• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Lingkar Pinggang dengan Kadar Trigliserida pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Lingkar Pinggang dengan Kadar Trigliserida pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2016"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

2.1.1. Defenisi Lingkar Pinggang

Lingkar pinggang merupakan metode pengukuran skrining terhadap lemak

viseral dalam tubuh yang berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit

metabolik.15 Lingkar pinggang memiliki korelasi yang tinggi dengan jumlah

lemak intraabdominal dan lemak total. Lingkar pinggang juga dapat

memperkirakan luasnya obesitas abdominal yang sudah mendekati deposisi lemak

abdominal bagian viseral. Selain itu, lingkar pinggang juga berkorelasi dengan

IMT dan rasio lingkar pinggang-pinggul (waist-to-hip ratio), baik pada laki-laki

maupun perempuan.16 Lingkar pinggang memiliki hubungan yang lebih besar

dengan risiko penyakit kardiovaskular dibandingkan dengan pengukuran IMT.17

2.1.2. Cara Mengukur Lingkar Pinggang

WHO menganjurkan agar lingkar pinggang diukur pada pertengahan antara

batas bawah iga dan krista iliaka, dengan menggunakan pita pengukur pada saat

akhir ekspirasi dengan kedua tungkai dilebarkan sejauh 20-30 cm. Subjek diminta

untuk tidak menahan perutnya dan diukur dengan pita pengukur dengan tegangan

pegas yang konstan atau nonelastis.16

2.1.3. Ukuran Lingkar Pinggang

Ukuran lingkar pinggang masing-masing ras berbeda, sehingga untuk

memudahkan klasifikasi IDF (Internasional Diabetes Federation) mengeluarkan

(2)

Tabel 2.1 Ukuran Lingkar Pinggang Berdasarkan Etnis18

Negara/Grup Etnis LingkarPinggang(cm)padaObesitas

Eropa Pria>94

Wanita>80

Asia Selatan,populasi China, Pria>90

Melayu, dan Asia Wanita>80

Jepang Pria>90

Wanita>80

Amerika Tengah dan Selatan

Sub-Sahara Afrika

Timur Tengah

Gunakan rekomendasi Asia Selatan

hingga tersedia data spesifik

Gunakan rekomendasi Eropa hingga

tersediadataspesifik

Gunakan rekomendasi Eropa hingga

tersediadataspesifik

Ukuran lingkar pinggang mempunyai hubungan dengan Indeks Massa Tubuh.

Pengukuran lingkar pinggang dapat menentukan besarnya obesitas sentral

dikarenakan lemak menumpuk pada regio abdomen, sedangkan pengukuran IMT

merupakan pengukuran obesitas general karena distribusi lemak pada obesitas ini

tersebar merata pada jaringan tubuh. Enam puluh lima persen obesitas general juga

akan mengalami obesitas sentral.19 Pada peraturan menteri keseharan Republik

Indonesia No. 5 tahun 2014 tentang panduan praktik klinis bagi dokter di fasilitas

pelayanan kesehatan primer, kategori obesitas dibagi menjadi enam kelas dengan

pengukuran IMT maupun lingkar pinggang. Pembagian kelas klasifikasi diikuti

(3)

Tabel 2.2 Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas Berdasarkan IMT dan Lingkar Pinggang Menurut Kriteria Asia 20

2.1.4.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lingkar Pinggang

Peningkatan ukuran lingkar pinggang mengindikasikan peningkatan resiko

obesitas sentral. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan ukuran

lingkar pinggang dan obesitas yaitu:

1). Umur

Meskipun terjadi pada semua umur, obesitas dominan terjadi pada umur

pertengahan. Pada anak-anak penambahan berat badan berkaitan dengan

pertumbuhan. Umur remaja yang mengalami obesitas terjadi pada tingkat

sosial-ekonomi menengah keatas. Namun dalam hal ini umur bukan penentu utama

obesitas.21 Responden obesitas terdapat banyak dari urban dan rural. Prevalensi

obesitas general dan sentral mulai meningkat pada usia ≥ 25 tahun dan tertinggi

pada usia 45 – 54 tahun.19 2). Jenis Kelamin

Di Indonesia, pada usia >18 tahun jenis kelamin perempuan (7,9%) dua kali

lebih banyak mengalami obesitas dibandingkan laki-laki (3,5%).22 Berdasarkan

data riskesdas tahun 2013,23 obesitas pada umur >18 tahun menunjukkan

(4)

berkaitan dengan faktor hormonal.Pada wanita umumnya obesitas terjadi setelah

kehamilan dan saat menopause. Pada saat setelah kehamilan peningkatan adiposa

berguna untuk simpanan lemak selama menyusui.

Tabel 2.3 Efek Estrogen pada Jaringan Adiposit 24 Efek

langsung

Lipogenesis :

-Penurunan lipoprotein lipase mRNA dan ekspresi protein

Lipolisis :

-Peningkatan aktifitas hormon sensitif lipase

-Peningkatan induksi lipolisis oleh epinefrin

Adipogenesis :

-Meningkatnya proliferasi prekursor adiposit

-Menurunkan ekspresi faktor diferensiasi sel adiposit

Efek sentral CNS/Hipotalamus

-Menurunkan konsumsi makanan

-Menurunnya sekresi leptin

-Meningkatkan aktifitas dan pemakaian energi

Estrogen memiliki efek negatif terhadap peningkatan nafsu makan di

hipotalamus. Ketika dibandingkan antara tikus yang di-ovariektomi dan yang

tidak maka dilihat bahwa terjadi peningkatan berat badan pada tikus yang

di-ovariektomi. Disimpulkan bahwa estrogen dapat mempengaruhi penggunaan

energi. Selain itu estrogen juga dapat mempengaruhi produksi leptin.24

3). Tingkat Sosial

Survei Manhattan menunjukkan bahwa obesitas dijumpai 30% pada kelas

sosial-ekonomi rendah, 17% pada kelas menengah, dan 5% pada kelas atas. Hal

(5)

memakan karbohidrat dikarenakan kurang mampu untum membeli makanan

tinggi protein. Sedangkat pada kelas sosial-ekonomi atas tingginya konsumsi

lemak dan alkohol menimbulkan terjadinya obesitas.21

4). Aktivitas Fisik

Obesitas banyak dijumpai pada orang yang kurang melakukan aktivitas fisik

dan kebanyakan duduk. Akibatnya terjadi ketidakseimbangan antara energi yang

dikonsumsi dengan energi yang digunakan. Hal ini menyebabkan terjadinya

penimbunan energi menjadi adiposa. Industrialisasi dan modernisasi menjadi

pencetus tinggi obesitas karena meningkatnya mekanisasi dan kemudahan

transportasi sehingga menyababkan saat ini aktivitas fisik menurun.21

5). Kebiasaan Makan

Kebiasaan makan individu dengan obesitas memang berbeda dengan individu

normal lainnya. Biasanya, obesitas terjadi pada individu dengan hobi memasak

dan suka makan pada malam. Jenis makanan yang dikonsumsi juga berpengaruh

pada munculnya obesitas. Pada penelitian Trisna tahun 2009 25 mengatakan bahwa

terdapat hubungan bermakna antara makanan karbihodrat (CI 95% P=0.000) dan

lemak (CI 95% P=0.031) dengan obesitas. penelitian tersebut menemukan 59,9%

responden dengan konsumsi makanan tinggi karbohidrat dan lemak mengalami

obesitas sentral.

6). Faktor Psikologis

Faktor stabilitas emosi diketahui berkaitan dengan obesitas. beberapa ilmuan

psikoanalisis berpendapat bahwa rasa marah yang selalu ditekan akan

dimunculkan dalam bentuk keinginan ingin terus mengonsumsi. Selain marah,

rasa cemburu kepada orang lain di mana ia merasa dirinya gemuk dan tidak

menarik dapat menyebabkan keinginan mengonsumsi juga meningkat. Hal ini

menyebabkan individu gemuk akan semakin gemuk.21

7). Faktor Genetis

Faktor genetis merupakan salah satu faktor yang berperan dalam timbulnya

obesitas. Telah lama diamati bahwa anak obesitas umumnya berasal dari orang tua

(6)

2.2. Trigliserida

2.2.1. Defenisi Trigliserida

Triasilgliserol/trigliserida merupakan lipid utama di timbunan lemak dan

dalam makanan.26 Senyawa ini adalah ester trihidrat alkohol gliserol dan asam

lemak. Mono dan diasilgliserol, tempat satu atau dua asam lemak teresterifikasi

dengan gliserol, juga ditemukan di jaringan.Trigliserida adalah salah satu bentuk

lemak yang diserap oleh usus setelah mengalami hidrolisis. Trigliserida kemudian

masuk kedalam plasma dala dua bentuk yaitu kilomikron dan VLDL. Trigliserida

dalam bentuk kilomikron berasal dari penyerapan usus setelah makan lemak

sedangkan trigliserida dalam bentuk VLDL (Very Low Density Protein) yang

dibentuk oleh hepar dengan bantuan insulin. Trigliserida ini dalam jaringan di

luar hepar (pembuluh darah, jaringan lemak), dihidrolisis oleh enzim lipoprotein

lipase.27

Sisa hidrolisis kemudian oleh hepar dimetabolisme menjadi LDL. Kolesterol

yang terdapat pada LDL ini kemudian ditangkap oleh suatu resptor khusus di

jaringan perifer itu, sehingga LDL sering disebut sebagai kolesterol jahat.

Kelebihan kolesterol dalam jaringan perifer akan diangkut oleh HDL (High

Density Lipoprotein) ke hepar untuk kemudian dikeluarkan melalui saluran

empedu sebagai lemak empedu sehingga sering disebut sebagai kolestrol baik.22

2.2.2. Fungsi Trigliserida

Fungsi utama trigliserida adalah sebagai energi. Lemak disimpan di dalam

tubuh dalam bentuk trigliserida, dan apabila sel membutuhkan energi, enzim

lipase dalam lemak akan memecah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak

serta melepaskannya ke dalam pembuluh darah. Sel sel yang membutuhkan

komponen tersebut membakarnya dan menghasilkan energi, karbondioksida

(CO2) dan air (H2O). Keberadaan kolesterol dan trigliserida dalam darah

memang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Jika konsumsi makanan yang

mengandung lemak jenuh berlebihan maka kadar kolesterol dan trigliserida juga

berlebihan. Peningkatan trigliserida dalam plasma darah akan menyebabkan

(7)

2.2.3. Struktur Kimia Trigliserida

Trigliserida merupakan gliserol yang berikatan dengan 3 asam lemak. Ketiga

asam lemak yang berikatan dengan gliserol dapat sama maupun berbeda. Rumus

kimia trigliserida adalah CH2COOR-CHCOOR’-CH2-COOR’’ dimana R,R’,R” adalah sebuah rantai alkil yang panjang.27 Panjang rantai asam lemak pada

trigliserida yang terdapat secara alami dapat bervariasi, namun umumnya

panjangnya sebesar 16, 18, atau 20 atom karbon.28

Pada tubuh manusia, lemak yang paling sering terdapat dalam trigliserida adalah

(1) asam stearat, yang mempunyai rantai karbon-18 yang sangat jenuh dengan

atom hidrogen, (2) asam oleat, yang juga mempunyai rantai karbon-18 tetapi

mempunyai satu ikatan ganda dibagian tengah rantai, dan (3) asam palmitat, yang

mempunyai 16 atom karbon dan sangat jenuh.29 Pada tumbuhan dan hewan

umumnya terdiri dari jumlah atom yang genap disebabkan cara asam lemak

dibiosintesis dari Asetil koA.28

Gambar 2.1 Struktur Kimia Trigliserida 27

2.2.4. Metabolisme Trigliserida

Sumber asam lemak rantai panjang adalah lipid makanan atau melalui sintesis

de novo dari asetil-KoA yang berasal dari karbohidrat atau asam amino. Asam

lemak dapat dioksidasi menjadi asetil-KoA (oksidasi β) atau diesterifikasi dengan gliserol yang membentuk triasilgliserol (lemak) sebagai cadangan bahan bakar

utama tubuh. Asetil-KoA yang dibentuk oleh oksidasi β dapat mengalami perubahan.(1) Seperti asetil-KoA yang berasal dari glikolisis, dan senyawa ini

dioksidasi menjadi CO2 + H2O melalui siklus asam sitrat. (2) Menjadi prekursor

(8)

untuk membentuk badan keton (asetoasetat dan 3 hidroksibutirat) yang merupakan

bahan bakar penting pada keadaan puasa yang cukup lama dan kelaparan. 27

Lemak yang terdapat dalam makanan akan diuaraikan menjadi trigliserida,

fosfolipid dan asam lemak bebas pada saat dicerna dalam usus. Keempat unsur

lemak ini akan diserap dari usus dan masuk ke dalam darah. Lemak dalam darah

diangkut dengan dua cara, yaitu melalui jalur eksogen dan jalur endogen.27

1) Jalur Eksogen

Makanan berlemak yang kita makan tediri atas trigliserida dan kolesterol.

Trigliserida dan kolesterol dalam usus halus akan diserap ke dalam enterosit

mukosa usus halus. Trigliserida akan diserap sebagai asam lemak bebas dan juga

kolesterol akan diserap sebagai kolesterol. Asam lemak bebas akan diubah lagi

menjadi trigliserida, sedangkan kolesterol mengalami esterifikasi menjadi

kolesterol ester di dalam usus halus. Keduanya bersama fosfolipid dan

apolipoprotein akan membentuk partikel besar lipoprotein, yang disebut

kilomikron.27

Kilomikron ditemukan dalam kilus yang hanya dibentuk oleh sistem limfe

yang mengaliri usus. Kilomikron bertanggung jawab mengangkut semua lipid dari

makanan ke dalam sirkulasi.28 Kilomikron ini akan membawanya ke dalam aliran

darah. Trigliserida dalam aliran kilomikron tadi mengalami hidrolisis oleh enzim

lipoprotein lipase.27

Lipoprotein lipase terdapat di dinding kapiler darah, yang melekat pada

endotel melalui rantai proteoglikan heparan sulfat yang bermuatan negatif. Enzim

ini ditemukan di jantung, jaringan adiposa, limpa, paru, medula ginjal, aorta,

diafragma, dan kelenjar mamaria dalam keadaan laktasi, namun tidak aktif pada

hati orang dewasa.28 Akibat hidrolisis ini maka akan terbentuk asam lemak bebas

(free fatty acid) dan kilomikron remnant.

Asam lemak bebas akan menembus endotel dan masuk ke dalam jaringan

lemak atau sel otot untuk diubah menjadi trigliserida kembali atau dioksidasi.28

Trigliserida disimpan kembali di jaringan lemak adiposa, tetapi bila terdapat

dalam jumlah yang banyak sebagian akan diambil oleh hati menjadi bahan untuk

(9)

trigliserida akan menjadi kilomikron remnant yang mengandung kolesterol ester

akan dibawa ke hati.27

2) Jalur Endogen

Pembentukan trigliserida dan kolesterol disintesis oleh hati diangkut secara

endogen dalam bentuk Very Low Density Lipoprotein (VLDL). Very Low Density

Lipoprotein (VLDL) akan mengalami hidrolisis dalam sirkulasi oleh lipoprotein

lipase yang juga menghidrolisis kilomikron menjadi Intermediate Density

Lipoprotein (IDL). Partikel IDL kemudian diambil oleh hati dan mengalami

pemecahan lebih lanjut menjadi produk akhir yaitu Low DensityLipoprotein

(LDL). Low Density Lipoprotein (LDL) akan diambil oleh reseptor LDL di hati

dan mengalami katabolisme. Low Density Lipoprotein (LDL) bertugas

menghantar kolesterol ke dalam tubuh.High Density Lipoprotein (HDL) berasal

dari hati dan usus sewaktu terjadi hidrolisis kilomikron dibawah pengaruh enzim

LechitinCholesterol Acyltransferase (LCAT). Ester kolesterol ini akan mengalami

perpindahan dari HDL menjadi VLDL dan IDL sehingga terjadi kebalikan arah

transpor kolesterol dari perifer menuju hati. Aktifitas ini mungkin berperan

sebagai sifat antiaterogenik.27

2.2.5. Biosintesis Trigliserida

Trigliserida harus dihidrolisis oleh lipase menjadi unsur pokoknya, yaitu asam

lemak dan gliserol sebelum dapat dikatabolisme lebih lanjut. Proses lipolisis

terjadi di jaringan adiposa disertai pembebasan asam lemak bebas ke dalam

plasma, tempat asam-asam ini berikatan dengan albumin serum. Proses ini diikuti

oleh penyerapan asam lemak bebas oleh jaringan tempat asam-asam ini dioksidasi

atau mengalami re-esterifikasi. Pemakaian gliserol bergantung pada apakah

jaringan memiliki enzim gliserol kinase yang dijumpai dalam jumlah bermakna di

hati, ginjal, usus, jaringan adiposa coklat, dan kelenjar mamalia yang sedang

(10)

Zat-zat penting, seperti triasilgliserol, fosfatidilkolin, fosfatidiletanolamin,

fosfatidilinositol, dan kardiolopin, yang merupakan suatu unsur pokok membran

mitokondria dibentuk dari gliserol-3-fosfat. Pada tahap fosfatidat dan

diasilgliserol, terbentuk titik-titik cabang yang signifikan di jalur tersebut, dari

dihidroksiaseton fosfat dihasilkan fosfogliserol yang mengandung satu ikatan eter

(-C-O-C-), yang paling dikenal adalah plasmalogen dan Platelet Activating

Factor (PAF). Gliserol 3-fosfat dan dihidroksiaseton fosfat adalah zat-zat antara

dalam glikolisis, dan menjadikan keduanya penghubung yang sangat penting

antara metabolisme karbohidrat dan lipid.27

Fosfatidat adalah prekursor utama dalam biosintesis triasilgliserol,

fosfogliserol dan kardiolipin. Baik gliserol maupun asam lemak harus diaktifkan

oleh ATP sebelum dapat dibentuk menjadi asil gliserol. Gliserol kinase

mengkatalis pengaktifan gliserol menjadi sn-gliserol 3-fosfat. Jika aktivitas enzim

ini rendah atau tidak ada, seperti di jaringan adiposa atau otot, sebagian besar

gliserol 3 –fosfat dibentuk dari dihidroksiaseton fosfat oleh gliserol-3-fosfat dihidrogenase. Dua molekul asil-KoA yang dibentuk melalui pengaktifan asam

lemak oleh asil-Koa sintetase berikatan dengan gliserol 3-fosfat untuk membentuk

fosfatidat (1,2-diasilgliserol fosfat). Proses ini berlangsung dalam dua tahap, yang

dikatalisis oleh gliserol-3-fosfat asiltransferase dan 1 -asilgliserol-3-fosfat

asiltransferase.27

Fosfatidat diubah oleh fosfatidat fosfohidrolasedandiasilgliserol transferase

(DGAT) menjadi 1,2-diasilgliserol dan kemudian triasilgliserol. Diasilglierol

transferase mengatalisis satu-satunya tahap yang spesifik untuk sintesis

triasilgliserol. Monoasilgliserol asiltransferase mengubah monoasilgliserol

menjadi 1,2-diasilgliserol pada jalur monoasilgliserol di mukosa usus halus.

Sebagian besar aktivitas enzim-enzim ini dijumpai di retikulum endoplasma,

tetapi sebagian dijumpai di mitokondria. Meskipun fosfatidat fosfohidrolase

terutama ditemukan di sitosol, tetapi bentuk aktif ini terikat dengan membran.

Pengaturan biosintesis triasilgliserol didorong oleh ketersediaan asam lemak

(11)

fosfolipid, dan jika kebutuhan ini telah terpenuhi maka asam-asam tersebut

digunakan untuk sintesis triasilgliserol.27

(12)

2.2.6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kadar trigliserida

1) Diet tinggi karbohidrat (60% dari intake energi) dapat meningkatkan kadar

trigliserida.26

2) Faktor gen, seperti pada hipertrigliseridemia familial dan

disbetalipoproteinemia familial.27

3) Konsumsi makanan, seperti karbohidrat, lemak, dan alkohol.28

4) Aktivitas enzim LPL (Lipoprotein Lipase), yang berfungsi untuk

menghidrolisis trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol.27

5) Usia, semakin tua seseorang maka terjadi penurunan berbagai fungsi organ

tubuh sehingga keseimbangan kadar trigliserida darah sulit tercapai

akibatnya kadar trigliserida cenderung lebih mudah meningkat.26

6) Stres, mengaktifkan sistem saraf simpatis yang menyebabkan pelepasan

epinefrin dan norepinefrin yang akan meningkatkan konsentrasi asam

lemak bebas dalam darah, serta meningkatkan tekanan darah.1

7) Penyakit hati, menimbulkan kelainan pada trigliserida darah karena hati

merupakan tempat sintesis trigliserida sehingga penyakit hati dapat

menurunkan kadar trigliserida.26

8) Hormon tiroid, menginduksi peningkatan asam lemak bebas dalam darah,

namun menurunkan kadar trigliserida darah.1

9) Hormon insulin, menurunkan kadar trigliserida darah, karena insulin akan

mencegah hidrolisis trigliserida.1

2.3 Hubungan Lingkar Pinggang dengan Kadar Trigliserida

Beberapa hipotesis menyatakan bahwa penumpukan lemakintraabdomen yang

menyebabkan peningkatan ukuran lingkar pinggang merupakan indikator adanya

gangguan regulasi penyimpanan energi, yangmenyebabkan penumpukan lemak

berlebihan di hati. Hal ini mengganggu fungsiregulasi lemak hati, menghambat

ambilan serta penggunaan glukosa di otot. Akumulasi trigliserida di hati dan di

otot akan memicu terjadinya resistensi insulin. Selain itu, pelepasan asam lemak

bebas melalui lipolisis dari adiposit omentum dan mesenterik juga memicu

(13)

Lingkar pinggang merupakan salah satu metode antropometri obesitas

abdominal atau obesitas sentral sebagai salah satu indikator penting penanda

sindrom metabolik.31Berdasarkanthe National Cholesterol Education Program

Third Adult Treatment Panel (NCEP-ATP III), Sindrom Metabolik adalah

seseorang dengan memiliki sedikitnya 3 kriteria berikut: 1). Obesitas abdominal

(lingkar pinggang > 88 cm untuk wanita dan untuk pria > 102 cm); 2).

Peningkatan kadar trigliserida darah (= 150 mg/dL, atau = 1,69 mmol/ L); 3).

Penurunan kadar kolesterol HDL (< 40 mg/dL atau < 1,03 mmol/ L pada pria dan

pada wanita < 50 mg/dL atau <1,29 mmol/ L); 4). Peningkatan tekanan darah

(tekanan darah sistolik = 130 mmHg, tekanan darah diastolik = 85 mmHg atau

sedang memakai obat anti hipertensi); 5). Peningkatan glukosa darah puasa (kadar

glukosa puasa = 110 mg/dL, atau = 6,10 mmol/ L atau sedang memakai obat anti

diabetes).32

Beberapa penelitian menyatakan terdapat korelasi antara lingkar pinggang

dengan kadar trigliserida.33-35 Penelitian Pangesti dkk menunjukkan bahwa

pengukuran lingkar pinggang menunjukkan korelasi positif bermakna dengan

kekuatan korelasi sedang terhadap kadar trigliserida dalam darah pada wanita

dewasa muda (r=0,442; p;0,000), sedangkan pada pria dewasa muda lingkar

pinggang menunjukkan korelasi positif bermakna dengan kekuatan korelasi lemah

terhadap kadar trigliserida dalam darah (r=0,307; p<0,05).33Hasil penelitian ini

menyerupai penelitian penelitian sebelumnya di Peru dan di Euthopia.34,35

Penelitian Mellati dkk36 di Iran juga menyatakan bahwa terdapat korelasi positif

yang bermakna antara Lingkar Pinggang dengan kadar trigliserida pada pria (r=

Gambar

Tabel 2.1 Ukuran Lingkar Pinggang Berdasarkan Etnis18
Tabel 2.2 Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas Berdasarkan  IMT dan Lingkar Pinggang Menurut Kriteria Asia 20
Gambar 2.1 Struktur Kimia Trigliserida 27
Gambar 2.2 Biosintesis Triasilgliserol/Trigliserida27

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan korelasi positif dengan kekuatan sedang antara lingkar pinggang terhadap kadar trigliserida (r = 0,442; p =0,000) dan korelasi yang

adalah kolesterol ester dalam HDL akan dipertukarkan dengan trigliserid dari.. VLDL dan IDL dengan bantuan cholesterol ester transfer protein

Hasil penelitian menunjukkan korelasi positif dengan kekuatan sedang antara lingkar pinggang terhadap kadar trigliserida (r = 0,442; p =0,000) dan korelasi yang

Lemak jenuh yang juga banyak terdapat dalam fast food yang berbahaya bagi tubuh karena zat tersebut merangsang organ hati untuk memproduksi banyak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara obesitas dan non-obesitas dengan kadar trigliserida pada mahasiswa FK USU.. Metode: Rancangan penelitian ini

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara obesitas dan non-obesitas dengan kadar trigliserida pada mahasiswa FK USU.. Metode: Rancangan penelitian ini

Kalori yang bersumber dari makanan yang tidak digunakan langsung oleh jaringan tubuh, diubah menjadi trigliserida dan disimpan dalam sel-sel lemak tubuh.. Trigliserida dalam

(LDL) yang disintesis di hati dan berfungsi untuk membawa kolesterol ke jaringan sementara kolesterol yang kandungan proteinnya tinggi serta kandungan kolesterol dan trigliseridanya