• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kewaspadaan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia agar dapat melaksanakan kegiatannya sehari-hari dengan baik (Guyton & Hall, 2007). Kewaspadaan adalah keadaan saat pusat tidur tidak diaktifkan sehingga nuklei pengaktivasi retikular di mesencephalon dan pons terbebas dari inhibisi dan bisa aktif secara spontan. Hal ini juga dapat terjadi karena adanya stimulasi dari neurotransmitter pada reticular activating system (RAS). Ketika impuls saraf yang ditransmisi melalui thalamus ke seluruh korteks serebri meningkat, area RAS akan diaktivasi sehingga derajat kewaspadaan dan konsentrasi meningkat. Sebaliknya, jika aktivitas di RAS menurun maka seseorang akan mengantuk (Tortora & Derrickson, 2009).

Beberapa faktor memengaruhi kewaspadaan seseorang, seperti makanan dan minuman yang dikonsumsi setiap harinya, obat-obatan, faktor persiapan seseorang sebelum melakukan tes, konsentrasi, dan faktor latihan sebelum melakukan tes (Atkinson et al., 1985). Makanan merupakaan sumber energi utama bagi tubuh. Energi dibutuhkan untuk aktivitas otot, sekresi kelenjar, mempertahankan potensial membran pada saraf dan serabut otot, pembentukan zat di dalam sel, absorpsi makanan dari saluran pencernaan, dan berbagai fungsi lainnya (Guyton & Hall, 2007). Oleh karena makanan berpengaruh terhadap potensial membran saraf, dan mekanisme potensial membran pada saraf menjelaskan terjadinya kewaspadaan seseorang, maka faktor makanan sangat berpengaruh terhadap peningkatan kewaspadaan.

Adakalanya seseorang melakukan kewajiban berpuasa, misalnya puasa di bulan Ramadhan bagi umat muslim. Pada saat seseorang berpuasa, asupan makanan dihentikan sementara selama kurang lebih 14 jam sehingga energi yang dihasilkan tubuh berkurang 20-30% (Satuhu, 2010).

(2)

2

Selain energi yang berkurang, saat berpuasa aktivitas tubuh dalam mempertahankan kewaspadaan pun akan menurun. Maka dari itu, saat berbuka puasa dibutuhkan makanan yang mampu mengembalikan energi tubuh dengan cepat dan mampu meningkatkan kewaspadaan.

Kurma adalah makanan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat saat berbuka puasa. Kurma memiliki kandungan energi yang sangat tinggi yaitu 3.000 kkal/kg berat kurma dengan total gula antara 73,8-79,1% bergantung pada jenis kultivarnya. Gula yang terdapat pada kurma tersebut, secara kimiawi terdiri dari sukrosa, glukosa, dan fruktosa. Sukrosa sendiri merupakan gula disakarida, termasuk kategori gula sederhana, yang dibentuk dari glukosa dan fruktosa. Kandungan gula sederhana yang terdapat di dalam kurma akan lebih mudah untuk diabsorpsi oleh tubuh, sehingga mampu mengembalikan energi setelah berpuasa dengan cepat (Subagja, 2013).

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yassine et al., tentang perbandingan kandungan kimiawi tiga varietas kurma yaitu Mech-Degla, Degla-Beida dan Deglet-Noor menyatakan bahwa komponen utama dari buah kurma yang belum dikeringkan adalah gula, dengan total gula 63,06-69,29% berat kurma, sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Assirey et al., bahwa kurma kering mengandung lebih tinggi gula yaitu 71.2-81.4%.

Selain kandungan energi yang tinggi kurma juga mengandung protein (2.3-5.6%), lemak (0.2-0.5%), mineral (1-1.9%), serat (6.4-11.5%), vitamin (C, B1, B2, B3 dan A), asam organik dan polyphenol (Mansouri et al., 2005). Selain nilai gizi dan aspek biokimia, kurma memiliki sifat biologis dan farmakologis seperti antimutagenik, antioksidan, antikanker, anti-inflamasi, antimikroba dan gastroprotektif (Baliga et al., 2010).

Kurma mengandung berbagai mineral yang berguna untuk tubuh seperti asam aspartat, prolin, alanin, glisin, valin dan leusin dalam konsentrasi tinggi dan konsentrasi rendah treonin, serin, isoleusin, tirosin, arginin, fenilalanin dan lisin dan konsentrasi yang sangat rendah dari metionin dan histidin (Assirey, 2015).

(3)

3

Oleh karena kandungan gizi yang terdapat dalam kurma tersebut sehingga kurma memiliki peran penting dalam memberikan asupan gizi yang baik bagi tubuh (Assirey, 2015).

Penelitian sebelumnya mengenai kandungan kimiawi kurma yang dilakukan oleh Yassine et al., menyatakan bahwa kurma memiliki mineral utama yaitu kalium (714,27-897,31/100 g berat kering kurma). Kalium merupakan salah satu mineral yang dapat meningkatkan kewaspadaan karena kalium berperan dalam proses difusi kalium dan natrium pada membran sel sehingga menyebabkan perbedaan potensial membran lalu timbul potensial aksi yang akan menjadi impuls ke thalamus lalu ke korteks serebri dan mengaktifkan ascending reticular activating system (ARAS) yang berperan dalam menciptakan kewaspadaan (Guyton & Hall, 2007). Buah kurma juga memiliki sedikit kandungan mineral magnesium, flourin dan seng. Peranan Seng di dalam kesehatan misalnya untuk menjaga stabilitas sel saraf (Fredrickson, 2000).

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis ingin mengetahui apakah kurma dapat meningkatkan kewaspadaan setelah berpuasa.

1.2 Identifikasi Masalah

Apakah kurma meningkatkan kewaspadaan setelah berpuasa.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kurma terhadap peningkatan kewaspadaan setelah berpuasa yang diukur dengan menggunakan Johnson Pascal Test.

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat akademik penelitian karya tulis ilmiah ini adalah mengungkapkan pengaruh kurma terhadap peningkatan kewaspadaan setelah berpuasa.

(4)

4

Manfaat praktis penelitian karya tulis ilmiah ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang manfaat kurma selain dapat mengembalikan energi setelah berpuasa juga dapat meningkatkan kewaspadaan setelah berpuasa sehingga kurma dapat menjadi pilihan makanan yang baik untuk dikonsumsi saat berbuka puasa.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Kurma memiliki kandungan energi yang sangat tinggi yaitu 3.000 kkal/kg kurma dengan total gula antara 73,8-79,1%, bergantung pada jenis kultivarnya. Gula yang terdapat pada kurma tersebut, secara kimiawi terdiri dari sukrosa, glukosa, dan fruktosa (Subagja, 2013). Kandungan gula sederhana yang terdapat pada kurma membuat absorpsinya oleh tubuh lebih cepat.

Setelah absorpsi dari saluran pencernaan, banyak fruktosa dan hampir semua galaktosa diubah secara cepat menjadi glukosa di dalam hati. Glukosa kemudian menjadi jalur umum akhir untuk transpor hampir semua karbohidrat ke sel jaringan (Guyton & Hall, 2007).

Energi yang berasal dari oksidasi karbohidrat akan digunakan untuk mengubah ADP (adenosine difosfat) menjadi ATP (adenosine trifosfat) yang selanjutnya digunakan berbagai reaksi tubuh antara lain transport aktif molekul melalui membran sel, kontraksi otot dan kerja mekanik dan konduksi impuls saraf sehingga berperan dalam menciptakan kewaspadaan (Guyton & Hall, 2007).

Kurma memiliki kadar indeks glikemik yang tinggi yaitu 103 sehingga kurma termasuk makanan yang cepat diabsorpsi oleh tubuh (Magee, 2009). Makanan dengan indeks glikemik tinggi dapat meningkatkan kadar glukosa darah secara cepat, sehingga dapat menjadi sumber energi untuk otak dalam menciptakan kewaspadaan (Guyton & Hall, 2007).

(5)

5

Selain kandungan energi yang tinggi, kadar kalium kurma juga sangat signifikan dengan rasio perbandingan 666 : 1 (Suryanti, 2010). Pada profil mineral kurma menunjukkan bahwa kalium merupakan komponen utama (714,27-897,31 mg / 100g berat kering) (Yassine et al., 2014). Kalium tersebut pada proses difusi kalium dan natrium berperan dalam menciptakan perbedaan potensial membran sehingga mengakibatkan potensial aksi (Guyton & Hall, 2007).

Potensial aksi yang berupa impuls tersebut akan melalui thalamus untuk berproyeksi secara difus ke korteks serebri dan mengaktivasi ascending reticular activating system (ARAS) yang berperan dalam menciptakan suatu keadaan waspada (Ganong, 2003).

Buah kurma juga memiliki sedikit kandungan mineral magnesium, flourin dan seng. Peranan seng di dalam kesehatan misalnya untuk menjaga stabilitas sel saraf (Fredrickson, 2000).

1.5.2 Hipotesis Penelitian

Kurma meningkatkan kewaspadaan setelah berpuasa.

Referensi

Dokumen terkait

used Kim’s theory on types of error according to meaning -assessment criteria. since her theory supported the writer’s study

Dalam hal ini bidan sebagai tenaga kesehatan mempunyai tanggung jawab sebagai pelaksana yaitu memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnya remaja dalam masa pranikah,

Objective: To determine the expression of ER, PR and HER2 in breast cancer at the Urip Sumoharjo Hospital, Bandar Lampung.. Methods: A cross-sectional study by using the

Pengelola Barang : khusus tanah & bangunan yang berada dalam penguasaannya sekurangnya sekali dalam 5 tahun. Jenis

Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik

• Nutrien yang berasal dari hasil dekomposisi serasah maupun berasal dari runoff daratan terjebak di hutan mangrove akan terbawa oleh arus dan gelombang ke laut pada saat

Yaitu terjadinya pergeseran fungsi jalur pedestrian yang keperuntukan awalnya sebagai jalur pejalan kaki, pada periode waktu tertentu mengalami pergeseran fungsi sebagai

PRIORITAS NASIONAL (PN) KESEHATAN RKP 2017 RKP 2018 1 2 3 Peningkatan Derajat Kesehatan dan Gizi Masyarakat Penguatan Promotif dan Preventif “Gerakan Masyarakat Hidup