• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Hasil Pembelajaran Mata Kuliah Fungsi Teknis di Lembaga Pendidikan Akademi Kepolisian T2 942010016 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Hasil Pembelajaran Mata Kuliah Fungsi Teknis di Lembaga Pendidikan Akademi Kepolisian T2 942010016 BAB IV"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

4.1

Hasil Penelitian

Lembaga Pendidikan Akademi Kepolisian (Lemdik Akpol) merupakan salah satu lembaga pendi-dikan kedinasan di bawah Lembaga Pendipendi-dikan Mabes Polri yang berkedudukan di Kota Semarang Provinsi Jawa Tengah.

Visi Lemdik Akpol adalah terwujudnya lembaga pendidikan pembentukan perwira Polri yang berkuali-tas, lahirnya akademisi dan praktisi sebagai kader pemimpin Polri masa depan sesuai strata kepangkatan dan struktur organisasi yang tergelar jujur, bersih, profesional, bermoral, modern dan dipercaya masya-rakat.

Misi Lemdik Akpol adalah (Buku Pedoman Evaluasi Pendidikan Output S1-STIK bagi Taruna Akpol, 2011: 2):

(2)

 

tugas pokok Polri; (c) Mengadakan penelitian dan pengembangan yang berhubungan dengan pening-katan belajar mengajar dan pelatihan Taruna; (d) Meningkatkan kuantitas dan kualitas 10 kom-ponen pendidikan Akademi Kepolisian; (e) Menye-lenggarakan manajemen sumber daya Akademi Kepolisian secara bersih, transparan dan akunta-bel; (f) Menjalin kerjasama secara berkelanjutan dengan Akademi TNI, Perguruan Tinggi dan Lem-baga Pendidikan Kepolisian di dalam negeri maupun luar negeri.

Adapun tujuan pendidikan Lemdik Akpol adalah menciptakan lulusan Akademi Kepolisian untuk men-jadi pimpinan Polri masa depan dengan kriteria seba-gai berikut (Informasi Pendidikan Akademi Kepolisian, 2010):

(a) Sebagai abdi negara dan masyarakat yang ber-iman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, arif, profesional, patuh hukum, bersikap/berperi-laku dalam kehidupan bermasyarakat; (b) Menjun-jung tinggi kebenaran, keadilan dan kejujuran sesuai dengan etika profesi kepolisian; (c) Mahir dalam melaksanakan tugas-tugas Kepolisian secara proporsional; (d) Memiliki kemampuan melaksana-kan tugas-tugas dan fungsi kepolisian di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyara-kat, pelindung, pengayom dan pelayan masyaramasyara-kat, serta penegak hukum; (e) Mampu memangku ja-batan pada organisasi kepolisian di lini terdepan.

(3)

Kepolisian (AAK) di Sukabumi dan selanjutnya men-jadi tanggal kelahiran Akademi Kepolisian.

Tanggal 16 Desember 1966 Akademi Angkatan Kepolisian (AAK) berubah menjadi AKABRI bagian Kepolisian. Pada tanggal 9 April 1999 nama AKABRI bagian Kepolisian berubah menjadi Akademi Kepolisi-an dKepolisi-an selKepolisi-anjutnya secara administrasi dipindahkKepolisi-an dari Markas Komando (Mako) Akademi TNI menjadi Akpol mandiri. Sejak tanggal 14 September 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Organisasi pada Tingkat Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia Akpol berada di bawah Kepala Lembaga Pendidikan Mabes Polri sehingga namanya berubah menjadi Lemdik Akpol.

Setiap tahun Akademi Kepolisian menerima peserta didik berkisar antara 300 – 400 orang dari sumber SMU (Sekolah Menengah Umum) sederajat dengan + 10% di antaranya adalah peseta didik perem-puan (Taruni). Kebijakan jenis kelamin peserta didik dari tahun ke tahun tidak selalu sama. Jumlah peserta didik (Taruna) di Lemdik Akpol pada tahun 2011/2012 sebesar 1005 orang yang terdiri dari peser-ta didik laki-laki (Taruna 870 orang) dan perempuan (Taruni 135 orang).

(4)

 

Tahun Akademik 2010/2011 Lemdik Akpol mengalami perubahan pada sistem pendidikannya, yang semula meluluskan akademi (D3) berubah men-jadi Sarjana (S1) dengan waktu tempuh 4 tahun. Beban sistem kredit semester (SKS) yang harus ditem-puh semula D3 sebesar 110 sks berubah menjadi 155 sks untuk S1.

1. Pedoman Evaluasi Hasil Pembelajaran di Lemdik Akpol

Untuk mengukur penyelenggaraan proses pem-belajaran, pelatihan dan pengasuhan terhadap kegiat-an dkegiat-an kemajukegiat-an belajar peserta didik di Lemdik Akpol menggunakan pedoman evaluasi, meliputi: tuju-an evaluasi, fungsi evaluasi, sasartuju-an evaluasi, waktu evaluasi, pendekatan evaluasi, komponen evaluasi dan rumusan evaluasi.

a. Tujuan Evaluasi

Untuk mengukur tingkat keberhasilan pencapai-an tujupencapai-an pendidikpencapai-an didasarkpencapai-an atas pencapaipencapai-an kompetensi peserta didik pada mata kuliah, kelompok mata kuliah dan atau kompetensi lulusan Lemdik Akpol, yang mencakup aspek sikap perilaku, aspek pengetahuan dan ketrampilan serta aspek jasmani.

(5)

yang berjiwa pancasila dan beretika Kepolisian, men-dapatkan data tentang hasil pembentukan kemampu-an kesamaptakemampu-an jasmkemampu-ani ykemampu-ang prima, mendapatkkemampu-an data hasil pembentukan kemampuan di bidang penge-tahuan dan keterampilan dasar profesi Kepolisian.

Evaluasi pendidikan pada tahap Dikdas Bhara, prioritas penilaiannya secara berurutan pada aspek sikap perilaku, aspek kesamaptaan jasmani dan aspek kemampuan di bidang pengetahuan dan keterampilan. Oleh karena itu: (1) evaluasi pada aspek sikap perilaku dan aspek jasmani merupakan prioritas utama; (2) ke-mudian bobot evaluasi untuk kesamaptaan jasmani lebih tinggi dibandingkan dengan aspek pengetahuan dan keterampilan dasar profesi Kepolisian.

(6)

 

Dengan demikian, maka evaluasi pendidikan pada peserta didik tingkat II merupakan tahap pem-bentukan yang bersifat indoktriner, yang berisi upaya untuk memberikan landasan dasar tentang profesi Kepolisian dan pengantar mata kuliah keilmuan seba-gai insan Bhayangkara, di samping masih dituntut untuk memiliki kesamaptaan yang prima. Oleh karena itu: (1) evaluasi pada aspek sikap perilaku masih tetap menjadi prioritas utama, (2) sedangkan evaluasi pada aspek pengetahuan dan keterampilan serta jasmani memiliki bobot yang sama.

Untuk peserta didik tingkat III dan IV merupa-kan tahap pendewasaan sikap perilaku serta tahap pengembangan dan pemantapan berpikir serta peme-liharaan kemampuan jasmani. Oleh karena itu (1) eva-luasi pendidikan ditekankan pada aspek pengetahuan dan keterampilan, (2) sedangkan bobot evaluasi pada aspek sikap perilaku tetap lebih tinggi dibandingkan aspek kesamaptaan jasmani.

b. Fungsi Evaluasi

(7)

tingkat dan kelulusan peserta didik, peringkat/ ranking dan kelulusan peserta didik; peserta didik yang berhak mendapatkan penghargaan; peserta didik yang berkewajiban untuk perbaikan (her); serta me-nentukan peserta didik turun tingkat/tinggal tingkat atau dikeluarkan dari pendidikan di Lemdik Akpol; dan sebagai pedoman bagi Gadik untuk meningkatkan motivasi atau kemauan belajar dan berlatih peserta didik, perbaikan penyelenggaraan proses pendidikan berikutnya (umpan balik/validasi).

c. Sasaran Evaluasi

Untuk mengukur hasil atau prestasi perkem-bangan ketiga potensi dasar meliputi sikap perilaku, pengetahuan dan keterampilan serta jasmani selama masa pendidikan dalam rangka penentuan kelulusan suatu mata kuliah atau kelompok mata kuliah, kenaikan tingkat dan pangkat, lulus pendidikan atau lulus perwira.

d. Waktu Evaluasi

(8)

 

e. Sistem Pendekatan Evaluasi

Sistem pendekatan evaluasi pendidikan yang digunakan di Lemdik Akpol meliputi dua pendekatan yaitu: (1) Pendekatan Penilaian Acuan Patokan (PAP) atau pendekatan mutlak, maka penilaian didasarkan pada kriteria atau “patokan” yang telah ditentukan sebelumnya, (2) Pendekatan Penilaian Acuan Norma (PAN) atau pendekatan relatif, maka penilaian dilaku-kan dengan cara membandingdilaku-kan hasil belajar sese-orang terhadap hasil belajar sese-orang lain dalam kelom-poknya.

Pada dasarnya pedoman evaluasi di Lemdik Akpol mengutamakan penerapan PAP, sedangkan penerapan PAN sepenuhnya menjadi kewenangan Dewan Lemdik Akpol dengan tetap memperhatikan batas-batas yang wajar agar mutu hasil didik tetap terpelihara.

f. Komponen Evaluasi

Kegiatan evaluasi diarahkan terhadap kompo-nen-komponen yang terurai pada aspek sikap peri-laku, aspek pengetahuan keterampilan, serta aspek jasmani dan kesehatan.

(9)

Materi penilaian yang diajarkan dalam aspek pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan perang-kat kendali pendidikan (Katdaldik) Lemdik Akpol.

Alat evaluasi yang digunakan dalam penilaian aspek pengetahuan dan keterampilan di Lemdik Akpol meliputi: (1) Tes atau ujian tertulis, pelaksanaan ujian dilakukan pada tengah semester berjalan yang dise-lenggarakan oleh Lembaga dan atau ujian mandiri oleh pendidik pengampu berupa penugasan dan lain-lain, yang dilakukan oleh Lembaga pada akhir semester; ujian susulan yang dilakukan oleh Lembaga kepada peserta didik yang belum mengikuti ujian karena dinas berdasarkan perintah Gubernur Lemdik Akpol atau karena sakit (dinyatakan dengan surat keterang-an dokter); ujiketerang-an ulketerang-ang yaitu ujiketerang-an yketerang-ang dilaksketerang-anakketerang-an lembaga karena adanya kesalahan atau kekeliruan di dalam pelaksanaan ujian; ujian remedial atau her adalah ujian yang dilaksanakan oleh Lembaga bagi peserta didik yang belum memenuhi persyaratan ke-naikan tingkat atau kelulusan atau memperoleh nilai yang diharuskan untuk diperbaiki, (2) Praktik lapang-an atau laboratorium, pelakslapang-analapang-annya denglapang-an mela-kukan pengamatan terhadap peserta didik tentang penguasaan materi, sikap atau tingkah laku dan keseriusan serta hasil kerja.

(10)

 

Jenis penilaian pengetahuan yang digunakan sumatif, guna mengukur keberhasilan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan dalam setiap mata pela-jaran atau sub mata pelapela-jaran yang ada dalam Rangka Pelajaran Pokok (RPP).

Materi ujian meliputi pengetahuan (knowledge), terapan (aplikasi), dan uraian (analisis). Sedangkan soal ujian dapat berupa soal benar salah (true false), soal pilihan ganda (multiple choice), soal menjodohkan (matching), soal uraian terbuka (essay).

Lama waktu yang digunakan untuk ujian mata kuliah 1 SKS dengan waktu ujian 60 menit, sedangkan mata kuliah 2 sampai dengan 3 sks atau lebih dengan waktu pelaksanaan ujian 90 menit. Skor penilaian dapat dilihat pada Tabel 4.1 di bawah ini:

Tabel 4.1 Skor Penilaian

TAHAP DAN TINGKAT

SKOR NILAI Soal Benar Salah, Pilihan Ganda dan

Menjodohkan

Soal Essay

Tahap pembentukan yang bersifat indoktriner, yaitu memberikan landasan dasar tentang profesi Kepolisian dan pengantar mata kuliah keilmuan sebagai insan Bhayangkara, disamping dituntut juga memiliki kesamaptaan yang prima (tingkat II)

60 40

Tahap pendewasaan sikap perilaku, pengembangan dan pemantapan berpikir serta pemeliharaan kemampuan jasmani (tingkat III dan tingkat IV)

40 60

(11)

Untuk mata kuliah dan sub mata kuliah yang dalam RPP tidak dicantumkan adanya praktik, maka nilainya sama dengan nilai pengetahuan (NP). Nilai sumatif bergerak dari 0 sampai dengan 100. Penilaian ketrampilan dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan peserta didik dalam mempraktik-kan pengetahuan teori yang diterima dalam mata kuliah atau sub mata kuliah yang dalam RPP jelas dicantumkan adanya praktik, sedangkan yang dinilai adalah proses kegiatan dan hasilnya. Nilai keterampil-an adalah nilai yketerampil-ang diberikketerampil-an kepada peserta didik berdasarkan penilaian terhadap latihan maupun praktik atau penugasan yang diberikan para Gadik. Nilai bergerak dari 0 sampai dengan 100.

Bobot Nilai Pengetahuan (NP) = 6 dan Nilai Keterampilan (NK) = 4. Sedangkan Nilai Intelek (NI) adalah penjumlahan antara Nilai Pengetahuan (NP) kali bobot dan Nilai Ketrampilan (NK) kali bobot dibagi jumlah bobot.

g. Rumusan Evaluasi

(12)

 

Nilai yang diberikan berdasarkan derajad klasifi-kasi penguasaan akademis dalam rentang 0-100 adalah nampak pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2

Derajad Klasifikasi Akademis

No Tingkat Penguasaan Kategori Bobot

1 90 - 100 A 4

2 83 - 89,99 B+ 3,6

3 75 - 82,99 B 3,2

4 68 - 74,99 C+ 2,8

5 60 - 67,99 C 2,4

6 52,50 - 59,99 D+ 2

7 45 - 52,49 D 1

8 0 - 44,99 E 0

Sumber: Buku Pedoman Evaluasi Pendidikan Out Put S1-STIK Lemdik Akpol, 2011

Rumusan penilaian evaluasi aspek pengetahuan dan ketrampilan adalah sebagai berikut:

1) Nilai Teori

(13)

Keterangan:

NAMP : Nilai Akhir Mata Pelajaran NAS : Nilai Akhir Semester NTS : Nilai Tengah Semester

( NAS x 6 ) + ( NTS x 4 ) NAMP =

10

2) Nilai Praktik

Penilaian yang dilakukan berdasarkan aspek praktik atau demonstrasi oleh Gadik terhadap peserta didik dalam proses pembelajaran mata kuliah dalam kurun waktu semester. Rumus yang digunakan seba-gai berikut:

( NOB x 5 ) + ( NPd x 3 ) + ( NK x 2) NPr =

10

Keterangan:

NPr : Nilai Praktik Mata Pelajaran NOB : Nilai Cara Bertindak

NPd : Nilai Produk NK : Nilai Keaktifan

(14)

3) Nilai Teori dan praktik dalam satu mata kuliah bobot rumusnya sebagai berikut:

Keterangan:

NAMP : Nilai Akhir Mata Pelajaran/Kuliah NAS : Nilai Akhir Semester

NTS : Nilai Tengah Semester NPr : Nilai Praktik

Nilai untuk ujian perbaikan (her) dari para Gadik bergerak dari 0 sampai dengan 100, namun dalam kompulasi nilai untuk penghitungan Indeks Prestasi (IP) maksimal adalah 60 (bobot C terendah). Meskipun dalam her peserta didik yang bersangkutan memperoleh skor diatas 60 sampai dengan maksimal nilai yang diberikan tetap passing grade. Tetapi jika nilai her tetap dibawah nilai passing grade maka peserta didik tersebut tetap tidak lulus.

( NAS x 6 ) + ( NTS x 4 )

6 x + ( NPr x 4 )

10

NAMP =

10

2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Dari 46 alat ukur instrumen yang disebarkan kepada Gadik mata kuliah fungsi teknis (responden), yang kembali hanya 35 saja. Sedangkan yang tidak kembali sejumlah 11, sehingga uji validitas dan reliabilitas alat ukur instrumen didasarkan pada 35

(15)

responden yang sekaligus menjadi responden peneli-tian. Uji instrumen meliputi validitas dan reliabilitas.

a. Uji Validitas dan Reliabilitas Pengetahuan Gadik Tentang Evaluasi Hasil Pembelajaran

(16)

 

Tabel 4.3

Uji Validitas dan Reliabilitas Pengetahuan Gadik tentang Evaluasi Hasil Pembelajaran

Sebelum Item Dibuang Satu

No No Item

(17)

item totalnya sebesar -0,088. Dengan demikian masih terdapat 19 item yang valid karena koefisien korelasi item total bergerak dari 0,323 sampai dengan 0,676.

Selanjutnya dari 19 item itu diolah kembali validitas dan reliabilitasnya. Hasilnya dapat dilihat seperti pada Tabel 4.4 berikut ini.

Tabel 4.4

Uji Validitas dan Reliabilitas Pengetahuan Gadik Tentang Evaluasi Hasil Pembelajaran

Setelah Item Dibuang Satu

(18)

 

Berdasarkan pada Tabel 4.4 nampak bila semua item teruji mempunyai koefisien korelasi item total (rit) berada di atas 0,250 dan koefisien reliabilitasnya sebesar 0,884. Koefisien reliabilitas (α) dinyatakan reliabel bila sama dengan atau lebih besar dari 0,700 (Sudijono, 1996: 209).

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa instrumen pengetahuan Gadik tentang evaluasi hasil pembelajaran yang menyajikan 19 item memiliki reliabilitas yang tinggi (jauh lebih besar dari 0,700). Dengan demikian instrumen pengetahuan tentang eva-luasi adalah valid dan reliabel karena disusun dalam item-item yang valid dan koefisien reliabilitasnya sebe-sar 0,884 (berkategori baik).

b. Uji Validitas dan Reliabilitas Penyelenggaraan Evaluasi Hasil Pembelajaran oleh Gadik

(19)

Tabel 4.5

Uji Validitas dan Reliabilitas Penyelenggaraan Evaluasi Hasil Pembelajaran oleh Gadik

Sebelum Item Dibuang Dua

No No Item Scale Mean if

(20)

 

Berdasarkan pada Tabel 4.5 nampak bahwa terdapat 2 item yang tidak valid karena koefisien korelasi item total (rit) lebih kecil dari koefisien korelasi yang telah ditetapkan, yaitu sebesar 0,25 (Azwar, 2011: 65). Item tersebut adalah nomor 4 yang koefi-sien korelasi item totalnya sebesar-0,064 dan nomor 20 yang koefisien korelasi item totalnya sebesar 0,027. Dengan demikian masih terdapat 24 item yang valid karena koefisien korelasi item total bergerak dari 0,319 sampai dengan 0,755.

(21)

Tabel 4.6

Uji Validitas dan Reliabilitas Penyelenggaraan Evaluasi Hasil Pembelajaran oleh Gadik

Setelah Item Dibuang Dua

No No Item

(22)

 

Berdasarkan pada Tabel 4.6 nampak bila semua item teruji mempunyai koefisien korelasi item total (rit) di atas 0,250 dan koefisien korelasi sebesar 0,829. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa instrumen penyelenggaraan evaluasi oleh Gadik yang terdiri dari 24 item reliabel dan valid, karena disusun oleh item-item yang valid dengan koefisien sebesar 0,829 (berkategori baik).

4.2

Deskripsi Hasil Pengukuran

4.2.1 Deskripsi Hasil Pengukuran Pengetahuan Gadik terhadap Evaluasi

Hasil pengukuran pengetahuan Gadik tentang evaluasi hasil pembelajaran dibagi menjadi tiga kate-gori yaitu katekate-gori kurang, cukup dan baik. Katekate-gori- Kategori-kategori tersebut didasarkan pada jumlah item yang diberikan kepada responden. Karena jumlah item ada 19 dan pilihan jawaban 0 atau 1 maka kemungkinan sebaran jawaban responden terendah 0 dan tertinggi 19.

(23)

Skor tertinggi – skor terendah i =

banyaknya kategori

19 – 0 i =

3

i = 6,33

Dengan demikian batas-batas kategori yang digunakan adalah sebagai berikut:

Kategori kurang : 0,00 ≤ X < 6,33

Kategori cukup : 6,33 ≤ X < 12,67

Kategori baik : 12,67 ≤ X ≤ 19,00

Berdasarkan kategori tersebut, hasil pengukur-an atas jawabpengukur-an Gadik nampak seperti pada Tabel 4.7 berikut ini.

Tabel 4.7

Hasil Pengukuran Diskriptif Pengetahuan Evaluasi oleh Gadik

No Kategori Skor (X) (f) (%) Rerata (X) Sd

1 Baik 12,67 ≤ X ≤ 19,00 15 42,86

11,63 5,34 2 Cukup 6,33 ≤ X < 12,67 12 34,29

3 Kurang 0,00 ≤ X < 6,33 8 22,86

(24)

 

Berdasarkan Tabel 4.7 nampak bahwa Gadik yang mempunyai pengetahuan baik tentang evaluasi sebesar 42,86%. Selanjutnya terdapat 34,29% Gadik yang pengetahuan evaluasinya berkategori cukup saja, dan terdapat 22,86% Gadik yang pengetahuan evalua-sinya berkategori masih kurang. Secara keseluruhan rata-rata Gadik mempunyai pengetahuan berkategori cukup, karena rata-rata skor sebesar 11,63 yang berada pada kategori cukup yang bervariasi dengan simpangan baku (sd) sebesar 5,34.

(25)

Tabel 4.8

Persentase Masing-masing Item Pengetahuan Gadik tentang Evaluasi

No Responden Jml Persentase (%) Rerata (%)

Urut Item 1 0 Total 1 0 Total 1 0 Total

1 VAR01 23 12 35 65.71 34.29 100

61.20 38.80 100

2 VAR04 19 16 35 54.29 45.71 100

3 VAR07 23 12 35 65.71 34.29 100

4 VAR10 21 14 35 60.00 40.00 100

5 VAR13 22 13 35 62.86 37.14 100

6 VAR14 20 15 35 57.14 42.86 100

7 VAR16 23 12 35 65.71 34.29 100

8 VAR19 20 15 35 57.14 42.86 100

9 VAR20 22 13 35 62.86 37.14 100

10 VAR23 21 14 35 60.00 40.00 100

11 VAR27 23 12 35 65.71 34.29 100

12 VAR28 23 12 35 65.71 34.29 100

13 VAR31 20 15 35 57.14 42.86 100

14 VAR32 22 13 35 62.86 37.14 100

15 VAR35 20 15 35 57.14 42.86 100

16 VAR40 20 15 35 57.14 42.86 100

17 VAR41 22 13 35 62.86 37.14 100

18 VAR44 20 15 35 57.14 42.86 100

19 VAR45 23 12 35 65.71 34.29 100

(26)

Di antara 19 item yang ada terdapat 1 item yang belum dipahami secara benar oleh Gadik. Kegiatan tersebut adalah item nomor 2 tentang pengetahuan prinsip evaluasi yaitu, “evaluasi yang komprehensif bagi seorang peserta didik meliputi tes akhir semester saja.” Persentase pengetahuan prinsip evaluasi yang benar dari Gadik sebesar 54,29%, dan masih terdapat 45,71% dari Gadik yang pengetahuan tentang prinsip evaluasi belum baik.

Persentase item terendah terdapat pada nomor urut 2 (item 04), sebesar 54,29%. Persentase masing-masing item pengetahuan gadik tentang evaluasi apa-bila digambarkan dalam bentuk grafik dapat dilihat pada grafik 1 berikut ini.

4.2.2 Deskripsi Hasil Pengukuran Penyelenggaraan Evaluasi oleh Gadik

Hasil pengukuran penyelenggaraan evaluasi oleh Gadik dibagi menjadi tiga kategori yaitu kategori

(27)

kurang, cukup dan baik. Kategori-kategori tersebut didasarkan pada jumlah item yang diberikan oleh responden. Karena jumlah item ada 24, dan pilihan jawaban 0 atau 1 maka kemungkinan sebaran jawab-an yjawab-ang terendah adalah 0 djawab-an tertinggi 24.

Karena hasil pengukuran dibagi dalam tiga gori, maka lebar interval (i) pada masing-masing kate-gori adalah sebagai berikut:

Skor tertinggi – skor terendah i =

banyaknya kategori

24 – 0 i =

3

i = 8,00

Dengan demikian batas-batas kategori interval yang digunakan adalah sebagai berikut:

Kategori kurang : 0,00 ≤ X < 8,00

Kategori cukup : 8,00 ≤ X < 16,00

Kategori baik : 16,00 ≤ X ≤ 24,00

(28)

 

Tabel 4.9

Hasil Pengukuran Deskriptif Penyelenggaraan Evaluasi Oleh Gadik

No Kategori Skor (X) (f) (%) Rerata (X) Sd

1 Baik 16,00 ≤ X ≤ 24,00 28 80,00

19,06

2,974 2 Cukup 8,00 ≤ X < 16,00 7 20,00

3 Kurang 0,00 ≤ X < 8,00 0 0,00

Jumlah 35 100,00

Berdasarkan Tabel 4.9 nampak bahwa Gadik yang dapat menyelenggarakan evaluasi berkategori baik sebanyak 80,00%. Selanjutnya terdapat 20,00% Gadik yang belum menyelenggarakan evaluasi secara baik berkategori cukup, dan tidak terdapat (0,00%) Gadik dalam menyelenggarakan evaluasi berkategori kurang. Secara keseluruhan rata-rata Gadik dapat menyelenggarakan evaluasi secara benar, karena rata-rata skor sebesar 19,06 yang masuk dalam kategori baik dan bervariasi dengan simpangan baku (sd) sebe-sar 2,974.

(29)

Tabel 4.10

Prosentase Masing-masing Item Penyelenggaraan Evaluasi oleh Gadik

(30)

 

Berdasarkan Tabel 4.10 rata-rata Gadik yang dapat menyelenggarakan perencanaan evaluasi secara benar sebesar 79,18% dan masih terdapat 20,82% dari Gadik yang belum secara baik menyelenggarakan perencanaan evaluasi.

Di antara 7 item dalam perencanaan terdapat 1 item yang belum diselenggarakan secara baik oleh Gadik. Kegiatan tersebut adalah item nomor 7 tentang penyusunan kisi-kisi yaitu, “saya menyusun kisi-kisi di awal tahun pembelajaran (awal semester).” Prosen-tase dari Gadik yang benar dalam menyusun kisi-kisi sebesar 68,57% dan masih terdapat 31,43% dari Gadik belum merencanakan kisi-kisi secara baik.

Selanjutnya dari komponen pelaksanaan evalu-asi sebagian besar Gadik yaitu 78,90% dapat melaksa-nakan evaluasi secara benar, hanya sebagian kecil 21,10% yang belum dapat melaksanakan evaluasi dengan benar.

(31)

Selanjutnya dari komponen analisis evaluasi sebagian besar Gadik yaitu 81,43% dapat menyeleng-garakan evaluasi secara benar, dan sebagian kecil 18,57% yang belum dapat menyelenggarakan evaluasi dengan benar.

Di antara 4 item yang ada terdapat 1 item yang belum diselenggarakan secara benar oleh Gadik. Kegiatan tersebut adalah item nomor 21 tentang pem-berian nilai yaitu, ”masih banyak nilai yang diberikan kepada peserta didik belum disertai dengan rincian perhitungannya” Prosentase penyelenggaraan analisis evaluasi tentang pemberian nilai secara terperinci yang benar dari Gadik sebesar 71,43%, dan masih terdapat 28,57% dari Gadik yang menyelenggarakan analisis evaluasi belum baik.

(32)

4.3

Pembahasan

4.3.1 Pengetahuan Gadik tentang Evaluasi

Pengetahuan Gadik tentang evaluasi evaluasi hasil pembelajaran secara umum tergolong baik. Hal ini terlihat dari jawaban responden terhadap indikator-indikator pengetahuan yang menunjukkan bahwa 61,2% responden telah memahami dengan baik pengetahuan evaluasi. Di samping itu komponen-komponen pengetahuan evaluasi yang terdiri dari prinsip evaluasi, jenis evaluasi, aspek evaluasi, bentuk

(33)

evaluasi dan sistem evaluasi secara rata-rata juga dikuasai dengan cukup baik.

Prinsip evaluasi tercermin dari evaluasi yang komperehensif, keterbukaan antara pendidik dan siswa, keselarasan tujuan dan pengalaman belajar. Berdasar jawaban responden prinsip-prinsip evaluasi telah dijalankan dengan cukup baik oleh sebagian besar Gadik, kecuali evaluasi yang komperehensif.

Keterbukaan antara Gadik dan siswa telah dijalankan dengan cukup baik oleh para Gadik. Umumnya para Gadik pada awal semester selalu menjelaskan bagaimana penilaian akan diberikan pada akhir semester. Dari data yang didapat terdapat 65,71% Gadik yang telah menjalankan proses ini. Gadik yang telah menjalankan proses ini umumnya beranggapan bahwa proses ini penting sebagai bentuk objektifitas pengajar dan agar para siswa dapat memperkirakan hasil akhir sesuai dengan kinerja mereka. Selain itu para Gadik juga selalu terbuka dalam hal penilaian hasil siswa. Hal ini tercermin dari pernyataan 65,71% Gadik yang menyatakan selalu membagikan hasil tes kepada siswa.

(34)

 

antara baku (standard) yang sudah ditentukan dalam program dengan kinerja (performance) sesungguhnya dari program tersebut. Sebagai tambahan lebih dari setengah Gadik yang dijadikan responden selalu menjadikan pengalaman belajar di kelas sebagai acuan evaluasi. Jumlah Gadik yang dijadikan responden selalu menjadikan pengalaman belajar di kelas sebagai acuan evaluasi sebesar 57,14%.

Evaluasi yang komperehensif ternyata belum dipahami dengan benar oleh sebagian Gadik. Paling tidak terdapat 45,7% Gadik yang mengganggap bahwa evaluasi yang komperehensif hanya meliputi tes akhir saja. Ini tentunya bertentangan dengan prinsip evaluasi yang berpegang pada proses pembelajaran yang berkesinambungan.

Dari wawancara terhadap beberapa orang Gadik selaku responden (R) tentang komprehensif dalam evaluasi mengatakan bahwa:

R1 : “Ya, Gadik dikumpulkan untuk menyesuaikan dengan materi”

R2 : “Dengan membuat kisi-kisi, dan dari kisi-kisi dipilih yang sulit, mudah, sedang. Itu yang kalau saya lakukan”

R3 : “Misalkan saya mengajar semester satu ini dari bab 1 sampai 4, yaitu yang saya berikan dengan dibuat soal karena hanjar dibuat satu paket dari tingkat satu sampai tingkat tiga”.

(35)

menun-jukkan pengetahuan Gadik tentang prinsip evaluasi yang komprehensif belum optimal dipahami.

Komprehensif merupakan salah satu prinsip dari evaluasi. Pengertian komprehensif menurut pendapat Zaenal (2011: 31), komprehensif adalah evaluasi hasil belajar mencakup berbagai aspek secara menyeluruh yang meliputi aspek proses berpikir (cognitive), aspek kejiwaan atau sikap (affective) dan aspek keterampilan (psychomotor).

Dari data yang diperoleh lebih dari 60% Gadik menilai bahwa aspek kognitif, psikomotorik dan sikap merupakan instrumen penting dalam penilaian. Tetapi Gadik masih kesulitan dalam menuangkan catatan penilaian terhadap peserta didik yang berupa afektif dan psikomotor selama proses pembelajaran karena dalam ketentuan buku pedoman evaluasi tidak diru-muskan.

(36)

 

terampil, komunikasi non diskusi (tanpa bahasa-melalui gerakan) meliputi gerakan ekspresif dan gerakan interpretatif. Untuk melakukan evaluasi yang komperehensif terhadap kedua aspek di atas tentu saja membutuhkan kemampuan dan pengamatan yang jeli dari seorang Gadik.

Masih adanya Gadik yang belum memahami tentang pengetahuan evaluasi tersebut disebabkan karena belum semua hasil dari sosialisasi pedoman evaluasi sampai kepada anggota Gadik secara menye-luruh. Selain itu belum semua Gadik mempunyai Buku Pedoman Evaluasi yang telah dibagikan oleh Lembaga. Persoalan lain yang mengemuka terkait dengan proses evaluasi ini adalah terlalu cepatnya rotasi personil (Gadik) sehingga ada Gadik yang baru masuk, diperlukan waktu untuk penyesuaian dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran terhadap peserta didik.

(37)

tugasnya dan hal itu sulit untuk dilaksanakan dalam waktu singkat. Melalui evaluasi yang terintegrasi dengan benar maka penilaian terhadap dampak (impact), efektivitas (effectiveness), keberlanjutan (sustainability) dan daya adaptasi (transportability) para peserta belajar dalam suatu lembaga pendidikan akan lebih terjamin.

4.3.2 Penyelenggaraan Evaluasi oleh Gadik

Dari analisis hasil pengukuran deskriptif penye-lenggaraan perencanaan evaluasi hasil pembelajaran secara keseluruhan adalah baik, karena 79,18% dari Gadik benar dalam merencanakan evaluasi hasil pem-belajaran, meskipun masih terdapat 20,82% Gadik yang belum merencanakan secara baik.

Pembahasan tentang penyusunan kisi-kisi bagi sebagian Gadik belum optimal diselenggarakan. Ini terbukti dari hasil pengisian kuesioner maupun hasil wawancara. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa 68,57% dari Gadik benar dalam menyusun kisi-kisi sebelum pelaksanaan tes, meskipun masih terdapat 31,43% Gadik yang belum merencanakannya.

Dari wawancara terhadap beberapa orang Gadik selaku responden (R) tentang penyusunan kisi-kisi mengatakan bahwa:

(38)

 

R11 : “Tidak, kalau SKSnya banyak dikasih batas-batas saja.”

R12 : “Ya, membuat kisi-kisi.”

Dari hasil wawancara terhadap ketiga responden tersebut memperkuat data yang menyatakan kisi-kisi belum secara optimal disusun oleh Gadik.

Kisi-kisi dalam evaluasi hasil pembelajaran sangat penting bagi peserta didik. Kisi-kisi adalah format pemetaan soal yang menggambarkan distribusi item untuk berbagai topik atau pokok bahasan ber-dasarkan jenjang kemampuan tertentu (Zainal, 2011: 93).

Fungsi kisi-kisi adalah sebagai pedoman dalam menulis soal menjadi perangkat tes. Kisi-kisi menjadi penting dalam perencanaan evaluasi hasil pembela-jaran karena di dalamnya terdapat sejumlah indikator sebagai acuan dalam mengembangkan instrumen (soal).

Masih adanya Gadik yang belum merencanakan kisi-kisi karena gadik sudah memberikan suatu evaluasi di setiap akhir pertemuan pembelajaran yang nantinya sebagai pengganti kisi-kisi di akhir pembela-jaran atau menjelang diselenggarakannya ujian, baik formatif maupun sumatif.

(39)

Gadik benar dalam melaksanakan evaluasi hasil pembelajaran, meskipun masih terdapat 21,10% Gadik yang belum melaksanakan secara baik.

Pembahasan hasil wewenang pendidik dalam penentuan nilai akhir dalam pelaksanaan evaluasi hasil pembelajaran bagi sebagian Gadik belum opti-mal. Ini terbukti dari hasil pengisian kuesioner mau-pun hasil wawancara. Hasil kuesioner menyatakan bahwa Gadik benar dalam melaksanakan wewenang pemberian nilai akhir sebesar 71,43% dan masih ter-dapat 28,57% dari Gadik yang melaksanakan wewe-nang belum secara baik.

Pemberian nilai akhir peserta didik oleh Gadik terbatas, pendidik hanya memberikan nilai tes forma-tif, tes praktik, dan tes sumatif yang dalam bentuk esai. Sedangkan tes yang berbentuk pilihan ganda, menjodohkan, benar-salah dikoreksi dengan menggu-nakan mesin scanner oleh Subbag Evadasi.

Dari wawancara terhadap beberapa orang Gadik selaku responden (R) tentang wewenang pemberian nilai mengatakan bahwa:

R21: “Hak preogratif Gadik terbatas masalah peni-laian, bulan satu sampai dua punya hak menilai dan bulan ketiga dan keempat kewenangan evadasi karena sistem kode dan tidak tahu taruna nilai baik dan tidak baik.” R22: “Cara penilaian dengan menggunakan hasil

(40)

 

kode, tapi bisa membantu hanya saat mid diambilkan dari sehari-hari.”

R23: “Sering terjadi nilai hasil evaluasi antara yang rajin lebih rendah daripada yang tidak rajin.”

Dari hasil wawancara terhadap ketiga responden tersebut dapat disimpulkan bahwa wewenang Gadik dalam memberikan nilai terhadap peserta didik ter-batas. Gadik tidak mengetahui nilai masing-masing peserta didik yang telah dikompulir oleh Subbag Evadasi karena tidak diberikan kembali ke Gadik.

Dari analisis hasil pengukuran deskriptif penye-lenggaraan analisis evaluasi hasil pembelajaran secara keseluruhan adalah baik, karena 81,43% dari Gadik benar dalam melaksanakan analisis evaluasi hasil pembelajaran, meskipun masih terdapat 18,57% Gadik yang belum melaksanakan analisis secara baik.

Pembahasan hasil rincian nilai peserta didik dalam analisis evaluasi hasil pembelajaran bagi sebagian Gadik belum optimal. Ini terbukti dari hasil pengisian kuesioner maupun hasil wawancara. Hasil kuesioner menyatakan bahwa Gadik benar dalam memberikan perincian penilaian sebesar 71,43% dan masih terdapat 28,57% dari Gadik yang belum secara baik melaksanakannya.

(41)

R30 : ”Kalau rincian tidak, karena Gadik hanya sebatas koreksi esai, itupun sudah diberi batas nilai maksimalnya.”

R31 : “Tidak, tetapi ada sebagian yang memberi-kan rincian.”

R32 : “Tidak, karena saya hanya memberikan nilai esainya saja, itupun dengan kode dan semua nilai haknya evadasi.”

Dari hasil wawancara terhadap ketiga responden tersebut dapat disimpulkan bahwa Gadik dalam mem-berikan nilai secara terperinci belum optimal dilaksa-nakan.

Yang dimaksud dengan rincian perhitungan meliputi catatan-catatan pendidik terhadap peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung baik teori maupun praktik yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Sehingga peserta didik mem-punyai kemampuan berpikir aras tinggi meliputi anali-sis, sinteanali-sis, evaluasi dan kreatifitas (Zainal, 2011:23).

Gambar

Tabel 4.1 Skor Penilaian
Tabel 4.2 Derajad Klasifikasi Akademis
Tabel 4.3
Tabel 4.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, diperoleh tanggapan yang positif dari guru dan siswa dalam menggunakan media test online quizstar sebagai alat evaluasi pembelajaran. Kata kunci: evaluasi

evaluasi sesuai dengan KI, KD dan indikator.. Dalam pengembangan alat evaluasi berbasis Wondershare Quiz Creator,. perlu diperhatikan aspek kualitas tampilan

Penyelenggaran program sistem kredit semester di SMA Negeri 1 Salatiga dari segi masukan ( input ), meliputi rencana pelaksanaan, mekanisme pelaksanaan, guru,

Jika dikombinasikan aspek-aspek ini meliputi suatu rentang dari wellness yang dapat mengaktualisasikan diri, dan memberikan penilaian positif terhadap diri sendiri dan

Data sekunder yaitu hasil belajar siswa yang didapat dari hasil ulangan harian atau.. hasil tes baik tes tengah semester atau tes

tidak dilakukan karena soal tes evaluasi hanya dilakukan pada pertemuan kedua. Untuk penilaian observasi peserta didik terdapat dua aspek yang belum

Tujuan penelitian ini untuk mendiskripsikan evaluasi peran kepala sekolah dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru yang meliputi enam aspek yaitu peran kepala

Dalam melakukan penilaian, guru professional harus memberikan komentar tertulis pada ulangan/tes yang diujikan pada siswa.. Untuk menentukan tinggi