• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V REKONSTRUKSI MODEL PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PASIEN KLINIK KECANTIKAN ESTETIKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB V REKONSTRUKSI MODEL PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PASIEN KLINIK KECANTIKAN ESTETIKA"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

258 BAB V

REKONSTRUKSI MODEL PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PASIEN KLINIK KECANTIKAN ESTETIKA

A. Urgensi Perlindungan Hukum Bagi Pasien Klinik Kecantikan Estetika

Di Indonesia saat ini semakin banyak sarana-sarana yang menyediakan berbagai pelayanan di bidang kecantikan/estetika penampilan. Salah satu dari sarana itu adalah salon kecantikan. Dulu umumnya salon kecantikan hanya menyediakan pelayanan untuk pemotongan rambut dan make up, tetapi sekarang juga memberikan pelayanan yang menjurus ke arah tindakan medik dan mempergunakan tenaga dokter. Begitu juga di berbagai media cetak banyak ditemukan berbagai iklan jasa perawatan kulit, wajah, badan dan rambut, yang ditawarkan oleh sarana-sarana yang menamakan dirinya sebagai Skin Care, Skin Center, Skin Clinic, Skin Care Center, Body Care Center, Beauty Clinic, Esthetic Clinic, Slimming Center, Beauty Center atau Beauty Salon dan lain lain sebutan, tergantung jenis pelayanan yang tersedia dan keinginan pemilik/pengelolanya, dengan tenaga pelaksana yang berlatar pendidikan rendah/menengah sampai dengan yang memiliki gelar dokter, malah ada yang telah menyandang gelar pasca sarjana dan doktoral di bidang kecantikan/kosmetologi.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di 10 klinik kecantikan di 5 provinsi, diperoleh hasil :

1. Tenaga Pelaksana pelayanan medik di klinik kecantikan adalah dokter yang tidak mempunyai kompetensi untuk tindakan medik tertentu (melakukan tindakan spesialistik).

2. Tindakan medik terbatas adalah semua tindakan yang bersifat medik untuk bidang kecantikan (estetika penampilan) yang bukan tindakan medik invasif (operatif). Kenyataannya jenis pelayanan di klinik

(2)

kecantikan meliputi : perawatan wajah / facial, suntikan pemutih, perawatan/pengobatan akne, pelangsingan dan pembentukan tubuh (body slimming / firming), chemical peeling, microdermabrasi, Jet Peel, Cauter, terapi oksigen, mesoterapi, LAT.

3. Jenis peralatan yang dimiliki klinik kecantikan.

4. Instansi Pemerintah yang memberikan izin opersional klinik kecantikan berbeda antara satu daerah dengan daerah lain.

5. Penggunaan bahan kimia, Obat-obatan dan produk kosmetik.

Mercury, hidrokinon dan turunannya.

6. Legalitas lembaga pelatihan klinik kecantikan.

7. Perijinan dan pengawasan operasional klinik kecantikan.

8. Tanggung jawab klinik kecantikan apabila ada kondisi yang tidak sesuai yang diharapakan.

9. Jalur penyelesaian kasus pelayanan di klinik kecantikan estetika.

10. Sistem pelayanan online/daring.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa klinik kecantikan telah menyelenggarakan kegiatan pelayanan medik dan belum jelas siapa penanggung jawab pengelolaannya.

Berdasarkan Sistem Kesehatan Nasional pelayanan kosmetik merupakan bagian dari upaya kesehatan perorangan strata pertama.

Kementerian Kesehatan menyadari betul keadaan tersebut dengan mempertimbangkan perkembangan masalah serta kecenderungan- kecenderungan pembangunan kesehatan kedepan dan mewujudkan visi Kementerian Kesehatan yaitu mewujudkan masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat dengan misi tersebut membuat rakyat sehat dengan nilai-nilai :

1. Berpihak pada rakyat;

2. Bertindak cepat dan tepat;

3. Kerjasama Tim;

4. Integritas yang tinggi.

5. Transparan dan akuntabilitas

(3)

Pembangunan kesehatan yang dapat berpihak pada masyarakat saat ini haruslah diarahkan kepada pencapaian tujuan sebagai berikut : a. Tersedianya tenaga yang profesional / kompeten dan terampil sesuai

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dalam jumlah yang memenuhi kebutuhan.

b. Tersedianya sarana pelayanan yang terjangkau semua lapisan masyarakat.

c. Terlaksananya upaya pelayanan yang bermutu, termasuk terjaminnya keamanan (safety) baik bagi pasien, petugas maupun lingkungan.

Guna mencapai hal-hal tersebut diatas, perlu dilakukan penataan dan pembinaan penyelenggaraan klinik kecantikan. Untuk itu perlu merekonstruksi regulasi penyelenggaraan klinik kecantikan yang akan menjadi acuan serta batasan yang tegas bagi para pihak yang terkait dalam penyelenggaraan klinik kecantikan, pihak pemerintah maupun organisasi profesi terkait dan yang paling utama adalah pemilik, penanggungjawab dan tenaga pelaksana klinik kecantikan estetika.

Penyelengaraan klinik kecantikan estetika banyak yang sudah tidak sesuai dengan tujuan pedoman klinik kecantikan estetika untuk : a. Terselenggaranya klinik kecantikan sebagai upaya meningkatkan

pelayanan kesehatan yang aman, bermanfaat, bermutu dan dapat dipertanggung jawabkan.

b. Tersedianya acuan dalam pemberian izin operasional penyelenggaraan klinik kecantikan.

c. Tersedianya panduan / acuan yang lebih kuat dan lebih tinggi derajat hukumnya untuk melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan klinik kecantikan estetika di tingkat kabupaten/kota.

d. Melindungi pasien/masyarakat/pemakai jasa dan tenaga pelaksananya khususnya tenaga medik.

Selain itu juga, sasaran rekonstruksi tersebut tidak tercapai karena penyelenggaraan klinik kecantikan lebih menekankan pada upaya

(4)

meningkatkan kesehatan dan keindahan / estetika penampilan sehingga faktor keamanan dan kesehatanya terabaikan. Upaya pelayanan kesehatan di klinik kecantikan estetika pun melebihi kewenangan yang harusnya hanya meliputi aspek rejuvenasi dan estetika penampilan secara medik, sekarang banyak mengarah ke praktik bedah plastik.

Warga negara harus mendapat perlindungan hukum dari tindakan pemerintah, ada beberapa alasan, yaitu Pertama, karena dalam berbagai hal warga negara dan badan hukum perdata tergantung pada keputusan- keputusan dan ketetapan-ketetapan pemerintah, seperti kebutuhan terhadap izin yang diperlukan untuk penyelenggaraan klinik kecantikan.

Oleh karena itu, warga negara dan badan hukum perdata perlu mendapat perlindungan hukum, terutama untuk memperoleh kepastian hukum dan jaminan keamanan, yang merupakan faktor penentu bagi kehidupan dunia usaha. Kedua, hubungan antara pemerintah dengan warga negara tidak berjalan dalam posisi sejajar. Warga negara merupakan pihak yang lebih lemah dibandingkan dengan pemeirntah. Ketiga, berbagai perselisihan warga negara dengan pemerintah itu berkenaan dengan keputusan dan ketetapan, sebagai instrumen pemerintah yang bersifat sepihak dalam melakukan intervensi terhadap kehidupan warga negara.

Pembuatan keputusan dan ketetapan yang didasarkan pada kewenangan bebas (vrijebevoegdheid) akan membuka peluang terjadinya pelanggaran hak-hak warga negara. Meskipun demikian, bukan berarti kepada pemerintah tidak diberikan perlindungan hukum. Sebagaimana disebutkan Sjachran Basah, perlindungan hukum terhadap administrasi negara itu sendiri dilakukan terhadap sikap tindaknya dengan baik dan benar menurut hukum361.

Perlindungan hukum bagi rakyat di Indonesia akibat tindakan hukum pemerintah ada beberapa kemungkinan, tergantung dari instrumen hukum yang digunakan pemerintah ketika melakukan tindakan

361 Philipus M Hadjon, Perlindungan Hukum bagi Rakyat Indonesia, Bina Ilmu, Surabaya.

1987, hlm. 293.

(5)

hukum. Telah disebutkan bahwa instrumen hukum yang lazim digunakan adalah keputusan dan ketetapan. Tindakan hukum pemerintah yang berupa mengeluarkan keputusan merupakan tindakan pemerintah yang termasuk dalam kategori regeling atau perbuatan pemerintah dalam bidang legislasi. Hal ini dikarenakan, sebagaimana yang telah disebutkan di depan, bahwa keputusan yang dikeluarkan oleh pemerintah itu merupakan peraturan perundang-undangan.

Pemerintah idealnya lebih peka terhadap perubahan jaman dan perkembangan ilmu pengetahuan dan tren saat ini, sehingga dalam pemberian ijin operasional dan penyelenggaraan lebih mengedepankan perlindungan hukum terhadap pasien bukan hanya kepentingan pihak swasta dalam hal ini penyelenggara klinik kecantikan. Sehingga perlindungan hukum bagi pasien akan lebih maksimal. Negara perlu hadir dan mengendalikan bisnis klinik kecantikan estetika ini agar pihak swasta penyelenggara layanan kesehatan ini jangan hanya berorientasi pada promosi iklan layanannya dengan tidak memperhatikan keamanan dan keselamatan pasien, seperti pernyataan di bawah ini :

We are bombarded with advertisements for any one of thousands of different products, both prescription and over-the-counter, that claim to be able to restore our youthful appearance, banish wrinkles, tone skin, and remove cellulite, among other promises that often sound, and probably are, too good to be true362.

Faktor-faktor psikososial menjadi faktor penentu yang kuat dalam praktik layanan kecantikan. Tuntutan untuk tampil sempurna dan mengagumkan orang lain, membuat layanan ini peminatnya semakin banyak, menjadi semakin penting untuk memahami kekuatan psikologis yang memotivasi orang untuk mencari layanan kecantikan, dan mempromosikan hasil yang sukses, dan untuk menentukan jika bedah kosmetik mengarah ke psikologis manfaat. Konsultan kesehatan mental harus digunakan untuk menyaring minoritas dari calon pasien yang

362 Koblenzer, Caroline S., Psychosocial Aspects Of Beauty: How And Why To Look Good, Clinics in Dermatology Journal, Elsevier, Volume 21. 10.1016/j.clindermatol.2003.11.010, 2003, Diakses pada 20 Januari 2019, Jam 20.30 WIB.

(6)

mungkin mendapatkan layanan yang buruk dan membantu pasien mungkin menetapkan harapan psikososial yang realistis, yang sebagai penting untuk kepuasan pasien memiliki harapan fisik yang realistis363.

Perlindungan pasien klinik kecantikan estetika di Indonesia juga bertambah dengan adanya tuntutan dan kewajiban memakai produk yang halal. Hal ini menunjukkan adanya hubungan dalam perawatan kesehatan dan kecantikan dengan memadukan modern pengaturan dalam perspektif Islam364 dan menimbulkan konsekuensi negara juga perlu mengendalikan pelayanan produk dan jasa di klinik kecantikan estetika agar idak bertentangan dengan prinsip halal, karena mayoritas penduduk Indonesia beragama islam.

B. Urgensi Perlindungan Hak Konstitusional Warga Negara Dalam Penyelenggaraan Klinik Kecantikan Estetika

Hukum adalah sarana untuk mencapai tujuan yang diidealkan bersama. Cita-cita hukum itu sendiri, baik yang dilembagakan melalui gagasan negara hukum (nomocrasy) dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan umum. Bahkan sebagaimana cita-cita nasional Indonesia yang dirumuskan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, tujuan bangsa Indonesia bernegara adalah dalam rangka melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Negara Hukum berfungsi sebagai sarana untuk mewujudkan dan mencapai keempat tujuan bernegara Indonesia itu. Dengan demikian, pembangunan negara

363 M.L.R.E., De Guzman, Personality And Beauty: Psychosocial Issues In Cosmetic

Surgery, Asian Journal of Psychiatry, Volume

4.http://ovidsp.ovid.com/ovidweb.cgi?T=JS&PAGE=reference&D=emed10&NEWS=N&AN=705 31354, 2011, Diakses 20 Januari 2019, Jam 19.45 WIB.

364 Yaman, Rostam Alias, Zarina Ishak, Norishahaini Mohamed, Beauty Treatment and Spa Design from Islamic Perspective, Procedia, Social And Behavioral Science, http://dx.doi.org/10.1016/j.sbspro.2012.08.053, volume 50, 2012, Diakses 20 Januari 2019 Jam 21.00 WIB.

(7)

Indonesia tidak terjebak menjadi sekedar ‗rule-driven‘, melainkan

‗mission driven‘, yang didasarkan atas aturan hukum.

Adanya perlindungan konstitusional terhadap hak asasi manusia dengan jaminan hukum bagi tuntutan penegakannya melalui proses yang adil. Perlindungan terhadap hak asasi manusia tersebut dimasyarakatkan secara luas dalam rangka mempromosikan penghormatan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia sebagai ciri yang penting suatu negara hukum yang demokratis. Setiap manusia sejak kelahirannya menyandang hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang bersifat bebas dan asasi. Terbentuknya Negara dan demikian pula penyelenggaraan kekuasaan suatu Negara tidak boleh mengurangi arti atau makna kebebasan dan hak-hak asasi kemanusiaan itu. Oleh karena itu, adanya perlindungan dan penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia itu merupakan pilar yang sangat penting dalam setiap negara yang disebut sebagai negara hukum. Jika dalam suatu Negara, hak asasi manusia terabaikan atau dilanggar dengan sengaja dan penderitaan yang ditimbulkannya tidak dapat diatasi secara adil, maka negara yang bersangkutan tidak dapat disebut sebagai negara hukum dalam arti yang sesungguhnya.

Perlindungan dan pemenuhan hak konstitusional warga negara harus dilakukan sesuai dengan kondisi warga negara yang beragam.

Realitas masyarakat Indonesia menunjukkan adanya perbedaan kemampuan untuk mengakses perlindungan dan pemenuhan hak yang diberikan oleh negara. Perbedaan kemampuan tersebut bukan atas kehendak sendiri/ kelompok tertentu, tetapi karena struktur sosial yang berkembang cenderung meminggirkannya.

Perlindungan dan pemenuhan hak konstitusional yang dilakukan tanpa memperhatikan adanya perbedaan tersebut, dengan sendirinya akan mempertahankan bahkan memperjauh perbedaan tersebut. Agar setiap warga negara memiliki kemampuan yang sama dan dapat memperoleh perlindungan dan pemenuhan hak konstitusional yang sama pula,

(8)

diperlukan perlakuan khusus terhadap kelompok tertentu. Hanya dengan perlakuan khusus tersebut, dapat dicapai persamaan perlakuan dalam perlindungan dan pemenuhan hak konstitusional setiap warga negara.

Oleh karena itu, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menjamin perlakuan khusus tersebut sebagai hak untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama. Pasal 28H Ayat (2) menyatakan ―Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan‖. Tugas negara memberikan pemenuhan hak konstitusional warga negara hak sehat, hak jaminan dan kepastian hukum dan hak perlindungan hukum merupakan hak konstitusional warga negara.

Government's principal obligation is to ensure the health and welfare of its population. It does so through the enactment and enforcement of laws designed to create the conditions necessary for citizens to lead healthy, safe lives. law can be used as a tool for improving the health of a society by creating public health authorities, defining their powers, and denoting the means by which those powers can be used. In addition, health law focusing on the characteristics that make it different from other areas of law365.

Lebih dalam lagi hak sehat, hak jaminan hukum dan perlindungan hukum merupakan HAM bidang sipil, yang termasuk negatif right yang sifatnya melekat dan terpenuhi, sehingga negara perlu hadir secara maksimal dalam pemenuhannya

Pada penyelenggaraan klinik kecantikan estetika ini yang paling menonjol adalah hak sehat, negara harus memberikan jaminan pemenuhan hak konstitusional pada warga negara. Hal ini sebagai implementasi prinsip welfare state, negara ikut campur dalam urusan kesejahteraan warga negara, meskipun dalam hal ini ada pihak lain yang terlibat yaitu klinik kecantikan estetika.

365 Gostin, Lawrence O.Berkman, Benjamin E.Kraemer, John, Foundations in Public Health Law, International Encyclopedia of Public Health, Volume 2, 2012, hlm. 192-198, Diakses pada 23 Januari 2019 Jam 20 45 WIB.

(9)

Klinik kecantikan estetika adalah pihak terdepan yang harus juga memberikan perlindungan dan terpenuhinya hak-hak warga negara pada penggunanya. Akan tetapi pada kenyataannnya ada aturan dalam informed consent dalam tindakan medik di klinik kecantikan yang menyatakan apabila terjadi kejadian di luar kondisi yang diharapkan, maka pasien tidak akan melakukan tuntutan hukum baik secara pidana maupun perdata. Pada kondisi ini negara tidak bisa dan tidak banyak intervensi, karena keputusan untuk melakukan perjanjian dan tindakan medik ada pada pasien dan pihak klinik kecantikan.

Negara dalam hal ini pemerintah pusat dan daerah wajib melakukan sesuatu untuk memenuhi hak konstitusional warga negara yang ada dalam praktik klinik kecantikan estetika. Hal ini dapat diwujudkan secara maksimal dengan pembenahan secara Context of Implementation dan Conten of Implementation semua pihak yang terkait dalam penyelenggaraan klinik kecantikan estetika.

Pelayanan kesehatan ini bisa diadopsi dari bagaimana negara- negara di uni eropa snagat memperhatikan pelayanan di bidang kesehatan, berdasarkan kajian di bawah ini :

The European Union (EU) has expanded, both geographically and in the scope of its actions, to become an important supranational body whose policies affect almost all aspects of the lives of its citizens. This influence extends to health and health services. The EU's formal responsibilities in health and health services are limited in scope, but, it has substantial indirect influence on them. The institutions of the EU, its legislative process, and the nature of European law as it affects free movement of the goods, people, and services that affect health or are necessary to deliver health care. The influence of the EU goes far beyond the activities that are most visible to health professionals, such as research funding and public health programmes, and involves an extensive body of legislation that affects almost every aspect of health and health care366.

366 Greer, Scott L., Hervey, Tamara K., MacKenbach, Johan P., McKee, Martin, Health law and policy in the European Union, The Lancet, Volume 381, hlm. 1135-1144, 2013, Diakses pada 24 Januari 2019, Jam 20.30 WIB.

(10)

Selain itu dampak globalisasi menyebabkan bertambahnya kebutuhan warga negara, yaitu perawatan tubuh di klinik kecantikan. Hal inipun berdampak bertambahnya kebutuhan perlindungan hukum dan pemenuhan hak konstitusional yang terkait penyelenggaraannya.

Perlindungan hukum pasien klinik kecantikan estetika dalam perspektif perlindungan hak konstitusional warga negara adalah sebagai upaya perlindungan warga negara sebagai pasien dipandang secara materiil maupun formil semakin penting, mengingat ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan penggerak bagi produktifitas dan efisiensi produsen atas barang atau jasa yang dihasilkan dalam rangka mengejar dan mencapai kedua hal tersebut, akhirnya baik langsung maupun tidak langsung, maka konsumen akan merasakan dampaknya367. Banyaknya kerugian yang dialami pasien atas pelayanan klinik kecantikan yang tengah menjamur ini mengharuskan pemerintah untuk segera melakukan perancangan rekonstruksi model perlindungan hukum pengguna klinik kecantikan estetika dalam perspektif perlindungan hak konstitusional warga negara. Adanya BPSK (Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen) sebagai perintah Undang-Undang belum bisa efektif menjangkau masalah perlindungan kosumen klinik kecantikan. Keberadaan BPSK yang terbatas dan tidak selalu ada di setiap Kota/Kabupaten dan pendanaannya dibebankan kepada APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) menyebabkan cukup beratnya pemerintah daerah untuk mendukung eksistensi dan efektifitas BPSK.

Sebagian besar konsumen yang dirugikan akan meninggalkan pelayanan di klinik kecantikan, sedikit yang berani menuntut dan mendatangi langsung untuk meminta kerugian pada klinik

367 Sudah sejak lama perlindungan hukum bagi konsumen hanya didasarkan pada doktrin caveat emptor, yaitu suatu paham tentang perlunya konsumen untuk senantiasa berhati-hati, karena pelaku usaha tidak diwajibkan untuk menunjukkan cacat, kecuali jika diminta dan harus menyatakannya. Setiap transaksi yang terjadi merupakan hasil kesepakatan antara pihak pelaku usaha dan pembeli (konsumen). Pelaku usaha menyerahkan barang dan konsumen membayar.

harga. Konsumen menanggung atas risikonya sendiri terhadap suatu barang setelah kewajiban pokok masing-masing pihak telah terpenuhi secara timbal balik. Lihat: Edmon Makarim, Kompilasi Hukum Telematika, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2003, hlm 327.

(11)

kecantikannya. Data yang diperoleh dari website Mahkamah tidak cukup banyak putusan pengadilan yang terkait klinik kecantikan, hanya berkisar 40-an (empat puluhan) kasus saja368. Masalah yang dialami pasien klinik kecantikan ini seperti gunung es, tidak muncul dipermukaan, tetapi aslinya sangat besar.

Barriers to civil legal aid access include patients not thinking their concerns were a legal issue, being unaware of how to access legal resources, and perceiving legal assistance will not be helpful. With the exception of one family, most of the families who did access legal support found it ineffective369.

Rekonstruksi model perlindungan pasien klinik kecantikan ini menjadi sangat penting dan mendesak karena penyelenggaraan klinik kecantikan yang seharusnya sesusai dengan pedoman tentang penyelenggaraan kinik kecantikan estetik di Indonesia, akan tetapi banyak terjadi pelanggaran yang akan berdampak pada perlindungan hukum pasien klinik kecantikan estetika dalam perspektif perlindungan hak konstitusional warga negara adalah pelayanan di klinik kecantikan yang meliputi370:

1. Tenaga medis yang berwenang;

2. Jenis pelayanan/tindakan medis;

3. Alat yang digunakan;

4. Penggunaan bahan kimia, Obat-obatan dan produk kosmetik;

5. Sertifikasi tenaga pelaksana dan legalitas lembaga pelatihan klinik kecantikan;

6. Perijinan dan pengawasan operasional klinik kecantikan;

7. Tanggungjawab klinik kecantikan apabila ada kondisi yang tidak sesuai yang diharapakan;

8. Litigasi risiko.

9. Layanan online.

10. Perikatan antara dokter dan pasien.

368https://putusan.mahkamahagung.go.id/main/pencarian/?q=klinik+kecantikan

369Lawton E, Sandel M. Investing in legal prevention. J Leg Med 2014;35(1):23–39.dikases pada 26 Januari 2019, Jam 20.50 WIB.

370 Hasil penelitian di lapangan

(12)

Kondisi tersebut menyebabkan semakin mendesaknya rekonstruksi model perlindungan hukum pasien klinik kecantikan estetika, karena semakin banyaknya bisnis klinik kecantikan. Kebutuhan perlindungan konsumen atas jasa pelayanan kesehatan klinik kecantikan estetis berkaitan dengan pemenuhan hak-hak konstitusional, yaitu hak kesehatan dan hak perlindungan konsumen. Sekalipun kebutuhan akan klinik kecantikan ini termasuk kebutuhan kesehatan tersier, akan tetapi saat ini sangat berkembang pesat dan kebutuhan akan klinik kecantikan ini sangat meningkat. Pemerintah seharusnya melihat ini sebagai suatu prospek bisnis yang baik tetapi juga peringatan untuk lebih meningkatkan proteksi terhadap konsumen, terutama di saat terjadinya kerugian/

kejadian yang tidak diharakan konsumen ketika dana atau setelah mendapatkan pelayanan di klinik kecantikan.

Sebagaimana kita ketahui dari kota besar sampai kota kecil saat ini banyak sekali klinik-klinik kecantikan. Hal ini harus diimbangi dengan jaminan perlindungan hukum terhadap pasien klinik kecantikan tersebut. Konsumen dalam perspektif ini adalah warganegara, yang secara normatif memperoleh perlindungan hak-hak konstitusional menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Diantara hak-hak konstitusional yang paling relevan adalah ketentuan Pasal 28H ayat (1) yang mengatur bahwa ―Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.‖

Ketentuan Undang-Undang kemudian menegaskan bahwa setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara bertanggung jawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya371. Dalam konteks ini, hak atas kesehatan mempunyai ruang lingkup yang lebih luas, ia tidak hanya menyangkut hak atas individu saja, tetapi meliputi semua faktor yang

371 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

(13)

memberi konstribusi terhadap hidup yang sehat (healthy self) terhadap individu, seperti masalah lingkungan, nutrisi, perumahan dan lain-lain.

Sementara hak atas kesehatan dan hak atas pelayanan kedokteran yang merupakan hak-hak pasien, adalah bagian yang lebih spesifik dari hak atas kesehatan372 .

Konstitusionalitas hak kesehatan dapat pula dikaitkan dengan pemahaman bahwa kesehatan masyarakat adalah pilar pembangunan suatu bangsa. Kesehatan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia.

Begitu pentingnya, sehingga sering dikatakan bahwa kesehatan adalah segala-galanya, tanpa kesehatan segala-galanya tidak bermakna373.

Perlindungan pasien klinik kecantikan estetika menjadi penting karena semakin banyak dan berkembangnya bisnis klinik kecantikan, dan banyak timbulnya masalah dan kasus terkait penyelenggaraannya, akibat dari pelaksanaan tindakan yang tidak sesuai peraturan perundang- undangan yang terkait. Hal ini menimbulkan kebutuhan perlindungan terhadap risiko kesehatan yang ditimbulkan dari kerugian atas pelayanan di klinik kecantikan yang tidak sesuai dengan peraturan Perundang- undangan di bidang hukum kesehatan dan hukum perlindungan pasien.

Negara menjadi wajib memberikan perlindungan terkait pelaksanaan hak konstitusional atas perlindungan hukum dan hak atas kesehatan, agar pelaku bisnis klinik kecantikan mentaati segala aturan yang berlaku yang terkait dengan pelaksanaannya, meningkatkan tanggung jawab sebagai pelaku usaha terhadap konsumennya.

C. Perlindungan Hukum Pasien Klinik Kecantikan Estetika Di Beberapa Negara

Beberapa tahun terakhir, praktik estetika telah tumbuh di banyak tempat di seluruh dunia. Berdasarkan hasil kajian studi komparasi pada

372Fheriyal Sri Isriawaty, Tanggung Jawab Negara Dalam Pemenuhan Hak Atas Kesehatan Masyarakat Berdasarkan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion Edisi 2, Volume 3, Tahun 2015, hlm. 3.

373Indra Perwira, Kesehatan Sebagai Hak Asasi Manusia, dalam Bagir Manan, et.al., Dimensi-Dimensi Hukum Hak Asasi Manusia, PSKN FH Unpad, Bandung, 2009, hlm. 138.

(14)

beberapa negara yang dipilih, Penulis tidak menemukan secara khusus aturan tentang hak konstitusional warga negara yang mengatur perlindungan hukum pasien klinik kecantikan estetika. Hal ini seperti yang ditemukan dalam konstitusi di Indonesia, hak tersier untuk perawatan tubuh tidak diatur secara khusus, pengaturannya yang terkait tentang hak atas kesehatan, standar pelayanan medis dan perlindungan serta jaminan hukum.

Studi komparasi ini meneliti kerangka reagulasi praktik estetika di Hong Kong, Florida-Amerika Serikat, Korea Selatan, Singapura, dan Inggris dalam klasifikasi prosedur estetika, persyaratan kompetensi untuk melakukan prosedur estetika, peraturan sektor kecantikan dalam melakukan prosedur estetika, peraturan perangkat medis terkait kosmetik dan fasilitas kesehatan dan perlindungan orang-orang yang menjalani prosedur estetika.

Banyak studi telah mendefinisikan jenis prosedur estetika hanya dilakukan oleh praktisi medis. Tingkat risiko yang melekat adalah kriteria umum yang diadopsi di negara-negara lain untuk mengklasifikasikan prosedur estetika. Singapura telah mengambil langkah lebih jauh dengan mengharuskan bahwa prosedur yang didukung oleh bukti ilmiah tingkat rendah atau sangat rendah harus dilakukan hanya pada tindakan yang dibenarkan.

Di Eropa standar untuk layanan operasi estetika, yang merupakan yang merupakan satu set dalam pan‐European service standards untuk praktik bedah estetika, faktor-faktor yang dipertimbangkan ketika mengklasifikasikan prosedur estetika meliputi tingkat anestesi diperlukan dan fasilitas di mana prosedur estetika dilakukan.

Untuk melindungi keselamatan orang-orang yang menjalani prosedur estetika, di Singapura telah ditetapkan dalam pedoman praktik-praktik estetika untuk dokter Guidelines on Aesthetic Practices for Doctors ("Guidelines on AP") tingkat kompetensi yang diperlukan dan kualifikasi praktisi medis untuk melakukan prosedur estetika.

(15)

Ada juga persyaratan di Florida bahwa prosedur bedah, termasuk prosedur estetika, harus dilakukan oleh praktisi medis yang memiliki pelatihan yang sesuai dan keterampilan. Dalam menanggapi rekomendasi dari laporan pada kerangka hukum untuk praktik estetika, pemerintah Inggris sedang mengembangkan standar pelatihan untuk para praktisi yang melakukan prosedur bedah dan non bedah estetika. Hong Kong dan Korea Selatan belum menetapkan persyaratan kompetensi terkait untuk praktisi medis untuk melakukan prosedur estetika.

Berdasarkan komparasi aturan tentang klinik kecantikan estetika di Hongkong, Singapura, Amerika Serikat, Inggris dan Korea Selatan, hanya Korea Selatan yang mengijinkan beberapa prosedur estetika yang dilakukan tidak didefinisikan sebagai praktik kedokteran. Sistem peraturan di Korea Selatan terkait sektor salon kecantikan menghalangi itu terlibat dalam praktik-praktik estetika. Florida juga telah mendirikan sebuah sistem peraturan yang didedikasikan untuk sektor kecantikan. Di bawah sistem, cosmetologists diharuskan memenuhi persyaratan-persyaratan pelatihan yang ditetapkan oleh otoritas perizinan dan lulus ujian lisensi sebelum berlatih. Di Hong Kong, Singapura dan Inggris, tidak ada penetapan aturan kualifikasi untuk kecantikan secara umum. Namun, Kecantikan di Singapura dan beberapa daerah di Inggris yang diperlukan untuk memiliki relevan pelatihan sebelum mereka dapat beroperasi laser atau perangkat cahaya berdenyut intens (IPL - Intense Pulsed Light) untuk prosedur estetika. Pemerintah Inggris juga mengembangkan kualifikasi terakreditasi yang sesuai untuk prosedur non operasi estetika, serta perlu memeriksa kinerja prosedur estetika oleh praktisi non medis diawasi oleh klinis profesional yang berkualitas.

Penggunaan perangkat medis terkait kosmetik seperti laser berdaya tinggi dan/atau perangkat IPL dikenakan pendaftaran/lisensi di Singapura, Florida dan Inggris. Di tempat ini, ada persyaratan untuk operator perangkat ini praktisi medis atau mereka yang memiliki pengetahuan yang terakreditasi dan keterampilan. Sebagai contoh, di Singapura, hanya orang-

(16)

orang yang telah memperoleh pelatihan yang dibutuhkan atau kualifikasi dapat mengajukan permohonan untuk izin untuk mengoperasikan laser kelas 3b sementara hanya terdaftar praktisi medis dan dokter gigi dapat diberikan izin untuk mengoperasikan laser kelas 4. Pemerintah Hong Kong berencana untuk memperkenalkan kerangka peraturan untuk perangkat medis dan sedang mempertimbangkan untuk menerapkan kontrol pada penggunaan perangkat medis yang terkait kosmetik seperti membatasi penggunaan beberapa perangkat untuk profesional kesehatan yang terdaftar.

Semua tempat praktik estetika di luar negeri dikenakan standar keselamatan wajib fasilitas kesehatan di mana prosedur estetika dilakukan.

Secara khusus, untuk prosedur sedot lemak, Singapura dan Florida telah menetapkan persyaratan ketat dalam hal staf dukungan dan kecukupan peralatan dan perlengkapan. Beberapa insiden merugikan di Korea Selatan telah mendorong pemerintah untuk meningkatkan standar keselamatan fasilitas kesehatan, khususnya standar kerja anestesi dan peralatan medis untuk menangani keadaan darurat. Di Inggris, regulator penyedia layanan kesehatan saat ini meninjau inspeksi skema dan penilaian kriteria untuk fasilitas di mana bedah prosedur estetika dilakukan. Sementara itu, Hong Kong berencana untuk merubah sistem peraturan untuk fasilitas kesehatan swasta, meliputi fasilitas kesehatan prosedur estetika yang berisiko tinggi dapat dilakukan.

Berkaitan dengan perlindungan terhadap orang yang menjalani prosedur estetika, beberapa tempat diluar negeri telah belajar memperkenalkan atau direncanakan untuk memperkenalkan mekanisme spesifik atau langkah-langkah untuk meningkatkan perlindungan masyarakat. Misalnya, Korea Selatan baru saja memperkenalkan peraturan untuk membatasi iklan yang terkait estetika di transportasi umum dan di area dekat sekolah. Di Singapura, praktisi medis yang menyediakan prosedur sedot lemak atau prosedur yang didukung oleh bukti-bukti yang cukup yang diperlukan untuk memperoleh persetujuan dari para klien sebelum melakukan prosedur. Demikian pula, Inggris sedang

(17)

mempertimbangkan pengetatan kontrol pada iklan yang tidak bertanggung jawab dan praktik-praktik promosi, dan perlu untuk memperkenalkan suatu kebutuhan untuk praktisi medis yang terlibat dalam praktik bedah estetika untuk memperoleh persetujuan dari klien mereka.

Singapura adalah satu-satunya tempat yang memperkenalkan jangka cooling‐off seven‐day wajib bagi orang-orang yang menjalani prosedur sedot lemak. Beberapa penyedia layanan kecantikan yang terakreditasi di bawah program akreditasi sukarela juga diminta untuk menawarkan jangka cooling‐off setidaknya lima hari kerja untuk paket layanan yang ditawarkan kepada klien mereka. Fitur berbeda dari sistem pemulihan di Korea Selatan adalah mekanisme mediasi yang diberlakukan oleh bangsa untuk menyelesaikan sengketa medis, termasuk yang berkaitan dengan praktik- praktik estetika.

Pada awal Oktober 2012, ada empat kasus yang dilaporkan, ada perempuan yang menderita karena mengalami septic shock setelah menerima intravaskuler infus pusat perawatan kecantikan. Seorang wanita kemudian tewas, sementara yang tiga orang lainnya sakit parah. Pada bulan Juni tahun 2014, wanita lain meninggal setelah menjalani prosedur sedot lemak di pusat transplantasi rambut. Insiden ini telah terangsang kepentingan publik atas isu-isu seperti perbedaan antara prosedur medis dan layanan kecantikan, peraturan perangkat medis terkait estetika, peraturan fasilitas kesehatan di mana prosedur estetika medis yang berisiko tinggi dilakukan, peraturan sektor kecantikan dalam melakukan prosedur estetika dan langkah-langkah untuk meningkatkan keselamatan orang-orang yang menjalani prosedur estetika. Berdasarkan survei pada dokter ahli bedah plastik yang bersertifikat di seluruh dunia yang dilakukan oleh Perkumpulan

bedah plastik Internasional (ISAPS-

the International Society of Aesthetic Plastic Surgery) pada tahun 2013, lebih dari 23 juta bedah dan prosedur non operasi estetika dilakukan oleh dokter bedah plastik bersertifikat di seluruh dunia pada tahun 2013 dan

(18)

Amerika Serikat paling banyak melakukan untuk bedah dan prosedur non bedah estetika di tahun ini374.

Setiap negara bagian di Amerika Serikat memiliki kerangka peraturan sendiri untuk mengatur sektor medis dan salon kecantikan dalam melakukan prosedur estetika. Florida adalah salah satu dari banyak negara di Amerika Serikat yang telah diberlakukan Peraturan ketat pada kinerja prosedur estetika. Di bawah kerangka yang paling estetika prosedur diperlukan untuk dilakukan oleh praktisi medis atau praktisi kesehatan seperti Asisten dokter di bawah pengawasan praktisi medis.

Di Korea Selatan, prosedur estetika yang melibatkan akupuntur, termasuk tato dan tindik telinga, dianggap sebagai praktik-praktik medis yang harus dilakukan oleh praktisi medis berlisensi. Di bawah sistem medis saat ini diatur oleh Undang-Undang layanan medis, praktisi medis berlisensi dapat melakukan praktik medis apapun termasuk prosedur estetika. Di sisi lain, pusat perawatan kecantikan hanya dapat memberikan layanan perawatan kulit yang ditetapkan dalam Undang-Undang pengawasan kesehatan masyarakat dan mereka tidak dapat menggunakan setiap perangkat medis atau obat-obatan.

Di Singapura, semua prosedur invasif dan invasif minimal estetika seperti suntikan toksin botulinum ("Botox") dan laser untuk peremajaan kulit harus dilakukan oleh praktisi medis yang diatur dalam kerangka self‐regulatory profesi medis. Sektor kecantikan dapat memberikan prosedur estetika non‐invasive tertentu seperti laser penghilang dan tunduk pada peraturan KUHP dan perundangan relevan lainnya.

Dibandingkan dengan tempat-tempat lain yang dipelajari, Inggris telah mengadopsi pendekatan peraturan yang kurang ketat di mana sektor kecantikan diperbolehkan untuk melakukan yang lebih luas berbagai prosedur non bedah estetika. Sementara prosedur bedah estetika harus dilakukan dalam pengaturan klinis yang diatur oleh praktisi medis yang memenuhi syarat, prosedur non bedah, seperti Botox dan suntikan dermal

374 International Society of Aesthetic Plastic Surgery, 2014.

(19)

filler dan perawatan laser, dapat dilakukan oleh praktisi non medis dan medis praktisi di klinik atau pusat perawatan kecantikan. Mengenali kebutuhan untuk menyediakan standar seragam untuk mengatur penyediaan prosedur estetika oleh praktisi medis dan non medis, pemerintah Inggris baru saja menyelesaikan kerangka kajian untuk praktik estetika dan memulai meningkatkan aturannya untuk lebih melindungi keamanan dan kepentingan umum.

Serupa dengan Inggris, di Swedia prosedur bedah estetika dilakukan oleh praktisi medis sementara prosedur non operasi dapat dilakukan oleh praktisi medis dan non medis. Laporan kajian yang dirilis oleh Dewan Nasional Kesehatan dan Kesejahteraan Swedia375 pada Juni 2012 menunjukkan bahwa kerangka peraturan tidak memberikan perlindungan yang memadai bagi orang-orang yang menjalani prosedur estetika.

Menyusul rilis laporan, pemerintah Swedia ditugaskan melakukan penelitian untuk menentukan diadopsinya dan langkah-langkah lain untuk meningkatkan perlindungan terhadap orang yang menjalani prosedur estetika. Kerangka hukum Swedia ini mirip dengan Inggris dan sampai dengan saat ini masih dalam proses pengkajian.

Berikut ini komparasi terkait regulasi penyelenggaraan praktik estetika di beberapa negara:

1. Hong Kong376

Praktik estetika, perawatan atau prosedur yang bertujuan mengubah penampilan atau fitur struktur tubuh377, telah meningkat di Hong Kong dalam beberapa tahun terakhir378. Sementara bedah dan invasif prosedur estetika terutama disediakan oleh sektor medis, prosedur

375https://www.socialstyrelsen.se/en/regulations-and-guidelines/national-specialised- medical-care/medicalreview. Diakses pada 20 Februari 2018 jam 20.30 WIB.

376https://www.legco.gov.hk/research-publications/english/1415rp01-regulation-of-

aesthetic-practices-in-selected-places-20141128-e.pdf. Diakses pada 20 Februari 2018 , Jam 20.30 WIB.

377https://www.rcseng.ac.uk/standards-and-research/standards-and-guidance/service- standards/cosmetic-surgery/certification/. Diakses pada 20 Februari 2018 jam 20.30 WIB

378Census and Statistics Department. (2014) Available

from: http://www.censtatd.gov.hk/home/index.jsp. Diakses Juli 2018 jam 20.30 WIB.

(20)

yang melibatkan penggunaan perangkat medis seperti laser dan IPL perangkat yang disediakan oleh sektor kesehatan dan kecantikan.

Pemerintah tidak memiliki sebuah sistem tertentu untuk mengatur penyediaan prosedur estetika. Sebaliknya, berbagai aspek layanan prosedur ini seperti layanan dari penyedia layanan kecantikan dan/atau profesional kesehatan, lokal, obat, dan praktik iklan dan penjualan diatur dalam bagian yang berbeda dari Undang-Undang yang diterapkan oleh berbeda Departemen pemerintah seperti Departemen Kesehatan Hong Kong (Department of Health -DH) dan Departemen Bea dan Cukai.

Meskipun demikian, ketentuan prosedur estetika medis oleh beberapa penyedia layanan kecantikan "layanan kecantikan medis" dalam beberapa tahun terakhir telah menimbulkan keprihatinan umum tentang risiko prosedur kesehatan ini379.

Pada bulan Oktober 2012, seorang perempuan meninggal dan tiga perempuan menjadi sakit parah setelah menerima intravaskuler infus di pusat perawatan kecantikan. Insiden ini mendorong pemerintah untuk mendirikan kelompok kerja untuk perbedaan antara prosedur medis dan layanan kecantikan ("the Working Group") di bawah Komite Pengarah pada kajian dari peraturan dari kesehatan fasilitas pribadi ("the Steering Committee") pada bulan November 2012 untuk membedakan prosedur medis dari layanan kecantikan biasa, dan membuat rekomendasi pada prosedur yang harus dilakukan oleh praktisi medis terdaftar. Laporan yang disampaikan oleh kelompok kerja didukung oleh Komite Pengarah pada November 2013. Pemerintah juga telah mengimplementasikan rekomendasi yang diajukan oleh kelompok kerja sesuai.

a. Klasifikasi dan persyaratan kompetensi untuk melakukan prosedur estetika.

379Department of Health, Useful Information – Differentiation between Medical

Procedures and Beauty Services. Available from:

http://www.dh.gov.hk/english/useful/useful_medical_beauty/useful_medical_beauty.html.

2014, Diakses Juli 2018 jam 20.30 WIB.

(21)

Tindakan tertentu dari prosedur estetika dapat dilakukan hanya oleh praktisi medis terdaftar atau otoritas dokter gigi dalam risiko yang terlibat dalam prosedur380. Prosedur ini adalah: (a) prosedur yang melibatkan injeksi bahan ke dalam tubuh manusia seperti suntikan Botox atau pengisi dermal; (b) prosedur yang melibatkan mekanik kimia pengelupasan kulit di bawah epidermis; (c) Terapi Oksigen hyperbaric;

dan (d) pemutihan gigi. Namun, tato tubuh dan akupuntur, yang secara tradisional dianggap prosedur non medis dan risiko terkait itu telah dipahami betul oleh publik, jadi dapat dilakukan oleh praktisi non medis.

Untuk klasifikasi prosedur estetika yang melibatkan penggunaan perangkat medis, terutama perangkat energy‐emitting, prosedur ini dapat dilakukan oleh sektor medis dan kecantikan saat ini.

Dokter atau dokter gigi yang melakukan prosedur estetika diwajibkan untuk mematuhi pedoman perilaku profesional dikeluarkan oleh konsul dokter gigi381 mereka masing-masing, termasuk menyediakan konsultasi medis formal dan menjaga catatan medis yang tepat. Praktisi medis atau dokter yang melakukan kesalahan profesional akan dikenakan tindakan disipliner yang dikenakan oleh sidang masing- masing. Saat ini, ada tidak ada persyaratan khusus pada kompetensi atau pengalaman para dokter dalam melaksanakan prosedur estetika tertentu yang diklasifikasikan sebagai prosedur medis jika mereka sendiri tidak terdaftar praktisi medis atau terdaftar dokter gigi. Kegagalan untuk mengikuti saran yang dapat membuat diri sendiri bertanggung jawab untuk pelanggaran Peraturan pendaftaran medis atau Peraturan pendaftaran dokter gigi. Penyedia layanan salon kecantikan juga disarankan untuk memastikan bahwa mereka telah menerima sesuai

380Registered medical practitioners have to comply with the Code of Professional Conduct f or the Guidance of Registered Medical Practitioners issued by the Medical Council of Hong Kong while registered dentists have to comply with the Code of Professional Discipline for the Guidance of Dental Practitioners in Hong Kong issued by the Dental Council of Hong Kong. The Dental

Council of Hong Kong. Annual Report 2012.

http://www.dchk.org.hk/en/annual/docs/2012.pdf. 2013, Diakses 20 Agustus 2018 Jam 20.30 WIB.

381Ibid.

(22)

training sebelum melakukan prosedur yang melibatkan tusukan kulit dan mereka benar-benar harus mengamati praktik-praktik pengendalian infeksi.

Beberapa prosedur estetika tertentu diklasifikasikan sebagai prosedur medis dan harus dilakukan oleh medis terdaftar profesional saja, para pemangku kepentingan di sektor adalah pandangan bahwa pemerintah harus mempercepat proses memperkenalkan peraturan kontrol pada prosedur estetika melibatkan penggunaan high‐risk perangkat medis dan mendefinisikan dengan jelas-jenis personil tingkat pelatihan dan kompetensi yang dibutuhkan untuk melakukan prosedur ini untuk melindungi keselamatan pasien. Beberapa anggota dari sektor medis juga prihatin tentang risiko kesehatan orang-orang yang melakukan prosedur estetika pembedahan berisiko tinggi karena ada kurangnya kontrol khusus atau pengalaman profesional medis yang melakukan prosedur ini.

b. Peraturan sektor kecantikan dalam melakukan prosedur estetika.

Pada Maret tahun 2014, terdapat 9.935 perusahaan dan 39.151 orang yang terlibat dalam sektor kecantikan382. Sementara sektor kecantikan telah melakukan prosedur estetika yang melibatkan penggunaan perangkat medis yang terkait kosmetik, misalnya laser atau perawatan IPL, dan prosedur lainnya tidak diklasifikasikan sebagai praktik kedokteran, ada kekhawatiran tentang kurang spesifiknya peraturan yang mengatur operasi bisnis penyedia layanan, dan pelatihan dan kompetensi kecantikan melakukan prosedur estetika.

Meskipun sektor kecantikan telah mengembangkan spesifikasi standar kompetensi di bawah kerangka kualifikasi383 yang meletakkan jalur-jalur studi dan persyaratan kompetensi untuk berbagai tingkat kualifikasi untuk praktisi itu, ini hanya sebuah kerangka kerja sukarela.

Berkaitan dengan sertifikasi tingkat kompetensi praktisi operasi

382Food and Health Bureau, https://www.fhb.gov.hk/en/Proposed Regulatory Framework f or Medical Devices, 2014, Diakses 20 September 2018 Jam 20.30 WIB.

383Ibid.

(23)

perangkat medis yang terkait kosmetik, perdagangan tes ini hanya tersedia untuk operator IPL perangkat secara sukarela.

Peristiwa merugikan Oktober 2012 dan Juni 2014 menimbulkan kekhawatiran tentang kurangnya kontrol pada operasi dari penyedia layanan Salon Kecantikan yang menawarkan prosedur estetika berisiko tinggi untuk umum. Untuk memfasilitasi pengembangan dan berkelanjutan sektor kecantikan yang sehat dan meningkatkan kepercayaan publik dalam mengambil prosedur yang ditawarkan oleh sektor estetika, perwakilan dari sektor kecantikan dan beberapa anggota Dewan Legislatif mendesak Pemerintah untuk mengatur suatu Komite Pengarah untuk membantu sektor kecantikan dalam mengembangkan kerangka peraturan khusus384. Mereka juga menyerukan pembentukan kerangka Akreditasi Kualifikasi wajib bagi praktisi yang diakui kompetensi mereka untuk melakukan prosedur estetika seperti perawatan laser.

Peraturan penggunaan perangkat medis terkait kosmetik di Hong Kong, tidak ada peraturan spesifik untuk mengatur impor, distribusi, penjualan atau penggunaan alat medis kecuali untuk perangkat-perangkat tersebut yang mengandung produk farmasi atau memancarkan ion Ising radiation. Pemerintah telah mengusulkan untuk membatasi penggunaan dan pengoperasian perangkat medik yang berhubungan dengan kosmetik seperti kelas 3B dan kelas 4 laser kekuatan tinggi profesional kesehatan medis yang terdaftar untuk menjaga kesehatan masyarakat. Untuk peralatan IPL, praktisi non medis akan diizinkan untuk mengoperasikan peralatan asalkan mereka telah menjalani pelatihan dan lulus tes perdagangan IPL dijalankan oleh lembaga yang berwenang, seperti Dewan pelatihan kejuruan.

Tahun 2014, pemerintah telah merencanakan untuk melakukan studi konsultasi untuk memeriksa pengalaman luar negeri dan praktik

384Department of Justice, Bilingual Laws Information System, Available from:

http://www.legislation.gov.hk/eng/home.htm, 2014, Diakses 20 Februari 2018 Jam 20.40 WIB.

(24)

dalam menggunakan kontrol perangkat medis yang terkait kosmetik sebelum melanjutkan ke proses legislatif untuk membangun kerangka peraturan alat kesehatan. Tujuan dari studi konsultasi adalah untuk menilai jenis perangkat dapat diletakkan di bawah kontrol dan menentukan kompetensi dan kualifikasi yang diperlukan untuk mengoperasikan perangkat tersebut.

Sektor kecantikan telah menyatakan keprihatinan tentang usulan pemerintah untuk membatasi penggunaan beberapa perangkat medis yang terkait kosmetik misalnya perangkat laser bertenaga tinggi, profesional kesehatan yang terdaftar sebagai bisnis yang dihasilkan oleh prosedur estetika yang melibatkan penggunaan perangkat ini adalah sumber utama pendapatan mereka. Dalam pandangan mereka, diusulkan pembatasan pada penggunaan perangkat medis yang terkait kosmetik tersebut akan mempengaruhi kehidupan praktisi di bidang Kecantikan.

Kondisi saat ini menunjukkan banyak beroperasi perangkat medis kecantikan ini dengan cara yang aman karena mereka telah menerima pelatihan yang relevan, sektor kecantikan mendesak pemerintah agar terlatih dengan baik dan menjadi praktisi yang kompeten, jadi mereka praktisi kesehatan atau kecantikan mengoperasikan perangkat medis yang terkait kosmetik tersebut di bawah sistem perizinan.

Di sisi lain, beberapa perwakilan dari sektor medis mempertimbangkan bahwa penggunaan dan pengoperasian laser bertenaga tinggi dan IPL perangkat harus terbatas pada praktisi medis yang memenuhi syarat dan dokter gigi, dan orang lain yang berwenang oleh mereka untuk keselamatan pasien. Dalam pandangan mereka, hanya profesional medis cukup terlatih untuk membuat diagnosis dan memberikan pengobatan yang tepat, termasuk mengelola risiko dan komplikasi dari prosedur ini.

Di Hong Kong, Undang-Undang yang sudah ada yang mengatur pribadi fasilitas kesehatan terutama meliputi rumah sakit swasta dan klinik medis non‐profit‐making. Pemerintah sedang mempertimbangkan

(25)

memperluas sistem peraturan untuk menutupi fasilitas kesehatan rawat jalan yang operasi atau high‐risk pelayanan medis dilakukan, dan lokal pengolahan produk-produk kesehatan untuk maju terapi.

Rekomendasi yang relevan untuk mengatur fasilitas yang prosedur estetika yang berisiko tinggi dilakukan termasuk mengatur fasilitas kesehatan dengan prosedur risiko medis yang tinggi dilakukan di bawah sistem pendaftaran Perundang-undangan, dan memerlukan prosedur yang berisiko tinggi yang akan dilakukan hanya di diatur fasilitas kesehatan atau rumah sakit oleh profesional kesehatan yang bermutu. Pemerintah Hong kong telah merencanakan untuk melanjutkan ke prosedur legislatif untuk meningkatkan peraturan fasilitas kesehatan swasta. Beberapa anggota Dewan Legislatif telah mendesak pemerintah untuk memperkenalkan tindakan administratif untuk melindungi keamanan dari orang-orang yang menjalani prosedur estetika berisiko tinggi di fasilitas kesehatan seperti meningkatnya inspeksi fasilitas tersebut.

Definisi praktik-praktik prosedur medis berisiko tinggi dilakukan dalam pengaturan kesehatan, prosedur didefinisikan berisiko tinggi oleh salah satu dari tiga faktor, yaitu risiko prosedur, risiko yang melibatkan anestesi dan kondisi pasien, akan dianggap sebagai prosedur yang berisiko tinggi medis.

Menurut pemerintah Hong kong, kepentingan orang-orang yang menjalani prosedur estetika dilindungi di bawah peraturan the Trade Descriptions Ordinance as amended by the Trade Descriptions (Unfair Trade Practices) (Amendment) Ordinance 2012 yang melarang perdagangan palsu, Deskripsi layanan dan praktik-praktik perdagangan yang tidak adil tertentu seperti menyesatkan kelalaian, praktik-praktik komersil yang agresif dan keliru menerima pembayaran. Selain itu, iklan terkait kesehatan dan masalah-masalah kesehatan diatur di bawah tidak diinginkan medis iklan peraturan yang bertujuan untuk melindungi kesehatan masyarakat melalui melarang atau membatasi iklan yang dapat

(26)

menyebabkan manajemen pencarian tidak tepat pada kondisi kesehatan tertentu.

Menurut Departemen Kesehatan Hong kong, 492 surat peringatan dikeluarkan antara Oktober 2012 dan 2014 Juni untuk penyedia layanan yang telah melanggar peraturan iklan tidak diinginkan medis dan ada empat penuntutan kasus selama periode yang sama.

Departemen Kesehatan Hong kong juga telah melangkah kepada edukasi publik sejak insiden yang merugikan pada akhir 2012 untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai risiko yang terkait dengan prosedur estetika dan menyarankan masyarakat untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang prosedur sebelum membuat keputusan.

Antara Oktober 2012 dan Juni 2014, Departemen Kesehatan Hong kong telah juga ditayangkan lebih dari 16.000 iklan layanan kecantikan dan disebut kasus tersangka pelanggaran peraturan pendaftaran medis atau dokter gigi pendaftaran peraturan polisi untuk menindak lanjuti385.

Ada kekhawatiran para stakeholder, menurut Dewan konsumen Hong kong, ada 195 keluhan tentang invasif prosedur estetika dan yang melibatkan penggunaan perangkat light‐based high‐power pada tahun 2013, naik dari 178 tahun 2012. Antara keluhan yang diterima pada tahun 2013, 39% adalah tentang kualitas layanan, 18% adalah tentang isu-isu keselamatan dan 16% kurang tentang praktik-praktik penjualan penyedia layanan. Untuk meningkatkan perlindungan terhadap orang- orang yang menjalani prosedur estetika, beberapa anggota Dewan Legislatif telah menyarankan memperkenalkan jangka cooling‐off seven‐day untuk menutup transaksi yang melibatkan prosedur estetika sehingga yang bersangkutan dapat memikirkan kembali tentang manfaat dan risiko yang terlibat. Beberapa anggota juga mempertimbangkan bahwa sistem ganti rugi yang harus dimasukkan ke dalam tempat untuk orang-orang yang tidak puas dengan layanan yang disediakan untuk mencari penggantian uang atau kompensasi.

385 Ibid.

(27)

Beberapa perwakilan dari sektor medis telah menyatakan keprihatinan tentang tindakan penegakan hukum yang memadai terhadap prosedur iklan estetika yang menyesatkan oleh beberapa penyedia layanan kecantikan. Mereka mengamati bahwa hanya ada sejumlah kecil sukses penuntutan terhadap penyedia layanan kecantikan di bawah peraturan iklan medis tidak diinginkan meskipun volume besar layanan iklan kecantikan di pasaran.

2. Florida, Amerika Serikat 386

Praktik-praktik estetika di Amerika Serikat (AS) diatur di bawah kerangka peraturan yang dikembangkan oleh masing-masing negara.

Menurut The American Society For Aesthetic Plastic Surgery ("ASAPS")387, diperkirakan bahwa lebih dari 11 juta prosedur estetika dilakukan oleh spesialis board‐certified pada tahun 2013, yang 16.5%

adalah prosedur bedah dan 83.5% kurang non bedah prosedur. Total pengeluaran prosedur estetika diperkirakan lebih dari US$ 12 Milyar (HK$ 93.1 Milyar), yang 58% dihabiskan pada prosedur bedah dan 42%

dihabiskan pada procedur non operasi388.

Florida dipilih untuk studi komparasi ini karena merupakan salah satu dari tujuh negara di wilayah Atlantik Selatan Amerika Serikat dengan jumlah prosedur estetika tertinggi (17,4% dari total) dilakukan pada tahun 2013389. Mirip dengan banyak negara lain di AS, Florida membebankan kontrol yang ketat pada praktik-praktik estetika dengan membatasi kinerja prosedur estetika, termasuk prosedur bedah, prosedur yang melibatkan suntikan, dan orang-orang yang melibatkan penggunaan IPL dan perangkat laser bertenaga tinggi, praktisi medis atau beberapa

386https://www.legco.gov.hk/research-publications/english/1415rp01-regulation-of-

aesthetic-practices-in-selected-places-20141128-e.pdf. Diakses pada 20 Februari 2018, Jam 20.30 WIB.

387 https://www.surgery.org/. Diakses pada 2 Februari Jam 20.30 WIB.

388 Statistik disusun berdasarkan hasil survey antara 714 ahli bedah plastik, dermatologists dan otolaryngologist. Lihat American Society for aesthetics (2014).

United States Census Bureau. (2014) State & County QuickFacts – Florida.

http://quickfacts.census.gov/qfd/states/12000.html . Diakses 20 Agustus 2018 Jam 20.30 WIB.

389 Ibid.

(28)

praktisi kesehatan lainnya misalnya perawat atau asisten dokter di bawah pengawasan seorang praktisi medis. Prosedur ini dianggap sebagai praktik kedokteran oleh Florida Board of Medicine (FBOM) bertanggung jawab untuk lisensi praktisi medis. Sektor kecantikan, yang diatur di bawah sebuah sistem perizinan yang terpisah oleh Dewan tata rias, terutama terlibat dalam memberikan layanan kecantikan konvensional perawatan wajah dan manikur atau non‐invasive beberapa prosedur estetika seperti chemical peels dan mikrodermabrasi.

Pada Desember 2012, di data ada 48.852 praktisi medis di Florida, yang khusus 867 dermatologi dan 613 khusus dalam operasi plastik. Periode tahun 2012‐2013, ada 212.650 cosmetologists berlisensi di Florida390.

Tahun 2014, peningkatan jumlah spa medis yang didirikan di Florida untuk memenuhi permintaan untuk layanan estetika medis dan meningkatkan pendapatan untuk praktik medis wajah yang dipotong penggantian pihak ketiga untuk praktik yang bersifat tradisional. Spa medis ini dapat dimiliki oleh lisensi praktisi medis, atau dimiliki oleh praktisi non medis tetapi diawasi oleh seorang praktisi medis berlisensi dalam kapasitas direktur medis. Spa medis ini didukung oleh tim staf yang terdiri dari praktisi kesehatan yang berlisensi dan/atau cosmetologists untuk melakukan berbagai prosedur estetika medis dan layanan kecantikan konvensional yang diperbolehkan di bawah mereka masing-masing berlisensi mengatasi praktik.

Dengan demikian, jalur antara praktik kedokteran dan tata rias menjadi semakin kabur dan ada kekhawatiran bahwa masyarakat umum mungkin telah menjadi kurang sadar akan risiko terlibat dalam prosedur pelayanan kecantikan.

Saat ini, Florida tidak memiliki sistem menyeluruh yang mengatur praktik-praktik estetika. Sebaliknya, berbagai aspek estetika

390https://www.legco.gov.hk/research-publications/english/1415rp01-regulation-of-

aesthetic-practices-in-selected-places-20141128-e.pdf. Diakses pada 20 Februari 2018, Jam 20.30 WIB.

(29)

praktik diatur di bawah Undang-Undang negara yang berbeda dan administrasi aturan. Pemerintah utama yang bertanggung jawab untuk mengatur praktik-praktik estetika termasuk The Florida Department Of Health ("FDOH"), The Florida Department Of Business And Professional Regulation (FDBPR) dan masing-masing dewan profesional.

Klasifikasi dan persyaratan kompetensi untuk melakukan prosedur estetika. Menurut FBOM, prosedur bedah estetika, prosedur yang melibatkan penggunaan alat laser bertenaga tinggi (yaitu kelas IIIa, IIIb dan IV lasers20) dan IPL perangkat, dan mereka melibatkan suntikan (misalnya injeksi Botox dan dermal filler) adalah praktik kedokteran. Oleh karena itu, prosedur ini hanya dapat dilakukan oleh praktisi medis berlisensi, atau dengan beberapa praktisi kesehatan yang berlisensi seperti maju perawat terdaftar praktisi atau asisten dokter di bawah pengawasan medis on‐site atau off‐site practitioner.

Selain itu, ada persyaratan bahwa prosedur bedah, termasuk prosedur estetika, harus dilakukan oleh praktisi medis yang memiliki pelatihan yang sesuai dan keterampilan.

Di Florida, perawatan hair removal menggunakan perangkat laser atau light‐based dapat dilakukan oleh electrologists (yakni praktisi kesehatan yang khusus dalam perawatan hair removal) yang berlisensi di bawah Council elektrolisis dan di bawah pengawasan seorang praktisi medis. Perizinan persyaratan dari electrologists termasuk memiliki setidaknya 120 jam pelatihan akademik dan setidaknya 200 jam pengalaman praktis, menghadiri kursus 2 jam pencegahan kesalahan medis dan melewati pemeriksaan391. Sebelum memulai praktiknya, electrologist juga diperlukan untuk menyelesaikan sebuah kursus pendidikan berkelanjutan 30 jam yang disetujui oleh Dewan elektrolisis, disertifikasi dalam penggunaan laser dan light‐based perangkat untuk hair removal oleh disetujui sertifikasinya oleh organisasi, dan

391 Ibid.

(30)

mengembangkan protokol yang tertulis dalam praktik perawatan rambut removal dengan mengawasi praktisi medis. Lisensi electrologist diperbaharui secara dua tahunan, atas penyelesaian 20 jam pendidikan berkelanjutan392.

Berdasarkan sistem peraturan yang ada, operator spa medis atau tempat pengobatan umum yang menyediakan prosedur estetika harus memastikan bahwa praktisi kesehatan didelegasikan untuk melakukan prosedur medis estetika berlatih dalam lingkup praktik mereka berlisensi dan berada di bawah pengawasan tepat oleh praktisi medis jika dibutuhkan. Sesuai dengan hukum negara pada praktik medis, Spa medis harus diawasi oleh seorang pihak yang bersertifikat yaitu dokter kulit atau dokter bedah plastik. Untuk tempat pelayanan medis yang menawarkan layanan perawatan primer dan prosedur estetika, pengawasan dapat disediakan oleh praktisi medis berlisensi apapun.

Di Florida, praktik tata rias, yaitu mekanis atau kimia pengobatan kepala, wajah dan kulit kepala untuk tujuan estetika medis, diatur di bawah lisensi sistem yang dikelola oleh Dewan dari penata rias.

Sementara itu, berlisensi praktik tata rias mencakup layanan kecantikan konvensional serta beberapa non‐invasive prosedur estetika seperti pengelupasan kimia dan microdermabrasion yang tidak dibatasi akan dilakukan oleh praktisi medis atau kesehatan.

Terkait persyaratan perizinan, di bawah sistem perizinan saat ini, orang diperlukan untuk menghadiri minimal 1.200 jam pelatihan di sekolah berlisensi tata rias atau lembaga pendidikan yang menawarkan program tata rias, dan lulus ujian perizinan untuk mendapatkan lisensi393. Seseorang dapat juga mendaftar dengan dewan tata rias sebagai spesialis dalam praktik-praktik khusus satu atau lebih misalnya Facial atau manicuring, setelah menyelesaikan program pelatihan khusus yang

392 Ibid.

393 Ibid.

(31)

relevan. Lisensi yang diperlukan untuk memperbarui lisensi setiap dua tahun, atas penyelesaian setidaknya 16 jam pendidikan berkelanjutan.

Program pelatihan untuk cosmetologists dikembangkan berdasarkan persyaratan kompetensi minimum yang ditetapkan oleh Dewan tata rias. Persyaratan kompetensi terutama ditetapkan untuk luas area praktik tata rias misalnya Facial, gaya rambut dan manicuring bukan prosedur estetika tertentu. Dewan juga menentukan bidang kompetensi diujikan dalam ujian lisensi.

Peraturan penggunaan perangkat medis terkait kosmetik di AS, perusahaan yang desain pembuatan dan/atau impor perangkat medis diatur oleh US Food and Drug Administration di tingkat federal. Di sisi lain, penggunaan kontrol perangkat medis seperti laser high‐power diatur oleh peraturan masing-masing negara.

Di Florida, setiap orang manufaktur, memperoleh atau memiliki perangkat laser yang memancarkan radiasi laser diperlukan untuk mendaftar dengan FDOH. Dengan menggunakan kontrol pada alatclaser, FBOM mempertimbangkan penggunaan perangkat laser high‐power menjadi praktik kedokteran.

Praktisi atau beberapa praktisi kesehatan lainnya di bawah pengawasan seorang praktisi medis. Penggunaan perangkat tersebut diatur oleh peraturan yang mengatur praktik-praktik kelompok praktisi medis dan kesehatan yang relevan. Sebagai contoh, hukum negara Florida menyediakan electrologists yang dapat mengoperasikan laser bertenaga tinggi untuk melakukan perawatan laser hair removal asalkan mereka telah menerima pelatihan yang relevan, memperoleh sertifikasi untuk kompetensi mereka dan berada di bawah supervisi dari seorang praktisi medis ketika berlatih.

Peraturan fasilitas kesehatan di mana prosedur estetika dilakukan di Florida, fasilitas-fasilitas yang melaksanakan prosedur estetika dilakukan seperti rumah sakit, Pusat-pusat bedah, praktisi medis kantor, Fasilitas electrology, dan salon tata rias yang tunduk pada

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan metode centralized authentication untuk user hotspot dengan Mikrotik RouterOS ini merupakan manajemen user hotspot tingkat lanjut, dimana

Simpulan dari penelitian ini adalah: (1) Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGP) merupakan habitat yang sesuai bagi populasi owa jawa; (2) Populasi owa jawa di TNGP berada

Dimohon mengajukan permohonan kepada Direktur Pendididkan Tinggi Islam, Ditjen Pendis, nomor fax: 021-34833981, nomor telephon 021- 3812344 dengan menyebutkan

Dengan kata lain, yang berlaku sejak tahun 1950 sampai saat ini adalah sistem peradilan dan peraturan hukum acara dari zaman kolonial khusus bagi Bangsa Indonesia yang

Selama setahun terakhir (Agustus 2013-Agustus 2014), TPT pada tingkat pendidikan SMA Umum dan Kejuruan mengalami penurunan yang sama yaitu sebesar 1,69 persen, sementara

Karena tim A lah yang tersisa mewakili sekolah gua di perlombaan futsal ini, lolos grup sebagai pemuncak, dan lolos dari babak tiga puluh dua besar dengan

o 1979 : Institution of Parking Act(parking attached to a building) o 1982 : Policy inducing underground parking around Station Area and CBD o 1988 : Development Plan of

Universitas Muria Kudus. 3) Ibu Anastasya Latubessy, S.Kom, M.Cs, selaku pembimbing I yang telah banyak memberikan masukan selama penyusunan skripsi ini. 4) Bapak