• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MODUL PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER

DISUSUN OLEH :

TIM DOSEN STMIK KAPUTAMA

STMIK KAPUTAMA

BINJAI

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmatnya, yang telah memberikan nikmat kesehatan serta kesempatan yang diberikan hingga dapat menyelesaikan pembuatan modul praktikum Jaringan Komputer ini.

Modul ini disusun bertujuan untuk membantu para mahasiswa dalam mencari referensi perkuliahan Jaringan Komputer, menggali bakat dan potensi serta menambah ilmu pengetahuan.

Didalam modul ini tentunya tidak terlepas dari kesalahan dan kekurangan, maka dari itu diharapkan mahasiswa agar dapat menambah referensi lain dari berbagai sumber.

Akhir kata semoga modul ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan bagi para pembaca yang berminat pada umumnya. Atas Perhatiannya kami tim penyusun mengucapkan terima kasih.

Hormat Kami, Tim Penyusun

(3)

ii DAFTAR ISI

Halaman

Cover

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... ii

Pendahuluan ... 1

Pertemuan Ke 1 Pengantar CPT dan Peer to peer ... 2

Pertemuan Ke 2 Jaringan Client Server ... 8

Pertemuan Ke 3 DHCP Server ... 10

Pertemuan Ke 4 Pengkabelan dan Implementasi pada LAN ... 16

Pertemuan Ke 5 Pengkabelan dan Implementasi pada LAN ... 16

Pertemuan Ke 6 DHCP Server Kombinasi ... 25

Pertemuan Ke 7 Membuat Jaringan Laboratorium Pada Universitas ... 26

Pertemuan Ke 8 Basic Configuration Cisco Router with Packet Tracer With CLI ... 36

Pertemuan Ke 9 Routing Ciscoo Router for GUI dan CLI ... 47

Pertemuan Ke 10 Static Routing ... 58

Pertemuan Ke 11 Routing Dynamic-RIPv1dan v2 ... 66

Pertemuan Ke 12 Konfigurasi Dasar VLAN Di Switch Cisco ... 72

(4)

PENDAHULUAN DESKRIPSI MATA KULIAH :

Mata kuliah Jaringan Komputer bertujuan agar mahasiswa belajar mengenai definisi jaringan, perkembangan jaringan saat ini, kegunaan dan manfaat jaringan pada kehidupan sehari-hati. Mahasiswa diharapkan mampu membuat sebuah topologi jaringan berbasis Cisco dan mampu membuat jaringan bertopologi dengan menggunakan Subnetting.

TUJUAN UMUM :

1. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memberikan argumentasi cara-cara untuk meningkatkan pengenalan & pemahaman tentang jaringan Komputer.

2. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami tentang perangkat-perangkat pembentuk jaringan.

3. Mahasiswa mampu memahami dan membuat media transmisi jaringan berupa kabel UTP.

4. Mahasiswa mampu membuat sebuah jaringan Komputer.

5. Mahasiswa memahami dan mampu mengenali jenis-jenis topologi dalam jaringan

(5)

2 PERTEMUAN KE 1

Pengantar CPT dan Peer to peer (90 Menit)

Tujuan pratikum :

Memahamin tentang procedur menghubungkan dua unit komputer/laptop, untuk hubungan jaringan model peer to peer, jenis media transmisi adalah kabel dengan model kabel crossover.

Alat dan Bahan : 1. PC

2. Aplikasi Simulasi /Cisco Paket Tracer Materi :

Packet Tracer adalah simulator alat-alat jaringan Cisco yang sering digunakan sebagai media pembelajaran dan pelatihan, dan juga dalam bidang penelitian simulasi jaringan komputer. Program ini dibuat oleh Cisco Systems dan disediakan gratis untuk fakultas, siswa dan alumni yang telah berpartisipasi di Cisco Networking Academy. Tujuan utama Packet Tracer adalah untuk menyediakan alat bagi siswa dan pengajar agar dapat memahami prinsip jaringan komputer dan juga membangun skill di bidang alat-alat jaringan Cisco.

View on Aplication;

Gambar 1 : Tampilan Jendela Cisco Packet Tracer 5.3

(6)

a. Router

Gambar 2 : Router, pada bagian Router bisa dikliks aja,,,kemudian untuk pilihan- pilihannya yang bisa digunakan sebelah kanan, penggunaannya bisa klik tahan dan tarik ke lembar kerja…

Gambar 3 : Switch…bagian-bagian sudah mulai jelas ya..

c. Komputer

Gambar 4 : End Devices contohnya laptop, computer dan server…

d. Kabel

(7)

4 Gambar 5 : Connections / Kabel – (a) Kabel Otomatis, (b) Kabel Straight, (c) Kabel

Crossover

Langkah-langkah Pratikum :

1. Aktifkan program cisco packet tracer 5.3 atau 6.2 yang sudah Anda install sebelumnya.

2. Buatlah sebuah design jaringan seperti dibawah ini;

Gambar 1 : Peer to Peer System

3. Model jaringan ini dapat Anda gunakan secara pribadi, misalnya; Anda ingin mengopy data teman yang size nya cukur besar, seperti program installer atau beberapa film terbaru , daripada menggunakan flashdisk, sangat disarankan untuk menggunakan kabel cross (kan sudah belajar jaringan ), untuk pembuatan kabel cross akan kita bahas pada pertemuan berikutnya.

4. Tahap selanjutnya adalah memberikan IP ADDRESS dan COMPUTER NAME 5. Untuk IP Address laptop 1, klik saja 2x pada laptop 1, dan akan muncul tampilan berikut ini;

Gambar 2 : Tampilan Kotak Dialog Properties untuk Laptop 1

6. Pada tahap ini yang bisa kita lakukan adalah memberikan display name, perhatikan pada gambar diatas yang diberi kotak merah…gantilah nama simulasi anda sesuai dengan yang diatas.

7. Tahap berikutnya untuk memberikan IP Address, perhatikan langkah berikut ini…

(8)

Gambar 3 : Desktop

8. Tahap disini kita akan memberikan IP Address…klik tab desktop diatas dan klik pilihan IP

Configuration

Gambar 4 : IP Configuration

9. Settinglah dan Rubahlah ip address dan subnet mask seperti gambar diatas.

10. Untuk basis /24 itu berarti subnet mask yang diberikan adalah 255.255.255.0 11. Jika sudah, lakukan hal yang sama pada pada laptop yang satunya lagi.

(9)

6 12. Setelah selesai mengkonfigurasi IP, lakukan pengetesan dengan mengirimkan data

dengan cara PING melalui Command Prompt atau Simple PDU yang berada disebelah kanan…

a. Melalui Command Prompt

Gambar 5 : Command Prompt

Klik pada pilihan command prompt pada laptop 1 lalu akan muncul seperti dibawah ini…

Gambar 6 : Command Prompt

Langkah awal adalah mengetikkan "ping 192.168.10.11" yang artinya laptop 1 akan mengirim data pada laptop 2, dan akan dibalas berupa keterangan reply yang menandakan bahwa kedua laptop tersebut sudah terkoneksi,,,jika tidak, maka akan muncul keterangan RTO atau Request Time Out

(10)

b. Melalui PDU

Gambar 7 : Melalui PDU

Langkahnya adalah…(1) klik icon surat pada tanda surat disebelah kanan. (2) klik laptop 1 yang akan menandakan adanya surat yang menempel pada laptop tersebut… (3) klik laptop 2 dan perhatikan pada (4) point no 4 dibawah, yang menandakan terhubung dengan keterangan successful…

Tugas :

cobalah design dan uji konektifitas sebuah jaringan peer to peer dengan design seperti berikut…

(11)

8 PERTEMUAN KE 2

Jaringan Client Server (90 Menit)

Tujuan pratikum :

mempelajari dan membahas jaringan dengan model client – server Alat dan Bahan :

a. 1 switch b. 4 komputer c. 1 server

d. 5 Kabel Straight

Materi :

Jaringan Client-Server adalah jaringan di mana di dalam jaringan tersebut terdapat satu komputer yang sudah didedikasikan untuk menjadi server (Dedicated-Server), dan komputer yang lainnya bertindak sebagai klien

Perhatikan Gambar dibawah ini…

Gambar 1 : Client – Client

Dalam tahapan ini atau gambar diatas masih belum bisa dikatakan sebuah jaringan client-server menurut standart cisco, karena belum adanya Server…Tahap selanjutnya tinggal kita berikan sebuah Server…

Perhatikan Gambar selanjutnya dibawah ini…

(12)

Gambar 2 : Client Server

Nah, pada tahapan ini, sudah bisa dikatakan sebagai model jaringan Client server karena telah memiliki server pada skema jaringan yang dibuat.

Langkah-langkah Pratikum :

1. Langkah selanjutnya silahkan Anda buat rancangan jaringan dengan skema jaringan client server diatas kemudian masukkan IP sesuai dengan konsep.

2. Setelah selesai uji konektivitas jaringan.

Tugas :

Buatlah Jaringan Client-Server dengan 1 Server dan 10 PC, Configurasikan dengan ketentuan ip server menggunakan ip: 10.10.10.1, Pastikan semua perangkat bisa saling terkoneksi setelah diconfigurasi!

(13)

10 PERTEMUAN KE 3

DHCP Server (90 Menit)

Tujuan pratikum :

Memahami DHCP adalah protocol yang berbasis arsitektur client/server yang dipakai untuk memudahkan pengalokasian alamat IP dalam satu jaringan.

Alat dan Bahan : a. 1 switch b. 4 komputer c. 1 server d. 5 Kabel

Materi :

DHCP adalah kepanjangan dari Dynamic Host Configuration Protocol. DHCP adalah protocol yang berbasis arsitektur client/server yang dipakai untuk memudahkan pengalokasian alamat IP dalam satu jaringan. Sebuah jaringan local yang tidak menggunakan DHCP harus memberikan alamat IP kepada semua komputer secara manual. Jika DHCP dipasang di jaringan local, maka semua computer yang tersambung di jaringan akan mendapatkan alamat IP secara otomatis dan server DHCP. Selain alamat IP, banyak parameter jaringan yang dapat diberikan oleh DHCP, seperti default gateway dan DNS server. DHCP didefinisikan dalam RFC 2131 dan RFC 2132 yang dipublikasikan oleh Internet Engineering Task Force.

Cara Kerja DHCP??

Karena DHCP merupakan sebuah protocol yang menggunakan arsitektur client/server maka dalam DHCP

terdapat dua pihak yang terlibat, yakti DHCP Server dan DHCP Client.

- DHCP server merupakan sebuah mesin yang menjalankan layanan yang dapat

"menyewakan" alamat IP dan informasi TCP/IP lainnya kepada semua klien yang memintanya. Beberapa system operasi jaringan seperti Windows NT Server, Windows 200 Server, Windows 2003 Server atau GNU/Linux memiliki layanan seperti ini.

- DHCP client merupakan mesin klien yang menjalankan perangkat lunak klien DHCP yang memungkinkan mereka untuk berkomunikasi dengan DHCP Server.

Sebagian besar system operasi klien jaringan (Windows NT Workstation, Windows 200 Profesional, Windows XP, Windows Vista atau GNU/Linux) memiliki perangkat lunak seperti ini.

Membuat Jaringan DHCP pada Kelas C

Kita asumsikan kita akan membuat lab kecil kurang lebih memiliki 6 PC dan plus DHCP server itu sendiri. Hal pertama yang perlu kita ketahui dahulu untuk menentukan subnet mask yang akan kita gunakan, berdasarkan table yang ada, lebih pasnya kalau kita memakai subnet mask berbasis /29 yaitu

(14)

255.255.255.248, ini dapat mencakup maksimal 6 host yang dapat digunakan, perhatikan Tabel dibawah ini;

Gambar 1 : Tabel Subnetting untuk Kelas C

Perhatikan gambar yang diberi tanda merah diatas, subnet mask berbasis /29 255.255.255.248 dapat menampung 8 host atau 6 komputer, karena 1 dipakai network dan 1 broadcast.

Missal kita akan memakai 4 client dan 1 server, yang 1 lagi akan kita pakai ip addressnya untuk gateway pada router jika akan menghubungkannya dengan jaringan lainnya atau interconnected network. Sebaiknya gateway untuk router adalah ip address yang terakhir.

Ip address yang dapat digunakan adalah…

192.168.0.1 --> Server 192.168.0.2 --> PC01 192.168.0.3 --> PC02 192.168.0.4 --> PC03 192.168.0.5 --> PC04

192.168.0.6 --> Gateway (Optional) Ada 6 ip address…

Langkah-langkah Pratikum :

Oke, langsung saja, design sebuah jaringan network seperti dibawah ini…

(15)

12 Gambar 2 : Design Jaringan LAN biasa dengan 1 Server yang

menggunakan DHCP

Langkah awal yang harus kita lakukan adalah mensetting DHCP pada server.

1. Klik 2x pada server

Gambar 3 : Langkah-langkah mengatur DHCP

(16)

2. Oke :

a. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah (1) klik tab config diatas b. Langkah berikutnya (2) klik tombol DHCP dikiri

c. Terus pada point no (3) atur gatewaynya seperti yang kita atur diatas menjadi

192.168.0.6 ini merupakan ip address terakhir dari subnet mask yang kita miliki

d. Point (4) karena ip address 192.168.0.1 akan kita gunakan untuk server itu sendiri secara manual, maka Start IP Address disini akan kita isi dengan 192.168.0.2 jangan lupa subnet masknya dengan 255.255.255.248

e. Langkah ke (5) klik tombol save, maka secara otomatis akan memunculkan point (6) f. Point (6) menjelaskan maksimal computer yang dapat ditampung oleh subnet mask

ini yaitu 5

3. Langkah berikutnya memberikan ip address manual pada Server.

Gambar 4 : ip address untuk Server

4. Berikutnya kita akan mengatur ip address untuk PC01 secara otomatis dengan menggunakan DHCP

5. Langkah-langkahnya;

a. Klik PC01 2x

(17)

14 Gambar 5 : Langkah-langkah adalah (1) klik tab Desktop, (2) default dia akan aktif pada Static yang artinya kita dapat mengisinya manual, tahap ini kita akan menggantinya dengan

DHCP, (3) ip address masih kosong, kita lihat sebentar lagi, jika kita memilih DHCP.

b. Klik DHCP, lihat perubahannya…

Gambar 6 : Ketika kita mengklik DHCP, terdapat keterangan Requesting IP Address yang artinya host masih meminta sebuah alamat ip pada server, tunggu sebentar dan lihat

hasilnya…

(18)

Gambar 7 : ip address, subnet mask, dan default gateway akan otomatis terisi c. Oke, lakukan hal yang sama untuk PC02 – PC04, sampai selesai

Tugas :

Buatlah Jaringan DHCP Server seperti gambar dibawah ini! Dengan ketentuan ip server :

192.168.1.1/30, uji koneksinya dan buat kesimpulan berapa PC yang bisa terhubung dan jelaskan mengapa seperti itu!

(19)

16 PERTEMUAN KE 4 dan 5

Pengkabelan dan Implementasi pada LAN (180 Menit)

Tujuan pratikum :

Mampu membuat perencaan dan mengimplementasikan instalasi jaringan Komputer dalam skala kecil, menengah maupun skala besar serta Memehami mengenai dasar transmisi data dan media transmisi yang digunakan

Alat dan Bahan : a. Kabel LAN b. Crimping Tool c. RJ45

d. Lan Tester e. Cable Stripper f. Switch/HUB g. 2 Unit PC/Laptop Materi :

SIstem Pengkabelan

Pemasangan kabel tampaknya sederhana karena Anda tinggal menarik dari satu tempat ke tempat yang lain, namun walaupun kelihatannya simple namun tanpa perencanaan yang baik dan matang Anda akan dibuat pusing pada suatu saat. Ketika ada computer yang tiba-tiba berjalan sangat lambat atau sebagian jaringan yang terputus-putus. Anda harus tetepa membongkar seluruh jaringan yang ada. Karena itu

perencanaan kabel yang baik menjadi sangatlah penting. UNtuk masalah yang muncul dikemudian hari.

Gambar 1 Skema Kabel Jaringan Pada Gedung Bertingkat

Pach Panel

Pada dasarnya Patch panel, patch bay, patch field, atau jack adalah beberapa peralatan atau juga unit yang akan menampilkan beberapa buah jack yang sama. Beberapa peralatan ini tentunya sangat digunakan untuk dapat menghubungkan berbagai macam sirkuit, koneksi,dll. Sedangkan patch panel biasanya digunakan dalam jaringan komputer, studio rekaman, radio dan juga televisi. Bentuk patch panel sendiri berupa sebuah kumpulan port ada yang berbentuk panjang atau ada juga yang berbetuk persegi . Alat ini yang akan dipasang di dinding untuk mengelompokkan beberapa kabel jaringan. Kita tentu pernah melihat alat seperti ini di beberapa tempat, namun kita tidak menyadari

(20)

bahwa itu adalah patch panel. Pada dasarnya patch panel adalah sebuah komponen tambahan yang ada dalam jaringan,

tidak menggunankan patch panel tentunya tidak masalah, namun tentunya cenderung menyulitkan jika terjadi sesuatu. Patch panel ini biasanya digunakan untuk memudahkan pengelompokkan jack RJ-45. Patch panel ini biasanya terdiri dari 12, 24, 28, 56 port. Tentunya dengan adanya multi port ini akan memudahkan seseorang untuk dapat menghubungkan kabel-kabel ke berbagai macam media penghubung lainnya,seperti switch, dll.

Gambar 2 Patch Panel

Pada tampilan bagian depan dari Patch panel terlihat seperti kumpulan RJ-45, namun pada bagian belakang, kita dapat melihat ada beberapa port-port yang dapat menghubungkan antara RJ-45 yang telah tersambung dengan kabel. penggunaan patch panel ini kemudian akan disatukan dengan patch cord. Tentunya kita akan bertanya apa itu patch cord. Pach cord sendiri adalah kabel tambahan, atau potongan kawat tembaga atau kabel fiber optik yang bagian ujungnya dilengkapi dengan konektor yang kemudian dihubungkan dengan patch panel.

Gambar 3 Patch panel Rack DCE dan DTE

DTE (Data Terminal Equipment) adalah perangkat komunikasi yang berfungsi sebagai menerima sinyal dari pusat dan melanjutkan ke user, artinya data dikirimkan melalui jalur yang telah di tentukan dan akan sampai di tempat pemberhentian (terminal) atau user. contoh : perangkat komputer.

DCE (Data Circuit Equipment) adalah perangkat yang terhubung dengan DTE pada sebuah jaringan atau

dapat disebut juga peralatan komunikasi data dan operator peralatan data dan memiliki fungsi seperti

(21)

18 sinyal konversi, pengkodean sinyal yang dapat menjadi bagian dari peralatan DTE. contoh: modem atau switch.

Gambar 4 Hubungan DTE dan DCE RJ 45 dan Twist Pair

UTP adalah kabel yang paling popular sampai saat ini dan paling banyak digunakan untuk jaringan- jaringan, baik jaringan rumahan maupun perkantoran. Kabel ini harganya cukup murah, fleksibel dan mudah dikelola. Pada bagian ini , kita akan melihat bagaimana memasang kabel twisted pair dengan konektor RJ-45

Standarisasi Kabel EIA/TIA 568B dan 568A

EIA merupakan sinonim atau kepanjangan dari Electronic Industries Alliance dan TIA merupakan sinonim atau kepanjangan dari Telecommunication Industry Association.Maksud dari arti EIA/TIA adalah merupakan standarisasi internasional stuktur kabel untuk telekomunikasi. Kabel yang paling sering kita temui adalah jenis UTP, SFTP. Banyak yang menganggap EIA/TIA hanyalah standart untuk kabel jenis ethernet padahal EIA/TIA lebih global untuk telekomunikasi termasuk transfer voice suara (PABX). Untuk Harga Kabel UTP up to date anda dapat mengunjungi website oscablenet.

568B merupakan urutan urutan kabel twisted pair, dalam hal ini kabel UTP atau SFTP. Urutan kabel 568B adalah sebagai berikut

1. putih-orange, 2. orange, 3. putih-hijau, 4. biru,

5. putih-biru, 6. hijau,

7. putih-coklat, 8. coklat

Sedangkan untuk urutan 568A adalah : 1. Putih hijau

2. hijau

3. putih orange 4. biru

5. putih biru

(22)

6. orange 7. putih coklat 8. coklat

Kenapa diatas yang duluan dituliskan yang B ?Karena umumnya pemasangan kabel standartnya adalah yang B didahulukan. Contoh : pemasangan kabel utp straight mengikuti urutan B-B (ujung kabel yang satu urutan B dan ujungnya satu lagi juga B). Akan tetapi jika kita memasang A-A juga tetap bisa tidak ada masalah, makanya standarisasi ini berguna untuk instalasi telekomunikasi seragam. Sedangkan untuk pemasangan Crossover mengikuti A-B. Model Crossover akan menghubungkan device yang sama. Seiring berkembangnya teknologi permasalahan 568B dan 568A pada dasarnya tidak terlalu mutlak harus diikuti sebagai contoh jika anda membeli switch hub atau router disitu ditulis Auto Sensing atau MDIX itu mengartikan perangkat tersebut dapat menyesuaikan urutan kabel secara otomatis, jadi jika anda hanya salah pengurutan kabel maka perangkat tersebut akan menyesuaikan.

Straight Through Cable

Jenis kabel ini menggunakan standar yang sama antara ujung satu dengan ujung yang satunya lagi.

Jika pada ujung pertama susunan yang kita pakai adalah EIA/TIA 568A, maka pada ujung yang kedua kita menggunakan susunan yang sama pula yaitu EIA/TIA 568A. Begitu juga bila salah satu ujungnya menggunakan susunan EIA/TIA 568B, maka ujung satunya menggunakan susunan yang sama.

Jadi sederhananya, pin 1 pada salah satu ujung akan terhubung dengan pin 1 pada ujung yang lainnya, lalu pin 2 akan terhubng dengan pin 2, dan seterusnya.

Kabel straight trought ini biasanya digunakan untuk menghubungkan:

PC dengan Switch, PC dengan HUB, PC dengan Rotuter dll, intinya perangkat tersebut bukan yang sejenis

CrossOver Cable

Penyusunan kaebel Cross Over (Silang) berbeda dengan kabel Straight Trought (Lurus). Jika pada ujung satu menggunakan standar EIA/TIA 568A, maka pada ujung kedua harus menggunakan standar EIA/TIA

568B. Bisa kita lihat bersama pada gambar dibawah ini, kabel yang menyilang merupakan kabel yang berfungsi untuk mengirim dan menerima data, sedangkan dua pasang kabel yang lain susunannya tetap.

(23)

20 Kabel Cross Over digunakan untuk

menghubungkan: PC dengan PC Switch Dengan Switch

Hub dengan Hub Router dengan Router dll

Step by Step Memasang Kabel UTP dengan RJ 45

Sebenarnya membuat kabel jaringan bukanlah suatu hal yang terlalu sulit. Persiapan yang harus dilakukan adalah menyiapkan semua bahan dan peralatan yang dibutuhkan. Yang kedua, kita harus tahu kabel tersebut digunakan untuk apa saja. Ketiga, kita harus mengetahui jenis-jenis kabel jaringan.

Kabel Jaringan terdiri atas 2 jenis yaitu Straight-through Cable dan Crossover Cable.

Langkah-langkah Pratikum :

Siapkan kabel UTP sepanjang yang kita ingin gunakan. Yang penting harus perhatikan aturan panjang kabel, yaitu minimal 1 meter dan maksimal 100 meter. Jika lebih dari 100 meter, maka tingkat LOS (Loss of Signal) akan semakin tinggi.

Potonglah kulit luar dari kabel (jacket) kira-kira 1/2 inchi dari ujung kabel. Gunakanlah Cable Stipper

untuk melakukan hal ini. Perhatikan Gambar dibawah ini. Pertama masukan ujung kabel pada bagian C,

kemudian pindahkan kabel ke arah bagian A yang berfungsi untuk memotong kulit luar kabel.

Setelah kabel pada posisinya, masukan jari kita ke bagian B, dan putarlah stripper sampai kulit kabel terpotong. Dlm melakukan hal ini kita harus berhati-hati, jika mengenai isi kabel didalam, maka akan terputus.

(24)

Gambar Pemotong Kabel UTP

Gambar Proses Pemotongan Kabel

Setelah bagian luarnya kita potong, susunlah 8 kabel warna warni tersebut dengan standard yang sudah ditetapkan (standard EIA/TIA). Untuk membuat kabel Straight-through Cable kita tinggal menyusun kabel seperti gambar T568B untuk kedua ujungnya (T568B – T568B) dan untuk membuat CrossoverCable, susunlah kabel untuk ujung pertama dengan susunan pada gambar T568A dan ujung satunya lagi

T568B (T568A – T568B)

Gambar Urutan Warna Kabel Straight dan Cross

Setelah tersusun dengan rapi dan sesuai dengan urutan warnanya, pastikan bahwa ujung-ujung kabel tersebut rata. Jika belum rata, potonglah dengan menggunakan Crimping Tool.

(25)

22 Gambar Susunan Kabel UTP Yang Sedang

Dirapikan

Kemudian masukkan kabel-kabel yang sudah tersusun dgn rapi ke dalam konektor RJ-45. Tekan kabel- kabel tersebut sampai mentok ke ujung dari konektor kita. Amati kembali sebelum melangkah lebih jauh, jgn sampai ada kabel yang keluar dari jalur lempengan tembaga yang ada didalam konektor. (Catatan : Klip konektor harus menghadap kebawah).

Gambar Konektor RJ45

Klip Konektor harus menghadap kebawah

Gambar Proses Memasukkan Kabel UTP ke Konektor RJ45

Pastikan kabel sudah mentok di ujung konektor.

Kemudian, masukkanlah konektor RJ-45 pada Crimping Tool dan tekanlah gagang dari crimping tool dengan cukup kuat, agar pin tembaganya menjepit dengan erat kabel UTP. Lakukan hal yang

(26)

sama pada ujung satu lagi.

Gambar Proses Penjepitan Kabel Dengan Tang Crimping

Tahap terakhir adalah menguji hasil kerjaan kita dengan menggunakan network cable tester. Cara penggunaannya sangat mudah sekali, masukkan kedua ujung konektor pada masing – masing port untuk RJ-45 pada tester, kemudian hidupkan testernya, perhatikan kedua bagian lampu indikator yang berjumlah 8 lampu plus 1 lampu indikator untuk grounding. Jika semua lampu hidup secara berurutan pada kedua tester, berarti pembuatan untuk jenis kabel Straight-through telah berhasil.

Untuk menguji kabel Crossover Cable, lihat kembali urutan pada gambar diatas.

Gambar Proses Pengujian Kabel dengan Cable Tester

Hasil Pemasangan;

Gambar Hasil Pemasangan Kabel Pada Konektor RJ45

Tugas :

Setelah Anda memehami mengenai dasar transmisi data dan media transmisi yang digunakan, selanjutnya Anda dapat mengimplementasikan hal-hal yang telah dilakukan dan difahami untuk mengimplementasikan jaringan computer yang nantinya dapat digunaan pada jaringan rumahan atau perkantoran, berikut;

(27)

24 1. Jaringan Peer to Peer?

2. Jaringan Client Server?

3. Jaringan DHCP Server?

4. Membuat Data Sharing?

5. Membuat Device Sharing?

6. Membuat Server Gateway?

(28)

PERTEMUAN KE 6 DHCP Server Kombinasi

(90 Menit)

Tujuan pratikum :

Memahami DHCP adalah protocol yang berbasis arsitektur client/server yang dipakai untuk memudahkan pengalokasian alamat IP dalam satu jaringan maupun pada jaringan yang berskala besar.

Alat dan Bahan : a. 2 switch b. 8 komputer c. 2 server d. 1 Router e. 10 Kabel

Materi :

Gunakan Tabel bantu (kopean) untuk Kelas B dibawah ini; 

Langkah-langkah Pratikum :

1. Buatlah sebuah design jaringan lanjutan seperti berikut ini…

2. Setelah selesai design pada area kerja packet tracers, .. berikan No IP pada setiap host pada kedua segmen jaringan?

3. Uji konektifitas jaringan Anda?

(29)

26 PERTEMUAN KE 7

MEMBUAT JARINGAN LABORATORIUM PADA UNIVERSITAS (90 Menit)

Tujuan pratikum :

Memahami konsep konfigurasi membangun jaringan dalam skala kecil dan menegah.

Alat dan Bahan :

a. 9 buah PC Client (dosen), b. 14 buah lab Komputer

c. 1 buah Server (Server Jurusan), d. printer, dan

e. modem Materi :

Skema Jaringan Komputer yang akan diimplementasikan;

Langkah-langkah Pratikum :

Berikut adalah skema jaringan Lab dan Jurusan yang diimplementasikan kedalam Packet Tracer :

(30)

Konfigurasi untuk jaringan di ruang jurusan;

Konfigurasi untuk jaringan di ruang lab ;

Konfigurasi untuk Router

(31)

28 Konfigurasi DHCP Server Jurusan

Klik Server Jurusan, masuk ke menu Config > Services > DHCP, isi seperti berikut : Start IP Address : 192.111.100.3

Subnet Mask : 255.255.255.0 Maximum Number Of User : 10 Default Gateway : 192.111.100.1

Pastikan Servicesnya dalam keadaan ‘ON’.

Konfigurasi DHCP Server Lab Klik Server Lab, masuk ke menu Config > Services > DHCP, isi seperti berikut :

Start IP Address : 192.222.1.3 Subnet Mask : 255.255.255.0 Maximum Number Of User : 16 Default Gateway : 192.222.1.1

Pastikan Servicesnya dalam keadaan ‘ON’.

(32)

Berikut adalah contoh tampilan IP Configuration PC Dosen1 dan PC Lab1 dalam mode DHCP :

(33)

30 IP Configuration printer jurusan

IP Configuration PC Lab2

Agar suatu router dapat berfungsi, maka router harus disetting terlebih dahulu. Berikut adalah pengaturan untuk router jurusan :

Klik Router jurusan, kemudian masuk ke menu Config, lalu setting IP Address untuk masing-masing FastEthernet. FastEthernet0/0 adalah kabel router yang telah disetting tersambung dengan jaringan server jurusan, sehingga kita isikan IP Addressnya

192.111.100.13 (sesuai dengan IP Address jaringan di jurusan), sedangkan FastEthernet0/1 adalah kabel router yang tersambung dengan modem. Pastikan port statusnya dalam mode ‘ON’ agar router dapat berfungsi.

Router Jurusan FastEthernet0/0

(34)

Router Jurusan FastEthernet0/1

Sama halnya dengan router jurusan, pada router lab juga kita isikan IP Address dan Subnet Mask masing-masing FastEthernet. Untuk FastEthernet0/0 kita isikan

192.111.100.1 yang merupakan gateway dari jaringan jurusan. Sedangkan FastEthernet0/1 kita isikan 192.222.1.1 yang merupakan gateway dari jaringan lab. Pastikan Port Statusnya dalam mode

‘ON’.

Router Lab FastEthernet0/0

(35)

32 Router Lab FastEthernet0/1

Jika semua perangkat jaringan sudah disetting/diatur sehingga masing-masing perangkat (server, PC, printer, dan router) memilki IP Address, Subnet Mask, dan Gateway, maka kita dapat melakukan tes koneksi/pinging pada command prompt untuk mengetahui apakah suatu perangkat telah terhubung dengan perangkat lainnya atau tidak. Yaitu dengan cara klik pada perangkat yang akan kita tes, kemudian pilih menu desktop, lalu pilih command prompt.

Jika command prompt menampilkan pesan "Reply from 192.111.100.3..." maka server telah berhasil terhubung dengan PC Dosen1 sehingga dapat saling berkomunikasi, sedangkan jika terdapat pesan "Request Timed Out" maka koneksi gagal terhubung.

Sekarang kita akan mencoba melakukan tes koneksi dari PC ke PC, lakukan hal yang sama dengan perintah tes koneksi diatas yaitu pada command prompt kita ketikkan perintah "ping IP Address tujuan". Kita akan melakukan tes koneksi dari PC Lab2 ke PC Lab1 :

(36)

Setelah melakukan tes koneksi/pinging dari PC Lab2 ke PC Lab1, terdapat pesan "Reply from 192.222.1.3...", pesan tersebut menandakan bahwa PC Lab1 dan PC Lab2 telah terhubung sehingga keduanya dapat saling berkomunikasi.

.: SIMULASI PENGIRIMAN PAKET DATA :.

Jika semua perangkat telah terhubung dengan cara melakukan tes koneksi/pinging tadi, maka sekarang kita akan mencoba melakukan simulasi pengiriman paket data. Pastikan untuk melakukan simulasi kita berada di mode ‘Simulation’ bukan mode ‘Realtime’.

Untuk melakukan simulasi pengiriman paket data caranya klik dan drag ‘Add Simple PDU’ (icon amplop tertutup dengan tanda +) ke perangkat yang akan megirimkan paket data, kemudian setelah icon amplop menempel klik dan drag kembali ‘Add Simple PDU’ ke perangkat yang akan menerima paket data dari perangkat yang ditempeli icon amplop sebelumnya.

Berikut adalah capture contoh simulasi pengiriman paket data dari Server ke Client (Dosen2) :

Server melakukan pengiriman paket data ke PC Dosen 2 melalui switch.

(37)

2,switch tidak akan membroadcast paket data ke seluruh perangkat yang terhubung dengan terminal switch seperti hub.

Paket Data yang berhasil dikirim oleh server dan diterima PC Dosen2 akan dikirimkan/dilaporkan kembali ke server melalui switch.

Paket data yang diterima oleh switch dari PC Dosen2 dilanjutkan/dikirimkan ke server.

Server berhasil menerima paket data/report dari PC Dosen2.

(38)

Tugas :

Dari contoh simulasi pengiriman paket data diatas, dapat disimpulkan bahwa untuk melakukan pengiriman paket data dengan benar, tepat, dan sesuai sasaran, maka perlu dilakukan pengaturan / penyettingan yang teliti pula. Mulai dari konfigurasi IP Address, Subnet Mask, dan Gateway masing-masing perangkat, kemudian tes koneksi / pinging, lalu simulasi pengiriman paket data pada mode simulation. Jika kita telah melakukan hal- hal tersebut maka seluruh perangkat yang berada dalam jaringan di jurusan maupun lab seperti pada skema jaringan diatas dapat saling berkomunikasi sesuai dengan pengaturan yang telah dibuat.

(39)

Basic Configuration Cisco Router with Packet Tracer With CLI (90 Menit)

Tujuan pratikum :

Memahami tentang penggunaan Comand Line Interpreter pada saat mengkonfigurasi perangkat jaringan Materi :

A. Konfigurasi Awal

Untuk pengenalan awal penggunaan Cisco Packet Tracer pada settingan dasar Cisco Router adalah sebagai berikut;

1. Buka Cisco Packet Tracer Anda, kemudian buat topologi sederhana, sebagai berikut.

2. Setelah selesai menggambar host pada workspace, langkah selanjutnya adalah mengkonfigurasi perangkat-perangkat yang telah dihubungkan pada workspace.

3. Konfigurasi dasarnya sebagai berikut;

Router>enable Router#config ter

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

Router(config)#

4. Pada saat Anda baru memulai setting dengan command CLI Cisco IOS, beberapa hal berikut ini perlu anda ingat, karena akan sangat membantu, pada saat mulai mengkonfigurasi.

a. Tombol Tanda Tanya ( “ ? “)

Sebagai perintah help, untuk melihat command yang bisa dilakukan. Atau lupa command apa yang akan dilakukan. Misalnya contoh di bawah ini. Command

apa yang bisa dilakukan setelah perintah/command “sh ip”

Router#sh ip ?

access-lists List access lists arp IP ARP table

(40)

bgp BGP information

dhcp Show items in the DHCP database eigrp IP-EIGRP show commands

interface IP interface status and configuration nat IP NAT information

nbar Network-Based Application Recognition ospf OSPF information

protocols IP routing protocol process parameters and statistics rip IP RIP show commands

route IP routing table ssh Information on SSH

b. Tombol Tab

Pada cisco, perintah/command bisa disingkat, seperti contoh di atas. "config ter" perintah panjang sebenarnya adalah “configure terminal”. Gunakan tombol Tab, jika anda ingin melihat dan menggunakan perintah yang panjang.

c. Panah Atas atau Ctrl + P

Untuk melihat command sebelumnya d. Panah Bawah atau Ctrl + N

Untuk melihat command sesudahnya e. Shift + Ctrl + 6

Untuk membatalkan perintah, command ini cukup penting jika Anda sering salah ketik.

Misalnya seperti di bawah ini.

Router#ping google.com

Translating "google.com"...domain server (255.255.255.255) % Name lookup aborted

% Unrecognized host or address or protocol not running.

Kalau tidak dilakukan pembatalan/abort command dengan menggunakan command Shift+Ctrl+6 , bisa lama sekali nunggu selesainya perintah ping tersebut. Ini dikarenakan router tidak dikonfigurasi ip address dan dns servernya, jadi bingung untuk mentranslate google.com.

Pada konfigurasi Cisco, kita mengenal ada 2 mode yaitu user mode dan privileged mode.

Router> Ini artinya kita sebagai User EXEC Mode, atau bisa disebut user biasa, tidak bisa merubah konfigurasi, hanya bisa melihat-lihat saja.

Router# Ini adalah Privileged EXEC Mode, istilah lainnya root, bisa merubah konfigurasi.

Router(config)# Ini artinya berada di global configurasi.

B. Melihat VErsi Router CISCO IOS

Untuk dapat menampilkan versi IOS yang sedang kita gunakan pada versi Router yang sedang disetting adalah dengan perintah show version.

Router>show version

Cisco IOS Software, 1841 Software (C1841-ADVIPSERVICESK9-M), Version 12.4(15)T1, RELEASE SOFTWARE (fc2)

(41)

(c) 1986-2007 by Cisco Systems, Inc. Compiled Wed 18-Jul-07 04:52 by pt_team

ROM: System Bootstrap, Version 12.3(8r)T8, RELEASE SOFTWARE (fc1) System returned to ROM by power-on

System image file is "flash:c1841-advipservicesk9-mz.124-15.T1.bin"

This product contains cryptographic features and is subject to United States and local country laws governing import, export, transfer and use. Delivery of Cisco cryptographic products does not imply

third-party authority to import, export, distribute or use encryption.

Importers, exporters, distributors and users are responsible for compliance with U.S.

and local country laws. By using this product you agree to comply with applicable laws and regulations. If you are unable to comply with U.S. and local laws, return this product immediately.

(42)

A summary of U.S. laws governing Cisco cryptographic products may be found at:

http://www.cisco.com/wwl/export/crypto/tool/stqrg.html

C. Menampilkan Jam dan Tanggal

Untuk dapat menampilkan dengan mengetikkan perintah sebagai berikut;

Router>show clock

Walaupun kadang-kadang settingan jam tidak selalu pas dan sesuai dengan kondisi sekarang.

D. Menampilkan PErintah Sebelumnya

Untuk menampilkan perintah-perintah sebelumnya, dapat menggunakan tombol panah atas atau bawah, dan jika ingin menampilkan daftar perintahnya dapat diketikkan perintah sebagai berikut;

Router>show history

E. Merubah Hostname Router(config)#hostname ROUTER-CORE-TEST ROUTER-CORE-

TEST(config)#

Pada setiap perubahan konfigurasi yang dibuat, akan dapat langsung dieksekusi.

Contohnya seperti diatas, merubah hostname atau nama Router menjadi "ROUTER-CORE- TEST", akan terlihat langsung perubahannya. Konfigurasi ini disimpan di RAM, dapat dilihat dengan menggunakan perintah “show run config”. Tapi jika router direstart, konfigurasi akan hilang dan akan kembali ke konfigurasi awal. Misalnya, hostname kembali seperti semula menjadi "Router". Jadi, bagaimana agar perubahan konfigurasi router tetap tersimpan, walaupun sudah direstart? Gunakan perintah “write” atau “copy run start”, maka konfigurasi akan disimpan di NVRAM, dapat dilihat konfigurasinya dengan perintah “show start config”.

ROUTER-CORE-TEST# write Building configuration... [OK]

Kemudian pada Cisco Router, ada juga istilah ROM dan Flash. ROM merupakan tempat POST dan

(43)

bootstrap, yang berupa chip yang isinya system operasi yang sudah berasal dari pabrikannya.

Sedangkan Flash adalah tempat image IOS (Internetwork Operating System). Jika akan melakukan upgrade/downgrade IOS, dimasukkan dulu filenya pada bagian flash ini.

F.

G. Buat Username dan password

ROUTER-CORE-TEST(config)#username user01 password user01pass

H. Buat password enable

ROUTER-CORE-TEST(config)#enable secret ensecret ROUTER-CORE-TEST(config)#enable password enpass

Jika di - "sh run", akan terlihat konfigurasinya, dimana "enable secret" akan terenkripsi passwordnya, sedangkan "enable password", passwordnya akan terlihat. Dan jika keduanya dikonfigurasi maka yang digunakan adalah enable secret nya. Jadi, itulah perbedaan antara “enable secret” dengan “enable password”

(44)

ROUTER-CORE-TEST(config)# sh run ---deleted---

!

enable secret 5 $1$mERr$0QqBbcRi8lEeweI6EEkKq0 enable password enpass

!

I. Konfigurasi interface Router

ROUTER-CORE-TEST(config)#inter fa0/0

ROUTER-CORE-TEST(config-if)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0 ROUTER-CORE-TEST(config-if)#description GATEWAY CLIENT ROUTER-CORE-TEST(config-if)#no shut

J. Konfigurasi Interface Komputer

Kemudian pertama-tama kita setting terlebih dahulu pada PC. Masukkan ip address:

192.168.1.2, dan netmask 255.255.255.0 kemudian di ping ke gatewaynya.

(45)

42 K. Konfigurasi Line Console

Kemudian kembali ke dalam settingan Router Anda. Kita akan bahas, tentang login ke router sesuai dengan kebutuhan dan tingkat keamanannya. Untuk login ke router ada 3 cara, yaitu console, telnet dan ssh. Yang akan dibahas karena sering digunakan adalah melalui console dan telnet saja.

ROUTER-CORE-TEST(config)#line cons 0

ROUTER-CORE-TEST(config-line)#password conspass ROUTER-CORE-TEST(config-line)#login

Hasilnya, akan ada password ketika akan mulai masuk ke router.

L. Konfigurasi Line Vty.

Konfigurasi ini, agar bisa ditelnet, dari komputer user.

ROUTER-CORE-TEST(config)#line vty 0 2

ROUTER-CORE-TEST(config-line)#password telnetpass ROUTER-CORE-TEST(config-line)#login

Test dari komputer user, melalui command prompt, dengan menggunakan perintah telnet.

0 spasi 2 (" 0 2 "), pada perintah di atas (line vty 0 2), artinya pada router hanya ada 3 buah line/session untuk koneksi telnet. Dengan kata lain, hanya boleh 3 user yang bisa masuk telnet secara bersamaan. User ke-4 yang akan masuk akan ditolak (reject). Jika ingin menambah

line/session telnet lagi, misalnya menjadi maksimal 6 buah line secara bersamaan, ubah perintah menjadi "line vty 0 5". Silahkan Anda coba sendiri. Selanjutnya, biar tampak lebih keren dan

(46)

43 secure, buat agar pada saat login minta username dan password. Tambahkan konfigurasi berikut, ROUTER-CORE-TEST(config)#aaa new-model

ROUTER-CORE-TEST(config)#aaa authentication login default local ROUTER-CORE-TEST(config)#username user01 password user01pass Hasilnya.

Keren kan ?? jika "aaa new-model" yang digunakan, maka kondisi sebelumnya (password pada line console dan telnet), tidak akan berlaku.

Warning….,Jangan sampai username dan password tidak Anda buat, jika itu terjadi dan konfigurasi sudah tersimpan, wassalam…..maka Anda tidak akan bisa masuk kembali ke dalam router.

M. Konfigurasi Banner

Agar lebih keren lagi, tambahkan banner. ROUTER- CORE-TEST(config)#banner motd c Enter TEXT message.

End with the character 'c'.

(47)

44 Anda memasuki router milik PT. NGERI. Segala

aktifitas perubahan pada router ini, termonitor oleh kami...

by Admin

c

ROUTER-CORE-TEST(config)#

Ketika akan login ke router, hasilnya seperti di bawah ini.

N. Menyimpan Hasil Konfigurasi

Pada saat Router dimatikan (power off) running configuration akan hilang dan terhapus dari RAM.

Sebab running configuration disimpan pada RAM yang bersifat sementara dalam menyimpan hasil konfigurasi. Salah satu cara untuk menyelamatkan atau menyimpan konfigurasi router yang telah dibuat adalah menyimpannya atau copy kedalam NVRAM. File konfigurasi yang telah disimpan pada NVRAM akan berfungsi sebagai startup configuration yang akan selalu dibaca setiap kali Router dinyalakan kembali.

Perintah untuk meyimpannya adalah sebagai berikut;

Router#copy running-config startup-config

Jika muncul pertanyaan, seperti dibawah ini langsung saja tekan ENTER, untuk melanjutkan.

Destination filename [startup-config]?

Ketika proses telah selesai akan muncul pesan seperti dibawah ini;

Building configuration...

[OK]

Jika telah selesai pada mode priviledge, reboot Router dengan perintah reload, kemudian untuk melihat hasil settingan atau konfigurasi yang telah dibuat sehingga dapatdiamati kembali dengan mengetikkan perintah Router#show startup-config

Cara lain untuk membackup atau mengamankan running configuration, adalah menyimpannya pada

(48)

server TFTP, dengan catatan Server tersebut telah tersedia. Jadi jika file konfigurasi bermasalah atau hilang pada NVRAM, seorang Admin masih bisa mengambil backup nya pada Server TFTP tersebut.

O. MEnghapus Startup Configuration

TUjuan menghapus Startup Configuration yang telah kita simpan sebelumnya adalah biasanya dikarenakan ada kesalahan konfigurasi atau memang ingin menggunakan settingan atau membuat konfigurasi yang baru dan berbeda. Untuk itu Cisco IOS menyediakan perintah erase. Harus bijak dan hati-hati dalam menggunakan perintah ini, karna ketika perintah ini dijalankan semua akan terharus dan Router akan kembali menjadi kondisi atau settingan Default.

Syntax;

Router#erase startup-config

Maka akan muncul pesan;

Erasing the nvram filesystem will remove all configuration files! Continue? [confirm]y[OK]

Jika sudah yakin tekan saja tombol ENTER, Erase of nvram: complete

%SYS-7-NV_BLOCK_INIT: Initialized the geometry of nvram

Berarti semua settingan dan konfigurasi telah berhasil dihapus dan Router kembali ke kondisi default.

P. Tambahan

Beberapa perintah yang sering akan dipakai untuk memonitor router Cisco. Akan lebih baik, jika langsung dipraktekkan, agar jelas maksud dan tujuan perintah tersebut.

Commad Cisco Keterangan

show running-config Melihat konfigurasi router yang sedang dijalankan

show startup-config Melihat konfigurasi router pada saat mulai start

Melihat interface router show ip interface show ip interface brief show interfaces

show interfaces serial 0/0 show controllers

show controllers serial 0/0

Copy running configuration: copy running-config startup-config copy running-config tftp

Hapus startup configuration: erase startup-config

erase NVRAM:startup-config delete NVRAM:startup-config

(49)

46

Melihat waktu / time sh clock

Melihat history

sh history

View version information show version

Show IOS file and flash space show flash Shows all logs that the router has in its

memory

show log

Enter privileged mode enable

Return to user mode from privileged disable atau Ctrl + Z

Exit Router Logout or exit or quit

(50)

PERTEMUAN KE 9

Routing Ciscoo Router for GUI dan CLI (90 Menit)

Tujuan pratikum :

Memahami konsep penggunaan grafik user interface dan Comand line Interpreter Materi :

Defisini Awal (Konsep Dasar Routing)

Routing IP adalah proses pengiriman data dari satu host dalam satu network ke host dalam network yang lain melalui suatu router. Agar router dapat mengetahui bagaimana meneruskan paket paket ke alamat yang dituju dengan mengunakan jalur terbaik, router menggunakan peta atau tabel routing. Table routing adalah table yang memuat seluruh informasi IP address dari interfaces router yang lain sehingga router yang satu dengan router lainnya bisa berkomunikasi.

Routing table hanya memberikan informasi sedangkan routing algoritma yang menganalisa dan mengatur routing table. Intinya, router hanya tahu cara menghubungkan nertwork atau subnet yang terubung langsung dengan router tersebut.

Router berdasarkan cara pemetaan / routing dibagi tiga : 1. Static Routing

2. Default Routing 3. Dynamic Routing

Langkah-langkah Pratikum : STUDY CASE

Topologi Jaringan

(51)

48 Keterangan;

 Kabel yang menghubungkan antara router dengan router menggunakan kabel DCE

 Yang menghubungkan antara komputer - switch, komputer - komputer, switch - router, menggunakan kabel UTP

 Kabel yang menghubungkan antara router dengan router tidak harus menggunakan kabel DCE, bisa juga menggunakan kabel UTP layaknya komputer dengan switch, dll.

Langkah Penyelesaian;

Pada saat melakukan routing, biasanya yang jadi merupakan catatan utama dan biasanya akan menjadi masalah jika terabaikan adalah masalah pengalamatan IP, berapa ip gatewaynya? Berapa IP serialnya? Oleh karena salah satu solusi dalam me-routing sebuah jaringan adalah dengan membuat

"Tabel Routing" sebelum memulai routing.

(52)

Berikut ini adalah contoh tabel routing untuk merouting static pada case ini;

IP address pada PC

No Nama PC

Alamat IP

IP address Subnet Mask Gateway

1 PC01 50.1.1.2 255.0.0.0 50.1.1.1

2 PC02 100.1.1.2 255.0.0.0 100.1.1.1

3 PC03 200.1.1.2 255.255.255.0 200.1.1.1

IP address pada Router

No Nama Router

Alamat IP Fast Ethernet

0/0 Serial 2/0 Serial

3/0 1 Router

Pertama 50.1.1.1 30.1.1.1

-

2 Router kedua 100.1.1.1 30.1.1.2 150.1.1.1

3 Router ketiga 200.1.1.1 150.1.1.2 -

(53)

50 Teknis Penyelesaian;

1. Menggunakan GUI Pada Simulator

Langkah 1;

Silahkan ANda ikuti sesuai dengan urutan gambar; No. 1, Pilih router yang akan disetting,

No.2, Pilih Menu Config,

No.3, Pilih jenis koneksi atau kabel yang digunakan. N0.4, Atur alamat IP sesuai pada routing table.

No.5, Jangan lupa klik ON.

(54)

Langkah 2;

Kalau tadi mengatur alamat IP yang terkoneksi dengan komputer, pada langkah ini kita mengatur alamat IP yang terhubung dengan router lainnya.

2. Hal ini tergantung, pada saat memasang kabel di serial 2/0 atau di 3/0, settingan ini menggunakan serial 2/0

3. Atur alamat IP buat kabel serial, yang harus di perhatikan adalah "alamat IP di serial tidak boleh lebih besar dari IP fast ethernet". Pada settingan ini IP nya 30.1.1.1

Langkah berikutnya ;

(55)

52 1. -> Pilih router berikutnya

2. -> Langkahnya sama seperti router sebelumnya sesuai dengan routing table IP nya adalah 100.1.1.1 kelas B

3. -> Jangan lupa ON kan routernya.

Langkah berikutnya ;

Pada langkah ini ANda harus lebih teliti karena pada router ini terpasang/terhubung dua kabel serial, hal yang sering terjadi adalah tertukar alamat ipnya. Untuk mengantisipasinya dengan cara membubuhkan catatan kecil di samping router agar kita bisa dengan mudah memberi alamat pada setiap portnya.

1. -> Untuk pengaturan alamat IP di serial 2 harus satu network IP serial 2 di router yang satunya lagi, karena di router yang sebelumnya setting IP "30.1.1.1" di serial 2 router ini "setting IP

"30.1.1.2" agar searah pada saat forward datanya 2. -> Jangan lupa klik ON

(56)

Langkah berikutnya atur serial 3/0 masih Pada Router yang sama

1. -> Yang harus diperhatikan dalam pengalamatan IP di sini serial 3 tidak boleh satu network dengan serial 2. Setting IP "150.1.1.1"

2. -> jangan lupa klik ON

Langkah berikutnya hal yang sama pada saat ngatur router pertama.

HAsil pengalamatan IP port pada router, (harus sama dengan tabel routing yang kita buat sebelum memulai routing)

No Nama Router

Alamat IP Fast Ethernet

0/0 Serial 2/0 Serial

3/0

1 Router

Pertama 50.1.1.1 30.1.1.1

-

2 Router ke dua 100.1.1.1 30.1.1.2 150.1.1.1

3 Router ke tiga 200.1.1.1 150.1.1.2 -

(57)

54 Nah untuk sesi pengalamatan sudah selesai, Anda bisa liat semua lampu di kabel udah nyala,

sekarang kita buat jalur buat forward data-datanya

Router pertama

1. -> Isi pada kolom network IP fast ethernet di router yang dituju, contoh di gambar menuju ke router ke dua, IP fast ethernet di router 2 itu 100.1.1.1, jadi alamat networknya 100.0.0.0.

KENAPA? karena IP tersebut kelas A, kalo IP nya #contoh

180.1.1.1 jadi 180.1.0.0 soalnya IP tersebut kelas B. isi next hop dengan IP serial 2/0 yang ada di router 2.

2. -> Apabila dari router 1 ke router 3 IP networknya tetap IP router yang dituju di router 3 tapi IP next hopnya itu alamat IP serial 2/0 yang ada di router 2

Hati hati pada saat memasukkan IP harus teliti , jika tidak akan salah arah, dan hasil datanya failed.

(58)

Lakukan hal sama di router kedua dan router ketiga

Router Terakhir

(59)

56 JIka sudah selesai, silahkan Anda uji untuk forward data pada topologi yang sudah selesai kita atur, setting dulu semua alamat IP Komputernya. Ingat seperti yang sudah difahami sebelumnya harus diperhatikan adalah IP komputer juga harus sama depannya dengan alamat fast ethernet router apabila di router 50.1.1.1, di Komputer

50.1.1.2. belakangnya yang diubah untuk default gateway tulis IP routernya.

Demikian teknis settingan router untuk kebutuhan routing dengan melalaui GUI atau cara kepepet

1. Setting melalui Command Line Interpreter (CLI) Pada router pertama ketikkan, teks berikut ini;

Router>en // enable Router#conf t

//configure terminal Router(config)#int fa0/0 //setting interface dari router ke switch Router(config-if)#ip add 50.1.1.1 255.0.0.0

//setting IP dan subnet mask

Router(config-if)#no shut //mengaktifkan interface ke dalam mode "ON"

Router(config-if)#ex //exit

Router(config)#int s2/0 //setting interface serial2/0 di router 0 Router(config-if)#ip add 30.1.1.1 255.0.0.0 //setting IP dan subnet mask

Router(config-if)#no shut //mengaktifkan interface ke dalam mode

"ON" Router(config-if)#ex

Router ke dua;

Router>en Router#conf t Router(config)#int fa0/0

Router(config-if)#ip add 100.1.1.1 255.0.0.0 Router(config-if)#no

shut Router(config- if)#ex

Router(config)#

Router(config)#int s2/0

Router(config-if)#ip add 30.1.1.2 255.0.0.0 Router(config-if)#no

shut Router(config- if)#ex

Router(config)#

(60)

Router(config)#int s3/0

Router(config-if)#ip add 150.1.1.1 255.255.0.0 Router(config-if)#no shut

Router(config-if)#ex

Router ke tiga;

Router>en Router#co nf t

Router(config)#int fa0/0

Router(config-if)#ip add 200.1.1.1 255.255.255.0 Router(config-if)#no

shut Router(config- if)#ex

Router(config)#

Router(config)#int s2/0

Router(config-if)#ip add 150.1.1.2 255.255.0.0 Router(config-if)#no shut

Router(config-if)#ex

Settingan diatas untuk settingan alamat semua router,berikutnya adalah proses routingnya.

Router pertama

Router(config)#ip route 100.0.0.0 255.0.0.0 30.1.1.2 Router(config)#ip route 200.1.1.0 255.255.255.0 30.1.1.2

Router ke dua

Router(config)#ip route 50.0.0.0 255.0.0.0 30.1.1.1

Router(config)#ip route 200.1.1.0 255.255.255.0 150.1.1.2

Router ke tiga

Router(config)#ip route 50.0.0.0 255.0.0.0 150.1.1.1 Router(config)#ip route 100.0.0.0 255.0.0.0 150.1.1.1

(61)

58 PERTEMUAN KE 10

Static Routing (90 Menit) Tujuan pratikum :

Memahami konsep dasar dari konfigurasi static routing pada router

Alat dan Bahan : a. 3 router b. 3 Switch c. 7 PC

Materi :

Suatu ketika anda di minta untuk membuat sebuah jaringan dengan topologi sebagai berikut :

Jaringan diatas masih belum sempurna, sempurnakan dengan beberapa kriteria sebagai berikut : 1. LAN 1, tentukan berapa subnet mask yang bisa mencukupi klien sebanyak 26 PC

dan berapa range IP untuk jaringan tersebut ?

2. LAN 2, Tentukan berapa network address yang digunakan ? 3. LAN 3, Tentukan range IP klien ?

4. Jelaskan langkah-langkah konfigurasi TCP/IP di setiap klien

5. Jelaskan langkah-langkah konfigurasi TCP/IP pada masing-masing router 6. Hubungkan ketiga jaringan dengan menggunakan routing static

7. Untuk soal 1 – 3 diselesaikan dengan teknik perhitungan subnetting

8. Untuk soal 4 – 6 diselesaikan dengan melakukan konfigurasi langsung di packet tracer

(62)

Langkah-langkah Pratikum :

Soal no.1 (LAN 1)

Coba cermati kembali LAN 1 pada topologi diatas, LAN tersebut memiliki network address

192.168.1.0, dimana dalam LAN tersebut akan terdapat 26 klien. Untuk menyelesaikan kasus ini, anda perlu mencari subnet mask, prefix dan range IP untuk kemudian IP tersebut di konfigurasi pada masing-masing klien.

Berikut ini merupakan langkah untuk menyelesaikan permasalahan tersebut :

Pertama, karena LAN tersebut hanya memiliki 26 klien, berarti kita harus mencari subnet mask atau prefix network untuk jaringan LAN 1.

• Rumus yang digunakan adalah mencari klien per subnet → 2 y – 2 >= 26 klien, kita cari yang mendekati nilai 26 klien → 2 5 – 2 = 30. diperoleh y = 5, dimana y adalah jumlah biner 0 pada subnet mask di oktet terakhir. Berarti klien per jaringan pada LAN 1 adalah 30 klien.

• Karena jumlah IPV4 adalah 32 bit, berarti untuk mencari prefix, Prefix = 32 – 5 = 27. Maka diperoleh prefix network /27

• Jika prefix adalah /27, maka subnet mask-nya adalah 255.255.255.224. Kok bisa ? Cobalah anda breakdown /27 menjadi susunan biner :

• 11111111.11111111.11111111.11100000 → 255.255.255.224 (konversi nilai biner →

desimal, maka jadi subnet mask)

Kedua, membuat tabel Network address dan range IP (Range IP adalah IP address yang nanti akan digunakan untuk klien). Dari tabel di bawah kita sudah bisa menduga bahwa jaringan LAN 1 terletak pada Subnet I dengan klien seperti dijelaskan pada tabel berikut :

Subnet Network Address Range

IP

Broadcast I 192.168.1.0/27 192.168.1.1 – 192.168.1.30 192.168.1.31/27

Ketiga, kita tentukan gateway LAN 1 dengan menggunakan host terakhir dari range tersebut

192.168.1.30/27. Gateway ini digunakan untuk di konfigurasikan pada klien (default gateway) dan pada Router0 di LAN 1, pada interface fa1/0 (karena interface ini yang terhubung ke jaringan lokal LAN 1). Penting !! Gateway harus satu jaringan/subnet

Keempat, dari range IP dan gateway tersebut, sekarang anda dapat konfigurasi TCP/IP masing- masing

klien !!

(63)

60

Soal no.2 (LAN 2)

Coba cermati kembali LAN 2 pada topologi diatas, LAN tersebut memiliki IP klien

192.168.2.1/28 dan 192.168.2.2/28. Untuk menyelesaikan kasus ini, anda perlu mencari network address dan range IP untuk kemudian IP tersebut di konfigurasi pada masing-masing klien.

Berikut ini merupakan langkah untuk menyelesaikan permasalahan tersebut :

Pertama, karena LAN tersebut hanya memiliki prefix network /28, berarti kita harus mencari subnet mask untuk jaringan LAN 2.

• Jika prefix adalah /28, maka subnet mask-nya adalah 255.255.255.240. Kok bisa ? Cobalah anda breakdown /28 menjadi susunan biner :

• 11111111.11111111.11111111.11110000 → 255.255.255.240 (konversi nilai biner →

desimal, maka jadi subnet mask) Kedua, Cari network address

untuk LAN 2

• Ambil ip dari salah satu klien, misal 192.168.2.1/28, artinya IP address 192.168.2.1 dan subnet mask 255.255.255.240. Selanjutnya, anda ubah ke biner ip address dan subnet tersebut dan jumlahkan dengan LOGIKA AND

11000000.10101000.00000010.00000001 → Biner IP address 192.168.2.1

11111111.11111111.11111111.11110000 → Biner subnet mask 255.255.255.240 1111000000.10101000.00000010.00000000 → Netwok address 192.168.2.0/28

Ketiga, kita tentukan gateway LAN 2 dengan menggunakan host terakhir dari range network address tersebut 192.168.2.14/28. Gateway ini digunakan untuk di konfigurasikan pada klien (default gateway) dan pada Router1 di LAN 2, pada interface fa6/0 (karena interface ini yang terhubung ke jaringan lokal LAN 1). Penting !! Gateway harus satu jaringan/subnet

Keempat, konfigurasikan masing-masing klien !!

Soal no.3 (LAN 3)

Coba cermati kembali LAN 3 pada topologi diatas, LAN tersebut memiliki network address

192.168.3.8/29, artinya anda sudah mengetahui subnet mask dan prefix-nya. Untuk menyelesaikan kasus ini, anda perlu mencari range IP untuk kemudian IP tersebut di konfigurasi pada masing-masing klien.

Berikut ini merupakan langkah untuk menyelesaikan permasalahan tersebut :

Pertama, karena LAN tersebut hanya memiliki prefix network /29, berarti kita harus mencari

(64)

subnet mask untuk jaringan LAN 3.

• Jika prefix adalah /29, maka subnet mask-nya adalah 255.255.255.248. Kok bisa ? Cobalah anda breakdown /29 menjadi susunan biner :

• 11111111.11111111.11111111.11111000 → 255.255.255.248 (konversi nilai biner →

desimal, maka jadi subnet mask) Kedua, mencari range IP

untuk LAN 3

• Dengan menggunakan rumus mencari klien per subnet (2 y – 2 ), anda akan mendapatkan jumlah klien per jaringan, sekaligus menemukan Range IP untuk LAN 3. y adalah jumlah biner 0 pada bit subnet mask.

Merujuk pada jawaban pertama, anda sudah mendapatkan bahwa y adalah 3.

Artinya jumlah klien pada LAN 3 adalah → 2 3 – 2 = 6. Berarti klien pada LAN 3 berjumlah 6 klien.

Ketiga, membuat tabel Network address dan range IP (Range IP adalah IP address yang nanti akan digunakan untuk klien). Dari tabel di bawah kita sudah bisa menduga bahwa jaringan LAN 3 terletak pada Subnet II (cermati network address LAN 3 pada topologi soal pada halaman pertama) dengan klien seperti dijelaskan pada tabel berikut :

Subnet Network Address Range

IP

Broadcast I 192.168.3.0/29 192.168.3.1 – 192.168.3.6 192.168.3.7 II 192.168.3.8/29 192.168.3.9 – 192.168.3.14 192.168.3.15

Keempat, kita tentukan gateway LAN 3 dengan menggunakan host terakhir dari range tersebut

192.168.1.14/29. Gateway ini digunakan untuk di konfigurasikan pada klien (default gateway) dan pada Router2 di LAN 3, pada interface fa1/0 (karena interface ini yang terhubung ke jaringan lokal LAN 1). Penting !! Gateway harus satu jaringan/subnet

Kelima, dari range IP dan gateway tersebut, sekarang anda dapat konfigurasi TCP/IP masing- masing klien !!

Soal no. 4 (konfigurasi TCP/IP klien)

Pada bagian ini tidak saya jelaskan, karena saya yakin teman-teman mahasiswa sudah dapat melakukan konfigurasi TCP/IP untuk PC klien di packet tracer. Silahkan anda konfigurasi IP setiap PC pada masing-masing LAN dengan IP dan gateway yang sudah kita tentukan diatas.

Soal no. 5 (konfigurasi TCP/IP pada router)

Pada bagian ini seluruh konfigurasi TCP/IP router di lakukan via console. Lakukan konfigurasi pada packet tracer.

Router0 (Router LAN 1)

(65)

62 Gunakan tab CLI pada router atau melalui terminal pada PC klien yang terhubung ke router (terhubung melalui kabel console).

Interface fa1/0

router0>

enable router0#

configure t

router0 (config)# interface fa1/0

router0 (config­if)# ip address 192.168.1.30 255.255.255.224 router0 (config­if)# no shutdown router0 (config­if)# exit

Interface fa0/0

router0 (config)# interface fa0/0

router0 (config­if)# ip address 202.91.9.1

255.255.255.252 router0 (config­if)# no shutdown router0 (config­if)# exit

Router1 (Router LAN 2)

Gunakan tab CLI pada router atau melalui terminal pada PC klien yang terhubung ke router (terhubung melalui kabel console).

Interface fa6/0

router0>

enable router0#

configure t

router0 (config)# interface fa6/0

router0 (config­if)# ip address 192.168.2.14 255.255.255.240 router0 (config­if)# no shutdown router0 (config­if)# exit

Interface fa0/0

router0 (config)# interface fa0/0

router0 (config­if)# ip address 202.91.9.2

255.255.255.252 router0 (config­if)# no shutdown router0 (config­if)# exit

Interface fa1/0

router0 (config)# interface fa1/0

(66)

router0 (config­if)# ip address 202.91.9.5

255.255.255.224 router0 (config­if)# no shutdown router0 (config­if)# exit

Router2 (Router LAN 3)

Gunakan tab CLI pada router atau melalui terminal pada PC klien yang terhubung ke router (terhubung melalui kabel console).

Interface fa1/0

router0>

enable router0#

configure t

router0 (config)# interface fa1/0

router0 (config­if)# ip address 192.168.3.14 255.255.255.248 router0 (config­if)# no shutdown router0 (config­if)# exit

Interface fa0/0

router0 (config)# interface fa0/0

router0 (config­if)# ip address 202.91.9.6

255.255.255.252 router0 (config­if)# no shutdown router0 (config­if)# exit

Soal no. 6 (Routing Static)

Pada bagian ini seluruh konfigurasi router di lakukan via console. Lakukan konfigurasi pada packet tracer.

Referensi

Dokumen terkait

Tahap pertama adalah pengecekan kesamaan nilai subnet dari kedua IP address, jika subnet tidak sama, maka jelas kedua IP address tersebut berasal dari dua subnet yang

Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask, jika menggunakan CIDR

Setelah Konfigurasi IP pada Router PC dan mengaktifkan IP Forward maka langkah selanjutnya adalah menguji coba Router Pc yang telah dibuat. Gambar dibawah

IP Address tersebut memiliki identitas numerik yang akan dilabelkan kepada suatu device seperti komputer, router atau printer yang terdapat dalam suatu jaringan komputer

Apabila user memilih Rincian Subnet, maka akan muncul form rincian, yang berisi IP Address, Binary IP Address, Hexadesimal IP Address, Network Class, Range First IP Address,

Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask, jika menggunakan CIDR dimana

Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask, jika menggunakan

Program Studi Sistem Komputer 17 Klik pada PC untuk memberi IP address pada masing-masing PC yang ada, klik tab Desktop maka akan muncul tampilan sebagai berikut, dan untuk