BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
4.1.1
Komite Sekolah SD Mangunsari 01 Salatiga
Komite Sekolah dibentuk melalui musyawarah
yang terdiri dari : perwakilan orang tua murid tiap
kelas, tokoh masyarakat, pejabat pemerintah setempat
(lurah dan camat), serta perwakilan dinas pendidikan.
Pada awalnya musyawarah pembentukan Komite
Sekolah dibuka oleh kepala sekolah, dilanjutkan
pengarahan dari dinas pendidikan. Selanjutnya
musyawarah dipandu oleh dinas.
Hasil wawancara dengan guru terungkap :
“Keberadaan komite sekolah di SD Negeri Mangunsari 01 Salatiga sangat penting, Komite sekolah berperan sebagai jembatan antara pihak sekolah dan masyarakat/orang tua murid, sehingga program sekolah dapat berjalan dengan baik dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah. Beberapa
program sekolah memerlukan persetujuan komite
sekolah, sehingga tanpa persetujuan komite sekolah program-program sekolah tidak dapat berjalan dengan baik, dan pada akhirnya tujuan sekolah tidak dapat
tercapai secara optimal.” (wawancara: Guru SD
Mangunsari 01 Salatiga dilakukan 23 November 2016)
Tujuan didirikannya Komite Sekolah SD
1.
Meningkatkan peran serta dan tanggung jawab
pemerintah daerah beserta seluruh komponen
masyarakat
termasuk
alumni
dalam
penyelenggaraan pendidikan di SD Mangunsari 01
Salatiga;
2.
Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa
orang tua peserta didik dan masyarakat dalam
melahirkan program serta kebijakan pendidikan di
SD Mangunsari 01 Salatiga;
3.
Meningkatkan tanggung jawab dan peran serta
orang tua peserta didik dan masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan;
4.
Menciptakan
suasana
dan
kondisi
yang
transparan, akuntabel dan demokratis dalam
penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang
bermutu;
5.
Sebagai mitra kerja sekolah untuk membangun
pendidikan yang berkualitas.
Terkait dengan program kerja, Komite Sekolah
secara khusus tidak memiliki program kerja sendiri.
Program kerja Komite Sekolah mengalir mengacu pada
program sekolah. Di awal tahun pelajaran Komite
Sekolah diundang dalam rapat penyusunan program
sekolah, dan di akhir tahun pelajaran mengadakan
Sedangkan dalam pelaksanaan program kerja
tahunan,
Komite
Sekolah
tidak
melaksanakan
program kerjanya sendiri tetapi mendukung dan ikut
melaksanakan program kerja sekolah sejauh itu
memang menjadi ranah Komite Sekolah. Meskipun
demikian
dalam
hal
tertentu
Komite
Sekolah
menyampaikan saran dan gagasan yang mungkin
dapat dilaksanakan oleh sekolah.
Dalam
kegiatannya,
Komite
Sekolah
melaksanakan evaluasi terhadap program kerja
sekolah. Hasil wawancara dengan Komite Sekolah
disebutkan :
“Komite Sekolah tidak secara khusus melaksanakan evaluasi terhadap program kerjanya, tetapi secara
bersama-sama dengan pihak sekolah mengadakan
evaluasi terhadap program kerja sekolah. Evaluasi ini tidak dilakukan secara kaku, tetapi lebih sebagai saran dan masukan demi terwujudnya pendidikan yang lebih berkualitas. Selama berjalannya kegiatan sekolah komite sekolah bisa saja memberikan evaluasi kepada sekolah yang menyangkut penyelenggaraan pendidikan, baik itu masalah sarpras, lingkungan sekolah, tenaga pendidik maupun karyawan non pendidik. baru pada akhir tahun pelajaran sekolah bersama dengan Komite Sekolah mengadakan evaluasi yang lebih menyeluruh atas semua program sekolah, baik yang sudah maupun yang belum dapat dilaksanakan oleh sekolah.” (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 5 November 2016)
Senada dengan pernyataan di atas, Hasil
wawancara dengan Kepala Sekolah terungkapkan :
komite sekolah membubuhkan tanda tangan sebagai tanda persetujuan dan pengesahan. Masukan dan pertimbangan komite sekolah tidak sebatas pada saat rapat awal tahun pelajaran, tetapi juga pada saat rapat-rapat tertentu yang dipandang perlu mengundang komite sekolah. Jadi dalam beberapa hal program kerja komite juga sama dengan program kerja sekolah.” (wawancara: Kepala Sekolah Sekolah dilakukan 5 November 2016)
Berkaitan dengan pernyataan di atas, hasil
wawancara dengan salah satu diungkapkan :
“Secara organisasi peran itu sudah dijalankan dengan
cukup baik, meskipun belum maksimal. Hal ini
disebabkan karena faktor kesibukan dan terbatasnya waktu yang dimiliki oleh Komite Sekolah. Beberapa pengurus kunci dari komite sekolah sibuk dalam pekerjaan dan profesinya masing-masing. Meskipun demikian faktor ketua sangat berperan. Ketua komite sangat aktif berperan dan memiliki kepedulian yang besar untuk memajukan sekolah. Dalam setiap pertemuan ketua komite selalu hadir, misalnya dalam rapat penyusunan RKAS, pelepasan siswa kelas VI, dan
musyawarah dengan orang tua murid.” (wawancara: Guru
SD Mangunsari 01 Salatiga dilakukan 5 November 2016)
Terkait dengan peran Komite Sekolah selama
ini,
hasil
wawancara
dengan
Kepala
Sekolah
dinyatakan :
“Komite sekolah memiliki empat peran, yaitu sebagai
badan pertimbangan, pendukung, pengontrol, dan
mediator. Sejauh ini keempat peran tersebut sudah dijalankan dengan baik. Bahkan dalam hal tertentu, misalnya dalam waktu terakhir ini sekolah memperoleh dana alokasi khusus dari pemerintah untuk penambahan prasarana sekolah. Dana tersebut belum cair tetapi
sekolah dituntut untuk segera melaksanakan
pembangunan dikaitkan dengan SPJ. Dalam situasi demikian, komite sekolah menyediakan diri untuk
mencarikan dana talangan tanpa ikatan apapun.”
(wawancara: Kepala Sekolah Sekolah dilakukan 5
Terkait dengan kegiatan pemberdayaan Komite
Sekolah, narasumber guru mengungkapkan :
“Anggota komite sekolah sangat beragam, ada PNS, wiraswasta, profesional, dan juga ibu rumah tangga. Mereka memiliki pemahaman dan wawasan yang beragam tentang pendidikan. Tingkat kesibukan dan aktivitasnya pun beragam. Sehingga sekolah memaklumi apabila mereka tidak dapat secara penuh terlibat dalam aktivitas komite sekolah. Meskipun demikian sekolah selalu melibatkan komite dalam rapat-rapat sekolah ataupun pertemuan dengan orang tua murid yang memerlukan persetujuan komite sekolah. Misalnya dalam rapat penyusunan program sekolah, rapat penyusunan KTSP, rapat pertemuan awal dan akhir tahun pelajaran. Apabila mengantar lomba siswa atau antar sekolah yang jumlah siswanya cukup banyak dan jaraknya cukup jauh maka ada komite sekolah atau orang tua murid yang menyediakan diri menyediakan sarana transportasi. Sekolah juga pernah mengikutkan komite sekolah dalam diklat komite sekolah, baik yang diselenggarakan oleh dinas pendidikan ataupun Dewan Pendidikan Salatiga. Selain itu juga mengikutsertakan komite sekolah dalam musyawarah komite sekolah se Kota salatiga.” (wawancara: Guru SD Mangunsari 01 Salatiga dilakukan 5 November 2016)
4.1.2
Peran Komite Sekolah sebagai pemberi
pertimbangan (advisor)
Dibentuknya Komite Sekolah dimaksudkan agar
ada suatu organisasi masyarakat sekolah yang
mempunyai komitmen dan loyalitas serta peduli
terhadap
peningkatan
kualitas
sekolah.
Komite
Sekolah dibentuk dan dikembangkan secara khas dan
bermula dari budaya, demografis, ekologis, nilai
kesepakatan, serta kepercayaan yang dibangun sesuai
dengan potensi masyarakat setempat. Oleh karena itu,
pengembangan kekayaan filosofis masyarakat secara
kolektif. Artinya, Komite Sekolah mengembangkan
konsep yang berorientasi kepada pengguna (
client
model
), berbagai kewenangan (
power sharing and
advocacy model
) dan kemitraan (
partnership model
)
yang difokuskan pada peningkatan mutu pelayanan
pendidikan.
Berdasarkan hasil wawancara peran Komite
Sekolah dalam penyusunan Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah (RKAS) disebutkan :
“Draf RKAS disiapkan oleh sekolah dan pengurus komite yang berasal dari unsur tenaga pendidik. Setelah itu sekolah mengundang komite sekolah untuk membahas draf tersebut. Setelah terjadi kesepakatan maka draf itu
dijadikan rancangan RKAS yang nantinya akan
disampaikan kepada orang tua murid melalui
perwakilannya. Penyampaian rancangan RKAS
dilaksanakan Oleh Komite Sekolah. Setelah disetujui makan rancangan itu dijadikan RKAS untuk tahun pelajaran berjalan. Rapat pembahasan RKAS diinisiasi dan dipimpin oleh kepala sekolah dengan mengundang komite sekolah. Dalam rapat itu semua yang hadir bebas menyampaikan pendapatnya. sangat demokratis dan tidak
ada kesan pemaksaan suatu kehendak”. (wawancara:
Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016)
Senada dengan hal di atas, Hasil wawancara
dengan Kepala Sekolah diungkapkan :
masukan berupa saran dan kritik yang membangun bagi kemajuan sekolah.” (wawancara: Kepala Sekolah Sekolah dilakukan 5 November 2016)
Terkait dengan peran Komite Sekolah sebagai
badan pertimbangan dalam perencanaan sekolah,
khususnya RKAS, hasil wawancara dengan Kepala
Sekolah mengungkapkan :
“Sekolah menyusun draf rencana sekolah termasuk RKAS. Draf tersebut dibahas dalam rapat bersama di awal tahun pelajaran antara pihak sekolah dan komite sekolah. Dalam rapat ini komite sekolah memberikan saran masukan dan
pertimbangan. Setelah diterima bersama maka
disampaikan dalam rapat pleno dengan orang tua murid. Kepala sekolah dan komite sekolah secara bergantian memberikan penjelasan tentang rencana sekolah tersebut kepada orang tua murid. Setelah diterima maka ditetapkan menjadi rencana sekolah tahun pelajaran
tersebut.” (wawancara: Kepala Sekolah dilakukan 5
November 2016)
Berdasarkan dari hasil wawancara, peran komite
sekolah dalam penyusunan Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah (RKAS) di SD Negeri Mangunsari 01
Salatiga dikategorikan baik.
Dalam
hal
menyampaikan
masukan
atau
pertimbangan
dalam
penyusunan
RKAS
hasil
wawancara dengan Komite Sekolah mengungkapkan :
“Pertimbangan komite sekolah didasarkan pada visi, misi, dan tujuan sekolah yang kemudian mengerucut menjadi kebutuhan sekolah. Kebutuhan sekolah didasarkan pada
hasil evaluasi diri yang dilakukan oleh sekolah.
Berdasarkan hasil wawancara, peran Komite
Sekolah pada setiap penyusunan RKAS adalah pihak
sekolah selalu meminta pengesahan ketua Komite
Sekolah. Selain RKAS, Komite Sekolah memberikan
masukan
atau
usulan
terhadap
pengelolaan
pendidikan. Hasil wawancara mengugkapkan :
“Komite tidak mau terlalu dalam mencampuri urusan teknis edukatif yang lebih menjadi urusan sekolah. Meskipun demikian tetap memberikan masukan baik diminta ataupun tidak diminta oleh sekolah, demi kemajuan sekolah. Masukan lebih banyak disampaikaikan secara lisan, baik melalui forum resmi rapat maupun forum tidak resmi, misalnya secara spontan komite datang ke sekolah” (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016).
Lanjutan :
“Contohnya, dalam rangka meningkatkan kualitas akademik siswa kelas 4 dan 5 komite mengusulkan agar diadakan tambahan jam pelajaran (les). Usulan ini berangkat dari aspirasi beberapa orang tua siswa kelas 4 dan 5. Mereka juga menginginkan agar yang diberi tambahan jam belajar tidak hanya siswa kelas 6 yang akan menghadapi ujian akhir. Contoh lain, dalam hal ketertiban dan kedisiplinan guru, khususnya jam datang dan jam pulang bagi guru. Dari pengamatan selama ini, terkadang ada guru yang datangnya terlambat dan pulangnya sebelum jam dinas. Komite memberi masukan agar kepala sekolah mengadakan pembinaan terhadap guru yang kurang disiplin tersebut, karena akan membawa citra yang kurang baik bagi korp guru di sekolah.” (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016).
Berdasarkan pernyataan di atas, Hasil wawancara
dengan Kepala Sekolah mengungkapkan :
“Dalam rapat dengan pihak sekolah, Komite Sekolah selalu memberikan masukan agar kualitas pendidikan di sekolah ini meningkat. Menjelang ulangan akhir semester
atau ujian, komite mengusulkan agar dilakukan
siap untuk mengusahakan dana tambahan. Komite juga menawarkan reward bagi siswa yang berprestasi di tingkat
kecamatan dan kota dengan memberikan dana
pembinaan.” (wawancara: Kepala Sekolah Sekolah
dilakukan 16 November 2016)
Pemberian pertimbangan yang dilakukan oleh
Komite Sekolah sangat penting karena Komite Sekolah
adalah wakil dari masyarakat yang menjadi partner
sekolah dalam meniti masa depan sekolah tersebut.
Pemberian pertimbangan oleh Komite Sekolah ini
dimaksudkan agar apapun yang ditentukan oleh
sekolah tidak menyimpang dari apa yang dikehendaki
oleh masyarakat, yaitu sekolah yang didukungnya
mampu merealisasikan aspirasi masyarakat dan
berusaha
untuk
menciptakan
generasi
yang
bermanfaat bagi masyarakat.
Selain itu, Komite Sekolah juga memberikan
masukan atau usulan kepada kepala sekolah dalam
meningkatkan proses pembelajaran. Hasil wawancara :
“Diakui bahwa komite sekolah tidak banyak memberikan masukan dalam hal teknis pembelajaran, karena jujur diakui komite sekolah kurang memahami seluk-beluk teknisnya. Hal tersebut diserahkan sepenuhnya kepada pihak sekolah dalam hal ini guru. Masukan lebih pada hal bersifat umum, misalnya guru dapat hadir di kelas tepat waktu, tidak membebani siswa dengan banyak pekerjaan rumah dan tugas. Masukan biasanya disampaikan dalam forum tidak resmi”. (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 5 November 2016).
memberikan masukan atau usulan kepada kepala
sekolah dalam meningkatkan proses pembelajaran,
usulan kepada guru dalam proses pembelajaran. Hasil
wawancara dengan Komite Sekolah mengungkapkan :
“Dalam hal teknis edukatif pembelajaran komite menyerahkan kepercayaan kepada guru, karena guru lebih paham dan kompeten dalam hal tersebut. Masukan
kalaupun ada biasanya disampaiakan pada saat
penerimaan rapor di akhir semester ataupun akhir tahun pelajaran”. (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 5 November 2016).
Senada dengan pernyataan di atas, Hasil
wawancara dengan Kepala Sekolah mengungkapkan :
“Komite sekolah mempercayakan kepada sekolah untuk
melaksanakan program kurikulum, karena menganggap pihak sekolah lebih menguasai. Hanya dalam hal tertentu komite sekolah memberikan masukan, misalnya upaya
meningkatkan prestasi siswa dengan memberikan
tambahan pelajaran/les kepada siswa kelas IV dan V, kecuali kelas VI yang sudah berjalan rutin. Dalam pelaksanaan program ekstra kurikuler komite juga memberikan masukan, misalnya melengkapi kostum
drumband.” (wawancara: Kepala Sekolah dilakukan 16
November 2016)
Terkait dengan penyusunan visi, misi, tujuan,
dan program sekolah Komite Sekolah juga berperan
dalam
memberikan
masukan.
Hasil
wawancara
dengan Komite Sekolah mengungkapkan :
“Masukan pada awalnya diberikan oleh pengurus komite yang berasal dari unsur guru. Setelah itu baru dibahas dalam forum rapat sekolah dan komite. Dalam rapat ini baru komite yang bukan berasal dari unsur guru akan
memberikan masukan dan pertimbangan”. (wawancara:
Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016)
Selain itu terkait dengan kondisi tenaga pendidik
dan tenaga kependidikan di sekolah, hasil wawancara
“Komite akan memberi pertimbangan jika sekolah menyampaikan keluhan dan kesulitan, karena pihak sekolah lebih paham tentang hal itu. Jika sekolah menyampaikan keluhan, terutama kebutuhan kekurangan
tenaga guru atau karyawan, komite tentu akan
memberikan masukan dan solusi, termasuk
menyampaikan usulan kepada pemerintah melalui dinas
pendidikan”. (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan
9 November 2016)
Komite Sekolah juga berperan dalam memberikan
pertimbangan kepada sekolah untuk melengkapi
sarana dan prasarana di sekolah. Hasil wawancara
dengan Komite Sekolah mengungkapkan :
“Kebutuhan sarana prasarana dimasukkan dalam RKAS di
awal tahun pelajaran, baik sarpras untuk PBM maupun non PBM. Namun demikian skala prioritas tetap diarahkan pada kebutuhan PBM, misalnya kursi dan meja
murid, alat bantu mengajar, buku teks pokok,
kelengkapan alat praktikum, kelengkapan buku
perpustakaan. setelah itu baru sarpras pendukung, misalnya penataan lingkungan sekolah, kelengkapan
ruang kepala sekolah dan guru”. (wawancara: Ketua
Komite Sekolah dilakukan 5 November 2016)
Dalam
penggalian
sumber
dana
di
luar
pemerintah Komite Sekolah juga memiliki peranan
penting dalam memberikan pertimbangan. Hasil
wawancara dengan Komite Sekolah mengungkapkan :
Hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa
Komite Sekolah memiliki peran yang baik sebagai
badan pemberi pertimbangan (
Advisory Agency
) di SD
Mangunsari 01 Salatiga.
4.1.3
Peran Komite Sekolah sebagai Pendukung
Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di
SD Negeri Mangunsari 01 Salatiga, Komite Sekolah
telah berusaha sebagai pendukung (
supporting agency
)
baik yang berwujud finansial, material, pemikiran,
maupun tenaga.
Dalam
kegiatan
ekstra
kurikuler,
hasil
wawancara dengan Komite Sekolah menunjukkan
bahwa Komite Sekolah telah memberikan dukungan
kepada sekolah dalam pelaksanaan kegiatan ekstra
kurikuler tersebut.
“Kegiatan ekstra kurikuler diprogramkan oleh sekolah. Komite selalu mendukung setiap program sekolah yang bertujuan untuk peningkatan kualitas sekolah. Dukungan itu juga termasuk dalam hal bantuan kelengkapan alat kegiatan, misalnya instrumen dan kostum drumband. Demikian juga misalnya beberapa orang tua murid ada yang menyediakan sarana transportasi untuk lomba kegiatan ekstra kurikuler. (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 5 November 2016).
Berkaitan dengan kegiatan pembelajaran dan
upaya peningkatan prestasi akademik siswa, hasil
wawancara dengan salah satu guru mengungkapkan :
“Komite mendukung kegiatan pembelajaran yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas anak didik.
anggaran untuk melengkapi sarana prasarana pembelajaran serta menandatangani dokumen KTSP. Kecuali itu komite juga berkeinginan besar agar pembelajaran membuahkan hasil yang optimal. Hal ini ditunjukkan dengan motivasi yang diberikan oleh ketua komite sekolah kepada siswa kelas VI yang berprestasi dalam ujian sekolah. Apabila menduduki peringkat I tingkat kecamatan diberi reward satu juta rupiah, dan peringkat I tingkat kota diberi reward lima juta rupiah.” (wawancara: Guru SD Mangunsari 01 Salatiga dilakukan 5 November 2016)
Komite Sekolah juga berperan memantau kondisi
tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah,
Hasil
wawancara
dengan
Komite
Sekolah
mengungkapkan :
“Komite sekolah tidak memantau secara langsung kondisi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah. Komite sekolah mendengar dan menerima laporan tentang kondisi itu dari sekolah. Komite sekolah akan memberikan masukan dan pertimbangan kepada pihak sekolah. Kalau perlu komite sekolah akan memberikan rekomendasi atau usulan kepada pihak pemerintah kota melalui dinas pendidikan. Kalau kekurangan itu belum dipenuhi oleh pemerintah, komite menyarankan kepada sekolah untuk mencukupi melalui rekrutmen tenaga honorer GTT dan PTT. Sejauh ini peran tersebut sudah dilaksanakan oleh komite.” (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016)
Komite Sekolah juga berperan memantau kondisi
sarana dan prasarana di sekolah. Hasil wawancara
dengan Komite Sekolah mengungkapkan :
“Komite tidak secara khusus mengadakan pemantauan secara berkala terhadap kondisi sarpras di sekolah, tetapi
memperoleh laporan dari sekolah. Laporan itu
kepada orang tua murid melalui musyawarah. Urusan
kepada dinas diserahkan kepada sekolah dengan
diketahui komite sekolah, sedangkan penyampaian
kepada orang tua siswa dilakukan oleh komite sekolah
melalui pertemuan dengan orang tua siswa.” (wawancara:
Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016)
Senada
dengan
pernyataan
di
atas,
hasil
wawancara dengan Kepala Sekolah mengungkapkan :
“Pengelolaan sarana prasarana sekolah, dari perencanaan, pengajuan, dan perawatannya lebih banyak dilakukan oleh pihak sekolah. Sedangkan pengadaannya lebih banyak dilakukan oleh pemerintah. Peran Komite sekolah memberikan masukan. Tetapi dalam kesempatan tertentu, misalnya pada waktu terakhir ini, sekolah memperoleh
DAK untuk penambahan dan rehab jamban.
Pelaksanaannya secara swakelola antara sekolah dan komite sekolah. Pada awalnya dana belum cair dan komite sekolah mengupayakan dana talangan. Komite juga pernah mengadakan pintu dan korden ruang guru dan kepala sekolah.” (wawancara: Kepala Sekolah dilakukan 5 November 2016)
Komite Sekolah juga berperan dalam mendukung
anggaran
pendidikan
di
sekolah
dengan
cara
memobilisasi
dukungan
dana
penyelenggaraan
pendidikan
di
luar
sumber
pemerintah.
Hasil
wawancara dengan Komite Sekolah mengungkapkan :
“Secara khusus komite tidak memantau anggaran
sekolah. Komite memberikan kepercayaan penuh kepada sekolah dalam mengelola anggaran pendidikan di sekolah. Jika ada laporan dari sekolah, baru komite akan memberikan masukan dan pertimbangan. Laporan dari sekolah biasanya dilakukan pada akhir semester atau akhir tahun pelajaran. Selama ini mobilisasi dana di luar sumber dari pemerintah terbatas pada orang tua siswa. Komite senantiasa berusaha agar orang tua siswa
berperan serta dalam penggalangan dana untuk
BOS. Terlebih pemerintah sendiri juga mencanangkan slogan Sekolah Gratis. Slogan ini jelas berpengaruh besar
pada upaya penggalangan dukungan dana dari
masyarakat khususnya orang tua siswa.” (wawancara:
Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016)
Senada pernyataan di atas, Hasil wawancara
dengan Kepala Sekolah mengungkapkan :
“Komite sekolah menyerahkan pengelolaan anggaran pendidikan kepada sekolah. Dalam rapat bersama awal tahun pelajaran komite sekolah memberikan masukan. Komite percaya kepada sekolah, dan sejauh ini tidak ada penyimpangan. Apalagi supervisi dan pemeriksaan dari pihak internal dinas pendidikan maupun eksternal, misalnya inspektorat dan BPKP, dilaksanakan secara rutin. Meskipun demikian minimal satu tahun sekali pada akhir tahun pelajaran komite mengesahkan laporan anggaran dan di dalamnya dilaksanakan pemeriksaan.” wawancara: Kepala Sekolah dilakukan 5 November 2016)
Terkait dengan evaluasi pelaksanaan dukungan
pendanaan di sekolah, hasil wawancara dengan
Komite Sekolah mengungkapkan :
“
Evaluasi dilakukan bersama setiap ada rapat bersamaantara sekolah dan komite sekolah. Sekolah
menyampaikan evaluasi dukungan dana di sekolah, baik yang bersumber dari pemerintah maupun yang bersumber dari orang tua siswa. Komite menanggapi dengan
memberikan saran masukan. (wawancara: Ketua Komite
Sekolah dilakukan 9 November 2016)
Dari hasil uraian di atas menunjukkan bahwa
Komite Sekolah memiliki peran sebagai badan
pendukung (
Supporting Agency)
di SD Mangunsari 01
4.1.4
Peran Komite Sekolah sebagai Mediator
Dalam kaitannya dengan fungsi manajemen
pendidikan kegiatan koordinasi, keterlibatan, dan
partisipasi merupakan kegiatan yang penting dalam
perencanaan. Sebagai mediator Komite Sekolah SD
Negeri Mangunsari 01 berperan sebagai penghubung
antara sekolah dengan masyarakat, atau antara
sekolah dengan pemerintah dalam hal ini dinas
pendidikan. Komite Sekolah juga berperan sebagai
penghubung dalam sosialisasi program sekolah,
sehingga berbagai kebijakan dan program yang telah
ditetapkan
sekolah
dapat
diketahui
dan
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.
Sumber daya pendidikan yang ada dalam
masyarakat begitu besar, namun pemanfaatannya
kurang optimal. Hal ini disadari oleh Komite Sekolah
SD Mangunsari 01 Salatiga. Terkait dengan sumber
daya pendidikan, hasil wawancara dengan Kepala
Sekolah mengungkapkan :
“Peran ini terutama dalam hal penggalangan sumber daya material dan dana dari orang tua tua murid, meskipun
dirasakan masih sangat terbatas. Keterbatasan ini
dikarenakan sudah melekat image bahwa sekolah tidak boleh menarik dana dari masyarakat, khususnya orang tua siswa karena kebutuhan sekolah sudah dicukupi oleh
pemerintah melalui dana BOS.” wawancara: Kepala Sekolah
Hasil wawancara Komite Sekolah terkait dengan
peranannya sebagai badan penghubung antara Komite
Sekolah dengan masyarakat mengungkapkan :
“Sampai saat ini peranan Komite Sekolah sebagai badan penghubung antara komite sekolah dan masyarakat masih terbatas pada orang tua murid, belum menjangkau
masyarakat dalam arti luas misalnya masyarakat
lingkungan sekolah, dunia usaha dan industri, tokoh masyarakat dan tokoh agama. Lagi pula komite sekolah di sini masih sangat bergantung pada figur ketua komite sekolah. Selama ini hubungan antara komite sekolah dan masyarakat, dalam hal ini orang tua murid, berlangsung dengan baik. Yang pernah dilakukan, antara orang tua murid dan komite sekolah memiliki rencana membuat taman di halaman sekolah agar lingkungan sekolah bertambah asri. Rencana ini tanpa sepengetahuan pihak sekolah. Setelah disepakati, baru dikomunikasikan dengan pihak sekolah dan selanjutnya setelah pihak sekolah menyetujui maka komite sekolah merealisasikan rencana tersebut.” (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016)
Selain
itu,
Komite
Sekolah
juga
memiliki
peranannya sebagai badan penghubung antara komite
sekolah dengan sekolah, Hasil wawancara Komite
sekolah mengungkapkan :
“Komite sekolah senantiasa terbuka untuk menjalin kerja sama dan komunikasi dengan pihak sekolah, baik diminta ataupun tidak. Faktor figur ketua komite sekolah sangat berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas hubungan antara komite sekolah dan sekolah. Kebetulan rumah tempat tinggal ketua komite sekolah berada tepat di depan lokasi sekolah, sehingga hal ini lebih memungkinkan terjadinya hubungan yang lebih baik.” (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016)
Selain sebagai penghubung dengan masyarakat
atau sekolah, Komite Sekolah juga memiliki peran
lembaga atau instansi lain dalam rangka kemajuan
sekolah. Meskipun dalam hal ini peran itu belum
dapat dijalankan dengan baik. Hasil wawancara
mengungkapkan :
“Sampai saat ini peran ini belum dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Selain masalah ini lebih dipercayakan kepada pihak sekolah, karena dianggap pihak sekolah lebih memahami, juga karena faktor kesibukan dan kepentingan
pekerjaan masing-masing pengurus komite sekolah.
Meskipun demikian, komite sekolah siap membantu apabila sekolah memerlukan, tetapi tidak dalam pihak yang mengambil inisiatif. Pernah terjadi, karena ada rencana mutasi kepala sekolah, komite sekolah mendatangi dinas pendidikan untuk mengadakan percakapan tentang figur yang tepat untuk menggantikan kepala sekolah yang akan dimutasi.. ” (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 5 November 2016)
Peran lain sebagai penghubung, Komite Sekolah
juga
memiliki
peran
dalam
menampung
dan
menindaklanjuti
aspirasi
masyarakat
untuk
kemajuan pendidikan di sekolah. Hasil wawancara
mengungkapkan:
“Aspirasi dari orang tua murid, baik yang berupa aduan, saran, maupun usulan ditampung oleh komite sekolah dan
selanjutnya disampaikan kepada pihak sekolah.
Penyampaian aspirasi kepada pihak sekolah dapat
Terkait dengan kegiatan Komite Sekolah dalam
mensosialisasikan kebijakan dan program sekolah
kepada
masyarakat,
hasil
wawancara
mengungkapkan :
“Sosialisasi dilakukan dalam rapat bersama antara pihak sekolah, orang tua murid, dan komite sekolah. Selama ini yang lebih berperan dalam sosialisasi itu memang pihak sekolah, sedangkan komite sekolah bersifat menegaskan dan menguatkannya. Selain melalui rapat, sosialisasi dilakukan dalam bentuk edaran yang dibuat oleh pihak sekolah dan diketahui oleh komite sekolah.” (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016)
Selain sosialisasi kebijakan dan program sekolah
kepada
masyarakat,
Komite
Sekolah
juga
mengadakan rapat atau pertemuan rutin dengan
sekolah. Hasil wawancara mengungkapkan :
“Selama ini inisiatif untuk mengadakan rapat rutin dilakukan oleh pihak sekolah, sedangkan komite sekolah diundang. Tetapi dalam hal tertentu pernah komite sekolah mengusulkan untuk mengadakan rapat khusus untuk membahas hal tertentu yang dipandang mendesak.” (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016)
Senada dengan pernyataan di atas, Hasil
wawancara dengan Kepala Sekolah mengungkapkan :
“Peran ini sudah dijalankan dengan baik. Komite sekolah
sangat dirasakan perannya dalam menjembatani
komunikasi antara pihak sekolah dan masyarakat,
khususnya orang tua murid. Komite menampung dan meneruskan semua aspirasi masyarakat kepada sekolah dan dijadikan bahan masukan dan pertimbangan bagi penyusunan program sekolah. Dalam hal tertentu komite juga berperan sebagai penghubung antara sekolah dan
dinas pendidikan.” wawancara: Kepala Sekolah dilakukan 5
Dari uraian di atas ditunjukkan bahwa Komite
Sekolah
SD
Mangunsari
01
Salatiga
sudah
menjalankan peran sebagai badan penghubung
(Mediator)
di SD Negeri Mangunsari 01 dengan cukup
baik, namun diharapkan dapat ditingkatkan di waktu
yang akan datang.
4.1.5
Peran Komite Sekolah sebagai Pengontrol
Komite Sekolah SD Mangunsari 01 Salatiga telah
berusaha untuk menjalankan peran sebagai badan
pengontrol
terhadap
pelaksanaan
program
pendidikan maupun penyelenggaraan pendidikan
pada umumnya.
Berdasarkan hasil wawancara, peran Komite
Sekolah dalam mengontrol proses pengambilan
keputusan di sekolah dinyatakan :
“Dalam beberapa kesempatan komite sekolah dilibatkan oleh sekolah dalam rapat sekolah. Dalam rapat tersebut komite dapat melihat bagaimana mekanisme pengambilan keputusan dalam rapat di sekolah yang dipimpin oleh kepala sekolah. Tidak setiap pengambilan keputusan di
sekolah harus sepengetahuan dan memperoleh
pertimbangan komite sekolah. Komite sekolah menyerahkan kepada sekolah untuk mengambil keputusan yang memang dipandang tidak memerlukan pertimbangan komite sekolah. Tetapi pada kesempatan berikutnya kepala sekolah memberitahukan kepada komite sekolah beberapa hal yang
sudah diputuskan oleh kepala sekolah.” (wawancara: Ketua
Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016)
Selain itu, Komite Sekolah juga berperan sebagai
badan yang mengontrol perencanaan pendidikan di
“Komite sekolah dilibatkan dalam penyusunan perencanaan pendidikan di sekolah. Perencanaan itu disusun bersama antara sekolah dan komite sekolah, meskipun dalam hal ini pihak sekolah sudah menyiapkan draf materinya. Dalam perjalanannya, komite sekolah baik secara formal maupun tidak formal juga memantau sejauh mana perencanaan itu dapat direalisasikan.” (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016)
Selain
sebagai
pengontrol
perencanaan
pendidikan di sekolah, Komite Sekolah juga berperan
sebagai pengontrol proses penyusunan program di
sekolah, Hasil wawancara mengungkapkan :
“Sama dengan pada saat menyusun perencanaan, Komite Sekolah juga dilibatkan dalam penyusunan program sekolah. Penyusunan program dilaksanakan bersamaan dengan penyusunan perencanaan. Penyusunan program dilakukan oleh sekolah dan Komite Sekolah, meskipun dalam hal ini materi program sekolah sudah disiapkan oleh
pihak sekolah.” (wawancara: Ketua Komite Sekolah
dilakukan 9 November 2016)
Sejalan dengan pernyataan di atas peran
pengawasan dari komite sekolah terhadap program
kerja sekolah, ditunjukkan dengan hasil wawancara
dengan salah satu guru yang menyatakan :
“Peran itu dijalankan mulai dari rapat bersama penyusunan program kerja sekolah. Selanjutnya dalam perjalanannnya pengawasan itu tetap dijalankan, baik melalui pengamatan dan kunjungan ke sekolah maupun melalui forum rapat
yang diadakan oleh sekolah.” (wawancara: Guru SD
Mangunsari 01 Salatiga dilakukan 5 November 2016)
Terkait
dengan
organisasi
sekolah,
Komite
Sekolah juga memiliki peran dalam memantau
organisasi sekolah yang ada di ada di SD Mangunsari
01.
Hal
tersebut
ditunjukkan
dengan
hasil
“Organisasi sekolah sepenuhnya diserahkan kepada sekolah karena pihak sekolah yang lebih memahami hal tersebut. Kalau ada fungsi atau personal yang tidak lengkap atau kosong dalam organisasi tersebut, misalnya ada guru yang purna tugas atau mutasi, maka pihak sekolah akan memberitahukan kepada komite sekolah. Di sini kemudian baru komite memberikan masukan dan pertimbangan. Yang jelas bagaimana agar organisasi sekolah tetap lengkap dan dapat berjalan dengan baik, sehingga jalannya pelayanan pendidikan di sekolah tidak terganggu.” (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016)
Komite
Sekolah
juga
sudah
menjalankan
perannya dalam mengontrol penjadwalan program
sekolah. Hal ini terlihat dari hasil wawancara yang
mengungkapkan :
“Melalui dokumen RKAS komite sekolah dapat mengontrol penjadwalan program sekolah, mana program yang sudah, sedang, dan akan dilaksanakan. Terkadang komite sekolah dengan tidak memberi tahu terlebih dahulu datang ke sekolah untuk menanyakan dan melihat secara langsung pelaksanakan program pendidikan di sekolah. Kecuali dengan cara seperti tersebut, komite sekolah melaksanakan kontrol penjadwalan program sekolah itu dalam forum rapat dengan pihak sekolah. (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016)
Sedangkan dalam memantau anggaran untuk
pelaksanaan program sekolah dan sumber daya
sekolah dalam pelaksanaan program sekolah, hasil
wawancara mengungkapkan :
“Untuk anggaran pelaksanaan program sekolah, komite Sekolah dilibatkan dalam penyusunan anggaran sekolah yang tertuang dalam RKAS dalam rapat bersama antara sekolah dan komite sekolah. Rapat ini sudah merupakan salah satu pemantauan komite sekolah terhadap alokasi anggaran untuk pelaksanaan program sekolah. Dalam
perjalanannya komite sekolah juga mengadakan
Sedangkan untuk sumber daya sekolah Pemantauan komite sekolah terhadap sumber daya sekolah non anggaran sepenuhnya diserahkan kepada pihak sekolah. Baik itu dalam hal rekrutmen tenaga, pembinaan, dan evaluasinya.
Komite sekolah siap membantu memberikan saran
pertimbangan dan solusi apabila pihak sekolah mengalami kesulitan.” (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016)
Senada
dengan
pernyataan
di
atas,
hasil
Wawancara dengan Kepala Sekolah mengungkapkan :
“Peran ini dijalankan pada saat rapat bersama antara komite dan sekolah. Komite akan memeriksa, mengontrol, dan sekaligus memberikan masukan pertimbangan atas bahan perencanaan pendidikan yang dibuat oleh sekolah. Sedangkan untuk pelaksanaan program sekolah Setidaknya tiga kali dalam satu tahun komite mengadakan rapat dengan sekolah. Dalam rapat itu juga dilakukan pantauan terhadap program sekolah, baik sudah, sedang, dan akan dilaksanakan. Apabila tidak dapat dilaksanakan ditanyakan penyebabnya dan dicarikan solusinya. Pantauan itu juga dilakukan tidak melalui forum rapat, tetapi dengan cara komite sekolah mengadakan kunjungan ke sekolah, menanyakan kegiatan sekolah yang sedang berlangsung serta perkembangan sekolah sampai saat ini.” (wawancara: Kepala Sekolah dilakukan 5 November 2016)
Terkait dengan partisipasi stakeholder sekolah
dalam
pelaksanaan
program
sekolah,
Komite
Sekolah juga melakukan kegiatan pemantauan.
Hasil wawancara mengungkapkan :
“Secara khusus komite sekolah tidak mengadakan pemantauan. Komite sekolah biasanya memperoleh laporan
dari pihak sekolah tentang partisipasi stakeholder,
terutama stakeholder dari luar sekolah, dalam program sekolah. Misalnya instansi pemerintah terkait (Puskesmas, kelurahan), lembaga pendidikan formal ( PPL PGSD UKSW,
PPL STAIN). (wawancara: Ketua Komite Sekolah 9 November
Senada
dengan
pernyataan
di
atas,
hasil
wawancara dengan Kepala Sekolah mengungkapkan :
“Setelah selesai kegiatan ulangan akhir semester atau ujian untuk siswa kelas VI, komite selalu menanyakan hasil yang diperoleh para siswa. Di pihak lain, sekolah selalu memberikan informasi tentang hasil penilaian akhir siswa, baik soal kenaikan kelas, kelulusan, sampai dengan lulusan yang diterima di SMP. Komite sekolah juga selalu hadir dalam setiap penyerahan kembali siswa kelas VI kepada orang tua murid.” wawancara: Kepala Sekolah Sekolah dilakukan 5 November 2016)
Sedangkan untuk kegiatan pemantauan hasil
ujian sekolah, hasil wawancara mengungkapkan :
“Secara rutin sehabis penilaian ujian sekolah dan sudah diperoleh nilainya, pihak sekolah menyampaikan nilai hasil ujian sekolah itu kepada komite sekolah. Penyampaian nilai hasil ujian itu dilaksanakan dalam rapat sekolah. Di sini komite sekolah akan memberikan saran dan masukan, apabila nilainya baik agar dipertahankan dan diusahakan terus meningkat di tahun berikutnya. Apabila hasilnya ada yang kurang baik, ditanyakan apa sebabnya dan dicarikan
solusi pemecahannya demi peningkatan di tahun
mendatang. Secara khusus ketua komite sekolah
memberikan reward kepada siswa yang berprestasi dalam ujian sekolah. Apabila menduduki peringkat pertama tingkat kecamatan diberi hadiah pembinaan sebesar satu juta rupiah, dan peringkat pertama tingkat kota sebesar
lima juta rupiah.” (wawancara: Ketua Komite Sekolah
dilakukan 9 November 2016)
Dari uraian di atas ditunjukkan bahwa Komite
Sekolah SD Negeri Mangunsari 01 Salatiga telah
menjalankan peran sebagai badan pengontrol
4.2
Pembahasan
4.2.1
Peran Komite Sekolah sebagai pemberi
pertimbangan (advisor)
Peran serta masyarakat dalam pendidikan telah
dikemukakan dalam UU Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 54. Secara
lebih spesifik, pada pasal 56 disebutkan bahwa
masyarakat dalam dewan pendidikan dan Komite
Sekolah/Madrasah yang berperan sebagai berikut: (a)
Masyarakat
berperan
dalam
peningkatan
mutu
pelayanan
pendidikan
seperti
perencanaan,
pengawasan, dan evaluasi program sekolah melalui
dewan pendidikan dan Komite Sekolah/ Madrasah, (b)
Dewan pendidikan sebagai lembaga mandiri dibentuk
dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan
pendidikan
dengan
memberikan
pertimbangan,
arahan, serta dukungan tenaga, sarana dan prasarana
serta pengawasan pendidikan di tingkat nasional,
propinsi, dan kabupaten/kota yang tidak mempunyai
hubungan hirarkis, (c) Komite Sekolah/Madrasah
sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan
dalam peningkatan mutu pelayanan dan memberikan
pertimbangan, arahan, dukungan tenaga serta sarana
dan prasarana serta pengawasan pendidikan pada
Komite Sekolah sebagai pemberi pertimbangan
(
advisory agency
) dalam penentuan dan pelaksanaan
kebijakan pendidikan di tingkat satuan pendidikan,
setidaknya memberikan masukan, pertimbangan dan
rekomendasi kepada satuan pendidikan.
Berdasarkan dari hasil penelitian, peran Komite
Sekolah
SD
Negeri
Mangunsari
01
Salatiga
dikategorikan baik dan cukup banyak memberikan
pertimbangan kepada sekolah dalam penyelenggaraan
sekolah. Hal tersebut tampak misalnya dalam
penyampaian RKAS. Draf RKAS setelah disetujui
bersama antara sekolah dan Komite Sekolah dijadikan
RKAS
untuk
tahun
pelajaran
berjalan.
Rapat
pembahasan RKAS diinisiasi dan dipimpin oleh kepala
sekolah dengan mengundang Komite Sekolah. Dalam
rapat itu semua yang hadir bebas menyampaikan
pendapatnya. sangat demokratis dan tidak ada kesan
pemaksaan suatu kehendak.
4.2.2
Peran Komite Sekolah sebagai Pendukung
Komite Sekolah adalah badan mandiri yang
dibentuk guna mewadahi peran serta masyarakat
dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan
efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan,
baik pada pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan
sekolah maupun jalur pendidikan di luar sekolah
Peran Komite Sekolah SD Mangunsarin 01
sebagai
pendukung
diwujudkan
dalam
hal
perencanaan. Perencanaan dalam hal ini sebagai
pendukung baik yang berwujud finansial, pemikiran,
ataupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di
sekolah,
mendorong perhatian
dan
komitmen
masyarakat terhadap penyelengaraan pendidikan yang
bermutu, seperti; pengelolaan sarana prasarana
sekolah. Dalam hal dukungan terhadap sarana
prasarana sekolah, dari perencanaan, pengajuan, dan
perawatannya lebih banyak dilakukan oleh pihak
sekolah. Sedangkan pengadaannya lebih banyak
dilakukan oleh pemerintah. Peran Komite sekolah
memberikan masukan. Tetapi dalam kesempatan
tertentu, misalnya pada waktu terakhir ini, sekolah
memperoleh DAK untuk penambahan dan rehab
jamban. Pelaksanaan rehab itu dilakukan secara
swakelola antara sekolah dan komite sekolah.
4.2.3
Peran Komite Sekolah sebagai Mediator
Pendidikan memegang peranan yang sangat
penting dalam proses peningkatan kualitas sumber
daya manusia dan merupakan suatu proses yang
terintegrasi antara seluruh komponen yang terkait
dengan penyelenggaraan pendidikan, termasuk di
Komite Sekolah SD Mangunsari 01 dalam
perannya sebagai penghubung antara sekolah dan
instansti lain yang terkait, masih dirasa belum
maksimal. Namun dalam hal peran penghubung
antara sekolah dan masyarakat, dalam hal ini orang
tua siswa, sudah cukup baik. Peran tersebut antara
lain dalam hal gagasan orang tua siswa akan
membuat taman di halaman sekolah agar lingkungan
sekolah
bertambah
asri.
Rencana
ini
tanpa
sepengetahuan pihak sekolah. Setelah disepakati oleh
orang
tua
siswa
dan
Komite
Sekolah,
baru
dikomunikasikan dengan pihak sekolah dan setelah
pihak sekolah menyetujui maka Komite Sekolah
merealisasikan rencana tersebut.
4.2.4
Peran Komite Sekolah sebagai Pengontrol
Salah satu tujuan pembentukan Komite Sekolah
adalah meningkatkan tanggung jawab dan peran serta
masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di
satuan pendidikan. Hal ini mengartikan bahwa peran
serta
masyarakat
sangat
dibutuhkan
dalam
peningkatkan mutu pendidikan, bukan hanya sekadar
memberikan bantuan berwujud material saja, namun
juga diperlukan bantuan yang berupa pemikiran dan
gagasan-gagasan inovatif demi kemajuan sekolah.
Namun peran itu menuntut tanggung jawab agar
dengan yang diharapkan. Di sinilah arti pentingnya
peran pengontrol dari Komite Sekolah.
Komite Sekolah SD Mangunsari 01 telah berperan
sebagai pengontrol dalam rangka transparansi dan
akuntabilitas
penyelenggaraan
sekolah.
Komite
Sekolah dilibatkan dalam penyusunan anggaran
sekolah yang tertuang dalam RKAS dalam rapat
bersama antara sekolah dan Komite Sekolah. Rapat ini
merupakan salah satu bentuk pemantauan Komite
Sekolah
terhadap
alokasi
anggaran
untuk
pelaksanaan program sekolah. Dalam perjalanannya
Komite Sekolah juga mengadakan pemantauan, baik
secara formal dalam rapat bersama dengan pihak
sekolah ataupun secara tidak formal Komite Sekolah
berkunjung
ke
sekolah
untuk
menanyakan