Pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya perlu memperhatikan arahan dalam peraturan dan
perundangan terkait, antara lain:
1. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah: Pemerintah daerah diberikan hak otonomi daerah, yaitu hak, wewenang, dan kewajiban daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang- undangan.
2. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Untuk mendukung penyelenggaraan otonomi daerah,
pemerintah daerah didukung sumber-sumber pendanaan meliputi Pendapatan Asli
Daerah, Dana Perimbangan, Pendapatan Lain yang Sah, serta Penerimaan Pembiayaan.
Penerimaan daerah ini akan digunakan untuk mendanai pengeluaran daerah yang
dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang ditetapkan
melalui Peraturan Daerah.
3. Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan. Dana Perimbangan terdiri dari Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, dan Dana Alokasi
Khusus. Pembagian DAU dan DBH ditentukan melalui rumus yang ditentukan
Kementerian Keuangan.
4. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota: Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan
daerah, terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan.
5. Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah: Sumber pinjaman daerah meliputi Pemerintah, Pemerintah Daerah Lainnya, Lembaga Keuangan
KERANGKA STRATEGI
PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR
BIDANG CIPTA KARYA
Bank dan Non-Bank, serta Masyarakat. Pemerintah Daerah tidak dapat melakukan
pinjaman langsung kepada pihak luar negeri, tetapi diteruskan melalui pemerintah pusat.
6. Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur (dengan perubahan Perpres 13/2010 &
Perpres 56/2010): Menteri atau Kepala Daerah dapat bekerjasama dengan badan usaha
dalam penyediaan infrastruktur. Jenis infrastruktur permukiman yang dapat
dikerjasamakan dengan badan usaha adalah infrastruktur air minum, infrastruktur air
limbah permukiman dan prasarana persampahan
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (dengan perubahan Permendagri 59/2007 dan Permendagri
21/2011): Struktur APBD terdiri dari:
a. Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Pendapatan Lain yang Sah.
b. Belanja Daerah meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung.
c. Pembiayaan Daerah meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan Pembiayaan Pengeluaran.
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 15 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Infrastruktur: Kementerian PU
menyalurkan DAK untuk pencapaian sasaran nasional bidang Cipta Karya, Adapun ruang
lingkup dan kriteria teknis DAK bidang Cipta Karya adalah bidang Infrastruktur Air
Minum dan bidang Infrastruktur Sanitasi.
9. Peraturan Menteri PU No. 14 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum yang Merupakan Kewenanangan Pemerintah dan
Dilaksanakan Sendiri: Dalam menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai dana APBN,
Kementerian PU membentuk satuan kerja berupa Satker Tetap Pusat, Satker Unit
Pelaksana Teknis Pusat, dan Satuan Non Vertikal Tertentu.
Berdasarkan peraturan perundangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa lingkup sumber dana
kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya yang dibahas dalam RPIJM meliputi:
1. Dana APBN, meliputi dana yang dilimpahkan Ditjen Cipta Karya kepada Satuan Kerja di tingkat provinsi (dana sektoral di daerah) serta Dana Alokasi Khusus bidang Air Minum
dan Sanitasi.
3. Dana APBD Kabupaten/Kota, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah kabupaten untuk pembangunan infrastruktur
permukiman dengan skala kabupaten/kota.
4. Dana Swasta meliputi dana yang berasal dari skema kerjasama pemerintah dan swasta (KPS), maupun skema Corporate Social Responsibility (CSR).
5. Dana Masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat.
6. Dana Pinjaman, meliputi pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar negeri.
Dana-dana tersebut digunakan untuk belanja pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan
prasarana yang telah terbangun, serta rehabilitasi dan peningkatan prasarana yang telah ada.
Oleh karena itu, dana-dana tersebut perlu dikelola dan direncanakan secara terpadu sehingga
optimal dan memberi manfaat yang sebesar- besarnya bagi peningkatan pelayanan bidang Cipta
Karya.
5.1. Potensi Pendanaan APBD
5.1.1.Pendapatan Daerah dan Sumber Pendapatan Daerah
Sumber pendapatan daerah terdiri dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan, dan lain-lain
pendapatan daerah yang sah. Dalam perencanaan APBD terdapat target pendapatan daerah yang
merupakan capaian yang harus diperoleh, sedangkan pada akhir tahun anggaran, diketahui
Tabel 5.1 Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat tahun 2009-2012
No. Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 Rata-rata
Pertumbu han(%)
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 PENDAPATAN 889.018.883.757 973.680.952.446 1.114.541.194.856 1.378.569.032.459 1.555.901.880.204 15,14 1.1. Pendapatan Asli
Daerah
32.668.853.044 30.616.398.059 40.541.423.980 129.244.580.780 65.521.499.189 48,91
1.1.1. Pajak daerah 17.988.084.889 16.251.526.000 17.818.656.067 34.629.636.892 27.682.021.547 18,57 1.1.2. Retribusi daerah 6.246.968.608 6.087.670.211 5.558.882.798 7.100.208.435 23.953.910.248 63,47 1.1.3. Hasil pengelolaan
keuangan daerah yang dipisahkan
1.872.545.100 3.720.027.566 4.697.405.752 4.086.051.187 4.637.997.487 31,36
1.1.4. Lain-lain PAD yang sah
6.561.254.447 4.559.024.282 6.213.070.050 83.428.684.266 9.247.569.906 289,91
1.2. Dana Perimbangan 797.596.232.858 859.012.339.741 928.573.080.201 1.060.399.150.030 1.233.279.204.253 11,57 1.2.1. Dana bagi hasil pajak
/bagi hasil bukan pajak
113.894.332.858 137.445.206.941 137.812.564.561 156.839.383.030 169.455.342.253 10,70
1.2.2. Dana alokasi umum 619.729.900.000 628.952.504.000 736.887.815.640 847.503.037.000 982.658.132.000 12,40 1.2.3. Dana alokasi khusus 63.972.000.000 65.865.700.000 53.872.700.000 56.056.730.000 81.165.730.000 8,40 1.3. Lain-Lain Pendapatan
Daerah yang Sah
58.753.797.855 84.052.214.646 145.426.690.675 188.925.301.649 257.101.176.762 45,52
1.3.1 Hibah 25.235.000 25.235.000
- - - 0,00
1.3.2 Dana darurat - - - -
1.3.3 Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan Pemerintah Daerah
No. Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 Rata-rata Pertumbu
han(%)
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1.3.5 Bantuan keuangan dari provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya
Bahwa realisasi pendapatan daerah menunjukkan peningkatan yang bervariasi dari tahun ke
tahun, dengan rata-rata peningkatan mencapai 15,14% per tahun. Peningkatan tertinggi dicapai
pada realisasi anggaran tahun 2012, yang meningkat 23,69% dibanding tahun sebelumnya.
Peningkatan tersebut sebagian besar dipengaruhi oleh peningkatan realisasi PAD yang mencapai
218,8% dibandingkan PAD tahun sebelumnya. Dengan catatan bahwa peningkatan tersebut
disebabkan masuknya dana Lain-lain PAD yang sah sebesar Rp. 75 Milyar.
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Berdasarkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 Pasal 6 ayat (1) dan Peraturan Pemerintah
Nomor 58 Tahun 2005 pasal 22 ayat (1), ada 4 (empat) sumber Pendapatan Asli Daerah yang
memegang peranan penting dalam pengelolaan keuangan daerah, yaitu: (i) Pajak Daerah; (ii)
Retribusi Daerah; (iii) Hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan; dan (iv) Lain-lain
PAD yang sah.
Penerimaan dari Pajak Daerah bertumbuh rata-rata sebesar 44,25%/tahun dan Retribusi Daerah
hanya bertumbuh rata-rata 11,06%/tahun sedangkan kontribusinya terhadap Pendapatan Daerah
pada tahun 2010 masing-masing sebesar 9,60% dan 3,95%. Nilai ini masih tergolong relatif kecil,
diperlukan adanya upaya yang lebih kongkrit agar PAD meningkat secara wajar dan
proporsional, agar Kabupaten Langkat mampu mengurangi ketergantungan pada pendanaan yang
bersumber dari Pemerintah Pusat.
Kontribusi PAD terhadap Pendapatan Daerah di Kabupaten Langkat cenderung mengalami
peningkatan, namun tingkat ketergantungan kepada Pemerintah Pusat, khususnya terhadap Dana
Alokasi Umum (DAU) masih sangat besar. Jika dilihat dari tingkat pertumbuhan PAD dari tahun
2008 hingga 2013, angka pertumbuhannya fluktuatif namun cenderung meningkat. Artinya dari
Tabel 5.2 Realisasi Sumber-sumber PAD Kabupaten Langkat Tahun anggaran 2009 -2012.
Sumber : LPJ Keuangan Daerah Kab. Langkat 2009-2013
Tabel 5.3. Perkembangan Kontribusi Sumber-sumber PAD Kabupaten Langkat Tahun Anggaran 2009 -2013 (%)
No. URAIAN 2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (6)
1 Pajak Daerah 17.988.084.889 16.251.526.000 17.818.656.067 34.629.636.892 27.682.021.547 2 Retribusi Daerah 6.246.968.608 6.087.670.211 5.558.882.798 7.100.208.435 23.953.910.248 3 Hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan (Dev.Bank Sumut)
1.872.545.100 3.720.027.566 4.697.405.752 4.086.051.187 4.637.997.487
4 Lain-lain PAD yang sah 6.561.254.447 4.559.024.282 6,213,070,050 83.428.684.266 9.247.569.906 TOTAL PAD 32.668.853.044 30.616.398.059 40.541.423.980 129.244.580.780 65.521.499.189 Sumber : LPJ Keuangan Daerah Kab. Langkat 2009-2013
No.
URAIAN
2009
2010
2011
2012
2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Pajak Daerah 55,06 53,08 43,95 26,79 42,25
2 Retribusi Daerah 19,12 19,88 13,71 5,49 36,56 3 Hasil pengelolaan kekayaan daerah
yang dipisahkan (Dev.Bank Sumut)
5,73 12,15 11,59 3,16 7,08
4 Lain-lain PAD yang sah 20,08 14,89 15,33 64,55 14,11
Jika dilihat dari strukturnya, maka pos pembentuk PAD cenderung mengalami sedikit pergeseran
selama dua tahun terakhir. Pada tahun-tahun awal pengamatan (2009-2010), pembentuk PAD
terbesar kedua adalah retribusi daerah, namun di tahun-tahun akhir pengamatan, pembentuk
PAD terbesar kedua adalah Lain-lain PAD Yang Sah. Pergeseran ini akibat kecenderungan
berkurangnya penerimaan retribusi daerah terutama dari Retribusi Pelayanan RSUD, yang mulai
tahun 2009 diperhitungkan masuk ke dalam pos Lain-lain PAD Yang Sah. Namun pembentuk
PAD yang utama tetap berasal dari Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Pada tahun 2013, penerimaan Pajak Daerah mencapai Rp 27.682.021.547 atau 42,25% dari total
PAD. Penerimaan pajak ini terutama berasal dari Pajak BPHTB, Pajak Mineral bukan batuan dan
logam dan serta Pajak Penerangan Jalan. Adanya jenis Pajak Daerah yang baru dipungut mulai
tahun 2011 (pajak sarang burung walet dan pajak BPHTBB) diharapkan akan meningkatkan
pendapatan daerah. Untuk retribusi, pada tahun 2012, penerimaan retribusi yang utama adalah
retribusi pelayanan kesehatan dan retribusi Izin usaha telekomunikasi. Kinerja pengelolaan
Tabel 5.4 Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Langkat Tahun 2013
Sumber : Laporan Keuangan Kabupaten Langkat 2013
NO. JENIS PUNGUTAN TARGET REALISASI % SISA TARGET
(1) (2) (3) (4) (5) (6) I. PAJAK DAERAH
1 Pajak Hotel 30.000.000 30.775.000 102,58 Over
2 Pajak Restoran 750.000.000 860.561.328 114,74 Over
3 Pajak Hiburan 10.000.000 10.260.000 102,60 Over
4 Pajak Reklame 500.000.000 612.350.054 122,47 Over
5 Pajak Penerangan Jalan 18.400.000.000 17.299.197.661 94,02 1.100.802.339
6 Pajak Mineral Bkn Logam & Batuan 1.500.000.000 1.511.202.095 100,75 Over
7 Pajak Parkir 3.300.000 5.477.600 165,99 Over
8 Pajak Air Bawah Tanah 400.000.000 400.232.194 100,06 Over
9 Pajak Sarang Burung Walet 50.000.000 50.115.000 100,23 Over
10 Pajak Bphtb 6.500.000.000 6.901.850.615 106,18 Over
J U M L A H……….. 28.143.300.000 27.682.021.547 98,36 461.278.453
II. RETRIBUSI DAERAH
1 Pel. Kesehatan 20.654.332.445 17.709.557.958 85,74 2.944.774.487
2 Pel. Persamp/ Kebersihan 900.000.000 904.800.000 100,53 OVER
3 Peng.Biaya Cetak Ktp Dan Akte
Catatan Sipil
975.590.000 1.169.375.000 119,86 -
4 Pel. Parkir 700.000.000 446.780.000 63,83 253.220.000
5 Ret.Pel. Pasar 700.000.000 566.482.500 80,93 133.517.500
6 Ret.Peng.Kend.Bermotor 250.362.000 267.076.000 106,68 95.276.500
7 Ret.Pung.Racun Api 20.000.000 16.195.000 80,98 3.805.000
8 Ret. Pemakaian Kekayaan Daerah 310.000.000 349.044.000 112,59 OVER
9 Ret.Js.Ush.Terminal 250.000.000 136.800.000 54,72 113.200.000
10 Jasa Ush.Rmh Pot.Hewan 85.000.000 90.076.000 105,97 OVER
11 Ret. Pel. Pelabuhan 30.000.000 4.700.000 15,67 25.300.000
12 Ret. Tpt Rekreasi Dan Olahraga 0 0 0,00 Over
13 Ret. Pjln Produksi Usaha Daerah 40.000.000 40.300.000 100,75 Over
14 Izin Mendirikan Bangunan 1.200.000.000 965.498.790 80,46 234.501.210
15 Izin Gangguan / Keramaian 300.000.000 465.450.000 155,15 Over
16 Izin Trayek 15.000.000 7.375.000 49,17 7.625.000
17 Izin Rekreasi & Hib.Umum 200.000.000 161.400.000 80,70 38.600.000
18 Ret. Izin Usaha Telekomunikasi 1.540.000.000 653.000.000 42,40 1.474.000.000.
J U M L A H……….. 28.170.284.445 23.953.910.248 85,03 2.908.032.065.
III. LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG SAH
1 Pelepasan Hak Atas Tanah 2.125.000.000 0 0 2.125.000.000
2 Penjulan Hsl Perkebunan 12.500.000 14.400.000 115,20 Over
3 JASA GIRO 5.500.000.000 6.339.471.361 115,26 Over
4 Pendapatan dari pengembalian 5.341.000.000 2.893.698.545 54,18 2.447.301.455
J U M L A H……….. 12.978.500.000 9.247.569.906 71,25 4.572.301.455
d. Dana Perimbangan
Dalam penjelasan UU Nomor 33 Tahun 2004 telah dinyatakan bahwa Dana Perimbangan
merupakan pendanaan Daerah yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) yang terdiri atas Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi
Khusus (DAK). Dana Perimbangan ini merupakan transfer dana dari Pemerintah serta merupakan
satu kesatuan yang utuh. Proporsi dana perimbangan terhadap APBD relatif besar, mencapai
85,98%. Hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten Langkat dalam pendanaan daerah masih sangat
bergantung pada pemerintah pusat. Namun ketergantungan ini dari tahun ketahun harus
diturunkan agar pada saatnya nanti Kabupaten Langkat mampu lebih mandiri membiayai
kegiatan pembangunan daerahnya. Otonomi daerah dinyatakan berhasil apabila daerah mampu
semakin mandiri dalam membiayai pembangunan daerahnya.
Secara umum besarnya realisasi Dana Perimbangan atara tahun 2009-2013 cenderung meningkat
setiap tahun, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 8,60% pertahun. Pendapatan dari DAK dan
DBH Pajak antara tahun 2009-2013 fluktiatif cenderung meningkat dengan rata-rata
pertumbuhan -3,19% dan 8,79%. Khusus untuk DAK pendapatan ini besaran penerimaannya
tergantung dengan kegiatan yang diusulkan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional,
sehingga dapat dipahami bila pertumbuhannya cenderung negative. Dana Alokasi Umum
memberikan kontribusi terbesar terhadap penerimaan dari Dana Perimbangan. Kontribusinya
mencapai lebih dari 77,71% dari total Dana Perimbangan yang diperoleh Pemerintah Kabupaten
Tabel 5.5 Realisasi Dana Perimbangan Kabupaten Langkat Tahun anggaran 2009 -2013
No. URAIAN 2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (6)
1 DBH Pajak 112.613.540.614 134.927.486.622 133.355.687.653 151.807.807.144 163.142.286.045
2 DBH bukan Pajak/Provisi SDA
1.280.792.244 2.517.720.319 4.456.876.908 5.031.575.886 6.313.056.208
3 DAU 619.729.900.000 628.952.504.000 736.887.815.640 847.503.037.000 982.658.132.000
4 DAK 63.972.000.000 65.865.700.000 53.872.700.000 56.056.730.000 81.165.730.000
TOTAL Dana Perimbangan
797.596.232.858 859.012.339.741 928.573.090.201 1.060.399.150.030 1.233.279.204.253
Sumber : LPJ Keuangan Daerah Kab. Langkat 2009-2013
Tabel 5.6 Pertumbuhan Dana Perimbangan Kabupaten Langkat Tahun anggaran 2009 -2013 (%)
No. URAIAN 2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 DBH Pajak 2.66 19.81 -1.16 13.84 7,47
2 DBH bukan Pajak/Provisi SDA
28.08 96.58 77.02 12.89 25,47
3 DAU 5.15 1.49 17.16 15.01 15,95
4 DAK -1.55 2.96 -18.21 4.05 44,79
TOTAL Dana Perimbangan
4.39 7.70 8.10 14.20 16,30
Pada tahun anggaran 2013, realisasi penerimaan Dana Perimbangan mencapai 98,48% atau
sebesar Rp 1.060.399.150.030 Capaian realisasi untuk DAU dan DAK sebesar 100%, sedangkan
realisasi penerimaan dari Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak sebesar 99,71%. Capaian penerimaan
yang paling rendah dari Bagi Hasil Minyak Bumi yaitu 71,11%, dan Cukai Hasil Tembakau
sebesar 82,48%. Dari tahun ke tahun, penerimaan Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak memang lebih
sering tidak mencapai realisasi 100%. Data selengkapnya mengenai Dana Perimbangan tersaji
dalam tabel 3.8. Untuk Bagi Hasil Bukan Pajak dan Provisi SDA, data dan perhitungannya
berasal dari Pemerintah Pusat, sedangkan Pemerintah Daerah hanya bertindak pasif. Sehingga
kedepan Pemerintah Daerah juga bisa diperkenankan untuk mengetahui sacara langsung besaran
dan perhitungan dari produksi Migas di Kabupaten Langkat, dan perkenankan terlibat dalam
kebijakan eksploitasinya. Hal ini mengingat SDA Migas adalah SDA yang tidak dapat
diperbaharui, yang hasilnya sangat diharapkan untuk pembangunan daerah.
Tabel 5.7 Target dan Realisasi Dana Perimbangan Kabupaten Langkat Tahun 2013
NO. JENIS PENDAPATAN TARGET REALISASI % SISA TARGET
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. BAGIAN BAGI HASIL PAJAK
1 Bagi Hasil Dari Pbb 159.521.880.875 153.330.900.773 96,12 6.190.980.102
2 Bagi Hasil Dari Bphtb 0 0 #DIV/0! -
3 BAGI HASIL Pph PSL 25 DAN
PSL 29 DAN Pph PSL 21
11.555.269.971 9.811.385.272 84,91 1.743.884.699
J U M L A H 171.077.150.846 163.142.286.045 95,36 7.934.864.801
II. BAG.BAGI HSL BKN PJK / SDA 1 Bg Hasil Dari Provisi Sumber
Daya Hutan
193.258.557 142.268.374 73,62 50.990.183
2 Bg Hasil Dari Pungutan Hasil Perikanan
289.738.431 347.408.873 119,90 Over
3 Bg Hasil Minyak Bumi 1.365.240.000 2.515.315.488 184,24 Over
4 Bg Hasil Gas Bumi 2.615.669.000 2.829.371.907 108,17 Over
5 Bg Hasil Tambang Panas
Bumi
11.699.400 12.340.980 105,48 Over
6 Cukai Hasil Tembakau 376.729.052 392.538.841 104,20 Over
7 Bg Hasil Pertambangan Umum 210.890.700 73.811.745 35,00 137.078.955
J U M L A H 5.063.225.140 6.313.056.208 124,68 Over
III. DANA ALOKASI UMUM
1 Dana Alokasi Umum 982.658.132.000 847.503.037.000 86,25 135.155.095.000
J U M L A H 982.658.132.000 847.503.037.000 86,25 135.155.095.000
IV. DANA ALOKASI KHUSUS
1 Dak Bid. Pendidikan 36.181.280.000 36.181.280.000 100 -
NO. JENIS PENDAPATAN TARGET REALISASI % SISA TARGET
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
6 Dak Bid. Infrastruktur Sanitasi 719.930.000 719.930.000 100 -
7 Dak Bid. Perikanan & Kelautan 5.519.270.000 5.519.270.000 100 -
8 Dak Bid. Pertanian 5.563.120.000 5.563.120.000 100 -
9 Dak Bid. Lingkungan Hidup 1.191.440.000 1.191.440.000 100 -
10 Dak Bid. Keluarga Berencana 1.240.890.000 1.240.890.000 100 -
11 Dak Bid. Kehutanan 1.185.110.000 1.185.110.000 100 -
12 Dak Bid. Sarana Perdagangan 5.885.400.000 5.885.400.000 100 -
13 Dak Bid. Keselamatan
Transportasi Darat
356.630.000 356.630.000 100 -
J U M L A H 81.165.730.000 81.165.730.000 100 -
JUMLAH DANA PERIMBANGAN 1.239.964.237.986 1.233.279.204.253 99,46 6.685.033.733
Sumber : Laporan Keuangan Kabupaten Langkat 2013
c. Lain-lain Pendapatan yang Sah
Pos Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah dalam APBD di Kabupaten Langkat terdiri dari
pendapatan hibah, dana bagi hasil pajak dari provinsi, dana penyesuaian dan otonomi khusus,
serta bantuan keuangan dari provinsi atau pemda lainnya. Proporsi Lain-lain Pendapatan Yang
Sah terhadap pendapatan daerah Kabupaten Langkat mencapai 16,52% pada tahun 2013. Proposi
ini cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2013, ditargetkan lain-lain pendapatan
Tabel 5.8. Realisasi Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah Kabupaten Langkat Tahun anggaran 2009 -2013
No. URAIAN 2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (6)
1 Pendapatan Hibah 25,235,000 25,235,000 - - -
2 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi 34,424,458,855 35,616,920,646 32,431,446,957 22,504,507,823 14.203.936.562
3 Dana Penyesuaian dan Otsus - 34,227,000,000 96,309,063,500 116,777,995,000 172.223.013.000
4 Bantuan Keuangan dari Provinsi 24,304,104,000 14,133,070,000 16,686,180,218 49,040,340,000 70.670.340.000 TOTAL 58,753,797,855 84,002,225,646 145,426,690,675 188,322,842,823 257.097.289.562
Sumber : LPJ Keuangan Daerah Kab. Langkat 2009-2013
Tabel 5.9 Target dan Realisasi Lain-Lain Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat Tahun 2013
NO. JENIS PENDAPATAN TARGET REALISASI % SISA
TARGET
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. BAG.BAGI HSL PJK PROPINSI
1 Pajak Kend.Bermotor Bbn-Kb 4.001.460.178 4.001.460.178 100,00 0
2 Pajak Kend Diatas Air 300.000 0 0,00 300.000
3 Bea Balik Nama Kend. Bermotor 5.000.862.756 5.000.862.765 100,00 0
4 Pajak Bbn Kend. Diatas Air 7.000 0 0,00 7.000
5 Pajak Bahan Bakar Kend. Bermotor 5.000.924.550 5.000.924.550 100,00 0
6 Pajak Pengambilan Abt 0 0 #DIV/0! 0
7 Pajak Pengambilan Air Permukaan 200.689.078 200.689.078 100,00 0
NO. JENIS PENDAPATAN TARGET REALISASI % SISA TARGET
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
J U M L A H ……… 103.289.462.000 70.670.340.000 68,42 32.619.122.000
III. DANA PENYESUAIAN dan DANA OTONOMI
1 Dana Tambahan Pengh.Guru Pnsd 12.699.000.000 12.699.000.000 100 - 2 Dana Tunjangan Profesi Guru Pnsd 159.524.013.000 159.524.013.000 100 -
IV. PENDAPATAN LAINNYA
Pendapatan Lainnya 3.887.200 3.887.200 - -
5.1.2. Realisasi Penerimaan Kabupaten Langkat
Realisasi penerimaan Kabupaten Langkat pada tahun anggaran 2014 sebesar
1.682.148.382.104,21 rupiah dari 1.623.707.886.136,00 rupiah yang ditargetkan. Dengan demikian
realisasi penerimaan Kabupaten Langkat pada tahun anggaran tersebut lebih 3,60 persen dari
yang ditargetkan.
Selain bank dan koperasi, pegadaian merupakan alternatif lain bagi masyarakat untuk
memperoleh kredit secara mudah dan cepat. Pada tahun 2014, kredit yang diberikan melalui jasa
pegadaian cabang Tanjung Pura dan cabang Pangkalan Brandan . Sedangkan bagi pelanggan
yang tidak mampu menebus barangnya sampai batas waktu yang ditentukan, akan dilakukan
pelelangan.
Pada tahun anggaran 2014, jumlah koperasi yang terdaftar di Dinas Koperasi dan UKM
Kabupaten Langkat ada 44 buah Koperasi Unit Desa dan 595 Koperasi Non KUD yang
beranggotakan sebanyak 56.376 orang. Data yang lebih rinci mengenai koperasi di Kabupaten
Tabel 5.10. Realisasi Penerimaan dan Pengeluaran Daerah Otonom TA.2014
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
B. Dana Perimbangan
Bagi Hasil Pajak
Bagi Hasil Bukan Pajak
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
Dana Penyesuaian
Pendapatan Bagi Hasil Pajak
C. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah
Hibah
Belanja Peralatan dan Mesin
Belanja Bangunan dan Gedung
Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan
Belanja Aset Tetap Lainnya
Belanja Tak Terduga
Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA)
Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman G.Pengeluaran Daerah
Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah
Pembayaran Pokok Utang
H.Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan (I-II-IV)
104.489.258.035,58 181.336.428.675,22
Tabel 5.11. Target dan Realisasi Penerimaan Keuangan Daerah (Rp) 2005-2014
1 2005 433.653.892.463,00 433.586.319.300,87 99,98 2 2006 646.501.016.019.,00 659.402.854.768,44 102,00 3 2007 787.083.359.923,00 818.789.132.209,52 104,03 4 2008 819.448.750.350,00 830.885.012.396,28 101,40 5 2009 876.735.679.707,07 890.337.146.042,64 101,55 6 2010 1.004.947.181.609,00 994.519.312.821,92 98,97 7 2011 1.121.589.517.351,00 1.108.552.889.780,35 98,99 8 2012 1.390.025.706.198,00 1.378.567.032.459,08 99,18 9 2013 1.603.656.988.480,00 1.555.901.880.204,41 97,02 10 2014 1.623.707.886.136,00 1.682.148.382.104,21 103,60 Sumber : Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKAD) Kabupaten Langkat
Tabel. 5.12. Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat (Rp) 2014
Uraian Target Realisasi %
1 Pajak Daerah 38.547.000.000,00 37.150.151.469,76 96,38 2 Retribusi Daerah 52.541.784.356,00 50.817.560.042,00 96,72 3 Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah Yang Dipisahkan
5.200.000.000,00 3.398.214.567,00 65,35
4 Pos Lain-lain Pendapatan 10.853.500.000,00 16.446.049.468,45 151,53 5 Pos Bagi Hasil Pajak 111.932.599.095,00 141.375.847.536,00 126,30 6 Pos Bagi Hasil Bukan Pajak 10.217.913.484,00 12.109.074.448,00 118,51 7 Pos Dana Alokasi Umum 1.039.650.946.000,00 1.039.650.946.000,00 100,00 8 Pos Dana Alokasi Khusus 67.162.550.000,00 67.162.550.000,00 100,00 9 Bantuan Propinsi 51.862.945.454,00 33.263.631.561,00 64,14 10 Pendapatan Lainnya - 701.690.000,00 - 11 Dana Penye. & Dana Otonomi 226.277.619.000,00 218.641.119.000,00 96,63 12 Bagian Bagi Hasil Pajak
Propinsi
9.461.028.747,00 10.008.708.214,00 105,79
Tabel 5.13. Target dan Realisasi Penerimaan Rutin Bersumber dari Pajak Daerah otonom 2014
Jenis Pajak Target Realisasi %
1 Pajak Hotel 30.000.000,00 30.250.000,00 100,83 2 Pajak Restoran 850.000.000,00 902.386.752,00 106,16 3 Pajak Hiburan 13.000.000,00 14.095.000,00 108,42 4 Pajak Reklame 800.000.000,00 813.114.293,76 101,64 5 Pajak Penerangan Jalan 18.000.000.000,00 19.783.530.526,00 109,91 6 Pajak Penerangan Jalan non
PLN
400.000.000,00 404.295.472,00 101,07
7 Pajak Mineral Bukan LOgam & Bantuan
1.500.000.000,00 1.380.806.447,00 92,05
8 Pajak Parkir 4.000.000,00 5.506.500,00 140,14 9 Pajak Sarang Burung Walet 50.000.000,00 50.010.000,00 100,02 10 Pajak Air Tanah 400.000.000,00 400.174.610,00 100,04 11 BPHTB 6.500.000.000,00 3.180.953.308,00 48,94 12 Pajak PBB P2 10.000.000.000,00 10.184.929.561,00 101,85
Jumlah/Total 38.547.000.000,00 10.184.929.561,00 101,85 Sumber : Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKAD) Kabupaten Langkat
Tabel 5.14. Realisasi Pendapatan Asli Daerah Pajak Per Kecamatan (Rp) 2014
Kecamatan
Jenis Pajak
Pajak Restoran Pajak Hotel Pajak Reklame
(1) (2) (3) (4)
1 Bahorok 9.930.000,00 22.250.000,00 14.081.800,00
2 Serapit 640.000,00 - -
11 Batang Serangan 1.250.000,00 - 2.623.600,00 12 Sawit Seberang 1.440.000,00 - 7.984.500,00 13 Padang Tualang 1.695.000,00 - 7.485.200,00
14 Hinai 10.305.000,00 - 10.952.400,00
15 Secanggang 1.620.000,00 - 8.287.700,00 16 Tanjung Pura 31.494.000,00 - 111.016.838,00
17 Gebang 3.042.000,00 - 16.274.700,00
18 Babalan 6.415.000,00 3.000.000,00 136.963.890,63 19 Sei Lapan 3.960.000,00 5.000.000,00 257.000,00
20 Brandan Barat 9.405.000,00 - -
21 Besitang 6.451.000,00 - 15.555.200,00 22 Pangkalan Susu 3.355.000,00 - 30.699.499,13
23 Pematang Jaya 444.000,00 - -
Langkat 329.555.378,00 30.250.000,00 813.114.293,76
Lanjutan
Kecamatan
Jenis Pajak Pajak Hiburan Pajak Mineral
Bukan Logam %
9 Stabat 7.680.000,00 1.000.000,00 3.325.000,00
10 Wampu - 21.500.000,00 - 16 Tanjung Pura 970.000,00 12.000.000,00 1.740.500,00
17 Gebang - - -
18 Babalan - - 540.000,00
19 Sei Lapan - 5.670.000,00 -
20 Brandan Barat 800.000,- 8.168.000,00 -
21 Besitang - - -
22 Pangkalan Susu 2.600.000,00 727.046.000,00 -
23 Pematang Jaya - - -
Langkat 14.095.000,00 1.380.806.447,00 5.605.500,00
Lanjutan
Kecamatan
Jenis Pajak Air Tanah Pajak Sarang
Burung Walet 7 Selesai 20.663.466 800.000 50.614.121 717.956.687
8 Binjai 5.820.640 - - 387.240.196
9 Stabat 23.993.784 10.950.000 4.773.384 1.109.869.608 10 Wampu 61.497.291 - 15.729.763 284.212.197 11 Batang Serangan - 300.000 - 167.238.452 12 Sawit Seberang 9.934.105 - 2.347.916 49.804.638 13 Padang Tualang 86.098.021 - 28.929.984 256.522.160 14 Hinai 8.658.550 2.100.000 - 216.964.105 15 Secanggang 8.586.998 1.400.000 - 411.107.105 16 Tanjung Pura 732.975 20.000.000 - 372.108.327 17 Gebang 4.266.391 1.800.000 13.002.444 292.139.705 18 Babalan 2.460.325 9. 500.000 28.699.023 468.210.374
19 Sei Lapan - 1.000.000 - 403.381.889
Tabel 5.15. Target, Realisasi dan Persentase Pendapan Asli Daerah per Kecamatan 2014
Kecamatan Target Realisasi %
(1) (2) (2) (4)
1 Bahorok 419.426.000,00 451.518.522,00 107,65 2 Serapit 357.020.000,00 218.280.692,00 61,14 3 Salapian 235.363.000,00 245.340.076,00 104,24 4 Kutalimbaru 165.078.000,00 170.047.889,00 103,01 5 Sei Bingai 512.176.000,00 414.611.493,00 80,95 6 Kuala 432.051.000,00 521.323.277,00 120,66 7 Selesai 1.367.929.000,00 1.056.796.574,00 77,26 8 Binjai 501.215.000,00 414.871.736,00 82,77 9 Stabat 2.120.733.000,00 1.730.431.320,00 81,60 10 Wampu 568.802.000,00 383.959.251,00 67,50 11 Batang Serangan 264.875.000,00 346.813.999,00 130,93 12 Sawit Seberang 83.956.000,00 79.482.159,00 94,67 13 Padang Tualang 339.774.000,00 396.994.865,00 116,84 14 Hinai 272.417.000,00 248.980.015 91,40 15 Secanggang 616. 553.000,00 435.486.803,00 70,63 16 Tanjung Pura 646.378.000,00 550.062.640.00 85,10 17 Gebang 423.530.000,00 330.525.240,00 78,04 18 Babalan 687.513.000,00 655.788.612,63 95,39 19 Sei Lapan 457.752.000,00 419.268.889,00 91,59 20 Brandan Barat 266.143.000,00 233.812694,00 87,85 21 Besitang 847.016.000,00 727.938.485,00 85,94 22 Pangkalan Susu 1.104.485.000,00 1.336.195.966,13 120,98 23 Pematang Jaya 107.279.000,00 125.967.646,00 117,42
Langkat 12.797.464.000,00 11.494.498.873,76 88,82
Sumber : Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKAD) Kabupaten Langkat
5.2. Potensi Pendanaan APBN
Pemerintah Kabupaten memiliki tugas untuk membangun prasarana permukiman di daerahnya.
Untuk melihat upaya pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan bidang
Cipta Karya perlu dianalisis proporsi belanja pembangunan Cipta Karya terhadap total belanja
daerah dalam 3-5 tahun terakhir. Proporsi belanja Cipta Karya meliputi pembangunan
infrastruktur baru, operasional dan pemeliharaan infrastruktur yang sudah ada. Perlu disusun
tabel proporsi berdasarkan sektor-sektor Cipta Karya yang ada. Adapun data perkembangan
Realisasi Belanja Modal Pembangunan Cipta Karya Kota Langkat selama kurun waktu terakhir
yang diperoleh untuk tahun 2007-2011 adalah seperti dijelaskan pada tabel berikut.
Corporate Social Responsibility (CSR) untuk kegiatan non-cost recovery. Dasar hukum
pembiayaan dengan skema KPS adalah Perpres No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama
Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur serta Permen PPN No. 3
Tahun 2012 Tentang Panduan Umum Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan
Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur. Sedangkan landasan hukum untuk pelaksanaan CSR
tercantum dalam UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) dan UU No. 25 tahun
2007 tentang Penanaman Modal.
Di Kota Langkat, belum adanya kerja sama antara Pemerintah Daerah dengan pihak swasta
khususnya bidang Cipta Karya. Untuk ke depannya diharapkan agar terjalin kerja sama dalam
menanggulangi kebutuhan masyarakat Kota Langkat dalam bidang Cipta Karya melalui skema
Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) untuk kegiatan yang berpotensi cost-recovery atau