• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOHERENSI ANTARKALIMAT DALAM PARAGRAF RUBRIK “ARENA KECIL” MAJALAH BOBO EDISI 2005

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KOHERENSI ANTARKALIMAT DALAM PARAGRAF RUBRIK “ARENA KECIL” MAJALAH BOBO EDISI 2005"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

KOHERENSI ANTARKALIMAT

DALAM PARAGRAF RUBRIK “ARENA KECIL”

MAJALAH

BOBO

EDISI 2005

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

Program Studi Sastra Indonesia

Oleh

Yovita Erdha Treviana

NIM: 024114022

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Pikiran

adalah

awan tak

kasat mata

yang berusaha mengumpulkan

semua hasil untuk kita

Pikiran

menentukan apa yang

kita peroleh

maka

“Selalu berpikirlah positif

dan

kenyataan akan

membawamu ke arah

pikiranmu”

(nn)

Skripsi ini kupersembahkan unt uk

Keluargaku t ercint a:

Ayahanda FX. Sudiyono

,

I bunda Theresia Hart ini, dan

adikku Robert us Ega Awisaba

,

(5)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 19 Januari 2007

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Koherensi Antarkalimat dalam Paragraf Rubrik “Arena Kecil” Majalah Bobo

Edisi 2005” ini. Selain itu juga penulis tak lupa menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memperlancar proses penulisan skripsi ini:

1. Dr. I. Praptomo Baryadi, M.Hum., selaku dosen pembimbing I, atas bimbingan yang penuh kesabaran, serta dorongan semangat yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini di Universitas Sanata Dharma

2. Drs. Yoseph Yapi Taum, M.Hum., selaku dosen pembimbing II, atas bimbingan dan saran yang berharga bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini di Universitas Sanata Dharma

3. Drs. Hery Antono, M.Hum, Drs. P. Ari Subagyo, M.Hum., Drs. B. Rahmanto, M.Hum., Drs. FX. Santosa, M.S., Dra. F. Tjandrasih adji, M.Hum., S. E. Peni Adji, S.S., M.Hum., atas ilmu dalam perkuliahan yang telah diberikan kepada penulis selama menempuh kuliah di Universitas Sanata dharma

(7)

vii

5. Staf perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan pinjaman buku-buku yang diperlukan penulis

6. Ayahanda FX. Sudiyono, ibunda TH. Hartini, dan adik tercinta Robertus Ega Awisaba atas doa dan kasih sayang, serta semangat yang senantiasa diberikan kepada penulis

7. Om Bowo Pristiyanto dan bulik Cicilia Marita yang senantiasa memberi semangat dan bantuan dalam banyak hal bagi penulis

8. Heribertus Suharta, atas perhatian dan dukungan yang begitu besar dalam membantu penulis menyelesaikan skripsi ini

9. Rekan-rekan Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma angkatan 2002, 10.Teman-teman kost Pringgodani 12 Pondok Unyil yang senantiasa menjadi

tempat berkeluh kesah juga sekaligus pemberi semangat bagi penulis selama menyelesaikan skripsi ini

11.Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang turut membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Yogyakarta, 19 Januari 2007

(8)

viii

ABSTRAK

Treviana, Yovita Erdha. 2007 . “Koherensi Antarkalimat dalam Paragraf Rubrik “Arena Kecil’ Majalah Bobo Edisi 2005.” Skripsi Strata 1 (S-1).

Program Studi Sastra Indonesia, Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma.

Dalam skripsi ini dibahas tentang koherensi antarkalimat dalam paragraf rubrik “Arena Kecil” Majalah Bobo Edisi 2005. Alasan pemilihan topik tersebut adalah sebagai berikut. Pertama, sejauh pengamatan penulis belum ada penelitian yang secara khusus membahas koherensi antarkalimat pada paragraf dalam wacana anak-anak. Kedua, penulis tertarik untuk menganalisis keunikan dan kekhasan dari kalimat-kalimat yang dihasilkan anak-anak dalam membentuk paragraf. Ketiga, dengan keterbatasan kosakata yang dimiliki anak-anak, bagaimana mereka dapat menghasilkan paragraf yang apik dan koheren dengan menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah jenis koherensi apa saja yang digunakan dalam paragraf rubrik “Arena Kecil” majalah Bobo edisi 2005. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan jenis koherensi antarkalimat pada paragraf dalam wacana rubrik “Arena Kecil” majalah Bobo edisi 2005.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang mendeskripsikan objek penelitian berdasarkan fakta yang ada. Prosedur penelitiannya adalah i) tahap pengumpulan data, ii) tahap analisis data, iii) tahap penyajian hasil analisis data. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode simak. Penerapan metode simak dilakukan dengan membaca berulang-ulang paragraf dalam wacana rubrik “Arena Kecil” majalah Bobo edisi 2005. Teknik yang digunakan dalam metode pengumpulan data adalah teknik catat, yaitu dilakukan dengan mencatat data yang diperoleh dari sumber tertulis pada majalah Bobo. Teknik catat dilakukan dengan cara modern menggunakan komputer. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode agih. Metode agih adalah metode yang alat penentunya merupakan bagian dari bahasa itu sendiri. Teknik yang digunakan dalam analisis data ini adalah teknik baca markah, yaitu teknik yang dilakukan dengan melihat langsung pemarkah yang bersangkutan. Teknik baca markah digunakan untuk mengetahui langsung pemarkah jenis koherensi antarkalimat pada paragraf dalam wacana rubrik “Arena Kecil” majalah Bobo edisi 2005. Selain dengan teknik baca markah, data dalam penelitian ini dianalisis dengan teknik sisip yaitu dengan menambahkan atau menyisipkan satuan lingual baru. Teknik sisip dilakukan dengan menyisipkan konjungsi antarkalimat untuk membuktikan koherensi antarkalimat dalam paragraf tersebut. Metode yang digunakan dalam penyajian hasil analisis data adalah metode formal dan metode informal.

(9)

ix

paragraf ditemukan satu jenis koherensi, dua jenis koherensi, tiga jenis koherensi, empat jenis koherensi, lima jenis koherensi, dan enam jenis koherensi.

Satu jenis koherensi yang ditemukan dalam satu paragraf adalah koherensi (1) ‘kausalitas’, (2) ‘kemungkinan’, (3) ‘pertentangan’, (4) ‘perturutan’, (5) ‘simultan’. Dua jenis koherensi yang ditemukan dalam satu paragraf adalah (1) koherensi ‘cara’ dan ‘kausalitas’, (2) koherensi ‘kausalitas’ dan ‘ketiba-tibaan’, (3) koherensi ‘kausalitas’ dan ‘keuntungan’, (4) koherensi ‘kausalitas’ dan ‘pertentangan’, (5) koherensi ‘kausalitas’ dan ‘perturutan’, (6) koherensi ‘kausalitas’ dan ‘simultan’, (7) koherensi ‘kausalitas’ dan ‘syarat’, (8) koherensi ‘kenyataan’ dan ‘perturutan’, (9) koherensi ‘ketiba-tibaan’ dan ‘perturutan’, (10) koherensi ‘ketiba -tibaan’ dan ‘simultan’, (11) koherensi ‘pertentangan’ dan ‘perturutan’, (12) koherensi ‘pertentangan’ dan ‘simultan’, (13) koherensi ‘perturutan’ dan ‘simultan’.

Tiga jenis koherensi yang ditemukan dalam satu paragraf adalah (1) koherensi ‘aditif’, ‘kausalitas’, dan ‘simultan’, (2) koherensi ‘aditif’, ‘pertentangan’, dan ‘simultan’, (3) koherensi ‘aditif’, ‘perturutan’, dan ‘simultan’, (4) koherensi ‘kausalitas’, ‘kenyataan’, dan ‘perturutan’, (5) koherensi ‘kausalitas’, ‘ketiba-tibaan’, dan ‘perturutan’, (6) ‘kausalitas’, ‘ketiba-tibaan’, dan ‘simultan’, (7) koherensi ‘kausalitas’, ‘pertentangan’, dan ‘perturutan’, (8) koherensi ‘kausalitas’, ‘pertentangan’, dan ‘simultan’, (9) koherensi ‘kausalitas’, ‘pertentangan’, dan ‘syarat’, (10) koherensi ‘kausalitas’, ‘perturutan’, dan ‘simultan’, (11) koherensi ‘pertentangan’, ‘perturutan’, dan ‘simpulan’, (12) koherensi ‘pertentangan’, ‘perturutan’, dan ‘simultan’, (13) koherensi ‘perturutan’, ‘simpulan’, dan ‘simultan’.

Empat jenis koherensi yang ditemukan dalam satu paragraf, yaitu (1) koherensi ‘aditif’, ‘contoh’, ‘kausalitas’, ‘pertentangan’, (2) koherensi ‘aditif’, ‘kausalitas’, ‘pertentangan’, dan ‘simultan’, (3) koherensi ‘contoh’, ‘kausalitas’, ‘pertentangan’, dan ‘simultan’, (4) koherensi ‘kausalitas’, ‘kenyataan’, ‘perturutan’, dan ‘simultan’, (5) koherensi ‘kausalitas’, ‘permulaan’, ‘perturutan’, dan ‘simultan’, (6) ‘koherensi ‘kausalitas’, ‘pertentangan’, ‘perturutan’, dan ‘simultan’, (7) koherensi ‘kemungkinan’, ‘keuntungan’, ‘syarat’, dan ‘simultan.’

Lima jenis koherensi yang ditem ukan dalam satu paragraf, yaitu (1) koherensi ‘aditif’, ‘contoh’, ‘kausalitas’, ‘pertentangan’, dan ‘simultan’, (2) koherensi ‘aditif’, ‘contoh’, ‘kausalitas’, ‘perturutan’, dan ‘simultan’, (3) aditif, ‘contoh’, ‘kausalitas’, ‘simpulan’, dan ‘simultan’, (4) ‘aditif’, ‘kausalitas’, ‘kenyataan’, ‘pertentangan’, dan ‘simultan’, (5) koherensi ‘aditif’, ‘kausalitas’, ‘ketiba-tibaan’, ’perturutan’, dan ‘simultan’, (6) koherensi ‘aditif’, ‘permulaan’, ‘pertentangan’, ‘perturutan’, dan ‘simultan’, (7) koherensi ‘cara’, ketiba-tibaan’, ‘perturutan’, ‘simpulan’, dan ‘simultan’, (8) koherensi ‘kausalitas’, ‘pertentangan’, ‘perturutan’, ‘simpulan’, dan ‘simultan’.

(10)

x

ABSTRACT

Treviana, Yovita Erdha. “The coherence of sentences in paragraph of rubric “Arena Kecil” Bobo Magazine 2005 Edition.” Undergraduate Thesis.

Department of Indonesian Letter, Faculty of Letter, Sanata Dharma University. 2007 .

This thesis discussed “The coherence of sentences in paragraph of rubric “Arena Kecil” Bobo magazine 2005 edition.” The write r of this thesis interested to analyze this topic because there is not any research yet that discusses sentence in children discourse. The writer want to lesson the uniqueness of children sentences to make the paragraph. The writer want to find out how the children make a good paragraph with coherence by combining one sentence with other sentences. The problem that solved in this research is what kind of coherence is used in rubric “Arena Kecil” Bobo magazine 2005 edition. The objective of this research is to describe kind of coherence of sentences in paragraph rubric “Arena Kecil” Bobo

magazine 2005 edition.

The kind of research is descriptive research that described the object of study based on the facts. There are three strategic stages of research procedure, which are (i) collecting the data, (ii) analyzing the data, (iii) the presentation of data analysis. The collecting data is using observation method. Observation method is used by observing repeatedly the paragraph in text of rubric “Arena Kecil” Bobo magazine 2005 edition. The technique that is used is note technique, which is using the modern note technique by using the computer. The method that is used in analyzing the data is agih method. Agih method is a method that the certain equipment is the part of that language. The technique that is used in this analyzing is read the mark. That is done with see directly the mark in the text. The read the mark technique is used for knowing directly coherence mark between sentences in paragraph text of rubric “Arena Kecil” Bobo magazine 2005 edition. Except with read the mark, the data in this research is analyzed with inserted technique by add or put new lingual unity. The inserted technique is done by put the conjunction between the sentence to prove coherence between the sentence in the paragraph. The method which used in presentation of data analyze result is formal method and informal method.

From this research the writer found some kind of coherences in the paragraph of rubric “Arena Kecil” Bobo Magazine 2005 edition. In one paragraph discovered one kind of coherences, two kind of coherences, three kind of coherences, four kind of coherences, five kind of coherences, six kind of coherences.

(11)

xi

‘causalities’ and ‘conditional’ coherences, (8) ‘realities’ and ‘marker’ coherences, (9) ‘suddenly’ and ‘marker’ coherences , (10) ‘suddenly’ and ‘simultan’ coherences , (11) ‘contras’ and ‘marker’ coherences, (12) ‘contras’ and ‘simultan’ coherences , (13) ‘marker’ and ‘simultan’ coherences.

Three kind of coherences which found in one paragraph, are (1) ‘additive’, ‘causalities’, and ‘simultan’ coherences, (2) ‘additive’, ‘contrast’, and ‘simultan’ coherences, (3) ‘additive’, ‘marker’, and ‘simultan’ coherences , (4) ‘causalities’, ‘realities’, and ‘marker ’ coherences, (5) ‘causalities’ , ‘suddenly’ coherences , and ‘marker’ coherences, (6) ‘causalities’, ‘suddenly ’, and ‘simultan’ coherences , (7) ‘causalities’, ‘ contrast’, and ‘marker’ coherences , (8) ‘causalities’, ‘contrast’, and ‘simultan’ coherences , (9) ‘causalities’, ‘contrast’, and ‘conditional’ coherences, (10) ‘causalities ’, ‘marker’, and ‘simultan’ coherences, (11) ‘contrast’, ‘marker’, and ‘conclusion’ coherences , (12) ‘contrast’, ‘marker’, and ‘simultan’ coherences, (13) ‘marker’, ‘conclusion’, and ‘simultan’ coherences.

Four kind of coherences which found in one paragraph, are (1) ‘additive ’, ‘sample ’, ‘causalities’, ‘contrast’, (2) ‘additive’, ‘causalities’, ‘contrast’, and ‘simultan’ coherences, (3) ‘sample ’, ‘causalities’, ‘contrast’, and ‘simultan’ coherences, (4) ‘causalities ’, ‘realties’, ‘marker’, and ‘simultan’ coherences , (5) ‘causalities’, ‘beginning’, ‘marker’, and ‘simultan’ coherences, (6) ‘causalities’, ‘contrast’, ‘marker’, and ‘simultan’ coherences , (7) ‘possibilities’, ‘luckily’, ‘conditional’, and ‘simultan’ coherences.

Five kind of coherences which found in one paragraph, are (1) ‘additive’, ‘sample ’, ‘causalities’, ‘contrast’, and ‘simultan’ coherenc es, (2) ‘additive’, ‘sample ’, ‘causalities’, ‘marker’, and ‘simultan’ coherences, (3) additive, ‘sample ’, ‘causalities’, ‘conclusion’, and ‘simultan’ coherences, (4) ‘additive’, ‘causalities’, ‘realities’, ‘contrast’, and ‘simultan’ coherences , (5) ‘additive’, ‘causalities’, ‘suddenly’, ’marker’, and ‘simultan’ coherences, (6) ‘additive, ‘beginning’, ‘contrast’, ‘marker’, and ‘simultan’ coherences , (7) ‘way’, ‘suddenly’, ‘marker’, ‘conclusion’, dan ‘simultan’ coherences, (8) ‘causalities’, ‘contrast’, ‘marker’, ‘conclusion’, and ‘simultan’ coherences.

(12)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……… i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING……….. ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI……… iii

HALAMAN PERSEMBAHAN……… ….. iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……… ….. v

KATA PENGANTAR …….……… vi

ABSTRAK ……… viii

ABSTRACT………....……… x

DAFTAR ISI ……… xii

BAB I PENDAHULUAN……… 1

1.1 Latar Belakang……….. ………. 1

1.2 Rumusan Masalah ………. 3

1.3 Tujuan Penelitian……… 3

1.4 Manfaat Penelitian.. ……… 3

1.5 Tinjauan Pustaka ……… 3

1.6 Landasan Teori ……….. 5

1.6.1 Pengertian Wacana ………. 5

1.6.2 Pengertian Paragraf ……… 6

1.6.3 Pengertian Koherensi ………. 6

1.7 Metodologi Penelitian ………... 10

1.7.1 Jenis Penelitian……… 10

(13)

xiii

1.7.2.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data…………. 11

1.7.2.2 Metode dan Teknik Analisis Data ………. 11

1.7.2.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data ………….. 13

1.8 Sistematika Penyajian ……….. 14

BAB II JENIS KOHERENSI DALAM PARAGRAF RUBRIK “ARENA KECIL” MAJALAH BOBO EDISI 2005 ………. 15

2.1 Pengantar ………. 15

2.2 Satu Jenis Koherensi dalam Satu Paragraf ………... 17

2.2.1 Koherensi ‘Kausalitas’ ……….. 17

2.2.1.1 Koherensi ‘Kausalitas’ Berpenanda………. 17

2.2.1.2 Koherensi ‘Kausalitas’ T idak Berpenanda ……….. 18

2.2.2 Koherensi ‘Kemungkinan’………. 20

2.2.3 Koherensi ‘Pertentangan’ ………. 21

2.2.3.1 Koherensi ‘Pertentangan’ Berpenanda’……… 21

2.2.3.2 Koherensi ‘Pertentangan’ Tidak Berpenanda ……. 21

2.2.4 Koherensi ‘Perturutan’ ………. 22

2.2.4.1 Koherensi ‘Perturutan’ Berpenanda………. 22

2.2.4.2 Koherensi ‘Perturutan’ Tidak Berpenanda ……….. 22

2.2.5 Koherensi ‘Simultan’ ……… 25

2.3 Dua Jenis Koherensi dalam Satu Paragraf ………. 26

2.3.1 Koherensi ‘Cara’ dan ‘Kausalitas’ ……… 26

(14)

xiv

2.3.3 Koherensi ‘Kausalitas’ dan Keuntungan’ ………. 28

2.3.4 Koherensi ‘Kausalitas’ dan ‘Pertentangan’ ……… 28

2.3.5 Koherensi ‘Kausalitas’ dan ‘Perturutan’ ……… 30

2.3.6 Koherensi ‘Kausalitas’ dan ‘Simultan’ ……… 33

2.3.7 Koherensi ‘Kausalitas’ dan ‘Syarat’ ………. 34

2.3.8 Koherensi ‘Kenyataan’ dan ‘Perturutan’ ……….. 35

2.3.9 Koherensi ‘Ketiba-tibaan’ dan ‘Perturutan’ ……….. 35

2.3.10 Koherensi ‘Ketiba-tibaan’ dan ‘Simultan’ ………... 36

2.3.11 Koherensi ‘Pertentangan’ dan ‘Perturutan’………. 37

2.3.12 Koherensi ‘Pertentangan’ dan ‘Simultan’ ………... 38

2.3.13 Koherensi ‘Perturutan’ dan ‘Simpula n’ ……….. 39

2.4 Tiga Jenis Koherensi dalam Satu Paragraf ……… 41

2.4.1 Koherensi ‘Aditif’, ‘Kausalitas’, dan ‘Simultan’……... 41

2.4.2 Koherensi ‘Aditif’, ‘Pertentangan’, dan ‘Simultan’…….. 44

2.4.3 Koherensi ‘Aditif’, ‘Perturutan’, dan ‘Simultan’……….. 44

2.4.4 Koherensi ‘Kausalitas’, ‘Kenyataan’, dan ‘Perturutan’ … 45 2.4.5 Koherensi ‘Kausalitas’, ‘Ketiba-tibaan’, dan ‘Perturutan. 47 2.4.6 Koherensi ‘Kausalitas’, ‘Ketiba-tibaan’, dan ‘Simultan… 47 2.4.7 Koherensi ‘Kausalitas’, ‘Pertentangan’, dan ‘Perturutan.. 48

2.4.8 Koherensi ‘Kausalitas’, ‘Pertentangan’, dan ‘Simultan’ ... 49

2.4.9 Koherensi ‘Kausalitas’, ‘Pertentangan’, dan ‘Syarat’ ….. 55

(15)

xv

2.4.12 Koherensi ‘Pertentangan’, ‘Perturutan’, dan ‘Simultan’. 63 2.4.13 Koherensi ‘Perturutan’, ‘Simpulan’, dan ‘Simultan’ ….. 64 2.5 Empat Jenis Koherensi dalam Satu Paragraf ………. 65

2.5.1 Koherensi ‘Aditif’, ‘Contoh’, ‘Kausalitas’, dan

‘Pertentangan’ ……… 65 2.5.2 Koherensi ‘Aditif’, ‘Kausalitas’, ‘Pertentangan’,

dan ‘Simultan’ ………. 66 2.5.3 Koherensi ‘Contoh’, ‘Kausalitas’, ‘Pertentangan’

dan ‘Simultan’……….. 67 2.5.4 Koherensi ‘Kausalitas’, ‘Kenyataan’, ‘Perturutan’,

dan ‘Simultan’……….. 68 2.5.5 Koherensi ‘Kausalitas’, ‘Permulaan’, ‘Perturutan’,

dan ‘Simultan’……….. 71 2.5.6 Koherensi ‘Kausalitas’, ‘Pertentangan’, ‘Perturutan’,

dan ‘Simultan’ ………. 72 2.5.7 Koherensi ‘Kemungkinan’, ‘Keuntungan’, ‘Syarat’,

dan ‘Simultan’ ………... 76 2.6 Lima Jenis Koherensi dalam Satu Paragraf ……….. 77

2.6.1 Koherensi ‘Aditif’, ‘Contoh’, ‘Kausalitas, ‘Pertentangan’ dan ‘Simultan’……….. 77 2.6.2 Koherensi ‘Aditif’, ‘Contoh’, ‘Kausalitas’, ‘Perturutan’

(16)

xvi

dan ‘Simultan’ ………. 80

2.6.4 Koherensi ‘Aditif’, ‘Kausalitas’, ‘Kenyataan’, ‘Pertentangan’ dan ‘Simultan’ ………... 81

2.6.5 Koherensi ‘Aditif’, ‘Kausalitas’, ‘Ketiba -tibaan’, ‘Perturutan’, dan ‘Simultan’………. 82

2.6.6 Koherensi ‘Aditif’, ‘Permulaan’, ‘Pertentangan’, ‘Perturutan, dan ‘Simultan’ ………. 83

2.6.7 Koherensi ‘Cara’, ‘Ketiba-tibaan’, ‘Perturutan’, ‘Simpulan’, dan ‘Simultan’……….. 84

2.6.8 Koherensi ‘Kausalitas’, ‘Pertentangan’, ‘Perturutan’, ‘Simpulan’, dan ‘Simultan’………. 86

2.7 Enam Jenis Koherensi dalam Satu Paragraf ………. 87

2.7.1 Koherensi ‘Aditif’, ‘Kausalitas’, ‘Kenyataan’, ‘Pertentangan’, ‘Perturutan’, dan ‘Simultan’ ……… 87

2.7.2 Koherensi ‘Aditif’, ‘Kausalitas’, ‘Pertentangan’, ‘Perturutan’, ‘Simpulan’, dan ‘Simultan’………. 90

BAB III PENUTUP ..……… 92

3.1 Kesimpulan ……… 92

3.2 Saran ……….. 94

DAFTAR PUSTAKA……… 95

(17)

i

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

(18)

ii

Persoalan yang dibahas dalam skripsi ini adalah koherensi antarkalimat apa saja yang terdapat pada paragraf dalam wacana rubrik “Arena Kecil” pada majalah Bobo edisi tahun 2005. Berikut ini contohnya.

Pohon Berulat

1) (a) Aku suka membaca Majalah Bobo di atas pohon. (b) Penyebabnya

selain teduh, banyak angin bertiup sepoi-sepoi. (c) Tapi kali ini angin bertiup agak keras. (d) Tiba-tiba bukk…ada yang jatuh di atas kepalaku. (Majalah Bobo No.47 Tahun XXXII 3 Maret 2005) Pada contoh (1) di atas terdapat empat kalimat, yaitu kalimat (1a), (1b), (1c), dan (1d). Kalimat (1a) dan (1b) berkoherensi ‘kausalitas’ dengan munculnya penanda leksikal penyebabnya. Kemudian kalimat (1b) dan kalimat (1c) memiliki koherensi ‘pertentangan’ dengan hadirnya penanda tapi. Kalimat (1c) dan (1d) berkoherensi ‘ketiba-tibaan’ yang ditandai dengan penanda tiba-tiba.

Koherensi antarkalimat pada paragraf dalam rubrik “Arena Kecil” majalah

Bobo edisi tahun 2005 dipilih sebagai topik dalam penelitian ini didasarkan pada alasan berikut. Pertama, kalimat-kalimat yang diproduksi oleh anak-anak tentu berbeda dengan yang dihasilkan oleh orang dewasa yang sudah mengetahui tata bahasa secara mendetail. Hal ini menjadikan penulis tertarik menganalisis keunikan dan kekhasan dari kalimat-kalimat yang dihasilkan oleh anak-anak dalam membentuk paragraf. Kedua, dengan keterbatasan kosakata yang dimilikinya bagaimana anak-anak dapat menghasilkan paragraf yang apik dan koheren dengan menghubungkan kalimat yang satu dengan yang lain. Ketiga, pemilihan topik koherensi dalam wacana rubrik “Arena Kecil” menjadi topik yang menarik karena belum pernah ada yang meneliti.

(19)

iii

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, penulis merumuskan satu permasalahan pokok yaitu: Koherensi apa saja yang terdapat dalam wacana rubrik “Arena Kecil” pada Majalah Bobo edisi tahun 2005?

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan jenis koherensi antarkalimat pada paragraf dalam wacana rubrik “Arena Kecil” majalah Bobo edisi tahun 2005.

1.4Manfaat Penelitian

Hasil Penelitian ini berupa deskripsi jenis koherensi antarkalimat pada paragraf dalam wacana rubrik “Arena Kecil” majalah Bobo edisi tahun 2005. Deskripsi ini berguna untuk pengembangan analisis wacana dan psikolinguistik. Untuk pengembangan analisis wacana, deskripsi ini berguna untuk menjelaskan berbagai jenis koherensi antarkalimat, baik berpenanda maupun tidak berpenanda, dalam membangun keutuhan wacana. Untuk pengembangan psikolinguistik, penelitian ini dapat digunakan sebagai rintisan pengkajian bagaimana anak-anak belajar menyusun paragraf dengan mengembangkan kalimat-kalimat sehingga menjadi paragraf yang utuh.

1.5Tinjauan Pustaka

(20)

iv

mengenai struktur, kohesi, dan koherensinya. Agung Kusumanthara (2005) dalam skripsinya berjudul “Wacana Advertorial dalam Surat Kabar Kompas Edisi 2004” membahas wacana dari sudut pandang struktur, kohesi, dan koherensinya. Penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan, yaitu pertama peneliti menemukan berdasarkan strukturnya wacana advertorial terdiri dari lima bagian yaitu bagian rubrik bagian judul, bagian awal, bagian tubuh, bagian penutup. Kedua, peneliti menemukan bahwa untuk menyampaikan isinya kepada pembaca wacana advertorial memiliki kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Ketiga peneliti menemukan bahwa wacana advertorial juga memiliki koherensi berpenanda dan koherensi tidak berpenanda.

Agustina Ani Puspitasari (2004) dalam skripsinya berjudul “Analisis Wacana Rubrik “Psikoterapi” Surat Kabar Mingguan Minggu Pagi Edisi 2003” menganalisis wacana berdasarkan berdasarkan struktur, kohesi dan koherensi. Penelitian tersebut menghasilkan beberapa kesimpulan, yaitu pertama, wacana dapat dikelompokkan menjadi wacana lengkap dan wacana tidak lengkap. Kedua, wacana rubrik “psikoterapi” memiliki kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Ketiga, wacana rubrik “psikoterapi” memiliki koherensi berpenanda dan koherensi tidak berpenanda.

(21)

v

yaitu koherensi ‘kontras’, ‘temporal’, ‘aditif’, ‘kausalitas’, ‘kronologis’, dan koherensi ‘perangkaian’.

L.M Sri Sudarmi Purworini (1993) dalam skripsinya berjudul “Kohesi dan Koherensi Kalimat Topik Dengan Kalimat Pengembang dalam Paragraf Eksposisi Serta Argumentasi dalam Majalah Trubus dan Tiara” menemukan bahwa setelah dilakukan analisis data menunjukkan bahwa penanda kohesi sangat menentukan jenis koherensi. Kedua, deskripsi koherensi kalimat topik dan kalimat pengembang menunjukkan bahwa hubungan makna di antara keduanya sangat menentukan jenis hubungan maknanya.

Setelah meninjau beberapa kepustakaan yang ada, dapat dicatat bahwa dari penelitian- penelitian tersebut belum ada penelitian yang secara khusus membahas mengenai koherensi dalam paragraf rubrik wacana anak-anak khususnya dalam majalah Bobo. Atas dasar itulah peneliti menganalisis koherensi antarkalimat dalam paragraf rubrik “Arena Kecil” majalah Bobo selama bulan Januari sampai dengan Desember tahun 2005, dengan tujuan menemukan jenis -jenis koherensi yang terdapat dalam wacana tersebut.

1.6Landasan Teori

1.6 .1 Pengertian Wacana

(22)

vi

dalam tataran lingual, wacana merupakan tataran tertinggi. Hal ini didasarkan pada pengertian wacana menurut Kridalaksana (1993:231), yaitu wacana adalah satuan bahasa terlengkap dan dalam hierarki gramatikal merupakan tertinggi atau terbesar.

1.6 .2 Paragraf

Paragraf dapat dijelaskan sebagai bagian dari suatu karangan atau tuturan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan ide pokok sebagai pengendalinya (Ramlan, 1993:1). Dengan kata lain paragraf merupakan suatu karangan atau tuturan yang pada umumnya dibangun oleh sejumlah kalimat yang menjadi alat penyampai gagasan-gagasan atau informasi- informasi dengan ide pokok sebagai pengendalinya. Paragraf dapat juga dijelaskan sebagai alat untuk mengungkapkan jalan pikiran atau ide pokok pengarang yang di dalamnya mengandung informasi tertentu yang dituangkan dalam sejumlah kalimat hingga menjadi kesatuan tuturan yang utuh.

1.6.3 Koherensi

(23)

vii

dan Antono (1984). Jenis-jenis koherensi yang dimaksud adalah (1) ‘aditif’, (2) ‘kontras’ atau ‘pertentangan’, (3) ‘kausalitas’, (4) ‘kondisional’ atau ‘syarat’, (5) ‘instrument’ atau ‘cara’, (6) ‘konklusi’ atau ‘simpulan’ (7) ‘temporal’, (8) ‘intensitas’, (9) ‘komparatif’ (10) ‘similaritas’, (11) ‘persahihan’.

Koherensi ‘aditif’ adalah hubungan makna yang menjumlahkkan kedua hal yang dinyatakan pada kedua kalimat itu atau dengan kata lain penulis menambahkan apa yang telah dinyatakan pada kalimat sebelumnya. Konjungsi yang menyatakan koherensi ‘aditif’ antara lain dan, begitu juga, begitu pula, demikian pula, demikian juga, lagi pula, selain itu, kecuali itu, di samping itu.

Koherensi ‘kontras’ atau ‘pertentangan’ ialah hubungan makna yang mempertentangkan suatu hal, keadaan, atau perbuatan dengan hal, keadaan, atau perbuatan lain. Konjungsi yang menyatakan koherensi ‘kontras’ atau ‘pertentangan’ adalah tetapi, akan tetapi, tapi, namun, namun demikian, namun begitu, walaupun demikian, walaupun begitu, meskipun demikian, sungguhpun

demikian, sebaliknya, sedangkan, padahal.

Koherensi ‘kausalitas’ adalah hubungan makna yang apabila yang satu merupakan penyebab atau alasan bagi kalimat yang lain yang merupakan akibatnya. Beberapa konjungsi yang menyatakan koherensi ‘kausalitas’ adalah

oleh karena itu, oleh sebab itu, maka dari itu, sehingga, akibatnya, sebabnya,

karena itu, sebab itu, maka, sehubungan dengan itu.

(24)

viii

pada kalimat lain. Konjungsi yang menyatakan koherensi ‘kondisional’ atau ‘syarat’ antara lain jika demikian, jika begitu, kalau demikian, kalau begitu, jikalau demikian, jikalau begitu, apabila demikian, apabila begitu, bila demikian,

bila begitu, andaikan demikian, andaikan begitu.

Koherensi ‘instrumen’ atau ‘cara’ menyatakan bagaimana suatu perbuatan itu dilaksanakan atau bagaimana peristiwa itu terjadi. Konjungsi yang menyatakan koherensi ‘instrument’ atau ‘cara’ adalah dengan begitu, dengan demikian, dengan cara begitu, dengan cara demikian, dengan cara itu, dengan cara ini,

dengan begini, dengan hal itu, dengan hal itu, dengan hal tersebut, dengan cara

tersebut. Koherensi ‘konklusi’ adalah hubungan makna ‘kesimpulan’ antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Beberapa konjungsi yang menyatakan koherensi ‘konklusi’ ada lah jadi, jadi dengan demikian, jadi dengan begitu, pendek kata, dengan demikian, singkat kata, pendeknya, pokoknya.

Koherensi ‘temporal’ merupakan hubungan makna apabila kalimat yang satu menyatakan waktu terjadinya peristiwa atau dilaksanakannya suatu pe rbuatan tersebut pada kalimat lain. Koherensi ‘temporal’ terbagi menjadi empat macam, yaitu ‘simultan’, ‘flash-back ’, ‘permulaan’, dan ‘perturutan’. Konjungsi yang menyatakan koherensi ‘simultan’ antara lain sementara itu, waktu itu, ketika itu, bersamaan dengan itu, serentak dengan itu, sambil begitu. Konjungsi yang menyatakan koherensi ‘flash -back’ adalah sebelum itu, sebelumnya,sebelum begitu, sebelum demikian. Konjungsi yang menyatakan koherensi ‘permulaan’ adalah sejak itu, semenjak itu, sejak demikian, sejak begitu, mulai saat itu.

(25)

ix

kemudian, selanjutnya, seterusnya, akhirnya, terlebih dahulu, sesudah itu, setelah

itu, sehavis itu, sesudah demikian, sesudah begitu, setelah demik ian, setelah

begitu, seusai itu, seusai demikian.

Koherensi ‘intensitas’ menyatakan makna yang melebihi apa yang sudah dinyatakan sebelumnya. Konjungsi yang menyatakan koherensi ‘intensitas’ atau ‘lebih’ antara lain bahkan, malahan, lebih -lebih lagi, terlebih lagi, apalagi, tambahan lagi, ditambah lagi, tambahan pula, malah. Koherensi ‘kondisional’ atau ‘syarat’ menyatakan hubungan makna bahwa yang dinyatakan pada suatu kalimat menjadi syarat terlaksananya suatu perbuatan atau terjadinya suatu peristiwa yang dinyatakan pada kalimat lain. Konjungsi yang menyatakan koherensi ‘kondisional’ atau ‘syarat’ antara lain jika demikian, jika begitu, kalau demikian, kalau begitu, jikalau demikian, jikalau begitu, apabila demikian,

apabila begitu, bila demikian, bila begitu, andaikan demikian, andaikan begitu,

sekiranya demikian, sekiranya begitu. Koherensi ‘komparatif’ adalah hubungan makna ‘perbandingan’ antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Konjungsi yang menyatakan koherensi ‘komparatif’ antara lain da ripada begitu, daripada begini, daripada demikian, dibandingkan dengan hal itu.

Koherensi ‘similaritas’ merupakan koherensi yang menyatakan hubungan makna yang bersifat mirip antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Konjungsi yang menyatakan koherensi ‘similaritas’, antara lain sesuai dengan hal itu, selaras dengan hal tersebut, seiring dengan hal tersebut, sejalan dengan hal

(26)

x

menyatakan koherensi ‘persahihan’, antara lain tak pelak lagi, tak heran, memang begitulah, sudah selayaknyalah demikian.

Jenis-jenis koherensi di atas tentu belum mencukupi untuk mejelaskan jenis koherensi antarkalimat pada paragraf dalam wacana rubrik “Arena Kecil” majalah Bobo edisi tahun 2005. Dalam proses menganalisis data, ada kemungkinan ditemukan jenis koherensi baru yang belum tercakup dalam teori tersebut. Dengan demikian penelitian ini di samping menerapkan teori yang sudah ada, tetapi juga melengkapinya dengan hasil temuan yang diperoleh dari penelitian.

1.7Metodologi Penelitian

1.7 .1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang mendeskripsikan objek penelitian berdasarkan fakta yang ada (Sudaryanto, 1988: 62). Penelitian ini mendeskripsikan jenis koherensi antarkalimat pada paragraf dalam rubrik “Arena Kecil” majalah Bobo edisi tahun 2005. Deskripsi hal-hal tersebut dilakukan berdasarkan data yang ada, yang selanjutnya ditafsirkan oleh peneliti berdasarkan jenis -jenisnya.

1.7.2 Prosedur Penelitian

(27)

xi

dilakukan dengan metode tertentu sehingga ada metode yang digunakan untuk mengumpulkan data, menganalisis data, dan menyajikan hasil analisis data.

1.7.2.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Objek dalam penelitian ini adalah koherensi antar kalimat dalam paragraf. Objek ini berada dalam data yang berupa paragraf pada rubrik “Arena Kecil”. Data diperoleh dari sumber tertulis, yaitu majalah Bobo selama bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun 2005. Majalah Bobo merupakan majalah yang terbit mingguan setiap hari Jumat sejak tahun 1973.

Pada awal penelitian, peneliti mencari dan mengumpulkan wacana rubrik “Arena Kecil” pada majalah Bobo selama bulan Januari sampai Desember 2005. Peneliti kemudian mengumpulkan paragraf wacana tersebut dengan metode simak. Penerapan metode simak dilakukan dengan menyimak berulang-ulang paragraf wacana rubrik “Arena Kecil” pada majalah Bobo selama bulan Januari sampai Desember tahun 2005. Setelah data da lam wacana rubrik “Arena Kecil” tersebut disimak, kemudian dikelompokkan berdasarkan jenis koherensi antarkalimat yang terdapat dalam setiap paragraf. Selanjutnya penerapan metode simak dilakukan dengan teknik catat, yaitu dengan teknik catat modern dengan menggunakan komputer.

1.7.2.2Metode dan Teknik Analisis Data

(28)

xii

sendiri (Sudaryanto, 1993: 15). Teknik yang digunakan dalam metode ini adalah teknik baca markah yaitu teknik yang menggunakan kejatian satuan lingual atau identitas konstituen tertentu. Teknik baca markah dilakukan dengan melihat langsung pemarkah yang bersangkutan. Teknik baca markah digunakan untuk mengetahui langsung pemarkah jenis koherensi antarkalimat pada paragraf wacana “Arena Kecil” majalah Bobo. Berikut contohnya.

Sendok

2) (a) Seusai mengikuti jam pelajaran ketiga, kami menikmati masa istirahat pelajaran yang pertama. (b) Ketika itu temanku menutup pintu kelas dengan kerasnya. (c) Akibatnya pintu kelas kami tidak bisa dibuka.

(Majalah Bobo No.50 Tahun XXXII 24 Maret 2005) Melaui teknik baca markah kita dapat melihat langsung pemarkah berupa konjungsi yang ada pada paragraf dua tersebut. Dengan mengetahui pemarkah berupa konjungsi tersebut maka kita dapat menentukan jenis koherensi yang terdapat dalam paragraf tersebut. Pada contoh dua di atas terdiri dari dari tiga kalimat, yaitu kalimat (2a), (2b), dan (2c). Pada paragraf tersebut kalimat (2a) berkoherensi ‘simultan’ dengan kalimat (2b) dengan adanya konjungsi ketika itu. Kalimat (2b) terlihat berkoherensi ‘kausalitas’ dengan kalimat (2c) dengan adanya konjungsi akibatnya.

(29)

xiii

Sepatu tertukar

3) (a) Setiap hari minggu, ayahku membersihkan dua pasang sepatunya. (b) Kebetulan, hari itu ayah akan pergi memancing. (c) Ia memerintahkan untuk mengangkat sepatu yang dicucinya sore harinya.

(Majalah Bobo No.52 Tahun XXXII 7 April 2005) Pada contoh (3) di atas terdapat tiga kalimat, yaitu kalimat (3a), (3b), dan (3c). Kalimat (3a) terlihat berkoherensi ‘pertentangan’ dengan kalimat (3b). Koherensi ini dapat dibuktikan dengan penyisipan konjungsi tapi di antara kalimat (3a) dan (3b). Pada kalimat (3b) dan (3c) juga dibuktikan dengan menyisipkan konjungsi oleh karena itu yang menandakan koherensi ‘kausalitas’. Berikut ini pembuktiannya.

Sepatu tertukar

(3i) (a) Setiap hari minggu, ayahku membersihkan dua pasang sepatunya. (b) Tapi kebetulan, hari itu ayah akan pergi memancing. (c) Oleh karena itu ia memerintahkan untuk mengangkat sepatu yang dicucinya sore harinya.

(Majalah Bobo No.52 Tahun XXXII 7 April 2005) Dari contoh paragraf tiga di atas dapat terlihat bahwa koherensi antarkalimat dalam paragraf tersebut adalah koherensi ‘pertentangan’ dan ‘kausalitas’.

1.7.2.3Metode Penyajian Hasil Analisis Data

(30)

xiv

1.8Sistematika Penyaji an

(31)

xv

BAB II

JENIS KOHERENSI ANTARKALIMAT DALAM PARAGRAF

RUBRIK “ARENA KECIL” MAJALAH

BOBO

EDISI 2005

2.1 Pengantar

Bab II ini membahas jenis-jenis koherensi antarkalimat pada paragraf rubrik “Arena Kecil” majalah Bobo edisi tahun 2005. Adapun jenis-jenis koherensi hasil temuan penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.1.1

Satu Jenis Koherensi dalam Satu Paragraf

No Jenis koherensi dalam Paragraf Jumlah Paragraf

1 Kausalitas 7 paragraf

2 Kemungkinan 1 paragraf

3 Pertentangan 2 paragraf

4 Perturutan 6 paragraf

5 Simultan 1 paragraf

Jumlah Total 17 paragraf

Tabel 2.1.2

Dua Jenis Koherensi dalam Satu Paragraf

N o Jenis koherensi dalam Paragraf Jumlah Paragraf

1 Cara, Kausalitas 2 paragraf

2 Kausalitas, Ketiba-tibaan 1 paragraf 3 Kausalitas, Keuntungan 1 paragraf 4 Kausalitas, Pertentangan 2 paragraf 5 Kausalitas, Perturutan 5 paragraf 6 Kausalitas, Simultan 2 paragraf 7 Kausalitas, Syarat 1 paragraf 8 Kenyataan, Perturutan 1 paragraf 9 Ketiba-tibaan, Perturutan 1 paragraf 10 Ketiba-tibaan, Simultan 1 paragraf 11 Pertentangan, Perturutan 2 paragraf 12 Pertentangan, Simultan 1 paragraf 13 Perturutan, Simultan 3 paragraf

(32)

xvi

Tabel 2.1.3

Tiga Jenis Koherensi dalam Satu Paragraf

No Jenis koherensi dalam Paragraf Jumlah Paragraf

1 Aditif, Kausalitas, Simultan 3 paragraf 2 Aditif, Pertentangan, Simultan 1 paragraf 3 Aditif, Perturutan, Simultan 1 paragraf 4 Kausalitas, Kenyataan, Perturutan 2 paragraf 5 Kausalitas, Ketiba-tibaan, Perturutan 1 paragraf 6 Kausalitas, Ketiba-tibaan, Simultan 1 paragraf 7 Kausalitas, Pertentangan, Perturutan 2 paragraf 8 Kausalitas, Pertentangan, Simultan 6 paragraf 9 Kausalitas, Pertentangan, Syarat 1 paragraf 10 Kausalitas, Perturutan, Simultan 8 paragraf 11 Pertentangan, Perturutan, Simpulan 1 paragraf 12 Pertenta ngan, Perturutan, Simultan 2 paragraf 13 Perturutan, Simpulan, Simultan 1 paragraf

Jumlah Total 30 paragraf

Tabel 2.1.4

Empat Jenis Koherensi dalam Satu Paragraf

N o Jenis koherensi dalam Paragraf Jumlah Paragraf

1 Aditif, Contoh, Kausalitas, Pertentangan 1 paragraf 2 Aditif, Kausalitas, Pertentangan, Simultan 1 paragraf 3 Contoh, Kausalitas, Pertentangan, Simultan 1 paragraf 4 Kausalitas, Kenyataan, Perturutan, Simultan 2 paragraf 5 Kausalitas, Permulaan, Perturutan, Simultan 1 paragraf 6 Kausalitas, Pertentangan, Perturutan, Simultan 4 paragraf 7 Kemungkinan, Keuntungan, Syarat, Simultan 1 paragraf

Jumlah Total 11 paragraf

Tabel 2.1.5

Lima Jenis Koherensi dalam Satu Paragraf

No Jenis koherensi dalam Paragraf Jumlah Paragraf

1 Aditif, Contoh, Kausalitas, Pertentangan, Simultan 1 paragraf 2 Aditif, Contoh, Kausalitas, Perturutan, Simultan 1 paragraf 3 Aditif, Contoh, Kausalitas, Simpulan ,Simultan 1 paragraf 4 Aditif, Kausalitas, Kenyataan, Pertentangan, Simultan 1 paragraf 5 Aditif, Kausalitas, Ketiba-tibaan, Perturutan, Simultan 1 paragraf 6 Aditif, Permulaan, Pertentangan, Perturutan, Simultan 1 paragraf 7 Cara, Ketiba-tibaan, Perturutan, Simpulan, Simultan 1 paragraf 8 Kausalitas, Pertentangan, Perturutan, Simpulan, Simultan 1 paragraf

(33)

xvii

Tabel 2.1.6

Enam Jenis Koherensi dalam Satu Paragraf

N o Jenis koherensi dalam Paragraf

Jumlah Paragraf

1 Aditif, Kausalitas, Kenyataan, Pertentangan, Perturutan, Simultan 2 paragraf 2 Aditif, Kausalitas, Pertentangan, Perturutan, Simpulan, Simultan 1 paragraf

Jumlah Total 3 paragraf

2.2 Satu Jenis Koherensi dalam Satu Paragraf

Dari hasil pengumpulan data ditemukan paragraf-paragraf yang mengandung satu jenis koherensi. Jenis- jenis koherensi yang dimaksud, antara lain 1) koherensi ‘kausalitas’, 2) koherensi ‘kemungkinan’, 3) ‘pertentangan’, 4) koherensi ‘perturutan’, dan 5) koherensi ‘simultan.’ Berikut ini akan diuraikan satu jenis koherensi dalam satu paragraf.

2.2.1 Koherensi ‘Kausalitas’

Koherensi ‘kausalitas’ dapat dibedakan menjadi koherensi ‘kausalitas’ berpenanda dan koherensi ‘kausalitas’ tidak berpenanda. Berikut ini uraian mengenai koherensi ‘kausalitas’ berpenanda dan koherensi ‘kausalitas’ tidak berpenanda.

2.2.1.1 Koherensi ‘Kausalitas ’ Berpenanda

Koherensi ‘kausalitas’ berpenanda ditemukan dalam paragraf berikut.

Ayamku

(4) (a) Ketika memandikan ayamku yang masih berumur 1-2 bulan, kami mengguyurnya dengan air terlalu banyak. (b) Akibatnya, esok paginya ayam kecilku sakit.

(34)

xviii

2.2.1.2 Koherensi ‘Kausalitas ’ Tidak Berpenanda

Koherensi ‘kausalitas’ tidak berpenanda ditemukan dalam paragraf berikut.

Timezone

(5) (a) Kami mendapatkan tiket bonus sebanyak 90 buah. (b) Kami senang sekali, terlebih lagi, setelah mendapat bonus berupa jam.

(Majalah Bobo No.49 Tahun XXXII 17 Maret 2005) Paragraf (5) terdiri dari dua kalimat, yaitu (5a) dan (5b). Pada kalimat (5a) terlihat berkoherensi ‘kausalitas’ dengan kalimat (5b). Koherensi ini dapat dibuktikan dengan penyisipan konjungsi oleh karena itu di antara kalimat (5a) dan (5b). Berikut ini pembuktiannya.

Timezone

(5i) (a) Kami mendapatkan tiket bonus sebanyak 90 buah. (b) Oleh kerena itu kami senang sekali, terlebih lagi, setelah mendapat bonus berupa jam.

(Majalah Bobo No.49 Tahun XXXII 17 Maret 2005)

Pindah Sekolah

(6) (a) Orangtuaku pindah ke BTN Kotaraja. (b) Akibatnya aku harus pindah sekolah dari SDN Inpres Kotaraja. (c) Aku merasa sedih pindah dari SDN Hamadi karena aku sudah mempunyai banyak teman.

(Majalah Bobo No.14 Tahun XXXII 27 Oktober 2005) Paragraf (6) terdiri dari tiga kalimat, yaitu kalimat (6a), (6b), dan (6c). Kalimat (6a) dan (6b) berkoherensi ‘kausalitas’ dengan ditandai konjungsi

akibatnya. Kalimat (6b) dan (6c) berkoherensi ‘perturutan’. Hal ini dapat dibuktikan dengan menyisipkan konjungsi oleh karena itu di antara kedua kalimat tersubut. Berikut ini pembuktiannya.

Pindah Sekolah

(35)

xix

(Majalah Bobo No.14 Tahun XXXII 27 Oktober 2005)

Induk Ayam Berkelahi

(7) (a) Aku memisahkan kedua induk ayam itu dan menggiring induk ayam beserta anak-anaknya jauh-jauh, supaya tidak berkelahi lagi. (b) Aku senang bisa melerai kedua ayam itu tapi aku lebih senang jika ayam-ayam itu tidak pernah berkelahi lagi.

(Majalah Bobo No.36 Tahun XXXII 15 Desember 2005) Paragraf (7) terdiri dari dua kalimat, yaitu (7a) dan (7b). Kalimat (7a) terlihat berkoherensi ‘kausalitas’ dengan kalimat (7b). Pembuktiannya dapat dilihat dengan cara menyisipkan konjungsi oleh karena itu di antara kedua kalimat tersebut. Berikut kita lihat pembuktiannya.

Induk Ayam Berkelahi

(7i) (a) Aku memisahkan kedua induk ayam itu dan menggiring induk ayam beserta anak-anaknya jauh-jauh, supaya tidak berkelahi lagi. (b)

Oleh karena itu aku senang bisa melerai kedua ayam itu tapi aku lebih senang jika ayam-ayam itu tidak pernah berkelahi lagi.

(Majalah Bobo No.36 Tahun XXXII 15 Desember 2005)

Gara-gara ikan

(8) (a) Keluarga teman embahku tertawa. (b) Aduh malunya.

(Majalah Bobo No.16 Tahun XXXII 28 Juli 2005) Paragraf (8) terdapat dua kalimat, yaitu kalimat (8a) dan kalimat (8b). Kalimat (8a) dan (8b) berkoherensi ‘kausalitas’ dengan menghadirkan konjungsi karena itu. Berikut kita lihat pembuktiannya.

Gara-gara ikan

(8i) (a) Keluarga teman embahku tertawa. (b) Karena itu aduh malunya. (Majalah Bobo No.16 Tahun XXXII 28 Juli 2005)

Ulang Tahunku

(9) (a) Wow, ulang tahunku yang ke-9 kali ini sungguh berkesan. (b) Terima kasih semuanya.

(36)

xx

Paragraf (9) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (9a) dan kalimat (9b). Kalimat (9a) dan (9b) berkoherensi ‘kausalitas’. Hal itu dapat dibuktikan dengan menyisipkan konjungsi oleh karena itu. Pembuktiannya dalam paragraf berikut.

Ulang Tahunku

(9i) (a) Wow, ulang tahunku yang ke -9 kali ini sungguh berkesan. (b)

Oleh karena itu terima kasih semuanya.

(Majalah Bobo No.22 Tahun XXXII 08 September 2005)

Bertakbiran dengan Drum

(10) (a) Aku bertakbir dari jam 19.00 sampai 21.30. (b) Begitu sampai di rumah, aku langsung tidur karena kecapekan.

(Majalah Bobo No.42 Tahun XXXII 27 Januari 2005) Paragraf (10) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat (10a) dan (10b). Kalimat (10a) berkoherensi ‘kausalitas’ dengan kalimat (10b). Koherensi tersebut dapat ditunjukkan dengan penyisipan konjungsi oleh karena itu. Pembuktiannya dalam paragraf berikut.

Bertakbiran dengan Drum

(10i) (a) Aku bertakbir dari jam 19.00 sampai 21.30. (b) Oleh karena itu

begitu sampai di rumah, aku langsung tidur karena kecapekan. (Majalah Bobo No.42 Tahun XXXII 27 Januari 2005)

2.2.2 Koherensi ‘Kemungkinan’

Koherensi ‘kemungkinan’ ditemukan dalam paragraf berikut ini.

Dikira Guling

(11) (a) Setelah kuperiksa ternyata Khalid yang memeluk kakiku. (b) Mungkin

ia mengira kakiku yang besar ini guling.

(Majalah Bobo No.47 Tahun XXXII 03 Maret 2005) Paragraf (11) terdapat dua kalimat, yaitu kalimat (11a), dan (11b). Kalimat (11a) dan (11b) berkoherensi ‘kemungkinan’ yang ditandai oleh kata keterangan

(37)

xxi

2.2.3 Koherensi ‘Pertentangan’

Dari hasil penelitian ditemukan paragraf yang mengandung koherensi ‘pertentangan’. Koherensi ‘pertentangan’ dibedakan menjadi koherensi ‘pertentangan’ berpenanda dan koherensi ‘pertentangan’ tidak berpenanda. Untuk lebih jelasnya kita lihat paragraf berikut.

2.2.3.1 Koherensi ‘Pertentangan’ Berpenanda

Koherensi ‘pertentangan’ berpenanda ditemukan dalam paragraf berikut.

Belajar Berenang

(12) (a) Kuakui kalau aku belum mahir berenang. (b) Tapi dengan rajinnya aku berenang, aku yakin suatu saat nanti akan mahir berenang.

(Majalah Bobo No.02 Tahun XXXII 21 April 2005) Paragraf (12) terdapat dua kalimat, yaitu kalimat (12a), dan (12b). Pada contoh tersebut tampak bahwa kalimat (12a) dan (12b) berkoherensi ‘pertentangan’ yang ditandai dengan konju ngsi tapi.

2.2.3.2 Koherensi ‘Pertentangan’ Tidak Berpenanda

Koherensi ‘pertentangan’ tidak berpenanda ditemukan dalam paragraf berikut.

Rumah Paman

(13) (a) Esok harinya, saya kembali ke kota dengan Paman. (b) Dalam benak saya, sebenarnya tidak ingin pulang ke kota. (c) Tetapi, karena saya harus sekolah, saya pun harus kembali ke kota.

(38)

xxii

Rumah Paman

(13i) (a) Esok harinya, saya kembali ke kota dengan Paman. (b) Padahal

dalam benak saya, sebenarnya tidak ingin pulang ke kota. (c) Tetapi, karena saya harus sekolah, saya pun harus kembali ke kota.

(Majalah Bobo No.08 Tahun XXXII 02 Juni 2005)

2.2.4 Koherensi ‘Perturutan’

Dari hasil penelitian ditemukan paragraf yang menyatakan koherensi ‘perturutan’. Koherensi ‘perturutan’ dibedakan menjadi koherensi ‘perturutan’ berpenanda dan koherensi ‘perturutan’ tidak berpenanda.

2.2.4.1 Koherensi ‘Perturutan’ Berpenanda

Koherensi ‘perturutan’ berpenanda ditemukan dalam paragraf ber ikut.

Lomba Kidung Bali

(14) (a) Kami bersepuluh ikut kategori koor anak-anak. (b) Mulanya kami tidak yakin akan menjadi juara, karena teman saya sempat melakukan kesalahan. (c) Akhirnya di ujung acara kami dinyatakan juara 2.

(Majalah Bobo No.19 Tahun XXXIII 18 Agustus 2005) Paragraf (14) terdiri dari tiga kalimat, yaitu kalimat (14a), (14b), dan kalimat (14c). Kalimat (14a) dan (14b) terlihat berkoherensi ‘perturutan’ dengan adanya penanda mulanya. Kalimat (14b) dan (14c) berkoherensi ‘perturutan’ dengan ada nya penanda akhirnya.

2.2.4.2 Koherensi ‘Perturutan’ Tidak Berpenanda

Paragraf yang mengandung koherensi ‘perturutan’ tidak berpenanda ditemukan dalam paragraf berikut.

Selamat Jalan

(15) (a) Hari Senin, tanggal 31 Januari 2005, kami semua melakukan upacara sekaligus perpisahan dengan ibu guru yang kami cintai, Bu Eka dan Bu Eni. (b) Setelah upacara selesai, Bapak Kepala Sekolah memberi tahu bahwa ibu guru kami diterima menjadi CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil).

(39)

xxiii

Paragraf (15) terdiri dari dua kalimat, yaitu (15a) dan (15b). Kalimat (15a) terlihat berkoherensi ‘perturutan’ dengan kalimat (15b). Hal itu dapat dibuktikan dengan menyisipkan konjungsi kemudian. Berikut pembuktiannya.

Selamat Jalan

(15i) (a) Hari Senin, tanggal 31 Januari 2005, kami semua melakukan upacara sekaligus perpisahan dengan ibu guru yang kami cintai, Bu Eka dan Bu Eni. (b) Kemudian setelah upacara selesai, Bapak Kepala Sekolah memberi tahu bahwa ibu guru kami diterima menjadi CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil).

(Majalah Bobo No.04 Tahun XXXII 05 Mei 2005)

Pak Beli…

(16) (a) Sambil berlari keluar, tiba-tiba adikku berteriak, “Bang belii….” (b) Kami pun tertawa melihatnya.

(Majalah Bobo No.46 Tahun XXXII 24 Februari 2005) Paragraf (16) terdiri dari dua kalimat, yaitu (16a) dan (16b). Pada kalimat (16a) terlihat berkoherensi ‘perturutan’ dengan kalimat (16b) dengan menghadirkan konjungsi kemudian melalui teknik sisip. Berikut pembuktiannya.

Pak Beli…

(16i) (a) Sambil berlari keluar, tiba-tiba adikku berteriak, “Bang belii….” (b) Kemudian kami pun tertawa melihatnya.

(Majalah Bobo No.46 Tahun XXXII 24 Februari 2005)

Ayamku

(17) (a) Suatu hari aku dan temanku iseng bermain ayam. (b) Kami mengejar dan menangkapnya. (c) Setelah di tangkap, ayamku kuberi minum dan kumandikan dengan air.

(40)

xxiv

akhirnya yang menandakan koherensi ‘simpulan’. Seperti terlihat pada paragraf berikut.

Ayamku

(17i) (a) Suatu hari aku dan temanku iseng bermain ayam. (b) Lalu kami mengejar dan menangkapnya. (c) Akhirnya setelah ditangkap, ayamku kuberi minum dan kumandikan dengan air.

(Majalah Bobo No.17 Tahun XXXII 4 Agustus 2005)

Ke Kampung Papa

(18) (a) Dari kotabumi naik mobil ke bakauheni. (b) Kemudian naik kapal feri, turun di Merak. (c) Selanjutnya naik mobil ke pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. (d) Selama dua hari dua malam di atas kapal laut,baru saya sampai di Pelabuhan Soekarno Hatta Makasar.

(Majalah Bobo No.04 Tahun XXXII 5 Mei 2005)

Paragraf (18) terdiri dari empat kalimat, yaitu kalimat (18a), (18b), (18c), dan (18d). Pada paragraf tersebut kalimat (18a) dan (18b) menyatakan koherensi ‘perturutan’ dengan ditandai konjungsi kemudian. Kalimat (18b) dan (18c) menyatakan koherensi ‘perturutan’ dengan hadirnya konjungsi selanjutnya. Kalimat (18c) dan (18d) memiliki koherensi ‘perturutan’ dengan menghadirkan konjungsi setelah itu.

Ke Kampung Papa

(18i) (a) Dari kotabumi naik mobil ke bakauheni. (b) Kemudian naik kapal feri, turun di Merak. (c) Selanjutnya naik mobil ke pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. (d) Setelah itu selama dua hari dua malam di atas kapal laut, baru saya sampai di Pelabuhan Soekarno Hatta Makasar.

(Majalah Bobo No.04 Tahun XXXII 5 Mei 2005)

Liburan sekolah

(19) (a) Liburan sekolah yang lalu kami sekeluarga pergi ke Klaten. (b) Ketika sampai di Klaten kami beristirahat. (c) Keesokan harinya kami pergi ke Jimbung. (d) Di sana kami memancing dan makan.

(41)

xxv

Paragraf (19) terdiri dari empat kalimat, yaitu kalimat (19a), (19b), (19c), dan (19d). Pada paragraf tersebut kalimat (19a) dan (19b) berkoherensi ‘perturutan’. Koherensi ini dapat dibuktikan dengan menyisipkan konjungsi lalu. Pada kalimat (19b) dan (19c) menyatakan koherensi ‘perturutan’ dengan hadirnya konjungsi

kemudian. Kalimat (19c) dan (19d) berkoherensi ‘perturutan’. Koherensi ini dapat dibuktikan dengan penyisipan konjungsi setelah itu. Pembuktiannya ada pada paragraf berikut.

Liburan sekolah

(19i) (a) Liburan sekolah ya ng lalu kami sekeluarga pergi ke Klaten. (b)

Lalu ketika sampai di Klaten kami beristirahat. (c) Kemudian

keesokan harinya kami pergi ke Jimbung. (d) Setelah itu di sana kami memancing dan makan.

(Majalah Bobo No.35 Tahun XXXII 8 November 2005)

2.2.5 Koherensi ‘Simultan’

Koherensi ‘simultan’ ditemukan dalam paragraf berikut.

Rumah Nenek

(20) (a) Pada liburan yang lalu, aku ke rumah nenek di Jakarta. (b) Aku di sana berjalan-jalan bersama nenek, kakek, ayah, ibu, dan kakakku. (c) Kami ke Taman Mini Indonesia Indah, yaitu Museum Air Tawar yang ikannya bagus-bagus.

(42)

xxvi

Rumah Nenek

(20i) (a) Pada liburan yang lalu, aku ke rumah nenek di Jakarta. (b) Waktu itu aku di sana berjalan-jalan bersama nenek, kakek, ayah, ibu, dan kakakku. (c) Bersamaan dengan itu kami ke Taman Mini Indonesia Indah, yaitu Museum Air Tawar yang ikannya bagus -bagus.

(Majalah Bobo No.06 Tahun XXXIII 19 Mei 2005)

2.3 Dua Jenis Koherensi dalam Satu Paragraf

Paragraf-paragraf yang menyatakan dua jenis koherensi ditemukan dalam beberapa jenis. Jenis koherensi yang dimaksud adalah koherensi (1) koherensi ‘cara’ dan ‘kausalitas’, (2) koherensi ‘kausalitas’ dan ‘ketiba-tibaan’, (3) koherensi ‘kausalitas’ dan ‘keuntungan’, (4) koherensi ‘kausalitas’ dan ‘pertentangan’, (5) koherensi ‘kausalitas’ dan ‘perturutan’, (6) koherensi ‘kausalitas’ dan ‘simultan’, (7) koherensi ‘kaus alitas’ dan ‘syarat’, (8) koherensi ‘kenyataan’ dan ‘perturutan’, (9) koherensi ‘ketiba-tibaan’ dan ‘perturutan’, (10) koherensi ‘ketiba -tibaan’ dan ‘simultan’, (11) koherensi ‘pertentangan’ dan ‘perturutan’, (12) koherensi ‘pertentangan’ dan ‘simultan’, (13) koherensi ‘perturutan’ dan ‘simultan.’

2.3.1 Koherensi ‘Cara’ dan ‘Kausalitas’

Dari hasil penelitian ditemukan paragraf yang berkoherensi ‘cara’ dan ‘kausalitas’ sebagai berikut.

Pengalaman Paling Indah

(21) (a) Ternyata temanku, Leni, mendapat rangking 3, Rahma rangking 2, dan aku rangking 1. (b) Aku telah meringankan beban orangtuaku. (c) Soalnya

anak yang rangking 1 di sekolahku mendapat beasiswa selama satu semester.

(43)

xxvii

konjungsi dengan demikian. Kalimat (21b) dan (21c) menyatakan koherensi ‘kausalitas’ dengan ditunjukkan pananda leksikal soalnya. Berikut pembuktiannya.

Pengalaman Paling Indah

(21i) (a) Ternyata temanku, Leni, mendapat rangking 3, Rahma rangking 2, dan aku rangking 1. (b) Dengan demikian aku telah meringankan beban orangtuaku. (c) Soalnya anak yang rangking 1 di sekolahku mendapat beasiswa selama satu semester.

(Majalah Bobo No.17 Tahun XXXII 4 Agustus 2005)

Temanku, Nurul

(22) (a) Namun, dia harus kembali ke kotanya, di Tasikmalaya. (b) Aku sedih sekali mendengarnya. (c) Saat bersalaman dengannya nanti, aku ingin sekali mengucapkan selamat tinggal kepadanya.

(Majalah Bobo No.05 Tahun XXXII 12 Mei 2005) Pada contoh (22) terdapat tiga kalimat, yaitu kalimat (22a), (22b), dan (22c). Kalimat (22a) dan (22b) berkoherensi ‘kausalitas’ dengan menghadirkan konjungsi oleh karena itu. Kalimat (22b) dan (22c) juga dibuktikan dengan memunculkan konjungsi dengan demikian yang menujukkan koherensi ‘cara’. Berikut pembuktiannya.

Temanku, Nurul

(22i) (a) Namun, dia harus kembali ke kotanya, di Tasikmalaya. (b) Oleh karena itu aku sedih sekali mendengarnya. (c) Dengan demikian

saat bersalaman dengannya nanti, aku ingin sekali mengucapkan selamat tinggal kepadanya.

(Majalah Bobo No.05 Tahun XXXII 12 Mei 2005)

2.3.2 Koherensi ‘Kausalitas’ dan ‘Ketiba-tibaan’

Koherensi ‘kausalitas’ dan ‘ketiba-tibaan’ dite mukan dalam paragraf berikut.

Mengusir Ular

(44)

xxviii

rumahku. (c) Suatu hari ketika sedang bermain berdua kakak, tiba-tiba ada ular di halaman samping.

(Majalah Bobo No.16 Tahun XXXII 28 Juli 2005) Paragraf (23) terdiri dari tiga kalimat, yaitu kalimat (23a), (23b), dan (23c). Pada paragraf tersebut kalimat (23a) dan (23b) menyatakan koherensi ‘kausalitas’ dengan ditunjukkan konjungsi karena itu. Kalimat (23b) terlihat berkoherensi ‘ketiba-tibaan’ dengan ditunjukkan oleh konjungsi tiba-tiba.

2.3 .3 Koherensi ‘Kausalitas’ dan ‘Keuntungan’

Koherensi ‘kausalitas’ dan ‘keuntungan’ ditemukan dalam paragraf berikut.

Ayamku

(24) (a) Setelah kurawat selama satu hari, akhirnya ayam kecilku sembuh. (b) Aku senang sekali. (c) Untunglah ayam itu tidak mati.

(Majalah Bobo No.17 Tahun XXXII 4 Agustus 2005) Paragraf (24) terdapat tiga kalimat, yaitu kalimat (24a), (24b), dan (24c). Kalimat (24a) dan (24b) berkoherensi ‘kausalitas’ dengan menghadirkan konjungsi oleh karena itu. Pada kalimat (24b) dan (24c) terlihat berkoherensi ‘keuntungan’ dengan munculnya penanda untunglah. Berikut pembuktiannya.

Ayamku

(24i) (a) Setelah kurawat selama satu hari, akhirnya ayam kecilku sembuh. (b) Oleh karena itu aku senang sekali. (c) Untunglah ayam itu tidak mati.

(Majalah Bobo No.17 Tahun XXXII 4 Agustus 2005)

2.3.4 Koherensi ‘Kausalitas’ dan ‘Pertentangan’

Ditemukan paragraf yang berkoherensi ‘kausalitas’ dan ‘pertentangan’ sebagai berikut.

Pindah sekolah

(45)

xxix

perpisahan, ada temanku yang menangis. (c) Rupanya teman-temanku sayang kepadaku.

(Majalah Bobo No.14 Tahun XXXII 27 Oktober 2005) Paragraf (25) terdapat tiga kalimat, yaitu kalimat (25a), (25b), dan (25c). Kalimat (25a) dan (25b) berkoherensi ‘kausalitas’ dengan menghadirkan penanda

karena itu.Pada kalimat (25b) dan (25c) juga dibuktikan dengan memunculkan penanda walaupun demikian yang manujukkan koherensi ‘pertentangan’. Agar lebih jelas lihat contoh berikut.

Pindah sekolah

(25i) (a) Ketika aku di antar Ayah untuk berpamitan dengan teman-temanku, aku tak mampu menahan sedih. (b) Karenaitu ketika kami berjabat tangan salam perpisahan, ada temanku yang menangis. (c)

Walaupun demikian rupanya teman-temanku sayang kepadaku. (Majalah Bobo No.14 Tahun XXXII 27 Oktober 2005)

Sepatu tertukar

(26) (a) Setiap hari minggu, ayahku membersihka n dua pasang sepatunya. (b) Kebetulan, hari itu ayah akan pergi memancing. (c) Ia memerintahkan untuk mengangkat sepatu yang dicucinya sore harinya.

(Majalah Bobo No.52 Tahun XXXII 7 April 2005) Paragraf (26) ter diri dari tiga kalimat, yaitu kalimat (26a), (26b), dan (26c). Kalimat (26a) dan (26b) berkoherensi ‘pertentangan’. Koherensi tersebut dapat dibuktikan dengan penyisipan konjungsi tetapi. Pada kalimat (26b) dan (26c) berkoherensi ‘kausalitas’ dengan penyisipan oleh karena itu. Seperti terlihat pada contoh berikut.

Sepatu tertukar

(26i) (a) Setiap hari minggu, ayahku membersihkan dua pasang sepatunya. (b) Tetapi kebetulan, hari itu ayah akan pergi memancing. (c) Oleh karena itu ia memerintahkan untuk mengangkat sepatu yang dicucinya sore harinya.

(46)

xxx

2.3.5 Koherensi ‘Kausalitas’ dan ‘Perturutan ’

Ditemukan paragraf yang berkoherensi ‘kausalitas’ dan ‘perturutan’ berikut ini.

Selamat Jalan

(27) (a) Ini hari terakir bagi ibu guru itu untuk mengajar. (b) Setelah acara perpisahan selesai, kami diperbolehkan untuk bersalaman dengan ibu guru tersebut. (c) Saya, sebagai ketua kelas berterima kasih yang sebesar-besarnya karena beliau telah mengajar kami dengan sabar. (d) Semoga ibu guru kami sehat selamanya.

(Majalah Bobo No.04 Tahun XXXII 5 Mei 2005) Paragraf (27) terdiri dari empat kalimat, yaitu kalimat (27a), (27b), (27c), dan (27d). Kalimat (27a) dan (27b) berkoherensi ‘kausalitas’ dengan ditandai konjungsi oleh karena itu. Kalimat (27b) dan (27c) berkoherensi ‘perturutan’ dengan menghadirkan konjungsi kemudian. Kalimat (27c) dan (27d) menyatakan koherensi ‘perturutan’ dengan menghadirkan konjungsi dan. Berikut ini pembuktiannya.

Selamat Jalan

(27i) (a) Ini hari terakir bagi ibu guru itu untuk mengajar. (b) Oleh karena itu setelah acara perpisahan selesai, kami diperbolehkan untuk bersalaman dengan ibu guru tersebut. (c) Kemudian saya, sebagai ketua kelas berterima kasih yang sebesar -besarnya karena beliau telah mengajar kami dengan sabar. (d) Dan semoga ibu guru kami sehat selamanya.

(Majalah Bobo No.04 Tahun XXXII 5 Mei 2005)

Kena Marah

(28) (a) Saat kakakku sedang belajar, tanpa sengaja aku mengganggunya. (b)

Akibatnya kakakku memarahiku. (c) Dan aku tanpa sengaja membentak kakakku. (d) Kakakku pun tanpa sengaja memukulku. (e) Aku menagis terisak-isak.

(47)

xxxi

dengan adanya penanda leksikal akibatnya. Kalimat (28b) dan (28c) menyatakan koherensi ‘perturutan’ dengan hadirnya konjungsi dan. Kalimat (28c) dan (28d) menyatakan koherensi ‘perturutan’ dengan menghadirkan kemudian. Kalimat (28d) dan (28e) menyatakan koherensi ‘kausalitas’ dengan menghadirkan konjungsi karena itu. Pembuktiannya dapat kita lihat pada paragraf di bawah ini.

Kena Marah

(28i) (a) Saat kakakku sedang belajar, tanpa sengaja aku mengganggunya. (b) Akibatnya kakakku memarahiku. (c) Dan aku tanpa sengaja membentak kakakku. (d) Kemudian kakakku pun tanpa sengaja memukulku. (e) Karena itu aku menangis terisak-isak.

(Majalah Bobo No.05 Tahun XXXII 12 Mei 2005)

Adikku

(29) (a) Aku mempunyai adik yang manja. (b) Kami sering bertengakar. (c) Adikku suka iseng dan mengejekku. (d) Sehingga suatu ketika aku tidak dapat menahan marah. (e) Tanpa kusadari, aku memukul adikku. (f) Adikku pun menangis. (g) Aku sangat menyesal. (h) Aku segera minta maaf pada adikku.

(48)

xxxii

kalimat (29g). Koherensi tersebut dapat dibuktikan dengan penyisipan konjungsi

lalu. Pembuktian koherensi tersebut terdapat dalam paragraf berikut.

Adikku

(29i) (a) Aku mempunyai adik yang manja. (b) Oleh karena itu kami sering bertengakar. (c) Sebabnya adikku suka iseng dan mengejekku. (d) Sehingga suatu ketika aku tidak dapat menahan marah. (e) Karena itu tanpa kusadari, aku memukul adikku. (f)

Kemudian adikku pun menangis. (g) Karena itu aku sangat menyesal. (h) Lalu aku segera minta maaf pada adikku.

(Majalah Bobo No.40 Tahun XXXII 13 Januari 2005)

Lomba Baca Puisi

(30) (a) Pas nomor dipanggil, aku pun tampil ke depan dan membaca puisi sekerasnya. (b) Setelah selesai baca puisi, aku pun langsung pulang ke rumah. (c) Keesokan hari, ibu guru Teti menemui ibuku menyampaikan kabar gembira. (d) Aku meraih juara II dalam lomba baca puisi.

(Majalah Bobo No.14 Tahun XXXII 14 Juli 2005) Paragraf (30) terdiri dari empat kalimat, yaitu kalimat (30a), (30b), (30c), dan (30d). Pada paragraf tersebut kalimat (30a) dan (30b) memiliki koherensi ‘perturutan’ dengan ditandai konjungsi kemudian. Pada kalimat (30b) dan (30c) menyatakan koherensi ‘perturutan’ dengan hadirnya penanda hubungan antar kalimat keesokan hari. Pada kalimat (30c) dan (30d) memiliki koherensi ‘kausalitas’ dengan penyisipan konjungsi sebabnya.

Lomba Baca Puisi

(30i) (a) Pas nomor dipanggil, aku pun tampil ke depan dan membaca puisi sekerasnya. (b) Kemudian setelah selesai baca puisi, aku pun langsung pulang ke rumah. (c) Keesokan hari, ibu guru Teti menemui ibuku menyampaikan kabar gembira. (d) Aku meraih juara II dalam lomba baca puisi.

(Majalah Bobo No.14 Tahun XXXII 14 Juli 2005)

Sendok

(31) (a) Bu guru berusaha membuka pintu, tapi gagal. (b) Akupun menawarkan sendok makan yang selalu kubawa kesekolah untuk kugunakan sebagai alat bantu. (c) Usulku diterima dan sendokku berjasa membuka kelasku.

(49)

xxxiii

Paragraf (31) terdiri dari tiga kalimat, yaitu kalimat (31a), (31b), dan (31c). Kalimat (31a) dan (31b) berkoherensi ‘kausalitas’ dengan menghadirkan konjungsi oleh karena itu. Pada kalimat (31b) dan (31c) berkoherensi ‘simpulan’ dibuktikan dengan memunculkan penanda leksikal, yaitu akhirnya. Seperti terlihat pada contoh berikut.

Sendok

(31i) (a) Bu guru berusaha membuka pintu, tapi gagal. (b) Oleh karena itu

akupun menawarkan sendok makan yang selalu kubawa kesekolah untuk kugunakan sebagai alat bantu. (c) Akhirnya usulku diterima dan sendokku berjasa membuka kelasku.

(Majalah Bobo No.50 Tahun XXXII 24 Maret 2005)

2.3.6 Koherensi ‘Kausalitas’ dan ‘Simultan’

Dari hasil penelitian ditemukan tiga contoh paragraf yang berkoherensi ‘kausalitas’ dan ‘simultan’. Seperti terlihat pada paragraf di bawah ini.

Sendok

(32) (a) Seusai mengikuti jam pelajaran ketiga, kami menikmati masa istirahat pelajaran yang pertama. (b) Ketika itu temanku menutup pintu kelas dengan kerasnya. (c) Akibatnya pintu kelas kami tidak bisa dibuka.

(Majalah Bobo No.50 Tahun XXXII 24 Maret 2005) Paragraf (32) terdiri dari tiga kalimat, yaitu kalimat (32a), (32b), dan (32c). Pada paragraf tersebut kalimat (32a) berkoherensi ‘simultan’ dengan kalimat (32b) dengan adanya konjungsi ketika itu. Pada kalimat (32b) terlihat berkoherensi ‘kausalitas’ dengan kalimat (32c) dengan adanya konjungsi

akibatnya.

Hujan Langsat

(33) (a) Suatu hari aku dan adikku yang sedang berlibur berkunjung ke rumah Kakek. (b) Kebetulan saat itu, Kakek sedang memanen pohon langsat di belakang rumahnya. (c) Kami turut membantu mengumpulkan buah-buah langsat yang berserakan di bawah pohon.

Gambar

Tabel 2.1.1
Tabel 2.1.3

Referensi

Dokumen terkait

Pd., selaku ketua BKK Pendidikan Akuntansi Progam Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

Penentuan kadar nitrit dilakukan secara spektrofotometri sinar tampak dengan menggunakan pereaksi asam sulfanilat dan pereaksi N-(1-naftil) etilendiamin dihidroklorida pada

Dengan demikian, Ia menyimpulkan bahwa berdasar- kan ketentuan-ketentuan Undang-Undang Nomor 19 tahun 1964 (khususnya Pasal 20 ayat 1 beserta penjela- sannya) hakim untuk

Menurut Kotler (2001 : 7) pemasaran adalah suatu bentuk untuk memuaskan pelanggan dengan memakai kebutuhan pelanggan dengan baik, baik dengan mengembangkan produk

Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan hipotesis pertama “Ada hubungan positif yang signifikan antara Pemanfaatan Internet Sebagai Sumber Belajar dengan

Berdasakan analisa SWOT untuk menentukan Tujuan, Sasaran dan strategi pengembangan Persampahan Kabupaten Banjarnegara berada di kuadran 2 Pemeliharaan Agresif hal ini

Batasan Masalah pada Perancangan dan Implementasi Aplikasi Kamus Bahasa Biak pada android yaitu menerjemahkan bahasa Biak ke bahasa Indonesia maupun sebaliknya, kamus ini