• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN.Lokakarya Inovasi Air Sanitasi d

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN.Lokakarya Inovasi Air Sanitasi d"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

PROSIDING

Innovation Workshop

Water, Sanitation & Public

Housing

Hotel Akmani

Wahid Hasyim, Kota

Jakarta Pusat

10-11 Oktober 2017

(2)

Daftar Isi

Daftar Isi...………. 2

Latar Belakang...………. 3

Tujuan...………. 4

Output...………. 4

Fasilitator dan Peserta...………. 5

Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan...………. 8

Sambutan………... 8

Anggaran...………. 12

Agenda...………. 12

Hasil Sesi Innovation Workshop Hari Pertama ...………. 17

Hasil Sesi Innovation Workshop Hari Kedua ...………. 25

Penutupan ...………. 33

Lampiran 1 Event Coverage ...………. 34

Lampiran 2 Media Coverage ...………. 35

Lampiran 3 Photo Coverage ………. 38

(3)

1. Latar Belakang

Lebih dari 30.000 orang tinggal di Penjaringan, Jakarta Utara; dengan kepadatan penduduk yang tinggi; kualitas lingkungan, sanitasi dan sistem pembuangan (drainase) yang buruk; kekurangan air bersih; kurangnya pengolahan serta pengelolaan air limbah. Kondisi perumahan juga mengkhawatirkan dan didominasi oleh rumah tidak permanen, dimana 37% masyarakat menempati lahan ilegal dan 53% dari mereka menempati rumah sewaan. Akses terhadap fasilitas infrastruktur dasar juga terbatas*.

Untuk mendapatkan air bersih, 80% masyarakat di Penjaringan bergantung pada air yang dibeli dari vendor swasta. Tidak semua toilet terhubung ke sistem pengolahan air limbah atau septic tank. Tidak semua keluarga memiliki toilet, namun toilet umum tersedia di 6 (enam) Rukun Tetangga (RT). Saluran pembuangan seringkali tidak tertutup dan tidak dapat menahan, sehingga seringkali membanjiri jalan. Sekitar 18 dari 23 RT rentan terhadap banjir. Tidak semua sampah padat dikumpulkan dan tumpukan sampah yang tidak diambil membuat lingkungan menjadi kotor dan berbau. Pemukiman warga yang sempit di dalam wilayah yang kecil menjadi resiko atas kebakaran*.

Oleh karena itu, Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup bekerjasama dengan HUMAN CITIES COALITION (HCC) untuk menggelar Innovation Workshop dengan tujuan penyusunan kerangka proposisi bisnis untuk mengatasi masalah air, sanitasi dan perumahan layak dan terjangkau khususnya bagi warga Penjaringan RW 17 di Jakarta Utara.

Human Cities Coalition

Didirikan oleh AkzoNobel bersama mitra intinya yaitu Arcadis, Human Cities Coalition (HCC) adalah kemitraan publik dan organisasi swasta (Public Private Partnership – PPP) yang terdiri dari kalangan bisnis, pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan akademisi yang berdedikasi untuk membuat kota lebih inklusif dan berkelanjutan melalui berbagai mitra. HCC bertujuan untuk menyediakan dan memperbaiki layanan dasar bagi penghuni kawasan kumuh dengan merancang proposisi-proposisi bisnis pelayanan dasar hidup (rancangan Dampak Sosial) yang dapat dilaksanakan dalam mewujudkan pembangunan urban yang inklusif serta menjaga dan melayani kebutuhan sosio-ekonomi di kalangan kaum marjinal yang tinggal di daerah kota kumuh.

(4)

2.

Tujuan

Tujuan Innovation Workshop ini adalah:

a. merancang solusi inovasi untuk Air & Sanitasi dan peningkatan perumahan yang terjangkau dan layak dihuni bersama sektor swasta dalam meningkatkan kehidupan yang lebih baik;

b. memberikan arahan dan fokus upaya terpadu lintas sektor tentang kondisi wilayah kumuh di Penjaringan Jakarta Utara melalui pengelolaan pelayanan air minum dan sanitasi yang berkelanjutan serta konsep perumahan yang terjangkau bagi warga di wilayah kumuh;

c. menjadi acuan perencanaan, penganggaran, dan pengendalian pelaksanaan kegiatan tahunan bagi berbagai institusi yang terlibat (pemerintah, swasta, mitra pembangunan) guna mendukung upaya pencapaian target mengurangi masalah di wilayah kumuh secara terintegrasi, efektif, dan efisien.

d. menjadi salah satu masukan penyusunan rancangan RPJMD 2018-2022 dan Rencana Strategis SKPD terkait.

3.

Output

a. Peserta workshop mendapatkan pandangan tentang kondisi di RW 17 Penjaringan yang kumuh dengan melihat tiga isu utama dimana warga setempat khususnya yang tinggal di tanah milik DKI Jakarta tidak dapat akses air bersih dengan harga terjangkau, sanitasi yang layak dan perumahan yang aman, layak dan terjangkau untuk dihuni.

b. Peserta memberikan masukan dan solusi melalui kegiatan diskusi kelompok dengan landasan 7 (tujuh) kriteria:

1. Melayani kebutuhan pemukim informal dan komunitas kumuh berdasarkan informasi dari masyarakat;

2. Solusi yang bisa diterapkan dan bisa digunakan oleh infrastruktur berbiaya rendah dan sumber daya yang tersedia (upgrade/retrofitting (siap pasang) infrastruktur yang sudah ada)

(5)

4. Selaraskan dengan kerangka kerja peraturan pemerintah yang relevan dan DKI Jakarta kota utama perkembangan;

5. Menghasilkan keuntungan atau commercially viable (berpotensi diminati oleh pihak swasta);

6. Sejajar dengan atau melengkapi partner HCC yang ada atau yang baru (in-kind / cash contribution);

7. Solusi inovatif atau mekanisme yang dapat mengurangi harga, meningkatkan transparansi dan mengurangi hambatan (harga kompetitif dan terjangkau buat masyarakat).

c. Hasil solusi inovasi yang disepakati secara kelompok dalam workshop adalah sebagai berikut: 1. kombinasi solusi air & sanitasi: Kios Air Plus

2. perumahan terjangkau berbasis komunal 3. normalisasi Waduk Pluit

d. Model solusi air dan sanitasi gabungan merupakan solusi untuk meningkatkan akses terhadap air minum dan sanitasi yang terjangkau. Lokasi tepat akan membantu warga untuk bisa menggunakan toilet yang bersih dan terjangkau dan pada saat yang sama membeli air yang terjangkau melalui model kios / vendor atau master meter. Sedangkan solusi inovasi perumahan yang terjangkau untuk masyarakat khususnya yang tinggal di lahan ilegal adalah proposisi bentuk RUSUN yang terintegrasi dengan kebutuhan sosial dan ekonomi dalam desain saat ini dan atau yang baru. Normalisasi Waduk Pluit juga menjadi solusi inovasi ketiga bertujuan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas tampungan volume air serta objek wisata untuk meningkatkan roda perekonomian warga di Penjaringan.

4.

Fasilitator

dan Peserta

Fasilitator untuk kegiatan ini adalah:

(6)

Adapun peserta lokakarya terdiri dari:

a. SKPD terkait di Provinsi DKI Jakarta b. Kementerian Perumahan untuk Rakyat c. BAPPENAS

d. Lembaga Swadaya Masyarakat / Non-Government Organization (NGO) e. Swasta

f. Komunitas RW 17 Penjaringan Kelembagaan

Tabel 1. Daftar Undangan Peserta Innovation Workshop – Water, Sanitation and Public Housing

UNSUR PESERTA UNDANGAN

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

1. Kepala Bappeda Provlnsi DKI Jakarta

2. Kepala Dinas Cipta Karya DKl Jakarta

3. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta

4. Kepala Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta

5. Kepala Dinas PPAPP DKI Jakarta

6. Kepala Dinas Perindustrian dan Energi Provinsi DKI Jakarta

7. Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Provinsi

DKI Jakarta

8. Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman Provinsi DKI Jakarta

9. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Up. Bidang Kesehatan Masyarakat

10. Kepala Dinas Sosal Provinsi DKI Jokarta

(7)

UNSUR PESERTA UNDANGAN

Perdagangan Provinsi DKI Jakarta

12. Kepala Biro Perekonomian Provinsi DKI Jakarta

13. Kepala Biro PKLH Provinsi DKI Jakarta

14. Kepala Biro Tata Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta

15. Lurah Penjaringan

16. Dirut PD PAM Jaya

17. Dirut PD PAL Jaya

18. Sekretariat UCLG ASPAC

PEMERINTAH PUSAT 1. Direktur Pengairan dan lrigasi, BAPPENAS

2. Direktur Perkotaan, Perumahan dan Pemukiman, BAPPENAS 3. Direktur Pendanaan Luar Negeri Multilateral, BAPPENAS 4. Direktur Pendanaan Luar Negeri Bilateral, BAPPENAS 5. Kepala BBWS Citiwung-Cisadane, Ditjen SDA, KEMENPUPR

INGO / NGO 1. Slum Dwellers International 2. UCLG ASPAC

3. USAID IUWASH PLUS 4. World Bank

5. Islamic Development Bank 6. Asian Development Bank

7. International Financial Cooperation (IFC) 8. Wahana Visi Indonesia

Komunitas RW 17 Penjaringan

(8)

UNSUR PESERTA UNDANGAN

2. Bapak Basri

3. Ibu Bismi

4. Ibu Efi

Dunia Usaha 1. Pimpinan PT. AkzoNobel Decorative Paints of Indonesia 2. Pimpinan Arcadis

3. Pimpinan Human Cities Coalition (HCC) 4. Perwakilan PT Pam Lyonnaise Jaya (PALYJA) 5. PT Yamaha Indonesia

6. PT SMI

5. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan

Lokakarya ini diadakan pada tanggal 10-11 Oktober 2017. Adapun Lokasi kegiatan bertempat di ruangan Lentini, Akmani Hotel, KH Wahid Hasyim, Kota Jakarta Pusat

6. Sambutan & Prosesi Pembukaan Acara Workshop

a. Fleur Henderson - Direktur HCC menyampaikan:

 Terima kasih kepada semua hadirin yang telah datang dan memberikan dukungan terhadap inisiatif program dan kolaborasi

yang hendak ditawarkan HCC.

 Megakota merupakan sebuah penggerak pertumbuhan ekonomi, tetapi tekanan amat kuat terhadap infrastruktur, seperti

(9)

 Tujuan jangka panjang HCC adalah merangkul semua pemangku kepentingan bergabung mengupayakan kemitraan

pemerintah dan swasta (Public Private Partnership – PPP) untuk merancang proposisi-proposisi bisnis pelayanan dasar hidup yang dapat dilaksanakan untuk berkontribusi sepenuhnya mewujudkan pembangunan urban yang inklusif dan berkelanjutan.

 Inklusif – melibatkan semua, khususnya masyarakat miskin urban. Kami bekerja dengan meletakkan kebutuhan manusia

sebagai pusat perhatian dan menyediakan sebuah platform untuk menolong mereka dapat berjuang dan bukan sekadar bertahan hidup.

 Keberlanjutan – menstimulasi terobosan solusi bertahan lama melalui proposisi bisnis yang menyatukan kerjasama

pemerintah dan perusahaan swasta. Koalisi akan bertindak sebagai pengelola terpercaya yang bertujuan menggerakkan stimulan-stimulan berbeda yang dimiliki para pemangku kepentingan (pemerintah dan mitra-mitra swasta) hingga menemukan titik temu paling banyak dari semuanya.

 HCC hendak memberdayakan sebuah mekanisme pembiayaan gabungan untuk membiayai proposisi-proposisi bisnis ini.

Pengembangan urban dan layanan kebutuhan hidup dasar merupakan tanggung jawab pemerintah, namun pemenuhannya dapat dilakukan oleh semua unsur masyarakat, termasuk kalangan swasta. Selama dua hari dalam Lokakarya Inovasi ini kita akan melangkah ke depan memasuki fase awal dan mengidentifikasi solusi-solusi inovasi yang paling memungkinkan untuk mengupayakan peningkatan akses air, sanitasi, dan perumahan terjangkau bagi masyarakat RW 17 Penjaringan, Jakarta Utara.

b. Jun de Dios - Presiden Direktur Akzonobel

 Kepedulian merupakan DNA staf dan perusahaan kami. Akzonobel memiliki sejarah panjang berupaya memberikan kembali

kepada masyarakat dimana kami beroperasi. Dan kita semua bertemu di sini dalam kepedulian berbagi satu misi, yakni meningkatkan kehidupan masyarakat Jakarta.

 Salah satu tantangan terbesar dari kecepatan laju urbanisasi adalah bagaimana membuat megakota-megakota kita tetap

(10)

 Bertahun-tahun kami berkolaborasi dengan para mitra relevan untuk aktif menjawab tantangan itu. Salah satunya adalah

dengan menginisiasi Human Cities Coalition; sebuah koalisi unik yang menggandeng berbagai kalangan luas mitra: internasional dan lokal, swasta dan pemerintah, korporasi dan akar rumput, praktisi dan akademisi, pada tahun 2016 sebagai sebuah pendekatan baru dan kolaboratif mendukung Agenda Urban Baru PBB yang akan membentuk pengembangan kota-kota masa depan yang inklusif, aman, resistan dan berkelanjutan (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan ke-11).

 HCC merupakan salah satu cara untuk membuat dampak yang lebih besar dalam masyarakat dan membangun kemitraan

berkelanjutan sehingga dapat memberikan dampak langsung nyata pada masyarakat. Kami percaya kita akan menjadi lebih berdaya saat semua pihak berkolaborasi mengupayakan megakota kita layak hidup untuk kita semua.

 Berharap kita semua dapat berdiskusi dengan lancar dan menhadirkan solusi yang menguntungkan masyarakat Jakarta dan

meningkatkan kualitas kehidupan mereka melalui keberlangsungan kerja sama antara kita semua.

c. DR. Ir Oswar M Mungkasa MURP – Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan

 Dengan jumlah 28,2 juta penduduk Jakarta menempati nomor dua kota berpenduduk terbesar di dunia. Dalam 10 tahun ke

depan diperkirakan Jakarta akan menjadi nomor satu, sementara dalam hal sanitasi Jakarta menjadi yang terburuk.

 Isu Jakarta sebagai metropolitan sangat kompleks: polusi tinggi, penurunan permukaan tanah tujuh sentimeter per tahun,

lokasi kumuh (ringan hingga berat). Setiap metropolis mempunyai lokasi kumuh yang harus ditangani. Pemprov DKI sedang berusaha menangani lokasi kumuh, namun tidak secara artifisial (hanya menyentuh permukaan tanpa membawa perubahan mendasar).

 Diperlukan cara tidak biasa - out of the box, butuh inovasi untuk menyelesaikan permasalahan metropolis Jakarta.

Kerjasama lintas bidang institusi secara bersama diharapkan dapat menyelesaikan masalah. Pemerintah, LSM, masyarakat, lembaga sosial, swasta.

 Jelas tidak mudah untuk menggabungkan berbagai institusi untuk menyelaraskan pemahaman dan kepedulian serta

(11)

 Itu bisa tercapai dengan syarat: solusi itu harus merupakan kebutuhan bersama (bukan keinginan pihak tertentu saja),

bersifat terjangkau, perencanaan ini harus menjadi bagian program pemerintah (sinergi dan terpadu), inklusif (semua orang terlibat) sehingga ada rasa memiliki yang memastikan program berjalan.

 Diharapkan dari lokakarya dua hari ini, kita semua punya kesamaan pandangan tentang masalah yang dihadapi oleh RW 17

untuk dapat mengusulkan peta jalan dan tahap-tahap penyelesaiannya serta rencana aksi nyata mewujudkannya.

 Lokakarya Inovasi pertama ini tidak akan menjadi pertemuan terakhir. Masih akan ada seri pertemuan yang mengikat

partisipasi kita dan mengarahnya pada kesepakatan kerja bersama.

 Berharap bisa tercipta kolaborasi yang sukses dan bersifat jangka panjang hingga bertahun-tahun ke depan lewat lokakarya

yang dibiayai oleh HCC ini.

1. Pemutaran video – latar belakang masalah megakota Jakarta (dan Penjaringan sebagai bagiannya) serta peran Human Cities Coalition

2. Penyerahan tanda mata dari HCC kepada Pemprov DKI Jakarta (diterima oleh Bapak DR. Ir Oswar M Mungkasa MURP)

3. Doa pembukaan (menurut cara masing- masing) dipimpin oleh Arlan Rahman, HCC Indonesia

4. Lokakarya Inovasi resmi dibuka oleh Bapak DR. Ir Oswar M Mungkasa MURP

7.

Anggaran

(12)

8. Agenda

Agenda 2 hari Innovation Workshop dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Human Cities Coalition - Jakarta Innovation Workshop

10 Oktober 2017

Hari Aktivitas Jam Durasi Fasilitator

Metode

1 Registrasi 8:30 menit30 N/A Partisipan untuk mendapatkan tag nama

1 Raya - LaguIndonesia

Kebangsaan 9:00

5 menit

Farahlisa R Mokodomp

it (Aya) MC (Esther K Sianipar) mempersilahkan agar peserta berdiri ditempat

1 pembukaanAcara 9:05 menit40

Kordinasi oleh MC : Esther K Sianipar

1. Opening Remarks dari HCC Ms Fleur Handerson

2. Opening remarks dari AkzoNobel Mr. Jun De Dios (President Direktur) 3. Pembukaan dan Pembicara Utama: Bapak Dr. Ir. Oswar M. Mungkasa MURP sebagai Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup

1 Doa Bersama 9:45 menit5 Arlan

---1 Agenda 9:50 menit20 Chris Struktur Agenda & Struktur Workshop selama dua hari

1 Aktivitas"Circle" 10:10 menit30 Chris Dalam lingkaran besar, setiap peserta memberikan komentar 30 detik tentang apa yang ingin mereka capai dalam workshop ini.

1 Coffee Break& Interaksi

Sosial 10:40

20

(13)

1

11:00 menit30 HandersonFleur Pengenalan visual untuk tantangan seperti yang dialami oleh masyarakat di Penjaringan. Tampilkan infografis

1 "WitnessTriads" 11:30 menit30 Chris

Saksi Triad: Peserta dibagi dalam 3 kelompok - satu kelompok untuk tanya jawab, satu kelompok untuk penjawab, satu kelompok sebagai saksi. Tiap kelompok akan diberikan pertanyaan sebagai berikut. 1) Apa hubungan Anda dengan perumahan sosial, air dan sanitasi? 2) Apa visi Anda untuk masa depan perumahan sosial, air dan sanitasi dan 3) Bagaimana (Anda atau) organisasi Anda berkontribusi terhadap visi tersebut? Setiap

anggota kelompok menjawab pertanyaan sekaligus. Waktu diberikan 5 menit untuk tiap pertanyaan. Saksi di tiap kelompok mencatat

jawabannya. Waktu apabila ada pertanyaan kira-kira 30 menit. Kelompok kemudian presentasi jawaban mereka ke kelompok utama. Tiap saksi dapat mencatat jawabannya di flipchart.

1 Makan Siang 12:00 1 jam Esther N/A

SESI 3 - TANTANGAN UNTUK SOLUSI

1

Contoh solusi inovatif yang diprakasai oleh organisasi yang bertujuan untuk memecahkan tantangan ini secara global dan lokal

1 "World Café

(14)

Fasilitator mencatat di flipchart

SESI 4 - PENUTUPAN HARI 1

1 Rangkuman Hari 1 15:30 menit15 Chris

Rangkuman hari pertama: Fasilitator bertanya "Apa hal yang paling pertama kita lakukan hari ini? Membawa jawaban sampai seseorang mengatakan" pendaftaran. " Kemudian bertanya, Lalu kegiatan apa yang kita lakukan secara kronologis sepanjang hari ini? 2) Fasilitator minta peserta untuk rekap ringkasan tiap sesi 3) Penutup: Apa satu hal yang Anda alami atau pelajari selama lokakarya yang baru bagi Anda? 3) Peserta dari masyarakat Penjaringan diharapkan menyampaikan pemikiran mereka dengan tegas ke grup besar

1 Agenda Hari 2 15:45 menit15 Chris ---1 PenutupanHari 1 16:00

Human Cities Coalition - Jakarta Innovation Workshop

11 Oktober 2017

Hari Aktivitas Jam Durasi Fasilitator Metode

HARI 2

SESI 5 - RINGKASAN HARI 1 & RINGKASAN FOKUS SOLUSI

2 Pendaftaran &Ringkasan

Semua peserta duduk dalam roundtable (per hari 1) dan berkeliling ruangan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini: 1) Apa hal

(15)

2 Menyelaraskan Ekspektasi 9:20 menit10 Chris Peserta bertanya apakah lokakarya hari pertama telah memenuhi harapan mereka sejauh ini? Hal apa yang ingin mereka harapkan atau

1) Kelayakan 2) Keinginan 3) Kelonggaran pada flipchart (pra-ditarik). Berdasarkan kegiatan "World Café" - 8 - 10 solusi utama akan dieksplorasi lebih lanjut. Shortlist pilihan 4 solusi untuk sesi open space.

2 Coffee Break& Interaksi

Sosial 9:40

30

menit N/A

---SESI 6 - "OPEN SPACE" & PPP KANVAS

2 PengenalanPPP / Kasus

Bisnis 10:20

30

menit HCC &Team Fasilitator menunjukkan kanvas PPP dan melewati satu kanvas dengan peserta. Setiap pertanyaan harus dijawab pada tahap ini.

2 "Open Space 10:50 1 jam10 menit

HCC & Team

Kanvas PPP dengan Sticky Notes (Letakkan jawaban mereka pada masing-masing item untuk setiap topik). - 4 kelompok fokus pada solusi yang berbeda

2 Makan Siang 12:00 1 jam N/A N/A

SESI 7 - KONSEP BISNIS DI DISKUSI "OPEN SPACE" 2 Open Space -Finalisasi

kanvas PPP 13:00 1 jam Chris

Mengumpulkan semua jawaban dalam format final setiap topik. Peserta mengikuti topik yang sama

(16)

2

Perbaikan Solusi Meningkatkan

Solusi Bisnis

15:00 menit30 HCC &Team Dari 4 kelompok; 2 kelompok 2 akan bekerja sama untuk meninjau pendekatan PPP Canvas / solusi bisnis untuk periode kritik atau T & J

2

15:30 menit30 HCC &Team Bacalah presentasi bisnis 8 -10 menit masing-masing

2 Penghargaan 16:00 menit10 HCC &Team

---2

Peserta meninjau peta sumber daya, dan secara pribadi berkomitmen untuk membantu bagian tertentu dari setiap solusi. Catatan yang sangat hati-hati harus diambil oleh tim HCC pada tahap ini. Tim HCC mengulangi tahap prototipe dan mencantumkan komitmen ini dan menambahkannya sendiri. LANGKAH-LANGKAH IDEAL DARI SETIAP PESERTA

SESI 9 - PENUTUPAN HARI 2

2 MeringkasHari 2 &

Penghargaan 16:30

10

menit Chris

Rekaman hari: Fasilitator bertanya "Apa hal pertama yang kita lakukan hari ini? Membawa jawaban sampai seseorang mengatakan" pendaftaran. "Kemudian bertanya, lalu apa? Latihan berjalan secara kronologis

sepanjang hari sampai akhir hari. Penghargaan diberikan untuk solusi" paling inovatif, paling ekonomis, dll "

2 PenutupanPembicara Acara

16:40 menit10 Fleur, PakJun dan Pak Oswar

Penutupan oleh HCC dan terima kasih atas partisipasinya atas usaha mereka dalam workshop.

(17)

---2 kehadiranSertifikat 16:55 15menit Fleur Berikan sertifikat untuk peserta 2 Foto pesertakelompok 17:10 menit15 Esther Dokumentasi foto

9. Hasil Sesi Innovation Workshop

HARI PERTAMA, 10 OKTOBER 2017

A. Lingkaran Keterbukaan

Peserta diberikan waktu 30 detik untuk memperkenalkan diri dan menyatakan harapannya dari lokakarya ini. Berikut rekap harapan para peserta:

 Ingin mendapatkan wawasan dan solusi yang mungkin dilakukan secara bisnis untuk menjawab masalah di Penjaringan.

 Bisa membuat perubahan di wilayah Penjaringan khususnya manfaat bagi RW 17.  Mau bisa menjawab kegelisahan masyarakat yang sulit air bersih.

 Agar masukan yang masyarakat sudah sampaikan kepada HCC dapat segera direalisasikan agar air layak minum dapat diperoleh dengan lebih murah.

 Warga dan banyak keluarga di Penjaringan bisa dapat air yang tidak bau dan layak minum.  Ingin mendengarkan beberapa perspektif warga dan pemerintah.

 Membangun kolaborasi antara pemerintah, pihak swasta, dan masyarakat.

 Pemerintah dapat memfasilitasi kebutuhan masyarakat agar dapat menolong diri mereka sendiri, sehingga HCC dan seluruh mitra dapat mendukung secara maksimal.

(18)

 Berbagi pengalaman dan pembelajaran memfasilitasi masyarakat mengalirkan air di wilayah sulit akses.

 Bisa mendapatkan pengetahuan tentang pengelolaan dan pemenuhan air bersih secara berkelanjutan yang bisa diusulkan kepada pemerintah provinsi.

 Bisa bersama-sama menghasilkan solusi peningkatan akses air dan sanitasi yang bisa didukung oleh organisasi kemanusiaan dan masyarakat di kecamatan Penjaringan.

 Solusi yang menguntungkan semua pihak: masyarakat, pemerintah, institusi pendukung.  Berkontribusi memberikan usulan inovatif yang bisa menyelesaikan permasalahan sosial.  Ajang pembelajaran untuk selalu melibatkan masyarakat sipil dalam menghadirkan perubahan.  Hasil lokakarya diharapkan menjadi rekomendasi nyata untuk mengatasi masalah.

 Bukan hanya menjadi modul belaka, namun menjadi aksi nyata. Fokus masalah di RW 17 sudah dipetakan dalam pertemuan sebelumnya sehingga tinggal dibahas hari ini, sementara besok bisa lakukan kunjungan lapangan.

 Memberikan pemahaman bahwa bukan hanya air bersih, tetapi juga pencemaran air sudah menjadi hal krusial yang perlu ditanggulangi bersama.

B. Sesi 2: Hasil Analisis Kebutuhan RW 17 Penjaringan dan Inspirasi Solusi

Hasil Analisis Kebutuhan ini dihasilkan HCC dalam kerja sama dengan SDI dan masyarakat Penjaringan dengan menerapkan metode wawancara, diskusi kelompok terarah, kunjungan lapangan. Hasil analisis kebutuhan ini dapat sekaligus diverifikasi dan dikonfirmasi:

Air

(19)

 75% masyarakat mempunyai akses air di rumah mereka. Tetapi lebih dari 80% masyarakat membeli air dari penyedia air swasta. Setiap keluarga memperoleh 4 galon, tiap galon berisi 18 liter air seharga rata-rata Rp 2.000 (menjadi Rp 300.000/bulan).

 Air dibeli dari tangki, kios dan penjual jalanan. Di 2 RT dengan kepemilikan tanah yang jelas, air disediakan, kebanyakan oleh Palyja, dua kali seminggu. Namun umumnya air yang bisa diakses di Penjaringan baik melalui pipa, maupun master meter, tetapi kualitas air buruk. Sehingga masyarakat harus membeli air bersih dan air minum.

 Air yang dijual di kios-kios air isi ulang mahal dengan kualitas air yang tidak diketahui dengan jelas oleh pembeli karena ketidaktahuan terhadap proses filternya. Pemipaan air dengan master meter juga amat terbatas menyangkut kualitas air dan tidak semua rumah punya akses ke pipa tersebut.

Rusun Kios Air Swasta Air Pipa Melalui Master Meter

Dasar Di rumah, air berasal dari instalasi pemurnian air

Pengelola membeli air Rp 3.550/m3. Air disimpan dalam tangki-tangki air dan

didistribusikan kepada penduduk, dengan gerobak dorong dan ember.

Air dibagi untuk kluster per 10-20 KK. Ada meteran PAM resmi tiap satu lokasi dan masyarakat memiliki jaringannya.

Isu  Alur air tidak stabil

 Penyulingan kurang, belum bagus untuk air minum

 Harga mahal

 Kualitas kadang bagus, kadang buruk

 Aliran air yang tidak stabil

 Tidak semua orang punya akses ke master meter

 Menjalankan kios air Palyja

 Menambah aliran air

 Meningkatkan kualitas air

(20)

Sanitasi

• Tidak ada jaringan pengelolaan limbah.

• Dalam rumah-rumah milik sendiri biasanya ada toilet yang kebanyakan membuang kotoran ke lubang resapan, atau ke septic tank.

• Diperkirakan 85% masyarakat punya toilet sendiri. Setidaknya di 6 dari 23 RT, masyarakat buang air dalam kantong plastik yang dibuang ke tempat sampah atau tempat terbuka mana pun.

• Rata-rata sebuah keluarga membayar Rp 350.000/bulan atau Rp 2.000 per hari untuk menggunakan toilet. Sistem pembayarannya adalah secara tunai setiap kali penggunaan toilet.

RT 1-10 Toilet Pribadi

RT 11-15 Toilet Komunal RT 16-23 Toilet Pribadi dan Toilet Komunal

Dasar Septic tank Lubang resapan

Isu Tidak ada isu besar?

 Ketersediaan terbatas

 Tidak selalu bersih dan terawat

 Bayar per pakai

 Perawatan sering buruk

 Sedot tinja sangat tidak teratur, terutama karena akses yang sempit dan ketepatan keberadaan jalan

Lumpur kotoran bercampur dengan air

 Menata ulang sistem

pembersihan dan pembayaran toilet?

 Pembayaran tiap bulan

Adakah solusi mudah yang dapat dilaksanakan?

Perumahan

Rusun Di luar area Rusun

Sewa Milik Sendiri

Dasar 4.000 orang 7.000 orang 7.000 orang

(21)

bulan tinggi (Rp 800 ribu untuk sewa dan layanan dasar)

 Air terbatas

 Sewa jangka panjang tetapi tidak bisa memiliki tanah/unit rusun

sewa dan layanan dasar)

 Tidak ada kepastian kepemilikan/risiko pengusiran akibat menunggak bayar

 Kualitas rumah bermacam-macam

Solusi? Tingkatkan ketersediaan layanan dasar (khususnya air)

 Menata kepemilikan tanah

 Membangun model Rusun 2.0 yang mengatasi berbagai isu saat ini

Koreksi dan komentar tambahan sikon:

 Dari RW 17 – pemukiman di sisi barat Waduk Pluit memiliki toilet rumah namun tanpa septic tank. Pembuangan kotoran langsung disalurkan ke Waduk Pluit. WC gantung sudah disosialisasikan tidak lagi diperbolehkan. Kemudian jumlah warga yang langsung buang limbah ke waduk sudah berkurang setelah pembersihan waduk Pluit yang dilakukan oleh Pemprov DKI.

 Palyja - Kualitas air dari pemipaan yang disediakan PAM telah sesuai standar Permenkes, sehingga air sudah bisa diminum setelah direbus terlebih dulu. Sambungan-sambungan pipa pun sudah disediakan dan disupervisi oleh PAM.  Dari PAM Jaya- Beberapa sambungan bersifat sementara, tidak dilihat sebagai penyelesaian jangka panjang, namun

air yang disalurkan dalam sambungan air itu sudah memenuhi standar air bersih.

(22)

C. Witness Triad

Peserta membagi diri dalam kelompok tiga orang. Masing-masing kelompok beranggotakan orang dari latar belakang yang berbeda-beda. Tiap orang dalam kelompok bergantian peran sebagai penanya dan penjawab untuk pertanyaan sebagai berikut:

 Apa hubungan Anda dengan perumahan sosial, air dan sanitasi?

 Apa visi Anda untuk masa depan perumahan masyarakat, air dan sanitasi?  Bagaimana Anda atau organisasi Anda berkontribusi terhadap visi tersebut?

D. Sesi 3: Memilih Solusi Yang Pas Dengan Ukuran Masalah

Bapak Deputi Gubernur Oswar berpesan untuk mencari solusi di luar kebiasaan, solusi yang sesuai dan memberikan dampak perubahan yang signifikan. Ini yang akan kita lakukan sekarang.

Sudah banyak upaya dalam hal air dan sanitasi coba dilakukan selama ini, kami masih sedang mencari cara memecahkan masalah status tanah. Karena itu kita harus mencari solusi yang memecahkan isu jangka pendek dan menengah, berupa perbaikan dan peningkatan kecil, sederhana dan tidak terlalu mahal untuk menambah pada upaya-upaya positif yang sudah ada.

Dengan adanya rusun, sebuah langkah awal kepemilikan rumah terjangkau sudah dimulai. Namun untuk menjawab kebutuhan masyarakat, skala solusi yang jauh lebih besar diperlukan. Dibutuhkan solusi yang lebih holistik dan proposisi jangka panjang berupa model baru rusun. Ini membutuhkan waktu, mekanisme pembiayaan dan perubahan kebijakan agar bisa terlaksana.

E. World Cafe

(23)

1. Apa tantangan perumahan/air/sanitasi sosial yang dihadapi Jakarta/Penjaringan? Secara umum kelompok mengidentifikasi tantangan sebagai berikut:

 Kualitas dan kuantitas air buruk.

 Bahan baku air untuk diolah tidak memadai.  Harga air bersih mahal.

 Mafia menguasai jalur pasokan air.

 Banyak jalur koneksi air ilegal (pencurian air)

 Kurangnya lahan untuk membangun sarana sanitasi.  Biaya mahal untuk memakai toilet.

 Pola pikir dan perilaku masyarakat yang kurang sadar akan sanitasi yang sehat, suka BAB sembarangan.  Kurang sosialisasi sanitasi yang baik.

 Tidak ada sistem penyedotan tinja.  Kemauan politik.

 Bayar sewa rumah mahal

2. Bagaimana kita bisa mengatasi tantangan di seputar masalah air, sanitasi dan perumahan di Jakarta? Pilih tiga prioritas jawaban cara mengatasi terbaik berdasarkan 7 kriteria PPP.

Hasil rekap tiga prioritas cara berdasarkan jawaban 5 kelompok sebagai berikut:

Kelompok 1

a. Perbaikan jaringan-jaringan pipaair atau sweeping air illegal b. Pembuatan titik MCK di lokasi strategis

c. Tersedianya kios air dari operator atau Palyja dengan mobil tangki air

Kelompok 2

a. Memperjelas status pertanahan

(24)

c. Solusi air dan sanitasi harus saling terkait (holistik)

Kelompok 3

a. Melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat dalam tertib masyarakat di rumah vertikal b. Membuat rain-water harvesting

c. Menyediakan rumah vertikal dengan jangka waktu tinggal tertentu d. Mengubah air limbah menjadi air penyiram taman dan toilet

Kelompok 4

a. Kehendak politik dari pemerintah yang kuat untuk mensejahterakan masyarakat b. Pemerataan jumlah penduduk di tiap kota di Indonesia

c. Melibatkan seluruh pemangku kepentingan untuk mengambil bagian dalam implementasi dan partisipasi pembangunan

Kelompok 5

a. Menyinergikan peran semua pihak

b. Membangun toilet umum dan IPAL komunal

c. Memberikan pelatihan kewirausahaan kepada penghuni rusun sehingga mereka tidak pindah rusun

Hasil diskusi akan ditajamkan oleh HCC dan Fasiliator untuk menjadi usulan salah satu model kasus bisnis yang akan didiskusikan lebih dalam pada hari hari kedua lokakarya.

Tanggapan penutup hari 1 - Blessymiyanda - Asisten Deputi Gubernur Tata Ruang dan Lingkungan

 Hasil diskusi ini pasti akan ditindaklanjuti. Ini merupakan gerakan yang dilakukan pemerintah untuk menggalang kepedulian banyak pihak, khususnya swasta untuk mengupayakan bersama kesejahteraan masyarakat.

 Tata ruang wilayah Penjaringan memang milik negara namun tanah negara bisa saja digunakan untuk kepentingan terbaik masyarakat. Ada peraturan pemerintah yang mengatur itu dan besok bisa kita bahas.

(25)

HARI KEDUA, 11 OKTOBER 2017

A. Pembukaan Dan Rekap Kegiatan Kemarin

Fasilitator menyapa peserta yang sudah datang dan sekilas merekap seluruh rangkaian kegiatan lokakarya hari 1.

B. Sesi 4: Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha (KPBU) oleh Blessymiyanda - Asisten Deputi Gubernur Tata Ruang dan Lingkungan

Landasan hukum diadakan KPBU:

 Perpres Nomor 38 Tahun 2015 Tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur;

 Permen PPN/Kepala Bappenas Nomor 4 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur;

 Peraturan Kepala LKPP Nomor 19 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pengadaan Badan Usaha Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam Dalam Penyediaan Infrastruktur;

 PMK Nomor 190/PMK.08/2015 tentang Pembayaran Ketersediaan Layanan Dalam Rangka Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur;

 Permendagri Nomor 96 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Dalam Rangka Kerjasama Pemerintah Daerah Dengan Badan Usaha Untuk Penyediaan Infrastruktur di Daerah (ditetapkan pada tanggal 17 November 2016, dIundangkan pada tanggal 22 November 2016).

Dari sudut regulasi, ketersediaan infrastruktur yang memadai dan berkesinambungan yang merupakan kebutuhan mendesak sementara APBN terbatas. Presiden Jokowi menjadikan investasi infrastruktur sebagai prioritas utama dan menekankan perlunya melibatkan Badan Usaha Sektor Privat, termasuk investor Luar Negeri dalam pembiayaan proyek infrastruktur, serta melakukan perubahan paradigma pembangunan dari membelanjakan menjadi menghasilkan.

(26)

KPBU adalah kerjasama antara pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur untuk kepentingan umum dengan mengacu pada spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya oleh Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/BUMN/BUMD, yang sebagian atau seluruhnya menggunakan sumber daya Badan Usaha dengan memperhatikan pembagian risiko diantara para pihak. Badan usaha yang dimaksud mencakup perusahaan, koperasi, badan hukum asing/penanam modal asing.

Jenis infrastruktur yang dapat di-PKBU-kan antara lain: transportasi, jalan, sumber daya air dan irigasi, air minum, sistem pengelolaan air limbah terpusat, sistem pengelolaan persampahan, elekomunikasi dan informatika; ketenagalistrikan, minyak dan gas bumi dan energi terbarukan, infrastruktur konservasi energi, fasilitas perkotaan, fasilitas pendidikan, kesehatan, lembaga pemasyarakatan, dan perumahan rakyat.

Pengembalian Investasi Badan Usaha melalui: (1) pembayaran oleh pengguna dalam bentuk tarif, (2) Availability Payment (3) bentuk lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

Penganggaran dana Availability Payment dilakukan dengan memperhitungkan biaya modal, biaya operasional dan/atau keuntungan Badan Usaha Pelaksana.

(27)

Baru 4% jaringan sanitasi di Jakarta memakai sistem perpipaan air limbah, sisanya lebih banyak menggunakan tangki septik atau cubluk yang terlalu dekat dengan sumber air, sehingga menyebabkan pencemaran air tanah. Seharusnya limbah harus diolah dulu dan tidak langsung masuk ke tanah.

Pemprov DKI mengeluarkan Perda No.3 tahun 2013 yang mengatur pernyerahan tanggung jawab layanan penyedotan tangki septik dari Dinas Kebersihan kepada PD PAL Jaya sebagai perusahaan pengelola air limbah di Jakarta, termasuk pengumpulannya. Dilengkapi 31 truk sedot, 30 petugas terlatih, dan 2 Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja di Pulo Gebang dan Duri Kosambi.

Jasa layanan yang ditawarkan:  Jangka panjang: perpipaan

 Jangka menengah: Bio PAL - Pengelolaan air limbah sistem setempat dan komunal

 Jangka pendek: Layanan Lumpur Tinja Terjadwal Kondisi (L2T2) dengan program Grebeg kelurahan, sekolah, rumah ibadah yang mengundang keterlibatan anggota masyarakat menjadi enumerator (mendapat 10% biaya per penyedotan). Biaya L2T2 sebesar Rp 330.000, normal 1-3 tahun sekali tergantung kondisi limbah.

Kontak hotline 021 83702136 dan layananlumpurtinja@paljaya.com.

Saat ini layanan PD PAL Jaya belum sampai ke Penjaringan, hanya menunggu surat dari RW 17 untuk PD PAL Jaya siap melakukan pemetaan langsung di lokasi. Diperkirakan minggu depan sudah ada realisasi rencana ini. Untuk memasuki area dalam gang sempit, PD PAL Jaya mempunyai truk berukuran kecil 3m3 dan selang yang bisa menjangkau hingga

300 m.

D. Sesi 6: PPP (Public Private Partnership)

(28)

Secara ideal, harusnya semua upaya penyediaan layanan dasar dibiayai oleh pemerintah, namun anggaran pemerintah tidak banyak untuk bisa menjawab semua kebutuhan masyarakat. Sehingga dibutuhkan solusi cerdas dan dibutuhkan pihak swasta untuk menjembatani dan menutup kekurangan dana.

Model pembiayaan model bisnisnya bisa berupa hibah, pinjaman, penggantian biaya riil yang dikeluarkan. Peran masing-masing pemangku kepentingan dan apa yang akan diperoleh akan terlihat jelas dalam Kanvas PPP proyek unggulan.

E. Sesi 7: Usulan Model Bisnis untuk RW 17

(29)

1. Kombinasi Solusi Air & Sanitasi: Kios Air Plus (bisa diberikan nama lain)

Dasar-dasar pemikiran (harap divalidasi):

 Meningkatkan lokasi yang sudah ada lebih berdasarkan preferensi pemerintah.  Lokasi dipilih dimana ada kebutuhan masyarakat banyak.

 Kios air juga menyediakan sebagian air untuk fasilitas sanitasi.

 Ada potensi “subsidi silang” yang bisa dijajaki (X% extra air untuk membayar fasilitas sanitasi)?  Jajaki kemungkinan memberlakukan sistem pembayaran dengan voucer atau mobile.

2. Model Rusun Baru – Rusun 2.0

 Bersifat lebih jangka panjang

(30)

 Jajaki kemungkinan untuk mengaitkan kewajiban pengembang menyediakan 20% perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah dengan aturan skema ‘availability payment’.

 Masyarakat terlibat dalam pengambilan keputusan dan proses desain. Namun tetap harus dipikirkan agar rusun tersebut tetap terjangkau agar masyarakat dapat membayar, baik untuk dimiliki maupun disewa. Bisa jadi untuk menurunkan dana warga bisa membantu pembangunannya, bergotong royong mengatur menjaga kebersihan, memelihara fasilitas rusun, dan diperkenankan membuka toko untuk warga berjualan.

 Sistem pembayaran Rusun 1.0 sebagai dasarnya? Rusun 2.0 tidak boleh lebih mahal, komponen apa yang harus ditambahkan agar bisa nol beban?

Tanya & Jawab

 T: Apa sudah ada perencanaan Palyja dan PAM untuk mengatasi masalah di Penjaringan? Apa hasil temuan mereka? Karena perencanaan program dan kegiatan pemerintah selalu sudah direncanakan satu tahun sebelumnya. Perencanaan solusi untuk RW 17 ini juga perlu dimasukkan dalam musrembang.

(31)

 T: Dapatkan memberikan masukan untuk usulan kasus bisnis lain? Hendak mengusulkan model bisnis normalisasi waduk pluit dan pengelolaan air untuk dijual. Ada banyak keuntungan kegiatan ini untuk bisa secara komprehensif mengatasi keterbatasan air baku untuk air minum serta untuk sanitasi. Selain itu normalisasi dapat mengendalikan banjir.

J: Usulan solusi itu bisa menjadi model bisnis untuk dilanjutkan pembuatan kanvas PPP-nya.

F. Penyusunan Kanvas Public Private Partnership

Dari tiga usulan proposal bisnis, peserta dipersilakan untuk memilih masuk ke grup diskusi mana yang sesuai dengan minat dan keahlian masing-masing. Dalam kelompok, peserta akan berdiskusi dan mengisi lembar Kanvas PPP yang telah disiapkan di meja masing-masing.

Ada 4 kelompok yang secara bertahap dibimbing mengisi Kanvas PPP:  1 kelompok membahas normalisasi Waduk Pluit;

 1 kelompok membahas Rusun 2.0;  2 kelompok membahas Kios Air Plus.

Kelompok Diskusi Normalisasi Waduk Pluit:

(32)

 Tata kelola: Peraturan Pemerintah No. 121 tahun 2015 tentang Pengusahaan Sumber Daya Air.

Kelompok Diskusi Rusun 2.0

 Kegiatan utama: Penentuan lokasi yang sesuai mata pencarian

 Tata kelola: Perpres No. 38 tahun 2015 tentang Kerja Sama Pemerintah dengan Badan UsahaTata kelola PKBU

 Dampak: mengurangi kawasan kumuh

Kelompok Diskusi Kios Air Plus 1

 Nilai preposisi: Kios Air & Toilet Umum (Artasi) RW 17

 Sumber daya utama: Komitmen masyarakat

(33)

Kelompok Diskusi Kios Air Plus 2

 Dampak: Terjaminnya kesehatan masyarakat

 Sumber daya utama: air baku

 Kegiatan utama: suplai air bersih

G. Penutupan Workshop

Kesan & Pesan Peserta Selama Proses Workshop

Dari perwakilan Pemprov DKI

 Rosita – Dinas UMKM: Refleksi saya sering kali diri kita kurang memperhatikan warga kita. Pemerintah mencoba melakukan penataan untuk masyarakat kawasan kumuh, bahkan dengan berupaya melawan oknum yang

menghambat atau mengambil keuntungan pribadi dari masyarakat dan harapannya masyarakat mendukung ini. Kelanjutan lokakarya kiranya dilakukan pendampingan bagi SKPD yang akan terlibat dalam rencana aksi. Dan dari sisi staf pemerintah, semoga lokakarya ini tidak sekadar menjadi pengisi E-kin (E-kinerja) namun bersedia

(34)

 Yosi Lusia – Sekda Biro Penataan Kota & lingkungan Hidup (Biro PKLH): Dengan menghadirkan warga RW 17 Penjaringan dan SKPD terkait, besar harapan agar rencana aksi ini bisa benar-benar direalisasikan. Lurah mengikuti dan menyesuaikan perencanaan berdasarkan perkembangan diskusi di sini sehingga bisa terus menjadikan Jakarta lebih baik lagi.

Dari perwakilan swasta

 Djoni Paryadi – PT YAMAHA: Lokakarya ini sangat efektif. HCC mendapatkan konfirmasi atas fakta dan gagasan yang coba diajukan. Namun undangan yang datang dari pihak swasta murni masih kurang sehingga lain

kesempatan perlu dieksplorasi lagi sehingga meningkatkan kemungkinan mendapatkan funding. Dari perwakilan INGO

 Dewi Sukowati – Wahana Visi Indonesia: Lokakarya ini mempertemukan institusi berbeda dengan gerak yang berbeda untuk sama-sama merespons isu yang sama. Dalam sebuh program, yang paling diperlukan adalah penyiapan masyarakat. Ini harus menjadi penekanan semua pihak agar edukasi berkelanjutan terhadap masyarakat perlu dilakukan.

Dari perwakilan masyarakat Penjaringan RW 17

 Konedi – Sekretaris RW 17: Dari lokakarya inikami berharap agar solusi bisa segera diwujudkan untuk bisa menjawab masalah masyarakat

 Bismi - PKK Penjaringan: Semoga hasil lokakarya ini bisa cepat membawa perubahan bagi wilayah saya yang berpenduduk banyak namun mck sangat jarang.

Lampiran 1: EVENT COVERAGE

The Innovative Workshop was posted on the Governor Deputy’s DKI Jakarta website:

http://tarulh.com/2017/10/10/innovation-workshop-human-cities-coalition-dalam-hal-air-minum-sanitasi-dan-rumah-susun/

(35)

Lampiran 2: Media coverages

 https://swa.co.id/kumparan/human-cities-coalition-tingkatkan-akses-air-bersih

(36)

 https://kumparan.com/swaonline/human-cities-coalition-tingkatkan-akses-air-bersih-di-wilayah-kumuh-jakarta

 https://sumaterapost.co/dki-jakarta-akzonobel-melalui-hcc-menyasar-peningkatan-akses-air-bersih-sanitasi-perumahan-kumuh/

 http://visi.news/2017/10/25/1605/

 http://www.housing-estate.com/read/2017/10/26/akzonobel-gagas-human-cities-coalition-untuk-tangani-dampak-urbanisasi/

(37)
(38)

Lampiran 3: Photos dari acara Innovation Workshop Oct 10-11, 2017

(39)
(40)

(41)

(42)

Lampiran 4: Absence peserta Innovation Workshop tgl 10 Oktober, 2017

(43)

Absence peserta Innovation Workshop tgl 11 Oktober, 2017

Gambar

Tabel 1. Daftar Undangan Peserta Innovation Workshop – Water, Sanitation and Public Housing

Referensi

Dokumen terkait

Ketika kita melakukan investigasi lanjutan dan mempertanyakan bagaimana memahami apa yang kita baca, bagaimana kita bisa mengenali teks yang tersusun dengan baik jika dibandingkan

Manajemen Perusahaan Profil Analisa & Pembahasan Manajemen Tinjauan Operasional Tata Kelola Perusahaan Sosial Perusahaan Tanggung Jawab Data Perusahaan Keuangan Laporan

 Guru memberikan apersepsi kepada siswa (mereview dan menghubungkan materi pelajaran yang telah lalu dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Tujuan

Strategi cara mengatasi masalah sebesar 54,9% menggunakan problem focused coping yang adaptif dengan melakukan primary appraisal positif, kemudian melakukan scondary

diperoleh dari pengalaman sendiri atau dari orang lain yang paling dekat. Sikap membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain atau objek lain.. Sikap positif terhadap

berpengaruh secara signifikan dan secara simultan pada PT Bank Persero di Indonesia , dan Secara parsial , Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh positif

Dari luasan tersebut maka sebanyak 37.810 ha (17,42 %) diantaranya berupa lahan sawah yang terdistribusi dari bagian hilir hingga ke bagian hulu, dengan luas dan proporsi

• DTK menyiapkan konsep perijinan dan meminta kepada komisi perencanaan untuk melakukan uji publik yaitu dengan melaksanakan dengar. pendapat publik warga di sekitarnya dan beberapa