• Tidak ada hasil yang ditemukan

di sini BAPPEDA JABAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "di sini BAPPEDA JABAR"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2013-2018

RENCANA Strategis

rencana

stra

tegis

Bbapped

a J

abar

(2)

Rencana Strategis

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat

Tahun 2013 - 2018

KATA PENGANTAR

Sebagai respon atas hasil evaluasi dan tuntutan perubahan kebijakan nasional,

sejalan dengan adanya penyelarasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018, pada Tahun 2016 Bappeda kembali

menyempurnakan Rencana Strategis Bappeda Provinsi Jawa Barat (Renstra) sebagai

pedoman perencanaan Bappeda untuk Tahun 2017 dan 2018. Dalam penyusunan Revisi

Renstra Bappeda Provinsi Jawa Barat ini, kami menggunakan pendekatan logical framework

sehingga diperoleh kebijakan, strategi dan indikator kinerja Bappeda untuk mendukung

tercapainya indikator pembangunan yang tertuang dalam Misi RPJMD Provinsi Jawa Barat

Tahun 2013-2018, khususnya Misi ke Tiga. Dengan demikia, kali ini kami akan focus terhadap

7 (tujuh) core business yang menjadi indikator keberhasilan Bappeda untuk menghasilkan

Perencanaan pembangunan daerah berkelanjutan sehingga kemudian mampu mendukung

ketercapaian indeks daya saing yang merupakan salah satu Indikator Kinerja Utama (IKU)

Gubernur Tahun 2013-2018.

Rencana Strategis Bappeda Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 hasil revisi tahun

2016 dikemas dalam tujuh bab, meliputi : Pendahuluan, memuat tentang latar belakang,

landasan hukum, maksud dan tujuan, dan sistematika penulisan. Gambaran Pelayanan

Bappeda Provinsi Jawa Barat, memuat tentang tugas, fungsi dan struktur organisasi

Bappeda, sumber daya Bappeda, kinerja pelayanan Bappeda, serta tantangan dan peluang

pengembangan pelayanan Bappeda. Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas Dan Fungsi,

memuat tentang identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan

Bappeda, telaahan visi, misi dan program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih,

telaahan Renstra Kementerian/Lembaga dan Renstra Provinsi, telaahan Rencana Tata Ruang

Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis, serta penentuan isu-isu strategis.Visi, Misi,

Tujuan Dan Sasaran, Strategi Dan Kebijakan, memuat tentang visi dan misi Bappeda Provinsi

Jawa Barat, tujuan dan sasaran jangka menengah Bappeda Provinsi Jawa Barat, strategi dan

kebijakan Bappeda Provinsi Jawa Barat, Rencana Program Dan Kegiatan, Indikator Kinerja,

Kelompok Sasaran Dan Pendanaan Indikatif, memuat tentang program, kegiatan, indikator

kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif. Indikator Kinerja Opd Yang Mengacu

Pada Tujuan Dan Sasaran RPJMD, memuat tentang indikator kinerja Bappeda Provinsi Jawa

Barat yang akan dicapai dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung

(3)

Rencana Strategis

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat

Tahun 2013 - 2018

Bandung, Februari 2016

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat

Ir. Yerry Yanuar, MM.

serta langkah-langkah yang akan dilaksanakan dalam mengimplementasikan Renstra

Bappeda Tahun 2013 – 2018.

Dengan terbitnya renstra Bappeda Provinsi Jawa Barat hasil revisi ini, diharapkan

menjadi acuan bagi para insane Bappeda dan seluruh stakeholders Bappaeda untuk mampu

(4)

Rencana Strategis

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat

Tahun 2013 - 2018

DAFTAR ISI

Hal.

Kata Pengantar i

Daftar Isi iii

Daftar Tabel iv

Daftar Gambar iv

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Landasan Hukum 2

1.3 Maksud dan Tujuan 4

1.4 Sistematika Penulisan 5

BAB 2 GAMBARAN PELAYANAN BAPPEDA PROVINSI JAWA BARAT 6

2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Bappeda 7

2.2 Sumber Daya Manusia 11

2.3 Sarana dan Prasarana 13

2.4 Kinerja Pelayanan SKPD 14

2.5 Jenis Pelayanan Administrasi 18

2.6 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD yang Dihadapi 19

BAB 3 ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAPPEDA PROVINSI JAWA BARAT

22

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Bappeda Provinsi Jawa Barat

22

3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah 23

3.3 Telaahan Renstra Bappenas dan Renstra Bappeda Provinsi Jawa Barat 25

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

26

3.5 Penentuan Isu-isu Strategis 26

BAB 4 VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 28

4.1 Visi dan Misi Bappeda 28

4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Bappeda 30

A. Tujuan 30

B. Sasaran 30

4.3 Strategi dan Kebijakan Bappeda 36

A. Strategi 39

B. Kebijakan 39

BAB 5 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

44

BAB 6 INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

50

6.1 Indikator Kinerja SKPD 50

6.2 Indikator Kinerja Utama SKPD 52

(5)

Rencana Strategis

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat

Tahun 2013 - 2018

DAFTAR TABEL

Hal.

Tabel 2.1 Rekapitulasi Pegawai Bappeda Provinsi Jawa Barat Berdasarkan Jenis

Kelamin Tahun 2013

11

Tabel 2.2 Rekapitulasi Pegawai Bappeda Provinsi Jawa Barat Berdasarkan

Golongan Tahun 2013

12

Tabel 2.3 Rekapitulasi Pegawai Bappeda Provinsi Jawa Barat Berdasarkan

Tingkat Pendidikan Tahun 2013

12

Tabel 2.4 Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD 16

Tabel 2.5 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan SKPD 17

Tabel 4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah 31

Tabel 4.2 Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Kebijakan 41

Tabel 5.1 Rencana Program Dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran,

Dan Pendanaan Indikatif

45

Tabel 6.1 Indikator Kinerja SKPD yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD 51

Tabel 6.2 Indikator Kinerja Utama Bappeda 53

DAFTAR GAMBAR

Hal.

Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi BAPPEDA 10

Gambar 4.1 Kerangka Berpikir Konsepsi Indeks Daya Saing sebagai Rujukan

Perumusan IKU BAPPEDA

29

Gambar 4.2 Kerangka Analisis Logical Frame Work Dalam Menentukan

Indikator Kinerja Bappeda Jawa Barat

36

Gambar 4.3 Kerangka Analisis Keterkaitan Antar Fungsi Kelembagaan

Bappeda Jawa Barat

37

Gambar 4.4 Kerangka Analisis Pohon Kinerja Bappeda Jawa Barat 38

Gambar 6.1 IKU Pemprov Jabar dengan IKU Bappeda 50

Gambar 6.2 Skema Peran Bappeda Dalam Penguatan Perencanaan

Pembangunan di Jawa Barat

(6)

Rencana Strategis

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat

Tahun 2013 - 2018

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Renstra Bappeda Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 merupakan dokumen perencanaan yang

disusun sebagai panduan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Bappeda dalam jangka 5 (lima) tahun ke depan pada masa kepemimpinan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Jawa Barat. Sehingga Renstra Bappeda Provinsi Jawa Barat merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Tahun 2013-2018 dituangkan ke dalam kebijakan, strategi, dan program perencanaan pembangunan yang mengacu kepada RPJMD Provinsi Jawa Barat berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 55 Tahun 2013 tentang RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018. Renstra ini merupakan pedoman bagi

penyusunan rencana kerja dan penganggaran tahunan Bappeda Provinsi Jawa Barat.

Sebagai dokumen perencanaan formal suatu instansi pemerintah, Renstra Bappeda Provinsi Jawa Barat 2013-2018 disusun melalui proses partisipatif, teknokratis dan politis, yang berpedoman pada; (1) Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan penyusunan rencana pembangunan jangka panjang, menengah dan tahunan; (2)

Undang-Undang No. 32 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah yang diperbarui oleh UU NO. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; (3) Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; (4) Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; (5) Peraturan Daerah No. 24 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Daerah (RPJPD) Perubahan Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025; dan (6) Peraturan Daerah Nomor 55 Tahun 2013 tentang RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018.

Renstra Bappeda Provinsi Jawa Barat menyajikan agenda utama perencanaaan pembangunan untuk mengantisipasi masalah dan kendala pembangunan yang belum sepenuhnya tertangani pada periode 2008-2013, dan perubahan lingkungan strategis yang diperkirakan akan timbul pada lima tahun berikutnya. Penyususnan Renstra Bappeda dilakukan dengan komitmen dalam menjamin kontinuitas dan konsistensi program pembangunan sekaligus menjaga fokus sasaran yang akan dicapai dalam

periode 2013-2018. Renstra Bappeda juga menetapkan sasaran-sasaran yang akan dicapai dengan indikator keberhasilan yang dapat diukur dan diverifikasi, sehingga dapat dijadikan acuan dalam pengendalian dan evaluasi. Sebagai dokumen perencanaan, Renstra Bappeda juga memperhatikan perencanaan sebagai alat manajerial yang ditujukan untuk memelihara keberlanjutan dan meningkatkan kinerja lembaga.

Berkaitan dengan hirarki organisasi, Renstra Bappeda Provinsi Jawa Barat mengalami perubahan

(7)

Rencana Strategis

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat

Tahun 2013 - 2018

Perubahan Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025, RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018, serta memperhatikan Peraturan Gubernur Jawa Barat tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat, tentunya juga memperhatikan Undang-Undang no 25 Tahun 2004 tentang SPPN yang menyebutkan bahwa lembaga Perencana Pembangunan di Indonesia harus mengemban tugas dan misi sebagai berikut:

1. Mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan;

2. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergitas antar daerah, sektor, ruang,

waktu, fungsi antara pusat dan daerah;

3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran dan pelaksanaan;

4. Mengoptimalkan penyelenggaraan pemerintahan dengan melibatkan masyarakat; dan

5. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan

berkelanjutan.

Dalam rangka meningkatkan sinergitas penyusunan perencanaan pembangunan baik dengan Pemerintah Pusat maupun dengan Kabupaten/Kota, Renstra Bappeda Provinsi Jawa Barat dalam penyusunannya juga memperhatikan Renstra Kementerian/Lembaga khususnya Renstra Bappenas Tahun 2010-2014 serta Renstra Bappeda Kabupaten/Kota di Jawa Barat. Demi tercapainya pelaksanaan tugas dan misi tersebut, maka Bappeda perlu menetapkan tujuan, arah dan sasaran yang

ingin dicapai kurun waktu lima tahun ke depan untuk mencapai visi dan misi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat sebagaimana diamanatkan di dalam RPJPN 2005-2025 dan RPJMN 2009-2014. Untuk mencapai tujuan lembaga diperlukan strategi pencapaiannya melalui suatu strategi, kebijakan, program dan kegiatan, yang selanjutnya Renstra tersebut akan dijabarkan dalam Rencana Kerja (Renja) tahunan sesuai dengan prioritas yang akan dicapai.

Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah merupakan salah satu dokumen teknis operasional dan merupakan penjabaran teknis dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, dan indikasi rencana program lima tahunan meliputi program internal maupun eksternal, yaitu yang merupakan program SKPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, program lintas SKPD, dan program lintas wilayah.

1.2.

Landasan Hukum

Peraturan perundang-undangan yang mendasari penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Tahun 2008 – 2013, adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421);

2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat

(8)

Rencana Strategis

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat

Tahun 2013 - 2018

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional

Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4700);

4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 2007

Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4725);

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi

Pemerintah (Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4614);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara

Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4815);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan

(Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran negara nomor 4816);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahuun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan

Evaluasi pelaksanaan rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran negara Nomor 4817);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

(Lembaran negara Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4725);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah;

13. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional Tahun 2004 – 2009 (lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 11);

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

Daerah sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan

Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

16. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah Provinsi

(9)

Rencana Strategis

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat

Tahun 2013 - 2018

17. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok Pengelolaan

Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 11 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 47);

18. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 20 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata kerja

Sekretariat Daerah dan sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Barat

(Lembaran daerah Tahun 2008 Nomor 19 Seri D, Tambahan Lembaran daerah Nomor 54);

19. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat nomor 21 Tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja

Dinas Daerah Provinsi Jawa Barat (Lembaran daerah Tahun 2008 Nomor 20 seri D, Tambahan lembaran daerah Nomor 55);

20. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis dan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat (Lembaran daerah Tahun 2008 Nomor 21 Seri D, Tambahan

Lembaran Daerah Nomor 56);

21. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 23 Tahun 2008 tentang Rumah Sakit Daerah

Provinsi Jawa Barat (Llembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 22 Seri D, Tambahan lembaran Daerah Nomor 57);

22. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata kerja

Lembaga Lain Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 23 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 58);

23. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Daerah (SISRENBANGDA) Provinsi Jawa Barat (Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009 Nomor 64);

24. Peraturan Daerah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa

Barat Tahun 2009-2029;

25. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan

Daerah Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJD)

Provinsi Jawa Barat Tahun 2005 – 2025;

26. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 55 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah (RPJM) Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018;

27. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Daerah (SISRENBANGDA) Provinsi Jawa Barat (Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009 Nomor 64);

28. Peraturan Gubernur Nomor 79 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah

Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat (Berita Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 78 Seri E)

1.3.

Maksud dan Tujuan

(10)

Rencana Strategis

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat

Tahun 2013 - 2018

berjalan selama 3 (tiga) tahun dan selanjutnya dipergunakan untuk review tahun berjalan yaitu Tahun 2017 dan selanjutnya sebagai dasar perencanaan Tahun 2018, sehingga diharapkan dapat menghasilkan perencanaan yang berkesinambungan, sinergis, terpadu, akuntabel dan bermutu tinggi.

Tujuan penyusunan Renstra Bappeda adalah mengoptimalkan peran perencanaan pembangunan dalam pencapaian visi dan misi Pemerintah Provinsi yang tercantum didalam RPJPD Perubahan

Provinsi Jawa Barat 2005-2025 dan RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013-2018, sehingga terjadi sinergitas tupoksi Bappeda selaku perencana pembangunan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat.

1.4.

Sistematika Penulisan

Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Barat Tahun

2013 -2018, disusun dalam sistematika sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN, memuat tentang latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan, dan sistematika penulisan.

BAB 2 GAMBARAN PELAYANAN BAPPEDA PROVINSI JAWA BARAT, memuat tentang tugas, fungsi dan struktur organisasi Bappeda, sumber daya Bappeda, kinerja pelayanan Bappeda, serta tantangan dan peluang pengembangan pelayanan Bappeda.

BAB 3 ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI, memuat tentang identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan Bappeda, telaahan visi, misi dan program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih, telaahan Renstra Kementerian/Lembaga dan Renstra Provinsi, telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis, serta penentuan isu-isu strategis.

BAB 4 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN, memuat tentang visi dan misi Bappeda Provinsi Jawa Barat, tujuan dan sasaran jangka menengah Bappeda Provinsi Jawa Barat, strategi dan kebijakan Bappeda Provinsi Jawa Barat

BAB 5 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF, memuat tentang program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan

pendanaan indikatif.

BAB 6 INDIKATOR KINERJA OPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD, memuat tentang indikator kinerja Bappeda Provinsi Jawa Barat yang akan dicapai dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.

BAB 7 PENUTUP, memuat tentang ringkasan Renstra serta langkah-langkah yang akan dilaksanakan

(11)

Rencana Strategis

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat

Tahun 2013 - 2018

BAB 2 GAMBARAN PELAYANAN BAPPEDA PROVINSI

JAWA BARAT

Seiring dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah, mekanisme perencanaan pembangunan daerah kedepan dituntut untuk semakin mengedepankan perencanaan pembangunan partisipatif. Mengacu pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, maka sistem perencanaan pembangunan mencakup 5 (lima) pendekatan dalam seluruh rangkaian perencanaan, yaitu : Politik, Teknokratik, Partisipatif, Atas-Bawah dan Bawah-Atas.

Pendekatan politik memandang bahwa pemilihan Kepala Daerah adalah proses penyusunan rencana, karena rakyat pemilih menentukan pilihannya berdasarkan program-program pembangunan yang ditawarkan masing-masing calon Kepala Daerah. Oleh karena itu, rencana pembangunan adalah penjabaran dari agenda-agenda pembangunan yang ditawarkan Kepala Daerah pada saat kampanye ke dalam rencana pembangunan jangka menengah. Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan dengan menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga atau satuan kerja yang secara fungsional bertugas untuk itu. Perencanaan dengan pendekatan partisipatif dilaksanakan dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) terhadap pembangunan. Pelibatan mereka adalah untuk mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa memiliki. Sedangkan pendekatan atas-bawah dan bawah-atas dalam perencanaan dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan.

Secara umum dalam lima tahun terakhir, kualitas penyelenggaraan di bidang perencanaan daerah di Provinsi Jawa Barat mengalami peningkatan yang ditandai dengan fenomena:

1. Meningkatnya keterlibatan berbagai unsur pemangku kepentingan antara lain : DPRD, Instansi Vertikal, Perguruan Tinggi, LSM, Asosiasi, Organisasi Profesi, lembaga dalam dan luar negeri, dan sektor swasta;

2. Meningkatnya kualitas sistem perencanaan dengan terselenggaranya mekanisme perencanaan partisipatif;

3. Meningkatnya konsistensi antara dokumen perencanaan dengan mekanisme penyusunan anggaran;

4. Meningkatnya intensitas fasilitasi dan koordinasi perencanaan antar tingkat strata pemerintahan oleh Bappeda dan SKPD terkait;

(12)

Rencana Strategis

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat

Tahun 2013 - 2018

6. Meningkatnya penggunaan sistem informasi berbasis teknologi informasi dalam pelaksanaan proses perencanaan pembangunan.

2.1.

Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Bappeda

Tugas Bappeda sebagai salah satu perangkat daerah yaitu membantu Kepala Daerah menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas perencanaan pembangunan daerah, sebagaimana diamanatkan juga dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Kepala BAPPEDA dalam hal ini Kepala BAPPEDA Provinsi Jawa Barat bertanggungjawab terhadap tugas pokok dan fungsi perencanaan.

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi serta sebagai upaya pencapaian visi dan misi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, Bappeda selalu berupaya untuk terus meningkatkan kinerjanya sebagai lembaga perencanaan yang handal dengan menjadikan organisasi pembelajaran (learning organization) dalam semua aspek termasuk penerapan good governance dan clean government. Dalam lima tahun ke depan, Bappeda memprioritaskan pada peningkatan kapasitas, kecepatan dan mutu pelayanan, serta efisiensi dan efektifitas pengelolaan sumber daya yang dimiliki. Anggaran berbasis kinerja akan menjadi dasar penganggaran, sehingga sasaran dan indikator pencapaian hasil dari program pembangunan dipersiapkan secara jelas dan terukur serta digunakan dalam pengendalian dan evaluasi secara konsisten. Untuk menjawab perubahan lingkungan strategis internal dan eksternal, setiap bidang harus mampu mengantisipasi perubahan multi dimensi dalam menyusun perencanaan dan merumuskan kebijakan pembangunan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing Bidang lingkup Bappeda.

Sistem pengendalian dan evaluasi akan terus dioptimalkan dalam proses perencanaan dan pelaksanaan serta kajian stratejik pembangunan daerah, baik yang terkait dengan metodologi dan pelaksanaannya maupun penggunaan dan tindak lanjut hasilnya. Selain itu, peningkatan kemampuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi seluruh insan Bappeda akan terus dipacu mengingat produk perencanaan yang dinamis, efektif dan efisien sangat bergantung pada kualitas pengetahuan dan keterampilan sumber daya aparatur perencananya.

Terorganisirnya basis data dan informasi pembangunan merupakan salah satu prioritas program ke depan, sehingga Bappeda dan pemangku kepentingan lainnya akan lebih mudah untuk mengakses, mencari dan mengungkapkan data dan informasi sebagai input dalam proses perencanaan pembangunan. Bappeda akan terus pula melakukan segala upaya untuk menjamin produk perencanaan dan hasil kajian stratejik pembangunan tidak saja berdaya guna dan berdaya hasil bagi penentu kebijakan tetapi juga dapat dimanfaatkan oleh stakeholders dan publik.

(13)

Rencana Strategis

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat

Tahun 2013 - 2018

telah berubah dengan Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2011, maka susunan organisasi BAPPEDA adalah sebagai berikut :

Kepala Badan mempunyai tugas pokok memimpin perumusan,menetapkan, mengkoordinasikan, mengkomunikasikan ,dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan tugas pokok badan.

A. Sekretariat, mempunyai tugas pokok menyelenggarakan koordinasi perencanaan program dan anggaran internal badan, lintas sektor, kewilayahan dan lintas pemerintahan sesuai dengan kewenangannya, serta melaksanakan manajemen kegiatan kesekretariatan. Membawahkan: a. Subbagian Perencanaan dan Pelaporan;

b. Subbagian Keuangan dan Aset; c. Subbagian Kepegawaian dan Umum.

B. Bidang Ekonomi, mempunyai tugas pokok menyelenggarakan fungsi penunjang pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan ekonomi, meliputi pertanian, dunia usaha dan investasi serta perindustrian, perdagangan, jasa dan pariwisata. Membawahkan: a. Subbidang Pertanian;

b. Subbidang Dunia Usaha dan Investasi;

c. Subbidang Perindustrian, Perdagangan, Jasa dan Pariwisata.

C. Bidang Penelitian, Pengendalian dan Evaluasi (PE), mempunyai tugas pokok mengkoordinasikan dan melaksanakan penelitian spesifik serta pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah. Membawahkan:

a. Subbidang PE, Fisik, Ekonomi dan Pendanaan Pembangunan; b. Subbidang PE Sosial, Budaya dan Pemerintahan.

D. Bidang Fisik, mempunyai tugas pokok menyelenggarakan fungsi penunjang pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan fisik, meliputi infrastruktur wilayah, sarana prasarana perumahan dan permukiman serta sumber daya alam, tata ruang dan lingkungan hidup. Membawahkan:

a. Subbidang Infrastruktur Wilayah;

b. Subbidang Sarana Prasarana Perumahan dan Permukiman; dan c. Subbidang Sumber Daya Alam, tata Ruang dan Lingkungan Hidup.

E. Bidang Pemerintahan Sosial dan Budaya, mempunyai tugas pokok menyelenggarakan fungsi penunjang pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan Pemerintahan dan Sosial Budaya, meliputi pemerintahan, pendidikan, agama dan kebudayaan, serta kesehatan, kependudukan dan ketenagakerjaan. Membawahkan:

a. Subbidang Pemerintahan;

b. Subbidang Pendidikan, Agama dan Kebudayaan; dan

c. Subbidang Kesehatan, Kependudukan dan Ketenagakerjaan.

(14)

Rencana Strategis

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat

Tahun 2013 - 2018

Daerah, meliputi perencanaan program pembangunan daerah, penganggaran pembangunan daerah, dan pendanaan non Angggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Membawahkan:

a. Subbidang Perencanaan Program Pembangunan Daerah; b. Subbidang Penganggaran Pembangunan Daerah; dan

c. Subbidang Pendanaan Non Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

G. Balai Pelayanan Evaluasi dan Pelaporan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai tugas pokok menyelenggarakan sebagian kegiatan teknis penunjang di bidang pelayanan evaluasi dan pelaporan perencanaan pembangunan daerah, meliputi pengendalian dan evaluasi perencanaan pembangunan daerah, pelaporan dan pemantauan pemanfaatan pembangunan daerah, serta mengendalikan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Balai Pelayanan Evaluasi dan Pelaporan Perencanaan Pembangunan Daerah, dengan susunan struktur terdiri dari:

a. Subbagian Tata Usaha.

b. Seksi Pengendalian dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan Daerah; c. Seksi Pelaporan dan Pemantauan Pemanfaatan Pembangunan Daerah.

H. Balai Pengembangan Pembangunan dan Analisa Potensi Daerah mempunyai tugas pokok menyelenggarakan sebagian kegiatan teknis penunjang di bidang analisa potensi daerah dan pengembangan pembangunan sebagai bahan kebijakan jangka menengah dan jangka panjang, meliputi pengembangan pembangunan dan analisa potensi daerah, dengan susunan struktur terdiri dari:

a. Subbagian Tata Usaha; b. Seksi Analisa Potensi Daerah;

(15)

Rencana Strategis

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat

Tahun 2013 - 2018

Gambar 2.1

(16)

Rencana Strategis

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat

Tahun 2013 - 2018

2.2.

Sumber Daya Manusia

Komposisi jabatan dalam struktur organisasi BAPPEDA Provinsi Jawa Barat berdasarkan peraturan daerah tersebut di atas adalah: 1 (satu) orang Eselon II; 7 (tujuh) orang Eselon III terdiri dari 1 (satu) orang sekretaris, 4 (empat) orang kepala bidang dan 2 (dua) kepala balai serta 21 orang Eselon IV yang terdiri dari 5 (lima) orang kasubbag, 4 (empat) orang Kasie dan 12 (dua belas) orang kasubid. Dalam pelaksanaan tugas pokoknya sehari-hari Bappeda juga didukung oleh tersedianya 30 (tiga puluh) tenaga fungsional perencana, 1 (satu) orang fungsional pustakawan dan 1 (satu) orang tenaga fungsional arsiparis.

Sumber daya manusia merupakan kom ponen penting dalam menjalankan kinerja organisasi secara keseluruhan. Kualitas dan kuantitas sumber daya manusia perlu dirancang sesuai dengan kebutuhan terutama dalam menciptakan BAPPEDA sebagai center of knowledge dan learning organization. Komposisi jumlah pegawai Bappeda dengan latar belakang pendidikan sarjana lebih besar dibandingkan dengan yang bukan sarjana, secara signifikan diharapkan memberikan andil yang cukup besar. Komposisi pegawai BAPPEDA berdasarkan jenis kelamin terdiri dari 101 orang laki-laki atau 71,63% dan perempuan sebanyak 40 orang atau 28,37%, sebagaimana disajikan dalam Tabel 2.1. Sedangkan komposisi Pegawai Bappeda berdasarkan tingkat golongan yaitu golongan 4 sebanyak 31 orang atau 21,99%, golongan III sebanyak 61 orang atau 43,26% dan golongan II sebanyak 43 orang atau 30,50% dan sisa golongan I sebanyak 6 orang atau 4,26%, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.2. Adapun komposisi pegawai berdasarkan tingat pendidikan yaitu Doktor (S-3) sebanyak 4 orang atau 2,84%, Pasca Sarjana (S-2) 49 orang atau 34,75%, Sarjana dan Diploma 42 orang atau 29,79%, dan sisanya yang berpendidikan SLTA kebawah sebanyak 46 orang atau 32,62% seperti tertera pada Tabel 2.3.

Tabel 2.1

Rekapitulasi Pegawai Bappeda Provinsi Jawa Barat

Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2013

No UNIT KERJA

JENIS KELAMIN

LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1. KEPALA 1 0 1

2. SEKRETARIAT 39 15 54

3. BIDANG PENGENDALIAN DAN EVALUASI 4 2 6

4. BIDANG FISIK 5 2 7

5. BIDANG EKONOMI 4 2 6

6. BIDANG SOSIAL DAN BUDAYA 5 1 6 7. BIDANG PEMERINTAHAN 5 2 7 8. BIDANG PENDANAAN PEMBANGUNAN 6 0 6 9. KOMITE PERENCANA 4 0 4 10. UPTB PUSDALISBANG 6 1 7 11. KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL 22 15 37

JUMLAH TOTAL 101 40 141

(17)

Rencana Strategis

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat

Tahun 2013 - 2018

Tabel 2.2

Rekapitulasi Pegawai Bappeda Provinsi Jawa Barat

Berdasarkan Golongan Tahun 2013

No UNIT KERJA JUMLAH PNS

GOLONGAN

IV III II I

A B C D E JML A B C D JML A B C D JML A B C D JML 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 KEPALA 1 1 1 0 0 0

2 SEKRETARIAT 54 4 4 3 7 1 2 13 23 5 5 33 4 4

3

BIDANG

PENGENDALIAN DAN EVALUASI

6 1 1 1 1 2 2 1 3 0

4 BIDANG FISIK 7 1 1 3 2 1 6 0 0

5 BIDANG EKONOMI 6 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1

6 BIDANG SOSIAL DAN

BUDAYA 6 2 1 3 1 1 2 1 1 0

7 BIDANG

PEMERINTAHAN 7 2 2 1 2 1 4 1 1 0

8 BIDANG PENDANAAN

PEMBANGUNAN 6 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1

9 KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL 37 7 2 2 1 12 1 17 1 6 25 0 0

10 UPTB PUSDALISBANG 7 1 1 1 2 3 1 1 1 3 0

11 KOMITE PERENCANA 4 3 1 4 0 0 0

JUMLAH TOTAL 141 18 5 5 2 1 31 9 29 9 14 61 0 30 6 7 43 0 6 0 0 6 Sumber: Data Kepegawaian, 2013

Tabel 2.3

Rekapitulasi Pegawai Bappeda Provinsi Jawa Barat

Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2013

No UNIT KERJA

PENDIDIKAN

S3 S2 S1 D4 D3 D2 D1 SLTA SLTP SD NON SD

DATA TDK ADA

JMLH

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1. KEPALA BADAN 1 - - - 1

2. SEKRETARIAT - 6 13 - 6 - - 40 2 8 - - 75

3. BIDANG PENELITIAN,

PENGENDALIAN DAN EVALUASI - 4 4 - 2 - - 1 - - - - 11

4. BIDANG FISIK - 7 6 - - - - 2 - 1 - - 16

5. BIDANG EKONOMI - 7 4 - 1 - - 4 - 1 - - 17

6. BIDANG SOSIAL DAN BUDAYA - 7 3 - 1 - - 3 - - - - 14

7. BIDANG PEMERINTAHAN - 5 3 2 - - - 1 - - - - 11

8. BIDANG PENDANAAN

PEMBANGUNAN - 5 4 - - - - 2 - 1 - - 12

9. UPTB PUSAT DATA DAN ANALISIS

PEMBANGUNAN - 5 3 - 1 - - 2 1 - 12

10. KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL 1 17 16 - 1 - - - 35

11. KOMITE PERENCANA - 2 1 - - - 3

(18)

Rencana Strategis

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat

Tahun 2013 - 2018

Sumber: Data Kepegawaian, 2013

Perencanaan pembangunan yang disusun oleh Bappeda Provinsi Jawa Barat melalui proses pengkajian yang mendalam dari para tenaga ahli sesuai keahliannya. Dengan demikian, perencanaan pembangunan yang dilakukan Bappeda tidak terlepas dari perencanaan dengan pendekatan teknokratik, untuk itu dibentuklah :

1. Komite Perencana, yaitu sekumpulan tenaga ahli/pakar yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur yang memiliki kemampuan untuk merumuskan dan memberikan masukan dalam bidang perencanaan yang dikoordinasikan oleh Bappeda Provinsi Jawa Barat.

2. Dewan Riset Daerah, yaitu sekumpulan tenaga riset yang dibentuk berdasarkan Peraturan Kepala Daerah dengan tugas membantu penyusunan dan pengembangan Strategi Pengembangan IPTEK Daerah melalui pemikiran-pemikiran untuk mendorong, peningkatan investasi di daerah dan langkah pengembangan/penguatan sistem IPTEK yang terarah di daerah, peningkatan difusi IPTEK dalam keseluruhan aktivitas bisnis dan non-bisnis di daerah, serta menggali, mengembangkan dan memanfaatkan potensi terbaik bagi sistem Iptek untuk keunggulan daerah.

Fungsi DRD adalah memberikan masukan kepada pemerintah daerah berupa pemikiran dalam rangka:

1. Pemetaan kebutuhan iptek

2. Mencari, memenuhi, merumuskan kebijakan dan arah pembangunan iptek sesuai dengan potensi keungulan yang dimiliki;

3. Menentukan prioritas utama dan peringkat kepentingan permasalahan riset dan iptek 4. Pemantauan, penilaian, evaluasi terhadap arah kebijakan iptek

DRD berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Gubernur selaku kepala daerah provinsi. Kedudukan DRD secara geografis adalah di ibu kota provinsi.

2.3.

Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana pendukung kegiatan Bappeda Provinsi Jawa Barat adalah Gedung kantor seluas 6.800 m², Kendaraan Dinas sebanyak 21 Unit, Saluran Telepon sebanyak 16 Line, ruang rapat yang memadai dapat menampung 20 s/d 250 Orang yaitu ruang rapat utama; RS.Soehoed Warnaen dan Operation Room serta 7 ruang rapat biasa.

Guna mendukung proses peningkatan kualitas perencanaan Provinsi Jawa Barat, Bappeda juga sedang membangun sebuah Kampus Lapangan di Pasirjambu Kabupaten Bandung, dengan nama : Kampus Lapangan Perencanaan Pembangunan Daerah (KLP2D) Provinsi Jawa Barat.

(19)

Rencana Strategis

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat

Tahun 2013 - 2018

2.4.

Kinerja Pelayanan SKPD

Secara umum, salah satu kewajiban pemerintah adalah memberikan pelayanan yang menjadi hak setiap warga negara ataupun memberikan pelayanan kepada warganegara yang memenuhi kewajibannya terhadap negara. Kewajiban pemerintah, maupun hak setiap warga negara pada umumnya disebutkan dalam konstitusi suatu Negara, termasuk Bappeda Provinsi Jawa Barat didalamnya.

Jika dilihat dari jenisnya, pelayanan dapat dibedakan ke dalam beberapa jenis pelayanan, yaitu:

Pertama, Pelayanan Administratif yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh publik, misalnya status kewarganegaraan, sertifikat kompetensi, kepemilikan atau penguasaan terhadap suatu barang dan sebagainya. Dokumen-dokumen ini antara lain kartu Tanda Penduduk (KTP), Akte Pernikahan, Akte kelahiran, Akte Kematian, Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB), Surat Ijin Mengemudi (SIM), Surat Tanda Kendaraan Bermotor (STNK), Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), Paspor, Sertifikat Kepemilikan / Penguasaan Tanah dan sebagainya.

Kedua, Pelayanan Barang yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk / jenis barang yang digunakan oleh publik, misalnya jaringan telepon, penyediaan tenaga listrik, air bersih, dan sebagainya.

Ketiga: Pelayanan Jasa yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan oleh publik, misalnya pendidikan, pemeliharaan kesehatan, penyelenggaraan transportasi, pos, dan lain sebagainya.

Sementara itu, jika dilihat berdasarkan pola pelayanan maka dapat dibedakan dalam 5 macam pola, yaitu :

Pertama, Pola Pelayanan Teknis Fungsional. Adalah pola pelayanan masyarakat yang diberikan oleh suatu instansi pemerintah sesuai dengan bidang tugas, fungsi dan kewenangannya.

Kedua, Pola Pelayanan Satu Pintu. Merupakan pola pelayanan masyarakat yang diberikan secara tunggal oleh suatu unit kerja pemerintah berdasarkan pelimpahan wewenang dari unit kerja pemerintah terkait lainnya yang bersangkutan.

Ketiga, Pola Pelayanan Satu Atap. Pola pelayanan disini dilakukan secara terpadu pada satu instansi pemerintah yang bersangkutan sesuai kewenangan masing-masing.

Keempat, Pola Pelayanan Terpusat. Adalah pola pelayanan masyarakat yang dilakukan oleh suatu instansi pemerintah yang bertindak selaku koordinator terhadap pelayanan instansi pemerintah lainnya yang terkait dengan bidang pelayanan masyarakat yang bersangkutan.

(20)

Rencana Strategis

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat

Tahun 2013 - 2018

Berdasarkan jenis dan pola pelayanan yang telah disebutkan diatas, maka pada dasarnya Bappeda Provinsi Jawa Barat melaksanakan jenis pelayanan administrasi dengan pola pelayanan teknis fungsional dan pola pelayanan elektronik.

(21)

Rencana Strategis

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat

Tahun 2013 - 2018

T

a

be

l

2.

4

P

e

n

ca

p

a

ia

n

Ki

n

e

rja

P

e

la

ya

n

a

n

SK

P

(22)

Rencana Strategis

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat

Tahun 2013 - 2018

T

a

be

l

2.

5

A

n

gga

ra

n

d

a

n

Re

a

li

sasi

P

e

n

d

a

n

a

a

n

P

e

la

ya

n

a

n

SKP

(23)

Rencana Strategis

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat

Tahun 2013 - 2018

2.5.

Jenis Pelayanan Administrasi

Jenis pelayanan administrasi yang dilaksanakan adalah dengan menyediakan berbagai dokumen perencanaan resmi yang dibutuhkan dalam proses pembangunan daerah. Dokumen-dokumen tersebut adalah 1) dokumen Peraturan Gubernur tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Murni dan RKPD Perubahan sebagai dasar dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Murni dan APBD Perubahan; 2) dokumen Kebijakan Umum dan Anggaran serta Plafon dan Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS); 3) Buku Jawa Barat dalam Angka (Kerjasama dengan Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat); 4) dokumen dokumen kajian strategis perencanaan pembangunan di Jawa Barat yang meliputi dokumen kajian bidang ekonomi, bidang sosial budaya, bidang fisik (Infrastruktur dan Tata Ruang Lingkungan Hidup) serta dokumen perencanaan bidang pemerintahan.

Dokumen- dokumen tersebut disusun setiap tahun dan kemudian disosialisasikan kepada seluruh stakeholders (pemangku kepentingan) pembangunan di Jawa Barat. Sedangkan dokumen – dokumen yang dihasilkan dalam jangka waktu tertentu, yaitu dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Barat tahun 2005 – 2025 yang berlaku selama 20 tahun, dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat tahunb 2009 – 2029 yang juga berlaku selama 20 tahun, dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat yang disusun selama 5 tahun sekali bersamaan dengan masa jabatan Kepala Daerah.

Setiap dokumen perencanaan yang disusun oleh Bappeda Provinsi Jawa Barat kemudian dijadikan pedoman oleh seluruh Kabupaten/Kota dan OPD/Biro ataupun stakeholders lainnya dalam menyusun dokumen-dokumen perencanaan lainnya. Selain pelayanan secara administrasi berupa dokumen, Bappeda Provinsi Jawa Barat juga memberikan pelayanan yang sifatnya Surat Rekomendasi dalam penyusunan dokumen rencana pembangunan kabupaten/kota, yaitu dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten/Kota.

(24)

Rencana Strategis

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat

Tahun 2013 - 2018

dan Merekonstruksi Rute Terpendek Pencapaian RTS dari titik KM 0 Pro Poor Jabar untuk Pengelolaan Data, Pengendalian dan Perwalian RTS (Tiang Bendera Kantor Gubernur Jabar, Jl. Diponegoro No. 22 Bandung) serta Hal yang Sama dari Kantor Bupati/Walikota. Setelah itu menvisualisasikan Identitas RTS secara Lengkap bersama Keluarganya melalui Media Foto (5 foto) dan Tabulasi Data kemudian menentukan Intervensi Program/Kegiatan/Pekerjaan yang sesuai untuk lepas dari kondisi kemiskinan. Sementara RKPD JABAR Online 2101 adalah suatu sistem informasi perencanaan secara online dengan alamat : www.rkpdjabaronline.jabarprov.go.id yang dibuat untuk proses pengusulan program dan kegiatan prioritas Provinsi Jawa Barat dalam rangka penyusunan dokumen perencanaan tahunan, yaitu dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat

RKPD Jabar Online 2101 merupakan salah satu inovasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk proses perencanaan, sehingga terwujud efektifitas dan efisiensi perencanaan di Jawa Barat. Sistem RKPDJabar Online memberikan kemudahan aksesbilitas pengusulan program dan kegiatan dari berbagai stakeholder pembangunan, dimana stakeholder pembangunan diajak turut serta berperan aktif merencanakan pembangunan di Jawa Barat. Salah satu titik kritis yang dapat diatasi dengan RKPDJabar Online ini adalah bagaimana mewujudkan mekanisme seleksi program dan kegiatan prioritas tingkat provinsi yang efisien dan efektif, serta sesuai dengan aturan perundangan yang ada. Selain itu, secara teknis, sistem informasi ini dipersiapkan sebagai bank data usulan program dan kegiatan pembangunan sampai dengan tahun 2101. Adanya RKPDJabar Online 2101 diharapkan dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan yang lebih akuntabel dan transparan di Jawa Barat dalam rangka mewujudkan Jawa Barat sebagai provinsi termaju di Indonesia.

2.6.

Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD yang

Dihadapi

Siklus perencanaan pembangunan tahunan daerah dilaksanakan secara kontinyu setiap tahun. Setiap Provinsi dan Kabupaten dituntut untuk membuat sebuah dokumen perencanaan tahunan dengan sebutan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang memuat daftar rencana program dan kegiatan prioritas untuk satu tahun mendatang sesuai dengan Permendagri No 54 Tahun 2010. Proses pembahasan program dan kegiatan prioritas tersebut dilaksanakan melalui metode MUSRENBANG secara berjenjang, dimulai dari tingkat Musrenbang Desa/Kelurahan, Musrenbang Kecamatan, Musrenbang Kabupaten/Kota, Musrenbang Provinsi dan terakhir di Musrenbang Nasional. Sementara di tingkat OPD Provinsi, pembahasan dan musyawarah program dan kegiatan prioritas dilaksanakan melalui "Forum OPD Provinsi".

(25)

Rencana Strategis

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat

Tahun 2013 - 2018

proses pengusulan program dan kegiatan prioritas hasil Musrenbang Kabupaten/Kota, Hasil Forum OPD, Hibah dan Bantuan Sosial yang disampaikan ke Provinsi dilakukan secara manual, melalui Surat Menyurat dan melalui transfer file, menggunakan Microsoft Excel. Hal ini tentunya tidak efektif dan efisien.

Pada saat RKPD Jabar Online belum ada, permasalahan yang muncul adalah sebagai berikut:

Permasalahan Umum

1. Terbatasnya akses masyarakat untuk berperan aktif dalam perencanaan pembangunan di Jawa Barat:

2. Proses Perencanaan pembangunan lebih didominasi oleh kepentingan partai politikgolongan tertentu;

3. Tidak adanya kepastian hukum bagi masyarakat saat mengusulkan program dan kegiatan; 4. Stakeholders hanya dapat mengusulkan program dan kegiatan sampai dengan 1 (satu) tahun

ke depan;

Permasalahan Khusus

1. Perbedaan format dan persyaratan pengusulan program dan kegiatan dari stakeholders 2. Sulitnya pemilahan dan penentuan kategori usulan kegiatan oleh stakeholders;

3. Sulitnya proses seleksi usulan kegiatan prioritas yang dilakukan oleh Bappeda selaku perencana provinsi dan juga oleh OPD Provinsi selaku perencana sektoral;

4. Data usulan program dan kegiatan yang disampaikan ke provinsi seringkali tercecer dan hilang berkasnya;

5. Usulan yang disampaikan berupa kertas dan dokumen sehingga memerlukan ruang/space yang sangat besar untuk menyimpan dokumen tersebut;

6. Proses report yang dihasilkan memerlukan pengolahan data yang rumit dan waktu yang lama; 7. Report tidak dapat diakses oleh stakeholders secara langsung;

Sementara itu, dalam konteks pengembangan KM 0 Pro Poor Jawa Barat, diawali untuk mengatasi kondisi tidak terstrukturnya data-data pembangunan yang ada di Jawa Barat. Hal ini sangatlah wajar terjadi karena di Provinsi Jawa Barat terdapat 1 (satu) Badan Pusat Statistik di Tingkat Provinsi dan 27 BPS di setiap Kabupaten/Kota. Untuk mengatasi hal diatas, maka diperlukan suatu lembaga yang dapat menjadi jembatan dan menjadi pengelola data-data pembangunan yang ada di Jawa Barat, khususnya data kemiskinan. Data kemiskinan ini sangatlah penting, karena sering dijadikan sebagai tolok ukur indikator pembangunan yang muncul dalam setiap Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah di akhir tahun.

(26)

Rencana Strategis

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat

Tahun 2013 - 2018

dengan memfoto keadaan orang miskin tersebut, kemudian diupload ke dalam sistem KM 0 Pro Poor Jabar.

(27)

Rencana Strategis

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat

Tahun 2013 - 2018

BAB 3 ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN

FUNGSI BAPPEDA PROVINSI JAWA BARAT

3.1.

Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

Bappeda Provinsi Jawa Barat

Dengan adanya perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Kepala BAPPEDA dalam hal ini Kepala BAPPEDA Provinsi Jawa Barat bertanggungjawab dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi perencanaan yang menemban urusan penunjang pemerintahan. BAPPEDA Provinsi Jawa Barat merupakan unsur pelaksana Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang mempunyai tugas membantu Gubernur melaksanakan kewenangan di bidang perencanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bappeda memiliki tugas dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan daerah, serta menyelenggarakan tiga fungsi utama, yaitu perumusan kebijakan teknis perencanaan, pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan, serta pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan daerah.

Tantangan yang masih relevan dengan organisasi baru pada Tahun 2017 dan Tahun 2018, Bappeda Provinsi Jawa Barat diharapkan dapat menghasilkan perencanaan yang berkualitas dan akuntabel,

yang memerlukan dukungan dari berbagai unsur pembangunan. Peningkatan kualitas perencanaan tidak terlepas dari kapasitas kelembagaan BAPPEDA yang meliputi kapasitas SDM, sarana dan prasarana, serta sistem perencanaan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Sistem perencanaan tersebut meliputi :

Pertama, Peningkatan kapasitas SDM baik melalui pendidikan formal maupun diklat fungsional;

Kedua, Penyediaan hasil-hasil kajian/penelitian yang mendukung penyusunan perumusan kebijakan perencanaan pembangunan daerah;

Ketiga, Koordinasi, integrasi dan sinkronisasi perencanaan pembangunan daerah; dan

Keempat, Pemanfaatan teknologi informasi dalam penyusunan perencanaan, pengolahan data dan informasi berbasis web untuk pengolahan data perencanaan.

Pelaksanaan tugas dan fungsi Bappeda ke depan masih menghadapi beberapa permasalahan dan tantangan antara lain :

1. Perubahan peraturan perundangan dan pedoman yang mengatur mekanisme perencanaan; 2. Krisis kepercayaan masyarakat terhadap perencanaan yang tidak implementatif

(28)

Rencana Strategis

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat

Tahun 2013 - 2018

4. Kapasitas dan komitmen PD pada proses perencanaan belum optimal

5. Keterbatasan anggaran untuk mewujudkan implementasi perencanaan prioritas dan target pembangunan

6. Keterbatasan jumlah sumber daya manusia seiring dengan banyaknya Aparatur Sipil Negara (ASN) yang akan menempuh masa purna bakti di tahun 2018, termasuk di lingkungan Bappeda Provinsi Jawa Barat, serta kebijakan moratorium ASN di Pemprov Jabar yang telah berlangsung selama 7 (tujuh) tahun.

7. Kompetensi sumberdaya manusia di bidang perencanaan belum optimal dalam menganalisis kegiatan yang layak untuk mewujudkan tujuan pembangunan pemerintah provinsi dan dalam mengaplikasikan teknologi informasi untuk perencanaan.

8. Hasil evaluasi dan pengendalian belum menjadi input perencanaan pembangunan daerah (kajian dan penelitian di BP2D)

9. Pengelolaan dan pemanfaatan data serta hasi anaisis data, teknologi informasi dan komunikasi belum optimal (penelitian dan pengembangan di BP2D serta Diskominfo)

Untuk mewujudkan pembangunan yang sesuai dengan sasaran misi RPJMD, Bappeda Provinsi Jawa Barat diharapkan responsif, kreatif dan inovatif agar mampu mengatasi dan tantangan untuk mewujudkan perencanaan yang berkualitas dan akuntabel. Sehingga diperlukan keterlibatan pelaku pembangunan secara partisipatif melalui peningkatan kualitas perencanaan teknokratik, peningkatan kapasitas SDM perencanaan, pemantapan kelembagaan perencanaan di tingkat basis, serta koordinasi dan komunikasi antar pemangku kepentingan. Beberapa kondisi yang perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut :

1. Perencanaan pembangunan dalam kerangka regulasi dan investasi, fokus kepada hasil, yaitu; kesejahteraan masyarakat, pelayanan publik, dan daya saing daerah.

2. Program disusun berdasarkan kontribusinya terhadap daya ungkit untuk mencapai hasil (Program

follow Result)

3. Percepatan capaian target pembangunan melalui Rencana aksi Multi Pihak Implementasi Pekerjaan (RAM-IP) yang dituangkan pada SK Gubernur Nomor 500 Tahun 2014

4. Penerapan anggaran berbasis kinerja. Hasil yang dicapai dari penggunaan sumberdaya (money

follow program)

5. Tanggung jawab pada level program dan kegiatan, pemberlakuan Perjanjian Kinerja(PK) di seluruh level birokrasi dengan reward and punishment yang jelas.

6. Evaluasi terintegrasi antara perencanaan, penganggaran, dan evaluasi

3.2.

Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah

(29)

Rencana Strategis

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat

Tahun 2013 - 2018

Barat Maju dan Sejahtera untuk Semua”, serta khususnya Misi ketiga yaitu ”Me i gkatka Ki erja

Pe eri taha , Profesio alis e Aparatur, da Perluasa Partisipasi Publik” merupakan acuan Bappeda Provinsi Jawa Barat dalam merumuskan Visi dan Misi Bappeda, sesuai tugas pokok dan fungsi dalam bidang perencanaan yang akan mendukung kepada Indikator Kinerja Utama (IKU) Gubernur dan Wakil Gubernur untuk Misi Ketiga tersebut..

Sasaran dari Misi ketiga, yaitu meningkatnya kualitas dan akuntabilitas layanan pemerintahan serta mewujudkan perluasan partisipasi publik, dan meningkatnya kualitas tata kelola pemerintahan berbasis IPTEK memiliki indikator kinerja utama yang harus dicapai. Indikator kinerja utama sasaran misi ketiga yang terkait dengan tugas dan fungsi Bappeda diantaranya adalah indikator daya saing provinsi dan indeks keterbukaan informasi publik.

Kedudukan Bappeda sebagai OPD dan sebagai koordinator perencanaan seluruh sektor/ OPD Provinsi Jawa Barat menuntut kinerja dan kualitas perencanaan pembangunan yang komprehensif. Bappeda sebagai lembaga perencanaan dan organisasi pembelajaran (learning organization) harus mengoptimalkan dan meningkatkan kesesuaian prioritas dan target pembangunan seluruh usulan program dan kegiatan yang sesuai dengan indikator kinerja utama kepala daerah dan indikator kinerja program dalam mencapai Visi dan Misi Kepala Daerah.

Dalam periode 5 (lima) tahun ke depan, dalam mengoptimalisasikan pelaksanaan tugas dan fungsinya, Bappeda harus memprioritaskan peningkatan kapasitas, kecepatan dan mutu pelayanan, serta pengelolaan sumber daya yang efektif dan efisien. Setiap bidang dituntut untuk mampu mengantisipasi perubahan eksternal dan internal dalam menyusun perencanaan dan merumuskan kebijakan pembangunan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing Bidang lingkup Bappeda.

Perwujudan Misi ketiga yang sekaligus menerapkan proses/siklus manajemen (Planning, Organizing, Actuating, and Controlling), memerankan Bappeda dalam seluruh proses. Tahap awal yaitu perencanaan kebijakan makro dan sektoral, serta perencanaan anggaran berbasis kinerja dan pendekatan bottom up untuk merumuskan perencanaan yang jelas dan terukur agar sesuai sasaran dan indikator pencapaian hasil dari program pembangunan, serta memastikan program dan kegiatan ditujukan dan mengakomodir kepentingan/ kesejahteraan masyarakat Jawa Barat. Tahap kedua, perumusan perencanaan tersebut membutuhkan pembagian peran, koordinasi yang terus menerus, dan dukungan kapasitas sumber daya pemerintahan (SDM Perencana dan sistem informasi perencanaan pembangunan) yang baik. Fungsi Bappeda sebagai OPD yang memberikan pelayanan dalam bidang perencanaan, yang sekaligus juga menjadi koordinator perencanaan seluruh OPD, harus berperan dan mendukung setiap program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Tahap selanjutnya, Bappeda berperan dalam menilai kemajuan dan hasil perencanaan pembangunan untuk mengukur pencapaiannya sesuai sasaran dan target yang ditetapkan.

(30)

Rencana Strategis

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat

Tahun 2013 - 2018

pemanfaatan hasil evaluasi dalam menyempurnakan perencanaan pembangunan periode perencanaan selanjutnya. Penyediaan satu data dan informasi pembangunan Jawa Barat yang akurat dan mudah diakses harus diprioritaskan, untuk mendukung Bappeda dan pemangku kepentingan lainnya dalam proses perencanaan dan perumusan kebijakan pembangunan, serta membantu penyediaan data dan informasi bagi masyarakat yang membutuhkan. Selain itu peningkatan kapasitas dan kualitas SDM perencana Bappeda serta penerapan sistem informasi perencanaan pembangunan harus diprioritaskan untuk mendukung kehandalan perencanaan serta menjamin produk perencanaan dan kajian pembangunan yang bermanfaat bagi pembuat keputusan, perumus kebijakan, pemangku kepentingan dan masyarakat, sebagai bentuk kontribusi pelayanan Bappeda dalam mewujudkan Jawa Barat Maju dan Sejahtera untuk Semua.

3.3.

Telaahan Renstra Bappenas dan Renstra Bappeda Provinsi Jawa Barat

Renstra Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) tercermin pada Visi dan Misi Bappenas yaitu mewujudkan lembaga perencana yang handal, kredibel, dan proaktif untuk mendukung pencapaian tujuan berbangsa dan bernegara, Visi tersebut diturunkan melalui Misi : 1. Menyusun rencana pembangunan nasional yang berkualitas dalam rangka:

a. mengintegrasikan, memadukan (sinkronisasi), dan mensinergikan baik antardaerah, antarruang, antarwaktu, dan antarfungsi pemerintah, maupun antara pusat dengan daerah; b. mewujudkan keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan

dan pengawasan;

c. mengoptimalkan partisipasi masyarakat;

d. menggunakan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan.

2. Melakukan pemantauan dan evaluasi kinerja pelaksanaan rencana pembangunan nasional, kajian dan evaluasi kebijakan yang berkualitas terhadap permasalahan pembangunan, sebagai masukan bagi proses perencanaan berikutnya dan atau untuk perumusan kebijakan pembangunan di berbagai bidang.

(31)

Rencana Strategis

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat

Tahun 2013 - 2018

Keselarasan antara Renstra Bappenas dan Bappeda, diantaranya terlihat dalam tujuan penyusunan rencana pembangunan nasional dan Jawa Barat, yaitu mengintegrasikan, memadukan (sinkronisasi), dan mensinergikan baik antardaerah, antarruang, antarwaktu, dan antarfungsi pemerintah, maupun antara pusat dengan daerah; mewujudkan keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan; dan mengoptimalkan partisipasi masyarakat.

3.4.

Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup

Strategis

Bappeda Provinsi Jawa Barat menyelenggarakan perumusan koordinasi penyusunan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), dan rencana pembangunan tahunan daerah. RTRW merupakan matra spasial dari RPJP, dan disusun dengan memperhatikan aspek daya dukung dan daya tampung lingkungan, yang mencakup perencanaan ruang darat, laut, udara, dan dalam bumi. Peraturan Daerah Nomor 22 Tahun 2010 tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 memuat pengaturan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang, yang menghasilkan rencana struktur ruang, rencana pola ruang, dan rencana kawasan strategis provinsi dalam jangka waktu 20 tahun. Perwujudan indikasi program pemanfataan ruang terdiri dari program utama, pelaksana, lokasi, sumber pembiayaan dan waktu pelaksanaan 5 (lima) tahunan. RTRW menjadi acuan dalam penyusunan RPJMD, khususnya terkait kebijakan pengembangan wilayah, rencana struktur ruang dan pola ruang, serta indikasi program pemanfaatan ruang (dalam 5 tahunan). Keselarasan tugas dan fungsi Bappeda dalam menyelenggarakan kebijakan teknis penataan ruang akan dilakukan melalui perumusan perencanaan dan pelaksanaan koordinasi kewilayahan dan sektoral yang memperhatikan kebijakan dan rencana tata ruang, termasuk aspek daya dukung lingkungannya. Koordinasi khususnya dalam mensosialisasikan dan memberi pemahaman tentang penerapan 4 (empat) sasaran penataan ruang terkait ruang kawasan lindung dan ruang ketahanan pangan, ruang investasi dan dukungan infrastruktur strategis, ruang kawasan perkotaan dan perdesaan, serta pelaksanaan prinsip mitigasi bencana, dalam mencapai tujuan penataan ruang Jawa Barat yaitu mewujudkan tata ruang wilayah yang efisien, berkelanjutan dan berdayasaing menuju Provinsi Jawa Barat Termaju di Indonesia. Penyelenggaraan koordinasi mencakup proses pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang dengan seluruh pemangku kepentingan terkait penataan ruang. Tugas Bappeda dalam menjaga keselarasan perencanaan menjadi kunci utama sinergitas perencanaan penataan ruang yang mengakomodir kepentingan pusat, provinsi dan kabupaten/kota.

(32)

Rencana Strategis

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat

Tahun 2013 - 2018

untuk memastikan, mengendalikan, dan mengevaluasi perwujudan RTRW, mengantisipasi dan menangani permasalahan lingkungan hidup, sebagai bentuk eksistensi Bappeda dalam pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan.

Tantangan penataan ruang akibat peningkatan jumlah penduduk di perkotaan menuntut penyediaan dan pelayanan sarana dan prasarana yang memadai, serta infrastruktur strategis antar pusat kegiatan untuk mendukung kemudahan aktivitas ekonomi dan mempercepat pemerataan hasil pembangunan. Tugas Bappeda dalam perencanaan dan pelaksanaan program pengembangan pada Pusat Kegiatan Nasional (PKN), PKN-provinsi (PKNp), dan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) perlu diwujudkan sesuai sarana prasarana minimal yang harus tersedia. Cakupan pelayanan pusat kegiatan yang berupa kawasan perkotaan, akan terus berkembang, termasuk fenomena metropolitan dan pembentukan pusat-pusat pertumbuhan baru yang didorong perkembangannya. Pembangunan di kawasan metropolitan dan pusat pertumbuhan perlu dikelola agar sesuai dengan fungsi yang direncanakan. Dinamika perubahan kebijakan internal dan eksternal, termasuk perkembangan kawasan perkotaan, menjadi perhatian Bappeda dalam peninjauan kembali RTRWP pada periode 5 (lima) tahun ke depan.

3.5.

Penentuan Isu-isu Strategis

Berdasarkan permasalahan dan tantangan 5 (lima) tahun ke depan, isu tugas dan fungsi Bappeda, maka dirumuskan isu-isu strategis yang perlu ditangani dan kemudian akan menjadi tugas Bappeda Provinsi Jawa Barat dalam menyelenggarakan kebijakan teknis bidang perencanaan pembangunan, menyelenggarakan koordinasi, pembinaan, pengendalian, fasilitasi dan pelaksanaan urusan pemerintahan daerah di bidang perencanaan pembangunan, yaitu:

1. Perencanaan pembangunan belum jelas dan terukur

2. Hasil pengendalian dan evaluasi tidak digunakan sebagai dasar perencanaan

3. Konsistensi dan transparansi perencanaan pembangunan wilayah antar sektor dan tingkat pemerintahan

4. Konsistensi perencanaan dan pelaksanaan pembangunan

Gambar

Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi BAPPEDA
Tabel 2.1
Tabel 2.2 Rekapitulasi Pegawai Bappeda Provinsi Jawa Barat
Tabel 2.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara, dengan judul Analisis Kelarutan

Bab ini berisi tentang penjelasan mengenai langkah – langkah yang harus dilalukan untuk dapat mencapai tujuan dari penelitian tugas akhir ini yang meliputi perhitungan

4.2 Tipe yang paling sering digunakan mahasiswa untuk mengekspresikan kesantunan berbahasa dalam pembelajaran bahasa Inggris profesi di STIPAR Triatma Jaya adalah

Proses penyusunan dokumen SPKD dilakukan secara partisipatif dengan pelibatan aktif sebagian besar komponen masyarakat dari tingkat desa sampai ke tingkat Kabupaten, yang

Skripsi dengan judul “Peningkatan Kemampuan Berhitung dan Aktivitas Bermain Siswa Menggunakan Alat Peraga Lidi dalam Make A Match pada Siswa Kelas II SDN Tlekung

Dan selain azab yang menimpa ayah Mariamin, tidak ada lagi azab-azab lain yang terkait dengan tokoh utama dalam novel

1) Penetapan Pagu Raskin Nasional yang merupakan hasil kesepakatan pembahasan antara pemerintah dan DPR yang dituangkan dalam Undang-Undang APBN tahun anggaran 2015.

Sebagian dari responden mengatakan sosialisasi yang mereka terima mengenai kegiatan ini dirasa masih kurang mengena, sehingga masih banyak mahasiswa yang kurang memahami