diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh:
DINI ASRI KUSNIA D 1005388
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Desain Didaktis Konsep Garis Singgung Lingkaran
pada Pembelajaran Matematika di Sekolah
Menengah Pertama Berdasarkan
Learning
Obstacle
dan
Learning Trajectory
Oleh
Dini Asri Kusnia D
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Dini Asri Kusnia D 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Dini Asri Kusnia Dewi, 2014
Desain Didaktis Konsep Garis Singgung Lingkaran Pada Pembelajaran Matematika Di Sekolah Menengah Pertama Berdasarkan Learning Obstacle Dan Learning Trajectory
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Desain Didaktis Konsep Garis Singgung Lingkaran pada Pembelajaran Matematika di Sekolah Menengah Pertama Berdasarkan
Learning Obstacle dan Learning Trajectory”. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh
adanya proses pembelajaran yang kurang bermakna, penggunaan bahan ajar yang kurang sesuai dengan kondisi siswa dan adanya learning obstacle yang dialami siswa. Berdasarkan hal tersebut, tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk membuat desain didaktis alternatif yang diharapkan dapat meminimalisir learning
obstacle. Desain didaktis alternatif juga disusun berdasarkan learning trajectory
konsep garis singgung lingkaran kemudian diimplementasikan kepada siswa kelas VIII SMP yang belum pernah mendapat pengajaran konsep garis singgung lingkaran. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa terjadi pengurangan learning
obstacle yang ditemukan meskipun belum secara utuh dan desain didaktis ini
dapat dijadikan salah satu rekomendasi bahan ajar pada pembelajaran konsep garis singgung lingkaran.
Kata kunci: Desain Didaktis, Garis Singgung Lingkaran, Learning Obstacle,
Learning Trajectory
ABSTRACT
Dini Asri Kusnia Dewi, 2014
Desain Didaktis Konsep Garis Singgung Lingkaran Pada Pembelajaran Matematika Di Sekolah Menengah Pertama Berdasarkan Learning Obstacle Dan Learning Trajectory
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
covered and can be one of teaching material recommendations on the teaching of tangent lines.
Dini Asri Kusnia Dewi, 2014
Desain Didaktis Konsep Garis Singgung Lingkaran Pada Pembelajaran Matematika Di Sekolah Menengah Pertama Berdasarkan Learning Obstacle Dan Learning Trajectory
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Batasan Masalah ... 7
D. Tujuan Penulisan ... 8
E. Manfaat Penulisan ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Didactical Design Research ... 9
B. Learning Obtacles ... 11
C. Learning Trajectory ... 12
D. Teori Belajar yang Relevan ... 13
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 21
B. Definisi Operasional ... 22
C. Subjek Penelitian ... 22
D. Instrumen Penelitian ... 23
E. Teknik Pengumpulan Data ... 23
Dini Asri Kusnia Dewi, 2014
Desain Didaktis Konsep Garis Singgung Lingkaran Pada Pembelajaran Matematika Di Sekolah Menengah Pertama Berdasarkan Learning Obstacle Dan Learning Trajectory
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB IV IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN
A. Masalah dalam Pembelajaran Konsep Garis Singgung Lingkaran ... 25
B. Pengembangan Desain Didaktis Konsep Garis Singgung Lingkaran .... 39
C. Hasil Implementasi Desain Didaktis Konsep Garis Singgung Lingkaran ... 53
D. Pembahasan Hasil Implementasi Desain Didaktis Konsep Garis Singgung Lingkaran ... 60
E. Desain Didaktis Revisi ... 80
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 82
B. Saran ... 83
DAFTAR PUSTAKA ... 84
Dini Asri Kusnia Dewi, 2014
Desain Didaktis Konsep Garis Singgung Lingkaran Pada Pembelajaran Matematika Di Sekolah Menengah Pertama Berdasarkan Learning Obstacle Dan Learning Trajectory
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin
pesat sangat membantu proses pembangunan di semua aspek kehidupan bangsa.
Salah satu upaya yang terus dilakukan oleh berbagai negara di dunia, termasuk
Indonesia dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut adalah
mengembangkan dan memajukan pendidikan. Tentu hal ini dilakukan karena
pendidikan merupakan salah satu indikator bagi perkembangan suatu negara.
Matematika merupakan salah satu ilmu yang berperan penting dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini terbukti dengan
digunakan matematika dalam berbagai bidang, seperti pada ilmu alam, bidang
teknik, medis, dan ilmu sosial. Dalam bidang pendidikan, matematika yang kaya
akan konsep dijadikan sebagai sarana pendidikan untuk pengembangan ilmu lain,
sehingga matematika mulai dipelajari pada tingkat pendidikan dasar hingga pada
tingkat pendidikan tinggi.
Matematika dipelajari di sekolah tentu berkaitan dengan proses
pembelajaran yang dilaksanakan. Pada hakekatnya, pembelajaran menurut
Suherman (2010) adalah kegiatan guru dalam membelajarkan siswa, ini berarti
bahwa proses pembelajaran adalah membuat atau menjadikan siswa dalam
kondisi belajar. Tujuan dari pembelajaran matematika di sekolah menurut
Depdiknas (2007) yaitu:
1. memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep atau
algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam memecahkan
Dini Asri Kusnia Dewi, 2014
Desain Didaktis Konsep Garis Singgung Lingkaran Pada Pembelajaran Matematika Di Sekolah Menengah Pertama Berdasarkan Learning Obstacle Dan Learning Trajectory
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. menggunakan penalaran pada pola sifat, melakukan manipulasi matematika
dalam membuat generelasisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan
3
Dini Asri Kusnia Dewi, 2014
Desain Didaktis Konsep Garis Singgung Lingkaran Pada Pembelajaran Matematika Di Sekolah Menengah Pertama Berdasarkan Learning Obstacle Dan Learning Trajectory
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi
yang diperoleh,
4. mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain
untuk memperjelas keadaan atau masalah, dan
5. memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam memecahkan masalah.
Tujuan tersebut dapat tercapai secara optimal apabila pembelajaran
dilaksanakan sesuai dengan kondisi siswa agar lebih mudah untuk dipahami dan
dimaknai. Sayangnya, kegiatan pembelajaran matematika saat ini masih memiliki
kelemahan, seperti yang diungkapkan oleh Nurela (2013) bahwa terdapat
kelemahan yang nyata dalam pembelajaran matematika hingga menjadi pekerjaan
rumah yang tidak pernah selesai, yaitu ketidakbermaknaan proses pembelajaran.
De Lange (Turmudi, 2010) mengungkapkan bahwa pembelajaran matematika
seringkali ditafsirkan sebagai kegiatan yang dilaksanakan guru. Begitu pula
dengan Silver (Turmudi, 2010) yang mengemukakan bahwa pada umumnya
dalam pembelajaran matematika, para siswa menonton bagaimana gurunya
mendemonstrasikan penyelesaian soal-soal matematika di papan tulis dan siswa
menyalin apa yang telah dituliskan oleh gurunya. Pernyataan tersebut
menunjukkan bahwa dalam pembelajaran, siswa hanya sebatas menerima
informasi.
Sementara itu, Suryadi (2010b) menyatakan bahwa pembelajaran
matematika pada dasarnya berkaitan dengan tiga hal, yaitu guru, siswa, dan
materi. Menurut Suryadi (2010b) jika pembelajaran hanya didasarkan atas
pemahaman tekstual akan menghasilkan proses belajar matematika bersifat miskin
makna dan konteks, serta proses belajar berorientasi hasil yang menyebabkan
Dini Asri Kusnia Dewi, 2014
Desain Didaktis Konsep Garis Singgung Lingkaran Pada Pembelajaran Matematika Di Sekolah Menengah Pertama Berdasarkan Learning Obstacle Dan Learning Trajectory
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengakibatkan siswa memahami konsep-konsep matematika secara parsial, tidak
terintegrasi antara konsep yang satu dengan konsep yang lain. Padahal
matematika adalah ilmu pengetahuan yang dibangun dari variasi topik yang
terstruktur sehingga dalam proses pembelajarannya dilakukan secara berjenjang
(bertahap) yaitu dimulai dari konsep yang mudah menuju konsep yang lebih sukar
(Nurela, 2013).
Salah satu konsep matematika yang dipelajari secara terintegrasi dan
kontinu adalah konsep lingkaran. Konsep ini dipelajari siswa mulai dari tingkat
Sekolah Dasar sampai tingkat Sekolah Menengah Atas, bahkan konsep ini pun
dipelajari lebih mendalam di tingkat perguruan tinggi bagi mahasiswa yang
mengambil bidang Matematika. Konsep lingkaran merupakan salah satu aspek
yang penting dan menjadi dasar bagi pengembangan konsep-konsep lain. Konsep
garis singgung lingkaran merupakan bagian dari konsep lingkaran yang mulai
dipelajari pada tingkat Sekolah Menengah Pertama. Untuk mempelajari konsep
garis singgung lingkaran, tentu diperlukan pemahaman mengenai konsep
sebelumnya yang saling berkaitan dengan konsep garis singgung lingkaran, yaitu
konsep lingkaran dan sifat-sifatnya, konsep tentang garis, serta teorema
Pythagoras. Apabila konsep tersebut tidak dipahami dengan baik, maka siswa
akan memahami konsep garis singgung lingkaran secara parsial.
Fakta di lapangan mengenai suatu proses pembelajaran tentang konsep garis
singgung lingkaran terdapat dalam sebuah video pembelajaran matematika. Video
pembelajaran ini dibuat dalam rangka kegiatan Lesson Study di salah satu Sekolah
Menengah Pertama di Sumedang yang menggambarkan seluruh aktivitas guru dan
siswa selama pembelajaran berlangsung. Ternyata, dalam video tersebut proses
pembelajaran masih belum berjalan secara optimal. Guru meminta siswa
menemukan rumus panjang garis singgung persekutuan luar dengan cara
membuat siswa menjadi beberapa kelompok dan memberi sebuah LKS (Lembar
5
Dini Asri Kusnia Dewi, 2014
Desain Didaktis Konsep Garis Singgung Lingkaran Pada Pembelajaran Matematika Di Sekolah Menengah Pertama Berdasarkan Learning Obstacle Dan Learning Trajectory
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LKS dalam video tersebut tidak dapat terbaca jelas, namun kegiatan setiap
kelompok menggambarkan instruksi dalam LKS tersebut. LKS tersebut meminta
siswa untuk menggambar dua buah lingkaran dari barang yang berbentuk
lingkaran yang mereka bawa, kemudian dibuat garis singgungnya sesuai contoh
gambar yang terdapat dalam LKS dan akhirnya siswa diminta untuk menghitung
panjang garis singgung lingkarannya.
Setelah siswa selesai mengerjakan LKS tersebut, guru meminta dua
kelompok siswa untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya. Berikut ini salah
satu hasil presentasi siswa.
Gambar 1.1
Hasil presentasi siswa di depan kelas
Berdasarkan gambar di atas terlihat jelas bahwa siswa hanya mencocokan
kebenaran rumus yang ada dengan hasil pengukuran, bukan menjelaskan dari �
�
Dini Asri Kusnia Dewi, 2014
Desain Didaktis Konsep Garis Singgung Lingkaran Pada Pembelajaran Matematika Di Sekolah Menengah Pertama Berdasarkan Learning Obstacle Dan Learning Trajectory
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mana asal rumus itu didapatkan. Begitu pula apa yang dikatakan siswa ketika
presentasi, siswa hanya menyatakan bahwa rumus yang ia peroleh merupakan
rumus panjang garis singgung persekutuan luar, sehingga ketika ia diminta siswa
lain untuk menjelaskan dari mana ia mendapatkan rumus tersebut, siswa yang
sedang presentasi tidak bisa menjawab apa-apa, bahkan ia mengatakan bahwa
rumus itu diperolehnya dari LKS. Tetapi tidak disebutkan apakah ia
memperolehnya dari LKS yang diberikan guru atau dari LKS yang dibelinya dari
sekolah. Peran guru ketika itu hanya sebatas meyakinkan siswanya bahwa rumus
tersebut benar, bukan membantu siswa yang sedang presentasi menjawab
pertanyaan dari temannya itu. Ini berarti siswa masih berperan sebatas konsumen
suatu formula bukan berperan sebagai seorang produsen yang menemukan
formula secara mandiri. Akibatnya proses berpikir siswa dalam membangun
pemahaman terhadap konsep tidak optimal dan siswa masih mempelajari konsep
garis singgung lingkaran secara parsial.
Selain pemahaman yang masih parsial mengenai konsep garis singgung
lingkaran, akibat lain yang dapat ditimbulkan dari proses pembelajaran yang
demikian yaitu tingkat penguasaan siswa terhadap konsep garis singgung
lingkaran yang faktanya masih rendah. Hal ini ditunjukkan dengan adanya
learning obstacle (hambatan belajar) yang dialami siswa. Seperti yang ditemukan
oleh Nurela (2013) bahwa learning obstacle terkait konsep garis singgung
lingkaran dibagi menjadi empat tipe, yaitu learning obstacle terkait konsep garis
singgung lingkaran dan materi prasyarat, learning obstacle terkait dengan konteks
variasi informasi yang tersedia, learning obstacle terkait dengan konsep garis
singgung lingkaran dengan konsep matematika yang lain, dan leraning obstacle
terkait dalam meyelesaikan soal pemecahan masalah.
Selain dari kondisi pembelajaran, learning obstacle yang dialami siswa
dapat saja terjadi akibat dari penggunaan bahan ajar yang tidak cocok dengan
7
Dini Asri Kusnia Dewi, 2014
Desain Didaktis Konsep Garis Singgung Lingkaran Pada Pembelajaran Matematika Di Sekolah Menengah Pertama Berdasarkan Learning Obstacle Dan Learning Trajectory
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
guru cenderung sama rata, sedangkan kemampuan siswa tidak merata. Kondisi ini
tentu bertentangan dengan hak siswa dalam memperoleh pendidikan seoptimal
mungkin dan disinilah tugas guru untuk melayani hak siswa tersebut. Penggunaan
suatu bahan ajar tentu berkaitan dengan perencanaan pembelajaran yang telah
dirancang guru. Suratno dan Suryadi (2013) menyatakan bahwa dalam
perencanaan pembelajaran, kebanyakan guru kurang mempetimbangkan
keragaman respon siswa atas situasi didaktis (pola hubungan siswa-materi melalui
bantuan sajian guru) yang dikembangkan sehingga rangkaian situasi didaktis
berikutnya kemungkinan besar tidak lagi sesuai dengan keragaman lintasan
belajar (learning trajectory) masing-masing siswa. Dalam hal ini, setiap siswa
memiliki pola atau alur berpikir tertentu dalam merespon sajian materi.
Dalam penyusunan suatu rancangan pembelajaran, guru harus melakukan
repersonalisasi dan rekontekstualisasi terlebih dahulu untuk mengkaji konsep
matematika lebih mendalam dilihat dari keterkaitan konsep dan konteks.
Repersonalisasi adalah melakukan matematisasi seperti yang dilakukan
matematikawan, jika konsep itu dihubungkan dengan konsep sebelum dan
sesudahnya. Dengan demikian, sebelum melakukan pembelajaran seorang guru
perlu mengkaji konsep matematika lebih mendalam dilihat dari keterkaitan
konsep dan konteks. Berbagai pengalaman yang diperoleh dari proses tersebut
akan menjadi bahan berharga bagi guru pada saat guru berusaha mengatasi
kesulitan yang dialami siswa dan terkadang kesulitan tersebut sama persis dengan
proses yang pernah dialaminya pada saat melakukan repersonalisasi (Suryadi,
2010b).
Rancangan pembelajaran yang disusun guru merupakan suatu desain
didaktis. Desain didaktis merupakan suatu rancangan bahan ajar yang dapat
mendidik dan membelajarkan siswa yang disusun berdasarkan penelitian
mengenai learning obstacle suatu materi dalam pembelajaran matematika.
Dini Asri Kusnia Dewi, 2014
Desain Didaktis Konsep Garis Singgung Lingkaran Pada Pembelajaran Matematika Di Sekolah Menengah Pertama Berdasarkan Learning Obstacle Dan Learning Trajectory
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam penyusunan desain didaktis guru juga perlu memiliki pertimbangan dari
aspek learning trajectory. Learning trajectory merupakan alur belajar anak untuk
mencapai tujuan tertentu atau suatu kemampuan tertentu yang difasilitasi melalui
serangkaian aktivitas belajar yang sesuai dengan kemampuannya.
Desain didaktis yang disusun berdasarkan learning obstacle dan learning
trajectory dapat memunculkan alternatif penyajian materi yang dapat digunakan
guru sesuai dengan kebutuhan siswa dan dirancang dengan penuh
mempertimbangkan proses-proses berpikir siswa dalam memahami konsep
matematika. Melalui suatu desain didaktis yang berorientasi pada penelitian
mengenai learning obstacle dan learning trajectory konsep garis singgung
lingkaran, diharapkan siswa mampu memahami konsep secara terintergasi (tidak
parsial lagi) sehingga tidak lagi menemui hambatan-hambatan yang berarti pada
saat proses pemahaman konsepnya. Selain itu, guru dapat lebih memahami
kebutuhan siswa berdasarkan tingkat kemampuannya dalam matematika, sehingga
dalam proses pembelajaran guru dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki
siswa.
Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian ini penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Desain Didaktis Konsep Garis Singgung Lingkaran pada Pembelajaran Matematika di Sekolah Menengah Pertama
Berdasarkan Learning Obstacle dan Learning Trajectory”.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah pada penelitian
ini yaitu:
1. Jenis masalah apa saja yang terdapat dalam pembelajaran konsep garis
singgung lingkaran?
2. Bagaimana bentuk desain didaktis awal berdasarkan analisis masalah yang
9
Dini Asri Kusnia Dewi, 2014
Desain Didaktis Konsep Garis Singgung Lingkaran Pada Pembelajaran Matematika Di Sekolah Menengah Pertama Berdasarkan Learning Obstacle Dan Learning Trajectory
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Bagaimana implementasi desain didaktis awal ditinjau dari respon siswa yang
muncul?
4. Bagaimana pembahasan hasil implementasi desain didaktis awal berdasarkan
analisis masalah yang terdapat dalam pembelajaran konsep garis singgung
lingkaran?
5. Bagaimana bentuk desain didaktis revisi konsep garis singgung lingkaran
berdasarkan analisis masalah pada hasil implementasi?
C.Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Penyusunan desain didaktis awal dalam pembelajaran konsep garis singgung
lingkaran di Sekolah Menengah Pertama disesuaikan dengan karakteristik
siswa kelas VIII.
2. Penyusunan desain didaktis dalam pembelajaran konsep garis singgung
lingkaran di Sekolah Menengah Pertama didasarkan pada learning obstacles
dan learning trajectory.
3. Pengukuran keberhasilan implementasi desain didaktis didasarkan pada proses
berpikir siswa.
D.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Mengetahui jenis masalah yang terdapat dalam pembelajaran konsep garis
singgung lingkaran.
2. Mengetahui bentuk desain didaktis awal konsep garis singgung lingkaran
berdasarkan analisis masalah yang terdapat dalam pembelajaran konsep garis
singgung lingkaran.
3. Mengetahui implementasi desain didaktis awal ditinjau dari respon siswa yang
Dini Asri Kusnia Dewi, 2014
Desain Didaktis Konsep Garis Singgung Lingkaran Pada Pembelajaran Matematika Di Sekolah Menengah Pertama Berdasarkan Learning Obstacle Dan Learning Trajectory
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Mengetahui pembahasan hasil implementasi desain didaktis alternatif
berdasarkan analisis masalah yang terdapat dalam pembelajaran konsep garis
singgung lingkaran.
5. Mengetahui bentuk desain revisi konsep garis singgung lingkaran berdasarkan
analisis masalah pada hasil implementasi.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini sebagai berikut.
1. Bagi siswa, diharapkan dapat lebih memahami dan menguasai konsep garis
singgung lingkaran dalam pembelajaran matematika.
2. Bagi guru, diharapkan dapat menjadi motivasi untuk menciptakan proses
pembelajaran metematika berdasarkan karakteristik dan proses berpikir siswa
melalui desain didaktis.
3. Bagi peneliti, diharapkan dapat mengetahui desain didaktis konsep garis
singgung lingkaran beserta implementasinya pada pembelajaran matematika di
Dini Asri Kusnia Dewi, 2014
Desain Didaktis Konsep Garis Singgung Lingkaran Pada Pembelajaran Matematika Di Sekolah Menengah Pertama Berdasarkan Learning Obstacle Dan Learning Trajectory
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A.Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif
berupa Penelitian Desain Didaktis (Didactical Design Research) melalui tiga
tahapan analisis, yaitu:
1. Analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran yang wujudnya berupa Desain
Didaktis Hipotesis termasuk ADP.
2. Analisis metapedadidaktik, yakni analisis kemampuan guru yang meliputi tiga
komponen yang terintegrasi yaitu kesatuan, fleksibilitas, dan koherensi.
3. Analisis retrosfektif, yakni analisis yang mengaitkan hasil analisis situasi
didaktis hipotesis dengan hasil analisis metapedadidaktik.
Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian yaitu mengkaji learning
obstacle dan learning trajectory berupa alur konsep garis singgung lingkaran serta
menyusun desain didaktis berdasarkan learning obstacle dan learning trajectory
sehingga desain didaktis tersebut diharapkan dapat memperbaiki dan
mengembangkan proses pembelajaran ke arah yang lebih baik dan dapat
mengatasi learning obstacle yang dialami oleh siswa.
Adapun tahapan-tahapan yang dilaksanakan pada penelitian ini, yaitu
sebagai berikut.
1. Tahap Perencanaan
a. Memilih sebuah konsep matematika yang akan dijadikan sebagai materi
penelitian.
b. Menganalisis video pembelajaran mengenai konsep yang dipilih.
c. Menganalisis alur materi pada buku teks yang digunakan dalam
Dini Asri Kusnia Dewi, 2014
Desain Didaktis Konsep Garis Singgung Lingkaran Pada Pembelajaran Matematika Di Sekolah Menengah Pertama Berdasarkan Learning Obstacle Dan Learning Trajectory
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Mempelajari dan menganalisis karakteristik dari materi yang telah dipilih
untuk penelitian.
2. Tahap Persiapan
a. Menganalisis learning trajectory dari konsep yang dipilih.
b. Melakukan repersonalisasi dari konsep yang telah dipilih.
c. Menganalisis proses pembelajaran matematika mengenai konsep garis
singgung lingkaran.
d. Menganalisis karakteristik siswa yang akan dijadikan subjek penelitian.
e. Menyusun, membuat, dan mengkonsultasikan desain didaktis awal yang
telah dibuat kepada orang-orang yang ahli di bidangnya. Desain didaktis
awal dibuat dengan mempertimbangkan karakteristik siswa.
3. Tahap Pelaksanaan
a. Memilih subjek penelitian.
b. Melakukan uji coba desain didaktis awal.
c. Menganalisis dan melakukan evaluasi terhadap kekurangan dari desain
didaktis awal.
d. Melakukan perbaikan dan menyusun desain didaktis baru yang lebih baik
dari sebelumnya.
B.Definisi Operasional
Dalam bagian ini akan dijelaskan istilah-istilah operasional yang digunakan.
Istilah-istilah tersebut sebagai berikut.
1. Learning obstacle adalah kesulitan atau hambatan yang terjadi dalam belajar.
2. Learning trajectory merupakan alur belajar anak untuk mencapai tujuan
tertentu atau suatu kemampuan tertentu yang difasilitasi melalui serangkaian
aktivitas belajar yang sesuai dengan kemampuannya.
3. Desain didaktis adalah rancangan tentang sajian bahan ajar yang
memperhatikan prediksi respon siswa. Desain didaktis dikembangkan
23
Dini Asri Kusnia Dewi, 2014
Desain Didaktis Konsep Garis Singgung Lingkaran Pada Pembelajaran Matematika Di Sekolah Menengah Pertama Berdasarkan Learning Obstacle Dan Learning Trajectory
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
learning obstacle dan learning trajectory. Desain didaktis tersebut dirancang
untuk mengurangi munculnya learning obstacles.
C.Subjek Penelitian
Subjek penelitian yaitu siswa SMP kelas VIII di SMP Negeri 2 Lembang.
Peneliti membuat bahan ajar/desain didaktis konsep garis singgung lingkaran
khusus untuk siswa SMP kelas VIII. Oleh karena itu, peneliti mengujicobakan
desain kepada siswa SMP kelas VIII semester genap sebagaimana sesuai dengan
kurikulum bahwa konsep panjang garis singgung lingkaran diberikan untuk siswa
SMP kelas VIII.
D.Instrumen Penelitian
Instrumen utama dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri,
dimana peneliti itu berfungsi dalam menentukan faktor penelitian, memilih
informasi sebagai sumber data, menentukan kualitas data, menganalisis dan
membuat kesimpulan dari data yang diperoleh.
Akan tetapi, dibuat instrumen tambahan yang digunakan untuk
mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Jenis instrumen yang digunakan pada
penelitian ini adalah instrumen tes dan instrumen non tes. Untuk instrumen tes
yang digunakan yaitu instrumen untuk mengukur keberhasilan desain didaktis
yang dibuat. Sedangkan untuk instrumen non tes digunakan wawancara,
observasi, dan dokumentasi.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik
triangulasi, yaitu gabungan dari wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk
Dini Asri Kusnia Dewi, 2014
Desain Didaktis Konsep Garis Singgung Lingkaran Pada Pembelajaran Matematika Di Sekolah Menengah Pertama Berdasarkan Learning Obstacle Dan Learning Trajectory
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
responden yang jumlahnya sedikit. Wawancara dilakukan agar peneliti dapat
mengidentifikasi kesulitan belajar dalam konsep garis singgung lingkaran.
Observasi adalah suatu teknik evaluasi non tes yang menginventarisasikan
data tentang sikap dan kepribadian. Data yang diperoleh dari hasil observasi
bersifat relatif karena dipengaruhi oleh keadaan dan subjektivitas pengamat.
Observasi yang dilakukan penulis adalah onservasi non partisipant, artinya
penulis hanya bertindak sebagai pengamat independent tanpa harus masuk
kedalam kehidupan sehari-hari subjek yang diteliti.
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang ditujukan untuk
memeroleh data langsung dari tempat peneliti, meliputi video pembelajaran,
buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, dan data lain yang
relevan. Hal ini ditujukan untuk perolehan data yang semakin objektif.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data pada penelitian kualitatif dilakukan sejak awal penelitian dan
selama proses penelitian dilaksanakan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan
peneliti dalam tahap analisis data sebagai berikut.
1. Mengumpulkan informasi
2. Menganalisis secara keseluruhan informasi yang diperoleh
3. Mengklasifikasikan informasi yang diperoleh
4. Membuat uraian terperinci mengenai hal-hal muncul pada saat pengujian
5. Mencari hubungan dan membandingkan antara beberapa kategori
6. Menemukan dan menetapkan pola atas dasar data aslinya
7. Melakukan interpretasi
Dini Asri Kusnia Dewi, 2014
Desain Didaktis Konsep Garis Singgung Lingkaran Pada Pembelajaran Matematika Di Sekolah Menengah Pertama Berdasarkan Learning Obstacle Dan Learning Trajectory
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, diperoleh
kesimpulan bahwa masalah yang terdapat dalam pembelajaran konsep garis
singgung lingkaran di Sekolah Menengah Pertama (SMP) yaitu siswa masih
mengalami kesulitan belajar terkait dengan materi prasayat, yaitu teorema
Pythagoras. Hal ini terjadi akibat dari pengalaman belajar yang biasa menghapal
dan menghitung, bukan memahami konsep.
Berdasarkan masalah tersebut, penulis membuat desain didaktis awal konsep
garis singgung lingkaran yang disusun mulai pengertian garis singgung lingkaran,
sifat garis singgung lingkaran, sampai pada menghitung panjang garis singgung
persekutuan luar dan dalam dau lingkaran. Desain ini disusun untuk memudahkan
proses berpikir siswa dalam menghitung panjang garis singgung lingkaran dan
mengurangi kebiasaan siswa untuk bergantung pada sebuah rumus.
Adapun hasil implementasi desain didaktis alternatif konsep garis singgung
lingkaran :
1. Pada awal pembelajaran siswa mengalami kesulitan saat menggambar
kedudukan sebuah lingkaran dengan garis. Namun kesulitan itu membuahkan
hasil yaitu pemahaman siswa yang kuat terhadap pengertian garis singgung
lingkaran.
2. Pada saat siswa mengerjakan dua aktivitas untuk menemukan sifat garis
singgung lingkaran, hambatan siswa hanya bersifat teknis. Siswa mampu
memahami sifat garis singgung lingkaran dengan baik.
3. Pada saat menghitung panjang garis singgung persekutuan luar maupun
dalam dua lingkaran siswa mengalami kesulitan ketika menghitung panjang
Dini Asri Kusnia Dewi, 2014
Desain Didaktis Konsep Garis Singgung Lingkaran Pada Pembelajaran Matematika Di Sekolah Menengah Pertama Berdasarkan Learning Obstacle Dan Learning Trajectory
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu teratasi dan siswa mampu memahami konsep dengan baik.
Setelah dilakukan pembahasan hasil implementasi, maka diperoleh hal-hal
sebagai berikut :
1. Penulis lupa menyampaikan istilah titik singgung pada saat pembelajaran
pengertian garis singgung lingkaran. Hal ini mengakibatkan kesulitan pada
siswa saat menentukan letak titik singgung pada gambar.
2. Respon siswa yang muncul ada yang di luar prediksi karena penulis kurang
mempertimbangkan prediksi respon tersebut.
3. Banyaknya waktu yang tersita ketika siswa menggambar ilustrasi
permasalahan sampai terdapat permasalahan yang tidak sempat diselesaikan
di kelas.
4. Siswa mampu menyelesaikan permasalahan terkait menghitung panjang garis
singgung persekutuan dua lingkaran dengan baik, walaupun mengalami
kesulitan di awal.
Berdasarkan hasil proses pembelajaran dan hasil tes siswa, learning
obstacle yang muncul pada siswa sudah mulai berkurang. Untuk memperbaiki
kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam desain didaktis awal, penulis
menyusun sebuah desain didaktis revisi konsep garis singgung lingkaran.
B. Saran
Saran ditujukan kepada peneliti lain yang akan menjadikan penelitian ini
sebagai rujukan, yaitu:
1. Lakukan pra-implementasi dan pendekatan terhadap siswa yang lebih baik
lagi, agar persiapan yang dimiliki lebih matang.
2. Jangan sampai terjadi lagi lupa dalam menyampaikan suatu istilah kepada
siswa karena akan berdampak pada pola berpikir siswa.
3. Kurangi kegiatan menggambar ilustrasi karena itu dapat menghabiskan waktu
84
Dini Asri Kusnia Dewi, 2014
Desain Didaktis Konsep Garis Singgung Lingkaran Pada Pembelajaran Matematika Di Sekolah Menengah Pertama Berdasarkan Learning Obstacle Dan Learning Trajectory
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Perbaiki cara memberikan bantuan kepada siswa saat mengalami kesulitan.
5. Sebaiknya penelitian dilakukan di sekolah yang memberikan fleksibilitas
waktu agar implementasi desain dapat dijalankan dengan maksimal tanpa
Dini Asri Kusnia Dewi, 2014
Desain Didaktis Konsep Garis Singgung Lingkaran Pada Pembelajaran Matematika Di Sekolah Menengah Pertama Berdasarkan Learning Obstacle Dan Learning Trajectory
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Abdussakir. 2011. Pembelajaran Geometri Sesuai Teori Van Hiele. [Online]. Tersedia di: http://abdussakir.wordpress.com/2011/02/09/pembelajaran-geometri-sesuai-teori-van-hiele-lengkap. [17 November 2012]
Agus, N. M. 2008. Mudah Belajar Matematika untuk Kelas VIII Sekolah
Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
Baharuddin. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Brousseau, Guy. 2002. Theory of Didactical Situation in Mathematics. New York: Kluwer Academic Publisher.
Clements, etc. 1990. Geometry. New York: Addison Wesley Publishing.
Clements, Douglas H. dan Sarama, Julie. 2009. Learning and Teaching Early
Math (The Learning Trajectories Approach). New York: Routledge.
Depdiknas. 2007. Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran Matematika. [Online]. Tersedia di: http://www.puskur.net/download/prod2007/. [29 November 2012]
Moise, Edwin E. 1990. Elemtary Geometry from an Advance Standpoint. New York: Addison-Wesley Publishing.
Nuhani, Dewi. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya untuk Kelas VIII SMP
dan MTs. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Nurela. 2013. Desain Didaktis Konsep Garis Singgung Lingkaran pada
Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama (SMP). Skripsi: Tidak
diterbitkan.
Rahaju, E. B., dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Matematika Sekolah
Menengah Pertama Kelas VIII Edisi 4. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.
Suherman, E. dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI.
Suherman, Erman. 2010. „Belajar dan Pembelajaran Matematika‟. Hand-out Perkuliahan. Bandung: tidak diterbitkan.
Suratno, T. 2009. Memahami Kompleksitas Pengajaran-Pembelajaran dan
85
Dini Asri Kusnia Dewi, 2014
Desain Didaktis Konsep Garis Singgung Lingkaran Pada Pembelajaran Matematika Di Sekolah Menengah Pertama Berdasarkan Learning Obstacle Dan Learning Trajectory
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
http://the2the.com/eunice/document/TSuratno_complex_syndrome.pdf. [8 Desember 2012]
Suratno, Tatang dan Suryadi, Didi. 2013. Metapedidaktik dan Didactical Design
Research (DDR) dalam Implementasi Kurikulum Praktik Lesson Study. Hand-out Seminar. Surabaya: tidak diterbitkan.
Suryadi, Didi. 2013. Didactical Design Research (DDR) to Improve the Teaching
of Mathematics. Far East Journal of Mathematics Education, 10(1), pp.91-107.
Suryadi, Didi. 2010a. “Metapedidaktik dan Didactical Design Research (DDR):
Sintesis Hasil Pemikiran Berdasarkan Lesson Study”, dalam Teori, Paradigma, Prinsip, dan Pendekatan Pembelajaran MIPA dalam Konteks Indonesia. Bandung: FPMIPA UPI.
Suryadi, Didi. 2010b. Menciptakan Proses Belajar Aktif : Kajian Sudut Pandang
Teori Belajar dan Teori Didaktik. Hand-out Seminar. Bandung: tidak
diterbitkan.
Turmudi. 2010. “Pembelajaran Matematika: Kini dan Kecenderungan Masa
Mandatang”, dalam Teori, Paradigma, Prinsip, dan Pendekatan
Pembelajaran MIPA dalam Konteks Indonesia. Bandung: FPMIPA UPI.
Widyastuti. 2010. Teori Belajar Gagne dan Ausubel. [Online]. Tersedia di: