• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA DIDIK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PADA TANAMAN DI KELAS D2 SLB NEGERI CIAMIS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA DIDIK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PADA TANAMAN DI KELAS D2 SLB NEGERI CIAMIS."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA DIDIK TUNARUNGU TENTANG

PERTUMBUHAN PADA TANAMAN DI KELAS D2 SLB NEGERI CIAMIS

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Khusus

Oleh

TYAS RAHMAWARNI 1100697

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

▸ Baca selengkapnya: bu veni akan membahas materi tentang sejarah tanam paksa dengan meminta peserta didik untuk membuat

(2)

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA DIDIK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PADA TANAMAN DI KELAS D2 SLB NEGERI

CIAMIS

Oleh Tyas Rahmawarni

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Tyas Rahmawarni 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

TYAS RAHMAWARNI 1100697

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA DIDIK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PADA TANAMAN DI KELAS D2 SLB NEGERI

CIAMIS

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Dr. Imas Diana Aprilia, M.Pd

NIP. 197004171994022001

Pebimbing II

Dr. Hj. Tati Hernawati, M.Pd

NIP. 196302081987032001

Mengetahui

Ketua Departemen Pendidikan Khusus

FIP UPI Bandung

Dr. Budi Susetyo, M.Pd

(4)

LEMBAR PENGESAHAN TYAS RAHMAWARNI

1100697

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA DIDIK TUNARUNGU TENTANG

PERTUMBUHAN PADA TANAMAN DI KELAS D2 SLB NEGERI CIAMIS

Skripsi ini

Disetujui dan direvisi oleh :

(5)

Tyas Rahmawarni , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA DIDIK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN

PADA TANAMAN DI KELAS D2 SLB NEGERI CIAMIS

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya pengetahuan peserta didik tunarungu tentang materi pertumbuhan pada tanaman. Hal tersebut terlihat dari hasil belajar peserta didik yang tidak mencapai KKM. Berdasarkan standar kompetensi pada mata pelajaran IPA, untuk peserta didik tunarungu kelas D2 (kelas 2 SDLB) seharusnya sudah menguasai materi tentang pertumbuhan pada tanaman, tetapi dalam kasus penelitian ini peserta didik tunarungu kelas D2 belum dapat menguasai materi tersebut. Oleh sebab itu pendekatan saintifik digunakan dalam penelitian ini untuk meningkatkan pengetahuan peserta didik tunarungu tentang materi pertumbuhan pada tanaman. Pendekatan ini merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat menciptakan pembelajaran yang aktif dan bermakna, sehingga jika diterapkan pada peserta didik tunarungu dapat membantu peserta didik dalam menerima informasi dan mengingat materi. Pengetahuan peserta didik tunarungu tentang pertumbuhan pada tanaman disini merupakan kemampuan peserta didik dalam mengingat dan mengungkapkan kembali segala informasi yang telah dipelajari. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan desain Pre-Exsperimental one group pretest-posttest. Subjek penelitiannya adalah seluruh peserta didik tunarungu kelas D2 di SLB Negeri Ciamis, yang berjumlah enam orang. Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes tertulis, yang diberikan sebelum dan sesudah dilakukannya treatment. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan skor yang dialami oleh peserta didik tunarungu setelah dilakukannya treatment. Hal tersebut menunjukkan bahwa penerapan pendekatan saintifik dapat meningkatkan pengetahuan peserta didik tunarungu tentang pertumbuhan pada tanaman.

(6)

Tyas Rahmawarni , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

THE APPLICATION OF SCIENTIFIC APPROACHES TO INCREASE

KNOWLEDGE OF LEARNERS WITH HEARING IMPAIRMENT ABOUT

THE GROWTH OF THE PLANTS IN THE CLASS D2 SLB CIAMIS

This research is motivated by the lack of knowledge of learners with hearing impairment on the growth of the plant material. This is evident from the study of students who did not reach standard. Based on the standard of competence in science subjects, for students with hearing impairment D2 class (class 2 SDLB) should have mastered the material on the growth of the plant, but in the case of this study D2 class of deaf learners have not been able to master the material. Therefore the scientific approach used in this study to enhance the knowledge of students with hearing impairment of material growth in plants. This approach is one approach to learning that can create active learning and meaningful, so that when applied to students with hearing impairment can assist learners in receiving information and remember the material. Deaf learners knowledge about plant growth here is the ability of learners to remember and relived all the information that has been learned. The method used was experimental method Pre-Exsperimental design with one group pretest-posttest. Subject of research is the entire class of deaf learners SLB D2 in Ciamis, which amounted to six people. The research instrument used in the form of a written test, which is given before and after treatment. The results showed an increase in scores experienced by learners with hearing impairment after such treatment. It shows that the application of a scientific approach to enhance the knowledge of students with hearing impairment of growth in plants.

(7)

Tyas Rahmawarni , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR BAGAN ... x

DAFTAR GRAFIK... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah... 5

C. Batasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

G. Struktur Organisasi Penelitian ... 7

BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Ketunarunguan ... 8

B. Konsep Pembelajaran IPA ... 20

C. Pendekatan Saintifik... 28

D. Pendekatan Saintifik Bagi Peserta Didik Tunarungu Dalam Pembelajaran IPA Tentang Pertumbuhan Pada Tanaman ... 34

E. Penelitian yang Relevan ... 37

F. Kerangka Berpikir ... 38

(8)

Tyas Rahmawarni , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III MEDOTE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian ... 40

1. Variabel Bebas... 40

2. Variabel Terikat ... 43

B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian ... 44

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 45

D. Teknik Pengumpulan Data ... 45

E. Instrumen Penelitian ... 46

F. Prosedur Penelitian ... 50

G. Pengolahan dan Analisis Data... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 54

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 62

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 68

B. Rekomendasi... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 71

(9)

Tyas Rahmawarni , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel

2.1 Klasifikasi Anak Tunarungu... 10

4.1 Skor Pre-test ... 54

4.2 Skor Post-test ... 56

4.3 Hasil Skor Pre-test dan Post-test ... 58

(10)

Tyas Rahmawarni , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR BAGAN

Bagan

(11)

Tyas Rahmawarni , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK

Grafik

4.1 Hasil Skor Pre-test ... 55

4.2 Hasil Skor Post-test ... 57

4.3 Perbedaan Hasil Skor Pre-test dan Post-test... 59

(12)

Tyas Rahmawarni , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Perkecambahan Hipogael ... 25

(13)

Tyas Rahmawarni , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1.1 Surat-Surat Penelitian ... 76

1.2 Jadwal Penelitian ... 82

2.1 Silabus ... 85

2.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 93

2.3 RPP Penelitian ... 101

3.1 Judgement Instrument ... 111

3.2 Perhitungan Validitas ... 139

3.3 Perhitungan Reliabilitas... 142

4.1 Hasil Pre-test Siswa ... 146

4.2 Hasil Post-test Siswa... 165

(14)

1

Tyas Rahmawarni , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kunci utama bagi kemajuan suatu bangsa.

Kemajuan suatu bangsa diawali dengan peningkatan kualitas sumber daya

manusia melalui peningkatan kualitas pendidikan. Dalam Undang-Undang

Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 dinyatakan bahwa pendidikan

merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mampu mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dalam kehidupan masyarakat dan bangsa. Hal tersebut menegaskan bahwa

pendidikan akan mempengaruhi kehidupan berbangsa dan bernegara. Apabila

kualitas pendidikan Indonesia meningkat, maka kualitas bangsa Indonesia pun

akan meningkat.

Kualitas pendidikan akan terwujud jika pembelajaran dapat

berlangsung secara efektif, sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan dalam kurikulum. Proses pembelajaran yang efektif hendaknya

dilakukan pada setiap jenjang pendidikan, khususnya jenjang pendidikan

sekolah dasar. Pendidikan di sekolah dasar merupakan proses pengembangan

kemampuan yang paling mendasar bagi peserta didik. Oleh karena itu, peran

guru sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Proses

pembelajaran merupakan salah satu unsur penting untuk mencapai

keberhasilan dalam pembelajaran. Dalam proses pembelajaran itulah terjadi

proses transformasi ilmu pengetahuan serta nilai-nilai. Ketika proses

pembelajaran berlangsung, terjadi interaksi antara guru dengan peserta didik

yang memungkinkan guru untuk mengenali karakteristik dan potensi yang

dimiliki oleh peserta didik. Begitu pula dengan peserta didik, pada saat

pembelajaraan berlangsung mereka memiliki kesempatan untuk dapat

(15)

2

Tyas Rahmawarni , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk dapat mengenali dan mengembangkan potensi peserta didik

tentunya dalam proses pembelajaran perlu pembelajaran yang bersifat aktif.

Pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru, akan tetapi berpusat pada peserta

didik, dan guru berperan sebagai fasilitator. Dengan demikian peserta didik

memiliki kesempatan untuk mengembangkan kemampuannya seperti

mengemukakan pendapat, berpikir kritis, menyampaikan ide atau gagasan, dan

sebagainya. Menurut Lubis, I (2014) pada kenyataannya, proses pembelajaran

aktif di kelas belum terlaksana secara optimal dikarenakan proses

pembelajaran yang masih didominasi oleh guru, sehingga peserta didik

menjadi lebih pasif, dan interaksi antara guru dengan peserta didik pun tidak

dapat berjalan dengan efektif. Padahal proses pembelajaran yang efektif

sangat diperlukan oleh peserta didik untuk mendapatkan hasil belajar yang

maksimal, salah satunya dalam mata pelajaran IPA.

Tujuan pengajaran IPA di sekolah dasar adalah (1) mengembangkan

pengetahuan dan pengetahuan konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat

diterapkan dalam kehidupan sehari- hari, (2) mengembangkan rasa ingin tahu,

sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling

mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat, (3)

mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah, dan membuat keputusan (KTSP, 2006). Menurut

Samatowa (2011, hlm. 1) „IPA di SD hendaknya membuka kesempatan untuk

memupuk rasa ingin tahu anak didik secara alamiah. Hal ini akan membantu

mereka mengembangkan kemampuan bertanya dan mencari jawaban atas

berdasarkan bukti serta mengembangkan cara berpikir ilmiah. Fokus program

pengajaran IPA di SD hendaknya ditujukan untuk memupuk minat dan

pengembangan anak didik terhadap dunia mereka dimana mereka hidup‟.

Sama seperti di sekolah umum, IPA diyakini sebagai pelajaran yang

penting dan sesuai dengan karakter peserta didik di SDLB, karena IPA dapat

mengungkap pengetahuan alam semesta yang berkaitan dengan lingkungan

(16)

3

Tyas Rahmawarni , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahwa “Dengan belajar IPA dapat meningkatkan kemampuan peserta didik kearah sikap dan kemampuan yang baik dan berguna bagi lingkungan”.

Berdasarkan studi pendahuluan dengan melakukan observasi dan

wawancara yang dilakukan di SLB Negeri Ciamis, hasil belajar peserta didik

tunarungu pada mata pelajaran IPA khususnya materi tentang pertumbuhan

tanaman di kelas D2 (dasar 2) belum sesuai dengan harapan. Hasil ujian yang

didapatkan oleh peserta didik tunarungu belum mencapai KKM yang telah

ditetapkan, yaitu 70. Dari jumlah enam peserta didik tunarungu di kelas 2

diperoleh data: peserta didik yang berinisial Am mendapatkan nilai 55, Ds

mendapakan 40, Rf mendapatkan nilai 60, As mendapatkan nilai 50, O

mendapatkan nilai 55, dan Rn mendapatkan nilai 60.

Rendahnya hasil belajar (nilai) peserta didik tersebut diakibatkan

karena berbagai masalah ketika proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

berlangsung, seperti: (1) penggunaan metode ceramah oleh guru yang

mengakibatkan pembelajaran lebih terpusat pada guru sehingga peserta didik

bersifat pasif dan lebih cepat bosan, (2) pendekatan pembelajaran yang

dilakukan oleh guru bersifat lebih klasikal sehingga kurang dapat

mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik, (3) guru jarang

melakukan tahapan-tahapan belajar seperti dalam pembelajaran dengan

pendekatan saintifik, yang didalamnya terdapat tahapan belajar mengamati,

menanya, mencoba/mengumpulkan informasi, menalar, dan

mengkomunikasikan, sehingga peserta didik kurang dapat berpartisipasi

secara aktif dalam pembelajaran, (4) penggunaan media yang digunakan oleh

guru ketika menyampaikan materi kurang konkrit sehingga kurang dapat

memberikan pengalaman belajar yang dapat meningkatkan kreativitas peserta

didik, (5) kurangnya pengetahuan peserta didik terhadap materi yang

disampaikan oleh guru di kelas sehingga peserta didik mengalami kesulitan

dalam menyelesaikan soal latihan tentang pertumbuhan pada tanaman.

Di kelas 2 SDLB sendiri, mata pelajaran IPA tidak diajarkan secara

terpisah, akan tetapi diintegrasikan dengan mata pelajaran lain dan orang biasa

(17)

4

Tyas Rahmawarni , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran terpadu yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu untuk

mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman

belajar yang bermakna kepada peserta didik” (Sutirjo, 2005). Oleh karena itu

penyampaian materi tentang pertumbuhan pada tanaman di kelas dilakukan

dalam pembelajaran dengan tema lingkungan. Dalam tema lingkungan

tersebut, bukan hanya terdapat mata pelajaran IPA akan tetapi juga mata

pelajaran lain seperti Bahasa Indonesia. Walaupun penyampaian materi

tentang pertumbuhan dilakukan secara tematik, tetapi dalam penilaian

pembelajarannya tetap dilakukan secara terpisah sehingga diketahui bahwa

nilai IPA pada materi tentang pertumbuhan pada tanaman itu rendah.

Bertolak dari masalah tersebut di atas maka salah satu cara yang dapat

ditempuh untuk membantu peserta didik tunarungu kelas 2 di SLB Negeri

Ciamis dalam meningkatkan pengetahuan tentang pertumbuhan pada tanaman

adalah melalui penerapan pendekatan yang dapat memberikan inisiatif untuk

bertanya dan mampu menjawab pertanyaan secara mandiri. Peserta didik

dapat menemukan konsep materi yang diajarkan melalui serangkaian kegiatan

penyelidikan dan penelaahan lebih lanjut, sehingga dapat menciptakan

pembelajaran yang aktif dan lebih bermakna. Dengan demikian, pengetahuan

peserta didik terhadap materi yang disampaikan akan meningkat. Salah satu

pendekatan yang dapat diterapkan adalah pendekatan saintifik.

Menurut Fadillah (2014:175) “Pendekatan Saintifik adalah suatu

pendekatan dalam pembelajaran yang dilakukan melalui proses ilmiah”.

Proses ilmiah tersebut terdiri dari proses mengamati (observing), menanya

(questioning), mencoba (experimenting), menalar (associating), dan

mengomunikasikan (communicating). Apa yang dipelajari dan diperoleh

peserta dilakukan dengan indera dan akal pikiran sendiri sehingga mereka

mengalami secara langsung dalam proses mendapatkan ilmu pengetahuan.

Menurut Kemdikbud (2014, hlm 96) “Pembelajaran dengan pendekatan saintifik (ilmiah) dapat didefinisikan sebagai pembelajaran yang dirancang

untuk meningkatkan peran serta peserta didik secara aktif dalam

(18)

5

Tyas Rahmawarni , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengamati (unuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan

masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan

berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan

mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan”.

Berdasarkan uraian diatas, penulis melakukan sebuah penelitian

eksperimen guna melakukan tindakan perbaikan pembelajaran untuk

meningkatkan pengetahuan peserta didik tentang materi pertumbuhan pada

tanaman. Materi tentang pertumbuhan pada tanaman ini sesuai dengan KTSP

2006, mata pelajaran IPA kelas 2. Adapun judul penelitian yang dilakukan

adalah “Penerapan Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan Pengetahuan Peserta Didik Tunarungu Tentang Pertumbuhan Pada Tanaman Di Kelas D2

SLB Negeri Ciamis”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, peneliti

mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Penggunaan metode ceramah oleh guru yang mengakibatkan pembelajaran

lebih terpusat pada guru sehingga peserta didik bersifat pasif dan lebih

cepat bosan;

2. Pendekatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru bersifat lebih klasikal

sehingga kurang dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh peserta

didik;

3. Guru jarang melakukan tahapan-tahapan belajar seperti dalam

pembelajaran dengan pendekatan saintifik, yang didalamnya terdapat

tahapan belajar mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan informasi,

menalar, dan mengkomunikasikan, sehingga peserta didik kurang dapat

berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran;

4. Kurangnya pengetahuan peserta didik terhadap materi yang disampaikan

oleh guru di kelas sehingga peserta didik mengalami kesulitan dalam

menyelesaikan soal latihan tentang materi pertumbuhan pada tanaman.

(19)

6

Tyas Rahmawarni , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah penerapan Pendekatan

Saintifik dalam meningkatkan pengetahuan peserta didik tunarungu kelas D2

terhadap materi tentang pertumbuhan pada tanaman di SLB Negeri Ciamis.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah penerapan pendekatan saintifik dapat meningkatkan pengetahuan peserta didik tunarungu

tentang pertumbuhan pada tanaman?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan

pendekatan saintifik dalam meningkatkan pengetahuan peserta didik

tunarungu tentang materi pertumbuhan pada tanaman.

F. Manfaat Penelitian

a. Bagi peserta didik

1) Kegiatan pembelajaran melalui pendekatan saintifik memberikan

pengalaman belajar yang menyenangkan bagi peserta didik.

2) Dengan melakukan pembelajaran melalui pendekatan saintifik peserta

didik dapat belajar lebih aktif dan kreatif.

3) Pembelajaran melalui pendekatan saintifik akan meningkatkan

pengetahuan peserta didik tunarungu terhadap materi tentang

pertumbuhan pada tanaman.

4) Pembelajaran melalui pendekatan saintifik akan meningkatkan hasil

belajar peserta didik tunarungu dalam mata pelajaran IPA.

b. Bagi Guru

1) Melatih kreatifitas guru dalam memberikan pembelajaran di dalam

kelas.

2) Dengan menggunakan pendekataan dan metode yang sesuai dapat

(20)

7

Tyas Rahmawarni , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Guru dapat menemukan sebuah pendekatan yang tepat dan dapat

digunakan untuk meningkatkan pengetahuan peserta didik tunarungu

tentang pertumbuhan pada tanaman.

c. Bagi Sekolah

1) Memberikan kontribusi yang positif bagi kemajuan sekolah yang

tercermin dalam peningkatan hasil belajar peserta didik.

2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas

pendidikan di sekolah, khususnya di SLB Negeri Ciamis.

3) Ketika hasil belajar peserta didik meningkat maka dapat

meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap keberadaan SLB di

Kabupaten Ciamis.

G. Struktur Organisasi Penelitian BAB I Pendahuluan

Bab I berisi tentang latar belakang penelitian yang mendasari alasan

penting dilakukannya penelitian, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penelitian.

BAB II Landasan Teori

Bab II berisi tentang uraian mengenai konsep atau teori yang digunakan dalam penelitian untuk membahas masalah penelitian, penelitian yang relevan, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian.

BAB III Metode Penelitian

Bab III berisi tentang desain penelitian yang dipilih dalam melakukan penelitian, variabel beserta definisi variabel, populasi dan sampel, instrumen penelitian, prosedur penelitian, dan analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV berisi tentang hasil pengolahan dan analisis data yang

didapatkan setelah melakukan penelitian di lapangan dan pembahasan tentang temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang

telah dirumuskan sebelumnya.

(21)

8

Tyas Rahmawarni , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab V berisi kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan dan

(22)

40

Tyas Rahmawarni , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian

Jika melihat judul penelitian “Penerapan Pendekatan Saintifik Untuk

Meningkatkan Pengetahuan Peserta Didik Tunarungu Tentang Pertumbuhan

Pada Tanaman Di Kelas D2 SLB Negeri Ciamis“, maka terdapat dua variabel yaitu:

1. Variabel Bebas

Variabel bebas (independent variabel) disebut juga variabel sebab

yang dapat mempengaruhi variabel lain. “Variabel bebas merupakan variabel

yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel terikat” (Sugiyono, 2010, hlm. 39). Variabel bebas dalam penelitian

ini adalah pendekatan saintifik. Menurut Fadillah (2014, hlm. 175)

“Pendekatan saintifik adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran yang dilakukan melalui proses ilmiah”. Proses ilmiah tersebut terdiri dari proses

mengamati (observing), menanya (questioning), mencoba (experimenting),

menalar (associating), dan mengomunikasikan (communicating).

Dalam penelitian ini, pendekatan saintifik adalah pendekatan

pembelajaran yang diterapkan oleh guru, dimana guru membimbing peserta

didik untuk melaksanakan pembelajaran dengan proses ilmiah (mengamati,

menanya, mencoba/mengumpulkan informasi, menalar/mengasosiasi, dan

mengkomunikasikan) untuk meningkatkan pengetahuan peserta didik

tunarungu tentang materi pertumbuhan pada tanaman. Adapun

langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah sebagai berikut:

1. Mengamati (observing)

Observasi adalah menggunakan seluruh alat indra yang dimiliki untuk

memperoleh informasi. Menurut Daryanto (2014, hlm. 60) “Metode

mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik,

(23)

41

Tyas Rahmawarni , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

metode observasi, peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara

objek yang dialalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru.

Dalam hal ini, guru memperlihatkan gambar dan video tentang pertumbuhan

pada tanaman kepada peserta didik tunarungu, kemudian meminta peserta

didik untuk mengamati video tersebut secara visual dan mencatat hal-hal

penting yang ada dalam video tersebut.

2. Menanya (questioning)

Di dalam Pemendikbud No 81A Tahun 2013 (dalam Daryanto, 2014,

hlm. 65) dikemukakan bahwa:

Kegiatan menanya dalam kegiatan pembelajaran adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati.

Pada tahap ini, guru memberikan kesempatan secara luas kepada

peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat atau diamatinya.

Guru membimbing peserta didik tunarungu untuk dapat mengajukan

pertanyaan. Dari situasi dimana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan

dari guru, masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan,

sampai ke tingkat dimana peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara

mandiri baik secara lisan, menggunakan bahasa isyarat, menuliskannya,

maupun dengan lisan dan isyarat (komunikasi total).

3. Mencoba (experimenting)/ Mengumpulkan Informasi

Kegiatan mengumpulkan informasi merupakan tindak lanjut dari

kegiatan bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan

mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara.

Berdasarkan Permendikbud No.81A Tahun 2013 (dalam Daryanto, 2014, hlm.

70) dikemukakan bahwa „Aktivitas mengumpulkan informasi dilakukan

melalui eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati

objek/kejadian/aktivitas wawancara dengan nara sumber dan sebagainya‟.

Dalam hal ini guru membimbing peserta didik tunarungu untuk

mencari informasi tentang pertumbuhan pada tanaman dari berbagai sumber

(24)

42

Tyas Rahmawarni , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kapas basah). Selain untuk memperoleh informasi tentang materi pertumbuhan

tanaman, kegiatan percobaan dilakukan untuk memberikan pengalaman

belajar yang menyenangkan bagi peserta didik.

4. Menalar (associating)

Berdasarkan Permendikbud No.81A Tahun 2013 (dalam Daryanto,

2014, hlm. 70) dikemukakan bahwa:

Kegiatan mengasosiasikan/menalar/mengolah informasi dalam kegiatan pembelajaran adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/ eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi.

Dalam hal ini guru membimbing peserta didik tunarungu untuk dapat

menganalisis/ mengolah data yang diperoleh dari kegiatan sebelumnya

(mengamati, mencoba/mengumpulkan informasi dari berbagai sumber),

kemudian menyimpulkannya.

5. Mengkomunikasikan (networking)

Berdasarkan Permendikbud No.81A Tahun 2013 (dalam Daryanto,

2014, hlm. 80) dikemukakan bahwa „Mengkomunikasikan adalah

menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis

secara lisan, tertulis, atau media lainnya‟. Dalam hal ini peserta didik membuat kesimpulan dalam bentuk tulisan sederhana dengan bimbingan dari

guru. Kemudian mengkomunikasikan kepada teman-temanya di depan kelas

dengan cara menuliskannya, menyampaikannya secara lisan, menggunakan

bahasa isyarat, maupun dengan menggunakan lisan dan isyarat (komunikasi

total).

Apa yang dipelajari dan diperoleh peserta didik tunarungu dilakukan

dengan indera dan akal pikiran sendiri sehingga mereka mengalami secara

langsung dalam proses mendapatkan ilmu pengetahuan. Pendekatan saintifik

ini adalah sebagai pendekatan pembelajaran dalam meningkatkan pengetahuan

peserta didik tunarungu tentang materi pertumbuhan pada tanaman. Karena

dengan pendekatan saintifik, pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik

menjadi lebih bermakna. Peserta didik menjadi lebih aktif dalam proses

(25)

43

Tyas Rahmawarni , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melainkan dari proses pengamatan dan pemerolehan informasi yang dilakukan

oleh peserta didik sendiri sehingga dapat meningkatkan pengetahuan peserta

didik tentang materi pertumbuhan pada tanaman.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat (dependent variabel) disebut juga dengan respon atau

akibat. “Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas” (Sugiyono, 2011, hlm. 61). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pengetahuan tentang pertumbuhan

pada tanaman. Materi pertumbuhan pada tanaman terdapat pada standar

kompetensi mengenal bagian - bagian utama tubuh hewan dan tumbuhan,

pertumbuhan hewan dan tumbuhan, serta berbagai tempat hidup mahluk

hidup, dan kompetensi dasar mengidentifikasi perubahan yang terjadi pada

pertumbuhan hewan (dalam ukuran) dan tumbuhan (dari biji menjadi

tanaman). Hamid (2010, hlm. 461) mengemukakan bahwa “Pertumbuhan

adalah proses perubahan dalam makhluk hidup yang meliputi peningkatan

kematangan, kenaikan masa, penambahan ukuran, dan penambahan jumlah

populasi”.

Menurut Uswatun (2014) “Pengetahuan berarti segala sesuatu yang

diketahui; kepandaian; atau segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan

hal (mata pelajaran)”. Susetyo, B (2014, hal. 5) mengemukakan bahwa “Pengetahuan adalah perolehan, penataan, dan penggunaan segala sesuatu

yang diketahui yang ada dalam diri seseorang”. Pengetahuan seseorang

didapat diperoleh melalui proses pembelajaran, sehingga pengetahuan

semacam ini dinamakan pengetahuan hasil belajar. Pengetahuan tentang

pertumbuhan pada tanaman disini merupakan kemampuan peserta didik dalam

mengingat dan mengungkapkan kembali segala informasi yang telah dipelajari

dari kegiatan pembelajaran.

Menurut Taksonomi Bloom (dalam Susetyo, B, 2014, hlm.5),

„Pengetahuan (C1) merupakan kemampuan tahap paling rendah. Beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengukur pengetahuan diantaranya

(26)

44

Tyas Rahmawarni , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sehingga pengetahuan tentang materi pertumbuhan pada tanaman, merupakan

kemampuan dimana peserta didik tunarungu dapat menyelesaikan soal-soal

yang berkaitan dengan materi tersebut. Dimulai dengan menuliskan contoh

tanaman yang berasal dari biji, menuliskan ciri-ciri pertumbuhan pada

tanaman, mengurutkan tahapan pertumbuhan pada tanaman, mengurutkan

gambar tahapan pertumbuhan pada tanaman kacang merah dan jagung,

menuliskan hal-hal yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, dan

mencocokkan/menjodohkan gambar dengan tulisan tahapan pertumbuhan

pada tanaman.

B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif

dengan metode penelitian eksperimen. Metode eksperimen ini merupakan

satu-satunya metode penelitian yang dapat menguji secara benar hipotesis

menyangkut hubungan sebab akibat. Arikunto (2006, hlm. 3) menyatakan

bahwa:

Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan bisa mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang bisa mengganggu. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud melihat akibat dari suatu perlakuan.

Perlakuan (treatment) dalam penelitian ini yaitu dengan menerapkan

pendekatan saintifik, sedangkan akibat dari perlakuan yaitu pengetahuan

peserta didik tunarungu tentang pertumbuhan pada tanaman. Dengan kata lain

metode penelitian eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui ada atau

tidaknya pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat.

Desain penelitian yang digunakan adalah desain kelompok tunggal

dengan adanya pre-test dan post-test (one group pretest-posttest). Dalam

rancangan ini digunakan satu kelompok subjek dan untuk mengetahui ada

tidaknya peningkatan pengetahuan tentang pertumbuhan pada tanaman

sebelum dan sesudah diberikan perlakuan (treatment). Dalam hal ini terdapat

satu kelompok peserta didik yang diberi tes awal (Pre-test) untuk mengetahui

(27)

45

Tyas Rahmawarni , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mendapat perlakuan (X), setelah selesai diberikan perlakuan, peserta didik

diberi tes akhir (Post-test) untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari

perlakuan yang diberikan (O2). Adapun pola desain eksperimen dapat

merupakan pengaruh dari eksperimen yang diberikan.

C. Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono,

2010, hlm. 80). Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik tunarungu

kelas 2 SDLB di SLB Negeri Ciamis.

b. Sampel

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi” (Sugiyono, 2010, hlm. 81). Teknik pengambilan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah “Sampling Jenuh”. Menurut Sugiyono

(2010, hlm. 85) “Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua

anggota populasi digunakan sebagai sampel”. Teknik ini digunakan karena

jumlah populasi relatif kecil. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh

peserta didik tunarungu kelas D2 yang berjumlah enam orang.

(28)

46

Tyas Rahmawarni , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan tes tertulis. Tes dilakukan untuk kepentingan

pengungkapan kemampuan yang berkaitan dengan kognitif. Jenis tes yang

digunakan adalah tes kepandaian/kemampuan. “Tes kemampuan adalah tes

yang digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan berpikir seseorang

seperti berhitung, penalaran, logika verbal, dan aspek-aspek lain yang terkait

dengan kognitif atau pengetahuan” (Susetyo, B, 2011, hlm. 3).

Tes tersebut berisi butir-butir pertanyaan (soal) yang yang diberikan

sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Soal-soal dibuat oleh peneliti

sendiri sesuai dengan kisi-kisi yang dibuat berdasarkan standar kompetensi

dan kompetensi dasar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas D2. Tes

yang diberikan sebelum dan setelah perlakuan merupakan soal yang sama

untuk membandingkan hasil sebelum dan sesudah diberikan perlakuan apakah

ada perubahan atau tidak pada peserta didik.

E. Instrumen Penelitian

“Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk

mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati” (Sugiyono, 2010, hlm.

102). Tujuan instrumen penelitian adalah untuk mengumpulkan data guna

mempermudah dalam proses pengolahan datanya nanti. Instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah berupa soal yang dapat mengukur

pengetahuan peserta didik tunarungu mengenai pertumbuhan pada tanaman.

Supaya tujuan penelitian ini dapat tercapai, maka peneliti membuat beberapa

langkah untuk mempermudah dalam mencapai tujuan tersebut, diantaranya

adalah:

a. Membuat Kisi-kisi Soal

Kisi-kisi soal dalam penelitian ini dibuat berdasarkan standar

kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik dan

dikembangkan oleh peneliti. Kisi-kisi itu sendiri merupakan sebuah indikator

(29)

47

Tyas Rahmawarni , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan variabel penelitian. Adapun yang digunakan dalam penelitian ini

adalah standar kompetensi dan kompetensi dasar kelas 2 SDLB B.

Standar kompetensi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

kelas 2 yang digunakan adalah “Mengenal bagian –bagian utama tubuh

hewan dan tumbuhan, pertumbuhan hewan dan tumbuhan, serta berbagai

tempat hidup mahluk hidup”. Kompetensi dasar yang difokuskan adalah “1.2 Mengidentifikasi perubahan yang terjadi pada pertumbuhan hewan (dalam

ukuran) dan tumbuhan (dari biji menjadi tanaman)”. Indikator yang digunakan

untuk mengukur pengetahuan mengenai pertumbuhan tanaman yaitu:

1. Menuliskan contoh tanaman yang berasal dari biji.

2. Menuliskan ciri-ciri pertumbuhan pada tanaman.

3. Mengurutkan tahapan pertumbuhan pada tanaman.

4. Mengurutkan gambar tahapan pertumbuhan pada tanaman kacang

merah.

5. Mengurutkan gambar tahapan pertumbuhan pada tanaman jagung.

6. Menuliskan hal- hal yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.

7. Menjodohkan/mencocokkan gambar dengan tulisan tahapan

pertumbuhan pada tanaman.

b. Membuat Butir Soal

Butir soal dibuat berdasarkan indikator yang dibuat pada kisi-kisi

instrumen penelitian. Jumlah soal secara keseluruhan berjumlah 20 butir soal,

yang terbagi ke dalam 7 indikator. Terdiri dari 10 soal pilihan ganda (PG), 5

soal menjodohkan/mencocokkan, dan 5 soal isian singkat. Rincian pembagian

soalnya sebagai berikut:

1. 3 soal tentang contoh tanaman yang berasal dari biji.

2. 4 soal tentang ciri-ciri pertumbuhan pada tanaman.

3. 3 soal tentang tahapan pertumbuhan pada tanaman.

4. 1 soal tentang tahapan pertumbuhan pada tanaman kacang merah.

5. 1 soal tentang tahapan pertumbuhan pada tanaman jagung.

(30)

48

Tyas Rahmawarni , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7. 5 soal menjodohkan/ mencocokkan gambar dengan tulisan tahapan

pertumbuhan pada tanaman.

Tujuan dibuatnya soal-soal tersebut adalah untuk mengetahui sejauh

mana pengetahuan peserta didik tentang materi tentang pertumbuhan pada

tanaman.

c. Menentukan Kriteria Penilaian

Kriteria penilaian dibuat untuk menetapkan skor atau nilai hasil

belajar, sehingga dapat diketahui seberapa besar hasil atau nilai yang dicapai

atau diperoleh oleh sampel penelitian. Adapun kriteria penilaiannya adalah

sebagai berikut :

Skor 1 = Jika peserta didik menjawab soal dengan benar

Skor 0 = Jika peserta didik tidak menjawab soal dengan benar

d. Membuat Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Silabus merupakan seperangkat rencana yang berisi pokok-pokok

pembelajaran yang didapatkan dari penjabaran standar kompetensi dan

kompetensi dasar ke dalam materi, kegiatan, dan indikator pembelajaran

untuk dinilai sesuai dengan standar penilaian yang ada. Dalam hal ini adalah

silabus tentang materi pertumbuhan pada tanaman. Sedangkan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berisi langkah-langkah kegiatan

pembelajaran tentang materi pertumbuhan pada tanaman, yang dibuat sebagai

acuan ketika mengajarkan materi tersebut di dalam kelas.

(silabus dan RPP terlampir).

e. Validitas Instrumen

Instrumen soal yang telah dibuat kemudian diuji validitasnya dengan

uji validitas isi (construct) berupa expert-judgement dengan teknik penilaian

oleh para ahli yang terdiri dari dosen dan tenaga pengajar di SLB Negeri

Ciamis. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sugiyono (2010, hlm. 125)

“untuk menguji validitas konstrak, dapat digunakan pendapat dari ahli

(31)

49

Tyas Rahmawarni , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penilaian validitas instrumen penelitian ini dilakukan oleh dua orang

guru SLB dan satu orang dosen PLB. Penilai tersebut mencocokkan indikator

yang ada dalam kisi-kisi instrumen dengan butir soal yang dibuat oleh penguji.

Apabila penilai menilai cocok diberi nilai 1 dan jika tidak cocok diberi nilai 0,

kemudian dihitung dengan rumus :

Keterangan :

P = Skor / presentase

N = Jumlah Penilai

F = Jumlah cocok

(uji validitas instrumen terlampir)

f. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas instrumen digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu

alat ukur memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang

kemampuan seseorang. Menurut Arikunto (2002, hlm. 154) “Jika instrumen

yang dibuat dapat dipercaya atau reliabel, maka akan menghasilkan data yang

dapat dipercaya pula”. Instrumen diujicobakan pada subjek yang memiliki karakteristik yang sama dengan peserta didik, yaitu peserta didik tunarungu

kelas D2.

“Pengujian reliabilitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik KR 20 (Kuder Richardson), karena data yang dihasilkan

berbentuk dikotomi” (Susetyo, B, 2014, hlm. 73). Adapun rumusnya sebagai berikut :

{ ∑ }

(Sugiyono, 2010, hlm. 132)

Keterangan :

Ri = Koefisien Reliabilitas

(32)

50

Tyas Rahmawarni , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pi = Proporsi banyaknya subjek yang menjawab pada item 1

qi = 1 – pi

= Varians total

Sebelum menggunakan rumus diatas untuk mencari nilai reliabilitas,

maka harus menghitung Varians total ( ) terlebih dahulu dengan

menggunakan rumus:

dengan

n = jumlah responden

(uji reliabilitas instrumen terlampir)

Menurut Susetyo, B (2014, hlm.66) “Suatu perangkat tes dinyatakan

reliabel jika telah mencapai sekurang-kurangnya memperoleh koefisien

korelasi sebesar 0,50”. Disamping itu, besar kecilnya koefisien reliabilitas

pada perangkat tes ditentukan juga oleh standar pada cabang keilmuan

masing-masing. Menurut Dali (dalam Susetyo, B, 2014, hlm.66) “Ada cabang

ilmu yang telah memiliki pengukuran mantap sehingga koefisien reliabilitas

yang baik adalah 0,75, sebaliknya ada cabang ilmu yang kurang mantap

dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,50 ke atas sudah cukup memadai”.

F. Prosedur Penelitian 1. Tahap Persiapan

Persiapan penelitian dilakukan guna mendapatkan informasi mengenai

prosedur pelaksanaan penelitian yang dilakukan. Informasi yang diperoleh

dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan penelitian. Sebelum penelitian

dilakukan langkah- langkah sebagai berikut :

a. Melakukan studi pendahuluan untuk mendapatkan dan mengetahui

gambaran secara jelas tentang peserta didik yang ada di lapangan.

b. Mengurus surat perizinan

1) Permohonan surat pengantar dari jurusan Pkh untuk pengangkatan

(33)

51

Tyas Rahmawarni , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Permohonan surat keputusan Dekan FIP mengenai pengangkatan

dosen pembimbing dan surat pengantar izin penelitian untuk ke

direktorat melalui Direktorat Akademik;

3) Mengurus surat pengantar izin penelitian melalui Direktorat Akademik

untuk ke Badan Kesatuan Bangsa (KESBANG) provinsi Jawa Barat;

4) Membuat surat izin penelitian di KESBANG Jabar berdasarkan surat

pengantar dari Direktorat Akademik;

5) Membuat surat izin penelitian di KESBANG Kabupaten Ciamis

berdasarkan surat pengantar dari KESBANG Jabar;

6) Menyerahkan surat izin penelitian kepada Dinas Pendidikan

Kabupaten Ciamis;

7) Menyerahkan surat izin penelitian kepada Kepala Sekolah yang akan

dijadikan tempat penelitian, yaitu Kepala Sekolah SLB Negeri Ciamis;

8) Menyusun instrumen penelitian mengenai mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam kelas D2 dengan bahasan mengenai pertumbuhan

pada tanaman. Instrumen penelitian ini dibuat sesuai dengan Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPA untuk kelas 2

SDLB dalam kurikulum KTSP, yang meliputi kisi-kisi instrumen,

pembuatan butir soal, pembuatan kriteria penilaian butir soal, dan

pembuatan RPP.

9) Melakukan uji coba instrumen penelitian, uji coba instrumen ini

meliputi uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dilakukan dengan

meminta penilaian para ahli (Expert Judgement). Para ahli tersebut

adalah dua orang guru SLB dan satu orang dosen PLB. Kemudian uji

reliabilitas dilakukan pada enam orang peserta didik tunarungu kelas

D2 di SLB lain (SLB Budibakti I Kawali).

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan penelitian terbagi menjadi beberapa kegiatan

meliputi persiapan, pengambilan data, menghitung dan mengolah data.

(34)

52

Tyas Rahmawarni , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukan di ruang kelas. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam

pelaksanaannya adalah sebagai berikut

a) Meminta ijin kepada pihak sekolah untuk melaksanakan penelitian,

mengadakan komunikasi dengan guru kelas mengenai jadwal

penelitian dan mendiskusikan rencana program pembelajaran;

b) Melaksanakan pre-test untuk mengetahui kemampuan dasar peserta

didik dalam materi tentang pertumbuhan pada tanaman. Pengumpulan

data dilakukan dengan mencatat jumlah soal yang dapat dan tidak

dapat dikerjakan oleh peserta didik;

c) Melaksanakan treatment selama tiga kali pertemuan, yaitu

menggunakan pendekatan saintifik untuk meningkatkan pengetahuan

peserta didik tunarungu tentang materi pertumbuhan pada tanaman.

Setiap pertemuan dilaksanakan selama 60 menit (2 jam pelajaran).

d) Melaksanakan post- test, yaitu pengukuran kembali hasil belajar untuk

mengetahui sejauh mana treatment yang dilakukan berpengaruh

terhadap peningkatan pengetahuan peserta didik tunarungu tentang

materi pertumbuhan pada tanaman.

3. Tahap Akhir

Tahap akhir terdiri dari analisis data, pengujian hipotesis, dan

penarikan kesimpulan.

a. Tahap pengolahan/analisis data: pada tahap ini dilakukan pengolahan

data berdasarkan skor hasil pre-test dan post-test.

b. Tahap uji hipotesis: pada tahap ini dilakukan penarikan kesimpulan

untuk menerima atau menolak hipotesis yang diajukan berdasarkan

hasil pengolahan data.

c. Tahap penarikan kesimpulan: pada tahap ini dilakukan penarikan

kesimpulan penelitian berdasarkan uji hipotesis.

G. Pengolahan dan Analisis Data

Prosedur pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

(35)

53

Tyas Rahmawarni , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Penilaian

Tes yang dilakukan merupakan tes tertulis yang diberikan sebelum dan

sesudah dilakukan treatment. Penilaian yang diberikan berdasarkan

kriteria penilaian yang telah ditentukan sebelumnya.

2. Pengelompokkan jenis data

Skor yang dihasilkan dari tes kemudian dipisahkan antara hasil pre-test

dan post-test.

3. Perhitungan

Setelah memperoleh data yang diinginkan dengan menggunakan instrumen

penelitian yang telah valid, maka data diolah atau dianalisis dengan

metode kuantitatif nonparametris dengan uji wilcoxon. Uji Wilcoxon

dipilih karena jumlah sampel penelitiannya tidak terlalu banyak dan data

yang dihasilkan berpasangan. Langkah-langkah yang dilakukan pada uji

wilcoxon yaitu:

a. Menghitung selisih skor pre-test dan post-test (hasilnya bisa + dan bisa

-)

b. Memberikan ranking pada setiap selisih skor pre-test dan post-test.

c. Membubuhkan tanda (+) jika skor pre-test dan post-test memiliki

selisih positif, dan tanda ( - ) jika skor pre-test dan post-test memiliki

selisih negatif.

d. Menjumlahkan semua rangking yang bertanda (+) dan (- ) tergantung

dimana yang memberi jumlah lebih kecil untuk tanda yang dihilangkan

dan menuliskan dengan tanda T maka diperoleh Thitung.

e. Membandingkan nilai T yang diperoleh dengan T dari tabel nilai-nilai

kritis T untuk uji wilcoxon.

f. Membuat kesimpulan apakah hipotesis diterima atau ditolak. H1

diterima apabila T hitung ≤ T tabel dan H0 ditolak apabila T hitung > T

(36)

54

Tyas Rahmawarni , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H0 = Penerapan pendekatan saintifik tidak dapat meningkatkan

pengetahuan peserta didik tunarungu tentang pertumbuhan pada

tanaman di kelas D2 SLB Negeri Ciamis.

H1 = Penerapan pendekatan saintifik dapat meningkatkan pengetahuan

peserta didik tunarungu tentang pertumbuhan pada tanaman di

(37)

68

Tyas Rahmawarni , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka penggunaan

pendekatan saintifik dalam pembelajaran tentang pertumbuhan tanaman di

kelas D2 SLB Negeri Ciamis dapat meningkatkan pengetahuan peserta didik

tunarungu. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan perhitungan uji wilcoxon

diperoleh = 0 pada tabel uji wilcoxon dan berdasarkan nilai kritis uji

wilcoxon pada tingkat signifikasi 0,05 dengan jumlah N = 6, adalah 0, maka

diperoleh = 0. Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini adalah diterima, hal ini menunjukan bahwa “penerapan

pendekatan saintifik dapat meningkatkan pengetahuan peserta didik tunarungu

tentang pertumbuhan pada tanaman di kelas D2 SLB Negeri Ciamis”.

Pendekatan saintifik yang dapat meningkatkan pengetahuan peserta

didik tunarungu tentang pertumbuhan pada tanaman adalah yang memiliki

langkah-langkah operasional sebagai berikut:

- Mengamati

Pada saat kegiatan mengamati, guru menyajikan materi dengan

menggunakan media pembelajaran seperti video dan gambar untuk

meningkatkan minat dan motivasi peserta didik tunarungu dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran dan memudahkan peserta didik dalam

memahami materi yang disampaikan.

- Menanya

Pada saat kegiatan menanya, guru memberikan motivasi atau stimulasi

pertanyaan kepada peserta didik tunarungu untuk meningkatkan

kemampuan peserta didik dalam bertanya atau memberikan tanggapannya

tentang apa yang baru saja diamatinya. Guru harus memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan pertanyaan baik

secara lisan dengan menggunakan bahasa yang sederhana, menggunakan

(38)

69

Tyas Rahmawarni , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

- Mencoba/mengumpulkan informasi

Pada saat kegiatan mencoba/ mengumpulkan informasi, guru membimbing

peserta didik untuk mencari informasi tentang pertumbuhan tanaman pada

sumber lain seperti buku dan internet. Kemudian melakukan percobaan

menanam biji untuk meningkatkan pengetahuan dan memberikan

pengalaman belajar yang menyenangkan bagi peserta didik tunarungu.

- Menalar/mengasosiasi

Pada kegiatan mengasosiasi, guru membimbing peserta didik tunarungu

untuk menganalisis data yang diperoleh dan membuat kesimpulan

menggunakan bahasa yang sederhana.

- Mengkomunikasikan

Pada kegiatan mengkomunikasikan, guru membimbing dan memotivasi

peserta didik tunarungu untuk mengkomunikasikan hasil kesimpulannya di

depan kelas baik secara lisan, dengan menggunakan bahasa isyarat,

maupun secara lisan dan isyarat (komunikasi total).

Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa tahapan pembelajaran

dengan pendekatan saintifik dapat dilakukan secara fleksibel.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian diatas, beberapa saran/rekomendasi yang

dapat dikemukakan oleh peneliti diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Bagi Guru

a. Hendaknya guru menerapkan tahapan pembelajaran dengan

pendekatan saintifik secara fleksibel agar sesuai dengan kebutuhan

peserta didik tunarungu.

b. Hendaknya guru menerapkan pendekatan saintifik dengan

langkah-langkah operasional yang telah dijelaskan sebelumnya sebagai salah

satu alternatif dalam meningkatkan pengetahuan peserta didik

tunarungu tentang materi pertumbuhan pada tanaman di SDLB.

c. Hendaknya guru menerapkan metode eksperimen untuk memberikan

(39)

70

Tyas Rahmawarni , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengetahuan peserta didik terhadap materi yang disampaikan

meningkat.

d. Hendaknya guru menggunakan media pembelajaran yang lebih

variatif, seperti menggunakan benda konkrit, gambar-gambar dan

video yang lebih menarik agar dapat meningkatkan minat dan

motivasi peserta didik tunarungu dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran.

e. Hendaknya guru menciptakan suasana pembelajaran yang lebih

interaktif dan kondusif, salah satunya adalah dengan mengatur kondisi

ruang kelas. Tempat duduk peserta didik hendaknya dibentuk menjadi

setengah lingkaran atau sejajar agar perhatian peserta didik tunarungu

tertuju hanya kepada guru.

2. Bagi Sekolah

a. Pihak sekolah hendaknya mengintruksikan kepada guru-guru,

khususnya kepada guru-guru IPA untuk menerapkan pendekatan

saintifik dalam kegiatan pembelajaran di kelas, karena pendekatan ini

terbukti dapat meningkatkan pengetahuan peserta didik tunarungu pada

materi pembelajaran yang bersifat abstrak seperti pertumbuhan pada

tanaman.

b. Pihak sekolah hendaknya menginstruksikan kepada setiap tenaga

pendidik untuk lebih meningkatkan kreativitas dalam mengajar.

c. Pihak sekolah hendaknya mengintruksikan kepada tenaga pendidik

untuk menggunakan media pembelajaran yang lebih bervariasi ketika

(40)

Tyas Rahmawarni , 2015

PENERAPAN PEND EKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA D ID IK TUNARUNGU TENTANG PERTUMBUHAN PAD A TANAMAN D I KELAS D 2 SLB NEGERI CIAMIS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, R.S. (2014). Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum

2013. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Abidin, Y. (2014).Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013.

Bandung: PT Refika Aditama.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Daryanto. (2014). Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013.

Yogyakarta: Gava Media.

Delphie, B. (2006). Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus (dalam Setting

Pendidikan Inklusi). Bandung: PT Refika Aditama.

Fadillah, M. (2014). Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran SD/MI,

SMP/MTs, & SMA/MA. Yogyakarta: Ar-Ruz Media.

Hamid, S. (2010). Kamus Lengkap Biologi. Jakarta:Gama Press.

Haryanto. (2012). Sains Jilid 6 untuk Kelas VI. Jakarta: Erlangga.

Hernawati, T, dkk. (2012). Prinsip-prinsip Pembelajaran Anak Tunarungu.

[Online]. Diakses dari file.upi.edu/browse.php?dir=Direktori/FIP/

JUR._PEND._LUAR_BIASA/196302081987032- TATI_HERNAWATI/.

KTSP 2006.

Lubis, I. (2014). Pembelajaran Efektif. [Online]. Diakses dari

http://www.myusro.info/2014/11/pembelajaran-efektif.html?m=1

Machin, A. (2014). Implementasi Pendekatan Saintifik, Penenaman Karakter,

Dan Konservasi Pada Pembelajaran Materi Pertumbuhan. Jurnal

Pendidikan IPA Indonesia, 3 (1), hlm 28-35.

Permendikbud No.81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum.

Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar Dan

Menengah.

Rositawaty, S dan Muharam. (2008). Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam

Gambar

Grafik 4.1 Hasil Skor Pre-test ..................................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Kebijakan keuangan daerah Provinsi Kalimantan Timur periode tahun 2009 - 2013 diarahkan untuk mengoptimalkan penerimaan daerah baik yang bersumber dari Pendapatan Asli

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk Memenuhi salah satu syarat Memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni. © Muhammad Zamrud Al Firdaus Universitas

Rencana Strategis Kedeputian Bidang Pembiayaan 2015 - 2019 9 bagi Koperasi Simpan Pinjam (KSP) untuk menghimpun dana dari masyarakat dengan penerbitan obligasi koperasi

Risiko pasar dalam investasi Obligasi Negara Ritel Seri ORI019 dapat dihindari apabila pembeli Obligasi Negara Ritel Seri ORI019 tetap memiliki Obligasi Negara

Dalam rangka Pembuatan skripsi ya ng berjudul “Proses Inovasi Otak – otak Bandeng Dari Segi Rasa Dan Bentuk”, perkenankan saya Lady Liana, mahasiswa Universitas

Segala Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga atas RahmatNya saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ Faktor-faktor Yang

Polimer adalah salah satu faktor utama dalam pembuatan sel surya, karena disana terdapat lapisan semikonduktor yang sangat berperan penting dalam suatu sel surya, sehingga

Metode : Menyusun makalah, presentasi kelompok, diskusi, tanya jawab Topik : Aplikasi metode spektrofotometri UV/Vis pada analisis sediaan. obat / obat tradisional,