• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Deskripsi Penerapan Scaffolding Faktorisasi Aljabar Siswa Kelas VIII SMP T1 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Deskripsi Penerapan Scaffolding Faktorisasi Aljabar Siswa Kelas VIII SMP T1 Full text"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

DESKRIPSI PENERAPAN SCAFFOLDING FAKTORISASI ALJABAR SISWA KELAS VIII SMP

JURNAL

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika

Disusun oleh: Leti Hesti Juana

202013027

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

DESKRIPSI PENERAPAN SCAFFOLDING FAKTORISASI ALJABAR SISWA KELAS VIII SMP

Leti Hesti Juana1,Novisita Ratu 2

Program Studi S1 Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Jl.Diponegoro 52-60.50711 Salatiga 1

Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UKSW, email :202013027@student.uksw.edu 2

Dosen Pendidikan Matematika FKIP UKSW, email :Novisita.ratu@staff.uksw.edu

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses scaffolding pada pembelajaran matematika materi faktorisasi aljabar di kelas VIII SMP Kanisius Girisonta. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan dengan pemberian scaffolding. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII A yang sudah mendapatkan materi faktorisasi aljabar. Data utama dalam penelitian ini adalah proses scaffolding yang diberikan kepada ketiga subjek yang sudah ditentukan melalui tes uji pendahuluan. Adapun proses pemberian scaffolding mengacu pada tahapan scaffolding Anghileri level 1 yaitu environmental,level 2 yaitu explaining, reviewing dan restructuring serta level 3 yaitu developing conceptual learning. Hasil penelitian menunjukkan pada subjek tinggi melakukan kesalahan pada indikator soal bentuk dengan dan dengan yaitu salah perhitungan dan ketelitian pemberian scaffolding tingkat explaining, reviewing, dan restructuring. Pada subjek kemampuan sedang melakukan kesalahan pada indikator soal menfaktorkan dengan hukum distributif yaitu tidak teliti dalam menentukan FPB, pemberian scaffolding tingkat explaining, reviewing, dan restructuring , menfaktorkan dengan bentuk dengan a = 1 yaitu salah dalam menentukan faktor pemberian scaffolding tingkat explaining, reviewing, dan restructuring, menfaktorkan bentuk dengan a ≠ 1 yaitu tidak teliti dalam menuliskan jawaban padahal saat mencari faktor sudah benar pemberian scaffolding tingkat explaining, reviewing, dan restructuring , menfaktorkan dengan bentuk dengan yaitu salah dalam menentukan penjumlahan dan pemberian scaffolding tingkat explaining, reviewing, dan restructuring, pemfaktoran dengan bentuk dengan yaitu tidak teliti terhadap tanda yang dimiliki angka pemberian scaffolding tingkat reviewing, menfaktorkan dengan bentuk dengan a ≠ 1 yaitu tidak teliti dalam menuliskan jawaban padahal saat mencari faktor sudah benar pemberian scaffolding tingkat explaining dan reviewing. Subjek rendah telah dilakukan Scaffolding pada tingkat explaning, reviewing dan restructuring namun ditemui bahwa kesalahannya bukan pada bentuk aljabar tetapi pada konsep awal prasyarat seperti konsep perkalian, penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, konsep FPB, konsep pemfaktoran.

Kata kunci : scaffolding, faktorisasi aljabar PENDAHULUAN

(7)

pada bentuk aljabar, operasi hitung pada bentuk aljabar, faktorisasi bentuk aljabar, dan operasi pecahan dalam bentuk aljabar.

Faktorisasi bentuk aljabar penting dipahami oleh siswa karena sebagai dasar untuk memahami salah satu materi Persamaan Kuadrat Di kelas X SMA. Sebagai contoh materi persamaan kuadrat . Siswa tidak akan bisa menyelesaikan soal tersebut jika siswa tidak memahami faktorisasi aljabar yang diberikan pada jenjang SMP kelas VIII. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal faktorisasi aljabar adalah kesalahan dalam memahami soal, kesalahan dalam menyusun rencana penyelesaian, kesalahan dalam melaksanakan rencana penyelesaian, dan kesalahan dalam memeriksa jawaban (Sunarika, 2010). Persentase kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal-soal faktorisasi bentuk aljabar adalah 38,28% siswa melakukan kesalahan konseptual dan 61,72% siswa melakukan kesalahan procedural, (Lia, 2013).

Kesalahan-kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan faktorisasi bentuk aljabar harus diperbaiki agar tidak terbawa pada jenjang selanjutnya. Oleh karena itu guru perlu memberi bantuan kepada siswa dalam memperbaiki kesalahannya. Salah satu bantuan yang dapat diberikan adalah dengan pemberian scaffolding. Zahra (2015) scaffolding pertama kali digagas oleh Vygotsky, seorang ahli psikologi dari Rusia, yang selanjutnya dipopulerkan oleh Bruner, seorang ahli pendidikan matematika. Scaffolding dalam praktiknya adalah pemberian bantuan kepada siswa selama tahap-tahap awal pembelajaran, kemudian mengurangi bantuan, dan memberikan kesempatan untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar setelah siswa dapat melakukannya (Slavin, 2011: 59).

Anghileri (Imam, 2013) mengemukakan tiga tingkat scaffolding sebagai serangkaian strategi pengajaran yang dapat terlihat di kelas. Tingkat paling dasar adalah envirounmental provisions, selanjutnya pada tingkat kedua explaining, reviewing, and restructuring, dan pada tingkat ketiga developing conceptual thinking, yaitu interaksi guru diarahkan untuk pengembangan pemikiran konseptual.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan Pamujiarso (2016) melalui skripsinya di yang

berjudul “Pemberian Scaffolding Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

(8)

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan dengan pemberian scaffolding. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Kanisius Girisonta siswa kelas VIII A di sekolah tersebut, yaitu siswa yang sudah mempelajari konsep faktorisasi aljabar untuk tingkat SMP. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 15 november 2016 sampai 15 desember 2016. Teknik pengambilan subjek menggunakan teknik purposive sampling, dimana subjek dipilih berdasarkan kriteria tertentu. Subjek dalam penelitian ini adalah 3 subjek dari kelas VIII A SMP Kanisius Girisonta. Ketiga subjek dipilih dengan kategori tinggi didasarkan uji tes pendahuluan siswa yang dikategorikan matematika tinggi nilai antara 59-89, siswa dikategorikan berkemampuan sedang adalah siswa dengan nilai antara 30-59, sedangkan siswa berkemampuan matematika rendah merupakan siswa dengan nilai 0-29, serta semuanya harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Peneliti melakukan tes awal dengan memberi soal essay sebanyak faktorisasi aljabar sebanyak 18. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini, berupa kata-kata, kalimat dalam bentuk narasi yang mendeskripsikan tentang kesulitan penalaran siswa dalam belajar menyelesaikan soal faktorisasi aljabar, serta upaya mengatasi kesulitan penalaran siswa dalam soal faktorisasi aljabar dengan menggunakan scaffolding. Data yang didapatkan meliputi lembar hasil jawaban siswa pada tes awal yang diberikan oleh peneliti, rekaman wawancara subjek penelitian setelah menyelesaikan lembar tugas sebelum pemberian scaffolding, lembar scaffolding yaitu lembaran yang berisi pedoman scaffolding yang dipakai oleh peneliti selama proses scaffolding, lembar hasil pekerjaan siswa setelah pemberian scaffolding serta rekaman wawancara subjek penelitian pada saat menyelesaikan lembar tugas dengan pemberian scaffolding.

PEMBAHASAN

Hasil penelitian berupa deskripsi penerapan scaffolding faktorisasi aljabar siswa kelas VIII SMP. Deskripsi berupa pemberian scaffolding berdasarkan kesalahan yang dilakukan siswa. Berikut merupakan deskripsi scaffolding secara terperinci dari subjek kemampuan tinggi, sedang dan rendah.

A. Subjek Tinggi

(9)

Uji tes pendahuluan

Uji tes setelah pemberian scaffolding

Soal nomor 2e scaffolding tahap explaining

Soal nomor 2e scaffolding tahap reviewing

Soal nomor 2e scaffolding tahap restructuring

Gambar 1 Transkip wawancara 1

Scaffolding yang diberikan kepada Subjek tinggi yaitu pada tingkat explaining. Pada tingkat explaining dapat dilihat pada transkip wawancara 1 diatas untuk soal nomor 2e peneliti meminta subjek tinggi untuk membaca ulang soal yang diberikan dan meminta Subjek tinggi melihat kembali jawabannya berkaitan dengan menyelesaikan soal faktorisasi aljabar . Pada tingkat reviewing dapat dilihat pada transkip wawancara 1 diatas yaitu mendiskusikan jawaban Subjek tinggi untuk lebih meneliti perkalian yang menghasilkan jawaban . Pada tingkat restructuring dapat dilihat pada transkip wawancara 1 diatas peneliti mengajukan pertanyaan arahan untuk nomor 2e berapa yang menghasilkan perkalian dan jika dijumlah menghasilkan .

Uji tes pendahuluan

Uji tes setelah pemberian

Soal nomor 3h scaffolding tahap explaining

(10)

scaffolding

Soal nomor 3h scaffolding tahap restructuring

Gambar 2 Transkip wawancara 2

Scaffolding yang diberikan kepada Subjek tinggi yaitu pada tingkat explaining. Pada tingkat explaining dapat dilihat pada transkip wawancara 2 diatas untuk soal nomor 3h fakorisasi aljabar subjek tinggi diminta untuk melihat kembali nilai x1 dan x2 yang di jumlah harus bernilai -5, padahal jawaban subjek tinggi bernilai -7.

Pada tingkat reviewing dapat dilihat pada transkip wawancara 2 diatas yaitu untuk soal nomor 3h Subjek tinggi diminta untuk meneliti perkalian yang menghasilkan jawaban dan jika dijumlah menghasilkan -5. Setelah Subjek tinggi mengerti letak kesalahannya, maka Subjek tinggi diminta untuk memperbaiki jawabannya.

Pada tingkat restucturing dapat dilihat pada transkip wawancara 2 diatas untuk soal nomor 3h Subjek tinggi diminta untuk meneliti perkalian yang menghasilkan jawaban selain seperti dapat dilihat pada transkip wawancara diatas Soal nomor 2e scaffolding tahap restructuring sehingga Subjek tinggi dapat menemukan kembali fakta pada masalah.

Subjek tinggi mengerjakan soal yang sama secara benar, kemudian Subjek tinggi di berikan soal tambahan untuk memastikan bahwa Subjek tinggi sudah benar-benar memahami cara menyelesaikan soal faktorisasi aljabar bentuk dengan dan indikator faktorisasi bentuk dengan . Hasil pekerjaan Subjek tinggi setelah scaffolding dapat dilihat pada gambar 1 dan 2 di atas.

(11)

B. Subjek Sedang

Subjek sedang dalam mengerjakan soal terkait faktorisasi aljabar melakukan kesalahan sebanyak 11 dari 18 soal yang diberikan pada uji tes pendahuluan. Kesalahan Subjek sedang untuk indikator soal menfaktorkan dengan hukum distributif mengalami kesalahan yang sama dari 2 soal yang diberikan yaitu tidak teliti dalam menenukan FPB dari soal yang diminta dapat dilihat pada gambar 2 berikut.

Uji tes pendahuluan

Uji tes setelah pemberian scaffolding

Soal nomor 1a scaffolding tahap explaining

Soal nomor 1a scaffolding tahap reviewing

Soal nomor 1a scaffolding tahap restructuring

Gambar 3 Transkip wawancara 3

Scaffolding yang diberikan untuk soal 1a yaitu tingkat explaining dapat dilihat pada transkip wawancara 3 diatas, subjek sedang diminta untuk membacakan soal . Pada tingkat reviewing dapat dilihat pada transkip wawancara 3 diatas yaitu meminta Subjek sedang melihat kembali jawabannya berkaitan dengan soal apakah benar atau salah, kegiatan selanjutnya yaitu meminta Subjek sedang untuk melakukan refleksi terhadap jawaban yang telah dibuatnya sehingga dapat menemukan letak kesalahan yang telah dilakukan. Pada tingkat restucturing dapat dilihat pada transkip wawancara 3 diatas Subjek sedang diberikan pertanyaan berapa hasil perkalian dari , sehingga Subjek sedang dapat menemukan kembali bahwa jawabannya salah, karena soal yang diminta adalah menfaktorkan bentuk .

Uji tes pendahuluan

(12)

Uji tes setelah pemberian scaffolding

Soal nomor 1b scaffolding tahap reviewing

Soal nomor 1b scaffolding tahap restructuring

Gambar 4 Transkip wawancara 4

Scaffolding yang diberikan untuk soal 1b yaitu tingkat explaining dapat dilihat pada transkip wawancara 4 diatas, subjek sedang diminta untuk membacakan soal , pada tingkat reviewing dapat dilihat pada transkip wawancara 4 diatas soal nomor 1b subjek sedang diberikan pertanyaan arahan faktor dari 21xy berapa.

Pada tingkat restucturing dapat dilihat pada transkip wawancara 4 diatas untuk soal nomor 1b subjek sedang diberikan pertanyaan arahan berapa saja perkalian .Setelah Subjek sedang mengerti letak kesalahannya, Subjek sedang diminta untuk memperbaiki pekerjaannya. Subjek sedang mengerjakan soal yang sama secara benar, kemudian Subjek sedang diminta unuk mengerjakan soal tambahan untuk memastikan bahwa Subjek sedang sudah benar-benar memahami soal faktorisasi aljabar dengan hukum distributif. Hasil pekerjaan Subjek sedang setelah scaffolding dapat dilihat pada gambar 3 dan 4 di diatas.

Gambar 3 dan 4 diatas menunjukkan bahwa soal tambahan yang diberikan kepada Subjek sedang dapat dikerjakan oleh Subjek sedang secara benar, sehingga proses pemberian scaffolding dianggap sudah cukup. Pemberian scaffolding ini berdampak membantu siswa dalam mengerjakan soal menfaktorkan aljabar dengan hukum distributif.

Kesalahan untuk indikator menfaktorkan aljabar dengan bentuk dengan a = 1 pada soal nomor 2b. Kesalahan yang dilakukan Subjek sedang pada soal nomor 2b yaitu salah dalam menentukan faktor dapat dilihat pada gambar 5 di bawah ini.

Uji tes pendahuluan

Soal 2b scaffolding tahap explaining

(13)

Uji tes setelah pemberian scaffolding

Soal nomor 2b scaffolding tahap restructuring

Gambar 5 Transkip wawancara 5

Scaffolding yang diberikan kepada Subjek sedang yaitu pada tingkat explaining dapat dilihat pada transkip wawancara 5 diatas subjek diminta untuk membacakan soal

. Pada tingkat reviewing dapat dlihat pada transkip wawancara 5 diatasSubjek sedang diajak untuk berdiskusi berapa nilai a,b dan c dari soal . Setelah Subjek sedang mengetahui letak kesalahannya, maka meminta Subjek sedang untuk memperbaiki pekerjaannya.

Pada tingkat resructuring dapat dilihat pada transkip wawancara 5 diatas, Subjek sedang diberikan pertanyaan arahan berapa yang dikali menghasilkan -4 dan jika dijumlah menghasilkan -3, sehingga Subjek sedang dapat menemukan berapa 2 angka yang dimaksud seperti dapat dilihat dari transkip wawancara Soal nomor 2b scaffolding tahap restructuring. Subjek sedang mengerjakan soal yang sama secara benar, kemudian Subjek sedang diminta untuk mengerjakan soal tambahan untuk memastikan bahwa Subjek sedang sudah benar-benar memahami soal faktorisasi aljabar dengan bentuk dengan a = 1. Hasil pekerjaan Subjek sedang setelah scaffolding dapat dilihat pada gambar 5 diatas.

Gambar 5 di atas menunjukan bahwa soal tambahan yang diberikan kepada Subjek sedang dapat dikerjakan oleh Subjek sedang secara benar, sehingga proses pemberian scaffolding dianggap sudah cukup. Pemberian scaffolding ini berdampak membantu siswa dalam mengerjakan soal menfaktorkan aljabar dengan bentuk dengan a = 1.

(14)

Uji tes pendahuluan

Uji tes setelah scaffolding

Soal nomor 2e scaffolding tahap explaining

Soal nomor 2e scaffolding tahap reviewing

Soal nomor 2e scaffolding tahap restructuring

Gambar 6 Transkip wawancara 6

Scaffolding yang diberikan pada tingkat explaining dapat dlihat pada transkip wawancara 6 diatasyaitu meminta Subjek sedang untuk membaca ulang soal dan meminta Subjek sedang melihat kembali apakah jawaban soal dari sudah benar.

Kegiatan selanjutnya pemberian scaffolding pada tingkat reviewing yaitu mendiskusikan jawaban yang telah dikerjakan yaitu subjek salah menulis yang harusnya -6x justru ditulis 6x seperti dapat dlihat pada transkip wawancara 6 diatas. Setelah Subjek sedang mengetahui letak kesalahannya, Subjek sedang diminta untuk memperbaiki pekerjannya.

Kemudian peneliti memberikan scaffolding pada tingkat restructuring karena Subjek sedang masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal yaitu dengan mengajukan pertanyaan arahan Subjek sedang sudah menemukan angka yang jika dikali hasilnya -27 dan jika dijumlah hasilnya -6 yaitu 3 dan -9 sehingga siswa dapat menemukan kembali semua fakta yang ada pada masalah tersebut, sehingga meminta Subjek sedang untuk menyusun kembali jawaban yang lebih tepat seperti dapat dilihat pada transikip wawancara 6.

Subjek sedang mengerjakan soal yang sama secara benar, kemudian Subjek sedang diminta unuk mengerjakan soal tambahan untuk memastikan bahwa Subjek sedang sudah benar-benar memahami soal faktorisasi aljabar dengan dengan bentuk dengan a = 1. Hasil pekerjaan Subjek sedang setelah scaffolding dapat dilihat pada gambar 6 di diatas.

(15)

scaffolding dianggap sudah cukup. Pemberian scaffolding ini berdampak membantu siswa dalam mengerjakan soal menfaktorkan aljabar dengan bentuk dengan a = 1

Kesalahan untuk indikator menfaktorkan aljabar dengan bentuk dengan a = 1 pada soal nomor 2g. Kesalahan yang dilakukan Subjek sedang pada soal nomor 2g yaitu tidak teliti dalam terhadap tanda yang dimiliki oleh angka 35 dapat dilihat pada gambar 7 di bawah ini.

Uji tes pendahuluan

Uji tes setelah pemberian scaffolding

Soal nomor 2g scaffolding tahap reviewing

Gambar 7 Transkip wawancara 7

Scaffolding yang diberikan pada tingkat reviewing yaitu mendiskusikan jawaban yang harusnya 35 bertanda positif seperti dapat dilihat pada transkip wawancara 7. Setelah Subjek sedang mengetahui letak kesalahannya, Subjek sedang diminta untuk memperbaiki pekerjannya.

Subjek sedang mengerjakan soal yang sama secara benar, kemudian Subjek sedang diminta unuk mengerjakan soal tambahan untuk memastikan bahwa Subjek sedang sudah benar-benar memahami soal faktorisasi aljabar dengan dengan bentuk dengan a = 1. Hasil pekerjaan Subjek sedang setelah scaffolding dapat dilihat pada gambar 7 di diatas.

Gambar 7 di atas menunjukan bahwa soal tambahan yang diberikan kepada Subjek sedang dapat dikerjakan oleh Subjek sedang secara benar, sehingga proses pemberian scaffolding dianggap sudah cukup. Pemberian scaffolding ini berdampak membantu siswa dalam mengerjakan soal menfaktorkan aljabar dengan bentuk dengan a = 1.

(16)

Uji tes pendahuluan

Uji tes setelah pemberian scaffolding

Soal 3a scaffolding tahap explaining

Soal 3a scaffolding tahap reviewing

Gambar 8 Transkip wawancara 8

Scaffolding yang diberikan yaitu pada tingkat explaining dapat dilihat pada transkip wawancara 8 diatas untuk soal nomor 3a yaitu meminta Subjek sedang untuk membaca ulang soal faktorisasi aljabar bentuk secara benar.Pada tingkat reviewing nomor 3a yaitu mendiskusikan jawaban yang harusnya ditulis negatif dan memberikan pertanyaan arahan berapa FPB yang harusnya didapatkan untuk .

Uji tes pendahuluan

Uji tes setelah pemberian scaffolding

Soal nomor 3e scaffolding tahap explaining

Soal nomor 3e scaffolding tahap reviewing

Gambar 9 Transkip wawancara 9

(17)

aljabar bentuk secara benar, kemudian mengajukan pertanyaan arahan bahwa subjek harusnya menuliskan -4 dan 11 pada jawabannya. Setelah Subjek sedang mengetahui letak kesalahannya, subjek diminta untuk memperbaiki pekerjannya.

Pemberian scaffolding pada tingkat reviewing nomor 3e yaitu mendiskusikan tanda yang dimiliki oleh jawaban subjek. Pemberian scaffolding tahap reviewing untuk soal nomor 3e dapat dlihat pada transkip wawancara 9 diatas.

Subjek sedang mengerjakan soal yang sama secara benar, kemudian subjek diminta unuk mengerjakan soal tambahan untuk memastikan bahwa Subjek sedang sudah benar-benar memahami soal faktorisasi aljabar dengan bentuk dengan a 1. Hasil pekerjaan Subjek sedang setelah scaffolding dapat dilihat pada gambar 8 dan 9 di atas.

Gambar 8 dan 9 di atas menunjukan bahwa soal tambahan yang diberikan kepada Subjek sedang dapat dikerjakan oleh Subjek sedang secara benar, sehingga proses pemberian scaffolding dianggap sudah cukup. Pemberian scaffolding ini berdampak membantu siswa dalam mengerjakan soal menfaktorkan aljabar dengan . Temuan pada Subjek sedang ini adalah Subjek sedang kurang teliti dalam mengerjakan soal padahal apabila dia mau untuk teliti dan berkonsentrasi dalam mengerjakan dia bisa menyelesaikan soal dengan benar.

C. Subjek Rendah

(18)

Gambar 10 Uji tes pendahuluan

Berdasarkan hasil pekerjaan Subjek rendah pada Gambar 8, Subjek rendah melakukan kesalahan di semua tipe soal. Subjek rendah hanya dapat menjawab dengan benar sebanyak 10 soal pada faktorisasi aljabar bentuk yang dapat dilihat pada soal nomor tes tahap 1. Hasil tes tahap 2 , hanya 9 soal yang di jawab benar.

Scaffolding sudah dilakukan pada tingkat explaning, reviewing dan restructuring namun ditemui bahwa kesalahannya bukan pada bentuk aljabar tetapi tidak bisa mengetahui koefisien dari variabel dari soal, tidak bisa mencari faktor dari angka yang diminta, tidak bisa menentukan FPB dari dua angka yang mempunyai variabel, lemah dalam konsep perkalian, penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Akhirnya scaffolding yang dilakukan berhenti. Hasil pekerjaan Subjek rendah setelah pemberian scaffolding dapat dilihat pada gambar 11 di bawah ini.

Gambar 11

Uji tes setelah pemberian scaffolding KESIMPULAN dan SARAN

(19)

pada bentuk soal dengan a =-1 dengan pemberian scaffolding tingkat reviewing.Dua soal dengan indikator bentuk dengan a 1 melakukan kesalahan yang sama dengan pemberian scaffolding tingkat explaining, reviewing dan restucturing. Subjek rendah telah dilakukan Scaffolding sudah dilakukan pada tingkat explaning, reviewing dan restructuring namun ditemui bahwa kesalahannya bukan pada bentuk aljabar tetapi pada konsep awal prasyarat seperti konsep perkalian, penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, konsep FPB, konsep pemfaktoran.

Saran untuk guru sebaiknya berani mengadakan perubahan atau berkreasi dalam melakukan proses pembelajaran. Hal ini karena konsep-konsep awal siswa dalam pembelajaran siswa masih sangat lemah. Sekolah hendaknya memberikan jam tambahan kepada siswa yang dirasa kurang memahami materi pelajaran. Kepada peneliti lain yang berminat untuk melakukan penelitian lanjutan ataupun penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini, peneliti menyarankan untuk melakukan penelitian pengembangan yang berupa pengembangan pedoman scaffolding faktorisasi aljabar maupun materi yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Chairani, Zahra (2015). Scaffolding Dalamm Pembelajaran Matematika

Eko, W. P. (2016). Pemberian Scafffolding Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (Higher Order Thinking Skills) Kelas X SMA Berdasarkan Kemampuan Matematika Siswa. jurnal ilmiah pendidikan matematika, 73-80.

Felayani, M. R. (2013). Pembentukan Karakter Dan Pemecahan Masalah Melalui Model Probing Prompting Berbantuan Scaffolding Materi Barisan Dan Deret Kelas XI SMK.

Nofiansyah,Wahyu(2015). Analisis Proses Scaffolding Pada Pembelajaran Matematika Di Kelas VIII SMP Negeri 4 Karanganyar Tahun Pelajaran 2013/1014

Safi’i, Imam (2013). Diagnosis Kesalahan Siswa Pada Materi Faktorisasi Bentuk Aljabar

Dan Scaffoldingnya

Sari, Ardian Lia(2013). Diagnosis Kesalahan Siswa Sekolah Menengah Pertama dalam Menyelesaikan Masalah Faktorisasi Bentuk Aljabar.

Septiawati ,Sunarika (2010). Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Faktorisasi Suku Aljabar Ditinjau Dari Langkah Pemecahan Masalah Pada Siswa Kelas Viii Smp Negeri 1 Baki Tahun Ajaran 2009/2010

Slavin, Robert E.2011. Psikologi Pendidikan Teori Dan Praktik Edisi Kesembilan Jilid 1. Jakarta :Indeks.

Uno, Hamzah B. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif:(PT Bumi Aksara,2008). Hal 129

Gambar

Gambar 1 Transkip wawancara 1
Gambar 2 Transkip wawancara 2
Gambar 3 Transkip wawancara 3
Gambar 3 dan 4 diatas menunjukkan bahwa soal tambahan yang diberikan kepada Subjek sedang dapat dikerjakan oleh Subjek sedang secara benar, sehingga proses pemberian
+7

Referensi

Dokumen terkait

(5) Penyusunan standar pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan dengan pedoman tertentu yang diatur lebih lanjut dalam

Setelah diketahui tentang definisi belajar dan faktor-faktor mempengaruhinya, selanjutnya mengenai pengertian mengajar. Pengertian mengajar bermacam ragam tergantung

a. Subyek penelitian yang digunakan adalah siswa kelas VIII MTs Ma’arif Karangan Trenggalek. Siswa yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII

Ekonomi membahas individu dan masyarakat dalam membuat pilihan, dengan atau tanpa menggunakan uang , dengan menggunakan sumber-sumber daya yang terbatas tetapi dapat digunakan

Dengan memanfaatkan berbagai media sosial tersebut, di samping dapat meningkatkan kemampuan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi juga dapat meningkatkan

(2) Pejabat yang berhak menggunakan stempel pemerintah daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 huruf b adalah Sekretaris Daerah atas nama Gubernur, Kepala SKPD

Berdasarkan paparan data tes dan wawancara penelitian, peneliti menyimpulkan bahwa subjek KDS dapat mencapai indikator berpikir kreatif pada tingkat fasih dan

Peneliti mengambil 5 siswa sebagai subjek yang akan diwawancarai, dengan pertimbangan dari guru yang mengajar matematika di kelas VIII A1 untuk mengetahui