• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPEMIMPINAN KEPALA SD INTI (Studi Situs SDN 2 Pegulon Kendal) Kepemimpinan Kepala Sd Inti (Studi Situs Sdn 2 Pegulon Kendal).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEPEMIMPINAN KEPALA SD INTI (Studi Situs SDN 2 Pegulon Kendal) Kepemimpinan Kepala Sd Inti (Studi Situs Sdn 2 Pegulon Kendal)."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

KEPEMIMPINAN KEPALA SD INTI (Studi Situs SDN 2 Pegulon Kendal)

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada

Program Studi Manajemen Pendidikan

Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Gelar Magister dalam Ilmu Manajemen Pendidikan

Oleh : TATIK SUPRIYATI NIM : Q 100100209

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

KEPEMIMPINAN KEPALA SD INTI (Studi Situs SDN 2 Pegulon Kendal)

Oleh: 1

Tatik Supriyati, 2Sutama, 3Sigit Haryanto 1 human resource management at Elementary School State 2 Pegulon Kendal, (2) principal leadership of facilities management at Elementary School State 2 Pegulon Kendal, and (3) principal leadership of fund management at Elementary School State 2 Pegulon Kendal. This is qualitative research with ethnography design. Data collection method used depth interview, observation, and documentation. Data analysis is started from (1) data collection, (2) data reduction, (3) data display, and (4) drawing conclusion. Results of the research are (1) principal leadership of human resource management at Elementary School State 2 Pegulon is opened characteristic and noticed human competence. Selection system is conducted to gain good quality of input by organize written test, interview, and practice. Principal is preparing job description and increase teacher and student competence by giving motivation. (2) Principal leadership of facilities management at Elementary School State 2 Pegulon helped by teacher council who manage the facility with priority principle. The availability of facility is conducted in early new education year according to RAPBS, Which is spent in three stages in every year. (3) Principal leadership of fund management at Elementary School State 2 Pegulon done transparently. Principal of Elementary School State 2 Pegulon asked the special team to manage the each fund resource come from BOS fund, school committee, block grand and donors for school needs. Principal used BOS fund as school operational fund for one year. The report of fund usage is responsibility to the school member in pleno meeting and also to the education officer of Kendal District.

Keywords: leadership, human resource, facilities, infrastructure, fund

PENDAHULUAN

(4)

sekolah yang kondusif bagi terlaksananya proses pendidikan secara efektif dan efisien.

Terkait dengan kinerja kepala sekolah yang masih perlu diperhatikan, realitas yang dihadapi saat ini dimana 70 persen dari 250 ribu kepala sekolah di Indonesia tidak kompeten (Sudrajat, 2008:1). Masih banyaknya kepala sekolah yang kinerjanya kurang baik, dikarenakan kepala sekolah kurang menguasainya kompetensi yang seharusnya dimiliki. Setiap kepala sekolah diharuskan memiliki 5 aspek kompetensi untuk dapat mengelola sekolah dengan baik. Kepala sekolah juga harus memiliki jiwa kepemimpinan yang sesuai dengan kondisi sekolah. Untuk menilai kompetensi yang dimiliki oleh kepala sekolah, menurut harian Joglosemar yang dimuat pada tanggal 6 November 2009 dapat diketahui dengan melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi (ME). Dalam harian tersebut kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kecamatan Banjarsari, Alex Parjiya memberikan informasi bahwa kompetensi kepala sekolah yang meliputi kepribadian, sosial, manajerial, supervisi, dan kewirausahaan dapat dilakukan kegiatan monitoring dan evaluasi. Pelaksanaan ME dapat meningkatkan kinerja kepala sekolah mengingat hasil ME dapat dijadikan pedoman kepala sekolah untuk meningkatkan kompetensinya sehingga dapat mengelola sekolah, termasuk mengelola SDM dengan baik serta mencapai sekolah yang berkualitas. Hasil ME dilaporkan kepada pihak Kepala Disdikpora, sehingga kinerja kepala sekolah dapat dipantau apakah akan mengalami perubahan atau tidak.

(5)

mutu dari sekolah-sekolah yang dikelola. Ditambah lagi dengan berdirinya banyak sekolah-sekolah swasta yang menawarkan kualitas yang lebih baik meski dengan biaya yang tak dapat dikatakan murah.

Pemerintah menyikapi persaingan ini salah satunya dengan membuat Kelompok Kerja Guru yang pada akhirnya membentuk SD inti di tiap Gugus. SD inti ini pada mulanya diharapkan untuk dapat menjadi acuan SD sekecamatan dalam hal kualitas dan pelayanan. Selanjutnya, setelah SD Inti dapat menjadi demikian baiknya dapat berimbas pada SD lain yang berada dalam gugusnya yang disebut SD Imbas. Banyak hal yang dilakukan pemerintah dalam pengembangan SD Inti ini, termasuk di dalamnya pelatihan kepala sekolah, guru serta pengadaan gedung-gedung dan kelengkapan mengajar lain. Bahkan di salah satu SD Inti yang penulis amati seluruh gurunya sudah tersertifikasi dengan adanya dukungan kepala sekolah (Arifin, 2011:1).

(6)

SDN 2 Pegulon Kendal merupakan salah satu SD inti di kabupaten Kendal yang memiliki kepala sekolah yang tidak hanya mampu membawa SDM yang berkualitas, namun juga menjadi pionir bagi sekolah imbas lainnya untuk meningkatkan kualitasnya. Kepala SDN 2 Pegulon Kendal mengelola sekolah dengan menadikan SDN 2 Pegulon Kendal sekolah yang berstandar nasional dengan kelengkapan sarana prasarana yang didukung dengan dana yang memadai. Dengan berbagai prestasi yang diraihnya baik dari pihak guru maupun siswa menjadikan SDN 2 Pegulon Kendal menjadi sekolah unggulan di kabupaten Kendal.

SD inti adalah satu SD yang dipilih diantara anggota gugus yang mempunyai peranan sebagai pusat pengembangan pada tingkat gugus dan secara institusional memiliki sarana dan prasarana serta tenaga kependidikan/guru yang menunjang upaya peningkatan mutu pendidikan di tingkat gugus tersebut (Pitaloka, 2008:6).

(7)

Terkait dengan manajemen sumber daya manusia menurut Lunenburg dan Ornstein (dalam Suharsaputra, 2011:5), proses manajemen sumberdaya manusia meliputi enam program yaitu : Human resource planning, Recruitment,

Selection, Professional development, Performance appraisal, dan Compensation. Terkait dengan sarana dan prasarana pendidikan, haruslah pihak sekolah menglla dengan seoptimal mungkin yang dilakukan dengan tahapan (1) perencanaan, (2) Pengadaan, (3) Inventarisasi, (4) Penyimpanan, (5) Penataan, (6) Penggunaan, (7) Pemeliharaan dan, (8) Penghapusan.

Dinham (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Principal Leadership for Outstanding Schooling Outcomes in Junior Secondary Education”, Hasil dari penelitian ini adalah kepala sekolah sebagai seorang pemimpin dapat menjadi faktor kunci dalam pencapaian hasil pendidikan. Seringkali, kepemimpinan ini dijalankan oleh Kepala Sekolah, tetapi personal kunci tambahan termasuk Kepala Guru, Wakil Kepala, dan guru memainkan peran utama di sekolah. Hal ini dapat diartikan bahwa jabatan seorang pemimpin harus diberikan kepada orang yang memiliki kemampuan dalam memimpin sehingga memperoleh hasil yang maksimal.

Burnham (2007) dalam jurnal internasional yang berjudul Educational Leadership and Democracy, membahas mengenai hubungan pendidikan, kepemimpinan pendidikan dan penciptaan masyarakat yang demokrasi. Kepemimpinan dalam bidang pendidikan di sekolah berperan dalam menciptakan lingkungan sekolah yang lebih demokratis. Jurnal ini juga membahas mengenai kepemimpinan dalam menciptakan demokrasi, sedangkan penelitian ini memfokuskan pada kepemimpinan kepala sekolah dengan melakukan wawancara dengan sumber penelitian sebagai salah satu metode pengambilan data.

(8)

menghasilkan hasil pembelajaran siswa sehingga terwujud konsep sekolah efektif. Sub fokus dalam jurnal ini adalah perubahan kepemimpinan manajerial, motivasi dan desain atau proses dalam kepemimpinan tersebut. Dalam penelitian ini sub fokus lebih mengenai bagaimana sebuah sekolah efektif dan karakteristik mengenai sebuah kepemimpinan sekolah yang efektif.

Victor (2009) dalam jurnal internasionalnya yang berjudul “Principal Leadership for Private Schools Improvement: The Singapore Perspective”, Hasil dari studi menunjukkan bahwa peringkat teratas tujuan kepala sekolah swasta adalah menetapkan pengelolaan keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Lunenburg (2010) yang berjudul “School Fasilities Management’ dengan nama jurnal national forum of educational administration & supervision journal. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian ini mengkaji tentang pentingnya pengelolaan sarana dan prasarana sekolah yang dilakukan oleh administrator. Dalam penelitiannya diketahui bahwa salah satu tanggung jawab utama dari administrator sekolah adalah mengelola sarana prasarana sekolah.

Berdasarkan latar belakang di atas maka fokus penelitiam ini adalah bagaimanakah “Kepemimpinan Kepala Sekolah SD Inti di SDN 2 Pegulon Kendal. Fokus tersebut akan dijabarkan menjadi tiga subfokus yaitu a) Bagaimana kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola SDM di SDN 2 Pegulon Kendal?, b) Bagaimana kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola sarana dan prasarana di SDN 2 Pegulon Kendal?, dan c) Bagaimana kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola dana di SDN 2 Pegulon Kendal?.

METODE PENELITIAN

(9)

Dalam penelitian kualitatif, informan tidak disebut sebagai subjek penelitian, karena sumber data menyangkut orang mempunyai kedudukan yang sama antara yang diteliti dan peneliti. Dalam penelitian ini melibatkan orang yang berperan sebagai orang kunci (key person). Dalam hal ini adalah kepala sekolah, dan guru di SDN 2 Pegulon Kendal.

Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data pada penelitian adalah gabungan dari wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Di dalam melakukan analisis data peneliti mengacu kepada tahapan yang dijelaskan Miles dan Huberman (2007:16) yang terdiri dari tiga komponen yaitu: reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) dan penarikan kesimpulan atau verifikasi (conclusion drawing/verivication), biasa dikenal dengan model analisis interaktif (interactive model of analysis). Keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Mengelola SDM di SDN 2 Pegulon Kendal

(10)

sekitarnya. Pihak Taman Kanak-Kanak tersebut akan melakukan pendaftaran secara kolektif dengan maksud ada referensi dari Guru TK tentang calon siswa yang berprestasi sehingga nantinya kemampuan atau potensinya dapat berkembang.

Setiap sumber daya manusia di SDN 2 Pegulon memiliki tugas yang sudah ditetapkan oleh kepala sekolah dengan menyusun job description

untuk pendidik atau guru di SDN 2 Pegulon. Tugas guru yang tertera dalam job description adalah sebagaia penagajar dan juga mendapat tugas tambahan seperti pengelola keuangan, pemandu kegiatan ekstrakurikuler dan pemandu dalam kegiatan KKG.

Proses dalam mengelola SDM tidak berhenti dalam tahap pembinaan dan seleksi saja, namun Kepala SDN 2 Pegulon juga menyelenggarakan program pengembangan profesional bagi tenaga pendidik dan juga siswa SDN 2 Pegulon. Program pengembangan profesioanl untuk guru misalnya saja Diklat, IHT, workshop, kursus, pemberian motivasi, hadiah dan sebagainya.

(11)

Jika dibandingkan antara penelitian yang dilakukan Hil (2007) dengan penelitian yang dilakukan di SDN 2 Pegulon memiliki persamaan dan perbedaan. Keduanya sama-sama membahas mengenai pemberian motivasi yang dilakukan oleh kepala sekolah kepada SDM yang ada. Hanya saja penelitian yang dilakukan oleh Hil (2007) cakupan pembahasannya lebih ditik beratkan dalam pengelolaan sekolah efektif yang komponennya tidak hanya pemberian motivasi yang dilakukan oleh kepala sekolah, namun kepala sekolah harus mampu menjadi manajerial yang cakap dan mampu mendesain proses pembelajaran. Sedangkan penelitian yang dilakukan di SDN 2 Pegulon membahas secara luas mengenai pengelolaan kepala sekolah dalam mengelola SDM dimana salah satunya adalah pemberian motivasi. Selain motivasi, Kepala Sekolah juga melakukan tahap seleksi buntuk mendapatkan input yang berkualitas.

Agar siswa bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan mampu mengukir prestasi, Kepala SDN 2 Pegulon memberikan motivasi seperti yang diberikan untuk guru SDN 2 Pegulon. Beberapa motivasi yang diberikan oleh Kepala diantaranya adalah memberikan semangat dalam belajar, memberi kesempatan untuk mengembangkan bakat dan minatnya melalui kegiatan ekstrakurikuler, setiap akhir tahun pelajaran atau kenaikan kelas diberikan hadiah berupa tabungan (uang) kepada siswa yang memperoleh peringkat 1-3 untuk siswa kelas I hingga VI, dan Memberikan bonus uang atau hadiah berupa alat-alat tulis kepada siswa peraih juara I pada setiap event lomba tingkat kecamatan maupun kabupaten.

2. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Mengelola Sarana dan Prasarana di SDN 2 Pegulon Kendal

(12)

dengan nama jurnal national forum of educational administration & supervision journal, penelitian ini mengkaji tentang pentingnya pengelolaan sarana dan prasarana sekolah yang dilakukan oleh administrator. Bangunan sekolah di seluruh bangsa sudah tua dan menjadi penghalang untuk belajar dan mengajar yang optimal. Hal ini mengakibatkan meningkatnya biaya infrastruktur sekolah. Sebuah kasus dapat dibuat untuk merenovasi atau membangun fasilitas baru yang memaksimalkan lingkungan belajar yang efektif. Ini akan melibatkan alokasi dana untuk renovasi bangunan atau konstruksi baru.

Kepala SDN 2 Pegulon mengelola sarana dan prasarana pendidikan dengan melakukan perencanaan yang menggunakan prinsip prioritas. Kepala SDN 2 Pegulon merencanakan sarana prasarana melalui rapat dewan guru dan juga rapat dengan pengurus komite. Sistem pengadaan barang dilakukan secara bertahap biasanya kegiatannya pengadaan barang sudah tertuang dalam RKAS yang disusun di awal tahun ajaran baru. Tidak semua barang diadakan setiap tahunnya, tergantung dari kebutuhan dan kondisi sarana dan prasarana. Pengadaan sarana dan prasarana di SDN 2 Pegulon dilakukan sesuai dengan RAPBS diawal tahun ajaran baru tepatnya pada bulan Juni.

(13)

pembangunan sarana dan prasarana saja, namun juga perbaikan dan juga pemeliharaan agar sarana dan prasarana sekolah tahan lama.

Ketika sarana dan prasarana sudah disediakan petugas sarana dan prasarana SDN 2 Pegulon yang dibantu dewan guru lainnya melakukan inventarisasi sarana dan parasana. Kegiatan inventarisasi sarana dan prasarana diminta oleh kepala SDN 2 Pegulon adalah sesuai dengan jenis kegiatan dan sesuai dengan tempat penyimpanannya. Untuk kode sarana dan prasarana oleh raga diawali dengan kode PJO yang diikuti dengan angka yang menunjukkan jenis barang.

Penyimpanan sarana dan prasarana SDN 2 Pegulon yang disesuaikan dengan jenis kegiatannya. Setiap sarana dan prasarana yang akan digunakan dalam kegiatan baik yang dilakukan guru maupun siswa dibuat administrasinya. Kepala SDN 2 Pegulon membuat ketentuan agar guru atau pengguna yang akan menggunakan sarana prasarana harus tertib peraturan dengan meminta izin untuk menggunakan sarana prasarana yang dimiliki oleh pihak SDN 2 Pegulon. Segala dokumen sudah disiapkan yang akan diisi oleh pengguna sebagai kendali pelaksanaan penggunaan sarana dan prasrana serta untuk mengetahui kondisi sarana dan prasarana setelah digunakan oleh pengguna.

Untuk melakukan efisiensi Kepala SDN 2 Pegulon melakukan kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana. Kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana dilakukan dengan melakukan pengawasan setiap tiga bulan sekali untuk mengetahui kondisi sarana dan prasarana SDN 2 Pegulon. Biaya pemeliharaan sudah dialokasikan dalam RAPBS yang diambilkan dari dana BOS dan juga komite.

3. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Mengelola Sumber Dana di SDN 2 Pegulon Kendal

(14)

dana dari berbagai sumber dan dialokasikan untuk kebutuhan tertentu. Sumber dana yang diterima oleh pihak SDN 2 Pegulon meliputi sumber dana dari BOS, komite sekolah, block grand dan juga donatur. Penggunaan dana dikelola oleh kepala SDN 2 Pegulon dengan baik, dimana penggunaan sudah ditentukan oleh pihak sekolah sehingga tidak ada penyalahgunaan sumber dana sekolah. Sarana dan prasarana SDN 2 Pegulon menjadi lengkap karena didukung oleh berbagai sumber dana guna menyediakan sarana dan prasarana seperti dan BOS, Komite sekolah, block grand, dan juga donatur.

Agar kegiatan pendidikan berjalan lancar termasuk kegatan pembelajaran, maka kepala sekolah sebagai leader suatu lembaga pendidik memiliki tugas untuk mengelola dana dengan baik, jujur, transparan, dan adil. Pengelolaan dana perlu dilakukan secara transparan dan demokrasi sehingga pengelola dalam hal ini adalah kepala sekolah mendapatkan kepercayaan dari berbagai pihak termasuk masyarakat di luar sekolah. Penelitian tentang kepemimpinan yang demokratis dilakukan oleh Burnham (2007) dalam jurnal internasional yang berjudul Educational Leadership and Democracy,

membahas mengenai hubungan pendidikan, kepemimpinan pendidikan dan penciptaan masyarakat yang demokrasi. Kepemimpinan dalam bidang pendidikan di sekolah berperan dalam menciptakan lingkungan sekolah yang lebih demokratis. Jurnal ini juga membahas mengenai kepemimpinan dalam menciptakan demokrasi termasuk dalam pengelolaan dana pendidikan. Penelitian ini memfokuskan pada kepemimpinan kepala sekolah dengan melakukan wawancara dengan sumber penelitian sebagai salah satu metode pengambilan data.

(15)

dilakukan oleh kepala SDN 2 Pegulon ditujukan agar terjadi efisiensi dan efektivitas dana. Kebutuhan yang dianalisis meliputi kebutuhan dari 8 standar nasional pendidikan yang tertuang dalam EDS.

Jika dibandingkan antara penelitian yang dilakukan oleh Burnham (2007) dengan penelitian yang dilakukan di SDN 2 Pegulon memiliki persamaan dan perbedaan. Keduanya sama-sama membahas mengenai kepemimpinan yang demokratis. Hanya saja penelitian yang dilakukan oleh Burnham (2007) membahas mengenai kepemimpinan yang demokratis yang dilakukan oleh kepala sekolah di sekolah dan juga di masyarakat. Sedangkan penelitian yang dilakukan di SDN 2 Pegulon hanya sekedar membahas kepemimpinan yang demokratis dalam mengelola keuangan sehingga terlihat lebih terbuka.

Kepala SDN 2 Pegulon meminta adanya pembukuan dari penggunaan dana dan realisasi di lapangan. Pembukuan yang dimaksud oleh kepala SDN 2 Pegulon meliputi laporan keuangan SDN 2 Pegulon. Laporan keuangan yang diminta oleh kepala sekolah sesuai dengan sumber dana yang diterima. Laporan tersebut secara resmi akan disampaikan atau dilaporakan kepada Dinas Pendidikan kabupaten.

(16)

PENUTUP

Dapat disimpulkan bahwa (1) Kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola SDM di SDN 2 Pegulon bersifat terbuka dan memperhatikan kompetensi SDM. Sistem seleksi dilakukan untuk mendapatkan kualitas input yang baik dengan menyelenggarakan tes tertulis, wawancara dan juga praktik. Kepala sekolah menyusun job descreption dan meningkatkan kompetensi guru dan siswa melalui pemberian motivasi. (2) Kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola sarana dan prasarana di SDN 2 Pegulon Kendal dibantu oleh dewan guru yang mengelola sarana prasarana dengan prinsip prioritas. Pengadaan sarana dan prasarana dilakukan di tahun ajaran baru sesuai dengan RAPBS, yang dibelanjakan dalam tiga tahap dalam satu tahunnya. Kegiatan inventarisasi dan penyimpananya sesuai dengan jenis kegiatan. (3) Kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola dana di SDN 2 Pegulon kendal dilakukan dengan transparan. Kepala sekolah meminta tim khusus untuk mengelola dana yang bersumber dari BOS, komite sekolah, block grand dan donatur untuk kebutuhan sekolah. Kepala sekolah menganalisis kebutuhan melalui pengisian EDS yang menjadi dasar penyusunan RAPBS. Kepala sekolah menggunakan dana BOS sebagai dana operasional sekolah selama 1 tahun. Laporan penggunaan dana dipertanggungjawabkan kepada warga sekolah dalam rapat pleno dan juga kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal.

(17)

mampu mendorong komponen sekolah dalam mewujudkan visi dan misi sekolah. Dalam mengelola sarana prasarana tidak hanya mengandalkan dana yang bersumber dari pemerintah maupun masyarakat, namun dapat mencari sumber dana lain sehingga pembangunan sarana dan prasarana seperti pembangunan laboratorium IPA dan Bahasa Indonesia yang tertunda dapat segera terealisasikan. (3) Peneliti Berikutnya, melakukan penelitian yang serupa dengan ruang lingkup yang lebih luas lagi seperti implementasi kompetensi kepala sekolah dalam mengelola komponen-komponen sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Burnham. 2007. “Educational Leadership and Democracy”. Journal of Education. Vol. 1 No. 1. Pg: 1-20.

Dinham. 2007. “Principal Leadership for Outstanding Schooling Outcomes in Junior Secondary Education”. Journal of Educational Administration. No 4 Vol. 43. Pg: 338 – 356.

Hil. 2007. “What Headteachers Need To Know About Teaching And Learning”.

Journal Of Chool Leadership. Vol. 1 No. 1. Pg: 1-8.

Indarafachrudi, Soekarto. 2006. Bagaimana Memimpin Sekolah yang efektif. Bogor: Ghalia Indonesia. Halaman: 6.

Lunenburg. 2010. “School Fasilities Management”. National Forum Of Educational Administration & Supervision Journal. Volume 27, Number 4. Pg: 1-7.

Miles, Mattew B dan Amichael Huberman. 2007. Analisis Data Kualitatif Buku Sumber tentang Metode-Metode Baru. Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohisi. Jakarta: Universitas Indonesia. Halaman: 16.

Mulyasa. 2007. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hal: 84, 98,

Pitaloka. 2008. “Profil Perpustakaan SD Inti Medan”.

(18)

Sudrajat, Akhmad. 2008. ”70% Kepala Sekolah Tidak Kompeten”. http://www.akhmadsudarjat.com. Diakses jam 14.00 tanggal 16 Desember 2010. Hal: 1.

Suharsaputra. 2011. “Manajemen SDM Pendidikan”.

http://uharsputra.wordpress.com/pendidikan/manajemen-sdm-pendidikan/. Diakses jam 14.00 tanggal 16 Desember 2010. Halaman: 5.

Sukmadinata. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Halaman: 107.

Ukas, Maman. 2007. Manajemen. Bandung: Agini. Halaman: 268.

Referensi

Dokumen terkait

utama untuk meningkatkan hasil belajar matematika. Pembelajaran adalah proses interaksi, baik antara manusia dengan manusia.. maupun manusia dengan lingkungan. Interaksi ini

Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Mahasiswa Dalam Pemecahan Masalah Pengantar Dasar Matematika Melalui Pendekatan Pembelajaran Berbasis

Salah satu jenis terpopuler dewasa ini ialah dalam bentuk label/ film berupa campuran PVA (Polivinil Alkohol) dan bahan pewarna alami sebagai indikator. Tujuan dari

Penulis juga aktif mengikuti penulisan karya ilmiah dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), yaitu Inovasi Bisnis Baru Analog Breaded Product dengan Teknologi

Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk perbaikan pendidikan adalah penelitian tentang implementasi pembiasaan alāt u ḥ ā dalam rangka pembinaan akhlak siswa di

Suyono, M.Pd, dosen Fakultas Sastra, NIp 196312291988021001, Guru Besar, Pembina Utama Madya, Golongan Ruang, lv ld, untuk melanjutkan sisa masa jabatan sebagai Ketua

Hal ini berarti hasil penelitian ini tidak bisa digunakan untuk men-generalisir bahwa lingkungan kerja dan stres kerja berpengaruh secara simultan terhadap

Nilai rataan bobot polong dari tanaman buncis yang diamati menunjukkan tanaman buncis yang ditumpangsarikan berbeda nyata dengan buncis monokultur, Rataan bobot