• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN EKONOMIS SERANGAN RAYAP DAN URGENSI TINDAKAN PENGAWETAN TERHADAP PEMBANGUNAN DI BEBERAPA PERUMAHAN KOTA PEMATANGSIANTAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN EKONOMIS SERANGAN RAYAP DAN URGENSI TINDAKAN PENGAWETAN TERHADAP PEMBANGUNAN DI BEBERAPA PERUMAHAN KOTA PEMATANGSIANTAR"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN: 1978-1520  1

KAJIAN EKONOMIS SERANGAN RAYAP DAN URGENSI

TINDAKAN PENGAWETAN TERHADAP PEMBANGUNAN DI

BEBERAPA PERUMAHAN KOTA PEMATANGSIANTAR

Triastuti*1, Irawaty Rosalyne2, Elfina Okto Posmaida Damanik3

1, Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian USI, Pematangsiantar Sumatera Utara 2, Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian USI Pematangsiantar Sumatera Utara 3Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi USI Pematangsiantar Sumatera Utara 1,2,3Universitas Simalungun; Jl. Sisingamangaraja Barat, telp: (0622) 24670 fax: (0622) 430071

e-mail: * trirupingi@gmail.com, 2irawatymedan@gmail.com, 3 elfinaopdse83@gmail.com

Abstrak

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui besarnya kerugian ekonomis akibat serangan rayap pada perumahan di wilayah Kota Pematangsiantar dan jenis rayap yang menyerang bangunan perumahan tersebut, serta mengetahui seberapa besar penggunaan bahan pengawet terhadap pembangunan perumahan di kota Pematangsiantar dan kelas awet. Data primer diperoleh dari pengamatan langsung dan wawancara di lapangan berdasarkan tally sheet yang telah disiapkan sebelumnya. Tally sheet mencakup identitas atau karakteristik responden, lama menetap di perumahan, pengaruh tindakan pengawetan terhadap bangunan, karakteristik bangunan, lingkungan bangunan dan data komponen bangunan kemudian dianalisis secara deskriptif. Bagian kayu yang rusak diukur dimensinya, baik panjang, lebar dan tebalnya. Jadi data yang diperoleh merupakan nilai kerugian minimal. Data-data yang diperoleh atas komponen tersebut dikonversi ke dalam nilai rupiah (Rp). Nilai yang diperoleh merupakan nilai kerugian ekonomis yang disebabkan oleh rayap. Kerugian ekonomis akibat serangan rayap di kota Pematangsiantar adalah sebesar Rp 13.096.988, Kerugian akibat serangan rayap tanah pada perumahan adalah Rp 6.827.812,19, sedangkan kerugian akibat serangan rayap kayu adalah Rp 6.698.489,38. Ada dua jenis rayap yang menyerang perumahan di Kota Pematangsiantar yaitu rayap tanah Coptotermes curvignatus dan rayap tanah Macrotermes gilvus dari famili Termitidae dan rayap kayu kering Cryptotermes cynocephalus dari famili Kalotermitidae. Tidak hanya rayap yang dapat merusak komponen kayu bangunan perumahan tapi juga serangan jamur, sehingga perlu dilakukan tindakan pengendalian sebelum dan sesudah kontruksi rumah. Kata kunci : Kerugian Ekonomis, Rayap, Perumahan, Pematangsiantar

PENDAHULUAN

Kerugian ekonomis akibat kerusakan kayu oleh faktor perusak kayu pada bangunan di Indonesia telah mencapai milyaran rupiah tiap tahunnya. Survei di beberapa kota besar, Jakarta, Surabaya, Bandung dan kota-kota besar lainnya menunjukkan bahwa umumnya bangunan perumahan sangat rentan diserang oleh organisme perusak kayu (Sinaga, 2010).

Menurut Rudi (2002) dalam Sinaga (2010), tingkat serangan rayap pada rumah di Kotamadya Bandung telah mencapai 90% dengan kerugian pertahun sebesar 1,35 milyar rupiah. Untuk daerah JABOTABEK menurut Siregar (2007) dalam Sinaga (2010), rata-rata persentase serangan rayap tanah pada perumahan mencapai 38,20%. Sedangkan total nilai kerugian ekonomis akibat serangan rayap di Kotamadya Surabaya

(2)

menurut Rakhmawati (1996) dan nilai investasi per tahun sebesar Rp 8.530.207,29 atau Rp 35.542,53 per rumah per tahun. Untuk Kota Cirebon, Sinaga (2010) menghitung kerugian yang diakibatkan oleh rayap kayu kering sebesar Rp 2.082.591,- dan kerugian ekonomis yang diakibatkan oleh rayap tanah adalah sebesar Rp 1.565.470,-. Safaruddin (1994) memperkirakan kerugian ekonomis akibat serangan rayap di Jakarta Barat dan Jakarta Timur berkisar Rp 67,58 Milyar.

Untuk mencegah ataupun mengurangi kerugian ekonomis akibat kerusakan kayu oleh faktor perusak kayu pada bangunan khusunya perumahan, maka perlu dilakukannya suatu tindakan pencegahan yaitu tindakan pengawetan dengan memberikan bahan pangawet terutama pada bahan material kayu. Melihat kondisi kota Pematangsiantar saat ini, dengan banyaknya dibangun perumahan bagi masyarakat dan keadaan iklim yang tropis, sangat mudah sekali diserang oleh organisme perusak kayu. Berdasarkan hal tersebut maka dianggap perlu melakukan penelitian tentang kerugian ekonomis serangan rayap terhadap bangunan perumahan di Kota Pematangsiantar. METODE PENELITIAN

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa : alkohol 70%, peta Kota Medan, dan data-data sekunder yang diperlukan. Sedangkan alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah meteran baja untuk mengukur dimensi dan kerusakan dimensi, kuas dan pinset untuk mengambil rayap, alat tusuk kayu, palu untuk memeriksa kayu, botol untuk tempat alkohol, peralatan tulis-menulis, tally sheet untuk pengumpulan data, kertas, kalkulator, kamera untuk dokumentasi, dan GPS untuk mengukur ketinggian tempat.

Populasi dan Sampel Penelitian

Penentuan rumah contoh dilakukan dengan menggunakan metode Stratified

Sampling (metode pengambilan contoh berstrata atau lapisan). Rumah contoh yang

diambil adalah rumah dengan tipe menengah keatas (selain type 36 dan 45). Dari masing-masing kecamatan diambil dua perumahan sehingga diperoleh 16 perumahan, dari tiap perumahan diambil 20 rumah contoh, maka diperoleh 320 rumah contoh.

Pengumpulan Data

Data yang di kumpulkan dalam penelitian ini adalah : 1. Data Primer

Data primer diperoleh dari pengamatan langsung dan wawancara di lapangan berdasarkan tally sheet yang telah disiapkan. Bagian kayu yang rusak diukur diensinya, baik panjang, lebar dan tebalnya. Data-data yang diperoleh atas komponen tersebut dikonversi ke dalam nilai rupiah (Rp). Nilai yang diperoleh merupakan nilai kerugian ekonomis yang disebabkan oleh rayap.

2. Data Sekunder

Data sekunder yang diperlukan adalah: peta Kota Pematangsiantar, developer, harga kayu dipasaran (2017), Kunci identifikasi (Nandika,2003 dalam Indrawan, 2008)

Pengolahan Data

(3)

kerugian dikelompokan ke dalam beberapa kelas umur yaitu: 1 - 5 tahun, 6 - 10 tahun , 11 –15 tahun, lebih dari 15 tahun. Masing-masing kelas umur dikelompokkan lagi berdasarkan golongan rayap perusak kayu yaitu antara rayap kayu kering (RKK) dan rayap tanah (RT).

Analisis Data Kerugian Ekonomis

Analisis Data Kerugian ekonomis dibedakan antara rayap kayu kering dan rayap tanah. Perhitungan kerugian dilakukan pada masing-masing kelas umur rumah contoh. Nilai kerugian pada masing-masing rumah contoh tersebut merupakan hasil penjumlahan dari nilai kerugian tiap komponen. Perhitungan selanjutnya dilakukan dengan parameter statistik :

1. Perhitungan Kerugian Ekonomis

Keterangan :

Ksr = kerugian akibat serangan rayap r = rayap kayu kering, rayap tanah

s =1,2,3,... total bangunan sampel yang diserang rayap Kn = nilai kerugian masing-masing komponen

n = 1,2,3,....m komponen

2. Perhitungan Standar Deviasi (S):

n Σ xi² - ( Σ xi ) ² S = √ n ( n -1 ):

S = Standar Deviasi

n = jumlah contoh (320 rumah) xi = nilai variabil ke-i

i = 1,2,3,... total bangunan sampel

3. Perhitungan Interval untuk Rata-rata

Keterangan :

= nilai rata-rata hasil pengukuran Sx = standar error

tα/2 = 2,1448 dan derajat kebebasan untuk tingkat kepercayaan 95% S = standar deviasi

Identifikasi Rayap

Rayap yang diperoleh dari perumahan yang terserang atau yang diperoleh dari sekitar rumah disimpan dalam botol kecil yang berisi alkohol 70% agar rayap tersebut tidak cepat rusak. Lalu diidentifikas rayap tersebut dengan menggunakan kunci determinasi Nandika (2003), termasuk rayap kayu kering atau rayap tanah. Identifikasi yang dilakukan adalah identifikasi morfologi.

(4)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Spesifikasi Perumahan

Rumah contoh yang dijadikan sebagai objek penelitian adalah rumah dengan tipe menegah keatas. Besar kecilnya rumah contoh menggambarkan luas bangunannya dan banyaknya bagian-bagian rumah yang terbuat dari kayu. Rumah besar cenderung memiliki konstruksi kayu yang lebih banyak daripada rumah yang berukuran kecil. Semakin besar volume kayu yang terdapat di dalam satu unit rumah maka semakin besar peluang untuk terserang rayap. Akan tetapi, hal ini juga tergantung dengan jenis kayu yang digunakan serta faktor-faktor lainnya.

Tabel 1. Karakteristik Rumah Contoh

Karakteristik Rumah Contoh Total perumahan (%)

Umur (tahun) a) 1- 5 b) 6 – 10 c) 11 – 15 d) Lebih dari 15 75 18,75 6,25 -Luas Bangunan (m2) a) 54-60 b) 60-70 c) 70-80 d) >100 18,75 43,75 6,25 31,25 Tipe a) Permanen b) Semi Permanen 100 -Jenis atap a) Seng b) Genteng 80 20 Sumber Air a) Sumur b) PAM 100

-Jenis Kayu yang digunakan a) Meranti

b) Kayu Sembarang 2575

Kerugian Ekonomis Serangan Rayap Bangunan Perumahan

Penghitungan kerugian ekonomis terhadap serangan rayap menggunakan asumsi jenis kayu yaitu kayu sembarang keras hutan (SK- Hutan) dan kayu jenis meranti sebagai pengganti komponen kayu. Hal ini dikarenakan, kedua jenis kayu ini lebih banyak dijumpai dan dipasarkan baik dalam bentuk sortimen-sortimen ataupun produk yang telah jadi. Tabel 6 menunjukan besarnya kerugian ekonomis masing-masing kecamatan di Kota Pematangsiantar.

Tabel 2. Kerugian Ekonomis Perumahan Tiap Kecamatan Kota Pematangsiantar

No Kecamatan Perumahan Kerugian Ekonomis (Rp) Total Kerugian (Rp) 1 Siantar Marihat Pattimura Residence 455.729,43 691.531,99

Bumi Silaumalaha Damai 235.802,56

2 Siantar Marimbun Buha Green Garden 599.771,83 1.566.695,67

Bunga Lawang 966.923,84

3 Siantar Selatan Batu Permata Raya 1.769.211,88 2.053.622,56 Pane Asri Residence 284.410,68

(5)

5 Siantar Utara Meranti Permai 1.620.224,20 2.436.838,90

Wahidin Permai 816.614,70

6 Siantar Timur Damai Sejahtera 776.646,47 1.139.677,70

Town House 363.031,23

7 Siantar Martoba Karang Sari Permai 1.641.737,89 2.066.989,02

Maranatha 425.251,13

8 Siantar Sitalasari Sibatu-batu Indah 885.898,14 1.362.731,74

Griya Setia Negara 476.833,60

Total 13.096.988,31 13.096.988,31

Bangunan perumahan di Kecamatan Siantar Utara mengalami kerugian yang paling besar dengan nilai mencapai Rp 2.436.838,90. Nilai kerusakan terkecil yaitu pada perumahan yang ada di Kecamatan Siantar Marihat sebesar Rp 691.531,99. Nilai kerugian yang besar dipengaruhi oleh intensitas kerusakan oleh rayap, upah pekerja dan harga bahan-bahan material. Semakin besar intensitas kerusakan komponen, maka upah pekerja dan bahan-bahan pengganti yang dikeluarkan juga besar yang berakibat pada nilai kerugian ekonomis yang tinggi. Kisaran (interval) kerugian ekonomis akibat serangan rayap tanah dan rayap kayu kering pada 320 bangunan Perumahan di Kota Pematangsiantar ini disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Kerugian Ekonomis Akibat Serangan Rayap

No. Parameter Rayap Tanah Rayap Kayu

Kering Rayap Kayu KeringRayap Tanah +

1. Jumlah (Rp) 6.827.812,19 6.698.489,38 13.526.301,57

2. Rata-rata kerugian (Rp) 21.336,91 20.932,78 42.269,69

3. Standar Deviasi (Rp) 75.469 74.514 100.907,00

4. Interval rata-rata kerugian

(Rp) 21.298,54 30.385,52 ; 29.866,87 ;11.998,69 54.368,234 ;30.171,146

5. Rata-rata Persentase 50,48 49,52 100

Pada tabel 5 dapat dilihat bahwa serangan rayap tanah lebih besar daripada serangan rayap kayu kering. Kerugian akibat serangan rayap tanah mencapai Rp 6.827.812,19 dengan rata-rata kerugian per bangunan rumah contoh mencapai Rp 21.336,91. Interval kerugian pada 320 rumah contoh akibat serangan rayap tanah berkisar Rp 21.298,54 hingga Rp 30.385,52 dengan persentase serangan 50,48%. Kerugian akibat serangan rayap kayu kering mencapai Rp 6.698.489,38 dengan rata-rata kerugian per bangunan rumah contoh Rp 20.932,78. Interval kerugian pada 320 rumah contoh ini akibat serangan rayap kayu kering berkisar Rp 11.998,69 hingga Rp 29.866,87 dengan persentase serangan 49,52%.

Kayu Sebagai Bahan Bangunan

Sebagian besar perumahan di kota Pematangsiantar masih menggunakan kayu kurang awet sebagai bahan baku konstruksi rumah. Hal ini dilakukan untuk mengurangi biaya pembangunan rumah mengingat harga kayu awet sangat mahal. Hasil wawancara yang dilakukan dengan pemborong bangunan yang ada di lokasi penelitian menyatakan bahwa untuk membangun perumahan hanya menggunakan kayu sembarang atau kayu meranti (Tabel 4). Harga kayu awet seperti damar dan merbau sangat mahal, sehingga apabila menggunakan kayu awet maka biaya konstruksi rumah akan membengkak sedangkan masyarakat cenderung membeli rumah dengan harga yang murah. Perlakuan pengawetan terhadap kayu untuk konstruksi rumah juga jarang dilakukan karena memakan biaya yang tidak sedikit.

(6)

Tabel 4. Penggunaan Kayu di Tiap Perumahan

No Kecamatan Perumahan MerantiJenis Kayu (SK-hutan) Tindakan Pengawetanada Tidak ada

1 Siantar Marihat Pattimura Residence √ √

Bumi Silaumalaha Damai √ √

2 Siantar Marimbun Buha Green Garden √ √

Bunga Lawang √ √

3 Siantar Selatan Batu Permata Raya √ √

Pane Asri Residence √ √

4 Siantar Barat Handayani Minimalis √ √

Panyabungan Permai √ √

5 Siantar Utara Meranti Permai √ √

Wahidin Permai √ √

6 Siantar Timur Damai Sejahtera √ √

Town House √ √

7 Siantar Martoba Karang Sari Permai √ √

Maranatha √ √

8 Siantar Sitalasari Sibatu-batu Indah √ √

Griya Setia Negara √ √

Total 5 15 0 20

Penggunaan kayu dengan kelas awet rendah dan tanpa pengawetan akan berpengaruh besar terhadap serangan rayap baik rayap kayu kering maupun rayap tanahyang. Dalam hal ini semua bahan bangunan yang terbuat dari kayu pada tiap-tiap perumahan telah rusak dan terserang oleh rayap. Hal ini disebabkan tidak adanya tindakan pengawetan terhadap lahan dan bahan bangunan sebelumnya. Kayu dikatakan awet bila mempunyai umur pakai lama. Kayu berumur pakai lama bila mampu menahan bermacam-macam faktor perusak kayu.

Gambar 2. Beberapa Contoh Komponen yang Rusak Akibat Serangan Rayap Kerusakan komponen-komponen bangunan membuktikan bahwa kayu atau bahan yang mengandung selulosa merupakan makanan yang sangat disukai oleh rayap.

(7)

dengan mudahnya menghancurkan komponen suatu bangunan yang dapat menyebabkan kerugian begitu besar. Pada dasarnya kerusakan yang terjadi pada komponen-komponen bangunan itu dapat dicegah apabila para kontraktor/developer serta pengguna bangunan mengetahui betapa pentingnya perlindungan bangunan terhadap serangan rayap.

Jenis Rayap yang Menyerang Bangunan Perumahan

Rayap tanah Coptotermes curvignatus dan rayap tanah Macrotermes gilvus mendominasi serangan pada masing-masing wilayah penelitian. Dalam penelitian yang dilakukan di perumahan-perumahan Kota Pematangsiantar tidak semua rumah dijumpai rayap.

Seperti rayap kayu kering jenis Cryptotermes cynocephalus yang tidak dijumpai pada saat di lapangan. Rayap ini sangat sulit dideteksi karena menyerang di dalam kayu dan tidak kelihatan dari luar. Nantinya setelah rayap menyerang maka terdapat butiran ekskremen yang berjatuhan di sekitar kayu yang diserang. Apabila kayu yang diserang ditekan maka bagian dalamnya telah rusak menjadi butiran-butiran ekskremen.

Gambar 3. Butiran Ekskremen yang Dihasilkan Rayap Kayu Kering

Tindakan perlindungan bangunan sangat penting dilakukan untuk mencegah maupun menghindari kerusakan yang akan lebih berat terjadi pada bangunan. Tindakan pencegahan dari serangan rayap dapat dilakukan dengan perlakuan pra-konstruksi seperti penyemprotan dan penggunaan kayu awet pada komponen bangunan, dan perlakuan pasca konstruksi yaitu dengan menempelkan bubuk gypsum atau semen yang dicampur dengan air seperti yang dilakukan oleh salah satu warga di perumahan sibatu-batu indah.

(8)

Gambar 9. Kusen Pintu Kamar mandi yang Terserang Jamur dan Diberi Perlakuan Perlindungan

Serangan Jamur

Perusak bangunan tidak hanya disebabkan oleh serangan rayap, namun rusaknya bangunan juga disebabkan oleh jamur. Biasanya jamur menyerang bangunan apabila ada kondisi lembab yang berlebihan, dimana kondisi lembab terus menerus seperti pada daerah kamar mandi yang terlihat pada Gambar 4. Bangunan yang terserang oleh jamur juga merupakan tempat yang disukai oleh rayap dan menjadi bahan makanan olehnya. Pernyataan ini juga didukung oleh Nandika et al (2003), yang menyatakan jamur merupakan sumber makanan bagi rayap, rayap lebih menyukai kayu yang lapuk oleh jamur daripada kayu yang tidak lapuk, karena jamur menghasilkan substansi yang menarik rayap dan memudahkan pencernaan.

Gambar 4. Pintu Kamar Mandi yang Terserang Jamur pada Bagian Kayu

Tindakan Pengendalian

Berdasarkan wawancara yang dilakukan, tindakan pengendalian yang dilakukan masyarakat pada umumnya bersifat pengendalian setelah rumah dibangun (pasca

contruction). Biasanya masyarakat hanya melapisi bagian permukaan kayu dengan cat

atau minyak oli, sedangkan tindakan yang paling ekstrem yang dilakukan adalah dengan mengganti komponen yang rusak dengan komponen yang baru. Kesadaran masyarakat Kota Medan untuk menggunakan jasa pengendali hama (pest control) untuk kalangan perumahan masyarakat biasa belum begitu tinggi. Hal ini dimungkinkan karena mahalnya jasa tersebut sehingga masyarakat lebih memilih cara yang yang lebih murah dan mudah yaitu dengan melapisi permukaan kayu rumah dengan cat ataupun minyak

(9)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Kerugian ekonomis akibat serangan rayap di kota Pematangsiantar adalah sebesar

Rp 13.096.988. Kerugian akibat serangan rayap tanah pada perumahan adalah Rp

6.827.812,19, sedangkan kerugian akibat serangan rayap kayu adalah Rp

6.698.489,38.

2. Ada dua jenis rayap yang menyerang perumahan di Kota Pematangsiantar yaitu

rayap tanah Coptotermes curvignatus dan rayap tanh Macrotermes gilvus dari famili Termitidae dan rayap kayu kering Cryptotermes cynocephalus dari famili

Kalotermitidae.

3. Tidak hanya rayap yang dapat merusak komponen kayu bangunan perumahan tapi

juga serangan jamur, sehingga perlu dilakukan tindakan pengendalian sebelum dan sesudah konstruksi rumah.

SARAN

Saran-saran untuk untuk penelitian lebih lanjut untuk menutup kekurangan penelitian. Tidak memuat saran-saran diluar untuk penelitian lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

Hakim, L., Hartono R., Iswanto A.H dan Nasution R.H. 2005. Jenis-jenis Rayap Yang Menyerang Gedung Bertingkat Di Kota Medan. Peronema Forest Science Vol. 2, No. 1 April 2006.

Hakim, L. Hartono R, Iswanto A.H, dan Muharomi O. 2006. Analisis Kerugian Ekonomis Akibat serangan rayap Pada 15 Bangunan bersejarah Di Kota Medan. Majalah Ilmiah vegetasi volume 2, No. 2 Mei-Agustus 2009.

Hamid, R. 2005. Identifikasi Rayap dan Serangannya Pada Gedung Bertingkat di Kota Medan, Sumatera Utara. Fakultas Pertanian. Departemen Kehutanan. Universitas Sumatera Utara

Sinaga, Roy Chandra T. 2010. Sebaran dan Perkiraan Kerugian Ekonomis Serangan Rayap terhadap Bangunan Sekolah Dasar Swasta di Kota Medan Menggunakan Sistem Informasi Geografis. Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Hutan. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara.Medan. Tidak Dipublikasikan.

Rudi. 2002. Status Pengawetan Kayu di Indonesia. Makalah Pengantar Falsafah Sains. Available at: \’KehutananWeb\’Internet File Kehutanan\Status Pengawetan Kayu.htm. diakses: 05 Mei 2016.

(10)

Siregar A. Z dan Batubara R. 2007. Kerugian Ekonomis Akibat Serangan Rayap terhadap Bangunan Rumah Masyarakat Pada Dua kecamatan. Jurnal Biologi Sumatera Vol. 2, No. 2 Juli 2007.

Indrawan, Dicky Rizky. 2008. Kajian Ekonomis Serangan Rayap di Beberapa Perumahan Kota Medan. Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Hutan. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara.Medan. Tidak Dipublikasikan.

Nandika, D. 2003. Giat Kembangkan Teknologi Antirayap. Available at: http://www.arnidaambar.com/mydocs/rayap.htm. Diakses: 05 Mei 2016. Tarumingkeng, R. C. 2003. Kerugian Akibat Rayap di DKI Rp 2,6 Triliun/Tahun.

Available at: http://www.properti.net/berita. Diakses: 05 Mei 2016

Rismayadi, Y. 2002. Cara Hindari Rayap. Available at: http://www.balipost.co.id/BaliPostcetak/2002/2/2/i2.html. Diakses: 05 Mei 2016.

Gambar

Tabel 1. Karakteristik Rumah Contoh
Tabel 3. Kerugian Ekonomis Akibat Serangan Rayap
Gambar 2. Beberapa Contoh Komponen yang Rusak Akibat Serangan Rayap Kerusakan   komponen-komponen   bangunan   membuktikan   bahwa   kayu   atau bahan yang mengandung selulosa merupakan makanan yang sangat disukai oleh rayap.
Gambar 3. Butiran Ekskremen yang Dihasilkan Rayap Kayu Kering
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pada metode pengawetan yang dikeringanginkan, kupu-kupu yang disuntik formalin menunjukan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan kupu- kupu yang disuntik alkohol yaitu

Tujuan penelitian ini adalah peningkatan kecerdasan interpersona anak usia 4-5 tahun melalui bercerita dengan celemek cerita di BA Aisyiyah VI cengklik tahun

Warhamina Ridha: Sistem pengawasan internal control kas, 2007 USU e-Repository © 2008... Warhamina Ridha: Sistem pengawasan internal control kas, 2007 USU e-Repository

Older leaves take on the mottling charac- Nymph of the Asian citrus psyllid Nymph of African citrus psylidAdult of the African citrus psyllid Adult Asian citrus

The choice of the search radius is optional, but it is advisable to use a radius that can help detecting the behaviour of the points in the neighbourhood

DIREKSI DIREKTUR. TTD

Aktivitas yang Dilakukan agar Siswa Memperoleh Kompetensi Penilaian Autentik (Teknik Penilaian dan Bentuk Instrumen) mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam

Republik Indonesia Nomor 5656), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2Ol5 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang

Figure 3: Host and intruder aircraft used for airborne near- collision flight tests.. positives from the scene clutter have a