• Tidak ada hasil yang ditemukan

South Polarize : Perancangan Busana Siap Pakai Modern Minimalis dengan Inspirasi Retakan Es di Kutub Selatan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "South Polarize : Perancangan Busana Siap Pakai Modern Minimalis dengan Inspirasi Retakan Es di Kutub Selatan."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Konsep desain ready-to-wear berjudul “South Polarize” terinspirasi dari fenomena pencairan es di Kutub Selatan. “South Polarize” memiliki makna pertentangan iklim yang terjadi dengan yang seharusnya di Kutub Selatan. Koleksi busana ini khususnya mengambil retakan es. Pencairan es di Kutub Selatan yang terjadi disebabkan oleh pemanasan global sehingga merusak lapisan atmosfer.

Busana yang dibuat merupakan busana ready-to-wear, yaitu busana yang siap pakai. Sesuai dengan inspirasi penulis bermaksud membuat koleksi yang menggambarkan tentang pencairan es di Kutub Selatan secara visual melalui motif retakan-retakan es.Busana akan didesain sedemikian rupa sehingga dapat tercipta desain yang baru dan inovatif. Warna busana meliputi warna-warna es yaitu putih, biru, dan abu.

Pakaian menggunakan siluetH-line dan I-line. Material yang digunakan adalah kain organza dan taffeta, sedangkan untuk tekniknya adalah motif malam retakan dengan malam parafin dan patchwork. Pembuatan busana diawalin dengan pembuatan pola, pembuatan motif malam retakan dengan malam parafin pada kain, penempelan kain keras Georgette, penjahitan pakaian termasuk pemasangan zipper serta lining, dan terakhir prosesfinishing.

Koleksi busana “South Polarize” ditujukan untuk wanita kalangan menengah ke atas usia 20-25 tahun yang menyukai gaya busana modern minimalis, serta ingin menampilkan kesan

cooldan clean. Koleksi ini diharapkan dapat mengingatkan tentang pencairan es di Kutub

Selatan sebagai masalah lingkungan yang perlu ditanggapi secara serius.

(2)

ABSTRACT

“South Polarize” ready-to-wear design concept was inspired from the melting of SouthPole ice. “South Polarize” can also mean the climate change happening in South Pole. The melting itself is caused by the destruction of our atmosphere which eventually leads to global warming. That is why the collection specifies in ice-crack.

The collection made is ready-to-wear, which means apparel is ready to wear. It came to the writer’s mind to create a collection that depicts the SouthPole melting visually through the icecrack motive. The collection is designed in such a way in order to result a new innovative design. The colors consist of white, blue, and gray.

Silhouettes used are H-line and I-line. Material used is organza and taffeta, while technique used is cracked clay motive using paraffinand patchwork. The process of creating apparel was started by shaping pattern, putting cracked clay motive using paraffin on fabric, attaching Georgette fabric, sewing which includes the attachment of zipper as well as lining, and finishing as the last process.

“South Polarize” collection is aimed to middle-to-upper class women aged 20-25 who love modern-minimalist fashion style, along with having cool and clean look. The collection is hoped to remind people that the melting of South Pole ice is a serious environmental problem needing immediate solution.

(3)
(4)
(5)

vii Universitas Kristen Maranatha

5.2 Saran ……….………..… 39

DAFTAR PUSTAKA ……….………….. 41

BIODATA PENULIS ………..….……… 42

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Visual Color Charts dan sub tema “Alliance” pada buku Trend Forecasting 2015/2016: RE+HABITAT”.….….….…..…….…..… 24

Gambar 3.2 Visual Color Charts dan sub tema “Veracious” pada buku Trend Forecasting 2015/2016: RE+HABITAT” …………...….….….….. 25

Gambar 3.3 Visual Color Charts dan contoh busana “Terrain”pada buku Trend Forecasting 2015/2016: RE+HABITAT”…….………….….…….. 26

Gambar 3.4 Color Charts dan contoh busana “Primeva” pada buku Trend Forecasting 2015/2016: RE+HABITAT”………..…….………..… 27

(7)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Mindmap……… 41

Lampiran B Rincian Ukuran Model ………. 42

Lampiran C Pola Kecil (Skala 1:4) ………...……… 43

Lampiran D Rincian Harga ………...……… 57

Lampiran E Foto Busana ………..…… 59

Lampiran F Material ……….…… 71

Lampiran G Reka Bahan Tekstil ………..………… 72

Lampiran H Proses Pembuatan ……… 74

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Busana telah menjadi suatu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Jaman dahulu pertama-tama busana hanya digunakan untuk menutupi dan

melindungi bagian tubuh saja, tetapi seiring dengan perkembangannya jaman busana telah menjadi simbol status, jabatan, kedudukan, dan identitas diri penggunanya tanpa melupakan unsur-unsur estetika. Pada saat ini, unsur estetika sangat mempengaruhi model busana sehingga terdapat banyak variasi dalam busana. Hal itu yang menyebabkan fashion berkembang terus menerus dan menunjukkan bahwa fashion telah menjadi bagian dari dalam diri manusia.

Kutub Selatan adalah salah satu dari dua titik sumbu rotasi bumi. Terletak di benua Antartika dan merupakan titik paling ujung selatan permukaan bumi yang berlawanan dengan Kutub Utara. Kutub Selatan merupakan wilayah di dunia yang belum seutuhnya terjamah oleh manusia karena tidak ada manusia yang tinggal dan tidak semua bagian di Kutub Selatan tersinari oleh matahari.

Pencairan es di Kutub Selatan adalah masalah lingkungan serius yang sedang terjadi

sekarang ini. Hal tersebut ternyata sudah berlangsung lama sejak tahun 2003 dan bertambah parah setiap tahunnya. Menurut peneliti Jerman, Hartmut Hellmer dari

institut penelitian kutub dan kelautan, perubahan iklim yang memicu pemanasan global mengakibatkan kerusakaan pada atmosfer membuat es di Kutub Selatan terus mencair. Lapisan es abadi di Kutub Selatan juga mengalami pencairan. Air dari pencairan es mengalir ke laut yang menimbulkan kenaikan permukaan air laut.

Oleh karena itu, berdasarkan buku “Trend Forecasting 2015/2016: RE+HABITAT” penulis mengambil tema “Alliance” dan “Veracious” dengan subtema “Terrain” dan

(9)

2 Universitas Kristen Maranatha dengan cuaca dan iklim. Penulis merancang sebuah koleksi busana ready-to-wear yang diharapkan dapat mengingatkan tentang pencairan es di Kutub Selatan sebagai masalah lingkungan yang perlu ditanggapi secara serius. Koleksi ini mengilustrasikan tentang peretakan es di Kutub Selatan melalui motif dan warna kain yang terdapat pada busana. Penulis juga menggunakan kain organza dan tafeta yang akan memperlihatkan gaya busana modern dan minimalis melalui model busana.

Koleksi busana ini ditujukan untuk target market wanita kalangan menengah ke atas usia 20-25 tahun yang memiliki karakter sadar dan mau peduli akan masalah lingkungan. Penggunaan busana dapat dipadupadankan dengan busana lainnya yang bergaya busana modern dan minimalis sesuai dengan koleksi “South Polarize”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas di atas, maka identifikasi masalah

yang ditemukan dalam perancangan koleksi “South Polarize” adalah sebagai berikut: (1) Merancang koleksi busana ready-to-wear yang menggambarkan retaknya es

di Kutub Selatan.

(2) Penggunaan motif malam retakan dengan malam parafin yang masih kurang dieksplorasi sebagai unsur dekoratif dalam busana ready-to-wear, khususnya di Indonesia.

(3) Menghasilkan desain busana yang bergaya modern dan minimalis.

(4) Membuat busana ready-to-wear yang dapat dipadupadankan dengan busana lain dan digunakan oleh wanita usia 20-25 tahun.

1.3 Batasan Masalah

Batasan dibuat untuk memberikan kesatuan sebuah koleksi dan menjaga agar desain

busana menjadi tepat sasaran. Batasan masalah dari koleksi busana “South Polarize” adalah sebagai berikut:

(1) Busana ready-to-wear dengan gaya desain modern dan minimalis.

(10)

(3) Motif yang terinspirasi dari retakan es di Kutub Selatan diterapkan melalui motif malam retakan dengan malam parafin.

(4) Target market yang dituju adalah wanita urban kalangan menengah ke atas usia 20-25 tahun.

1.4 Tujuan Perancangan

Koleksi busana ready-to-wear “South Polarize” dibuat untuk menjadi salah satu pengingat akan pencairan es di Kutub Selatan sebagai masalah lingkungan yang perlu ditanggapi secara serius. Adapun tujuan peracangan sebagai berikut:

(1) Memberi variasi desain busana ready-to-wear bergaya modern dan minimalis yang menggunakan motif malam retakan dengan malam parafin di Indonesia.

(2) Membuat busana yang bernuansa cool dan clean.

(3) Busana bagi wanita urban kalangan menengah ke atas usia 20-25 tahun yang

(11)

4 Universitas Kristen Maranatha 1.5 Metode Perancangan

(12)

1.6 Sistematika Penulisan

Pembuatan sistematika penulisan laporan tugas akhir ini dibagi menjadi lima bab yang adalah sebagai berikut:

BAB 1 Pendahuluan, berisi penjelasan tentang latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, tujuan perancangan, dan juga sistematika penulisan.

BAB 2 Kerangka Teori, berisi tentang teori-teori yang berkaitan dan relevan digunakan dalam proses perancangan untuk memperkuat konsep. Teori yang diangkat yaitu teori desain, teori fashion, teori busana, teori pola dan jahit, reka bahan tekstil, serta jenis kain.

BAB 3 Deskripsi Objek Studi, pembahasan mengenai tren dan penjelasan tentang

sumber inspirasi yaitu pencairan es di Kutub Selatan secara mendalam.

BAB 4 Konsep Perancangan, berisi tentang penjelasan detail mengenai konsep, gambar seluruh koleksi, dan pengerjaan detail pakaian.

(13)

39 Universitas Kristen Maranartha

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

“South Polarize” adalah desain busana ready-to-wear yang terinspirasi dari pencairan es di Kutub Selatan. Setelah desain terselesaikan didapat visual pada busana khususnya diperlihatkan dengan motif retakan-retakan es. Warna putih, biru, dan abu merupakan warna-wana es yang dipakai untuk dapat menunjukkan pencairan es di Kutub Selatan. Desain modern minimalis diwujudkan pada busana dengan nuansa

cool dan clean.

Koleksi menggunakan kain organza dan taffeta dengan siluet H-line seta I-line. Terdapat dua teknik yang digunakan, yaitu motif malam retakan dengan malam parafin dan patchwork. Koleksi busana ready-to-wear ini dapat dipadupadankan dengan busana dalam koleksi ini maupun dengan busana lainnya. Ditujukan untuk wanita menengah ke atas dengan usia 20-25 tahun. “South Polarize” diharapkan dapat mengingatkan tentang pencairan es di Kutub Selatan sebagai masalah lingkungan yang perlu ditanggapi secara serius.

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan agar menambah nilai guna koleksi ini adalah dengan cara mengeksplorasi teknik motif malam retakan dengan malam parafin agar dapat digunakan lebih luas lagi karena merupakan salah satu budaya tradisional Indonesia. Masih banyak budaya tradisional yang dapat dikembangkan menjadi sebuah karya baru yang menarik dan inovatif.

(14)

sebuah koleksi busana dalam waktu yang terbatas. Usahakan untuk tidak menunda

pekerjaan yang bisa dikerjakan. Gunakanlah sebaik mungkin kesempatan yang ada karena kita tidak pernah tahu hal apa yang akan terjadi hari esok.

(15)

41 Universitas Kristen Maranartha

DAFTAR PUSTAKA

Barnard, Malcom. (2007) : Fashion Sebagai Komunikasi: Cara Mengomunikasikan Identitas Sosial, Seksual, Kelas, dan Gender, Jalasutra, Yogyakarta.

Boedijono, Yogi. (2013) : Panduan Lengkap Menjahit, Kawan Pustaka, Jakarta.

Ernawati, dkk. (2008) : Tata Busana untuk SMK Jilid 1, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Jakarta.

Gunawan, Belinda. (2012) : Kenali Tekstil, Dian Rakyat, Jakarta.

Meadows, Toby. (2012) : Memulaidan Menjalankan Sebuah Label Fashion, Gaya Favorit Press, Jakarta.

Noe’man. (2014) : Trend Forecasting 2015/2016: RE+HABITAT, BD+A Design, Jakarta.

Soekarno dan Basuki, Lanawati. (2004) : Panduan Membuat Desain Ilustrasi Busana, Kawan Pustaka, Jakarta.

Gambar

Gambar 1.1  Visual Metode Perancangan  Sumber:  Sofiani, 2015

Referensi

Dokumen terkait

Koleksi ini dibuat untuk memberikan alternatif busana ready-to-wear yang terinspirasi dari Philadelphia Magic Garden yang menggambarkan sejarah perkembangan dari

“Atjeh Gayo” merupakan koleksi busana ready to wear deluxe yang terinspirasi dari budaya seni daerah Gayo, Nanggroe Aceh Darussalam dengan menggabungkan subtema Totem

Menciptakan busana ready-to-wear dengan aplikasi bentukan geometrik yang tidak umum yaitu menggunakan teknik melipat kertas, berkesan oriental dan modern yang diterima

Rancangan koleksi “ Dark Luxe Army “ merupakan koleksi busana ready to wear yang menampilkan kesan maskulin dan kuat yang diinspirasikan dari sub-tema Machina dalam buku

Setelah membuat koleksi Coral Reefs Bleaching ini, maka dapat disimpulkan bahwa koleksi ini adalah koleksi ready-to-wear deluxe yang terinspirasi dari terumbu karang yang merupakan

“Stashtie” merupakan koleksi busana ready-to-wear deluxe wanita yang terinspirasi dari salah satu tradisi kebudayaan Bulgaria, yaitu tradisi Baba Martha yang

Hal tersebut diwujudkan melalui penggunaan tenun ikat Sumba dalam perancangan yang digabungkan dengan tren “Refugium”. Tujuan untuk menyediakan busana ready-to-wear

Pavitrata adalah koleksi busana yang terinspirasi dari bangunan Taj Mahal.. Bangunan yang terletak di India ini dibuat oleh seorang raja bernama Shah