PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. T DENGAN POST OP SECTIO CAESARIA DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN
RASA NYAMAN (NYERI) DI RUANG CEMPAKA RS TK II PELAMONIA MAKASSAR
2017
APPLYING NURSING CARE TO NY. T WITH POST SECTIO CAESAREA IN THE FULFILLMENT OF THE NEED FOR A SENSE OF COMFORT (PAIN) IN THE CEMPAKA ROOM AT THE TK II PELAMONIA HOSPITAL
MAKASSAR 2017
Zulfia Samiun
AKADEMI KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Alamat
Zulfia Samiun
Akademi Keperawatan Muhammadiyah Makassar HP : 081242307303
ABSTRAK
Angka kematian ibu karena tindakan operatif khususnya Sectio Caesarea (SC) sekitar 2 sampai 46 kali lebih tinggi dari pada persalinan pervagina. AKI kasus SC adalah 22 per 100.000 kelahiran hidup untuk seluruh kasus SC. Namun untuk angka kematian yang secara langsung disebebkan Sectio Caesarea (SC) adalah 5,8 per 100.000 kelahiran hidup. Sectio Caesarea (SC) dapat menyebabkan nyeri, pada luka bekas operasi yang membuat pasien merasa tidak nyaman. Tujuan :menggambarkan asuhan keperawatan pada pasien post sectio caesarea dalam pemenuhan kebutuhan rasa nyaman nyeri. Metode yang digunakan : menggunakan tehnik wawancara dan bservasi, pemeriksaan fisik dan status kesehatan. Hasil :saat dilakukan pengkajian didapatkan pasien mengalami gangguan rasa nyaman nyeri b/d luka bekas operasi dengan skala nyeri sedang (5). Intervensi dilakukan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Implementasi dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan pada hari ketiga pasien mengatakan nyeri berkurang dengan skala (2). Kesimpulan gangguan kebutuhan rasa nyamann yeri pada Ny. T, belum teratasi Saran :dalam melakukan asuhan keperawatan harus sesuai dengan data yang diperoleh dan kebutuhan pasien. Sehinggaa suhan keperawatan dapat dilakukan secara maksimal.
PENDAHULUAN
Persalinan merupakan suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup bulan
atau mendekati cukup bulan, disertai dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin yang
dikeluarkaan melalui jalan lahir. Ada dua cara dalam proses persalinan pervagina dan
persalinan dengan cara Operasi Sectio Caesar.(Ratnawati, 2016)
Istilah Sectio Caesarea berasal dari bahsa latin cedere yang berarti memotong atau
menyayat. Dalam ilmu obstrektik istilah tersebut mengacu pada tindakan pembedahan
yang bertujuan melahirkan bayi dengan membuka dinding perut dan rahim dalam keadaan
utuh dan berat janin ditas 500 gram.(LisaSalawati, 2011)
Persalinan Sectio Caesarea ditujukan untuk indikasi medis tertentu, yang terbagi
atas indikasi untuk ibu dan bayi. Persalinan sectio caesarea atau bedah caesar harus
dipahami sebagai alternatif persalinan ketika dilakukan persalinan secara normal tidak
bisa lagi. Meskipun 90% persalinan termasuk kategori normal, namun apabila terjadi
komplikasi maka penanganan selalu berpegang teguh pada preoritas keselamatan ibu dan
bayi.Operasi sectio caesar ini merupakan pilihan persalinan yang terakhir setelah
dipertimbangkan cara- cara persalinan pervagina tidak layak untuk dikerjakan.(Mulyawati,
2011)
Menurut World Health Organization (WHO), angka persalinan dengan metode Sectio
Caesar cukup besar yaitu sekitar 10-15% per 100.000 kelahiran hidup. Rumah sakit
pemerintah kira-kira 11% sementara rumah sakit swasta lebih dari 30%. sedangkan hasil
Riskesdas tahun 2013 menunjukkan kelahiran dengan Sectio Caesarea sebesar 9,8% dengan
proporsi tertinggi DKI Jakarta sebesar 19,9%.(Ratnawati, 2016)
Di Indonesia tingkat persalinan operasi sectio caesarea sudah melewati batas
maksimal dari WHO yaitu 5-15% tingkat persalinan Sectio Caesarea di Indonesia 15,3%
Di Rs TK II Pelamonia Makassar jumlah angka kejadian sectio caesarea dilaporkan
pada tahun 2015 sebanyak 625 kasus, tahun 2016 menurun menjadi 246 kasus sedangkan
pada tahun 2017 mengalami peningkatan sebanyak 261 kasus.
Angka kematian ibu karena tindakan operatif khususnya Sectio Caesarea
kasus SC adalah 22 per 100.000 kelahiran hidup untuk seluruh kasus SC. Namun untuk
angka kematian yang secara langsung disebebkan SC adalah 5,8 per 100.000 KH. Ancaman
utama bagi wanita yang menjalani SC menyebabkan tingginya AKI berasal dari tindakan
anastesi, sepsis yang berat, dan serangan trombeomboli.Tindakan operasi Sectio
Caesarea (SC) dapat menyebabkan nyeri, pada sayatan luka bekas operasi yang
membuat pasien merasa tidak nyaman.
Berdasarkan latar belakang diatas Penulis ingin melakukan penelitian studi kasus
mengenai “Penerapan Asuhan Keperawatan Post Sectio Caesarea dalam Pemenuhan
Kebutuhan Rasa Nyaman (Nyeri)
ALAT DAN METODE
Lokasi dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RS TK. II Pelamonia Makassar ruang Cempaka. Desain
penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk menggambarkan atau
mendeskripsikan tentang suatu keadaan. Pengambilan data dilakukan dengan cara observasi
dan wawancara.
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian adalah semua ibu post partum dengan Sectio Caesarea. Sampel
dalam penelitian ini dengan criteria inklusi : pasien post section caesarea yang mengalami
masalah kebutuhan nyaman (nyeri) di RS TK. II Pelamonia Makassar, pasien yang bersedia
menjadi responden. Sedangkan criteria eksklusi : pasien section caesarea dengan penurunan
kesadaran.
Alat Pengumpul Data
Alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan format pengkajian.
Analisa Data
Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan mendeskripsikan
informasi yang telah tersusun dan melakukan penarikan kesimpulan serta pengambilan
tindakan. Data yang telah tersusun kemudian disajikan dalam bentuk narasi yang mudah
HASIL
Evaluasi keperawatan dilakukan dengan cara mengevaluasi sejauh mana hasil dari
tindakan keperawatan yang dilakukan tercapai dengan mengacu pada tujuan dan kriteria
hasil yang telah ditetapkan. Setelah melakukan asuhan keperawatan, masalah kebutuhan rasa
nyaman (nyeri) pada Ny. T teratasi sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil yang ditetapkan.
PEMBAHASAN
Bagian ini penulis membahas tentang hasil “Penerapan Asuhan Keperawatan Pada
Pasien Post Sectio Caesarea Dalam Pemenuhan Kebutuhan Rasa Nyaman (Nyeri)”
dikaitkan dengan teori yang ada. Dari hasil pengkajian didapatkan pada Ny. T, keadaan
umum lemah, nyeri pada daerah perut akibat luka jahitan bekas operasi Sectio Caesrea
(SC), nyeri mulai dirasakan pada saat anstesinya hilang serta nyeri yang dirasakan hilang
timbul, skala nyeri sedang (5), TD 100/70 mmHg, Nadi : 80x/i suhu : 36,5°c, pernapasan
19x/i. Hal ini sejalan dengan penelitian Rottie (2013), yaitu pada pasien Sectio Caesare
akan mengalami nyeri setelah operasi, respon nyeri yang dirasakan oleh pasien merupakan
efek samping yang timbul setelah menjalani suatu operasi.
Dari pengkajian diatas dapat disimpulkan bahwa umunya pada pasien Sectio Caesaria
(SC) akan mengalami nyeri akibat dari Tindakan operasi menyebabkan terjadinya
perubahan kontinuitas jaringan tubuh. Pada proses operasi digunakan anastesi
agar pasien tidak merasakan nyeri pada saat dibedah. Namun setelah operasi selesai
dan pasien mulai sadar, ia akan merasakan nyeri pada bagian tubuh yang mengalami
pembedahan. Nyeri yang dirasakan ibu post operasi Sectio Caesarea (SC) berasal dari
luka yang terdapat dari perut (Erna, 2013).
Luka didefenisikan sebagai hilangnnya kontunitas jaringan atau kulit yang
disebebkan oleh trauma atau prosedur pembedahan (Vinaya, 2011). Sedangkan
nyeri merupakan pengalaman sensori yang dibawah oleh stimulus sebagai akibat adanya
kerusakan jaringan. Berdasarkan defenisi luka dan nyeri diatas dapat disimpulkan bahwa
nyeri berkaitan erat dengan luka.
Dalam intervensi studi kasus ini penulis merencanakan suatu tindakan sesuai dengan
kondisi pasien dan terdapat 5 intervensi yang dapat dilakukan pada pasien.Implementasi
Implementasi dilakukan berdasarkan intervensi yang telah ditetapkan Namun ada
tambahan dalam studi kasus implementasi menurut Kusuma(2015), yaitu mengkolaborasikan
pemberian analgetik sesuai instruksi dokter. Peneliti perlu menambahkan Implementasi
ini sangat berperan penting dalam proses pemenuhan kebutuhan nyaman nyeri, sesuai
nyeri pada ibu post sectio caesarea yaitu dengan menggunakan obat analgetik baik
secara intravena maupun intramuskuler. Evaluasi dilakukan berdasarkan yang telah
ditentukan dari tujuan dan kriteria hasil yang ingin dicapai. Pada klien Ny. T, dengan
Sectio Caesarea (SC) diharapkan setelah melakukan tindakan keperawatan selama 3
hari, klien dapat tenang/rileks, tidak merasakan nyeri, mampu bergerak/berjalan dengan
mandiri. Dengan melakukan tindakan tersebut diharapkan kebutuhan pasien dapat teratasi.
KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam melakukan pengkajian keperawatan pada Ny. T, peneliti menggunakan
beberapa metode yaitu wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, dan studi dokumentasi yang
diperoleh dari klien,catatan medis, hasil pemeriksaan diagnostic,petugas kesehatan. Diagnosa
keperawatan yang muncul pada Ny. T, adalah nyeri akut berhubungan dengan luka bekas
operasi. Rencana tindakan pada Ny. T, dengan nyeri akut pada post section caesarea
disusun sesuai teori dari diagnosa keperawatan yang muncul. Dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan pada Ny. T, dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan yang telah
ditetapkan. Evaluasi keperawatan dilakukan dengan cara mengevaluasi sejauh mana hasil
dari tindakan keperawatan yang dilakukan tercapai dengan mengacu pada tujuan dan kriteria
hasil yang telah ditetapkan . setelah melakukan asuhan keperawatan pada Ny. T, teratasi
sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil yang ditetapkan.
Dalam melakukan pengkajian keperawatan untuk mengumpulkan data lengkap,
akurat dan nyata, harus dilakukan lebih mendalam terutama dengan wawancara tidak hanya
berfokus pada catatan medis dan anggota tim kesehatan lainnya melainkan harus divalidasi
dan ditinjau lebih mendalam agar pengkajian yang dilakukan lengkap, akurat, dan sesuai
DAFTAR PUSTAKA
Agusyanti, S. (2015). Profil Kesehatan Provensi Sulawesi Selatan. Makassar: Dinas Kesehatan Provensi Sulawesi Selatan.
Erna. (2013).Pengaruh Terapi Musik Terhadap Manajemen Nyeri, 3. Heriana, P. (2014). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Tangerang Selatan:Binarupa Aksara.
Kritianasari, S. J. (2012). Asuha Keperawatan Post Operasi Pendekatan Nanda, Nic-Noc. Yogyakarta: Nuha Medika.
Kusuma, A. H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc Jogjakarta: Mediacatio Jogja.
Lisawati. (2011). Profil Sectio Caesaea di Rumah Sakit Umum Daereah, 139.
Melisa, N. A. (2015). Relaksasi Autogenik Terhadap Penurunan Skala Nyeri pada Ibu Post Operasi Sectio Ceasaria, 52.
Muhammad, R. (2014). Krakteristik Ibu Yang Mengalami Persalinan dengan Sectio Caesarea , 3-4.
Mulyawati, A. &. (2011). Faktor Tindakan Persalinan Operasi Sectio Caesarea. Jurnal Kesehatan Masyarakat , 15.
Nurhayati Ati, dkk. (2015). Relaksasi Autogenik Terhadap Penurunan Skala Nyeri pada Ibu Post Operasi Sectio Caesarea, 53.
Puri, A. (2016). Faktor-faktor Yang Berhubungan dengan Persalinan Sectio Caesarea, 91.
Ratnawati, A. D. (2016). Analisis Keperawatan Pemberian Tehnik Relaksasi Benson Ibu Post Sectio Caesrea dengan Masalah Nyeri Akut, 1.
Sholikhah, S. H. (2016). Efektifitas Tehnik Relaksasi Gengam Jari Terhadap Nyeri Post Sectio Caesarea, 233.
Sofiyah, L. (2014). Pengaruh Tehnik Relaksasi Genggam Jari Terhadap Perubahan Skala Nyeri pada Pasien Post Sectio Caesarea, 65.
Subandono, S. I. (2014). Pelaksanaan Discharge Planning pada Pasien Post Sectio 110