• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. landasan teori. Tinjauan pustaka merupakan bahan referensi penulis dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. landasan teori. Tinjauan pustaka merupakan bahan referensi penulis dalam"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini penulis memaparkan tentang tinjauan pustaka, konsep dan landasan teori. Tinjauan pustaka merupakan bahan referensi penulis dalam penelitian ini, konsep merupakan gagasan atau ide yang ingin disampaikan penulis dan juga merupakan kata kunci dalam penelitian ini sedangkan landasan teori merupakan dasar penulis dalam menganalisis data - data yang diperoleh

2.1 Konsep

Penggunaan konsep dalam sebuah penenlitian sangat diperlukan. Konsep dapat dijadikan batasan penelitian yang akan dilakukan. Pengertian konsep dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:558) adalah gambaran mental dari suatu objek, proses atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain. Sesuai dengan judul yang diambil dalam penenlitian ini, maka konsep penelitian ini adalah sebagai berikut :

2.1.1 Kalimat

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2005: 105) pengertian kalimat adalah kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan. Sementara Lado (1968:27) menyatakan bahwa kalimat adalah satuan terkecil dari ekspresi lengkap. Sedangkan menurut Keraf (1978:156) menyatakan bahwa kalimat adalah satu bagian ujaran yang didahului dan diikuti oleh kesenyapan, sedangkan intonasinya menujukkan bahwa bagian ujaran itu sudah lengkap. Parera juga (1982:41) mengemukakan bahwa kalimat adalah sebuah

(2)

bentuk ketatabahasaan yang maksimal yang tidak merupakan bagian dari bentuk ketatabahasaan lain yang lebih besar dan mempunyai ciri kesenyapan final yang menunjukkan bentuk itu berakhir. Sedangkan menurut Bloomfied (1993:170) mengemukakan bahwa kalimat adalah suatu bentuk linguistis, yang tidak termasuk ke dalam suatu bentu yang lebih besar karena merupakan suatu konstruksi gramtikal. Maka kalimat adalah satuan bahasa yang terdiri dari klausa.

Menurut Suparto (2003:23) menyatakan kalimat adalah kesatuan ujar yang mengungkapkan satu konsep pikiran dan perasaan dengan satuan bahasa yang secara relative berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final, dan secara aktual pun potensial terdiri dari klausa. Dalam penggunaanya, kalimat merupakan bagian terkecil dari bahasa.

Menurut Alek A. & H. Achmad H.P (2010:244) mendefinisikan kalimat adalah satuan pikiran atau perasaan yang dinyatakan dengan subjek dan predikat yang dirakit secara logis.Kalimat adalah satuan bahasa yang terdiri dari klausa. Oleh karena itu, kalimat adalah suatu bagian ujaran yang berintonasi selesai dan menunjukkan informasi yang didukung oleh pikiran yang utuh dan memiliki unsur subjek dan unsur predikat.

2.1.2 Kalimat Majemuk

Menurut Yongxin Zhao (2005:108) menjelaskan kalimat majemuk adalah kalimat yang tersusun dari dua atau lebih kalimat tunggal yang secara makna berhubungan erat. Menurut Dejian Li (2010:583) menjelaskan Kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai dua pola kalimat atau lebih. Kalimat majemuk terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat. Cara membedakan anak kalimat dan

(3)

induk kalimat yaitu dengan melihat letak konjungsi. Setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang berbeda, sehingga jenis kalimat tersebut dapat diketahui dengan cara melihat kata penghubung yang digunakanya.

2.1.2.1 Jenis-jenis Kalimat Majemuk

Dalam bahasa Mandarin, kalimat majemuk dapat dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu kalimat majemuk koordinatif dan kalimat majemuk subordinatif. (Yongxin Zhao 2005: 108-116)

1. Kalimat Majemuk Koordinatif adalah hubungan antarklausa adalah sejajar, tidak ada makna yang lebih utama. Berdasarkan hubungan makna antar klausa, kalimat majemuk koordinatif dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu :

1. Kalimat Majemuk Setara : Setiap klausa menerangkan atau mendeskripsikan beberapa hal/keadaan atau beberapa aspek dari suatu benda. Biasanya klausa tidak digunakan kata sambung (kata sambung dan kata keterangan yang berfungsi sebagai penghubung).

Contoh :

(4) 我今年三十二岁,他今年二十三岁。

我 今年 三十二 岁 他 今年 二十三 岁

jīnnián sānshí'èr suì jīnnián èrshísān suì

saya tahun ini 32 usia dia tahun ini 23 usia Saya tahun ini berusia 32 tahun, dia tahun ini berusia 23 tahun

2. Kalimat Majemuk Suksesif : Setiap klausanya secara berurutan menyatakan beberapa hal atau tindakan yang terjadi berturut-turut,

(4)

urutan klausa-klausa tersebut sudah pasti tidak bisa ditukar. Antarklausanya dapat tidak menggunakan kata sambung.

Contoh :

(5) 他听完音乐,就开始翻译。

他 听 完 音乐 就 开始 翻译

ting wán yīnyuè Jiù kāishǐ fānyì

lia mendengar selesai lagu lalu memulai menerjemahkan Dia selesai mendengar lagu, lalu mulai menerjemahkan

3. Kalimat Majemuk Progresif : Klausa kedua menyatakan kelanjutan dari sesuatu yang dinyatakan dalam klausa pertama.

Contoh :

(6) 他不但会说英语,而且说得很流利。

他 不但 会 说 英语 而且 说得 很 流利

bùdàn huì shuō yīngyǔ érqiě shuō dé hěn liúlì dia tidak hanya bisa berbicara bahasa inggris tetapi juga bicaranya sangat lancar Dia tidak hanya bisa berbicara bahasa Inggris, tetapi juga bicaranya sangat lancar

4. Kalimat Majemuk Piihan : Klausa yang menyatakan beberapa keadaan, yang biasa dipilih salah satu.

Contoh :

(7) 明天你们去长城,还是去颐和园 ?

明天 你们 去 长城 还是 去 颐和园

míngtiān nǐmen chángchéng háishì yíhéyuán besok kalian pergi tembok besar atau pergi taman bermain Besok kalian pergi ke Tembok Besar atau pergi ke Taman bermain

2. Kalimat Majemuk Subordinatif adalah Kalimat yang terdiri dari dua buah klausa. Satu Klausa utama menyatakan makna utama kalimat. Satu klausa subordinat yang menerangkan atau membatasi makna klausa utama.

(5)

Kalimat majemuk subordinatif dapat dibagi menjadi beberapa jenis, sebagai berikut :

1. Kalimat Majemuk Transisi : Klausa subordinatnya menyatakan suatu maknsa atau fakta, klausa utamanya menyatakan suatu keadaan sebaliknya dari klausa subordinat.

Contoh :

(8) 你的病虽然好了,但是你还要多休息。

你 的 病 虽然 好 了 但是 你 还 要 多 休息

de bìng suīrán hǎo le dànshì hái yào duō xiūxí kamu partikel sakit walaupun baik sudah tetapi kamu masih harus banyak istirahat Penyakit kamu walaupun sudah membaik, tetapi kamu masih harus banyak istirahat

2. Kalimat Majemuk Kausalitas : Klausa subordinat menyatakan sebab, klausa utama menyatakan akibat/hasil. Dalam kalimat majemuk sebab-akibat, dalam kedua klauanaya bisa digunakan kata sambung, juga bisa hanya digunakan kata sambung pada salah satu klausanya.

Contoh :

(9) 由于他太高兴了,没注意外边发生的情况。

由于 他 太 高兴 了 没 注意 外边 发生 的 情况

yóuyú tài gāoxìng le méi zhùyì wàibiān fāshēng de qíng kuàng karena dia terlalu senang par

tikel

tidak memper hatikan

diluar terjadi par tikel

sesuatu Karena dia terlalu senang, sehingga tidak memperhatikan diluar terjadi sesuatu

3. Kalimat Majemuk Bersyarat : Klausa utama menyatakan akibat/hasil, klausa subordinat menyatakan syarat.

(6)

Contoh :

(10) 我已感冒,就发烧。

我 已 感冒 就 发烧

gǎnmào jiù fāshāo saya sudah flu sehingga demam Saya sudah flu sehingga demam

4. Kalimat Majemuk Pengandaian : Klausa subordinat menyatakan pengandaian, klausa utama menerangkan hasilnya.

Contoh :

(11) 如果明天不下雨,我们就去公园。

如果 明天 不 下雨 我们 就 去 公园

rúguǒ míngtiān xià yǔ wǒmen jiù gōngyuán jika Besok tidak hujan kita maka pergi taman Jika besok tidak hujan maka kita pergi ke Taman

5. Kalimat Majemuk Bertujuan : Klausa subordinatif menyatakan suatu tujuan, klausa utama menyatakan cara mencapai tujuan tersebut.

Contoh :

(12) 为了学习汉语,我买了一本汉语大词典。

为了 学习 汉语 我 买 了 一 本 汉语 大 词典

wèile Xuéxí hànyǔ Mǎi Le běn hànyǔ cídiǎn demi Belajar bahasa

mandarin

saya membeli sudah sebuah k.bantu bilangan

bahasa mandarin

besar kamus Demi belajar bahasa Mandarin saya sudah membeli sebuah kamus besar bahasa Mandarin

6. Kalimat Majemuk Preferensi : Klausa menyatakan dua hal yang berbeda, pembicara menentukan pilihan salah satu diantaranya.

(7)

Contoh :

(13) 我宁可在家呆着,也不去参加朋友聚会。

我 宁可 在 家 呆着 也 不 去 参加 朋友 聚会

nìngkě zài jiā dāizhe yě cānjiā péngyǒu jùhuì saya walaupun di rumah tinggal juga tidak pergi menghadiri teman pesta Walaupun saya tinggal di rumah, juga tidak pergi menghadiri pesta teman

2.1.3 Jenis-jenis Konjungsi

Dalam bahasa Mandarin ada juga para ahli yang mengemukakan

pendapat tentang konjungsi. Dalam bukunya berjudul 副词、介词、连词(1957),

Guo yiwu memberikan pengertian konjungsi sebagai berikut : 用来联结两个词或

者此大的单位义表行他们中间的互相关系的词叫作连词 yòng lái liánjié liǎng

gè cí huòzhě cǐ dà de dānwèi yì biǎo xíng tāmen zhōngjiān de hùxiāng guānxì de cí jiào zuò liáncí (1957:58).

Konjungsi adalah kata yang digunakan untuk mengubungkan dua kata atau unit yang lebih besar lagi guna menunjukkan hubungan di antaranya.

Jenis-jenis Konjungsi dalam bahasa Mandarin ada berbagai macam. Dalam hal ini penulis hanya memaparkan dua pendapat ahli tentang penjenisan konjungsi dalam bahasaa Mandarin.

Pertama menurut Guo zhenhua ada tiga kelompok konjungsi (1999:55), yaitu:

1. Kelompok yang menghubungkan kata-kata atau frase, contoh :和 (hé)

(dan), 跟 (gēn) (dengan), 同 (tóng) (sama), 及 (jí) (dan), 或者 (huòzhě) (atau)

(8)

2. Kelompok yang menghubungkan klausa dan kalimat, contoh : 不 但

(bùdàn) (tetapi), 不 管 (bùguǎn) (hanya), 既然 (jìrán) (karena), 因为 (yīnwèi) (karena),,只要 (zhǐyào) (hanya), 所以 (suǒyǐ) (sehingga), 否则, 因此 ( karena itu)但是

3. Kelompok yang mengubungkan kata,frase dan klausa. Contoh : 并且

(bìngqiě) (tetapi), 而且(érqiě) (tetapi), 除非 (chúfēi) (kecuali), 以及 (yǐjí) (dan)

Kedua menurut Suparto ada tujuh jenis konjungsi (2005:171), yaitu:

1. Kelompok yang menyatakan kesetaraan, contoh: 和 (hé) (dan), 同 (tóng)

(sama),跟 (gēn) (dengan), 与 (yu) (dengan), 及 (jí) (dan), 并 (bìng) (dan), 而 (ér) (dan)

2. Kelompok yang menyatakan kausalitas, contoh: 因为(yīnwèi) (karena), 所 以(suǒyǐ) (sehingga), 既然 (jìrán) (karena), 由于(yóuyú) (karena), 因此 (yīncǐ) (karena itu)

3. Kelompok yang menyatakan seandainya, contoh : 如果(rúguǒ) (jika), 要是 (yàoshi) (jika), 假如 (jiǎrú) (seandainya)

4. Kelompok yang menyatakan pilihan, contoh : 或(huò) (atau), 或者(huòzhě) (atau), 还是 (háishì) (atau)

5. Kelompok yang menyatakan penguatan, contoh : 不但(bùdàn) (tetapi), 至

(9)

6. Kelompok yang menyatakan persyaratan, contoh :只要 (zhǐyào) (hanya),不 管(bùguǎn) (hanya)

7. Kelompok yang menyatakan pertentangan, contoh : 虽 然 (suīrán) (walaupun), 可是(kěshì) (tetapi), 不过(bùguò) (tetapi)

Dari penjenisan kata konjungsi di atas dapat dilihat bahwa dalam kalimat majemuk yang menyatakan kausalitas dalam bahasa Mandarin menggunakan

beberapa konjungsi, yaitu 因为(yīnwèi) (karena),所以(suǒyǐ) (sehingga),由于 (yóuyú) (karena),因此(yīncǐ) (karena itu),既然(jìrán) (walaupun). Berikut ini beberapa contoh konjungsi yang digunakan dalam kalimat majemuk kausalitas (Dejian Li 2010:622) adalah sebagai berikut :

1. 因为 (yīnwèi) dan 所以 (suǒyǐ)

Konjungsi 因为(yīnwèi) dan 所以(suǒyǐ) sering digunakan dalam kalimat majemuk kausalitas pola sebab-akibat.

(14) 因为节目快到了,所以很多人都忙着买礼物。

因为 节目 快 到了 所以 很多 人 都 忙着 买 礼物

yīnwèi jiémù kuài dàole suǒyǐ hěn

duō rén dōu máng zhe

mǎi lǐwù.

karena acara cepat tiba sehingga sangat banyak

orang semua sibuk membeli hadiah Karena acara telah tiba sehingga semua orang sibuk membeli hadiah

2. 由于(yóuyú)

Konjungsi 由于(yóuyú) sering digunakan dalam kalimat majemuk kausalitas

klausa sebab.

(10)

由于 我们 没 经验 这次 试验 失败了 yóuyú women Méi jīngyàn zhè cì shìyàn shībàile karena kita tidak berpengalaman ini pengujian gagal Karena kita tidak berpengalaman maka pengujian ini gagal

3. 因此 (yīncǐ)

Konjungsi 因此 (yīncǐ) selalu digunakan dalam kalimat majemuk kausalitas klausa akibat.

(16) 大家都知道这件事,因此不需要重夏了。

大家 都 知道 这件 事 因此 不 需要 重夏了

dàjiā dōu Zhīdào zhè jiàn shì yīncǐ xūyào chóngxīnle orang semua Tahu ini masalah sehingga tidak perlu diulangi Karena Semua orang tahu masalah ini sehingga tidak perlu diulangi

4. 既然 (jìrán) dan 就 (jiu)

Konjungsi 既 然 (jìrán) dan 就 (jiu) sering digunakan dalam kalimat

majemuk kausalitas pola sebab-akibat.

(17) 你既然一定要走,我就不留你了。

你 既然 一定 要 走 我 就 不留 你 了

jìrán Yīdìng yào zǒu jiù liú

le kamu karena Harus mau pergi saya maka meninggalkan kamu partikel Karena kamu harus mau pergi maka saya meninggalkan kamu

2.1.4 Bahasa Mandarin

Bahasa Mandarin adalah bahasa nasional yang digunakan di Negara China. Bahasa Mandarin mempunyai ciri tertentu dari intonasi dan aksaranya. Menurut Zhao Yongxin pada bukunya yang berjudul “Intisari Tata Bahasa Mandarin” bahwa satuan – satuan tata bahasa Mandarin meliputi morfem, kata, frasa, dan

(11)

kalimat.Satuan terkecil tata bahasa adalah morfem. Morfem membentuk kata, kata membentuk frasa, dan frasa membentuk kalimat (2005:3).

2.2 Landasan Teori

Teori digunakan sebagai landasan berpikir untuk memahami, menjelaskan, menilai suatu objek atau data yang dikumpulkan, sekaligus sebagai pembimbing yang menuntun dan memberi arah di dalam penelitian. Subroto (1992:32) memandang teori sebagai landasan untuk menentukan metode dan teknik penelitian.

Berbicara mengenai kalimat majemuk kausalitas, berarti bicara mengenai tatabahasa dan struktur kalimat majemuk, serta letak konjungsi dalam kalimat majemuk. Berarti dalam penelitian ini penulis membicarakan teori tatabahasa itu sendiri dan teori sintaksis dalam menganalisis kalimat. Tetapi dalam penelitian ini penulis lebih menekankan pada teori sintaksis dalam menganalisis kalimat untuk mengetahui struktur kalimat majemuk dan letak konjungsi.

2.2.1 Teori Sintaksis

Dalam menganalis kalimat teori tatabahasa juga sangat penting, karena dengan adanya tatabahasa maka suatu pesan atau informasi yang ingin disampaikan melalui bahasa tulisan dapat tersampaikan dengan baik dengan adanya tatabahasa tersebut. Langacker mengatakan pendiskripsian sebuah bahasa disebut tatabahasa. Tatabahasa dapat menjadi sebuah teori untuk struktur dari susunan suatu bahasa. Observasi sebuah data berdasarkan tatabahasa yang mempunyai ketentuan terbatas, seperti tatabahasa itu sendiri, namun aturan dari

(12)

bahasa untuk sejumlah kalimat tentu tidak terbatas. Oleh karena itu tatabahasa sangat menentukan sebuah kalimat yang benar dan baik secara tatabahasa

Dalam menganalisis pola sintaksis kalimat majemuk kausalitas dalam bahasa Mandarin, Langacker (1972:25) menjabarkan pola kalimat majemuk dalam Bahasa Mandarin sebagai kontruksi kalimat yang terdiri atas paling tidak dua klausa dengan ditandai oleh konjungsi dan dirumuskan sebagai conjuction S conjuction S. Conjunction merujuk pada konjungsi, sedangkan S merujuk pada klausa. Sesuai dengan teori sintaksis yang diungkapkan oleh Langacker tersebut paling tidak akan muncul dua klausa, dimana masing-masing klausa menggunakan sebuah konjungsi. Tetapi terkadang salah satu konjungsi dapat dihilangkan dalam penggunaannya di kalimat majemuk kausalitas. Analisis dilakukan terhadap data yang telah diklasifikasi untuk membuktikan apakah struktur conjuction S conjuction S merupakan struktur kalimat majemuk kausalitas pola sebab-akibat dan pola akibat-sebab.

Contoh :

(18) 因为天气不好所以我们没去长城

因为 天气 不 好 所以 我们 没 去 长城

yīnwèi tiānqì hǎo suǒyi wǒmen méi chángchéng

karena cuaca tidak baik maka kami tidak pergi ke tembok besar

Karena cuaca tidak baik, maka kami tidak pergi ke Tembok Besar

Pada kalimat di atas jelas terlihat bahwa struktur kalimat majemuk tersebut adalah conjuction S. Pada kalimat tersebut ada 2 konjungsi yang

digunakan yaitu “因为” “yīnwèi” yang berarti “karena” dan “所以” “suǒyi“ yang berarti “maka” . Serta ada 2 klausa yang terdapat dalam kalimat tersebut yaitu “因

(13)

为天气不好” “yīnwèi tiānqì bùhǎo’’ “karena cuaca tidak baik” dan klausa “所以 我们没去长城” “suǒyǐ wǒmen méi qù Chángchéng’’ “maka kami tidak pergi ke Tembok besar”. Klausa pertama menyatakan alasan atau sebab atas hasil atau akibat yang terjadi pada klausa dua , yaitu karena cuaca tidak baik, maka mereka tidak jadi pergi. Oleh karena itu, dapat disimpukan kalimat tersebut menggunakan pola atau struktur conjuction S conjuction S dan merupakan kalimat majemuk kausalitas sebab – akibat.

2.3 Tinjauan Pustaka

Tinjauan adalah hasil meninjau, pandangan, pendapat sesudah menyelidiki atau mempelajari (KBBI, 2003:1998). Jadi, tinjauan pustaka yaitu hasil meninjau, pandangan, pendapat terhadap buku-buku maupun jurnal-jurnal yang sudah diselidiki atau dipelajari sebelumnya.

Berikut ini akan diuraikan hasil-hasil penelitian peneliti sebelumnya : 崔晓玲 Cui Xiaoling (2014) dalam thesisnya yang berjudul “英语因果合

句与汉语因果句的对比研” “yīngyǔ yīnguǒ hé jù yǔ hànyǔ yīnguǒ jù de duìbǐ yánjiū” menjelaskan tentang perbedaan kalimat majemuk kausalitas dalam bahasa Inggris dan bahasa Mandarin. Sedangkan penulis hanya memaparkan mengenai struktur dan letak konjungsi pada kalimat majemuk kausalitas dalam bahasa Mandarin. Penelitian ini membantu penulis untuk mengetahui struktur kalimat dan letak konjungsi dalam kalimat majemuk kausalitas, sehingga memudahkan penulis untuk mengetahui letak konjungsi dan struktur dalam bahasa Mandarin.

曾常年 Zeng cangnian (2010) dalam jurnalnya yang berjudul “因果句群

(14)

menganalisis kalimat pertanyaan dalam kalimat majemuk kausalitas. Sedangkan penulis hanya memaparkan mengenai struktur dan letak konjungsi pada kalimat majemuk kausalitas dalam bahasa Mandarin. Penelitian ini membantu penulis untuk mengenal dan mengetahui jenis – jenis kalimat majemuk kausalitas.

王利众 Wang Lizhong (2012) dalam jurnalnya yang berjudul “饿汉语夏

合句界定对比研究” “È hànyǔ xià hé jù j ièdìng duìbǐ yánjiū ”, menjelaskan tentang analisis konstratif kalimat majemuk dalam bahasa Rusia dan bahasa Mandarin. Sedangkan penulis hanya memaparkan mengenai struktur dan letak konjungsi pada kalimat majemuk kausalitas dalam bahasa Mandarin. Penelitian ini membantu penulis untuk mengetahui yang termasuk kedalam kalimat majemuk.

荣丽华 Rong Lihua (2011) dalam jurnalnya yang berjudul “汉语因果夏

句研究综述” “hànyǔ yīnguǒ yánjiūzongshu”,menjelaskan tentang hubungan relasi antara sebab dan akibat dalam kalimat majemuk kausalitas. Sedangkan penulis hanya memaparkan mengenai struktur dan letak konjungsi pada kalimat majemuk kausalitas dalam bahasa Mandarin. Penelitian ini membantu penulis utnuk mengetahui relasi antara sebab dan akibat yang menggunakan konjungsi dalam kalimat majemuk kausalitas.

郑郁汀 Zheng Yu Ting (2012) dalam thesisnya yang berjudul “现代汉语

因果夏句焦点研” “xiàndài hànyǔ yīnguǒ xià jù jiāodiǎn yánjiū” memaparkan tentang tata bahasa dalam kalimat majemuk kausalitas secara khusus. Sedangkan penulis hanya memaparkan mengenai struktur dan letak konjungsi pada kalimat majemuk kausalitas dalam bahasa Mandarin. Penelitian ini membantu penulis

(15)

untuk mengetahui bagaimanakah struktur kalimat majemuk kausalitas yang baik dan benar secara tatabahasa dalam bahasa Mandarin.

Referensi

Dokumen terkait

penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu.. 8.1.1

Rektor Universitas Sumatera Utara, Ketua TKP-PPDS FK USU, dan Ketua Program Studi Magister Kedokteran FK USU yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

Dari gambar dan hasil pengamatan menunjukkan interaksi pemberian pupuk kandang dengan berbagai panjang stek berpengaruh nyata terhadap panjang tunas dan panjang

Pada tipologi inovasi produk (keluaran), berdasarkan dimensi total, ekspansi, dan evolusi, pelayanan Kartu Identitas Anak (KIA) melalui “aplikasi dukapil dalam

Bentuk wajah depan pria dan wanita pada RW 1 (sumbu x) (Gambar 3) dengan persentase sebesar 28.57% (pria) dan 35.16% (wanita) (Lampiran 5) menunjukkan perubahan bentuk

(2006), “Analisis faktor psikologis konsumen yang mempengaruhi keputusan pembelian roti merek Citarasa di Surabaya”, skripsi S1 di jurusan Manajemen Perhotelan, Universitas

Berdasarkan observasi, objek kajian belum memiliki sertifikasi dari Lembaga Ekolabel Indonesia, sehingga hasil yang dicapai dari kriteria kayu bersertifikat adalah

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, dengan ini menyetujui untuk memberikan ijin kepada pihak Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknik Universitas Muria Kudus