• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN POLITIK KEAMANAN PRESIDEN OBAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KEBIJAKAN POLITIK KEAMANAN PRESIDEN OBAM"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Amerika Serikat adalah salah satu negara yang memainkan peranan signifikan pada sistem internasional. Sebagai salah satu negara super power, Amerika Serikat memiliki kebijakan luar negeri yang mampu mempengaruhi konstelasi politik internasional. Pasca Perang Dunia II, pengaruh kebijakan luar negeri Amerika Serikat amat terasa. Oleh karena itu, berbagai kebijakan luar negeri Amerika Serikat berdampak pada berbagai kawasan didunia.

Perubahan kepemimpinan dari Mantan Presiden George W. Bush ke Presiden Barrack Obama juga berdampak pada kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Kepimpinan Barack Obama memberikan warna baru dalam dunia perpolitikan dan kongres Amerika Serikat. Secara umum kebijakan luar negeri AS pada kepemimpinan Obama cenderung pada kebijakan soft power yang fokus pada isu demokrasi, Hak Asasi Manusia dan lainnya .Dalam konteks ini pemakalah tertarik pada kebijakan regional AS terhadap negara-negara Amerika Latin.

Amerika Latin merupakan suatu kawasan yang terdiri dari 34 negara yang terdiri dari Meksiko, Amerika Tengah, negara-negara Karebian, Amerika Selatan dan negara-negara yang mengelilinginya.1 El continente merupakan istilah yang sering diucapkan oleh masyarakat

berbahasa Spanyol yang merujuk pada wilayah yang beragam secara geografis dan populasi.2

Istiah Amerika Latin sendiri merupakan istilah yang digunakan untuk menghubungkan wilayah yang luas. Dimana istilah ini merujuk pada pesisir barat dari bagian selatan Amerika Serikat yang menggunakan bahasa Spanyol, Portugis, Perancis, Inggris dan Belanda. 3 Selain itu

kawasan ini juga memiliki populasi masyarakat yang homogen. Hal ini sangat berhubungan dengan sejarah Amerika Latin yang telah sejak lama menjadi tujuan migrasi dari berbagai kawasan di dunia.

1 Harry E. Vanden, Gary Prevost, Politics of Latin America The Power Game, (New York, 2006), hal. 1 2 Ibid, hal. 2.

(3)

Amerika Latin memiliki kekayaan sumber daya alam. Kawasan ini merupakan salah satu kawasan yang memberikan pasokan minyak dan gas bumi terbesar ke Amerika Serikat. Negara-negara di Amerika Latin merupakan mitra kerja yang kuat bagi Amerika Serikat diberbagai bidang yaitu pengembangan bahan bakar alternative, pemasok obat-obatan terbesar, penyumbang imigran terbesar serta kerja sama di bidang lain baik strategis, ekonomi, politik dan budaya. Peranan signifikan Amerika Latin bagi Amerika Serikat menjadi daya tarik tersendiri bagi penulis.

1.2 Rumusan Masalah

Makalah yang berjudul Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat terhadap Amerika Latin di Bidang Politik dan Keamanan akan membahas beberapa masalah penelitian yaitu :

1. Bagaimana bentuk kebijakan luar negeri Amerika Serikat terhadap Amerika Latin di

bidang politik?

2. Bagaimana bentuk kebijakan luar negeri Amerika Serikat terhadap Amerika Latin di

bidang keamanan?

1.3 Tujuan Penelitian

Makalah yang berjudul Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat terhadap Amerika Latin di Bidang Politik dan Keamanan bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Hubungan Internasional Kawasan Amerika. Penulis juga ingin mengetahui berbagai hal terkait kebijakan luar negeri Amerika Serikat terhadap Amerika Latin terutama pada bidang politik dan keamanan.

1.4 Ruang Lingkup

(4)

1.5 Kerangka Teori

Dalam melihat menganalisis kebijakan luar negeri Amerika Serikat terhadap Amerika Latin di bidang politik dan keamanan, penulis menggunakan teori kebijakan luar negeri. Menurut James N. Rosenau, kebijakan luar negeri memiliki tiga konsep yaitu sekumpulan orientasi (a cluster of orientations), seperangkat komitmen dan rencana untuk bertindak (a set of

commitments to and plans for action) dan bentuk perilaku atau aksi (a form of behaviour).4

Kebijakan luar negeri sebagai sekumpulan orientasi merupakan pedoman bagi para pembuat keputusan untuk menghadapi kondisi-kondisi eksternal yang menuntut pembuatan keputusan dan tindakan berdasarkan orientasi tersebut.5

Kebijakan luar negeri sebagai seperangkat komitmen dan rencana untuk bertindak diartikan berupa rencana dan komitmen yang konkrit yang dikembangkan oleh para pembuat keputusan untuk membina dan mempertahankan situasi lingkungan eksternal yang konsisten dengan orientasi kebijakan luar negeri.6 Sedangkan kebijakan luar negeri sebagai bentuk perilaku

atau tindakan diartikan pada tingkatan yang lebih empiris yaitu berupa langkah-langkah nyata yang diambil oleh para pembuat keputusan yang berhubungan dengan kejadian serta situasi dilingkungan eksternal.7 Jadi, kebijakan luar negeri memiliki konsep yang sangat penting untuk

negara sebagai sekumpulan orientasi, komitmen dan rencana tindakan dan bentuk perilaku.

4 James N Roesenau, The Study of Foreign Policy (New York: Free Press, 1972), hal. 15.

5 Anak Agung Banyu Perwita, Yayan Mochammad Yani, Pengantar Ilmu Hubungan Internasional (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2006), hal. 53-54

(5)

II

PEMBAHASAN

2.1 Overview Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat

Barack Hussein Obama adalah Presiden Amerika Serikat yang terpilih pada tahun 2008 dan dilantik pada 20 Januari 2009. Barrack Obama resmi dilantik menjadi presiden Amerika Serikat yang ke-44. Obama merupakan Presiden kulit hitam pertama bagi Amerika Serikat yang berasal dari keturunan Afrika-Amerika yang benar-benar menarik perhatian dunia internasional mulai dari masa kampanye hingga keberhasilannya mengungguli John McCain sebagai calon presiden dari Partai Republik. Awal pemerintahannya, Obama telah banyak menemui masalah-masalah baru di internal negara dan juga menghadapi kelanjutan dari kebijakan-kebijakan luar negeri, khususnya bidang keamanan yang pernah di lakukan oleh George W. Bush.

Sebagai salah satu negara super power, Amerika Serikat memiliki orientasi tersendiri dalam kebijakan luar negerinya. Orientasi kebijakan luar negeri Amerika Serikat sebagaimana yang tercantum dalam laman US Department of State yaitu "Our Mission: Political-Military Affairs integrates diplomacy and defense, and forges strong international partnerships to meet shared security challenges." 8

Dimana Amerika Serikat ingin membangun kerjasama dalam bidang Politik – Militer terhadap negara – negara yang berhubungan baik dengan mengintegrasikan diplomasi, pertahanan, serta memandu kerjasama kemitraan internasional yang kuat guna tercapainya keamanan internasional. Orientasi tersebut membuktikan bahwa kebijakan luar negeri Amerika Serikat seesuai dengan teori kebijakan luar negeri Rosenau.

Dimana teori ini menekankan kebijakan luar negeri merupakan konsep yang sangat penting untuk negara sebagai sekumpulan orientasi, komitmen dan rencana tindakan dan bentuk perilaku. Oleh karena itu, penulis melihat bahwa orientasi Amerika Serikat dalam kebijakan luar negerinya adalah ingin membentuk kerjasama dalam bidang politik dan militer dengan komitmen

(6)

berupa berhubungan baik dengan negara lain yang dilakukan dalam bentuk diplomasi, pertahanan serta kemitraan internasional.

Kebijakan luar negeri Amerika Serikat tidak bisa dilepaskan dari pimpinan negara. “Kami berkomitmen untuk era baru kemitraan dengan negara-negara di seluruh belahan bumi, bekerja pada tantangan bersama utama pertumbuhan ekonomi dan kesetaraan, energi kita dan masa depan iklim, dan keamanan regional dan warga negara. Kami berkomitmen untuk membentuk masa depan yang melalui keterlibatan yang kuat, berkelanjutan, bermakna, dan berdasarkan saling menghormati.”9

Kunjungan ke Amerika Latin kali ini untuk mengembalikan kepemimpinan kami di Benua Amerika, dengan mengajak bergabung dalam kemitraan strategis.”10 Hal tersebut

merupakan orientasi kebijakan luar negeri Amerika Serikat pada masa Pemerintahan Obama ini. Penulis melihat bahwa Amerika Serikat ingin mengembalikan citra kepemimpinannya di Amerika Latin.

Kebijakan luar negeri Amerika Serikat di masa Obama lebih menjangkau negara-negara lain sebagai “mitra setara” dari pada dianggap sebagai “Luar biasa”. Hal tersebut diungkapkan Obama dalam pidatonya di tahun 2009.11 Kebijakan luar negeri Amerika Serikat pada masa

Obama dianggap cenderung lunak jika dibandingkan pada masa Bush. Kebijakan luar negeri Amerika Serikat pada masa Obama fokus mempromosikan agenda demokrasi dan force adalah pilihan terakhir.

2.2 Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat terhadap Amerika Latin di Bidang Politik 2.2.1 Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat terhadap Amerika Latin di Bidang Politik

Periode 2008-2012

Demokrasi Haiti

Sejak berakhirnya Perang Dingin, Amerika Serikat merupakan salah satu negara yang gencar mempromosikan demokrasi ke seluruh negara dunia. Barack Obama sebagai presiden

9 Diakses pada 13 April 2013, http://www.whitehouse.gov/issues/foreign-policy 10Ibid

(7)

Amerika Serikat ke-44 juga melibatkan isu-isu demokrasi ke dalam kebijakan luar negerinya termasuk kebijakan terhadap Amerika Latin salah satunya Haiti. Haiti merupakan negara Kepulauan Karibia yang paling pertama merdeka.12 Namun, hal ini tidak dapat menjamin kondisi

politik Haiti.

Haiti sebagai negara Amerika Latin yang sering mengalami ketidakstabilan politik, menjadi salah satu concern para pembuat kebijakan AS. Ketidakstabilan kondisi Haiti diantaranya disebabkan oleh:13

1. Tingginya tingkat kemiskinan.

2. Kurangnya fasilitas serta keahlian anggota parlemen dan staff dalam mengelola pemerintahan.

3. Lemahnya supremasi hukum yang mengakibatkan tingginya tingkat ketidakamanan (insecurity).

Melihat kondisi ini, pemerintah Obama mengeluarkan kebijakan untuk memberikan kontribusi positif demi terciptanya pemerintahan demokratis di Haiti dengan 3 cara, yaitu:14

1. Memfasilitasi pemilu

Tingkat ekonomi Haiti yang berada pada level kemiskinan yang sangat parah secara jelas menggambarkan bahwa Haiti tidak akan mampu menyelenggarakan pemilu tanpa bantuan masyarakat internasional termasuk Amerika Serikat. Mengingat suatu pemilu yang kredibel merupakan dasar unntuk memperkuat institusi demokratis dan supremasi hukum, maka bantuan merupakan hal yang paling krusial untuk menyelenggarakan pemilu dengan baik.

2. Memperkuat parlemen dan partai politik

Amerika Serikat dalam hal ini akan berupaya meningkatkan infrastruktur institusional parlemen Haiti baik dari segi fasilitas maupun peningkatan kemampuan dengan

(8)

mengadakan berbagai training. Selain itu, memperkuat partai politik menjadi sangat penting sebab partai politik khususnya legislator pemerintahan merupakan tangan panjang dari aspirasi masyarakat miskin.

3. Menjalankan agenda pro-kemiskinan Haiti

Konsep “kontrak sosial pro-kemiskinan” memiliki tujuan agar masyarakat memperoleh akses yang lebih mudah terhadap pendidikan dan kesehatan. Selain itu, Amerika Serikat berperan untuk membantu Haiti memperoleh pinjaman dari IMF, World Bank dan IADB (Inter-American Development Bank). Bagaimanapun strategi AS untuk menjadikan Haiti sebagai negara demokratis akan sangat bergantung pada kemampuan Haiti mengurangi tingkat kemiskinan. Sebab perkembangan ekonomi dapat menentukan sejauh mana suatu negara menjadi demokratis.

Kemudian pada Januari tahun 2010 silam sebuah gempa berkekuatan 7 SR mengguncang Haiti dan menewaskan kurang lebih 316.000 korban jiwa, serta menghancurkan infrastruktur yang terdapat di daerah tersebut. Bencana tersebut mendorong AS untuk melakukan bantuan kemanusiaan berupa sumbangan dana sebesar 1.14 Milyar Dollar AS untuk membantu rekonstruksi bangunan di Haiti15.

Dalam pemberian bantuan tersebut, terdapat empat sector penting yang menjadi prioritas AS. Keempat sector tersebut diantaranya ialah : 1. Infrastruktur dan sumber energy, 2. Sektor pemerintahan, 3. Layanan kesehatan masyarakat, 4. Asupan logistic dan keamanan ekonomi. AS juga memberikan bantuan terhadap Haiti dalam pemindahan puing-puing sisa gempa, ikut berkecimpung dalam pergantian presidensial Haiti, membantu penanggulangan penyakit Kolera yang diderita oleh para korban gempa Haiti, serta peningkatan produksi agricultural di Haiti16.

Banyak kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam pemberian bantuan tersebut karena lemahnya pemerintahan Haiti dalam penanggulangan bencana tersebut, disamping adanya kekurangan-kekurangan seperti banyaknya infrastruktur yang rusak dan kurangnya personil dalam aksi tersebut.

15 HAITI RECONSTRUCTION : Factors Contributing to Delays in USAID Infrastructure Construction. p 4.

(9)

Sejumlah bantuan yang dikeluarkan AS tersebut dianggap memiliki tujuan politik dibelakangnya. Hal ini dapat meningkatkan citra AS di dunia internasional. Namun, apabila melihat kembali sejarah Haiti, bahwa bantuan AS tersebut dapat dikatakan sebagai pembayaran hutang AS terhadap Haiti pada masa lampau, karena AS telah banyak merugikan Haiti serta menjadikan Haiti alat demi kemajuan serta perkembangan ekonomi negaranya.

Penggulingan Rezim di Honduras

Honduras adalah negara dengan perpolitikannya yang lemah, ekonomi rendah, serta generasi mudanya tidak mendapatkan akses ke universitas. Sehingga mereka tidak punya pilihan lain selain menjadi angkatan bersenjata yang mereka anggap bisa mengangkat martabat mereka. Dari sisi pemerintahan, Honduras dikuasai oleh kaum aristocrat, pebisnis, dan militer. Sehingga negara ini sangat rentan terhadap pengaruh dari luar. Contohnya ada tahun 1980an Honduras dan El Salvador mengalami ketegangan, hal ini tidak lain adalah karena AS menggunakan Honduras untuk menjadi senjata yang strategis untuk menyerang Nikaragua17

Kudeta berawal dari rencana presiden Honduras yaitu Manuel Zelaya ingin melakukan Refrendum yang disinyalir sebagai langkah untuk melanggengkan kekuasaanya di negara itu. Dini hari sebelum referendum militer mengasingkan Zelaya ke Costa Rica, PBB mengecam pengusiran tersebut. Namun AS memberikan respon yang Ambigu. Mereka terkesan tidak mengecam pemerintahan Obama setelah peristiwa tersebut.

Honduras ingin melakukan pemilu lagi. Obama mengatakan bahwa ini adalah satu langkah yang lebih maju. Walaupun pemerintahan pasca penggulingan Zelaya belum sepenuhnya di pulihkan. Menlu Hillary Clinton juga menyatakan kekhawatirannya terkait Honduras yang sementara dipegang oleh militer.18 Kudeta yang terjadi di Honduras menuai kecaman dari PBB,

dan anggota – anggota OAS.

AS sebagai negara pelindung mereka sudah seharusnya menentang Kudeta tersebut. Obama dan Hillary Clinton mengatakan bahwa hendaknya Honduras menjalani diplomasi yang lebih lembut sebagai anggota OAS dan juga sebagai betuk mentaati piagam Inter American

17http://www.oup.com/us/companion.websites/9780195375701/pdf/Honduras_Country_and_Coup.pdf. diakses pada 9 April 2013 . jam 13.00

(10)

Democratic. Namun seperti yang dijelaskan diatas bahwa respon AS terlihat ambigu, Clinton dan Obama dengan perkataanya tadi tidak benar – benar terlontar kata mengecam kudeta tersebut atau mendukung kembalinya Zelaya sebagai presiden Honduras (Reuters 2009).19

Tindakan yang bersebrangan ini disinyalir karena adanya konflik internal di Washington antara Republican dan Demokrat. Republik percaya bahwa AS seharusnya tidak mendukung Zelaya karena factor kedekatan Zelaya dengan Hugo Chavez (Shifter 2009) dan yang lainnya percaya bahwa AS harus menelit lebih lanjut untuk menentukan langkah selanjutnya, apakah kejadian ini Kudeta atau bukan. Kebimbangan ini terlihat dari ambiguitas Obama20. Disaat semua

orang percaya bahwa Obama akan menghentikan Kudeta dan mengecam keras, namun AS malah tidak bergeming, disini AS dinilai kurang Intervensionis (Hakim:2009)

Demokrasi di Chili

Kunjungan Obama ke Chili pada 21 Maret 2011 silam, membicarakan hubungan AS– Chili dalam rangka Bilateral untuk membangun partnership yang kuat di kawasan Benua Amerika. AS-Chili berkomitmen untuk memperkuat koordinasi pada aspek kepentingan bersama di forum multilateral, menegaskan kembali komitmen pemerintah dan masyarakat untuk Rule of Law, demokrasi, penghormatan penuh terhadap hak asasi manusia dan kebebasan fundamental.

Obama menyatakan pentingnya integrasi regional. Dimana hal ini menyoroti Organisasi Negara-negara Amerika sebagai forum hemisfer utama serta pentingnya memperkuat Piagam Demokrasi Antar-Amerika termasuk pembangunan demokrasi di Haiti. Kunjungan tersebut juga menghasilkan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Oficina Nacional de Emergencia (ONEMI) dan Federal Emergency Management Agency (FEMA) yang ditandatangani sehubungan dengan kunjungan Presiden Obama.21

Jadi pada intinya kunjungan AS di Chili tersebut mempertegas kebijakan luar negeri AS di bidang Politik, yaitu dengan gencar mengajak negara – negara Amerika Latin termasuk Chili untuk duduk bersama pada satu kemitraan strategis yang AS pimpin.

19 Christa Jacobsen & Dykmann. Roskilde University. “THE HONDURAN COUP D’ÉTAT and theDefense of Democracy in the Americas”. Hal 19 20 Ibid.

(11)

Demokrasi dan Penanggulangan Narkotika di Brazil

Brasil merupakan salah satu negara emerging di Amerika Latin pasca perang dingin. Demokratisasi yang di gaungkan,memberi peran positif terhadap kemajuan negara tersebut. Sejak 2001 Brasil telah memainkan peran kepemimpinan dalam menciptakan demokrasi dalam piagam demokrasi antar negara- negara Amerika (IADC) serta bergabung dalam Organisasi Negrara- negara Amerika (OAS).22

Selain itu Dewasa ini Amerika dan Brasil telah bersedia untuk bersama sama dalam membela HAM (Rousseff dan Obama). Brasil telah berhasil menerapkan HAM, dan tumbuh dalam masyarakat sipil Brasil, dalam hal ini Berazil da amerika serikat cenderung menyeimbangkan dukungan untuk demokrasi dengan kepatuhan dan prinsip- prinsip kedaulatan dan non-interferenc. Selain itu kebijakan luar negeri Brasil sendiri mengarah pada integrasi regional, dan menjalin kerjasama dengan negara- negara tetangga.

2.2.2 Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat terhadap Amerika Latin di Bidang Politik Periode 2012 sampai Sekarang

Di periode kedua kepemimpinannya, Presiden Barack Obama pada 28 Desember 2012 menandatangani undang-undang (UU) untuk membendung pengaruh Iran di Amerika Latin, melalui sebuah strategi diplomasi dan politik yang dirancang oleh Departemen Luar Negeri. UU bernama HR’s Bill 3783 (112th): “Countering Iran in the Western Hemisphere” tersebut

diloloskan oleh parlemen dan disahkan pada Januari 2013, dengan himbauan kepada Departemen Luar Negeri untuk mengembangkan strategi dalam 180 hari untuk menangani kehadiran Iran yang terus berkembang dan aktivitasnya di wilayah Latin, sekaligus meningkatkan pengawasan di perbatasan AS dengan Kanada dan Meksiko, untuk mencegah operasi pergerakan Iran seperti IRGC, Quds Force, Hizbullah maupun organisasi lainnya memasuki kawasan Amerika. 23

Secara spesifik, esensi politik strategis UU tersebut tertuang pada Section 3 mengenai ‘Statement of Policy’24:

22http://www.ned.org/sites/default/files/Proceedings-web.pdf

23 Dikutip dari http://id.berita.yahoo.com/ingin-batasi-pegerakan-iran-di-amerika-latin-064911405.html. diakses pada tanggal 8 April 2013, pukul 22.53

(12)

“It shall be the policy of the United States to use a comprehensive government-wide strategy to counter Iran’s growing hostile presence and activity in the Western Hemisphere by working together with United States allies and partners in the region to mutually deter threats to United States interests by the Government of Iran, the Iranian Islamic Revolutionary Guard Corps (IRGC), the IRGC’s Qods Force, and Hezbollah.”

Diharapkan UU tersebut akan memberikan rencana-rencana tindakan multilembaga untuk memberikan keamanan di negara-negara Latin, berdasarkan sebuah rencana “kontraterorisme dan kontraradikalisme” untuk mengisolasi Iran beserta sekutunya. Kekhawatiran utama AS terutama juga dipicu oleh intensitas hubungan diplomatik Iran di tengah-tengah Amerika Latin. Sejak tahun 2005, Iran telah membuka kantor kedutaannya di Bolivia, Chili, Kolombia, Ekuador, Nikaragua dan Uruguay. Total kedutaan Iran di kawasan ini (termasuk Argentina, Brazil, Kuba, Meksiko dan Venezuela) berjumlah 11 kedutaan.25

Asumsi utama AS, kehadiran Iran akan memobilisasi semangat independensi di Amerika Latin dan mengubahnya menjadi kekuatan kontraarogansi atas hegemoni AS.26 Sehingga, upaya

penangkalan pengaruh Iran melalui kebijakan ini akan menjadi langkah strategis untuk mempertahankan kepentingan sentral AS di Amerika Latin.

2.3 Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat terhadap Amerika Latin di Bidang Keamanan

2.3.1 Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat terhadap Amerika Latin di Bidang Keamanan Periode 2008-2012

Kehadiran militer Amerika Serikat di Kolombia pada tahun 2009, bukan sebuah peristiwa yang baru dalam arti untuk pertama kalinya Amerika Serikat menempatkan pasukan militer di Kolombia. Karena Amerika Serikat sudah pernah menempatkan pasukan militernya di Kolombia pada tahun 1962, didasarkan pada Plan LASO dan pada tahun 1999 berdasarkan program Plan Colombia.

Pada tanggal 14 Agustus 2009, Amerika Serikat dan pemerintah Kolombia mencapai kesepakatan referendum sementara pada Perjanjian Kerjasama Pertahanan (Defense Cooperation

25 Dikutip dari http://www.islamtimes.org/vdcam6nu649nei1.h8k4.html. Diakses pada tanggal 7 April 2013, pukul 19.38

(13)

Agreement/DCA). DCA merupakan kelanjutan dari program Plan Colombia yang sudah habis masa perjanjiannya. Amerika Serikat membuat kesepakatan pertahanan dengan Kolombia, setelah Ekuador memaksa keluar Amerika Serikat dari markas militer di Manta, dan Presiden Ekuador, Rafael Correra tidak mau memperbaharui perjanjian militer diantara kedua negara.

Kerja Sama Keamanan AS-Kolombia

Amerika Serikat dan Kolombia menikmati hubungan bilateral yang dekat dan strategis. Penandatanganan ini mengantisipasi dari DCA (secara resmi berjudul Supplemental Agreement for Cooperation and Technical Assistance and Security, atau SACTA) akan memperdalam kerja sama bilateral pada isu-isu keamanan. Dalam kesepakatan SACTA akan memfasilitasi kerja sama bilateral yang efektif dalam masalah keamanan di Kolombia, termasuk pemberantasan produksi dan perdagangan narkotika, terorisme, penyelundupan gelap dari semua jenis, perdagangan manusia, dan bencana alam.27

Perjanjian tambahan untuk Kerjasama dan Bantuan Teknis (SACTA) merupakan manifestasi terbaru dari kerjasama bilateral antara pemerintah Kolombia dan Amerika Serikat, secara signifikan memperluas kegiatan dan sumber daya yang berasal dari sinergi untuk memerangi ancaman, historis bersama oleh dua negara.

Secara teknis, perjanjian tersebut menggantikan yang sudah ada dengan Ekuador mengenai penggunaan basis Manta oleh Amerika Serikat, markas pemantauan udara dan kegiatan pencegahan dalam memerangi perdagangan narkoba. Mengingat penolakan Ekuador untuk memperpanjang perjanjian yang ada dalam hubungan ini, berdasarkan ketentuan konstitusional yang melarang instalasi pangkalan militer asing dalam wilayah Ekuador, Amerika Serikat dan Kolombia sepakat untuk mengganti basis Manta dengan akses ke tujuh pangkalan militer di Kolombia, guna mempertahankan mekanisme pemantauan dari Ekuador.

Inti dari SACTA adalah untuk memperkuat kerjasama antara Kolombia dan Amerika Serikat dalam hal pemantauan, pelacakan dan mencegah kegiatan perdagangan narkoba antara

(14)

Kolombia dan Amerika Serikat, melalui berbagai rute yang digunakan oleh kartel obat dalam menyediakan perlengkapan dan tempat produk akhir di pasar. Dalam hal ini, SACTA berarti28:

1. Peningkatan kuantitatif pada personel Amerika Serikat di Kolombia dikhususkan untuk teknis dan kerja intelijen. SACTA tidak menyiratkan adanya personil tempur atau penempatan pasukan Amerika Serikat di wilayah Kolombia.

2. Jumlah maksimum yang diizinkan untuk Amerika ini teknis dan operasi intelijen di Kolombia adalah 800 personil militer dan 600 kontraktor. Saat ini ada sekitar 300 anggota militer Amerika Serikat di negara tersebut, dan ada sekitar 400 kontraktor per bulan.

3. Undang-undang khusus mengenai kekebalan telah disetujui untuk personil militer Amerika Serikat sesuai dengan Perjanjian. Undang-undang kekebalan ini tidak termasuk kontraktor sipil dan swasta untuk tidak menghalangi Kolombia dalam kasus-kasus tertentu untuk mengawasi dan meminta laporan dalam hal kemajuan penyelidikan. Amerika Serikat akan bertanggung jawab atas semua ganti rugi yang berasal dari tanggung jawab personil militer Amerika Serikat.

4. SACTA merupakan perjanjian yang disederhanakan yang berkembang pada pra-perjanjian internasional yang ada dan sah dan, oleh karena itu, tidak tunduk pada persetujuan Kongres baik di Amerika Serikat maupun Kolombia, meskipun masing-masing Kongres mempertahankan kompetensi konstitusional dalam hal kontrol politik dan pemantauan pelaksanaan dan kepatuhan.

5. Kolombia akan mengizinkan penggunaan frekuensi dan pemasangan receiver satelit di negara tanpa proses hukum sebelum dan tanpa lisensi. SACTA tidak mengizinkan pendirian pangkalan Amerika Serikat di setiap Kolombia

Hal ini menjamin akses Amerika Serikat untuk terus menyetujui fasilitas khusus Kolombia guna melakukan kegiatan yang telah disetujui bersama di Kolombia. Perjanjian

(15)

tersebut memfasilitasi akses Amerika Serikat untuk tiga pangkalan angkatan udara Kolombia, yang terletak di Palanquero, Apiay, dan Malambo. Perjanjian tersebut juga mengizinkan menempati akses ke dua pangkalan laut dan dua instalasi militer, dan fasilitas militer Kolombia lainnya jika ada kesepakatan bersama. Semua instalasi militer, dan akan tetap, di bawah kendali Kolombia. Perintah dan kontrol, administrasi, dan keamanan akan terus ditangani oleh angkatan bersenjata Kolombia.29 Semua kegiatan dilakukan di atau dari basis Kolombia oleh Amerika

Serikat akan terjadi hanya dengan persetujuan pemerintah Kolombia.

President Barack Obama dipilih menjadi president AS sejak tahun 2009, dan kemudian terpilih kembali sebagai president pada tahun 2013. Selama masa pemerintahan Obama periode kesatu orientasi kebijakan luar negeri AS diantaranya adalah mengenai keamanan diberbagai Negara tidak terkecuali kepada tetangga terdekat AS yaitu Amerika Latin. Salah satu Kebijakan Luar Negeri AS terkait isu keamanan yang akan dibahas kali ini adalah antara AS dengan Meksiko.

Penanggulangan Narkotika dan Imigran Ilegal Meksiko

Kebijakan keamanan AS-Meksiko diambil pada tahun 2007-2012 terkait dengan Plan Mexico atau dikenal dengan The M rida Initiativeẻ .30 Plan Mexico atau The Merida Initiative

didefinikasn sebagai inisiatif kerjasama keamanan baru, sedangkan tujuannya adalah menciptakan dunia yang aman dan mencegah penyebaran obat-obatan terlarang dan ancaman transnasional.31 Terciptanya kerjasama antara AS dan Meksiko ini disebab oleh kejahatan dan

kekerasan di Meksiko meningkat dan berdampak pula pada AS yang notabanenya berbatasan langsung dengan Meksiko. Kemudian pada tahun 2006 terindikasi lebih dari 22.000 orang terbunuh akibat overdosis narkoba, dan konsulat AS di Meksiko menyatakan kasus ini terkait dengan organisasi perdagangan narkoba dunia. Apa yang terjadi di Meksiko ini kemudian menjadi isu utama kebijakan luar negeri AS terkait isu keamanan. 32

Pada Oktober 2007 AS-Meksiko menggagas Merida Initiative ini, dan saat itu AS masih dalam kepemimpinan George W Bush. Kemudian pada tahun 2008, AS telah mengalokasikan

29 Ibid

30http://www.witnessforpeace.org/downloads/Witness%20for%20Peace%20Fact%20Sheet_Merida %20Initiative2011.pdf diakses pada 12 April 2013

31 Ibid.

(16)

dana sebesar $1,5 Milyar untuk Meksiko.tidak hanya bantuan berupa uang, militer AS dan polisi juga ikut dikerahkan ke Meksiko sebagai bentuk pencarian terhadap kelompok pedaganng narkoba disana.

Selepas kepresidenan George W. Bush, The Merida Initiative juga dilanjutkan pada periode pertama Obama dan Kementerian Luar Negeri AS setuju untuk mengalokasikan dana untuk Plan Mexico ini. Hal ini terlihat pada masa kepemimpinan Obama, AS memperpanjang masa kerjasama Plan Mexico ini sehingga kerjasama AS-Meksiko dalam Merida Initiative dikenal dengan empat pilar diantaranya adalah33 pertama mengecohkan Organized Criminal

Group yang didalamnya mencangkup peningkatan koordinasi dan berbagai informasi untuk memerangi perdagangan organisasi narkoba dengan berfokus pada pengumpulan intejen dan analisis, pelatihan dan perlengkapan unit khsus. Meningkatkan kapasitas polisi dan milietr serta investigasi jaksa.

Kedua, Melembagakan reformasi untuk mempertahankan Rule of Law dan menghormati HAM. Hal ini melibatkan terus pembangunan keamanan dan perluasan lembaga sector keadilan di tingkat federal dan juga lembaga lokal. Ketiga, Membangun batasan abad ke-21, maksudnya adalah memajukan keselamatan warga sekaligus meningkatkan daya saing global melalui efisiensi dan keamnanan arus perdagangan dua arah yang baik. Keempat, membangun komunitas kuat dan tangguh. Ini termasuk program dimana akan memanfaatkan dukungan keterlibatan masyarakat dalam pengembangan budaya serta mengatasi tantangan sosio-ekonomi di masyarakat.

Melihat pilar yang diungkapkan oleh Obama ini maka tindakan rnyata AS adalah memberikan tambahan dana alokasi ke Meksiko sebesar $310 Juta untuk tahun 2011 dan $290 Juta di thaun 2012 serta memperpanjang masa tugas militer dan polisi AS di Meksiko. 34 Dana

yang diberikan rata-rata dialokasikan untuk pembelian pesawat militer dan kapal untuk mencegat dan pengejaran pengedar narkoba dan pelatihan bagi militer dan polisi Meksiko untuk memberantas drug trafficking. Pada reaitas lapangan, sebanyak 108 tentara Meksiko dilatih di U.S. Army’s Western Hemisphere Institute for Security Cooperation kemudian pada 2010 diganti menjadi School of the Americas35.

33 Ibid 34 OpCit.

(17)

Namun, seiring berjalannya waktu justru kerjasama ini menimbulkan banyak dampak negatif hal ini dilihat dari masyarakat Meksiko yang nengeluhkan bahwa dengan adanya pelatihan terhadap militer Meksiko menjadikan angka kriminalitas di Meksiko justru meningkat.36 Hal ini disebabkan militer Meksiko menggunakan kekerasan dalam melakukan

tugas sosial. Pada tahun 2007 hingga 2010 komisi HAM Meksiko melaporkan lebih dari 10.000 laporan adanya pelanggaran HAM, selain itu dalam masa pemerintahan presiden Meksiko Calderon terjadi enam kali lipat pelanggran HAM dari 182 menjadi 1.230. kemudian dalam peprangan melawan drug trafficking tercatat korbanya 35.000 jiwa. 37 Tercatat pula bahwa

senjata yang digunakan oleh para gembong narkoba Meksiko berasal dari AS hal ini menandakan bahwa kurang efektifnya pelatihan militer tentara Meksiko dengan AS serta bahwa pembelian persenjataan untuk menangkap pedagang narkoba justru disalahgunakaan.

Melihat adanya keadaan yang terjadi di Meksiko maka AS dalam pemberian dana kepada Meksiko, meminta 15 % dari dana ditempakn pada kondisi HAM. Yaitu adanya Transparansi dan akuntabilitas dalam penegakan hukum, penggunaan pengadilan sipil bagi pejabat militer yang melanggar HAM, adanya konsultasi dengan kelompok aktivis HAM dan adanya perlindungan bagi saksi penyiksaan HAM. Namun belum adanya perubahan yang signifikan terjadi pada HAM di Meksiko maka pada tahun 2010 Departemen Luar negeri AS menahan dana Merida Initiative sebesar $26 juta akibat Meksiko dianggap belum bisa mereformasi HAM pada konstitusi kehakiman Militer.38

Selain permasalahan di atas, AS sangat memberikan concern pada permasalahan imigran illegal dari Meksiko. Illegal migration diartikan sebagai suatu usaha untuk memasuki suatu wilayah tanpa izin. Imigran ilegal dapat pula berarti bahwa menetap di suatu wilayah melebihi batas waktu berlakunya izin tinggal yang sah atau melanggar atau tidak memenuhi persyaratan untuk masuk ke suatu wilayah secara sah.39 Sebuah survei dari Pew Hispanic Pusat menemukan

bahwa gelombang imigrasi terbesar dalam sejarah Amerika telah terjadi, namun kini telah turun dengan angka yang signifikan.40 Dalam lima tahun dari tahun 2005 sampai 2010, sekitar 1,4 juta

36http://www.witnessforpeace.org/downloads/Witness%20for%20Peace%20Fact%20Sheet_Merida %20Initiative_2011.pdf diakses pada 12 April 2013

37 Ibid

38 http://www.fas.org/sgp/crs/row/R41349.pdf diakses pada 12 April 2013 39 Gordon H. Hanson (2007). hal: 3-8

(18)

orang Mexico berimigrasi ke Amerika Serikat pindah kembali atau dideportasi ke Mexico. Sebaliknya, dalam lima tahun sebelumnya yaitu tahun 2000 dimana 3 milyar orang Mexico datang dan kurang dari 700.000 meninggalkan Amerika Serikat.41 Adanya penurunan imigran

ilegal termasuk imigran Mexico yang tercatat tinggal di Amerika Serikat yang saat ini berjumlah sekitar 6.1 milyar - 58% dari jumlah populasi imigran ilegal.

Kehadiran imigran ilegal ini menimbulkan efek yang buruk bagi Amerika Serikat sendiri. Kemunculan imigran ilegal seiring dengan munculnya masalah sosial, pembangunan tempat penampungan imigran, pemberian pekerjaan, pajak yang tidak merata, gangguan stabilitas pribumi Amerika Serikat baik dari sektor industri, keamanan, pendidikan, jumlah pekerja yang banyak, maraknya kasus kejahatan yang dipicu oleh geng hingga kartel dan masalah lain yang merugikan, walaupun imigran ilegal ini juga memberikan sisi positif sebagai tenaga kerja di bidang pertanian, konstruksi, pengolahan makanan, pembersihan dan pemeliharaan gedung, dan lainnya.

Imbasnya Amerika Serikat mau tidak mau harus mengeluarkan anggaran dan pengeluaran pada kegiatan penegakan yang sudah sangat tinggi, peningkatan yang cukup besar dalam sumber penegakan mudah bisa menghabiskan biaya jauh lebih banyak daripada penghematan pajak mereka yang dihasilkan dari mengurangi kehadiran imigran ilegal di Amerika Serikat. 42

Kelambanan baik dari proses dan hasil kebijakan menjadikan munculnya sebuah persoalan realitas ekonomi baru yang atas imigran ilegal. Undang-Undang Keimigrasian tahun 2010 yang kemudian menjadi kebijakan politik luar negeri Amerika Serikat ke Mexico pada pemerintahan Presiden Barack Obama tentang semua yang akan memasuki wilayah Amerika Serikat harus memiliki dokumen resmi dengan prosedur yang telah ditentukan. Kebijakan luar negeri ini lebih konstruktif dan bertujuan untuk menghasilkan keuntungan produktivitas maksimum untuk ekonomi Amerika Serikat sementara membatasi biaya fiskal dan menjaga pengeluaran atas sejumlah bentuk tindak penegakan dan hukum. Secara efektif, ini berarti mengubah arus masuk yang ada imigran ilegal ke arus legal.

Penanggulangan Narkotika Brasil

(19)

Amerika Serikat memiliki kerjasama penangangan peredaran narkotika dengan Brazil. Walaupun Brasil pada dasarnya bukanlah negara produsen narkoba, tetapi Brasil adalah pengguna kokain terbesar kedua di dunia, serta merupakan negara transit utama narkotika Amerika Latin ke Eropa dan Amerika Serikat. Hal inilah yang membuat Brasil harus mendapatkan perhatian yang penting dari banyak negara, terutama negara hegemoni Amerika Serikat.

Amerika Serikat melihat bahwa Brasil membutuhkan lebih banyak bantuan untuk mencegah semakin meluasnya tidakan kriminal narkotika. Walaupun Brasil sesungguhnya telah mengimplementasikan hukum anti narkoba pada tahun 2006, dan membuat penyelundupan semakin sulit43. Akhirnya pada tahun 2010, 44 Amerika Serikat pada masa pemerintahan Barack

Obama bersama Brasil menandatangani kesepakatan untuk pencegahan narkoba (2010 Counternarcotics Agreement). Ini juga didasari oleh ditemukannya15.2 ton kokain, 87.4 ton marijuana, 194.776 ecstasy, 72.492 LSD, dan 42.000 methamphetamine45.

Ada beberapa hal yang dilakukan AS yang sesuai dengan kesepakatan ini, yaitu Polisi AS menyediakan bantuan untuk training polisi lokal Brazil dalam mengatasi narkoba, AS juga membantu program pencegahan Brasil di bandara-bandara internasional dan yang paling penting adalah AS membantu Brasil dalam program pencegahan narkoba. Hal ini dilakukan untuk membantu kekurangan armada Brasil dalam menanganin organisasi kriminal internasional. Untuk bantuan keuangan, Brasil memperoleh 1 Juta Dollar pada tahun 2010, kemudian 1 Juta Dollar lagi pada 2011, serta bertambah menjadi 2.9 Juta Dollar pada tahun 201246.

Pada akhirnya program ini telah berjalan dengan baik di Brasil. Perjanjian dan kesepakatan di kedua negara ini lebih lanjut juga berkembang untuk membantu negara lain yang tidak memiliki sumber daya yang baik untuk mencegah narkoba secara maksimal. Bolivia salah satunya, Amerika Serikat membantu dalam bentuk peralatan dan fasilitas, sedangkan Brasil

43U.S. Department of State, Bureau of International Narcotics and Law Enforcement Affairs, 2012 International Narcotics Control Strategy Report (INCSR), March 7, 2012, http://www.state.gov/j/inl/rls/nrcrpt/2012/index.htm; “Hermes 450: O Vigilante Das Fronteiras Brasileiras,” Terra (Brazil), August 25, 2011.

44“Brazil-Region: Flying Start for the New ‘Border Strategy’,” Latin American Security & Strategic Review, July 2011. 45INCSR, 2012

(20)

membantu dalam monitoring baik melalui satelit ataupun secara langsung47. Program ini juga

akhirnya berlanjut pada masa pemerintahan Obama periode kedua, di mana Obama telah menyiapkan 1.9 Juta Dollar untuk pendanaan kesepakatan ini pada tahun 2013.

2.3.2 Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat terhadap Amerika Latin di Bidang Keamanan Periode 2012 sampai Sekarang

Pada periode kedua pemerintahannya, kebijakan keamanan Presiden Barack Obama di Amerika Latin tidak mengalami banyak perubahan dari periode sebelumnya dan belum ada kebijakan keamanan yang benar-benar baru di Amerika Latin. Pada periode pertama sendiri Obama lebih banyak melanjutkan kebijakan keamanan di era Presiden Bush Jr. Keamanan sendiri menjadi salah satu pilar utama kebijakan luar negeri AS di Amerika Latin yaitu: Safety of the Hemisphere’s Citizens. Dan pilar keamanan ini kemudian direalisasikan dengan pembentukan Merida Initiative dengan Meksiko, Caribbean Basin Security Initiative (CBSI), Central America Regional Security Initiative (CARSI), dan Presidential Permits for Border Crossings48. Sejak

Januari 2012, AS bersama dengan beberapa negara Eropa dan Amerika Latin melaksanakan Operasi Martillo yaitu join military cooperation untuk memberantas drugs trafficking di kawasan Amerika Tengah49.

Pada periode kedua, bentuk keberlanjutan kebijakan keamanan di atas adalah dengan memberi bantuan dana untuk program-program keamanan di atas. Diantara bantuan itu adalah Permintaan alokasi dana $107,5 Juta dalam Fiscal Year 2013 untuk CARSI50. Untuk Merida

Initiative, Obama mengalokasikan $234 juta dalam Fiscal Year 201351. Kemudian, untuk tahun

2013, misi Operasi Martillo di fokuskan pada pemberantasan narkoba di kapal-kapal transportasi seperti kapal-kapal container dan kapal selam semi-submersible52.

47“Signing of Trilateral Agreement on the Integrated Monitoring System for Surplus Coca Cultivation Reduction Pilot Project,” Joint Communiqué, January 20, 2012.

48 U.S Department of State, http://www.state.gov/p/wha/rt/index.htm diakses pada 11 April 2012

49 Operation Martillo: What Is It?, http://justf.org/blog/2013/03/12/operation-martillo-southcoms-counternarcotics-operation-central-americas-coasts, diakses pada 11 April 2012

50 Ibid

(21)
(22)

III PENUTUP

Berawal semenjak berakhirnya Perang Dingin, Amerika Serikat memutuskan untuk segera menghentikan politik isolasionisme nya yang kemudian beralih dan berkomitmen untuk menjadi negara yang ikut mengawasi arus konstelasi politik dan kemanan di dunia. Tidak terkecuali Amerika Latin, yang menjadi tetangga terdekat Amerika Serikat. Perjalanan sejarah terkait dengan hubungan dekat antara Amerika Serikat dan Kawasan Amerika Latin ini sering diwarnai oleh dinamika hubungan internasional yang sangat beragam. Diawali dengan kerja sama ekonomi, yang kemudian berkembang hingga menyentuh level high politics seperti politik dan keamanan yang masih berlangsung dan terus berkembang hingga saat ini.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah pemakalah kumpulkan dan analisa bahwa peranan Amerika Serikat sangat kental dalam geliat dunia politik dan kemanan Amerika Latin. Dalam bidang politik, Amerika Serikat dengan sangat gencar berusaha untuk mendorong negara-negara di kawasan agar segera mengimplementasikan demokrasi, di mana Amerika Serikat membantu perlawanan masyarakat Honduras untuk menggulingkan kekuasaan rezim yang tengah berkuasa saat itu dengan bantuan militer dan finansial. Kemudian Amerika Serikat dalam kepemimpinan Obama juga mendukung usaha demokratisasi di Haiti dan Chili, dan beberapa negara lainnya.

(23)

illegal menjadi sangat rentan terjadi. Dalam masa kepemimpinan Presiden Obama, Amerika Serikat terus memberikan bantuan baik militer dan finansial kepada negara-negara seperti Meksiko, Kolombia dan Brazil agar dapat menanggulangi masalah yang berkelanjutan ini.

Dalam paparan di atas, Amerika Serikat merupakan pemain kunci yang mengatur arah keberlangsungan konstelasi politik internasional dan keamanan di kawasan ini. Hal ini terlihat, melalui kebijakan luar negeri yang dikeluarkan oleh Presiden Obama pada masa pemerintahannya, sangat memberikan perhatian yang besar terhadap Amerika Latin. Sebagaimana dikutip dari sebuah jurnal bertajuk “President Obama’s Foreign Policy Vision: Defining the Obama Doctrine” menyatakan bahwa kebijakan luar negeri Amerika Serikat di masa Obama lebih menjangkau negara-negara lain di luar kawasan sebagai “mitra setara” dari pada dianggap sebagai “luar biasa”.53 Hal ini dengan sangat jelas memperlihatkan betapa

pentingnya Kawasan Amerika Latin bagi Presiden Obama. Maka dari itu, Presiden Obama merasa perlu untuk ikut mengawal negara-negara di kawasan ini dalam berbagai bidang terutama bidang politik dan kemanan untuk menunjukkan eksistensi Amerika Serikat sebagai stabilisator kawasan.

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Congressional Research Service, U.S.-Mexican Security Cooperation: The Mérida Initiative and Beyond (14 Januari 2013), hal. 8

Abraham F. Lowenthal, et.al. The Obama Administration and The Americas: Agenda for Change. 2009. The Brookings Institution.

Anak Agung Banyu Perwita, Yayan Mochammad Yani, Pengantar Ilmu Hubungan Internasional (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2006), hal. 53-54

Christa Jacobsen & Dykmann. Roskilde University. “THE HONDURAN COUP D’ÉTAT and theDefense of Democracy in the Americas”. Hal 19

Diakses pada 12 April 2013, http://www.state.gov/t/pm/index.htm

Diakses pada 13 April 2013, http://www.whitehouse.gov/issues/foreign-policy

Diakses pada 13 April 2013,

http://www.whitehouse.gov/photos-andvideo/video/2011/03/21/president-obama-united-states-and-latin-america#transcript

Dikutip dari

http://id.berita.yahoo.com/ingin-batasi-pegerakan-iran-di-amerika-latin-064911405.html. diakses pada tanggal 8 April 2013, pukul 22.53

Dikutip dari http://www.islamtimes.org/vdcam6nu649nei1.h8k4.html. Diakses pada tanggal 7 April 2013, pukul 19.38

Harry E. Vanden, Gary Prevost, Politics of Latin America The Power Game, (New York, 2006), hal. 1

http://news.bbc.co.uk/2/hi/americas/country_profiles/1202772.stm#leaders diakses pada 13 April 2013 pukul 19:12 PM.

http://www.fas.org/sgp/crs/row/R41349.pdf diakses pada 12 April 2013

http://www.gao.gov/assets/310/307523.pdf diakses pada 12 April 2013

http://www.gao.gov/assets/310/307523.pdf diakses pada 12 April 2013

http://www.guardian.co.uk/world/2012/apr/23/illegal-immigrants-mexico-us-economy. Diakses tanggal 12 April 2013. Pukul 23:39

http://www.kas.de/wf/doc/kas_20780-1522-2-30.pdf?101011153258

(25)

http://www.ned.org/sites/default/files/Proceedings-web.pdf

http://www.oup.com/us/companion.websites/9780195375701/pdf/Honduras_Country_and_Coup. pdf. diakses pada 9 April 2013 . jam 13.00

James N Roesenau, The Study of Foreign Policy (New York: Free Press, 1972), hal. 15. Latin America and the Caribbean:U.S. Policy and Key Issues for Congress in 2012, p 11

Operation Martillo: What Is It?, http://justf.org/blog/2013/03/12/operation-martillo-southcoms-counternarcotics-operation-central-americas-coasts, diakses pada 11 April 2012

Tertuang dalam House of Representatives (HR) Bill 3783, dikutip dari

http://www.govtrack.us/congress/bills/112/hr3783. Diakses pada tanggal 8 April 2013, pukul 21.17

U.S Department of State, http://www.state.gov/p/wha/rt/index.htm diakses pada 11 April 2012

Vicente Torrijos R., ―Sparks of War? Military Cooperation between Colombia and the US from

a Strategic Perspective (ARI) ,‖ lihat di

http://www.realinstitutoelcano.org/wps/portal/rielcano_eng/Content?

WCM_GLOBAL_CONTEXT=/elcano/elcano_in/zonas_in/ari16-2010, diakses tanggal 10 April 2013

“Brazil-Region: Flying Start for the New ‘Border Strategy’,” Latin American Security & Strategic Review, July

“Hermes 450: O Vigilante Das Fronteiras Brasileiras,” Terra (Brazil), August 25, 2011.

“Signing of Trilateral Agreement on the Integrated Monitoring System for Surplus Coca Cultivation Reduction Pilot

2011.

and Congressional Budget Justification for Foreign Operations, Fiscal Year 2013, April 3, 2012.

Dikutip dari http://www.theglobal-review.com/contentdetail.php?

lang=id&id=11452&type=4#.UWje6Kw25N. Diakses pada tanggal 10 April 2013, pukul 23.05

http://www.witnessforpeace.org/downloads/Witness%20for%20Peace%20Fact%20Sheet_Merida %20Initiative2011.pdf diakses pada 12 April 2013

http://www.witnessforpeace.org/downloads/Witness%20for%20Peace%20Fact%20Sheet_Merida %20Initiative_2011.pdf diakses pada 12 April 2013

INCSR, 2012

Narcotics Control Strategy Report (INCSR), March 7, 2012, http://www.state.gov/j/inl/rls/nrcrpt/2012/index.htm;

Project,” Joint Communiqué, January 20, 2012.

Sebuah Potret imigran tidak sah di Amerika Serikat.2009. Jakarta: Pew Hispanic Center. Diakses tanggal 12 April 2013. Pukul 23:14

U.S. Department of State, Bureau of International Narcotics and Law Enforcement Affairs, 2012 International

(26)

Referensi

Dokumen terkait

Agar model pembelajaran seni musik dengan model tutor sebaya mencapai tingkat keberhasilan yang diharapkan, peneliti meru- muskan langkah-langkah pembelajaran me- liputi:

Sedangkan uji coba non fungsional Uji coba metode sinkronisasi data Uji coba ini dilakukan untuk menentukan metode mana yang lebih tepat dalam membangun game

Berdasarkan hasil pengolahan statistik, tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan komunikasi matematis yang signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen

Pembuatan garam kurkumin larut air dilakukan dengan cara reaksi penggaraman dengan menggunakan natrium metoksida sehingga menghasilkan natrium kurkumin yang

Pembelajaran tatap muka memiliki karakteristik yaitu terencana, berorientasi pada tempat (place-based) dan interaksi sosial (Liyanagunawardena,2014). Pembelajaran

Kelebihan teknik ikat celup sebagai upaya daur ulang untuk mengatai masalah limbah pakaian bekas adalah teknik ikat celup bisa dipelajari dengan cepat, alat dan bahan yang

Cairan transeluler merupakan cairan yang disekresikan dalam tubuh terpisah dari plasma oleh lapisan epithelial serta peranannya tidak terlalu berarti dalam keseimbangan cairan

Secara amnya, jika dilihat purata min bagi setiap bahagian seperti dalam jadual 7, dapat digambarkan bahawa persepsi pelajar terhadap aktiviti kokurikulum berada dalam