PERBANDINGAN PENGARUH METODE BAGIAN DENGAN METODE KESELURUHAN TERHADAP PENGUASAAN TEKNIK PUSH DALAM
CABANG OLAHRAGA HOKI
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Oleh :
EDWIN SAPRUDIN BASRI
0700127
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PERBANDINGAN PENGARUH METODE BAGIAN DENGAN METODE KESELURUHAN TERHADAP PENGUASAAN TEKNIK PUSH DALAM
CABANG OLAHRAGA HOKI
Oleh :
Edwin Saprudin Basri
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Edwin Saprudin Basri 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Edwin Saprudin Basri
NIM : 0700127
Judul Skripsi : Perbandingan Pengaruh Metode Bagian Dengan Metode
Keseluruhan Terhadap Penguasaan Teknik Push Dalam Cabang Olahraga Hoki
Disetujui dan Disahkan Oleh:
Pembimbing I
Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd. NIP. 196807071992032001
Pembimbing II
Dra. Hj. Oom Rohmah, M.Pd. NIP. 196005181987032003
Mengetahui
Ketua Jurusan Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
ABSTRAK
Perbandingan Pengaruh Metode Bagian Dengan Metode Keseluruhan Terhadap Penguasaan Teknik Push Dalam Cabang Olahraga Hoki
Dosen Pembimbing : 1. Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd. 2. Dra. Hj. Oom Rohmah, M.Pd.
Edwin Saprudin Basri* 2013
Pembelajaran tentunya akan melibatkan proses latihan, oleh karena itu latihan harus disusun secara benar agar hasil dari latihan mempunyai pengaruh terhadap pembelajaran. Dalam olahraga hoki teknik dasar harus dikuasai terutama teknik push
yang dominan digunakan saat permainan hoki berlangsung. Untuk meningkatkan kemampuan siswa/siswi dalam menguasai teknik push, maka dalam pembelajarannya dapat menggunakan metode bagian atau menggunakan metode keseluruhan. Oleh karena itu peneliti ingin melakukan penelitian mengenai “Perbandingan Pengaruh Metode Bagian dengan Metode Keseluruhan Terhadap Penguasaan Teknik Push
Dalam Cabang Olahraga Hoki.”
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah siswa/siswi yang tergabung dalam ekstrakurikuler olahraga hoki SMA Negeri 26 Bandung. Secara keseluruhan populasinya sebanyak 40 orang, sedangkan jumlah sampelnya sebanyak 20 orang. Sampel diperoleh dengan menggunakan teknik purposive sample. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes keterampilan push dalam cabang olahraga hoki.
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah latihan yang menggunakan metode bagian memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap peningkatan hasil pembelajaran hoki dibandingkan dengan latihan yang menggunakan metode keseluruhan.
Saran-saran yang dapat penulis kemukakan berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah bagi para pembina, guru atau pelatih, atlet hoki dan pembaca pada umumnya agar menerapkan metode bagian dalam rangka meningkatkan hasil pembelajaran teknik push hoki dalam pelaksanaan program latihannya.
ABSTRACT
The Comparison Between Of Part Method With Whole Method Toward Of Mastering Of Push Technique Skill In Hockey Sport
Supervisor : 1. Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd. 2. Dra. Hj. Oom Rohmah, M.Pd.
Edwin Saprudin Basri* 2013
Learning process will involve exercise , exercise should therefore be properly prepared for the results of the exercise have an influence on learning . In hockey on of the provision is mastering of basic technique, especially push technique, which always uses dominantly in every game. To improve of mastering of the push technique for the student in learning process, we can use a part method or whole
method, in this research the writer wants to do a research about “the comparison
between of part method with whole method toward of mastering of push technique
skill in hockey sport”.
The method used in this study is the experimental method. Population and samples in this study were students who joined in extracurricular sports hockey SMAN 26 Bandung. The entire population of 40 people, while the sample size of 20 people. Samples were obtained by using purposive sampling technique. The research instrument used was a test of skill in encouraging sports hockey .
Based on the results of data processing and analysis, the conclusions of this study is that exercise part method give better effect to the improvement of learning outcomes as compared to hockey practice using a whole method.
Suggestion the author relating to the results of this study were to coaches, teachers, athletes hockey and readers in general to implement the part methods in order to improve learning outcomes push hockey techniques in the implementation of exercise programs.
DAFTAR ISI
A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran ...
1. Pengertian Belajar ...
2. Pengertian Pembelajaran ...
B. Metode Pembelajaran ...
1. Pengertian Metode Pembelajaran ...
2. Macam-macam Metode Pembelajaran ...
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi dalam Pemilihan
Metode Pembelajaran ...
C. Hakikat Olahraga Hoki ...
1. Pengertian Olahraga Hoki ...
2. Teknik-teknik Dasar Olahraga Hoki ...
3. Teknik Dasar Push ...
4. Analisis Teknik Push ...
D. Konsep Metode Bagian ...
1. Pengertian Metode Bagian ...
2. Penerapan Metode Bagian dalam Pembelajaran Teknik
Push Hoki ...
3. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Teknik Push
Hoki dengan Metode Bagian ...
4. Pengaruh Metode Bagian Terhadap Pembelajaran
Teknik Push ...
E. Konsep Metode Keseluruhan ...
1. Pengertian Metode Keseluruhan ...
2. Penerapan Metode Keseluruhan dalam Pembelajaran
Teknik Push Hoki ...
3. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Teknik Push
Hoki dengan Metode Keseluruhan ...
4. Pengaruh Metode Keseluruhan Terhadap Pembelajaran
BAB III PROSEDUR PENELITIAN ...
A. Metode Penelitian ...
B. Populasi dan Sampel ...
C. Desain Penelitian dan Langkah-langkah Penelitian ...
D. Instrumen Penelitian ...
E. Pelaksanaan Latihan ...
F. Prosedur Pengolahan Data ...
BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA ...
A. Deskripsi Data ...
B. Prasyarat Analisis Data ...
C. Pengujian Hipotesis ...
D. Diskusi Penemuan ...
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...
A. Kesimpulan ...
B. Saran ...
DAFTAR PUSTAKA ...
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...
57
57
58
58
61
65
66
70
70
71
73
76
78
78
79
80
DAFTAR TABEL
Hasil Penghitungan Rata-rata dan Simpangan Baku Tes Awal Kelompok Pembelajaran Menggunakan Metode Bagian dan Metode Keseluruhan ...
Hasil Penghitungan Rata-rata dan Simpangan Baku Tes Akhir Kelompok Pembelajaran Menggunakan Metode Bagian dan Metode Keseluruhan ...
Hasil Pengujian Normalitas Lilliefors Kelompok Pembelajaran Menggunakan Metode Bagian dan Metode Keseluruhan ...
Hasil Pengujian Homogenitas (Kesamaan Dua Variasi) Kelompok Pembelajaran Menggunakan Metode Bagian dan Keseluruhan ...
Hasil Penghitungan dan Uji Signifikansi Peningkatan Hasil Pembelajaran Menggunakan Metode Bagian dan Metode Keseluruhan ...
Hasil Penghitungan dan Uji Signifikansi Perbedaan Peningkatan Hasil pembelajaran Teknik Push Hoki Kelompok Metode Bagian dengan Metode Keseluruhan ...
DAFTAR GAMBAR
Cara Memegang Stik Dilihat Dari Depan ...
Cara Memegang Stik Dilihat Dari Samping ...
Cara Memegang Stik Dilihat Dari Belakang ...
Cara Memegang Stik ...
Sikap Awal Tubuh ...
Saat Mendorong Bola ...
Saat Melepas Bola ...
Sikap Akhir Tubuh ...
Titik Berat Badan Pada Saat Sikap Awal Tubuh ...
Titik Berat Badan Pada Saat Sikap Akhir Tubuh ...
Posisi Tubuh Pada Saat Arah Push Lurus Ke Depan ...
Posisi Tubuh Pada Saat Arah Push Serong Kanan Ke Depan ...
Posisi Tubuh Pada Saat Arah Push Serong Kiri Ke Depan ...
DAFTAR LAMPIRAN
Program Pembelajaran Teknik Push dengan Metode Bagian
Program Pembelajaran Teknik Push dengan Metode Keseluruhan
Hasil Pembelajaran Kelompok Menggunakan Metode Bagian
Hasil Pembelajaran Kelompok Menggunakan Metode Keseluruhan
Uji Homogenitas Menggunakan Uji Kesamaan Dua Variansi
Uji Normalitas Lilliefors Tes Awal Kelompok Metode Bagian
Uji Normalitas Lilliefors Tes Akhir Kelompok Metode Bagian
Uji Normalitas Lilliefors Tes Awal Kelompok Metode Keseluruhan
Uji Normalitas Lilliefors Tes Akhir Kelompok Metode Keseluruhan
Uji Signifikansi Kelompok Pembelajaran Menggunakan Metode Bagian
P
Q
R
S
T
U
V
W
X
Keseluruhan
Uji Signifikansi Perbedaan Peningkatan Hasil Pembelajaran antara Kelompok Metode Bagian dengan Kelompok Metode Keseluruhan
Nilai Krisis L untuk Uji Lilliefors
Luas di Bawah Lengkungan Normal Standar dari 0 ke z
Nilai Persentil untuk Distribusi t
Surat Keputusan
Surat Izin Penelitian
Surat Keterangan Penelitian
Dokumentasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hoki merupakan salah satu cabang olahraga permainan beregu, dimana
setiap pemain menggunakan alat yang disebut stik untuk menahan, membawa dan
memukul bola sesuai dengan peraturan permainan yang telah ditetapkan, olahraga
ini dimainkan oleh dua regu yang berusaha memasukkan bola ke gawang lawan.
Olahraga hoki dapat dimainkan dalam ruangan (indoor) dan dilapangan terbuka
(out field). Dalam permainan hoki ruangan mempunyai peraturan tersendiri atau
khusus yang sebagian tidak sama dengan permainan hoki lapangan. Perbedaan
permainan tersebut dapat dilihat dari jumlah pemain dari tiap tim yang bertanding,
dalam hoki ruangan tiap tim terdiri dari 12 pemain, 6 pemain inti dan 6 pemain
cadangan, sedangkan dalam hoki lapangan terbuka tiap tim terdiri dari 16 pemain,
11 pemain inti dan 5 pemain cadangan. Dalam hoki ruangan tidak boleh memukul
bola (hit) dan menghentakan bola (tapping).
Hoki merupakan orahraga beregu, maka perlu adanya kerjasama tim untuk
meraih kesuksesan. Akan tetapi dituntut pula adanya kemampuan dari setiap
individu pemain dalam menguasai teknik-teknik dasar yang baik, maka seorang
pemain hoki akan dengan mudah melakukan kerjasama dalam permainan hoki.
Hal ini sependapat dengan yang dikemukakan oleh Sneyers dalam Haryanto
(1993: 24), bahwa:
Mutu permainan suatu kesebelasan ditentukan oleh penguasaan teknik dasar, semakin terampil seorang pemain dengan bola akan semakin mudah ia dapat (tanpa kehilangan bola) meloloskan diri dari suatu situasi, semakin baik jalannya pertandingan bagi kesebelasannya.
Penguasaan terhadap teknik dasar hoki bukanlah hal yang mudah, karena
olahraga hoki merupakan olahraga kompetitif dan dinamis yang menuntut
2
penerapan strategi permainan. Dalam pergerakannya, setiap pemain harus
mengusai beberapa teknik dasar permainan hoki. Karena kalau tidak menguasai
teknik-teknik dasar tersebut maka tidak akan tercipta permainan hoki yang baik
dan efektif. Beberapa keterampilan teknik yang harus dikuasai diantaranya adalah
keterampilan push (mendorong bola), hit (memukul bola), stop (menahan bola),
dribble (menggiring bola), flick (mencungkil bola), jab (menjangkau bola), tackle
(merampas bola) dan scoop (mengangkat bola).
Pada saat permainan hoki berlangsung, teknik dasar yang dominan
dilakukan pada saat melakukan passing ataupun shooting yaitu teknik push.
Karena teknik ini lebih efektif digunakan dibandingkan dengan teknik-teknik
dasar lainnya untuk melakukan passing ataupun shooting seperti hit, flick ataupun
tapping. Karena dengan menggunakan teknik push, bola sudah menempel pada
bagian stik, sehingga bola lebih terkontrol dengan baik.
Seperti cabang olahraga beregu lain, tujuan utama permainan hoki adalah
memasukan bola ke gawang lawan sebanyak-banyaknya melalui penggunaan
teknik dan penerapan strategi serta menjaga gawang sendiri agar tidak kemasukan
bola oleh lawan. Oleh karena itu dibutuhkan kerjasama antar pemain, unit dan tim.
Tujuan tersebut akan sulit terealisasi jika kemampuan passing para pemain kurang
mendukung, jangankan untuk merancang serangan dan mencetak gol ke gawang
lawan, untuk mengumpan ke teman satu tim saja akan kesulitan karena
kemampuan akurasi passing yang sangat lemah dikarenakan pemain tidak
menguasai teknik passing dengan baik khususnya teknik push. Kondisi semacam
ini menuntut tiap pemain memiliki kemampuan passing dan shooting dengan
teknik push yang cepat dan akurat yang merupakan salah satu teknik yang sangat
penting dalam menyusun suatu penyerangan maupun pertahanan.
Penguasaan terhadap teknik push membutuhkan waktu yang relatif lama
melalui suatu latihan yang terarah dan terencana serta penerapan prinsip-prinsip
latihan yang benar. Mengenai pengertian latihan, Harsono (1988: 101)
menjelaskan, “Latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih/bekerja, yang
dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian bertambah jumlah beban
3
yang dilakukan secara berulang-ulang dan bertambah bebannya akan lebih cepat
meningkatkan penguasaan keterampilan tersebut dibandingkan dengan yang tidak
berulang-ulang dan bebannya tetap.
Untuk memperoleh kemampuan teknik push yaitu untuk melakukan
sebuah passing atau shooting, seorang pemain harus melakukan latihan yang
sistematis dan terarah. Dalam proses pembelajaran khususnya untuk mempelajari
teknik push dapat diterapkan berbagai metode mengajar. Salah satu metode yang
dapat digunakan adalah metode bagian. Metode bagian adalah salah satu cara
untuk mengatur bahan-bahan pelajaran dengan menitikberatkan pada penyajian
elemen-elemen dari bahan pelajaran. Menurut Singer (1980), “metode bagian adalah suatu cara latihan yang bertitik tolak dari pandangan bahwa suatu latihan
dapat diberikan menurut bagian-bagiannya, tahap-tahap latihan dipermudah dan
dibagi-bagi.” Melalui metode bagian ini, siswa mempelajari keterampilan gerak dalam bentuk bagian demi bagian, mulai dari gerakan yang mudah sampai pada
gerakan yang sulit. Dengan demikian metode bagian merupakan cara dalam
mengajar atau melatih untuk menguasai suatu rangkaian gerakan, kepada siswa
diajarkan materi bagian demi bagian.
Pola pembelajaran metode bagian ini merupakan modifikasi dari teori
pembelajaran stimulus respon atau behavior elementaristik seperti yang sudah
dijelaskan di atas tadi metode bagian ini dimulai dari yang termudah ke yang
tersulit. Dengan hal itu diharapkan siswa lebih menguasai elemen-elemen internal
suatu keterampilan, dan akhirnya menjadi keterampilan yang utuh.
Keterampilan yang diajarkan dalam metode bagian harus dimulai dari
yang paling mudah menuju yang sulit dan disatukan menjadi suatu gerakan yang
utuh. Pola belajar ini harus melalui prosedur yang ada yaitu bagian perbagian dan
tidak boleh melompat-lompat. Dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran
bagian adalah suatu metode yang digunakan seorang guru atau pendidik yang
mengajarkan anak didiknya bagian perbagian dari yang paling mudah ke yang
sulit yang dipraktekkan bagian perbagian pula untuk menguasai suatu rangkaian
gerakan yang utuh. Misalnya saat melakuan latihan push, siswa atau anak didik di
4
melakukan dorongan bola dan sikap akhir melakukan push, setelah semua
diajarkan barulah seluruh gerakan tersebut dirangkai menjadi satu gerakan yang
utuh yaitu push. Jadi siswa tidak langsung disuruh melakukan gerakan push
secara utuh.
Metode pembelajaran lainnya yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kemampuan melakukan teknik push adalah metode keseluruhan, Metode
keseluruhan adalah metode yang menitikberatkan kepada keutuhan dari bahan
pelajaran yang ingin disampaikan. Metode keseluruhan dimulai dari teori Gestalt,
bahwa belajar dengan melihat pola dan organisasi bagian-bagian ke dalam suatu
keseluruhan. Selain itu dapat mengamati stimulus dalam keseluruhan yang
terorganisasi, bukan dalam bagian-bagian yang terpisah. Bagian yang dipelajari
hanya bermakna dalam rangka keseluruhan. Menurut Singer (1980), “metode keseluruhan lebih menguntungkan apabila kegiatan tersebut sederhana dan
tersusun dengan baik.” Menurut Bower dan Hilgard (1981), “pola pengamatan metode keseluruhan selalu tertuju pada keadaan sederhana, keadaan seimbang,
keadaan yang stabil dan segala kejadian mempunyai tujuan.”
Metode keseluruhan lebih difokuskan kepada belajar sebagai suatu
kemampuan individu untuk melihat hubungan-hubungan yang berarti dan
terstruktur dari situasi tertentu. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa metode
pembelajaran keseluruhan dilaksanakan untuk menguasai suatu rangkaian
gerakan. Kepada siswa diajarkan gerakan secara keseluruhan sekaligus dan
dipraktekkan secara keseluruhan pula.
Beberapa alternatif dalam upaya memberdayakan kemampuan melakukan
teknik push yang baik dapat dilakukan dengan penggunaan metode bagian dan
metode keseluruhan. Masing-masing metode mempunyai kekurangan dan
kelebihan.
Ekstrakulikuler hoki di SMA Negeri 26 Bandung merupakan suatu cabang
olahraga andalan di sekolah tersebut, karena berbagai prestasi yang telah dicapai.
Pelaksanaan ekstrakulikuler hoki di sekolah, tidak dapat dilepaskan dari kecintaan
para alumni hoki SMA Negeri 26 Bandung yang terus berpartisipasi langsung
5
Hoki SMA Negeri 26 Bandung mempunyai jadwal latihan setiap hari
selasa dan jumat dimulai dari jam 15.30 s/d 18.00 WIB yang bertempat di
lapangan olahraga hoki sekolah, serta jadwal latihan tambahan setiap hari sabtu
pagi dari jam 05.30 s/d 08.00 WIB bertempat di GSG Riti/Zipur. Untuk
meningkatkan kemampuan para siswa/atlet dalam bermain hoki, diperlukan
beberapa metode pembelajaran/latihan. Metode bagian dan keseluruhan dapat
diterapkan dalam proses pembelajaran hoki, khususnya teknik dasar push.
Metode pembelajaran keseluruhan dan bagian merupakan metode
pembelajaran gerak olahraga yang memiliki karakteristik yang berbeda.
Penerapan metode pembelajaran tersebut di dasarkan pada jenis keterampilan
yang dipelajari memiliki unsur gerakan yang sulit atau sederhana. Selain itu,
keberadaan siswa juga merupakan faktor yang penting dan harus diperhatikan
dalam menerapkan metode pembelajaran, apakah siswa telah memiliki
keterampilan yang baik ataukah belum.
Metode pembelajaran keseluruhan dan bagian merupakan metode yang
dapat diterapkan untuk meningkatkan keterampilan olahraga termasuk teknik push
dalam olahraga hoki. Kedua metode pembelajaran tersebut masing-masing
memiliki ciri dan penekanan yang berbeda, sehingga belum diketahui tingkat
efektifitasnya terhadap peningkatan kemampuan teknik push dalam hoki. Untuk
mengetahui hal tersebut, maka perlu dikaji dan diteliti secara lebih mendalam baik
secara teori maupun praktek mengenai “Perbandingan pengaruh metode bagian dengan metode keseluruhan terhadap penguasaan teknik push dalam cabang
olahraga hoki.”
B. Rumusan Masalah
Dalam perkembangannya permaian hoki saat ini seiring dengan adanya
usaha pemasalan cabang olahraga hoki dikalangan pelajar menuntut adanya usaha
yang lebih keras dari para guru yang memiliki tanggung jawab secara langsung
untuk mengajarkan dan melatih dalam meningkatkan keterampilan teknik dasar
dan lanjutan kepada para pemain atau peserta didiknya yang berminat dalam
6
Berdasarkan latar belakang dan masalah penelitian tersebut di atas, maka
rumusan masalah penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh metode bagian terhadap penguasaan teknik push
dalam cabang olahraga hoki?
2. Bagaimana pengaruh metode keseluruhan terhadap penguasaan teknik
push dalam cabang olahraga hoki?
3. Metode manakah yang memberikan pengaruh lebih signifikan antara
metode bagian dengan metode keseluruhan terhadap penguasaan teknik
push dalam cabang olahraga hoki?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan masalah penelitian tersebut di atas, maka
tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ingin mengetahui bagaimana pengaruh metode bagian terhadap
penguasaan teknik push dalam cabang olahraga hoki.
2. Ingin mengetahui bagaimana pengaruh metode keseluruhan terhadap
penguasaan teknik push dalam cabang olahraga hoki.
3. Ingin mengetahui metode pembelajaran yang lebih signifikan antara
metode bagian dengan metode keseluruhan terhadap penguasaan teknik
push dalam cabang olahraga hoki.
D. Manfaat Penelitian
Penulis berharap hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai berikut:
1. Secara teoritis dapat dijadikan sumbangan informasi dan keilmuan yang
berarti bagi lembaga atau organisasi keolahragaan dan perorangan yang
terkait dengan pembinaan olahraga hoki mengenai pengaruh metode
bagian dan keseluruhan terhadap penguasaan teknik push olahraga hoki.
2. Secara praktis dapat dijadikan acuan bagi para guru/pelatih hoki dalam
menyusun program pembelajaran/latihan teknik, khususnya program
7
E. Pembatasan Penelitian
Pembatasan penelitian sangat diperlukan dalam setiap penelitian agar
masalah yang diteliti lebih terarah. Mengenai pembatasan penelitian dijelaskan
oleh Surakhmad (1998: 36) sebagai berikut:
Pembatasan ini diperlukan bukan saja untuk memudahkan atau menyederhanakan masalah bagi penyelidik tetapi juga untuk dapat menetapkan lebih dahulu segala sesuatu yang diperlukan untuk pemecahannya: tenaga, kecekatan, waktu, biaya, dan lain sebagainya yang timbul dari rencana tersebut.
Berdasar pada penjelasan di atas, maka penelitian ini dibatasi pada hal-hal
sebagai berikut:
1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode bagian dan
keseluruhan.
2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah penguasaan teknik push
olahraga hoki.
3. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah siswa yang mengikuti
ekstrakurikuler hoki di SMA Negeri 26 Bandung sebanyak 20 orang.
F. Anggapan Dasar
Penelitian ilmiah membutuhkan suatu anggapan dasar, karena dengan
anggapan dasar seorang peneliti memiliki landasan dan keyakinan dalam
menetapkan dan melaksanakan kegiatannya. Surakhmad (1982: 107) menjelaskan,
“Anggapan dasar atau postulat adalah sebuah titik tolak penelitian yang
kebenarannya diterima oleh penyelidik.” Kemudian Arikunto (2007: 24) menjelaskan, “Anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang akan berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai untuk tempat berpijak
bagi peneliti dalam melaksanakan penelitiannya.”
Mengacu pada paparan latar belakang serta rumusan masalah penelitian,
maka anggapan dasar yang menjadi kerangka berpikir penulis adalah sebagai
8
Pembelajaran menggunakan metode bagian merupakan bentuk latihan
keterampilan yang dilakukan secara bagian perbagian dari keterampilan yang
dipelajari. Bentuk keterampilan yang dipelajari dipilih-pilih ke dalam bentuk
gerakan yang lebih mudah dan sederhana. Berkaitan dengan metode bagian
menurut Sugiyanto (1996:67) yang dikutip Khasanah (2010:31) menyatakan:
Metode bagian merupakan cara pendekatan dimana mula-mula siswa diarahkan untuk mempraktekkan sebagian demi sebagian dari keseluruhan rangkaian gerakan, dan setelah bagian-bagian gerakan dikuasai baru mempraktekkannya secara keseluruhan.
Menurut Suhendro (1999: 3.56) yang dikutip Khasanah (2010:33) bahwa,
„Metode bagian adalah satu cara pengorganisasian bahan pelajaran dengan menitikberatkan pada penyajian elemen-elemen dari bahan pelajaran.‟ Menurut
Singer (1980), “metode bagian adalah suatu cara latihan yang bertitik tolak pada
pandangan bahwa suatu latihan dapat diberikan menurut bagian-bagiannya,
tahap-tahap latihan seharusnya dipermudah dan dibagi-bagi.”
Pola belajar keterampilan motorik bagian ini merupakan modifikasi dari
teori belajar stimulus respon atau behavior elementaristik seperti yang sudah
dijelaskan di atas tadi metode bagian ini dimulai dari yang termudah ke yang
tersulit. Dengan hal itu diharapkan anak lebih menguasai elemen-elemen internal
suatu keterampilan, dan akhirnya menjadi keterampilan yang utuh.
Penerapan teori koneksionisma Torndike dalam belajar motorik sebagai
berikut. a) Kegiatan belajar perbagian harus dilakukan dengan kondisi yang
gembira agar siswa dapat mengikuti kegiatan belajar dengan baik tanpa ada rasa
terpaksa. b) Anak didik harus siap menerima materi pelajaran baik secara fisik
maupun psikologis. c) Keterampilan yang diajarkan dalam metode bagian harus
dimulai dari yang paling mudah menuju yang sulit dan disatukan menjadi suatu
gerakan yang utuh. d) Pola belajar ini harus melalui prosedur yang ada yaitu
bagian perbagian dan tidak boleh melompat-lompat.
Dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran bagian adalah suatu
9
perbagian dari yang paling mudah ke yang sulit yang dipraktekkan bagian
perbagian pula untuk mengusai suatu rangkaian gerakan yang utuh.
Sedangkan penggunaan metode pembelajaran push dalam cabang olahraga
hoki dengan menggunakan metode pembelajaran keseluruhan menurut Sugiyanto
(1996:67) yang dikutip Khasanah (2010:30) menyatakan, „Metode keseluruhan adalah cara pendekatan dimana sejak awal pelajar diarahkan untuk
mempraktekkan keseluruhan rangkaian gerakan yang dipelajari.‟ Menurut Suhendro (1999:3.56) yang dikutip Khasanah (2010:30) bahwa, „Metode keseluruhan adalah metode yang menitikberatkan kepada keutuhan dari bahan
pelajaran yang ingin disampaikan.‟ Menurut Singer (1980) dan Lutan (1988)
“Metode keseluruhan adalah lebih menguntungkan bila kegiatan itu lebih
sederhana dan tersusun dengan baik.” Menurut Bower dan Hilgard (1981), pola
pengamatan, “Metode keseluruhan selalu tertuju pada keadaan sederhana, keadaan
yang seimbang, keadaan yang stabil dan segala kegiatan mempunyai tujuan.” Dengan demikian dapat dikemukakan metode keseluruhan melihat kemampuan
individu untuk melihat hubungan-hubungan dari suatu rangkaian gerak yang
tersusun dan teroganisir. Dalam metode ini individu mendapat pemahaman yaitu:
1. Pemahaman yang diperoleh bersifat keseluruhan yang secara
mendadak dari hubungan dari bagian-bagian.
2. Subyek dapat mengamati dan menempatkan setiap bagian gerakan.
3. Subyek terlibat secara aktif dalam pemecahan masalah yang dihadapi.
Konsep dasar keseluruhan dalam mempelajari keterampilan motorik
merupakan modifikasi dari teori holistik. Ide pokok teori ini adalah anak
mengorganisasi respon atau persepsinya kedalam pola atau bentuk keseluruhan
dalam menghadapi suatu permasalahan yang terjadi. Menurut Lutan (1988)
menjelasakan penerapan teori gestalt dalam proses belajar motorik sebagai
berikut: a) Aktifikas gerak dilakukan dalam bentuk keseluruhan, bukan
terpisah-pisah, oleh karena itu siswa harus sadar dan memahami bentuk keseluruhan
keterampilan yang dipelajari. b) Tugas guru memaksimumkan transfer dari
berbagai kegiatan. c) Faktor Insight penting untuk memecahkan masalah. Untuk
10
pemahaman terhadap keterkaitan bagian-bagian dari suatu keterampilan
merupakan perihal penting untuk melakukan keterampilan yang efektif.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran
keseluruhan adalah suatu metode yang digunakan untuk mengajarkan atau melatih
anak untuk mencapai suatu keterampilan tertentu yang berupa rangkaian gerakan
dengan mengajarkannya secara keseluruhan dan juga anak disuruh untuk
mempraktekkannya secara keseluruhan.
Setelah melihat penjelasan dari para ahli tentang kedua jenis metode
tersebut penulis cenderung memilih metode bagian dengan alasan karena dalam
permainan hoki memiliki berbagai teknik dasar yang maksimal harus dikuasi
khususnya teknik dasar push, untuk itu dalam meningkatkan hasil belajar push
lebih condong menggunakan metode bagian. Siswa akan lebih mudah mengontrol
bola terhadap target, karena dimulai dari kaki sebagai pondasi dalam melakukan
push adalah kekuatan kaki yang kemudian dilontarkan dengan tangan. Dari
penjelasan tersebut dianggap dengan pembelajaran dengan metode bagian siswa
akan lebih mudah mengerti karena materi diberikan secara terpilah-pilah dan
sistematis dari mudah ke sulit sesuai dengan prinsip pembelajaran harus
sistematis. Dengan demikian penulis memiliki anggapan dasar bahwa metode
bagian lebih signifikan dibandingkan dengan metode keseluruhan dalam
memberikan pembelajaran teknik push.
G. Hipotesis
Hipotesis merupakan penuntun ke arah proses penelitian untuk
menjelaskan permasalahan yang harus dicari pemecahannya. Nazir (1988:182)
mengatakan, “Hipotesis adalah pernyataan yang diterima secara sementara
sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan
merupakan dasar kerja serta panduan dalam verifikasi.” Berdasarkan anggapan
dasar tersebut di atas maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
a. Metode bagian memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penguasaan
11
b. Metode keseluruhan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
pengusaan teknik push dalam cabang olahraga hoki.
c. Metode bagian memberikan pengaruh yang lebih signifikan dibandingkan
dengan metode keseluruhan terhadap pengusaan teknik push dalam cabang
olahraga hoki.
H. Batasan Istilah
Dalam bagian ini dikemukakan batasan dan definisi istilah yang digunakan
atau yang menjadi kerangka acuan peristilahan dalam penelitian ini. Batasan
tersebut adalah sebagai berikut:
Metode adalah cara atau prosedur yang harus dilalui.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Latihan menurut Harsono (1988:100) adalah proses yang sistematis dari
berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian
menambah jumlah beban latihan/kerjanya.
Metode bagian adalah suatu cara latihan yang bertitik tolak dari pandangan
bahwa suatu latihan dapat diberikan menurut bagian-bagiannya, tahap-tahap
latihan dipermudah dan dibagi-bagi. Melalui metode bagian ini, siswa
mempelajari keterampilan gerak dalam bentuk bagian demi bagian, mulai dari
gerakan yang mudah sampai pada gerakan yang sulit.
Metode keseluruhan adalah metode yang menitikberatkan kepada
keutuhan dari bahan pelajaran yang ingin disampaikan.
Hoki adalah olahraga permainan menggunakan alat berupa stik dan bola
yang dimainkan menggunakan teknik-teknik tertentu untuk memasukkan bola ke
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Dalam suatu penelitian diperlukan metode untuk memecahkan masalah
yang ingin diteliti. Metode penelitian memberikan gambaran kepada peneliti
tentang langkah-langkah bagaimana penelitian dilakukan sehingga masalah yang
diteliti dapat dipecahkan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode eksperimen. Metode ini digunakan atas dasar pertimbangan bahwa
sifat penelitian eksperimental yaitu mencobakan sesuatu untuk mengetahui
pengaruh atau akibat dari suatu perlakuan atau treatment. Di samping itu penulis
ingin mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang
diselidiki atau diamati. Mengenai metode eksperimen ini Surakhmad (1998: 149)
menjelaskan:
Dalam arti kata yang luas, bereksperimen ialah mengadakan kegiatan percobaan untuk melihat sesuatu hasil. Hasil itu akan menegaskan bagaimanakah kedudukan perhubungan kausal antara variabel-variabel yang diselidiki.
Metode penelitian eksperimen merupakan rangkaian kegiatan percobaan
dengan tujuan untuk menyelidiki sesuatu hal atau masalah sehingga diperoleh
hasil. Jadi dalam metode eksperimen harus ada faktor yang dicobakan, dalam hal
ini faktor yang dicobakan dan merupakan variabel bebas adalah Metode bagian,
sedangkan variabel kontrolnya adalah Metode keseluruhan untuk diketahui
perbandingan dan pengaruhnya terhadap hasil pembelajaran teknik push olahraga
58
B. Populasi dan Sampel
Mengenai populasi oleh Sudjana (2005: 6) dijelaskan sebagai berikut: “Populasi adalah totalitas semua nilai mungkin, baik hasil menghitung maupun pengukuran kuantitatif atau kualitatif dari pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas.” Populasi dalam penelitian ini adalah siswa siswi yang mengikuti ekstrakurikuler hoki di SMAN 26 Bandung.
Dalam suatu penelitian, populasi bisa merupakan kumpulan individu
atau objek dengan sifat-sifat umumnya. Sebagian yang diambil dari populasi
disebut sampel penelitian. Arikunto (2006: 109) menjelaskan bahwa, “Jika kita
hanya akan meneliti sebagian dari populasi maka penelitian tersebut disebut
penelitian sampel.” Secara keseluruhan populasi atau siswa yang mengikuti
ekstrakurikuler hoki di SMAN 26 Bandung ini sebanyak 40 orang. Sedangkan
pengambilan sampel penelitian diambil dengan cara purposive sample sebanyak
20 orang. Penulis mengambil sampel ini berdasarkan pertimbangan, mereka
adalah siswa siswi pemula yang aktif mengikuti ekstrakurikuler hoki dan sebagian
besar belum menguasai teknik push yang akan diteliti. Sudjana (2005: 168) menjelaskan, “Sampling purposive dikenal juga sebagai sampling pertimbangan, terjadi apabila pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan
perorangan atau pertimbangan peneliti.”
C. Desain Penelitian dan Langkah-langkah Penelitian
Penelitian eksperimen mempunyai berbagai macam desain. Penggunaan
desain tersebut, disesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok masalah yang
ingin diungkapkan. Atas dasar hal tersebut, maka penulis menggunakan pre-test
post-test design sebagai desain penelitiannya.
Dalam desain ini sampel diperoleh sebesar jumlah populasi, kemudian
diadakan tes awal atau pre-test. Data hasil tes awal disusun berdasarkan ranking
yang selanjutnya dibagi dua kelompok yaitu kelompok ranking ganjil dan
kelompok ranking genap. Kemudian sampel diberikan perlakuan atau treatment.
Setiap kelompok mendapat treatment yang berbeda. Setelah masa perlakuan
59
dan tes akhir terkumpul maka data tersebut disusun, diolah dan dianalisis secara
statistik. Hal ini dilakukan untuk mengetahui prestasi atau hasil perlakuan dan
perbedaannya. Mengenai desain penelitian ini, Arikunto (2006: 86)
menggambarkannya dalam pola sebagai berikut:
Gambar 3.1
Desain Penelitian
Keterangan:
E1 : kelompok eksperimen 1
E2 : kelompok eksperimen 2
X1 : treatment berupa latihan dengan menggunakan metode bagian
X2 : treatment berupa latihan dengan menggunakan metode
keseluruhan
O1 dan 03 : tes awal atau observasi awal
O2 dan 04 : tes akhir atau observasi akhir
E1 O1 X1 O2
60
Adapun langkah-langkah penelitiannya penulis deskripsikan dalam bentuk
gambar 3.2 di bawah ini.
Gambar 3.2
Langkah-langkah penelitian POPULASI
SAMPEL
TES AWAL : TES KETERAMPILAN PUSH
PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
KESIMPULAN PENGUMPULAN DATA KELOMPOK A:
METODE BAGIAN
KELOMPOK B: METODE KESELURUHAN
TREATMEN/PERLAKUAN
TES AKHIR : TES KETERAMPILAN PUSH
61
D. Instrumen Penelitian
Agar penelitian menjadi lebih konkrit, maka perlu ada data yang diambil
dengan cara tes. Sebagaimana yang dijelaskan olah Nurhasan (2007: 3) bahwa tes
adalah: ”…suatu alat ukur yang dapat digunakan untuk memperoleh data yang
objektif tentang hasil belajar siswa atau atlet”. Data tersebut diperoleh pada awal eksperimen sebagai data awal dan pada akhir eksperimen sebagai data akhir.
Tujuannya agar dapat mengetahui pengaruh hasil perlakuan dan perbedaannya
yang merupakan tujuan akhir dari eksperimen.
Dalam pengumpulan data untuk mengetahui kemampuan awal dan
kemampuan setelah diberikan perlakuan, penulis menggunakan tes keterampilan
push yang di ambil dari “Uji Validitas dan Reliabilitas Modifikasi Tes
Keterampilan Push (Mendorong Bola) dalam Cabang Olahraga Hoki” (Hendro
Wisaksono, 2006: 50) yang mempunyai Validitas sebesar “0,83” dan Realibilitas sebesar “0,82.”
Adapun kriteria dari validitas (Erman, 2003: 113) dan reliabilitas (Erman,
2003: 139) adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Kategori Koefisien Validitas
Koefisien Korelasi Interpretasi Korelasi
0,90 1,00 sangat baik
0,70 rxy 0,90 baik
0,40 rxy 0,70 cukup
0,20 rxy 0,40 kurang
0,00 rxy 0,20 sangat kurang
xy
r 0,00 tidak valid
62
Tabel 3.2
Kategori Koefisien Reliabilitas
Berdasarkan tabel di atas, ternyata validitas sebesar 0,83 termasuk
validitas baik dan realibilitas sebesar 0,82 termasuk reliabilitas tinggi. Jadi alat
ukur ini layak untuk digunakan sebagai alat ukur untuk mengukur penguasaan
keterampilan teknik push karena memiliki tingkat validitas yang baik dan
reliabilitas yang tinggi. Berdasarkan tes keterampilan ini ada tiga jarak yang dapat
digunakan untuk melakukan tes keterampilan push yaitu jarak enam meter, tujuh
meter, dan delapan meter. Karena kejuaraan yang sering diikuti adalah kejuaraan
hoki indoor yang cenderung jarak antar pemainnya dekat, maka diambil tes
keterampilan push yang paling pendek yaitu enam meter.
Koefisien Reliabilitas Kriteria
0,90 ≤ r11< 1,00 sangat tinggi
0,70 ≤ r11< 0,90 tinggi
0,40 ≤ r11< 0,70 sedang
0,20 ≤ r11< 0,40 rendah
63
Adapun tata cara pelaksanaan tes passing adalah sebagai berikut:
1. Tes Keterampilan Push ( jarak 6 meter )
1 m
1,5 m
1,5 m
Keterangan :
: testee
: target sasaran (panjang satu meter)
: bola
: arah bola
Gambar 3.5
Tes Keterampilan Push
64
a. Tujuan
Tujuan dari instrumen ini adalah untuk mengukur akurasi keterampilan
mengoper bola dengan menggunakan teknik push.
b. Alat
stik hoki
bola hoki enam buah
patok enam buah (untuk tiga buah target sasaran)
stopwatch meteran
peluit
kapur
formulir/ berkas dan alat tulis
c. Petunjuk Pelaksanaan
Jarak garis batas dorongan bola dengan sasaran adalah 6 meter.
Panjang garis batas dorongan bola adalah 1, 5 meter.
Jarak garis batas dorongan bola dengan testee adalah 1,5 meter.
Jarak testee dengan bola adalah 1,5 meter.
Testee berdiri di belakang garis batas pelepasan bola (push).
Testee bersedia melakukan push, testee melakukan push di atas garis.
Testee memulai gerakan dengan diawali aba-aba atau bunyi peluit.
Testee melakukan push dengan bola ke setiap target sasaran sebanyak dua
kali.
Total target sasaran (gawang) yang tersedia sebanyak tiga buah. Bola
yang diarahkan ke setiap sasaran (gawang) sebanyak dua buah.
d. Pencatatan Hasil (cara menskor)
Skor yang diraih adalah jumlah angka yang diperoleh secara keseluruhan dari enam bola yang melewati atau menyentuh batas garis terget sasaran
dengan keseluruhan waktu yang ditempuh selama melakukan push
sebanyak enam bola ke arah target sasaran mulai dari perkenaan stik ke
65
Hasil yang dicatat adalah setiap bola yang masuk ke dalam target sasaran
dan waktu yang ditempuh adalah keseluruhan waktu selama melakukan
push dengan enam bola.
Nilai untuk setiap bola masuk ke target sasaran adalah satu (1) dan bola
tidak masuk adalah nol (0).
Bila bola melewati atas target sasaran dan masuk diantara dua buah patok
sebagai target sasaran serta tingginya bola yang di push kurang dari 46
cm maka bola dinyatakan sah dan mendapat nilai satu (1). Apabila
tingginya bola yang di push melebihi batas 46 cm maka tidak mendapat
nilai atau nol (0).
E. Pelaksanaan Latihan
Latihan dalam penelitian ini dilaksanakan sebagai berikut:
1. Tempat : Lapangan Olahraga SMAN 26 Bandung
2. Waktu : Mulai Bulan Desember 2012 – Februari 2013
3. Latihan : Pk. 15.30 WIB s.d. 18.00 WIB
Latihan dalam penelitian ini dilaksanakan selama delapan minggu. Latihan
dilaksanakan dua kali dalam seminggu yaitu pada hari selasa dan hari jumat setiap
pukul 15.30 WIB sampai dengan pukul 18.00 WIB. Serta latihan tambahan pada
hari Sabtu bertempat di GSG Riti/Zipur dimulai dari pikul 05.30 sampai dengan
08.00 WIB.
Latihan yang dilakukan terdiri dari tiga bagian yaitu latihan pemanasan,
inti, dan penenangan. Adapun uraian latihannya adalah sebagai berikut:
1. Latihan Pemanasan
Sebelum melakukan latihan inti, subyek diinstruksikan untuk melakukan
pemanasan dengan bimbingan dari penulis, yaitu melakukan peregangan statis,
lari mengelilingi lapangan, dan peregangan dinamis yang lamanya kurang lebih
10 menit.
Latihan pemanasan yang diberikan berupa peregangan statis yaitu
meregangkan seluruh anggota badan secara sistematis yang dapat dilakukan mulai
66
peregangan dinamis, yaitu suatu bentuk latihan yang meliputi gerakan
memantul-mantulkan anggota badan secara berulang-ulang.
2. Latihan inti
Sebelum melakukan latihan inti subyek diukur denyut nadinya untuk
memastikan bahwa ia siap melakukan latihan inti. Setelah diketahui subyek telah
berada pada kondisi latihan yaitu denyut nadinya telah menunjukkan berada pada
daerah latihan, maka latihan inti pun dimulai. Mengenai pelaksanaan latihan dapat
dilihat pada lampiran tentang program pembelajaran/latihan
3. Latihan Pendinginan
Setelah melakukan latihan inti, subjek diinstruksikan untuk melakukan
latihan penenangan dengan suatu bimbingan, yaitu melakukan lari-lari kecil yang
dilanjutkan dengan gerakan pelemasan yang lamanya kurang lebih 15 menit.
F. Prosedur Pengolahan Data
Setelah data dari tes awal dan tes akhir terkumpul, langkah selanjutnya
adalah mengolah dan menganalisis data tersebut secara statistik. Langkah-langkah
pengolahan data tersebut, ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:
1. Menghitung skor rata-rata dari setiap kelompok sampel, dengan menggunakan
pendekatan dari Sudjana (2005: 67):
n X X
i
Keterangan:
X : Skor rata-rata yang dicari
X i : Jumlah nilai data67
2. Menghitung simpangan baku, menurut Sudjana (2005: 93):
X : Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata
3. Menguji homogenitas. Rumus yang digunakan menurut Sudjana (2005: 250)
adalah sebagai berikut:
Kriteria pengujian adalah: terima hipotesis jika hitung lebih kecil dari
F-tabel distribusi dengan derajat kebebasan = (V1,V2) dengan taraf nyata (a) =
0,05.
4. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan Lilliefors. Prosedur
yang digunakan menurut Sudjana (2005: 466) adalah:
a. Pengamatan X1, X2, … Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ..., Zn dengan
menggunakan rumus:
kemudian dihitung peluang F(Z1) = P(Z Z1).
c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, … Zn Zi. Jika proporsi ini
68
d. Menghitung selisih F (Zi) - S (Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.
e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih
tersebut. Untuk menolak atau menerima hipotesis, kita bandingkan Lo
dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar untuk taraf nyata yang
dipilih. Kriterianya adalah: tolak hipotesis nol jika Lo yang diperoleh dari
data pengamatan melebihi L dari daftar tabel. Dalam hal lainnya hipotesis
nol diterima.
5. Pengujian signifikansi peningkatan hasil latihan, menggunakan uji t dengan
langkah awal mencari simpangan baku gabungan, dengan rumus:
n1– 1. S12 + n2 - 1. S22
Langkah berikutnya menghitung peningkatan hasil latihan dengan pengujian
signifikansi, menggunakan uji t dengan rumus:
69
6. Langkah berikutnya menguji perbedaan hasil latihan dari kedua kelompok
dengan menggunakan uji signifikansi perbedaan dua rata-rata yaitu uji t
sebagai berikut:
2 1
2 1
n 1 n
1 S
X X t
Keterangan:
S : Simpangan baku
n1 : Jumlah Sampel Kelompok 1
n2 : Jumlah Sampel Kelompok 2
1
X : Rata-rata Kelompok 1
2
X : Rata-rata Kelompok 2
Untuk uji t kriteria pengujiannya adalah tolak hipotesis, jika t > t1 – α.
Untuk harga lainnya Ho diterima, distribusi t dengan tingkat kepercayaan 0,95
dan derajat kebebasan (dk) = (n1+n2-2).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang dijelaskan pada Bab
IV dapat disimpulkan metode pembelajaran bagian memberikan pengaruh yang
lebih baik dibandingkan dengan metode pembelajaran keseluruhan terhadap hasil
penguasaan teknik push dalam cabang olahraga hoki. Metode bagian sangat cocok
diterapkan pada siswa atau atlet pemula yang belum mempunyai dasar sama sekali
terhadap keterampilan atau teknik dasar push, karena dalam metode bagian ini
siswa melakukan tugas gerak yang dibagi-bagi dari gerakan yang sederhana atau
mudah menuju gerakan yang lebih susah, setelah siswa menguasai semua
bagian-bagian itu baru siswa melakukan gerakan secara utuh. Di lain pihak, metode
keseluruhan lebih cocok diterapkan pada siswa tingkat lanjutan yang sudah
menguasai teknik dasar, karena dalam metode ini siswa melakukan tugas gerak
secara utuh, sehingga bagi siswa yang sudah mengusai teknik dasar push akan
lebih mudah dan lebih menguasai keterampilan teknik push tersebut. Bagi siswa
dengan tingkat kemampuan motorik yang rendah akan mengalami kesulitan dalam
melakukan tugas gerak dengan metode keseluruhan ini. Berdasarkan penjelasan di
atas, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah:
1. Pembelajaran dengan menggunakan metode bagian memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap hasil pembelajaran teknik push dalam cabang
olahraga hoki.
2. Pembelajaran dengan menggunakan metode keseluruhan memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap hasil pembelajaran teknik push dalam
cabang olahraga hoki.
3. Pembelajaran dengan menggunakan metode bagian memberikan pengaruh
yang lebih signifikan dibandingkan pembelajaran dengan menggunakan
metode keseluruhan terhadap hasil pembelajaran teknik push dalam cabang
79
B. Saran
Saran dan masukan yang dapat penulis kemukakan berkaitan dengan hasil
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi para pembina, pendidik, pelatih, atlet hoki dan pembaca pada umumnya
agar menerapkan metode bagian dalam rangka meningkatkan hasil
pembelajaran teknik push olahraga hoki dalam pelaksanaan program
pembelajarannya.
2. Bagi rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian tentang aspek-aspek
teknik, penulis menganjurkan untuk melakukan penelitian yang berkenaan
dengan hal-hal teknik lainnya yang mempengaruhi prestasi cabang olahraga
hoki.
3. Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, sebaiknya diadakan
penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar dan kajian
yang lebih mendalam.
Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis kemukakan, semoga
hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi
para pembaca pada umumnya serta menjadi sumbangsih yang berarti bagi
DAFTAR PUSTAKA
Abduljabar, B., Darajat, J. (2010). Aplikasi Statistika dalam Penjas. Bandung: FPOK UPI
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta: CV. Tambak Kusuma.
Hendro, Wisaksono. (2006). Uji Validitas dan Realibilitas Modifikasi Tes Keterampilan Push (Mendorong Bola) dalam Cabang Olahraga Hoki. Skripsi pada FPOK UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Hidayat. (2000). Analisis Biomekanika. [Online]. Tersedia: http://www.koni.or.id. [5 Mei 2010].
Mahendra, A. (2007). Teori Belajar Mengajar Motorik. Bandung : FPOK UPI
Nurhasan, dan Cholil, H. (2007). Modul Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Nurhasan, dkk. (2002). Pengembangan Sistem Pembelajaran Modul Mata Kuliah Statistik. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
PHSI. (1990). Peraturan Pemainan Hoki. Jakarta.
Rosdiani, D. (2012). Model Pembelajaran Langsung dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung: Alfabeta
Rosdiani, D. (2013). Perencanaan Pembelajaran dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung: Alfabeta
Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
81
Suherman, E. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Supriyatna, A., dan Hermanu, E. (2008). Pelatihan Cabang Olahraga Hoki. Bandung: Redpoint.
Surakhmad, W. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metoda Teknik. Bandung: Tarsito.
Tabrani, P. (1991). Peraturan Permainan Hoockey Lapangan. Bandung: Pengurus Daerah persatuan Hockey Seluruh Indonesia Jawa Barat
Taverner, C. M. (2005). Field Hockey Techniques & Tactics. [Online]. Tersedia: https://www.book.google.co.id/book. [10 Februari 2010].
Tite, Juliantine., Subroto, T., Yudiana. (2012). Belajar & Pembelajaran Penjas. Bandung: FPOK UPI.
Tite, Juliantine., Yudiana, Y. dan Subarjah, H. (2007) Teori Latihan. Bandung: FPOK UPI.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran#Pembelajaran_dalam_dunia_pendidik an
http://imania-arie.blogspot.com/2011/09/hakikat-belajar-dan-pembelajaran.html