i
ANALISIS KOMPETENSI SOSIAL GURU DITINJAU DARI
USIA, PENGALAMAN KERJA, DAN STATUS SOSIAL
EKONOMI
Studi Empirik pada Beberapa Guru SMA di Daerah Istimewa Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh :
PUTRI KURNIA JATI
041334037
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTASI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
ANALISIS KOMPETENSI SOSIAL GURU DITINJAU DARI
USIA, PENGALAMAN KERJA, DAN STATUS SOSIAL
EKONOMI
Studi Empirik pada Beberapa Guru SMA di Daerah Istimewa Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh :
PUTRI KURNIA JATI
041334037
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTASI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
M OTTO DAN PERSEM BAHAN
Ser ahkan per buat anmu kepada Tuhan, maka
t er laksanalah segala r encanamu.
(Amsal 16:3)
Kemauan dan ker j a ker as adalah kunci keber hasilan
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
Yesus K ristus, Bunda M aria, Santa Teresia
Kedua Orangtuaku
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : PUTRI KURNIA JATI
Nomor Mahasiswa : 041334037
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
ANALISIS KOMPETENSI SOSIAL GURU DITINJAU DARI USIA, PENGALAMAN KERJA, DAN STATUS SOSIAL EKONOMI
Studi Empirik pada Beberapa Guru SMA di Daerah Istimewa Yogyakarta
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 07 Januari 2009
Yang menyatakan
vi ABSTRAK
ANALISIS KOMPETENSI SOSIAL DITINJAU DARI USIA, PENGALAMAN KERJA, STATUS SOSIAL EKONOMI
Studi Empirik pada Beberapa Guru SMA di Daerah Istimewa Yogyakarta Putri Kurnia Jati
Universitas Sanata Dharma 2008
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kompetensi sosial guru ditinjau (1) usia, (2) pengalaman kerja, (3) status sosial ekonomi.
Penelitian ini dilaksanakan di sekolah-sekolah di Daerah Istimewa Yogyakarta. Subyek penelitian ini adalah guru Sekolah Menengah Atas dengan jumlah sample sebesar 359 guru. Adapun teknik pengambil sampel menggunakan propotional random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data menggunakan analisis chi square.
vii ABSTRACT
THE ANALYSIS OF SOCIAL COMPETENCE PERCEIVED FROM AGES, WORKING EXPERIENCES, AND ECONOMY SOCIAL STATUS
An Empirical Study on Teachers of Senior High School in Yogyakarta Special Province
Putri Kurnia Jati Sanata Dharma University
2008
The research aims to find out the differences of social competence of teachers perceived from (1) Ages (2) working experiences (3) economy social status.
The research had been done at schools in Yogyakarta Special Province. The sourses of sample in this research were 359 teachers of senior high school. The technique of sampling was propotional stratified random sampling. The technique of collecting data was questionnaire. The technique of analyzing the data was chi square analysis.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan berkat dan kasih karunia, sehingga atas kehendakNya penulis dapat menyusun skripsi ini. Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Sripsi ini tidak terlepas dari berbagai pihak yang menyumbangkan waktu, pikiran, tenaga dan bimbingan baik langsung maupun tidak langsung. Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., M.Sc., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma.
2. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph. D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
3. Yohanes Harsoyo, S. Pd., M. Si., selaku ketua jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
4. L. Saptono, S.Pd., M.Si., selaku ketua program studi Pendidikan Akuntansi 5. Sebastianus Widanarto Priyowuntanto, S.Pd., M.Si., selaku dosen
pembimbing, yang telah sabar dan bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, dukungan, kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
ix
7. Seluruh guru-guru SMA di Daerah Istimewa Yogyakarta yang telah meluangkan waktu menjadi responden dalam penelitian ini.
8. Seluruh keluargaku : bapak Rb. Basuki Atmaja dan ibu Agnes Bakti Widarti yang telah berjuang keras memenuhi segala kebutuhanku selama kuliah dan terima kasih atas dorongan semangat serta doa yang tiada hentinya untuk aku. Mbah uti atas segala doa dan cinta buat aku. Mas L. Tyas Adi Kristanto dan FX. Rigar Widi Sulistyawan terima kasih atas dukungan moril, materiil, nasihat, omelan, dan kerjasamanya hingga akhirnya aku lulus.
9. Sahabat-sahabat terbaikku: Margaretha Novita (kamu selalu membantu, menemani dan menghiburku, ayo berjuang untuk menggapai segala impianmu), Agnes Sri paulina (terima kasih atas perhatian dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini), Alfonsa ika Andriani dan Agustina Susanti (terima kasih atas kerjasama dan semangat, akhirnya kerja keras mampu menggapai impian kita), Yanita Minarmi, Rini Wulandari, Evi Purwandari, Sella Windya, Pascalia, Febriantari Eka (Rani), terima kasih atas perhatian, semangat, bantuan, nasihat, dan kerja samanya agar aku dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas persahabatan yang tela h kalian berikan. Cayo… Tuhan bersama orang pemberani!!!
10. Ignatius Didit Pulunggono terima kasih atas semangat dan perhatian yang begitu berarti bagiku.
x
12.Teman-teman PAK’04, terima kasih atas kebersamaan dan kenangan indah selama kuliah.
13.Teman-teman kost 9C : Eli, mbak Beta, mbak Siska, mbak Lala, Helmy, mbak Iin, mbak Bity, mbak Paul, Sari, Erry, mbak Yanti, Ratna, mbak Ambar terima kasih atas pengalaman yang indah hidup bersama yang sudah saya anggap sebagai keluarga sendiri.
14.Teman-teman mudika St. Yustinus Manjung, terima kasih atas doanya. 15.Semua pihak yang memberikan bantuan sehingga skripsi ini selesai.
Semoga Tuhan membalas kebaikan dan jasa-jasa yang telah diberikan selama penulisan skripsi ini. Penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna karena terbatasnya kemampuan serta pengetahuan yang ada. Untuk itu semua saran dan kritik sangat diharapkan untuk membangun penulisan ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
Yogyakarta,6 November 2008
xi DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v
ABSTRAK ... vi
ABSTRACT... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Batasan Masalah ... 5
C. Rumusan Masalah ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Tujuan Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN TEORITIK A. Landasan Teori... 8
1. Kompetensi ... 8
xii
3. Pengertian guru ... 12
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi sosial guru ... 13
B. Kerangka Berfikir ... 16
1. Analisis kompetensi sosial guru ditinjau dari usia ... 16
2. Analisis kompetensi sosial guru ditinjau dari pengalaman kerja 17 3. Analisis kompetensi sosial guru ditinjau dari status sosial ekonomi17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 19
B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 19
C. Subyek dan obyek penelitian ... 19
D. Populasi, sampel dan teknik penarikan sampel ... 20
E. Operasional Penelitian ... 22
F. Teknik Pengumpulan Data ... 35
G. Pengujian Instrumen Penelitian ... 35
H. Teknik Analisis Data ... 38
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data variabel usia, pengalaman kerja, status sosial ekonomi dan kompetensi sosial guru... 45
B. Analisis data ... 50
C. Pembahasan ... 60
BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN A. Kesimpulan ... 66
xiii
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Variabel Kompetensi Sosial Guru ... 10
Tabel 3.1 Jumlah Sampel ... 21
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kompetensi Sosial Guru... 23
Tabel 3.3 Rancangan Kuesioner Kompetensi Sosial Guru ... 25
Tabel 3.4 Variabel usia ... 26
Tabel 3.5 Variabel Pengalaman kerja ... 26
Tabel 3.6 Variabel Status Sosial Ekonomi ... 27
Tabel 3.7 Kriteia Kompetensi Sosial ... 27
Tabel 3.8 Penilaian Acuan Norma tipe II ... 28
Tabel 3.9 Kriteria Usia ... 28
Tabel 3.10 Kriteria Pengalamn Kerja ... 29
Tabel 3.11 Pendapatan Keluarga per Bulan ... 30
Tabel 3.12 Jumlah Anggota Keluarga ... 30
Tabel 3.13 Jumlah Tanggungan Keluarga ... 30
Tabel 3.14 Status Rumah ... 30
Tabel 3.15 Fasilitas Khusus Barang Yang Dimiliki... 31
Tabel 3.16 Sumber Air Yang Digunakan... 31
Tabel 3.17 Jumlah Kamar Mandi... 31
Tabel 3.18 Sawah Yang Dimiliki... 32
Tabel 3.19 Kebun Yang Dimiliki... 32
xv
Tabel 3.21 Ruang Golo ngan... 33
Tabel 3.22 Jabatan Dalam Keorganisasian ... 33
Tabel 3.23 Keaktifan Dalam Kegiatan Keagamaan... 33
Tabel 3.24 Keaktifan Dalam Kegiatan Pertemuan Kemasyarakatan... 34
Tabel 3.25 Pendidikan Terakhir Guru... 34
Tabel 3.26 Hasil Pengukuran Validitas Kompetensi Sosial Guru ... 36
Tabel 3.27 Interpretasi Koefisien Kontingensi ... 43
Tabel 4.1 Distribusi Responden Menurut Usia ... 45
Tabel 4.2 Distribusi Responden Menurut Pengalaman Kerja ... 46
Tabel 4.3 Distribusi Re sponden Menurut Status Sosial Ekonomi ... 47
Tabel 4.4 Interpretasi Data Kompetensi Sosial Guru... 49
Tabel 4.5 Rangkuman hasil pengujian normalitas variabel kompetensi sosial guru, usia, pengalaman kerja, dan status sosial ekonomi ... 50
Tabel 4.6 Rangkuman hasil pengujian homogenitas variabel kompetensi sosial guru, usia, pengalaman kerja, dan status sosial ekonomi ... 51
Tabel 4.7 Kompetensi Sosial dan Usia ... 52
Tabel 4.8 Kompetensi Sosial dan Pengalaman Kerja ... 55
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner ... 74
Lampiran 2. Validitas dan Reliabilitas ... 79
Lampiran 3. Data Induk Penelitian ... 81
Lampiran 4. Distribusi Frekuensi ... 98
Lampiran 5. Uji Homogenitas dan Normalitas ... 100
Lampiran 6. Analisis Chi Square ... 101
Lampiran 7. Perhitungan Sampel ... 103 Surat Ijin Penelitian
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Era globalisasi ditandai dengan persaingan kualitas atau mutu di berbagai bidang atau sektor, dan dalam berbagai bidang dan sektor tersebut memungkinkan untuk saling menampilkan keunggulannya. Dalam hal ini, kualitas sumber daya manusialah yang menduduki peranan penting, sebab bangsa yang maju dan mampu menghadapi persaingan itu tidak terlepas dari kualitas sumber daya manusianya.
Dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pendidikanlah yang mempunyai tugas untuk memberikan bekal kepada seseorang agar potensinya berkembang sehat, wajar, optimal, dan bersifat adaptif sehingga sifat dasar manusia yang eksploratif dan kreatif bisa berkembang dengan menemukan artikulasinya dalam wadah pendidikan (Pujo Suharso, 1993 :7).
Upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas guru sehingga pembelajaran di sekolah menjadi berkualitas adalah salah satunya dengan sertifikasi guru yaitu yang termuat dalam UU No. 14 Tahun 2005. Yang di dalamnya termuat peningkatan kualifikasi akademik guru menjadi S1/D4, peningkatan kompetensi guru, pembinaan karir guru, pemberian tunjangan guru, pemberian maslahat tambahan, penghargaan, dan perlindungan guru. Jika guru lolos uji sertifikasi berarti guru tersebut dapat dikatakan memiliki kompetensi dan layak untuk menerima tambahan penghasilan (tunjangan).
Melihat kenyataan di atas, masih banyak yang belum lolos uji sertifikasi. Hal ini menunjukkan bahwa guru profesional belum semuanya memiliki. Guru belum dapat dikatakan profesional apabila belum memilikinya kompetensi guru. Kompetensi guru terdiri dari empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial.
Kompetensi pedagogik merupakan kompetensi para guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dari pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi kepribadian adalah karakteristik pribadi yang harus dimiliki oleh guru sebagai individu yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Kompetensi profesional adalah kemampuan guru dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan mereka membimbing peserta didik dalam menguasai materi yang diajarkan. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
kekerasan terhadap murid, guru yang menjadi pengedar narkoba, di antaranya ada pula yang melakukan pelecehan terhadap muridnya sendiri, bahkan di sebuah sekolah di daerah Jawa Barat ada yang menjual muridnya sendiri untuk menjadi PSK, dan sebagainya (www.dprd-diy.go.id). Meskipun secara matematis jumlah guru yang kurang berkompeten lebih kecil dibandingkan guru yang bermutu, namun kondisi ini seolah-olah telah menihilkan prestasi para guru lainnya
Dari fenomena di atas, menimbulkan pertanyaan bagi penulis “bagaimana sumber daya manusia (SDM) akan berkualitas apabila guru sebagai pendongkraknya tidak memiliki kompetensi?”. Pertanyaan tersebut menjadikan keresahan penulis, untuk itu dalam penelitian ini akan meneliti kompetensi guru ditinjau dari usia, pengalaman kerja dan latar belakang status sosial ekonomi.
yang tinggi dibandingkan guru yang memiliki pengalaman kerja yang masih baru (kurang dari 24 tahun).
Dengan permasalahan yang terjadi di atas, diperlukan pengembangan kompetensi untuk guru. Untuk mengembangkan kompetensi, seorang pendidik mampu memberi teladan serta mentransferkan pengetahuan terhadap peserta didik.
B. Batasan Masalah
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kompetensi yang dimiliki guru SMA se Daerah Istimewa Yogyakarta. Agar penelitian ini lebih terarah dan efektif, maka obyek penelitian ini dibatasi hanya pada kompetensi sosial guru yang ditinjau dari tiga aspek yaitu usia, pengalaman kerja dan latar belakang status sosial ekonomi.
C. Rumusan Masalah
1. Apakah ada perbedaan kompetensi sosial yang dimiliki guru ditinjau dari usia ?
2. Apakah ada perbedaan kompetensi sosial yang dimiliki guru ditinjau dari pengalaman kerja ?
D. Manfaat Penelitian
1. Untuk mengetahui ada perbedaan kompetensi sosial yang dimiliki guru ditinjau dari usia.
2. Untuk mengetahui ada perbedaan kompetensi sosial yang dimiliki guru ditinjau dari pengalaman kerja.
3. Untuk mengetahui ada perbedaan kompetensi sosial yang dimiliki guru ditinjau dari latar belakang sosial ekonomi.
E. Tujuan Penelitian
1. Bagi guru
Penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran kepada guru mengenai pentingnya memiliki kompetensi sosial dan sebagai pertimbangan atau refleksi mengenai hal- hal yang diperlukan dalam menciptakan situasi dan kondisi yang menguntungkan bagi peserta didik, rekan kerja, dan masyarakat.
2. Bagi Universitas
Penelitian ini diharapkan dapat sebagai masukan mengenai pentingnya kompetensi sosial guru bagi mahasiswa khususnya untuk calon guru.
3. Bagi Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas)
hal- hal yang diperlukan dalam menciptakan situasi dan kondisi yang menguntungkan bagi peserta didik, dan masyarakat.
4. Bagi peneliti
8 BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Landasan Teori
1. Kompetensi
Menurut kamus umum bahasa Indonesia WJS. Purwadarminta kompetensi berarti (kewenangan) kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan sesuatu hal. Pengertian dasar kompetensi (competency) yakni kemampuan atau kecakapan.
Istilah lain kompetensi memiliki banyak makna sebagaimana yang dikemukakan berikut :
“Descriptive of quality nature of behavior to be entity meanful”
(broke and stone, 1975). Maka Kompetensi merupakan gambaran hakikat dari peristiwa guru yang tampak sangat berarti.
“Competency as a rational reformance with satisfactory meet the
objective for a desired condition” (Charles E. Johnson, 1974). Ini berarti
Kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.
Adapun kompetensi guru (teacher competency) “the ability of a teacher to responsibility perform has or her duties appropriately”.
Pada umumnya, pengertian dari kompetensi yang telah terurai di atas adalah cerminan kemampuan seseorang guru dalam melaksanakan tugasnya untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut Djohar (Ellis, 1984:17), pada dasarnya kompetensi guru pada garis besarnya terdiri dari 3 hal yakni (a) Standar atau kriteria yang harus dimiliki oleh seorang guru, sehingga ia dapat mengajar dengan memuaskan (b) keterampilan yang diperlukan oleh seorang guru (c) syarat seorang guru yang telah memiliki keterampilan.
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. 2. Kompetensi Sosial Guru
Dalam penjelasan Undang-Undang no. 14 tahun 2005 kompetensi sosial guru adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua atau wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1
Variabel kompetensi sosial guru
Kompetensi Inti Kompetensi guru mata pelajaran 1) Bersikap inklusif bertindak
obyektif, serta tidak deskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang, dan status sosial ekonomi.
a. Bersikap inklusif dan obyektif terhadap peserta didik, teman sejawat dan lingk ungan sekitar dalam melaksanakan pembelajaran. b.Tidak bersikap deskriminatif
terhadap peserta didik, teman sejawat, dan lingkungan sekolah karena perbedaan agama, suku, jenis kelamin, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi. 2) Berkomunikasi secara
efektif, empatik dan santun sesama pendidik,tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat.
c. Berkomunikasi dengan teman sejawat dan komunitas ilmiah lainnya secara santun, empatik dan efektif.
d.Berkomunikasi dengan orang tua peserta didik dan masyarakat secara santun, empatik, dan efektif terhadap program pembelajaran dan kemajuan peserta didik
Kompetensi Inti Kompetensi guru mata pelajaran mengatasi kesulitan belajar peserta didik.
3) Beradaptasi ditempat bertugas diseluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.
a. Beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja dalam rangka meningkatkan efektivitas sebagai pendidik.
b.Melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan didaerah yang bersangkutan.
4) Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.
c. Berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi ilmiah dan komunitas ilmiah lainnya melalui berbagai media dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran.
d.Mengkomunikasikan hasil motivasi pembelajaran kepada komunitas profesi sendiri secara lisan dan tulisan maupun bentuk lain.
Terdapat tujuh kompetensi sosial yang harus dimiliki guru agar dapat berkomunikasi dan bergaul secara efektif, baik di sekolah maupun di masyarakat. Ketujuh kompetensi tersebut dapat diidentifikasikan sebagai berikut (E. Mulyasa, 2004 : 176) :
a. Memiliki pengetahuan tentang adat istiadat baik sosial maupun agama b. Memiliki pengetahuan tentang budaya dan tradisi
c. Memiliki pengetahuan tentang inti demokrasi d. Memiliki pengetahuan tentang estetika e. Memiliki apresiasi dan kesadaran sosial
3. Pengertian Guru
Undang-Undang RI No. 20 Th 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 5 mengemukakan bahwa tenaga kependidikan adalah anggota dari masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Dalam RUU tentang guru pasal 1 Guru adalah tenaga professional yang mempunyai dedikasi dan loyalitas tinggi dengan tugas utama menjadi agen pembelajar ya ng memotivasi, memfasilitasi, mendidik, membimbing dan melatih peserta didik sehingga menjadi manusia berkualitas yang mengaktualisasikan potensi kemanusiaannya secara optimum, pada jalur pendidikan formal jenjang pendidikan dasar dan menengah, termasuk pendidikan anak usia dini formal.
Sesuai dengan kutipan di atas, menurut Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 1 ayat 1 mengemukakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia mengemukakan arti guru sebagai orang yang pekerjaannya atau mata pencahariannya, profesinya mengajar.
swasta (Ametembun, 1973 : 3). Menurut Imam Al- Ghazali (E. Mulyasa, 2004 : 174) menempatkan profesi guru pada profesi tertinggi dan termulia dalam berbagai tingkat pekerjaan di masyarakat. Dalam pandangan beliau, guru mengemban dua misi sekaligus yaitu, tugas keagamaaan ketika guru melakukan kebaikan dengan menyampaikan ilmu pengetahuan kepada manusia sebagai mahkluk termulia di muka bumi ini, sedangkan yang termulia dari manusia adalah hatinya, tugas kedua adalah sosiopolitik dimana guru membangun, memimpin dan menjadi teladan yang menegakkan keteraturan, kerukunan dan menjamin keberlangsungan masyarakat, yang kedua berujung pada pencapaiaan kebahagiaan di akhirat, oleh karena itu guru harus memilki standar kualitas pribadi tertentu.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompetensi guru
Faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi guru meliputi tiga hal antara lain:
a. Usia
Usia dapat diartikan juga umur, yang dimaksud dengan umur adalah lamanya rentang waktu dalam tahun yang dihitung mulai seseorang lahir ke dunia sampai saat penelitian tersebut diadakan.
Dalam kaitannya dengan kompetensi sosial guru, maka usia merupakan faktor yang mempengaruhi kompetensi sosial guru. Semakin tua usia seseorang maka kompetensi sosialnya semakin tinggi.
b. Pengalaman kerja
Arti kata dari pengalaman menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah barang siapa yang telah dirasai, diketahui dan dikerjakan yang berasal dari kata alam berarti lebih mengetahui atau tahu benar (Poerwodarminto 1976:28). Sedangkan menurut Webster New World Dictionary (1974) maka pengalaman dapat berarti pengetahuan, keterampilan, partisipasi langsung dalam suatu peristiwa.
Berdasarkan arti kata pengalaman menurut beberapa pendapat di atas maka pengalaman mengajar dalam hal ini diartikan sebagai segala pengetahuan, keterampilan maupun kemampuan yang diketahui dan didapatkan melalui pengamatan ataupun partisipasi langsung selama mengajar di sekolah.
c. Latar belakang status sosial ekonomi
Menurut Soerjono Sukanto (1990:264-265) status adalah tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial sehubungan dengan orang-orang lainnya dan kelompok tersebut atau suatu kelompok dengan kelompok-kelompok lainnya di dalam kelompok yang lebih besar lagi.
Soerjono Soekamto mengemukakan beberapa kriteria untuk menggolongkan status sosial masyarakat yang lain: (Soerjono Soekanto, 1990:263):
1) Ukuran kekayaan
Ukuran kekayaan dapat dijadikan suatu ukuran. Barang siapa memiliki kekayaan paling banyak, termasuk dalam lapisan atas. Kekayaan tersebut misalnya dapat dilihat dalam bentuk rumah yang bersangkutan, berupa mobil pribadinya, cara-cara berpakaian, bahan pakaian yang dipakainya, dan kebiasaan berbelanja barang mahal.
2) Ukuran kekuasaan
Barang siapa yang memiliki kekuasaan atau memiliki wewenang menempati lapisan tertinggi.
3) Ukuran kehormatan
dijumpai pada masyarakat tradisional, biasanya mereka adalah golongan tua dan pernah berjasa pada masyarakat.
4) Ukuran ilmu pengetahuan
Ilmu pengertahuan dipakai pada masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Masyarakat sering menggunakan tingkatan pendidikan sebagai indikator penggolongan status sosial ekonomi, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka ia mempunyai status sosial ekonomi yang tinggi dalam masyarakat.
B. Kerangka berpikir
1. Analisis Kompetensi Sosial Guru Ditinjau dari Usia
Berdasarkan uraian di atas hipotesis dapat dirumuskan :
H1= Ada perbedaan kompetensi sosial yang dimiliki guru ditinjau dari usia.
2. Analisis Kompetensi Sosial Guru Ditinjau dari Pengalaman Kerja
Di dalam kehidupan, manusia semakin tua maka ia mempunyai pengalaman yang banyak. Sebagai seorang guru yang melakukan pekerjaan di lingkungan sekolah dan masyarakat, tentu memiliki pengalaman dalam hal berkomunikasi dan bergaul dengan orang-orang di sekitarnya yang berbeda. Guru yang lebih dulu (lebih lama) masuk dalam lingkungan tempat ia bekerja dan tempat tinggalnya tentu memliki kompetensi untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dan efisien. Oleh sebab itu guru yang sudah lama bergaul akan semakin luwes terhadap peserta didik, teman sejawat dan masyarakat disekitarnya.
Berdasarkan uraian di atas hipotesis dapat dirumuskan :
H2 = Ada perbedaan kompetensi sosial yang dimiliki guru ditinjau dari pengalaman kerja
3. Analisis Kompetensi Sosial Guru Ditinjau dari Status Sosial Ekonomi
sosial ekonomi yang tinggi, guru dirasa lebih dihormati dan disegani di lingkungan sekolah maupun masyarakat dibandingkan guru yang memiliki status sosial ekonomi rendah. Misalkan, siswa akan lebih menghormati guru yang memiliki posisi atau wewenang yang tinggi dalam lingkungan sekolahnya, guru yang memiliki gaji besar dipandang mampu memenuhi kebutuhan untuk kepentingan peningkatan profesi guru, atau keikutsertaan guru dalam kegiatan-kegiatan di masyarakat. Dengan demikian ada dugaan terdapat perbedaan kompetensi sosial guru ditinjau dari status sosial ekonomi.
Berdasarkan uraian di atas hipotesis dapat dirumuskan :
19 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini tergolong metode komparatif. Metode komparatif adalah metode penelitian yang berusaha menentukan sebab, atau alasan adanya perbedaan dalam tingkah laku atau status kelompok individu (Consuelo,dkk. 1993: 124). Jadi tujuan penelitian ini adalah menganalisis perbedaan-perbedaan kompetensi sosial guru di Daerah Istimewa Yogyakarta ditinjau dari usia, pengalaman kerja, dan status sosial ekonomi.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Banguntapan, SMA Muhammadiyah Sewon, SMA UII. Kabupaten Kulon Progo sebagi berikut; SMA N 1 Wates, SMA N 1 Samigaluh, SMA PGRI 2 Nanggulan, SMA Sanjaya 14 Nanggulan, SMA BOPKRI Wates, SMA Muhammadiyah Wates. Dan Kabupaten Gunung Kidul sebagai berikut; SMA N 2 Playen, SMA N 1 Patuk, SMA PGRI Playen,SMA Pembangunan Wonosari, SMA Dominikus Wonosari, SMA Muhammadiyah Wonosari, SMA Muhammadiyah Ngawen.
2. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2008
C. Subyek dan Objek Penelitian
Subyek penelitian adalah orang-orang yang akan dimintai informasi atau menjadi sumber informasi. Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah guru- guru SMA di Daerah Istimewa Yogyakarta. Objek Penelitian ini adalah kompetensi sosial guru dari usia, pengalaman kerja, dan status sosial ekonomi.
D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel
1. Populasi
Populasi yaitu kumpulan yang lengkap dari selur uh elemen yang sejenis akan tetapi dapat dibedakan satu sama lain yang disebabkan karena adanya karakteristik yang berlainan.
Pusat Statistik 2007 jumlah guru Sekolah Menengah Atas di Daerah Istimewa Yogyakarta jumlah populasi adalah 5.618 guru, yang terdiri dari kabupaten Sleman sebanyak 1.337 guru, Kulon Progo sebanyak 382 guru, Gunung Kidul sebanyak 743 guru, Bantul sebanyak 1.280 guru, dan kotamadya Yogyakarta sebanyak 1.876 guru.
2. Sampel
Sampel yaitu sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti (Arikunto, 2006 : 131). Untuk menentukan besarnya sampel dari populasi digunakan rumus Slovin sebagai berikut (Consuelo, 1993 : 161)
2
1 Ne N n
+ =
Keterangan :
n : ukuran sampel N : ukuran populasi
e : nilai kritis yang diinginkan (persen kelonggaran) Dalam penelitian ini, ditentukan nilai kritis sebesar 5%.
Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan propinsi yang mempunyai 4 kabupaten dan 1 kotamadya yaitu; Bantul, Sleman, Kulon Progo, dan Gunung Kidul dan Kotamadya Yogyakarta. Oleh sebab itu, penarikan sampel dilakukan secara merata atau persentase yang sama untuk setiap kabupaten atau kotamadya.
Perhitungan jumlah sampel tersebut adalah sebagai berikut: N = 5.618 guru
e = 5 %
n = 2
1+Νe
=
(
)
205 , 0 618 . 5 1 618 . 5 + =
(
0,0025)
618 . 5 1 618 . 5 + = 045 , 14 1 618 . 5 + = 045 . 15 618 . 5
= 373,41dibulatkan menjadi 373
Berdasarkan perhitungan di atas maka jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 373 guru Sekolah Menengah Atas adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Jumlah sampel Keterangan Jumlah guru Persentase
(%)
Jumlah Sampel
Sleman 1.337 33,39 89
Bantul 1.280 23,79 85
Kulon Progo 382 22,78 25
Gunung Kidul 743 13,22 49
Kotamadya Yogyakarta 1.876 6,79 125
Jumlah 5.618 100 373
3. Teknik Penarikan Sampel
E. Operasional Penelitian
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian obyek penelitian yang bervariasi atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 1991:102). Dalam penelitian ini ada empat variabel yang menjadi obyek penelitian, yaitu : a. Variabel kompetensi sosial guru
Kompetensi sosial guru adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, dan masyarakat sekitar.
b. Variabel usia
Yang dimaksud usia adalah lamanya rentang waktu dalam tahun yang dihitung mulai seseorang lahir ke dunia sampai saat penelitian tersebut diadakan.
c. Pengalaman kerja
Yang dimaksud dalam penelitian ini, pengalaman kerja adalah waktu lamanya guru mengabdikan dirinya pada sekolah tersebut dari awal masuk sampai saat penelitian dilakukan.
d. Status sosial ekonomi
2. Indikator Penelitian
Indikator penelitian masing- masing variabel adalah sebagai berikut : a. Variabel kompetensi sosial guru
Tabel 3.2
Kisi-kisi Kompetensi Sosial Guru
Kisi-kisi Pertanyaan
Dalam bergaul, Bapak/Ibu menerima orang lain sepenuhnya
Bersikap inklusif bertindak obyektif, serta tidak deskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang, dan status sosial ekonomi.
Perbedaan suku, agama, adat-istiadat, jenis kelamin, daerah asal menjadi rintangan bagi Bapak/Ibu dalam proses belajar- mengajar. Dalam bergaul, Bapak/Ibu menerima orang lain sepenuhnya
Bapak/Ibu mengkomunikasikan pendapat baik lisan maupun tertulis secara santun, empatik dan efektif dengan teman sejawat dan komunitas ilmiah lainnya.
Bapak/Ibu mengkomunikasikan pendapat baik secara lisan maupun tertulis secara santun, empatik dan efektif dengan orang tua peserta didik dan masyarakat.
Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun sesama pendidik,tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat.
Bapak/Ibu bekerjasama atas dasar saling memberi dan menerima dengan teman seprofesi.
Dalam bergaul, Bapak/Ibu menerima orang lain sepenuhnya
Perbedaan suku, agama, adat-istiadat, jenis kelamin, daerah asal menjadi rintangan bagi Bapak/Ibu dalam proses belajar- mengajar. Bapak/Ibu suka bermusyawarah dengan rekan seprofesi dalam menyelesaikan suatu permasalahan berkaitan dengan tugas sekolah. Beradaptasi di tempat
bertugas diseluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.
Kisi-kisi Pertanyaan
Bapak/Ibu berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh komunitas guru di daerah.
Dalam bergaul, Bapak/Ibu menerima orang lain sepenuhnya
Bapak/Ibu mengkomunikasikan pendapat baik lisan maupun tertulis secara santun, empatik dan efektif dengan teman sejawat dan komunitas ilmiah lainnya.
Bapak/Ibu mengkomunikasikan tentang program pembelajaran dan kemajuan peserta didik secara santun, empatik, dan efektif dengan orang tua peserta didik dan masyarakat.
Bapak/Ibu bekerjasama atas dasar saling memberi dan menerima dengan teman seprofesi.
Bapak/Ibu menjadi anggota aktif dalam penyusunan program untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan di daerah
Bapak/Ibu berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh komunitas guru di daerah.
Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.
Bapak/Ibu berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi ilmiah dan komunitas ilmiah lainnya melalui berbagai media.
Tabel 3.3
Rancangan Kuesioner kompetensi sosial guru
Variabel Indikator No. Butir Jumlah
Kompetensi sosial guru
1. Bersikap inklusif dan obyektif terhadap peserta didik, teman sejawat dan lingkungan sekitar dalam melaksanakan
pembelajaran.
2. Tidak bersikap
deskriminatif terhadap 1
2
1
peserta didik, teman sejawat, dan lingkungan sekolah karena perbedaan agama, suku, jenis kelamin, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi. 3. Berkomunikasi dengan
teman sejawat dan komunitas ilmiah lainnya secara santun, empatik dan efektif. 4. Berkomunikasi dengan
orang tua peserta didik dan masyarakat secara santun, empatik, dan efektif terhadap program pembelajaran dan kemajuan peserta didik 5. Mengikutsertakan orang
tua peserta didik dan masyarakat dalam program pembelajaran dan dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik.
6. Beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja dalam rangka meningkatkan
efektivitas sebagai pendidik.
7. Melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan didaerah yang bersangkutan. 8. Berkomunikasi dengan
kualitas pembelajaran. 9. Mengkomunikasikan
hasil motivasi pembelajaran kepada komunitas profesi sendiri secara lisan dan tulisan maupun bentuk lain.
3,6 2
b. Variabel usia
Tabel 3.4 Variabel usia
Variabel Indikator
Usia - Sangat muda
- Muda - Tua - Lanjut
c. Variabel pengalaman kerja
Tabel 3.5
Variabel pengalaman kerja
Variabel Indikator
Pengalaman Kerja - Baru
- Cukup - Lama - Sangat lama
d. Variabel status sosial ekonomi
Tabel 3.6
Variabel status sosial ekonomi
Variabel Indikator
3. Pengukuran Variabel Penelitian
Pengukuran Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Kompetensi sosial guru
Kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, dan masyarakat sekitar. Untuk mengukur kompetensi sosial tersebut digunakan skala Likert.
Tabel 3.7
Kriteria Kompetensi Sosial
No Frekuensi Skor
1 2 3
Setuju Ragu-ragu Tidak setuju
Skor 1 Skor 2 Skor 3
Untuk mengetahui klasifikasi skor kompetensi sosial guru, apakah masuk kriteria sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah, dan sangat rendah digunakan perhitungan Penilaian Acuan Norma tipe II sebagai berikut:
Tabel 3.8
Penilaian Acuan Norma tipe II
Skor Nilai
> M + 2S Sangat Tinggi
M+1S dan M+2S Tinggi
M – 1S dan M + 1S Cukup
M-2S dan M-1S Rendah
< M – 1S Sangat Rendah
Rumus Mean (M) dan Standar deviasi sebagai berikut (Masidjo 1995: 164) :
N X
∑
( )
∑
Χ −∑
Χ= 1 2 2
N N
σ
Di mana : X = jumlah skor dari kompetensi sosial N = jumlah responden
σ= standar deviasi
Dalam hal ini perhitungan mean dan standar deviasi akan dilaksanakan dengan bantuan program SPSS versi 12.
b. Usia
Dalam hal ini untuk mengukur variabel usia peneliti menggunakan skala Likert, yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.9 Kriteria usia
Kriteria Jawaban Skor Keterangan
< 20 th 20-39 th 40-59 th >59 1 2 3 4 Sangat muda Muda Tua Lanjut
c. Pengalaman kerja
Untuk mengukur pengalaman kerja peneliti menggunakan skala Likert, yaitu sebagai berkut :
Tabel 3.10
Kriteria Pengalaman Kerja
Kriteria Jawaban Skor Keterangan
d. Status sosial ekonomi
Untuk mengetahui status sosial ekonomi seorang guru, skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan rating scale dimana data yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan
dalam pengertian kualitatif. Pengukuran status sosial ekonomi dalam penelitian ini berdasarkan pada pendapat Soerjono Soekamto (1990), adalah :
1) Ukuran Kekayaan
Ukuran kekayaan dapat diukur me lalui beberapa indikator antara lain pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, harta benda yang dimiliki, serta fasilitas yang digunakan dalam kehidupan sehari- hari. Berikut ini adalah indikator pengukuran kekayaan dalam penelitian ini:
a) Pendapatan keluarga
Tabel 3.11
Pendapatan keluarga Per Bulan
No Pendapatan Skor
1. 2. 3. 4.
<Rp 2.000.000 Rp 2.000.000– Rp. 2. 600.000 Rp 2.700.000 – Rp. 3. 700.000 >Rp 3. 400.000
1 2 3 4 b) Jumlah anggota keluarga
Tabel 3.12
Jumlah Anggota Keluarga
No. Jumlah anggota Skor
1. 2. 3. 4. 3 orang 4 orang 5 orang
Lebih dari 5 orang
c) Jumlah tanggungan keluarga Tabel 3.13
Jumlah Tanggungan Keluarga
No Jumlah tanggungan Skor
1. 2. 3.
1-2 2-4
Lebih dari 4
3 2 1
d) Rumah
Tabel 3.14 Status rumah
No Rumah Skor
1. 2. 3. 4. Rumah sendiri Rumah sewa Rumah dinas
Milik orang tua/sanak saudara
4 3 2 1
e) Fasilitas khusus barang yang dimiliki Tabel 3.15
Fasilitas Khusus Barang Yang Dimiliki
No Fsilitas Skor
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. Mobil Motor Video TV berwarna TV hitam putih Tape recorder Radio Kulkas Mesin cuci Pesawat telepon Telepon genggam Pager Komputer Laptop
f) Sumber air
Tabel 3.16
Sumber Air Yang Digunakan
No Jenis sumber Skor
1. 2. 3. 4. 5. Sungai/mata air Sumur umum
Sumur timba milik sendiri Air Sumur pompa PAM 1 2 3 4 5
g) Kamar mandi
Tabel 3.17 Jumlah Kamar Mandi
No Jumlah Skor
1. 2. 3.
1 kamar mandi 2 kamar mandi
lebih dari 2 kamar mandi
1 2 3
h) Sawah
Tabel 3.18 Sawah Yang Dimiliki
No Jumlah Skor
1. 2. 3. 4. 5. Tidak mempunyai kurang dari ¼ ha. Antara ¼ ha – ½ ha Lebih dari ½ ha – 1 ha Lebih dari 1 ha
0 1 2 3 4 i) Kebun Tabel 3.19 Kebun Yang Dimiliki
No Jumlah tanggungan Skor
1. 2. 3. 4
Kurang dari ¼ ha. Antara ¼ ha – ½ ha Lebih dari ½ ha – 1 ha Lebih dari 1 ha
2) Ukuran kekuasaan
Seseorang yang memiliki kekuasaan atau mempunyai wewenang dalam masyarakat, maka ia menempati lapisan tertinggi statusnya dalam masyarakat.
a) Pangkat guru
Tabel 3.20 Pangkat Guru
No Pangkat Skor
1. 2. 3. 4.
Penata Muda, Penata Muda Tingkat I Penata, Penata Tingkat I
Pembina, Pembina Tingkat I
Pembina Utama Muda, Pembina Utama Madya, Pembina Utama
1 2 3 4
b) Ruang golongan
Tabel 3.21 Ruang Golongan
No Golongan Skor
1. 2. 3. 4. III/a, III/b III/c, III/d IV/a, IV/b IV/c, IV/d, IV/e
1 2 3 4
3) Ukuran kehormatan
a) Jabatan dalam keorganisasiaan Tabel 3.22
Jabatan Dalam Keorganisasian
No Jabatan Skor
1. 2. 3. 4. 5. Anggota Pengurus seksi Bendahara Sekretaris Ketua 1 2 3 4 5
b) Keaktifan dalam organisasi Tabel 3.23
Keaktifan Dalam Kegiatan Keagamaan
No Keaktifan Skor
1. 2. 3. 4. Sangat Aktif Aktif Kurang Aktif
Tidak Aktif sama sekali
4 3 2 1
c) Keaktifan dalam kegiatan pertemuan kemasyarakatan Tabel 3.24
Keaktifan Dalam kegiatan Pertemuan Kemasyarakatan
No Keaktifan Skor
1. 2. 3. 4. Sangat Aktif Aktif Kurang Aktif
Tidak Aktif sama sekali
4 3 2 1
4) Ukuran ilmu pengetahuan
status sosial ekonomi yang tinggi dalam masyarakat. Dalam penelitian ini indikator pendidikan terakhir guru dapat dijadikan kriteria dalam dalam mengukur status sosial ekonomi.
Tabel 3.25
Pendidikan Terakhir Guru
No Pendidikan terakhir Skor
1. 2. 3. 4.
Non keguruan < S1
S1 >S1
1 2 3 4
Untuk perhitungan ukuran status sosial ekonomi, dilakukan dengan cara menjumlahkan skor-skor ukuran tersebut dengan Penilaian Acuan Norma tipe II (PAN II) sebagai berikut:
Tabel 3.26
Penilaian Acuan Norma tipe II
Skor Nilai
> M + S Tinggi
M-1S dan M+1S Menengah
<M-1S Rendah
Dalam hal ini perhitungan mean dan standar deviasi akan dilaksanakan dengan bantuan program SPSS versi 12.
F. Teknik Pengumpulan Data
akan digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kompetensi sosial guru ditinjau dari usia, pengalaman kerja, latar belakang status sosial ekonomi.
G. Pengujian Instrumen Penelitian
1. Pengujian Validitas
Kevalidan alat ukur diuji dengan menggunakan metode analisis butir dengan menguji apakah item telah mengungkapkan faktor yang ingin diselidiki. Uji validitas dapat dilakukan dengan menggunakan product momemt dari Karl Person dengan rumus (Suharsimi, 1991 : 69):
rxy=
(
)( )
(
)
{
∑
∑
−∑
∑
}
{
∑
∑
−( )
∑
}
− 2 2 2 2 ` Y Y N X X N Y X XY N keterangan:N = total responden;
Y = total skor dari seluruh item; X = total skor dari setiap item;
r = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
Berikut ini adalah ringkasan hasil pengujian validitas data sebanyak 30 responden adalah sebagai berikut:
Tabel 3.27
Hasil pengukuran validitas kompetensi sosial guru No
Item hitung
r rtabel Keterangan
1 0,523 0,239 Valid
2 0,783 0,239 Valid
3 0,685 0,239 Valid
4 0,610 0,239 Valid
5 0,677 0,239 Valid
6 0,829 0,239 Valid
7 0,302 0,239 Valid
8 0,300 0,239 Valid
9 0,331 0,239 Valid
10 0,672 0,239 Valid
2. Pengujian Reliabilitas
Pengujian reliabilitas ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Pengujian ini memiliki arti bahwa apabila alat ukur tersebut diberikan beberapa kali pada sekelompok subyek sama akan diperoleh hasil yang relatif sama selama aspek dalam diri subyek yang diukur memang belum berubah (Suharsimi Arikunto,2006 : 196). Cara yang digunakan untuk mengukur reliabilitas adalah dengan menggunakan rumus alpha. Rumus yang menggunakan jawaban dengan penilaian jawaban bertingkat. Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan rumus alpha sebagai berikut
r11 =
(
)
Keterangan :
r11 = reliabilitas instrumen K = jumlah item
2 b
σ
Σ = jumlah variasi butir
2
στ = variasi total
Tingkat reliabilitas kuesioner diuji dengan taraf signifikansi 6%. Untuk menentukan apakah instrument penelitian itu reliableatau tidak, maka ketentuannya sebagai berikut :
a. Jika r hitung > r tabel dengan taraf signifikansi 6%, maka variabel dikatakan reliabel.
b. Jika r hitung < r tabel dengan taraf signifikansi 6%, maka variabel dikatakan tidak reliabel.
Dari hasil analisis dengan jumlah data (n) sebanyak 30 responden pada taraf signifikasi 6% denngan bantuan program SPSS versi 12 didapat hasil r11 adalah variabel kompetensi sosial guru dengan koefisien alpha sebesar 0,857 dengan r tabel sebesar 0.239.
H. Teknik Analisis Data
1. Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas
Tujuan dilakukan pengujian analisis ini agar kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari seharusnya.
rumus kolmogorov-Smirnov. Menurut Sugiyono (1999:255) yang dinyatakan dengan rumus :
D maksimum =
[
sn( )
x1 −sn( )
x2]
Keterangan :D = Deviasi maksimum
Sn(X1) = Distribusi kumulatif yang ditentukan Sn(X2) = Distribusi kumulatif yang diobservasi
Apabila probabilitas yang diperole h melalui perhitungan lebih kecil dari tingkat signifikan, artinya ada beda antara distribusi data yang dianalisis dengan distribusi teoritis sehingga sebaran data variabel adalah tidak normal pada taraf signifikansi 5%. Sedangkan apabila probabilitas yang diperoleh melalui perhitungan lebih besar dari taraf signifikasn 5% maka tidak signifikan, artinya tidak ada beda antara distribusi data yang dianalisi dengan distribusi teoritis sehingga sebaran data variabel adalah normal pada taraf signifikan 5%. (Sugiyono, 2003:150). Pengujian ini akan dilakukan dengan program SPSS versi 12.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui seragam tidaknya variansi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama. Pengujian homogenit as varians digunakan uji F dengan rumus sebagai berikut:
terkecil Varian
terbesar Varian
F
Harga Fhitung tersebut harus dibandingkan dengan Ftabel dengan ditetapkan taraf kesalahan 5%. Dalam hal ini berlaku ketentuan, bila harga Fhitung lebih kecil atau sama dengan Ftabel maka varian dikatakan homogen dan apabila Fhitung lebih besar dari Ftabel, maka varians homogen.
2. Uji Hipotesis
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analysis of Variance (ANOVA). Teknik ini digunakan untuk menguji hipotesis
yang sudah dirumuskan dalam Bab II yakni perbedaan kompetensi sosial guru ditinjau dari usia, pengalaman kerja, latar belakang status sosial ekonomi. Pengolahan data akan dilakukan menggunakan SPSS versi 12. Langkah- langkah pengujian adalah sebagai berikut :
a. Merumuskan Ho dan Ha Ho:µ1 = µ2 = µ3
Tidak ada perbedaan kompetensi sosial guru Ha:µ1 ? µ2 ? µ3
Ada perbedaan kompetensi sosial guru
b. Menentukan daerah penerimaan Ho dan penolakan Ha
Pengujian dengan ANOVA menggunakan distribusi F, titik kritis diperoleh dengan bantuan tabel F dimana titik kritis ditentukan oleh : 1. Taraf nyata atau signifikan (a) = 5%
Denominator = N – k c. Menentukan uji statistik
Uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah uji F ditentukan cara menghitung:
1. JKtotal =
(
)
N Xtot totX
2 2∑
∑
−2. JKantar =
(
) (
)
N X
n X
n
X
∑
∑
tot∑
+ + 2 2 2 1 2 13. JKdalam = JKtotal-JKantar
4. MKantar =
dalam antar
MK MK
5. MKdalam = m N JKdalam
−
6. Fhitung =
dalam antar
MK MK
Keterangan:
N = Jumlah seluruh sampel m = Jumlah kelompok
d. Membandingkan nilai F hitung dengan F tabel yaitu : Ho diterima jika Fhitung < Ftabel
Ha diterima jika Fhitung > Ftabel
Apabila distribusi data tidak normal maka pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis Chi Square (χ2), dengan
Daerah penolakan H0
(0,05 , (k-1), (b-1) 0
a. Merumuskan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) Ho:µ1 = µ2 = µ3
Ho : Tidak ada perbedaan kompetensi sosial guru ditinjau dari usia/ pengalaman kerja/ status sosial ekonomi.
Ha:µ1 ? µ2 ? µ3
Ha : Ada perbedaan kompetensi sosial guru ditinjau dari usia/ pengalaman kerja/ status sosial ekonomi.
b. Memilih level kepercayaan
Level kepercayaan yang digunakan adalah 95% c. Taraf signifikansi
Taraf signifikansi adalah 5%, nilai kritisn (Df) Df = (k-1)(b-1)
Di mana : k = kategori pengamatan kolom b = kategori pengamatan baris d. Kriteria pengujian
Ho diterima apabila χ2 hitung < χ2 tabel Ho ditolak apabila χ2 hitung > χ2 tabel
Daerah Penerimaan
e. Perhitungan Chi Square (?2)
(
)
fh fh fo∑
− = Χ 2 2Di mana :χ2 = Chi Square
Fo = frekuensi yang diobservasi (usia/ pengalaman kerja/ status sosial ekonomi)
Fh = frekuensi yang diharapkan (kompetensi sosial) Untuk memperoleh frekuensi yang diha rapkan (fh) digunakan rumus;
(
) (
)
mdanbaris jumlahkolo s jumlahbari x m jumlahkolo fh=f. Untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel yang satu dengan yang lainnya, digunakan koefisien kontingensi dengan rumus (I Nyoman Susila, 1986:216) :
N C
+ = 2 2
χ χ
Keterangan :C = koefisien kontigensi
χ2 = harga Chi-kuadrat yang diperoleh N = jumlah total
Nilai C di atas disebut koefisien kemungkinan. Semakin besar nilai C, semakin tinggi taraf hubungannya. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya, maka perlu membandingkan hasil C dengan Cmaks. rumus pembanding tersebut adalah :
(
k)
kCmaks = −1 /
Cmaks merupakan batasan taraf signifikan yang paling besar, semakin dekat jumlah C mendekati Cmaks semakin besar tingkat pengaruh yang terjadi yang telah dihitung dengan Chi-kuadrat.
Tabel 3.28 Interpretasi
No Harga Nilai koefisien Tingkat
Keterhandalan 1 C maks = 0,80 Sangat tinggi
2 C maks 0,60 < 0,80 Tinggi
3 C maks 0,40 < 0,60 Sedang
4 C maks 0,20 < 0,40 Rendah
5 C maks < 0,20 Sangat rendah
g. Membuat kesimpulan
1. Berdasarkan pada perbandingan Chi Square (χ2) hitung dengan Chi Square (χ2) tabel:
a) Apabila χ2
hitung <χ2tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. b) Apabila χ2 hitung >χ2tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. 2. Berdasarkan pada probabilitas (signifikansi):
45 BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi data variabel usia, pengalaman kerja, status sosial ekonomi dan
kompetensi sosial guru
Dalam penelitian ini data dikumpulkan dengan instrumen kuesioner. Kuesioner disebarkan kepada para guru di beberapa Sekolah Menengah Atas (SMA) di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jumlah kuesioner yang disebarkan kepada para responden sebanyak 373 kuesioner. Dari kuesioner yang tersebar sebagian kembali dan sebagian lagi kembali tetapi tidak diisi secara lengkap sehingga jumlah kuesioner yang dipakai sebanyak 359 kuesioner. Dengan demikian respons rate penelitian sebanyak 96,25%.
1. Karakteristik responden penelitian a. Usia
Berikut ini disajikan mengenai tabel usia responden. Tabel 4.1
Distribusi responden menurut usia
No Usia Frekuensi Frekuensi Relatif (%)
1 Sangat muda (<20 th) 2 6
2 Muda (20th – 39 th) 109 30,4
3 Tua (40 th – 59 th) 243 67,7
4 Lanjut (>59 th) 5 1,4
JUMLAH 359 100
responden yang berusia antara 20 tahun sampai dengan 39 tahun sebanyak 109 responden atau 30,4%, sedangkan responden yang berusia antara 40 tahun sampai dengan 59 tahun sebanyak 243 responden atau 67,7% dan responden yang berusia >59 tahun sebanyak 5 responden atau 1,4%. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar responden (67,7%) berusia antara 40 tahun sampai dengan 59 tahun.
b. Pengalaman kerja
Tabel 4.2
Distribusi responden menurut pengalaman kerja
No Pengalaman kerja Frekuensi Frekuensi Relatif (%)
1 Baru (< 5 th) 49 13,6
2 Cukup (5 th – 14 th) 103 28,7
3 Lama (15 th – 24 th) 148 41,2
4 Sangat lama (> 24 th) 59 16,4
JUMLAH 359 100
bahwa sebagian besar responden (41,2%) memiliki pengalaman kerja antara 15 tahun sampai dengan 24 tahun.
c. Status sosial ekonomi
untuk mengetahui klasifikasi angka-angka status sosial ekonomi apakah memasuki kriteria tinggi, cukup, atau rendah maka digunakan perhitungan sebagai berikut:
Mean = 32,64
Standar deviasi = 5,72 Penilaian skor adalah: Tinggi = > M + 1S
= > 32,64 + 1 (5,72) = > 38,367
= > 38
Cukup = M – 1S --- M + 1S = 32,64 – 1(5,72) --- 38,367 = 26,913 --- 38 = 27 --- 38 Rendah = < M – 1S
Tabel 4.3
Distribusi responden menurut status sosial ekonomi
No Status sosial ekonomi Frekuensi Frekuensi Relatif (%)
1 Tinggi (>38) 57 15,9
2 Cukup (27-38) 239 66,6
3 Rendah (<27) 63 17,5
JUMLAH 359 100
Berdasarkan tabel 4.3 tersebut di atas diketahui bahwa guru yang memiliki status sosial ekonomi kategori tinggi dengan skor lebih dari 38 sebanyak 57 orang guru. Guru yang memiliki status sosial ekonomi kategori cukup dengan skor antara 27-38 sebanyak 239 orang guru, dan guru yang memiliki status sosial ekonomi kategori rendah dengan skor kurang dari 27 sebanyak 63 orang guru. Dengan demikian dapat diketahui bahwa status sosial ekonomi guru pada tingkat status sosial ekonomi 27-38 dengan kategori cukup terdapat 239 orang guru.
2. Interpretasi kompetensi sosial guru
Untuk mengetahui klasifikasi angka-angka kompetensi sosial guru apakah memasuki kriteria tinggi, cukup, atau rendah maka digunakan perhitungan sebagai berikut:
Mean = 27,90
Standar deviasi = 2,064 Penilaian skor-skor:
Sangat tinggi = >M + 2S
= > 32
Tinggi = M + 1S --- M + 2S = 27,90 + 1(2,064) --- 32,028 = 29,96 --- 32,028 = 30 --- 32 Cukup = M - 1S --- M + 1S
= 27,90 - 1(2,064) -- 29,96 = 25,836 --- 30 = 26 --- 30 Sangat rendah = M – 2S --- M-1S
= 27,90 – 2(2,064) ---- 25,836 = 23,772 --- 25,836 = 24 --- 26 Rendah = < M – 2S
= < 23,772 = <24
Tabel 4.4
Interpretasi data kompetensi sosial guru
No Skor Frekuensi Frekuensi Relatif
(%)
1 Sangat Tinggi (>32) 0 0
2 Tinggi (30 – 32) 111 30,9
3 Cukup (26 – 30) 204 56,8
4 Rendah (24 – 26) 31 8,6
5 Sangat Rendah (<24) 13 3,6
Berdasarkan hasil interpretasi data kompetensi sosial guru pada tabel 4.4 tersebut di atas, diketahui bahwa guru yang memiliki kompetensi sosial kategori sangat tinggi dengan skor lebih dari 38 sebanyak 0 orang guru. Guru yang memiliki kompetensi sosial kategori tinggi dengan skor antara 30-31 sebanyak 111 orang guru. Guru yang memiliki kompetensi sosial kategori cukup dengan skor 26-30 sebanyak 204 orang guru. Sedangkan guru yang memiliki kompetensi sosial kategori rendah dengan skor 24-26 sebanyak 31 orang guru dan guru yang memiliki kompetensi sosial ketegori sangat rendah dengan skor kurang dari 24 sebanyak 13 orang guru. Dari hasil yang diperoleh terlihat bahwa pada skor 26-30 memiliki frekuensi terbanyak yaitu sebanyak 204 orang guru dengan interprestasi cukup.
B. Analisis data
1. Pengujian Prasyarat Analisis Data a. Pengujian Normalitas
Tabel 4.5
Rangkuman hasil pengujian normalitas variabel kompetensi sosial guru, usia, pengalaman kerja dan status sosial ekonomi
Kompetensi sosial
Pengalaman kerja
Usia Status sosial ekonomi
N 359 359 359 359
Normal Parameters (a,b)
Mean
27,90 2,60 2,70 2,07
Std.
Deviation 2,064 ,918 ,500 ,280 Most
Extreme Differences
Absolute
,173 ,243 ,417 ,524
Positive ,155 ,169 ,260 ,524
Negative -,173 -,243 -,417 -,392
Kolmogorov-Smirnov Z 3,286 4,610 7,903 9,928
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
Dari hasil pengujian tersebut di atas menunjukkan bahwa keseluruhan nilai asymp. Sig tersebut 0,000 lebih kecil dari 0,05. dengan demikian dapat disimpulkan distribusi data adalah tidak normal.
b. Pengujian homogenitas
Uji homogenitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui seragam tidaknya variansi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama. Pengujian homogenitas varians digunakan uji F.
Tabel 4.6
Rangkuman hasil pengujian homogenitas variabel kompetensi sosial, usia, pengalaman kerja dan status sosial ekonomi
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Pengalaman kerja 1,031 3 355 ,379
Usia ,241 3 355 ,867
Sossek ,193 2 356 ,824
lebih dari 0,05 maka Ho diterima. Levene test hitung variabel usia adalah 0,241 dengan nilai probabilitas 0,867 oleh karena probabilitas lebih dari 0,05 maka Ho diterima, dan variabel status sosial ekonomi terlihat bahwa levene test hitung adalah 0,193 dengan nilai probabilitas 0,824 oleh karena lebih dari 0,05 ,aka Ho diterima. Dengan demikian, ketiga variabel atau varians tersebut adalah sama.
2. Pengujian hipotesis
Karena data tidak berdistribusi normal maka pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan alat uji statistis Chi Square.
a. Analisis kompetensi sosial guru ditinjau dari usia
Langkah- langkah pengujian hipotesis menggunakan Chi Square adalah sebagai berikut:
1) Menentukan formulasi hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha)
Ho : tidak ada perbedaan kompetensi sosial guru ditinjau dari usia Ha : ada perbedaan kompetensi sosial guru ditinjau dari usia
2) Memilih level of significance yaitu 0,05 dan degree of freedom yaitu:
Daerah penolakan H0
16,919 0
3) Kriteria pengujian
Ho diterima apabila χ2< 16,919 Ho ditolak apabila χ2 > 16,919 4) Perhitungan Chi Square
Tabel 4.5
Kompetensi sosial dan usia Kompetensi sosial guru Usia
(tahun) Tinggi Cukup Rendah
Sangat rendah
Total
<20 0 1 1 0 2
20-39 5 5 60 39 109
40-59 8 23 140 72 243
>59 0 2 3 0 5
Total 13 31 204 111 359
Dari tabel di atas dapat diperoleh nilai Chi Square sebagai berikut:
fo fh (fo-fh)2
fh
0 0,072 0,072
5 3,947 0,281
8 8,799 0,073
0 0,181 0,181
1 0,173 3,963
5 9,412 2,068
23 20,983 0,194
2 0,432 5,696
1 1,136 0,016
60 61,939 0,061
140 138,084 0,027
3 2,841 0,009
0 0,618 0,618
Daerah Penerimaan
39 33,702 0,833
72 75,134 0,131
0 1,546 1,546
Total χ2
hitung
15,769 Perhitungan fh:
(
)
0,072359 2 13 × = =
fh
(
)
1,136359 2 204 × = =
fh
(
)
3,947359 109 13× = =
fh
(
)
61,939359 109 204× = =
fh
(
)
8,799359 243 13 = × =
fh
(
)
138,084359 243 204 = × = fh
(
)
0,181359 5 13 × = =
fh
(
)
2,841359 5 204 × = =
fh
(
)
0,173359 2 31 = × =
fh
(
)
0,618359 2 111 = × = fh
(
)
9,412359 109 31× = =
fh
(
)
33,702359 109 111× = =
fh
(
)
20,983359 243 31 = × =
fh
(
)
75,134359 243 111 = × = fh
(
)
0,432359 5 31× = =
fh
(
)
1,546359 5 111× = =
fh
5) Perhitungan koefisien kontigensi (C)
359 769 , 15 769 , 15 + =
C = 0,205
Untuk mengetahui derajat hubungan antar variabel maka C dibandingkan dengan Cmaks maka perhitungannya sebagai berikut:
( )
4−1 /4=
maks
C = 0,866
Dari hasil perhitungan C/Cmaks= 0,237 di atas maka dapat disimpulkan bahwa derajat hubungan variabel kompetensi sosial dengan usia adalah rendah.
6) Membuat kesimpulan
Dilihat dari hasil pengujian statistik bahwa chi square hitung = 15,769 < chi square tabel = 16,919, maka kesimpulan yang diambil adalah menerima Ho atau menolak Ha, yang berarti tidak ada perbedaan kompetensi sosial guru ditinjau dari usia.
b. Analisis kompetensi sosial ditinjau dari pengalaman kerja
1) Menentukan formulasi hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha)
Ho : tidak ada perbedaan kompetensi sosial guru ditinjau dari pengalaman kerja
Ha : ada perbedaan kompetensi sosial guru ditinjau dari pengalaman kerja
2) Memilih level of significance yaitu 0,05 dan degree of freedom yaitu:
Daerah penolakan H0
16,919 0
3) Kriteria pengujian
Ho diterima apabila χ2 < 16,919 Ho ditolak apabila χ2 > 16,919 4) Perhitungan Chi Square
Tabel 4.6
Kompetensi sosial dan pengalaman kerja Kompetensi sosial guru Pengalaman kerja (tahun) Sangat rendah Rendah
Cukup Tinggi
Total
<5 3 5 28 13 49
5-14 3 9 54 37 103
15-24 6 11 84 47 148
>24 1 6 38 14 59
Total 13 31 204 111 359
Dari tabel di atas dapat diperoleh nilai Chi Square sebagai berikut:
fo fh (fo-fh)2
fh
3 1,774 0,847
3 3,730 0,143
6 5,359 0,077
1 2,136 0,605
5 4,231 0,140
9 8,894 0,001
11 12,780 0,248
6 5,095 0,161
28 27,844 0,001
54 58,529 0,350
84 84,100 0,000
fo fh (fo-fh)2
Daerah Penerimaan
fh
38 33,526 0,597
13 15,150 0,305
37 31,847 0,834
47 45,760 0,034
14 18,242 0,987
Totalχ2 hitung 5,328
Perhitungan fh :
(
)
1,774359 49 13 = × =
fh
(
)
27,844359 49 204 = × = fh
(
)
3,730359 103 13× = =
fh
(
)
58,529359 103 31× = =
fh
(
)
5,359359 148 13 = × =
fh
(
)
84,100359 148 31 = × = fh
(
)
2,136359 59 13× = =
fh
(
)
33,526359 59 31× = =
fh
(
)
4,231359 49 31 = × =
fh
(
)
15,150359 49 111 = × = fh
(
)
8,894359 103 31 = × =
fh
(
)
31,847359 103 111 = × = fh
(
)
12,780359 148 31× = =
fh
(
)
45,760359 148 111× = =
fh
(
)
5,095359 59 31 = × =
fh
(
)
18,242359 59 111 = × = fh
5) Perhitungan Koefisien kontingensi (C):
359 328 , 5 328 , 5 + = C =0,121
( )
4−1 /4=
maks
C = 0,866
Rasio = 0,121/0,866 = 0,139
Dari hasil perhitungan C/Cmaks = 0,139 di atas maka dapat disimpulkan bahwa derajat hubungan variabel kompetensi sosial dengan pengalaman kerja adalah sangat rendah.
6) Membuat kesimpulan:
Hasil analisis dengan uji statistik chi square, menunjukkan nilai chi square hitung = 5,328 < nilai chi square tabel = 16,919, maka
kesimpulan yang diambil adalah menerima Ho atau menolak Ha yang berarti tidak ada perbedaan kompetensi sosial guru ditinjau dari pengalaman kerja.
c. Analisis kompetensi sosial guru ditinjau dari status sosial ekonomi 1) Menentukan formulasi hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif
(Ha)
Ho : tidak ada perbedaan kompetensi sosial guru ditinjau dari status sosial ekonomi
Ha : ada perbedaan kompetensi sosial guru ditinjau dari status sosial ekonomi
2) Memilih level of significance yaitu 0,05 dan degree of freedom yaitu:
Daerah penolakan H0
12,592 0
3) Kriteria pengujian
Ho diterima apabila χ2 < 12,592 Ho ditolak apabila χ2 > 12,592 4) Perhitungan Chi Square
Tabel 4.7