PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA DIDIK TUNARUNGU TENTANG
PERTUMBUHAN PADA TANAMAN DI KELAS D2 SLB NEGERI CIAMIS
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Khusus
Oleh
TYAS RAHMAWARNI 1100697
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
▸ Baca selengkapnya: bu veni akan membahas materi tentang sejarah tanam paksa dengan meminta peserta didik untuk membuat
(2)PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA DIDIK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PADA TANAMAN DI KELAS D2 SLB NEGERI
CIAMIS
Oleh Tyas Rahmawarni
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Tyas Rahmawarni 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
TYAS RAHMAWARNI 1100697
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA DIDIK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PADA TANAMAN DI KELAS D2 SLB NEGERI
CIAMIS
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:
Pembimbing I
Dr. Imas Diana Aprilia, M.Pd
NIP. 197004171994022001
Pebimbing II
Dr. Hj. Tati Hernawati, M.Pd
NIP. 196302081987032001
Mengetahui
Ketua Departemen Pendidikan Khusus
FIP UPI Bandung
Dr. Budi Susetyo, M.Pd
LEMBAR PENGESAHAN TYAS RAHMAWARNI
1100697
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA DIDIK TUNARUNGU TENTANG
PERTUMBUHAN PADA TANAMAN DI KELAS D2 SLB NEGERI CIAMIS
Skripsi ini
Disetujui dan direvisi oleh :
Tyas Rahmawarni , 2015
PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA DIDIK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN
PADA TANAMAN DI KELAS D2 SLB NEGERI CIAMIS
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya pengetahuan peserta didik tunarungu tentang materi pertumbuhan pada tanaman. Hal tersebut terlihat dari hasil belajar peserta didik yang tidak mencapai KKM. Berdasarkan standar kompetensi pada mata pelajaran IPA, untuk peserta didik tunarungu kelas D2 (kelas 2 SDLB) seharusnya sudah menguasai materi tentang pertumbuhan pada tanaman, tetapi dalam kasus penelitian ini peserta didik tunarungu kelas D2 belum dapat menguasai materi tersebut. Oleh sebab itu pendekatan saintifik digunakan dalam penelitian ini untuk meningkatkan pengetahuan peserta didik tunarungu tentang materi pertumbuhan pada tanaman. Pendekatan ini merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat menciptakan pembelajaran yang aktif dan bermakna, sehingga jika diterapkan pada peserta didik tunarungu dapat membantu peserta didik dalam menerima informasi dan mengingat materi. Pengetahuan peserta didik tunarungu tentang pertumbuhan pada tanaman disini merupakan kemampuan peserta didik dalam mengingat dan mengungkapkan kembali segala informasi yang telah dipelajari. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan desain Pre-Exsperimental one group pretest-posttest. Subjek penelitiannya adalah seluruh peserta didik tunarungu kelas D2 di SLB Negeri Ciamis, yang berjumlah enam orang. Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes tertulis, yang diberikan sebelum dan sesudah dilakukannya treatment. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan skor yang dialami oleh peserta didik tunarungu setelah dilakukannya treatment. Hal tersebut menunjukkan bahwa penerapan pendekatan saintifik dapat meningkatkan pengetahuan peserta didik tunarungu tentang pertumbuhan pada tanaman.
Tyas Rahmawarni , 2015
PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
THE APPLICATION OF SCIENTIFIC APPROACHES TO INCREASE
KNOWLEDGE OF LEARNERS WITH HEARING IMPAIRMENT ABOUT
THE GROWTH OF THE PLANTS IN THE CLASS D2 SLB CIAMIS
This research is motivated by the lack of knowledge of learners with hearing impairment on the growth of the plant material. This is evident from the study of students who did not reach standard. Based on the standard of competence in science subjects, for students with hearing impairment D2 class (class 2 SDLB) should have mastered the material on the growth of the plant, but in the case of this study D2 class of deaf learners have not been able to master the material. Therefore the scientific approach used in this study to enhance the knowledge of students with hearing impairment of material growth in plants. This approach is one approach to learning that can create active learning and meaningful, so that when applied to students with hearing impairment can assist learners in receiving information and remember the material. Deaf learners knowledge about plant growth here is the ability of learners to remember and relived all the information that has been learned. The method used was experimental method Pre-Exsperimental design with one group pretest-posttest. Subject of research is the entire class of deaf learners SLB D2 in Ciamis, which amounted to six people. The research instrument used in the form of a written test, which is given before and after treatment. The results showed an increase in scores experienced by learners with hearing impairment after such treatment. It shows that the application of a scientific approach to enhance the knowledge of students with hearing impairment of growth in plants.
Tyas Rahmawarni , 2015
PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
ABSTRAK ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR BAGAN ... x
DAFTAR GRAFIK... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah... 5
C. Batasan Masalah ... 5
D. Rumusan Masalah ... 6
E. Tujuan Penelitian ... 6
F. Manfaat Penelitian ... 6
G. Struktur Organisasi Penelitian ... 7
BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Ketunarunguan ... 8
B. Konsep Pembelajaran IPA ... 20
C. Pendekatan Saintifik... 28
D. Pendekatan Saintifik Bagi Peserta Didik Tunarungu Dalam Pembelajaran IPA Tentang Pertumbuhan Pada Tanaman ... 34
E. Penelitian yang Relevan ... 37
F. Kerangka Berpikir ... 38
Tyas Rahmawarni , 2015
PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III MEDOTE PENELITIAN
A. Variabel Penelitian ... 40
1. Variabel Bebas... 40
2. Variabel Terikat ... 43
B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian ... 44
C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 45
D. Teknik Pengumpulan Data ... 45
E. Instrumen Penelitian ... 46
F. Prosedur Penelitian ... 50
G. Pengolahan dan Analisis Data... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 54
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 62
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 68
B. Rekomendasi... 69
DAFTAR PUSTAKA ... 71
Tyas Rahmawarni , 2015
PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel
2.1 Klasifikasi Anak Tunarungu... 10
4.1 Skor Pre-test ... 54
4.2 Skor Post-test ... 56
4.3 Hasil Skor Pre-test dan Post-test ... 58
Tyas Rahmawarni , 2015
PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR BAGAN
Bagan
Tyas Rahmawarni , 2015
PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK
Grafik
4.1 Hasil Skor Pre-test ... 55
4.2 Hasil Skor Post-test ... 57
4.3 Perbedaan Hasil Skor Pre-test dan Post-test... 59
Tyas Rahmawarni , 2015
PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1 Perkecambahan Hipogael ... 25
Tyas Rahmawarni , 2015
PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1.1 Surat-Surat Penelitian ... 76
1.2 Jadwal Penelitian ... 82
2.1 Silabus ... 85
2.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 93
2.3 RPP Penelitian ... 101
3.1 Judgement Instrument ... 111
3.2 Perhitungan Validitas ... 139
3.3 Perhitungan Reliabilitas... 142
4.1 Hasil Pre-test Siswa ... 146
4.2 Hasil Post-test Siswa... 165
1
Tyas Rahmawarni , 2015
PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kunci utama bagi kemajuan suatu bangsa.
Kemajuan suatu bangsa diawali dengan peningkatan kualitas sumber daya
manusia melalui peningkatan kualitas pendidikan. Dalam Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 dinyatakan bahwa pendidikan
merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mampu mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dalam kehidupan masyarakat dan bangsa. Hal tersebut menegaskan bahwa
pendidikan akan mempengaruhi kehidupan berbangsa dan bernegara. Apabila
kualitas pendidikan Indonesia meningkat, maka kualitas bangsa Indonesia pun
akan meningkat.
Kualitas pendidikan akan terwujud jika pembelajaran dapat
berlangsung secara efektif, sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan dalam kurikulum. Proses pembelajaran yang efektif hendaknya
dilakukan pada setiap jenjang pendidikan, khususnya jenjang pendidikan
sekolah dasar. Pendidikan di sekolah dasar merupakan proses pengembangan
kemampuan yang paling mendasar bagi peserta didik. Oleh karena itu, peran
guru sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Proses
pembelajaran merupakan salah satu unsur penting untuk mencapai
keberhasilan dalam pembelajaran. Dalam proses pembelajaran itulah terjadi
proses transformasi ilmu pengetahuan serta nilai-nilai. Ketika proses
pembelajaran berlangsung, terjadi interaksi antara guru dengan peserta didik
yang memungkinkan guru untuk mengenali karakteristik dan potensi yang
dimiliki oleh peserta didik. Begitu pula dengan peserta didik, pada saat
pembelajaraan berlangsung mereka memiliki kesempatan untuk dapat
2
Tyas Rahmawarni , 2015
PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk dapat mengenali dan mengembangkan potensi peserta didik
tentunya dalam proses pembelajaran perlu pembelajaran yang bersifat aktif.
Pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru, akan tetapi berpusat pada peserta
didik, dan guru berperan sebagai fasilitator. Dengan demikian peserta didik
memiliki kesempatan untuk mengembangkan kemampuannya seperti
mengemukakan pendapat, berpikir kritis, menyampaikan ide atau gagasan, dan
sebagainya. Menurut Lubis, I (2014) pada kenyataannya, proses pembelajaran
aktif di kelas belum terlaksana secara optimal dikarenakan proses
pembelajaran yang masih didominasi oleh guru, sehingga peserta didik
menjadi lebih pasif, dan interaksi antara guru dengan peserta didik pun tidak
dapat berjalan dengan efektif. Padahal proses pembelajaran yang efektif
sangat diperlukan oleh peserta didik untuk mendapatkan hasil belajar yang
maksimal, salah satunya dalam mata pelajaran IPA.
Tujuan pengajaran IPA di sekolah dasar adalah (1) mengembangkan
pengetahuan dan pengetahuan konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari- hari, (2) mengembangkan rasa ingin tahu,
sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling
mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat, (3)
mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah, dan membuat keputusan (KTSP, 2006). Menurut
Samatowa (2011, hlm. 1) „IPA di SD hendaknya membuka kesempatan untuk
memupuk rasa ingin tahu anak didik secara alamiah. Hal ini akan membantu
mereka mengembangkan kemampuan bertanya dan mencari jawaban atas
berdasarkan bukti serta mengembangkan cara berpikir ilmiah. Fokus program
pengajaran IPA di SD hendaknya ditujukan untuk memupuk minat dan
pengembangan anak didik terhadap dunia mereka dimana mereka hidup‟.
Sama seperti di sekolah umum, IPA diyakini sebagai pelajaran yang
penting dan sesuai dengan karakter peserta didik di SDLB, karena IPA dapat
mengungkap pengetahuan alam semesta yang berkaitan dengan lingkungan
3
Tyas Rahmawarni , 2015
PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bahwa “Dengan belajar IPA dapat meningkatkan kemampuan peserta didik kearah sikap dan kemampuan yang baik dan berguna bagi lingkungan”.
Berdasarkan studi pendahuluan dengan melakukan observasi dan
wawancara yang dilakukan di SLB Negeri Ciamis, hasil belajar peserta didik
tunarungu pada mata pelajaran IPA khususnya materi tentang pertumbuhan
tanaman di kelas D2 (dasar 2) belum sesuai dengan harapan. Hasil ujian yang
didapatkan oleh peserta didik tunarungu belum mencapai KKM yang telah
ditetapkan, yaitu 70. Dari jumlah enam peserta didik tunarungu di kelas 2
diperoleh data: peserta didik yang berinisial Am mendapatkan nilai 55, Ds
mendapakan 40, Rf mendapatkan nilai 60, As mendapatkan nilai 50, O
mendapatkan nilai 55, dan Rn mendapatkan nilai 60.
Rendahnya hasil belajar (nilai) peserta didik tersebut diakibatkan
karena berbagai masalah ketika proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
berlangsung, seperti: (1) penggunaan metode ceramah oleh guru yang
mengakibatkan pembelajaran lebih terpusat pada guru sehingga peserta didik
bersifat pasif dan lebih cepat bosan, (2) pendekatan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru bersifat lebih klasikal sehingga kurang dapat
mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik, (3) guru jarang
melakukan tahapan-tahapan belajar seperti dalam pembelajaran dengan
pendekatan saintifik, yang didalamnya terdapat tahapan belajar mengamati,
menanya, mencoba/mengumpulkan informasi, menalar, dan
mengkomunikasikan, sehingga peserta didik kurang dapat berpartisipasi
secara aktif dalam pembelajaran, (4) penggunaan media yang digunakan oleh
guru ketika menyampaikan materi kurang konkrit sehingga kurang dapat
memberikan pengalaman belajar yang dapat meningkatkan kreativitas peserta
didik, (5) kurangnya pengetahuan peserta didik terhadap materi yang
disampaikan oleh guru di kelas sehingga peserta didik mengalami kesulitan
dalam menyelesaikan soal latihan tentang pertumbuhan pada tanaman.
Di kelas 2 SDLB sendiri, mata pelajaran IPA tidak diajarkan secara
terpisah, akan tetapi diintegrasikan dengan mata pelajaran lain dan orang biasa
4
Tyas Rahmawarni , 2015
PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran terpadu yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu untuk
mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman
belajar yang bermakna kepada peserta didik” (Sutirjo, 2005). Oleh karena itu
penyampaian materi tentang pertumbuhan pada tanaman di kelas dilakukan
dalam pembelajaran dengan tema lingkungan. Dalam tema lingkungan
tersebut, bukan hanya terdapat mata pelajaran IPA akan tetapi juga mata
pelajaran lain seperti Bahasa Indonesia. Walaupun penyampaian materi
tentang pertumbuhan dilakukan secara tematik, tetapi dalam penilaian
pembelajarannya tetap dilakukan secara terpisah sehingga diketahui bahwa
nilai IPA pada materi tentang pertumbuhan pada tanaman itu rendah.
Bertolak dari masalah tersebut di atas maka salah satu cara yang dapat
ditempuh untuk membantu peserta didik tunarungu kelas 2 di SLB Negeri
Ciamis dalam meningkatkan pengetahuan tentang pertumbuhan pada tanaman
adalah melalui penerapan pendekatan yang dapat memberikan inisiatif untuk
bertanya dan mampu menjawab pertanyaan secara mandiri. Peserta didik
dapat menemukan konsep materi yang diajarkan melalui serangkaian kegiatan
penyelidikan dan penelaahan lebih lanjut, sehingga dapat menciptakan
pembelajaran yang aktif dan lebih bermakna. Dengan demikian, pengetahuan
peserta didik terhadap materi yang disampaikan akan meningkat. Salah satu
pendekatan yang dapat diterapkan adalah pendekatan saintifik.
Menurut Fadillah (2014:175) “Pendekatan Saintifik adalah suatu
pendekatan dalam pembelajaran yang dilakukan melalui proses ilmiah”.
Proses ilmiah tersebut terdiri dari proses mengamati (observing), menanya
(questioning), mencoba (experimenting), menalar (associating), dan
mengomunikasikan (communicating). Apa yang dipelajari dan diperoleh
peserta dilakukan dengan indera dan akal pikiran sendiri sehingga mereka
mengalami secara langsung dalam proses mendapatkan ilmu pengetahuan.
Menurut Kemdikbud (2014, hlm 96) “Pembelajaran dengan pendekatan saintifik (ilmiah) dapat didefinisikan sebagai pembelajaran yang dirancang
untuk meningkatkan peran serta peserta didik secara aktif dalam
5
Tyas Rahmawarni , 2015
PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengamati (unuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan
masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan
berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan
mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan”.
Berdasarkan uraian diatas, penulis melakukan sebuah penelitian
eksperimen guna melakukan tindakan perbaikan pembelajaran untuk
meningkatkan pengetahuan peserta didik tentang materi pertumbuhan pada
tanaman. Materi tentang pertumbuhan pada tanaman ini sesuai dengan KTSP
2006, mata pelajaran IPA kelas 2. Adapun judul penelitian yang dilakukan
adalah “Penerapan Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan Pengetahuan Peserta Didik Tunarungu Tentang Pertumbuhan Pada Tanaman Di Kelas D2
SLB Negeri Ciamis”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, peneliti
mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Penggunaan metode ceramah oleh guru yang mengakibatkan pembelajaran
lebih terpusat pada guru sehingga peserta didik bersifat pasif dan lebih
cepat bosan;
2. Pendekatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru bersifat lebih klasikal
sehingga kurang dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh peserta
didik;
3. Guru jarang melakukan tahapan-tahapan belajar seperti dalam
pembelajaran dengan pendekatan saintifik, yang didalamnya terdapat
tahapan belajar mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan informasi,
menalar, dan mengkomunikasikan, sehingga peserta didik kurang dapat
berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran;
4. Kurangnya pengetahuan peserta didik terhadap materi yang disampaikan
oleh guru di kelas sehingga peserta didik mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan soal latihan tentang materi pertumbuhan pada tanaman.
6
Tyas Rahmawarni , 2015
PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah penerapan Pendekatan
Saintifik dalam meningkatkan pengetahuan peserta didik tunarungu kelas D2
terhadap materi tentang pertumbuhan pada tanaman di SLB Negeri Ciamis.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah penerapan pendekatan saintifik dapat meningkatkan pengetahuan peserta didik tunarungu
tentang pertumbuhan pada tanaman?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan
pendekatan saintifik dalam meningkatkan pengetahuan peserta didik
tunarungu tentang materi pertumbuhan pada tanaman.
F. Manfaat Penelitian
a. Bagi peserta didik
1) Kegiatan pembelajaran melalui pendekatan saintifik memberikan
pengalaman belajar yang menyenangkan bagi peserta didik.
2) Dengan melakukan pembelajaran melalui pendekatan saintifik peserta
didik dapat belajar lebih aktif dan kreatif.
3) Pembelajaran melalui pendekatan saintifik akan meningkatkan
pengetahuan peserta didik tunarungu terhadap materi tentang
pertumbuhan pada tanaman.
4) Pembelajaran melalui pendekatan saintifik akan meningkatkan hasil
belajar peserta didik tunarungu dalam mata pelajaran IPA.
b. Bagi Guru
1) Melatih kreatifitas guru dalam memberikan pembelajaran di dalam
kelas.
2) Dengan menggunakan pendekataan dan metode yang sesuai dapat
7
Tyas Rahmawarni , 2015
PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3) Guru dapat menemukan sebuah pendekatan yang tepat dan dapat
digunakan untuk meningkatkan pengetahuan peserta didik tunarungu
tentang pertumbuhan pada tanaman.
c. Bagi Sekolah
1) Memberikan kontribusi yang positif bagi kemajuan sekolah yang
tercermin dalam peningkatan hasil belajar peserta didik.
2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas
pendidikan di sekolah, khususnya di SLB Negeri Ciamis.
3) Ketika hasil belajar peserta didik meningkat maka dapat
meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap keberadaan SLB di
Kabupaten Ciamis.
G. Struktur Organisasi Penelitian BAB I Pendahuluan
Bab I berisi tentang latar belakang penelitian yang mendasari alasan
penting dilakukannya penelitian, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penelitian.
BAB II Landasan Teori
Bab II berisi tentang uraian mengenai konsep atau teori yang digunakan dalam penelitian untuk membahas masalah penelitian, penelitian yang relevan, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian.
BAB III Metode Penelitian
Bab III berisi tentang desain penelitian yang dipilih dalam melakukan penelitian, variabel beserta definisi variabel, populasi dan sampel, instrumen penelitian, prosedur penelitian, dan analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV berisi tentang hasil pengolahan dan analisis data yang
didapatkan setelah melakukan penelitian di lapangan dan pembahasan tentang temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang
telah dirumuskan sebelumnya.
8
Tyas Rahmawarni , 2015
PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bab V berisi kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan dan
40
Tyas Rahmawarni , 2015
PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Variabel Penelitian
Jika melihat judul penelitian “Penerapan Pendekatan Saintifik Untuk
Meningkatkan Pengetahuan Peserta Didik Tunarungu Tentang Pertumbuhan
Pada Tanaman Di Kelas D2 SLB Negeri Ciamis“, maka terdapat dua variabel yaitu:
1. Variabel Bebas
Variabel bebas (independent variabel) disebut juga variabel sebab
yang dapat mempengaruhi variabel lain. “Variabel bebas merupakan variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel terikat” (Sugiyono, 2010, hlm. 39). Variabel bebas dalam penelitian
ini adalah pendekatan saintifik. Menurut Fadillah (2014, hlm. 175)
“Pendekatan saintifik adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran yang dilakukan melalui proses ilmiah”. Proses ilmiah tersebut terdiri dari proses
mengamati (observing), menanya (questioning), mencoba (experimenting),
menalar (associating), dan mengomunikasikan (communicating).
Dalam penelitian ini, pendekatan saintifik adalah pendekatan
pembelajaran yang diterapkan oleh guru, dimana guru membimbing peserta
didik untuk melaksanakan pembelajaran dengan proses ilmiah (mengamati,
menanya, mencoba/mengumpulkan informasi, menalar/mengasosiasi, dan
mengkomunikasikan) untuk meningkatkan pengetahuan peserta didik
tunarungu tentang materi pertumbuhan pada tanaman. Adapun
langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah sebagai berikut:
1. Mengamati (observing)
Observasi adalah menggunakan seluruh alat indra yang dimiliki untuk
memperoleh informasi. Menurut Daryanto (2014, hlm. 60) “Metode
mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik,
41
Tyas Rahmawarni , 2015
PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
metode observasi, peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara
objek yang dialalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru.
Dalam hal ini, guru memperlihatkan gambar dan video tentang pertumbuhan
pada tanaman kepada peserta didik tunarungu, kemudian meminta peserta
didik untuk mengamati video tersebut secara visual dan mencatat hal-hal
penting yang ada dalam video tersebut.
2. Menanya (questioning)
Di dalam Pemendikbud No 81A Tahun 2013 (dalam Daryanto, 2014,
hlm. 65) dikemukakan bahwa:
Kegiatan menanya dalam kegiatan pembelajaran adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati.
Pada tahap ini, guru memberikan kesempatan secara luas kepada
peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat atau diamatinya.
Guru membimbing peserta didik tunarungu untuk dapat mengajukan
pertanyaan. Dari situasi dimana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan
dari guru, masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan,
sampai ke tingkat dimana peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara
mandiri baik secara lisan, menggunakan bahasa isyarat, menuliskannya,
maupun dengan lisan dan isyarat (komunikasi total).
3. Mencoba (experimenting)/ Mengumpulkan Informasi
Kegiatan mengumpulkan informasi merupakan tindak lanjut dari
kegiatan bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan
mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara.
Berdasarkan Permendikbud No.81A Tahun 2013 (dalam Daryanto, 2014, hlm.
70) dikemukakan bahwa „Aktivitas mengumpulkan informasi dilakukan
melalui eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati
objek/kejadian/aktivitas wawancara dengan nara sumber dan sebagainya‟.
Dalam hal ini guru membimbing peserta didik tunarungu untuk
mencari informasi tentang pertumbuhan pada tanaman dari berbagai sumber
42
Tyas Rahmawarni , 2015
PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kapas basah). Selain untuk memperoleh informasi tentang materi pertumbuhan
tanaman, kegiatan percobaan dilakukan untuk memberikan pengalaman
belajar yang menyenangkan bagi peserta didik.
4. Menalar (associating)
Berdasarkan Permendikbud No.81A Tahun 2013 (dalam Daryanto,
2014, hlm. 70) dikemukakan bahwa:
Kegiatan mengasosiasikan/menalar/mengolah informasi dalam kegiatan pembelajaran adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/ eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi.
Dalam hal ini guru membimbing peserta didik tunarungu untuk dapat
menganalisis/ mengolah data yang diperoleh dari kegiatan sebelumnya
(mengamati, mencoba/mengumpulkan informasi dari berbagai sumber),
kemudian menyimpulkannya.
5. Mengkomunikasikan (networking)
Berdasarkan Permendikbud No.81A Tahun 2013 (dalam Daryanto,
2014, hlm. 80) dikemukakan bahwa „Mengkomunikasikan adalah
menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis
secara lisan, tertulis, atau media lainnya‟. Dalam hal ini peserta didik membuat kesimpulan dalam bentuk tulisan sederhana dengan bimbingan dari
guru. Kemudian mengkomunikasikan kepada teman-temanya di depan kelas
dengan cara menuliskannya, menyampaikannya secara lisan, menggunakan
bahasa isyarat, maupun dengan menggunakan lisan dan isyarat (komunikasi
total).
Apa yang dipelajari dan diperoleh peserta didik tunarungu dilakukan
dengan indera dan akal pikiran sendiri sehingga mereka mengalami secara
langsung dalam proses mendapatkan ilmu pengetahuan. Pendekatan saintifik
ini adalah sebagai pendekatan pembelajaran dalam meningkatkan pengetahuan
peserta didik tunarungu tentang materi pertumbuhan pada tanaman. Karena
dengan pendekatan saintifik, pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik
menjadi lebih bermakna. Peserta didik menjadi lebih aktif dalam proses
43
Tyas Rahmawarni , 2015
PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
melainkan dari proses pengamatan dan pemerolehan informasi yang dilakukan
oleh peserta didik sendiri sehingga dapat meningkatkan pengetahuan peserta
didik tentang materi pertumbuhan pada tanaman.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat (dependent variabel) disebut juga dengan respon atau
akibat. “Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas” (Sugiyono, 2011, hlm. 61). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pengetahuan tentang pertumbuhan
pada tanaman. Materi pertumbuhan pada tanaman terdapat pada standar
kompetensi mengenal bagian - bagian utama tubuh hewan dan tumbuhan,
pertumbuhan hewan dan tumbuhan, serta berbagai tempat hidup mahluk
hidup, dan kompetensi dasar mengidentifikasi perubahan yang terjadi pada
pertumbuhan hewan (dalam ukuran) dan tumbuhan (dari biji menjadi
tanaman). Hamid (2010, hlm. 461) mengemukakan bahwa “Pertumbuhan
adalah proses perubahan dalam makhluk hidup yang meliputi peningkatan
kematangan, kenaikan masa, penambahan ukuran, dan penambahan jumlah
populasi”.
Menurut Uswatun (2014) “Pengetahuan berarti segala sesuatu yang
diketahui; kepandaian; atau segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan
hal (mata pelajaran)”. Susetyo, B (2014, hal. 5) mengemukakan bahwa “Pengetahuan adalah perolehan, penataan, dan penggunaan segala sesuatu
yang diketahui yang ada dalam diri seseorang”. Pengetahuan seseorang
didapat diperoleh melalui proses pembelajaran, sehingga pengetahuan
semacam ini dinamakan pengetahuan hasil belajar. Pengetahuan tentang
pertumbuhan pada tanaman disini merupakan kemampuan peserta didik dalam
mengingat dan mengungkapkan kembali segala informasi yang telah dipelajari
dari kegiatan pembelajaran.
Menurut Taksonomi Bloom (dalam Susetyo, B, 2014, hlm.5),
„Pengetahuan (C1) merupakan kemampuan tahap paling rendah. Beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengukur pengetahuan diantaranya
44
Tyas Rahmawarni , 2015
PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sehingga pengetahuan tentang materi pertumbuhan pada tanaman, merupakan
kemampuan dimana peserta didik tunarungu dapat menyelesaikan soal-soal
yang berkaitan dengan materi tersebut. Dimulai dengan menuliskan contoh
tanaman yang berasal dari biji, menuliskan ciri-ciri pertumbuhan pada
tanaman, mengurutkan tahapan pertumbuhan pada tanaman, mengurutkan
gambar tahapan pertumbuhan pada tanaman kacang merah dan jagung,
menuliskan hal-hal yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, dan
mencocokkan/menjodohkan gambar dengan tulisan tahapan pertumbuhan
pada tanaman.
B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif
dengan metode penelitian eksperimen. Metode eksperimen ini merupakan
satu-satunya metode penelitian yang dapat menguji secara benar hipotesis
menyangkut hubungan sebab akibat. Arikunto (2006, hlm. 3) menyatakan
bahwa:
Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan bisa mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang bisa mengganggu. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud melihat akibat dari suatu perlakuan.
Perlakuan (treatment) dalam penelitian ini yaitu dengan menerapkan
pendekatan saintifik, sedangkan akibat dari perlakuan yaitu pengetahuan
peserta didik tunarungu tentang pertumbuhan pada tanaman. Dengan kata lain
metode penelitian eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui ada atau
tidaknya pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat.
Desain penelitian yang digunakan adalah desain kelompok tunggal
dengan adanya pre-test dan post-test (one group pretest-posttest). Dalam
rancangan ini digunakan satu kelompok subjek dan untuk mengetahui ada
tidaknya peningkatan pengetahuan tentang pertumbuhan pada tanaman
sebelum dan sesudah diberikan perlakuan (treatment). Dalam hal ini terdapat
satu kelompok peserta didik yang diberi tes awal (Pre-test) untuk mengetahui
45
Tyas Rahmawarni , 2015
PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mendapat perlakuan (X), setelah selesai diberikan perlakuan, peserta didik
diberi tes akhir (Post-test) untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari
perlakuan yang diberikan (O2). Adapun pola desain eksperimen dapat
merupakan pengaruh dari eksperimen yang diberikan.
C. Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono,
2010, hlm. 80). Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik tunarungu
kelas 2 SDLB di SLB Negeri Ciamis.
b. Sampel
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi” (Sugiyono, 2010, hlm. 81). Teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah “Sampling Jenuh”. Menurut Sugiyono
(2010, hlm. 85) “Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel”. Teknik ini digunakan karena
jumlah populasi relatif kecil. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh
peserta didik tunarungu kelas D2 yang berjumlah enam orang.
46
Tyas Rahmawarni , 2015
PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan tes tertulis. Tes dilakukan untuk kepentingan
pengungkapan kemampuan yang berkaitan dengan kognitif. Jenis tes yang
digunakan adalah tes kepandaian/kemampuan. “Tes kemampuan adalah tes
yang digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan berpikir seseorang
seperti berhitung, penalaran, logika verbal, dan aspek-aspek lain yang terkait
dengan kognitif atau pengetahuan” (Susetyo, B, 2011, hlm. 3).
Tes tersebut berisi butir-butir pertanyaan (soal) yang yang diberikan
sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Soal-soal dibuat oleh peneliti
sendiri sesuai dengan kisi-kisi yang dibuat berdasarkan standar kompetensi
dan kompetensi dasar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas D2. Tes
yang diberikan sebelum dan setelah perlakuan merupakan soal yang sama
untuk membandingkan hasil sebelum dan sesudah diberikan perlakuan apakah
ada perubahan atau tidak pada peserta didik.
E. Instrumen Penelitian
“Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati” (Sugiyono, 2010, hlm.
102). Tujuan instrumen penelitian adalah untuk mengumpulkan data guna
mempermudah dalam proses pengolahan datanya nanti. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah berupa soal yang dapat mengukur
pengetahuan peserta didik tunarungu mengenai pertumbuhan pada tanaman.
Supaya tujuan penelitian ini dapat tercapai, maka peneliti membuat beberapa
langkah untuk mempermudah dalam mencapai tujuan tersebut, diantaranya
adalah:
a. Membuat Kisi-kisi Soal
Kisi-kisi soal dalam penelitian ini dibuat berdasarkan standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik dan
dikembangkan oleh peneliti. Kisi-kisi itu sendiri merupakan sebuah indikator
47
Tyas Rahmawarni , 2015
PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan variabel penelitian. Adapun yang digunakan dalam penelitian ini
adalah standar kompetensi dan kompetensi dasar kelas 2 SDLB B.
Standar kompetensi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
kelas 2 yang digunakan adalah “Mengenal bagian –bagian utama tubuh
hewan dan tumbuhan, pertumbuhan hewan dan tumbuhan, serta berbagai
tempat hidup mahluk hidup”. Kompetensi dasar yang difokuskan adalah “1.2 Mengidentifikasi perubahan yang terjadi pada pertumbuhan hewan (dalam
ukuran) dan tumbuhan (dari biji menjadi tanaman)”. Indikator yang digunakan
untuk mengukur pengetahuan mengenai pertumbuhan tanaman yaitu:
1. Menuliskan contoh tanaman yang berasal dari biji.
2. Menuliskan ciri-ciri pertumbuhan pada tanaman.
3. Mengurutkan tahapan pertumbuhan pada tanaman.
4. Mengurutkan gambar tahapan pertumbuhan pada tanaman kacang
merah.
5. Mengurutkan gambar tahapan pertumbuhan pada tanaman jagung.
6. Menuliskan hal- hal yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.
7. Menjodohkan/mencocokkan gambar dengan tulisan tahapan
pertumbuhan pada tanaman.
b. Membuat Butir Soal
Butir soal dibuat berdasarkan indikator yang dibuat pada kisi-kisi
instrumen penelitian. Jumlah soal secara keseluruhan berjumlah 20 butir soal,
yang terbagi ke dalam 7 indikator. Terdiri dari 10 soal pilihan ganda (PG), 5
soal menjodohkan/mencocokkan, dan 5 soal isian singkat. Rincian pembagian
soalnya sebagai berikut:
1. 3 soal tentang contoh tanaman yang berasal dari biji.
2. 4 soal tentang ciri-ciri pertumbuhan pada tanaman.
3. 3 soal tentang tahapan pertumbuhan pada tanaman.
4. 1 soal tentang tahapan pertumbuhan pada tanaman kacang merah.
5. 1 soal tentang tahapan pertumbuhan pada tanaman jagung.
48
Tyas Rahmawarni , 2015
PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7. 5 soal menjodohkan/ mencocokkan gambar dengan tulisan tahapan
pertumbuhan pada tanaman.
Tujuan dibuatnya soal-soal tersebut adalah untuk mengetahui sejauh
mana pengetahuan peserta didik tentang materi tentang pertumbuhan pada
tanaman.
c. Menentukan Kriteria Penilaian
Kriteria penilaian dibuat untuk menetapkan skor atau nilai hasil
belajar, sehingga dapat diketahui seberapa besar hasil atau nilai yang dicapai
atau diperoleh oleh sampel penelitian. Adapun kriteria penilaiannya adalah
sebagai berikut :
Skor 1 = Jika peserta didik menjawab soal dengan benar
Skor 0 = Jika peserta didik tidak menjawab soal dengan benar
d. Membuat Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Silabus merupakan seperangkat rencana yang berisi pokok-pokok
pembelajaran yang didapatkan dari penjabaran standar kompetensi dan
kompetensi dasar ke dalam materi, kegiatan, dan indikator pembelajaran
untuk dinilai sesuai dengan standar penilaian yang ada. Dalam hal ini adalah
silabus tentang materi pertumbuhan pada tanaman. Sedangkan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berisi langkah-langkah kegiatan
pembelajaran tentang materi pertumbuhan pada tanaman, yang dibuat sebagai
acuan ketika mengajarkan materi tersebut di dalam kelas.
(silabus dan RPP terlampir).
e. Validitas Instrumen
Instrumen soal yang telah dibuat kemudian diuji validitasnya dengan
uji validitas isi (construct) berupa expert-judgement dengan teknik penilaian
oleh para ahli yang terdiri dari dosen dan tenaga pengajar di SLB Negeri
Ciamis. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sugiyono (2010, hlm. 125)
“untuk menguji validitas konstrak, dapat digunakan pendapat dari ahli
49
Tyas Rahmawarni , 2015
PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penilaian validitas instrumen penelitian ini dilakukan oleh dua orang
guru SLB dan satu orang dosen PLB. Penilai tersebut mencocokkan indikator
yang ada dalam kisi-kisi instrumen dengan butir soal yang dibuat oleh penguji.
Apabila penilai menilai cocok diberi nilai 1 dan jika tidak cocok diberi nilai 0,
kemudian dihitung dengan rumus :
Keterangan :
P = Skor / presentase
N = Jumlah Penilai
F = Jumlah cocok
(uji validitas instrumen terlampir)
f. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas instrumen digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu
alat ukur memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang
kemampuan seseorang. Menurut Arikunto (2002, hlm. 154) “Jika instrumen
yang dibuat dapat dipercaya atau reliabel, maka akan menghasilkan data yang
dapat dipercaya pula”. Instrumen diujicobakan pada subjek yang memiliki karakteristik yang sama dengan peserta didik, yaitu peserta didik tunarungu
kelas D2.
“Pengujian reliabilitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik KR 20 (Kuder Richardson), karena data yang dihasilkan
berbentuk dikotomi” (Susetyo, B, 2014, hlm. 73). Adapun rumusnya sebagai berikut :
{ ∑ }
(Sugiyono, 2010, hlm. 132)
Keterangan :
Ri = Koefisien Reliabilitas
50
Tyas Rahmawarni , 2015
PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pi = Proporsi banyaknya subjek yang menjawab pada item 1
qi = 1 – pi
= Varians total
Sebelum menggunakan rumus diatas untuk mencari nilai reliabilitas,
maka harus menghitung Varians total ( ) terlebih dahulu dengan
menggunakan rumus:
dengan
∑
∑
n = jumlah responden
(uji reliabilitas instrumen terlampir)
Menurut Susetyo, B (2014, hlm.66) “Suatu perangkat tes dinyatakan
reliabel jika telah mencapai sekurang-kurangnya memperoleh koefisien
korelasi sebesar 0,50”. Disamping itu, besar kecilnya koefisien reliabilitas
pada perangkat tes ditentukan juga oleh standar pada cabang keilmuan
masing-masing. Menurut Dali (dalam Susetyo, B, 2014, hlm.66) “Ada cabang
ilmu yang telah memiliki pengukuran mantap sehingga koefisien reliabilitas
yang baik adalah 0,75, sebaliknya ada cabang ilmu yang kurang mantap
dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,50 ke atas sudah cukup memadai”.
F. Prosedur Penelitian 1. Tahap Persiapan
Persiapan penelitian dilakukan guna mendapatkan informasi mengenai
prosedur pelaksanaan penelitian yang dilakukan. Informasi yang diperoleh
dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan penelitian. Sebelum penelitian
dilakukan langkah- langkah sebagai berikut :
a. Melakukan studi pendahuluan untuk mendapatkan dan mengetahui
gambaran secara jelas tentang peserta didik yang ada di lapangan.
b. Mengurus surat perizinan
1) Permohonan surat pengantar dari jurusan Pkh untuk pengangkatan
51
Tyas Rahmawarni , 2015
PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Permohonan surat keputusan Dekan FIP mengenai pengangkatan
dosen pembimbing dan surat pengantar izin penelitian untuk ke
direktorat melalui Direktorat Akademik;
3) Mengurus surat pengantar izin penelitian melalui Direktorat Akademik
untuk ke Badan Kesatuan Bangsa (KESBANG) provinsi Jawa Barat;
4) Membuat surat izin penelitian di KESBANG Jabar berdasarkan surat
pengantar dari Direktorat Akademik;
5) Membuat surat izin penelitian di KESBANG Kabupaten Ciamis
berdasarkan surat pengantar dari KESBANG Jabar;
6) Menyerahkan surat izin penelitian kepada Dinas Pendidikan
Kabupaten Ciamis;
7) Menyerahkan surat izin penelitian kepada Kepala Sekolah yang akan
dijadikan tempat penelitian, yaitu Kepala Sekolah SLB Negeri Ciamis;
8) Menyusun instrumen penelitian mengenai mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam kelas D2 dengan bahasan mengenai pertumbuhan
pada tanaman. Instrumen penelitian ini dibuat sesuai dengan Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPA untuk kelas 2
SDLB dalam kurikulum KTSP, yang meliputi kisi-kisi instrumen,
pembuatan butir soal, pembuatan kriteria penilaian butir soal, dan
pembuatan RPP.
9) Melakukan uji coba instrumen penelitian, uji coba instrumen ini
meliputi uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dilakukan dengan
meminta penilaian para ahli (Expert Judgement). Para ahli tersebut
adalah dua orang guru SLB dan satu orang dosen PLB. Kemudian uji
reliabilitas dilakukan pada enam orang peserta didik tunarungu kelas
D2 di SLB lain (SLB Budibakti I Kawali).
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan penelitian terbagi menjadi beberapa kegiatan
meliputi persiapan, pengambilan data, menghitung dan mengolah data.
52
Tyas Rahmawarni , 2015
PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dilakukan di ruang kelas. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam
pelaksanaannya adalah sebagai berikut
a) Meminta ijin kepada pihak sekolah untuk melaksanakan penelitian,
mengadakan komunikasi dengan guru kelas mengenai jadwal
penelitian dan mendiskusikan rencana program pembelajaran;
b) Melaksanakan pre-test untuk mengetahui kemampuan dasar peserta
didik dalam materi tentang pertumbuhan pada tanaman. Pengumpulan
data dilakukan dengan mencatat jumlah soal yang dapat dan tidak
dapat dikerjakan oleh peserta didik;
c) Melaksanakan treatment selama tiga kali pertemuan, yaitu
menggunakan pendekatan saintifik untuk meningkatkan pengetahuan
peserta didik tunarungu tentang materi pertumbuhan pada tanaman.
Setiap pertemuan dilaksanakan selama 60 menit (2 jam pelajaran).
d) Melaksanakan post- test, yaitu pengukuran kembali hasil belajar untuk
mengetahui sejauh mana treatment yang dilakukan berpengaruh
terhadap peningkatan pengetahuan peserta didik tunarungu tentang
materi pertumbuhan pada tanaman.
3. Tahap Akhir
Tahap akhir terdiri dari analisis data, pengujian hipotesis, dan
penarikan kesimpulan.
a. Tahap pengolahan/analisis data: pada tahap ini dilakukan pengolahan
data berdasarkan skor hasil pre-test dan post-test.
b. Tahap uji hipotesis: pada tahap ini dilakukan penarikan kesimpulan
untuk menerima atau menolak hipotesis yang diajukan berdasarkan
hasil pengolahan data.
c. Tahap penarikan kesimpulan: pada tahap ini dilakukan penarikan
kesimpulan penelitian berdasarkan uji hipotesis.
G. Pengolahan dan Analisis Data
Prosedur pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
53
Tyas Rahmawarni , 2015
PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Penilaian
Tes yang dilakukan merupakan tes tertulis yang diberikan sebelum dan
sesudah dilakukan treatment. Penilaian yang diberikan berdasarkan
kriteria penilaian yang telah ditentukan sebelumnya.
2. Pengelompokkan jenis data
Skor yang dihasilkan dari tes kemudian dipisahkan antara hasil pre-test
dan post-test.
3. Perhitungan
Setelah memperoleh data yang diinginkan dengan menggunakan instrumen
penelitian yang telah valid, maka data diolah atau dianalisis dengan
metode kuantitatif nonparametris dengan uji wilcoxon. Uji Wilcoxon
dipilih karena jumlah sampel penelitiannya tidak terlalu banyak dan data
yang dihasilkan berpasangan. Langkah-langkah yang dilakukan pada uji
wilcoxon yaitu:
a. Menghitung selisih skor pre-test dan post-test (hasilnya bisa + dan bisa
-)
b. Memberikan ranking pada setiap selisih skor pre-test dan post-test.
c. Membubuhkan tanda (+) jika skor pre-test dan post-test memiliki
selisih positif, dan tanda ( - ) jika skor pre-test dan post-test memiliki
selisih negatif.
d. Menjumlahkan semua rangking yang bertanda (+) dan (- ) tergantung
dimana yang memberi jumlah lebih kecil untuk tanda yang dihilangkan
dan menuliskan dengan tanda T maka diperoleh Thitung.
e. Membandingkan nilai T yang diperoleh dengan T dari tabel nilai-nilai
kritis T untuk uji wilcoxon.
f. Membuat kesimpulan apakah hipotesis diterima atau ditolak. H1
diterima apabila T hitung ≤ T tabel dan H0 ditolak apabila T hitung > T
54
Tyas Rahmawarni , 2015
PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
H0 = Penerapan pendekatan saintifik tidak dapat meningkatkan
pengetahuan peserta didik tunarungu tentang pertumbuhan pada
tanaman di kelas D2 SLB Negeri Ciamis.
H1 = Penerapan pendekatan saintifik dapat meningkatkan pengetahuan
peserta didik tunarungu tentang pertumbuhan pada tanaman di
68
Tyas Rahmawarni , 2015
PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka penggunaan
pendekatan saintifik dalam pembelajaran tentang pertumbuhan tanaman di
kelas D2 SLB Negeri Ciamis dapat meningkatkan pengetahuan peserta didik
tunarungu. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan perhitungan uji wilcoxon
diperoleh = 0 pada tabel uji wilcoxon dan berdasarkan nilai kritis uji
wilcoxon pada tingkat signifikasi 0,05 dengan jumlah N = 6, adalah 0, maka
diperoleh = 0. Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah diterima, hal ini menunjukan bahwa “penerapan
pendekatan saintifik dapat meningkatkan pengetahuan peserta didik tunarungu
tentang pertumbuhan pada tanaman di kelas D2 SLB Negeri Ciamis”.
Pendekatan saintifik yang dapat meningkatkan pengetahuan peserta
didik tunarungu tentang pertumbuhan pada tanaman adalah yang memiliki
langkah-langkah operasional sebagai berikut:
- Mengamati
Pada saat kegiatan mengamati, guru menyajikan materi dengan
menggunakan media pembelajaran seperti video dan gambar untuk
meningkatkan minat dan motivasi peserta didik tunarungu dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran dan memudahkan peserta didik dalam
memahami materi yang disampaikan.
- Menanya
Pada saat kegiatan menanya, guru memberikan motivasi atau stimulasi
pertanyaan kepada peserta didik tunarungu untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam bertanya atau memberikan tanggapannya
tentang apa yang baru saja diamatinya. Guru harus memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan pertanyaan baik
secara lisan dengan menggunakan bahasa yang sederhana, menggunakan
69
Tyas Rahmawarni , 2015
PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
- Mencoba/mengumpulkan informasi
Pada saat kegiatan mencoba/ mengumpulkan informasi, guru membimbing
peserta didik untuk mencari informasi tentang pertumbuhan tanaman pada
sumber lain seperti buku dan internet. Kemudian melakukan percobaan
menanam biji untuk meningkatkan pengetahuan dan memberikan
pengalaman belajar yang menyenangkan bagi peserta didik tunarungu.
- Menalar/mengasosiasi
Pada kegiatan mengasosiasi, guru membimbing peserta didik tunarungu
untuk menganalisis data yang diperoleh dan membuat kesimpulan
menggunakan bahasa yang sederhana.
- Mengkomunikasikan
Pada kegiatan mengkomunikasikan, guru membimbing dan memotivasi
peserta didik tunarungu untuk mengkomunikasikan hasil kesimpulannya di
depan kelas baik secara lisan, dengan menggunakan bahasa isyarat,
maupun secara lisan dan isyarat (komunikasi total).
Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa tahapan pembelajaran
dengan pendekatan saintifik dapat dilakukan secara fleksibel.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian diatas, beberapa saran/rekomendasi yang
dapat dikemukakan oleh peneliti diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a. Hendaknya guru menerapkan tahapan pembelajaran dengan
pendekatan saintifik secara fleksibel agar sesuai dengan kebutuhan
peserta didik tunarungu.
b. Hendaknya guru menerapkan pendekatan saintifik dengan
langkah-langkah operasional yang telah dijelaskan sebelumnya sebagai salah
satu alternatif dalam meningkatkan pengetahuan peserta didik
tunarungu tentang materi pertumbuhan pada tanaman di SDLB.
c. Hendaknya guru menerapkan metode eksperimen untuk memberikan
70
Tyas Rahmawarni , 2015
PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengetahuan peserta didik terhadap materi yang disampaikan
meningkat.
d. Hendaknya guru menggunakan media pembelajaran yang lebih
variatif, seperti menggunakan benda konkrit, gambar-gambar dan
video yang lebih menarik agar dapat meningkatkan minat dan
motivasi peserta didik tunarungu dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.
e. Hendaknya guru menciptakan suasana pembelajaran yang lebih
interaktif dan kondusif, salah satunya adalah dengan mengatur kondisi
ruang kelas. Tempat duduk peserta didik hendaknya dibentuk menjadi
setengah lingkaran atau sejajar agar perhatian peserta didik tunarungu
tertuju hanya kepada guru.
2. Bagi Sekolah
a. Pihak sekolah hendaknya mengintruksikan kepada guru-guru,
khususnya kepada guru-guru IPA untuk menerapkan pendekatan
saintifik dalam kegiatan pembelajaran di kelas, karena pendekatan ini
terbukti dapat meningkatkan pengetahuan peserta didik tunarungu pada
materi pembelajaran yang bersifat abstrak seperti pertumbuhan pada
tanaman.
b. Pihak sekolah hendaknya menginstruksikan kepada setiap tenaga
pendidik untuk lebih meningkatkan kreativitas dalam mengajar.
c. Pihak sekolah hendaknya mengintruksikan kepada tenaga pendidik
untuk menggunakan media pembelajaran yang lebih bervariasi ketika
Tyas Rahmawarni , 2015
PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, R.S. (2014). Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum
2013. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Abidin, Y. (2014).Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013.
Bandung: PT Refika Aditama.
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Daryanto. (2014). Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Gava Media.
Delphie, B. (2006). Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus (dalam Setting
Pendidikan Inklusi). Bandung: PT Refika Aditama.
Fadillah, M. (2014). Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran SD/MI,
SMP/MTs, & SMA/MA. Yogyakarta: Ar-Ruz Media.
Hamid, S. (2010). Kamus Lengkap Biologi. Jakarta:Gama Press.
Haryanto. (2012). Sains Jilid 6 untuk Kelas VI. Jakarta: Erlangga.
Hernawati, T, dkk. (2012). Prinsip-prinsip Pembelajaran Anak Tunarungu.
[Online]. Diakses dari file.upi.edu/browse.php?dir=Direktori/FIP/
JUR._PEND._LUAR_BIASA/196302081987032- TATI_HERNAWATI/.
KTSP 2006.
Lubis, I. (2014). Pembelajaran Efektif. [Online]. Diakses dari
http://www.myusro.info/2014/11/pembelajaran-efektif.html?m=1
Machin, A. (2014). Implementasi Pendekatan Saintifik, Penenaman Karakter,
Dan Konservasi Pada Pembelajaran Materi Pertumbuhan. Jurnal
Pendidikan IPA Indonesia, 3 (1), hlm 28-35.
Permendikbud No.81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum.
Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar Dan
Menengah.
Rositawaty, S dan Muharam. (2008). Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam