• Tidak ada hasil yang ditemukan

Akuntansi dan Pengendalian Pengelolaan K

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Akuntansi dan Pengendalian Pengelolaan K"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Akuntansi dan Pengendalian Pengelolaan Keuangan Daerah Reny Oktaviani

Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Surabaya Renyoktaviani99@yahoo.com

ABSTRAK

Mengelola keuangan daerah berarti mengelola anggaran daerah, karena segala aktivitas pemerintahan daerah hampir dapat dipastikan terkait dengan pengelolaan penerimaan dan pengeluaran dana yang terdapat dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja serta Pembiayaan Daerah yang lebih dikenal dengan APBD. Kegiatan pengelolaan APBD dimaksud meliputi kegiatan perencanaan anggaran, pelaksanaan anggaran, dan pengawasan atau pengendalian anggaran termasuk pelaporan pelaksanaan anggaran.Anggaran yang telah disahkan dan mulai dilaksanakan harus dikendalikan. Pelaksanaan anggaran berupa aktivitas penerimaan dan pengeluaran dana memerlukan suatu alat kendali yaitu perlunya suatu pencatatan dan pelaporan atas aktivitas penerimaan dan pengeluaran anggaran. Pencatatan dan pelaporan tersebut tidak lain adalah “akuntansi” yang lebih dikenal dengan istilah pembukuan.

Kata Kunci : Akuntansi, Pengelolaan, Keuangan Daerah

A. Pendahuluan

(2)

Tahun 1999 yang menggantikan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1956 yang berkaitan dengan keuangan negara dan daerah.

Kegiatan pengelolaan dimulai pada awal tahun anggaran setelah anggaran disahkan dengan perkiraan (forecast/ prediction) kebutuhan akan dana kas yang berbasis pada antisipasi komitmen yang dibuat baik atas kebutuhan belanja yang bersifat rutin maupun kebutuhan belanja yang bersifat tidak rutin (kebutuhan belanja modal atau pembangunan). Anggaran yang telah disahkan dan mulai dilaksanakan harus dikendalikan melalui pencatatan dan pelaporan atas aktivitas penerimaan dan pengeluaran dana memerlukan suatu alat kendali yang disebut dengan akuntansi. Agar dapat dikendalikan, maka pelaporan dari akuntansi mencakup pelaporan selama anggaran dilaksanakan dan pelaporan saat akhir atau selesainya pelaksanaan anggaran.

Selama dalam pelaksanaan diperlukan pelaporan akuntansi manajemen dan pada saat akhir pelaksanaan diperlukan pelaporan akuntansi keuangan.Pelaporan keuangan di suatu pemerintahan daerah yang termasuk dalam lingkup ilmu akuntansi sektor publik merupakan sebuah elemen kunci atas akuntabilitas pemerintahan daerah tersebut. Akuntabilitas yang dimaksud adalah akuntabilitas kepada publik pengguna laporan keuangan yang mencakup rakyat, pembayar pajak atau retribusi, kreditur atau rekanan, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan lain-lain.

Dengan demikian, pelaporan anggaran yang merupakan bagian dari laporan keuangan menjadi sangat penting. Laporan tersebut akan sangat terbantu dengan adanya sistem akuntansi keuangan. Masalah-masalah yang akan dibahas dalam artikel ilmiah ini adalah pengertian akuntansi keuangan pemerintah daerah, anggaran keuangan pemerintah daerah, sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah, dan audit sektor publik dalam pengawasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

B. Pengertian Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah

Secara sederhana kegiatan mencatat transaksi yang berhubungan dengan kegiatan keuangan dapat disebut akuntansi. Menurut Arens (2003:18),

(3)

informasi keuangan, yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan”. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi merupakan suatu kegiatan yang tujuan akhirnya adalah untuk memberikan informasi kepada para

pengambil keputusan dalam suatu entitas atau organisasi.

Halim (2012:43) menyatakan “Akuntansi keuangan daerah adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari entitas pemerintah daerah (kabupaten, kota, atau provinsi) dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak-pihak eksternal pemerintah daerah yang memerlukan….”.

C. Anggaran Keuangan Pemerintah Daerah

Sebagaimana yang telah dinyatakan dalam PP 105 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Kepala Daerah dinyatakan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah disusun berdasarkan pendekatan kinerja. Anggaran kinerja adalah pendekatan penyusunan anggaran yang menekankan pada pencapaian tujuan dan sasaran kinerja, yang artinya anggaran digunakan sebagai alat pencapaian tujuan yang didasarkan pada konsep value for money. Sehingga dengan pendekatan ini pemerintah didorong untuk menggunakan dana secara ekonomis dan dituntut untuk mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Anggaran pemerintah daerah adalah rencana kegiatan yang direpresentasikan dalam bentuk rencana perolehan pendapatan dan belanja dalam satuan moneter. Anggaran merupakan dokumen yang menggambarkan kondisi keuangan dari suatu organisasi yang meliputi informasi mengenai pendapatan, belanja, aktivitas dan estimasi mengenai apa yang akan dilakukan organisasi di masa yang akan datang. Anggaran juga menggambarkan mengenai rencana strategis yang akan dilaksanakan oleh organisasi pemerintah daerah berdasarkan mandat yang diberikan oleh para stake holder pemerintah daerah. Dalam sistem penyelenggaran pemerintahan di Indonesia, anggaran yang disusun oleh pemerintah daerah dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Halim,2007:36).

(4)

penyusunan anggaran yang berdasarkan incrementalism dan susunan anggaran yang bersifat line item. Penyusunan anggaran yang bersifat incrementalism dilakukan dengan hanya menambah atau mengurangi jumlah rupiah pada item-item anggaran. Susunan anggaran yang bersifat line item-item yaitu didasarkan atas sifat dari penerimaan dan pengeluaran. Metode line item tidak memungkinkan untuk menghilangkan item-item pengeluaran atau penerimaan yang telah ada dalam struktur anggaran walaupun sebenarnya itemtersebut tidak relevan lagi untuk digunakan pada periode sekarang.

Fungsi utama anggaran bagi pemerintah daerah adalah sebagai alat perencanaan, alat pengendalian, alat kebijakan fiskal, alat penilaian kinerja, alat menciptakan ruang publik, dan alat koordinasi dan komunikasi.Anggaran merupakan rencana kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk satuan moneter, sedangkan akuntansi merupakan kegiatan yang berusaha memberikan informasi mengenai kegiatan yang berkaitan dengan transaksi keuangan.Pada tahap pelaksanaan anggaran, akuntansi mencatat transaksi pelaksanaan anggaran tersebut. Akuntansi anggaran mencatat dan menyajikan akun atau perkiraan operasi dalam format yang sama dan sejajar dengan anggaran.

D. Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah

Penyediakan informasi secara tepat dan akurat dibutuhkan suatu sistem yang dapat digunakan dalam rangka penyediaan informasi. Sistem akuntansi adalah metode dan prosedur untuk mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengikhtisarkan, dan melaporkan informasi mengenai keuangan dan kinerja entitas.

(5)

perubahan struktur organisasi, perubahan kebutuhan informasi, sampai dengan alasan politik.

Salah satu kegiatan yang dilakukan dalam perancangan sistem akuntansi adalah menentukan basis akuntansi. Basis akuntansi atau dasar akuntansi berhubungan dengan saat atau kapan suatu pendapatan diakui sebagai penerimaan. Secara garis besar ada dua jenis dasar akuntansi yaitu dasar kas dan dasar akrual. Apabila suatu transaksi pada pemerintah daerah ditentukan untuk diakui pada saat kas diterima atau dibayarkan maka disebut dasar kas, akan tetapi apabila suatu transaksi ditentukan untuk diakui pada saat periode terjadinya dan bukan pada saat kas dibayar atau diterima, maka dasar ini disebut dengan dasar akrual.

Selain itu, terdapat sistem pencatatan untuk mengatur bagaimana suatu transaksi untuk dicatat.Ada dua sistem pencatatan yaitu sistem single entry dan sistem double entry. Sistem single entry mencatat transaksi hanya pada satu sisi atau satu kali pencatatan sebagaimana yang telah dilaksanakan selama ini pada entitas pemerintah daerah. Suatu penerimaan hanya dicatat mengenai sumber dan besarnya penerimaan yang bersangkutan, dan suatu biaya hanya dicatat untuk apa dan berapa biaya yang dikeluarkan.

Sedangkan sistem double entry mencatat transaksi pada dua sisi atau dua kali pencatatan, suatu penerimaan tidak hanya dicatat sumber dan besarnya penerimaan saja, akan tetapi dicatat juga dalam bentuk apa dan berapa besarnya penerimaan tersebut. Demikian pula pengeluaran tidak hanya dicatat untuk apa dan berapa besarnya biaya tersebut dikeluarkan, akan tetapi juga dalam bentuk apa biaya tersebut. Seiring dengan tuntutan reformasi di bidang keuangan yang menuntut akuntabilitas dan transparansi pengelolaan, sistem single entry sudah tidak dapat diterapkan lagi karena tidak dapat memberikan informasi yang komprehensif dan mencerminkan kinerja yang sesungguhnya.

(6)

keuangan daerah harus ditata dan dikelola sedemikian rupa sehingga mampu melunasi semua kewajiban…,(3) kejujuran artinya hal-hal yang menyangkut pengelolaan keuangan daerah pada prinsipnya harus diserahkan kepada pegawai yang benar-benar jujur…,(4) hasil guna dan daya guna merupakan tata cara mengurus keuangan daerah harus sedemikian rupa sehingga memungkinkan program dapat direncanakan dan dilaksanakan…,(5) pengendalian …agar semua tujuan dapat tercapai”.

E. Audit Sektor Publik dalam Pengawasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Secara umum yang dimaksud dengan pengawasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah segala kegiatan untuk menjamin agar pengumpulan-pengumpulan pendapatan daerah dan pembelanjaan pengeluaran-pengeluaran daerah berjalan sesuai dengan rencana, aturan-aturan, dan tujuan yang telah ditetapkan. Laporan keuangan pemerintah harus dapat memberikan informasi untuk membantu pemakai dalam membuat keputusan ekonomi, sosial, dan politik sebagai dasar dari akuntabilitas (Halim dalam Mardiasmo, 2000:7).

Tujuan pengawasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebagai berikut:

a. Untuk memastikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang disusun benar-benar sesuai dengan rencana strategik dan prioritas program yang telah ditetapkan.

b. Untuk memastikan bahwa pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tersebut benar-benar sesuai dengan anggaran, aturan-aturan, tujuan yang telah ditetapkan, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Jenis-jenis pengawasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dapat dibedakan berdasarkan objek yang diawasi, sifat pengawasan, dan metode pengawasannya.

1. Pengawasan Berdasarkan Objek

(7)

pokok antara pengawasan pendapatan daerah dengan pengawasan pengeluaran daerah terletak pada segi kompleksitasnya dan keketatannya. Dilihat dari segi kompleksitasnya, pengawasan pengeluaran daerah jauh lebih komplek daripada pengawasan pendapatan daerah.Karena pengawasan pengeluaran daerah tidak hanya dilakukan pada waktu sedang atau sesudah berlangsungnya kegiatan, tetapi juga pada waktu sebelum diadakan pengeluaran. Sedangkan pengawasan pendapatan hanya dilakukan berkaitan dengan penyetorannya ke kas daerah. Sementara berdasarkan keketatannya, pengawasan pendapatan biasanya jauh lebih longgar daripada pengawasan pengeluaran. Penyebabnya adalah agar kegiatan pengawasan tidak menghambat pengumpulan sumber-sumber pendapatan asli daerah.

2. Pengawasan Menurut Sifatnya

Menurut sifatnya pengawasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dapat dikelompokkan menjadi pengawasan preventif dan pengawasan detektif. Pengawasan preventif adalah pengawasan yang dilakukan pada tahap penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Sedangkan pengawasan detektif dilakukan pada tahap pelaksanaan dan pertanggungjawaban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

3. Pengawasan Menurut Metodenya

Menurut metodenya, pengawasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dapat dibedakan menjadi pengawasan melekat dan pengawasan fungsional. Pengawasan melekat adalah pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan atau atasan langsung suatu instansi kerja dalam lingkungan pemerintahan daerah terhadap bawahannya, terutama melalui pelembagaan sistem pengawasan pimpinan. Sedangkan pengawasan fungsional Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah pengawasan yang dilakukan oleh aparat pengawasan fungsional yang meliputi BPKP, Itwilprop, dan Itwilkab/kota. Cakupan pelaksanaan pengawasan fungsional meliputi, pelaksanaan tugas umum pemerintahan maupun pelaksanaan pembangunan.

(8)

Akuntansi keuangan daerah merupakan proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) daerah (provinsi, kabupaten, atau kota) yang dijadikan informasi dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak-pihak eksternal pemerintah daerah yang memerlukannya. Pihak-pihak eksternal entitas pemerintah daerah yang memerlukan informasi yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan daerah antara lain adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Badan Pengawas Keuangan (BPK), investor dan kreditor.

Anggaran pemerintah daerah adalah rencana kegiatan yang direpresentasikan dalam bentuk rencana perolehan pendapatan dan belanja dalam satuan moneter. Anggaran menggambarkan mengenai rencana strategis yang akan dilaksanakan oleh organisasi pemerintah daerah berdasarkan mandat yang diberikan oleh para stakeholder pemerintah daerah. Ada dua pendekatan yang digunakan dalam penyusunan anggaran yaitu pendekatan tradisional dan pendekatan new public management.

Penyediakan informasi secara tepat dan akurat dibutuhkan suatu sistem yang dapat digunakan dalam rangka penyediaan informasi. Sistem akuntansi adalah metode dan prosedur untuk mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengikhtisarkan, dan melaporkan informasi mengenai keuangan dan kinerja entitas.

Anggaran yang telah disahkan dan mulai dilaksanakan harus dikendalikan. Pelaksanaan anggaran berupa aktivitas penerimaan dan pengeluaran dana memerlukan suatu pengawasan. Secara umum yang dimaksud dengan pengawasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah segala kegiatan untuk menjamin agar pengumpulan-pengumpulan pendapatan daerah dan pembelanjaan pengeluaran-pengeluaran daerah berjalan sesuai dengan rencana, aturan-aturan, dan tujuan yang telah ditetapkan.

(9)

Halim,Abdul.(2007). Akuntansi dan Pengendalian Pengelolaan Keuangan Daerah Edisi Revisi. Yogyakarta:UPP STIM YKPN.

Halim, Abdul, & Muhammad, Syam Kusufi. (2012). Akuntansi Sektor Publik, Akuntansi Keuangan Daerah Edisi 4. Jakarta:Salemba Empat. Heibilon.(2011).Akuntansi Keuangan Daerah.

http://heibilon.blogspot.com/2011/12/-akuntansi-keuangan-daerah.html. (diakses 18 November 2014).

Mardiasmo.(2000).Tantangan Akuntansi sektor publik dalam Mewujudkan Good Governance dalam Perspektif Otonomi Daerah, Yogyakarta. Nugroho, Agung.( 2013). Pengertian Akuntansi Menurut Para Ahli.

Referensi

Dokumen terkait

Keterlibatan pihak lain dalam menguasai, mengelolah, dan memanfaatkan power yang dimiliki pengrajin membuat para pengrajin batu merah mengalami proses pelemahan dan

minyak kelapa murni Santan kelapa (lapisan atas) Blondo (lapisan tengah) air (lapisan bawah).. Flowsheet pembuatan sediaan emulsi minyak

Sedangkan untuk faktor intern perusahaan meliputi sasaran strategi pemasaran terpadu, sasaran strategi harga jangka pendek dan menengah yang ingin dicapai perusahaan, biaya

The results of the bivariate analysis showed no significant correlation between dependency with degree of post stroke anxiety and depression ( p≥0. The results of

Judul Modul: Melakukan Kalibrasi Sensor / Tranducer Modul - Versi 2018 Halaman 11 dari 13 dilakukan dari hasil antara pembacaan sensor / transducer yang dikalibrasi dengan

Pada tipe ini, jika handel kopling ditarik, plat penekan (pressure plate) akan ditekan ke dalam dari arah sebelah luar. Dengan tertekannya plat penekan tersebut, plat kopling

Priloga 5: Izkaz poslovnega izida Pekarne Grosuplje v tisoč SIT 2005 2004 Čisti prihodki iz prodaje Drugi poslovni prihodki Stroški blaga, materiala in storitev Stroški dela

Kemampuan sebagian besar guru yang cenderung terbatas dalam komunikasi dengan bahasa Inggris, baik tulis.