• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Genetika Tumbuhan Ap

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Praktikum Genetika Tumbuhan Ap"

Copied!
137
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

GENETIKA TUMBUHAN

Semester: Ganjil 2014

Oleh:

(2)

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH GENETIKA TUMBUHAN

Oleh :

Apriliane Briantika Louise A1L013055/ C

Diterima dan disetujui Tanggal: 12 Desember 2014

Asisten Praktikum,

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat serta kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan praktikum ini tanpa ada hambatan yang berarti. Penulis juga mengucapakan terima kasih kepada pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun laporan Genetika Tumbuhan ini, diantaranya:

1. Orang Tua yang selalu memberikan doa dan dukungannya.

2. Bapak Totok dan Ibu Siti Nurchasanah selaku dosen mata kuliah Genetika Tumbuhan.

3. Teman-teman satu kelompok, atas kerjasamanya dalam penyusunan laporan ini.

4. Semua pihak yang telah membantu penulis, baik secara langsung atau tidak langsung.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, agar penyusunan laporan selanjutnya dapat menjadi lebih baik. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.

(4)

PRAKATA……….…….3

DAFTAR ISI………..……….4

DAFTAR LAMPIRAN……….……… 1. ACARA I. PENGAMATAN PERILAKU KROMOSOM ` I. PENDAHULUAN……….……….………10

A.Latar Belakang………..……….………10

B. Tujuan………..……..11

II. TINJAUAN PUSTAKA……….…12

III. METODE PRAKTIKUM……….16

A. Bahan dan Alat………..16

B. Prosedur kerja………...…16

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN………..18

A. Hasil………..…18

B. Pembahasan………...20

V. KESIMPULAN DAN SARAN………29

A.Kesimpulan……….29

B. Saran………..29

2. ACARA II. TEORI KEMUNGKINAN……….31

I. PENDAHULUAN………..32

A.Latar Belakang………...32

B. Tujuan………33

II. TINJAUAN PUSTAKA………34

III. METODE PRAKTIKUM………37

A. Bahan dan Alat………..37

B. Prosedur kerja………...37

(5)

B. Pembahasan………...40

V. KESIMPULAN DAN SARAN………48

A.Kesimpulan……….48

B. Saran………..…48

3. ACARA III. PERSILANGAN MONOHIBRID………50

I. PENDAHULUAN……….…51

A.Latar Belakang…….………..51

B. Tujuan………52

II. TINJAUAN PUSTAKA………53

III. METODE PRAKTIKUM………58

A. Bahan dan Alat………..58

B. Prosedur kerja………...…58

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN……….59

A. Hasil………..59

B. Pembahasan………...61

V. KESIMPULAN DAN SARAN………71

A.Kesimpulan……….71

B. Saran………..71

4. ACARA IV. PERSILANGAN DIHIBRID………...73

I. PENDAHULUAN……….74

A.Latar Belakang………...74

(6)

II. TINJAUAN PUSTAKA………77

III. METODE PRAKTIKUM………80

A. Bahan dan Alat………..…80

B. Prosedur kerja………...80

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN………81

A. Hasil………..81

B. Pembahasan………...84

V. KESIMPULAN DAN SARAN……….92

A.Kesimpulan……….92

B. Saran………..92

5. ACARA V. PENYIMPANGAN HUKUM MENDEL………..94

I. PENDAHULUAN……….95

A.Latar Belakang………...95

B. Tujuan………96

II. TINJAUAN PUSTAKA………97

III. METODE PRAKTIKUM………..100

A. Bahan dan Alat………100

B. Prosedur kerja……….100

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN………..101

A. Hasil………101

B. Pembahasan……….113

V. KESIMPULAN DAN SARAN………..120

A.Kesimpulan………..120

(7)

ACARA VI.PENGHITUNGAN FREKUENSI ALELE, FREKUENSI GENOTIP, PENGUKURAN SIFAT-SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF

I. PENDAHULUAN………...……122

A.Latar Belakang……….123

B. Tujuan………..…………123

II. TINJAUAN PUSTAKA………..124

III. METODE PRAKTIKUM………..128

A. Bahan dan Alat………128

B. Prosedur kerja……….128

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN………..130

A. Hasil………....130

B. Pembahasan……….…133

V. KESIMPULAN DAN SARAN… A.Kesimpulan………...………138

B. Saran………138

(8)

DAFTAR TABEL

(9)

LAPORAN PRAKTIKUM

GENETIKA TUMBUHAN

ACARA I

PENGAMATAN PERILAKU KROMOSOM

Semester : Ganjil 2014

Oleh :

(10)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sel merupakan penyusun tubuh makhluk hidup yang dapat memberi bentuk tubuh pada makhluk hidup. Tanpa adanya sel makhluk hidup tidak akan pernah ada. Sel berfungsi sebagai pusat penggerak dari seluruh aktifitas makhluk hidup. Sel juga mengandung informasi genetika berupa DNA sebagai pembawa sifat induk kepada keturunannya. Oleh karena itu sel biasa di sebut unit terkecil hereditas bagi makhluk hidup atau sebagai pembawa sifat.

Teori sel menyatakan bahwa setiap sel penyusun makhluk hidup berasal dari sel sebelumnya. Proses terjadinya sel baru dari sel induknya disebut dengan pembelahan sel. Pembelahan sel dikelompokkan menjadi mitosis dan meiosis. Mitosis adalah peristiwa pembelahan sel yang terjadi pada sel-sel somatis (sangat aktif pada jaringan meristem) yang menghasilkan dua sel anak dengan komponen yang sama dan identik dengan komponen induknya. Mitosis merupakan dasar dalam pembiakan vegetatif tanaman, sedangkan meiosis merupakan dasar munculnya keragaman.

(11)

atau aktivitas kromosom dapat dilihat dalam siklus sel, termasuk didalamnya adalah pembelahan sel (mitosis atau meiosis). Adapun mitosis maupun meiosis merupakan langkah awal yang dapat dilaksanakan untuk mempelajari kromosom.

Inti sel dari kebanyakan mahkluk hidup terdapat kromosom, yaitu benda-benda halus yang berbentuk batang panjang atau pendek dan berbentuk lurus bengkok. Kromosom merupakan pemegang semua instruksi hereditas. Struktur kromosom dapat dilihat sangat jelas pada fase-fase tertentu waktu pembelahan nukleus pada saat mereka bergulung. Untuk melihat struktur kromosom, dapat kita lakukan di atas mikroskop. Tapi, kebanyakan yang dapat kita lihat hanya sekelompok kromosom yang kecil menyerupai cacing. Oleh karena itu, praktikum pengamatan kromosom ini menggunakan preparat bawang merah (Allium ascallonicum), karena bawang merah bisa dibelah setipis mungkin.

B. Tujuan

(12)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Kromosom adalah suatu struktur makromolekul yang berisi DNA di mana informasi genetik dalam sel disimpan. Kata kromosom berasal dari kata khroma yang berarti warna dan soma yang berarti badan. Kromosom terdiri atas dua bagian, yaitu sentromer / kinekthor yang merupakan pusat kromosom berbentuk bulat dan lengan kromosom yang mengandung kromonema & gen berjumlah dua buah (sepasang). Sastrosumarjo (2006) menjelaskan bahwa kromosom merupakan alat transportasi materi genetik (gen atau DNA) yang sebagian besar bersegregasi menurut hukum Mendel, sedangkan Masitah (2008) menjelaskan bahwa kromosom adalah susunan beraturan yang mengandung DNA yang berbentuk seperti rantai panjang. Setiap kromosom dalam genom biasanya dapat dibedakan satu dengan yang lainnya oleh beberapa kriteria, termasuk panjang relatif kromosom, posisi suatu struktur yang disebut sentromer yang memberi kromosom dalam dua tangan yang panjangnya berbeda-beda, kehadiran dan posisi bidang (area) yang membesar yang disebut knot (tombol) atau kromomer. Selain itu, adanya perpanjangan arus pada terminal dan material kromatin yang disebut satelit, dan sebagainya (Suprihati, 2007).

(13)

panjang total dan letak sentromernya diketahui, maka dapat dilanjutkan dengan analisis kariotipe (Satrosumarjo, 2006).

Kemampuan organisme untuk memproduksi jenisnya merupakan salah satu karakteristik yang paling bisa membedakan antara makhluk hidup dengan benda mati. Kemampuan yang unik untuk memnghasilkan keturunan ini, seperti semua fungsi biologis, memiliki dasar seluler, kelangsungan kehidupan didasarkan pada reproduksi sel atau pembelahan sel, kehidupan sel dimulai dari asal usulnya dalam pembelahan sel induk hingga pembelahan dirinya sendiri menjadi dua bagian (Setjo, 2004).

(14)

Sel yang membelah disebut induk , dan hasil pembelahannya disebut sel anak. Sel induk memindahkan salinan informasi genetic (DNA) ke sel anak, untuk menyampaikan informasi genetic tersebut sel induk harus melipatgandakan informasi genetic yang dimiliki (DNA) melalui replikasi (duplikasi) sebelum melaksanakan pembelahan atau reproduksi sel. Setiap sel berasal dari sel sebelumnya. Proses yang menyangkut terbentuknya sel-sel anak baru dari induknya disebut pembelahan sel. Reproduksi sel merupakan salah satu ciri utama makhluk hidup. Pada makhluk hidup bersel satu atau uniseluler, proses ini bertujuan sama seperti tujuan perkembangbiakan, yaitu menghindari kepunahan (Harten, 2009).

Organisme tingkat tinggi, pembelahan sel dilakukan secara mitosis dan meiosis. Pembelahan sel secara mitosis terdiri atas empat tahap yaitu. Tahap propase,metaphase anaphase dan telopase, sedangkan pada pembelahan meiosis terjadi pula tahap yang menyerupai tahap pembelahan mitosis. Tahap pembelahan meiosis II, yang membedakan hanya pada kromosomnya. Pembelahan sel meiosis terjadi pada sel gamet yang menghasilkan empat sel anakan haploid (n). Tahap meiosis I terjadi melalui empat tahap, yaitu profase I, metaphase I, anaphase I, dan telofase I (Campbell, 2002).

(15)
(16)

III. METODE PRAKTIKUM

A. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah akar bawang merah, larutan 0,002 M hidroxichinolin, larutan 45 % CH3COOH, larutan HCL dan larutan aceto orcein/ carmin. Alat yang digunakan adalah kaca preparat, cover glass, beker glass, penangas air, pembakar bunsen, mikroskop dan jarum.

B. Prosedur Kerja

1. Umbi bawang merah yang bagus dan sehat dipilih dan dikecambahkan di air sampai muncul akar.

2. Akar bawang merah dicuci dengan air sampai bersih.

3. Ujung akar bawang merah dipotong sepanjang ± 1 cm dan dimasukkan ke dalam larutan 0,002 M hydroxychinolin, di simpan di ruang gelap dengan suhu 20 °C selama 1 jam.

4. Ujung akar bawang merah difiksasi dengan menggunakan larutan 45 % CH3COOH selama ± 10 menit.

5. Bahan dengan campuran larutan HCL dan CH3COOH di maserasi dengan perbandingan 3 : 1 pada suhu 60° C selama ± 3 menit.

6. Ujung akar bawang merah diambil 1 mm dan diletakkan di atas gelas preparat.

7. Pewarnaan dilakukan dengan menggunakan aceto orcein atau aceto carmin (larutan staining).

8. Tutup dengan gelas penutup (cover glass) dan ujung akar bawang merah dihancurkan dengan cara ditekan.

(17)
(18)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 1. Pengamatan Perilaku Kromosom N

o

Fase Gambar Keterangan

1 Profase 1.Sentromer

2.Kromatid

3.Sister kromatid

Perbesaran : 40 kali Jumlah Kromosom : 16

Preparat : Akar bawang merah

2 Metafa se

1. Benang spindel 2. Kromatid

3. Sentromer 4. Kutub

5. Garis ekuator

Perbesaran : 40 kali Jumlah Kromosom : 16

(19)

3 Anafas e

1. Kutub

2. Benang spindel 3. Kromatid

4. Sentromer

Perbesaran : 40 kali Jumlah Kromosom : 16

Preparat : Akar bawang merah

4 Telofas e

1. Sentromer 2. Kromatid

3. Sekat Sitokinesis 4. Membran sel anak 5. Membran sel anak

Perbesaran : 40 kali Jumlah Kromosom : 16

(20)

B. Pembahasan

Kromosom Menurut Wilhelm Roux (1883), adalah pembawa faktor keturunan. Eksperimen T. Bovery dan Ws. Sutton (1902) membuktikan bahwa kromosom membawa material genetik. Ukuran dan bentuk kromosom bervariasi pada setiap spesies makhluk hidup. Panjang kromosom antara 0,2 –50 mikron dengan diameter antara 0,2–20 mikron. Bentuk kromosom pada setiap fase pertumbuhan dalam pembelahan mitosis senantiasa berubah-ubah. Setiap kromosom terdiri atas sentromer dan lengan.

Kromosom menurut Brown (2012) adalah suatu struktur makro molekul yang berisi DNA di mana informasi genetik dalam sel disimpan. Kata kromosom berasal dari kata khroma yang berarti warna dan soma yang berarti badan Kromosom terdiri atas dua bagian, yaitu sentromer / kinekthor yang merupakan pusat kromosom berbentuk bulat dan lengan kromosom yang mengandung kromonema & gen berjumlah dua buah (sepasang). Kromosom sekumpulan gen (DNA) dalam inti sel yang berperan dalam pewarisan sifat keturunan (hereditas). Gen tersebut terdapat di lokus dalam kromosom yang mengandung cetak biru yang menghasilkan fenotipe. Setiap kromosom memiliki bagian menyempit yang disebut sentromer.

(21)

memiliki suatu posisi spesifik di dalam masing-masing kromosom. Sentromer memiliki karakteristik khusus yaitu mengandung banyak sekuens berulang. Fungsi sentromer terutama pada pembelahan sel. Pada sel yang sedang membelah di daerah sentromer terbentuk struktur kinetokor yang merupakan tempat melekatnya serabut spindel yang memanjang sampai ke kutub inti sel. Serabut spindel berperan menarik anak kromatid ke kedua anak inti sel yang terbentuk (Brown, 2002).

(22)

Mitosis adalah proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel ke dua selidentik yang dihasilkan oleh pembelahan sel. Pembelahan mitosis merupakan cara reproduksi sel dimana sel membelah melalui tahap-tahap yang teratur. Pembelahan sel mitosis terjadi pada organisme multiseluler seperti pada sel hewan, sel tumbuhan dan sel manusia. Mitosis umumnya diikuti sitokinesis yang membagi sitoplasma dan membran sel. Proses ini menghasilkan dua sel anak yang identik, yang memiliki distribusi organel dan komponen sel yang nyaris sama. Mitosis dan sitokenesis merupakan fasamitosis (fase M) pada siklus sel, di mana sel awal terbagi menjadi dua sel anakan yang memiliki genetik yang sama dengan sel awal (Brown, 2002).

1. Interfase:

Tahap interfase merupakan tahap persiapan yang esensial untuk pembelahan sel karena pada tahap ini kromosom direplikasi. Saat pembelahan sel, kromatin dikemas sangat padat/kompak sehingga tampak sebagai kromosom. Selama interfase, kromatin tidak terlalu kondensasi untuk ekspresi informasi genetik.

2. Profase:

a. Nukleolus melebur dan kromatin (gabungan hasil replikasi DNA d engan protein)terkondensasi menjadi kromosom.

b. Masing-masing kromosom hasil replikasi mengandung 2 kromatid yang mengandung informasi genetik yang sama.

c. Mikrotubulus sitoskeleton berubah fungsi dari mempertahankan bentuk sel menjadi fungsi membangun spindel mitotik dari bagian sentrosom.

(23)

c. Kromatid menuju bidang pembelahan berkumpul berderet pada bidang pembelahan

d. Terbentuk benang antar kromatid / benang interkromosom (interzonal)

e. Tegangan serat spindel membuat kromosom berada satu bidang pada pusat sel.

4. Anafase :

a. Dimulai dengan pemisahan kromatid pada sentromernya

b. Sentromer dari masing-masing kromatid membelah menjadi dua c. Kromatid memisah dari bidang pembelahan kromoson

d. Kromosom bergerak ke kutub yang berlawanan (pergerakan ini dibantu oleh kontraksi benang kromosom dan dorongan benang interkromosomal).

5. Telofase :

a. Kromosom yang telah sampai di kutubnya mulai memanjang kembali kromatin

b. Anak inti dibentuk kembal c. Dinding inti dibentuk kembali d. Benang-benang gelendong hilang

Tumbuhan melakukan pembelahan sel dengan tujuan;

1. Regenerasi sel-sel yang rusak/mati atau memperbaiki bagian tubuh yang rusak atau lepas kembali seperti semula.

2. Pertumbuhan dan perkembangan

(24)

3. Berkembang biak (reproduksi) yaitu proses memperbanyak jumlah sel dengan cara membelah diri, baik pada organisme uniseluler maupun multiseluler

4. Variasi individu baru atau segala macam perbedaan yang terdapat antar individu dalam satu spesies.

Penggunaan bahan pada praktikum kali ini adalah akar bawang merah karena akar bawan merah merupakan salah satu jaringan yang sel-sel penyusunnya adalah sel-sel somatik, khusus pada ujung akar bersifat meristematik. Mitosis merupakan pembelahan sel yang umumnya terjadi pada sel-sel yang hidup terutama sel-sel-sel-sel yang sedang tumbuh, dan sel-sel-sel-sel ini umumnya terdapat pada ujung akar dan ujung batang tumbuhan. Perkecambahan umbi bawang merah dalam air bertujuan untuk melunakkan kulit biji dan menyebabkan pengembangan embrio dan membantu endosperm memfasilitasi masuknya O2, dan alat transportasi makanan. Pemotongan akar bawang diharapkan akan potongan akar yang mengandung banyak sel-sel yang sedang melakukan aktivitas mitosis.

(25)

dibandingkan bagian lain dari akar bawang merah (Allium cepa), pemberian HCl ini juga dapat melunakkan dinding sel sehingga memudahkan dalam memotong. Pemberian acetocarmin, acetocarmin adalah pewarna, sehingga jelas fungsinya dalah untuk memberi pigmen kepada sel-sel akar bawang sehingga mudah untuk diamati agar penyerapan warna lebih cepat. Pemberian Hydroxychinolin yaitu untuk kondensasi penebalan dan api bunsen berguna untuk mempercepat pendewasaan dan pembelahan sel dan larutan fiksatif untuk menghentikan aktifitas pembelahan dan mempertahankan keadaan sel seperti saat membelah dengan pemberian kolkisin maka diameter buluh-buluh pangangkut floem dan xylem akan lebih besar dengan pemberiaan kolkisin yang sebelumnya kromosom 2n menjadi 4n berdasarkan letak sentromer kromosom dibedakan kromosom metasentrik, telosentrik, sub metasentrik, akrosentris.

(26)

pembelahan sel. Tahapan pembelahan didasarkan pada perubahan letak (tingkah laku) kromosom selama pembelahan berlangsung (Pratiwi, 2004).

Praktikum kali ini dilakukan pengamatan terhadap pembelahan mitosis yang terjadi pada ujung akar bawang merah. Penggunaan akar karena akar merupakan salah satu jaringanyang tersusun oleh sel-sel somatik, khusus pada ujung akar bersifat meristematik. Mitosis merupakan pembelahan sel yang umumnya terjadi pada sel-sel yang hidupterutama sel-sel yang sedang tumbuh, dan sel-sel ini umunya terdapat pada ujungakar dan ujung batang tumbuhan (Ali, 2007).

(27)

jaringan. Selanjutnya dilakukan perwarnaan dengan arseno orcein agar mudah dalam pengamatan.

Pemberian aceto carmin/aceno orcein adalah sebagai pewarna, untuk memberi pigmen kepada sel-sel akar bawang sehingga mudah untuk diamati. Tidak cukup dengan itu agar penyerapan warna lebih cepatmaka perlu ditambahkan FeCl2, yang pada praktikum kemarin didapatkan dengan mencacah akar bawang merah dengan menggunakan jarum berkarat (Ali, 2007). Sel akar bawang merah yang baru terbentuk berisi 16 kromosom yang 8 diantaranya disumbangkan oleh bapak tumbuhan bawang, yaitu tumbuhan yang menyediakan gamet jantan. Kromosom ini sering dinamai kromosom paternal (Kimball, 1987). Berbagai kejadian yang terdapat selama mitosis dibagi ke dalam empat fase yang berurutan yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase. Masa diantara pembelahan - pembelahan disebut interfase.

(28)

sel untuk tidak membelah lagi sehingga tahap-tahap pembelahan mitosis dapat teramati.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Mitosis adalah peristiwa pembelahan sel yang terjadi pada sel-sel somatik(sangat aktif pada jaringan meristem) yang menghasilkan dua sel anakan, memiliki genotype yang sama dan identik dengan sel induknya. Tahapan yang terjadi pada pembelahan mitosis yaitu profase, ,metafase, anaphase, telofase. Padatahapan ini, jumlah kromosom tidak berubah, berisi 16 kromosom yang 8 diantaranya disumbangkan oleh tumbuhan yang menyediakan gamet jantan. Kromosom ini sering dinamai kromosom paternal. Sisanya yang 8 lagi disebut kromosom maternal.

(29)
(30)

DAFTAR PUSTAKA

Ali. 2007. Dasar-dasar Genetika. Erlangga. Jakarta.

Asnani. 2009. Genetika: Teori dan Soal-Soal. Erlangga. Jakarta.

Brown. 2012. Pembelahan Sel. PT Gramedia. Jakarta.

Campbell. 2002. Kromosom Akar Bawang Merah. Erlangga. Jakarta.

Crowder, L. V. 1986. Genetika Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Harten. 2009. Genetika. Tarsito. Bandung.

Kimball, J. W. 1987. Biologi Jilid 1. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Listiawan. 2009. Tahap-Tahap Pembelahan Sel. PT. Gramedia. Jakarta.

Masitah. 2008. Pembelahan Mitosis dan Meiosis. Erlangga. Jakarta.

Pratiwi. 2004. Genetika. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Rahana. 2010. Genetics. New Jersey. Viacom Company.

Sastrosumarjo. 2006. Pengantar Genetika. Bhratara. Jakarta.

Setjo, Susetyoadi. 2004. Anatomi Tumbuhan. JICA. Malang.

(31)

LAPORAN PRAKTIKUM

GENETIKA TUMBUHAN

ACARA II

TEORI KEMUNGKINAN

Semester : Ganjil 2014

Oleh :

(32)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teori kemungkinan merupakan dasar untuk menentukan nisbah yang diharapkan dari tipe-tipe persilangan genotipe yang berbeda. Penggunaan teori ini memungkinkan kita untuk menduga kemungkinan diperolehnya suatu hasil tertentu dari persilangan tersebut. Metode chi-kuadrat adalah cara yang dapat kita pakai untuk membandingkan data percobaan yang diperoleh dari persilangan-persilangan dengan hasil yang diharapkan berdasarkan hipotesis secara teoritis. Dengan cara ini seorang ahli genetika dapat menentukan suatu nilai kemungkinan untuk menguji hipotesis itu.

(33)

nilai-terjadi oleh peluang dan harus memperhatikan besarnya sampel dan besarnya peubah (derajat bebas).

Evaluasi hipotesis genetic memerlukan suatu uji yang dapat mengubah devisiasi-devisiasi dari nilai-nilai yang diharapkan menjadi probabililitas dari ketidaksamaan demikian yang terjadi oleh peluang. Uji ini harus pula memperhatikan besarnya sampel dan jumlah peubah (derajat bebas). Uji ini dikenal dengan uji X2 (Chi Square Test). Penggunaan teori kemungkinandan uji X2

dengan tingkat kepercayaan tertentu akan diperagakan secara sederhana dengan melihat hasil pelemparan uang logam dengan harapan praktikan dapat berlatih menggunakan uji X2 dan dapat menggunakannya lagi untuk hasil persilangan yan

sesungguhnya.

B. Tujuan

(34)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Teori kemungkinan merupakan peristiwa yang mungkin terjadi pada suatu objek umumnya digunakan untuk menyatakan peristiwa yang belum dapat dipastikan. Di dalam kehidupan kita sehari hari sering sekali kita jumpai banyak peristiwa dimana kemungkinan atau probabilitas. Teori kemungkinan digunakan untuk menyatakan suatu pernyataan yang tidak diketahui akan kebenarannya, diduga berdasarkan prinsip teori peluang yang ada. Nilai antara 0 dan 1 akan menggambarkan besarnya peluang munculnya suatu hal atau kejadian pada kondisi tertentu. Jika nilai peluang sama dengan 0 maka kejadian itu tidak pernah muncul atau mustahil terjadi. Jika nilai peluang 1 maka kejadian itu dapat disebut selalu ada atau pasti akan terjadi (Suryo, 1984).

(35)

dilantunkan berulang kali akan muncul muka dengan frekuensi hampir sama dengan frekuensi muncul belakang (Dixon, 1991).

Kemungkinan peristiwa yang diharapkan ialah perbandingan dari peristiwa yang diharapkan itu dengan segala peristiwa yang mungkin terjadi terhadap suatu obyek. Ada beberapa dasar-dasar teori kemungkinan, yaitu :

1. Kemungkinan atas terjadinya sesuatu yang diinginkan ialah sama dengan perbandingan antara sesuatu yang diinginkan itu terhadap keseluruhannya. 2. Kemungkinan terjadinya dua peristiwa atau lebih, yang masing-masing

berdiri sendiri ialah sama dengan hasil perkalian dari besarnya kemungkinan untuk peristiwa-peristiwa itu.

3. Kemungkinan terjadinya dua peristiwa atau lebih, yang saling mempengaruhi yaitu sama dengan jumlah dari besarnya kemungkinan untuk peristiwa itu (Pay, 1987).

(36)
(37)

III. METODE PRAKTIKUM

A. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah mata uang logam dan lembar pengamatan. Alat yang digunakan adalah uang logam dan kalkulator, dan alat tulis.

B. Prosedur Kerja

1. Satu keping mata uang logam dilempar ke atas, dicatat hasilnya (angka atau gambar). Pelemparan dilakukan 50x dan 100x. Hasilnya dianalisis dengan uji X².

2. Hal yang sama dilakukan pada kasus 2 keping uang logam yang dilempar sekaligus serta kasus 3 keping uang logam yang dilempar sekaligus.

(38)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 1. Uji X2 menggunakan 1 (satu) Keping Uang Logam (50 X)

Karakter yang diamati

A G Jumlah

Observasi (O) 29 21 50

Harapan (E) 1

2×50=25

1

2×50=25 50

( |O-E|−1 2 )2

(

|29−25|−1 2

)

2

(

4−1 2

)

2

=12,25

(

|21−25|−1 2

)

2

(

4−1 2

)

2

=12,25

24,5

(|OE|−1 2)2 E

12,25 25 =0,49

12,25

25 =0,49 0,98

X2 0,49 0,49 0,98

X2 tabel = 3,84

X2 hitung = 0,98

X2 tabel > X2 hitung

(39)

Tabel 2. Uji X2 menggunakan 1 (satu) Keping Uang Logam (100 X)

Karakter yang diamati

A G Jumlah

Observasi (O) 57 43 100

Harapan (E) 1

2×100=150

1

2×100=50 100

( |O-E|−1

2 )2

(

|57−50|−1 2

)

2

¿42,25

(

|43−50|−1 2

)

2

¿42,25

84,5

(|OE|−1 2)2 E

42,45

50 =0,845

42,25

50 =0,845 1,69

X2 0,845 0,845 1,69

X2 tabel = 3,84

X2 hitung = 1,69

X2 tabel > X2 hitung

(40)

B. Pembahasan

Peluang ialah ukuran dari besarnya kemungkinan munculnya suatu kejadian atau ukuran dari besarnya kemungkinan munculnya suatu kejadian (menurut buku M.Yusuf). Ungkapan-ungkapan yang menunjukkan ukuran kemungkinan ini, missal dalam obrolan sering mengatakan, kemungkinan besar tanaman itu akan mati atau kecil sekali kemungkinannya atau barang kali tidak mungkin saya lulus. Ungkapan-ungkapan tersebut menunjukan ukuran-ukuran dari kemungkinan, tetapi keseluruhan dari kenyataan tadi tidak ada yang menunjukan besaran numerk sehingga sult di ukur atau dlihat dalam proses analisis. Ungkapan “fivty – fivty” merupakan contoh ukuran kemungkinan yang berbentuk angka yang kita ketahui maknanya bahwa antara berhasil dan gagal mempunyai kemungkinan yang sama (Levitt, 1980).

(41)

Terdapat empat genotype AA, Aa, aA, dan aa yang masing-masing mempunyai frekuensi yang sama. Diketahui bahwa genotype Aa tidak berbeda dengan aA atau (Aa=aA), sehingga genotype a mempunyai frekuensi dua kali lebih besar dari AA dan aa. Sehingga dengan menggunakan persamaan diatas diperoleh hasil

P(AA) = ¼

P (Aa) = ½

P (aa) = ¼ (Levitt, 1980).

(42)
(43)

signifikansi praktis perlu dilandasi oleh pertimbangan akal (Diekhoff, 1992). Hal ini antara lain dikarenakan signifikan-tidaknya suatu statistik yang diuji tergantung antara lain pada ukuran sampel (n) dan variabilitas data.

(44)

Uji kai kuadrat (dilambangkan dengan "χ2" dari huruf Yunani "Chi" dilafalkan "Kai") digunakan untuk menguji dua kelompok data baik variabel independen maupun dependennya berbentuk kategorik atau dapat juga dikatakan sebagai uji proporsi untuk dua peristiwa atau lebih, sehingga datanya bersifat diskrit. Misalnya ingin mengetahui hubungan antara status gizi ibu (baik atau kurang) dengan kejadian BBLR (ya atau tidak). Dasar uji kai kuadrat itu sendiri adalah membandingkan perbedaan frekuensi hasil observasi (O) dengan frekuensi yang diharapkan (E). Perbedaan tersebut meyakinkan jika harga dari Kai Kuadrat sama atau lebih besar dari suatu harga yang ditetapkan pada taraf signifikan tertentu (dari tabel χ2).

Uji Kai Kuadrat dapat digunakan untuk menguji :

1. Uji χ2 untuk ada tidaknya hubungan antara dua variabel (Independency test).

2. Uji χ2 untuk homogenitas antar- sub kelompok (Homogenity test).

3. Uji χ2 untuk Bentuk Distribusi (Goodness of Fit)

Syarat dalam melakukan uji kai kuadrat, harus memenuhi syarat:

1. Sampel dipilih secara acak

2. Semua pengamatan dilakukan dengan independen

(45)

Keterbatasan penggunaan uji Kai Kuadrat adalah tehnik uji kai kuadarat memakai data yang diskrit dengan pendekatan distribusi kontinu. Dekatnya pendekatan yang dihasilkan tergantung pada ukuran pada berbagai sel dari tabel kontingensi. Untuk menjamin pendekatan yang memadai digunakan aturan dasar “frekuensi harapan tidak boleh terlalu kecil” secara umum dengan ketentuan:

1. Tidak boleh ada sel yang mempunyai nilai harapan lebih kecil dari 1 (satu)

2. Tidak lebih dari 20% sel mempunyai nilai harapan lebih kecil dari 5 (lima)

(46)

Nilai chi square adalah nilai kuadrat karena itu nilai chi square selalu positif. Bentuk distribusi chi square tergantung dari derajat bebas (Db)/degree of freedom. Pengertian pada uji chi square sama dengan pengujian hipotesis yang lain, yaitu luas daerah penolakan Ho atau taraf nyata pengujian. Metode Chi-kuadrat menggunakan data nominal, data tersebut diperoleh dari hasil menghitung. Sedangkan besarnya nilai chi-kuadrat bukan merupakan ukuran derajat hubungan atau perbedaan.

Pengujian hipotesis dengan chi-kuadrat dapat digunakan dengan baik, maka hendaknyamemperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

1. Jumlah sampel harus cukup besar untuk meyakinkan kita bahwa terdapat kesamaan antara distribusi teoretis dengan distribusi sampling chi-kuadrat.

2. Pengamatan harus bersifat independen (unpaired). Ini berarti bahwa jawaban satu subjek tidak berpengaruh terhadap jawaban subjek lain atau satu subjek hanya satu kali digunakan dalam analisis.

3. Pengujian chi-kuadrat hanya dapat digunakan pada data deskrit (data frekuensi atau data kategori) atau data kontinu yang telah dikelompokan menjadi kategori.

4. Jumlah frekuensi yang diharapkan harus sama dengan jumlah frekuensi yang diamati.

(47)

estimate) sehingga banyak hipotesis yang ditolak kecuali dengan koreksi dari Yates.

6. Bila tidak cukup besar, maka adanya satu nilai ekspektasi yang lebih kecil dari 5 tidak akan banyak mempengaruhi hasil yang diinginkan. 7. Pada pengujian chi-kuadrat dengan banyak ketegori, bila terdapat lebih

dari satu nilai ekspektasi kurang dari 5 maka, nilai-nilai ekspektasi tersebut dapat digabungkan dengan konsekuensi jumlah kategori akan berkurang dan informasi yang diperoleh juga berkurang.

(48)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Metode chi square adalah cara yang dipakai untuk membandingkan data percobaan yang diperoleh dari persilangan. Persilangan dengan hasil yang diharapkan berdasarkan hipotesis secara teoritis. Teori kemungkinan merupakan dasar untuk menetukan nisbah yang diharapkan dari tipe-tipe persilangan genotip yang berbeda. Pengolahan data dengan uji squarea test dapat dilakukan dengan menentukan jumlah dari setiap kelas fenotip yang akan diramalkan dan besar penyimpanagn dari jumlah spesies setelah diramal dengan rumus X = ∑(d2/e).

B. Saran

(49)

DAFTAR PUSTAKA

Ali. 2001. Genetika Edisi Kedua. Erlangga. Jakarta.

Cochran. 1994. Statistics for the Behavioral Sciences, 2nd edition. New York, Holt, Rinehart and Winston Inc.

Diekhoff. 1992. Statistics for the Social and Behavioral Sciences, Univariate, Bivariate, Multivariate, Dubuque, IA.: Wm. C. Brown Publishers.

Dixon. 1991. Penuntun Pratikum Genetika Dasar. Lab. Agronomi Universitas Bengkulu. Bengkulu.

Levitt. 1980. Teori Kemungkinan. UGM Press. Yogyakarta.

Pay. 1987. Genetika. Universitas Bengkulu. Bengkulu.

Rahardi. 2009. Genetika. Tarsito. Bandung.

Suryo. 1984. Genetika Strata 1. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

(50)

LAPORAN PRAKTIKUM

GENETIKA TUMBUHAN

ACARA III

PERSILANGAN MONOHIBRID

Semester : Ganjil 2014

Oleh :

Apriliane Briantika Louise A1L013055/ C

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIAN

(51)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persilangan monohibrid adalah persilangan antar dua spesies yang sama dengan satu sifat beda. Persilangan monohibrid ini sangat berkaitan dengan hukum Mendel I atau yang disebut dengan hukum segresi. Pada peristiwa persilangan monohibrid, akan dihasilkan keturunan yang tidak mirip dengan salah satu sifat induknya, tetapi sifat keturunannya berada di antara sifat kedua induknya yang disebut sifat antara atau intermediet. Hukum ini berbunyi, “Pada pembentukan gamet untuk gen yang merupakan pasangan akan disegresikan kedalam dua anakan.

(52)

Persilangan monohibrid adalah persilangan antara dua individu dengan hanya fokus pada sebuah sifat yang berbeda dari sebuah karakter pada tanaman sejenis. Persilangan ini sering dikenal dengan persilangan satu sifat beda. Konsep Kenampakan karakter sebuah individu dipengaruhi oleh susunan basa nitogen di dalam kromosom. Di dalam kromosom terdapat segmen-segmen DNA yang berisi informasi yang akan diwariskan kepada keturunannya, segmen DNA dalam kromosom ini disebut dengan gen. Jadi gen adalah sesuatu yang mempengaruhi kenampakan sebuah karakter. Konsep mengenai Kromosom selalu berpasangan, kromosom pasangannya disebut dengan kromosom homolog. oleh karena itu keberadaan gen yang mempengaruhi karakter yang sama dapat dijumpai pada di kromosom homolognya. Hanya saja pengaruhnya bisa sama ataupun berbeda.

B. Tujuan

(53)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Mendel pertama kali mengetahui sifat monohybrid pada saat melakukan percobaan penyilangan pada kacang ercis (Pisum sativum). Sehingga sampai saat ini di dalam persilangan monohybrid selalu berlaku hukum Mendel I. Sesungguhnya di masa hidup Mendel belum diketahui sifat keturunan modern, belum diketahui adanya sifat kromosom dan gen, apalagi asam nukleat yang membina bahan genetic itu. Mendel menyebut bahan genetic itu hanya faktor penentu (determinant) atau disingkat dengan factor. Hukum Mendel I : pemisahan gen sealel. Dalam bahasa Inggris disebut : ”Segregation of allelic genes”. Hukum ini disebut juga Hukum Segregasi. Berdasarkan percobaan menyilang 2 individu yang memiliki 1 karakter berbeda : Monohibrid. Peristiwa pemisahan alel ini terlihat ketika pembikinan gamet individu yang memiliki genotipe heterozigot, sehingga tiap gamet mengandung salah satu alel itu (Suryo, 1984).

(54)

Perkawinan monohibrid dapat disebut dengan pewarisan gen tunggal. Pengertiannya adalah persilangan antar dua tetua dengan salah satu sifat yang dapat membedakan keduanya. Keturunan pertamanya (generasi F1) diharapkan akan memiliki sifat dengan salah satu tetua jika sifat tersebut dipengaruhi oleh alel dominan dan resesif serta tidak ada tautan seperti yang ditemukan Mendel pada tanaman kapri (Pisum sativum). Untuk memudahkan mempelajari peristiwa penurunan sifat suatu makhluk hidup, selanjutnya setiap gen diberi simbol huruf seperti A, a, B, b, C, c, dan seterusnya. Setiap simbol diperuntukkan bagi satu ciri tertentu (satu sifat beda). Gen-gen akan berpasangan membentuk genotip (Suryo, 1984).

(55)

Fenotip adalah sifat yang nampak dari luar, hal ini berdasarkan penterjemahan simol dari genotip ditambah faktor lingkungan. Penentukan gamet (sel kelamin) dari sebuah genotip, maka caranya adalah menggunakan rumus 2 pangkat n, n adalah jumlah pasangan alel yang heterozigot. Persilangan monohibrid adalah persilangan atau perkawinan antara dua individu berbeda, dengan satu sifat beda, misalnya sifat warna, rasa atau ketahanan terhadap suatu penyakit (Kimball, 1998).

Penurunan sifat atau hereditas mendapat perhatian banyak peneliti. Peneliti yang paling popular adalah Gregor Johann Mendel yang lahir tahun 1822 di Cekoslovakia. Pada tahun 1842, Mendel mulai mengadakan penelitian dan meletakkan dasar-dasar hereditas. Ilmuwan dan biarawan ini menemukan prinsip-prinsip dasar pewarisan melalui percobaan yang dikendalikan dengan cermat dalam pembiakan silang. Penelitian-penelitian Mendel menghasilkan hukum Mendel I dan hukum Mendel II (Suryo, 1984).

(56)

Persilangan monohibrid yang menghasilkan keturunan dengan perbandingan F2, yaitu 1 : 2 : 1 merupakan bukti berlakunya hukum Mendel I yang dikenal dengan nama Hukum Pemisahan Gen yang Sealel (The Law of Segregation of Allelic Genes), sedangkan persilangan dihibrid yang menghasilkan keturunan dengan perbandingan F2, yaitu 9 : 3 : 3 : 1 merupakan bukti berlakunya Hukum Mendel II yang disebut Hukum Pengelompokkan Gen secara Bebas (The Law Independent Assortment of Genes). Mengikuti secara saksama hasil percobaan Mendel, baik pada persilangan monohibrid maupun dihibrid maka secara sederhana dapat kita simpulkan bahwa gen itu diwariskan dari induk atau orang tua kepada keturunannya melalui gamet (Victoria, 2011).

Mendel adalah seorang yang genius dan telah berhasil dalam percobaan-percobaannya pada bidang hibridasi. Mendel telah berhasil menyusun beberapa postulatnya, sebagai berikut:

1. Sifat materai herediter berupa benda atau partikel dan bukan berupa cairan atau homurai.

2. Sifat tersebut berpasangan.

(57)
(58)

III. METODE PRAKTIKUM

A. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah biji kedelai, media tanam (tanah), dan lembar pengamatan. Alat yang digunakan adalah seedbox, dan alat tulis.

B. Prosedur Kerja

1. Biji populasi P1, P2, F1, dan F2 ditanam pada seedbox berisi tanah. 2. Biji kedelai dibiarkan tumbuh dan berkecambah

(59)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

P1 Grobogan (P1. 1) x Muria (P1. 2)

HH(Ungu) hh(Hijau)

F1 Hh (Ungu)

P2 Hh x Hh

F2 HH→ Ungu

Hh→ Ungu Hh→ Ungu hh→ Ungu

Percobaan Genotip : 1 : 2 : 1

HH : Hh : hh

Percobaan : 3 : 1

(60)

Tabel x2

x2tabel 3,84

Warna biji

Σ

Ungu Hijau

Observasi (O) 14 6 20

Harapan (E) 3

4 x20 = 15

1

4 x20 = 5 20

2 2 1 ) (       E

O 0,25 0,25 0,5

E E O 2 2 1 ) (       

0,016 0,05 0,066

X2 Hitung 0,016 0,05 0,066

Kesimpulan:

X2 tabel > X2 hitung, maka hasil signifikan artinya pengujian sesuai dengan

(61)

B. Pembahasan

Mendel melakukan persilangan monohibrid atau persilangan satu sifat beda,dengan tujuan mengetahui pola pewarisan sifat dari tetua kepada generasi berikutnya. Persilangan ini untuk membuktikan hukum Mendel I yang menyatakan bahwa pasangan alel pada proses pembentukkan sel gamet dapat memisah secarabebas. Hukum Mendel I disebut juga dengan hukum segresi. Mendel melanjutkan persilangan dengan menyilangkan tanaman dengan duasifat beda, misalnya warna bunga dan ukuran tanaman. Persilangan monohibrid yang menghasilkan keturunan dengan perbandingan F2, yaitu 1 : 2 : 1 merupakan bukti berlakunya hukum Mendel I yang dikenal dengan nama Hukum Pemisahan Gen yang Sealel (The Law of Segregation of Allelic Genes (Kimball, 1998).

(62)

dalam lokus yang sama pada kromosom, pada waktu gametogenesis gen sealel akan terpisah, masing-masing pergi ke satu gamet.

Kedelai varietas lokal Grobogan telah sejak lama menjadi pilihan petani Jawa Tengah, khususnya petani Kabupaten Grobogan. Varietas lokal ini mempunyai keunggulan umurnya lebih pendek, polongnya besar, dan tingkat kematangan polong dan daun bersamaan, jadi pada saat dipanen daun kedelai sudah rontok. Keunggulan inilah yang menarik minat peneliti untuk memurnikan varietas ini. Pada tahun 2008, hasil pemurnian populasi lokal Malabar Grobogan ini dilepas dengan nama varietas Grobogan. Varietas kedelai dengan potensi hasil 3,40 t/ha ini telah diuji coba dengan rata-rata hasil 2,77 t/ha. Deskipsi lengkap varietas Grobogan adalah sebagai berikut:

 Dilepas tahun : 2008

 SK Mentan : 238 /Kpts/SR.120/3/2008

 Asal : Pemurnian populasi Lokal Malabar Grobogan  Tipe pertumbuhan : Determinit

 Warna hipokotil : Ungu  Warna epikotil : Ungu

 Warna daun : Hijau agak tua  Warna bulu batang : Coklat

 Warna bunga : Ungu

 Warna kulit biji : Kuning muda  Warna polong tua : Coklat

 Warna hilum biji : Coklat  Bentuk daun : Lanceolate  Percabangan :

(63)

 Daerah sebaran : Beradaptasi baik pada beberapa kondisi lingkungan tumbuh yang berbeda cukup besar, pada musim hujan dan daerah daerah beririgasi baik.

 Sifat lain : Polong masak tidak mudah pecah  Pemulia : Suhartina, M. Muclish Adie

(64)

Kedelai merupakan komoditas pertanian yang sangat penting, karena memiliki multi guna. Kedelai dapat dikonsumsi langsung dan dapat juga digunakan sebagai bahan baku agroindustri seperti tempe, tahu, tauco, kecap,susu kedelai dan untuk keperluan industri pakan ternak. Deskripsi dari kedelai muria yaitu:

 Status : Sudah dilepas berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 18/Kpts/TP.240/1/1987 pada tanggal 14 Januari 1987

 Asal-usul : Seleksi pedigree dari varietas Orba  Warna Hipokotil : Hijau

 Warna Epikotil : Hijau  Warna Daun : Hijau Muda  Warna Bunga : Putih  Warna Hilum Biji : Kuning  Warna Kulit Polong Masak : Coklat  Warna Bulu : Coklat

 Tipe Tumbuh : Determinit  Tinggi Tanaman : 40 - 50 cm  Umur Berbunga : 33 - 35 hari  Umur Polong Masak : 83 - 88 hari  Bentuk Biji : Bulat agak lonjong  Kerebahan : Tahan rebah  Bobot 100 Biji : 12,5 gram  Kandungan Protein : 35 - 36 %  Kandungan Lemak : 21,5 %  Hasil Rata-rata : 1,8 ton/hektar

 Ketahanan Terhadap Penyakit : Cukup tahan terhadap karat daun  Keterangan : Polong tidak mudah pecah

 Pemulia : Hendratno dan Rivaie Ratma (Sadjad, S. 1993).

(65)

dengan kemungkinan diperoleh fenotipe dominan sebanyak 75% dan 25% fenotipe resesifnya. Perkawinan monohibrid dapat disebut dengan pewarisan gen tunggal atau persilangan antar dua tetua dengan salah satu sifat yang dapat membedakan keduanya. Keturunan pertamanya (generasi F1) diharapkan akan memiliki sifat dengan salah satu tetua jika sifat tersebut dipengaruhi oleh alel dominan dan resesif serta tidak ada tautan seperti yang ditemukan Mendel pada tanaman kapri (Pisum sativum).

Mendel menggunakan tanaman kapri karena mudah dipelihara, dapat menghasilkan banyak biji (banyak keturunan), mempunyai sifat-sifat yang dapat dibedakan antar varietas, dapat diperbanyak secara selfing atau disilangkan, dan mudah tumbuh di daerah tempat tinggal Mendel. Tanaman model ini untuk menunjukkan hasil persilangan monohibrid di daerah tropis seperti Indonesia dapat digunakan tanaman kacang panjang dengan alasan yang sama dengan Mendel dan mudah tumbuh di daerah tropis. Kacang panjang digunakan sebagai tanaman model pengganti kapri karena lebih mudah tumbuh di Indonesia, dapat menghasilkan banyak biji, mempunyai beberapa sifat yang membedakan antar varietas dan dapat disilangkan. Tanaman kacang panjang juga termasuk famili yang sama dengan kapri sehingga mempunyai struktur bunga yang serupa.

(66)

berubah menjadi batang-batang pendek dan tebal, berfungsi sebagai pembawa faktor penentu keturunan (gen). Sifat-sifat gen antara lain adalah:

a. Bervariasi, ditentukan oleh susunan kombinasi dari basa nitrogen penyusun DNA-nya.

b. Mengandung informasi genetik

c. Masing-masing gen mempunyai tugas khusus dan waktu berfungsinya berbeda.

(67)
(68)

Alel ganda terjadi apabila dalam satu lokus terdapat lebih dari satu pasangan alel. Misalnya warna bulu kelinci, golongan darah sistem A, B, O pada manusia. Nukleosom meliputi senyawa yang terdiri atas protein dan asam nukleat. Sel mempunyai inti (nukleus) di dalamnya terdapat nukleoplasma atau nukleosom. Zat-zat yang terkandung dalam nukleosom antara lain berupa larutan fosfat, gula ribosa, protein, nukleotida, asam nukleat, dan garam mineral. Ada bahan khas di dalam inti yaitu nukleoprotein. Bahan ini dibangun oleh senyawa protein dan asam nukleat. Dari beberapa macam asam nukleat, yang ada sangkut pautnya dengan hereditas ada dua, yaitu DNA dan RNA. Keduanya bertanggung jawab membentuk protein serta mengontrol sifat-sifat keturunannya. DNA mencakup pasangan rangkaian nukleotida yang terpilin. DNA terdapat dalam semua sel, sebagia besar DNA terdapat di dalam nukleus dan merupakan komponen kromosom yang sangat penting. Asam nukleat tersusun atas nukleotida-nukleotida sehingga merupakan polinukleotida. Satu nukleotida terdiri atas nukleotida dan fosfat. Sedangkan nukleosida terdiri atas sebuah gula dan sebuah basa nitrogen. RNA terdiri atas rangkaian nukleotida tunggal.

(69)

atau sangat rumit hingga memerlukan alat dan metode khusus. Namun demikian, karena ekspresi genetik suatu genotipe bertahap dari tingkat molekular hingga tingkat individu, seringkali ditemukan keterkaitan antara sejumlah fenotipe dalam berbagai tingkatan yang berbeda-beda. Fenotipe, khususnya yang bersifat kuantitatif, seringkali diatur oleh banyak gen. Cabang genetika yang membahas sifat-sifat dengan tabiat seperti ini dikenal sebagai genetika kuantitatif.

Genotipe adalah istilah yang dipakai untuk menyatakan keadaan genetik dari

suatu individu atau sekumpulan individu populasi. Genotipe dapat merujuk pada

keadaan genetik suatu lokus maupun keseluruhan bahan genetik yang dibawa oleh

kromosom (genom). Genotipe dapat berupa homozigot atau heterozigot. Setelah

orang dapat melakukan transfer gen, muncul pula penggunaan istilah hemizigot.

Genetika Mendel, genotipe sering dilambangkan dengan huruf yang berpasangan,

misalnya AA, Aa, atau B1B1. Pasangan huruf yang sama menunjukkan bahwa

individu yang dilambangkan adalah homozigot (AA dan B1B1), sedangkan

pasangan huruf yang berbeda melambangkan individu heterozigot. Sepasang

huruf menunjukkan bahwa individu yang dilambangkan ini adalah diploid (2n).

Sebagai konsekuensi, individu tetraploid (4n) homozigot dilambangkan dengan

AAAA, misalnya dalam genetika, alel (dari bahasa Belanda, allel, dibentuk dari

(70)
(71)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Persilangan monohybrid adalah perkawinan yang menghasilkan pewarisan satu karakter dengan dua sifat beda. Hasil pengamatan persilangan monohibrid tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil percobaan sesuai dengan Hukum Mendel I apabila nilai hitung lebih kecil dibandingkan dengan nilai tabel, sebaliknya apabila hasil percobaan tidak sesuai dengan Hukum Mendel I maka nilai pada hitung lebih besar daripada nilai pada tabel. Apabila hasil yang didapatka tidak sesuai dengan Hukum Mendel I dapat disebabkan karena perlakuan yang kurang baik terhadap tanaman kedelai. Hasil yang di dapatkan pada praktikum ini rata- sesuai dengan Hukum Mendel I karena nilai tabelnya lebih besar dari nilai hitungnya.

B. Saran

(72)

DAFTAR PUSTAKA

Adisarwanto. 2006. Budidaya Dengan Pemupukan Yang Efektif dan Pengoptimalan Peran Bintil Akar Kedelai. Penebar Swadaya. Jakarta.

Dwijoseputro. 1997. Genetika Mendel. Erlangga. Jakarta.

Kimball. 1998. Biologi Jilid I Edisi Kelima. Gramedia. Bandung.

Suprihati. 2007. Genetika. Diterjemahkan oleh Machidin Apandi. Erlangga. Jakarta.

Suryo. 1984. Genetika Strata 1. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Victoria. 2011. Genetika Dasar. Universitas Sumatera Utara. Medan.

(73)

LAPORAN PRAKTIKUM

GENETIKA TUMBUHAN

ACARA IV

PERSILANGAN DIHIBRID

Semester : Ganjil 2014

Oleh :

(74)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aspek penting pada organisme hidup adalah kemampuannya untuk melakukan reproduksi dan dengan demikian dapat melestarikan jenisnya. Pada organisme yang berkembangbiak secara seksual, individu baru adalah hasil kombinasi informasi genetis yang disumbangkan oleh 2 gamet yang berbeda yang berasal dari kedua parentalnya. Hukum mendel II atau dikenal dengan The Law of Independent assortmen of genes atau Hukum Pengelompokan Gen Secara Bebas dinyatakan bahwa selama pembentukan gamet, gen-gen sealel akan memisah secara bebas dan mengelompok dengan gen lain yang bukan alelnya. Pembuktian hukum ini dipakai pada dihibrid atau polihibrid, yaitu persilangan dari 2 individu yang memiliki satu atau lebih karakter yang berbeda. Monohibrid adalah hibrid dengan 1 sifat beda, dan Dihibrid adalah hibrid dengan 2 sifat beda.

(75)

Hukum kedua Mendel menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak bergantung pada pasangan sifat yang lain sehingga alel dengan gen sifat yang berbeda tidak saling memengaruhi. Hal ini menjelaskan bahwa gen yang menentukan tinggi tanaman dengan warna bunga suatu tanaman tidak saling mempengauhi. Induk jantan (tingkat 1) mempunyai genotipe ww (secara fenotipe berwarna putih), dan induk betina mempunyai genotipe RR (secara fenotipe berwarna merah).

Mendel melakukan persilangan dengan menyilangkan tanaman dengan dua sifat beda, misalnya warna bunga dan ukuran tanaman. Persilangan dihibrid juga merupakan bukti berlakunya hukum Mendel II berupa pengelompokkan gen secara bebas saat pembentukkan gamet. Persilangan dengan dua sifat beda yang lain juga memiliki perbandingan fenotip F2 sama, yaitu 9 : 3 : 3 : 1. Berdasarkan

penjelasan pada persilangan monohibrid dan dihibrid tampak adanya hubungan antara jumlah sifat beda, macam gamet, genotip, dan fenotip beserta perbandingannya. Persilangan dihibrid yang menghasilkan keturunan dengan perbandingan F2, yaitu 9 : 3 : 3 : 1 merupakan bukti berlakunya Hukum Mendel II

(76)

B. Tujuan

(77)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Hukum pewarisan mengikuti pola yang teratur dan terulang dari generasi ke generasi. Dengan mempelajari cara pewarisan gen tunggal akan di mengerti mekanisme pewarisan suatu sifat dan bagaimana suatu sifat tetap ada dalam populasi. Demikian juga akan dimengerti bagaimana pewarisan dua sifat atau lebih. Banyak sifat pada tanaman, binatang dan mikrobia yang diatur oleh satu gen. Gen-gen dalam individu diploid berupa pasangan-pasangan alel dan masing-masing orang tua mewariskan satu alel dari satu pasangan gen tadi kepada keturunannya. Pewarisan sifat yang dapat dikenal dari orang tua kepada keturunannya secara genetik disebut hereditas (Crowder, 1990).

Semua gamet individu diketahui, maka genotipe individu itu juga akan diketahui. Suatu uji silang monohibrida menghasilkan ratio fenotipe 1:1, menunjukkan bahwa ada satu pasang faktor yang memisah. Suatu uji silang dihibrida menghasilkan ratio 1:1:1:1, menunjukkan bahwa ada dua pasang faktor yang berpisah dan berpilih secara bebas (Johnson, 1983).

(78)

ialah bahwa ia lalu menanam semua ercis ini dan membuktikan adanya genotipe terpisah di antara setiap ercis dengan kombinasi baru ciri-cirinya (Kimball, 1983).

Hukum Mendel II disebut juga hukum asortasi. Mendel menggunakan kacang ercis untuk dihibrid, yang pada bijinya terdapat dua sifat beda, yaitu soal bentuk dan warna biji. Hukum ini berlaku ketika pembentukan gamet, dimana gen sealel secara bebas pergi ke masing-masing kutub ketika meiosis. B untuk biji bulat, b untuk biji kisut, K untuk warna kuning dan k untuk warna hijau. Jika tanaman ercis biji bulat kuning homozygote (BBKK) disilangkan dengan biji kisut hijau (bbkk), maka semua tanaman F1 berbiji bulat kuning. Apabila tanaman F1 ini dibiarkan menyerbuk kembali, maka tanaman ini akan membentuk empat macam gamet baik jantan ataupun betina masing-masing dengan kombinasi BK, Bk,Bk, bk. Akibatnya turunan F2 dihasilkan 16 kombinasi.yang terdiri dari empat macam fenotip, yaitu 9/16 bulat kuning, 3/16 bulat hijau, 3/16 kisut kuning dan 1/16 kisut hijau. Dua diantara fenotip itu serupa dengan induknya semula dan dua lainnya merupakan fariasi baru (Gooddenough, 1984).

(79)
(80)

III. METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan adalah botol bening, cawan petridis, dan alat tulis. Bahan yang digunakan adalah lalat Drosophila melanogaster, media lalat, plastik bening, chloroform, kapas dan lembar pengamatan.

B. Prosedur Kerja

1. Lalat Drosophila dipilih sebanyak 10-20 pasang dengan dua tanda beda tertentu untuk dikawinkan.

2. Setelah nampak berbentuk pupa (6-7 hari setelah dikawinkan), semua induk persilangan harus dibuang sebelum pupa-pupa menjadi imago. 3. Pengamatan dilakukan pada keturunan pertamanya (Fi). Apabila terdapat

(81)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

(82)
(83)
(84)

B. Pembahasan

Persilangan dihibrid merupakan persilangan yang membutuhkan waktu lama dalam mengerjakan soalnya karena harus membuat kotak-kotak untuk mengerjakan soal persilangan dihibrid yaitu pada penentuan F2 nya. Hal ini tentu akan menyita waktu banyak untuk mengerjakan soal ini. Disamping membutuhkan waktu yang banyak, tingkat ketelitian untuk menentukan genotip dan fenotipnya juga dibutuhkan konsentrasi yang tinggi, maka dari soal jenis ini memiliki tingkat kesalahan mengerjakan yang tinggi jika tidak teliti dalam menyilangkannya.

Hukum Mendel II atau dikenal dengan The Law of Independent assortmen ofgenes atau Hukum Pengelompokan Gen Secara Bebas dinyatakan bahwa selama pembentukan gamet, gen-gen sealel akan memisah secara bebas dan mengelompok dengan gen lain yang bukan alelnya. Pembuktian hukum ini dipakai pada dihibrid atau polihibrid, yaitu persilangan dari 2 individu yang memiliki satu ataulebih karakter yang berbeda. Persilangan dihibrid akan menghasilkan keturunan F2 dengan perbandingan 9:3:3:1 (Campbell, 2010).

(85)

Praktikum ini dilakukan untuk memahami persilangan dan penurunan sifat berdasarkan hukum mendel, serta dapat menganalisis ratio perbandingan F2 dalam kehidupan nyata denganevaluasichi-square tes. Ciri-ciri persilangan Dihibrid yaitu:

1. Persilangan dengan memperhatikan dua sifat beda.

2. Jumlah Gamet yang terbentuk pada setiap individu adalah 4 (2n). 3. Fenotip individu ditentukan oleh 2 macan sifat genetik.

4. Dijumpai maksimal 16 variasi genotip pada F2

(86)

Tanaman semusim yang melakukan persilangan dihibrida yaitu:

1. Dua sifat beda dalam Mendel yaitu bentuk dan warna kapri. Diketahui biji bulat (W) dominan terhadap biji berkerut (w), dan menghasilkan nisbah 3:1. Keturunan F2, Mendel juga mendapatkan bahwa warna biji kuning (G) dominan terhadap biji hijau (g), dan segregasi dengan nisbah 3:1. Persilangan kapri dihibrida berbiji kuning bulat dan berbiji hijau berkerut menghasilkan nisbah fenotipe 9:3:3:1. Nisbah genotipenya dapat diperoleh dengan menjumlahkan genotipe-genotipe yang sama di antara 16 genotipe yang terlihat dalam segitiga Punnett (Crowder, 1990).

2. Mendel melakukan persilangan ini dan memanen 315 ercis bulat-kuning, 101 ercis keriput-kuning, 108 bulat-hijau dan 32 ercis keriput-hijau. Ciri khas karya Mendel yang cermat ialah bahwa ia lalu menanam semua ercis ini dan membuktikan adanya genotipe terpisah di antara setiap ercis dengan kombinasi baru ciri-cirinya. Hanyalah 32 ercis keriput-hijau yang merupakan genotipe tunggal. Hasil-hasil ini membuat Mendel mendirikan hipotesisnya yang terakhir (hukum Mendel kedua). Distribusi satu pasang faktor tidak bergantung pada distribusi pasangan yang lain. Hal ini dikenal sebagai hukum pemilihan bebas (Kimball, 1983).

Pada biji ercis, dapat mengamati 2 sifat beda, yaitu bentuk biji dan warna biji. Kedua sifat beda itu ditentukan oleh gengen sebagai berikut:

B : gen untuk biji bulat b : gen untuk biji keriput K : gen untuk biji kuning k : gen untuk biji hijau

(87)

menyerbuk sendiri, maka tanaman ini akan membentuk 4 macam gamet baik jantan maupun betina, masing-masing dengan kombinasi BK, Bk, bK, dan bk.

3. Pada persilangan bunga pucung, disilangkan bunga pucung ungu (UU) dan bunga sepatu putih (uu) sehingga dihasilkan anakan warna ungu muda (Uu). Apabila keturunan pada F1 disilangkan antar sesamanya, maka:

a. Perbandingan fenotip pada F2 adalah : Ungu : Ungu muda : putih = 1 : 2 : 1

b. Perbandingan fenotip pada F2 adalah : UU : Uu : uu = 1 : 2 : 1. c. Prosentase dihasilkan anakan berwarna putih pada F2, adalah 25 %. 4. Pada tanaman jagung keerhasilan persilangan keseluruhan didapatkan

(88)

1. kenyataannya, seringkali terjadi penyimpangan atau hasil yang jauh dari harapan yang mungkin disebabkan oleh beberapa hal seperti adanya interaksi gen, adanya gen yang bersifat homozigot letal dan sebagainya.

Masalah penurunan sifat atau hereditas mendapat perhatian banyak peneliti. Peneliti yang paling popular adalah Gregor Johann Mendel yang lahir tahun 1822 di Cekoslovakia. Pada tahun 1842, Mendel mulai mengadakan penelitian dan meletakkan dasar-dasar hereditas. Ilmuwan dan biarawan ini menemukan prinsip-prinsip dasar pewarisan melalui percobaan yang dikendalikan dengan cermat dalam pembiakan silang. Penelitian-penelitian Mendel menghasilkan hukum Mendel I dan hukum Mendel II.

Mendel melanjutkan persilangan dengan menyilangkan tanaman dengan dua sifat beda, misalnya warna bunga dan ukuran tanaman. Persilangan dihibrid juga merupakan bukti berlakunya hukum Mendel II berupa pengelompokkan gen secara bebas saat pembentukkan gamet. Persilangan dengan dua sifat beda yang lain juga memiliki perbandingan fenotip F2 sama, yaitu 9 : 3 : 3 : 1. Berdasarkan penjelasan pada persilangan monohibrid dan dihibrid tampak adanya hubungan antara jumlah sifat beda, macam gamet, genotip, dan fenotip beserta perbandingannya.

Tujuh mutan Drosophila dan satu normal yang akan digunakan dalam kegiatan praktikum genetika. Ada 8 jenis lalat yaitu:

1. Normal (+) : sayap lebih panjang dari panjang tubuh, mata coklat 2. w : white (1-1,5) warna mata dan oceli putih, asal dari USA dan

(89)

5. vg : vestigial (2-67,0) sayap dan halter rudiment. Asal dari USA 6. Se : sepia (3-26,0) warna mata merah tua, asal dari USA

7. cu : curled (3-50) sayap melengkung ke atas, asal radiasi.

8. ye : yellow (1-0,0) warna tubuh, rambut sikat dan rambut berwarna kuning coklat

Macam-macam Dihibrid,yaitu: 1. Semi dominansi dalam dihibrid

Dominansi nampak penuh maka perbandingan fenotip pada F2 adalah 9:3:3:1. Pada semi dominansi (artinya dominansi tidak nampak penuh, ada warna yang teritermedier ) maka hasil perkawinan dihibrid menghasilkan keturunan dengan perbandingan 1:2:1:2:4:2:1:2:1.

2. Perkawinan dihibrid pada hewan

Marmot misalnya, rambut hitam ditentukan oleh gen H yang dominant terhadap rambut putih h. rambut kasar ditentukan oleh gen K yang dominant terhadap rambut halus k. Cara penurunan gen-gen tersebut sama dengan pada tanaman, sehingga dalam F2 didapatkan perbandingan 9 hitam kasar: 3 hitam halus: 3 putih kasar: 1 putih halus.

3. Perkawinan dihibrid pada manusia

(90)

dilakukan pembiusan selama 30 detik. Setelah itu lalat yang telah dalam keadaan pingsan diamati untuk diamati bagian-bagian tubuh lalat. Adapun bagian tubuh yang diamati adalah kepela, mata, sungut abdomen, torax dan sayap yang bertujuan untuk membedakan dorsophilla melanogaster jantan dan betina atau mengetahui jenis kelaminnya. Pada praktikum persilangan Dihibrid, hasil dari perhitungan yang dilakukan adalah seluruh X2 Hitung lebih kecil daripada X2

tabel, baik pada pengujian X2 untuk persilangan dihibrid, sehingga penyimpangan

(91)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Persilangan dihibrid merupakan pewarisan dua pasang sifat oleh dua pasang gen yang terletak pada dua kromosom yang berlainan. Percobaan ini membuktikan dan menerima tentang Hukum Mendel II yakni hukum pengelompokan gen secara bebas pada persilangan dihibrid. Menggunakan analisis chi-kuadrat diketahui bahwa hasil tidak menyimpang dari Hukum Mendel II. Mengetahui ratio fenotip dari persilangan dihibrid yaitu 9:3:3:1.

B. Saran

(92)

DAFTAR PUSTAKA

Champbell. 2010. Pemuliaan Tanaman dengan Hibridisasi (Allogam). PT Raja Grafindo Persada. Jakata.

Crowder, L.V. 1999. Genetika Tumbuhan. Diterjemahkan oleh L. Kusdiarti. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Goodenough, U. 1984. Genetika. Diterjemahkan oleh Sumartono Adisoemarto. Erlangga. Jakarta.

Johnson, L.G. 1983. Biology. Wm. C. Brown Company Publishers. Iowa. Kimball, J.W. 1983. Biologi. Jilid I Edisi Kelima. Diterjemahkan oleh S.S.

Tjitrosomo dan N. Sugiri. Erlangga. Jakarta.

(93)

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA TUMBUHAN

ACARA V

PENYIMPANGAN HUKUM MENDEL

Semester : Ganjil 2014

Oleh :

(94)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persilangan dua DNA melalui perkawinan dua organisme akan menghasilkan individu yang bervariasi. Beberapa ciri tampak menyatu, tetapi seringkali hilang, dan muncul pada generasi berikutnya. Ada individu yang tampak sama dengan individu asal, tetapi terdapat kemungkinan individu yang sama sekali berbeda dengan individu asal. Misteri Ilmu Genetika tersebut berhasil diungkap oleh Mendel.

(95)

Persilangan dihibrid (perkawinan dua individu dengan dua tanda beda) dapat membuktikan kebenaran hukum Mendel II yaitu bahwa gen-gen yang terletak pada kromosom yang berlainan akan bersegregasi secara bebas dan dihasilkan empat macam fenotipe dengan perbandingan 9:3:3:1. Umumnya, seringkali terjadi penyimpangan atau hasil yang jauh dari harapan yang mungkin disebabkan oleh beberapa hal seperti adanya interaksi gen yang bersifat homozigot letal, dan sebagainya.

Penyimpangan semu Hukum Mendel adalah peristiwa munculnya perbandingan yang tidak sesuai dengan Hukum Mendel. Penyimpangan semu karena sebenarnya prinsip segregasi bebas tetap berlaku, tetapi karena gen-gen yang membawakan sifat memiliki ciri tertentu maka perbandingan yang dihasilkan menyimpang dari Hukum Mendel. Penyimpangan semu Hukum Mendel disebut juga dengan Hukum non-Mendel.

(96)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Gen yang berinteraksi atau yang dipengaruhi oleh gen lain, digunakan untuk menumbuhkan karakter. Gen-gen itu mungkin terdapat pada kromosom sama (berangkai), bisa juga pada kromosom berbeda. Salah satu penemuan Mendel dan penelitian awal tentang pewarisan sifat secara bebas, diketahui bahwa tidak semua keturuan yang bersegregasi dapat dipisahkan menjadi kelas-kelas yang jelas dengan nisbah yang sederhana. Keragaman nisbah genetika Mendel ini dapat dijelaskan berdasarkan adanya interaksi gen, yaitu pengaruh satu alel terhadap alel lain pada lokus yang sama dan juga pengaruh satu gen pada satu lokus terhadap gen pada lokus lain (Crowder, 1993).

(97)

menurut Mendel fenotipe F2 itu ada 4 kelas, tetapi karena ada interaksi susut menjadi 2 atau 3 kelas (Pollet, 1994).

Hukum-hukum mendel merupakan prinsip dasar genetika. Hukum Mendel terdiri atas 2 hukum, yaitu:

1. Hukum Mendel I (Hukum Pemisahan Mendel Prinsip Segregasi -Hukum pemisahan gen sealel)

a. Dalam peristiwa pembentukan sel kelamin (gamet), pasangan-pasangan alel memisah secara bebas.

b. Berlaku untuk pembastaran dengan satu sifat beda (mono hibridisasi), baik dominansi maupun intermediet.

2. Hukum Mendel II (Hukum Kebebasan Mendel = Prinsip berpasang-pasangan secara bebas)

a. Dalam peristiwa pembentukan gamet, alel-alel mengadakan kombinasi secara bebas sehingga kombinasi sifat-sifat yang muncul dalam keturunannya beraneka ragam.

b. Berlaku untuk pembastaran dengan dua sifat beda (dihibridisasi) atau lebih, baik dominansi maupun intermediet (Yatim, 1986).

(98)
(99)

III. METODE PRAKTIKUM

A. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah kantong plastik dan kancing warna. Alat yang digunakan adalah lembar pengamatan dan alat tulis.

B. Prosedur Kerja

1. Kantong plastik diambil satu yang berisi kancing warna, kemudian dikocok hingga homogen.

2. Satu butir kancing diambil, dan dicatat hasilnya.

3. Pengambilan kancing dilakukan 90x dan 160x, kemudian dicatat pada lembar pengamatan yang akan disediakan pada saat praktikum.

(100)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 1. Uji X2 pembuktian penyimpangan hukum Mendel untuk 9:6:1 (90 kali)

Karakter yang diamati

Hitam Putih Kuning Jumlah

Observasi

(O) 40 45 5

90

Harapan (E)

9

16×90=50,65

6

16×90=33,75 116×90=5,

90

( |O-E| )2

(

|140−50,625|

)

2=¿

112,890

(

|145−33,75|

)

2=126,562

(

|15−5,625|

)

2=0,390 239,842

(

|0−E|

)

2

E

112,890

50,625 =2,229

33,75

¿ =3,720

126,562

¿

0,390

5,625=0,069

6,018

X2 2,229 3,720 0,069 6,018

X2 tabel = 5,99

X2 hitung = 6,018

X2 tabel < X2 hitung

5,99<6,08

Gambar

Tabel 1. Pengamatan Perilaku Kromosom
Tabel 1. Uji X2  menggunakan 1 (satu) Keping Uang Logam (50 X)
Tabel 2. Uji X2 menggunakan 1 (satu) Keping Uang Logam (100 X)
Tabel x2x2tabel  3,84
+7

Referensi

Dokumen terkait

Yang bisa saya dapatkan dari praktikum kali ini adalah saya bisa mengetahui perbedaan antara menggunakan telnet dan SSH, jika saya menggunakan

Toples C juga diberi perlakuan yang berbeda dengan penambahan larutan hara Ca dimana jika kekurangan tumbuhan akan mengalami gejala menyebabkan terjadinya

Tidak munculnya noda dalam percobaan kali ini dapat disebabkan oleh faktor – faktor yang mempengaruhi nilai Rf seperti diatas, akan tetapi ada juga

Berdasarkan dari hasil praktikum kali ini dapat dikatakan sesuai dengan teori yang tertulis pada buku Kimia Dasar Prinsip-prinsip dan Aplikasi Modern dengan penulis Petrucci 2008, yang

Disimpulkan juga pada praktikum oksidasi biologi bahwa glukosa adalah karbohidrat yang paling cepat untuk diragikan, uji schardinger membuktikan bahwa enzim akan mengalami denaturasi

Apabila pipa U diisi dengan cairan yang sama, dalam praktikum kali ini menggunakan fluida air, maka tinggi air pada kedua pipa akan sama.. Jika pipa ini diisi dengan dua cairan yang

Pembahasan Pada hasil pengamatan dan pembuatan kali ini kita mendapati hasil yang sangat memuaskan pada praktikum pembuatan selai nanas dan juga sirop nanas yang memiliki rasa yang