5 A. Landasan Teori
1. Definisi Akuntansi
Dengan suatu sistem yang diakui, akuntansi dari sudut proses yaitu akuntansi merupakan kegiatan pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran dan pelaporan transaksi keuangan perusahaan yang terjadi dalam sebuah periode tertentu (Sasongko dkk, 2016:2). Akuntansi berperan penting dalam menjalankan ekonomi dan sistem sosial. Keputusan-keputusan yang diambil oleh individu-individu, pemerintah, badan usaha lain ditentukan dalam penggunanya pada sumber daya yang dimiliki suatu bangsa. Tujuan utama akuntansi adalah untuk mencatat, melaporkan dan menginterpretasikan data-data ekonomi untuk digunakan sebagai pengambil keputusan.
Menurut Abu Bakar A dan Wibowo Akuntansi adalah suatu proses mengidentifikasi, mencatat dan mengkomunikasikan terhadap semua transaksi ekonomi dari entitas atau perusahaan. Menurut Kieso dan Weygant Akuntansi adalah sebuah sistem informasi yang bertugas mengidentifikasi, melakukan pencatatandan mengkomunikasikan segala kejadian ekonomi dari suatu organisasi ke pihak yang memiliki kepentingan (Mahardika, 2017:48).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa akuntansi merupakan proses suatu kegiatan yang nantinya akan menghasilkan informasi laporan keuangan dan berguna dalam penilaian pengambilan keputusan mengenai usaha yang bersangkutan.
2. Tujuan Akuntansi
3. Fungsi Akuntansi
Fungsi akuntansi yang paling utama, yaitu sebagai media informasi keuangan suatu organisasi karena dari laporan akuntansi dapat terlihat seperti apa kualitas yang ada dalam suatu organisasi dan seperti apa perubahan yang terjadi dalam suatu organisasi. Akuntansi memberikan informasi data kuantitatif dengan satuan ukuran uang. Informasi mengenai tata keuangan sangat diperlukan oleh pihak yang akan membuat keputusan dalam aktivitas berikutnya baik orang yang ada di dalam organisasi maupun yang ada di luar organisasi (Mahardika, 2017:50).
Fungsi dasar akuntansi menyajikan laporan dana suatu entitas, perusahaan atau unit organisasinya. Untuk dapat mengetahui keadaan selama berjalannya entitas, maka perlu adanya laporan dana suatu entitas tersebut.
Akuntansi terdiri dari 3 (tiga) fungsi utama, yaitu :
a. Fungsi penginputan, yaitu akuntansi menyediakan input secara memadai. Input akuntansi berupa transaksi merupakan peristiwa yang menyebabkan dana berubah-ubah.
b. Fungsi pemrosesan, yaitu setiap input diolah dalam rangka menciptakan informasi yang berkualitas. Proses dasar berupa pencatatan yang terdiri dari penjurnalan (journalizing) serta pemindah-bukuan (posting).
c. Fungsi pengoutputan yaitu akuntansi menyediakan informasi dana sesuai dengan keperluan pengguna agar dapat bermanfaat dalam mengambil keputusan (Warsono, 2013:1).
4. Pengguna Informasi Akuntansi
Informasi akuntansi yang diperlukan oleh para pemakai laporan keuangan sangat berbeda-beda tergantung pada jenis keputusan yang akan diambil. Para pemakai informasi akuntansi dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu pemakai internal dan pemakai eksternal (Hery, 2016:5).
Berikut ini yang termasuk dalam kategori pemakai internal : a. Direktur dan Manager Keuangan
dalam melunasi utangnya secara tepat waktu kepada kreditur, maka mereka memerlukan informasi akuntansi mengenai besarnya uang kas yang tersedia di perusahaan pada saat menjelang jatuh temponya pinjaman/utang.
b. Direktur Operasional dan Manager Perusahaan
Agar direktur operasional dan manager perusahaan dapat memastikan efektif atau tidaknya saluran distribusi produk maupun aktivitas pemasaran yang telah dilakukan perusahaan, maka mereka memerlukan informasi akuntansi mengenai besarnya penjualan.
c. Manager dan supervisior Produksi
Manager dan supervisior produksi memerlukan informasi akuntansi biaya untuk menentukan besarnya harga pokok produksi, yang pada akhirnya sebagai dasar untuk menetapkan harga jual produk per unit (Hery, 2013:6).
Yang termasuk dalam katergori pemakai eksternal, yaitu: a. Investor
Investor menggunakan informasi akuntansi untuk mengambil keputusan dalam hal membeli atau menjual saham investasinya.
b. Kreditur.
Kreditur seperti supplier dan bankir menggunakan informasi akuntansi debitur untuk mengevaluasi besarnya tingkat resiko dari pemberian kredit atau pinjaman uang. Dalam hal ini, kreditur dapat memperkecil resiko dengan cara mencari tahu berapa besar tingkat bonafiditas dan likuiditas debitur melalui laporan keuangan debitur bersangkutan.
c. Pemerintah
d. Badan pengawas Pasar Modal
Badan pengawas pasar modal mewajibkan emiten untuk melampirkan laporan keuangan secara rutin kepada OJK (Otoritas Jasa keuangan). Dalam hal ini, pihak Bapepam sangat berkepentingan terhadap kinerja keuangan emiten dengan tujuan melindungi para investor.
e. Ekonom Praktisi, dan Analis
Ekonom praktisi dan analis menggunakan informasi akuntansi agar dapat memprediksi situasi perekonomian, menentukan besarnya tingkat inflasi, pertumbuhan pendapatan nasional dan lain sebagainya (Hery, 2013:6).
5. Persamaan Akuntansi
“Elemen dasar dari laporan posisi keuangan (neraca) adalah persamaan akuntansi yang menggambarkan hubungan antara harta (assets) dengan kewajiban (liabilities) dan modal (equity)” (Agoes, 2013:16).
Hubungan antara harta, kewajiban dan modal dapat dirumuskan kedalam sebuah persamaan akuntansi sebagai berikut :
Assets = Liabilities + Equity (1)
Elemen-elemen persamaan dasar akuntansi dapat didefinisikan sebagai berikut :
a. Aset ( assets ) merupakan sumber daya yang dimiliki perusahaan yang dinamakan aktiva/ harta/ kekayaan. Aktiva ini selanjutnya akan digunakan oleh perusahaan demi lancarnya kegiatan operasional sehari-hari. Contoh aktiva meliputi : uang kas, piutang usaha, persedaan barang dagangan, perlengkapan toko dan kantor, asuransi dan sewa dibayar dimuka, tanah, bangunan, peralatan dan perabot toko dan kantor, kendaraan operasional dan aktiva lainnya. b. Utang ( Liabilities ) merupakan kewajiban perusahaan kepada
kreditur (supplier, bankir) dan pihak lainnya (karyawan, pemerintah).
6. Mekanisme Debet Kredit
Letak debet kredit adalah disisi kiri dan disisi kanan, tidak lebih dan juga kurang. Debet tidak selalu penambahan tetapi bisa saja pengurangan, begitu juga dengan kredit tidak selalu pengurangan. Akuntansi menerapkan metode debet kredit agar pencatatan transaksi dapat dilakukan sesuai dengan faktanya, yaitu tidak terdapat nilai finansial yang bernilai negatif (Warsono, 2013:11).
Debet (Kanan) Kredit (Kiri)
Sumber : (Warsono 2013:10)
Gambar 2.1 Mekanisme Debet Kredit
7. Metode Pencatatan Akuntansi
Apabila dasar pencatatan akuntansi yang digunakan adalah cash basis, maka pedapatan dan beban akan dilaporkan ke dalam laporan laba rugi (Income statemen) dalam periode dimana uang kas diterima (untuk pendapatan) atau kas yang dibayarkan (untuk beban). Sedangkan apabila dasar pencatatan akuntansi yang digunakan adalah accrual basis, maka untuk pendapatan maupun beban akan dilaporkan ke dalam laporan laba rugi dalam periode dimana pendapatan dan beban tersebut terjadi, tanpa memperlihatkan arus uang kas masuk ataupun arus uang kas keluar (Hery, 2016:35-36). 8. Pencatatan Akuntansi Berbasis Akun
yaitu yang pertama akun format T mencerminkan keseimbangan sisi kiri (debet) dan sisi kanan (kredit) persamaan aljabar. Kemudian yang kedua, akun format T bentuknya sederhana dan mudah dibuat (Warsono, 2013:26).
Tabel 2.1 Bentuk Akun T
Tgl Deskripsi Jumlah Tgl Deskripsi Jumlah
Sumber : (Warsono, 2013:26)
9. Kode Akun Akuntansi Sifat kode akun menurut : a. Mudah diingat
b. Sederhana dan singkat c. Konsisten
d. Memungkinkan adanya penambahan akun baru tanpa mengubah kode akun yang sudah ada (Pujiyanti, 201:55).
1) Kode Numerik
Tabel 2.2
Kode Nomor Berurutan
Kode Akun Nama Akun
100 101 102 103 104 121 122 123 124 201 202 Kas Bank Piutang Usaha Wesel Tagih Perlengkapan Tanah Gedung
Akumulasi penyusutan gedung Peralatan kantor Utang usaha Wesel bayar Sumber : (Pujiyanti, 2015:56) b) Kelompok akun Tabel 2.3 Pengelompokkan Akun
Posisi Angka Kelompok Akun
Angka Pertama Angka Kedua Angka Ketiga Angka Keempat Kelompok Akun Golongan Akun Subgolongan Akun Jenis Akun Sumber : (Pujiyanti, 2015:56)
Tabel 2.4 Kode Kelompok Akun Aktiva 1 1 Aktiva Lancar 111 Kas 112 Bank 113 Piutang Usaha 1 2 Aktiva Tetap 121 Tanah 122 Gedung 123 Peralatan Kewajiban 2 1 Kewajiban Lancar 211 Utang Usaha 212 Wesel Bayar
213 sewa yang masih harus dibayar
2 2 kewajiban jangka panjang 221 Utang Obligasi 222 Utang Hipotek 223 Utang Ekuitas 3 1 Modal Pemilik Pendapatan 4 1 Pendapatan Operasional 411 Pendapatan Service mobil 422 Pendapatan Pengecetan mobil 4 2 Pendapatan Non Operasional 421 Pendapatan Bunga 422 Laba atas penjualan alat Beban 5 1 Beban Operasional 511 Beban Gaji 512 Beban Iklan 5 2 Beban Nonoperasional 521 Beban Bunga
522 Rugi atas Penjualan Aktiva Tetap
Sumber : (Pujiyanti, 2015:57) c) Kode Blok
1. Tiap kelompok diberikan satu blok nomor
Tabel 2.5 Kode Blok Kelompok
Kelompok Kode Aktiva Kewajiban Ekuitas Pendapatan Beban 100-199 200-299 300-399 400-499 500-599 Sumber : (Pujiyanti, 2015:57)
Tabel 2.6
Kode Blok Berdasarkan Golongan
Golongan Kode
Aktiva lancar Aktiva tetap Kewajiban lancar
Kewajiban jangka panjang
100-149 150-199 200-249 250-299 Sember : (Pujiyanti, 2015:57)
3. Tiap jenis diberikan salah satu nomor kode
Tabel 2.7
Kode Blok Berdasarkan Jenis
Jenis Kode Kas Piutang usaha Peralatan Kendaraan Utang usaha Wesel bayar Utang obligasi Utang hipotek Modal Prive 100 101 150 151 201 202 250 251 300 301 Sumber : (Pujiyanti, 2015:58) 2) Kode Desimal
Akun diklasifikasikan menjadi kelompok atau rubik. Tiap rubik dibagi menjadi golongan, dan tiap golongan dibagi menjadi jenis akun. Setiap rubik, golongan dan jenis diberi nomor kode dimulai dari 0 sampai dengan 9.
Rubik 2 : Akun kewajiban lancar
Rubik 3 : Akun kewajiban jangka panjang Rubik 4 : Akun ekuitas
Rubik 5 : Akun pendapatan Rubik 6 : Akun beban Rubik 7 : Akun pembelian Rubik 8 : Akun penjualan
Rubik 9 : Akun pendapatan lain-lain Rubik dibagi menjadi beberapa golongan :
Rubik 2 : Akun kewajiban lancar
: 20 Utang Usaha
: 21 Utang wesel
Golongan dibagi menjadi beberapa jenis : Golongan : 20 Utang usaha
Jenis : 201 Utang Gaji
: 202 Utang sewa
: 203 Utang Bunga
Sumber : (Pujiyanti, 2015:58) 3) Kode Mnemorik
Tabel 2.8 Kode Mnemorik
Nama Akun Kode Akun
Aktiva Aktiva lancar Kas Aktiva tetap Kewajiban Kewajiban lancar
Kewajiban jangka panjang Ekuitas Pendapatan Beban A AL K AT K KL KJ E P B Sumber : (Pujiyanti, 2015:59
4) Kombinasi huruf dan angka
Tabel 2.9
Kode Kombinasi Huruf dan Angka
Nama Akun Kode Akun
Aktiva Aktiva lancar Kas Aktiva tetap Kewajiban Kewajiban lancar
Kewajiban jangka panjang Ekuitas Pendapatan Beban A AL AL 01 AL 02 AL 03 K KL KL 01 KL 02 KL 03 Sumber : (Pujiyanti, 2015:60)
10. Chart Of Accounts (COA)
Contoh Chart Of Accounts (COA) : 1. Aktiva
1.1 Kas
1.2 Piutang Usaha 1.4 Perlengkapan Kantor 1.5 Asuransi dibayar di Muka 1.7 Peralatan Kantor
1.8 Perabot Kantor 2. Utang
2.1 Utang
2.3 Sewa Diterima Dimuka 3. Ekuitas Pemilik 3.1 Modal 3.2 Prive 4. Pendapatan 4.1 Pendapatan Usaha 4.2 Pendapatan Sewa 4.3 Pendapatan Bunga 5. Beban 5.1 Beban Gaji 5.2 Beban Iklan
5.3 Beban Sewa Kantor 5.4 Beban Utilitas
5.9 Beban Rupa-rupa. (Hery, 2013:24)
Untuk aktiva yang tergolong lancar, urutan penyusunannya/penempatannya di dalam COA harus berdasarkan urutan tingkat likuiditas, sedangkan untuk aktiva tetap penyusunannya selalu dimulai dari aktiva tetap berwujud yang memiliki umur ekonomis (masa manfaat) yang paling lama. Penyusunan COA untuk utang dimulai dari utang jangka pendek yang sifatnya paling lancar, yang biasanya dimulai dengan utang usaha, dan seterusnya. Satu hal lagi yang perlu diperhatikan dalam proses penyusunan COA adalah penerapan flexible numbering system (sistem penomoran yang fleksibel), dimana sebuah kode dan nama akun yang abru akan dapat ditambah (disisipkan) tanpa mengubah urutan kode akun lainnya yang telah ada (Hery, 2013:25).
11. Siklus Akuntansi
Siklus akuntansi dapat dibagi menjadi 2 kelompok waktu yaitu : a. Siklus akuntansi selama periode berjalan; terdiri dari urutan aktiva
untuk mencatat transaksi-transaksi yang terjadi selama periode berjalan.
Transaksi ↓
Dokumen Sumber Data (Pendukung Transaksi) ↓
Analisis Transaksi (Identifikasi Akun) dan Buat Jurnal ↓
Posting Jurnal ke Buku Besar ↓
Neraca Saldo Sebelum Penyesuaian ↓
Neraca Jurnal Penyesuaian (Updating) dan Posting ke Buku Besar
Lajur ↓
Neraca Saldo Setelah Penyesuaian ↓
Laporan Keuangan (Laba Rugi dan Neraca/Laporan Posisi Keuangan) ↓
Jurnal Penutup dan Posting ke Buku Besar ↓
Neraca Saldo Setelah Penutupan ↓ Jurnal Pembalik Sumber : (Hery, 2014:43) Gambar 2.2 Siklus Akuntansi 12. Transaksi
perusahaan, transaksi (transaction) yang merupakan input di akuntansi dapat didefinisikan sebagai setiap peistiwa atau kejadian yang menyebabkan perubahan dana perusahaan. Sebagai catatan, transaksi tidak selalu melibatkan uang tunai karena dana perusahaan dapat beragam. Termasuk transaksi adalah kegiatan bisnis yang dilakukan secara barter dan secara kredit (Warsono, 2013:7).
13. Jurnal
(general Journal) dan buku jurnal khusus (special Journal) (Warsono,2013:66).
1) Jurnal Umum (general Journal)
Tabel 2.10 Jurnal Umum Tanggal Nama Akun dan Deskripsi
Singkat
Debit Kredit
Sumber : (Warsono, 2013:66)
Berikut ini langkah-langkah penjualan menggunakan buku Jurnal Umum :
a. Tulis tanggal transaksi di kolom tanggal.
b. Lakukakn analisis fakta atas transaksi dari identifikasi akun-akun yang di debit dan akun-akun-akun-akun yang di kredit.
c. Tulis nama akun-akun yang diletakkan di sisi debit di kolom nama akun
d. Dibawah akun-akun yang di debit, tulis akun-akun yang di kredit. Akun yang di kredit ditulis menjorok ke dalam sebagai tanda bahwa akun terebut dicatat disisi kredt.
e. Tulis nilai rupiah di masing-masing akun ke salah satu kolom-debit atau kredit-sesuai dengan akunnya.
f. Pastikan total nilai debit sama dengan total rupiah di sisi kredit, (Warsono dkk, 2013:67).
2) Jurnal Khusus a. Jurnal Penjualan
Tabel 2.11 Jurnal Penjualan Tgl Keterangan No. Bukti Piutang Dagang Debit Penjualan Tunai Debit Lain-Lain Debet No Akun jumlah Hasil Penjualan Kredit Sumber : (Mulyadi, 2016:85) b. Jurnal Pembelian
Jurnal khusus pembelian krdit, berisi transaksi-transaksi pembelian barang dagangan secara kredit. (Warsono dkk, 2013:228). Tabel 2.12 Jurnal Pembelian Tgl No. Faktur Ketentuan Kredit Nama Akun di BukuBesar Tanda Cek Debet Kredit Pembelian utang dagang Sumber : (Warsono dkk, 2013:229)
c. Jurnal Pengeluaran Kas
Jurnal khusus pengeluaran kas, berisi transaksi-transaksi yang terkait dengan pengeluaran kas (Warsono dkk, 2013:228).
Tabel 2.13 Jurnal Pengeluaran Kas Tgl Nama Akun di Buku Besar Tanda Cek Debet Utang Dagang Debet Pembelian Debet Serba- Serbi Kredit Kas Kredit Pot. Pemb. Kredit Serba-serbi Sumber : (Warsono dkk, 2013:229)
“Jurnal khusus penerimaan kas, berisi transaksi-transaksi yang terkait dengan penerimaan kas. (Warsono, 2013:228).
Tabel 2.14 Jurnal Penerimaan Kas Tgl Nama Akun di BukuBesar Tanda Cek Debet Kas Debet Pot Penj. Kredit Piutang Dagang Kredit Penjualan Kredit Serbi-serbi Sumber : (Warsono dkk, 2013:229) 14. Buku Besar
Buku besar berisi akun-akun yang di mana setiap akun memuat semua perubahan yang terjadi di dalam akun tersebut, (Warsono, 2013:68).
berbeda dari buku jurnal yang berisi kumpulan ringkasan transaksi, buku besar (ledgers) berisi akun-akun dimana setiap akun berisi semua perubahan yang terjadi di akun tersebut.
Tabel 2.15 Buku Besar
Tgl Ket Ref Debet Kredit Saldo
Debet Kredit
Sumber : (Sujarweni, 2016:39) Terdapat 2 jenis buku besar, yaitu :
b. Buku besar pembantu (subsidiary ledger); berisi kumpulan akun yang merupakan rincian/uraian dari salah satu akun yang ada di buku besar utama. Akun di buku besar utama yang memiliki buku besar pembantu disebut akun pengendali (control accounts). Saldo akun pengendali harus sama dengan total saldo akun-akun di buku besar pembantu akun tersebut (Warsono, 2013:68).
15. Neraca Saldo Sebelum Penyesuaian
Tahap pertama dalam siklus akuntansi akhir periode adalah penyusunan daftar saldo sebelum penyesuaian (unadjusted balances) atau disebut daftar saldo percobaan (trial balances). Daftar saldo percobaan (selanjutnya disingkat DSP) berisi setiap akun yang terdapat di buku besar utama (general ledgers). DSP terdiri dari sepasang kolom, yaitu debet dan kredit. Tujuan membuat daftar saldo percobaan adalah mengetahui masing-masing akun dan mengecek terjaganya keseimbangan persamaan yang mencerminkan hukum dana Warsono (2013:90).
Tabel 2.16 PT X Neraca Saldo 31 Desember 2015 (dalam satuan rupiah)
No. Akun Nama Akun Debet Kredit
Jumlah
Sumber : (Sujarweni, 2016:43)
16. Jurnal Penyesuaian
Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dipakai untuk menetapkan saldo-saldo rekening yang ada di neraca saldo menjadi saldo yang sebenarnya sampai dengan akhir periode akuntansi, dengan tujuan akan menggambarkan keadaan aktiva, utang, modal, pendapatan, dan biaya yang sesungguhnya (Sujarweni, 2016:43)
a. Pendapatan yang masih harus diterima (piutang pendapatan)
Pendapatan yang sudah menjadi hak perusahaan tetapi belum dicatat.
Jurnal penyesuaiannya sebagai berikut :
Piutang xxxx
Pendapatan xxxx
b. Biaya yang masih harus dibayar (utang biaya)
Yaitu biaya yang sudah menjadi kewajiban perusahaan tetapi belum dicatat.
Jurnal penyesuaiannya sebagai berikut :
Beban xxxx
Utang xxxx
c. Pendapatan diterima dimuka
Yaitu pendapatan yang telah diterima tetapi masih belum menjadi hak pada periode tersebut.
Pendekatan Utang
Jurnal penyesuaiannya sebagai berikut : Pendapatan diterima dimuka xxxx
Pendapatan xxxx
(nilai=catat jumlah yang terpakai) Pendekatan Pendpatan
Jurnal penyesuiaiannya sebagai berikut :
Pendapatan sewa xxxx
Sewa diterima dimuka xxxx
d. Beban dibayar dimuka
Yaitu beban yang sudah dikeluarkan terlebih dahulu, tetapi hak nya masih belum dterima.
Pendekatan Asset
Jurnal penyesuaiannya sebagai berikut :
Beban asset (asuransi, sewa dan iklan) xxxx
Pendekatan Beban
Jurnal penyesuiaiannya sebagai berikut :
Asset dibayar dimuka xxxx
Beban asset (asuransi, sewa dan iklan) xxxx e. Depresiasi aktiva tetap
Digunakan saat mengalokasikan dana yang dikeluarkan untuk pembelian aktiva tetap yang mengalami pengurangan harga dari tahun ke tahun.
Jurnal penyesuiaiannya sebagai berikut :
Beban penyusutan aset tetap xxxx
Akumulasi penyusutan aset tetap xxxx f. Perlengkapan
Jurnal penyesuaiannya sebagai berikut : Beban perlengkapan xxxx
Perlengkapan xxxx
(Sujarweni, 2016:44).
17. Neraca Lajur
“Neraca lajur atau kertas kerja adalah suatu kertas yang berkolom-kolom (berlajur-lajur) digunakan untuk mengumpulkan akun-akun transaksi perusahaan, untuk keperluan menyusun laporan keuangan” (Sujarweni, 2016:50).
Tabel 2.17 PT X Neraca Lajur 31 Desember 2015 (dalam satuan rupiah)
Kode Akun Akun Neraca Saldo Penyesuaian Neraca Saldo Setelah
Penyesuianan Rugi-Laba Neraca
D K D K D K D K D K Total Sumber : (Sujarweni, 2016:50)
Penyusunan Neraca Lajur sebagai berikut :
1) Memasukkan saldo-saldo yang tertera di dalam rekening buku besar kedalam kolom neraca saldo pada lembar neraca lajur, dimana jumlah debit maupun kredit harus seimbang.
2) Membuat jurnal penyesuiaian kemudian dimasukkan kedalam kolom yang sudah disediakan pada lembar neraca lajur
3) Menjumlahkan atau mencari selisih antara kolom neraca saldo dengan kolom ayat jurnal penyesuaian, dan mengisi kolom neraca saldo setelah disesuaikan.
4) Memindahkan jumlah-jumlah yang ada didalam kolom neraca saldo setelah disesuaikan kedalam kolom laba/rugi dan kolom neraca. Yang dimaa untuk rekening riil atau neraca yakni rekening aktiva/harta, utang/kewajiban, dan modal, harus dipindahkan kedalam neraca lajur kolom neraca. Sedangkan untuk rekening nominal atau laba-rugi yakni rekening pendapatan dan beban, harus dipindahkan kedalam neraca lajur kolom laba/rugi.
rugi, maka jumlah rugi dipindahkan ke kolom neraca sebelah debet (Sujarweni 2016:51).
18. Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan rangkuman dari sebuah proses pencatatan transaksi-transaksi keuagan yang terjadi selama periode pelaporan dan dibuat untuk mempertanggungjawabkan tugas yang dibebankan kepanya oleh pihak pemilik perusahaan. Manajeme perusahaan bertanggung jawab sebagai menyusun dan menyajikan laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan merupakan informasi dan dibutuhkan bagi pihak-pihak yang berkepentingan, (Bahri, 2016:134).
Laporan keuangan yang dihasilkan terdiri dari : a. Laporan Laba-Rugi
Tabel 2.18 PT X
Laporan Laba Rugi
Untuk Akhir Tahun yang Berakhir 31 Desember 20X8
PENDAPATAN Catatan 20X8 20X7 Pendapatan usaha 10 xxx xxx Pendapatan lain-lain xxx xxx JUMLAH PENDAPATAN xxx xxx BEBAN Beban usaha xxx xxx Beban lain-lain 11 xxx xxx JUMLAH BEBAN xxx xxx
LABA (RUGI) SBELUM PAJAK PENGHASILAN xxx xxx
Beban pokok penghasilan 12 xxx xxx
LABA (RUGI) SETELAH PAJAK PENGHASILAN xxx xxx
Sumber : (I A I, 2016 : 51) dan diolah oleh penulis Tabel 2.19 UD Srya Prabha Utama Laporan Laba Rugi Untuk Akhir Tahun yang Berakhir 31 Desember 20X8 Pendapatan Penjualan : Penjualan xxx
Retur dan Penyesuaian Harga Jual [xxx]
Potongan Penjualan [xxx]
Penjualan Bersih xxx
Harga Pokok Penjualan : [xxx]
Laba Kotor xxx
Beban Operasional : Beban Penjualan : Beban Upah Karyawan Toko xxx
Beban Perlengkapan Toko xxx
Beban Sewa Toko xxx
Beban Iklan xxx
Beban Penjualan Lainnya xxx
Total Beban Penjualan xxx Beban Umum dan Administrasi :
Beban Upah Karyawan Kantor xxx Beban Perlengkapan Kantor
Beban Penyusutan Gedung Kantor xxx Beban Penyusutan Peralatan Kantor xxx Beban Umum dan Administrasi Lainnya xxx
Total Beban Umum & Administrasi xxx
Total Beban Operasional xxx Laba Operasional xxx Pendapatan/Beban Lain-lain :
Pendapatan Sewa xxx
Total Pendapatan Lain-Lain xxx Laba/Rugi Bersih xxx Sumber : (Hery, 2015:124)
b. Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
“Neraca (Balance Sheet) adalah sebuah laporan yang sistematis tentang posisi aktiva, kewajiban dan ekuitas perusahaan per tanggal tertentu. Tujuan neraca adalah untuk menggambarkan posisi keuangan perusahaan” (Hery, 2013:19).
Neraca dikelompokkan sebagai berikut : 1) Aset
a) Aset Lancar
b) Penyertaan/penanaman modal c) Aset tetap
d) Aset tak berwujud e) Aset lain-lain 2) Kewajiban/utang
a) Kewajiban/utang lancar
3) Ekuitas/modal pemilik (Sirait, 2014:26) TABEL 2.20
PT X
NERACA (LAPORAN POSISI KEUANGAN) PER 31 DESEMBER 20X2
Aktiva (Aset) Lancar
Kas dan setara kas xx
Piutang xx
Biaya dibayar dimuka xx
Pajak dibayar dimuka xx
Persdiaan xx
Jumlah aktiva(aset) lancar xx
Aktiva (aset) etap Harga perolehan xx
Akumulasi penyusutan (xx)
Nilai Buku xx
Aktiva (aset) lain-lain xx
Jumlah aktiva (aset) xx
Kewajiban Lancar Utang usaha xx
Biaya yang masih harus dibayar xx
Utang pajak xx
Utang bank xx
Jumlah kewajiban lancar xx
Utang jangka panjang Utang bank xx
Ekuitas Modal Tuan Abah xx
Jumlah pasiva (kewajiban dan Ekuitas) xx Sumber : (Agoes, 2013:2) dan diolah oleh penulis
19. Jurnal Penutup
Pencatatan penutupan merupakan tahap untuk memindahkan akun-akun nominal ke elemen ekuitas yang dilakukan dengan menutup akun tersebut. Akun-akun nominal atau akun sementara yang dipindahkan ke elemn ekuitas dipersamaan akuntansi yaitu :
a) Penghasilan b) Beban, dan
Tabel 2.21 PT X Jurnal Penutup
Tahun 2012
Tanggal Keterangan Debet Kredit
31/12/2012 Pendapatan Ikhtisar Laba/Rugi 31/12/2012 Ikhtisar Laba/Rugi Beban ... Beban ... Beban ... 31/12/2012 Ikhtisar Laba/Rugi Saldo Laba 31/12/2012 Saldo Laba Dividen
Sumber : (Warsono, 2013:115) dan diolah oleh penulis 20. Neraca Saldo Penutup
Fungsi neraca saldo setelah penutupan adalah untuk memastika bahwa buku besar telah seimbang, sebelum melakukan pencatatan untuk periode akuntansi selanjutnya. Tetapi harus diperhatikan bahwa neraca saldo setelah penutupan hanya terdiri dari perkiraan neraca saja” Susilowati (2016:82).
Bentuk neraca saldo setelah penutupan adalah sebagai berikut :
Tabel 2.22
Saldo Setelah Penutupan 31 Desember 2015 (dalam satuan rupiah)
No. Akun Nama Akun Debet Kredit
21. Aset Tetap
“Aset tetap adalah aset yang dimiliki oleh entitas untuk digunakan dalam kegiatan normal usahanya dan diharapkan akan digunakan entitas untuk lebih dari satu periode” (IAI, 2016:25).
Aset tetap yaitu aset berwujud yang dapat diperoleh baik dalam bentuk siap pakai maupun dibangun lebih dulu oleh perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai bagian dalam kegiatan operasi normal perusahaan (Hery, 2015:267).
Aset tetap memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun, maka perlu disusutkan selama manfaatnya dengan menggunakan metode tertentu. Pada umumnya aset tetap terjadi apabila aset tetap telah digunakan dan menjadi beban bagi periode dimana aset tersebut dimanfaatkan, hal ini dapat memunculkan akun beban penyusutan yang merupakan pengakuan atas penggunaan manfaat dari suatu aset. Bentuk umum dari ayat jurnal yang digunakan untuk beban penyusutan adalah sebagai berikut :
Beban penyusutan xxx
Akumulasi penyusutan xxx
Untuk menghitung beban penyusutan aset tetap dapat menggunakan dengan metode :
a. Metode Garis Lurus
Metode garis lurus merupakan metode yang paling mudah dan sederhana, beban penyusutan dihitung dengan mengurangi biaya perolehan aset tetap dengan nilai sisa dan dibagi dengan umur ekonomisnya. Berikut ini rumus untuk menentukan beban penyusutan dengan metode garis lurus :
Penyusutan = Harga Perolehan – Estimasi Nilai Sisa Estimasi Umur Ekonomis
b. Metode Saldo Menurun Ganda
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Tabel 2.23
Hasil Penelitian Terdahulu
Aspek
Nurlaila 13520037
Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim
2018
Intan Permata Sari C0C113219 Universitas Lambung Mangkurat (ULM) 2016 Reza Carmelia Gunawan D010316021 Politeknik Negeri Banjarmasin 2019
Judul Penerapan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan
Menengah (SAK
EMKM) Pada Sukma Cipta Ceramic Dinoyo Malang
Penerapan Sistem Akuntansi Pokok pada UD. Sumber Rezeki Marabahan
Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan SAK EMKM pada Toko Malestore Banjar Indah
Institusi yang Diteliti
Sukma Cipta Ceramic Dinoyo Malang
UD. Sumber Rezeki Marabahan
Toko Malestore Banjar Indah
Periode Analisis Januari 2018 Agustus 2016 Januari-Maret 2019 Rumusan Masalah 1. Bagaimana pemahaman Sukma Cipta Ceramic tentang SAK EMKM? 2. Bagaimana pencatatan dan penyusunan laporan keuangan yang dilakukan di Sukma Cipta Ceramic? Bagaimana penerapan sistem akuntansi pokok pada UD. Sumber Rezeki Marabahan? Bagaimana menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM Toko Malestore Banjar Indah ?
Tujuan Penelitian 1. Penerapan SAK EMKM di Sukma Cipta Ceramic
2. Untuk mengetahui kondisi laporan keuangan d sukma Cipta Keramic Dinoyo Malang sebelum menerapkan SAK EMKM
Untuk menerapkan sistem akuntansi pokok pada UD. Sumber Rezeki Marabahan
Penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM pada Toko Malestore Banjar Indah 1. Metode Penelitian Jenis penelitian : Studi kasus Jenis Data : Kualitatif Pendekatan Penelitian: Pendekatan Deskriptif Sumber Data:
1. Primer 2. Data Sekunder Hasil Penelitian 1. Penyusunan Laporan
Pembukuan sesuai dengan SAK EMKM 2. Analisis Laporan Pembukuan Sukma Cipta Ceramic Berdasarkan SAK EMKM 3. Pengakuan dan Pengukuran Aset Tetap 4. Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan dan Beban
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
Integrasi Islam tentang Penerapan SAK EMKM
Dari hasil penelitian, Intean Permata Sari menemukan bahwa UD.
Sumber Rezeki
Marabahan masih belum menerapkan sistem akuntansi pokok meliputi kalsifikasi akun dan kode akun, jurnal, buku besar serta laporan keuangan yang sesuai dengan SAK.
Dari hasil peneltian, penulis menemukan bahwa Toko Malestore Cabang Banjar Indah
masih belum
menerapkan sistem akuntansi pokok untuk menyusunkan laporan keuangan yang sesuai berdasarkan SAK EMKM