• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya perlu memperhatikan arahan dalam peraturan dan

perundangan terkait, antara lain:

1. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah: Pemerintah daerah diberikan hak otonomi daerah, yaitu hak, wewenang, dan kewajiban daerah

otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan

masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang- undangan.

2. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Untuk mendukung penyelenggaraan otonomi daerah,

pemerintah daerah didukung sumber-sumber pendanaan meliputi Pendapatan Asli

Daerah, Dana Perimbangan, Pendapatan Lain yang Sah, serta Penerimaan Pembiayaan.

Penerimaan daerah ini akan digunakan untuk mendanai pengeluaran daerah yang

dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang ditetapkan

melalui Peraturan Daerah.

3. Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan. Dana Perimbangan terdiri dari Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, dan Dana Alokasi

Khusus. Pembagian DAU dan DBH ditentukan melalui rumus yang ditentukan

Kementerian Keuangan.

4. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan

Daerah Kabupaten/Kota: Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan

daerah, terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan.

5. Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah: Sumber pinjaman daerah meliputi Pemerintah, Pemerintah Daerah Lainnya, Lembaga Keuangan

KERANGKA STRATEGI

PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR

BIDANG CIPTA KARYA

(2)

Bank dan Non-Bank, serta Masyarakat. Pemerintah Daerah tidak dapat melakukan

pinjaman langsung kepada pihak luar negeri, tetapi diteruskan melalui pemerintah pusat.

6. Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur (dengan perubahan Perpres 13/2010 &

Perpres 56/2010): Menteri atau Kepala Daerah dapat bekerjasama dengan badan usaha

dalam penyediaan infrastruktur. Jenis infrastruktur permukiman yang dapat

dikerjasamakan dengan badan usaha adalah infrastruktur air minum, infrastruktur air

limbah permukiman dan prasarana persampahan

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (dengan perubahan Permendagri 59/2007 dan Permendagri

21/2011): Struktur APBD terdiri dari:

a. Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Pendapatan Lain yang Sah.

b. Belanja Daerah meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung.

c. Pembiayaan Daerah meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan Pembiayaan Pengeluaran.

8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 15 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Infrastruktur: Kementerian PU

menyalurkan DAK untuk pencapaian sasaran nasional bidang Cipta Karya, Adapun ruang

lingkup dan kriteria teknis DAK bidang Cipta Karya adalah bidang Infrastruktur Air

Minum dan bidang Infrastruktur Sanitasi.

9. Peraturan Menteri PU No. 14 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum yang Merupakan Kewenanangan Pemerintah dan

Dilaksanakan Sendiri: Dalam menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai dana APBN,

Kementerian PU membentuk satuan kerja berupa Satker Tetap Pusat, Satker Unit

Pelaksana Teknis Pusat, dan Satuan Non Vertikal Tertentu.

Berdasarkan peraturan perundangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa lingkup sumber dana

kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya yang dibahas dalam RPIJM meliputi:

1. Dana APBN, meliputi dana yang dilimpahkan Ditjen Cipta Karya kepada Satuan Kerja di tingkat provinsi (dana sektoral di daerah) serta Dana Alokasi Khusus bidang Air Minum

dan Sanitasi.

(3)

3. Dana APBD Kabupaten/Kota, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah kabupaten untuk pembangunan infrastruktur

permukiman dengan skala kabupaten/kota.

4. Dana Swasta meliputi dana yang berasal dari skema kerjasama pemerintah dan swasta (KPS), maupun skema Corporate Social Responsibility (CSR).

5. Dana Masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat.

6. Dana Pinjaman, meliputi pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar negeri.

Dana-dana tersebut digunakan untuk belanja pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan

prasarana yang telah terbangun, serta rehabilitasi dan peningkatan prasarana yang telah ada.

Oleh karena itu, dana-dana tersebut perlu dikelola dan direncanakan secara terpadu sehingga

optimal dan memberi manfaat yang sebesar- besarnya bagi peningkatan pelayanan bidang Cipta

Karya.

5.1. Potensi Pendanaan APBD

5.1.1.Pendapatan Daerah dan Sumber Pendapatan Daerah

Sumber pendapatan daerah terdiri dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan, dan lain-lain

pendapatan daerah yang sah. Dalam perencanaan APBD terdapat target pendapatan daerah yang

merupakan capaian yang harus diperoleh, sedangkan pada akhir tahun anggaran, diketahui

(4)

Tabel 5.1 Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat tahun 2009-2012

No. Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 Rata-rata

Pertumbu han(%)

(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

1 PENDAPATAN 889.018.883.757 973.680.952.446 1.114.541.194.856 1.378.569.032.459 1.555.901.880.204 15,14 1.1. Pendapatan Asli

Daerah

32.668.853.044 30.616.398.059 40.541.423.980 129.244.580.780 65.521.499.189 48,91

1.1.1. Pajak daerah 17.988.084.889 16.251.526.000 17.818.656.067 34.629.636.892 27.682.021.547 18,57 1.1.2. Retribusi daerah 6.246.968.608 6.087.670.211 5.558.882.798 7.100.208.435 23.953.910.248 63,47 1.1.3. Hasil pengelolaan

keuangan daerah yang dipisahkan

1.872.545.100 3.720.027.566 4.697.405.752 4.086.051.187 4.637.997.487 31,36

1.1.4. Lain-lain PAD yang sah

6.561.254.447 4.559.024.282 6.213.070.050 83.428.684.266 9.247.569.906 289,91

1.2. Dana Perimbangan 797.596.232.858 859.012.339.741 928.573.080.201 1.060.399.150.030 1.233.279.204.253 11,57 1.2.1. Dana bagi hasil pajak

/bagi hasil bukan pajak

113.894.332.858 137.445.206.941 137.812.564.561 156.839.383.030 169.455.342.253 10,70

1.2.2. Dana alokasi umum 619.729.900.000 628.952.504.000 736.887.815.640 847.503.037.000 982.658.132.000 12,40 1.2.3. Dana alokasi khusus 63.972.000.000 65.865.700.000 53.872.700.000 56.056.730.000 81.165.730.000 8,40 1.3. Lain-Lain Pendapatan

Daerah yang Sah

58.753.797.855 84.052.214.646 145.426.690.675 188.925.301.649 257.101.176.762 45,52

1.3.1 Hibah 25.235.000 25.235.000

- - - 0,00

1.3.2 Dana darurat - - - -

1.3.3 Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan Pemerintah Daerah

(5)

No. Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 Rata-rata Pertumbu

han(%)

(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

1.3.5 Bantuan keuangan dari provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya

(6)

Bahwa realisasi pendapatan daerah menunjukkan peningkatan yang bervariasi dari tahun ke

tahun, dengan rata-rata peningkatan mencapai 15,14% per tahun. Peningkatan tertinggi dicapai

pada realisasi anggaran tahun 2012, yang meningkat 23,69% dibanding tahun sebelumnya.

Peningkatan tersebut sebagian besar dipengaruhi oleh peningkatan realisasi PAD yang mencapai

218,8% dibandingkan PAD tahun sebelumnya. Dengan catatan bahwa peningkatan tersebut

disebabkan masuknya dana Lain-lain PAD yang sah sebesar Rp. 75 Milyar.

Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Berdasarkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 Pasal 6 ayat (1) dan Peraturan Pemerintah

Nomor 58 Tahun 2005 pasal 22 ayat (1), ada 4 (empat) sumber Pendapatan Asli Daerah yang

memegang peranan penting dalam pengelolaan keuangan daerah, yaitu: (i) Pajak Daerah; (ii)

Retribusi Daerah; (iii) Hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan; dan (iv) Lain-lain

PAD yang sah.

Penerimaan dari Pajak Daerah bertumbuh rata-rata sebesar 44,25%/tahun dan Retribusi Daerah

hanya bertumbuh rata-rata 11,06%/tahun sedangkan kontribusinya terhadap Pendapatan Daerah

pada tahun 2010 masing-masing sebesar 9,60% dan 3,95%. Nilai ini masih tergolong relatif kecil,

diperlukan adanya upaya yang lebih kongkrit agar PAD meningkat secara wajar dan

proporsional, agar Kabupaten Langkat mampu mengurangi ketergantungan pada pendanaan yang

bersumber dari Pemerintah Pusat.

Kontribusi PAD terhadap Pendapatan Daerah di Kabupaten Langkat cenderung mengalami

peningkatan, namun tingkat ketergantungan kepada Pemerintah Pusat, khususnya terhadap Dana

Alokasi Umum (DAU) masih sangat besar. Jika dilihat dari tingkat pertumbuhan PAD dari tahun

2008 hingga 2013, angka pertumbuhannya fluktuatif namun cenderung meningkat. Artinya dari

(7)

Tabel 5.2 Realisasi Sumber-sumber PAD Kabupaten Langkat Tahun anggaran 2009 -2012.

Sumber : LPJ Keuangan Daerah Kab. Langkat 2009-2013

Tabel 5.3. Perkembangan Kontribusi Sumber-sumber PAD Kabupaten Langkat Tahun Anggaran 2009 -2013 (%)

No. URAIAN 2009 2010 2011 2012 2013

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (6)

1 Pajak Daerah 17.988.084.889 16.251.526.000 17.818.656.067 34.629.636.892 27.682.021.547 2 Retribusi Daerah 6.246.968.608 6.087.670.211 5.558.882.798 7.100.208.435 23.953.910.248 3 Hasil pengelolaan

kekayaan daerah yang dipisahkan (Dev.Bank Sumut)

1.872.545.100 3.720.027.566 4.697.405.752 4.086.051.187 4.637.997.487

4 Lain-lain PAD yang sah 6.561.254.447 4.559.024.282 6,213,070,050 83.428.684.266 9.247.569.906 TOTAL PAD 32.668.853.044 30.616.398.059 40.541.423.980 129.244.580.780 65.521.499.189 Sumber : LPJ Keuangan Daerah Kab. Langkat 2009-2013

No.

URAIAN

2009

2010

2011

2012

2013

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Pajak Daerah 55,06 53,08 43,95 26,79 42,25

2 Retribusi Daerah 19,12 19,88 13,71 5,49 36,56 3 Hasil pengelolaan kekayaan daerah

yang dipisahkan (Dev.Bank Sumut)

5,73 12,15 11,59 3,16 7,08

4 Lain-lain PAD yang sah 20,08 14,89 15,33 64,55 14,11

(8)

Jika dilihat dari strukturnya, maka pos pembentuk PAD cenderung mengalami sedikit pergeseran

selama dua tahun terakhir. Pada tahun-tahun awal pengamatan (2009-2010), pembentuk PAD

terbesar kedua adalah retribusi daerah, namun di tahun-tahun akhir pengamatan, pembentuk

PAD terbesar kedua adalah Lain-lain PAD Yang Sah. Pergeseran ini akibat kecenderungan

berkurangnya penerimaan retribusi daerah terutama dari Retribusi Pelayanan RSUD, yang mulai

tahun 2009 diperhitungkan masuk ke dalam pos Lain-lain PAD Yang Sah. Namun pembentuk

PAD yang utama tetap berasal dari Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Pada tahun 2013, penerimaan Pajak Daerah mencapai Rp 27.682.021.547 atau 42,25% dari total

PAD. Penerimaan pajak ini terutama berasal dari Pajak BPHTB, Pajak Mineral bukan batuan dan

logam dan serta Pajak Penerangan Jalan. Adanya jenis Pajak Daerah yang baru dipungut mulai

tahun 2011 (pajak sarang burung walet dan pajak BPHTBB) diharapkan akan meningkatkan

pendapatan daerah. Untuk retribusi, pada tahun 2012, penerimaan retribusi yang utama adalah

retribusi pelayanan kesehatan dan retribusi Izin usaha telekomunikasi. Kinerja pengelolaan

(9)

Tabel 5.4 Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Langkat Tahun 2013

Sumber : Laporan Keuangan Kabupaten Langkat 2013

NO. JENIS PUNGUTAN TARGET REALISASI % SISA TARGET

(1) (2) (3) (4) (5) (6) I. PAJAK DAERAH

1 Pajak Hotel 30.000.000 30.775.000 102,58 Over

2 Pajak Restoran 750.000.000 860.561.328 114,74 Over

3 Pajak Hiburan 10.000.000 10.260.000 102,60 Over

4 Pajak Reklame 500.000.000 612.350.054 122,47 Over

5 Pajak Penerangan Jalan 18.400.000.000 17.299.197.661 94,02 1.100.802.339

6 Pajak Mineral Bkn Logam & Batuan 1.500.000.000 1.511.202.095 100,75 Over

7 Pajak Parkir 3.300.000 5.477.600 165,99 Over

8 Pajak Air Bawah Tanah 400.000.000 400.232.194 100,06 Over

9 Pajak Sarang Burung Walet 50.000.000 50.115.000 100,23 Over

10 Pajak Bphtb 6.500.000.000 6.901.850.615 106,18 Over

J U M L A H……….. 28.143.300.000 27.682.021.547 98,36 461.278.453

II. RETRIBUSI DAERAH

1 Pel. Kesehatan 20.654.332.445 17.709.557.958 85,74 2.944.774.487

2 Pel. Persamp/ Kebersihan 900.000.000 904.800.000 100,53 OVER

3 Peng.Biaya Cetak Ktp Dan Akte

Catatan Sipil

975.590.000 1.169.375.000 119,86 -

4 Pel. Parkir 700.000.000 446.780.000 63,83 253.220.000

5 Ret.Pel. Pasar 700.000.000 566.482.500 80,93 133.517.500

6 Ret.Peng.Kend.Bermotor 250.362.000 267.076.000 106,68 95.276.500

7 Ret.Pung.Racun Api 20.000.000 16.195.000 80,98 3.805.000

8 Ret. Pemakaian Kekayaan Daerah 310.000.000 349.044.000 112,59 OVER

9 Ret.Js.Ush.Terminal 250.000.000 136.800.000 54,72 113.200.000

10 Jasa Ush.Rmh Pot.Hewan 85.000.000 90.076.000 105,97 OVER

11 Ret. Pel. Pelabuhan 30.000.000 4.700.000 15,67 25.300.000

12 Ret. Tpt Rekreasi Dan Olahraga 0 0 0,00 Over

13 Ret. Pjln Produksi Usaha Daerah 40.000.000 40.300.000 100,75 Over

14 Izin Mendirikan Bangunan 1.200.000.000 965.498.790 80,46 234.501.210

15 Izin Gangguan / Keramaian 300.000.000 465.450.000 155,15 Over

16 Izin Trayek 15.000.000 7.375.000 49,17 7.625.000

17 Izin Rekreasi & Hib.Umum 200.000.000 161.400.000 80,70 38.600.000

18 Ret. Izin Usaha Telekomunikasi 1.540.000.000 653.000.000 42,40 1.474.000.000.

J U M L A H……….. 28.170.284.445 23.953.910.248 85,03 2.908.032.065.

III. LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG SAH

1 Pelepasan Hak Atas Tanah 2.125.000.000 0 0 2.125.000.000

2 Penjulan Hsl Perkebunan 12.500.000 14.400.000 115,20 Over

3 JASA GIRO 5.500.000.000 6.339.471.361 115,26 Over

4 Pendapatan dari pengembalian 5.341.000.000 2.893.698.545 54,18 2.447.301.455

J U M L A H……….. 12.978.500.000 9.247.569.906 71,25 4.572.301.455

(10)

d. Dana Perimbangan

Dalam penjelasan UU Nomor 33 Tahun 2004 telah dinyatakan bahwa Dana Perimbangan

merupakan pendanaan Daerah yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

(APBN) yang terdiri atas Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi

Khusus (DAK). Dana Perimbangan ini merupakan transfer dana dari Pemerintah serta merupakan

satu kesatuan yang utuh. Proporsi dana perimbangan terhadap APBD relatif besar, mencapai

85,98%. Hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten Langkat dalam pendanaan daerah masih sangat

bergantung pada pemerintah pusat. Namun ketergantungan ini dari tahun ketahun harus

diturunkan agar pada saatnya nanti Kabupaten Langkat mampu lebih mandiri membiayai

kegiatan pembangunan daerahnya. Otonomi daerah dinyatakan berhasil apabila daerah mampu

semakin mandiri dalam membiayai pembangunan daerahnya.

Secara umum besarnya realisasi Dana Perimbangan atara tahun 2009-2013 cenderung meningkat

setiap tahun, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 8,60% pertahun. Pendapatan dari DAK dan

DBH Pajak antara tahun 2009-2013 fluktiatif cenderung meningkat dengan rata-rata

pertumbuhan -3,19% dan 8,79%. Khusus untuk DAK pendapatan ini besaran penerimaannya

tergantung dengan kegiatan yang diusulkan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional,

sehingga dapat dipahami bila pertumbuhannya cenderung negative. Dana Alokasi Umum

memberikan kontribusi terbesar terhadap penerimaan dari Dana Perimbangan. Kontribusinya

mencapai lebih dari 77,71% dari total Dana Perimbangan yang diperoleh Pemerintah Kabupaten

(11)

Tabel 5.5 Realisasi Dana Perimbangan Kabupaten Langkat Tahun anggaran 2009 -2013

No. URAIAN 2009 2010 2011 2012 2013

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (6)

1 DBH Pajak 112.613.540.614 134.927.486.622 133.355.687.653 151.807.807.144 163.142.286.045

2 DBH bukan Pajak/Provisi SDA

1.280.792.244 2.517.720.319 4.456.876.908 5.031.575.886 6.313.056.208

3 DAU 619.729.900.000 628.952.504.000 736.887.815.640 847.503.037.000 982.658.132.000

4 DAK 63.972.000.000 65.865.700.000 53.872.700.000 56.056.730.000 81.165.730.000

TOTAL Dana Perimbangan

797.596.232.858 859.012.339.741 928.573.090.201 1.060.399.150.030 1.233.279.204.253

Sumber : LPJ Keuangan Daerah Kab. Langkat 2009-2013

Tabel 5.6 Pertumbuhan Dana Perimbangan Kabupaten Langkat Tahun anggaran 2009 -2013 (%)

No. URAIAN 2009 2010 2011 2012 2013

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 DBH Pajak 2.66 19.81 -1.16 13.84 7,47

2 DBH bukan Pajak/Provisi SDA

28.08 96.58 77.02 12.89 25,47

3 DAU 5.15 1.49 17.16 15.01 15,95

4 DAK -1.55 2.96 -18.21 4.05 44,79

TOTAL Dana Perimbangan

4.39 7.70 8.10 14.20 16,30

(12)

Pada tahun anggaran 2013, realisasi penerimaan Dana Perimbangan mencapai 98,48% atau

sebesar Rp 1.060.399.150.030 Capaian realisasi untuk DAU dan DAK sebesar 100%, sedangkan

realisasi penerimaan dari Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak sebesar 99,71%. Capaian penerimaan

yang paling rendah dari Bagi Hasil Minyak Bumi yaitu 71,11%, dan Cukai Hasil Tembakau

sebesar 82,48%. Dari tahun ke tahun, penerimaan Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak memang lebih

sering tidak mencapai realisasi 100%. Data selengkapnya mengenai Dana Perimbangan tersaji

dalam tabel 3.8. Untuk Bagi Hasil Bukan Pajak dan Provisi SDA, data dan perhitungannya

berasal dari Pemerintah Pusat, sedangkan Pemerintah Daerah hanya bertindak pasif. Sehingga

kedepan Pemerintah Daerah juga bisa diperkenankan untuk mengetahui sacara langsung besaran

dan perhitungan dari produksi Migas di Kabupaten Langkat, dan perkenankan terlibat dalam

kebijakan eksploitasinya. Hal ini mengingat SDA Migas adalah SDA yang tidak dapat

diperbaharui, yang hasilnya sangat diharapkan untuk pembangunan daerah.

Tabel 5.7 Target dan Realisasi Dana Perimbangan Kabupaten Langkat Tahun 2013

NO. JENIS PENDAPATAN TARGET REALISASI % SISA TARGET

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

I. BAGIAN BAGI HASIL PAJAK

1 Bagi Hasil Dari Pbb 159.521.880.875 153.330.900.773 96,12 6.190.980.102

2 Bagi Hasil Dari Bphtb 0 0 #DIV/0! -

3 BAGI HASIL Pph PSL 25 DAN

PSL 29 DAN Pph PSL 21

11.555.269.971 9.811.385.272 84,91 1.743.884.699

J U M L A H 171.077.150.846 163.142.286.045 95,36 7.934.864.801

II. BAG.BAGI HSL BKN PJK / SDA 1 Bg Hasil Dari Provisi Sumber

Daya Hutan

193.258.557 142.268.374 73,62 50.990.183

2 Bg Hasil Dari Pungutan Hasil Perikanan

289.738.431 347.408.873 119,90 Over

3 Bg Hasil Minyak Bumi 1.365.240.000 2.515.315.488 184,24 Over

4 Bg Hasil Gas Bumi 2.615.669.000 2.829.371.907 108,17 Over

5 Bg Hasil Tambang Panas

Bumi

11.699.400 12.340.980 105,48 Over

6 Cukai Hasil Tembakau 376.729.052 392.538.841 104,20 Over

7 Bg Hasil Pertambangan Umum 210.890.700 73.811.745 35,00 137.078.955

J U M L A H 5.063.225.140 6.313.056.208 124,68 Over

III. DANA ALOKASI UMUM

1 Dana Alokasi Umum 982.658.132.000 847.503.037.000 86,25 135.155.095.000

J U M L A H 982.658.132.000 847.503.037.000 86,25 135.155.095.000

IV. DANA ALOKASI KHUSUS

1 Dak Bid. Pendidikan 36.181.280.000 36.181.280.000 100 -

(13)

NO. JENIS PENDAPATAN TARGET REALISASI % SISA TARGET

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

6 Dak Bid. Infrastruktur Sanitasi 719.930.000 719.930.000 100 -

7 Dak Bid. Perikanan & Kelautan 5.519.270.000 5.519.270.000 100 -

8 Dak Bid. Pertanian 5.563.120.000 5.563.120.000 100 -

9 Dak Bid. Lingkungan Hidup 1.191.440.000 1.191.440.000 100 -

10 Dak Bid. Keluarga Berencana 1.240.890.000 1.240.890.000 100 -

11 Dak Bid. Kehutanan 1.185.110.000 1.185.110.000 100 -

12 Dak Bid. Sarana Perdagangan 5.885.400.000 5.885.400.000 100 -

13 Dak Bid. Keselamatan

Transportasi Darat

356.630.000 356.630.000 100 -

J U M L A H 81.165.730.000 81.165.730.000 100 -

JUMLAH DANA PERIMBANGAN 1.239.964.237.986 1.233.279.204.253 99,46 6.685.033.733

Sumber : Laporan Keuangan Kabupaten Langkat 2013

c. Lain-lain Pendapatan yang Sah

Pos Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah dalam APBD di Kabupaten Langkat terdiri dari

pendapatan hibah, dana bagi hasil pajak dari provinsi, dana penyesuaian dan otonomi khusus,

serta bantuan keuangan dari provinsi atau pemda lainnya. Proporsi Lain-lain Pendapatan Yang

Sah terhadap pendapatan daerah Kabupaten Langkat mencapai 16,52% pada tahun 2013. Proposi

ini cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2013, ditargetkan lain-lain pendapatan

(14)

Tabel 5.8. Realisasi Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah Kabupaten Langkat Tahun anggaran 2009 -2013

No. URAIAN 2009 2010 2011 2012 2013

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (6)

1 Pendapatan Hibah 25,235,000 25,235,000 - - -

2 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi 34,424,458,855 35,616,920,646 32,431,446,957 22,504,507,823 14.203.936.562

3 Dana Penyesuaian dan Otsus - 34,227,000,000 96,309,063,500 116,777,995,000 172.223.013.000

4 Bantuan Keuangan dari Provinsi 24,304,104,000 14,133,070,000 16,686,180,218 49,040,340,000 70.670.340.000 TOTAL 58,753,797,855 84,002,225,646 145,426,690,675 188,322,842,823 257.097.289.562

Sumber : LPJ Keuangan Daerah Kab. Langkat 2009-2013

Tabel 5.9 Target dan Realisasi Lain-Lain Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat Tahun 2013

NO. JENIS PENDAPATAN TARGET REALISASI % SISA

TARGET

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

I. BAG.BAGI HSL PJK PROPINSI

1 Pajak Kend.Bermotor Bbn-Kb 4.001.460.178 4.001.460.178 100,00 0

2 Pajak Kend Diatas Air 300.000 0 0,00 300.000

3 Bea Balik Nama Kend. Bermotor 5.000.862.756 5.000.862.765 100,00 0

4 Pajak Bbn Kend. Diatas Air 7.000 0 0,00 7.000

5 Pajak Bahan Bakar Kend. Bermotor 5.000.924.550 5.000.924.550 100,00 0

6 Pajak Pengambilan Abt 0 0 #DIV/0! 0

7 Pajak Pengambilan Air Permukaan 200.689.078 200.689.078 100,00 0

(15)

NO. JENIS PENDAPATAN TARGET REALISASI % SISA TARGET

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

J U M L A H ……… 103.289.462.000 70.670.340.000 68,42 32.619.122.000

III. DANA PENYESUAIAN dan DANA OTONOMI

1 Dana Tambahan Pengh.Guru Pnsd 12.699.000.000 12.699.000.000 100 - 2 Dana Tunjangan Profesi Guru Pnsd 159.524.013.000 159.524.013.000 100 -

IV. PENDAPATAN LAINNYA

Pendapatan Lainnya 3.887.200 3.887.200 - -

(16)

5.1.2. Realisasi Penerimaan Kabupaten Langkat

Realisasi penerimaan Kabupaten Langkat pada tahun anggaran 2014 sebesar

1.682.148.382.104,21 rupiah dari 1.623.707.886.136,00 rupiah yang ditargetkan. Dengan demikian

realisasi penerimaan Kabupaten Langkat pada tahun anggaran tersebut lebih 3,60 persen dari

yang ditargetkan.

Selain bank dan koperasi, pegadaian merupakan alternatif lain bagi masyarakat untuk

memperoleh kredit secara mudah dan cepat. Pada tahun 2014, kredit yang diberikan melalui jasa

pegadaian cabang Tanjung Pura dan cabang Pangkalan Brandan . Sedangkan bagi pelanggan

yang tidak mampu menebus barangnya sampai batas waktu yang ditentukan, akan dilakukan

pelelangan.

Pada tahun anggaran 2014, jumlah koperasi yang terdaftar di Dinas Koperasi dan UKM

Kabupaten Langkat ada 44 buah Koperasi Unit Desa dan 595 Koperasi Non KUD yang

beranggotakan sebanyak 56.376 orang. Data yang lebih rinci mengenai koperasi di Kabupaten

(17)
(18)
(19)

Tabel 5.10. Realisasi Penerimaan dan Pengeluaran Daerah Otonom TA.2014

 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan

 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

B. Dana Perimbangan

 Bagi Hasil Pajak

 Bagi Hasil Bukan Pajak

 Dana Alokasi Umum

 Dana Alokasi Khusus

 Dana Penyesuaian

 Pendapatan Bagi Hasil Pajak

C. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah

 Hibah

 Belanja Peralatan dan Mesin

 Belanja Bangunan dan Gedung

 Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan

 Belanja Aset Tetap Lainnya

Belanja Tak Terduga

Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA)

Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman G.Pengeluaran Daerah

Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah

Pembayaran Pokok Utang

H.Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan (I-II-IV)

104.489.258.035,58 181.336.428.675,22

(20)

Tabel 5.11. Target dan Realisasi Penerimaan Keuangan Daerah (Rp) 2005-2014

1 2005 433.653.892.463,00 433.586.319.300,87 99,98 2 2006 646.501.016.019.,00 659.402.854.768,44 102,00 3 2007 787.083.359.923,00 818.789.132.209,52 104,03 4 2008 819.448.750.350,00 830.885.012.396,28 101,40 5 2009 876.735.679.707,07 890.337.146.042,64 101,55 6 2010 1.004.947.181.609,00 994.519.312.821,92 98,97 7 2011 1.121.589.517.351,00 1.108.552.889.780,35 98,99 8 2012 1.390.025.706.198,00 1.378.567.032.459,08 99,18 9 2013 1.603.656.988.480,00 1.555.901.880.204,41 97,02 10 2014 1.623.707.886.136,00 1.682.148.382.104,21 103,60 Sumber : Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKAD) Kabupaten Langkat

Tabel. 5.12. Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat (Rp) 2014

Uraian Target Realisasi %

1 Pajak Daerah 38.547.000.000,00 37.150.151.469,76 96,38 2 Retribusi Daerah 52.541.784.356,00 50.817.560.042,00 96,72 3 Hasil Pengelolaan Kekayaan

Daerah Yang Dipisahkan

5.200.000.000,00 3.398.214.567,00 65,35

4 Pos Lain-lain Pendapatan 10.853.500.000,00 16.446.049.468,45 151,53 5 Pos Bagi Hasil Pajak 111.932.599.095,00 141.375.847.536,00 126,30 6 Pos Bagi Hasil Bukan Pajak 10.217.913.484,00 12.109.074.448,00 118,51 7 Pos Dana Alokasi Umum 1.039.650.946.000,00 1.039.650.946.000,00 100,00 8 Pos Dana Alokasi Khusus 67.162.550.000,00 67.162.550.000,00 100,00 9 Bantuan Propinsi 51.862.945.454,00 33.263.631.561,00 64,14 10 Pendapatan Lainnya - 701.690.000,00 - 11 Dana Penye. & Dana Otonomi 226.277.619.000,00 218.641.119.000,00 96,63 12 Bagian Bagi Hasil Pajak

Propinsi

9.461.028.747,00 10.008.708.214,00 105,79

(21)

Tabel 5.13. Target dan Realisasi Penerimaan Rutin Bersumber dari Pajak Daerah otonom 2014

Jenis Pajak Target Realisasi %

1 Pajak Hotel 30.000.000,00 30.250.000,00 100,83 2 Pajak Restoran 850.000.000,00 902.386.752,00 106,16 3 Pajak Hiburan 13.000.000,00 14.095.000,00 108,42 4 Pajak Reklame 800.000.000,00 813.114.293,76 101,64 5 Pajak Penerangan Jalan 18.000.000.000,00 19.783.530.526,00 109,91 6 Pajak Penerangan Jalan non

PLN

400.000.000,00 404.295.472,00 101,07

7 Pajak Mineral Bukan LOgam & Bantuan

1.500.000.000,00 1.380.806.447,00 92,05

8 Pajak Parkir 4.000.000,00 5.506.500,00 140,14 9 Pajak Sarang Burung Walet 50.000.000,00 50.010.000,00 100,02 10 Pajak Air Tanah 400.000.000,00 400.174.610,00 100,04 11 BPHTB 6.500.000.000,00 3.180.953.308,00 48,94 12 Pajak PBB P2 10.000.000.000,00 10.184.929.561,00 101,85

Jumlah/Total 38.547.000.000,00 10.184.929.561,00 101,85 Sumber : Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKAD) Kabupaten Langkat

Tabel 5.14. Realisasi Pendapatan Asli Daerah Pajak Per Kecamatan (Rp) 2014

Kecamatan

Jenis Pajak

Pajak Restoran Pajak Hotel Pajak Reklame

(1) (2) (3) (4)

1 Bahorok 9.930.000,00 22.250.000,00 14.081.800,00

2 Serapit 640.000,00 - -

11 Batang Serangan 1.250.000,00 - 2.623.600,00 12 Sawit Seberang 1.440.000,00 - 7.984.500,00 13 Padang Tualang 1.695.000,00 - 7.485.200,00

14 Hinai 10.305.000,00 - 10.952.400,00

15 Secanggang 1.620.000,00 - 8.287.700,00 16 Tanjung Pura 31.494.000,00 - 111.016.838,00

17 Gebang 3.042.000,00 - 16.274.700,00

18 Babalan 6.415.000,00 3.000.000,00 136.963.890,63 19 Sei Lapan 3.960.000,00 5.000.000,00 257.000,00

20 Brandan Barat 9.405.000,00 - -

21 Besitang 6.451.000,00 - 15.555.200,00 22 Pangkalan Susu 3.355.000,00 - 30.699.499,13

23 Pematang Jaya 444.000,00 - -

Langkat 329.555.378,00 30.250.000,00 813.114.293,76

(22)

Lanjutan

Kecamatan

Jenis Pajak Pajak Hiburan Pajak Mineral

Bukan Logam %

9 Stabat 7.680.000,00 1.000.000,00 3.325.000,00

10 Wampu - 21.500.000,00 - 16 Tanjung Pura 970.000,00 12.000.000,00 1.740.500,00

17 Gebang - - -

18 Babalan - - 540.000,00

19 Sei Lapan - 5.670.000,00 -

20 Brandan Barat 800.000,- 8.168.000,00 -

21 Besitang - - -

22 Pangkalan Susu 2.600.000,00 727.046.000,00 -

23 Pematang Jaya - - -

Langkat 14.095.000,00 1.380.806.447,00 5.605.500,00

(23)

Lanjutan

Kecamatan

Jenis Pajak Air Tanah Pajak Sarang

Burung Walet 7 Selesai 20.663.466 800.000 50.614.121 717.956.687

8 Binjai 5.820.640 - - 387.240.196

9 Stabat 23.993.784 10.950.000 4.773.384 1.109.869.608 10 Wampu 61.497.291 - 15.729.763 284.212.197 11 Batang Serangan - 300.000 - 167.238.452 12 Sawit Seberang 9.934.105 - 2.347.916 49.804.638 13 Padang Tualang 86.098.021 - 28.929.984 256.522.160 14 Hinai 8.658.550 2.100.000 - 216.964.105 15 Secanggang 8.586.998 1.400.000 - 411.107.105 16 Tanjung Pura 732.975 20.000.000 - 372.108.327 17 Gebang 4.266.391 1.800.000 13.002.444 292.139.705 18 Babalan 2.460.325 9. 500.000 28.699.023 468.210.374

19 Sei Lapan - 1.000.000 - 403.381.889

(24)

Tabel 5.15. Target, Realisasi dan Persentase Pendapan Asli Daerah per Kecamatan 2014

Kecamatan Target Realisasi %

(1) (2) (2) (4)

1 Bahorok 419.426.000,00 451.518.522,00 107,65 2 Serapit 357.020.000,00 218.280.692,00 61,14 3 Salapian 235.363.000,00 245.340.076,00 104,24 4 Kutalimbaru 165.078.000,00 170.047.889,00 103,01 5 Sei Bingai 512.176.000,00 414.611.493,00 80,95 6 Kuala 432.051.000,00 521.323.277,00 120,66 7 Selesai 1.367.929.000,00 1.056.796.574,00 77,26 8 Binjai 501.215.000,00 414.871.736,00 82,77 9 Stabat 2.120.733.000,00 1.730.431.320,00 81,60 10 Wampu 568.802.000,00 383.959.251,00 67,50 11 Batang Serangan 264.875.000,00 346.813.999,00 130,93 12 Sawit Seberang 83.956.000,00 79.482.159,00 94,67 13 Padang Tualang 339.774.000,00 396.994.865,00 116,84 14 Hinai 272.417.000,00 248.980.015 91,40 15 Secanggang 616. 553.000,00 435.486.803,00 70,63 16 Tanjung Pura 646.378.000,00 550.062.640.00 85,10 17 Gebang 423.530.000,00 330.525.240,00 78,04 18 Babalan 687.513.000,00 655.788.612,63 95,39 19 Sei Lapan 457.752.000,00 419.268.889,00 91,59 20 Brandan Barat 266.143.000,00 233.812694,00 87,85 21 Besitang 847.016.000,00 727.938.485,00 85,94 22 Pangkalan Susu 1.104.485.000,00 1.336.195.966,13 120,98 23 Pematang Jaya 107.279.000,00 125.967.646,00 117,42

Langkat 12.797.464.000,00 11.494.498.873,76 88,82

Sumber : Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKAD) Kabupaten Langkat

5.2. Potensi Pendanaan APBN

Pemerintah Kabupaten memiliki tugas untuk membangun prasarana permukiman di daerahnya.

Untuk melihat upaya pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan bidang

Cipta Karya perlu dianalisis proporsi belanja pembangunan Cipta Karya terhadap total belanja

daerah dalam 3-5 tahun terakhir. Proporsi belanja Cipta Karya meliputi pembangunan

infrastruktur baru, operasional dan pemeliharaan infrastruktur yang sudah ada. Perlu disusun

tabel proporsi berdasarkan sektor-sektor Cipta Karya yang ada. Adapun data perkembangan

Realisasi Belanja Modal Pembangunan Cipta Karya Kota Langkat selama kurun waktu terakhir

yang diperoleh untuk tahun 2007-2011 adalah seperti dijelaskan pada tabel berikut.

(25)

Corporate Social Responsibility (CSR) untuk kegiatan non-cost recovery. Dasar hukum

pembiayaan dengan skema KPS adalah Perpres No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama

Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur serta Permen PPN No. 3

Tahun 2012 Tentang Panduan Umum Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan

Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur. Sedangkan landasan hukum untuk pelaksanaan CSR

tercantum dalam UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) dan UU No. 25 tahun

2007 tentang Penanaman Modal.

Di Kota Langkat, belum adanya kerja sama antara Pemerintah Daerah dengan pihak swasta

khususnya bidang Cipta Karya. Untuk ke depannya diharapkan agar terjalin kerja sama dalam

menanggulangi kebutuhan masyarakat Kota Langkat dalam bidang Cipta Karya melalui skema

Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) untuk kegiatan yang berpotensi cost-recovery atau

Gambar

Tabel 5.1 Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat tahun 2009-2012
Tabel 5.3. Perkembangan Kontribusi Sumber-sumber PAD Kabupaten Langkat Tahun Anggaran 2009 -2013 (%)
Tabel 5.4 Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Langkat Tahun 2013
Tabel 5.6 Pertumbuhan Dana Perimbangan Kabupaten Langkat Tahun anggaran 2009 -2013 (%)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Karena nggak tau sih mas kayak sugesti sendiri, kan ada orang bilang air putih kalo kamu omongin masuk dalam tubuhmu juga bisa jadi obat gitu kan?. Kalo aku alkohol

Berdasarkan judul penelitian “Progam Majelis Mu’allimil Qur’an (MMQ) dalam pengembangan kemampuan pedagogis guru Qiraati (studi kasus di. kecamatan Batealit Jepara)”, maka

Informan yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah sembilan mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya yang menjalin hubungan pertemanan dengan mahasiswa

Adapun perancangan antarmuka yang dibuat dalam aplikasi ini meliputi form monitoring utama, menu aktivasi suara peringatan, menu keluar dari sistem, menu manajemen

Terjadinya alih kode dalam suatu konteks pembicaraan seringkali dipicu oleh kondisi-kondisi tertentu. Crystal dalam Skiba mengungkapkan bahwa, peralihan bahasa satu ke bahasa

Pembangunan waduk, saluran industri, pembuatan plengsengan batu kali Rungkut.

Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan infeksi nosokomial pada keluaga pasien di RSU Hidayah Purwokerto. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan:

Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir dengan