bacaan hingga 1mm, sehingga cukuo teliti dan angka pemuaiannya kecil. Untuk pekerjaan pengukuran yang diharuskan menggunakan meteran baja ini jarak-jark yang kecil, sedangkan untuk jarak-jarak yang panjang(besar) disarankan untuk menggunakan EDM.

4.3.3. Laporan kebutuhan peralatan dan kelengkapan. 4.3.3.1. Kegunaan laporan.

Setelah kebutuhan peralatan disusun dan pengelompokkan penggunaan peralatan sesuai jenis pekerjaan dilakukan, maka Juru ukur bangunan

(31)

Judul Modul : Penerapan Jadwal Konstruksi

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 30 dari 39

gedung bersama dengan chief Juru ukur bangunan gedung membuat laporan kebutuhan peralatan. Atasan Juru ukur bangunan gedung berkoordinasi dengan bagian peralatan atau pengadaan. Laporan kebutuhan peralatan ini dimaksudkan agar bagian logistik dapat menyusun serta merencanakan penyewaan maupun pengadaan peralatan, karena hal ini menyangkut kepada budgeting atau pembiayaan pekerjaan secara keseluruhan.

Dengan diajukannya laporan kebutuhan peralatan kepada bagian logistik, diharapkan peralatan-peralatan cepat disediakan

Laporan kebutuhan peralatan tersebut dibuat dengan memuat hal-hal pokok sebagai berikut :

1. Nama alat. 2. Jumlah. 3. Tipe. 4. Spesifikasi.

5. Perkiraan waktu penggunaan. 6. Dan sebagainya.

Tabel 3.3. Contoh laporan kebutuhan peralatan ukur

No Nama Alat Merk Tipe/Spesifikasi Jumlah Waktu

Penggunaan Keterangan 1 2 3 4 Total station Theodolite Waterpass Pita ukur baja

TopCon Wild Wild Le.Raa GPT-3002 T2 N2 50 m ketelitian 1 mm 1 1 1 1 6 bulan 6 bulan 6 bulan 6 bulan Baik Baik Baik Baik

Maka satu copy dari laporan kebutuhan peralatan perlu disimpan oleh Juru ukur untuk digunakan monitoring pengadaan peralatan. Kemungkinan pengadaan peralatan dilakukan beberapa tahap. Maksud dari uraian di atas adalah untuk melakukan pencatatan terhadap peralata-peralatan ukur dalam hubungannya dengan jadwal rencana penggunaan peralatan ukur dengan realisasinya. Jika realisasi tidak sesuai dengan rencana maka perlu dilakukan pencermatan terhadap jadwal pengukuran apakah nantinya peralatan yang tersedia akan

(32)

Judul Modul : Penerapan Jadwal Konstruksi

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 31 dari 39

megganggu kelancaran pekerjaan pengukuran dan sejauh mana gangguan yang mungkin timbul dapat diprediksi. Akan tetapi akan menjadi lebih baik jika setelah Juru ukur bangunan gedung dan atasannya melakukan konfirmasi peralatan-peraltan yang belum tersedia segera diadakan. Oleh sebab itu komunikasi dan koordinasi antara tim pengukuran dengan bagian peralatan sangat perlu untuk dibangun.

4.3.3.2. Sasaran laporan.

Sasaran laporan kebutuhan peralatan adalah untuk digunakan atasan juru ukur agar dapat dilanjutkan kepada bagian logistik.

Dalam laporan tersebut meliputi penggunaan peralatan ukur dengan segala kondisinya seperti :

1. Nama alat. 2. Tipe. 3. Spesifikasi.

4. Perkiraan penggunaan. 5. Jumlah.

6. Dan lain sebagainya.

Dengan adanya laporan tersebut maka pihak logistik dapat merencanakan dengan alat ukur tersebut misalnya :

- Dimobilisasi alat ukur bila sudah selesai pekerjaan. - Penggantian alat ukur kalau ada kerusakan. - Kalibrasi alat ukur bila ada penyimpangan.

- Penyelesaian sewa-menyewa bila alat ukur tersebut disewa. - Dan lain-lainnya.

4.4. Jadwal Keperluan Peralatan di Proyek.

Disamping pemahaman akan jadwal konstruksi, penempatan dan pengaturan waktu terhadap penggunaan peralatan-peralatan pada pekerjaan yang akan ditangani juga sangat perlu diperhatikan dan direncanakan. Ini perlu dilakukan agar tercapai kondisi tepat alat dan tepat waktu pada pelaksanaan tugas Juru ukur bangunan gedung.

Penggunaan peralatan di proyek perlu diatur dalam hubungannya dengan pengadaan dan pembiayaan yang perlu diperhitungkan sebagai bagian dari pembiayaan proyek secara keseluruhan, meskipun nilai sewa atau pengadaan peralatan-peralatan ukur tersebut tidak terlalu besar.

(33)

Judul Modul : Penerapan Jadwal Konstruksi

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 32 dari 39

4.4.1. Pemeriksaan jadwal setiap pekerjaan.

4.4.1.1. Pemahaman jenis pekerjaan di proyek.

Jenis pekerjaan pada suatu proyek, misalkan proyek bangunan gedung bertingkat sangat bermacam-macam, misalnya :pekerjaan tanah, pekerjaan konstruksi beton, pekerjaan instalasi air, instalasi listrik, drainase dan lain-lainnya. Dari bermacam-macam jenis pekerjaan tersebut juru ukur bangunan gedung harus memahami jenis pekerjaan apa yang memerlukan dukungan dari bidang pengukuran. Jenis pekerjaan yang memrlukan dukungan bidang pengukuran misalnya : - Stake out titik utama dan titik-titik detil yang merupakan bentuk tapak

bangunan.

- Stake out titik-titik tiang pancang dan pondasi .

- Penentuan posisi setiap lantai pada bangunan bertingkat meliputi posisi horizontal dan vertikal (elevasi).

- Dan lain-lainnya.

4.4.1.2. Penelitian jadwal setiap pekerjaan.

Seorang Juru ukur perlu memeriksa jadwal setiap pekerjaan, dalam hal ini tentunya sebatas kegiatan yang sesuai dengan jabatan dan tugas yang dibebankan kepadanya. Dengan memeriksa jadwal setiap pekerjaan, seorang Juru ukur bangunan gedung akan dapat mengetahui kapan saat diperlukan dan harus menyiapkan diri beserta perlengkapannya, sehingga tugas yang diberikan kepadanya dapat dilaksanakan secara baik dan terencana serta tepat waktu. Hal ini dimaksudkan selain untuk mempersiapkan diri juga untuk menghindari terjadinya tugas yang saling tumpang tindih. Sebagai contoh bagian penggalian menginginkan Juru ukur melakukan pengecekan hasil galian dan pada saat yang bersamaan bagian lainnya menginginkan dilaksanakan stake out dan sebagainya.

Di dalam memeriksa jadwal setiap pekerjaan, seorang Juru ukur bangunan gedung tentu juga melakukan koordinasi dengan atasannya langsung, sehingga jadwal kegiatan pengukuran yang bersamaan dapat dihindari dengan pembagian tugas dengan Juru ukur lainnya yang terlibat di dalam pekerjaan tersebut.

(34)

Judul Modul : Penerapan Jadwal Konstruksi

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 33 dari 39

4.4.2. Penyusunan penggunaan peralatan yang diperlukan sesuai dengan urutan pekerjaan.

4.4.2.1. Identifikasi penggunaan perlatan yang diperlukan.

Di dalam pelaksanaan tugas Juru ukur, peralatan ukur merupakan alat utama yang harus dioperasikan. Karena sesuai dengan jabatan kerjanya sebagai Juru ukur bangunan gedung, maka tugas utama seorang Juru ukur bangunan gedung melakukan pengukuran sesuai dengan keperluan pelaksanaan konstruksi. Oleh sebab itu perlu disusun suatu rencana penggunaan peralatan ukur sesuai dengan jenis pekerjaan yang akan dilakukan, sehingga pada saat pekerjaan memerlukan pengukuran beda tinggi maka alat yang resedia adalah waterpass dan pada saat diperlukan pengukuran sudut maka peralatan yang tersedia adalah theodolite atau total station.

Penyusunan penggunaan peralatan perlu dilakukan, karena dimungkinkan dalam pelaksanaan konstruksi terdapat lebih dari 1 (satu) Juru ukur bangunan gedung. Dengan keadaan ini maka dimungkinkan pada satu kesempatan terjadi benturan kebutuhan peralatan yang sama. Baik itu karena tuntutan waktu, karena jenis pekerjaan yang sejenis atau karena peralatan yang tersedia ada yang rusak. Hal ini perlu diperhatikan, ada kemungkinan pemusatan konsentrasi suatu jenis pekerjaan tertentu yang perlu dilakukan. Karena sebelumnya terjadi hambatan tahapan konstruksi yang selanjutnya harus segera dilaksanakan.

4.4.2.2. Penyusunan penggunaan peralatan.

Dalam menyusun penggunaan peralatan ukur sebagai acuan adalah jadwal konstruksi dan jadwal pengukuran karena kedua jadwal tersebut saling berkaitan.

Juru ukur bangunan gedung setiap saat harus mengikuti perkembangan pekerjaan konstruksi bahkan selalu siap dilokasi pekerjaan. Adakalanya pekerjaan konstruksi memerlukan stake out untuk memulai pekerjaan baru, pengarahan, pengecekan dan monitoring baik posisi horizontal maupun vertikal sehingga penggunaan peralatan harus disusun secara teliti dan cermat.

(35)

Judul Modul : Penerapan Jadwal Konstruksi

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 34 dari 39

4.4.3. Pengajuan peralatan yang diperlukan sesuai jadwal pekerjaan. 4.4.3.1. Identifikasi keperluan peralatan sesuai jadwal pekerjaan.

Setelah mempelajari dan memahai jadwal pekerjaan baik jadwal konstruksi maupun jadwal pengukuran, maka kegiatan dilanjutkan dengan menyusun kebutuhan peralatan dan mengajukannya ke bagian pengadaan. Juru ukur bangunan gedung menyusun kebutuhan-kebutuhan peralatan dan perlengkapan secara rinci serta disampaikan kepada atasannya langsung untuk segera dikoordinasikan dengan bagian pengadaan atau bagian peralatan.

Pengajuan peralatan yang diperlukan disampaikan secara rinci dan lengkap disertai dengan jenis dan spesifikasinya sesuai dengan jenis pekerjaannya. Sehingga pekerjaan pengukuran dilakukan secara tepat alat. Uraian dari spesifikasi peralatan-peralatan tersebut antara lain :

1. Nama alat. 2. Jumlah.

3. Tipe (manual atau elektrik)

4. Ketelitian bacaan sudut horizontal. 5. Ketelitian bacaan sudut vertikal. 6. Ketelitian pengukuran jarak. 7. Perkiraan waktu penggunaan. 8. Dan sebagainya.

4.4.3.2. Kebutuhan alat yang diperlukan.

Berdasarkan identifikasi keperluan peralatan sesuai jadwal pekerjaan maka disusun daftar kebutuhan peralatan yang diperlukan.

Tabel 4.1 Tabel pengajuan kebutuhan peralatan disusun sebagai berikut :

(36)

Judul Modul : Penerapan Jadwal Konstruksi

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 35 dari 39

Tabel 4.1. Tabel Pengajuan Kebutuhan Peralatan yang Diperlukan. Nama Proyek :

Lokasi : Waktu : Pemilik Proyek :

Daftar Kebutuhan Peralatan yang Diperlukan

No Nama Alat Merek Jenis/Tipe Jumlah Spesifikasi Teknis Waktu (bulan)

1 Alat ukur sudut & jarak X Total station 2 set Bacaan sudut horizontal 1”

Bacaan sudut vertikal 1” Prisma double

6

2 Alat ukur beda tinggi Y Waterpass 2 set Ketelitian bacaan 1mm

Bayangan tegak Kompensator otomatis

6

3 Alat ukur sudut Z Theodolite 2 set Ketelitian bacaan sudut

horisontal 10” 6

4 Meteran XX Baja/Fiber 3 unit 50 meter 6

5 Handy talky YY Single band 4 unit Jangkauan 1 km 6

6 Palu - - 4 buah 1 kg 6

7 Payung - - 3 buah - 6

8 Dst.

Yang menerima, Mengetahui, Maju Jaya, 2 April 2011

(Najib) (Budi) (Muri)

(37)

Judul Modul : Penerapan Jadwal Konstruksi

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 36 dari 39

RANGKUMAN

Setelah jadwal konstruksi dipelajari dan dimengerti, Juru ukur bangunan gedung bersama dengan atasannya yaitu chief Juru ukur bangunan gedung atau survey engineer menyusun kebutuhan peralatan yang akan dipergunakan sesuai dengan jenis pekerjaan. Kebutuhan peralatan disusun dengan jelas dan lengkap baik itu dari segi jenis peralatan, waktu yang dibutuhkan, spesifikasi yang diinginkan serta peralatan pendukungnya

Untuk mempermudah langkah kerja bagian pengukuran, perlu dikelompokkan penggunaan peralatan yang sesuai dengan pekerjaan konstruksi yang akan ditangani. Setelah kebutuhan peralatan disusun dan pengelompokkan penggunaan peralatan sesuai jenis pekerjaan dilakukan, maka Juru ukur bangunan gedung bersama dengan chief Juru ukur bangunan gedung membuat laporan kebutuhan peralatan serta dilanjutkan oleh atasan Juru ukur bangunan gedung mengkoordinasikan dengan bagian peralatan atau pengadaan.

Laporan kebutuhan peralatan tersebut dibuat dengan memuat hal-hal pokok sebagai berikut : 1. Nama alat 2. Jumlah. 3. Tipe. 4. Spesifikasi. 5. Perkiraan. 6. Dan sebagainya.

Hal yang sangat mendukung kinerja dari Juru ukur bangunan gedung maupun tim pengukuran adalah tersedianya cukup peralatan sesuai dengan personil Juru ukur bangunan gedung yang dilibatkan maupun volume pekerjaan pengukuran yang harus ditangani. Dengan memeriksa jadwal pekerjaan pengukuran, maka dapat ditentukan jumlah, jenis dan lama waktu penggunaan peralatan ukur.

Penyusunan penggunaan peralatan perlu dibuat agar nantinya tidak terjadi tumpang tindih penggunaan peralatan ukur antara Juru ukur bangunan gedung yang dilibatkan. Kebutuhan peralatan baik dari jumlah, jenis, spesifikasi dan lama penggunaan perlu disusun dan disampaikan kepada atasan langsung yang selanjutnya disampaikan kepada bagian peralatan untuk ditindaklanjuti.

(38)

Judul Modul : Penerapan Jadwal Konstruksi

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 37 dari 39

BAB V

SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI

5.1. Sumber Daya Manusia.

5.1.1. Pelatih.

Pelatih/ instruktur dipilih karena dia telah berpengalaman. Peran pelatih adalah untuk :

a. Membantu peserta untuk merencanakan proses belajar.

b. Membimbing peserta melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar.

c. Membantu peserta untuk memahami konsep dan praktek baru dan untuk menjawab pertanyaan peserta mengenai proses belajar.

d. Membantu peserta untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.

e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.

f. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan. 5.1.2. Penilai.

Dalam melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat kerja, penilai akan :

a. Melaksanakan penilaian apabila peserta telah siap dan merencanakan proses belajar dan penilaian selanjutnya dengan peserta.

b. Menjelaskan kepada peserta mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki dan merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan peserta.

c. Mencatat pencapaian / perolehan peserta. 5.1.3. Teman kerja / sesama peserta pelatihan.

Teman kerja /sesama peserta pelatihan juga merupakan sumber dukungan dan bantuan. Peserta juga dapat mendiskusikan proses belajar dengan mereka. Pendekatan ini akan menjadi suatu yang berharga dalam membangun semangat tim dalam lingkungan belajar/kerja dan dapat meningkatkan pengalaman belajar peserta.

(39)

Judul Modul : Penerapan Jadwal Konstruksi

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 38 dari 39

5.2. Sumber-Sumber Kepustakaan (Buku Informasi).

Pengertian sumber-sumber adalah material yang menjadi pendukung proses pembelajaran ketika peserta pelatihan sedang menggunakan materi pelatihan ini.

Sumber-sumber tersebut dapat meliputi :

1. Buku referensi (text book) / buku manual servis. 2. Lembar kerja.

3. Diagram-diagram, gambar. 4. Contoh tugas kerja.

5. Rekaman dalam bentuk kaset, video, film dan lain-lain.

Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk membantu peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada suatu unit kompetensi.

Prinsip-prinsip dalam CBT mendorong kefleksibilitasan dari penggunaan sumber-sumber yang terbaik dalam suatu unit kompetensi tertentu, dengan mengijinkan peserta untuk menggunakan sumber alternative lain yang lebih baik atau jika ternyata sumber-sumber yang direkomendasikan dalam pedoman belajar ini tidak tersedia / tidak ada. Sumber-sumber bacaan yang dapat digunakan :

1. Ilmu Ukur Tanah, Oleh Soetomo Wangsutjitro, Penerbit Yayasan Kanisius, tahun 1980 (refisi)

2. Dasar-dasar Pengukuran Tanah, Oleh Russell C Brinker Paul, Paul R Wolf, Alih bahasa : Djoko Walijatun, Edisi ketujuh, Penerbit Erlangga, tahun 1984

3. Pengantar Pemetaan, Oleh James R Wirshing.BS, Roy H. Wirshing.BE. Alih

bahasa : Ir. Tirta. D Arief. Editor : Ir. Purnomo Indarto, Penerbit Erlangga, tahun 1995.

4. Pengukuran Topografi dan Tehnik Pemetaan, Oleh Dr. Ir. Suyono Sosrodarsono, Masayoshi Takasaki, Penerbit Pradnya Paramita.

5. Penentuan Azimut Dengan Pengamatan Matahari, Oleh Ir. S. Basuki

Kartawiharja, Penerbit Kanisius, tahun 1988.

6. Ilmu dan Alat Ukur Tanah, Oleh Ir. Heinz Frich, Penerbit Kanisius, tahun 1979. 7. Ilmu Ukur Tanah, Oleh Ir. DW. Hendro Kustanto, MT, J. Andy Hartanto, SH, MH,

IR, MMT, DM, 216 001 11, DIOMA.

8. Konstruksi Bangunan Gedung Bertingkat Rendah, Oleh Ir. Ign Benny

(40)

Judul Modul : Penerapan Jadwal Konstruksi

Buku Informasi Edisi : 2011 Halaman: 39 dari 39

5.3 Daftar Peralatan dan Perlengkapan

7. Peralatan yang digunakan: a). Gambar Kerja.

b). Alat Pelindung Diri. c). Alat-alat tulis dan kantor. d). Komputer.

e). Penggaris.

2. Bahan yang dibutuhkan : - Kertas.

Gambar

Tabel I : Contoh identifikasi pekerjaan pengukuran :  No Kegiatan  Konstruksi  Kegiatan
Tabel 2.1 Contoh pekerjaan-pekerjaan yang sejenis dan peralatan yang digunakan.
Tabel 2.2 Contoh Jadwal konstruksi.
Tabel 2.3 Jadwal Pengukuran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kompetensi yang tercakup dalam unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau

Alat Pelindung Diri adalah perlengkapan standar yang wajib digunakan oleh pekerja yang ter;ibat di dalam suatu kegiatan konstruksi semisal : pakaian kerja, helm pengaman,

Kompetensi yang tercakup dalam unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau

Peserta akan dinilai untuk menentukan apakah telah mencapai kompetensi sesuai dengan standar yang dijelaskan dalam Kriteria Unjuk Kerja.. Pada pelatihan berdasarkan

Peserta akan dinilai untuk menentukan apakah telah mencapai kompetensi sesuai dengan standar yang dijelaskan dalam Kriteria Unjuk Kerja.. Pada pelatihan berdasarkan

Arti kontrak bersifat fixed cost adalah tidak ada perhitungan kembali atas jumlah satuan dan harga satuan yang telah dihitung Kontraktor selama pekerjaan tidak mengalami

Peserta akan dinilai untuk menentukan apakah telah mencapai kompetensi sesuai dengan standar yang dijelaskan dalam Kriteria Unjuk Kerja.. Pada pelatihan berdasarkan

Peserta akan dinilai untuk menentukan apakah telah mencapai kompetensi sesuai dengan standar yang dijelaskan dalam Kriteria Unjuk Kerja.. Pada pelatihan berdasarkan