• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS GENDER DAN HUKUM DALAM ISLAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS GENDER DAN HUKUM DALAM ISLAM"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS GENDER DAN HUKUM DALAM ISLAM

Latipa Piranti

Sekolah Tinggi Agama Islam Negri Jurai Siwo Metro E-mail:pirantilatifa@gmail.com

Abstarak

Tulisan ini menjelaskan tentang sebuah kesetaraan dan keadilan gender berdasarkan Al-qur’an dan hadis, islam sendiri sangat menjunjung tinggi nilai sebuah keadilan dan kesetaraan antara kaum laki-laki dan perempuan. Sejak datangnya ajaran islam yang dibawah oleh Nabi Muhammad SAW status perempuan mulai berubah, yang dulunya sebelum ajaran Islam hadir kesenjangan gender sangat memprihatinkan, seorang perempuan dijadikan layaknya budak nafsu kaum leleki. Dan juga perempuan selalu di perlakukan bagaikan budak oleh para suami, pada saat itu juga harga perempuan laksana seperti barang dagangan yang biasa di perjual belikan,Perempuan bebas diberikan kepada siapa saja yang mengingin kannya bahkan dijaman itu ketika lahirnya bayi perempuan maka mereka tidak akan segan-segan mengubur bayi tersebut hidup-hidup.

Karena itulah pada kesempatan kali ini akan membahas sedikit banyak tentang bagaimana kesetaraan gender yang berlaku saat ini.

Kata Kunci: Gender,Kesetaraan dan Keadilan

Abstarak

This paper describes a gender equality based on the Qur'an and the Hadith, Islam itself is upholding a justice and equality between men and women. Since the arrival of the teachings of Islam that brought by the Prophet Muhammad of women began to change, once before Islam was present gender gap is very alarming, a woman used like slaves lust of the leleki. Women's freely given to anyone who wanted that even an age when the birth of the baby girl they will not hesitate to bury the baby alive. So on this occasion will discuss a little more about how gender equality is true today.

Keywords: Gender, Equality and Justice

A. Pendahuluan

Konteks khalifatullah fi al-ardh secara terminologis, berarti1 kedudukan kepemimpinan

Sejak pertama kali datangnya, ajaran islam telah menghilangkan diskriminasi terhadap kaum wanita. Di Arab sendiri tepatnya pada zaman jahiliah banyak sekali terjadinya pembunuhan sadis terhadap bayi perempuan yang baru lahir seperti dikubur hidup-hidup. Namun setelah datangnya islam maka tradisi tersebut dihapuskan karena ajaran islam sendiri sangat menghargai dan menghormati status perempuan. Islam juga memberikan hak kepada perempuan dalam memilih pasangannya dan menentukan maskawin yang diinginkanya, serta dengan memberikan harta

(2)

warisan yang sebelumnya hanya berlaku untuk kaum laki-laki2. Walaupun memang dalam islam

statatus wanita tetap memiliki perbedaan dengan laki-laki. seperti pembagian hak, peran dan tanggung jawab. Kesetaraan gender sendiri telah banyak di bahas dan di jelaskan dalam kitab suci umat islam yakni al-Quran, oleh karena itu, Membutuhkan adanya sebuah sikap yang implementatif guna mengilhami ayat-ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang hal-hal tersebut. Sikap yang bersifat misogini (kebencian terhadap perempuan) seringkali tumbuh pada kehidupan sosial, sehingga sering kali menimbulkan masalah untuk kaum hawa.karena itulah, al-Quran datang sebagai kitab suci yang menunjukan bahwasanya sseluruh umat manusia yang haq memiliki peranan yang penting dalam membantu optimalisasi kesetaraan jender dalam berbaga aspek kehidupan, sehingga setiap individu akan selalu merasa terjamin dengan adanya kontribusi dari Al-Quran, Pada saat itu semua sudah beranggapan bahwa tidak ada lagi diskriminasi terhadap kaum wanita setelah kedatangan ajaran islam, tetapi ketika peradaban barat mulai masuk kedalam syariat islam mereka mulai mengkritik dan menyebarkan isu tentang masalah kesetaraan gender dalam ajaran islam. Mereka menuding bahwasanya islam memberikan hak atau porsi lebib banyak kepada kaum laki-laki. Alasan mereka dalam menyebarkan isu tersebut yakni untuk memberikan kesetaran kepada perempuan dalam segala aspek atau bidang3. Dengan segala cara mereka mulai

menyebarkan isu-isu yang bisa memojok kan islam, Tulisan ini diharapkan mampu mengkaji bentuk kepedulian kita dalam memahami kekeliruan yang telah menyebar di kalangan masyarakat, tentang isu gender yang di ajarkan oleh agama islam.

B. Pengertian Gender

Kata gender sendiri berasal dari bahasa inggris yang artinya jenis kelamin4.dalam kamus dunia

gender sendiri di artikan sebagai suatu perbedaan yang terlihat antara kaum laki-laki dan perempuan yang di tinjau dari segi nilai dan tingkahlaku5.dalam Women’s Studies Encyclopedia

menjelaskan bahwasanya gender yakni suatu konsep kultural yang biasanya berusaha dalam membuat suatu perbedaan dalam bidang peran,prilaku, mental dan karakteristik antara wanita dan laki-laki yang berkembang dalam kehidupan masyarakat6.

2Musdah Mulia, Muslimah Sejati; Menempuh Jalan Islami Meraih Ridha Ilahi, (Bandung: MARJA, 2011), 45-49. dalam jurnal M.Hajir Mutawakkil.

3Nasaruddin Umar, Argumen Kesetaraan Gender Perspektif al-Qur’an, (Jakarta: Paramadina, 2001), 68. dalam jurnal M.Hajir Mutawakkil.

4 John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggeris Indonesia (Cet. I; Jakarta: Gramedia, cet. XII, 1983), h. 265. dalam jurnal Srifah Suhra.

5 Victoria Neufeldt (ed.), Webster’s New World Dictionary (New York: Webster’s New World Cleveland,1984), h.561. dalam jurnal srifah suhrah.

(3)

Istilah gender ini biasanya dihuraikan sebagai perbezaan antara lelaki dan wanita hasil daripada konstruksi sosio-budaya. Menurut Corsini, gender ditakrifkan sebagai aspek-aspek sosial atau kemasyarakatan yang berkaitan dengan seks. Ia merujuk kepada sifat maskulin dan feminin yang dipengaruhi dengan kebudayaan, simbolik, stereotaip dan Sedangkan Helary M Lips pengenalan diri.

meberikan arti bahwasanya gender adalah suatu harapan budaya terhadap kaum laki-laki dan kaum perempuan. Pendapat ini juga di dukung oleh kaum feminis seperti Lindsey yang beranggapan bahwasanya penetapan masyarakat mengenai penentuan seorang perempuan atau laki-laki yang termasuk kedalam bidang kajian gender7.

Selain itu gender juga lebih mengutamakan kunsekuensi sosial, budaya ,psokologis, dan beberapa aspek yang bersifat non biologis lainnya8. Gender juga memiliki arti perbedaan sosial diantara

kaum laki-laki dan kaum perempuan yang di topang pada perilaku, fungsi serta peranan kaum masing-masing yang ditentukan oleh sebuah kebiasaan masyarakat itu sendiri dalam menentukan sebuah kesetaraan sosial9, dan dibutuhkan pula adanya suatu kebiasan atau aklak yang baik.

proses pembelajaran aklak di lakukan sebagian besar dengan metode hafalan,ceramah,dan mencatat sehingga proses pendidikan mengalami kejenuhan dalam melakukan proses pembelajaran. Materi pembelajaran yang begitu banyaknya hanya di sampaikan saja oleh guru10.

Karena perbedaan yang sangat signifikan itulah sehingga melahirkan sebuah pemisahan fungsi dan tanggung jawab dalam gender sebagai contoh yang sering kita jumpai di kalangan masyarakat, bahwasanya laki-laki slalu mengurusi urusan luar rumah seperi bekerja sedangkan wanita hanya mengurusi urusan rumah tangga yang dikenal sebagai istilah masyarakat pemburu (hunter) untuk laki-laki, dan peramu (gatherer) untuk perempuan11. Dengan demikian gender adalah sebuah

penafsiran atau perbedaan antara laki-laki dan perempuan ,yang secara biologis kedua jenis kelamin ini mempunyai karakteristik yang berbeda sebagaimana laki-laki dengan sifat yang maskulinya sedangkan perempuan mempunyai sifat lemah lembut.

Lebih jauh membahas tentang gender, menurut Oakley gender itu bukan berbicara tentang perbedaan biologis dan kodrat Tuhan, perbedaan biologis yaitu ketidak samaan sex yang sudah menjadi kodrat yang diberikan oleh sang pencipta kepada setiap manusia di dunia ini karena itu sejara permanen sangat jauh berbeda. Sedangkan gender sendiri ialah sebuah prilaku yang berbeda

7 Linda L. Lindsey, Gender Roles a Sociological Perspective (New Jersey: Prentice Hall, 1990), h. 2. dalam jurnal Srifa suhrah.

8Nasaruddin Umar, Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al-Qur’an (Jakarta: Paramadina, 1999), h. 35. dalam jurnal Fatimah Zuhrah.

9 Waryono Abdul Ghafur, Tafsir Sosial Mendialogkan Teks dengan Konteks, (Yogyakarta: Elsaq Press, 2005), h. 103. dalam jurnal Prabowo Adi Widayat.

10 Dedi Wahyudi,Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Pendidikan Akhlak Dengan Program Prezi Studi SD.

(4)

antara laki-laki dan perempuan yang di kodratkan secara sosial, bukan ketentuan tuhan atau kodrat melainkan diciptakan oleh manusia itu sendiri dan melalui proses yang panjang. Dari beberapa pengertian di atas dafat di simpulkan bahwa gender ialah suatu sifat atau keadaan yang dapat di klasifikasikan dalam suatu perbedaan antara kaum perempuan maupun laki-laki yang di pandang dari asfek atau kondisi sosial dan budaya.

C. Definisi Hukum

Istila hukum islam sendiri berasal dari dua kataa yakni hukum dan islam menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata ‘hukum’ memiliki makna (1) konstitusi atau adat yang secara resmi dianggap mengikat;(2)undang-undang, peraturan dan lain sebagainya yang diperuntukkan guna mengatur berbagai pergaulan hidup yang akan dijalani oleh masyarakat; (3) kaidah patokandan ketentuan yang menjelaskan tentang suatu peristiwa tertentu. Sederhananya hukum Mampu kita pahami sebagai sebuah bentuk peraturan-peraturan atau norma-norma guna Mengatur baik buruknya tingkah laku manusia dalam suatu masyarakat, baik itu peraturan Maupun norma semuanya berupa kenyataan yang berkembang dan muncul dalam kehidupan masyarakat maupun peraturan atau norma yang dibuat secara tertent dan ditegakkan oleh penguasa .dalam bentuk aslinya, hukum ada yang tertulis dalam bentuk undangundang seperti hukum modern (hukum Barat) dan ada pula yang tidak tertulis seperti hukum adat dan hukum Islam.

kata yang kedua, yakni Islam, menurut Mahmud Syaltout islam di jelaskan sebagai agama Allah yang dipercayakan kepada Nabi Muhammad saw. Agar mengajarkan berbagai dasar-dasar dan syariatnya dan juga Menyebarkannya kepada seluruh umat manusia serta mengajak mereka untuk Menganutnya. Dari penggabungan dua kata di atas yakni hukum dan Islam maka munculah istilah Yang disebut dengan hukum Islam. Dengan meresapi arti dari kedua kata tersebut istilah hukum Islam ini, dapatlah kita pahami bahwasanya hukum Islam merupakan Sebuah paket norma atau peraturan yang berasal dari Allah SWT melalui Nabi Muhammad Salaullah Alai Wasalam untuk seluruh umat manusia yang ada di dunia. Dalam rangka mengatur semuah tingkah laku manusia di tengah-teng masyarakatnya. Dengan kalimat yang lebih singkat, hukum Islam inidapat diartikan sebagai hukum yang bersumber dari ajaran Islam.

Hukum digambarkan sebagai suatu perangkat aturan, bersifat wajib, disahkan oleh otoritas resmi untuk pengamatan dan keuntungan bersama, guna menjaga ke amanan12. Dalam arti umum

undang-undang hampir sama dengaan kontitusi, Disahkannya oleh badan-badan pembuat UU negara atau perlementer dan oleh badan badan pembuat UU setempat disahkan oleh cabang eksekutif termasuk Presiden, Perdana Menteri, dan menteri-menteri dan Keputusan

(5)

pengadilan.akan tetapi di beberapa wilayah negara besar istilah hukum hanya di legislasi atau di sahkan oleh pembuat undang-undang negara, setiap negara pun bisa dengan bebasnya menentukan undang-undang sesuai dengan keadaan negara masing-masing, begitupun dengan ajaran islam ia mempunyai hukum sendiri yang bersifat sangat tegas dan adil, sehingga apa bila tidak mematuhi hukum tersebut maka akan dikenakan sangsi yang berat ketika kita di alam kematian kelak.

Istilah lain mengenai dengan hukum Islam yang juga digunakan dalam literatur Barat adalah Islamic Jurisprudence. Istilah ini juga digunakan untuk melakukan padanan ushul fikih. Ada beberapa buku yang ditulis dalam bahasa Inggristerkait dengan istilah ini, di antaranya merupakan dua buku yang di tulisan Ahmad Hasan seperti di atas, The Origins of Muhammadan Jurisprudence (1950) karya Joseph Schacht, The Principles of Muhammadan Jurisprudence (1958) karya Abdur Rahim, dan juga ada dua karya Ahmad Hasan seperti yang di atas, yaitu The Early Development of Islamic Jurisprudence (1970) dan The Principles of Islamic Jurisprudence (1994), serta karya Norman Calder, Islamic Jurisprudence in the Classical Era yang diedit oleh Colin Imber (2010). Dari penjelasan di atas, bisa di lihat adanya ketidakpastian atau kekaburan makna dari Islamic law (hukum Islam) antara syariah dan fikih. Jadi, kata hukum Islam artinya yang sering ditemukan pada literatur hukum yang berbahasa Indonesia.

secara jelas secara umum mencakup syariah dan fikih, bahkan terkadang bisa mencakup ushul fikih. Oleh karena itu, sering juga ditemukan dalam literatur tersebut kata syariah Islam dan fikih Islam untuk menghindari kekaburan penggunaan istilah hukum Islam untuk padanan dari kedua istilah tersebut.

Dengan berlandaskan pada hukum-hukum yang terdapat dalam al-Quran, Abdul Wahhab Khallaf membagi hukum menjadi tiga, yaitu hukumhukum i’tiqadiyyah (keimanan), hukum-hukum khuluqiyyah(akhlak), danmhukum-hukum ‘amaliyyah(aktivitas baik ucapan maupun perbuatan). Hukum-hukum ‘amaliyyah inilah yang identik dengan hukum Islam yang 20 dimaksud di sini. Abdul Wahhab Khallaf membagi beberapa hukum-hukum ‘amaliyyahmenjadi dua, yakni hukum-hukum ibadah yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya dan hukum-hukum-hukum-hukum muamalah yang mengatur tentang hubungan antara manusia dengan sesamanya

D. Ketimpangan Dan Kesetaraan Gender Dalam Islam

realitas sosial mereka. Mereka belum bisa menerimaa bahwasanya gender tidak hanya berpusat pada laki-laki saja tetapi perempuan juga, tanggung jawab serta fungsi sosial antara perempuan dan laki-laki. Dalam kondisi ini dapat menyebabkan sebuah kesenjangan sosial serta peran tanggung jawab sehingga dapat menyebabkan sebuah diskriminasi antara laki-laki dan perempuan.

(6)

dari ketidak adilan yang mereka ciptakan sendiri, ketidak adilan ini terhubung dalam berbagai bentuk perspektif kehidupan yakni: (1) marginalisasi atau suatu bentuk proses pemiskinan ekonomi Dalam bidang keagamaan ada berbagai aspek-aspek ketidakadilan yanng mengakibatkan kerugian bagi kaum wanita, contohnya wanita tidak di pebolehkan memegang jabatan tertentu, tidak boleh bekerja serta selalu beradadi rumah dan wanita mendapat warisan separuh daripada bagian lelaki, (2) surbonisasi atau tanggapan yang di anggap tidak penting oleh masyarakat. yaitu golongan bawahan atau sering disebut dengan kelas kedua pada salah satu jenis seks, yang biasanya secara umum terjadi kepada kaum wanita. Di dalam hubungan rumah tangga, masyarakat atau pun negara, banyak yang membuat keputusan tanpa memikirkan kepentingan bagi kaum wanita. Misalnya seperti domestifikasi wanita dengan tanggapan tidak gunanya untuk wanita belajar tinggi-tinggi, karena pada akhirnya akanmengurus rumah tangga juga. Itilah Bentuk atau mekanisme dari sebuah proses subordinasi dari waktu ke waktu dan dari tempat lain ke tempat lainnya13,(3)sterotipe atau

sebuah cap yang di anggap negatif oleh publik terhadap suatu jenis kelamin tertentu, dan akibat dari stereotaip ini yakni terjadinya diskriminasi serta berbagai tindakan yang bersifat tidakadil. Dalam masyarakat sendiri sterotipe dilabelkan terhadap kaum wanita sehingga akibatnya membatasi, menyulitkan, dan merugikan kaum wanita14,(4)burden yakni beban kerja yang lebih panjang, serta

sosialisasi ideologi, gender berperan terhadap wanita yang berganda. Ini dikerenakan peran terhadap golongan wanita yang di peruntuk kan untuk menguruskan rumahtangga, dan pada masa yang sama wanita juga di berikan beban kerja di luar rumah. Dengan kata lain bahwa peranan gender wanita yang mempertahankan kerapian itu, telah menyebabkan timbulnya suatu tradisi dan keyakinan dalam masyarakat bahawa mereka tetap harus bertanggungjawab dalam segala urusan rumahtangga. Sosialisasi peranan gender ini juga menyebabkan rasa bersalah mereka terhadap sekiranya, karena apa bila tidak melaksanakan tanggungjawab tersebut mereka tetap harus turut terlibat dalam pekerjaan luar rumah15.

Pergaulan sebuah kehidupan dalam masyarakat yang menerapkan sistem perbedaan gender , ada sebuah norma dan tata nilai sebuah hukum yang menjadi sebuah pembeda antara laki-laki dan perempuan. Karena kebiasaan itulah sehingga setiap orang di tuntut untuk mempunyai perasaan gender dalam pergaulan. Sehingga apabila seseoranh itu menyalahi nilai-nilai norma maka harus menerima sebuah resiko dalam kehidupan bermasyarakat.

Dominasi kaum laki-laki dalam kehidupan masyarakat tidak hanya semata-mata karena mereka jantan saja, akan tetapi karena mereka mempunyai akses kekuasaan yang lebih banyak dibandingkan kaum perempuan, seperti contah laki-laki yang dipercaya untuk mengontrol lembaga legislatif, tidak hanya itu laki-laki juga mendominasi lembaga hukum dan peradilan, pemilik

13 Mansour Fakih, Analisis Gender, 73. dalam jurnal Mohd Anuar Ramli.

14 Ibid.

(7)

sumber-sumber produksi, menguasai profesi dan lembaga pendidikan,dan juga mendominasi organisasi keagamaan.

Sedangkan perempuan mereka hanya diberikan tempat yang inferior, sehingga akses dan peran merreka terbatas, sehingga status perempuan jauh lebih renda dari laki-laki, mereka hanya diberikan peran sebagai ibu rumah tangga atau istri yang tugasnya hanya mengurusi urusan rumah semata sehinggga merreka tidak mempunyai aksses untuk menuju dunia luar, kaum perempuan juga tidak mempunyai penghasilan sendiri melainkan bergantung kepada penghasilan suaaminya, hak-hak nya jauh lebih terbatas daripada hak yang dimiliki oleh suaminya16. Untuk mewujudkan

perubahan sosial ke arah kehidupan

yang setara, maka gerakan ini memakai landasan dari teori sosialkonflik17, Dengan demikian

dapat kita definisikan bahwa pada dasarnya peran gender tidak bisa berdiri sendiri, melainkan berkaitan dengan sebuah identitas dan karakter yang di anut oleh kaum laki-laki dan kaum wanita. Karena penyebab dari ketimpangan status antara laki-laki dan perempuan bukan hanya dari faktor biologis saja,akan tetapi nilai sosial dan budaya yang di anut oleh masyarakat itu sendiri lah yang mengambil peran penting dalam ketimpangan gender.

Keadilan sendiri berasal dari bahasa Arab yaitu ‘ada’lah yang mempunyai berbagai arti. Dalam kamus Lisan al-‘Arab yang artinya lurus18. Namun sampai sekarang kenyataannya Masih

banyaknya ketidak adilan yang didapat kan oleh kaum perempuan mencerminkan bahwasanya masih banyaknya ketimpangan yang terjadi antara laki-laki dan perempuan, di indonesia sendiri masih ada begitu banyak kondisi ketimpangan gender yang di alami oleh kaum perempuan. Sebenarnya perbedaan gender dengan pemilahan sifat, peran, dan posisi tidak akan menjadi sebuah masalah apabila tidak melahirkan ketidakadilan. Namun pada realitanya perbedaan gender ini telah memunculkan berbagai ketidak adilan, tidak hanya bagi kaum perempuan, tetapi juga bagi kaum laki-laki.

Berbagai pembedaan seperti peran, fungsi, tugas dan tanggung jawab serta sebuah kedudukan antara kaum laki-laki dan kaum perempuan baik itu secara langsung atau pun secara tidak langsung, dan dampak dari peraturan perundang-undangan maupun kebijakan bisa menimbulkan berbagai macam ketidakadilan karena telah mendarah daging dalam sebuah aturan adat, norma maupun struktur masyarakat. Gender sendiri masih diartikan oleh kebanyakan masyarakat sebagai sebuah perbedaan jenis kelamin saja. Masyarakat belum mengerti arti gender yang sesungguhnya mereka masih memandang gender berdasarkan adat dan kebiasaan mereka saja. Kondisi yang demikian mengakibatkan terjadinya sebuah kesenjangan sosial dan tanggung jawab sehingga

16Nasaruddin Umar, ibid., h.75. dalam jurnal Fatimah Zuhrah.

17 Ratna Megawangi, Membiarkan Berbeda?..., 76. dalam jurnal M. Hajir Mutawakkil.

(8)

terjadi lah diskriminasi, terhadap kaum laki-laki dan kaum perempuan. Akan tetapi apabila dibandingkan dengan diskriminasi yang di alami oleh kaum perempuan semua itu belum seberapa, Sebelum datangnya ajaran Islam, peranan perempuan berada pada tatanan sosial yang sangat tidak seimbang apabila dibandingkan dengan tatanan sosial kaum laki-laki. Selama berabad-abad lamanya kondisi status kaum perempuan terus menerus berada di bawah dominasi kaum laki-laki. Nasib perempuan kala itu sangat sengsara dan memprihatinkan. Perempuan slalu dijadikan seperti mainan diistana guna untuk memuaskan nafsu para raja atau penguasa, perempuan diperlakukan seperti barang yang dapat diperjual belikan oleh para lalaki yang mempunyai kekuasaan. Di dalam kehidupan rumah tangga, status perempuan sepenuhnya berada di bawah kekuasaan suaiminya, Perempuan bahkan tidak diberikan hak-hak yang semestinya. Karena kondisi perempuan seperti ini hampir sama di berbagai dunia seperti beberapa bangsa terkenal di dunia pada waktu itu, yakni bangsa Yunani, Romawi, Cina, India,Persia, dan lain sebagainya.

Namun ketika Islam datang untuk melepaskan kaum perempuan dari belenggu-belenggu kenistaan dan perbudakan yang sangat keji terhadap sesama manusia. Islam datang dan memandang status sosial perempuan sebagai makhluk yang sangat mulia dan terhormat, dartangnya islam juga guna memberikan peringatan tentang haramknya sebuah tindakan perbudakan dan berbuat aniaya terhadap perempuan. Islam memandang sama tanpa membeda-bedakan antara kaum laki-laki dan kaum perempuan dalam berbagai aspek kemanusiaannya seperti yang tercantum dalam Al-Quran (Q.S.al-Hujurât (49): 13). Islam juga menempatkan perempuan pada posisi yang sama dengan laki-laki dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban keagamaan dijelaskan dalam (Q.S. al-Taubat (9):71), memikul beban-beban keimanan (Q.S. al-Burûj (85): 10), menerima balasan di akhirat (Q.S. al-Nisâ’ (4): 124), dan pada masalah-masalah lainnya yang banyak disebutkan dalam Al-Quran.akan tetapi, dalam bagian ini harus di akui bahwasanya massih terdapat sedikit perbedaan antara kaum perempuan dan kaum laki-laki, seperti halnya dalam masalah status perempuan dalam menjadi saksi, perempuan dalam hal warisan masih tidak setara dengan warisannya laki-laki, dan kesempatan perempuan dalam hal menjadi kepala negara. Akan tetapi yang pasti, memang tidak dapat di pungkiri bahwasanya secara kodrati perempuan itu jauh berbeda dengan laki-laki.Hanya perempuan yang mampu menstruasi, hamil, melahirkan, serta menyusui.

(9)

menyuarakan hak-hak perempuan ini melaluiberbagai tulisan-tulisan mereka. Mulai dari dekade 1980-an antara para -pakar Muslim pun mulai banyak membahas mengenai hak-hak perempuan .

E. Solusi Dari Permasalahan Gender

Kesetaraan gender dalam hak merupakan tujuan pembangunan yang memiliki nilainya sendiri. Hak- hak hukum, sosial, dan ekonomi menyediakan suatu 'atmosfer' (environment) yang memungkinkan perempuan dan laki-laki dapat berpartisipasi secara produktif dalam masyarakat, mencapai dasar kualitas hidup, dan mengambil keuntungan dari kesempatan-kesempatan baru yang ditawarkan oleh pembangunan. Kesetaraan hak yang lebih besar juga secara konsisten dan sistematis dihubungkan dengan kesetaraan gender yang lebih besar dalam pendidikan, kesehatan, dan partisipasi politik, dampak-dampak yang tidak ada hubungannya dengan pendapatan

Pada saat Konferensi Wanita Sedunia keempat yang dilaksanakan di Beijing pada tahun 1995, istilah Gender Mainstreaming memang tercantum di dalam Beijing Platform of Action. Semua negara peserta yang mengikuti acara tersebutb termasuk Indonesia dan organisasi-organisasi yang hadir pada konferensi itu, secara eksplisit mampu menerima tugas untuk mengimplementasikan Gender Mainstreamingdi negara mereka masing-masing.

Guna untuk menjadikan sebuah kepentingan serta pengalaman kaum perempuan dan kaum laki-laki menjadi kan dunia integral dalam perencanaannya, pelaksanaan, pemantauan dan pengambilan kebijakan-kebijakan dalam bentuk pembangunan guna mencapai suatu nilai Kesetaraan serta Keadilan Gender maka dari itu pemerintah Indonesia melalui GBHN 1999

Menjelaskan bahwa pengaruh utamaan gender yakni tergantung dengan kebijakan nasional yang Musti di ambil oleh lembaga yang mengatur dalam terbentuknya sistem kesetaraan dan keadilan gender.walau pun demikian, usaha-usaha yang dilakukan untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender nyatanya masih mempunyai berbagai hambatan yang sangat sulit guna dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat pada umumnya dan khususnya oleh perempuan.

Pada khirnya konfrensi tersebut disepakati akan tetapi harus adanya strategi yang tepat agar mampu menjangkau seluruh lapisan instansi pemerintah baik swasta,maupun kalangan masyarakat kalangan bawah. Strategi ini dikenal dengan sebutan pengarusutamaan gender. Strategi-strategi ini sangat berperan penting sehingga pemerintah harus memandang serta mengeluarkan Inpres selanjutnya dikenal Dengan sebutan Instruksi Presiden No. 9 tahun 2000 mengenai masalah pengarusutamaan gender dalam bentuk pembangunan.

(10)

kesempatan yang setara dengan kaum laki-laki berpartisipasi dalam segala bentuk proses pembangunan, memiliki jalan serta kesempatan yang sama rata bagi pelayanan dan juga tingkatan status sosial yang setara dengan laki-laki.pemerintah juga bias mengurangi kesenjangan gender dengan cara-cara sepertiMenetapkan insentif untuk mengurangi diskriminasi gender. Struktur institusi-institusi ekonomi juga secara signifikan mempengaruhi kesetaraan gender.dinia memasukan berbagai sifatn yang insentif, cukup kuat dalam mempengaruhi berbagai keputusan-keputusan untuk bekerja, menabung, berinvestasi, dan konsumsi. Gaji yang diterima laki-laki dan perempuan, laba dari aset-aset produktif, dan harga barang dan jasaseperti pada umumnya umumnya yang slalu ditentukan oleh bagian struktur pasar. Bukti-bukti dari Negara-negara Meksiko dan Amerika Serikat mampu menunjukkan bukti bahwasanya perusahaan-perusahaan yang beroperasi dalam pasar.

Bebas bias memperlakukan perempuan menjadi lebih baik dan adil dalam hal perekrutan dan jumlah upah daripada perusahaan-perusahaan lain yang mempunyai kekuasaan pasar yang signifikan, yang mampun beroperasi dalam pasar terproteksi.begitu pun, baik itu di daerah perkotaan maupun pedesaan di Cina, perempuan slalu menghadapi diskriminasi upah yang lebih besar dalam pekerjaan yang telah diberikan secara administrative daripada dalam pekerjaan yang diperolehnya melalui jalur-jalur kompetitif.secara susunannya kebijakan dan investasi lah yang membuat pasar bias berkembang dan Memperbaiki adanya ketidak setaraan gender dalam berbagai akses informasi-dikombinasi dengan Menindak tegas kan sangsi bagi mereka yang masih melakukan diskriminasi terhadap kaum tertentu ,dalam hal ini turut memperkuat insentif bagi kesetaraan gender di pasar tenaga kerja.

ada pun cara berikutnya yakni dengan cara Merancang berbagai pelayanan service delivery untuk memfasilitasi kesetaraan, Rancangan pelayanan ini di programnya berbagai system seperti system persekolahan, pusat perawatan kesehatan, organisasi keuangan, dan program penyuluhan pertanian, dapat memfasilitasi atau menghambat kesetaraan akses sehingga antara perempuan dan laki-laki bias merasakan semua fasilitas yang disiapkan oleh negara. Lebih jauh lagi, upaya ini mampu melibatkan masyarakat dalam perancanganan pelayanan sehingga membantu permintaan dalam mengakoidasi khususnya dalam konteks lokal, yang biasanya memberikan berpengaruh positif terhadap perempuan dalam berbagai akses dan pemanfaatannya.

(11)

Para pembuat kebijakan mempunnyai beberapa pintu masuk yang ber potensial untuk melakukan intervensi;(1) dengan cara Mengurangi biaya pendidikan, emperhatikan kecemasan orangtua dalam memberikan kelayakan dan keamanan anak perempuan, dan meningkatnya penghasilan rumahtangga dari penanaman investasi pada bidang pendidikan yang di jalani oleh perempuan melalui berbagai kemajuan- kemajuan kualitas pendidikan, semuanya itu mampu menghentikan hambatan sosial dan ekonomi dalam bidang pendidikan anak perempuan. Bahkan, pada masyarakat yang masih sangat patriarkis sekalipun.

Dengan cara merancang institusi keuangan di berbagai daerah, seperti empertimbangkan berbagai kendala-kendala khas gender baik itu dengan

menggunakan tekanan anggota kelompok guna menggantikan bentuk-bentuk agunan tradisional, dengan menyederhanakan prosedur perbankan, ataupun baik dengan cara menyediakan jasa pelayanan keuangan yang lebih dekat ke rumah, pasar, dan tempat kerja-dapat meningkatkan akses perempuan pada proses perbankan seperti tabungan dan kredit.

; (1) selanjutnya mengadakan reformasi tanah yang mengatur hak-hak milik bersama bagi suami dan istri atau yang memungkinkan perempuan untuk memegang secara otonom hak milik atas tanah, sehingga dapat meningkatkan berbagai kontrol perempuan atas tanah yang diatur oleh undang-undang. Di mana hukum adat dan hukum sering terjadi interaksi antar keduabelah pihak sehingga perlu diperhatikan apabila ingin berhasil dalam upaya untuk memantapkan akses perempuan atas bidang pertanahan. (2) Di berbagai negara yang pasar tenaga kerjanya sertaa kemampuan penegakan hukumnya relatif berkembang, program-program penyediaan lapangan kerja mampu meningkatkan berbagai akses bagi perempuan untuk pekerja di sector formal. Di mana masih adanya diskriminasi yang serius dalam perekrutan dan promosi, tindakan afirmatif ini juga dapat memberikan kemajuan produktifitas dalam perusahaan- perusahaan dan dalam berrbagai sector perekonomian.

F. Simpulan

(12)

social antara laki-laki dan perempuan yang dititik beratkan pada semua perilaku, fungsi serta peranan masing-masing yang dan ditentukan oleh sebagai mana kebiasaan yang ada pada masyarakat dimana ia berada atau konsep yang digunakan secara turun-temurununtuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dari segi sosial budaya.

Dengan adanya ketetapan al-Quran dan al-Sunnah mampu i menjamin keabsahannya

dalam memperjuangkan keadilan sosial bagi kalangan wanita maupun lelaki. Akan tetapi, realitanya kedudukan dan tinkatan wanita dalam masyarakat Muslim itu berbeda antara satu sama lain dan ia perlu mendapatkan tanggapan dengan cara yang cermat dari dari ahli ilmu tafsir,karena dalam masyarakat itu sendiri (ethnocentrism) menggunakan kacamata eurocentrism (berpusatkan sudut pandang barat atau Eropah) sehingga mungkin akan memberikan kesalah fahaman dalam mentafsirkan tentang keadilan dalam budaya masyarakat Muslim pada umumnya dan hukum Islam khasnya. Ini dikeranakan tidak semua aspek menggambarkan ketidakadilan, dan tidak pula semuanya menggambarkan keadilan. Dan Sebaliknya dengan meletakkan sesuatu pada tempatnya itu sudah termasuk ke dalam asas keadilan dalam Islam.

Referensi

Dedi Wahyudi,Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Pendidikan Akhlak Dengan Program Prezi Studi SD.

(13)

Helen Tierney (Ed.), Women’s Studies Encyclopedia Vol. I (NewYork: Green Wood Press), h. 153. dalam jurnal sarifa suhrah.

Ibid., h. 302-302 dalam jurnal fffatimah zuhrah.

Ibn Manzur, Lisan al-“Arab, (Kairo: Dar al-Ma”arif, T. Th), 2838 dalam jurnal m. hajir mutawakkil.

John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggeris Indonesia (Cet. I; Jakarta: Gramedia, cet. XII, 1983), h. 265. dalam jurnal Srifah Suhra.

Linda L. Lindsey, Gender Roles a Sociological Perspective (New Jersey: Prentice Hall, 1990), h. 2. dalam jurnal Srifa suhrah.

Mansour Fakih, Analisis Gender, 73. dalam jurnal Mohd Anuar Ramli.

Mansour Fakih, Analisis Gender, 75. dalam jurnal muhd anur ramli.

Musdah Mulia, Muslimah Sejati; Menempuh Jalan Islami Meraih Ridha Ilahi, (Bandung: MARJA, 2011), 45-49. dalam jurnal M.Hajir Mutawakkil.

Nasaruddin Umar, Argumen Kesetaraan Gender Perspektif al-Qur’an, (Jakarta: Paramadina, 2001), 68. dalam jurnal M.Hajir Mutawakkil.

Nasaruddin Umar, Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al-Qur’an (Jakarta: Paramadina, 1999), h. 35. dalam jurnal Fatimah Zuhrah,MA.

Nasaruddin Umar, ibid., h.75. dalam jurnal Fatimah Zuhrah.

Ratna Megawangi, Membiarkan Berbeda?..., 76. dalam jurnal M. Hajir Mutawakkil.

Rufus Rodriguez, Introduction to Law, Manila, Rex Book Store, 2001. p.2 dalam jurnal Rea Abada Chiongsonv.

Victoria Neufeldt (ed.), Webster’s New World Dictionary (New York: Webster’s New World Cleveland,1984), h.561. dalam jurnal sarifah suhrah.

Referensi

Dokumen terkait

Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan metode konvensional terhadap hasil belajar IPA pada

pendukung kebudayaan di atas tanah kelahiran leluhurnya, namun pada saat yang sama, mereka juga harus tetap diberi ruang dan kesempatan untuk mampu melihat dirinya,

Bahwa pembangunan yang dilaksanakan bangsa Indonesia dalam rangka mengisi cita-cita Kemerdekaan 17 Agustus 1945 adalah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur

Disamping itu pada analisis skenario 1 dan skenario 2 keduanya menghasilkan kesimpulan tentang prioritas kontruksi yang hampir sama, yaitu prioritas ke-1 (alternatif A) dan

Jenis kritik yang dipilih oleh mahasiswa dibagi dalam tiga kategori, yaitu: (1) jenis kritik pada carpon µFHUSHQ¶ \DQJ GLEXDW ROHK PDKDVLVZD secara individual berdasarkan

Data- data ini belum digunakan untuk perencanaan tahunan dan pengang- garan untuk merespon kebutuhan yang berbeda antara murid laki- laki dan perempuan oleh Dinas Pendidikan, pemuda

Dari rangkaian ayat 238-242 surat al-Baqarah di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai pemahaman, manusia harus melalui proses, dengan mendayagunakan akalnya,

Tirint se nalazi u peloponeskoj pokrajini Argolidi, u zaleđu grada NauphJona (sl. Argolida je poznata po najvećoj koncentraciji mikenskih cit~dela, i čini se daje