• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Komite Sekolah dalam Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah pada SD Negeri Mangunsari 01 Salatiga T2 942016702 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Komite Sekolah dalam Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah pada SD Negeri Mangunsari 01 Salatiga T2 942016702 BAB IV"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1

Hasil Penelitian

4.1.1

Komite Sekolah SD Mangunsari 01 Salatiga

Komite Sekolah dibentuk melalui musyawarah

yang terdiri dari : perwakilan orang tua murid tiap

kelas, tokoh masyarakat, pejabat pemerintah setempat

(lurah dan camat), serta perwakilan dinas pendidikan.

Pada awalnya musyawarah pembentukan Komite

Sekolah dibuka oleh kepala sekolah, dilanjutkan

pengarahan dari dinas pendidikan. Selanjutnya

musyawarah dipandu oleh dinas.

Hasil wawancara dengan guru terungkap :

“Keberadaan komite sekolah di SD Negeri Mangunsari 01 Salatiga sangat penting, Komite sekolah berperan sebagai jembatan antara pihak sekolah dan masyarakat/orang tua murid, sehingga program sekolah dapat berjalan dengan baik dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah. Beberapa

program sekolah memerlukan persetujuan komite

sekolah, sehingga tanpa persetujuan komite sekolah program-program sekolah tidak dapat berjalan dengan baik, dan pada akhirnya tujuan sekolah tidak dapat

tercapai secara optimal.” (wawancara: Guru SD

Mangunsari 01 Salatiga dilakukan 23 November 2016)

Tujuan didirikannya Komite Sekolah SD

(2)

1.

Meningkatkan peran serta dan tanggung jawab

pemerintah daerah beserta seluruh komponen

masyarakat

termasuk

alumni

dalam

penyelenggaraan pendidikan di SD Mangunsari 01

Salatiga;

2.

Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa

orang tua peserta didik dan masyarakat dalam

melahirkan program serta kebijakan pendidikan di

SD Mangunsari 01 Salatiga;

3.

Meningkatkan tanggung jawab dan peran serta

orang tua peserta didik dan masyarakat dalam

penyelenggaraan pendidikan;

4.

Menciptakan

suasana

dan

kondisi

yang

transparan, akuntabel dan demokratis dalam

penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang

bermutu;

5.

Sebagai mitra kerja sekolah untuk membangun

pendidikan yang berkualitas.

Terkait dengan program kerja, Komite Sekolah

secara khusus tidak memiliki program kerja sendiri.

Program kerja Komite Sekolah mengalir mengacu pada

program sekolah. Di awal tahun pelajaran Komite

Sekolah diundang dalam rapat penyusunan program

sekolah, dan di akhir tahun pelajaran mengadakan

(3)

Sedangkan dalam pelaksanaan program kerja

tahunan,

Komite

Sekolah

tidak

melaksanakan

program kerjanya sendiri tetapi mendukung dan ikut

melaksanakan program kerja sekolah sejauh itu

memang menjadi ranah Komite Sekolah. Meskipun

demikian

dalam

hal

tertentu

Komite

Sekolah

menyampaikan saran dan gagasan yang mungkin

dapat dilaksanakan oleh sekolah.

Dalam

kegiatannya,

Komite

Sekolah

melaksanakan evaluasi terhadap program kerja

sekolah. Hasil wawancara dengan Komite Sekolah

disebutkan :

“Komite Sekolah tidak secara khusus melaksanakan evaluasi terhadap program kerjanya, tetapi secara

bersama-sama dengan pihak sekolah mengadakan

evaluasi terhadap program kerja sekolah. Evaluasi ini tidak dilakukan secara kaku, tetapi lebih sebagai saran dan masukan demi terwujudnya pendidikan yang lebih berkualitas. Selama berjalannya kegiatan sekolah komite sekolah bisa saja memberikan evaluasi kepada sekolah yang menyangkut penyelenggaraan pendidikan, baik itu masalah sarpras, lingkungan sekolah, tenaga pendidik maupun karyawan non pendidik. baru pada akhir tahun pelajaran sekolah bersama dengan Komite Sekolah mengadakan evaluasi yang lebih menyeluruh atas semua program sekolah, baik yang sudah maupun yang belum dapat dilaksanakan oleh sekolah.” (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 5 November 2016)

Senada dengan pernyataan di atas, Hasil

wawancara dengan Kepala Sekolah terungkapkan :

(4)

komite sekolah membubuhkan tanda tangan sebagai tanda persetujuan dan pengesahan. Masukan dan pertimbangan komite sekolah tidak sebatas pada saat rapat awal tahun pelajaran, tetapi juga pada saat rapat-rapat tertentu yang dipandang perlu mengundang komite sekolah. Jadi dalam beberapa hal program kerja komite juga sama dengan program kerja sekolah.” (wawancara: Kepala Sekolah Sekolah dilakukan 5 November 2016)

Berkaitan dengan pernyataan di atas, hasil

wawancara dengan salah satu diungkapkan :

“Secara organisasi peran itu sudah dijalankan dengan

cukup baik, meskipun belum maksimal. Hal ini

disebabkan karena faktor kesibukan dan terbatasnya waktu yang dimiliki oleh Komite Sekolah. Beberapa pengurus kunci dari komite sekolah sibuk dalam pekerjaan dan profesinya masing-masing. Meskipun demikian faktor ketua sangat berperan. Ketua komite sangat aktif berperan dan memiliki kepedulian yang besar untuk memajukan sekolah. Dalam setiap pertemuan ketua komite selalu hadir, misalnya dalam rapat penyusunan RKAS, pelepasan siswa kelas VI, dan

musyawarah dengan orang tua murid.” (wawancara: Guru

SD Mangunsari 01 Salatiga dilakukan 5 November 2016)

Terkait dengan peran Komite Sekolah selama

ini,

hasil

wawancara

dengan

Kepala

Sekolah

dinyatakan :

“Komite sekolah memiliki empat peran, yaitu sebagai

badan pertimbangan, pendukung, pengontrol, dan

mediator. Sejauh ini keempat peran tersebut sudah dijalankan dengan baik. Bahkan dalam hal tertentu, misalnya dalam waktu terakhir ini sekolah memperoleh dana alokasi khusus dari pemerintah untuk penambahan prasarana sekolah. Dana tersebut belum cair tetapi

sekolah dituntut untuk segera melaksanakan

pembangunan dikaitkan dengan SPJ. Dalam situasi demikian, komite sekolah menyediakan diri untuk

mencarikan dana talangan tanpa ikatan apapun.”

(wawancara: Kepala Sekolah Sekolah dilakukan 5

(5)

Terkait dengan kegiatan pemberdayaan Komite

Sekolah, narasumber guru mengungkapkan :

“Anggota komite sekolah sangat beragam, ada PNS, wiraswasta, profesional, dan juga ibu rumah tangga. Mereka memiliki pemahaman dan wawasan yang beragam tentang pendidikan. Tingkat kesibukan dan aktivitasnya pun beragam. Sehingga sekolah memaklumi apabila mereka tidak dapat secara penuh terlibat dalam aktivitas komite sekolah. Meskipun demikian sekolah selalu melibatkan komite dalam rapat-rapat sekolah ataupun pertemuan dengan orang tua murid yang memerlukan persetujuan komite sekolah. Misalnya dalam rapat penyusunan program sekolah, rapat penyusunan KTSP, rapat pertemuan awal dan akhir tahun pelajaran. Apabila mengantar lomba siswa atau antar sekolah yang jumlah siswanya cukup banyak dan jaraknya cukup jauh maka ada komite sekolah atau orang tua murid yang menyediakan diri menyediakan sarana transportasi. Sekolah juga pernah mengikutkan komite sekolah dalam diklat komite sekolah, baik yang diselenggarakan oleh dinas pendidikan ataupun Dewan Pendidikan Salatiga. Selain itu juga mengikutsertakan komite sekolah dalam musyawarah komite sekolah se Kota salatiga.” (wawancara: Guru SD Mangunsari 01 Salatiga dilakukan 5 November 2016)

4.1.2

Peran Komite Sekolah sebagai pemberi

pertimbangan (advisor)

Dibentuknya Komite Sekolah dimaksudkan agar

ada suatu organisasi masyarakat sekolah yang

mempunyai komitmen dan loyalitas serta peduli

terhadap

peningkatan

kualitas

sekolah.

Komite

Sekolah dibentuk dan dikembangkan secara khas dan

bermula dari budaya, demografis, ekologis, nilai

kesepakatan, serta kepercayaan yang dibangun sesuai

dengan potensi masyarakat setempat. Oleh karena itu,

(6)

pengembangan kekayaan filosofis masyarakat secara

kolektif. Artinya, Komite Sekolah mengembangkan

konsep yang berorientasi kepada pengguna (

client

model

), berbagai kewenangan (

power sharing and

advocacy model

) dan kemitraan (

partnership model

)

yang difokuskan pada peningkatan mutu pelayanan

pendidikan.

Berdasarkan hasil wawancara peran Komite

Sekolah dalam penyusunan Rencana Kegiatan dan

Anggaran Sekolah (RKAS) disebutkan :

“Draf RKAS disiapkan oleh sekolah dan pengurus komite yang berasal dari unsur tenaga pendidik. Setelah itu sekolah mengundang komite sekolah untuk membahas draf tersebut. Setelah terjadi kesepakatan maka draf itu

dijadikan rancangan RKAS yang nantinya akan

disampaikan kepada orang tua murid melalui

perwakilannya. Penyampaian rancangan RKAS

dilaksanakan Oleh Komite Sekolah. Setelah disetujui makan rancangan itu dijadikan RKAS untuk tahun pelajaran berjalan. Rapat pembahasan RKAS diinisiasi dan dipimpin oleh kepala sekolah dengan mengundang komite sekolah. Dalam rapat itu semua yang hadir bebas menyampaikan pendapatnya. sangat demokratis dan tidak

ada kesan pemaksaan suatu kehendak”. (wawancara:

Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016)

Senada dengan hal di atas, Hasil wawancara

dengan Kepala Sekolah diungkapkan :

(7)

masukan berupa saran dan kritik yang membangun bagi kemajuan sekolah.” (wawancara: Kepala Sekolah Sekolah dilakukan 5 November 2016)

Terkait dengan peran Komite Sekolah sebagai

badan pertimbangan dalam perencanaan sekolah,

khususnya RKAS, hasil wawancara dengan Kepala

Sekolah mengungkapkan :

“Sekolah menyusun draf rencana sekolah termasuk RKAS. Draf tersebut dibahas dalam rapat bersama di awal tahun pelajaran antara pihak sekolah dan komite sekolah. Dalam rapat ini komite sekolah memberikan saran masukan dan

pertimbangan. Setelah diterima bersama maka

disampaikan dalam rapat pleno dengan orang tua murid. Kepala sekolah dan komite sekolah secara bergantian memberikan penjelasan tentang rencana sekolah tersebut kepada orang tua murid. Setelah diterima maka ditetapkan menjadi rencana sekolah tahun pelajaran

tersebut.” (wawancara: Kepala Sekolah dilakukan 5

November 2016)

Berdasarkan dari hasil wawancara, peran komite

sekolah dalam penyusunan Rencana Kegiatan dan

Anggaran Sekolah (RKAS) di SD Negeri Mangunsari 01

Salatiga dikategorikan baik.

Dalam

hal

menyampaikan

masukan

atau

pertimbangan

dalam

penyusunan

RKAS

hasil

wawancara dengan Komite Sekolah mengungkapkan :

“Pertimbangan komite sekolah didasarkan pada visi, misi, dan tujuan sekolah yang kemudian mengerucut menjadi kebutuhan sekolah. Kebutuhan sekolah didasarkan pada

hasil evaluasi diri yang dilakukan oleh sekolah.

(8)

Berdasarkan hasil wawancara, peran Komite

Sekolah pada setiap penyusunan RKAS adalah pihak

sekolah selalu meminta pengesahan ketua Komite

Sekolah. Selain RKAS, Komite Sekolah memberikan

masukan

atau

usulan

terhadap

pengelolaan

pendidikan. Hasil wawancara mengugkapkan :

“Komite tidak mau terlalu dalam mencampuri urusan teknis edukatif yang lebih menjadi urusan sekolah. Meskipun demikian tetap memberikan masukan baik diminta ataupun tidak diminta oleh sekolah, demi kemajuan sekolah. Masukan lebih banyak disampaikaikan secara lisan, baik melalui forum resmi rapat maupun forum tidak resmi, misalnya secara spontan komite datang ke sekolah” (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016).

Lanjutan :

“Contohnya, dalam rangka meningkatkan kualitas akademik siswa kelas 4 dan 5 komite mengusulkan agar diadakan tambahan jam pelajaran (les). Usulan ini berangkat dari aspirasi beberapa orang tua siswa kelas 4 dan 5. Mereka juga menginginkan agar yang diberi tambahan jam belajar tidak hanya siswa kelas 6 yang akan menghadapi ujian akhir. Contoh lain, dalam hal ketertiban dan kedisiplinan guru, khususnya jam datang dan jam pulang bagi guru. Dari pengamatan selama ini, terkadang ada guru yang datangnya terlambat dan pulangnya sebelum jam dinas. Komite memberi masukan agar kepala sekolah mengadakan pembinaan terhadap guru yang kurang disiplin tersebut, karena akan membawa citra yang kurang baik bagi korp guru di sekolah.” (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016).

Berdasarkan pernyataan di atas, Hasil wawancara

dengan Kepala Sekolah mengungkapkan :

“Dalam rapat dengan pihak sekolah, Komite Sekolah selalu memberikan masukan agar kualitas pendidikan di sekolah ini meningkat. Menjelang ulangan akhir semester

atau ujian, komite mengusulkan agar dilakukan

(9)

siap untuk mengusahakan dana tambahan. Komite juga menawarkan reward bagi siswa yang berprestasi di tingkat

kecamatan dan kota dengan memberikan dana

pembinaan.” (wawancara: Kepala Sekolah Sekolah

dilakukan 16 November 2016)

Pemberian pertimbangan yang dilakukan oleh

Komite Sekolah sangat penting karena Komite Sekolah

adalah wakil dari masyarakat yang menjadi partner

sekolah dalam meniti masa depan sekolah tersebut.

Pemberian pertimbangan oleh Komite Sekolah ini

dimaksudkan agar apapun yang ditentukan oleh

sekolah tidak menyimpang dari apa yang dikehendaki

oleh masyarakat, yaitu sekolah yang didukungnya

mampu merealisasikan aspirasi masyarakat dan

berusaha

untuk

menciptakan

generasi

yang

bermanfaat bagi masyarakat.

Selain itu, Komite Sekolah juga memberikan

masukan atau usulan kepada kepala sekolah dalam

meningkatkan proses pembelajaran. Hasil wawancara :

“Diakui bahwa komite sekolah tidak banyak memberikan masukan dalam hal teknis pembelajaran, karena jujur diakui komite sekolah kurang memahami seluk-beluk teknisnya. Hal tersebut diserahkan sepenuhnya kepada pihak sekolah dalam hal ini guru. Masukan lebih pada hal bersifat umum, misalnya guru dapat hadir di kelas tepat waktu, tidak membebani siswa dengan banyak pekerjaan rumah dan tugas. Masukan biasanya disampaikan dalam forum tidak resmi”. (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 5 November 2016).

memberikan masukan atau usulan kepada kepala

sekolah dalam meningkatkan proses pembelajaran,

(10)

usulan kepada guru dalam proses pembelajaran. Hasil

wawancara dengan Komite Sekolah mengungkapkan :

“Dalam hal teknis edukatif pembelajaran komite menyerahkan kepercayaan kepada guru, karena guru lebih paham dan kompeten dalam hal tersebut. Masukan

kalaupun ada biasanya disampaiakan pada saat

penerimaan rapor di akhir semester ataupun akhir tahun pelajaran”. (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 5 November 2016).

Senada dengan pernyataan di atas, Hasil

wawancara dengan Kepala Sekolah mengungkapkan :

“Komite sekolah mempercayakan kepada sekolah untuk

melaksanakan program kurikulum, karena menganggap pihak sekolah lebih menguasai. Hanya dalam hal tertentu komite sekolah memberikan masukan, misalnya upaya

meningkatkan prestasi siswa dengan memberikan

tambahan pelajaran/les kepada siswa kelas IV dan V, kecuali kelas VI yang sudah berjalan rutin. Dalam pelaksanaan program ekstra kurikuler komite juga memberikan masukan, misalnya melengkapi kostum

drumband.” (wawancara: Kepala Sekolah dilakukan 16

November 2016)

Terkait dengan penyusunan visi, misi, tujuan,

dan program sekolah Komite Sekolah juga berperan

dalam

memberikan

masukan.

Hasil

wawancara

dengan Komite Sekolah mengungkapkan :

“Masukan pada awalnya diberikan oleh pengurus komite yang berasal dari unsur guru. Setelah itu baru dibahas dalam forum rapat sekolah dan komite. Dalam rapat ini baru komite yang bukan berasal dari unsur guru akan

memberikan masukan dan pertimbangan”. (wawancara:

Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016)

Selain itu terkait dengan kondisi tenaga pendidik

dan tenaga kependidikan di sekolah, hasil wawancara

(11)

“Komite akan memberi pertimbangan jika sekolah menyampaikan keluhan dan kesulitan, karena pihak sekolah lebih paham tentang hal itu. Jika sekolah menyampaikan keluhan, terutama kebutuhan kekurangan

tenaga guru atau karyawan, komite tentu akan

memberikan masukan dan solusi, termasuk

menyampaikan usulan kepada pemerintah melalui dinas

pendidikan”. (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan

9 November 2016)

Komite Sekolah juga berperan dalam memberikan

pertimbangan kepada sekolah untuk melengkapi

sarana dan prasarana di sekolah. Hasil wawancara

dengan Komite Sekolah mengungkapkan :

“Kebutuhan sarana prasarana dimasukkan dalam RKAS di

awal tahun pelajaran, baik sarpras untuk PBM maupun non PBM. Namun demikian skala prioritas tetap diarahkan pada kebutuhan PBM, misalnya kursi dan meja

murid, alat bantu mengajar, buku teks pokok,

kelengkapan alat praktikum, kelengkapan buku

perpustakaan. setelah itu baru sarpras pendukung, misalnya penataan lingkungan sekolah, kelengkapan

ruang kepala sekolah dan guru”. (wawancara: Ketua

Komite Sekolah dilakukan 5 November 2016)

Dalam

penggalian

sumber

dana

di

luar

pemerintah Komite Sekolah juga memiliki peranan

penting dalam memberikan pertimbangan. Hasil

wawancara dengan Komite Sekolah mengungkapkan :

(12)

Hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa

Komite Sekolah memiliki peran yang baik sebagai

badan pemberi pertimbangan (

Advisory Agency

) di SD

Mangunsari 01 Salatiga.

4.1.3

Peran Komite Sekolah sebagai Pendukung

Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di

SD Negeri Mangunsari 01 Salatiga, Komite Sekolah

telah berusaha sebagai pendukung (

supporting agency

)

baik yang berwujud finansial, material, pemikiran,

maupun tenaga.

Dalam

kegiatan

ekstra

kurikuler,

hasil

wawancara dengan Komite Sekolah menunjukkan

bahwa Komite Sekolah telah memberikan dukungan

kepada sekolah dalam pelaksanaan kegiatan ekstra

kurikuler tersebut.

“Kegiatan ekstra kurikuler diprogramkan oleh sekolah. Komite selalu mendukung setiap program sekolah yang bertujuan untuk peningkatan kualitas sekolah. Dukungan itu juga termasuk dalam hal bantuan kelengkapan alat kegiatan, misalnya instrumen dan kostum drumband. Demikian juga misalnya beberapa orang tua murid ada yang menyediakan sarana transportasi untuk lomba kegiatan ekstra kurikuler. (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 5 November 2016).

Berkaitan dengan kegiatan pembelajaran dan

upaya peningkatan prestasi akademik siswa, hasil

wawancara dengan salah satu guru mengungkapkan :

“Komite mendukung kegiatan pembelajaran yang

bertujuan untuk meningkatkan kualitas anak didik.

(13)

anggaran untuk melengkapi sarana prasarana pembelajaran serta menandatangani dokumen KTSP. Kecuali itu komite juga berkeinginan besar agar pembelajaran membuahkan hasil yang optimal. Hal ini ditunjukkan dengan motivasi yang diberikan oleh ketua komite sekolah kepada siswa kelas VI yang berprestasi dalam ujian sekolah. Apabila menduduki peringkat I tingkat kecamatan diberi reward satu juta rupiah, dan peringkat I tingkat kota diberi reward lima juta rupiah.” (wawancara: Guru SD Mangunsari 01 Salatiga dilakukan 5 November 2016)

Komite Sekolah juga berperan memantau kondisi

tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah,

Hasil

wawancara

dengan

Komite

Sekolah

mengungkapkan :

“Komite sekolah tidak memantau secara langsung kondisi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah. Komite sekolah mendengar dan menerima laporan tentang kondisi itu dari sekolah. Komite sekolah akan memberikan masukan dan pertimbangan kepada pihak sekolah. Kalau perlu komite sekolah akan memberikan rekomendasi atau usulan kepada pihak pemerintah kota melalui dinas pendidikan. Kalau kekurangan itu belum dipenuhi oleh pemerintah, komite menyarankan kepada sekolah untuk mencukupi melalui rekrutmen tenaga honorer GTT dan PTT. Sejauh ini peran tersebut sudah dilaksanakan oleh komite.” (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016)

Komite Sekolah juga berperan memantau kondisi

sarana dan prasarana di sekolah. Hasil wawancara

dengan Komite Sekolah mengungkapkan :

“Komite tidak secara khusus mengadakan pemantauan secara berkala terhadap kondisi sarpras di sekolah, tetapi

memperoleh laporan dari sekolah. Laporan itu

(14)

kepada orang tua murid melalui musyawarah. Urusan

kepada dinas diserahkan kepada sekolah dengan

diketahui komite sekolah, sedangkan penyampaian

kepada orang tua siswa dilakukan oleh komite sekolah

melalui pertemuan dengan orang tua siswa.” (wawancara:

Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016)

Senada

dengan

pernyataan

di

atas,

hasil

wawancara dengan Kepala Sekolah mengungkapkan :

“Pengelolaan sarana prasarana sekolah, dari perencanaan, pengajuan, dan perawatannya lebih banyak dilakukan oleh pihak sekolah. Sedangkan pengadaannya lebih banyak dilakukan oleh pemerintah. Peran Komite sekolah memberikan masukan. Tetapi dalam kesempatan tertentu, misalnya pada waktu terakhir ini, sekolah memperoleh

DAK untuk penambahan dan rehab jamban.

Pelaksanaannya secara swakelola antara sekolah dan komite sekolah. Pada awalnya dana belum cair dan komite sekolah mengupayakan dana talangan. Komite juga pernah mengadakan pintu dan korden ruang guru dan kepala sekolah.” (wawancara: Kepala Sekolah dilakukan 5 November 2016)

Komite Sekolah juga berperan dalam mendukung

anggaran

pendidikan

di

sekolah

dengan

cara

memobilisasi

dukungan

dana

penyelenggaraan

pendidikan

di

luar

sumber

pemerintah.

Hasil

wawancara dengan Komite Sekolah mengungkapkan :

“Secara khusus komite tidak memantau anggaran

sekolah. Komite memberikan kepercayaan penuh kepada sekolah dalam mengelola anggaran pendidikan di sekolah. Jika ada laporan dari sekolah, baru komite akan memberikan masukan dan pertimbangan. Laporan dari sekolah biasanya dilakukan pada akhir semester atau akhir tahun pelajaran. Selama ini mobilisasi dana di luar sumber dari pemerintah terbatas pada orang tua siswa. Komite senantiasa berusaha agar orang tua siswa

berperan serta dalam penggalangan dana untuk

(15)

BOS. Terlebih pemerintah sendiri juga mencanangkan slogan Sekolah Gratis. Slogan ini jelas berpengaruh besar

pada upaya penggalangan dukungan dana dari

masyarakat khususnya orang tua siswa.” (wawancara:

Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016)

Senada pernyataan di atas, Hasil wawancara

dengan Kepala Sekolah mengungkapkan :

“Komite sekolah menyerahkan pengelolaan anggaran pendidikan kepada sekolah. Dalam rapat bersama awal tahun pelajaran komite sekolah memberikan masukan. Komite percaya kepada sekolah, dan sejauh ini tidak ada penyimpangan. Apalagi supervisi dan pemeriksaan dari pihak internal dinas pendidikan maupun eksternal, misalnya inspektorat dan BPKP, dilaksanakan secara rutin. Meskipun demikian minimal satu tahun sekali pada akhir tahun pelajaran komite mengesahkan laporan anggaran dan di dalamnya dilaksanakan pemeriksaan.” wawancara: Kepala Sekolah dilakukan 5 November 2016)

Terkait dengan evaluasi pelaksanaan dukungan

pendanaan di sekolah, hasil wawancara dengan

Komite Sekolah mengungkapkan :

Evaluasi dilakukan bersama setiap ada rapat bersama

antara sekolah dan komite sekolah. Sekolah

menyampaikan evaluasi dukungan dana di sekolah, baik yang bersumber dari pemerintah maupun yang bersumber dari orang tua siswa. Komite menanggapi dengan

memberikan saran masukan. (wawancara: Ketua Komite

Sekolah dilakukan 9 November 2016)

Dari hasil uraian di atas menunjukkan bahwa

Komite Sekolah memiliki peran sebagai badan

pendukung (

Supporting Agency)

di SD Mangunsari 01

(16)

4.1.4

Peran Komite Sekolah sebagai Mediator

Dalam kaitannya dengan fungsi manajemen

pendidikan kegiatan koordinasi, keterlibatan, dan

partisipasi merupakan kegiatan yang penting dalam

perencanaan. Sebagai mediator Komite Sekolah SD

Negeri Mangunsari 01 berperan sebagai penghubung

antara sekolah dengan masyarakat, atau antara

sekolah dengan pemerintah dalam hal ini dinas

pendidikan. Komite Sekolah juga berperan sebagai

penghubung dalam sosialisasi program sekolah,

sehingga berbagai kebijakan dan program yang telah

ditetapkan

sekolah

dapat

diketahui

dan

dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.

Sumber daya pendidikan yang ada dalam

masyarakat begitu besar, namun pemanfaatannya

kurang optimal. Hal ini disadari oleh Komite Sekolah

SD Mangunsari 01 Salatiga. Terkait dengan sumber

daya pendidikan, hasil wawancara dengan Kepala

Sekolah mengungkapkan :

“Peran ini terutama dalam hal penggalangan sumber daya material dan dana dari orang tua tua murid, meskipun

dirasakan masih sangat terbatas. Keterbatasan ini

dikarenakan sudah melekat image bahwa sekolah tidak boleh menarik dana dari masyarakat, khususnya orang tua siswa karena kebutuhan sekolah sudah dicukupi oleh

pemerintah melalui dana BOS.” wawancara: Kepala Sekolah

(17)

Hasil wawancara Komite Sekolah terkait dengan

peranannya sebagai badan penghubung antara Komite

Sekolah dengan masyarakat mengungkapkan :

“Sampai saat ini peranan Komite Sekolah sebagai badan penghubung antara komite sekolah dan masyarakat masih terbatas pada orang tua murid, belum menjangkau

masyarakat dalam arti luas misalnya masyarakat

lingkungan sekolah, dunia usaha dan industri, tokoh masyarakat dan tokoh agama. Lagi pula komite sekolah di sini masih sangat bergantung pada figur ketua komite sekolah. Selama ini hubungan antara komite sekolah dan masyarakat, dalam hal ini orang tua murid, berlangsung dengan baik. Yang pernah dilakukan, antara orang tua murid dan komite sekolah memiliki rencana membuat taman di halaman sekolah agar lingkungan sekolah bertambah asri. Rencana ini tanpa sepengetahuan pihak sekolah. Setelah disepakati, baru dikomunikasikan dengan pihak sekolah dan selanjutnya setelah pihak sekolah menyetujui maka komite sekolah merealisasikan rencana tersebut.” (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016)

Selain

itu,

Komite

Sekolah

juga

memiliki

peranannya sebagai badan penghubung antara komite

sekolah dengan sekolah, Hasil wawancara Komite

sekolah mengungkapkan :

“Komite sekolah senantiasa terbuka untuk menjalin kerja sama dan komunikasi dengan pihak sekolah, baik diminta ataupun tidak. Faktor figur ketua komite sekolah sangat berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas hubungan antara komite sekolah dan sekolah. Kebetulan rumah tempat tinggal ketua komite sekolah berada tepat di depan lokasi sekolah, sehingga hal ini lebih memungkinkan terjadinya hubungan yang lebih baik.” (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016)

Selain sebagai penghubung dengan masyarakat

atau sekolah, Komite Sekolah juga memiliki peran

(18)

lembaga atau instansi lain dalam rangka kemajuan

sekolah. Meskipun dalam hal ini peran itu belum

dapat dijalankan dengan baik. Hasil wawancara

mengungkapkan :

“Sampai saat ini peran ini belum dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Selain masalah ini lebih dipercayakan kepada pihak sekolah, karena dianggap pihak sekolah lebih memahami, juga karena faktor kesibukan dan kepentingan

pekerjaan masing-masing pengurus komite sekolah.

Meskipun demikian, komite sekolah siap membantu apabila sekolah memerlukan, tetapi tidak dalam pihak yang mengambil inisiatif. Pernah terjadi, karena ada rencana mutasi kepala sekolah, komite sekolah mendatangi dinas pendidikan untuk mengadakan percakapan tentang figur yang tepat untuk menggantikan kepala sekolah yang akan dimutasi.. ” (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 5 November 2016)

Peran lain sebagai penghubung, Komite Sekolah

juga

memiliki

peran

dalam

menampung

dan

menindaklanjuti

aspirasi

masyarakat

untuk

kemajuan pendidikan di sekolah. Hasil wawancara

mengungkapkan:

“Aspirasi dari orang tua murid, baik yang berupa aduan, saran, maupun usulan ditampung oleh komite sekolah dan

selanjutnya disampaikan kepada pihak sekolah.

Penyampaian aspirasi kepada pihak sekolah dapat

(19)

Terkait dengan kegiatan Komite Sekolah dalam

mensosialisasikan kebijakan dan program sekolah

kepada

masyarakat,

hasil

wawancara

mengungkapkan :

“Sosialisasi dilakukan dalam rapat bersama antara pihak sekolah, orang tua murid, dan komite sekolah. Selama ini yang lebih berperan dalam sosialisasi itu memang pihak sekolah, sedangkan komite sekolah bersifat menegaskan dan menguatkannya. Selain melalui rapat, sosialisasi dilakukan dalam bentuk edaran yang dibuat oleh pihak sekolah dan diketahui oleh komite sekolah.” (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016)

Selain sosialisasi kebijakan dan program sekolah

kepada

masyarakat,

Komite

Sekolah

juga

mengadakan rapat atau pertemuan rutin dengan

sekolah. Hasil wawancara mengungkapkan :

“Selama ini inisiatif untuk mengadakan rapat rutin dilakukan oleh pihak sekolah, sedangkan komite sekolah diundang. Tetapi dalam hal tertentu pernah komite sekolah mengusulkan untuk mengadakan rapat khusus untuk membahas hal tertentu yang dipandang mendesak.” (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016)

Senada dengan pernyataan di atas, Hasil

wawancara dengan Kepala Sekolah mengungkapkan :

“Peran ini sudah dijalankan dengan baik. Komite sekolah

sangat dirasakan perannya dalam menjembatani

komunikasi antara pihak sekolah dan masyarakat,

khususnya orang tua murid. Komite menampung dan meneruskan semua aspirasi masyarakat kepada sekolah dan dijadikan bahan masukan dan pertimbangan bagi penyusunan program sekolah. Dalam hal tertentu komite juga berperan sebagai penghubung antara sekolah dan

dinas pendidikan.” wawancara: Kepala Sekolah dilakukan 5

(20)

Dari uraian di atas ditunjukkan bahwa Komite

Sekolah

SD

Mangunsari

01

Salatiga

sudah

menjalankan peran sebagai badan penghubung

(Mediator)

di SD Negeri Mangunsari 01 dengan cukup

baik, namun diharapkan dapat ditingkatkan di waktu

yang akan datang.

4.1.5

Peran Komite Sekolah sebagai Pengontrol

Komite Sekolah SD Mangunsari 01 Salatiga telah

berusaha untuk menjalankan peran sebagai badan

pengontrol

terhadap

pelaksanaan

program

pendidikan maupun penyelenggaraan pendidikan

pada umumnya.

Berdasarkan hasil wawancara, peran Komite

Sekolah dalam mengontrol proses pengambilan

keputusan di sekolah dinyatakan :

“Dalam beberapa kesempatan komite sekolah dilibatkan oleh sekolah dalam rapat sekolah. Dalam rapat tersebut komite dapat melihat bagaimana mekanisme pengambilan keputusan dalam rapat di sekolah yang dipimpin oleh kepala sekolah. Tidak setiap pengambilan keputusan di

sekolah harus sepengetahuan dan memperoleh

pertimbangan komite sekolah. Komite sekolah menyerahkan kepada sekolah untuk mengambil keputusan yang memang dipandang tidak memerlukan pertimbangan komite sekolah. Tetapi pada kesempatan berikutnya kepala sekolah memberitahukan kepada komite sekolah beberapa hal yang

sudah diputuskan oleh kepala sekolah.” (wawancara: Ketua

Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016)

Selain itu, Komite Sekolah juga berperan sebagai

badan yang mengontrol perencanaan pendidikan di

(21)

“Komite sekolah dilibatkan dalam penyusunan perencanaan pendidikan di sekolah. Perencanaan itu disusun bersama antara sekolah dan komite sekolah, meskipun dalam hal ini pihak sekolah sudah menyiapkan draf materinya. Dalam perjalanannya, komite sekolah baik secara formal maupun tidak formal juga memantau sejauh mana perencanaan itu dapat direalisasikan.” (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016)

Selain

sebagai

pengontrol

perencanaan

pendidikan di sekolah, Komite Sekolah juga berperan

sebagai pengontrol proses penyusunan program di

sekolah, Hasil wawancara mengungkapkan :

“Sama dengan pada saat menyusun perencanaan, Komite Sekolah juga dilibatkan dalam penyusunan program sekolah. Penyusunan program dilaksanakan bersamaan dengan penyusunan perencanaan. Penyusunan program dilakukan oleh sekolah dan Komite Sekolah, meskipun dalam hal ini materi program sekolah sudah disiapkan oleh

pihak sekolah.” (wawancara: Ketua Komite Sekolah

dilakukan 9 November 2016)

Sejalan dengan pernyataan di atas peran

pengawasan dari komite sekolah terhadap program

kerja sekolah, ditunjukkan dengan hasil wawancara

dengan salah satu guru yang menyatakan :

“Peran itu dijalankan mulai dari rapat bersama penyusunan program kerja sekolah. Selanjutnya dalam perjalanannnya pengawasan itu tetap dijalankan, baik melalui pengamatan dan kunjungan ke sekolah maupun melalui forum rapat

yang diadakan oleh sekolah.” (wawancara: Guru SD

Mangunsari 01 Salatiga dilakukan 5 November 2016)

Terkait

dengan

organisasi

sekolah,

Komite

Sekolah juga memiliki peran dalam memantau

organisasi sekolah yang ada di ada di SD Mangunsari

01.

Hal

tersebut

ditunjukkan

dengan

hasil

(22)

“Organisasi sekolah sepenuhnya diserahkan kepada sekolah karena pihak sekolah yang lebih memahami hal tersebut. Kalau ada fungsi atau personal yang tidak lengkap atau kosong dalam organisasi tersebut, misalnya ada guru yang purna tugas atau mutasi, maka pihak sekolah akan memberitahukan kepada komite sekolah. Di sini kemudian baru komite memberikan masukan dan pertimbangan. Yang jelas bagaimana agar organisasi sekolah tetap lengkap dan dapat berjalan dengan baik, sehingga jalannya pelayanan pendidikan di sekolah tidak terganggu.” (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016)

Komite

Sekolah

juga

sudah

menjalankan

perannya dalam mengontrol penjadwalan program

sekolah. Hal ini terlihat dari hasil wawancara yang

mengungkapkan :

“Melalui dokumen RKAS komite sekolah dapat mengontrol penjadwalan program sekolah, mana program yang sudah, sedang, dan akan dilaksanakan. Terkadang komite sekolah dengan tidak memberi tahu terlebih dahulu datang ke sekolah untuk menanyakan dan melihat secara langsung pelaksanakan program pendidikan di sekolah. Kecuali dengan cara seperti tersebut, komite sekolah melaksanakan kontrol penjadwalan program sekolah itu dalam forum rapat dengan pihak sekolah. (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016)

Sedangkan dalam memantau anggaran untuk

pelaksanaan program sekolah dan sumber daya

sekolah dalam pelaksanaan program sekolah, hasil

wawancara mengungkapkan :

“Untuk anggaran pelaksanaan program sekolah, komite Sekolah dilibatkan dalam penyusunan anggaran sekolah yang tertuang dalam RKAS dalam rapat bersama antara sekolah dan komite sekolah. Rapat ini sudah merupakan salah satu pemantauan komite sekolah terhadap alokasi anggaran untuk pelaksanaan program sekolah. Dalam

perjalanannya komite sekolah juga mengadakan

(23)

Sedangkan untuk sumber daya sekolah Pemantauan komite sekolah terhadap sumber daya sekolah non anggaran sepenuhnya diserahkan kepada pihak sekolah. Baik itu dalam hal rekrutmen tenaga, pembinaan, dan evaluasinya.

Komite sekolah siap membantu memberikan saran

pertimbangan dan solusi apabila pihak sekolah mengalami kesulitan.” (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016)

Senada

dengan

pernyataan

di

atas,

hasil

Wawancara dengan Kepala Sekolah mengungkapkan :

“Peran ini dijalankan pada saat rapat bersama antara komite dan sekolah. Komite akan memeriksa, mengontrol, dan sekaligus memberikan masukan pertimbangan atas bahan perencanaan pendidikan yang dibuat oleh sekolah. Sedangkan untuk pelaksanaan program sekolah Setidaknya tiga kali dalam satu tahun komite mengadakan rapat dengan sekolah. Dalam rapat itu juga dilakukan pantauan terhadap program sekolah, baik sudah, sedang, dan akan dilaksanakan. Apabila tidak dapat dilaksanakan ditanyakan penyebabnya dan dicarikan solusinya. Pantauan itu juga dilakukan tidak melalui forum rapat, tetapi dengan cara komite sekolah mengadakan kunjungan ke sekolah, menanyakan kegiatan sekolah yang sedang berlangsung serta perkembangan sekolah sampai saat ini.” (wawancara: Kepala Sekolah dilakukan 5 November 2016)

Terkait dengan partisipasi stakeholder sekolah

dalam

pelaksanaan

program

sekolah,

Komite

Sekolah juga melakukan kegiatan pemantauan.

Hasil wawancara mengungkapkan :

“Secara khusus komite sekolah tidak mengadakan pemantauan. Komite sekolah biasanya memperoleh laporan

dari pihak sekolah tentang partisipasi stakeholder,

terutama stakeholder dari luar sekolah, dalam program sekolah. Misalnya instansi pemerintah terkait (Puskesmas, kelurahan), lembaga pendidikan formal ( PPL PGSD UKSW,

PPL STAIN). (wawancara: Ketua Komite Sekolah 9 November

(24)

Senada

dengan

pernyataan

di

atas,

hasil

wawancara dengan Kepala Sekolah mengungkapkan :

“Setelah selesai kegiatan ulangan akhir semester atau ujian untuk siswa kelas VI, komite selalu menanyakan hasil yang diperoleh para siswa. Di pihak lain, sekolah selalu memberikan informasi tentang hasil penilaian akhir siswa, baik soal kenaikan kelas, kelulusan, sampai dengan lulusan yang diterima di SMP. Komite sekolah juga selalu hadir dalam setiap penyerahan kembali siswa kelas VI kepada orang tua murid.” wawancara: Kepala Sekolah Sekolah dilakukan 5 November 2016)

Sedangkan untuk kegiatan pemantauan hasil

ujian sekolah, hasil wawancara mengungkapkan :

“Secara rutin sehabis penilaian ujian sekolah dan sudah diperoleh nilainya, pihak sekolah menyampaikan nilai hasil ujian sekolah itu kepada komite sekolah. Penyampaian nilai hasil ujian itu dilaksanakan dalam rapat sekolah. Di sini komite sekolah akan memberikan saran dan masukan, apabila nilainya baik agar dipertahankan dan diusahakan terus meningkat di tahun berikutnya. Apabila hasilnya ada yang kurang baik, ditanyakan apa sebabnya dan dicarikan

solusi pemecahannya demi peningkatan di tahun

mendatang. Secara khusus ketua komite sekolah

memberikan reward kepada siswa yang berprestasi dalam ujian sekolah. Apabila menduduki peringkat pertama tingkat kecamatan diberi hadiah pembinaan sebesar satu juta rupiah, dan peringkat pertama tingkat kota sebesar

lima juta rupiah.” (wawancara: Ketua Komite Sekolah

dilakukan 9 November 2016)

Dari uraian di atas ditunjukkan bahwa Komite

Sekolah SD Negeri Mangunsari 01 Salatiga telah

menjalankan peran sebagai badan pengontrol

(25)

4.2

Pembahasan

4.2.1

Peran Komite Sekolah sebagai pemberi

pertimbangan (advisor)

Peran serta masyarakat dalam pendidikan telah

dikemukakan dalam UU Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 54. Secara

lebih spesifik, pada pasal 56 disebutkan bahwa

masyarakat dalam dewan pendidikan dan Komite

Sekolah/Madrasah yang berperan sebagai berikut: (a)

Masyarakat

berperan

dalam

peningkatan

mutu

pelayanan

pendidikan

seperti

perencanaan,

pengawasan, dan evaluasi program sekolah melalui

dewan pendidikan dan Komite Sekolah/ Madrasah, (b)

Dewan pendidikan sebagai lembaga mandiri dibentuk

dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan

pendidikan

dengan

memberikan

pertimbangan,

arahan, serta dukungan tenaga, sarana dan prasarana

serta pengawasan pendidikan di tingkat nasional,

propinsi, dan kabupaten/kota yang tidak mempunyai

hubungan hirarkis, (c) Komite Sekolah/Madrasah

sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan

dalam peningkatan mutu pelayanan dan memberikan

pertimbangan, arahan, dukungan tenaga serta sarana

dan prasarana serta pengawasan pendidikan pada

(26)

Komite Sekolah sebagai pemberi pertimbangan

(

advisory agency

) dalam penentuan dan pelaksanaan

kebijakan pendidikan di tingkat satuan pendidikan,

setidaknya memberikan masukan, pertimbangan dan

rekomendasi kepada satuan pendidikan.

Berdasarkan dari hasil penelitian, peran Komite

Sekolah

SD

Negeri

Mangunsari

01

Salatiga

dikategorikan baik dan cukup banyak memberikan

pertimbangan kepada sekolah dalam penyelenggaraan

sekolah. Hal tersebut tampak misalnya dalam

penyampaian RKAS. Draf RKAS setelah disetujui

bersama antara sekolah dan Komite Sekolah dijadikan

RKAS

untuk

tahun

pelajaran

berjalan.

Rapat

pembahasan RKAS diinisiasi dan dipimpin oleh kepala

sekolah dengan mengundang Komite Sekolah. Dalam

rapat itu semua yang hadir bebas menyampaikan

pendapatnya. sangat demokratis dan tidak ada kesan

pemaksaan suatu kehendak.

4.2.2

Peran Komite Sekolah sebagai Pendukung

Komite Sekolah adalah badan mandiri yang

dibentuk guna mewadahi peran serta masyarakat

dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan

efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan,

baik pada pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan

sekolah maupun jalur pendidikan di luar sekolah

(27)

Peran Komite Sekolah SD Mangunsarin 01

sebagai

pendukung

diwujudkan

dalam

hal

perencanaan. Perencanaan dalam hal ini sebagai

pendukung baik yang berwujud finansial, pemikiran,

ataupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di

sekolah,

mendorong perhatian

dan

komitmen

masyarakat terhadap penyelengaraan pendidikan yang

bermutu, seperti; pengelolaan sarana prasarana

sekolah. Dalam hal dukungan terhadap sarana

prasarana sekolah, dari perencanaan, pengajuan, dan

perawatannya lebih banyak dilakukan oleh pihak

sekolah. Sedangkan pengadaannya lebih banyak

dilakukan oleh pemerintah. Peran Komite sekolah

memberikan masukan. Tetapi dalam kesempatan

tertentu, misalnya pada waktu terakhir ini, sekolah

memperoleh DAK untuk penambahan dan rehab

jamban. Pelaksanaan rehab itu dilakukan secara

swakelola antara sekolah dan komite sekolah.

4.2.3

Peran Komite Sekolah sebagai Mediator

Pendidikan memegang peranan yang sangat

penting dalam proses peningkatan kualitas sumber

daya manusia dan merupakan suatu proses yang

terintegrasi antara seluruh komponen yang terkait

dengan penyelenggaraan pendidikan, termasuk di

(28)

Komite Sekolah SD Mangunsari 01 dalam

perannya sebagai penghubung antara sekolah dan

instansti lain yang terkait, masih dirasa belum

maksimal. Namun dalam hal peran penghubung

antara sekolah dan masyarakat, dalam hal ini orang

tua siswa, sudah cukup baik. Peran tersebut antara

lain dalam hal gagasan orang tua siswa akan

membuat taman di halaman sekolah agar lingkungan

sekolah

bertambah

asri.

Rencana

ini

tanpa

sepengetahuan pihak sekolah. Setelah disepakati oleh

orang

tua

siswa

dan

Komite

Sekolah,

baru

dikomunikasikan dengan pihak sekolah dan setelah

pihak sekolah menyetujui maka Komite Sekolah

merealisasikan rencana tersebut.

4.2.4

Peran Komite Sekolah sebagai Pengontrol

Salah satu tujuan pembentukan Komite Sekolah

adalah meningkatkan tanggung jawab dan peran serta

masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di

satuan pendidikan. Hal ini mengartikan bahwa peran

serta

masyarakat

sangat

dibutuhkan

dalam

peningkatkan mutu pendidikan, bukan hanya sekadar

memberikan bantuan berwujud material saja, namun

juga diperlukan bantuan yang berupa pemikiran dan

gagasan-gagasan inovatif demi kemajuan sekolah.

Namun peran itu menuntut tanggung jawab agar

(29)

dengan yang diharapkan. Di sinilah arti pentingnya

peran pengontrol dari Komite Sekolah.

Komite Sekolah SD Mangunsari 01 telah berperan

sebagai pengontrol dalam rangka transparansi dan

akuntabilitas

penyelenggaraan

sekolah.

Komite

Sekolah dilibatkan dalam penyusunan anggaran

sekolah yang tertuang dalam RKAS dalam rapat

bersama antara sekolah dan Komite Sekolah. Rapat ini

merupakan salah satu bentuk pemantauan Komite

Sekolah

terhadap

alokasi

anggaran

untuk

pelaksanaan program sekolah. Dalam perjalanannya

Komite Sekolah juga mengadakan pemantauan, baik

secara formal dalam rapat bersama dengan pihak

sekolah ataupun secara tidak formal Komite Sekolah

berkunjung

ke

sekolah

untuk

menanyakan

Referensi

Dokumen terkait

[r]

dapat ditarik pula kesimpulan bahwa permainan yang disusun menunjang keterampilan anak-anak (80%), permainan dapat meningkatkan kemauan anak-anak untuk berlatih (80%),

Kurikulum pendidikan kepramukaan yang mencakup aspek nilai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) dan kecakapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 disusun sesuai dengan

No Satuan Kerja Kegiatan Volume Pagu

Terdapat empat metode perlakuan produk sampingan yaitu terlihat dalam perhitungan laporan laba/ rugi sebagai berikut: Pendapatan penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai

[r]

[r]

 Chemical Name: Niacin or Vitamin P, resp.PP or nicotinic acid  Solubility: Water.  Daily dose: 12mg