• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN PENGARUH METODE BAGIAN DENGAN METODE KESELURUHAN TERHADAP PENGUASAAN TEKNIK PUSH DALAM CABANG OLAHRAGA HOKI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN PENGARUH METODE BAGIAN DENGAN METODE KESELURUHAN TERHADAP PENGUASAAN TEKNIK PUSH DALAM CABANG OLAHRAGA HOKI."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN PENGARUH METODE BAGIAN DENGAN METODE KESELURUHAN TERHADAP PENGUASAAN TEKNIK PUSH DALAM

CABANG OLAHRAGA HOKI

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh :

EDWIN SAPRUDIN BASRI

0700127

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PERBANDINGAN PENGARUH METODE BAGIAN DENGAN METODE KESELURUHAN TERHADAP PENGUASAAN TEKNIK PUSH DALAM

CABANG OLAHRAGA HOKI

Oleh :

Edwin Saprudin Basri

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Edwin Saprudin Basri 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Edwin Saprudin Basri

NIM : 0700127

Judul Skripsi : Perbandingan Pengaruh Metode Bagian Dengan Metode

Keseluruhan Terhadap Penguasaan Teknik Push Dalam Cabang Olahraga Hoki

Disetujui dan Disahkan Oleh:

Pembimbing I

Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd. NIP. 196807071992032001

Pembimbing II

Dra. Hj. Oom Rohmah, M.Pd. NIP. 196005181987032003

Mengetahui

Ketua Jurusan Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

(4)

ABSTRAK

Perbandingan Pengaruh Metode Bagian Dengan Metode Keseluruhan Terhadap Penguasaan Teknik Push Dalam Cabang Olahraga Hoki

Dosen Pembimbing : 1. Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd. 2. Dra. Hj. Oom Rohmah, M.Pd.

Edwin Saprudin Basri* 2013

Pembelajaran tentunya akan melibatkan proses latihan, oleh karena itu latihan harus disusun secara benar agar hasil dari latihan mempunyai pengaruh terhadap pembelajaran. Dalam olahraga hoki teknik dasar harus dikuasai terutama teknik push

yang dominan digunakan saat permainan hoki berlangsung. Untuk meningkatkan kemampuan siswa/siswi dalam menguasai teknik push, maka dalam pembelajarannya dapat menggunakan metode bagian atau menggunakan metode keseluruhan. Oleh karena itu peneliti ingin melakukan penelitian mengenai “Perbandingan Pengaruh Metode Bagian dengan Metode Keseluruhan Terhadap Penguasaan Teknik Push

Dalam Cabang Olahraga Hoki.”

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah siswa/siswi yang tergabung dalam ekstrakurikuler olahraga hoki SMA Negeri 26 Bandung. Secara keseluruhan populasinya sebanyak 40 orang, sedangkan jumlah sampelnya sebanyak 20 orang. Sampel diperoleh dengan menggunakan teknik purposive sample. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes keterampilan push dalam cabang olahraga hoki.

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah latihan yang menggunakan metode bagian memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap peningkatan hasil pembelajaran hoki dibandingkan dengan latihan yang menggunakan metode keseluruhan.

Saran-saran yang dapat penulis kemukakan berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah bagi para pembina, guru atau pelatih, atlet hoki dan pembaca pada umumnya agar menerapkan metode bagian dalam rangka meningkatkan hasil pembelajaran teknik push hoki dalam pelaksanaan program latihannya.

(5)

ABSTRACT

The Comparison Between Of Part Method With Whole Method Toward Of Mastering Of Push Technique Skill In Hockey Sport

Supervisor : 1. Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd. 2. Dra. Hj. Oom Rohmah, M.Pd.

Edwin Saprudin Basri* 2013

Learning process will involve exercise , exercise should therefore be properly prepared for the results of the exercise have an influence on learning . In hockey on of the provision is mastering of basic technique, especially push technique, which always uses dominantly in every game. To improve of mastering of the push technique for the student in learning process, we can use a part method or whole

method, in this research the writer wants to do a research about “the comparison

between of part method with whole method toward of mastering of push technique

skill in hockey sport”.

The method used in this study is the experimental method. Population and samples in this study were students who joined in extracurricular sports hockey SMAN 26 Bandung. The entire population of 40 people, while the sample size of 20 people. Samples were obtained by using purposive sampling technique. The research instrument used was a test of skill in encouraging sports hockey .

Based on the results of data processing and analysis, the conclusions of this study is that exercise part method give better effect to the improvement of learning outcomes as compared to hockey practice using a whole method.

Suggestion the author relating to the results of this study were to coaches, teachers, athletes hockey and readers in general to implement the part methods in order to improve learning outcomes push hockey techniques in the implementation of exercise programs.

(6)

DAFTAR ISI

A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran ...

1. Pengertian Belajar ...

2. Pengertian Pembelajaran ...

B. Metode Pembelajaran ...

1. Pengertian Metode Pembelajaran ...

2. Macam-macam Metode Pembelajaran ...

(7)

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi dalam Pemilihan

Metode Pembelajaran ...

C. Hakikat Olahraga Hoki ...

1. Pengertian Olahraga Hoki ...

2. Teknik-teknik Dasar Olahraga Hoki ...

3. Teknik Dasar Push ...

4. Analisis Teknik Push ...

D. Konsep Metode Bagian ...

1. Pengertian Metode Bagian ...

2. Penerapan Metode Bagian dalam Pembelajaran Teknik

Push Hoki ...

3. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Teknik Push

Hoki dengan Metode Bagian ...

4. Pengaruh Metode Bagian Terhadap Pembelajaran

Teknik Push ...

E. Konsep Metode Keseluruhan ...

1. Pengertian Metode Keseluruhan ...

2. Penerapan Metode Keseluruhan dalam Pembelajaran

Teknik Push Hoki ...

3. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Teknik Push

Hoki dengan Metode Keseluruhan ...

4. Pengaruh Metode Keseluruhan Terhadap Pembelajaran

(8)

BAB III PROSEDUR PENELITIAN ...

A. Metode Penelitian ...

B. Populasi dan Sampel ...

C. Desain Penelitian dan Langkah-langkah Penelitian ...

D. Instrumen Penelitian ...

E. Pelaksanaan Latihan ...

F. Prosedur Pengolahan Data ...

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA ...

A. Deskripsi Data ...

B. Prasyarat Analisis Data ...

C. Pengujian Hipotesis ...

D. Diskusi Penemuan ...

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...

A. Kesimpulan ...

B. Saran ...

DAFTAR PUSTAKA ...

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...

57

57

58

58

61

65

66

70

70

71

73

76

78

78

79

80

(9)

DAFTAR TABEL

Hasil Penghitungan Rata-rata dan Simpangan Baku Tes Awal Kelompok Pembelajaran Menggunakan Metode Bagian dan Metode Keseluruhan ...

Hasil Penghitungan Rata-rata dan Simpangan Baku Tes Akhir Kelompok Pembelajaran Menggunakan Metode Bagian dan Metode Keseluruhan ...

Hasil Pengujian Normalitas Lilliefors Kelompok Pembelajaran Menggunakan Metode Bagian dan Metode Keseluruhan ...

Hasil Pengujian Homogenitas (Kesamaan Dua Variasi) Kelompok Pembelajaran Menggunakan Metode Bagian dan Keseluruhan ...

Hasil Penghitungan dan Uji Signifikansi Peningkatan Hasil Pembelajaran Menggunakan Metode Bagian dan Metode Keseluruhan ...

Hasil Penghitungan dan Uji Signifikansi Perbedaan Peningkatan Hasil pembelajaran Teknik Push Hoki Kelompok Metode Bagian dengan Metode Keseluruhan ...

(10)

DAFTAR GAMBAR

Cara Memegang Stik Dilihat Dari Depan ...

Cara Memegang Stik Dilihat Dari Samping ...

Cara Memegang Stik Dilihat Dari Belakang ...

Cara Memegang Stik ...

Sikap Awal Tubuh ...

Saat Mendorong Bola ...

Saat Melepas Bola ...

Sikap Akhir Tubuh ...

Titik Berat Badan Pada Saat Sikap Awal Tubuh ...

Titik Berat Badan Pada Saat Sikap Akhir Tubuh ...

Posisi Tubuh Pada Saat Arah Push Lurus Ke Depan ...

Posisi Tubuh Pada Saat Arah Push Serong Kanan Ke Depan ...

Posisi Tubuh Pada Saat Arah Push Serong Kiri Ke Depan ...

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Program Pembelajaran Teknik Push dengan Metode Bagian

Program Pembelajaran Teknik Push dengan Metode Keseluruhan

Hasil Pembelajaran Kelompok Menggunakan Metode Bagian

Hasil Pembelajaran Kelompok Menggunakan Metode Keseluruhan

Uji Homogenitas Menggunakan Uji Kesamaan Dua Variansi

Uji Normalitas Lilliefors Tes Awal Kelompok Metode Bagian

Uji Normalitas Lilliefors Tes Akhir Kelompok Metode Bagian

Uji Normalitas Lilliefors Tes Awal Kelompok Metode Keseluruhan

Uji Normalitas Lilliefors Tes Akhir Kelompok Metode Keseluruhan

Uji Signifikansi Kelompok Pembelajaran Menggunakan Metode Bagian

(12)

P

Q

R

S

T

U

V

W

X

Keseluruhan

Uji Signifikansi Perbedaan Peningkatan Hasil Pembelajaran antara Kelompok Metode Bagian dengan Kelompok Metode Keseluruhan

Nilai Krisis L untuk Uji Lilliefors

Luas di Bawah Lengkungan Normal Standar dari 0 ke z

Nilai Persentil untuk Distribusi t

Surat Keputusan

Surat Izin Penelitian

Surat Keterangan Penelitian

Dokumentasi

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hoki merupakan salah satu cabang olahraga permainan beregu, dimana

setiap pemain menggunakan alat yang disebut stik untuk menahan, membawa dan

memukul bola sesuai dengan peraturan permainan yang telah ditetapkan, olahraga

ini dimainkan oleh dua regu yang berusaha memasukkan bola ke gawang lawan.

Olahraga hoki dapat dimainkan dalam ruangan (indoor) dan dilapangan terbuka

(out field). Dalam permainan hoki ruangan mempunyai peraturan tersendiri atau

khusus yang sebagian tidak sama dengan permainan hoki lapangan. Perbedaan

permainan tersebut dapat dilihat dari jumlah pemain dari tiap tim yang bertanding,

dalam hoki ruangan tiap tim terdiri dari 12 pemain, 6 pemain inti dan 6 pemain

cadangan, sedangkan dalam hoki lapangan terbuka tiap tim terdiri dari 16 pemain,

11 pemain inti dan 5 pemain cadangan. Dalam hoki ruangan tidak boleh memukul

bola (hit) dan menghentakan bola (tapping).

Hoki merupakan orahraga beregu, maka perlu adanya kerjasama tim untuk

meraih kesuksesan. Akan tetapi dituntut pula adanya kemampuan dari setiap

individu pemain dalam menguasai teknik-teknik dasar yang baik, maka seorang

pemain hoki akan dengan mudah melakukan kerjasama dalam permainan hoki.

Hal ini sependapat dengan yang dikemukakan oleh Sneyers dalam Haryanto

(1993: 24), bahwa:

Mutu permainan suatu kesebelasan ditentukan oleh penguasaan teknik dasar, semakin terampil seorang pemain dengan bola akan semakin mudah ia dapat (tanpa kehilangan bola) meloloskan diri dari suatu situasi, semakin baik jalannya pertandingan bagi kesebelasannya.

Penguasaan terhadap teknik dasar hoki bukanlah hal yang mudah, karena

olahraga hoki merupakan olahraga kompetitif dan dinamis yang menuntut

(14)

2

penerapan strategi permainan. Dalam pergerakannya, setiap pemain harus

mengusai beberapa teknik dasar permainan hoki. Karena kalau tidak menguasai

teknik-teknik dasar tersebut maka tidak akan tercipta permainan hoki yang baik

dan efektif. Beberapa keterampilan teknik yang harus dikuasai diantaranya adalah

keterampilan push (mendorong bola), hit (memukul bola), stop (menahan bola),

dribble (menggiring bola), flick (mencungkil bola), jab (menjangkau bola), tackle

(merampas bola) dan scoop (mengangkat bola).

Pada saat permainan hoki berlangsung, teknik dasar yang dominan

dilakukan pada saat melakukan passing ataupun shooting yaitu teknik push.

Karena teknik ini lebih efektif digunakan dibandingkan dengan teknik-teknik

dasar lainnya untuk melakukan passing ataupun shooting seperti hit, flick ataupun

tapping. Karena dengan menggunakan teknik push, bola sudah menempel pada

bagian stik, sehingga bola lebih terkontrol dengan baik.

Seperti cabang olahraga beregu lain, tujuan utama permainan hoki adalah

memasukan bola ke gawang lawan sebanyak-banyaknya melalui penggunaan

teknik dan penerapan strategi serta menjaga gawang sendiri agar tidak kemasukan

bola oleh lawan. Oleh karena itu dibutuhkan kerjasama antar pemain, unit dan tim.

Tujuan tersebut akan sulit terealisasi jika kemampuan passing para pemain kurang

mendukung, jangankan untuk merancang serangan dan mencetak gol ke gawang

lawan, untuk mengumpan ke teman satu tim saja akan kesulitan karena

kemampuan akurasi passing yang sangat lemah dikarenakan pemain tidak

menguasai teknik passing dengan baik khususnya teknik push. Kondisi semacam

ini menuntut tiap pemain memiliki kemampuan passing dan shooting dengan

teknik push yang cepat dan akurat yang merupakan salah satu teknik yang sangat

penting dalam menyusun suatu penyerangan maupun pertahanan.

Penguasaan terhadap teknik push membutuhkan waktu yang relatif lama

melalui suatu latihan yang terarah dan terencana serta penerapan prinsip-prinsip

latihan yang benar. Mengenai pengertian latihan, Harsono (1988: 101)

menjelaskan, “Latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih/bekerja, yang

dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian bertambah jumlah beban

(15)

3

yang dilakukan secara berulang-ulang dan bertambah bebannya akan lebih cepat

meningkatkan penguasaan keterampilan tersebut dibandingkan dengan yang tidak

berulang-ulang dan bebannya tetap.

Untuk memperoleh kemampuan teknik push yaitu untuk melakukan

sebuah passing atau shooting, seorang pemain harus melakukan latihan yang

sistematis dan terarah. Dalam proses pembelajaran khususnya untuk mempelajari

teknik push dapat diterapkan berbagai metode mengajar. Salah satu metode yang

dapat digunakan adalah metode bagian. Metode bagian adalah salah satu cara

untuk mengatur bahan-bahan pelajaran dengan menitikberatkan pada penyajian

elemen-elemen dari bahan pelajaran. Menurut Singer (1980), “metode bagian adalah suatu cara latihan yang bertitik tolak dari pandangan bahwa suatu latihan

dapat diberikan menurut bagian-bagiannya, tahap-tahap latihan dipermudah dan

dibagi-bagi.” Melalui metode bagian ini, siswa mempelajari keterampilan gerak dalam bentuk bagian demi bagian, mulai dari gerakan yang mudah sampai pada

gerakan yang sulit. Dengan demikian metode bagian merupakan cara dalam

mengajar atau melatih untuk menguasai suatu rangkaian gerakan, kepada siswa

diajarkan materi bagian demi bagian.

Pola pembelajaran metode bagian ini merupakan modifikasi dari teori

pembelajaran stimulus respon atau behavior elementaristik seperti yang sudah

dijelaskan di atas tadi metode bagian ini dimulai dari yang termudah ke yang

tersulit. Dengan hal itu diharapkan siswa lebih menguasai elemen-elemen internal

suatu keterampilan, dan akhirnya menjadi keterampilan yang utuh.

Keterampilan yang diajarkan dalam metode bagian harus dimulai dari

yang paling mudah menuju yang sulit dan disatukan menjadi suatu gerakan yang

utuh. Pola belajar ini harus melalui prosedur yang ada yaitu bagian perbagian dan

tidak boleh melompat-lompat. Dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran

bagian adalah suatu metode yang digunakan seorang guru atau pendidik yang

mengajarkan anak didiknya bagian perbagian dari yang paling mudah ke yang

sulit yang dipraktekkan bagian perbagian pula untuk menguasai suatu rangkaian

gerakan yang utuh. Misalnya saat melakuan latihan push, siswa atau anak didik di

(16)

4

melakukan dorongan bola dan sikap akhir melakukan push, setelah semua

diajarkan barulah seluruh gerakan tersebut dirangkai menjadi satu gerakan yang

utuh yaitu push. Jadi siswa tidak langsung disuruh melakukan gerakan push

secara utuh.

Metode pembelajaran lainnya yang dapat digunakan untuk meningkatkan

kemampuan melakukan teknik push adalah metode keseluruhan, Metode

keseluruhan adalah metode yang menitikberatkan kepada keutuhan dari bahan

pelajaran yang ingin disampaikan. Metode keseluruhan dimulai dari teori Gestalt,

bahwa belajar dengan melihat pola dan organisasi bagian-bagian ke dalam suatu

keseluruhan. Selain itu dapat mengamati stimulus dalam keseluruhan yang

terorganisasi, bukan dalam bagian-bagian yang terpisah. Bagian yang dipelajari

hanya bermakna dalam rangka keseluruhan. Menurut Singer (1980), “metode keseluruhan lebih menguntungkan apabila kegiatan tersebut sederhana dan

tersusun dengan baik.” Menurut Bower dan Hilgard (1981), “pola pengamatan metode keseluruhan selalu tertuju pada keadaan sederhana, keadaan seimbang,

keadaan yang stabil dan segala kejadian mempunyai tujuan.”

Metode keseluruhan lebih difokuskan kepada belajar sebagai suatu

kemampuan individu untuk melihat hubungan-hubungan yang berarti dan

terstruktur dari situasi tertentu. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa metode

pembelajaran keseluruhan dilaksanakan untuk menguasai suatu rangkaian

gerakan. Kepada siswa diajarkan gerakan secara keseluruhan sekaligus dan

dipraktekkan secara keseluruhan pula.

Beberapa alternatif dalam upaya memberdayakan kemampuan melakukan

teknik push yang baik dapat dilakukan dengan penggunaan metode bagian dan

metode keseluruhan. Masing-masing metode mempunyai kekurangan dan

kelebihan.

Ekstrakulikuler hoki di SMA Negeri 26 Bandung merupakan suatu cabang

olahraga andalan di sekolah tersebut, karena berbagai prestasi yang telah dicapai.

Pelaksanaan ekstrakulikuler hoki di sekolah, tidak dapat dilepaskan dari kecintaan

para alumni hoki SMA Negeri 26 Bandung yang terus berpartisipasi langsung

(17)

5

Hoki SMA Negeri 26 Bandung mempunyai jadwal latihan setiap hari

selasa dan jumat dimulai dari jam 15.30 s/d 18.00 WIB yang bertempat di

lapangan olahraga hoki sekolah, serta jadwal latihan tambahan setiap hari sabtu

pagi dari jam 05.30 s/d 08.00 WIB bertempat di GSG Riti/Zipur. Untuk

meningkatkan kemampuan para siswa/atlet dalam bermain hoki, diperlukan

beberapa metode pembelajaran/latihan. Metode bagian dan keseluruhan dapat

diterapkan dalam proses pembelajaran hoki, khususnya teknik dasar push.

Metode pembelajaran keseluruhan dan bagian merupakan metode

pembelajaran gerak olahraga yang memiliki karakteristik yang berbeda.

Penerapan metode pembelajaran tersebut di dasarkan pada jenis keterampilan

yang dipelajari memiliki unsur gerakan yang sulit atau sederhana. Selain itu,

keberadaan siswa juga merupakan faktor yang penting dan harus diperhatikan

dalam menerapkan metode pembelajaran, apakah siswa telah memiliki

keterampilan yang baik ataukah belum.

Metode pembelajaran keseluruhan dan bagian merupakan metode yang

dapat diterapkan untuk meningkatkan keterampilan olahraga termasuk teknik push

dalam olahraga hoki. Kedua metode pembelajaran tersebut masing-masing

memiliki ciri dan penekanan yang berbeda, sehingga belum diketahui tingkat

efektifitasnya terhadap peningkatan kemampuan teknik push dalam hoki. Untuk

mengetahui hal tersebut, maka perlu dikaji dan diteliti secara lebih mendalam baik

secara teori maupun praktek mengenai “Perbandingan pengaruh metode bagian dengan metode keseluruhan terhadap penguasaan teknik push dalam cabang

olahraga hoki.”

B. Rumusan Masalah

Dalam perkembangannya permaian hoki saat ini seiring dengan adanya

usaha pemasalan cabang olahraga hoki dikalangan pelajar menuntut adanya usaha

yang lebih keras dari para guru yang memiliki tanggung jawab secara langsung

untuk mengajarkan dan melatih dalam meningkatkan keterampilan teknik dasar

dan lanjutan kepada para pemain atau peserta didiknya yang berminat dalam

(18)

6

Berdasarkan latar belakang dan masalah penelitian tersebut di atas, maka

rumusan masalah penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh metode bagian terhadap penguasaan teknik push

dalam cabang olahraga hoki?

2. Bagaimana pengaruh metode keseluruhan terhadap penguasaan teknik

push dalam cabang olahraga hoki?

3. Metode manakah yang memberikan pengaruh lebih signifikan antara

metode bagian dengan metode keseluruhan terhadap penguasaan teknik

push dalam cabang olahraga hoki?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan masalah penelitian tersebut di atas, maka

tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Ingin mengetahui bagaimana pengaruh metode bagian terhadap

penguasaan teknik push dalam cabang olahraga hoki.

2. Ingin mengetahui bagaimana pengaruh metode keseluruhan terhadap

penguasaan teknik push dalam cabang olahraga hoki.

3. Ingin mengetahui metode pembelajaran yang lebih signifikan antara

metode bagian dengan metode keseluruhan terhadap penguasaan teknik

push dalam cabang olahraga hoki.

D. Manfaat Penelitian

Penulis berharap hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai berikut:

1. Secara teoritis dapat dijadikan sumbangan informasi dan keilmuan yang

berarti bagi lembaga atau organisasi keolahragaan dan perorangan yang

terkait dengan pembinaan olahraga hoki mengenai pengaruh metode

bagian dan keseluruhan terhadap penguasaan teknik push olahraga hoki.

2. Secara praktis dapat dijadikan acuan bagi para guru/pelatih hoki dalam

menyusun program pembelajaran/latihan teknik, khususnya program

(19)

7

E. Pembatasan Penelitian

Pembatasan penelitian sangat diperlukan dalam setiap penelitian agar

masalah yang diteliti lebih terarah. Mengenai pembatasan penelitian dijelaskan

oleh Surakhmad (1998: 36) sebagai berikut:

Pembatasan ini diperlukan bukan saja untuk memudahkan atau menyederhanakan masalah bagi penyelidik tetapi juga untuk dapat menetapkan lebih dahulu segala sesuatu yang diperlukan untuk pemecahannya: tenaga, kecekatan, waktu, biaya, dan lain sebagainya yang timbul dari rencana tersebut.

Berdasar pada penjelasan di atas, maka penelitian ini dibatasi pada hal-hal

sebagai berikut:

1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode bagian dan

keseluruhan.

2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah penguasaan teknik push

olahraga hoki.

3. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah siswa yang mengikuti

ekstrakurikuler hoki di SMA Negeri 26 Bandung sebanyak 20 orang.

F. Anggapan Dasar

Penelitian ilmiah membutuhkan suatu anggapan dasar, karena dengan

anggapan dasar seorang peneliti memiliki landasan dan keyakinan dalam

menetapkan dan melaksanakan kegiatannya. Surakhmad (1982: 107) menjelaskan,

“Anggapan dasar atau postulat adalah sebuah titik tolak penelitian yang

kebenarannya diterima oleh penyelidik.” Kemudian Arikunto (2007: 24) menjelaskan, “Anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang akan berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai untuk tempat berpijak

bagi peneliti dalam melaksanakan penelitiannya.”

Mengacu pada paparan latar belakang serta rumusan masalah penelitian,

maka anggapan dasar yang menjadi kerangka berpikir penulis adalah sebagai

(20)

8

Pembelajaran menggunakan metode bagian merupakan bentuk latihan

keterampilan yang dilakukan secara bagian perbagian dari keterampilan yang

dipelajari. Bentuk keterampilan yang dipelajari dipilih-pilih ke dalam bentuk

gerakan yang lebih mudah dan sederhana. Berkaitan dengan metode bagian

menurut Sugiyanto (1996:67) yang dikutip Khasanah (2010:31) menyatakan:

Metode bagian merupakan cara pendekatan dimana mula-mula siswa diarahkan untuk mempraktekkan sebagian demi sebagian dari keseluruhan rangkaian gerakan, dan setelah bagian-bagian gerakan dikuasai baru mempraktekkannya secara keseluruhan.

Menurut Suhendro (1999: 3.56) yang dikutip Khasanah (2010:33) bahwa,

„Metode bagian adalah satu cara pengorganisasian bahan pelajaran dengan menitikberatkan pada penyajian elemen-elemen dari bahan pelajaran.‟ Menurut

Singer (1980), “metode bagian adalah suatu cara latihan yang bertitik tolak pada

pandangan bahwa suatu latihan dapat diberikan menurut bagian-bagiannya,

tahap-tahap latihan seharusnya dipermudah dan dibagi-bagi.”

Pola belajar keterampilan motorik bagian ini merupakan modifikasi dari

teori belajar stimulus respon atau behavior elementaristik seperti yang sudah

dijelaskan di atas tadi metode bagian ini dimulai dari yang termudah ke yang

tersulit. Dengan hal itu diharapkan anak lebih menguasai elemen-elemen internal

suatu keterampilan, dan akhirnya menjadi keterampilan yang utuh.

Penerapan teori koneksionisma Torndike dalam belajar motorik sebagai

berikut. a) Kegiatan belajar perbagian harus dilakukan dengan kondisi yang

gembira agar siswa dapat mengikuti kegiatan belajar dengan baik tanpa ada rasa

terpaksa. b) Anak didik harus siap menerima materi pelajaran baik secara fisik

maupun psikologis. c) Keterampilan yang diajarkan dalam metode bagian harus

dimulai dari yang paling mudah menuju yang sulit dan disatukan menjadi suatu

gerakan yang utuh. d) Pola belajar ini harus melalui prosedur yang ada yaitu

bagian perbagian dan tidak boleh melompat-lompat.

Dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran bagian adalah suatu

(21)

9

perbagian dari yang paling mudah ke yang sulit yang dipraktekkan bagian

perbagian pula untuk mengusai suatu rangkaian gerakan yang utuh.

Sedangkan penggunaan metode pembelajaran push dalam cabang olahraga

hoki dengan menggunakan metode pembelajaran keseluruhan menurut Sugiyanto

(1996:67) yang dikutip Khasanah (2010:30) menyatakan, „Metode keseluruhan adalah cara pendekatan dimana sejak awal pelajar diarahkan untuk

mempraktekkan keseluruhan rangkaian gerakan yang dipelajari.‟ Menurut Suhendro (1999:3.56) yang dikutip Khasanah (2010:30) bahwa, „Metode keseluruhan adalah metode yang menitikberatkan kepada keutuhan dari bahan

pelajaran yang ingin disampaikan.‟ Menurut Singer (1980) dan Lutan (1988)

“Metode keseluruhan adalah lebih menguntungkan bila kegiatan itu lebih

sederhana dan tersusun dengan baik.” Menurut Bower dan Hilgard (1981), pola

pengamatan, “Metode keseluruhan selalu tertuju pada keadaan sederhana, keadaan

yang seimbang, keadaan yang stabil dan segala kegiatan mempunyai tujuan.” Dengan demikian dapat dikemukakan metode keseluruhan melihat kemampuan

individu untuk melihat hubungan-hubungan dari suatu rangkaian gerak yang

tersusun dan teroganisir. Dalam metode ini individu mendapat pemahaman yaitu:

1. Pemahaman yang diperoleh bersifat keseluruhan yang secara

mendadak dari hubungan dari bagian-bagian.

2. Subyek dapat mengamati dan menempatkan setiap bagian gerakan.

3. Subyek terlibat secara aktif dalam pemecahan masalah yang dihadapi.

Konsep dasar keseluruhan dalam mempelajari keterampilan motorik

merupakan modifikasi dari teori holistik. Ide pokok teori ini adalah anak

mengorganisasi respon atau persepsinya kedalam pola atau bentuk keseluruhan

dalam menghadapi suatu permasalahan yang terjadi. Menurut Lutan (1988)

menjelasakan penerapan teori gestalt dalam proses belajar motorik sebagai

berikut: a) Aktifikas gerak dilakukan dalam bentuk keseluruhan, bukan

terpisah-pisah, oleh karena itu siswa harus sadar dan memahami bentuk keseluruhan

keterampilan yang dipelajari. b) Tugas guru memaksimumkan transfer dari

berbagai kegiatan. c) Faktor Insight penting untuk memecahkan masalah. Untuk

(22)

10

pemahaman terhadap keterkaitan bagian-bagian dari suatu keterampilan

merupakan perihal penting untuk melakukan keterampilan yang efektif.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran

keseluruhan adalah suatu metode yang digunakan untuk mengajarkan atau melatih

anak untuk mencapai suatu keterampilan tertentu yang berupa rangkaian gerakan

dengan mengajarkannya secara keseluruhan dan juga anak disuruh untuk

mempraktekkannya secara keseluruhan.

Setelah melihat penjelasan dari para ahli tentang kedua jenis metode

tersebut penulis cenderung memilih metode bagian dengan alasan karena dalam

permainan hoki memiliki berbagai teknik dasar yang maksimal harus dikuasi

khususnya teknik dasar push, untuk itu dalam meningkatkan hasil belajar push

lebih condong menggunakan metode bagian. Siswa akan lebih mudah mengontrol

bola terhadap target, karena dimulai dari kaki sebagai pondasi dalam melakukan

push adalah kekuatan kaki yang kemudian dilontarkan dengan tangan. Dari

penjelasan tersebut dianggap dengan pembelajaran dengan metode bagian siswa

akan lebih mudah mengerti karena materi diberikan secara terpilah-pilah dan

sistematis dari mudah ke sulit sesuai dengan prinsip pembelajaran harus

sistematis. Dengan demikian penulis memiliki anggapan dasar bahwa metode

bagian lebih signifikan dibandingkan dengan metode keseluruhan dalam

memberikan pembelajaran teknik push.

G. Hipotesis

Hipotesis merupakan penuntun ke arah proses penelitian untuk

menjelaskan permasalahan yang harus dicari pemecahannya. Nazir (1988:182)

mengatakan, “Hipotesis adalah pernyataan yang diterima secara sementara

sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan

merupakan dasar kerja serta panduan dalam verifikasi.” Berdasarkan anggapan

dasar tersebut di atas maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

a. Metode bagian memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penguasaan

(23)

11

b. Metode keseluruhan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

pengusaan teknik push dalam cabang olahraga hoki.

c. Metode bagian memberikan pengaruh yang lebih signifikan dibandingkan

dengan metode keseluruhan terhadap pengusaan teknik push dalam cabang

olahraga hoki.

H. Batasan Istilah

Dalam bagian ini dikemukakan batasan dan definisi istilah yang digunakan

atau yang menjadi kerangka acuan peristilahan dalam penelitian ini. Batasan

tersebut adalah sebagai berikut:

Metode adalah cara atau prosedur yang harus dilalui.

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Latihan menurut Harsono (1988:100) adalah proses yang sistematis dari

berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian

menambah jumlah beban latihan/kerjanya.

Metode bagian adalah suatu cara latihan yang bertitik tolak dari pandangan

bahwa suatu latihan dapat diberikan menurut bagian-bagiannya, tahap-tahap

latihan dipermudah dan dibagi-bagi. Melalui metode bagian ini, siswa

mempelajari keterampilan gerak dalam bentuk bagian demi bagian, mulai dari

gerakan yang mudah sampai pada gerakan yang sulit.

Metode keseluruhan adalah metode yang menitikberatkan kepada

keutuhan dari bahan pelajaran yang ingin disampaikan.

Hoki adalah olahraga permainan menggunakan alat berupa stik dan bola

yang dimainkan menggunakan teknik-teknik tertentu untuk memasukkan bola ke

(24)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian diperlukan metode untuk memecahkan masalah

yang ingin diteliti. Metode penelitian memberikan gambaran kepada peneliti

tentang langkah-langkah bagaimana penelitian dilakukan sehingga masalah yang

diteliti dapat dipecahkan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode eksperimen. Metode ini digunakan atas dasar pertimbangan bahwa

sifat penelitian eksperimental yaitu mencobakan sesuatu untuk mengetahui

pengaruh atau akibat dari suatu perlakuan atau treatment. Di samping itu penulis

ingin mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang

diselidiki atau diamati. Mengenai metode eksperimen ini Surakhmad (1998: 149)

menjelaskan:

Dalam arti kata yang luas, bereksperimen ialah mengadakan kegiatan percobaan untuk melihat sesuatu hasil. Hasil itu akan menegaskan bagaimanakah kedudukan perhubungan kausal antara variabel-variabel yang diselidiki.

Metode penelitian eksperimen merupakan rangkaian kegiatan percobaan

dengan tujuan untuk menyelidiki sesuatu hal atau masalah sehingga diperoleh

hasil. Jadi dalam metode eksperimen harus ada faktor yang dicobakan, dalam hal

ini faktor yang dicobakan dan merupakan variabel bebas adalah Metode bagian,

sedangkan variabel kontrolnya adalah Metode keseluruhan untuk diketahui

perbandingan dan pengaruhnya terhadap hasil pembelajaran teknik push olahraga

(25)

58

B. Populasi dan Sampel

Mengenai populasi oleh Sudjana (2005: 6) dijelaskan sebagai berikut: “Populasi adalah totalitas semua nilai mungkin, baik hasil menghitung maupun pengukuran kuantitatif atau kualitatif dari pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas.” Populasi dalam penelitian ini adalah siswa siswi yang mengikuti ekstrakurikuler hoki di SMAN 26 Bandung.

Dalam suatu penelitian, populasi bisa merupakan kumpulan individu

atau objek dengan sifat-sifat umumnya. Sebagian yang diambil dari populasi

disebut sampel penelitian. Arikunto (2006: 109) menjelaskan bahwa, “Jika kita

hanya akan meneliti sebagian dari populasi maka penelitian tersebut disebut

penelitian sampel.” Secara keseluruhan populasi atau siswa yang mengikuti

ekstrakurikuler hoki di SMAN 26 Bandung ini sebanyak 40 orang. Sedangkan

pengambilan sampel penelitian diambil dengan cara purposive sample sebanyak

20 orang. Penulis mengambil sampel ini berdasarkan pertimbangan, mereka

adalah siswa siswi pemula yang aktif mengikuti ekstrakurikuler hoki dan sebagian

besar belum menguasai teknik push yang akan diteliti. Sudjana (2005: 168) menjelaskan, “Sampling purposive dikenal juga sebagai sampling pertimbangan, terjadi apabila pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan

perorangan atau pertimbangan peneliti.”

C. Desain Penelitian dan Langkah-langkah Penelitian

Penelitian eksperimen mempunyai berbagai macam desain. Penggunaan

desain tersebut, disesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok masalah yang

ingin diungkapkan. Atas dasar hal tersebut, maka penulis menggunakan pre-test

post-test design sebagai desain penelitiannya.

Dalam desain ini sampel diperoleh sebesar jumlah populasi, kemudian

diadakan tes awal atau pre-test. Data hasil tes awal disusun berdasarkan ranking

yang selanjutnya dibagi dua kelompok yaitu kelompok ranking ganjil dan

kelompok ranking genap. Kemudian sampel diberikan perlakuan atau treatment.

Setiap kelompok mendapat treatment yang berbeda. Setelah masa perlakuan

(26)

59

dan tes akhir terkumpul maka data tersebut disusun, diolah dan dianalisis secara

statistik. Hal ini dilakukan untuk mengetahui prestasi atau hasil perlakuan dan

perbedaannya. Mengenai desain penelitian ini, Arikunto (2006: 86)

menggambarkannya dalam pola sebagai berikut:

Gambar 3.1

Desain Penelitian

Keterangan:

E1 : kelompok eksperimen 1

E2 : kelompok eksperimen 2

X1 : treatment berupa latihan dengan menggunakan metode bagian

X2 : treatment berupa latihan dengan menggunakan metode

keseluruhan

O1 dan 03 : tes awal atau observasi awal

O2 dan 04 : tes akhir atau observasi akhir

E1 O1 X1 O2

(27)

60

Adapun langkah-langkah penelitiannya penulis deskripsikan dalam bentuk

gambar 3.2 di bawah ini.

Gambar 3.2

Langkah-langkah penelitian POPULASI

SAMPEL

TES AWAL : TES KETERAMPILAN PUSH

PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

KESIMPULAN PENGUMPULAN DATA KELOMPOK A:

METODE BAGIAN

KELOMPOK B: METODE KESELURUHAN

TREATMEN/PERLAKUAN

TES AKHIR : TES KETERAMPILAN PUSH

(28)

61

D. Instrumen Penelitian

Agar penelitian menjadi lebih konkrit, maka perlu ada data yang diambil

dengan cara tes. Sebagaimana yang dijelaskan olah Nurhasan (2007: 3) bahwa tes

adalah: ”…suatu alat ukur yang dapat digunakan untuk memperoleh data yang

objektif tentang hasil belajar siswa atau atlet”. Data tersebut diperoleh pada awal eksperimen sebagai data awal dan pada akhir eksperimen sebagai data akhir.

Tujuannya agar dapat mengetahui pengaruh hasil perlakuan dan perbedaannya

yang merupakan tujuan akhir dari eksperimen.

Dalam pengumpulan data untuk mengetahui kemampuan awal dan

kemampuan setelah diberikan perlakuan, penulis menggunakan tes keterampilan

push yang di ambil dari “Uji Validitas dan Reliabilitas Modifikasi Tes

Keterampilan Push (Mendorong Bola) dalam Cabang Olahraga Hoki” (Hendro

Wisaksono, 2006: 50) yang mempunyai Validitas sebesar “0,83” dan Realibilitas sebesar “0,82.”

Adapun kriteria dari validitas (Erman, 2003: 113) dan reliabilitas (Erman,

2003: 139) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kategori Koefisien Validitas

Koefisien Korelasi Interpretasi Korelasi

0,90 1,00 sangat baik

0,70 rxy  0,90 baik

0,40 rxy  0,70 cukup

0,20 rxy  0,40 kurang

0,00 rxy  0,20 sangat kurang

 xy

r 0,00 tidak valid

(29)

62

Tabel 3.2

Kategori Koefisien Reliabilitas

Berdasarkan tabel di atas, ternyata validitas sebesar 0,83 termasuk

validitas baik dan realibilitas sebesar 0,82 termasuk reliabilitas tinggi. Jadi alat

ukur ini layak untuk digunakan sebagai alat ukur untuk mengukur penguasaan

keterampilan teknik push karena memiliki tingkat validitas yang baik dan

reliabilitas yang tinggi. Berdasarkan tes keterampilan ini ada tiga jarak yang dapat

digunakan untuk melakukan tes keterampilan push yaitu jarak enam meter, tujuh

meter, dan delapan meter. Karena kejuaraan yang sering diikuti adalah kejuaraan

hoki indoor yang cenderung jarak antar pemainnya dekat, maka diambil tes

keterampilan push yang paling pendek yaitu enam meter.

Koefisien Reliabilitas Kriteria

0,90 ≤ r11< 1,00 sangat tinggi

0,70 ≤ r11< 0,90 tinggi

0,40 ≤ r11< 0,70 sedang

0,20 ≤ r11< 0,40 rendah

(30)

63

Adapun tata cara pelaksanaan tes passing adalah sebagai berikut:

1. Tes Keterampilan Push ( jarak 6 meter )

1 m

1,5 m

1,5 m

Keterangan :

: testee

: target sasaran (panjang satu meter)

: bola

: arah bola

Gambar 3.5

Tes Keterampilan Push

(31)

64

a. Tujuan

Tujuan dari instrumen ini adalah untuk mengukur akurasi keterampilan

mengoper bola dengan menggunakan teknik push.

b. Alat

 stik hoki

 bola hoki enam buah

 patok enam buah (untuk tiga buah target sasaran)

stopwatch  meteran

 peluit

 kapur

 formulir/ berkas dan alat tulis

c. Petunjuk Pelaksanaan

 Jarak garis batas dorongan bola dengan sasaran adalah 6 meter.

 Panjang garis batas dorongan bola adalah 1, 5 meter.

 Jarak garis batas dorongan bola dengan testee adalah 1,5 meter.

 Jarak testee dengan bola adalah 1,5 meter.

Testee berdiri di belakang garis batas pelepasan bola (push).

Testee bersedia melakukan push, testee melakukan push di atas garis.

Testee memulai gerakan dengan diawali aba-aba atau bunyi peluit.

Testee melakukan push dengan bola ke setiap target sasaran sebanyak dua

kali.

 Total target sasaran (gawang) yang tersedia sebanyak tiga buah. Bola

yang diarahkan ke setiap sasaran (gawang) sebanyak dua buah.

d. Pencatatan Hasil (cara menskor)

 Skor yang diraih adalah jumlah angka yang diperoleh secara keseluruhan dari enam bola yang melewati atau menyentuh batas garis terget sasaran

dengan keseluruhan waktu yang ditempuh selama melakukan push

sebanyak enam bola ke arah target sasaran mulai dari perkenaan stik ke

(32)

65

 Hasil yang dicatat adalah setiap bola yang masuk ke dalam target sasaran

dan waktu yang ditempuh adalah keseluruhan waktu selama melakukan

push dengan enam bola.

 Nilai untuk setiap bola masuk ke target sasaran adalah satu (1) dan bola

tidak masuk adalah nol (0).

 Bila bola melewati atas target sasaran dan masuk diantara dua buah patok

sebagai target sasaran serta tingginya bola yang di push kurang dari 46

cm maka bola dinyatakan sah dan mendapat nilai satu (1). Apabila

tingginya bola yang di push melebihi batas 46 cm maka tidak mendapat

nilai atau nol (0).

E. Pelaksanaan Latihan

Latihan dalam penelitian ini dilaksanakan sebagai berikut:

1. Tempat : Lapangan Olahraga SMAN 26 Bandung

2. Waktu : Mulai Bulan Desember 2012 – Februari 2013

3. Latihan : Pk. 15.30 WIB s.d. 18.00 WIB

Latihan dalam penelitian ini dilaksanakan selama delapan minggu. Latihan

dilaksanakan dua kali dalam seminggu yaitu pada hari selasa dan hari jumat setiap

pukul 15.30 WIB sampai dengan pukul 18.00 WIB. Serta latihan tambahan pada

hari Sabtu bertempat di GSG Riti/Zipur dimulai dari pikul 05.30 sampai dengan

08.00 WIB.

Latihan yang dilakukan terdiri dari tiga bagian yaitu latihan pemanasan,

inti, dan penenangan. Adapun uraian latihannya adalah sebagai berikut:

1. Latihan Pemanasan

Sebelum melakukan latihan inti, subyek diinstruksikan untuk melakukan

pemanasan dengan bimbingan dari penulis, yaitu melakukan peregangan statis,

lari mengelilingi lapangan, dan peregangan dinamis yang lamanya kurang lebih

10 menit.

Latihan pemanasan yang diberikan berupa peregangan statis yaitu

meregangkan seluruh anggota badan secara sistematis yang dapat dilakukan mulai

(33)

66

peregangan dinamis, yaitu suatu bentuk latihan yang meliputi gerakan

memantul-mantulkan anggota badan secara berulang-ulang.

2. Latihan inti

Sebelum melakukan latihan inti subyek diukur denyut nadinya untuk

memastikan bahwa ia siap melakukan latihan inti. Setelah diketahui subyek telah

berada pada kondisi latihan yaitu denyut nadinya telah menunjukkan berada pada

daerah latihan, maka latihan inti pun dimulai. Mengenai pelaksanaan latihan dapat

dilihat pada lampiran tentang program pembelajaran/latihan

3. Latihan Pendinginan

Setelah melakukan latihan inti, subjek diinstruksikan untuk melakukan

latihan penenangan dengan suatu bimbingan, yaitu melakukan lari-lari kecil yang

dilanjutkan dengan gerakan pelemasan yang lamanya kurang lebih 15 menit.

F. Prosedur Pengolahan Data

Setelah data dari tes awal dan tes akhir terkumpul, langkah selanjutnya

adalah mengolah dan menganalisis data tersebut secara statistik. Langkah-langkah

pengolahan data tersebut, ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:

1. Menghitung skor rata-rata dari setiap kelompok sampel, dengan menggunakan

pendekatan dari Sudjana (2005: 67):

n X X

i

Keterangan:

X : Skor rata-rata yang dicari

X i : Jumlah nilai data

(34)

67

2. Menghitung simpangan baku, menurut Sudjana (2005: 93):

 

X : Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata

3. Menguji homogenitas. Rumus yang digunakan menurut Sudjana (2005: 250)

adalah sebagai berikut:

Kriteria pengujian adalah: terima hipotesis jika hitung lebih kecil dari

F-tabel distribusi dengan derajat kebebasan = (V1,V2) dengan taraf nyata (a) =

0,05.

4. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan Lilliefors. Prosedur

yang digunakan menurut Sudjana (2005: 466) adalah:

a. Pengamatan X1, X2, … Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ..., Zn dengan

menggunakan rumus:

kemudian dihitung peluang F(Z1) = P(Z Z1).

c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, … Zn Zi. Jika proporsi ini

(35)

68

d. Menghitung selisih F (Zi) - S (Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.

e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih

tersebut. Untuk menolak atau menerima hipotesis, kita bandingkan Lo

dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar untuk taraf nyata  yang

dipilih. Kriterianya adalah: tolak hipotesis nol jika Lo yang diperoleh dari

data pengamatan melebihi L dari daftar tabel. Dalam hal lainnya hipotesis

nol diterima.

5. Pengujian signifikansi peningkatan hasil latihan, menggunakan uji t dengan

langkah awal mencari simpangan baku gabungan, dengan rumus:

n1– 1. S12 + n2 - 1. S22

Langkah berikutnya menghitung peningkatan hasil latihan dengan pengujian

signifikansi, menggunakan uji t dengan rumus:

(36)

69

6. Langkah berikutnya menguji perbedaan hasil latihan dari kedua kelompok

dengan menggunakan uji signifikansi perbedaan dua rata-rata yaitu uji t

sebagai berikut:

2 1

2 1

n 1 n

1 S

X X t

  

Keterangan:

S : Simpangan baku

n1 : Jumlah Sampel Kelompok 1

n2 : Jumlah Sampel Kelompok 2

1

X : Rata-rata Kelompok 1

2

X : Rata-rata Kelompok 2

Untuk uji t kriteria pengujiannya adalah tolak hipotesis, jika t > t1 – α.

Untuk harga lainnya Ho diterima, distribusi t dengan tingkat kepercayaan 0,95

dan derajat kebebasan (dk) = (n1+n2-2).

(37)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang dijelaskan pada Bab

IV dapat disimpulkan metode pembelajaran bagian memberikan pengaruh yang

lebih baik dibandingkan dengan metode pembelajaran keseluruhan terhadap hasil

penguasaan teknik push dalam cabang olahraga hoki. Metode bagian sangat cocok

diterapkan pada siswa atau atlet pemula yang belum mempunyai dasar sama sekali

terhadap keterampilan atau teknik dasar push, karena dalam metode bagian ini

siswa melakukan tugas gerak yang dibagi-bagi dari gerakan yang sederhana atau

mudah menuju gerakan yang lebih susah, setelah siswa menguasai semua

bagian-bagian itu baru siswa melakukan gerakan secara utuh. Di lain pihak, metode

keseluruhan lebih cocok diterapkan pada siswa tingkat lanjutan yang sudah

menguasai teknik dasar, karena dalam metode ini siswa melakukan tugas gerak

secara utuh, sehingga bagi siswa yang sudah mengusai teknik dasar push akan

lebih mudah dan lebih menguasai keterampilan teknik push tersebut. Bagi siswa

dengan tingkat kemampuan motorik yang rendah akan mengalami kesulitan dalam

melakukan tugas gerak dengan metode keseluruhan ini. Berdasarkan penjelasan di

atas, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah:

1. Pembelajaran dengan menggunakan metode bagian memberikan pengaruh

yang signifikan terhadap hasil pembelajaran teknik push dalam cabang

olahraga hoki.

2. Pembelajaran dengan menggunakan metode keseluruhan memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap hasil pembelajaran teknik push dalam

cabang olahraga hoki.

3. Pembelajaran dengan menggunakan metode bagian memberikan pengaruh

yang lebih signifikan dibandingkan pembelajaran dengan menggunakan

metode keseluruhan terhadap hasil pembelajaran teknik push dalam cabang

(38)

79

B. Saran

Saran dan masukan yang dapat penulis kemukakan berkaitan dengan hasil

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi para pembina, pendidik, pelatih, atlet hoki dan pembaca pada umumnya

agar menerapkan metode bagian dalam rangka meningkatkan hasil

pembelajaran teknik push olahraga hoki dalam pelaksanaan program

pembelajarannya.

2. Bagi rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian tentang aspek-aspek

teknik, penulis menganjurkan untuk melakukan penelitian yang berkenaan

dengan hal-hal teknik lainnya yang mempengaruhi prestasi cabang olahraga

hoki.

3. Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, sebaiknya diadakan

penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar dan kajian

yang lebih mendalam.

Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis kemukakan, semoga

hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi

para pembaca pada umumnya serta menjadi sumbangsih yang berarti bagi

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, B., Darajat, J. (2010). Aplikasi Statistika dalam Penjas. Bandung: FPOK UPI

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta: CV. Tambak Kusuma.

Hendro, Wisaksono. (2006). Uji Validitas dan Realibilitas Modifikasi Tes Keterampilan Push (Mendorong Bola) dalam Cabang Olahraga Hoki. Skripsi pada FPOK UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Hidayat. (2000). Analisis Biomekanika. [Online]. Tersedia: http://www.koni.or.id. [5 Mei 2010].

Mahendra, A. (2007). Teori Belajar Mengajar Motorik. Bandung : FPOK UPI

Nurhasan, dan Cholil, H. (2007). Modul Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Nurhasan, dkk. (2002). Pengembangan Sistem Pembelajaran Modul Mata Kuliah Statistik. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

PHSI. (1990). Peraturan Pemainan Hoki. Jakarta.

Rosdiani, D. (2012). Model Pembelajaran Langsung dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung: Alfabeta

Rosdiani, D. (2013). Perencanaan Pembelajaran dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung: Alfabeta

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

(40)

81

Suherman, E. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Supriyatna, A., dan Hermanu, E. (2008). Pelatihan Cabang Olahraga Hoki. Bandung: Redpoint.

Surakhmad, W. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metoda Teknik. Bandung: Tarsito.

Tabrani, P. (1991). Peraturan Permainan Hoockey Lapangan. Bandung: Pengurus Daerah persatuan Hockey Seluruh Indonesia Jawa Barat

Taverner, C. M. (2005). Field Hockey Techniques & Tactics. [Online]. Tersedia: https://www.book.google.co.id/book. [10 Februari 2010].

Tite, Juliantine., Subroto, T., Yudiana. (2012). Belajar & Pembelajaran Penjas. Bandung: FPOK UPI.

Tite, Juliantine., Yudiana, Y. dan Subarjah, H. (2007) Teori Latihan. Bandung: FPOK UPI.

http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran#Pembelajaran_dalam_dunia_pendidik an

http://imania-arie.blogspot.com/2011/09/hakikat-belajar-dan-pembelajaran.html

Gambar

Tabel
Gambar  Halaman
Desain PenelitianGambar 3.1
gambar 3.2 di bawah ini.
+5

Referensi

Dokumen terkait

Metode pembelajaran bagian lebih baik untuk digunakan atau diterapkan dibandingkan dengan metode pembelajaran keseluruhan dalam pembelajaran lompat jauh di SMA Negeri 2

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu, dengan tujuan untuk mengetahui efektivitas metode Index Card Match dalam meningkatkan penguasaan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode explanatory survey dengan populasi sebanyak 30 orang (sampel jenuh). Teknik analisis data yang digunakan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode “survey verifikatif yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan angket

Sampel dalam penelitian ini diambil dari sebagian populasi.Menurut Arikunto (2006, hlm. 131) &#34;Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.Sampel penelitian

Peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian eksperimen yakni quasi eksperimen. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas

Metode penelitian dengan eksperimen pola M-S. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 50 orang, sampel penelitian sebanyak 20 pemain dengan teknik purposive

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen, digunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat dari penelitian yang dilaksanakan adalah proses dalam