• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEWASPADAAN TERHADAP AIDS ( AIDS AWARENESS) AMAN NASUTION. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEWASPADAAN TERHADAP AIDS ( AIDS AWARENESS) AMAN NASUTION. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

KEWASPADAAN TERHADAP AIDS ( AIDS AWARENESS) AMAN NASUTION

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara I. PENDAHULUAN

AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus. Virus penyebabnya adalah HIV atau human immunodeficiency virus. Menyerang sistem kekebalan atau pertahanan tubuh. Berasal dari kata-kata :

A : Acquired, artinya didapat (bukan di bawa lahir)

I : Immune, artinya kebal, yaitu sistem kekebalan atau pertahahanan tubuh (yang melindungi tubuh terhadap infeksi).

D : Deficiency, artinya kekurangan, lebih rendah dari keadaan biasa. S : Syndrome, artinya suatu kumpulan gejala atau tanda-tanda.

Diaknosa pertama kali pada tahun 1981 di Amerika Serikat. Sampai tahun 1989, WHO atau World Health Organization atau badan kesehatan dunia, telah menerima laporan 141.000 (seratus empat puluh satu ribu) penderita AIDS berasal dari 145 negara dari 5 benua di Dunia.

AIDS kini telah merupakan wabah dan menyerang seluru dunia dan telah menyebabkan kematian banyak orang.

Angka pasti penderita yang meninggal akibat AIDS masih simpang siur, karena adanya penderita maupun kematian yang tidak dilaporkan. Tidak semua orang yang mempunyai virus AIDS di dalam tubuhnya akan menjadi penderita AIDS.

Mereka yang tidak sakit, tetapi telah terinfeksi dengan virus HIV maupun mereka yang belum masuk ke stadium timbulnya gejala AIDS, merasa sehat dan tanpa di sadarinya dapat menjadi pengidap yang menularkan virus AIDS ke orang lain.

Pada waktu ini data telah dikumpulkan sebagai berikut :

1. Virus HIV atau penyakit AIDS telah menyerang secara positif ke negara-negara di : Amerika, Eropa, Afrika, Australia, Jepang, Thailand, Malaysia, Singapura dan juga Indonesia.

2. Telah diketahui cara penularan virus HIV ini : a. Melalui hubungan kelamin

b. Melalui transfusi darah maupun produk darah lainnya c. Dari ibu atau yang telah terinfeksi kepada bayinya.

3 Gambaran penulularan penyaklit AIDS sama dengan gambaran penularan penyakit oleh hubungan kelamin sehingga daerah dimana banyak kasus penyakit oleh hubungan kelamin, kemungkinan penularan AIDS juga besar.

4. Menyerang bayi, manusia dewasa umur 20-49 tahun, laki-laki maupun perempuan, para homoseksual (terbanyak), heteroseksual (sedikit), meraka yang sering memakai alat suntik untuk memasukkan narkotika ke dalam tubuhnya, penderita hemofilia atau penyakit darah dan penerima darah dari transfusi.

5. Belum dijumpai obat / vaksin untuk mengobati atau mencegah penyakit AIDS ini. 6. Pencegahan penyakit AIDS hanya dengan cara menyadarkan masyarakat untuk tidak berprilaku aneh atau menjadi anggota kelompok masyarakat resiko tinggi (wanita tuna susila, homoseksual, penyalahgunaan narkotika

(2)

dengan suntikan, perilaku aneh dari kegiatan seksual yang tidak normal, kebiasaan lain yang memungkinkan mudah terinfeksi dengan virus HIV). Sampai pada waktu ini, di Indonesia telah dilaporkan 4 orang penderita AIDS yang kesemuanya telah meninggal dunia dan ada 13 orang yang terdapat virus HIV positif dalam darahnya dan mereka masih hidup.

II. PERMASALAHAN

1. Banyak anggota masyarakat di Indonesia, termasuk tenaga kesehatan maupun tenaga penyuluh kesehatan yang belum mengetahui atau belum meyadari tentang cara penyebaran (infeksi) apalagi pencegahan penyakit AIDS.

2. Kelompok masyarakat resiko tinggi (watunas, homoseks dll) belum mengetahui apalagi melaksanakan cara-cara pencegahan penularan penyakit AIDS.

3. Masih kurangnya informasi apalagi penerangan motifasi tentang penyakit AIDS. 4. Belum diketahui cara-cara pendidikan masyarakat dan pemberian informasi

tentang AIDS kepada masyarakat.

III. UPAYA-UPAYA PENANGGULANGAN PENYAKIT AIDS

Berbagai upaya dilakukan dalam rangka penaggulangan penyakit AIDS. Salah satu upaya tersebut adalah mengajak para ahli, mereka yang dianggap resiko tinggi, profesi kesehatan, dan kedokteran, tenaga pekerja sosial dan lain pihak untuk bersama-sama memikirkan dan merumuskan upaya yang dianggap dapat menurangi kemungkinan penyebarluasan penyakit AIDS, ( baik berupa penerangan, tatap muka, pemeriksaaan darah, survey, seminar dan lokakarya dll).

Salah satu upaya tersebut adalah semiloka (seminar dan lokakarya) dengan tujuan, sebagai berikut:

Tujuan Umum :

− Meningkatkan upaya pencegahan penyakit AIDS. Tujuan Khusus:

− Lokakarya :

a. Menentukan kelompok-kelompok sasaran pendidikan dan informasi kepada masyarakat yang berperilaku resiko tinggi terhadap penularan AIDS.

b. Menentukan materi dan jalur komunikasi untuk menyampaikan pesan-pesan pendidikan dan informasi AIDS kepada anggota masyarakat tersebut.

c. Merumuskan upaya pencegahan penyakit AIDS. - Seminar :

a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit AIDS.

b. Meningkatkan keikutsertaan masyarakat dalam pencegahan penularan penyakit AIDS.

Peserta Lokakarya sebaiknya terdiri dari : 1. Mucikari (pengasuh, mami, bapak, germo, dll) 2. IDI / PMI (pelayanan Usaha Transfusi Darah) 3. Panti Pijat (pemijatnya serta pengusahanya)

4. Media Massa (wartawan, pelaksana / penerbit surat kabar, radio, TV, dll) 5. Dinas kesehatan, rumah sakit (pemerintah dan swasta)

6. Kelompok pakar, kelompok resiko tinggi, dll

Mari kita tinjau kebijaksanaan Departemen Kesehatan dalam penaggulangan AIDS.

(3)

1. Penaggulangan AIDS dilakukan secara terpadu oleh masing-masing unit departemen kesehatan sesuai dengan tugas dan wewenang serta fungsi unit tersebut yang berkaitan dengan AIDS.

2. Tidak perlu resah, bersikaplah terbuka tetapi selalulah waspada.

3. Menempatkan AIDS pada proporsi yang wajar sebagai masalah kesehatan dan penyakit menular biasa.

4. AIDS tidak dihususkan dan akan ditangani oleh untui atau sistem pelayanan kesehatan yang sudah ada.

Khusus :

1. Dalam penentuan diagnosis penderita AIDS di Indonesia, dipergunakan defenisi WHO / CDC – Atlanta yang dikonfirmasikan dengan Tes Elisa dan Western Blot. 2. Kemampuan pemeriksaan laboratorium terhadap AIDS dikembangkan secara

bertahap sesuai dengan kebutuhan dan memperhatikan quality control atau pengawasan kualitas.

3. Pemeriksaan antibodi AIDS untuk skrining donor darah belum dianggap perlu sampai saat ini.

4. Produk darah yang di Impor harus memenuhi persyaratan bebas AIDS.

5. Interpretasi hasil tes Elisa yang positif, harus dilakukan dengan hati-hati. Kerahasiaan harus dipegang teguh. “Conseling” hanya dilakukan bila konfermasi dengan tes Western Blot positif.

6. Mengadakan survei Seroepideniologi infeksi HIV terutama pada kelompok resiko tinggi di daerah-daerah tujuan wisata (DTW).

7. Mengadakan penelitian faktor-faktor resiko AIDS dalam perilaku seksual masyarakat.

8. Pendidikan pelatihan tenaga-tenaga kesehatan, antara lain dengan pengiriman tim ke luar negeri.

9. Penyuluhan kesehatan kepada masyarakat dengan menyebarkan informasi mengenai AIDS melalui media cetak dan media lainnya.

IV. SITUASI AIDS DI INDONESIA

Sampai saat ini telah ditemukan 3 orang asing dan seorang indonesia penderita AIDS.

Pada bulan April tahun 1987, seorang wisatawan warga negara Belanda meninggal di Bali karena menderita AIDS. Pada tahun yang sama seorang warga negara Kanada, meninggal di Jakarta karena menderita AIDS (November 1987) dan ia telah 2 tahun tinggal di Indonesia.

Penderita ke-3 adalah seorang warga negara perancis yang meninggal di Jakarta pada bulan Mei 1989. Orang Indonesia pertama meninggal karena AIDS pada bulan Juni 1988 di Bali. Jumlah orang yang positif terinfeksi HIV adalah 13 orang (setelah dikonfirmasi dengan cara Western Blot). Dari mereka ini, 3 orang asing (Belanda, Australia dan Swis) dan sebihnya 10 orang Indonesia.

V. KEGIATAN DAN TINDAKAN YANG TELAH DILAKUKAN

1. Peningkatan pengamatan epidemiologis (surveilans epidemiologi) yang terdiri dari :

a. Skrining TKI (tenaga kerja Indonesia) yang berangkat ke luar negeri sejumlah 46.682 orang, hasilnya 41 orang positif Elisa, namun hanya 1 orang positif Western Blot.

b. Sejumlah 268 orang penderita yang sering menerima transfusi darah (penderita talasemia, hemofilia, dan penyakit darah lainnya) diperiksa, dengan hasil 2 orang Elisa positif, namun Western Blot negatif.

(4)

c. Seorang penderita hemofilia yang Elisa positif, setelah konvermasi dengan Western Blot tetap positif.

d. Sejumlah 8.922 orang dari sekelompok resiko tinggi (wanita tuna susila, pria tuna susila, homoseksual, pramu pijat, pramuria bar, pramuriak lab malam, narapidana dan waria). Telah diperiksa, dan hasilnya 4 orang positif Elisa, setelah konvirmasi seorang positif Western Blot.

e. Hasil pemeriksaan darah di laboratorium klinis RSCM yang diterima dari laboratorium swasta, ternyata 10 orang positif, setelah konvirmasi dengan Western Blot, termasuk 3 orang penderita AIDS dan 3 orang Sero positif. f. Hasil pemeriksaan darah di PMI dari sejumlah 10.456 donor darah, hanya 1

yang Elisa positif, tetapi western Blot negatif.

g. Instruksi Menteri Kesehatan No. 72/Menkes/Ins/II/1988, tanggan 11 Febrauri 1988 yang menyatakan AIDS sebagai penyakit menular yang wajib di laporkan.

2. Pendidikan tenaga kesehatan dalam bidang penatalaksanaan klinik dan diagnosa laboratorium :

a. 6 orang dokter (Amerika Serikat dan Australia). b. 7 orang perawat (di Australia)

c. 16 orang tehnisi Laboratorium (di Jakarta) dan 4 orang ahli Laboratorium (di luar negeri)

d. 38 orang dokter rumah sakit dan kanwil dinas kesehatan (di Jakarta) e. 38 orang guru perawat (di Jakarta)

f. 24 orang perawat Rumah Sakit (di Jakarta)

3. Peningkatan Fasilitas Lab. Untuk tes Elisa / Western Blot.

a. Menambah balai Laboratorium kesehatan di propinsi telah dapat melakukan tes Elisa.

b. Satu Laboratorium (Lab. Klinik RSCM Jakarta) dapat melaksanakan tes Western Blot.

4. Kegiatan Penyuluhan Kesehatan

a. Fakultas kedokteran baik negeri maupun swasta telah melakukan ceramah /diskusi /seminar tentang AIDS yang ditujukan untuk tenaga kesehatan masyarakat umum.

b. Sebanyak 50 ribu leflet AIDS telah disebarkan ke beberapa propinsi yang mempunyai kunjungan wisatawan yang cukup banyak.

c. Sejumlah leflet lainnya sedang dicetak khusus ditujukan untuk tenaga kesehatan, wisatawan, orang yang keluar negeri dan kelompok resiko tinggi. d. Semiloka diselenggarakan oleh kelompok profesi, yaitu ahli kesehatan

masyarakat, yang melibatkan selain para pakar juga mengikutsertakan mereka yang tergolong kelompok resiko tinggi.

(5)

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Hadi Pratomo, metode penyuluhan pada kelompok resiko tinggi penyakit AIDS dengan minat khusus kelompok homoseksual dan wanita tunasusila. Jurusan FKIP, FKM UI Jakarta, 1989.

Kerangka acuan “AIDS Awarenese” Work shop and Seminars, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia, Mei-Juli 1980.

Soemarsono, Patogenesis, gejala klinis dan pengobatan infeksi HIV.Sub bagian tropik dan infeksi bagian ilmu penyakit dalam FK UI / RSCM, Jakarta, 1989.

Titi Indijati S, Kebijaksanaan Departemen Kesehatan mengahadapi masalah AIDS. Rektorat pemberantasan penyakit menular langsung, Direktorat Jendral P2M/PLP Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 1989.

AIDS, petunjuk untuk petugas kesehatan, Departemen Kesehatan RI, Dikjen. P2M/PLP, Jakarta,1989.

Instruksi Menteri Kesehatan RI No. 72/Menkes/Inst/II/1988 tentang kewajipan melaporkan penderita dengan gejala AIDS. Jakarta, 11 Februari 1988.

Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 301/Menkes/SK/IV/1989 tentang penyempurnaan panitia penaggulangan AIDS Nasional. Jakarta, 22 April 1989.

Referensi

Dokumen terkait

(4) Calon yang Berhak Mengikuti Ujian yang lulus dan memperoleh nilai tertinggi oleh Panitia Peneliti dan Penguji diajukan kepada Kepala Desa dengan dilampiri

(Ambarita meminta kepada majelis untuk memperlihatkan rekaman video pada pemeriksaan saksi zondi berlangsung langsung sahabat munir tepuk tangan dan berteriak hidup munir,

Bagi yang berminat untuk melanjutkan karya ilmiah ini terkait dengan - fuzzy dapat membahas tentang teori near ring maupun teori grup lainnya, misalkan tentang

Petrus Kanisius Palangka Raya ini tentunya berkat kerjasama dari beberapa komponen, yaitu: Kepala sekolah, pendidik dan tenaga tependidikan, orang tua peserta didik dan peserta

1 Penguasaan konsep sains yang disampaikan tidak menguasai konsep IPA dengan sangat baik, istilah- istilah yang digunakan tidak tepat kurang menguasai konsep IPA,

waktu tanam terbaik adalah pada akhir musim hujan, walaupun demikian dapat pula ditanama pada musim kemarau dengan pengairan atau penyiraman yang cukup, dengan

Karsinoma  payudara  tergantung  pada  oestrogen  serta  mempunyai reseptor dengan afinitas­tinggi pad a  oestradiol. Oleh  karena  itu,  arah  pendekatan 

Majelis hakim dalam persidangan sudah mendengarkan keterangan terdakwa, saksi- saksi, Jaksa Penuntut Umum dan telah memperhatikan beberapa hal yang memberatkan dan