• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Pekerjaan UmumCipta Karya Tahun 2014-2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Pekerjaan UmumCipta Karya Tahun 2014-2018"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

B a b 6

|

1

ASPEK PEMBIAYAAN

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan

Daerah Kabupaten/Kota, diamanatkan bahwa kewenangan pembangunan bidang Cipta

Karya merupakan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten/Kota. Oleh karena itu,

Pemerintah Kabupaten/Kota terus didorong untuk meningkatkan belanja pembangunan

prasarana bidang Cipta Karya agar kualitas lingkungan permukiman di daerah

meningkat. Di samping membangun prasarana baru, pemerintah daerah perlu juga

mengalokasikan anggaran belanja untuk pengoperasian, pemeliharaan dan rehabilitasi

prasarana yang telah terbangun. Namun, seringkali pemerintah daerah memiliki

keterbatasan fiskal dalam mendanai pembangunan infrastruktur permukiman.

Pemerintah daerah cenderung meminta dukungan pendanaan dari pemerintah pusat,

namun perlu dipahami bahwa pembangunan yang dilaksanakan Ditjen Cipta Karya

dilakukan sebagai stimulan dan pemenuhan standar pelayanan minimal. Oleh karena

itu, alternatif pembiayaan dari masyarakat dan sektor swasta perlu dikembangkan

untuk mendukung pembangunan bidang Cipta Karya yang dilakukan pemerintah

daerah. Dengan adanya pemahaman mengenai keuangan daerah, diharapkan dapat

disusun langkah-langkah peningkatan investasi pembangunan bidang Cipta Karya di

daerah.

Pembahasan aspek pembiayaan dalam RPIJM pada dasarnya bertujuan untuk:

a. Mengidentifikasi kapasitas belanja pemerintah daerah dalam melaksanakan

pembangunan bidang Cipta Karya,

b. Mengidentifikasi alternatif sumber pembiayaan antara lain dari masyarakat dan

sektor swasta untuk mendukung pembangunan bidang Cipta Karya,

c. Merumuskan rencana tindak peningkatan investasi pembangunan bidang Cipta

(2)

B a b 6

|

2

6.1 Arahan Kebijakan Pembiayaan Bidang Cipta Karya

Pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya perlu memperhatikan arahan dalam

peraturan dan perundangan terkait, antara lain:

1. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah: Pemerintah

daerah diberikan hak otonomi daerah, yaitu hak, wewenang, dan kewajiban daerah

otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan

kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang- undangan.

Dalam hal ini, Pemerintah Daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang

menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi urusan

Pemerintah Pusat yaitu politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi,

moneter dan fiskal nasional, serta agama.

2. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan

Antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Untuk mendukung penyelenggaraan

otonomi daerah, pemerintah daerah didukung sumber-sumber pendanaan meliputi

Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, Pendapatan Lain yang Sah, serta

Penerimaan Pembiayaan. Penerimaan daerah ini akan digunakan untuk

mendanai pengeluaran daerah yang dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD) yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah.

3.Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan.

Dana Perimbangan terdiri dari Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, dan Dana

Alokasi Khusus. Pembagian DAU dan DBH ditentukan melalui rumus yang ditentukan

Kementerian Keuangan. Sedangkan DAK digunakan untuk mendanai kegiatan khusus

yang ditentukan Pemerintah atas dasar prioritas nasional. Penentuan lokasi dan

besaran DAK dilakukan berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria

teknis.

4.Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan

Daerah Kabupaten/Kota: Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan

pemerintahan daerah, terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib yang

menjadi kewenangan pemerintahan daerah untuk kabupaten/kota merupakan urusan

yang berskala kabupaten/kota meliputi 26 urusan, termasuk bidang pekerjaan umum.

Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib yang berpedoman pada

(3)

B a b 6

|

3

Pemerintah. Urusan wajib pemerintahan yang merupakan urusan bersama

diserahkan kepada daerah disertai dengan sumber pendanaan, pengalihan sarana

dan prasarana, serta kepegawaian sesuai dengan urusan yang didesentralisasikan.

5. Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah: Sumber

pinjaman daerah meliputi Pemerintah, Pemerintah Daerah Lainnya, Lembaga

Keuangan Bank dan Non-Bank, serta Masyarakat. Pemerintah Daerah tidak dapat

melakukan pinjaman langsung kepada pihak luar negeri, tetapi diteruskan melalui

pemerintah pusat. Dalam melakukan pinjaman daerah Pemda wajib memenuhi

persyaratan:

a. Total jumlah pinjaman pemerintah daerah tidak lebih dari 75% penerimaan

APBD tahun sebelumnya;

b. Memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk

mengembalikan pinjaman yang ditetapkan pemerintah paling sedikit 2,5;

c. Persyaratan lain yang ditetapkan calon pemberi pinjaman;

d. Tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian pinjaman yang bersumber dari

pemerintah;

e. Pinjaman jangka menengah dan jangka panjang wajib mendapatkan

persetujuan DPRD.

6.Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur (dengan perubahan Perpres

13/2010 & Perpres 56/2010): Menteri atau Kepala Daerah dapat bekerjasama

dengan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur. Jenis infrastruktur

permukiman yang dapat dikerjasamakan dengan badan usaha adalah

infrastruktur air minum, infrastruktur air limbah permukiman dan prasarana

persampahan

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (dengan perubahan Permendagri

59/2007 dan Permendagri 21/2011): Struktur APBD terdiri dari:

a. Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana

Perimbangan, dan Pendapatan Lain yang Sah.

b. Belanja Daerah meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung.

c. Pembiayaan Daerah meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan Pembiayaan

(4)

B a b 6

|

4

8.Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 15 Tahun 2010 Tentang

Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Infrastruktur:

Kementerian PU menyalurkan DAK untuk pencapaian sasaran nasional bidang Cipta

Karya, Adapun ruang lingkup dan kriteria teknis DAK bidang Cipta Karya adalah

sebagai berikut:

a. Bidang Infrastruktur Air Minum

DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan sistem penyediaan

air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh

perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan.

Adapun kriteria teknis alokasi DAK diutamakan untuk program percepatan

pengentasan kemiskinan dan memenuhi sasaran/ target Millenium

Development Goals (MDGs) yang mempertimbangkan:

- Jumlah masyarakat berpenghasilan rendah;

- Tingkat kerawanan air minum.

b. Bidang Infrastruktur Sanitasi

DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah,

persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakat

berpenghasilan rendah di perkotaan yang diselenggarakan melalui proses

pemberdayaan masyarakat. DAK Sanitasi diutamakan untuk program peningkatan

derajat kesehatan masyarakat dan memenuhi sasaran/target MDGs yang

dengan kriteria teknis:

- kerawanan sanitasi;

- cakupan pelayanan sanitasi.

9.Peraturan Menteri PU No. 14 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan

Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum yang Merupakan Kewenanangan Pemerintah

dan Dilaksanakan Sendiri: Dalam menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai dana

APBN, Kementerian PU membentuk satuan kerja berupa Satker Tetap Pusat, Satker

Unit Pelaksana Teknis Pusat, dan Satuan Non Vertikal Tertentu. Rencana

program dan usulan kegiatan yang diselenggarakan Satuan Kerja harus mengacu

pada RPIJM bidang infrastruktur ke-PU-an yang telah disepakati. Gubernur

sebagai wakil Pemerintah mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan kementerian

yang dilaksanakan di daerah dalam rangka keterpaduan pembangunan wilayah dan

(5)

B a b 6

|

5

1. Dana APBN, meliputi dana yang dilimpahkan Ditjen Cipta Karya kepada Satuan

Kerja di tingkat provinsi (dana sektoral di daerah) serta Dana Alokasi Khusus

bidang Air Minum dan Sanitasi.

2. Dana APBD Provinsi, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah provinsi untuk pembangunan

infrastruktur permukiman dengan skala provinsi/regional.

3. Dana APBD Kabupaten/Kota, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah

kabupaten untuk pembangunan infrastruktur permukiman dengan skala

kabupaten/kota.

4. Dana Swasta meliputi dana yang berasal dari skema kerjasama pemerintah dan swasta (KPS), maupun skema Corporate Social Responsibility (CSR).

5. Dana Masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat.

6. Dana Pinjaman, meliputi pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar negeri.

Dana-dana tersebut digunakan untuk belanja pembangunan, pengoperasian dan

pemeliharaan prasarana yang telah terbangun, serta rehabilitasi dan peningkatan

prasarana yang telah ada. Oleh karena itu, dana-dana tersebut perlu dikelola dan

direncanakan secara terpadu sehingga optimal dan memberi manfaat yang sebesar-

besarnya bagi peningkatan pelayanan bidang Cipta Karya.

6.2 Profil APBD Kabupaten Tapanuli Utara

Bagian ini menggambarkan APBD Kabupaten Tapanuli Utara selama 5 tahun terakhir

dengan sumber data berasal dari dokumen Realiasasi APBD dalam 5 tahun terakhir.

Komponen yang dianalisis berdasarkan format Permendagri No. 13 Tahun 2006

adalah Belanja Daerah, Pendapatan Daerah, dan Pembiayaan Daerah.

6.2.1 Belanja Daerah

Belanja Daerah terdiri dari Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung. Belanja

Daerah (local expenditure) diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas

kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah. Perlindungan dan

(6)

B a b 6

|

6

pelayanan dasar, pendidikan, penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan, fasilitas sosial

dan fasilitas umum yang layak, serta mengembangkan sistim jaminan sosial.

Belanja daerah mempertimbangkan analisis standar belanja, standar harga dan

pelayanan umum minimal yang ditetapkan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan. Belanja Kepala Daerah dan Wakil Daerah serta pimpinan dan anggota

DPRD diatur dalam Perda (Peraturan Daerah) yang berpedoman pada undang-undang

dan peraturan pemerintah.

Untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah kalau memang dibutuhkan dapat

melakukan pinjaman yang bersumber dari Pemerintah, pemerintah daerah lain, lembaga

keuangan bank, lembaga keuangan bukan bank dan masyarakat. Pemerinatah dalam

persetujuan DPRD dapat menerbitkan obligasi daerah untuk membiayai investasi yang

menghasilkan penerimaan daerah. Selain itu bahwa pemerintah daearah juga dapat

melakukan pinjaman yang berasal dari penerusan pinjaman hutang luar negeri dan

Menteri Keuangan atas nama Pemerintah setelah memperoleh pertimbangan Menteri

(7)

B a b 6

|

7

Tabel VI-1

Perkembangan Keuangan Daerah Kabupaten Tapanuli Utara Dalam 5 Tahun Terakhir

No. Pendapatan Daerah Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013

Rp Rp Rp Rp Rp

1. PENDAPATAN DAERAH 549.892.002.370,89 563.641.537.302,47 676.187.182.299,54 727.836.625.428,00 890.433.975.099,00

Pendapatan Asli Daerah 12.616.651.732,36 15.433.009.546,47 36.063.155.708,54 19.894.623.568,00 38.021.625.664,00

a. Pajak Daerah 3.073.343.408,00 3.317.407.499,00 4.693.287.500,00 4.219.552.800,00 4.559.125.728,00

b. Retribusi Daerah 2.371.396.752,00 2.557.071.842,00 16.869.640.549,00 3.723.123.410,00 20.934.527.860,00

c. Hasil Pengolahan Kekayaan

Daerah yang dipisahkan 2.026.805.034,83 4.009.384.307,00 6.923.114.521,87 6.611.169.608,00 7.192.245.251,00

d. Lain-lain Pendapatan Asli

Daerah yang sah 5.145.106.537,53 5.549.145.898,47 7.577.113.137,67 5.340.777.750,00 5.335.726.825,00

Dana Perimbangan 447.724.986.550,00 445.304.912.221,00 488.402.686.687,00 563.481.581.090,00 635.052.549.798,00

a. Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi

Hasil bukan Pajak 26.428.907.550,00 28.011.295.221,00 25.788.562.258,00 25.915.429.090,00 26.811.328.798,00 b. Dana Alokasi Umum 360.540.079.000,00 369.275.117.000,00 405.822.524.429,00 487.345.532.000,00 552.463.211.000,00 c. Dana Alokasi Khusus 60.756.000.000,00 48.018.500.000,00 56.791.600.000,00 50.220.620.000,00 55.778.010.000,00

Lain-Lain Pendapatan Daerah

yang sah 89.550.364.088,53 102.903.615.535,00 151.721.339.904,00 144.460.420.770,00 217.359.799.637,00

a. Pendapatan Hibah 24.308.593.917,00 16.454.632.552,00 - 19.174.948.220,00 5.752.193.220,00

b. Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya

9.973.076.061,44 10.751.917.552,00 14.790.553.093,00 14.339.945.550,00 17.010.794.417,00

c. Dana Penyesuaian dan

Otonomi Khusus 33.519.596.000,00 60.866.679.931,00 130.216.075.080,00 65.514.039.000,00 116.344.568.000,00

d. Bantuan Keuangan dari Provinsi

atau Pemerintah Daerah Lainnya 17.439.008.000,00 9.368.480.000,00 6.699.711.731,00 45.416.488.000,00 78.252.244.000,00

(8)

B a b 6

|

8

Tabel VI-2

Perkembangan Belanja Daerah Kabupaten Tapanuli Utara Dalam 5 Tahun Terakhir

No. Belanja Daerah Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013

Rp Rp Rp Rp Rp

2. BELANJA DAERAH 506.301.592.693,18 548.166.791.560,11 705.123.140.595,71 764.944.961.307,63 922.951.114.187,58

Belanja Tidak langsung 325.404.373.243,18 337.599.107.824,11 367.495.767.623,71 432.280.365.865,63 512.374.872.989,58

a. Belanja Pegawai 265.783.726.324,00 317.571.086.912,00 343.495.627.792,00 406.034.731.278,63 457.487.365.383,58

b. Belanja bunga 135.456.277,18 1.212.120,11 1.225.513,71 35.000.000,00 1.000.000,00

c. Belanja Subsidi 867.725.000,00 995.135.000,00 935.510.000,00 1.238.425.000,00 -

d. Belanja Hibah 45.563.359.242,00 3.416.258.142,00 6.724.945.700,00 9.408.990.000,00 33.001.328.750,00

e. Belanja Bantuan Sosial 1.874.424.400,00 3.010.669.150,00 3.631.658.268,00 1.903.011.897,00 3.435.000.000,00

f. Belanja Bagi hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Daerah

- - - - -

g. Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Daerah

9.998.735.000,00 9.999.950.000,00 10.056.674.350,00 11.260.207.690,00 11.555.178.856,00

h. Belanja Tidak Terduga 1.180.947.000,00 2.604.796.500,00 2.650.126.000,00 2.400.000.000,00 6.895.000.000,00

Belanja Langsung 180.897.219.450,00 210.567.683.736,00 337.627.372.972,00 332.664.595.442,00 410.576.241.198,00

a. Belanja Pegawai 18.703.307.996,00 19.231.613.644,00 38.571.007.671,00 23.215.750.074,00 27.514.884.468,00

b. Belanja Barang dan Jasa 77.947.765.284,00 95.570.145.655,00 110.912.757.726,00 135.059.318.287,00 151.531.270.330,00

(9)

B a b 6

|

9

Tabel VI-3

Perkembangan Pembiayaan Daerah Kabupaten Tapanuli Utara Dalam 5 Tahun Terakhir

Sumber : BPS Kabupaten Tapanuli Utara

No. Pembiayaan Daerah Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013

Rp Rp Rp Rp Rp

3. PEMBIAYAAN DAERAH

Surflus/devisit(Pendapatan

Daerah-Belanja Daerah) (-28.935.958.296,17)

Penerimaan Pembiayaan 77.591.820.746,91 38.452.408.622,20 69.927.154.364,56 37.831.305.879,63 35.491.051.138,58

a. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran

Tahun Anggaran Sebelumnya (SILPA) 17.000.705.534,60 59.027.980.664,83 53.927.154.364,56 36.831.305.879,63 24.687.881.729,48

b. Pencairan Dana Cadangan - - 16.000.000.000,00 - -

c. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah

yang dipisahkan - - - - -

d. Penerimaan Pinjaman Daerah - - - - -

e. Penerimaan Kembali Pemberian

Pinjaman - - - - -

f. Penerimaan Piutang Daerah - - - 1.000.000.000,00 10.803.169.409,10

Pengeluaran Pembiayaan 1.563.134.547,48 20.575.572.042,63 4.112.081.386,76 720.000.000,00 2.973.912.050,00

a. Pembentukan Dana Cadangan - 16.000.000.000,00 - - -

b. Penyertaan Modal (Investasi) Daerah 500.000.000,00 4.566.884.307,00 4.094.705.917,50 700.000.000,00 2.935.449.050,00

c. Pembayaran Pokok Utang 259.153.247,48 8.687.735,63 17.375.469,26 20.000.000,00 38.463.000,00

d. Pemberian Pinjaman daerah - - - - -

e. Lainnya (Pembayaran Hutang atas

Barang dan Jasa) 803.981.300,00 - - - -

4. SISA LEBIH PEMBIAYAAN

ANGGARAN TAHUN BERKENAAN

(10)

B a b 6

|

10

6.3 Profil Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya di Kabupaten

Tapanuli Utara

6.3.1 Perkembangan Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya Bersumber Dari APBN

Meskipun pembangunan infratruktur permukiman merupakan tanggung jawab

Pemerintah Daerah, Ditjen Cipta Karya juga turut melakukan pembangunan infrastruktur

sebagai stimulan kepada daerah agar dapat memenuhi Standar Pelayanan Minimum

(SPM). Setiap sektor yang ada di lingkungan Ditjen Cipta Karya menyalurkan dana ke

daerah melalui Satuan Kerja Non Vertikal (SNVT) sesuai dengan peraturan yang berlaku

(Permen PU No. 14 Tahun 2011). Data dana yang dialokasikan pada suatu

kabupaten/kota perlu dianalisis untuk melihat trend alokasi anggaran Ditjen Cipta Karya

dan realisasinya di daerah tersebut.

Di Samping APBN yang disalurkan Ditjen Cipta Karya kepada SNVT di daerah, untuk

mendukung pendanaan pembangunan infrastruktur permukiman juga dilakukan melalui

penganggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) merupakan dana APBN yang dialokasikan ke

daerah tertentu dengan tujuan mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan

daerah sesuai prioritas nasional.

Prioritas nasional yang terkait dengan sektor Cipta Karya adalah pembangunan air

minum dan sanitasi. DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan

sistem penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan

kumuh perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan.

Sedangkan DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air

limbah, persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakat

berpenghasilan rendah di perkotaan yang diselenggarakan melalui proses

pemberdayaan masyarakat. Besar DAK ditentukan oleh Kementerian Keuangan

berdasarkan Kriteria Umum, Kriteria Khusus dan Kriteria Teknis. Dana DAK ini perlu

Gambar

Tabel VI-1  Perkembangan Keuangan Daerah Kabupaten Tapanuli Utara Dalam 5 Tahun Terakhir

Referensi

Dokumen terkait

PELAYANAN RESEP RAWAT INAP VISITE DOKTER PENGECEKAN PENYERAHAN OBAT KE MASING- MASING RUANGAN PASIEN PIO ANALISA RESEP •SKRINING RESEP •DISIAPKAN OBAT PERHARI DIBACA.6.

Pembangunan waduk, saluran industri, pembuatan plengsengan batu kali Rungkut.

Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan infeksi nosokomial pada keluaga pasien di RSU Hidayah Purwokerto. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan:

Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir dengan

Terjadinya alih kode dalam suatu konteks pembicaraan seringkali dipicu oleh kondisi-kondisi tertentu. Crystal dalam Skiba mengungkapkan bahwa, peralihan bahasa satu ke bahasa

Berdasarkan judul penelitian “Progam Majelis Mu’allimil Qur’an (MMQ) dalam pengembangan kemampuan pedagogis guru Qiraati (studi kasus di. kecamatan Batealit Jepara)”, maka

Informan yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah sembilan mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya yang menjalin hubungan pertemanan dengan mahasiswa

Adapun perancangan antarmuka yang dibuat dalam aplikasi ini meliputi form monitoring utama, menu aktivasi suara peringatan, menu keluar dari sistem, menu manajemen