FITRI YANI, 2015
HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PERAMBAH DENGAN KARAKTERISTIK PERAMBAHAN HUTAN DI SUB DAERAH ALIRAN CI SANGKUY HULU KABUPATEN BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber
daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam
lingkungannya (UU RI No.41 th.1999). Hutan merupakan suatu ekosistem yang
kompleks, selain berfungsi sebagai habitat tempat tumbuhnya keanekaragaman
hayati, hutan juga memiliki fungsi klimatologis, hidrologis dan ekonomis.
Keberadaan hutan juga berfungsi sebagai produsen oksigen dan penyerap karbon.
Kabupaten Bandung memiliki potensi kehutanan yang cukup besar. Kawasan
hutan yang ada di Kabupaten Bandung dibagi menjadi tiga kawasan, meliputi
kawasan hutan negara, hutan konservasi dan hutan rakyat. Berdasarkan data
Pemerintah Kabupaten Bandung (http://www.bandungkab.go.id), hutan negara di
Kabupaten Bandung seluas 37.728 ha yang dikelola oleh Perhutani dan Balai
Konservasi Sumberdaya Alam Jabar I. Kawasan hutan konservasi memiliki luas
8.248,48 ha yang dikelola oleh Balai Konservasi Sumberdaya Alam Jabar I.
Sementara itu luas hutan rakyat di Kabupaten Bandung pada tahun 2010 mencapai
[image:1.595.109.535.492.692.2]6.132 ha yang tersebar di 31 kecamatan.
Tabel 1.1
Perubahan Penggunaan Lahan Sub Daerah Aliran Ci Sangkuy Tahun 1991-2008
No Penutupan Lahan
Tahun Perubahan (%)
1991 2001 2008 1991-2001
2001-2008
1991-2008
1 Hutan 8738.8 6157.6 5702.0 -29.5 -7.4 -34.8
2 Kebun/Perkebunan 3452.2 3961.6 3575.8 14.8 -9.7 3.6 3 Permukiman/terbangun 1283.7 1549.0 3482.0 20.7 124.8 171.2
4 Sawah Irigasi 2736.4 2661.0 2171.1 -2.8 -18.4 -20.7
5 Sawah Tadah Hujan 2032.6 1963.8 1826.1 -3.4 -7.0 -10.2
6 Semak belukar 1106.7 3271.2 2754.7 195.6 -15.8 148.9
7 Tegalan/Ladang 4770.5 3464.7 3933.4 -27.4 13.5 -17.5
8 Tegalan/Ladang bersemak 3376.2 4379.2 3952.9 29.7 -9.7 17.1
9 Tubuh air 298.1 387.2 397.4 29.9 2.6 33.3
Luas Total 27795.3 27795.3 27795.3
2
FITRI YANI, 2015
HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PERAMBAH DENGAN KARAKTERISTIK PERAMBAHAN HUTAN DI SUB DAERAH ALIRAN CI SANGKUY HULU KABUPATEN BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sub Daerah Aliran Ci Sangkuy merupakan bagian dari Daerah Aliran Ci
Tarum Hulu yang berada di Kabupaten Bandung. Luas hutan di Sub Daerah
Aliran Ci Sangkuy pada tahun 1991 adalah 8.738,8 Ha dan pada tahun 2008
seluas 5.702 Ha. Artinya dalam 17 tahun terakhir telah terjadi penurunan luas
hutan sebesar 34,8 %. Sementara itu, penggunaan lahan untuk permukiman dan
semak belukar meningkat pesat. Penggunaan lahan untuk permukiman
mengalami peningkatan sebesar 171, 2 %, sedangkan semak belukar meningkat
hingga 148,9%.
Menurut Risdiyanto, dkk (2009, hlm. 1) dinamika perubahan penggunaan
lahan memberikan pengaruh yang nyata terhadap kondisi hidrologis suatu Daerah
Aliran Sungai. Pengaruh-pengaruh tersebut antara lain adalah perubahan iklim
mikro, limpasan permukaan, erosi dan sedimentasi.
Keberadaan hutan yang memiliki banyak fungsi dan manfaat untuk
kehidupan, namun keberadaannya tidak dapat dihindarkan dari gangguan hutan.
Gangguan hutan yang terjadi dapat bersifat fisik maupun biologis. Tidak dapat
dipungkiri bahwa manusia merupakan salah satu aktor dalam melakukan
gangguan terhadap hutan. Salah satunya dalam kegiatan perambahan hutan atau
penyerobotan lahan hutan. Penyerobotan lahan hutan merupakan salah satu jenis
gangguan hutan yang disebabkan oleh manusia yang sasaran pokoknya adalah
lahan hutan (Sastrosemito dalam Samsudin, 2006, hlm. 7). Menurut Eridiana (hlm.
15-16), bahwa sumber kerusakan yang paling utama adalah penduduk yang
tinggal di sekitar kawasan hutan. Mereka melakukan pencurian kayu dengan cara
menebang pohon secara liar, pembakaran hutan yang kemudian digunakan untuk
keperluan usaha tani mereka (perambah hutan).
Kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar hutan yang tergolong rendah
merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya perambahan hutan.
Kondisi sosial ekonomi merupakan faktor penting yang berperan terhadap
kelestarian hutan. Seperti yang dikemukakan oleh Nasendi dan Machfud (dalam
Samsudin, 2006, hlm. 5) bahwa :
3
FITRI YANI, 2015
HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PERAMBAH DENGAN KARAKTERISTIK PERAMBAHAN HUTAN DI SUB DAERAH ALIRAN CI SANGKUY HULU KABUPATEN BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan tekanan-tekanan terhadap hutan lainnya merupakan tantangan dan ancaman yang dapat timbul sebagai akibat dari permasalahan sosial ekonomi masyarakat sekitar hutan …”
Dalam Grand Strategy Penanganan Perambahan KPH Bandung Selatan
(2012, hlm.1) menyebutkan bahwa, gangguan keamanan hutan yang paling
dominan di KPH Bandung Selatan adalah perambahan hutan yang dilakukan oleh
sebagian masyarakat sekitar hutan, terutama daerah pegunungan yang cocok
untuk sayuran. Perambahan hutan di Kabupaten Bandung merupakan salah satu
permasalahan yang krusial dan menjadi prioritas untuk segara ditangani karena
keberadaannya dapat menganggu ekologi hutan.
Perambahan yang terjadi di kawasan hutan lindung di Bandung Selatan seluas
1.420,73 ha dengan jumlah perambah 3.012 orang (Perhutani, 2013). Sebagian
besar perambahan terjadi di Pangalengan, Banjaran dan Ciparay yang merupakan
segitiga jalur perambahan terluas di Bandung Selatan. Perambahan yang terjadi di
Pangalengan seluas 427,30 Ha, dengan jenis sayuran yang dibudidayakan adalah
kol, bawang daun dan wortel.
Setiap aktivitas manusia, dalam mencapai kehidupannya mempunyai dampak
yang menimbulkan kerusakan lingkungan, baik dalam akibat jangka pendek (short
term effect) maupun jangka panjang (long term effect) (Siahaan, 2007, hlm. 122).
Perambahan hutan disamping menyebabkan kerusakan secara hidrologis juga
kelestarian alam itu sendiri, ditambah lagi di Bandung Selatan terdapat hulu situ
Ci Santi yang merupakan salah satu sumber air bagi kelangsungan sungai Ci
Tarum yang merupakan pembangkit listrik yang dilaluinya (PLTA Saguling,
PLTA Cirata dan PLTA Jatiluhur) (KPH Bandung Selatan).
Adanya perambahan hutan telah terbukti menyebabkan terganggunya fungsi
hidrologis dalam arti terganggunya keberadaan sumber daya air, dan
terganggunya kesuburan tanah serta tingginya tingkat erosi yang menyebabkan
pendangkalan sungai-sungai yang ada disekitarnya dan longsor. Kegiatan
perambahan hutan memang memberikan kontribusi ekonomi yang cukup tinggi
bagi perambah (terutama para pemilik modal), tetapi yang menikmatinya hanya
4
FITRI YANI, 2015
HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PERAMBAH DENGAN KARAKTERISTIK PERAMBAHAN HUTAN DI SUB DAERAH ALIRAN CI SANGKUY HULU KABUPATEN BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan permasalahan yang telah penulis paparkan, maka perlu adanya
suatu upaya untuk menanggulangi permasalahan tersebut dengan cara mengkaji
terlebih dahulu kondisi sosial ekonomi perambah. Serta bagaimana hubungan
kondisi sosial ekonomi dengan kegiatan perambahan yang dilakukan di dalam
hutan. Sehingga penulis mengambil judul “Hubungan Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat Perambah dengan Karakteristik Perambahan Hutan di Sub Daerah
Aliran Ci Sangkuy Hulu Kabupaten Bandung”. Penelitian ini menggunanakan
pendekatan ekologi dengan tema analisis interaksi manusia dan lingkungannya.
Dalam tema analisis interaksi antara manusia dan lingkungannya yang menjadi
penekanan adalah perilaku (behavior) manusia (Yunus, 2010, hlm. 96).
B. Rumusan Masalah
Perambahan hutan di Kabupaten Bandung merupakan salah satu
permasalahan yang krusial dan menjadi prioritas untuk segara ditangani karena
keberadaannya dapat menganggu ekologi hutan. Menurut Perhutani perambahan
hutan sebagian besar berada dibawah tegakan, baik tegakan yang sudah
besar/tinggi maupun di bawah tegakan yang masih muda seperti di bawah
tegakan pinus, eucalyptus, damar maupun rimba campur. Adapun komoditas yang
dibudidayakan berupa sayuran seperti kentang, kol, wortel, dll; yang cepat
menghasilkan dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Dalam rangka mendorong penurunan perambah hutan, pada tahun 2003
dilaksanakan sistem Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) di dalam
kawasan hutan dan kegiatan pemberdayaan masyarakat diluar kawasan hutan.
Dalam PHBM masyarakat diarahkan untuk melakukan alih komoditas sayuran
menjadi komoditas tanaman kehutanan dan tanaman perkebunan, seperti kopi, teh,
rumput gajah dan kapolaga. Selain itu pada tahun yang sama keluar Surat Edaran
dari Gubernur Jawa Barat Nomor .522/1224/Binprod, tanggal 20 Mei 2003
tentang larangan tumpangsari pada kawasan hutan Bandung Selatan dan Bandung
Utara dan SK Menteri Kehutanan nomor.195/ tentang Re-Scoring kawasan hutan
5
FITRI YANI, 2015
HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PERAMBAH DENGAN KARAKTERISTIK PERAMBAHAN HUTAN DI SUB DAERAH ALIRAN CI SANGKUY HULU KABUPATEN BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lapangan menunjukkan bahwa masyarakat desa sekitar hutan masih melakukan
kegiatan tumpang sari berupa tanaman kopi dengan sayuran.
Berdasarkan permasalahan tersebut, adapun yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi sosial ekonomi masyarakat perambah di Sub Daerah
Aliran Ci Sangkuy Hulu?
2. Bagaimana karakteristik perambahan hutan di Sub Daerah Aliran Ci
Sangkuy Hulu?
3. Bagaimana hubungan antara kondisi sosial ekonomi masyarakat perambah
dengan karakteristik perambahan hutan di Sub Daerah Aliran Ci Sangkuy
Hulu?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan sebelumnya, tujuan
yang ingin dicapai dari penelitian ini antara lain:
1. Mengetahui kondisi sosial ekonomi masyarakat perambah di Sub Daerah
Aliran Ci Sangkuy Hulu.
2. Mengetahui karakteristik perambahan hutan di Sub Daerah Aliran Ci
Sangkuy Hulu.
3. Mengetahui hubungan antara kondisi sosial ekonomi dengan karakteristik
perambahan hutan di Sub Daerah Aliran Ci Sangkuy Hulu.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan penulis dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam hal:
a. Menambah sumber literatur geografi, yaitu mengenai aktivitas
perambahan hutan;
b. Memberikan gambaran mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat
perambah serta hubungannya dengan karakteristik perambahan di Sub
6
FITRI YANI, 2015
HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PERAMBAH DENGAN KARAKTERISTIK PERAMBAHAN HUTAN DI SUB DAERAH ALIRAN CI SANGKUY HULU KABUPATEN BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan masukan
bagi pengelola kawasan hutan di Sub Daerah Aliran Ci Sangkuy
Kabupaten Bandung. Selain itu, hasil penelitian ini diharap dapat
dimanfaatkan oleh pemerintah untuk mencari solusi untuk mengurangi
tingkat perambahan hutan yang terjadi, sehingga tidak terjadi lagi
perambahan di masa yang akan datang.
E. Struktur Organisasi Skripsi
BAB I PENDAHULUAN
Bab I menguraikan mengenai latar belakang masalah yang akan diteliti,
identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta
struktur organisasi skripsi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Pada Bab II ini diuraikan mengenai teori yang berkaitan dengan
permasalahan yang dibahas, meliputi kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar
hutan, masalah kehutanan di Indonesia, perambahan hutan dan masyarakat sekitar
hutan.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada Bab III dijelaskan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan
penelitian, seperti lokasi penelitian, metode dan sampel, metode penelitian yang
digunakan, definisi operasional, variabel penelitian, teknik pengumpulan data,
instrumen penelitian hingga cara menganalisis data yang telah diperoleh.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini diuraikan mengenai pengolahan dan analisis data yang berkaitan
dengan masalah penelitian dan hipotesis penelitian yang menghasilkan berbagai
temuan seperti:
a) Kondisi geografis Sub Daerah Aliran Ci Sangkuy Hulu, terdiri atas kondisi
7
FITRI YANI, 2015
HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PERAMBAH DENGAN KARAKTERISTIK PERAMBAHAN HUTAN DI SUB DAERAH ALIRAN CI SANGKUY HULU KABUPATEN BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b) Kondisi sosial ekonomi masyarakat perambah dan karakteristik perambahan
hutan di Sub Daerah Aliran Ci Sangkuy Hulu.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V berisi pemaparan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian dan
FITRI YANI, 2015
HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PERAMBAH DENGAN KARAKTERISTIK PERAMBAHAN HUTAN DI SUB DAERAH ALIRAN CI SANGKUY HULU KABUPATEN BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Alikodra, dkk. (2008). Global Warming: Banjir dan Tragedi Pembalakan Hutan. Bandung: Penerbit Nuansa.
Apriyanti, N. (2012). Dampak Alih Fungsi Lahan Sawah Menjadi Pemukiman Terhadap Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Penduduk Di Desa Cigunungsari Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Karawang. (Skripsi). Jurusan Pendidikan Geografi, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Arikunto, S. ( 2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Arief, A. (2001). Hutan dan Kehutanan. Yogyakarta : Kanisius.
Arief, A. (1994) Hutan: Hakikat dan Pengaruhnya terhadap Lingkungan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Arsyad, S. (2012). Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB Press.
Badan Konservasi dan Sumber Daya Alam. (2013). Data Perambahan di Cagar Alam Gunung Tilu. Bandung: BKSDA.
Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional. (2012). Atlas Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu Wilayah Citarum. Jakarta : Bappenas.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung. (2014). Kabupaten bandung dalam angka. Bandung : BPS.
Banowati, E & Sriyanto. (2013). Geografi Pertanian. Yogyakarta: Ombak.
Bayu, A. (2000). Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Pemukiman Kawasan (Enclave) dengan Penggunaan Lahan di Taman Nasional Gunung Halimun: Studi Kasus di Kampung Ciear, Desa Cisarua, Resort Cigudeg. (Skripsi). Jurusan Konservasi dan Sumberdaya Hutan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Christian, H. (2014). GambaranMasyarakat Sekitar Hutan. [Online]. Tersedia:
http://hendrichrist83.blogspot.com/p/gambaran-masyarakat-sekitar-hutan.html. [Diakses 19 Agustus 2014]
FITRI YANI, 2015
HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PERAMBAH DENGAN KARAKTERISTIK PERAMBAHAN HUTAN DI SUB DAERAH ALIRAN CI SANGKUY HULU KABUPATEN BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Darmawijaya, M.I (1997). Klasifikasi Tanah: Dasar Teori Bagi Peneliti Tanah dan Pelaksana Pertanian di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Daryanto. (1995). Ekologi dan Sumber Daya Alam. Bandung: Tarsito.
Departemen Kehutanan dan Perkebunan. (1999). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan. Jakarta: Dephutbun.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdikbud.
Djaenudin, D. (2008). Beberapa Penyebab Terjadinya Alih Fungsi Kawasan Hutan Ke Non Hutan. Hlm. 131-143
Dwidjoseputro, D. (1990). Ekologi Manusia dengan Lingkugannya. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Eridiana, W. (____). Sumberdaya Hutan dan Permasalahannya di Kabupaten Bandung.
Haba, J. (1996). Memahami Perambah Hutan dan Dilemanya. [Online]. Tersedia: http://www.library.ohiou.edu/indopubs/1996/11/09/0143.html. [Diakses 19 Februari 2014].
Hardjowigeno, S. (2003). Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo.
Hasan, I. (2010). Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara
Indriyanto. (2008) Pengantar Budi Daya Hutan. Jakarta : Bumi Aksara.
Kadir, dkk. (2012). Analisis Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar Hutan Taman Nasional Batimurung Bulusaraung Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Manusia dan Lingkungan, 19 (1), hlm. 1-11.
Kartasapoetra, A.G. (2008). Klimatologi: Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Kesatuan Pemangkuan Hutan Bandung Selatan. (2012). Grand Strategy Penanganan Perambahan di KPH Bandung Selatan Tahun 2012. Bandung: KPH Bandung Selatan.
FITRI YANI, 2015
HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PERAMBAH DENGAN KARAKTERISTIK PERAMBAHAN HUTAN DI SUB DAERAH ALIRAN CI SANGKUY HULU KABUPATEN BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bandung: Perum Perhutani Unit III Jawa Barat Dan Banten, KPH Bandung Selatan.
Mardikanto, T. & Sutarni, S. (1987). Petunjuk Penyuluhan Pertanian: Dalam Teori dan Praktek. Surabaya: Usaha Nasional.
Mubyarto. (1991). Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: LP3S.
Mustifa, R. (2012). Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Anggota LMDH Terhadap Pola Tanam Agrisilvikultur pada Lahan Bawah Tegakan Hutan di Kecamatan Bluluk Kabupaten Lamongan. (Skripsi). Jurusan Pendidikan Geografi, Universitas Negeri Surabaya, Surabaya.
Narendra, B.H. (2008). Alih Fungsi (Konversi) Kawasan Hutan Indonesia: Tinjauan Aspek Hidrologi Dan Konservasi Tanah. Hlm. 103-117
Nasution. (2009). Metode Research : Penelitian Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara.
Pasha, R. & Susanto, A. (2009). Hubungan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Perambah Hutan dengan Pola Penggunaan Lahan di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Jurnal Organisasi dan Manajemen , 5 (2), hlm. 82-94.
Putri, A.D. & Setiawina, N.D. (2013). Pengaruh Umur, Pendidikan, Pekerjaan Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Miskin Di Desa Bebandem. E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana, 2 (4), hlm. 173-180.
Rafi’I, S. (1995). Meteorologi dan Klimatologi. Bandung: Penerbit Angkasa.
Risdiyanto, dkk. (2009). Aspek Perubahan Lahan terhadap Kondisi Tata Air Sub DAS Cisangkuy-DAS Citarum: Tidak Diterbitkan.
Risasmoko, A. (2012). Perlindungan dan Pengamanan Hutan : Pokok Bahasan Perambahan Hutan (Diklat Ganis PHPL Kelola Lingkungan). [Online]. Tersedia: http://risasmoko.blogspot.com/2012/10/perlindungan-dan-pengamanan-hutan-pokok.html. [Diakses 15 Februari 2014].
Samsudin. (2006). Karakteristik dan Pola Perambahan Kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango: Studi Kasus di Desa Bojong Murni Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor. (Skripsi). Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
FITRI YANI, 2015
HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PERAMBAH DENGAN KARAKTERISTIK PERAMBAHAN HUTAN DI SUB DAERAH ALIRAN CI SANGKUY HULU KABUPATEN BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Senoaji, G. (2010). Masyarakat Desa Sekitar Hutan Lindung Bukit Daun
Di Bengkulu. [Online]. Tersedia:
https://gunggungsenoaji.wordpress.com/category/kehutanan/. [Diakses 25 November 2014]
Siahaan, N.H.T. (2007). Hutan, Lingkungan dan Paradigma Pembangunan. Jakarta: Pancuran Alam.
Sasmito, R. A, dkk. (2013). Analisis Spasial Penentuan Iklim Menurut Klasifikasi Schmidt – Ferguson dan Oldeman di Kabupaten Ponorogo. Jurnal Sumber Daya Alam dan Lingkungan, hlm. 51-56.
Soemarwoto, O. (2004). Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: Djambatan.
Soerjani, dkk. (1987). Lingkungan: Sumberdaya Alam dan Kependudukan dalam Pembangunan. Jakarta: UI Press.
Stone, dkk. (2010). Perubahan Iklim & Peran Hutan:Manual Pelatih. Diakses dari http://www.conservation.org/publications/documents/redd/CI_ Climate_Change_and_the_Role_of_Forests_Bahasa_Manual_Komunitas.pdf .
Subarna, T. (2013). Faktor Yang Mempengaruhi Masyarakat Menggarap Lahan Di Hutan Lindung: Studi Kasus Di Kabupaten Garut Jawa Barat. Jurnal Penelitian Sosial Dan Ekonomi Kehutanan, 8 (4), hlm. 265-275.
Sugiyono. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suryabrata, S. (2012). Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Suryatmojo, H. (2006). Peran Hutan Sebagai Penyedia Jasa Lingkungan. Diakses dari http://ksdh.ugm.ac.id/admin/PERAN%20HUTAN-JASLING.pdf.
Susilawati, D. (2008). Analisis Dampak dan Faktor yang Mempengaruhi Perambahan Hutan: Studi Kasus Desa Bulu Hadik Kecamatan Teluk Dalam Kabupate Simeuleu NAD. (Skripsi). Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Sutanto, R. (2005). Dasar-dasar Ilmu Tanah: Konsep dan Kenyataan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Tika, P. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Yuni, N.D. (2014). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perambahan Pada
FITRI YANI, 2015
HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PERAMBAH DENGAN KARAKTERISTIK PERAMBAHAN HUTAN DI SUB DAERAH ALIRAN CI SANGKUY HULU KABUPATEN BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
http://uripsantoso.wordpress.com/2014/03/05/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-perambahan-pada-kawasan-hutan-lindung/. [Diakses 9 November 2014]