• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Pola Morfologi Vertikal Skeletal Wajah pada Maloklusi Klas I, II dan III dengan Ketebalan Simfisis Mandibula di Klinik PPDGS Ortodonti RSGMP FKG USU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Pola Morfologi Vertikal Skeletal Wajah pada Maloklusi Klas I, II dan III dengan Ketebalan Simfisis Mandibula di Klinik PPDGS Ortodonti RSGMP FKG USU"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

Loading

Gambar

Gambar 2.1. Sudut SNA: a. SNA rata-rata 82º; b. Sudut SNA 91º = prognasi maksila; c. Sudut SNA 77º = retrognasi maksila.2
Gambar 2.2. Sudut SNB: a. Sudut SNB rata-rata 80º; b. Sudut SNB 77º = retrognasi  mandibula; c
Gambar 2.4. Sudut MPSN yang lebih
Gambar 2.5. Gambaran skematis simfisis mandibula. A. Dentoalveor, main body. B. Tulang kortikal, tulang spongious.23
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perubahan kecembungan jaringan lunak wajah pada maloklusi skeletal Klas II dan Klas III sebelum dan sesudah perawatan pada pasien di klinik PPDGS Ortodonti RSGMP FKG USU.. ix +

rahang atas dan rahang bawah terhadap kranium normal, skeletal Klas II adalah relasi. rahang atas terhadap kranium lebih ke anterior dari rahang bawah, skeletal Klas

seragam tentang apa yang merupakan profil ideal, garis Steiner ( S-line) adalah acuan untuk menentukan keseimbangan wajah pada jaringan lunak secara luas digunakan.

Pola hubungan antara konveksitas, posisi gigi insisivus, dan posisi bibir dalam analisa Ricketts.. A cephalometric analysis of the relationship

[r]

First group consisted of 52lateral cephalograms with Class I malocclusion and the second groupconsisted of 52 lateral cephalograms with Class III malocclusion.The

Titik tengah “O” diperoleh dengan menentukan jarak vertikal yang paling dekat antara garis superior dan inferior yang dibentuk dari keempat dataran tersebut. Titik tengah dari

Association between facial height development and mandibular growth rotation in low and high MP-SN angle faces: A longitudinal study.. Siriwat PP,