• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI OLEH: NURIZKIANA NASUTION NIM : FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI OLEH: NURIZKIANA NASUTION NIM : FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

OLEH:

NURIZKIANA NASUTION NIM : 131000545

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2018

(2)

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH:

NURIZKIANA NASUTION NIM : 131000545

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2018

(3)

DALAM PENCAPAIAN CAKUPAN IMUNISASI DASAR LENGKAP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIABU KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2017” ini beserta seluruh isinya adalah benar hasil karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Medan, April 2018 Yang Membuat Pernyataan,

Nurizkiana Nasution

(4)
(5)

Wilayah Kerja Pukesmas Siabu pada Tahun 2016 sekitar 68,4%. Masih jauh bila dibandingkan dengan target Renstra yaitu 95%. Cakupan imunisasi dasar lengkap erat kaitannya dengan kinerja tenaga kesehatan seperti bidan desa sebagai pelaksana imunisasi. Karakteristik individu bidan desa merupakan masalah yang sangat penting untuk dikaji dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan pembangunan kesehatan terutama dalam program imunisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik individu (umur, pendidikan, tenpat tinggal, lama kerja, pelatihan, pengetahuan, kemampuan, persepsi, sikap dan motivasi) terhadap kinerja bidan desa dalam pencapaian cakupan imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Siabu Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2017.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode explanatory survey. Populasi penelitian ini adalah seluruh bidan desa di Wilayah Kerja Puskesmas Siabu. Sampel dalam penelitian ini menggunakan Total Populasi yaitu berjumlah 38 orang bidan desa. Analisis data dilakukan dengan uji regresi linear berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 52,6% responden yang memiliki kinerja kurang, 23,7 kinerja sedang, dan 23,7 memiliki kinerja baik. Variabel masa kerja, kemampuan dan motivasi berpengaruh terhadap kinerja bidan desa dengan p value < α 0,05, sedangkan umur, pendidikan, pelatihan, pengetahuan, tempat tinggal, sikap dan persepsi tidak berpengaruh terhadap kinerja bidan desa karena p > α 0,05, yang artinya semakin baik kemampuan dan motivasi bidan desa sebagai pelaksana imunisasi semakin baik pula kinerjanya maupun sebaliiknya.

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah adanya pengaruh yang signifikan antara masa kerja, kemampuan dan motivasi terhadap kinerja bidan desa.

Disarankan kepada tenaga kesehatan khususnya bidan desa sebagai pelaksana imunisasi, untuk meningkatkan kinerja agar pelayanan kesehatan ke masyarakat terlaksana dengan baik.

Kata Kunci : Kinerja, Individu, Imunisasi

(6)

68,4%. It is still far than the Renstra target wich set above 95%. Immunization coverage corresponden with the performance od the health worker like the village midwife as the immunization implementers. Individual characteristics of the village midwife is a vital problem to be examined in order to maintain and increase the health development, especially in immunization program. The purpose of this study is to determine the influence of individual characteristics (age, education, residence, work term, training, knowledge, ability, perception, attitude and motivation) with the performance of the village midwife in achieving comprehensive basic immunization coverage in Siabu health centre, Mandailing Natal District in 2017.

This research is a quantitative research and the observation method is explanatory survey method. The population of this research is the village midwife of Siabu health centre. The samples in this study consist of 38 village midwife. The data was analyzed through multiple linear regression test..

The result of this study showed that 52,6% of respondents with poor performance, 23,7% with less performance, and 23,7% with good performance.

The variables of the characteristics individual as work term, ability and motivation had influence on the performance village’s midwife with p-value < α 0,05, meanwhile age, education, training, knowledge, residence, attitude and perception did not have any influence with the performance of the village midwife due to p-value > α 0,05, which is means, with better ability and motivation of the village midwife as immunization implementer, would perform their job better and on the contrary.

The result of research indicated that, there is a relation between the work term, ability and motivation that had influence with the village midwife’s work performance. It is recommended that the health worker, especially village midwife as immunization implementers, to increase their performance for a better health service for the society.

Keywords : Performance, Individuals, Immunization

(7)

menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KINERJA BIDAN DESA DALAM PENACAPAIAN CAKUPAN IMUNISASI DASAR LENGKAP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIABU KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2017”. Skripsi ini adalah salah satu syarat yang ditetapkan untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang setulus- tulusnya kepada Ayahanda tercinta Drs. Umar Imam Ali Nasution dan Ibunda tersayang Tima Ani Nasution yang telah membesarkan, mendidik, dan memberikan kasih sayang yang begitu berharga serta memberi dukungan dan doa bagi penulis dalam menyelesaikan pendidikan dan penulisan skripsi ini.

Penulis juga banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H, M.Hum selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara.

(8)

4. dr. Rusmalawaty, M.Kes selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu, memberikan bimbingan, dukungan, nasihat, ide, serta masukan sehingga laporan hasil skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik..

5. Dr. Drs. Surya Utama, MS, selaku dosen penguji I yang telah memberikan berbagai kritik dan saran untuk tercapainya kesempurnaan skripsi ini.

6. dr. Fauzi, SKM, selaku dosen penguji II yang telah memberikan berbagai kritik dan saran untuk tercapainya kesempurnaan skripsi ini.

7. Ir. Evi Naria, M.Kes selaku Dosen Pembimbing Akademik selama penulis mengikuti pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat.

8. Seluruh dosen beserta staf Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

9. dr. Saleh Usman selaku Kepala Puskesmas Siabu Kabupaten Mandailing Natal yang telah memberi izin dan kesempatan melakukan penelitian, serta seluruh pegawai puskesmas dan bidan desa yang memberikan bantuannya sampai dengan penelitian ini selesai..

10. Keluarga Penulis Abang dan Kakak, Zulfikar Abul Hasan Nst, Zulkomar Azwardi Nst, Oktri Fadhilah Nasution, Juliana Nst dan Nur Ilmi Lubis yang selalu mendengarkan cerita, memberikan doa dan dukungan yang menjadi motivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

(9)

yang selalu membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

12. Teman sahabat seperjuangan di peminatan AKK Yusra Mizarra Hasibuan dan teman-teman PBL di Desa Lubuk Bayas (Riani, Tiwi, Hana, Obi).

Terima kasih telah bersedia berbagi suka dan duka selama ini.

13. Teman-teman perkuliahan penulis (Ovin, Putri, Riza, Nancy, Novel), teman jalak (Indah, Nova, Rizky) dan pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih atas segala bantuan yang diberikan dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini.

Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya membangun dalam penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata semoga Tuhan senantiasa melimpahkan karunia-Nya kepada kita dan penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, April 2018 Penulis

Nurizkiana Nasution

(10)

ABSTRACT... iv

KATA PENGANTAR... v

DAFTAR ISI ….. ... viii

DAFTAR TABEL……... xi

DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

RIWAYAT HIDUP... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Hipotesis... 8

1.5 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Bidan Desa ... 10

2.1.1 Pengertian Bidan dan Bidan Desa ... 10

2.1.2 Tugas Pokok dan Fungsi Bidan di Desa ... 11

2.1.3 Fungsi Bidan Desa dalam Program Imunisasi ... 12

2.2 Karakteristik Individu ... 15

2.2.1 Umur ... 15

2.2.2 Pendidikan... 16

2.2.3 Tempat Tinggal ... 17

2.2.4 Masa Kerja ... 17

2.2.5 Pengetahuan... 18

2.2.6 Pelatihan... 19

2.2.7 Kemampuan... 20

2.2.8 Persepsi ... 21

2.2.9 Sikap... 21

2.2.10 Motivasi ... 22

2.3 Kinerja... 23

2.3.1 Pengertian Kinerja ... 23

2.3.2 Penilaian / Evaluasi Kinerja ... 24

2.3.3 Pengukuran Kinerja ... 25

2.3.4 Faktor-faktor yang Memengaruhi Kinerja ... 26

2.4 Kerangka Konsep... 27

(11)

3.3.2 Sampel... 28

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 29

3.4.1 Wawancara ... 29

3.4.2 Data Sekunder ... 29

3.5 Variabel dan Definisi Operasional... 29

3.5.1 Variabel Independen ... 29

3.5.2 Variabel Dependen ... 31

3.6 Metode Pengukuran ... 31

3.6.1 Pengukuran Variabel Bebas ... 31

3.6.2 Pengukuran Variabel Terikat... 32

3.7 Metode Analisis Data ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 34

4.1 Gambaran Lokasi Penelitian ... 34

4.1.1 Keadaan Geografi ... 34

4.1.2 Keadaan Demografi ... 35

4.1.3 Program Imunisasi di Puskesmas Siabu ... 35

4.2 Deskripsi Variabel Penelitian... 36

4.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Responden 36 4.2.2 Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Pelatihan ... 37

4.2.3 Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Pengetahuan.... 37

4.2.4 Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Kemampuan.... 38

4.2.5 Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Persepsi... 38

4.2.6 Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Sikap... 39

4.2.7 Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Motivasi ... 39

4.2.8 Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Kinerja ... 40

4.3 Analisis Data ... 40

4.3.1 Uji Normalitas ... 41

4.3.2 Linearitas... 42

4.3.3 Pemodelan Regresi Linear Ganda ... 42

4.3.4 Model Akhir ... 43

BAB V PEMBAHASAN... 45

5.1 Kinerja Bidan Desa dalam Pencapaian Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap di Wilayah Kerja Puskesmas Siabu... 45

5.2 Pengaruh Masa Kerja Terhadap Kinerja Bidan Desa ... 48

5.3 Pengaruh Kemampuan Terhadap Kinerja Bidan Desa ... 50

5.4 Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Bidan Desa ... 53

5.5 Variabel yang Tidak Berpengaru Terhadap Kinerja... 55

5.5.1 Umur... 56

(12)

5.5.7 Sikap... 60

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 62

6.1 Kesimpulan... 62

6.2 Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA... 63 LAMPIRAN

(13)

Tabel 3.3 Aspek Pengukuran Variabel Dependen ... 32

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Umur, Pendidikan, Tempat Tinggal dan Lama Kerja Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Siabu Tahun 2017 ... 36

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kategori Pelatihan Responden ... 37

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi kategori Pengetahuan Responden ... 38

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi kategori Kemampuan Responden ... 38

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Kategori Persepsi Responden ... 39

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kategori Sikap Responden ... 39

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Kategori Motivasi Responden ... 40

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Kategori Kinerja Bidan Desa ... 40

Tabel 4.9 Hasil Uji Anova ... 42

Tabel 4.10 Hasil Uji Regresi Linear Berganda ... 42

Tabel 4.11 Hasil Akhir Regresi ... 43

(14)
(15)

Lampiran 3 Lampiran Output SPSS Lampiran 4 Uji Normalitas Data Lampiran 5 Uji Regresi Linear Berganda

Lampiran 6 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Lampiran 7 Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 8 Surat Izin Penelitian

Lampiran 9 Surat Keterangan Selesai Penelitian

(16)

merupakan anak keempat dari 4 bersaudara, putri dari Ayahanda Drs. Umar Imam Ali Nasution dan ibunda Tima Ani Nasution. Penulis beralamat di Jln. Jalak XXII No. 539 Perumnas Mandala, Medan.

Pendidikan formal penulis dimulai dari masuk TK Aba Melati Kota Medan, pada tahun 2000 dan selesai pada tahun 2001, masuk jenjang Sekolah Dasar pada tahun 2001 dan selesai pada tahun 2007 di SDN 142557 Tanggabosi I, Kabupaten Mandailing Natal, penulis melanjutkan pendidikan di MTsN Huraba Kecamatan Siabu pada tahun 2007 dan selesai pada tahun 2010, kemudian melanjutkan pendidikan di SMAN 18 Medan pada tahun 2010 dan selesai pada tahun 2013.

Pada tahun 2013 penulis melanjutkan pendidikan S1 di Universitas Sumatera Utara, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat dan selesai pada tahun 2018.

(17)

Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double bourden), yaitu beban masalah penyakit menular dan penyakit degenaratif. Pemberantasan penyakit menular sangat sulit karena penyebarannya tidak menenal batas wilayah administrasi. Imunisasi merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya penyakit menular yang merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementrian Kesehatan sebagai salah satu bentuk nyata komitmen pemerintah untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya untuk menurunkan angka kematian pada anak (Permenkes RI, 2017).

Setiap tahun lebih dari 1,4 juta anak di dunia meninggal karena berbagai penyakit yang sebenarnya dapat dicegah dengan imunisasi. Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Beberapa penyakit menular yang termasuk ke dalam Penyakit yang dapat dicegah dengam Imunisasi (PD3I) antara lain TBC, Difteri, Tetanus, Hepatitis B, Pertusis, Campak, Polio, radang selaput otak, dan radang selaput paru-paru. Anak yang telah diberi imunisasi akan terlindungi dari berbagai penyakit berbahaya tersebut, yang dapat menimbulkan kecacatan atau kematian (Kemenkes RI, 2016).

Imunisasi yang diwajibkan sesuai PPI ada lima yaitu imunisasi Hepatitis B yang diberikan pada saat bayi berusia 0-24 jam, imunisasi BCG diberikan 1 kali pada saat bayi berusia 1 bulan, imunisasi Polio diberikan sebanyak 4 kali yaitu

(18)

pada saat bayi berusia 1,2,3, dan 4 bulan, imunisasi DPT-HB-Hib diberikan sebanyak 3 kali pada saat bayi berusia 2,3, dan 4 bulan, dan imunisasi Campak diberikan satu kali pada saat anak berusia 9 bulan. BCG, untuk mencegah penyakit TBC. DPT, untuk mencegah penyakit-penyakit diptheri, pertusis dan tetanus. Polio, untuk mencegah penyakit poliomilitis. Campak, untuk mencegah penyakit campak. Hepatitis B, untuk mencegah penyakit hepatitis (Permenkes RI, 2017).

Menurut Data Kesehatan Indonesia Tahun 2015, mencatat cakupan indikator imunisasi dasar lengkap di Indonesia sebesar 86,5%. Angka ini belum mencapai target Renstra pada tahun 2015 yang sebesar 91%. Kemudian meningkat pada tahun 2016 dengan rata-rata cakupan imunisasi dasar lengkap sebesar 91,1 % (HB 87,0%, BCG 92,7%, DPT-HB-HiB 93,0%, Polio 92,2%, dan Campak 92,5%) angka ini juga belum mencapai target Renstra pada tahun 2016 yang sebesar 95% (Kemenkes RI, 2017).

Berdasarkan data Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2015 cakupan imunisasi dasar lengkap Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2015 sebanyak 79,9% dan pada tahun 2016 yaitu dengan rata-rata cakupan sebesar 81,2 %.

(Dinkes Sumatera Utara, 2017).

Indikator lain yang diukur untuk menilai keberhasilan pelaksanaan imunisasi yaitu Universal Child Immunization (UCI) desa/kelurahan.

Desa/kelurahan UCI adalah gambaran suatu desa/kelurahan yaitu minimal 80%

bayi (0-11) yang ada di desa/kelurahan tersebut telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap (Kemenkes RI, 2016).

(19)

Menurut Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015, cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) di Indonesia meningkat dibanding tahun

2014 dan tahun 2013. Pada tahun 2013 yaitu 80.23%, tahun 2014 yaitu 81.82%

dan pada tahun 2015 sebanyak 82.30%, namun angka ini belum memenuhi target, karena target UCI desa/kelurahan tahun 2015 adalah 100%. Cakupan desa/kelurahan UCI di Sumatera Utara pada tahun 2013 yaitu 75,78%, pada tahun 2014 yaitu 78,01% pada tahun 2015 yaitu 75,39% dan pada tahun 2016 yaitu sebanyak 73,44%. Angka ini menunjukan adanya penurunan cakupan desa/kelurahan UCI yang belum mencapai target yang ditentukan.

Tingkat capaian atau cakupan imunisasi yang masih rendah sangat ditentukan oleh tugas bidan desa sebagai pelaksana program imunisasi di desa tempat tugasnya. Bidan desa adalah bidan yang ditempatkan, diwajibkan tinggal serta bertugas melayani masyarakat dalam pencapaian target derajat kesehatan di wilayah kerjanya yang meliputi satu sampai dua desa. Besarnya tanggung jawab bidan desa sebagaimana disebutkan dalam prosedur pelaksanaan imunisasi bahwa setiap bidan desa bertanggung jawab melakukan : persiapan imunisasi di desa, iventarisasi sasaran imunisasi, persiapan vaksin, peralatan dan persiapan kebutuhan imunisasi lainnya, sehingga bidan desa merupakan ujung tombak pelaksaan program imunisasi dengan meningkatkan peran serta masyarakat dalam melaksanakan pelayanan kesehatan pada bayi dan balita termasuk imunisasi.

Tercapai atau tidaknya cakupan imunisasi di suatu desa dilihat dari baik atau buruknya kinerja bidan desa tersebut (Permenkes RI, 2013).

(20)

Kinerja adalah tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan atau kegiatan selama kurun waktu tertentu. Kinerja kesehatan menjadi unsur yang sangat penting dalam upaya memelihara dan meningkatkan pembangunan nasional bidang kesehatan. Kajian tentang kinerja memberikan kejelasan bahwa beberapa faktor yang sangat menunjang bagi individu dalam mencapai prestasi kerja, seperti motivasi, imbalan, persepsi, kemampuan, keterampilan dan ketersediaan sumber daya lain yang mendukung kinerja bidan (Mangkunegara, 2014).

Dengan demikian kinerja bidan adalah sesuatu yang dicapai oleh seorang bidan dalam melaksanakan kegiatannya baik tugas pokok dan kegiatan lain-lain yang dapat mendukung keberhasilan tugas-tugasnya sesuai fungsinya. Jadi kinerja merupakan prestasi yang diperlihatkan oleh bidan tersebut serta dalam hal ini tentu menunjukkan kemampuan kerja pada bidan tersebut yang dapat dilihat dari cakupan imunisasi dasar lengkap.

Berdasarkan data Profil Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2016 cakupan imunisasi dasar di Kabupaten Mandailing Natal pada tahun 2015 yaitu sebanyak 60,9% (HB 0 42,55%, BCG 51,5%, DPT-HB-HiB 3 68,02%, Polio 4 62,4%, Campak 79,8%), kemudian mengalami penaikan pada tahun 2015 menjadi 76,8% (HB 61,07%, BCG 70,5%, DPT-HB-HiB 85,0%, Polio 80,4%, Campak 87,4%), dan pada tahun 2016 mengalami penurunan menjadi 74,8% (HB 58,85%, BCG 66,5%, DPT-HB-HiB 84,94%, Polio 82,90%, Campak 80,8%).

Puskesmas Siabu termasuk kategori imunisasi terendah dan tidak UCI di Kabupaten Mandailing Natal. Di Wilayah Kerja Puskesmas Siabu dari 625 bayi

(21)

yang lahir hidup hanya 400 bayi yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap, dengan rata-rata cakupan imunisasi dasar lengkap yaitu 64,8% (HB 52,55%, BCG 61,5%, DPT-HB-HiB 68,02%, Polio 62,4%, dan Campak 79,8%) dan jauh dari target Renstra 95%. Cakupan desa/kelurahan UCI juga belum tercapai, karena dari 18 desa Kecamatan Siabu hanya ada 3 desa/kelurahan yang sudah UCI, dengan persentase Desa UCI Puskesmas Siabu masih sebesar 16,2% dan jauh dari target Renstra (Profil Dinkes Mandailing Natal, 2017).

Puskesmas Siabu terletak di Kabupaten Mandailing Natal dan salah satu Puskesmas yang terdapat di Kecamatan Siabu selain Puskesmas Sihepeng.

Berdasarkan laporan Puskesmas Siabu terdapat 17 desa dengan 1 kelurahan dengan 38 bidan desa. Diketahui dari bayi yang lahir hidup berjumlah 615 hanya 421 bayi yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap pada tahun 2016 yaitu dengan rata-rata cakupan IDL sebanyak 68,4% (HB 56,70%, BCG 65,70%, DPT- HB-HiB 71,20%, Polio 67,55% dan Campak 82,05%). Dan dari 18 desa wilayah kerja puskesmas Siabu hanya 6 desa/kelurahan yang UCI dengan rata-rata cakupan UCI adalah sebesar 33,4% (Profil Puskesmas Siabu, 2017).

Berdasarkan survei pendahuluan, dengan mewawancarai penanggungjawab imunisasi pada bulan Agustus 2017, dalam hal ini didapat keterangan bahwa; kinerja bidan pelaksana imunisasi masih kurang.

Penanggungjawab imunisasi menilai tanggung jawab bidan pelaksana belum maksimal terhadap pelayanan imunisasi, bidan tidak mengetahui cara melakukan pendekatan dan penyuluhan tentang imunisasi kepada semua ibu yang mempunyai bayi; bidan pelaksana imunisasi yang sudah lama bekerja terlihat lebih

(22)

berpengalaman dibanding yang baru bekerja; sikap bidan seperti kelalaian dalam bertugas yang berdampak langsung pada kerja sesama bidan, misalnya keterlambatan pelaporan hasil imunisasi yang dilakukan oleh bidan pelaksana, hal ini berakibat terlambatnya tindak lanjut dalam pencapaian target cakupan imunisasi di desa.

Berdasarkan wawancara dengan beberapa bidan pelaksana pada bulan Agustus tahun 2017; (1) mereka mengatakan kurang mengetahui bagaimana melakukan penyuluhan langsung tentang imunisasi kepada semua ibu yang mempunyai bayi, dan mereka tidak mengetahui anak akan mengalami KIPI jika diimunisasi; (2) kemampuan bidan pelaksana masih kurang, bidan pelaksana tidak melakukan tindak lanjut terhadap sasaran yang tidak datang saat pelayanan imunisasi; (3) persepsi atas kesadaran dari bidan sendiri juga terlihat kurang, bidan jarang melakukan penyuluhan ke desa-desa yang berdampak akan pentingnya kesadaran masyarakat tentang imunisasi juga akan berkurang; (4) motivasi bidan pelaksana kurang dalam bekerja, diliat dari kurangnya keinginan untuk mengatasi tantangan yang timbul dalam pelaksanaan imunisasi dan juga tugas-tugas yang mereka hadapi membuat mereka tidak bersemangat lagi. Dari beberapa hal diatas sangat berpengaruh terhadap tingkat capaian atau cakupan imunisasi dasar lengkap.

Belum tercapainya target cakupan imunisasi dasar lengkap dan belum meratanya cakupan UCI di Wilayah Kerja Puskesmas Siabu Kabupaten Mandailing Natal, maka apabila hal ini berkembang jauh lebih buruk dapat mengakibatkan tingginya angka kematian bayi serta meningkatnya kejadian

(23)

penyakit PD3I di Wilayah Kerja Puskesmas Siabu. Bidan sebagai petugas imunisasi Puskesmas mempunyai peran yang sangat penting dan strategis dalam upaya pelaksanaan program imunisasi, banyak tugas yang harus dilaksanakan baik yang bersifat teknis maupun administratif.

Kinerja bidan merupakan kesuksesan bidan dalam melaksanakan pekerjaannya sebagai petugas kesehatan sesuai dengan apa yang telah diketahuinya. Salah satu perilaku yang mempengaruhi kinerja adalah pengetahuan petugas terhadap tugas pekerjaannya. Selaras penelitian Mukhlis (2006) terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kinerja vaksinasi di Kabupaten Aceh Timur.

Studi yang dilakukan Ngadarojatun dkk (2013) menunjukan bahwa terdapat hubungan antara pengetauhan, sikap, motivasi, kepemimpinan dan kompensasi terhadap kinerja petugas imunisasi di puskesmas Kabupaten Sigi.

Penelitian Hadi (2012) menyimpulkan bahwa kemampuan, masa kerja, kepemimpinan, supervisi, sarana kerja, sikap dan motivasi berpengaruh terhadap kinerja bidan desa dalam pelaksanaan program imunisasi di Kabupaten Tapanuli Selatan. Demikian juga penelitian Rosmainun (2015) menyimpulkan bahwa motivasi, kemampuan dan persepsi bidan berpengaruh terhadap pemberian imunisasi di Kota Padangsidimpuan.

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul “pengaruh karakteristik individu terhadap kinerja bidan desa dalam pencapaian cakupan imunisasi dasar lengkap di Wilayah Kerja Puskesmas Siabu Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2017”.

(24)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pertimbangan diatas sangat perlu dianalisis “Apakah ada pengaruh karakteristik individu (umur, pendidikan, pelatihan, pengetahuan, kemampuan, tempat tinggal, lama kerja, persepsi, sikap dan motivasi) terhadap kinerja bidan desa dalam pencapaian cakupan imunisasi dasar lengkap di Wilayah Kerja Puskesmas Siabu kabupaten Mandailing Natal tahun 2017?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik individu (umur, pendidikan, pelatihan, pengetahuan, kemampuan, tempat tinggal, lama kerja, persepsi, sikap dan motivasi) terhadap kinerja bidan desa dalam pencapaian cakupan imunisasi dasar lengkap di Wilayah Kerja Puskesmas Siabu kabupaten Mandailing Natal tahun 2017.

1.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh karakteristik individu (umur, pendidikan, pelatihan, pengetahuan, kemampuan, tempat tinggal, lama kerja, persepsi, sikap dan motivasi) terhadap kinerja bidan desa dalam pencapaian cakupan imunisasi dasar lengkap di Wilayah Kerja Puskesmas Siabu Kabupaten Mandailing Natal tahun 2017.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dilakukannya penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan pengembangan ilmu administrasi dan kebijakan kesehatan khususnya tentang kinerja dalam pelaksanaan program imunisasi

(25)

2. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi Puskesmas Siabu dan Dinas Kesehatan Kabupaten Mandaling Natal.

(26)

2.1.1 Pengertian Bidan dan Bidan desa

Salah satu profesi/tenaga kesehatan yang berperan penting di Indonesia adalah bidan. Bidan terutama berperan dalam upaya kesehatan ibu dan anak.

Selain ikut membantu proses persalinan, bidan juga membantu memonitor proses kehamilan, pasca persalinan, serta kondisi kesehatan bayi/anak yang dilahirkan.

Oleh karena itu kecukupan dan kompetensi bidan menjadi hal penting (Kemenkes RI, 2014). Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang telah teregistrasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (Permenkes RI, 2017).

Menurut Ikatan Bidan Indonesia (IBI) dalam Kepmenkes 369/Menkes/SKIII/2007 tentang standar profesi bidan Indonesia adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk deregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalakan praktik kebidanan.

Bidan desa adalah bidan yang ditempatkan, diwajibkan tinggal serta bertugas melayani masyarakat dalam pencapaian target derajat kesehatan di wilayah kerjanya yang meliputi satu sampai dua desa, dalam melaksanakan tugasnya bidan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Puskesmas setempat dan bekerja sama dengan perangkat desa (Permenkes RI, 2017).

(27)

2.1.2 Tugas Pokok dan Fungsi Bidan di Desa Menurut Depkes (2007) tugas pokok bidan yaitu:

a. Melaksanakan kegiatan puskesmas di wilayah kerjanya berdasarkan urutan prioritas masalah kesehatan yang dihadapi sesuai dengan kewenangan yang dimiliki dan diberikan.

b. Menggerakan dan membina masyarakat desa di wilayah kerjanya agar tumbuh kesadaran untuk berperilaku sehat.

Sedangkan Fungsi bidan adalah :

a. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di rumah-rumah, menangani persalinan, pelayanan keluarga berencana dan pengayoman medis kontrasepsi.

b. Menggerakkan dan membina peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan sesuai permasalahan di tempat.

c. Membina dan memberikan bimbingan teknis kepada kader dan dukun bayi.

d. Membina kelompok dasawisma di bidang kesehatan.

e. Membina kerja sama lintas program, lintas sektoral dan lembaga swadaya masyarakat.

f. Melakukan rujukan medis maupun rujukan kesehatan ke Puskesmas kecuali dalam keadaan darurat harus dirujukmke fasilitas lainnya.

g. Mendeteksi secara dini adanya efek samping dan komplikasi pemakaian kontrasepsi serta adanya penyakit-penyakit lain dan berusaha mengatasi sesuai dengan kemampuan.

(28)

2.1.3 Fungsi Bidan Desa dalam Program Imunisasi

Menurut Depkes RI (2009) tahap-tahap pelaksanaan program imunisasi dasar yang harus dilakukan bidan desa di wilayah kerjanya adalah sebagai berikut:

a. Persiapan

Persiapan bidan desa dalam rangka pelaksanaan program imunisasi dasar adalah:

1. Sosialisasi pentingnya imunisasi dasar

2. Penyuluhan langsung tentang imunisasi dasar kepada semua ibu yang mempunyai bayi

3. Penyuluhan lewat media seperti pemasangan spanduk dan poster di posyandu.

b. Perencanaan

Perencanaan merupakan salah satu unsur yang penting dalam pengelolaan program imunisasi. Pada dasarnya program imunisasi meliputi :

1. Menemukan target cakupan, yaitu menetapkan berapa besar cakupan imunisasi yang akan dicapai pada tahun yang direncanakan untuk mengetahui kebutuhan vaksin yang sebenarnya

2. Menghitung jumlah sasaran. Pada program imunisasi menentukan jumlah sasaran merupakan suatu unsur yang paling penting.

Menghitung jumlah sasaran bayi berdasarkan besarnya angka persentasi kelahiran bayi dari jumlah penduduk masing-masing

(29)

wilayah atau dapat berdasarkan besarnya jumlah sasaran bayi tahun lalu yang diproyeksikan untuk tahun ini.

3. Lokasi pelayanan. Lokasi pelayanan imunisasi dilakukan disemua komponen pelayanan kesehatan baik swasta maupun pemerintah.

Pelayanan bisa melalui kunjungan rumah oleh bidan di desa.

4. Menghitung kebutuhan logistik. Setelah menghitung jumlah sasaran imunisasi, menentukan target cakupan maka data-data tersebut digunakan untuk menghitung kebutuhan vaksin.

c. Prosedur Pelaksanaan Imunisasi

Setiap jenis imunisasi mempunyai ketentuan dalam hal dosis serta cara pemberian. Menurut Permenkes RI No 42 Tahun 2013 tentang imunisasi, bagi pelaksana imunisasi dijelaskan prosedur pemberian dosis imunisasi sebagai berikut :

Tabel 2.1 Prosedur Pemberian Imunisasi

Jenis Imunisasi Dosis Cara pemberian Hepatitis B 0,5 ml Suntikan intra muskuler pada paha

BCG 0,05 ml Suntikan intrakutan pada lengan kanan atas Polio 2 tetes Meneteskan ke mulut

DPT-HB-Hib 0,5 ml Suntikan intra muskuler pada paha untuk bayi, lengan kanan untuk batita

Campak 0,5 ml Suntikan subkutan pada lengan kiri atas

Program imunisasi dituntut untuk melaksanakan program secara efektif dan efisien. Agar mencapai tujuan dan target imunisasi, maka diidentifikasi strategi pelayanan sebagai berikut : peningkatan cakupan program imunisasi yang tinggi dan merata, membangun kemitraan dengan

(30)

lintas sektor, lintas program, organisasi profesi, melakukan advokasi, sosialisasi, dam pembinaan secara terus-menerus, menjaga kesinambungan program, baik perencanaan maupun anggaran, memberikan perhatian khusus untuk wilayah rawan sosial dan rawan penyakit (KLB), dan melaksanakan kesepakatan global. Pelayanan imunisasi dilaksanakan oleh tenaga professional/terlatih, pelaksanaan sesuai standar, memanfaatkan perkembangan metode dan teknologi yang lebih efektif, berkualitas dan efisien. (Permenkes RI, 2017).

d. Indikator Penilaian Program Imunisasi

Keberhasilan program imunisasi dasar diukur dari persentase cakupan masing-masingjenis imunisasi dasar dengan membandingkan jumlah yang mendapatkan imunisasi dibagi total bayi lahir x 100%. Mengacu kepada Direktorat PPM&PL, (2006) tentang modul kegiatan lima imunisasi dasar lengkap disebutkan bahwa target pencapaian imunisasi: BCG, Polio1-IV, DPTI-III, HBI-III serta Campak.

Berdasarkan uraian tentang imunisasi, maka standar kinerja petugas imunisasi dalam pelaksanaan program imunisasi meliputi: persiapan petugas, iventarisasi sasaran, persiapan vaksin, peralatan rantai vaksin, persiapan ADS, persiapan safety box, persiapan sasaran, pemberian imunisasi dan koordinasi.

Keseluruhan indikator kinerja petugas kesehatan tersebut faktor yang mempengaruhi kinerja petugas kesehatan yaitu pengetahuan dan

(31)

kemampuan melakukan persiapan petugas, iventarisasi sasaran, persiapan vaksin, persiapan sasaran serta pemberian imunisasi.

Indikator yang terkait dengan kepemimpinan, supervisi dan sarana kerja adalah ketersediaan peralatan rantai vaksin, persiapan ADS, persiapan safety box. Sedangkan indikator yang terkait dengan sikap dan motivasi petugas kesehatan adalah melakukan koordinasi.

2.2 Karakteristik Individu

Makmuri (2004) menyebutkan bahwa manusia berperilaku baik ataupun buruk ditentukan oleh 4 (empat) variabel yaitu: karakteristik biografi, kemampuan, kepribadian, dan proses belajar. Karakteristik biografik pada diri individu dapat berupa: umur, jenis kelamin, status perkawinan, jumlah anggota dalam keluarga, pendapatan dan senioritas. Pernyataan ini didukung oleh Atkinson (2006), yang menemukan bahwa faktor karakteristik manusia berupa umur dan jenis kelamin serta lama kerja mempengaruhi aktivitas kerja.

Pendapat lain yang dikemukakan Rakhmat (2004), salah satu faktor situasional yang mempengaruhi perilaku manusia adalah faktor-faktor sosial yang di dalamnya adalah karakteristik individu dalam populasi berupa usia, kecerdasan, dan karakteristik biologis. Pendapat ini didukung oleh Darma (2005), bahwa faktor-faktor karakteristik individu yang mempengaruhi kinerja meliputi: umur, jenis kelamin, pendidikan, lama kerja dan penempatan kerja.

Unsur-Unsur Karakteristik Individu meliputi : 2.2.1 Umur

Umur merupakan variabel yang digunakan sebagai ukuran mutlak indikator

(32)

fisiologis dengan kata lain penggunaan dengan umur, karena yang semakin tua mempunyai karakteristik fisiologis dengan tanggug jawab sendiri. Umumnya kinerja personel meningkat sejalan dengan peningakatan usia pekerja. Pekerja usia 20-30 tahun mempunyai motivasi kerja relatif lebih rendah dibandingkan pekerja yang lebih tua, karena pekerja lebih muda belum berpijak pada realitas, sehingga seringkali mengalami kekecewaan dalam bekerja. Hal ini menyebabkan rendahnya kinerja dan kepuasan kerja (Notoatmodjo, 2010).

2.2.2 Pendidikan

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan sprotual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasa, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidiikan menengah, pendidikan tinggi. Jenis pendidikan Bidan di Indonesia yaitu pendidikan tingkat Diploma I, pendidikan tingkat Diploma III, pendidikan tingkat D IV/Sarjana. Pendidikan berkelanjutan bagi bidan berguna dalam pemenuhan standar kemampuan bidan dalam memberikan pelayanan. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin besar pula kemampuan seseorang dan semakin mudah dalam mengembangkan diri sesuai pekerjaannya.

Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang mamin mudah orang tersebut menerima informasi, namun perlu

(33)

ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pulak. Pengetahuan seseoarang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negative. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu.

Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap obyek tersebut (Notoatmodjo, 2012).

2.2.3 Tempat Tinggal

Tempat tinggal merupakan tempat yang ditinggali seseorang atau sekelompok orang untuk melangsungkan kehidupannya atau disebut dengan rumah. Petugas kesehatan yang bertempat tinggal dirumah jabatan memiliki kinerja lebih baik bila dibandingkan dengan petugas kesehatan yang tidak bertempat tinggal dirumah dinas atau jabatan. Hal ini sangat logis karena dari fakta yang ditemukan responden yang tidak bertempat tinggal di rumah jabatan dan jaraknya jauh dari puskesmas sebagian waktu kerjanya habis tersita oleh perjalanan pulang pergi dari tempat tinggal ke puskesmas (Notoatmodjo, 2003).

2.2.4 Masa Kerja

Masa kerja adalah lama kerja karyawan dimana keryawan tersebut bekerja atau melaksanakan kegiatan dinyatakan dalam tahunan. Masa kerja seseorang akan menentukan prestasi individu yang merupakan dasar prestasi dan kinerja organisasi. Semakin lama seseorang berkerja disuatu organisasi, maka tingkat individu akan semakin meningkat yang dibuktikan dengan tingginya tingkat penjualan dan akan berdampak kepada kinerja dan keuntungan organisasi yang

(34)

menjadi lebih baik, sehingga memungkinkan untuk mendapatkan promosi atau kenaikan jabatan (Gibson et al, 2008).

Siagian (2006) mengatakan bahwa semakin banyak tenaga aktif yang meninggalkan organisasi lain mencerminkan ketidakberesan organisasi tersebut.

Lebih lanjut dikatakan bahwa semakin lama seseorang bekerja dalam suatu organisasi maka semakin tinggi motivasi kerjanya.

2.2.5 Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2010).

Pengertian yang termasuk dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan yaitu:

1. Tahu (know)

Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya dan merupakan pengetahuan yang rendah.

2. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

3. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

(35)

telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (siynthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi sebelumnya.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek atau materi.

2.2.6 Pelatihan

Menurut Gomes (2003), pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki prestasi kerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya. Idealnya, pelatihan harus dirancang untuk mewujudkan tujuan-tujuan organisasi, yang pada waktu bersamaan juga mewujudkan tujuan-tujuan para pekerja secara perorangan. Pelatihan sering dianggap sebagai aktivitas yang paling umum dan para pimpinan mendukung adanya pelatihan karena melalui pelatihan, para pekerja akan menjadi lebih terampil dan karenanya akan lebih produktif sekalipun manfaat-manfaat tersebut harus diperhitungkan dengan waktu yang tersita ketika pekerjaan sedang dilatih.

(36)

Ada beberapa alasan penting untuk mengadakan pelatihan, yaitu:

a. Karyawan yang baru direkrut sering kali belum memahami secara benar bagaimana melakukan pekerjaaan.

b. Perubahan-perubahan lingkungan kerja dan tenaga kerja. Perubahan- perubahan disini meliputi perubahan-perubahan dalam teknologi proses seperti munculnya teknologi baru atau munculnya metode kerja baru.

Perubahan tenaga kerja seperti semakin beragamnya tenaga kerja yang memiliki latar belakang keahlihan, nilai, keterampilan, sikap yang berbeda yang memerlukan pelatihan untuk menyamakan sikap dan perilaku mereka terhadap pekerjaan.

c. Meningkatkan daya saing perusahaan dan memperbaiki produktivitas.

d. Menyesuaikan dengan peraturan-peraturan yang ada, misalnya standar pelaksanaan yang dikeluarkan oleh asosiasi industry dan pemerintah, untuk menjamin kualitas produksi atau keselamatan dan kesehatan kerja.

2.2.7 Kemampuan

Kemampuan diartikan kesanggupan individu melakukan tugas secara maksimal sehingga menghasilkan hasil yang maksimal pula. Kemampuan merupakan sifat yang dimiliki oleh tenaga kesehatan yang diperolehnya dari proses pembelajaran yang memungkinkannya dapat menyelesaikan atau melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai tenaga kesehatan (Notoatmodjo, 2010).

Menurut Gibson et al. (2008) kemampuan mental sama dengan intelegensia merupakan kemampuan mengingat konfigurasi fisual, kemampuan

(37)

untuk mengutarakan dan mengkaji hipotesis, kemampuan untuk mengingat kembali dengan sempurna dan pengetahuan tentang kata-kata dan artinya.

2.2.8 `Persepsi

Persepsi didefeinisikan sebagai suatu proses dimana individu mengorganisasikan dan menginterpretasikan impresi sensorinya supaya dapat memberikan arti kepada lingungan sekitarnya, mesekipun persepsi sangat dipengaruhi oleh pengobyekan indra maka dalam proses ini dapat terjadi penyaringan kognitif atau terjadi modifikasi data. Persepsi diri dalam bekerja mempengaruhi pekerjaan tersebut memberikan tingkat kepuasan dalam dirinya (Gibson et al, 2008).

2.2.9 Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap merupakan kesediaan untuk bertindak dan bukan pelaksanaan motif tertentu. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari- hari merupakan reaski yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial (Notoatmodjo, 2010).

Sikap (attitude) adalah kesiap-siagaan mental, yang dipelajari dan diorganisasi melalui pengalaman, dan mempunyai pengaruh tertentu atas cara tanggap seseorang terhadap orang lain, obyek, dan situasi yang berhubungan dengannya (Gibson et al, 2008).

Menurut Bloom dalam Notoatmodjo (2003), sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek.

(38)

Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku.

2.2.10 Motivasi

Menurut Ilyas (2002) motivasi adalah merupakan kondisi internal, kejiwaan dan mental seseorang yang dapat mendorong perilaku kinerja individu dalam mencapai kepuasan dan mengurangi ketidakseimbangan.

Setiap orang dalam melakukan suatu tindakan tertentu pasti didorong oleh adanya motif tertentu. Motivasi biasanya timbul karena adanya kebutuhan yang belum terpenuhi, tujuan yang ingin dicapai atau adanya harapan yang diinginkan (Wibowo, 2014).

Hazberg mengembangkan teori motivasi dengan “model dua faktor” (Two Factory Theory) motivasi, teori ini dikenal dengan teori motivator – higienis.

Hacberg berpendapat bahwa ada faktor intrinsik dan factor ekstrinsik yang memengaruhi seseorang dalam bekerja. Termasuk faktor intrinsik adalah dorong berprestasi, pengenalan, kemajuan, kesempatan berkembang, dan tanggung jawab.

Yang termasuk faktor ekstrinsik adalah administrasi dan kebijakan perusahaan, kualitas pengawasan, hubungan dengan pengawasan, hubungan dengan subordinat, upah, keamanan kerja, kondisi kerja dan status (Mangkunegara, 2014).

(39)

2.3 Kinerja

2.3.1 Pengertian Kinerja

Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2014).

Kinerja adalah prestasi yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya atau pekerjaannya sesuai dengan standar dan kriteria yang ditetapkan untuk pekerjaan itu (Rivai, 2007).

Kinerja adalah perilaku seseorang yang membuahkan hasil kerja tertentu setelah memenuhi sejumlah persyaratan agar mewujudkan kinerja secara optimal.

Kinerja dapat merupakan hasil individu maupun organisasi dan tidak terbatas kepada pemangku jabatan strukturak maupun fungsional semata (Ilyas, 2002).

Sedarmayanti (2011), menyatakan bahwa kinerja adalah kelakuan atau kegiatan yang berhubungan dengan organisasi, dimana organisasi tersebut merupakan keputusan dari pimpinan. Dikatakan bahwa kinerja bukan outcome, konsekuensi atau hasil dari perilaku atau perbuatan, tetapi kinerja adalah perbuatan atau aksi itu sendiri, disamping itu kinerja adalah multidimensi sehingga untuk beberapa pekerjaan yang spesifik mempunyai beberapa bentuk komponen kinerja yang dibuat dalam batas hubungan variasi dengan variabel- variabel lain.

(40)

2.3.2 Penilaian / Evaluasi Kinerja

Evaluasi kinerja adalah proses penilaian pelaksanaan tugas (performance) seseorang atau kelompok orang atau unit-unit kerja dalam suatu perusahaan atau organisasi dengan standar kinerja atau tujuan yang ditetapkan lebih dahulu.

Evaluasi Kinerja disebut juga “performance evaluation” atau “performance appraisal” yang berasal dari kata latin “apparatiare” yang berarti memberikan

nilai atau harga. Dengan demikian evaluasi kinerja berarti memberikan nilai atas pekerjaan yang dilakukan seseorang dan untuk diberikan imbalan, kompensasi atau penghargaan. Evaluasi kinerja merupakan cara yang paling adil dalam memberikan imbalan atau penghargaan kepada pekerjaan (Mangkunegara, 2014).

Menurut Sastrohadiwiryo (2002) tujuan penilaian kinerja adalah sebagai berikut :

1. Sumber data untuk merencanakan ketenagakerjaan dan kegiatan pengembangan jaka panjang bagi perusahaan yang bersangkutan.

2. Nasihat yang perlu disampaikan kepada para tenaga kerja dalam perusahaan.

3. Alat untuk memberikan umpan balik (feed back) yang mendorong kearah kemajuan dan kemungkinan memperbaiki atau meningkatkan kualitas kerja bagi para tenaga kerja.

4. Salah satu cara untuk menetapkan kinerja yang diharapkan bagi seorang pemegang tugas dan pekerjaan.

5. Landasan atau bahan informasi dalam pengambilan keputusan pada bidang ketenagakerjaan, baik promosi, muatsai, maupun ketenagakerjaan lainnya.

(41)

2.3.3 Pengukuran Kinerja

Pengukuran terhadap kinerja perlu dilakukan untuk mengetahui apakah selama pelaksanaan kinerja sesuai dengan rencana yang telah ditentukan, atau apakah kinerja dapat dilakukan sesuai dengan jadwal yang ditentukan, atau apakah hasil kinerja telah tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Untuk melakukan pengukuran tersebut diperlukan adanya ukuran kinerja (Mangkunegara, 2014).

Indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja menurut Mangkunegara (2014) ada 4 yaitu:

1. Kualitas

Kualitas kerja adalah seberapa baik seseorang mengerjakan apa yang seharusnya di kerjakan.

2. Kuantitas

Kuantitas kerja yaitu seberapa lama seseorang bekerja dalam satu hari.

3. Pelaksanaan tugas

Pelakanaan tugas yaitu seberapa jauh seseorang mampu melakukan pekerjaan yang akurat atau tidak ada kesalahan yang dilakukan.

4. Tanggung jawab

Tanggung jawab merupakan kesadaran akan kewajiban untuk melaksanakan pekerjaan yang diberikan.

(42)

2.3.4 Faktor-faktor yang Memengaruhi Kinerja

Untuk mengetahui faktor yang memengaruhi kinerja personal, dilakukan kajian terhadap teori kinerja Gibson et al. (2008) menyatakan secara teori terdapat tiga kelompok variabel yang mempengaruhi kinerja dan perilaku yaitu : variabel individu, variabel organisasi dan variabel psikologis. Ketiga kelompok variabel tersebut memengaruhi perilaku kerja yang pada akhirnya berpengaruh terhadap kinerja personal. Perilaku yang berhubungan dengan kinerja adalah yang berkaitan dengan tugas-tugas pekerjaan yang harus diselesaikan untuk mencapai sasaran atau suatu jabatan atau tugas.

Gibson et al. (1996) menyampaikan model teori kinerja dan melakukan analisis terhadap sejumlah variabel yang memengaruhi perilaku dan kinerja yaitu:

(1) variable individu yang meliputi kemampuan dan keterampilan, fisik maupun mental, latar belakang, pengalaman dan demografi, umur dan jenis kelamin, asal- usul, dan sebagainya. Kemampuan dan keterampilan merupakan faktor utama yang mempengaruhi kinerja individu, sedangkan demografi mempunyai hubungan tidak langsung pada perilaku dan kinerja, (2) variabel organisasi, yakni sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain pekerjaan, (3) variabel psikologis, yakni persepsi, kepribadian, belajar, kepuasan kerja dan motivasi.

Persepsi, sikap, kepribadian dan belajar merupakan hal yang komplek dan sulit diukur serta kesempatan tentang pengertiannya sukar dicapai, karena seseorang individu masuk dan bergabung ke dalam suatu organisasi kerja pada usia, etnis, latar belakang, budaya dan keterampilan yang berbeda satu sama lainnya.

(43)

2.4 Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitiaan ini adalah

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian Karakteristik Individu

1. Umur 2. Pendidikan 3. Tempat Tinggal 4. Masa Kerja 5. Pelatihan 6. Pengetahuan 7. Kemampuan 8. Persepsi 9. Sikap 10. Motivasi

Kinerja Bidan Desa dalam pencapaian cakupan imunisasi

dasar lengkap

(44)

Penelitian ini merupakan penelitian survei explanatory yang bertujuan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen dengan variabel dependen melalui pengujian hipotesis, yaitu variabel independen yang berupa karakteristik individu (umur, pendidikan, tempat tinggal, lama kerja, pengetahuan, pelatihan, kemampuan, persepsi, sikap dan motivasi) dengan variabel dependen yang berupa kinerja bidan desa terhadap cakupan imunisasi dasar lengkap di wilayah kerja Puskesmas Siabu Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2017.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Mandailing Natal Kecamatan Siabu adapun pemilihan lokasi ini karena menurut survei awal masih rendahnya cakupan imunisasi dasar lengkap dan belum pernah dilakukan penelitian serupa di Puskesmas Kecamatan Siabu, dan waktu penelitian dilakukan dari bulan Juli sampai dengan selesai .

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bidan desa yang bertugas di wilayah kerja Puskesmas Siabu berjumlah 38 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan digunakan untuk penelitian.

Sampel dalam penelitian ini menggunakan Total Populasi dengan jumlah 38 orang bidan desa yang bertugas di wilayah kerja Puskesmas Siabu.

(45)

3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Wawancara

Pengumpulan data diperoleh secara langsung dari bidan desa di wilayah kerja Puskesmas Siabu melalui wawancara langsung berpedoman pada kuesioner penelitian yang telah disusun dengan mengacu topik yang diteliti.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari laporan-laporan maupun dokumen resmi lainnya terutama data di Puskesmas Siabu dan Dinas Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal yang berhubungan dengan penelitian meliputi data cakupan imunisasi dasar lengkap, jumlah bidan desa, dan jurnal atau hasil penelitian sebelumnya yang akan digunakan untuk membantu dalam melakukan analisis.

3.5 Variabel dan Definisi Operasional 3.5.1 Variabel Independen

Variabel bebas (independen) dalam penelitian ini meliputi variabel :

A. Karakteristik Individu (X1) adalah faktor internal (inter personal) pada diri bidan desa yang menggerakkan dan memengaruhi prilaku bidan desa dalam bekerja sebagai pelaksana imunisasi, meliputi:

1. Umur adalah rentang waktu yang diukur berdasarkan ulang tahun bidan desa pada saat dilakukannya penelitian.

2. Pendidikan adalah tamatan terakhir dari yang diperoleh bidan desa dari pendidikan formal yang diselesaikannya.

3. Pelatihan adalah proses penambahan ilmu dan keterampilan bidan desa melalui serangkaian kegiatan seminar, pendidikan dan pelatihan untuk

(46)

mendukung kinerjanya.

4. Pengetahuan adalah hal-hal yang diketahui bidan desa tentang materi tugas dan fungsi bidan desa yang telah diberikan oleh pimpinan dan hal lain yang diperoleh dari pendidikan formal dan informal dalam melaksanakan kegiatan imunisasi.

5. Kemampuan adalah kesanggupan bidan desa dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pelaksana imunisasi.

6. Tempat tinggal adalah domisili atau rumah yang dihuni oleh bidan desa dalam melaksanakan pekerjaannya.

7. Lama kerja adalah rentang waktu yang dihitung dari mulai seorang bidan desa mulai bekerja sebagai petugas imunisasi.

8. Persepsi adalah pengamatan atau tanggapan langsung terhadap lingkungan yang dilakukan bidan desa dalam melakukan pekerjaannya.

9. Sikap adalah tingkah laku bidan desa berupa pandangan ataupun perasaan dalam bertindak.

10. Motivasi adalah faktor pembangkit bidan desa dalam melaksanakan tugas yang menimbulkan antusias baik itu dari dalam ataupun luar.

11. Ya adalah apabila responden memilih jawaban sesuai dengan pertanyaan atau pernyataan yang diberikan.

12. Kadang-kadang adalah apabila suatu pekerjaan dari pertanyaan pernah dan tidak rutin dilakukan oleh responden.

13. Tidak adalah apabila responden memilih jawaban tidak sesuai dengan pertanyaan atau pernyataan yang diberikan.

(47)

14. Benar adalah apabila responden memilih jawaban sesuai dengan kebenaran dari jawaban pertanyaan.

15. Salah adalah apabila responden memilih jawaban tidak sesuai dengan kebenaran dari jawaban pertanyaan.

3.5.2 Variabel Dependen

Variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah : 1. Kinerja Bidan Desa

Kinerja bidan desa adalah hasil kerja yang dilakukan bidan desa sebagai pelaksana imunisasi yang dinilai dari karakter petugas.

3.6 Metode Pengukuran

3.6.1 Pengukuran Variabel bebas

Tabel 3.1 Aspek Pengukuran Variabel Independen Variabel Indikator Jumlah

Indikator

Hasil Pengukuran

Kategori Skala ukur A. Karakteristi

k Individu (X1)

1. Umur 1 a. > 39 thn

b. 29-38 thn c. 20-28 thn

Interval

2. Pendidikan 1 a. Bidan D.IV

b. Bidan D.III c. Bidan D.I

Ordinal

3. Tempat

Tinggal 1 a. Rumah Dinas

b. Rumah Sendiri c. Rumah sewa

Ordinal

4. Lama Kerja 1 a. >10 thn

b. 5-9 thn c. 1-4 thn

Interval

5. Pelatihan 5 a. Ya = 3

b. Kadang- kadang = 2 c. Tidak = 1

a. Baik (13-15) b. Sedang

(9-12) c. Kurang (5-8)

Interval

6. Pengetahuan 11 a. Benar = 2

b. Salah = 1 a. Baik (20-22) b. Sedang

(16-19) c. Kurang(11-

Interval

(48)

15)

7. Kemampuan 5 a. Ya = 3

b. Kadang- kadang = 2 c. Tidak = 1

a. Baik (13-15) b. Sedang

(9-12) c. Kurang

(5-8)

Interval

8. Persepsi 5 a. Ya = 3

b. Kadang- kadang = 2 c. Tidak = 1

a. Baik (13-15) b. Sedang

(9-12)

c. Kurang (5-8)

Interval

9. Sikap 5 a. Ya = 3

b. Kadang- kadang = 2 c. Tidak = 1

a. Baik (13-15) b. Sedang

(9-12) c. Kurang (5-8)

Interval

10. Motivasi 5 a. Ya = 3

b. Kadang- kadang = 2 c. Tidak = 1

a. Baik (13-15) b. Sedang

(9-12) c. Kurang (5-8)

Interval

3.6.2 Pengukuran Variabel Terikat

Table 3.2 Aspek Pengukuran Variabel Dependen Variabel Jumlah

Indikator

Hasil Pengukuran

Kategori Skala Ukur Kinerja Bidan

Desa (Y)

21 a. Ya = 3 b. Kadang-

kadang = 2 c. Tidak = 1

a. Baik (50-63) b. Sedang (35-49) c. Kurang (21-34)

Interval

3.7 Metode Analisis Data

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah regresi ganda dengan tipe regresi linear berganda. Uji statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda pada tingkat kepercayaan 95%.

Model regresi linear berganda sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + … bkXk

Keterangan :

Y : variabel dependen (Kinerja Bidan Desa)

(49)

a : konstanta (intersep)

b1,bk : koefisien regresi variabel independen X1 : Karakteristik Individu

(50)

4.1.1 Keadaan Geografi

Puskesmas Siabu merupakan salah satu Puskesmas yang terdapat di wilayah Kecamatan Siabu selain Puskesmas Sihepeng. Puskesmas Siabu terletak di Simpang Kantor Camat Siabu, Jalan Medan – Padang, Kelurahan Siabu, Kecamatan Siabu, Kabupaten Mandailing Natal yang memiliki 3 Puskesmas Pembantu dan 8 Polindes.

Diliat secara geografis letak wilayah kerja Puskesmas Siabu berada pada dataran rendah dan sebagian rawa, dengan luas wilayah ± 345,6km2, dengan batas wilayah kerja sebagai berikut:

- Sebelah Utara : Kabupaten Tapanuli Selatan - Sebelah Timur : Kabupaten Padang Lawas Utara - Sebelah Selatan : Kecamatan Bukit Malintang - Sebelah Barat : Kecamatan Naga Juang

Sebagai pusat pelayanan kesehatan masyarakat tingkat Kecamatan, Puskesmas Siabu mempunyai wilayah kerja terdiri atas 17 desa dan 1 kelurahan yaitu : Desa Lumban Pinasa, Bonan Dolok, Kelurahan Siabu, Simaninggir, Huraba I, Huraba II, Lumban Dolok, Aek Mual, Sinanoan, Tangga Bosi I, Tangga Bosi II, Tangga Bosi III, Tanjung Sialang, Huta Godang Muda, Muara Batang Angkola, Huta Baringin, Pintu Padang Jae dan Pintu Padang Julu.

(51)

4.1.2 Keadaan Demografi

Setiap tahun jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Siabu semakin bertambah. Pada tahun 2016 jumlah penduduk desa/kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Siabu adalah 28.977 jiwa dengan jumlah laki-laki 14.004 jiwa dan jumlah perempuan 14.972 jiwa.

Mata pencaharian penduduk adalah bertani dan berkebun, wiraswasta, PNS, ABRI. Mayotitas pencaharian penduduk adalah bertani dan berkebun.

Penduduk wilayah kerja Puskesmas Siabu berada pada tingkat sosial ekonomi menengah kebawah.

Tingkat pendidikan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Siabu sebagian besar adalah SLTP sederajat dengan persentase 55%, sedangkan yang berpendidikan tinggi (diploma/Sarjana) hanya 20%. Berdasarkan data tersebut menunjukkan tingkat pendidikan penduduk tergolong masih rendah.

4.1.3 Program Imunisasi di Puskesmas Siabu

Pencapaian program imunisasi dasar lengkap di Puskesmas Siabu Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal pada tahun 2016 adalah BCG 65,70%, HB 56,70%, DPT-HB-HiB 71,20%, Polio 67,55% dan Campak 82,05%

dengan persentase imunisasi dasar lengkapnya adalah 68,4%.

Kegiatan imunisasi rutin meliputi pemberian imunisasi untuk bayi yang berumur 0-1 tahun, imunisasi untuk wanita usia subur, ibu hamil dan anak sekolah dasar. Petugas kesehatan yang berperan dalam pelaksanaan program imunisasi pada setiap desa di wilayah kerja Puskesmas Siabu adalah bidan desa, dimana setiap desa mempunyai 2 sampai 3 bidan desa.

(52)

4.2 Deskripsi Variabel Penelitian

4.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah semua bidan desa di wilayah kerja Puskesma Siabu sebagai pelaksana imunisasi. Karakteristik responden yang diperoleh meliputi umur, pendidikan, tempat tinggal dan lama kerja sebanyak 38 orang responden. Responden berdasarkan tingkat umur, 20-28 tahun sebanyak 16 orang (42,1%), 29-38 tahun sebanyak 13 orang (34,2%) dan

>39 tahun sebanyak 9 orang (23,7%). Responden berdasarkan pendidikan terakhir, Bidan D.III sebanyak 17 orang (44,7%), D.IV sebanyak 14 orang (36,8%) dan D.I sebanyak 7 orang (18,4%). Responden berdasarkan tempat tinggal, rumah sendiri sebanyak 26 orang (68,4%), rumah sewa sebanyak 11 orang (28,9%) dan rumah dinas 1 orang (2,6%). Responden berdasarkan masa kerja, 1-4 tahun sebanyak 21 orang (55,3%), 5-9 tahun sebanyak 5 orang (13,2%) dan >10 tahun sebanyak 12 orang (31,6%). Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini :

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Umur, Pendidikan, Tempat Tinggal dan Lama Kerja Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Siabu Tahun 2017

No. Variabel Individu N %

1 Umur

20-28 tahun 16 42,1

29-38 tahun 13 34,2

>39 tahun 9 23,7

2 Pendidikan

Bidan D.I 7 18,4

Bidan D.III 17 44,7

Bidan D.IV 14 36,8

3 Tempat Tinggal

Rumah Dinas 0 0

Rumah Sendiri 27 71,1

(53)

4 Masa kerja

1-4 tahun 21 55,3

5-9 tahun 5 13,2

>10 tahun 12 31,6

4.2.2 Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Pelatihan

Pelatihan adalah proses penambahan ilmu dan keterampilan bidan desa melalui serangkaian kegiatan seminar, pendidikan dan pelatihan untuk mendukung kinerjanya sebagai pelaksana imunisasi. Hasil penelitian berdasarkan variabel pelatihan menunjukkan bahwa dari 38 responden, terdapat 18 orang (47,4%) berkategori kurang baik, 13 orang (34,2%) berkategori sedang dan 7 orang (18,4%) berkategori baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.2

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kategori Pelatihan Responden

Kategori Pelatihan n %

Baik 7 18,4

Sedang 13 34,2

Kurang 18 47,4

Total 38 100,0

4.2.3 Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Pengetahuan

Pengetahuan adalah hal-hal yang diketahui bidan desa tentang materi tugas dan fungsi bidan desa yang telah diberikan oleh pimpinan dan hal lain yang diperoleh dari pendidikan formal dan informal dalam melaksanakan kegiatan imunisasi. Hasil penelitian berdasarkan variabel pengetahuan menunjukkan bahwa dari 38 responden terdapat 18 orang (47,4%) berpengetahuan baik, 10 orang (26,3%) berpengetahuan sedang, dan 10 orang (26,3%) berpengetahuan buruk.

Untuk lebih jelasnya terlihat pada Tabel 4.3

(54)

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan Responden

Kategori Pengetahuan n %

Baik 10 26,3

Sedang 10 26,3

Kurang 18 47,4

Total 38 100,0

4.2.4 Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Kemampuan

Kemampuan adalah kesanggupan bidan desa dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pelaksana imunisasi. Hasil penelitian berdasarkan variabel kemampuan menunjukkan bahwa dari 38 responden, terdapat 15 orang (39,5%) berkategori baik, 15 orang (39,5%) berkategori kurang, dan 8 orang (21,2%) berkategori sedang. Untuk lebih jelasnya terlihat pada Tabel 4.4 sebagai berikut :

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kategori Kemampuan Responden

Kategori Kemampuan n %

Baik 15 39,5

Sedang 8 21,1

Kurang 15 39,5

Total 38 100,0

4.2.5 Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Persepsi

Persepsi adalah pengamatan atau tanggapan langsung terhadap lingkungan yang didapatkan bidan desa dalam melakukan pekerjaannya. Hasil penelitian berdasarkan variabel persepsi menunjukkan bahwa dari 38 responden, 20 orang (52,6%) berkategori kurang, 13 orang (34,2%) berkategori sedang, dan 5 orang (13,2%) berkategori baik. Untuk lebih jelasnya terlihat pada tabel 4.5 di bawah ini:

(55)

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Kategori Persepsi Responden

Kategori Persepsi n %

Baik 5 13,2

Sedang 13 34,2

Kurang 20 52,6

Total 38 100,0

4.2.6 Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Sikap

Sikap adalah tingkah laku bidan desa berupa pandangan ataupun perasaan dalam bertindak. Hasil penelitian variabel sikap menunjukkan bahwa dari 38 responden, terdapat 19 orang (50,%) berkategori kurang, 11 orang (28,9%) berkategori sedang dan 8 orang (21,1%) berkategori baik. Untuk lebih jelasnya terlihat pada tabel 4.6 di bawah ini :

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kategori Sikap Responden

Kategori Sikap n %

Baik 8 21,1

Sedang 11 28,9

Kurang 19 50,0

Total 38 100,0

4.2.7 Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Motivasi

Motivasi adalah faktor pembangkit bidan desa dalam melaksanakan tugas yang menimbulkan antusias baik itu dari dalam ataupun luar. Hasil penelitian variabel motivasi menunjukkan bahwa dari 38 responden, terdapat 16 orang (42,1%) berkategori kurang, 9 orang (23,7%) berkategori sedang dan 13 orang (34,2%) berkategori baik. Untuk lebih jelasnya terlihat pada tabel 4.7 di bawah ini:

(56)

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Kategori Motivasi Responden

Kategori Motivasi n %

Baik 13 43,2

Sedang 9 23,7

Kurang 16 42,1

Total 38 100,0

4.2.8 Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Kinerja Bidan Desa Kinerja bidan desa adalah hasil kerja yang dilakukan bidan desa sebagai pelaksana imunisasi yang dinilai dari karakter petugas. Hasil penelitian pada kinerja bidan desa sebagai pelaksana imunisasi menunjukkan bahwa dari 38 responden, terdapat 20 orang (52,6%) berkategori kurang, 9 orang (23,7%) berkategori sedang dan 9 orang (23,7%) berkategori baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut ini :

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Kategori Kinerja Bidan Desa

Kategori Motivasi n %

Baik 9 23,7

Sedang 9 23,7

Kurang 20 52,6

Total 38 100,0

4.3 Analisis Data

Metode analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji regresi linear berganda dilakukan untuk melihat variabel yang paling dominan dari beberapa variabel independen yang diduga memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Sebelum dilakukam uji regresi linear berganda terlebih dahulu dilakukan uji Normalitas dan Linearitas yang bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi variabel dependen dan variabel independen memenuhi asumsi regresi linear.

Gambar

Tabel 2.1 Prosedur Pemberian Imunisasi
Gambar 2.1 Kerangka Konsep PenelitianKarakteristik Individu1. Umur2. Pendidikan3. Tempat Tinggal4
Tabel 3.1 Aspek Pengukuran Variabel Independen Variabel Indikator Jumlah
Table 3.2 Aspek Pengukuran Variabel Dependen Variabel Jumlah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kadar CO dan SO2 di udara berdasarkan volume lalu lintas dan banyaknya pohon di Jl.. Mansyur

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan anugerahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Hubungan Jenis dan Lama

Hasil penelitian terkait pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan imunisasi di Puskesmas Tukka yaitu pencatatan sudah dilaksanakan sesuai dengan Permenkes nomor 12 tahun

Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas kasih karuniaNya penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul : &#34;Pengaruh Faktor Sosial Budaya dan Sosial

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU, PRAKTIK HIGIENE, DAN SANITASI LINGKUNGAN RUMAH DENGAN KEJADIAN TB PARU DI

Penggunaan APD adalah perilaku pekerja dalam memakai APD untuk melindungi diri dari luka/cedera atau penyakit Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan karakteristik, pengetahuan dan sikap penghuni dengan kebersihan diri di Panti UPTD Abdi Dharma Asih Kecamatan Binjai Utara

Komoditas ubi jalar orange sangat layak untuk dipertimbangkan dalam menunjang program diversifikasi pangan dalam rangka mendukung ketahanan pangan nasional berdasarkan kandungan