• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP PENGELOLAAN KAS DAN EFEKTIVITASNYA PADA PT

POS INDONESIA (Persero) CABANG MAKASSAR

ZAKARIA 10573 02230 10

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2015

(2)

ii

(3)

iii

(4)

ABSTRAK

Zakaria, 2015. “Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Terhadap Pengelolaan Kas dan Efektivitasnya Pada PT Pos Indonesia (persero) Cabang Makassar”.Skripsi Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Makassar, di bimbing oleh Abd. Rahman Rahim sebagai pembimbing I dan Ishak sebagai pembimbing II.

Penelitian dilakukan dengan metode statistik deskripsi. Metode ini gunakan untuk perbandingkan oleh pihak-pihak unit pelaksana kerja demi mengefektifkan tata kelola yang baik pada pengelolaan kas dilingkup kantor PT Pos Indonesia (persero) Cabang Makassar. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui sistem pengendalian intern atas pengelolaan kas dalam menunjang efektitas pengelolaan kas pada PT POS indonesia (persero) cabang makassar.

Serta untuk mengetahui apakah pengendalian intern berengaru positif dan signifikan terhadap efektivitas pengelolaan kas, maka dilakukan penelitian yang difokuskan pada pengelolan kas dan efektivitasnya dilingkup PT POS indonesia (persero) cabang makassar.Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa pengaruh pengendalian terhadap pengelolaan kas dan efektivitas pengelolaan kas dilingkup PT POS indonesia (persero) cabang makassar terlalu rendah atau tidak efektif. Hal ini dibuktikan dari tanggapan respondendan berdasarkan perhitungan manual yang dilakukan oleh peneliti diperoleh koefisien determinasinya, yaitu (0,11)2 = 1,2%, hal ini menunjukkan bahwa pengaruhnya sangat rendah atau tidak efisien dan efektif.Dengan dasar itulah penulis menyarankan agar para unit pelaksana kerja dilingkup kantor PT Pos Indonesia (persero) cabang makassar, dalam hal ini agar lebi meningkatkan dan mengoptimalkan pengendalian intrn terhada efektivitas pengelolaan kas dengan cara memperketat sistem pengawasan didalam penerimaan kas, pengelolaan kas kecil, serta pengeluaran kasnya agar dapat mencapai tujuan yang maksimal dan efisin.

Kata Kunci: Pengendalian Intern, Pengelolaan Kas, Dan Efektivitasnya

iv

(5)

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, yang tiada henti diberikan kepada penulis. Selawat dan taslim tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarganya, sahabatnya, dan para pengikutnya. Sehinggapenulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Terhadap Pengelolaan Kas Dan Efektivitasnya Pada PTPos Indonesia (persero) cabang Makassa”.

Skripsi Ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana Akuntasi pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar.

Sembah sujud kupersembahkan dalam penyusunan skripsi ini khususnya kepada kedua orang tuaku tercinta Ayahanda Sahabuddin (Almarhum) dan Ibunda Junaedah, terimakasih atas segala pengorbanan yang telah melahirkan, membesarkan, mendidik, mendoakan, memelihara dan memberikan bantuan moral dan materi, serta motivasi yang tak ternilai hingga penulis dapat menyelesaikan studi setara satu (SE), kirahnya amanah yang diberikan kepada penulis tidak tersia-siakan.

Terimahkasi penulis ucakan kepada bapak Dr. H. ABD. Rahman Rahim, SE. MM selaku pembimbing I dan Ishak, SE. M.Si. AK selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis dari awal penulisan sampai akhir, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

v

(6)

Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada yang terhormat:

1. Dr. H. Irwan Akib, M.Pd. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Dr. H. Mahmud Nuhung, SE, MA. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan izin penulis untuk melakukan penelitian.

3. Ismail Badollahi, SE, M.Si, AK. Selaku Ketua Perogram Studi Akuntansi yang telah mengarahkan dan bimbingan dalam pengajuan judul.

4. Bapak dan Ibu Dosen program studi akuntansi yang telah memberi bekal ilmu kapada penulis selama menuntut ilmu di Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Kepala kantor PT Pos Indonesia (persero) cabang makassar di Jalan Slamet Riadi beserta jajarannya yang telah mengizinkan penulis dan membantu penulis melakukan penelitian di wilayah yang didampinginya.

6. Kepada saudara-saudaraku tercinta Praka Sahfan, Sahmi, Prada Saenal, dan Nuraeni yang menjadi kebanggaan, dan selalu memberi motivasi serta dukungan moril dan materi.

7. Adinda tercinta dan tersayang Efrianti, S.AP yang selalu menemani dengan setia, memberikan motivasi, dukungan, kasih sayang dan bimbingan, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik.

vi

(7)

8. Kepada Keluarga Besar Saya, Om Yunus, Tante Hasniati, Muhlis, Zulhijar Lahis, kakanda Bohari, kakanda Saleh yang selalu memberikan dukungan dan motivasi serta nasehat-nasehat sehingga enulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

9. Ananda Zuhul Hafiz Azhar yang memberikan semangat dan kecerian pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Kepada kawan-kawan Muh. Ridwan, SE, Aldi Kurniawan, SE, Ahmad Salim, SE, Edwar Adisaputra,SE, Muh. Irzal, SE terimakasih atas kebersamaan dan kekompakan selama ini yang enuh keceriaan, saling membantu, dan saling menerima dari segala kekurangan dan kelebihan.

11. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penlis sebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari dalam penyusunan skripsi ini jauh dari sempurna seperti yang diharapkan, hal ini disebapkan masih banyak kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu. Kritik dan saran yang bersifat perbaikan akan diterima dengan tangan terbuka dan senang hati.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan pengetahuan bagi pembaca.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

Makassar, April 2015 Penyusun

Zakaria

vii

(8)

DAFTAR ISI

Hal.

SAMPUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTARIS ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Hasil Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pengaruh ... 6

B. Pengertian Pengendalian Intern ... 6

C. Tujuan Pengendalian Intern ... 10

D. Unsur-Unsur Pengendalian Intern ... 13

1. Lingkungan Pengendalian ... 14

viii

(9)

2. Penakrisan Resiko ... 15

3. Aktivitas Pengendalian ... 16

4. Informasi dan Komunikasi ... 16

5. Pemantauan ... 17

E. Prinsip-Prinsip Pengendalian Itern ... 18

F. Keterbatasan Pengendalian Intern ... 19

G. Manfaat Pegendalian Intern Bagi Manajemen ... 22

H. Langkah-langkah pengendalian intern ... 24

I. Pengertian Pengelolaan ... 25

J. Konsep Dan Pengertian Kas ... 26

K. Pengelolaan Penerimaan Dan Pengeluaran Kas ... 27

1. Penerimaan Kas ... 27

2. Pengeluaran Kas ... 28

3. Efektivitas Pengelolaan Kas ... 29

L. Pengertian Efektivitas ... 30

M. Hubungan Antara Pengendalian Intern Dengan Efektivitas Pengelolaan Kas ... 31

N. Kerangka Pikir ... 32

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian ... 33

B. Populasi Dan Sampel ...………..……….. 33

1. Populasi ... 33

2. Sampel ... 34

ix

(10)

C. Metode Pengumpulan Data ... 34

D. Jenis Dan Sumber Data ... 37

E. Teknik Analisis ... 38

1. Analisis regresi………....………… 38

2. Analisis korelasi………..…………....…… 40

3. Koefisien determinasi………..……… 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. PT Pos Indonesia ... 43

B. Pelaksanaan Pengendalian Intern Kas PT Pos Indonesia Cab. Makassar. 44 1. Linkungan pengendalian... 44

2. Pekiraan Resiko ... 45

3. Aktivitas Pengendalian ... 46

4. Informasi dan Komonikasi ... 47

5. Pemantauan/Penindak Lanjut ... 47

C. Pengelolaan Kas Pada PT Pos Indonesia (persero) cabang makassar ... 48

1. Penerimaan Kas ... 48

2. Pengelolaan kas kecil ... 50

3. Pegeluaran kas ... 51

D. Karakteristik Presponden ... 53

1. Profil responden berdasarkan jenis kelamin ... 54

2. Profil responden berdasarkan usia ... 55

3. Profil responden berdasarkan pendidikan terakhir ... 55

4. Profil responden berdasarkan lama kerja ... 56

x

(11)

E. AnalisisPengaruh Pengendalian Intern Atas Pengelolaan Kas PT Pos ... 57

1. Lingkungan pengendalian ... 58

2. Penaksiran resiko ... 59

3. Aktivitas pengendalian ... 61

4. Informasi dan komonikasi ... 62

5. Pemantauan/Penindak Lanjut ... 64

F. Tanggapan Responden Terhadap Pengendalian Intern Atas Pengelolaan Kas Pada PT. Pos Indonesia (cabang) Makassar ... 66

G. Analisis Efektivitas Pengelolaan Kas pada PT. Pos Indonesia ... ...68

1. Penerimaan kas ... 69

2. Pengelolaan kas kecil ... 70

3. Pengeluaran kas ... 72

H. Tanggapan Responden Terhadap Efektifitas Pengelolaan Kas Pada PT. Pos Indonesia (cabang) Makassar ... 73

I. Analisis Serta Pengujian ... 75

1. Analisis Regresi Linier Sederhana ... 77

2. Analisis Korelasi ... 78

3. Analisis Koefisien Determinasi ... 79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 81

B. Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

xi

(12)

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1.Skor kuesioner ... 36

Tabel 2. Kritria persentase skor tanggapan responden terhadap skor ideal ...37

Tabel 3. Tabel kriteria koefisien korelasi ... 41

Tabel 4.Kriteria Koefisien Determinasi ... 42

Tabel 5. Profil Responden Berdasarkan Mmjenis Kelamin ... 54

Tabel 6. Profil Responden Berdasarkan Usia ...55

Tabel 7. Profil Responden Berdasarkan pendidikan terakhir ... 56

Tabel 8. Profil Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 56

Tabel 9.Persentase Skor Lingkungan Pengendalian ... 58

Tabel 10.Persentase Skor penaksiran resiko ... 60

Tabel 11. Persentase Skor aktivitas pengendalian ... 61

Tabel 12.Persentase Skor informasi dan komonikasi ... 63

Tabel 13.Persentase Skor pemantauan/penindak lanjut ... 64

Tabel 14. Jawaban responden mengenai pengendalian intern atas pengelolaan kas dilingkup kantor PT Pos Indonesia (persero) cabang makassar ... 66

Tabel 15.Persentase skor penerimaan kas ... 69

xii

(13)

Tabel 16. Persentase skor pengelolaan kas kecil ... 71

Tabel 17. Persentase skor pengelolaan kas kecil ... 72 Tabel 18.Jawaban responden mengenai efektivitas pengelolaan kas pada PT Pos Indonesia (persero) cabang makassar ... 74

Tabel 19. Pengendalian intern terhadap pengelolaan kas (X) dan efektivitas pengelolaan kas (Y) PT Pos Indonesia (persero) cabang makassar .. 76

xiii

(14)

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

POS Indonesia merupakan sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN)Indonesia yang bergerak di bidang layanan POS. Saat ini, bentuk badan usaha Pos Indonesia merupakan perseroan terbatas dan sering disebut dengan PT Pos Indonesia. Bentuk usaha Pos Indonesia ini berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1995. Peraturan Pemerintah tersebut berisi tentang pengalihan bentuk awal Pos Indonesia yang berupa perusahaan umum (perum) menjadi sebuah perusahaan (persero). Pos Indonesia memiliki anggaran dasar dan anggaran rumah tangga yang

dicatatkan di Akta Notaris Sutjipto, S. H. Nomor 117 pada tanggal 20 Juni 1995 yang juga telah mengalami perubahan sebagaimana yang dicatatkan di Akta Notaris Sutjipto, S. H. Nomor 89 pada tanggal 21 September 1998 dan Nomor 111 pada tanggal 28 Oktober 1998.

Zaman kezaman perkembangan dunia usaha sekarang ini sangat pesat.

Hal ini ditandai dengan tajamnya persaingan dalam dunia usaha guna mempertahanka dan meningkatkan usahanya. Dengan tajamnya persainan tesebut perusahan dituntut mampu menghadapi persaingan yang ada agar dapat memperoleh laba yang maksimal.

Salah satu bentuk pengelolaan kas adalah pengendalian dan

pengawasan atas seluruh aktifitas kas dalam kegiatan oprasional perusahaan.

1

(15)

Pengawasan dan pengendalian yang dilakukan oleh manajemen dari suatu perusahan tergantung dari besar kecilnya atau tingkat kompeksitas dari perusahan tersebut. Oleh karena itu dengan semakin kompleksnya aktivitas perusaan, maka diperlukan suatu alat bantu bagi manajemen dalam

melaksanakan pengendalian tersebut. Salah satu alat bantu yang dimaksud adalah sistim pengendalian interen atau lebih dikenal dengan istilah internal control.

Pengendalian intern merupakan suatu tehnik pengawasan yaitu pengawasan secara keseluruhan dari aktivitas perusahaan, baik mengenai organisasi perusahaan maupun sistim yang digunakan untuk menjalankan perusahaan tersebut dan tida terkecuali alat-alat yang digunakan oleh perusahaan.

Pengendalian yang baik adalah suatu pengendalian yang mampu mendeteksi, mengatasi dan menemukan solusi untuk mempebaiki kesalahan

tersebut. Keberadaan pengawasan dan pengendalian dalam suatu perusahaan bukan suatu jaminan bahwa perusahaan tersebut bebas dari suatu kesalahan tetapi setidanya dapat memperkecil tingkat kesalahan yang mungkin terjadi dalam perusaan dan sedapat mungkin ilakukan pembenhan atas kesalahan tersebut sedini mungkin. Dengan demikian maka pengawasan dan

pengendalian dalam suatu perusahaan adalah suatu hal yang harus ada dan menjadi bagian dalam oprasi perusahaan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan tersebut.

(16)

Pengendalian intern tidak hanya memeriksa kebenaran angka-angka dan melindungi harta kekayaan perusahaan dari segi pembukuan saja tetapi juga memperhatikan struktur organisasi perusahaan, meningkatkan efisiensi kerja dan menganalisis keberhasilan dari suatu kebijakan manajemen. Oleh karena itu pengendalian intern harus dimonitor dan diefaluasi agar manfaat dari pengendalian intern tersebut berdaya dan berhasil guna serta dapat dipertanggungjawabkan.

Penerapan pengendalian intern pada suatu prusahaan dapat berjalan dengan baik apabila pengendalian tersebut selalu berpedoman pada suatu pengendalian intern yang baik sehat dimana pengendalian tersebut tidak menjadi beban sehingga memperlambat pencapaian tujuan perusahaan tetapi justru pengndalian tersebut harus menjadi alat bantu bagi manajemen dalam rangka mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisien. Dengan demikian maka pengendalian adalah sifatnya menyeluruh terhadap semua komponen yang ada dalam suatu organisasi atau perusahaan.

Salah satu komponen penting dalam suatu perusahaan adalah kas perusahaan. Selain itu kas juga merupakan suatu aktiva yang sangat vital dalam menjalankan oprasiaonal perusahaan, disamping kas bersifat paling likwid diantara aktiva-aktiva lainnya. Maka dari itu fokus pengendalian yang paling diprioritaskan adalah pengendalian terhadap kas perusahaan.

Pengendalian ini dilakukan melalui dua bagian yaitu pengendalian intern atas penerimaan kas dan pengendalian intern atas pengeluaran kas.

(17)

Pengendalian atas penerimaan dan pengeluaran kas dapat dilakukan dengan memperhatikan dan mengamati serta menganalisis atas cass flow perusahaan. Dari cass flow ini dapat diketahui bagaimana efektifitasnya atas pengelolaan kas. Jika pengelolaan kas lebi baik atau melebihi dari cash budget, maka sudah barang tentu dapat dikatakan bahwa pengelolaan kas perusahaan sudah cukup baik. Apabila perusahaan belum menerapkan cass flow maka sudah dapat dipastikan bahwa pengelolaan keuangan tersebut belum efektif.

Berangkat dari pembahasan yang dipaparkan di atas, maka penulis mencoba melakukan penelitian terhadap pengelolaan kas, efisien dan

efektifitasnya melalui suatu pendekatan pengawasan dan pengendalian intern.

Fokus penelitian yang penulis ambil tersebut dikarenakan obyek penelitian yang penulis pilih adalah sesuatu badan usaha atau perusahaan yang jasa yang kegiatan oprasionalnya akhir-akhir ini lebih banyak pada pengelolaan jasa keuangan. Dengan demikian maka pengawasan dan pegendalian keuangan harus mendapat perhatian yang lebih dari manajemen.

Obyek penelitian yang menjadi pemilihan penulis adalah perusahaan jasa PT POS Indonesia (Persero) dengan tema penelitian : “Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Terhadap Pengelolaan Kas Dan Efektifitasnya Pada PT POS Indonesia (persero) Cabang Makassar”. (Studi PT POS

IndonesiaMakassar.)

(18)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanasistem pengendalian intern dalam menunjang pengelolaan kas pada PT POS Indonesia (persero) cabang makassar?

2. Apakah pengolaan kas yang dilakukan PT POS Indonesia (persero) cabang makassar telah berjalan secara, efesien dan efektif?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahuisistem pengendalian intern atas pengelolaan kas pada PT POS Indonesia (persero) cabang makassar.

2. Untuk mengetahui efektifitas pengelolaan kas pada PT POS Indoesia (persero) cabang makassar.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian adalah :

1. Sebagai bahan informasi bagi manajemen PT POS Indonesia (persero) cabang makassar dalam penglolaan kas yang baik melalui suatu sistim pengendalian intern.

2. Dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan referensi untuk penelitian berikutnya.

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pengaruh

Berikut ini akan dijelaskan mengenai pengertian kata pengaruh.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua (1997:747), kata pengaruh yakni “Daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak kepercayaan dan perbuatan seseorang”.

Pengaruh adalah “daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak kepercayaan dan perbuatan seseorang”

(Depdikbud,2001:845).

WJS. Poerwardaminta berpendapat bahwa pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu, baik orang maupun benda dan sebagainya yang berkuasa atau yang berkekuatan dan berpengaruh terhadap orang lain

(poerwardaminta:731)

Bila ditinjau dari pengertian diatas, maka disimpulkan bahwa pengaruh adalah sebagai suatu daya yang ada atau timbul dari suatu hal yang memiliki akibat atau hasil dan dampak yang ada.

B. Pengertian Pengendalian Intern

Pengertian pengendalian intern dapat dilihat dari arti sempit dan arti luas. Arti sempit merupakan arti dari pengenalian intern yang mula-mula

6

(20)

dikenal sebagai intrn check, yaitu pengecekan penjumlahan baik penjumlahan mendatar (cross footing) maupun penjumlahan menurun (footing) dilakukan oleh dua orang atau lebih yang bekerja secara independen dengan tujuan untuk memperoleh kebenaran angka. Dalam arti luas, pengendalian intern tidak hanya meliputi pengecekan penjumlahan, tetapi meliputi semua alat yang dugunakan manajemen untuk mengadakan pengawasan.

Pengendalian intern sangat penting dalam perkembangan operasi perusahaan, karena masalah-masalah yang timbul sangat kompleks. Dengan demikian, diperlukan suatu pengendalian internal yang baik dan memadai.

Sesuai dengan perkembangan zaman dan juga perkembangan dunia usaha, istilah pengendalian internal pun mengalami perkembangan tidak hanya untuk mengawasi kecermatan dan pembukaan, tetepi mempunyai arti luas yaitu meliputi seluruh organisasi perusahaan.

Adapun pengertian pengendalian menurut Usry and Hammer adalah sebagai berikut:

"Controladalahmanajemenupaya sistematisuntuk

mencapaiobjetivedengan membandingkankinerjadengan rencanadan mengambilyang sesuaiuntuk memperbaikiperbedaan penting;.

Adapun pengertian pengendalian menurut Horngren (2004:8) adalah sebagai berikut:

“Control is an action that implements the planning decision and performance that provides feedbcak of the result”

"Pengendalian adalah suatu tindakan yang mengimplementasikan keputusan perencanaan dan kinerja yang menyediakan feedbcak hasilnya"

(21)

Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa pengendalian merupakan suatu tindakan yang mempengaruhi keputusan perencanaan dan evaluasi pelaksanaan.

Dengan demikian, pengendalian sebagai suatu proses diperlikan oleh seluruh aktivitas dalam suatu organisasi. Pengendalian merupakan kegiatan membandingkan kinerja yang sebenarnya dengan yang seharusnya atau yang direncanakan. Fungsi pengendalian disini untuk mengukur, mengevaluasi, dan mengusahakan agar setiap pelakasanaan tindakan berjalan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, selain itu juga untuk mengambil tindakan perbaikan jika diperlukan.

Pengertian pengendalian intern yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (2001:319.2) bahwa:

“Pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris manajemen, dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini :

(a) keandalan pelaopran keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi operasi, dan

(c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.”

Defenisi internal controlmenurut Statement on Auditing Standart (SAS No.78:I) yang dikutip dari buku Strawser (2001:5 – 3) adalah sebagai berikut:

"Pengendalian internal adalahprosesdipengaruhi

olehdewanentitasdireksi, manajemen, dan personilyang dirancanglain untukmemberikan keyakinan memadai tentangpencapaian tujuandalamcategorisberikut;

(22)

1. Reliabilitasnyadariroportingkeuangan;

2. Efektivitasdan efisiensi operasi, dan;

3. Kepatuhan terhadaphukum dan peraturanyang berlaku”

Sedangkan pengertian pengendalian menurut Arens, J. Elder and Mark.S. Beasley (2003:295) adalah sebagai berikut:

“A process designed to provide reasonable asurance regarding the achievement of management objectives in the following categoris;

1. Realiability of financial roporting;

2. Effectiveness and efficiency of operations, and;

3. Compliance with applicable laws and regulations.”

"Sebuah proses yang dirancanguntuk

memberikanasurancememadai tentang pencapaiantujuan pengelolaandalamcategorisberikut;

1. Reliabilitasnyadariroportingkeuangan;

2. Efektivitasdan efisiensi operasi, dan;

3. Kepatuhan terhadaphukum dan peraturanyang berlaku. "

Dari defenisi mengenai pengendalian intern di atas terdapat beberapa konsep dasar menurut Mulyadi (2002:180) sebagai berikut:

1. Pengendalian internal merupakan sistem yang terdiri dari kebijakan- kebijakan dan prosedur-prosedur yang spesifik.

2. Dalam pengendalian intern terdapat tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

3. Pengendalian intern merupakan suatu proses untuk mencapai suatu tujuan tertentu, bukan merupakan tujuan itu sendiri.

4. Pengendalian intern dijalankan oleh setiap tindakan organisasi, bukan hanya pedoman, prosedur dan kebijakan perusahaan saja.

5. Pengendalian intern diharapkan mampu memberikan keyakinan yang memadai, bukan keyakinan yang mutlak bagi manajemen dan dewan komisaris suatu entitas.

(23)

C. Tujuan Pengendalian Intern

Untuk menciptakan pengendalian akutansi yang baik, diperlukan pengendalian akutansi meliputi rencana organisasi serta prosedur dan catatan keuangan yang disusun untuk meyakinkan bahwa:

1. Transaksi dilakukan sesuai dengan persetujuan pimpinan;

2. Transaksi dicatat dengan benar dan layak sehingga memungkinkan dibuatnya ikhtisar keuangan yang sesuai dengan prinsip akutansi dan kriteria lain yang sesuai;

3. Jumlah aktiva atau harta perusahaan yang ada dalam catatan perusahaan dicocokkan dengan harta yang ada pada waktu tersebut dan mengambil tindakan yang sewajarnya jika terjadi perbedaan.

Pengendalian intern mempunyai tujuan untuk mendapatkan data tepat dan dapat dipercaya, melindungi harta atau aktiva perusahaan, dan

meningkatkan efektivitas dari seluruh anggota perusahaan sehingga perusahaan dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Secara lengkap Arens dan Loebbecke (2003:271) mengemukakan tujuan pengendalian intern sebagai berikut:

"Manajemen biasanya memilikitigaconcrernberikut, atautujuansetrika,desingningsebuahsistem kontrol:

1. Reliabilitasnyapelaporan keuangan 2. Efisiensidan efektivitas operasi

3. Kepatuhan terhadaphukum dan peraturanyang berlaku"

Jadi, pengendalian internal dikatakan memadai bila dapat mencapai tujuan yang dpat dijelaskan sebagai berikut:

(24)

1. Keadaan laporan keuangan

Manajemen bertanggungjawab dalam menyiapkan laporan keuangan.

Manajemen mempunyai kewajiban hukum dan profesional untuk menjamin bahwa informasi telah disiapkan sesuai dengan standar pelaporan, misalnya prinsip akutansi yang berterima umum.

2. Efisiensi dan efektivitas dari operasional

Pengendalian dalam sebuah organisasi adalah alat untuk mencegah pemborosan atau kegiatan yang tidak perlu dalam segala aspek usaha perusahaan. Bagian penting dari efektivitas dan efisiensi adalah untuk pengamanan aktiva dan catatan akutansi.

3. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku

Semua perusahaan harus taat terhadap hukum dan peraturan yang berlaku atau yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Beberapa diantaranya tidak berkaitan langsung dengan akutansi, misalnya hukum perlindungan lingkungan dan hak-hak buruh atau pekerja.

Sedangkan yang berkaitan langsung dengan akutansi adalah aturan perpajakan.

Dari uraian di atas , dapat dilihat bahwa pengendalian internal mempunyai pengertian yang luas yang tidak hanya mencakup masalah akutansi saja, tetapi juga mencakup segala aspek manejerial sehubungan dengan pengelolaan perusahaan.

(25)

Pengendalian internal bukan merupakan suatu bagian yang berdiri sendiri didalam perusahaan melainkan suatu sistem yang berfungsi sebagai alat bagi manajemen untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

Adapun tujuan pengendalian intern yang lebih spesufik dikemukakan oleh Arens and Loebbecke (2007:153) adalah untuk menjamin adanya hal-hal sebagai berikut:

1. Authorty

Semua transaksi material harus disetujui oleh otoritas higer 2. .Kelengkapan

Semua transaksi yang harus dimasukkan dalam jurnal benar-benar telah dimasukkan;

3. Ketepatan

Keakuratan informasi untuk transaksi akuntansi 4. Klasifikasi

Contoh misclassifications untuk penjualan termasuk penjualan tunai sebagai salea kredit, merekam penjualan operasi aset tetap sebagai pendapatan;

5. Extience

Transaksi yang tercatat telah benar-benar terjadi;

6. Pemilihanwaktu

Sebuah kesalahan waktu terjadi jika transaksi tidak recordedon tanggal transaksi mengambil tempat;

7. Posting dan Summarization

The accuaracy dari transfer informasi dari transaksi recordedon dalam jurnal catatan subsidi dan buku besar.”

Dari pengertian pengendalian dan uraian di atas, jelaslah bahwa tujuan pengendalian intern adalah untuk menciptakan laporan keuangan yang dapat dipercaya, menghasilkan efisiensi dan keefektifan dalam operasinal dan dapat diterapkannya peraturan-peraturan dan hukum yang berlaku secara konsisten guna menjaga harta harta kekayaan perusahaan, untuk menciptakan ketelitian dan kaeandalan data akutansi, untuk mendorong efesiensi guna mencengah duplikasi usaha yang tidak perlu dalam segala kegiatan bisnis perusahaan dan

(26)

untuk mencengah penggunaan sumber daya perusahaan yang tidak efisien dan efektif. Sehingga dapat dipatuhinya segala kebijakan yang telah ditetapkan oleh manajemen. Hal ini tidak terlepas dan keterbatasan pengendalian intern dalam sumber daya manusia dan biaya saja, melainkan juga disebabkan oleh mentalitas dari manusia. Oleh karena itu perlu untuk melakukan studi

terhadap sesuatu hal yang pantas dan mengevaluasi pengendalian intern yang ada yang merupakan dasar untuk menetapkan kepercayaan dan

mendeterminasikan tingkat pengujian yang diakibatkan oleh prosedur- prosedur yang terbatas.

D. Unsur-Unsur Pengendalian Intern

Suatu sistem terdiri dari sub-sub sistem atau unsur pembentuk sistem yang saling berhubungan dan saling ketergantungan dan bahkan mungkin saja dapat mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Begitu juga suatu

pengendalian internal yang memadai harus terdiri dari unsur-unsur yang membentuk pengendalian internal tersebut.

Unsur pengendalian internal terdiri dari lima unsur menurut Mulyadi (2002:183-195), yaitu:

1. Lingkungan pengendalian 2. Penaksiran resiko

3. Informasi dan komunikasi 4. Aktivitas pengendalian 5. Pemantauan.

(27)

Unsur-unsur pengendalian internal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian menciptakan suasana pengendalian dalam suatu organisasi dan mempengaruhi kesadaran personel organisasi tentang pengendalian. Lingkungan pengendalian merupakan landasan untuk semua unsur pengendalian internal, yang membentuk disiplin dan struktur.

Berbagai faktor yang membentuk lingkungan pengendalian dalam suatu entitas antara lain:

a. Nilai integritas dan etika

b. Komitmen terhadap kompentensi c. Dewan komisaris dan komite audit d. Filosofi dan gaya operasi manajemen e. Struktur organisasi

f. Pembangian wewenang dan pembebanan tanggung jawab g. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia

Dalam standar pekerjaan lapangan kedua, auditor harus

memperoleh pemahaman atas lingkungan pengendalian yang mempunyai dampak besar terhadap keseriusan pengendalian internal yang diterapkan didalam entitas. Lingkungan pengendalian mencerminkan sikap dan tindakan para pemilik dan manejer entitas mengenei pentingnya

(28)

pengendalian internal entitas. Efektivitas informasi dan komunikasi serta aktivitas pengendalian sangat ditentukan oleh atmosfer yang diciptakan oleh lingkungan pengendalian.

2. Penakrisan Resiko

Penaksiran resiko untuk tujuan pelaporan keuangan adalah

identifikasi, analisis dan pengelolaan resiko entitas yang berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan, sesuai dengan prinsip akutansi berterima umum. Penaksiran ririko manajemen untuk tujuan pelaporan keuangan adalah penaksiran resiko yang terkandung dalam aserasi tertentu dalam laporan keuangan dan desain dan implementasi aktivitas pengendalian yang ditunukan untuk mengurangi resiko tersebut pada tingkat minum, dengan mempertimbangkan biaya dan manfaat.

Penaksiran resiko manajemen harus mencakup pertimbangan khusus terhadap risiko yang dapat timbul dari perubahan keadaan, seperti:

a. Bidang baru bisnis atau transaksi yang memerlukan prosedur akutansi yang belum pernah dikenal.

b. Perubahan standar akutansi.

c. Hukum dan peraturan baru.

Perubahan yang berkaitan dengan revisi sistem dan teknologi baru yang digunakan untuk pengolahan informasi. Pertumbuhan pesat entitas yang menuntut perubahan fungsi pengolahan dan pelaporan informasi dan personel yang terlibat didalam fungsi tersebut.

(29)

3. Aktivitas Pengendalian

Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk memberikan keyakinan bahwa petunjuk yang dibuat oleh

manajemen dilaksanakan. Kebijakan dan prosedur ini memberikan keyakina bahwa tindakan yang diperlukan telah dilaksanakan untuk mengurangi resiko dalam pencapaian tujuan entitas. Aktivitas

pengendalian memiliki berbagai macam tujuan dan diterapkan dalam berbagai tingkat dan fungsi organisasi.

4. Informasi dan Komunikasi

Sistem akutansi diciptakan untuk mengidentifikasi, merakit, menggolongkan, menganalisis, mencatat, dan melaoprkan transaksisuatu entitas, serta menyelenggarakan pertanggungjawaban kekayaan dan utang entitas tersebut. Transaksi terdiri dari pertukaran aktiva dan jasa antar entitas dengan pihak luar, dan transfer atau penggunaan aktiva dan jasa dalam entitas.

Fokus utama kebijakan dan prosedur pengendalian yang berkaitan dengan sistem akutansi adalah bahwa transaksi dilaksanakan dengan cara yang mencengah salah saji dalam asersimanajemen dalam laporan

keuangan. Oleh karena itu, sistem akutansi yang efektif dapat memberikan keyakinan memadai bahwa transaksi yang dicatat atau terjadi adalah:

a. Sah

b. Telah diotorisasi

(30)

c. Telah dicatat

d. Telah dinilai secara wajar e. Telah digolongkan secara wajar

f. Telah dicatat dalam periode yang seharusny.

Telah dimasukan kedalam buku pembantu dan telah diringkas dengan benar. Komunikasi mencakup penyampaian informasi kepada semua personel yang terlibat dalam pelaopran keuangan tentang

bagaimana aktivitas mereka berkaitan dengan pekerjaan orang lain. Baik yang berada didalam maupun di luar organisasi. Komunikasi ini mencakup sistem pelopran penyimpangan kepada pihak yang lebih tinggi dalam entitas. Pedoman kebijakan, pedoman akutansi dan pelaporan keuangan, daftar akun dan memo juga merupakan bagian dari komonen informasi dan komunikasi dalam struktur pengendalian internal.

5. Pemantauan

Pemantauan adalah proses penilaian kualitas kinerja struktur pengendalian internal sepanjang waktu. Pemantauan dilaksanakan oleh personel yang semestinya melakukan pekerjaan tersebut, baik pada tahap desain maupun pengendalian pengoprasian pengendalian, pada waktu yang tepat, untuk menentukan apakah struktur pengendalian internal beroprasi sebagaimana yang diharapkan, dan untuk menentukan apakah struktur pengendalian internal tersebut telah memerlukan perubahan karena terjadinya perubahan keadaan.

(31)

E. Prinsip-Prinsip Pengendalian Itern

Untuk mendapatkan suatu pengendalian intern yang baik, menurut Bambang Hartadi (1999:9) harus diperhatikan prinsip-prinsip yang ada dalam suatu pengendalian pada perusahaan, yaitu:

1. Pengawai yang berkualitas dan dapat dipercaya

Masing-masing pengawai ini tentu diberi tanggungjawab yang sesuai dengan kecakapannya, pengalamannya, dan kejujurannya.

2. Pemisahan wewenang

Struktur organisasi harus disusun dengan baik dan jelas sehingga disatu pihak tenanga kerja dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya, tapi dilain pihak sekaligus terdapat pembangian tugas untuk maksud pengendalian intern.

3. Pengawasan

Hasil pekerjaan masing-masing karyawan harus diawasi dan dinilai oleh masing-masing atasannya yang bertanggungjawab atas hasil pekerjaan bawahan atau karyawannya.

4. Penetapan tanggungjawab perseorangan

Dalam penetapan tanggungjawab mengenai suatu tugas dapat diikuti pelaksanaanya sehingga menghubungkan hasil pelaksanaan tersebut dengan tanggungjawab masing-masing.

5. Pencatatan yang seksama dengan segera

Semua transaksi baik extern maupun intern yang mempunyai akibat ekonomis, harus segera dicatat dalam dokumen dasar (formulir) yang sudah disediakan, pencatatan yang dilakukan harus lengkap, hal ini diperkuat dengan menggunakan formulir yang diberi nomor unit tercetak, dan disimpan dalam urutan yang baik, karena dengan adanya nomor unit tersebut jika dokumen hilang atau dicuri dapat segera diketahui.

6. Penjagaan fisik

Dengan adanya penjagaan secara fisik misalnya kas register, lemari besi yang terkunci, dan lain-lain maka kerugian-kerugian karena kecurangan- kecurangan akan banyak berkurang

7. Pemeriksaan oleh petugas yang bebas dari tugas rutin

Secara periodik sistem administrasi haruslah diteliti kembali oleh suatu bangian yang bebas dari pekerjaan rutin dalam perusahaan. Secara umum, dapat dikatakan bahwa pengendalian intern yang baik adalah jika tidak seorangpun berada dalam kedudukan yang memungkinkan dapat membuat kesalahan-kesalahan dan meneruskan tindakan-tindakan yang tidak diinginkan tanpa diketahui dalam waktu yang lama.

(32)

F. Keterbatasan Pengendalian Intern

Pengendalian internal setiap entitas memiliki keterbatasan bawaan.

Oleh karena itu, pengendalian internal hanya memberikan keyakinan memadai, bukan mutlak, kepada manajemen dan deawan komisaris tentang pencapaian tujuan entitas.

Keterbatasan pengendalian intern menurut Boyntonand Kell (1996:256) adalah sebagai berikut:

1. Mistakes in judgement;

2. Breakdowns;

3. Management overside;

4. Cost versus benefist.”

1. Kesalahan dalampenghakiman.;

2. Breakdowns;

3. Manajemenoverside.;

4. Biayadibandingkanbenefist. "

“Mistakes in Judgment”

“Kesalahan dalamPenghakiman”.

“Occasionally, management and other personel may exercise poor judgment in making business decisions or in performing routine duties because of in adequate information, time constrants, or other

pressure”.

“Kadang-kadang,manajemendanpersonellaindapat melaksanakanpenilaian yang burukdalam pengambilan keputusanbisnis ataudalam melaksanakan tugasrutin karenainformasiyang memadai, constrantswaktu, atau tekananlainnya”.

“Breakdowns”

“kerusakan”

(33)

“In established contorls may occur because personel may misunderstand instruction or make error due to carelessness,

distraction, or fatique. Temporary or permanent changes in personel or in system or procedures may also cantributes to breakdown”.

“Dalamcontorlsdidirikanmungkin terjadi karenapribadimungkin bisa salah pahaminstruksiatau membuatkesalahan karenakecerobohan, gangguan, ataukelelahan. Perubahansementara atau

permanendalampribadiatau dalamsistem atauprosedurjuga dapatcantributesterhadap kerusakan”.

“Collusion”

“kongkalikong”

“Individuals acting together such an employee who perfroms an inportant control acting with another employe, customer, or supplier may be able to perpetrate and control an irregularity so as prevet it’s defection by the internal control struture”.

“Individubertindak bersama-

samakaryawansepertiyangperfromskontrolinportantbertindak dengankaryawanlain, pelanggan,atau pemasokmungkin dapatmemperbuatdan

mengendalikanketidakteraturansehinggaprevetitupembelotanolehstrut urepengendalian internal”.

“Management overside”

“manajemenoverside”

“Management can over rule prescribed policies or procedures for illegitimate purpose such as personel gain or enhanced presentation of an entity’s financial candition or compliance status. Overside practice include making deliberate misrepresentations to auditor and other such as by issuemg make document to support the recording of fictious sales transaction”.

“Manajemenbisalebihaturanyang ditentukankebijakan atau proseduruntuk tujuantidak sahseperti keuntunganpribadiatau ditingkatkanpenyajiancanditionkeuangansuatu entitasatau

statuskepatuhan. PraktekOversidetermasukmembuat kekeliruanyang disengaja untukauditordanlainnya

sepertiolehissuemgmembuatdokumenuntuk mendukungpencatatantransaksi penjualanfiktif”.

(34)

“Cost versus benefist”.

“Biayadibandingkanmanfaat”.

“The cost of an entity’s internal control structure should not exeed the benefist that are expected to ensue, because precise measurement of both cost and benefist usually is not possible, management must make both quantitave estimates and judgment in evaluating the cost-benefit relationship”.

“Biayastruktur pengendalian internsuatu entitastidak bolehexeedyangbenefistyang diharapkan akanterjadi,

karenapengukuran tepat daribiaya danbenefistbiasanyatidak mungkin, manajemenharusmembuat keduaperkiraankuantitatifdan

penilaiandalam mengevaluasihubunganbiaya-manfaat”.

Keterbatasan bawaan yang melekat pada setiap pengendalian internal menurut Mulyadi (2000:181) :

1. Kesalahan dalam pertimbangan 2. Gangguan

3. Kolusi

4. Pengabaian oleh Manajemen 5. Biaya lawan Manfaat

Untuk dapat memahami bawaan tersebut, dibawah ini akan dijelaskan dari masing-masing keterbatasan tersebut :

1. Kesalahan dalam pertimbangan

Seringkali, manajemen personel lain dapat salah dalam

mempertimbangkan keputusan bisnis yang diambil atau dalam melaksanakan tugas rutin karena tidak memadainya informasi, keterbatasan waktu, atau tekanan lain.

2. Ganguan

Gangguan dalam pengendalian yang telah ditetapkan dapat terjadi karena personel secara keliru memahami perintah atau membuat kesalahan karena kelalaian, tidak adanya perhatian, atau kelelahan.

Perubahan yang bersifat sementara atau permainan dalam personel atau dalam sistem dan prosedur dapat pula mangakibtkan gangguan.

3. Kolusi

(35)

Tindakan bersama beberapa individu untuk tujuan kejahatan disebut dengan kolusi (collusion). Kolusi dapat mengakibatkan bobolnya pengendalian internal yang dibangun untuk melindungi kekayaan entitas dan tidak terungkapnya ketidakberesan atau tidak terdeteksinya kecurangan oleh struktur pengendalian internal yang dirancang.

4. Pengabaian oleh manajemen

Manajemen dapat mengabaikan kebijakan atau prosedur yang telah ditetapkan untuk tujuan yang tidak sah seperti keuntungan pribadi manajer, penyajian kondisi keuangan yang berlebihan, atau kepatuhan semu. Contohnya adalah manajemen melaporkan laba yang lebih tinggi dari jumlah sebenarnya untuk mendapatkan bonus lebih tinggi bagi dirinya atau untuk menutupi ketidakpatuhannya terhadap peraturan perundangan yang berlaku.

5. Biaya lawan manfaat

Biaya yang diperlukan untuk memoperasikan struktur pengendalian internal tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari

pengendalian internal tersebut. Karena pengukuran secara tepat baik biaya maupun manfaat biasanya tidak mungkin dilakukan, manajemen harus memperkirakan dan mempertimbangkan secara kuantitatif dan kualitatif dalam mengevaluasi biaya dan manfaat suatu struktur pengendalian internal.

G. Manfaat Pegendalian Intern Bagi Manajemen

Semakin luas daerah lingkup perusahaan mengakibatkan manajemen tidak dapat melakukan pengawasan secara langsung atau secara pribadi terhadap jalannya operasi perusahaan. Sedangkan tanggungjawab yang utama ntuk menjaga keamanan hak milik perusahaan dan untuk mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan serta kecurangan-kecurangan terletak ditangan

manajemen. Oleh karena itu bagi manajemen mempertahankan terus adanya pengendalian intern termasuk sistem pelaporan yang baik adalah sangat diperlukan, menyerahkan dan mendelegasikan tanggungjawab dengan tepat.

(36)

Beberapa peran penting pengendalian intern dalam perusahaan yaitu sebagai berikut:

1. Tidak mungkin lagi bagi manajemen malakukan kegiatan transaksi sampai pada tahap penyelesaian secara sendiri, sehingga dapat mengurangi terjadinya pencurian;

2. Dengan adanya penyerahan tugas dan wewenang akan menimbulkan pertanggungjawaban, pengendalian dapat dipakai sebagai ukuran untuk menilai kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh manajemen;

3. Dengan pengendalian intern, maka kegiatan dapat dikordinasikan dan harta perusahaan dapat dilindungi;

4. Dapat dicengah terjadinya kesalahan-kesalahan dan penyelewengan- penyelewengan karena dengan pengendalian intern akan terdapat arus kegiata yang teratur dari petugas ke petugas yang berikutnya mengulangi pekerjaan petugs sebelumnya.

5. Dalam waktu yang singkat dapat mengetahui dan menemukan kesalahan-kesalahan dan penyelewengan-penyelewengan yang terjadi, dan menentukan siapa yang bertanggungjawab atas kesalahan dan penyelewengan yang terjadi.

Berdasarkan uraian di atas anggungjawab untuk menyusun dan melaksnakan pengendalian intrn terletak pada manajemen, dan pengendalian intren ini merupakan alat untuk meletakkan kepercayaan akuntan dalam menjalankan tugasnya.

(37)

H. Langkah-langkah pengendalian intern

Secara umum, pengendalian dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut:

1. Penetapan standard an metode pengukuran kerja.

2. Mengukur kegiatan.

3. Membandingkan hasil pengendalian dengan hasil kegiatan.

4. Melakukan tindakan korentif terhadap penyimpangan yang terjadi.

Aktifitas pengendalian dilaksanakan melalui berapa kegiatan yaitu sebagai berikut.

1. Reviu atas kinerja instansi/unit kerja/satker yang bersangkutan.

2. Penggunaan sumber daya manusia.

3. Pengendalian atas pengelolaan system informasi.

4. Pengendalian fisik dan asset.

5. Pengendalian pada penepatan dan reviu atas indikataor dan ukuran kinerja.

6. Pengendalian atas pemisahan fungsi.

7. Penegendalian atas pencatatan yang akuarat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian.

8. Pengendalaian atas pembatasan akses terhadap sumber daya manusia dan pencatatan.

9. Pengendalian atas akuntabilitas sumber daya dan pencatatan.

(38)

10. Pengendalian atas dokumen yang baik terhadap system pengendalian intern serta kejadian penting.

I. Pengertian Pengelolaan

Pengelolaan diartikan sebagai suatu rangkaian pekerjaan atau usaha yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk melakukan serangkaian kerja dalam mencapai tujan tertentu.Definisi pengelolaan oleh para ahli terdapat perbedaan –perbedaa hal ini disebabkan karena para ahli meninjau pengertian dari sudut yang berbeda- beda. Ada yang meninjau pengelolaan dari segi fungsi, benda, kelembagaan dan yang meninjau pengelolaan sebagai suatu kesatuan. Namun jika dipelajari pada prinsipnya definisi- definisi tersebut mengandung pengertian dan tujuan yang sama.

Berikut ini adalah pendapat dari beberapa ahli yakni menurut Wardoyo (1980:41) memberikan definisi sebagai berikut pengelolaan adalah suatu rangkai kegiatan yang berintikan perencanaan ,pengorganisasian pengerakan dan pengawasan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya .

Menurut Harsoyo (1977:121) pengelolaan adalah suatu istilah yang berasal dari kata “kelola” mengandung arti serangkaian usaha yang bertujuan untuk mengali dan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan tertentu yang telah direncanakan

sebelumnya.

Dari uraian diatas dapatlah disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pengelolaan adalah suatu rangkaian kegiatan yang berintikan

(39)

perencanaan,pengorganisasian,penggerakan dan pengawasan yang bertujuan menggali dan memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki secara efektif untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan.

J. Konsep Dan Pengertian Kas

Kas merupakan aktiva lancar yang paling berharga bagi pusahaan karena sifatnya yang likwi. Hampir semua transaksi bermula dan berakhir kepenerimaan atau pengeluaran kas. Tanpa tersedianya kas yang memadai, perusahaan akan mengalami kesulitan dan melakukan aktivitas sehari-hari.

Akibatnya kegiatan atau aktivitas perusahaan akan terhambat dan tujuan tidak dapat tercapai.

Kas adalah aktiva perusahaan yang selalu berputar kesegenap bagian dalam tubuh perusahaan. Kas merupakan media pertukaran dan dasar untuk mengukur perkiraan yang terdapat di dalam laporan keuangan karena kas bersifat relevan, sederhana serta dipakai secara universal dalam menilai perubahan modal dan pertukaran barang dan jasa.

Kas juga dimasukkan sebagai aktiva lancar karena kas memiliki tingkat likwiditas yang tinggi, bahkan paling tinggi diantara semua aktiva perusahaan yang ada. Oleh karena itu, di dalam mengelola kas harus diterapkan suatu pengendalian yang baik atas kas, karena kas sering dijadikan alat untuk melakukan penyelewengan dan kecurangan.

Pengertian kas menurut ikatan akuntansi indonesia(199 : 2.2 adalah sebagai berikut:

(40)

“ kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro. Setara kas (cash equivalent)adalah investasi yang sifatnya sangat liqwid berjangka pendek dan dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang siknifikan.

Pengertian kas menurut standar akuntansi keuangan (1996 - PSAK 9.2) menyebutkan bahwa:

“Yang dimaksud dengan kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan”.

Pengertian kas menurut standar akuntansi keuangan (2002- PSAK 31.3) menyebutkan bahwa:

“Kas adalah mata uang kertas dan logam, baik rupiah maupun valuta asing yang masih berlaku sebagai alat pembayaran yang sah”.

Pengertian kas adalah termasuk mata uang rupiah dan valuta asing yang ditarik dari peredaran dan yang masih masa tenggang untuk

pertukarannya ke bank indonesia atau bank sentral negara yang bersangkutan.

K. Pengelolaan Penerimaan Dan Pengeluaran Kas 1. Penerimaan Kas

Menurut mulyadi (2001: 456), penerimaan kas terdiri dari jaringan prosedur sebagai berikut:

a. Prosedur penerimaan kas dari penjualan tunai.

b. Prosedur penerimaan kas dari piutang.

(41)

c. Prosedur penyetoran kas ke bank.

Sumber peneriman kas dalam perusahaan manufaktur bersal dari penjualan tunai dan peneriman kas dari piutang. Dalam pengendalian intern yang baik, setiap penerimaan kas harus disetor dalam jumla penuh ke bank pada hari yang sama atau hari kerja berikutnya. Tidak diperkenankan

melakukan pengeluaran kas dari kas yang diterima dari berbagai sumber yang atas nama perusahaan. Dengan demikian catatan penerimaan kas didalam jurnal penerimaan kas dapat direkonsiliasi dengan catatn setoran ke bank yang terdapat dalam rekening koran bank. Dengan kata lain, catatan kas perusahaan dapat dicek ketelitian/keabsahannya dengan cara

membandingkan dengan catatan bank.

Prosedur yang dapat digunakan dalam pencatatan penerimaan kas sebagai berikut:

a. Harus ditunjukkan dengan jelas fungsi penerimaan kas dan setiap penerimaan kas harus segera dicatat dan disetor ke bank.

b. Diadakan pemisahan fungsi penerimaan kas dan fungsi pencatatan kas.

c. Diadakan pengawasan ketat terhadap fungsi penerimaan kas, selain itu setiap hari di buat laporan kas.

2. Pengeluaran Kas

Meurut mulyadi (2001 :515) pengeluaran kas terdiri dari jaringan prosedur sebagai berikut:

(42)

a. Prosedur pembuatan bukti kas keluar.

b. Prosedur pembayaran kas.

c. Prosedur pencatatan pengeluaran kas.

Pengendalian intern yang baik mngharuskan setiap pengeluaran kas dilakukan dengan cek. Untuk pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dilakukan melalui dana kas kecil yang diselenggarakan dengan sistem impres.pengeluaran kas dengan cek dapat menjamin diterimahnya pembayaran tersebut oleh perusahaan yang berhak menerimanya dan memungkinkan dilibatkannya pihak ketiga (dalam hal ini bank) untuk ikut serta mengawasi pengeluaran kas. Dengan demikian, sistem pengeleluaran kas ini hanya akan menyangkut pengeluaran kas dengan cek saja,

sedangkan kas yang tidak dapat dilakukan dengan cek diatur dlam sistem kas kecil. Prosedur pengawasan yang penting adalah:

a. Semua pengeluaran kas menggunakan cek, kecuali untuk pengeluaran-pengeluaran kecil dibayar dengan kas kecil.

b. Dibentuk kas kecil yang diawasi ketat.

c. Penulisan cek hanya dilakukan apabila didukung bukti-bukti (dokumen) yang lengkap.

d. Diadakan pemeriksaan intern dengan jangka waktu yang tidak tentu.

e. Diharuskan membuat laporan kas harian.

3. Efektivitas Pengelolaan Kas

Jadi dapat dikatakan bahwa evektivitas pengelolaan kas adalah kemampuan suatu perusahaan/organisasi untuk menjegah terjadinya suatu kesalahan pada perkiraan kas dan kemampuan suatuperusahaan/organisasi

(43)

untuk memaksimalkan uang yang tersedia dan pendapatan bunga dalam menjalankan aktivitas operasinalnya.

Pimpinan perusahaan dihadapkan pada realita keterbatasan untuk dapat memonitor suatu kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya. Oleh karena itu dibuhtukan suatu pengendalian intern sebagai alat bantu pimpinan perusahaan dalam memastikan tercapainya sasaran dan tujuan perusahaan.

Pengendalian intern yang baik diperoleh dari suatu struktur yang terkoordinasi, yang berguna bagi pimpinan perusahaan untuk menyusun laporan keuangan yang lebih teliti, mencegah kecurangan-kecurangan dalam perusahaan serta mengamankan kekayaan perusahaan.

L. Pengertian Efektivitas

Banyak pengertian yang diberikan para ahli mengenai evektifitas.

Untuk memperjelas pengertian tersebut, penulis akan memberikan beberapa pengertian dari efektivitas.

Pengertian efektivitas menurut Arens and Loebbecke (2007:792) adalah sebagai berikut:

"Efektivitasmengacu padasumber daya yang digunakanuntukmencapai tujuan tersebut"

Menurut Komaruddin (2004:269) evektifitas diuraikan sebagai berikut:

“Efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukan tingkat

keberhasilan (atau kegagalan) kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.”

(44)

Pengertian efektivitas menurut Hiro (2007:115) adalah sebagai berikut:

1. Ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesan);

2. Manjur atau mujarab;

3. Dapat membawa hasil, berhasil guna (tentang usaha, tindakan);

4. Mulai berlaku (tentang undang-undang, peraturan);

M. Hubungan Antara Pengendalian Intern Dengan Efektivitas Pengelolaan Kas.

Sistem pengendalian inetern yang dirancang dengan baik akan dapat mendorong ditetapkannya kebijakan manjemen. Selain itumenurut Al Haryono Yusuf (2002:4) keuntungan sistem pengendalian intrn yang dirancang dengan baik adalah sebagai berikut :

1. Mendorong terciptanya efisiensi operasi

2. Melindungi aktiva perusahaan dari pemborosan, kecurangan, dan pencurian

3. Menjamin tercapainya data akutansi yang dapat dan bisa dipercaya.

Dari kutipan tersebut di atas disebutkan bahwa salah satu keuntungan yang diperoleh dari suatu sistem pengendalian intern yang dirancang dengan baik yaitu dapat melindungi aktiva perusahaan dari pemborosan, kecurangan dan pencurian, dalam hal ii aktiva tersebut adalah aktiva berupa kas.

Efektivitas pengelolaan kas dapat dinilai jika ketentuan-ketentuan, standar-standar dan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan dijalankan dengan sepenuhnya oleh setiap personel yang ada dalam perusahaan tersebut.

Pengelolaan kas juga dapat diartikan efektif jika tujuan dari pengelolaan kas itu sendiri tercapai.

(45)

Dengan demikian semakin memadai pengendalian intern yang ada dalam perusahaan dan semakin dipatuhinya pengendalian intern tersebut oleh seluruh personel perusahaan, maka semakin efektif pengelolaan kas yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan. Sebaliknya jika pelaksanaan pengendalian intern banyak yang menyimpang dari yang semestinya, maka efektivitas pengelolaan kas dapat dikatakan masih meragukan.

N. Kerangka Pikir

Penerimaan dan Pengeluaran Kas

Pengendalian intern

Hubungan Pengendalian Intern Dengan Efektivitas Pengelolaan Kas

1. mendorong tercapainya efisiensi opras

2. Melindungi aktiva perusahaan dari pemborosan, kecurangan, dan pencurian

3. Menjamin tercapainya data

akuntansi yang bisa di percaya.

Efektivitas pengelolaan kas

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih 2 (dua) bulan. Obyek penelitian yang penulis ambil adalah PT POS indonesia (persero) cabang makassar yang berlokasi di JL. Slamet Riadi.

B. Populasi Dan Sampel 1. Populasi

Semua individu yang menjadi objek dalam penelitian disebut populasi.

Dengan demikian populasi merupakan keseluruhan individu yang merupakan sumber informasi data. Untuk menjadi patokan dalam penelitian dikemukakan pengertian populasi. Menurut, Arikunto (2002: 108). Populasi adalah

keseluruhan dari subjek penelitian. Sugiyono(2011: 119).Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/sampel yang mempunyai kualitas dan karasteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Menurut pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan pegawai lingkup PT Pos Indonesia (persero) Cabang Makassar yaitu pegawai honorarium berjumlah 65 orang dan pegawai negeri 150 orang jadi jumlah keseluruhannya adalah 215 orang.

33

(47)

2. Sampel

sampel adalah bagian dari jumlah dan karasteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Ini mengibaratkan bahwa sampel dianggap sebagai

perwakilan dari populasi.

Menurut Arikanto, (2002: 112) apabilah sabjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika jumlah cukup besar, dapat diambil samel antara 10%-15% dan antara 20%-25% tergantung dari kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana. Dengan demikian dalam penelitian ini populasi yang ditetapkan cukup besar, maka penulis menggunakan 30 responden atau 13,95% untuk ditarik sebagai sampel.

C. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang akurat,digunakan beberapa metode pengumpulan data yang dikenal secara umum, yaitu:

a. Penelitian kepustakaan (library research) yaitu bentuk penelitia yang dimaksudkan untk memperoleh data dengan membaca dan menelaah sejumlah teori dari berbagai literatur serta dokumen yang ada hubungannyandengan pembahasan ini.

b. Penelitian lapangan (field reseacrh) yaitu bentuk suatu penelitian dengan cara melakukan ,pengamatan langsung pada objek penelitian.

(48)

Beberapa tehnik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Teknik observasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung keobjek penelitian untuk memperoleh data akurat, artinya tanpa ada pembicaraan lebih dahulu kepada manajer maupun karyawan yang berwenang untuk mengadakan kunjungan keobjek penelitian.

2. Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dujawab.

3. Teknik interviu, dilakukan dengan jalan wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan secara langsung dengan pimpinan perusahan dan sejumlah karyawan yang berhubungan dengan penulisan skripsi.

Hasil pengoprasiaan variabel disusun dalam bentuk pertanyaan

(kuesioner/angket) yang terdiri dari 15 (lima belas) pertanyaan ditiap variabel (X) dan (Y). setiap item dari kuesioner tersebut memiliki 5 lima jawaban dengan bobot atau nilai yang berbeda. Dengan pemberian skor sebagai berikut:

(49)

Tabel 1 Skor kuesioner

No Keterangan Skor

1 Sangat setuju 5

2 Setuju 4

3 Ragu-ragu 3

4 Tidak setuju 2

5 Sangat tidak setuju 1

Sumber: Penulis

Untuk menetapkan peringkat dalam setiap variabel indikator

penlitian, dapat dilihat dari perbandingan antara skor aktual dan ideal. Sektor aktual diperleh melalui hasil perhitungan seluruh responden, sedangkan skor ideal diperoleh dari prediksi nilai tertinggi dikali dengan jumlah pertanyaan kuesioner dikali dengan jumlah dresponden. Apabila digambarkan dengan rumus, maka akan tampak seperti dibawa ini:

% 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 × 100%

Keterangan:

a. Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah diajukan

b. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.

(50)

Selanjutnya hasil tersebut dikonfirmasikan dengan kriteria yang telah ditetapkan, dapat dilihat dari tabel pada berikut ini:

Tabel 2

Kritria persentase skor tanggapan responden terhadap skor ideal

No % Jumlah Skor Kriteria

1 20.00 – 36.00 Tidak baik

2 36.01 – 52.00 Kurang baik

3 52.01 – 68.00 Cukup

4 68.01 – 84.00 Baik

5 84.01 – 100 Sangat baik

Sumber: Penulis

D. Jenis Dan Sumber Data

Peneliti pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, maka sumber data yang

dipergunakan dalam penulisan proposal ini dapat bersumber dari.

a. Data primer yaitu data yang diperoleh dengan jalan mengadakan pengamatan secara wawancara langsung dengan pimpinan perusahan dan semjumlah karyawan pada PT. POS indonesia (persero) cabang makassar

b. Data skunder yaitu data yang diperoleh dengan jalan mengumpulkan dokumen-dokumen perusahan serta sumber lainnya berupa informasi yang erat kaitanya dengan masalah yang dibahas.

(51)

c. Data kualitatif yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk informasi lisan maupun secara tertulis.

d. Data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk angka seperti jumlah tanggapan, responden.

e. Sumber data E. Teknik Analisis Data

Berdasarkan permasalahan yang penulis angkat, maka penelitian ini yaitu menggunakan statistik deskriptif kualitatif. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (sugiyono, 2011:199). Penelitian ini dilakukan pada populasi (tanpa diambil sampelnya).

1. Analisis regresi

Alat analisis yang digunakan untuk mengukur derajat hubungan antar variabel maka digunakan metode analisis regresi sederhana. Secara umum, analisis regresi adalah analisis menagani variabel independen dengan variabel dependen yang bertujuan untuk mengistimasi nilai rata- rata variabel berdasarkan nla variabel independen yang diketahuiyang dinyatakan dalam bentuk hubungan atau fungsi. Untuk membentuk

hubungan (regresi) diperlukan pemisahan yang tegas antara variabel bebas yang sering diberi symbol X dan variabel tak bebas Y. pada regresi harus

(52)

ada fariabel ditentukan dan variabel yang menentukan atau dengan kata lain adanya ketergantungan variabel yang satu dengan yang lain. Kedua variabel biasanya bersifat kausal atau mempunyai hubungan sebab akibat yaitu saling berpengaruh. Maka variabel yang sebab merupakan variabel bebas dengan simbol X dan akibat yang ditimbulkan menjadi variabel tak bebas dengan symbol Y. analisis regresi dapat digunakan untuk membuat model kausalitas dalam memprediksi.

Keterangan:

X= independen variabelY= dependen variable

Variabel X untuk memprediksi variabel Y

Dimana dalam penelitian ini:

Variabel X= Pengendalian InternY= Pengelolaan Kas

Regresi sederhana hanya melibatkan satu variabel bebas dan satu variabel terikat, yang menunjukan hubungan sebab-akibat. Perubahan yang erjadi pada variabel bebas digunakan untuk memprediksi perubahan pada variabel terikat.

Menurut sugiyono (2011 : 188), persamaan regresi sederhana (dengan satu predictor) dapat dirumuskan sebagai berikut:

Y = a + bX

X Y

(53)

Keterangan:

Y = variabel depemden (Nilai yang diprediksi) A = konstan

B = koefisien regresi X = variabel independen

Sedangkan untuk mencari nilai a dan b pada persamaan diatas dapat digunakan rumus sebagai berikut:

a =

y(x2)− x. xy n. x2−( x )2

b =

n . xy− x y n . x2− ( x2)

Sedangkan untuk mencari ada dan tidaknya hubungan dua variabel, yaitu variabel independen (pengendalian intern) dan variabel dependen (pengelolaan kas) dibutuhkan analisis korelasi.

2. Analisis korelasi

Digunakan untuk mengetahui ada dan tidaknya hubungan dua variabel, yaitu variabel independen (pengendalian intern) dan variabel dependen (pengelolaan kas). Adapun rumus sebagai berikut:

r =

n XY − ( X)( Y) n X2− ( X)2 n Y2− ( Y)2

Sebagai pedoman untuk memberikan interpretasi, penelitian menggunakan satuan angka-angka sebagai berikut:

(54)

Tabel 3

Tabel kriteria koefisien korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,019 Sangat Rendah

0,20 – 0, 399 Rendah

0.40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Sumber: Penulis

3. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi merupakan bagian keragaman total dari variabel tak bebas yang dapat diperhitunkan oleh keragaman variabel bebas dihitung dengan koefisien diterminasi, maka dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

KD = r2 × 100%

Keterangan:

KD = 0%, berarti berpengaruh pengendalian intern (variabel X) terhadap pengelolaan kas dan efektivitasnya (variabel Y).

KD = 100% berarti pengaruh pengendalian intern (variabel X) tehadap pengelolaan kas dan efektivitasnya (variabel Y).

(55)

Berdasarkan rumus diatas maka hasil perhitungan dapat dikategorikan dalam kriteria besarnya pengaruh berdasarkan tabel sebagai berikut:

Tabel 4

Kriteria Koefisien Determinasi

Interval Tingkat Pengaruh

0% - 19,9% Sangat Rendah

20% - 39,9% Rendah

40% - 59,9% Sedang

60% - 79,9% Kuat

80% - 100% Sangat Kuat

Sumber: Penulis

(56)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. PT Pos Indonesia

PT Pos Indonesia bergerak dalam bidang jasa pelayanan bagi masyarakat (publik). Pada awalnya PT Pos indonesia melalui aktivitasnya dengan melayani pengiriman surat menyurat, transfer dan sebagaimana mestinya. Namun belakangan ini aktivitas PT Pos Indonesia ini semakin kompleks seiring berkembanya zaman dan kebutuhan manusia. Salah satu aktivitasnya akhir-akhir ini adalah dengan melakukan pelayanan pada jasa keuangan seperti pembayaran angsuran dan lain-lain.

Dengan adanya perkembangan usaha dari aktivitas yang dilakukan oleh PT Pos Indonesia, maa sudah barang tentu semua komponen yang ada dalam organisasi perusahaan juga akan semakin banyak dan sifatnya sangat komleks. Aktivitas keuangan yang merupakan aktivitas utama pada kgiatan PT Pos tentu akan semakin kompleks dan semakin rumit. Hal ini

mengharuskan adanya pengelolaan dan manajemen yang cukup baik dalam menagani masalah keuangan. Selain itu masalah keuangan adalah suatu masalah yang sangat rawan di dalam suatu organisasi, mengingat masalah uang atau yang lebih dikenal dengan istilah kas. Kas sangat mudah untuk disalah gunakan atau diselewengkan. Dengan demikian diperlukan suatu cara atau alat yang dapat membantu manajemen untuk menagani persoalan uang atau kas tersebut.

43

Referensi

Dokumen terkait

REKAPITULASI BELANJA MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PROGRAM DAN KEGIATAN. TAHUN

Penelitian ini bertujuan mengukur kinerja perusahaan dengan menggunakan pendekatan Balance Scorecard pada PT. Securindo Pacakatama Indonesia. Hasil dari penelitian

Hasil penelitian juga menemukan bahwa pengunaan anggaran pada kantor Dinasa Teanaga Kerja dan Transmigrasi di Makassar sangat memberikan perhatian yang serius terhadap

Akan tetapi, perlu diperhatikan juga bahwa auditor, selain memeriksa kewajaran dari saldo laporan keuangan, auditor juga harus memeriksa kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi

Begitu pentingnya persediaan barang di dalam suatu perusahaan, sehingga merupakan suatu faktor yang sangat menentukan dalam besar kecilnya laba perusahaan melalui

Instansi Pemerintah adalah organisasi yang merupakan kumpulan orang-orang yang dipilih secara khusus untuk melaksanakan tugas Negara sebagai bentuk pelayanan kepada

Memang diakui tidak semua perusahaan yang menerapkan Total Quality Managementsekarang ini dapat bekerja dengan baik dan bahkan beberapa perusahaan sama sekali tidak dapat

Dalam mudharabah istilah profit and loss sharing tidak tepat digunakan karena yang dibagi hanya keuntungan saja (profit) , tidak termasuk kerugiannya