• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Knowledge Management (KM) Berikut ini adalah definisi dari KM menurut beberapa ahli, yaitu:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Knowledge Management (KM) Berikut ini adalah definisi dari KM menurut beberapa ahli, yaitu:"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

8

LANDASAN TEORI

2.1 Teori-teori Umum

2.1.1 Pengertian Knowledge Management (KM)

Berikut ini adalah definisi dari KM menurut beberapa ahli, yaitu: • Menurut Tobing (2007: 8), KM adalah mekanisme dan proses yang

terpadu dalam penyimpanan, pemeliharaan, pengorganisasian informasi bisnis dan pekerjaan yang berhubungan dengan penciptaan berbagai informasi menjadi asset intelektual organisasi yang menetap / permanen. • Menurut Dalkir (2011: 3) mengutip dari Nonaka and Takeuchi, 1995;

Pasternack and Viscio, 1998; Pfeiffer and Sutton, 1999; Ruggles and Holtshouse, 1999. KM adalah proses permintaan pendekatan yang sistematis untuk menangkap, menstruktur, mengatur dan menyebarkan pengetahuan ke seluruh organisasi dengan tujuan bekerja lebih cepat, penggunaan kembali best practice dan menurunkan biaya pengerjaan kembali antar project ke project.

2.1.2 Knowledge Management System (KMS)

Menurut Dalkir (2011: 207) mengutip dari Ganesan, Edmonds, and Spector, 2001; Greif, 1988; Kling, 1991. KMS adalah alat yang ditujukan untuk mendukung dan mengelola seluruh pengetahuan dalam suatu organisasi sebagai aset intelektual perusahaan. Karakteristik kunci dari KMS adalah untuk:

(2)

• Komunikasi antara berbagai pengguna. • Koordinasi pada aktivitas pengguna.

• Kolaborasi berbagai kelompok pengguna dalam proses pembuatan, modifikasi, dan menyebarkan produk-produk.

• Mengkontrol pemrosesan untuk memastikan suatu integritas dan berguna dalam melacak kemajuan proyek.

Menurut Edmonds dan Pusch yang dikutip oleh Dalkir (2011: 207) KMS menyediakan dukungan dalam banyak fungsi informasi, yaitu:

• Memperoleh, mengindeks, menangkap, mengarsip informasi. • Menemukan dan mengakses.

• Menggabungkan, menyusun dan memodifikasi. • Penelusuran.

2.1.3 Manfaat KM

Menurut Dalkir (2011: 25), KM memberikan manfaat bagi karyawan secara individu, communities of practices, dan untuk organisasi.

• KM bagi Individu:

o Membantu orang melakukan pekerjaannya dan menghemat waktu melalui pengambilan keputusan yang lebih baik dan dalam pemecahan masalah.

o Membangun suatu perasaan keterkaitan sebagai komunitas pada organisasi.

o Membantu orang agar tetap up to date.

(3)

KM bagi communities of practice:

o Mengembangkan kemampuan profesional. o Mempromosikan peer-to-peer mentoring.

o Memfasilitasi jaringan dan kolaborasi yang lebih efektif.

o Mengembangkan suatu kode etik professional yang harus diikuti oleh anggotanya.

o Mengembangkan suatu bahasa yang umum. • KM bagi organisasi:

o Membantu mengarahkan strategi.

o Memecahkan permasalahan dengan lebih cepat. o Menyerap best practices.

o Meningkatkan penyertaan knowledge pada produk dan layanan. o Meningkatkan kesempatan untuk berinovasi.

o Memungkinkan organisasi untuk berkompetisi dengan lebih baik. o Membangun memory organisasi.

2.1.4 Tujuan KM

Menurut Dalkir (2011: 4), beberapa tujuan dari KM yaitu:

• Memfasilitasi kelancaran perpindahan dari yang akan pensiun ke penerus yang di rekrut perusahaan untuk menempati posisi yang bersangkutan. • Meminimalisasi kehilangan memori perusahaan karena adanya

penyusutan dan pensiun karyawan.

Mengidentifikasi sumber daya dan area knowledge kritis sehingga perusahaan “mengetahui apa saja yang perlu diketahui dengan baik hal tersebut – dan mengapa”.

(4)

Membangun sebuah toolkit dari metode-metode yang dapat digunakan secara individu dalam kelompok, dan dalam organisasi untuk membendung kehilangan potensial modal intelektual.

2.1.5 Tipe Knowledge

Berikut ini adalah definisi dari KM menurut beberapa ahli, yaitu: • Menurut Tobing (2007: 9) ada dua jenis knowledge, yaitu:

o Tacit knowledge adalah knowledge yang terletak pada otak atau

melekat di dalam diri seseorang dan diperoleh melalui pengalaman namun sangat sulit pencatatan dan pendataan.

o Explicit knowledge adalah segala bentuk knowledge yang sudah

direkam, dan didokumentasikan dalam repository KM sehingga lebih mudah didistribusikan dan dikelola.

Menurut Ichijo dan Nonaka (2007: 283) ada dua jenis knowledge, yaitu: o Explicit knowledge dapat diekspresikan dalam kata dan angka, serta

mudah dikomunikasikan dan disebarkan dalam bentuk dokumen, formulasi ilmiah, atau prosedur pengkodean.

o Tacit knowledge merupakan personal knowledge, sulit diungkapkan dengan bahasa formal untuk dikomunikasikan.

• Menurut Polanyi yang dikutip oleh Dalkir (2011: 9) ada dua jenis knowledge, yaitu:

o Tacit knowledge yaitu suatu bentuk pengetahuan yang sulit untuk

diartikan dalam bentuk kata, teks maupun gambar.

o Explicit Knowledge yaitu konten representasi yang telah ditangkap

(5)

2.1.6 Strategi Framework KM

Menurut Brizga dan Geraghty pada jurnal Strategic Framework for Integrated Natural Resource Knowledge Management (2011: 9) yaitu dengan tujuan dari strategi framework, KM didefinisikan dalam hubungan pada ”Knowledge Hierarchy”. Strategi framework berfokus dalam pengaturan knowledge yang sesuai dengan informasi dan data yang ada.

Gambar 2.1 Hierarchy Knowledge Sumber: Brizga dan Geraghty (2011: 10)

2.1.7 Kesempatan dan Risiko KM

Menurut Brizga dan Geraghty (2011: 15) menyatakan, KM adalah pusat dari pengaturan bahan baku. Terdapat ksesmpatan pada KM yang baik, namun terdapat pula berbagai risiko pada KM yang kurang baik.

(6)

Kesempatan dalam KM

o Peningkatan jumlah dan informasi kompleks berdasarkan kondisi lingkungan yang sedang berjalan.

o Pengembangan dari KMS membuat perusahaan dan karyawannya mampu untuk tetap kuat.

o Pengembangan struktur organisasi untuk menjaga dan menghasilkan yang terbaik.

o KM yang bagus akan menghasilkan langkah dalam mengembangkan ”wisdom”.

Risiko dalam KM

o Kehilangan data / rekaman / informasi. o Kehilangan tacit knowledge dari karyawan. o Kurangnya koordinasi bersama, terjadi duplikasi.

o Data Overload yang mengakibatkan peningkatan jumlah dan

informasi kompleks berdasar pada lingkungan. o Adanya sekumpulan dari data yang tidak berguna.

o Rancangan yang kurang bagus, termasuk kurangnya konsistensi waktu atau pembentukan aplikasi dalam pencatatan data, membuat menjadi rumit atau tidak mungkin.

o Data yang tidak dapat diakses.

o Keputusan yang diambil dengan tidak menunjukan keberadaan knowledge yang ada (knowledge tidak terbagi atau tersebar).

(7)

2.1.8 Proses Penciptaan KM

Menurut Ichijo dan Nonaka (2007: 297) menyatakan, suatu organisasi tidak dapat menciptakan knowledge sendiri, karena harus mengerahkan tacit knowledge dan mengakumulasikan mulai dari level individu. Pengerahan tacit knowledge ini diperkuat dengan namanya knowledge spiral, di mana hal ini merupakan interaksi antara tacit knowledge dengan explicit knowledge.

Menurut Setiarso, Harjanto, Triyono & Subagyo (2009: 35) menyatakan, proses konversi knowledge perusahaan terjadi karena adanya interaksi antara tacit knowledge dengan explicit knowledge, melalui proses sosialisasi, eksternalisasi, kombinasi, dan internalisasi nilai secara berkelanjutan, dan proses ini dinamakan knowledge spiral atau knowledge conversion dengan menggunakan perangkat teknologi pada perusahaan. Sosialisasi adalah konversi dari tacit knowledge ke tacit knowledge yang

dilakukan melalui pertemuan tatap muka (rapat, diskusi, dan pertemuan bulanan). Melalui pertemuan tatap muka ini, SDM dapat saling berbagi knowledge dan pengalaman yang dimilikinya sehingga tercipta knowledge baru.

Eksternalisasi adalah proses untuk mengartikulasikan tacit knowledge akan menjadi suatu konsep yang jelas. Dukungan terhadap proses eksternalisasi ini, dapat diberikan dengan mendokumentasikan notulen rapat (bentuk eksplisit dari knowledge yang tercipta saat diadakannya pertemuan) ke dalam bentuk elektronik untuk kemudian dapat dipublikasikan kepada yang berkepentingan.

(8)

Kombinasi adalah mengkombinasikan berbagai explicit knowledge yang berbeda untuk disusun ke dalam sistem KM. Media untuk proses ini dapat melalui intranet, database perusahaan dan internet untuk memperoleh sumber eksternal. Fitur-fitur enterprise portal seperti knowledge organization system yang memiliki fungsi untuk pengkategorian informasi, pencarian, dan sebagainya sangat membantu dalam proses ini. • Internalisasi adalah konversi dari explicit knowledge ke tacit knowledge

semua data, informasi dan knowledge yang sudah didokumentasikan dapat melakukan sharing. Hal tersebut dapat menimbulkan peningkatan knowledge SDM. Sumber-sumber explicit knowledge dapat diperoleh melalui media intranet (database perusahaan), surat edaran atau surat keputusan, papan pengumuman dan internet serta media masa sebagai sumber eksternal dapat mendukung proses ini. Selain itu pendidikan atau pelatihan dapat mengubah berbagai explicit knowledge menjadi tacit knowledge pada karyawan.

Gambar 2.2 Model Konversi Knowledge

Sumber: Setiarso, Harjanto, Triyono & Subagyo (2009: 35) Internalisasi − Intranet + internet − Content management − Learning features − Surat edaran − Papan pengumuman Combination − Forum diskusi − Aplikasi database − Business intelligent − Internet − Enterprise portal feature Sosialisasi − Face to face communication − Collaboration features − Training diklat Eksternalisasi − Dokumen rapat / notulen − Dokumen experts − Discussion platform S E C I

Tacit Knowledge Explicit Knowledge

ke

Tacit Knowledge

Explicit Knowledge Dari

(9)

2.1.9 KM Proses

Menurut Brun pada jurnal ABC of Knowledge Management (2005: 57-58) menyatakan, dalam rangka mengembangkan KM di dalam organisasi pada awalnya dibutuhkan pemilihan dan implementasi sekelompok proses yang dapat membantu organisasi untuk menjadi lebih baik dalam pembuatan, pencarian, mendapatkan, pengaturan, pembagian dan penggunaan knowledge dalam rangka untuk mencapai goal organisasi. Berikut beberapa contoh prosesnya, yaitu :

Melakukan audit knowledge untuk mengindentifikasi kebutuhan, sumber daya, dan alur dari knowledge.

Membuat strategi knowledge untuk memandu sampai ke tujuan.

• Menghubungkan orang-orang dengan membagi tacit knowledge menggunakan pendekatan seperti komunitas praktek atau pembelajaran event.

Mengubungkan orang dengan informasi dalam membagi explicit knowledge menggunakan pendekatan seperti membuat simpanan data praktek, menggunakan proses pengaturan isi untuk meyakini bahwa explicit knowledge yang ada mudah untuk diakses, terjamin keasliannya. Membuat kesempatan pada orang-orang untuk mendapatkan knowledge

yang baru.

• Membantu orang dalam melakukan proses pencarian dan penggunaan knowledge.

Membantu orang dalam membagi knowledge melalui cara yang dapat merubah pemikiran seseorang menggunakan cara teknik berbagi pengalaman.

(10)

2.1.10 Aturan kunci yang dibutuhkan dalam KM

Menurut Dubois & Wilkerson pada jurnal Knowledge Management : Background Paper for the Development of an Knowledge Management Strategy for Public Health in Canada (2008: 27) yang dikutip dari The South East Public Health Knowledge Management Strategy (2005) menyatakan, mengidentifikasi aturan kunci yang dibutuhkan dalam KM. Diantaranya terdapat lima proses yang berkaitan kebudayaan dari organisasi yaitu :

• Mengembangkan infrastruktur IT dan meningkatkan akses dalam pencarian sumber daya.

• Pengaturan dan membuktikan fakta-fakta yang terkait.

• Mendapatkan fakta yang diperoleh dari penelitian data dan pengalaman. • Meningkatkan kapasitas dalam penyebaran knowledge.

• Mendukung komunitas pada praktik.

Lima proses diatas digambarkan dalam bentuk rangkaian grafik di bawah ini

Gambar 2.3 Aturan Kunci dalam KM Sumber: Dubois & Wilkerson (2008: 27)

(11)

2.1.11 KM Model

Menurut Dalkir (2011: 238-241) ada cukup banyak KM model dan salah satu yang telah diimplementasikan di berbagai macam organisasi adalah Infosys model (Kochikar 2000). Model Infosys juga konsisten dengan berdasarkan pendekatan Paulk et al (1995) capability mature model (CMM) yang diantaranya:

Initial adalah proses dari sesuatu yang kacau balau, tidak jelas atau tidak memiliki arti yang cukup baik.

Repeatable adalah proses utama yang dibangun dan terdapat tingkatan aturan yang saling berkaitan didalamnya.

Defined adalah seluruh proses yang telah memiliki arti, terdokumentasi, memiliki standar, dan saling terintegrasi.

Managed adalah proses yang telah diukur dengan mendapatkan data secara lengkap pada proses dan kualitasnya.

Optimizing adalah peningkatan proses secara berkelanjutan dilakukan dan dalam rangka mendapatkan timbal balik dan untuk mengarahkan ide dan teknologi baru.

Tabel 2.1 Infosys KM maturity model Sumber: Dalkir (2011: 241)

Level Organization capability Karakteristik/key result areas

Default o Menyelesaikan ketergantungan terhadap keahlian dan kemampuan o Tidak terstruktur pada pembelajaran pekerjaan, pengulangan knowledge,

(12)

pembagian knowledge tidak lancer

Reactive o Memiliki kemampuan untk menjalankan tugas dari bisnis utama secara berulang

o Setiap orang akan

sadar terhadap knowledge

o sebagai aset utama

dalam pelatihan dan menjadi penasehat knowledge

o Proses berfokus pada

isi yang dituju

o Teknologi sebagai

pengatur informasi

Aware o Memiliki kemampuan dalam mengambil keputusan o Memiliki kemampuan untuk memberikan pengaruh kepada keahlian pihak internal o Berkemampuan dalam

mengatur tim secara virtual

o Setiap orang akan

memiliki pengetahuan tentang KM o Proses dari pengaturan isi struktur berupa taxonomy knowledge, pembangunan teknologi knowledge o Terbentuknya grup KM Convinced o Jumlah dari pembuat

keputusan untuk strategi dan aplikasi operasional dapat menyebar o Memiliki kemampuan tinggi dalam mempengaruhi pihak o Munculnya berbagai perubahan o Tambahan nilai terhadap isi Pembangunan KM untuk menopang KM

(13)

internal dan keahlian pihak external o Organisasi dapat mengukur keuntungan produktifitas melalui berbagi knowledge o Memiliki kemampuan dalam merasakan terhadap perubahan teknologi dan lingkungan bisnis

Sharing o Memiliki kemampuan dalam mengatur organisasi o Memiliki kekuatan dalam membuat keputusan dalam Return of Investment o Menghasilkan proses untuk mempengaruhi munculnya ide baru untuk keuntungan bisnis

o Memiliki kemampuan

untuk mengganti arah dari teknologi dan lingkungan bisnis o Munculnya keahlian yang saling terintegrasi o Memberikan pengaruh dalam aliran knowledge o Inovasi management

dan kerjasama tim yang bersatu

(14)

2.1.12 The Inukshuk KM Model

\

Gambar 2.4 Overview of the Inukshuk KM Model Sumber : International Journal of Public Sector Management

Girard (Vol. 2 No. 1, 2010: 15)

Menurut Girard yang dikutip oleh Dalkir (2011: 91) Inukshuk KM model dikembangkan untuk membantu departemen pemerintahan Canada dalam membantu mengelola pengetahuan. Inukshuk telah digunakan selama berabad-abad, keterampilan membangun sebuah Inukshuk secara tradisional melewati turun dari satu generasi ke generasi berikutnya dengan masing-masing struktur memiliki tujuan tertentu. Awalnya digunakan untuk menunjukan jalan ke tempat memancing atau ke desa terdekat di mana traveler mungkin menemukan suatu arah, tetapi kemudian berkembang

(15)

memiliki kegunaan spiritual, menandai tempat penghakiman, dan pengambilan keputusan. Secara keseluruhan Inukshuk telah berubah menjadi simbol harapan dan persahabatan.

Proses elemen Inukshuk secara langsung berasal dari Model SECI. Technology dan culture merupakan elemen struktur penting yang membantu menjaga integritas sebuah penelitian. Measure dan leadership ditempatkan di bagian paling atas untuk mewakili pentingnya fungsi secara menyeluruh dalam mengukur dampak KM dan menyediakan kepemimpinan serta dukungan untuk implementasi tersebut.

2.1.13 Knowledge Taxonomy

Menurut Dalkir (2011: 124-125), dapat dianggap sebagai bangunan dari suatu pengetahuan dan keahlian. Taxonomy merupakan sistem aplikasi dasar yang berguna untuk memaparkan konsep-konsep dalam bentuk Hierarchical Model. Semakin tinggi suatu konsep diletakan, maka semakin umum dan dapat dirincikan. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah suatu konsep, maka semakin spesifik nama dari satu subclass.

Menurut Dalkir (2011: 125), Konsep penting yang menggaris bawahi taksonomi adalah gagasan tentang turunan. Setiap node merupakan suatu sub kelompok dari kelas atasnya, itu mengartikan bahwa simpul yang lebih tinggi akan di pindahkan dari kelas induk ke anak.

(16)

Menurut Dalkir (2011: 126), Taxonomy adalah suatu skema klasifikasi kelompok yang saling terkait bersama-sama, sering dinamai sebagai suatu jenis konsep hubungan kepada satu sama lain dan memberikan pengertian tentang kategori secara umum dibandingkan contoh atau kasus khusus. Skema klasifikasi dapat sangat bersifat pribadi, seperti contoh penamaan pada sebuah folder pribadi.

Gambar 2.5 Contoh Gambar Taxonomy Sumber: Dalkir (2011: 125)

2.1.14 Model Penggunaan Kembali Knowledge Menjadi Inovasi

Menurut Majchrzak, Cooper & Neece pada jurnal Knowledge Reuse for Innovation (2004: 184) yaitu dalam rangka membangun knowledge menjadi inovasi dibutuhkan terdiri dari enam langkah utama yang saling berkaitan diantaranya

(17)

• Menentukan keputusan dalam mencari ide. • Memeriksa kembali ide-ide.

• Menghasilkan evaluasi dari keseluruhan ide.

• Menganalisa secara lebih detil dan menentukan salah satu ide. • Membangun ide terbaru sepenuhnya.

Gambar 2.6 Model Penggunaan Kembali Knowledge Menjadi Inovasi Sumber : Majchrzak, Cooper & Neece (2004: 184)

2.2 Teori-teori Khusus

2.2.1 Pengertian Object-Oriented Approach (OOA)

• Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2009: 59), menyatakan object-oriented approach memandang Sistem Informasi (SI) sebagai kumpulan objek-objek yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Secara konseptual, di dalam SI tidak

(18)

memiliki proses atau program, data entitas atau files. Sistem terdiri dari objek-objek. Objek adalah sebuah hal di dalam sistem komputer yang dapat merespon pesan-pesan.

• Menurut Satzinger, Jackson & Burd. (2009: 60), OOA dibagi tiga pendekatan:

o Object-Oriented Analysis: Memberi arti kepada seluruh tipe objek

untuk melakukan pekerjaan di dalam sistem, menampilkan interaksi user (use case) yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. o Object-Oriented Design: Memberi arti kepada seluruh penambahan

tipe objek (additional type objects) yang dibutuhkan untuk mengkomunikasikan antara orang dan perangkat di dalam sistem, menampilkan bagaimana objek-objek saling berinteraksi untuk menyelesaikan tugasnya, dan menyempurnakan arti dari setiap objek sehingga dapat diterapkan dengan menggunakan sebuah bahasa yang spesifik.

o Object-Oriented Programming: Menulis peryataan dalam bahasa

pemrograman untuk mendefinisikan setiap tipe objek lakukan, termasuk memberi pesan kepada objek lainnya.

2.2.2 Pengertian Unified Modelling Language (UML)

Berikut ini adalah definisi dari UML menurut beberapa ahli, yaitu: • Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2009: 48) UML adalah serangkaian

standar konstruksi model dan notasi yang dikembangkan secara khusus untuk pengembangan object-oriented.

(19)

• Menurut Whitten, Bentley & Dittman (2004: 371) UML adalah satu set konversi pemodelan yang digunakan untuk menggambarkan sebuah sistem software dalam bentuk objek-objek.

2.2.3 Activity Diagram

Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2009: 141), definisi activity diagram adalah sebuah diagram workflow sederhana yang menjelaskan bermacam-macam aktivitas pengguna atau sistem, orang yang melakukan setiap aktivitasnya, dan aliran sequential user.

Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2009: 141) Activity diagram merupakan salah satu dari Unified Modelling Language (UML) diagram yang berasosiasi dengan object-oriented approach. Workflow merupakan sequence dari langkah-langkah proses dari satu bisnis transaksi atau permintaan pelanggan.

Gambar 2.7 Notasi Activity Diagram Sumber: Satzinger, Jackson & Burd (2009: 142)

(20)

2.2.4 Event Table

Gambar 2.8 Event Table

Sumber : Satzinger, Jackson & Burd (2009: 169)

Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2009: 168), event table adalah catalog dari use case yang yang berisi daftar events di baris dan informasi lainnya yang berada di setiap kolom berdasarkan events tersebut.

Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2009: 169), trigger adalah sebuah signal yang memberitahu system mengenai suatu event yang terjadi, baik dari datangnya data yang dibutuhkan atau suatu poin dalam suatu ketika.

Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2009: 169), source adalah suatu agen eksternal atau aktor yang menyediakan data kepada system.

(21)

Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2009: 169), response adalah sebuah hasil, yang telah diproduksi oleh system, yang akan diberikan kepada tujuan akhir.

Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2009: 169), destination adalah suatu agen eksternal atau aktor yang menerima data dari system.

2.2.5 Use Case Diagram

Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2009: 242-246), use case adalah suatu aktivitas sistem yang melaksanakan tugas, biasanya dalam menanggapi permintaan oleh pengguna di dalam sistem. Actor adalah adalah orang yang menggunakan sistem dalam melaksanakan perannya.

Masing-masing use case didefinisikan secara rinci untuk menentukan persyaratan fungsional. Use Case juga menyediakan kerangka kerja untuk merencanakan suatu proses pengulangan.

Gambar 2. 9 Notasi use case Sumber: Satzinger, Jackson & Burd (2009)

(22)

2.2.6 Use Case Description

Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2009: 171) Usecase Description menjelaskan lebih detail mengenai setiap aktivitas yang terdapat pada masing-masing use-case.

Gambar 2.10 Usecase Description. Sumber : Satzinger, Jackson & Burd (2009: 174)

2.2.7 Domain Model Class Diagram

Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2009: 184), Domain Model Class Diagram merupakan sebuah UML class diagram yang

(23)

menggambarkan cara kerja problem domain classes, associations, dan attributes. Nama Class -Attribute 1 -Attribute 2 +Method_1() +Method_2()

Gambar 2.11 Notasi Domain Model Class Diagram Sumber: Satzinger, Jackson & Burd (2009: 187)

Keterangan:

Class: Tipe atau klasifikasi dari objek yang sama.

Atribute: karakteristik dari sebuah objek yang memiliki nilai seperti ukuran, bentuk, warna, lokasi dan lain sebagainya.

Methods: Behaviours atau operasi sebagai gambaran apa yang dapat dilakukan oleh sebuah objek.

Message: Komunikasi dari objek yang saling berhubungan. Class

Communication

Generalization/specialization Aggregation

(24)

Generalization/specialization: Jika terdapat dua class dengan atribut yang sama maka dapat dibentuk class baru (revised class).

Association:Jika terdapat hubungan many-to-many.

Aggregation digunakan untuk menggambarkan hubungan whole-part antara aggregate (whole) dan komponen (part) di mana part dapat berdiri terpisah.

2.2.8 State Mechine Diagram

Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2009: 242) State Mechine Diagram adalah Sebuah diagram yang menunjukkan kehidupan dari sebuah objek di states dan transitions

Gambar 2.12 Statechart Diagram

Sumber : Satzinger, Jackson & Burd (2009: 266)

(25)

Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2009: 413) First-cut Class Diagram adalah diagram yang yang dikembangkan dengan menambahkan domain model class diagram dan juga membutuhkan 2 langkah yaitu mengelaborasi atribut dengan type dan initial value information lalu menambahkan navigasi visibility arrow.

Gambar 2.13 First-Cut Design Class Diagram Sumber : Satzinger, Jackson & Burd (2009: 413)

(26)

2.2.10 System Sequence Diagram

Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2009: 242) System Sequence Diagram adalah Sebuah diagram yang menunjukkan urutan pesan antara actor eksternal dan system selama use case atau skenario.

Gambar 2.14 Simple Sequence Diagram Sumber : Satzinger, Jackson & Burd (2009: 253) 2.2.11 Data Access Layer System Sequence Diagram

Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2009: 446) Data Access Layer System Sequence Diagram adalah diagram yang menjelaskan interaksi objek dan keputusan-keputusan desain dokumen.

(27)

Gambar 2.15 Data Access Layer Sequence Diagram Sumber : Satzinger, Jackson & Burd (2009: 322) 2.2.12 Communication Diagram

Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2009: 454-455) Communication Diagram adalah Diagram yang menunjukkan gambaran yang berbeda dari salah satu usecase yang menekankan coupling.

(28)

Gambar 2.16 Communication Diagram Sumber : Satzinger, Jackson & Burd (2009: 456)

2.2.13 Updated Class Diagram

Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2009: 457) Updated Class Diagram adalah diagram yang menggambarkan dokumentasi dari desain kelas-kelas dan menyajikan blueprint untuk memprogramkan sistem.

(29)

Gambar 2.17 Updated Class Diagram Sumber : Satzinger, Jackson & Burd (2009: 458)

2.2.14 Package Diagram

Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2009: 459) Package diagram adalah diagram tingkat atas yang secara sederhana memungkinkan designer untuk mengasosiasikan kelas-kelas dari kumpulan groups.

(30)

Gambar 2.18 Package Diagram

Sumber : Satzinger, Jackson & Burd (2009: 459)

2.2.15 User Interface (UI)

Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2009: 531-541), UI adalah sistem itu sendiri dan merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan end user saat sedang menggunakan sistem seperti fisik, perseptual, dan konseptual.

Menurut Shneiderman yang dikutip oleh Satzinger, Jackson & Burd (2009: 541-544), mengemukakan delapan aturan yang dapat digunakan sebagai dasar petunjuk yang baik untuk merancang suatu UI. Delapan aturan

(31)

ini disebut dengan The Eight Golden rules for designing interactive interfaces, yaitu:

• Berusaha konsisten.

Konsistensi dilakukan pada urutan tindakan, perintah, dan istilah yang digunakan pada prompt, menu, serta layar bantuan.

Memungkinkan pengguna untuk menggunakan shortcut.

Ada kebutuhan dari pengguna yang sudah ahli untuk meningkatkan kecepatan interaksi, sehingga diperlukan singkatan, tombol fungsi, perintah tersembunyi, dan fasilitas makro.

Memberikan umpan balik informative.

Untuk setiap tindakan operator, sebaiknya disertakan suatu sistem umpan balik. Misalnya muncul suatu suara ketika salah menekan tombol pada waktu memasukan data atau muncul pesan kesalahannya.

• Merancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan.

Umpan balik informative akan memberikan indikasi penutupan bahwa cara yang dilakukan sudah benar dan dapat mempersiapkan langkah berikutnya.

• Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana.

Sedapat mungkin sistem dirancang sehingga pengguna tidak dapat melakukan kesalahan fatal. Jika kesalahan terjadi, sistem dapat mendeteksi kesalahan dengan cepat dan memberikan mekanisme yang sederhana dan mudah dipahami untuk penanganan kesalahan.

• Mudah kembali ke tindakan sebelumnya.

Hal ini dapat mengurangi ke khawatiran pengguna, karena pengguna mengetahui kesalahan yang dilakukan dapat dibatalkan, sehingga

(32)

pengguna tidak takut untuk mengeksplorasi pilihan-pilihan lain yang belum biasa digunakan.

Mendukung tempat pengendali internal.

Pengguna ingin menjadi pengontrol sistem dan sistem akan merespon tindakan yang dilakukan pengguna dari pada pengguna merasa bahwa sistem mengkontrol pengguna.

• Mengurangi beban ingatan jangka pendek.

Keterbatasan ingatan manusia membutuhkan tampilan sederhana atau banyak tampilan halaman yang sebaiknya disatukan, serta diberikan cukup waktu pelatihan untuk kode, dan urutan tindakan.

Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2009: 531), perbedaan system interface dengan user interface:

User Interface, yaitu tampilan yang menghubungkan pengguna dengan sistem.

System Interface, yaitu tampilan yang menghubungkan sistem satu dengan sistem lain.

2.2.16 Persistent Class

Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2009: 504), Persistent Class adalah sebuah class yang harus memiliki satu atau banyak atribut bernilai antara instantiations atau metode pengantaran.

(33)

Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2009: 340), single-computer architecture adalah sebuah arsitektur yang menggambarkan sebuah sistem komputer mampu mengerjakan seluruh aplikasi serta software yang terkait.

Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2009: 340), clustered architecture adalah sekumpulan dari komputer yang memiliki kesamaan tipe dimana komputer tersebut mampu melakukan pembagian proses load dan aksi sebagai sebuah sistem komputer yang besar.

Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2009: 340), multicomputer architecture adalah sekumpulan dari komputer yang memiliki perbedaan tipe dimana komputer tersebut mampu melakukan pembagian proses load melalui suatu fungsi.

Gambar 2.19 Single-Computer and Multitire Computer Architecture Sumber : Satzinger, Jackson & Burd (2009: 341)

Gambar

Gambar 2.1 Hierarchy Knowledge  Sumber: Brizga dan Geraghty (2011: 10)
Gambar 2.2 Model Konversi Knowledge
Gambar 2.3 Aturan Kunci dalam KM  Sumber: Dubois & Wilkerson (2008: 27)
Tabel 2.1 Infosys KM maturity model  Sumber: Dalkir (2011: 241)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sekuritas akan berkorelasi hanya jika sekuritas-sekuritas tersebut mempunyai respon yang sama terhadap return pasar. Sekuritas akan bergerak menuju arah yang sama hanya

Untuk disebut sebagai whistleblower, saksi tersebut setidaknya harus memenuhi dua kriteria mendasar. Kriteria pertama, Whistleblower menyampaikan atau mengungkap

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar pada mata PPKn siswa kelas VI

7 menunjukkan bahwa dengan permainan potensial dan mempertimbangkan interferensi co-tier dan cross-tier pada kurva ketiga, diperoleh kurva yang lebih baik daripada dua

Dari perhitungan uji pengaruh faktor terhadap respon yang diamati tersebut, dapat disimpulkan bahwa material, konsentrasi asam, dan konsentrasi katalis tidak

Isolat bakteri penambat N non-simbiotik pada sampel tanah HTA1 memperlihatkan bentuk, tepian dan elevasi yang berbeda-beda dengan warna koloni yang didominasi oleh

(1) Software Design Document (SDD) yang berisi mengenai perancangan pendahuluan untuk setiap CSCI agar mengalokasikan kebutuhan- kebutuhan yang didefinisikan di dalam SRS dan IRS