• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fabrikasi Lithium Titanate Terdoping Al (Li4Ti4,975Al0,025O12) dan Studi Pengaruh Ketebalan Lembaran Elektroda pada Sel Setengah Baterai Ion Lithium

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Fabrikasi Lithium Titanate Terdoping Al (Li4Ti4,975Al0,025O12) dan Studi Pengaruh Ketebalan Lembaran Elektroda pada Sel Setengah Baterai Ion Lithium"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Baterai

Baterai merupakan unit mandiri yang menyimpan energi kimia, dan mengubah

langsung ke dalam energi listrik untuk daya berbagai aplikasi. Baterai

diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok umum: baterai primer adalah baterai

yang hanya dipakai sekali dan dibuang; Baterai sekunder adalah baterai isi ulang

yang dapat di pakai dan dapat dikembalikan kekeadaan semula dengan

membalikkan aliran arus melalui sel, skematik dari aplikasi penggunaan baterai isi

ulang diilustrasikan pada (Gambar 2.1); Baterai khusus adalah baterai yang

di-design untuk tujuan tertentu. Terutama pada militer dan medis yang tidak menemukan penggunaan baterai komersial yang luas dengan alasan biaya,

masalah lingkungan, dan aplikasi pasar yang terbatas. Mereka umumnya tidak

memerlukan waktu start-up. Pada saluran air yang rendah, sampai dengan 95%

pada energi sangat mudah untuk dipakai bekerja (Martin and Ralph, 2004).

Saat ini, teknologi baterai canggih menjadi teknologi posisi terbaik dengan

upaya mengurangi dampak lingkungan yang berkelanjutan dan energi terbarukan

di berbagai aplikasi dari perangkat portabel elektronik (misalnya, ponsel,

komputer laptop) untuk kendaraan listrik dan penyimpanan listrik dalam skala

besar di grid pintar atau cerdas (Cheng.F, 2011).

▸ Baca selengkapnya: elektroda yang terdapat pada sel aki

(2)

Berikut beberapa keuntungan dan kerugian dari penggunaan baterai, yaitu:

a. Keuntungan

1. Beroperasi pada rentang suhu yang luas.

2. Pilihan sistem kimia dan tegangan.

3. Operasi pada beberapa orientasi tidak membutuhkan pompa,

penyaring.

4. Ukuran variabel dan ukuran sel sama diseluruh dunia.

5. Dapat mengirim arus pulsa tinggi.

6. Dapat memilih baterai terbaik untuk spesifik tertentu (portable, ponsel,

dan aplikasi stasioner).

b. Kerugian

1. Kandungan energi rendah dibandingkan dengan bensin dan bahan

bakar yang lain.

2. Mahal dibandingkan dengan batu bara dan bensin.

Berikut definisi yang sering digunakan pada setiap rangkaian pelajaran mengenai

baterai, fuel cell, dan kapasitor elektrokimia.

Baterai khusus adalah baterai primer yang diproduksi terbatas untuk

penggunaan tertentu.

Anoda adalah elektroda negatif pada sel yang dihubungkan dengan reaksi

kimia oksidasi yang melepaskan elektron sampai pada circuit eksternal.

Katoda adalah elektroda positif pada sel yang dihubungkan dengan reaksi

kimia reduksi dimana gain elektron berasal dari circuit eksternal.

Elektrolit adalah sebuah material yang memberikan konduktifitas ionic

murni antara elektroda positif dan elektroda negatif pada sebuah sel.

Separator adalah penghalang antara elektroda positif dan elektroda negatif

tergabung ke dalam bentuk sel untuk mencegah korslet listrik. Separator dapat

berupa gel elektrolit atau film plastic mikro atau bahan inert berpori lainnya yang

diisi denga elektrolit. Separator harus dapat ditembus terhadap ion dan inert dalam

lingkungan baterai.

(3)

Charge adalah suatu operasi dimana sebuah baterai dikembalikan ke kondisi semula dibebankan oleh pembalikan aliran arus.

Resistansi dalam atau impedansi adalah resistansi atau impedansi dimana

baterai atau sel memberikan aliran arus.

Konstanta Faraday, F, adalah jumlah muatan transfer ketika reaksi massa aktif

setara 96.485,3 C/g-equiv, 26.8015 Ah/g-equiv (Martin and Ralph, 2004).

2.1.1 Cara Kerja Baterai

Banyak reaksi kimia yang melibatkan transfer elektron sehingga mengalami

perubahan dalam keadaan oksidasi; disebut reaksi redoks (Ronci.F, 2002).

Elektroda negatif adalah reduktor yang baik (transfer elektron) seperti lithium,

zinc, atau timah. Elektroda positif adalah penerima electron seperti lithium cobalt

oxide, mangan dioksida, atau timah oksida. Elektrolit adalah penghantar ion murni yang secara fisik memisahkan anoda dari katoda (Martin and Ralph, 2004). Dalam

reaksi redoks, satu spesies teroksidasi dengan memberikan elektron sehingga

oksidasi naik dan spesies yang lain berkurang dengan menerima elektron maka

dengan demikian akan mengurangi tingkat oksidasinya (Ronci.F, 2002). Setiap

reaksi redoks memiliki tegangan tertentu. Ada nilai praktis mutlak untuk potensi

ini, sehingga sistem pengukuran relative digunakan sebagai gantinya. Dalam

refrensi ini, potensi kesetimbangan dari reaksi antara proton dan gas hydrogen

diatur ke nol:

2H++ 2 e-H2 (g)

Secara umum, baterai dapat tersusun satu atau lebih sel elektrokimia yang

dihubungkan secara seri atau parallel untuk memberikan tegangan dan kapasitas

yang dibutuhkan (Tarascon.J, 2001). Setiap sel terdiri dari tiga komponen utama:

elektroda positif (katoda), elektroda negatif (anoda) dan elektrolit, seperti yang

(4)

Gambar 2.2 Skematik dari prinsip umum baterai

Elektrolit dapat berair atau tidak berair, dalam bentuk cair, pasta atau bentuk padat

(Linden.D, 2002; Song.J.Y, 1999). Elektrolit cair lebih disukai karena memiliki

konduktifitas ionic yang tinggi, tetapi cairan elektronik memiliki kekurangan

stabilitas mekanik untuk mencegah kontak antara elektroda (Winter.M, 2004).

Dalam praktek, listrik berpori bahan isolasi yang mengandung elektrolit sering

ditempatkan di antara anoda dan katoda untuk mencegah anoda dari kontak

langsung dengan katoda. Jika anoda dan katoda bersentuhan fisik, baterai akan

korsleting dan energi penuh pada baterai terlepas sebagai panas baterai (Martin

and Ralph, 2004).

2.2. Baterai Ion Lithium

Sejak komersialisasi baterai ion lithium yang dapat diisi ulang di awal

tahun 1990-an, bahan kimia berbasis lithium telah berkembang pesat di pasar

baterai global. Hal ini dikarenakan lithium memiliki banyak sifat kimia dan fisika.

Pertama, lithium adalah unsur yang paling elektronegatif pada standar tekanan

dan suhu (STP) memiliki potensial reduksi dengan potensial elektroda negatif

sebesar -3.05 V. Hal ini memungkinkan pembuatan baterai dengan tegangan

mencapai 6 V, meskipun 3-3.5 V adalah rentang tegangan yang paling umum

(5)

yang praktis. Untuk baterai skunder, sel isi ulang dikembangkan pada tahun

1970an. Penyisipan sel elektrokimia Li ke dalam sulfide berkontribusi pada

pengembangan baterai sekunder (Rouxel, 1971). Dibandingkan dengan baterai

sekunder lainnya, baterai isi ulang ion lithium menunjukkan kinerja elektrokimia

yang sangat baik, yang mengarah pada posisi dominan dalam industri baterai. Hal

ini juga menjelaskan mengapa baterai ion lithium mendapatkan perhatian yang

besar pada kedua fundamental dan tingkat penerapannya. Karakteristik

perbandingan kinera baterai sekunder ditunjukkan pada Tabel 2.1 (Patil.A;Patil.V,

2008).

Tabel 2.1 Karakteristik perbandingan kinerja baterai sekunder

Tipe Baterai Tegangan (V) Densitas Energi

(Wh/kg)

Secara umum, terdapat lima komponen yang termasuk dalam sel ion

lithum. Komponen tersebut adalah dua elektroda, elektrolit, dan dua arus kolektor.

Fungsi utama elektroda adalah mengurangi rentang potensial yang teroksidasi

lebih yang diukur dalam volt (V). elektrolit berfungsi sebagai konduktor ionik

antara elektroda dan isolasi ionik. Arus kolektor adalah bahan listrik, biasanya

logam yang langsung bersentuhan dengan masing-masing elektroda. Arus

kolektor ini akan melekat satu sama lain dengan sirkuit eksternal (Tarascon.J,

2001 ; Winter.M, 2004). Prinsip kerja umum pengisian / proses pemakaian baterai

ion lithium yang dapat diisi ulang diilustrasikan pada Gambar 2.3 (Wakihara.M,

(6)

Gambar 2.3 Prinsip kerja umum pengisian / proses pemakaian baterai ion lithium

yang dapat diisi ulang (Wakihara.M, 2001 ; Dunn.B, 2011).

2.3 Bagian-bagian Baterai

Terdapat beberapa bagian-bagian dari baterai yaitu:

2.3.1 Elektroda Positif (Katoda)

Katoda disusun dari campuran bahan elektroda (90%), aditif konduktif (6%),

bahan pengikat (4%), dan dilukis pada arus kolektor. Li-TMs dengan

konduktivitas elektron yang rendah umumnya digunakan sebagai bahan elektroda,

penurunan konduktivitas elektroda. Maka, beberapa karbon konduktif seperti

grafit, Acethylene Black (AB), Ketjen Black (KB) kembali ditambahkan untuk

meningkatkan sifat konduktif dari elektroda. Polimer fluorocarbon seperti

Polytetra Fluoroethylene (PTFE), Polyvinylidene-difluoride (PVdF), dan

Polyvinyl-fluoride (PVF) biasanya digunakan sebagai pengikat untuk

menghubungkan setiap partikel dari bahan elektroda. Foil biasanya digunakan

sebagai arus kolektor, karena harus bertahan dengan kondisi oksidasi yang tinggi

(~4V vs Li+/Li).

2.3.2 Elektroda negatif (Anoda)

Anoda tersusun oleh karbon (seperti grafit dan karbon berat) sebagai bahan dasar

(7)

2.3.3 Elektrolit

Elektrolit memiliki lebar potensial yang tidak bereaksi di bawah potensial reduksi

yang rendah seperti Li. Maka dari itu, elektrolit biasanya menggunakan solusi

organic. Garam Li dilarutkan pada larutan karbonat dengan metode non-air.

Karbonat ester dari konstanta dielektrik yang tinggi seperti elthylene carbonate

(EC, m.p.36.40C) atau prophylene carbonate (PC,m.p.-54.50C) yang dipakai

sebagai larutan. Meskipun sifat-sifat unggul pada daerah suhu yang besar, larutan

PC tidak dapat menerima elektroda grafit untuk reaksi pengelupasan (Dey 1970 ;

Inaba 1997). Garam Li seperti Lithium hexafluorophosphate (Li PF6) atau

Lithium pherclorate (LiClO4) biasanya digunakan sebagai zat terlarut pada

elektrolit. Garam Li ini tidak stabil dalam air dan mudah terurai, serta

menghasilkan jenis asam seperti HF atau HCL. Karena jenis asam ini membuat

bahan elektroda dan arus kolektor berkarat, maka jumlah air pada sel baterai harus

di bawah level ppm.

2.3.4 Anoda konvensional (Graphite)

Salah satu elektroda negatif yang paling umum digunakan dalam baterai saat ini

adalah grafit. Grafit sebagai anoda pada baterai ditunjukkan pada (Gambar 2.4).

Karbon atom dalam grafit yang disusun dalam lapisan halus yang diterapkan

bersama oleh ikatan van der Waals . atom lithium dapat bergerak di antara lapisan

dan disimpan pada pusat cincin karbon, sehingga memungkinkan satu lithium

disimpan pada setiap enam karbon; yaitu, membentuk LiC6. Bahan interkalasi

umumnya tidak mengalami pembentukan dendrite, tetapi energi dan spesifik daya

diabaikan pada solusi ini. Baterai ion lithium yang umum memiliki grafit sebagai

anoda, yang bekerja pada -2.5 V vs elektroda hydrogen standar, dan bahan

interkalasi yang lain umumnya, logam transisi oksida sebagai katoda bekerja di

(8)

Gambar 2.4 Skematik material elektroda pada baterai ion Li, menggunakan

katoda litium metal oxide dan anoda grafit

2.4 Li4Ti5O12 (LTO)

Standar sintesis solid-state secara umum membutuhkan suhu 8000 C atau suhu

yang lebih tinggi untuk mendapatkan produk yang murni. Suhu yang tinggi akan

menyebabkan pertumbuhan partikel dan dengan demikian akan menurunkan

tingkat kemampuan bahan aktif (Kataoka, 2008; Julien and Zaghib, 2004).

Potensial elektrokimia yang relatif lebih tinggi dengan kapasitas teoritis

lebih rendah (1,55 V vs Li+/Li dengan 175 mAh g-1) dibanding dengan grafit

(0,1-0,3 V vs Li+/Li dengan 372 mAh g-1), densitas energi dari sel ion Li dengan

Li4Ti5O12 berdasarkan elektrodanya menurun dibandingkan pemakaian sel grafit.

Di sisi lain, elektroda Li4Ti5O12 memiliki banyak keuntungan. Beberapa

keuntungan Li4Ti5O12 adalah :

1. Stabilitas siklus hidup yang panjang

Regangan nol menyebabkan stabilitas mekanik material elektroda.

2. Penggunaan kepadatan arus besar

Potensial elektrokimia yang relatif tinggi menyebabkan tidak adanya

deposisi logam Li atau pembentukan dendrit pada permukaan elektroda di

(9)

kolektor Al, dan dapat membantu untuk merancang biaya rendah, kinerja

tinggi dan keselamatan aplikasi sel dengan daya tinggi.

Dengan keuntungan ini elektroda baru yang didasarkan Li4Ti5O12 adalah yang

paling menjanjikan pada skala besar dan aplikasi daya tinggi untuk baterai ion

litium.

2.5 Li4Ti5O12 (LTO) doping Al

Li4Ti5O12 memiliki nilai konduktifitas ionik yang rendah sehingga membatasi

tingkat kemampuan elektronik (Rho.Y.H, 2003 ; Amatucci 2001 ; Huang.S, 2006).

Untuk meningkatkan nilai konduktifitas tersebut, beberapa cara yang efektif telah

diusulkan, termasuk sintesis Li4Ti5O12 (Guerfi.A, 2003 ; Nakahara.K, 2003)

dengan doping ion logam aliovalent (V5+, Mn4+, Fe3+, Al3+, Ga3+, Co3+,Cr3+, Ni2+,

Mg2+ dan F-) pada Li, Ti atau situs O (Kubiak.P, 2003 ; Huang.S, 2007). Dengan

penambahan Al3+ terbentuklah Li4Ti5−xAlxO12 yang dapat meningkatkan

kapasitas reversibel dan stabilitas pada saat pengisian dan pemakaian doping pada

Li4Ti5O12 dengan tegangan berkisar 0,5 - 2,5 V (Huang,S. 2005).

Doping Al dan Li4Ti5O12 yang tidak didoping (Al4 – xAlxTi5O12, x=0, 0,05,

0,1 dan 0,2) tersusun oleh reaksi padatan konvensional. LiOH - H2O dan TiO2,

digunakan sebagai bahan baku (Hailei Zhao, 2008). Pada penelitian stuktur dan

karakterisasi elektrokimia pada L14-xAlxTi5O12 sebagai material anoda baterai ion

lithium oleh Hailei Zhao, dkk (2008) menunjukkan bahwa Li4Ti5O12 doping Al

dengan rumus kimia L14-xAlxTi5O12 (x=0, 0,05, 0,1 dan 0,2) disintesis dengan

metode reaksi padatan. Doping Al tidak merubah komposisi fasa dan morfologi

partikel, tapi mudah menghasilkan distorsi kisi sehingga kristalinitas buruk pada

Li4Ti5O12. Kelebihan Al menyebabkan polarisasi elektroda yang besar karena

konduktivitas ion Li yang lebih rendah, sehingga menyebabkan kapasitas yang

rendah pada densitas arus tinggi.

J. Y. Lin dkk (2013) mensintesis lithium titanate doping Al dengan rumus

kimia Li4-xTi5-xAlxO12 (x=0,05) melalui proses sol-gel. Hasil sintesa menunjukkan

bahwa ada peningkatan kapasitas discharge dan laju kapabilitas yang signifikan.

Peningkatan laju kapabilitas disebabkan difusivitas ion Li lebih tinggi dan

(10)

4TI5-xAlxO12 melalui

reaksi padatan , dan menyelidiki sifat-sifat elektrokimia dengan metode konduksi

elektronik, voltametri siklik, dan tes charge-discharge pada rentang tegangan

discharge yang berbeda (0-2,5 V dan 1-2,5 V). Hasil penelitian menunjukkan bahwa doping Al3+ tidak mempengaruhi struktur spinel tapi sangat meningkatkan

kapasitas dan kinerja awal. Doping Al3+ berguna bagi interkalasi reversible dan

deinterkalasi dari Li+.

Jung Soo Park dkk (2013) mensintesis Li4Ti5O12 sebagai material anoda

baterai ion litium, dengan metoda reaksi padatan (Li(4-x/3)AlxTi(5-2x/3)O12),

menyatakan bahwa suhu kalsinasi optimum untuk Li4Ti5O12 doping Al ditentukan

menjadi 8500 C diantara tiga suhu yaitu, 7500 C, 8500 C, dan 9500 C, berdasarkan

struktur dan karakterisasi elektrokimia. Siklus pengujian awal pada Li4Ti5O12

tanpa doping dan doping Al3+ menyatakan bahwa performa elektreokimia pada

elektroda yang disiapkan pada suhu 8500 C lebih baik dari pada suhu 7500 C dan

9500 C. Rasio penyimpanan kapasitas pada Li(4-x/3)AlxTi(5-2x/3)O12 (x = 0.01, 0.05,

0.1) lebih dari 99,3% setelah 30 siklus.

Material elektroda praktis biasanya dioptimalkan dengan unsur doping.

Pada penelitian yang dilakukan oleh De Li dkk (2015) yaitu efek memori induksi

doping pada Li4Ti5O12 doping Al menunjukkan bahwa Li4Ti5O12 terbebas dari

efek memori, sementara efek memori yang berbeda dapat diinduksi oleh doping

Al. Setelah dilakukan discharge pada potensial cutoff rendah, Li4Ti5O12 doping Al

menunjukkan kinetika elektrokimia yang buruk, memberikan kelebihan potensial

yang besar pada saat proses charging. Ketergantungan atas kelebihan potensial

Gambar

Gambar 2.1  Representasi skematis dari aplikasi baterai isi ulang
Gambar 2.2 Skematik dari prinsip umum baterai
Tabel 2.1 Karakteristik perbandingan kinerja baterai sekunder
Gambar 2.3 Prinsip kerja umum pengisian / proses pemakaian baterai ion lithium
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah mengoptimalkan variasi ketebalan material aktif Li 4 Ti 5 O 12

Untuk membuat 4 lembaran anoda dengan variasi komposisi yang berbeda... Holder Multimeter, Kabel Penghubung dan

Suatu material elektrokimia dapat berfungsi baik sebagai elektroda anoda maupun katoda bergantung pada pemilihan material yang akan menentukan karakteristik perbedaan nilai

Bab ini berisi dasar-dasar teori yang terkait kajian dan analisa dalam penelitian, yakni teori baterai secara umum, baterai Ion Lithium, baterai Lithium

Alat Uji CV/CD (WBCS 3000). Alat Uji XRD..

• sel elektrokimia melibatkan adanya tranfer elektron dari elektroda tempat terjadinya oksidasi (anoda) menuju tempat terjadinya reaksi reduksi (katodik). • Oksidasi :

Oleh karna itu, komposit Graphene /TiO 2 /PAni pada persentase 75%:25%:1 dapat dijadikan sebagai kandidat bahan elektroda baterai Li-ion yang diharapkan dapat menggantikan fungsi

Sebuah baterai Li-ion biasanya mengacu pada baterai sekunder di mana energi kimia disimpan melalui reaksi redoks yang mempekerjakan interkalasi lithium antara