• Tidak ada hasil yang ditemukan

β1adalah parameter kedua ε

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "β1adalah parameter kedua ε"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Bab 2

LANDASAN TEORI

2.1. Regresi Nonlinier Model Kuadratik

Regresi nonlinier Model Kuadratik adalah model regresi yang parameternya adalah nonlinier artinya apabila diturunkan terhadap parameternya sendiri maka hasil yang didapat masih mengandung parameter. Model regresi kuadratik itu adalah sebagai berikut: Υi01Χi2Χi2 +εi

Dengan : Χiadalah variabel penjelas

Υi adalah variabel terikat

β0 adalah parameter pertama β1adalah parameter kedua εi adalah galat / penyimpangan

2.2. Metode Kuadrat Terkecil

Metode kuadrat terkecil dipakai untuk menentukan bentuk regresi apakah persamaanya linier atau nonlinier. Cara ini berpangkal pada kenyataan bahwa jumlah pangkat dua (kuadrat) dari pada jarak antara titik - titik dengan garis regresi yang sedang dicari harus sekecil mungkin. Metode kuadrat terkecil atau sering disebut dengan metode OLS (Ordinary Least Square) yang diperkenalkan oleh Carl Friedrich gauss, seorang matematikawan Jerman. Penaksir – penaksir yang dihasilkan berdasarkan metode kuadrat terkecil adalah bersifat takbias dan konsisten. Didalam kenyataannya, salah satu penaksir tak bias linear memiliki varians yang minimum, sehingga disebut penaksir tak bias linear terbaik (Best Linear Unbiasad Estimator / BLUE ). Sifat ini merupakan dasar dari dalil Gauss - Markov theorem), Sebagai berikut:

(2)

Dalil Gauss Markov : Berdasarkan sejumlah asumsi tertentu pendugaan berdasarkan metode kuadrat terkecil akan menghasilkan penduga takbias linear terbaik (Best Linear Unbiasad Estimator / BLUE ), dengan koefisien regresi memiliki varians minimum.

Estimasi regresi dilakukan untuk menentukan estimator parameter regresi. Salah satu metode yang digunakan untuk mengestimasi parameter model regresi nonlinier adalah kuadrat terkecil nonlinier dimana secara konseptual sama dengan metode kuadrat terkecil pada model regresi linier.

2.3. Pendugaan Parameter

Untuk menyelesaikan suatu masalah nonlinier, metode yang seringkali ditempuh dan ternyata berhasil adalah menuliskan persamaan normal secara terinci dan mengembangkan suatu tekhnik iteratif yang digunakan untuk memperoleh taksiran parameter diantaranya adalah: Metode linearisasi (metode deret taylor), Stepest Descent, dan Jalan Tengah Marquadrt. Metode–metode ini dapat diselesaikan dengan menggunakan program komputer.

Metode linearisasi (atau metode deret taylor) menggunakan hasil–hasil kuadrat terkecil pada model yang ditentukan dalam beberapa tahap. Misalkan model yang ditentukan berbentuk Yu = f

( )

ξ,θ +εu. dengan θ10,θ20,θp0 adalah nilai-nilai awal bagi parameter–parameter θ0,θ1,θp. Nilai–nilai awal itu merupakan taksiran kasar

belaka atau mungkin pula merupakan nilai–nilai dugaan awal berdasarkan informasi yang tersedia. (Misalnya perkiraan berdasarkan informasi yang diperoleh dari perhitungan lain yang serupa atau yang diperkirakan benar oleh peneliti berdasarkan pengalaman dan pengetahuannya). Nilai–nilai awal itu diharapkan akan diperbaiki dalam proses iterasi yang selanjutnya dilakukan penguraian deret Taylor bagi

( )

ξ,θ

f disekitar titik θ0 =

(

θ1020,θp0

)

' dan membatasi penguraian sampai turunan pertama. Dapat dikatakan bahwa, bila θ dekat pada θ0maka,

(3)

(

)

(

)

(

)

(

0

)

1 0 0 , , , i i i u P i u u f f f θ θ θ θ ξ θ ξ θ ξ θ θ −       ∂ ∂ + = = =

Bila ditetapkan

(

0

)

0 ,θ ξu u f f = 0 0 i i i θ θ β = −

(

)

0 , 0 θ θ θ θ ξ =       ∂ ∂ = i u iu f Z

Maka bentuknya menjadi

= + = − p i u iu i u u f Z Y 1 0 0 0 β ε

Dengan kata lain persamaan diatas sudah berbentuk linier. Sekarang penulis dapat menaksir parameter-parameter i ,i 1,2, ,p

0

=

β dengan cara menerapkan teori kuadrat terkecil. Dengan :

{

Z p n

}

Z Z Z Z Z Z Z Z Z Z Z Z Z iu pn n n pu u u p p × =                     = 0, 0 0 2 0 1 0 0 2 0 1 0 2 0 22 0 12 0 1 0 21 0 11 0                        = 0 0 2 0 1 0 p b b b b  dan 0 0 0 0 2 2 0 1 1 0 Y f f Y f Y f Y f Y y n n u u − =                     − − − − =  

Misalnya, dengan notasi yang sudah jelas maksudnya, maka taksiran bagi

(

0 0

)

2 0 1 0 β ,β , ,βp β =  diberikan oleh b0 =

(

Z0'Z0

)

−1Z0'

(

Yf0

)

(4)

2.4. Menghitung Determinan

Salah satu cara untuk menghitung determinan matriks A yang disingkat dengan Α adalah dengan menggunakan aturan cramer. Dengan bentuk sebagai berikut :

32 31 22 21 12 11 33 32 31 23 22 21 13 12 11 a a a a a a a a a a a a a a a = Α =

(

a11a22a33 +a12a23a31+a13a21a32

) (

a13a22a31 +a11a23a32 +a12a21a33

)

2.4.1. Minor dan Kofaktor Suatu Determinan

Andaikan diketahui suatu determinan dari suatu matriks tingkat n. Jika elemen-elemen dari baris ke-i dan kolom ke-j dikeluarkan, maka akan terdapat suatu determinan dari matriks tingkat n-1, yang disebut minor pertama dari matriks A atau determinan A. Yang ditulis dengan Μij dan juga dikatakan minor dari elemen aij. Harga dari minor ditulis dengan

( )

ij

ij

Μ

−1 . Yang disebut kofaktor dan disingkat dengan Κij dari

elemen aij. Maka Κij =

( )

−1i+jΜij. Contoh: Minor dari 33 32 31 23 22 21 13 12 11 a a a a a a a a a = Α Misalkan : 33 32 23 22 11 a a a a = Μ 33 31 23 21 12 a a a a = Μ 32 31 22 21 13 a a a a = Μ Dengan Kofaktornya : Κ11 =

( )

−11+1Μ11 = Μ11

( )

1 2 12 12 12 = −1 Μ =−Μ Κ +

( )

13 13 3 1 13 = −1 Μ = Μ Κ +

(5)

Maka : Α =a11Μ11 −a12 Μ12 +a13Μ13 13 13 12 12 11 11Κ + Κ + Κ =a a a

Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa harga determinan suatu matriks A tingkat n sama dengan jumlah hasil ganda setiap elemen suatu baris atau kolom dari

Α dengan kofaktor-kofaktor yang bersesuaian. Jadi : Α =a1jΚ1j +a2jΚ2j ++anjΚnj

2.5. Turunan Parsial

Misalkan z= f

( )

x,y fungsi 2 variabel yang terdefenisi disekitar titik

( )

x,y . Turunan parsial dari f terhadap x adalah turunan z terhadap x dan y tetap konstan

Turunan parsial z= f

( )

x,y terhadap x ditulis:

( )

x y f

( )

x y f x z x ∂ , = , ∂ = ∂ ∂

didefenisikan sebagai berikut:

( )

( )

(

) ( )

h y x f y h x f y x f y x f x x h , , lim , , 0 − + = = ∂ ∂ →

Turunan parsial z= f

( )

x,y terhadap y ditulis:

( )

x y f

( )

x y f y z y ∂ , = , ∂ = ∂ ∂

didefenisikan sebagai berikut:

( )

( )

(

) ( )

k y x f k y x f y x f y x f y y k , , lim , , 0 − + = = ∂ ∂ → 2.6. Analisa Varians

Analisa Varians adalah suatu metode untuk menguraikan varians total menjadi komponen-komponen yang mengukur berbagai sumber varians. Didalam analisa ini diasumsikan bahwa sampel acak yang dipilih berasal dari populasi yang normal dengan varians yang sama. Kecuali bila sampelnya besar, asumsi tentang distribusi normal tidak diperlukan lagi.

(6)

Pada pengujian dengan analisa varians, maka dengan mudah akan diketahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan atau tidak dari beberapa nilai rata- rata sampel yang diselidiki, yang pada akhirnya diperoleh suatu keyakinan menerima hipotesis nol atau menerima hipotesis alternatifnya.

Untuk menguji ada atau tidaknya perbedaan nilai rata – rata sampel, maka perlulah menguji validitas hipotesis nol dengan memanfaatkan seluruh data yang ada.

o

Η : µ123µt yang menyatakan bahwa beberapa nilai rata – rata sampel memiliki nilai parameter populasi yang sama. Bila asumsi ini dipenuhi, maka rata-rata populasi untuk berbagai macam sampel berasal dari satu macam populasi atau dari populasi yang sama.

o

Η : µ1 ≠µ2 ≠ µ3µt yang menyatakan bahwa setidaknya ada nilai rata – rata

sampel yang diperoleh dari populasi tertentu memiliki rata rata yang berbeda untuk suatu ij. Dengan demikian menurut hipotesis alternatifnya, perbedaan antara beberapa sampel sangat signifikan.

Prosedur selanjutnya adalah mengetahui besarnya varians populasi σ2. Untuk mengetahui varians populasi ini dilakukan pendugaan besarnya varians antar kelompok dan varians dalam sampel .Bila data sebanyak r kelompok dan tiap-tiap kelompok mempunyai µ ukuran sampel, maka uji statistik distribusi F merupakan rasio: 2 2 p x S nS sampel dalam Varians kelompok antar Varians F = =

Bila perbedaan kedua varians Sx2 danS2p sangat kecil atau mendekati satu, kemungkinan hipotesis nol diterima. Sebaliknya bila nilai F terlalu besar, kecenderungan hipotesis nol akan ditolak sehinga ada kemungkinanµ1 ≠µ2 ≠≠µnsampel, berarti acak yang dipilih bukan berasal dari populasi yang sama sehingga kemungkinan besar hipotesis alternatifnya yang diterima.

(7)

2.7. Inferensia Tentang Parameter Regresi

Matriks Varians Kovarians :

( )

( )

(

)

(

)

(

)

( )

(

)

(

) (

)

( )

             = n n n n n b b b b b b b b b b b b b b b b 2 1 0 1 1 2 0 1 0 1 0 0 2 2 , , , , , , σ σ σ σ σ σ σ σ σ σ      

Yang diberikan oleh:

( )

2

(

)

1 2 = ′ − X X b σ σ

Taksiran Matriks Varians Kovarians :

( )

( )

(

)

(

)

(

)

( )

(

)

(

) (

)

( )

             = n n n n n b s b b s b b s b b s b s b b s b b s b b s b s b s 2 1 0 1 1 2 0 1 0 1 0 0 2 2 , , , , , ,      

Yang diberikan oleh:

( )

(

)

1

2 −

× b =MSE XX

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji hipotesis dengan uji rata-rata dua pihak mnunjukkan terdapat perbedaan signifikan antara nilai rata-rata kemampuan literasi sains siswa kelas

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan uji hipotesis perbedaan dua rata- rata pada taraf kepercayaan 95% diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara

Berdasarkan analisa yang dilakukan terhadap hasil rekapitulasi pengujian rata- rata setiap periode diketahui bahwa jumlah penempelan biofouling terendah terdapat

perbedaan yang signifikan rata-rata kadar magnesium dalam biji kakao non fermentasi dan biji kako fermentasi. Pengujian beda nilai rata-rata kadar kalium pada sampel No

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan uji hipotesis perbedaan dua rata- rata pada taraf kepercayaan 95% diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara

Sebagai contoh adalah rata-rata

Berarti terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata kadar natrium dalam kentang granola dan kentang mini.. Pengujian Beda Nilai Rata-Rata Magnesium

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata kemampuan koneksi matematis kedua kelas