• Tidak ada hasil yang ditemukan

Portofolio UGD - Asma Pada Anak - Fyco Christian Kusuma

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Portofolio UGD - Asma Pada Anak - Fyco Christian Kusuma"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Nama Peserta :

Nama Peserta : dr. Fyco Christian Kusumadr. Fyco Christian Kusuma Nama Wahana :

Nama Wahana : RSUD BIAK, Prov. PapuaRSUD BIAK, Prov. Papua Topik :

Topik : Asma Bronchial pada AnakAsma Bronchial pada Anak Tanggal (kasus) :

Tanggal (kasus) :

  Nama Pasien  Nama Pasien : An.: An.

 Jenis Jenis Kelamin Kelamin : : Laki-lakiLaki-laki 

 Usia Usia : : tahuntahun

No. RM:

No. RM: 026503026503

Tanggal

Tanggal presentapresentasi si : : Pendamping:Pendamping:

dr. Richard Ricardo Mayor, M.Kes dr. Richard Ricardo Mayor, M.Kes Tempat Presentasi :

Tempat Presentasi : Aula lt. 2 RSUD BiakAula lt. 2 RSUD Biak Obyektif Presentasi :

Obyektif Presentasi : Keilmuan

Keilmuan Keterampilan Keterampilan PenyegaranPenyegaran Tinjauan pustakaTinjauan pustaka

Diagnostik Manajemen

Diagnostik Manajemen Masalah Masalah IstimewaIstimewa

 Neonatus

 Neonatus BayiBayi AnakAnak Remaja Remaja Dewasa Dewasa Lansia Lansia BumilBumil Deskripsi:

Deskripsi:

 Anak laki-laki 7 tahunAnak laki-laki 7 tahun

 Sesak sejak ± 8 jam yang lalu SMRSSesak sejak ± 8 jam yang lalu SMRS 

 Sesak terus menerusSesak terus menerus 

 Terdengar adanya mengik saat bernapasTerdengar adanya mengik saat bernapas 

 Ada batuk berdahak sejak 3 hari yang laluAda batuk berdahak sejak 3 hari yang lalu 

 Riwayat keluhan yang sama dan pernah di rawat di rumah sakitRiwayat keluhan yang sama dan pernah di rawat di rumah sakit 

 Riwayat keluhan pertama kali pada usia 3 tahunRiwayat keluhan pertama kali pada usia 3 tahun

Tujuan: : Menegakkan Diagnosis Asma pada Anak dan Penatalaksanaannya Tujuan: : Menegakkan Diagnosis Asma pada Anak dan Penatalaksanaannya Bahan Bahan bahasan: bahasan: Tinjauan Tinjauan pustaka pustaka Riset

Riset KasusKasus AuditAudit

Cara Cara

membahas: membahas:

Diskusi

Diskusi Presentasi danPresentasi dan Diskusi

Diskusi

E-mail Pos

E-mail Pos

Data Pasien:

Data Pasien:  Nama: An. G  Nama: An. G No.Registrasi: 026503No.Registrasi: 026503 Nama Klinik:

(2)

Data utama untuk bahan diskusi: Data utama untuk bahan diskusi: Diagnosis/ Gambaran Klinis : Diagnosis/ Gambaran Klinis :

Pasien datang dengan keluhan sesak yang dialami sejak ± 8 jam yang lalu SMRS. Sesak terus Pasien datang dengan keluhan sesak yang dialami sejak ± 8 jam yang lalu SMRS. Sesak terus menerus, tidak dipengaruhi oleh perubahan posisi. Sesak tidak disertai warna biru pada bibir, akan menerus, tidak dipengaruhi oleh perubahan posisi. Sesak tidak disertai warna biru pada bibir, akan tetapi terdengar adanya mengik pada saat bernapas. Pasien juga mengeluh ada batuk berdahak tetapi terdengar adanya mengik pada saat bernapas. Pasien juga mengeluh ada batuk berdahak yang dialami sejak 3 hari yang lalu. Tidak ada riwayat tersedak s

yang dialami sejak 3 hari yang lalu. Tidak ada riwayat tersedak s ebelumnya.ebelumnya. Riwayat

Riwayat PengobataPengobatann

Pasien beberapa kali di nebulisasi apabila terjadi serangan. Sebelumnya pasien juga mendapat Pasien beberapa kali di nebulisasi apabila terjadi serangan. Sebelumnya pasien juga mendapat obat serangan asma oleh dokter.

obat serangan asma oleh dokter. Riwayat Kesehatan/Penyakit : Riwayat Kesehatan/Penyakit :

Pasien pernah dirawat sebelumnya di RSUD Biak dengan keluhan yang sama Pasien pernah dirawat sebelumnya di RSUD Biak dengan keluhan yang sama Keluhan pertama kali muncul saat pasien berusia 3 tahun.

Keluhan pertama kali muncul saat pasien berusia 3 tahun. Riwayat Keluarga

Riwayat Keluarga

Ada riwayat penyakit yang sama di keluarga, ibu kandung menderita rhinitis alergi. Ada riwayat penyakit yang sama di keluarga, ibu kandung menderita rhinitis alergi. Riwayat

Riwayat PekerjaanPekerjaan

--Kondisi Lingkungan Sosial dan

Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik (Rumah, Lingkungan, Pekerjaan)Fisik (Rumah, Lingkungan, Pekerjaan) Anak tinggal bersama kedua orangtuanya di

Anak tinggal bersama kedua orangtuanya di sebuah rumah yang terbuat dari sebuah rumah yang terbuat dari beton denganbeton dengan ventilasi dan penerangan yang cukup. Anak tidur

ventilasi dan penerangan yang cukup. Anak tidur menggunakan kasur kapuk dan terdapat karpetmenggunakan kasur kapuk dan terdapat karpet di tempat anak biasanya bermain dan beraktivitas.

di tempat anak biasanya bermain dan beraktivitas. Riwayat Imunisasi

Riwayat Imunisasi Hepatitis

Hepatitis : : Usia Usia 0, 0, 1, 1, 6 6 bulanbulan Polio

Polio : : Usia Usia 0 0 bulan, bulan, 2 2 bulan, bulan, 4 4 bulan, bulan, 6 6 bulanbulan BCG

BCG : : Usia Usia 2 2 bulanbulan DPT

DPT : : Usia Usia 2, 2, 4, 4, 6 6 bulanbulan Campak

Campak : : Usia Usia 9 9 bulanbulan Lain-lain

Lain-lain

Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Fisik

Status Generalisata : Sakit berat/gizi baik/compos mentis Status Generalisata : Sakit berat/gizi baik/compos mentis

• Berat Berat Badan Badan : : 22 22 kgkg

• Tinggi Tinggi Badan Badan : 11: 119 9 cmcm

• TB/U TB/U : : 119/122 119/122 = = 97,5%97,5%

(3)

• • BB/TB BB/TB : : 22/22 22/22 = = 100%100% Tanda vital Tanda vital Tensi Tensi : : 100/60 100/60 mmHgmmHg  Nadi

 Nadi : 160 x/menit, kuat angkat, reg: 160 x/menit, kuat angkat, reguleruler Frek.napas

Frek.napas : 36 : 36 x/menitx/menit Suhu

Suhu : : 36,636,6 ooCC

• Kepala :Kepala :

Rambut: Warna hitam, sulit dicabut Rambut: Warna hitam, sulit dicabut Bentuk

Bentuk : : MesosefalMesosefal UUB

UUB : : Datar, Datar, sudah sudah menutupmenutup

• Mata :Mata :

Palpebra

Palpebra : : Tidak Tidak ada ada edemaedema Alis

Alis & & bulu bulu mata mata : : Tidak Tidak mudah mudah dicabutdicabut Konjungtiva

Konjungtiva : : Tidak Tidak anemisanemis Sklera

Sklera : : Tidak Tidak ikterikikterik Produksi

Produksi air air mata mata : : CukupCukup Pupil

Pupil : : Diameter Diameter : : 3 3 mm/3 mm/3 mmmm Simetris

Simetris : : IsokorIsokor Reflek

Reflek cahaya cahaya : : +/++/+ Kornea

Kornea : : JernihJernih

• Telinga :Telinga :

Bentuk

Bentuk : : SimetrisSimetris Sekret

Sekret : : Tidak Tidak adaada Serumen

Serumen : : minimalminimal

• Hidung :Hidung :

Bentuk

Bentuk : : SimetrisSimetris

Pernafasan cuping hidung : Tidak ada Pernafasan cuping hidung : Tidak ada Epistaksis : Tidak ada

Epistaksis : Tidak ada Sekret

Sekret : Tidak : Tidak adaada

• Mulut :Mulut :

Bentuk : Normal Bentuk : Normal Bibir

Bibir : : Tidak Tidak ada ada sianosissianosis Gusi

(4)

Lidah : Bentuk normal, tidak kotor Lidah : Bentuk normal, tidak kotor Gigi-geligi : Sudah tumbuh lengkap Gigi-geligi : Sudah tumbuh lengkap

Faring : Tidak hiperemis, tidak ada membran/pseuodmembran Faring : Tidak hiperemis, tidak ada membran/pseuodmembran Tonsil : T1-T1 tidak hiperemis

Tonsil : T1-T1 tidak hiperemis

• Leher : Tidak ada pembesaran KGBLeher : Tidak ada pembesaran KGB

• CorCor

Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat

Palpasi : apeks tidak teraba, tidak ada thrill Palpasi : apeks tidak teraba, tidak ada thrill Perkusi : Batas jantung :

Perkusi : Batas jantung :  batas kanan

 batas kanan : ICS IV linea parasternalis dextra: ICS IV linea parasternalis dextra  batas kiri

 batas kiri : ICS V linea midclavicularis sinistra: ICS V linea midclavicularis sinistra  batas atas

 batas atas : ICS II linea parasternalis dextra: ICS II linea parasternalis dextra Auskultasi : S1, S2 murni reguler, tidak ada bising. Auskultasi : S1, S2 murni reguler, tidak ada bising.

• ParuParu

Inspeksi : Bentuk : Simetris Inspeksi : Bentuk : Simetris

Retraksi : Ada retraksi Retraksi : Ada retraksi Palpasi :

Palpasi : Sela igSela iga ka kiri=kananiri=kanan

Vocal Fremitus : Simetris Vocal Fremitus : Simetris Perkusi : Sonor kiri=kanan

Perkusi : Sonor kiri=kanan Auskultasi

Auskultasi : : Bunyi Bunyi pernapasan pernapasan bronkhialbronkhial

Bunyi tambahan rhonki (-/-), wheezing (+/+) ekspirasi Bunyi tambahan rhonki (-/-), wheezing (+/+) ekspirasi

• AbdomenAbdomen

Inspeksi

Inspeksi : : Bentuk Bentuk : : Datar, Datar, ikut ikut gerak gerak napasnapas Auskultasi

Auskultasi : : Ada Ada bising bising usus, usus, kesan kesan normalnormal Palpasi

Palpasi : : Hati Hati : : Tidak Tidak terabateraba Lien

Lien : : Tidak Tidak terabateraba Massa: Tidak teraba Massa: Tidak teraba Perkusi :Timpani, tidak ada ascites Perkusi :Timpani, tidak ada ascites

• Kelenjar Kelenjar limfe limfe : : tidak tidak ada ada pembesaranpembesaran

• Alat Alat kelamin kelamin : : tidak tidak ada ada kelainankelainan

• Ekstremitas Ekstremitas : : akral akral hangat, hangat, CRT CRT < < 2 2 detikdetik

• Kolumna Kolumna vertebra vertebra : : tidak tidak ada ada skoliosis, skoliosis, tidak tidak ada ada gibbusgibbus

(5)

• Refleks Refleks Fisiologis Fisiologis ::

KPR

KPR : : kesan kesan normalnormal APR

APR : : kesan kesan normalnormal BPR

BPR : : kesan kesan normalnormal TPR

TPR : : kesan kesan normalnormal

• Tonus Tonus : : baikbaik

• Refleks Patologis : tidak ditemukanRefleks Patologis : tidak ditemukan

Daftar Pustaka Daftar Pustaka

1.

1. Rahajoe N, et al.Rahajoe N, et al. Pedoman Nasional Asma  Pedoman Nasional Asma Anak Edisi ke-2.Anak Edisi ke-2. Badan Penerbit Ikatan DokterBadan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2016

Anak Indonesia. 2016 2.

2. Fitzgeral JM, et al.Fitzgeral JM, et al. Global Initiative for Asthma (GINA)Global Initiative for Asthma (GINA)  : Pocket Guide for Asthma  : Pocket Guide for Asthma Management and Prevention for Adults and Children Older than 5 Years. 2015.

Management and Prevention for Adults and Children Older than 5 Years. 2015. 3.

3. Supriyatno B, Wahyudin B. Patogenesis dan Patofisiologi Asma Anak. dalam: RahajoeSupriyatno B, Wahyudin B. Patogenesis dan Patofisiologi Asma Anak. dalam: Rahajoe  NN,

 NN, Supriyatno Supriyatno B, B, Setyanto Setyanto DB.DB.  Buku  Buku Ajar Ajar Respirologi Respirologi Anak Anak Edisi Edisi PertamaPertama. Jakarta :. Jakarta : Badan Penerbit IDAI. p.85-96. 2008.

Badan Penerbit IDAI. p.85-96. 2008. 4.

4. Rahmawati I, Yunus F, WiRahmawati I, Yunus F, Wiyono WH.yono WH. Patogenesis dan  Patogenesis dan Patofisiologi AsmaPatofisiologi Asma : : Cermin DuniaCermin Dunia  Kedokteran

 Kedokteran 41: 5-11. 2003. 41: 5-11. 2003. 5.

5. World Health Organization. Asthma. [Online]. 2013 Nov [Cited Oct 19 2016]. AvailableWorld Health Organization. Asthma. [Online]. 2013 Nov [Cited Oct 19 2016]. Available from: URL:

from: URL: http://www.who.int/topics/asthma/en/http://www.who.int/topics/asthma/en/.. Hasil Pembelajaran :

Hasil Pembelajaran : 1.

1. Diagnosis asma pada anakDiagnosis asma pada anak 2.

2. Penanganan asmaPenanganan asma 3.

3. Edukasi untuk menghindari faktor pencetusEdukasi untuk menghindari faktor pencetus

Rangkuman hasil

Rangkuman hasil pembelajarpembelajaran portofolio:an portofolio: 1.

1. Subyektif :Subyektif :

Pasien datang dengan keluhan sesak yang dialami sejak ± 8 jam yang lalu SMRS. Sesak terus Pasien datang dengan keluhan sesak yang dialami sejak ± 8 jam yang lalu SMRS. Sesak terus menerus, tidak dipengaruhi oleh perubahan posisi. Pasien juga mengeluh ada batuk berdahak yang menerus, tidak dipengaruhi oleh perubahan posisi. Pasien juga mengeluh ada batuk berdahak yang dialami sejak 3 hari yang lalu.

dialami sejak 3 hari yang lalu. 2.

2. Obyektif:Obyektif:

Status Generalisata : Sakit berat/gizi baik/compos mentis Status Generalisata : Sakit berat/gizi baik/compos mentis

(6)

• Tinggi Tinggi Badan Badan : 11: 119 9 cmcm

• • TB/U TB/U : : 119/122 119/122 = = 97,5%97,5% • • BB/U BB/U : : 22/23 22/23 = = 95,6%95,6% • • BB/TB BB/TB : : 22/22 22/22 = = 100%100% Tanda vital Tanda vital Tensi Tensi : : 100/60 100/60 mmHgmmHg  Nadi

 Nadi : 160 x/menit, kuat angkat, reg: 160 x/menit, kuat angkat, reguleruler Frek.napas

Frek.napas : 36 : 36 x/menitx/menit Suhu

Suhu : : 36,636,6 ooCC

Kepala : tidak ada anemia, tidak ada ikterus Kepala : tidak ada anemia, tidak ada ikterus Leher : dalam batas normal

Leher : dalam batas normal Cor : dalam batas normal Cor : dalam batas normal

Paru : ada retraksi, bunyi pernapasan bronchial, ada wheezing. Paru : ada retraksi, bunyi pernapasan bronchial, ada wheezing. Extremitas : tidak ada kelainan

Extremitas : tidak ada kelainan 3.

3. Assessment (penalaraAssessment (penalaran klin klinis) :nis) : Global Initiative Asthma (GINA)

Global Initiative Asthma (GINA) mendefinisikan asma sebagai suatu penyakit heterogen,mendefinisikan asma sebagai suatu penyakit heterogen,  biasanya

 biasanya ditandai dditandai dengan inflamasi engan inflamasi kronik kronik saluran respiratori. saluran respiratori. Inflamasi kroInflamasi kronik ini nik ini ditandai dditandai denganengan riwayat gejala-gejala pada saluran respiratori seperti

riwayat gejala-gejala pada saluran respiratori seperti wheezingwheezing (mengi), sesak napas, dan batuk(mengi), sesak napas, dan batuk yang bervariasi dalam waktu maupun intensitas, disertai dengan limitasi aliran udara ekspiratori. yang bervariasi dalam waktu maupun intensitas, disertai dengan limitasi aliran udara ekspiratori.  International

 International Consensus Consensus on on (ICON) (ICON) Pediatric Pediatric AshmaAshma mendefinisikan asma sebagai gangguanmendefinisikan asma sebagai gangguan inflamasi kronik yang berhubungan dengan obstruksi saluran respiratori dan hiperresponsif inflamasi kronik yang berhubungan dengan obstruksi saluran respiratori dan hiperresponsif  bronkus,

 bronkus, yang yang secara secara klinis klinis ditandai ditandai dengan dengan adanyaadanya wheezing,wheezing,  batuk,  batuk, dan dan sesak sesak napas napas yangyang  berulang.

 berulang. Sementara Sementara UKK UKK Respirologi Respirologi IDAI IDAI mendefinisikan mendefinisikan asma asma adalah adalah penyakit penyakit saluransaluran respiratori dengan dasar inflamasi kronik yang mengakibatkan obstruksi dan hiperreaktivitas respiratori dengan dasar inflamasi kronik yang mengakibatkan obstruksi dan hiperreaktivitas saluran respiratori dengan derajat bervariasi. Manifestasi klinis asma dapat berupa batuk, saluran respiratori dengan derajat bervariasi. Manifestasi klinis asma dapat berupa batuk, wheezing,

wheezing, sesak napas, dada tertekan yang timbul secara kronik dan atau berulang, reversibel,sesak napas, dada tertekan yang timbul secara kronik dan atau berulang, reversibel, cenderung memberat pada malam atau dini hari, dan biasanya timbul jika ada pencetus.

cenderung memberat pada malam atau dini hari, dan biasanya timbul jika ada pencetus.

Pada kasus ini, dijumpai keluhan pasien berupa sesak napas yang terjadi pada malam hari Pada kasus ini, dijumpai keluhan pasien berupa sesak napas yang terjadi pada malam hari disertai batuk berdahak yang dialami sejak tiga hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Dari disertai batuk berdahak yang dialami sejak tiga hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Dari anamnesis, pasien juga memiliki riwayat keluhan yang sama tiga bulan yang lalu dan pernah anamnesis, pasien juga memiliki riwayat keluhan yang sama tiga bulan yang lalu dan pernah mendapat terapi asma. Setelah dilakukan pemeriksaan fisis, ditemukan adanya suara napas mendapat terapi asma. Setelah dilakukan pemeriksaan fisis, ditemukan adanya suara napas tambahan berupa wheezing pada saat ekspirasi yang berulang. Berdasarkan pada landasan teori tambahan berupa wheezing pada saat ekspirasi yang berulang. Berdasarkan pada landasan teori yang telah dikemukakan di atas, maka pasien ini dapat didiagnosis sebagai asma

(7)

Patogene

Patogenesis sis AsmaAsma

Asma dapat terjadi pada semua usia, tetapi patogenesisnya berawal pada usia dini. Asma Asma dapat terjadi pada semua usia, tetapi patogenesisnya berawal pada usia dini. Asma terjadi sebagai hasil interaksi antara faktor genetik dan lingkungan sehingga upaya dikerahkan terjadi sebagai hasil interaksi antara faktor genetik dan lingkungan sehingga upaya dikerahkan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat dimodifikasi untuk pencegahan. Faktor tersebut untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat dimodifikasi untuk pencegahan. Faktor tersebut antara lain infeksi, pajanan mi

antara lain infeksi, pajanan mikroba, allergen, stres, polusim dan asap tembakau yang akan memicukroba, allergen, stres, polusim dan asap tembakau yang akan memicu  perkembangan allergen-IgE spesifik, terutama jika terjadi pada awal kehidupan.

 perkembangan allergen-IgE spesifik, terutama jika terjadi pada awal kehidupan.

Pada banyak kasus terutama pada anak dan dewasa muda, asma dihubungkan dengan Pada banyak kasus terutama pada anak dan dewasa muda, asma dihubungkan dengan manifestasi atopi melalui mekanisme

IgE-manifestasi atopi melalui mekanisme IgE-dependent dependent . Pada populasi diperkirakan faktor atopi. Pada populasi diperkirakan faktor atopi memberikan kontribusi pada 40% penderita asma anak dan dewasa.

memberikan kontribusi pada 40% penderita asma anak dan dewasa.

Mekanisme imun yang berperan adalah mekanisme tipe I klasifikasi Gell dan Coombs Mekanisme imun yang berperan adalah mekanisme tipe I klasifikasi Gell dan Coombs yangyang diperankan

diperankan oleh oleh antibodi antibodi IgE. IgE. IgE IgE ini ini mempunyai mempunyai reseptor reseptor pada pada sel sel mast, mast, basofil, basofil, sel sel limfositlimfosit T,

T, sel sel makrofag makrofag dan dan sel sel eosinofil. eosinofil. Walaupun Walaupun daya daya ikatnya ikatnya dengan dengan sel sel mast mast mempunyai mempunyai afinitasafinitas  paling

 paling kuat. Jaringan kuat. Jaringan saluran saluran napas, napas, saluran saluran cerna, cerna, kulit, kulit, dan mata dan mata banyak banyak mengandung mengandung sel- sel-sel

sel tersebut tersebut di di atas. atas. Seorang Seorang yang menderita yang menderita riwayat riwayat atopi atopi akan akan membuat membuat antibodi antibodi IgE, IgE, bilabila ia

ia terpajan terpajan dengan dengan alergen alergen tersebut. tersebut. Antibodi Antibodi IgE IgE yang yang terbentuk terbentuk akan akan terikat terikat pada pada sel sel mast mast dandan sel lainnya. Bila di kemudian hari ia terpajan kembali dengan alergen yang serupa, maka alergen sel lainnya. Bila di kemudian hari ia terpajan kembali dengan alergen yang serupa, maka alergen tersebut

tersebut akan akan terikat terikat pada pada IgE IgE yang yang sudah sudah terikat terikat pada pada sel sel mast mast yang yang sudah sudah tersentitisasi tersentitisasi dandan akan terjadi

akan terjadi fusi granula fusi granula dengan dengan membran sel mast membran sel mast sehingga terjadi degsehingga terjadi degranulasi. ranulasi. AkibatnyaAkibatnya mediator

mediator (seperti (seperti histamine, histamine, proteolitik, proteolitik, prostaglandin, prostaglandin, leukotrien, leukotrien, adenosin) adenosin) yang yang sudah sudah adaada dalam

dalam granula granula keluar keluar dari dari sel sel mast. mast. Mediator-mediator Mediator-mediator ini ini akan akan menginduksi menginduksi kontraksi kontraksi otototot  polos

 polos saluran saluran respiratori respiratori sehingga sehingga akan akan membuat membuat kepekaan kepekaan bronkus bronkus berlebihan berlebihan dan dan mudahmudah konstriksi, edema saluran napas akibat kebocoran mikrovaskular, penebalan saluran napas karena konstriksi, edema saluran napas akibat kebocoran mikrovaskular, penebalan saluran napas karena  perubahan

 perubahan struktural struktural ((remodelling remodelling ) dan hipersekresi mukus. Secara klinis, gejala asma menjadi) dan hipersekresi mukus. Secara klinis, gejala asma menjadi menetap, penderita akan lebih peka terhadap rangsangan. Kerusakan jaringan akan menjadi menetap, penderita akan lebih peka terhadap rangsangan. Kerusakan jaringan akan menjadi irreversibel bila paparan berlangsung terus dan penatalaksanaan kurang adekuat.

irreversibel bila paparan berlangsung terus dan penatalaksanaan kurang adekuat.

Sejalan dengan proses inflamasi kronik, perlukaan epitel bronkus merangsang proses Sejalan dengan proses inflamasi kronik, perlukaan epitel bronkus merangsang proses reparasi saluran respiratori yang menghasilkan perubahan struktural dan fungsional yang reparasi saluran respiratori yang menghasilkan perubahan struktural dan fungsional yang menyimpang pada saluran respiratori yang dikenal dengan istilah

menyimpang pada saluran respiratori yang dikenal dengan istilah remodelling remodelling . Pada proses. Pada proses remodelling 

remodelling  yang berperan adalah yang berperan adalah transforming growth factorstransforming growth factors (TGF-(TGF-β)β) dandan eosinophil growtheosinophil growth  factors

 factors  (EGF). TGF-  (EGF). TGF-ββ merangsang sel fibroblast berproliferasi, epitel mengalami hiperplasia,merangsang sel fibroblast berproliferasi, epitel mengalami hiperplasia,  pembentukan

 pembentukan kolagen bertambah. kolagen bertambah. Akibat prosesAkibat proses remodelling remodelling  tersebut terjadi pelepasan epitel yang tersebut terjadi pelepasan epitel yang rusak, jaringan membrana basalis mukosa menebal (

rusak, jaringan membrana basalis mukosa menebal ( pseudothickening  pseudothickening ), hiperplasia sel goblet,), hiperplasia sel goblet, edema submukosa, infiltrasi sel radang dan hiperplasia otot. Perubahan semacam ini tidak edema submukosa, infiltrasi sel radang dan hiperplasia otot. Perubahan semacam ini tidak

(8)

memberikan perbaikan klinis, tetapi mengakibatkan penyempitan lumen bronkus yang persisten memberikan perbaikan klinis, tetapi mengakibatkan penyempitan lumen bronkus yang persisten dan memberikan gambaran klinis asma kronis.

dan memberikan gambaran klinis asma kronis.

Patofisiologi Patofisiologi

Obstruksi saluran respiratori Obstruksi saluran respiratori

Penyempitan saluran nafas yang terjadi pada pasien asma dapat disebabkan oleh banyak Penyempitan saluran nafas yang terjadi pada pasien asma dapat disebabkan oleh banyak faktor. Penyebab utamanya adalah kontraksi otot polos bronkus yang diprovokasi oleh mediator faktor. Penyebab utamanya adalah kontraksi otot polos bronkus yang diprovokasi oleh mediator agonis yang dikeluarkan oleh sel inflamasi seperti histamin, triptase, prostaglandin D2, dan agonis yang dikeluarkan oleh sel inflamasi seperti histamin, triptase, prostaglandin D2, dan leukotrien C4 yang dikeluarkan oleh sel mast, neuropeptida yang dikeluarkan oleh saraf aferen leukotrien C4 yang dikeluarkan oleh sel mast, neuropeptida yang dikeluarkan oleh saraf aferen lokal dan asetilkolin yang berasal dari saraf eferen post ganglionik. Kontraksi otot polos saluran lokal dan asetilkolin yang berasal dari saraf eferen post ganglionik. Kontraksi otot polos saluran respiratori diperkuat oleh penebalan dinding saluran respiratori akibat edema akut, infiltrasi sel-sel respiratori diperkuat oleh penebalan dinding saluran respiratori akibat edema akut, infiltrasi sel-sel inflamasi dan

inflamasi dan remodeling,remodeling, hiperplasia dan hipertrofi kronik otot polos, vascular, dan sel-selhiperplasia dan hipertrofi kronik otot polos, vascular, dan sel-sel sekretori, serta deposisi matriks pada dinding saluran respiratori. Selain itu, hambatan saluran sekretori, serta deposisi matriks pada dinding saluran respiratori. Selain itu, hambatan saluran respiratori juga bertambah akibat produksi sekret yang banyak, kental, dan lengket oleh sel goblet respiratori juga bertambah akibat produksi sekret yang banyak, kental, dan lengket oleh sel goblet dan kelenjar submukosa, protein plasma yang keluar melalui mikrovaskular bronkus, dan debris dan kelenjar submukosa, protein plasma yang keluar melalui mikrovaskular bronkus, dan debris selular.

selular.

Hiperreaktivitas saluran respiratori Hiperreaktivitas saluran respiratori

Mekanisme terhadap reaktivitas yang berlebihan bronkus yang menyebabkan penyempitan Mekanisme terhadap reaktivitas yang berlebihan bronkus yang menyebabkan penyempitan saluran napas sampai saat ini tidak diketahui, namun dapat berhubungan dengan perubahan otot saluran napas sampai saat ini tidak diketahui, namun dapat berhubungan dengan perubahan otot  polos

 polos saluran saluran nafas nafas yang yang terjadi terjadi sekunder sekunder serta serta berpengaruh berpengaruh terhadap terhadap kontraktilitas kontraktilitas ataupunataupun fenotipnya.

fenotipnya.

Saluran respiratori dikatakan hiperreaktif atau hiperresponsif jika pada pemberian histamin Saluran respiratori dikatakan hiperreaktif atau hiperresponsif jika pada pemberian histamin dan metakolin dengan konsentrasi kurang

dan metakolin dengan konsentrasi kurang 8µg% didapatkan penurunan8µg% didapatkan penurunan Forced Expiration  Forced Expiration VolumeVolume (FEV1) 20% yang merupakan kharakteristik asma, dan juga dapat dijumpai pada penyakit yang (FEV1) 20% yang merupakan kharakteristik asma, dan juga dapat dijumpai pada penyakit yang lainnya seperti

lainnya seperti Chronic Obstruction Pulmonary DiseaseChronic Obstruction Pulmonary Disease (COPD), (COPD), fibrosis fibrosis kistik kistik dan dan rhinitisrhinitis alergi. Stimulus seperti olahraga, udara dingin, ataupun adenosin, tidak memiliki pengaruh alergi. Stimulus seperti olahraga, udara dingin, ataupun adenosin, tidak memiliki pengaruh langsung terhadap otot polos saluran nafas (tidak seperti histamin dan metakolin). Stimulus langsung terhadap otot polos saluran nafas (tidak seperti histamin dan metakolin). Stimulus tersebut akan merangsang sel mast, ujung serabut

tersebut akan merangsang sel mast, ujung serabut dan sel lain yang terdapat disaluran nafas dan sel lain yang terdapat disaluran nafas untukuntuk mengeluarkan mediatornya.

(9)

Gambar 3.1 Perbandingan bronkus normal dan bronkus pada penderita Gambar 3.1 Perbandingan bronkus normal dan bronkus pada penderita asmaasma Diagnosis

Diagnosis

Gejala respiratori asma berupa kombinasi dari batuk,

Gejala respiratori asma berupa kombinasi dari batuk, wheezing,wheezing, sesak napas, rasa dadasesak napas, rasa dada tertekan, dan produksi sputum. Batuk kronik berulang dapat menjadi petunjuk awal untuk tertekan, dan produksi sputum. Batuk kronik berulang dapat menjadi petunjuk awal untuk membantu diagnosis asma. Karakterisitik yang mengarah ke asma adalah :

membantu diagnosis asma. Karakterisitik yang mengarah ke asma adalah :

 Gejala timbul secara episodic atau berulangGejala timbul secara episodic atau berulang 

 Variabilitas, yaitu intensitas gejala bervariasi dari waktu ke waktu, bahkan dalam 24 jam.Variabilitas, yaitu intensitas gejala bervariasi dari waktu ke waktu, bahkan dalam 24 jam.

Biasanya lebih berat pada malam hari. Biasanya lebih berat pada malam hari.

 Reversibilitas, yaitu gejala dapat membaik secarReversibilitas, yaitu gejala dapat membaik secara spontan atau dengan obat pereda asma.a spontan atau dengan obat pereda asma. 

 Timbul bila ada faktor pencetusTimbul bila ada faktor pencetus

Iritan : asap rokok, asap bakaran sampah, asap obat nyamuk, suhu dingin, udara kering, Iritan : asap rokok, asap bakaran sampah, asap obat nyamuk, suhu dingin, udara kering, makanan minuman dingin, penyedap rasa, pengawet makanan, pewarna makan

makanan minuman dingin, penyedap rasa, pengawet makanan, pewarna makan an.an. Alergen : debu, tungau debu rumah, rontokan hewan, serbuk sa

Alergen : debu, tungau debu rumah, rontokan hewan, serbuk sa ri.ri. Infeksi respiratori akut karena virus.

Infeksi respiratori akut karena virus.

Aktivitas fisik : berlarian, berteriak, menangis, atau tertawa berlebihan. Aktivitas fisik : berlarian, berteriak, menangis, atau tertawa berlebihan.

(10)

Gambar 3.2 Alur Diagnosis pada Asma, dikutip dari Pedoman Nasional Asma Anak Edisi Gambar 3.2 Alur Diagnosis pada Asma, dikutip dari Pedoman Nasional Asma Anak Edisi

ke-2, 2016. ke-2, 2016.

Derajat Keparahan Serangan Asma Derajat Keparahan Serangan Asma

Tabel. 3.1 Klasifikasi menurut Pedoman Nasional Asma Anak Edisi ke-2, 2015. Tabel. 3.1 Klasifikasi menurut Pedoman Nasional Asma Anak Edisi ke-2, 2015. Kriteria Penentuan Derajat Asma

Kriteria Penentuan Derajat Asma Derajat

Derajat Asma Asma Uraian Kekerapan Uraian Kekerapan Gejala Gejala AsmaAsma Intermitten Intermitten Persisten ringan Persisten ringan Persisten sedang Persisten sedang Persisten berat Persisten berat

Episode gejala asma < 6x/tahun atau jarak antar gejala ≥ 6 minggu Episode gejala asma < 6x/tahun atau jarak antar gejala ≥ 6 minggu Episode gejala asma >1x/bulan, <1x/mi

Episode gejala asma >1x/bulan, <1x/minggunggu

Episode gejala asma >1x/minggu, namun tidak setiap hari Episode gejala asma >1x/minggu, namun tidak setiap hari Episode gejala asma terjadi hampir setiap hari

Episode gejala asma terjadi hampir setiap hari

Tabel. 3.2 Klasifikasi menurut Pedoman Nasional Asma Anak Edisi ke-2, 2015. Tabel. 3.2 Klasifikasi menurut Pedoman Nasional Asma Anak Edisi ke-2, 2015.

Asma

AsmaSeranSeranganganRinganRingan-

-Sedang

Sedang

BicarBicaraa dalamdalam kalimkalimatat

LebLebihih sensenangang duddudukuk

daripa

daripadada berbaberbaringring

TidakTidak geligelisahsah

FrekuFrekuensiensi napasnapas meninmeningkatgkat

FrekuFrekuensiensi nadinadi meninmeningkatgkat

RetrRetraksiaksi minimaminimall

SpO2 90-95%SpO2 90-95%

PEF > 50% prediPEF > 50% prediksiksi atauatau

terbaik terbaik

Asma

AsmaSeranSeranganganBeratBerat

BicBicaraara daldalamam katkataa

DudukDuduk bertbertopangopang lenglenganan

GelisahGelisah

FrekuFrekunsinsi napasnapas meninmeningkatgkat

FrekuFrekuensiensi nadinadi meninmeningkatgkat

RetrRetraksiaksi jelajelass

SpO2 < 90%SpO2 < 90% •PEF ≤ 50 %

•PEF ≤ 50 %prediprediksiksi atauatau

terbaik terbaik

Seran

SeranganganAsmaAsmadengadengann

Ancam

AncamananHentHentiiNapasNapas

KritKriteriaeria asmaasma seranserangangan

ber

beratat teterperpenuhnuhii dedengangann ::

MengantukMengantuk

LetargiLetargi

(11)

Tahapan Penegakkan Diagnosis Asma Tahapan Penegakkan Diagnosis Asma

 Diagnosis : AsmaDiagnosis : Asma

Dibuat sesuai alur diagnosis asma anak, kemudian diberi tata laksana umum yaitu Dibuat sesuai alur diagnosis asma anak, kemudian diberi tata laksana umum yaitu  penghindaran pencetus, pereda, dan

 penghindaran pencetus, pereda, dan tata laksana penyakit penyulit.tata laksana penyakit penyulit.

 Diagnosis klasifikasi kekerapanDiagnosis klasifikasi kekerapan

Dibuat dalam waktu 6 minggu setelah dibuat diagnosis asma, dapat kurang dari 6 minggu Dibuat dalam waktu 6 minggu setelah dibuat diagnosis asma, dapat kurang dari 6 minggu  bila

 bila informasi informasi klinis klinis sudah sudah kuat. kuat. Untuk Untuk dapat dapat menilai menilai derajat derajat kekerapan kekerapan dengan dengan lebihlebih akurat, minimal pasien sudah mengalami gejala asma

akurat, minimal pasien sudah mengalami gejala asma selama 6 bulan.selama 6 bulan. Diagnosis kekerapan yang dibuat pada saat awal akan menetap

Diagnosis kekerapan yang dibuat pada saat awal akan menetap dari waktu ke waktu. Akandari waktu ke waktu. Akan tetapi, bila dalam pelaksanaan tata laksana jangka panjang, kekerapan gejala jelas tetapi, bila dalam pelaksanaan tata laksana jangka panjang, kekerapan gejala jelas mengalami perubahan maka derajat kekerapannya dapat berubah menjadi derajat yang mengalami perubahan maka derajat kekerapannya dapat berubah menjadi derajat yang lebih rendah atau tinggi.

lebih rendah atau tinggi.

 Diagnosis derajat kendaliDiagnosis derajat kendali

Dibuat setelah 6 minggu menjalani tata laksana jangka panjang awal sesuai klasifikasi Dibuat setelah 6 minggu menjalani tata laksana jangka panjang awal sesuai klasifikasi kekerapan. kekerapan. 4. 4. PlanPlan Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan ini untuk menunjukkan variabilitas gangguan aliran napas akibat obstruksi, Pemeriksaan ini untuk menunjukkan variabilitas gangguan aliran napas akibat obstruksi, hiperreaktivitas, dan inflamasi saluran respiratori, atau adanya atopi pada pasien.

hiperreaktivitas, dan inflamasi saluran respiratori, atau adanya atopi pada pasien.

 Uji fungsi paru dengan spirometri sekaligus uji reversibilitas dan untuk menilaiUji fungsi paru dengan spirometri sekaligus uji reversibilitas dan untuk menilai

variabiliitas. Pada fasilitas terbatas dapat dilakukan pemeriksaan dengan

variabiliitas. Pada fasilitas terbatas dapat dilakukan pemeriksaan dengan peak flow meter. peak flow meter.

 Skin prick test,Skin prick test, eosinofil total darah, pemeriksaan IgE spesifikeosinofil total darah, pemeriksaan IgE spesifik 

 Uji inflamasi saluran respiratori : FeNO (fractional exhaked nitric oxide), eosinofilUji inflamasi saluran respiratori : FeNO (fractional exhaked nitric oxide), eosinofil

sputum sputum

 Uji provokasi bronkus denganUji provokasi bronkus dengan exercise,exercise, metakolin, atau larutan salin hipertonik.metakolin, atau larutan salin hipertonik. 

 Jika terindikasi dan fasilitas tersedia, lakukan pemeriksaan untuk mencari kemungkinanJika terindikasi dan fasilitas tersedia, lakukan pemeriksaan untuk mencari kemungkinan

diagnosis adnig, misalnya uji tuberculin, foto sinus paranasalis, foto rontgen thoraks diagnosis adnig, misalnya uji tuberculin, foto sinus paranasalis, foto rontgen thoraks CT-scan thoraks, rinoskopi, laringoskopi, bronkoskopi.

(12)

Tahapan Tata Laksana Asma dalam Serangan Tahapan Tata Laksana Asma dalam Serangan

The Global Initiative Asthma (GINA)

The Global Initiative Asthma (GINA) membagi tata laksana serangan asma menjadi dua,membagi tata laksana serangan asma menjadi dua, yaitu tata laksana di rumah dan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes)/IGD RS. Tata laksana yaitu tata laksana di rumah dan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes)/IGD RS. Tata laksana di rumah dilakukan oleh pasien atau orang tuanya sendiri. Semua pasien/orang tua pasien asma di rumah dilakukan oleh pasien atau orang tuanya sendiri. Semua pasien/orang tua pasien asma  perlu

 perlu diberikan diberikan edukasi edukasi untuk untuk memberikan memberikan pertolongan pertolongan pertama pertama asma asma dalam dalam serangan serangan saat saat didi rumah. Namun perlu ditekankan pada pasien/orang tua, seberapa jauh kewenangan dalam tata rumah. Namun perlu ditekankan pada pasien/orang tua, seberapa jauh kewenangan dalam tata laksana asma di rumah ini.

laksana asma di rumah ini.

Jika tidak ada keadaan berisiko tinggi, berikan inhalasi

Jika tidak ada keadaan berisiko tinggi, berikan inhalasi short acting  short acting ββ2-agonist, via nebulizer atau2-agonist, via nebulizer atau dengan MDI +

dengan MDI + spacer, spacer, sebagai berikut :sebagai berikut :

 Jika diberikan via nebulizerJika diberikan via nebulizer

-- BerikanBerikan  short  short acting acting  ββ2-agonist, lihat respon, bila sesak berkurang dan2-agonist, lihat respon, bila sesak berkurang dan wheezing wheezing  menghilang, cukup diberikan 1 kali.

menghilang, cukup diberikan 1 kali.

-- Jika gejala belum membaik dalam 30 menit, ulangi pemberian sekali lagiJika gejala belum membaik dalam 30 menit, ulangi pemberian sekali lagi

-- Jika dengan 2kali pemberianJika dengan 2kali pemberian short acting  short acting ββ2-agonist via nebuliser belum membaik, segera2-agonist via nebuliser belum membaik, segera  bawa ke fasyankes/UGD

 bawa ke fasyankes/UGD

 Jika diberikan via MDI+spacerJika diberikan via MDI+spacer

-- BerikanBerikan  short  short actingacting ββ2-agonist serial via2-agonist serial via  spacer  spacer   dengan dosis 2-4 semprot. Berikan  dengan dosis 2-4 semprot. Berikan semprotan pertama obat ke dalam spacer diikuti 6-8 tarikan napas melalui sambungan semprotan pertama obat ke dalam spacer diikuti 6-8 tarikan napas melalui sambungan untuk perlekatan ke wajah antar muka (

untuk perlekatan ke wajah antar muka (interfaceinterface) berupa masker atau) berupa masker atau mouthpiece.mouthpiece. Lanjutkan semprotan kedua dengan sebelumnya mengocok MDI, bar

Lanjutkan semprotan kedua dengan sebelumnya mengocok MDI, bar u menyemprot ulang.u menyemprot ulang. Pemberian semprotan hingga 4 kali berturut-turut (1 siklus),setara dengan 1 kali nebulisasi. Pemberian semprotan hingga 4 kali berturut-turut (1 siklus),setara dengan 1 kali nebulisasi. Tunggu 30 menit, bila belum ada respons berikan semprot berikutnya dengan cara yang Tunggu 30 menit, bila belum ada respons berikan semprot berikutnya dengan cara yang sama.

sama.

-- Jika membaik dengan dosis <4 semprot, inhalasi dihentikan. Jika gejala belum membaikJika membaik dengan dosis <4 semprot, inhalasi dihentikan. Jika gejala belum membaik dalam 30 menit, berikan semprot berikutnya dengan siklus yang sama.

dalam 30 menit, berikan semprot berikutnya dengan siklus yang sama.

-- Jika gejala tidak membaik dengan dosis 2 kali 2-4 semprotan, segera bawa keJika gejala tidak membaik dengan dosis 2 kali 2-4 semprotan, segera bawa ke fasyankes/UGD.

(13)

Gambar 4.1 Alur tata laksana gawat darurat ser

Gambar 4.1 Alur tata laksana gawat darurat serangan asma pada anak di fasyankes/UGD danangan asma pada anak di fasyankes/UGD dan rumah sakit

rumah sakit

Gambar 4.2 Alur tata laksana gawat darurat ser

Gambar 4.2 Alur tata laksana gawat darurat serangan asma pada anak di fasyankes/UGD danangan asma pada anak di fasyankes/UGD dan rumah sakit (lanjutan)

(14)

Obat-obatan untuk Serangan Asma Obat-obatan untuk Serangan Asma

 Short actingShort acting ββ2-agonist2-agonist

Gejala asma serangan ringan-sedang memberikan respons yang cepat bila diberikan obat Gejala asma serangan ringan-sedang memberikan respons yang cepat bila diberikan obat ini sehingga diijadikan pilihan utama bagi serangan asma ringan-sedang yang terjadi di ini sehingga diijadikan pilihan utama bagi serangan asma ringan-sedang yang terjadi di rumah maupun di fasyankes. Obat ini juga dijadikan premedikasi bagi

rumah maupun di fasyankes. Obat ini juga dijadikan premedikasi bagi exercise inducedexercise induced asthma.

asthma. Contoh obat sContoh obat short actinghort acting ββ2-agonist yaitu salbutamol, terbutalin, dan prokaterol.2-agonist yaitu salbutamol, terbutalin, dan prokaterol. Pada serangan asma,

Pada serangan asma,  short  short actingacting ββ2-agonist diberikan secra inhalasi lewat DPI, MDI2-agonist diberikan secra inhalasi lewat DPI, MDI dengan/tanpa

dengan/tanpa spacer spacer , atau nebulizer dengan dosis sesuai beratnya serangan dan respons, atau nebulizer dengan dosis sesuai beratnya serangan dan respons  pasien.

 pasien.

Dosis salbutamol Dosis salbutamol Oral : 0,05

Oral : 0,05 –  –  0,1 mg/kgBB/kali sediaan tablet 2 mg dan syrup 2 mg/5 ml 0,1 mg/kgBB/kali sediaan tablet 2 mg dan syrup 2 mg/5 ml MDI : anak 100-200mcg, maksimal 4 kali per hari sediaan 100 mcg/semprot MDI : anak 100-200mcg, maksimal 4 kali per hari sediaan 100 mcg/semprot DPI : anak 200 mcg, diberikan 3-4 kali per hari sediaan rotacap 200 mcg DPI : anak 200 mcg, diberikan 3-4 kali per hari sediaan rotacap 200 mcg  Nebulizer : dosis awal 2,5 mg lalu dapat diulang 4 kali

 Nebulizer : dosis awal 2,5 mg lalu dapat diulang 4 kali per hari sediaan nebule 2,5 mg/2,5per hari sediaan nebule 2,5 mg/2,5 ml

ml

Dosis terbutalin Dosis terbutalin Oral : 0,05

Oral : 0,05 –  –  0,1 mg/kgBB/kali sediaan tablet 2,5 mg 0,1 mg/kgBB/kali sediaan tablet 2,5 mg

DPI : anak 7-12 tahun : 0,25 mg-0,5 mg, 4 kali sehari, sediaan turbuhaler 0,5mg/dosis DPI : anak 7-12 tahun : 0,25 mg-0,5 mg, 4 kali sehari, sediaan turbuhaler 0,5mg/dosis  Nebulizer : BB > 25 kg : 5 mg

 Nebulizer : BB > 25 kg : 5 mg 2-4 kali/hari, sediaan respule 2,5 mg/ml2-4 kali/hari, sediaan respule 2,5 mg/ml Dosis prokaterol

Dosis prokaterol

Oral : anak ≥ 6 tahun : 25 mcg diberikan 2 kali per hari, < 6

Oral : anak ≥ 6 tahun : 25 mcg diberikan 2 kali per hari, < 6thth : 1,25 mcg/kgBB diberikan : 1,25 mcg/kgBB diberikan 2-3 kali per hari, sediaan tablet 50 mcg, minitab 25 mcg, syr 25 mcg/5ml

2-3 kali per hari, sediaan tablet 50 mcg, minitab 25 mcg, syr 25 mcg/5ml DPI : anak 10 mcg hingga 4 kali sehari, DPI 10 mcg/dosis

DPI : anak 10 mcg hingga 4 kali sehari, DPI 10 mcg/dosis  Nebulizer : anak 10

 Nebulizer : anak 10 –  –  30 mcg/dosis, sediaan inhalation solution 100 mcg/0,3 ml 30 mcg/dosis, sediaan inhalation solution 100 mcg/0,3 ml

 Ipratropium bromideIpratropium bromide

Pemberian kombinasi SABA dan ipratropium bromide pada inhalasi ke-3 saat serangan Pemberian kombinasi SABA dan ipratropium bromide pada inhalasi ke-3 saat serangan menurunkan risiko rawat inap dan memperbaiki

menurunkan risiko rawat inap dan memperbaiki PEF dan FEV1.PEF dan FEV1. Dosis ipratropium bromide

Dosis ipratropium bromide

MDI : anak > 12 th : 2 semprot diberikan 4 kali per hari, maksimal 12 semprot/hari, sediaan MDI : anak > 12 th : 2 semprot diberikan 4 kali per hari, maksimal 12 semprot/hari, sediaan 0,02 mg/dosis

0,02 mg/dosis  Nebulizer :

 Nebulizer : anak ≥14 anak ≥14 tahun 0,4tahun 0,4 - 2 ml, anak 6-14 th 0,4- 2 ml, anak 6-14 th 0,4  –  –  1 ml diberikan 3-4 kali sehari, 1 ml diberikan 3-4 kali sehari, sediaan inhalation solution 0,025% (0,25 mg/ml)

sediaan inhalation solution 0,025% (0,25 mg/ml) Dosis kombinasi salbutamol+ip.bromide

(15)

 Nebulizer :

 Nebulizer : dosis awal dosis awal 2,5 2,5 mg lalu mg lalu dapat diulang dapat diulang 4 kali 4 kali per hari, per hari, sediaan unit sediaan unit dose vdose vial 2,5mlial 2,5ml (ip.bromide 0,5mg, salbutamol sulfate 2,5 mg)

(ip.bromide 0,5mg, salbutamol sulfate 2,5 mg)

 Steroid sistemikSteroid sistemik

Steroid sistemik berupa prednisolon atau prednisone diberikan per oral dengan dosi 1-2 Steroid sistemik berupa prednisolon atau prednisone diberikan per oral dengan dosi 1-2 mg/kgBB/hari dengan dosis maksimum sampai 40 mg/hari. Lama pemberian 3-5 hari tanpa mg/kgBB/hari dengan dosis maksimum sampai 40 mg/hari. Lama pemberian 3-5 hari tanpa tapering off.

tapering off.

 Aminofilin intravenaAminofilin intravena

Diberikan pada anak dengan asma serangan berat atau dengan ancaman henti napas yang Diberikan pada anak dengan asma serangan berat atau dengan ancaman henti napas yang tidak berespon terhadap dosis maksimal SABA dan steroid sistemik. Efek samping yang tidak berespon terhadap dosis maksimal SABA dan steroid sistemik. Efek samping yang sering adalah mual, muntah, takikardi, dan agitasi. Oleh karena itu pemberian aminofilin sering adalah mual, muntah, takikardi, dan agitasi. Oleh karena itu pemberian aminofilin intravena harus dipantau secara ketat

intravena harus dipantau secara ketat karena efek samping yang berhubungan dengan kadarkarena efek samping yang berhubungan dengan kadar aminofilin serum yang tinggi. Dosis yang direkomendasikan

aminofilin serum yang tinggi. Dosis yang direkomendasikan initial doseinitial dose 6-8 mg /kgBB6-8 mg /kgBB diberikan dalam 20 menit dilanjutkan dengan rumatan secara drip 1mg/kgBB/jam.

diberikan dalam 20 menit dilanjutkan dengan rumatan secara drip 1mg/kgBB/jam.

 Magnesium sulfat (MgSO4)Magnesium sulfat (MgSO4)

Obat ini tidak rutin dipakai untuk serangan asma namun hasil penelitian pemberian MgSO4 Obat ini tidak rutin dipakai untuk serangan asma namun hasil penelitian pemberian MgSO4 50 mg/kgBB secara intravena dalam 20 menit dilanjutkan 30 mg/kgBB/jam memiliki 50 mg/kgBB secara intravena dalam 20 menit dilanjutkan 30 mg/kgBB/jam memiliki efektivitas yang sama dengan SABA.

efektivitas yang sama dengan SABA.

 AdrenalineAdrenaline

Adrenalin intramuskular diberikan pada asma yang berhubungan dengan anafilaksis dan Adrenalin intramuskular diberikan pada asma yang berhubungan dengan anafilaksis dan angioedema dengan dosis 10 µg/kgBB (0,01 ml/kgBB adrenalin 1:1000), dengan dosis angioedema dengan dosis 10 µg/kgBB (0,01 ml/kgBB adrenalin 1:1000), dengan dosis maksimal 500 µg (0,5 ml).

maksimal 500 µg (0,5 ml).

 Steroid inhalasiSteroid inhalasi

Dosis budesonid Dosis budesonid Awal : ≥ 12 th 1

Awal : ≥ 12 th 1-2 mg 2 kali/hari, 3 bulan-12 th 0,5-1 mg 2kali/hari-2 mg 2 kali/hari, 3 bulan-12 th 0,5-1 mg 2kali/hari Rumatan : ≥ 12 th 0,5

Rumatan : ≥ 12 th 0,5-1 mg 2 kali/hari, 3 bulan-12 th -1 mg 2 kali/hari, 3 bulan-12 th 0,25-0,5 mg 2kali/hari, sediaan respule0,25-0,5 mg 2kali/hari, sediaan respule 0,25mg/ml (2ml), 0,5 mg/ml (2 ml)

0,25mg/ml (2ml), 0,5 mg/ml (2 ml) Dosis flutikason

Dosis flutikason

Anak > 16 th 500-2000 mcg/ 2 kali per hari, anak 4-16 th 1000 mcg 2 kali/hari, sediaan Anak > 16 th 500-2000 mcg/ 2 kali per hari, anak 4-16 th 1000 mcg 2 kali/hari, sediaan nebule 0,5 mg/2 ml.

(16)

Tata Laksana

Tata Laksana Non-medikamNon-medikamentosaentosa Program KIE

Program KIE

Tujuan program komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) adalah member informasi dan Tujuan program komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) adalah member informasi dan  pelatihan

 pelatihan yang yang sesuai sesuai terhadap terhadap pasien pasien dan dan keluarganya keluarganya untuk untuk meningkatkan meningkatkan pengetahuan pengetahuan dandan  pemahaman, keterampilan, kerpercayaan diri

 pemahaman, keterampilan, kerpercayaan diri dalam mengenali gejala dalam mengenali gejala serangan asma, mengambilserangan asma, mengambil langkah-langkah yang sesuai, serta memotivasi dalam menghindari faktor-faktor pencetus, langkah-langkah yang sesuai, serta memotivasi dalam menghindari faktor-faktor pencetus, sehingga meningkatkan keteraturan terhadap rencana pengobatan yang sudah diteta

sehingga meningkatkan keteraturan terhadap rencana pengobatan yang sudah diteta pkan serta padapkan serta pada akhirnya mampu meningkatkan kemandirian dalam tata laksana asma yang lebih baik.

akhirnya mampu meningkatkan kemandirian dalam tata laksana asma yang lebih baik. Penghindaran Pencetus

Penghindaran Pencetus No

No Pencetus Pencetus Cara Cara PenghindaranPenghindaran

1.

1. Tungau Tungau debu debu rumahrumah  Membersihkan lantai, perabotan dari debu setiap hariMembersihkan lantai, perabotan dari debu setiap hari 

 Menggunakan sprei, sarung bantal, dan selimut ‘Menggunakan sprei, sarung bantal, dan selimut ‘mitemite

impermeable’  impermeable’ 

 Menjemur Menjemur kasur ykasur yang mengang mengandung andung kapuk kapuk serta karpet serta karpet didi

 bawah sinar matahari selama minimal 3 jam setiap minggu  bawah sinar matahari selama minimal 3 jam setiap minggu

 Ganti karpet yang berbulu dengan karpet berbahan dasar plasticGanti karpet yang berbulu dengan karpet berbahan dasar plastic 

 Mengupayakan Mengupayakan udara udara ruangan ruangan bebas bebas debu debu dengandengan

menggunakan

menggunakan exhaust fan,exhaust fan, menggunakanmenggunakan dehumidifier.dehumidifier. 2.

2. Asap Asap rokokrokok  Orang tua atau anggota keluarga yang merokok mutlakOrang tua atau anggota keluarga yang merokok mutlak

menghentikan kebiasaan merokok menghentikan kebiasaan merokok

3. Kecoa

3. Kecoa  Memberantas Memberantas kecoa kecoa dengan dengan menggunakan menggunakan pestisida,pestisida,

insektisida, dan memasang perangkap insektisida, dan memasang perangkap

 Menutup akses masuk ke dalam rumahMenutup akses masuk ke dalam rumah 

 Membuang sisa-sisa makananMembuang sisa-sisa makanan

4.

4. Serbuk Serbuk sari/pollensari/pollen  Mengurangi aktivitas yang menyebabkan paparan. SegeraMengurangi aktivitas yang menyebabkan paparan. Segera

mandi apabila terlanjur terpapar dengan serbuk sari mandi apabila terlanjur terpapar dengan serbuk sari

5. Jamur

5. Jamur  Membersihkan jamur dari dalam rumah\Membersihkan jamur dari dalam rumah\ 

 Menutup lubang di dinding/atap yang bocor dan retakMenutup lubang di dinding/atap yang bocor dan retak 

 Mengurangi kMengurangi kelembaban dengan elembaban dengan menjaga rumah menjaga rumah tetap keringtetap kering

6.

6. Rontokan Rontokan hewanhewan (aminal danders) (aminal danders)

 Mengeluarkan hewan peliharaan dari dalam rumahMengeluarkan hewan peliharaan dari dalam rumah 

 Membersihkan dan mencuci permukaan/tempat-tempat yangMembersihkan dan mencuci permukaan/tempat-tempat yang

 pernah ditempati oleh hewan tersebut secara teratur.  pernah ditempati oleh hewan tersebut secara teratur.

 Memakai penyaring udara (Memakai penyaring udara (exhaust fanexhaust fan)) 

 Memandikan hewan peliharaan sedikitnya 2 kali dalamMemandikan hewan peliharaan sedikitnya 2 kali dalam

seminggu seminggu

7. Tikus

7. Tikus  Edukasi, eksterminasi, pembersihan serta penutupan tempat-Edukasi, eksterminasi, pembersihan serta penutupan

tempat-tempat penampungan makanan tempat penampungan makanan 8.

8. Hirupan Hirupan zat-zat zat-zat lainlain  Hindari asap obat nyamuk bakar (juga semprotan dan elektrik),Hindari asap obat nyamuk bakar (juga semprotan dan elektrik),

asap kayu bakar, minyak tanah, gas, asap bakaran sampah, asap kayu bakar, minyak tanah, gas, asap bakaran sampah,  polusi pabrik, asap kendaraan dan

 polusi pabrik, asap kendaraan dan lain-lain.lain-lain. 9.

9. Alergen Alergen makananmakanan  Anak asma dengan alergi makanan, sebaiknya menghindariAnak asma dengan alergi makanan, sebaiknya menghindari

 jenis

 jenis makanan makanan seperti seperti susu, susu, telur, telur, ikan, ikan, kacang, kacang, ragi, ragi, keju,keju, gandum, dan cokelat.

(17)

 Hati-hati pada zat dalam bahan makanan yang dapatHati-hati pada zat dalam bahan makanan yang dapat

memprovokasi terjadinya asma : sulfur dioksida, sodium memprovokasi terjadinya asma : sulfur dioksida, sodium  benzoate,

 benzoate, zat zat pewarna, pewarna, penyedap penyedap rasa, rasa, golongan golongan salisilat,salisilat, anggur merah, dan asam lemak omega-6

anggur merah, dan asam lemak omega-6 10.

10. Rhinitis, Rhinitis, sinusitis,sinusitis, dan infeksi virus dan infeksi virus lainnya

lainnya

 Kontrol terhadap infeksi pada rhinitis dan sinusitis jika ada.Kontrol terhadap infeksi pada rhinitis dan sinusitis jika ada.

Kendalikan influenza yang disebabkan infeksi atau alergi Kendalikan influenza yang disebabkan infeksi atau alergi 11. Exercise-induced

11. Exercise-induced asthma

asthma

 Pemanasan serta pendinginan yang benar sebelum atau sesudahPemanasan serta pendinginan yang benar sebelum atau sesudah

melakukan aktivitas melakukan aktivitas

 Modifikasi jenis olahraga yang bersifat aerobicModifikasi jenis olahraga yang bersifat aerobic

12. Kegemukan

12. Kegemukan  Menurunkan berat badanMenurunkan berat badan

13. Lain-lain

13. Lain-lain  Menghindari perubahan musim/cuaca, suhu AC yang terlaluMenghindari perubahan musim/cuaca, suhu AC yang terlalu

dingin,atmosfer yang mendadak dingin, stress/emosional, dingin,atmosfer yang mendadak dingin, stress/emosional, GERD, alergi obat-obat tertentu seperti aspirin, penisilin, GERD, alergi obat-obat tertentu seperti aspirin, penisilin, sefalosporin, eritromisi, tetrasiklin.

sefalosporin, eritromisi, tetrasiklin.

Biak, Januari 2018 Biak, Januari 2018

Peserta Pendamping

Peserta Pendamping

dr.

Gambar

Gambar 3.1 Perbandingan bronkus normal dan bronkus pada penderita  Gambar 3.1 Perbandingan bronkus normal dan bronkus pada penderita asma asma Diagnosis
Gambar 3.2 Alur Diagnosis pada Asma, dikutip dari Pedoman Nasional Asma Anak EdisiGambar 3.2 Alur Diagnosis pada Asma, dikutip dari Pedoman Nasional Asma Anak Edisi
Gambar 4.1 Alur tata laksana gawat darurat ser

Referensi

Dokumen terkait

Pasien datang dengan sesak napas sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit, disertai batuk. Nyeri perut (+) terutama pada ulu

Pasien pada kasus ini datang dengan keluhan batuk terus menerus, dahak berwarna hijau, nafsu makan menurun, berat badan menurun, demam, sesak nafas dan bekeringat pada malam hari.

Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan sesak nafas yang dirasakan sejak dua hari kemarin.. Sebelumnya pasien sering mengalami sesak nafas jika menghirup debu

Istilah ini merujuk pada episode akut batuk dan sesak napas berat yang biasanya terjadi pada malam hari dan membangunkan pasien dari tidurnya, biasanya 1-3 jam setelah

Pasien laki-laki usia (&gt; tahun datang dengan keluhan sesak napas se'ak  hari yang lalu. Keluhan ini semakin memberat kurang lebih 2 hari yang lalu. Keluhan ter'adi secara

Pada pasien didapatkan keluhan sesak napas sejak 6 hari SMRS yang makin lama makin memberat, tidak dipengaruhi oleh aktivitas dan cuaca, disertai adanya nyeri dada sejak

hiperresponsif dari saluran nafas sehingga menimbulkan gejala berupa batuk, sesak nafas, terasa berat di dada dan mengi yang episodik terutama malam dan pagi hari.. Gejala asma

Pasien masih mengeluhkan batuk berdahak yang sulit keluar dan lebih sering terjadi di malam hari dan merasa sesak napas, sebelum dilakukan fisioterapi dada saturasi oksigen pasien kedua