Milah Sopiana,2014
PENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI (N-ACH) TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA DIVISI POS INTERNASIONAL
DI PT. POS INDONESIA (PERSERO) BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
PENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI (N-ACH) TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA DIVISI POS INTERNASIONAL
DI PT. POS INDONESIA (PERSERO) BANDUNG
Oleh:
Milah Sopiana 1001220
Skripsi ini dibimbing oleh:
Drs. Hendri Winata, M.Si.
Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah masih belum maksimalnya perolehan kinerja karyawan pada Divisi Pos Internasional PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung, yang ditandai dengan hasil kinerja yang diperoleh karyawan di setiap triwulan. Salah satu upaya dalam mengatasi masalah tersebut adalah dengan adanya motivasi berprestasi (n-Ach) dalam meningkatkan kinerja karyawan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat motivasi berprestasi (n-Ach), mengetahui gambaran tingkat kinerja karyawan serta mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi berprestasi (n-Ach) terhadap kinerja karyawan.
Ukuran populasi penelitian ini adalah karyawan Divisi Pos Internasional PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung berjumlah 30 orang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey eksplanasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan penyebaran angket dengan menggunakan skala rating scale. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi sederhana.
Milah Sopiana,2014
PENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI (N-ACH) TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA DIVISI POS INTERNASIONAL
DI PT. POS INDONESIA (PERSERO) BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACK
THE INFLUANCE OF ACHIEVEMENT MOTIVATION (N-ACH) TO EMPLOYEE PERFORMANCEIN THE POS INTERNASIONAL DIVISION
AT PT. POS INDONESIA (PERSERO) BANDUNG
By:
Milah Sopiana 1001220
This skripsi guided by:
Drs. Hendri Winata, M.Si.
The problem studied in this research is still not maximal acquisition employee performance in the Pos Internasional Division of PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung, which is characterized by the performance result obtained by employees in each quarter. One effort to overcome these problems is the presence of achivement motivation (n-Ach) to improve employee performance.
The purpose of this study is to describe the level of achievement motivation (n-Ach), reveal the level of employee performance and determine how much influence achievement motivation (n-Ach) on employee performance.
The population size in tihis study were employees Pos Internasional Division of PT Pos Indonesia (Persero) Bandung, amounting to 30 people. The method used was a explanatory survey method. Data collection techniques used were interviews and questionnaires using a Likert scale. The data analysis technique used is a simple regression analysis.
Milah Sopiana,2014
PENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI (N-ACH) TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA DIVISI POS INTERNASIONAL
DI PT. POS INDONESIA (PERSERO) BANDUNG
Milah Sopiana,2014
PENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI (N-ACH) TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA DIVISI POS INTERNASIONAL
DI PT. POS INDONESIA (PERSERO) BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Perusahaan adalah organisasi yang didalamnya terdapat sumber daya
berupa bahan baku dan tenaga kerja yang dimanfaatkan untuk menghasilkan
suatu barang atau jasa. Salah satu sumber daya yang terdapat di perusahaan
adalah sumber daya manusia (karyawan). Sebagai suatu organisasi,
perusahaan harus bisa membuat karyawan yang bekerja didalamnya menjadi
lebih giat dalam bekerja, agar semua tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Dengan adanya perhatian dan penghargaan yang diberikan oleh perusahaan
untuk karyawan, diharapkan dapat meningkatkan kinerja dari karyawan itu
sendiri.
Begitu pula dengan PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung, PT. Pos
Indonesia (Persero) Bandung merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
pelayanan jasa serta pengiriman terbesar dan pertama di Indonesia. Agar
dapat meningkatkan pelayanan, PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung
dituntut untuk dapat meningkatkan kinerja karyawannya.
Dalam mengukur kinerja karyawan, PT. Pos Indonesia (Persero)
Bandung menggunakan sebuah sistem penilaian kinerja. Sistem yang
Milah Sopiana,2014
PENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI (N-ACH) TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA DIVISI POS INTERNASIONAL
DI PT. POS INDONESIA (PERSERO) BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dinamakan SMKI (Sistem Manajemen Kinerja Individu). Penilaian kinerja di
atau setiap triwulan. Dengan diterapkannya SMKI (Sistem Manajemen
Kinerja Individu), PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung dapat mengetahui
tingkat kinerja dari para karyawannya.
Pada saat ini, kinerja karyawan PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung
khususnya pada Divisi Pos Internasional masih belum maksimal. Hal ini
dibuktikan berdasarkan penilaian kinerja karyawan PT. Pos Indonesia
(Persero) Bandung yang diperoleh dari laporan perusahaan dengan
menggunakan SMKI (Sistem Manajemen Kinerja Individu). Pada tabel
dibawah ini dapat terlihat pencapaian kinerja yang belum maksimal selama 3
tahun terakhir (12 triwulan), yaitu sebagai berikut:
Tabel 1.1
Total Nilai SMKI Divisi Pos Internasional PT Pos Indonesia (Persero) Bandung
Tahun Triwulan Nilai Maksimal
Gambar 1.1
Bagan Total Nilai SMKI Divisi Pos Internasional PT Pos Indonesia (Persero) Bandung
Pada tabel 1.1 dan gambar 1.1, menunjukkan total perolehan kinerja
pada Divisi Pos Internasional di PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung secara
keseluruhan, yang berasal dari penggabungan nilai individu. Nilai maksmial
pada tabel di atas berasal dari penjumlahan nilai maksimal individu yaitu 100
point dikali dengan jumlah karyawan divisi Pos Internasional 35 orang
(100x35 = 3500). Pada tabel diatas menggambarkan belum maksimalnya
perolehan nilai karyawan, ini dilihat dari nilai yang belum didapat sangat
tinggi.
Berdasarkan bagan pada gambar 1.1, perolehan nilai secara
keseluruhan mengalami kenaikan yang cukup signifikan sepanjang tahun
2011 sampai 2012. Namun, pada triwulan ke-II tahun 2012 sampai 2013
perolehan nilai kinerja semakin menurun. Sehingga fenomena yang terjadi di
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000
2011 2012 2013
PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung khususnya Divisi Pos Internasional
adalah semakin menurunnya kinerja dan juga terjadi kenaikan dan penurunan
sepanjang tahun 2011 sampai 2013. Untuk lebih jelas, dibawah ini terdapat
tabel perkembangan hasil penilaian kinerja divisi Pos Internasional PT. Pos
Indonesia (Persero) Bandung.
Tabel 1.2
Perkembangan Hasil Penilaian Kinerja Divisi Pos Internasional PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung
Tahun Triwulan Naik
I Awal Penerapan SMKI
II 14 10 11
Sumber : Divisi Pelayanan SDM PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung
Tabel 1.2 menjelaskan bahwa kinerja pada divisi Pos Internasional
mengalami kenaikan dan penurunan setiap triwulannya dan tidak jarang juga
kinerja yang didapatkan tetap nilainya. Pada triwulan ke-I belum diketahui
karyawan yang mendapatkan nilai yang naik, turun dan tetap karena pada
triwulan ke-I sistem penilaian kinerja individu (SMKI) baru diterapkan.
Gambar 1.2
Perkembahan Hasil Penilaian Kinerja Divisi Pos Internasional PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung
Penjelasan yang telah dipaparkan diatas merupakan penilaian kinerja
secara oraganisasi atau sedivisi Pos Internasional. Untuk lebih mengetahui
fenomena yang terjadi dibawah ini terdapat tabel perolehan rata-rata nilai
SMKI karyawan Divisi Pos Internasional secara individual, sebagai berikut:
Tabel 1.3
Perolehan Rata-Rata Nilai SMKI (Sistem Manajemen Kinerja Individu) Divisi Pos Internasional PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung
Tahun Triwulan Nilai Maksimal
Sumber : Divisi Pelayanan SDM PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung
0
Tahun 2011, 2012 dan 2013
Naik
Tetap
Setiap karyawan memiliki nilai maksimal yang harus diperoleh dalam
mengukur hasil kinerja yaitu 100 poin, sehingga dengan adanya nilai
maksimal ini dapat diketahui berapa besar pencapaian kinerja yang diperoleh
setiap karyawan di Divisi Pos Internasional PT. Pos Indonesia (Persero)
Bandung.
Data pada tabel 1.3 di atas menunjukkan bahwa karyawan belum
mencapai nilai kinerja yang maksimal selama 3 tahun terakhir (12 triwulan).
Perolehan rata-rata nilai SMKI yang diperoleh karyawan Divisi Pos
Internasional pada tahun 2011 yaitu triwulan ke-I sebanyak 79,07 poin, pada
triwulan ke-II sebanyak 90,12 poin, pada triwulan ke-III sebanyak 91,02 poin,
pada triwulan IV sebanyak 91,60 poin. Pada tahun 2012 yaitu triwulan
ke-I sebanyak 94,96 poin, pada triwulan ke-ke-Ike-I sebanyak 91,91 poin, pada
triwulan ke-III sebanyak 83,38 poin, pada triwulan ke-IV sebanyak 85,55
poin. Pada tahun 2013 yaitu triwulan ke-I sebanyak 81,99, pada triwulan ke-II
sebanyak 81,18 poin, pada triwulan ke-III sebanyak 82,25 dan pada triwulan
ke-IV sebanyak 82,17 poin.
Untuk mengetahui lebih jelas perolehan nilai kinerja karyawan Divisi
Pos Internasional PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung, maka digambarkan
Gambar 1.3
Bagan Perolehan Rata-Rata Nilai SMKI
Divisi Pos Internasional PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung
Berdasarkan bagan perolehan rata-rata nilai SMKI pada gambar 1.3
dapat terlihat belum maksimalnya kinerja karyawan Divisi Pos Internasional
PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung. Perolehan nilai kinerja karyawan
mengalami fluktuatif disetiap triwulannya, ini terlihat jelas pada bagan di
atas. Sepanjang tahun 2011, hasil kinerja karyawan Divisi Pos Internasional
terjadi kenaikan yang signifikan. Sepanjang tahun 2012 terjadi penurunan
dan meningkat kembali perolehan nilai kinerjanya. Namun, sepanjang tahun
2013 hasil kinerja karyawan semakin menurun.
Dalam melakukan penilaian kinerja dengan SMKI (Sistem
Manajemen Kinerja Individu), terdapat kendala yang dihadapi yaitu masih
belum optimalnya penggunaan SMKI (Sistem Manajemen Kinerja Individu)
sehingga dalam melakukan penilaian terkadang terdapat karyawan yang
belum mendapatkan penilaian kinerja.
0 20 40 60 80 100 120
Triwulan
Nilai Maksimal
Berdasarkan data hasil penilaian kinerja di atas dapat terlihat bahwa,
fenomena yang terjadi adalah terjadinya kenaikan dan penurunan dalam
perolehan nilai kinerja karyawan Divisi Pos Internasional PT. Pos Indonesia
(Persero) Bandung. Ini terlihat dari belum tercapainya nilai maksimal, masih
banyak selisih yang terjadi antara nilai maksimal dan perolehan nilai kinerja
dan perolehan hasil kinerja karyawan yang semakin menurun di setiap
triwulan.
Belum maksimalnya kinerja karyawan Divisi Pos Internasional PT.
Pos Indonesia (Persero) Bandung, dilihar dari fenomena yang terjadi yaitu
terjadinya selisih yang cukup besar antara perolehan nilai dan nilai optimal,
masih adanya karyawan yang belum mendapatkan penilaian, dan juga terjadi
penurunan kinerja karyawan di setiap triwulan, mengindikasikan bahwa
Divisi Pos Internasional PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung belum dapat
mewujudkan tujuan yang diharapkan oleh organisasi.
Salah satu cara dalam meningkatkan kinerja adalah dengan
memberikan suatu motivasi. Dalam pembahasan motivasi, terdapat beberapa
teori yang dikembangkan oleh para ahli salah satunya adalah David
McClelland. David McClelland (dalam Siagian, 2005:119) mengatakan
bahwa pemahaman tentang motivasi akan semakin mendalam apabila disadari
bahwa setiap orang mempunyai tiga jenis kebutuhan bermotivasi, yaitu
motivasi berprestasi (need for achievement/n-Ach), motivasi kekuasaan (need
Salah satu motivasi yang dapat mempengaruhi kinerja adalah motivasi
berprestasi. McClelland (dalam Mangkunegara, 2001:68), mengungkapkan
bahwa “adanya hubungan yang positif antara motif berprestasi dengan
pencapaian kerja”. Berdasarkan penelitian Harrel dan Stahl (1984) dalam
Hendry (2013) menemukan bahwa kebutuhan afiliasi (n-Aff) berkorelasi
negatif dengan kepuasan kerja sedangkan kebutuhan power (n-Po) berkorelasi
positif dengan kepuasan kerja. Sehingga motivasi berprestasi diteliti agar
dapat mengetahui adanya pengaruh terhadap pencapaian kerja (kinerja).
Motivasi berprestasi merupakan dorongan yang timbul dari dalam diri
seseorang ketika melakukan kegiatan dengan sebaik-baiknya sehingga dapat
mencapai kinerja dengan predikat terpuji.
Teori-teori prestasi menunjukkan bahwa adanya perbedaan pada
setiap kekuatan motivasi sesuai dengan kebutuhan akan prestasi. Henry
Murray dalam Winardi (2001:81), prestasi sebagai keinginan untuk:
Melaksanakan tugas atau pekerjaan yang sulit. Menguasai, memanipulasi atau mengorganisasi objek-objek fisikal, manusia atau ide-ide untuk melaksanakan hal-hal tersebut secepat mungkin dan seindependen mungkin sesuai kondisi yang berlaku. Mengatasi kendala-kendala, mencapai standar tinggi. Mencapai performa puncak untuk diri sendiri. Mampu menang dalam persaingan dengan pihak lain. Meningkatkan kemampuan diri melalui penerapan bakat secara berhasil.
Kajian utama penelitian ini adalah menelaah mengenai motivasi
berprestasi terhadap kinerja karyawan dalam suatu perusahaan. Oleh karena
itu untuk memecahkan permasalahan motivasi berpestasi dan kinerja
karyawan, maka diperlukan pendekatan tertentu untuk memecahkan masalah
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan perilaku organisasi. Gibson
(1997:15) dalam Sambas Ali Muhidin (2007:61-62), mengungkapkan bahwa
konsep dasar psikologi pada dasarnya dilandasi oleh proses-proses psikis
pada diri individu atau organisme di dalam lingkungan tertentu.
Dalam penelitian ini, menggunakan konsep stimulus (stimuli) dimana
stimulus ini merupakan reality in work organization, dengan mengikuti suatu
proses persepsi seseorang dalam organisasi dan penerjemahan yang dimana
nantinya akan menghasilkan suatu output berupa a response behavior.
Dimana motivasi berprestasi merupakan stimulus yang dialami oleh individu
dan akan adanya a response behavior berupa kinerja. Oleh karena itu,
berdasarkan model tersebut, motivasi berprestasi dapat memberikan pengaruh
terhadap perilaku karyawan dalam bekerja.
Dari penjelasan mengenai permasalahan di atas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Motivasi Berprestasi (n-Ach)
terhadap Kinerja Karyawan pada Divisi Pos Internasional di PT. Pos
Indonesia (Persero) Bandung”.
1.2.Identifikasi dan Pembatasan Masalah
Kinerja adalah suatu gambaran dalam mencapai suatu kegiatan
berdasarkan strategi yang dibuat oleh organisasi untuk dapat mencapai visi,
misi, tujuan dan strategi organisasi. Dalam mengetahui tingkat kinerja
diperlukan suatu ukuran berdasarkan kriteria dan standar yang telah
memiliki pengukuran dalam kinerja maka tingkat keberhasilannya tidak dapat
diketahui.
Fokus kajian dalam penelitian ini adalah masalah kinerja karyawan PT
Pos Indonesia (Persero) Bandung, khususnya kinerja Divisi Pos Internasional
yang belum maksimal. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja
karyawan. Dalam pencapaian prestasi kerja (kinerja) diperlukan suatu
tindakan yaitu dengan memberikan motivasi berprestasi. Motivasi berprestasi
merupakan suatu faktor yang dapat meningkatkan kinerja karyawan Divisi
Pos Internasional PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung.
1.3.Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diungkapkan di atas,
maka secara spesifik dirumuskan dalam pernyataan penelitian sebagai
berikut:
1. Bagaimana gambaran tingkat motivasi berprestasi (n-Ach) Divisi Pos
Internasional PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung.
2. Bagaimana gambaran tingkat kinerja karyawan Divisi Pos Internasional
PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung.
3. Adakah pengaruh motivasi berprestasi (n-Ach) terhadap kinerja karyawan
1.4.Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan
dan melakukan kajian secara ilmiah mengenai motivasi berprestasi terhadap
kinerja karyawan. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan
sebelumnya, penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran empiris
dan menganalisis mengenai:
1. Tingkat motivasi berprestasi (n-Ach) Divisi Pos Internasional PT. Pos
Indonesia (Persero) Bandung.
2. Tingkat kinerja karyawan Divisi Pos Internasional PT. Pos Indonesia
(Persero) Bandung.
3. Pengaruh motivasi berprestasi (n-Ach) terhadap kinerja karyawan Divisi
Pos Internasional PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung.
1.5.Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian berkaitan dengan manfaat yang diharapkan dari
hasil penelitian, baik bagi peneliti, bagi perusahaan maupun bagi pembaca.
Penelitian ini terdapat dua macam kegunaan, yaitu:
1. Kegunaan Teoritis
Kegunaan teoritis dari penelitian ini, diharapkan dapat memberikan
gambaran dan dapat mengembangkan ilmu mengenai Manajemen Sumber
Daya Manusia dan Perilaku Organisasi, khususnya yang berhubungan
2. Kegunaan Praktis
a. Perusahaan
Dapat memberikan informasi mengenai tingkat kinerja karyawan di
perusahaan dengan melakukan penelitian mengenai pengaruh dari
motivasi berprestasi dalam meningkatkan kinerja karyawan menjadi
lebih baik, sehingga tujuan yang diharapkan oleh perusahaan dapat
tercapai.
b. Peneliti
Dapat menjadi suatu wawasan dan ilmu pengetahuan dengan
memberikan gambaran nyata antara teori dan peristiwa dilapangan,
khususnya mengenai motivasi berprestasi yang dapat mempengaruhi
kinerja. Sehingga, peneliti akan lebih paham lagi mengenai kinerja
Milah Sopiana,2014
PENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI (N-ACH) TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA DIVISI POS INTERNASIONAL
DI PT. POS INDONESIA (PERSERO) BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE DAN DESAIN PENELITIAN
3.1.Metode/Jenis Penelitian
Metode penelitian diperlukan dalam pelaksanaan suatu penelitian,
karena dapat mengarahkan dan sebagai pedoman dalam kegiatan penelitian
sehingga dengan penggunaan metode yang tepat, tujuan penelitian dapat
tercapai.
Menurut Sugiyono (2007:3) bahwa “Metode penelitian dapat
diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu”. Mengenai metode penelitian, Winarno Surakhmad
(1994:131) memberikan batasan bahwa :
Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa, dengan mempergunakan teknik serta alat tertentu. Cara utama itu dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta situasi penyelidikan.
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah Metode Survey.
Metode Survey yaitu penelitian yang dilakukan terhadap sejumlah individu
atau unit analisis, sehingga ditemukan fakta atau keterangan secara faktual
mengenai gejala suatu kelompok atau perilaku individu, dan hasilnya dapat
digunakan sebagai bahan pembuatan rencan atau pengambilan keputusan.
Penelitian survey menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan
3.2.Desain Penelitian
3.2.1.Operasional Variabel
Variabel adalah karakteristik yang akan diobservasi dari suatu
pengamatan. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah variabel
independen (bebas/X) dan variabel dependen (terikat/Y). Variabel
independen (bebas) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain,
sedangkan variabel dependen (terikat) yaitu variabel yang dipengaruhi oleh
variabel lain.
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel (X) adalah
Motivasi Berprestasi (n-Ach), dan variabel (Y) adalah Kinerja Karyawan.
3.2.1.1. Operasional Variabel Motivasi Berprestasi (n-Ach)
Motivasi berprestasi adalah suatu dorongan yang ada dalam diri
individu untuk melakukan suatu kegiatan sehingga dapat mencapai suatu
prestasi dan tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Motivasi berprestasi ini diukur melalui persepsi karyawan dengan
menggunakan angket. Variabel motivasi berprestasi (n-Ach) diukur melalui
indikator, yaitu :
1. Suka mengambil risiko yang moderat (moderate risks), berani dalam
mengambil risiko berdasarkan aktivitas yang dilakukannya.
2. Memerlukan umpan balik yang segera, senang mencari informasi yang
berhubungan dengan pekerjaan yang telah dilakukannya. Sehingga dapat
mengetahui kekurangannya untuk dapat diperbaiki.
4. Menyatu dengan tugas secara mandiri, orang yang memiliki
kecenderungan melaksanan tugas sampai mendapatkan hasil yang
diinginkan.
Secara lebih detail, operasional motivasi berprestasi (n-Ach) terdapat
pada tabel berikut:
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian Variabel X (Motivasi Berprestasi)
Variabel X Indikator Ukuran Skala
Pengukuran
1. Memiliki tanggung jawab atas segala perbuatannya
2. Mengaitkan diri pada karier atau hidup masa depannya
3. Tidak menyalahkan orang lain dalam kegagalannya
4. Memiliki keberanian mengambil risiko dengan penuh perhitungan
Interval
2. Memerlukan umpan balik yang segera
5. Berusaha mencari umpan balik atas segala perbuatannya 6. Bersedia mendengarkan
pendapat orang lain sebagai masukan dalam memperbaiki
7. Memiliki keunggulan dan ingin menciptakan yang terbaik 8. Berusaha melakukan sesuatu
secara inovatif dan kreatif 9. Banyak gagasan dan mampu
mewujudkan gagasannya
10. Memiliki kebebasan berkarya 11. Kurang menyenangi sistem yang
membatasi gerak ke arah yang lebih positif
12. Memiliki kekuatan datang dari tindakan diri sendiri bukan dari orang lain
13. Pandai mengatur waktu yang
dapat dikerjakan sekarang tidak ditunda hari esok
14. Bekerja keras dan bangga atas hasil yang telah dicapai
Sumber: Murray, McClelland, Gordon, Mangkunegara dan Thoha dalam Musaheri (2013)
3.2.1.2. Operasional Variabel Kinerja Karyawan
Kinerja merupakan hasil kerja yang diperoleh karyawan dalam
mencapai tujuan yang diharapkan. Kinerja ini diukur melalui persepsi
karyawan dengan menggunakan angket. Variabel kinerja karyawan diukur
melalui indikator, sebagai berikut :
1. Quantity of Work (Kuantitas Pekerjaan), jumlah kerja yang dilakukan
dalam suatu periode waktu yang ditentukan.
2. Quality of Work (Kualitas Pekerjaan), kualitas kerja yang dicapai
berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan kesiapannya.
3. Job Knowledge (Pengetahuan Pekerjaan), luasnya pengetahuan mengenai
pekerjaan dan keterampilannya.
4. Creativeness (Kreativitas), keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan
dan tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang
timbul.
5. Cooperation (Kerjasama), kesedian untuk bekerjasama dengan orang lain
(sesama anggota organisasi).
6. Dependability (Keteguhan), kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal
kehadiran dan penyelesaian kerja.
7. Initiative (Inisiatif), semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan
8. Personal Qualities (Kualitas Pribadi), menyangkut kepribadian,
kepemimpinan, keramah-tamahan dan integritas pribadi.
Secara lebih detail, operasional motivasi berprestasi (n-Ach) terdapat
pada tabel berikut:
Tabel 3.2
Operasional Variabel Penelitian Variabel Y (Kinerja Karyawan)
Variabel Y Indikator Ukuran Skala
Pengukuran
Kinerja Karyawan
1. Kuantitas kerja 1. Menyelesaikan pekerjaan sesuai target
2. Tidak menunda-nunda dalam menyelesaikan pekerjaan
Interval
2. Kualitas kerja 3. Menunjukkan perhatian dalam bekerja dengan teliti
4. Memahami dari keputusan yang diambil
Interval
3. Pengetahuan tentang pekerjaan
5. Memahami tugas dan tanggung jawab pekerjaan
6. Memiliki pengetahuan prosedur kerja
7. Menggunakan peralatan kantor dengan tepat dan benar
Interval
4. Kreativitas 8. Mempunyai ide tindakan yang kreatif
9. Menciptakan solusi yang inovatif
Interval
5. Kerjasama 10. Dapat bekerja sama dalam tim 11. Memberikan bantuan dan
dukungan kepada orang lain
Interval
6. Keteguhan 12. Kepatuhan terhadap instruksi 13. Adanya kebiasaan menjaga
keselamatan kerja
Interval
7. Inisiatif 14. Mencari tantangan baru untuk pengembangan diri
15. Mengantisifasi dan memahami masalah yang mungkin dapat terjadi
16. Membuat solusi alternatif pada saat memecahkan masalah
8. Kualitas pribadi 17. Menyesuaikan diri dengan segala perubahan dalam lingkungan pekerjaan
18. Dapat berkomunikasi dengan jelas dan tepat secara lisan dan tulisan
Interval
Sumber: diadaptasi dari Gomes (2003:142)
3.2.2.Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.2.1. Populasi
Populasi (population/universe) adalah keseluruhan elemen, atau unit
penelitian, atau unit analisis yang memiliki ciri/karakteristik tertentu yang
dijadikan sebagai objek penelitian atau menjadi perhatian dalam suatu
penelitian.
Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Arikunto
(1998:102), bahwa “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila
seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian,
maka penelitiannya merupakan penelitian populasi”.
Riduwan (2010:238) memberikan pengertian bahwa: “Populasi adalah
keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek
penelitian”.
Berdasarkan penjelasan di atas, yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah karyawan Divisi Pos Internasional di PT. Pos Indonesia
(Persero) Bandung. Daftar karyawan yang menjadi responden terdapat pada
Tabel 3.3
Daftar Karyawan Divisi Pos Internasional PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung
No. Nama Bagian Jumlah
Karyawan
1 Inquiry dan Pengelolaan Hutang Piutang Pos Internasional 9
2 Pengelolaan Kinerja Penjualan 2
3 Pengelolaan Penjualan 7
4 Pengembangan Bisnis dan Penjualan 2
5 Pengembangan Produk Pos Internasional 1
6 Perencanaan dan Administrasi Penjualan 4
7 Pos Internasional 10
Jumlah 35
Sumber : Divisi Pelayanan SDM PT. Pos Indonesia (Persero)Bandung
Berdasarkan data diatas, maka yang menjadi populasi adalah
karyawan Divisi Pos Internasional PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung yang
berjumlah 35 orang yang merupakan populasi sasaran (target populasi). Pada
saat melakukan penelitian, dikarenakan sebagian karyawan yaitu sebanyak 5
orang tidak ada ditempat atau sedang bertugas diluar kota maka jumlah
populasinya menjadi 30 orang, sehingga populasi ini menjadi populasi studi.
Daftar nama karyawan Divisi Pos Internasional yang menjadi responden
(terlampir).
Mengingat ukuran populasi dalam penelitian ini kurang dari 100 yaitu
30 orang, maka penulis mengambil semua populasi yang ada di Divisi Pos
Internasional PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung untuk dijadikan ukuran
3.2.2.2. Sampel
Menurut Arikunto (dalam Riduwan, 2010:239) mengungkapkan
bahwa: “Sampel adalah bagian dari populasi”. Menurut Sugiyono (2007:73)
yang dimaksud dengan sampel adalah “Sebagian dari jumlah karakteristik
yang dimiliki oleh populasi”. Riduwan(2010:239), “Sampel penelitian adalah
sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili
seluruh populasi”.
Dalam penarikan jumlah sampel menurut Arikunto (1998:112)
menyatakan bahwa :
Bila jumlah subjek populasinya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Bila jumlah subjeknya lebih dari 100 dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.
Berdasarkan penjelasan di atas, mengingat jumlah karyawan Divisi
Pos Internasional pada Tabel 3.3 berjumlah 30 orang maka jumlah subjek
populasinya diambil semua karena kurang dari 100 sehingga penelitian ini
merupakan penelitian populasi.
3.2.3.Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data. Sementara alat pengumpulan data adalah
instrumen yang digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data. Menurut
Riduwan (2007:69) “Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara
pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
3.2.3.1. Wawancara
Pengumpulan data melalui teknik wawancara biasanya digunakan
untuk mengungkapkan masalah sikap dan persepsi seorang secara langsung
dengan sumber data. Wawancara berisikan pertanyaan peneliti kepada
Manajer SDM dan Manajer Pos Internasional untuk mendapatkan data
empirik sehingga memperoleh fenomena-fenomena yang terjadi di PT. Pos
Indonesia (Persero) Bandung, khususnya Divisi Pos Internasional
3.2.3.2. Angket
Angket merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam bentuk
pengajuan pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah
dipersiapkan sebelumnya, dan harus diisi oleh responden. Dalam pengisian
angket, responden tinggal memilih alternatif jawaban dengan cara memberi
tanda checklist (√) pada salah satu jawaban yang dianggap paling tepat.
Adapun langkah-langkah dalam menyusun angket adalah sebagai
berikut :
1. Menyusun kisi-kisi dari angket atau kuesioner.
2. Kinerja karyawan
Kuantitas kerja 1 dan 2
Kualitas kerja 3 dan 4
Pengetahuan tentang
pekerjaan 5, 6 dan 7
Kreativitas 8 dan 9
Kerjasama 10 dan 11
Keteguhan 12 dan 13
Inisiatif 14, 15 dan 16
Kualitas Pribadi 17 dan 18
2. Merumuskan alternatif jawaban. Pada penelitian ini alternatif jawaban
kuesioner menggunakan skala interval. Dimana angka yang lebih besar
memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan nilai angka yang
lebih kecil.
3. Menetapkan skala penelitian kuesioner. Skala penelitian jawaban
kuesioner menggunakan skala lima kategori rating scale, tiap alternatif
jawaban diberi skor dari rentang 1-5.
4. Melakukan uji instrumen
Sebelum pengumpulan data yang sebenarnya dilakukan angket yang
akan digunakan terlebih diuji cobakan, pelaksanaan uji coba ini
3.2.4.Pengujian Instrumen Penelitian
Istrumen sebagai alat pengumpulan alat pengumpulan data sangatla
perlu diuji kelayakannya, karena akan menjamin terhadap data yang
dikumpulkan. Proses ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji kemampuan
dari pernyataan-pernyataan yang diajukan dalam menjaring kriteria yang
diharapkan oleh peneliti.
Pengujian instrumen ini dilakukan melalui pengujian validitas dan
pengujian reliabilitas. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (1998:135)
bahwa “Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu
valid dan reliabel”.
Uji coba instrumen penelitian dilakukan kepada 20 orang responden,
yaitu 20 orang karyawan pada Divisi Surat dan Paket PT. Pos Indonesia
(Persero) Bandung. Instrumen penelitian yang telah di uji coba selanjutnya
dilakukan perhitungan validitas dan reliabilitas. Jumlah item angket yang di
uji cobakan dijelaskan pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.4 Jumlah Item Angket
No. Variabel Jumlah Item Angket
1 Motivasi Berprestasi (X) 14
2 Kinerja Karyawan 18
Total 32
Sumber: Hasil Pembuatan Angket
Uji validitas dan uji reliabilitas dilakukan untuk menguji kelayakan
3.2.4.1. Uji Validitas
Uji validitas diperlukan sebagai upaya memaksimalkan kualitas alat
ukur, agar kecenderungan keliru dapat diminimalkan. Dengan demikian uji
validitas adalah tempat kedudukan untuk menilai kualitas semua alat dan
prosedur pengukuran.
Sambas Ali Muhidin (2010:26), Langkah kerja yang dapat dilakukan
dalam rangka mengukur validitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut:
1. Menyebarkan istrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.
2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.
3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk didalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.
4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermuda perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.
5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel pembantu.
6. Menghitung nilai koefisien Product Moment Correlation untuk setiap bulir/item angket dari skor-skor yang diperoleh. Angka-angka di atas selanjutnya dimasukkan ke dalam rumus koefisien Karl Pearson, dan diperoleh :
= �. −
� 2 − 2 � 2− 2
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
n = Jumlah responden
7. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) =
n–2 dan α = 5%.
tabel r, maka item instrumen dinyatakan valid. Kriteria kelayakan sebagai berikut: rxy > rtabel berarti valid atau sebaliknya.
Untuk memudahkan penulis dalam melakukan uji validitas penulis
menggunakan bantuan software Microsoft Excel 2010.
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Variabel X (Motivasi Berprestasi)
No. Item rhitung rtabel Keterangan
1 0,574 0,444 Valid
2 0,730 0,444 Valid
3 0,581 0,444 Valid
4 0,644 0,444 Valid
5 0,629 0,444 Valid
6 0,742 0,444 Valid
7 0,640 0,444 Valid
8 0,714 0,444 Valid
9 0,925 0,444 Valid
10 0,694 0,444 Valid
11 0,476 0,444 Valid
12 0,714 0,444 Valid
13 0,728 0,444 Valid
14 0,844 0,444 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data Uji Coba Instrumen
Pada tabel diatas disimpulkan bahwa uji coba instrumen dengan
jumlah item 14 hasilnya valid semua, sehingga instrumen yang dibuat layak
untuk dilakukan penyebaran angket kepada responden sebenarnya yaitu divisi
Pos Internasional PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung.
Tabel 3.6
No. Item rhitung rtabel Keterangan
Sumber: Hasil Pengolahan Data Uji Coba Instrumen
Selanjutnya, untuk hasil pengolahan data variabel X (Kinerja
Karyawan) dapat disimpulkan bahwa uji coba instrumen dengan jumlah item
18 hasilnya valid semua, sehingga instrumen yang dibuat layak untuk
dilakukan penyebaran angket kepada responden sebenarnya yaitu divisi Pos
Internasional PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung.
Setelah dilakukan uji validitas, maka langkah selanjutnya dalam uji
coba instrumen penelitian adalah dilakukannya uji reliabilitas.
3.2.4.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran
Formula yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam
penelitian ini adalah Koefisien Alfa (α) dari Cronbach (1951), yaitu
(Suharsimi Arikunto, 1993:236) :
11 =
r11 = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya bulir pertanyaan atau banyaknya soal
�2 = Jumlah varian bulir
�12 = Varians total N = Jumlah Responden
Sambas Ali Muhidin (2010:31), Langkah kerja yang dapat dilakukan
dalam rangka mengukur reliabilitas instrumen penelitian adalah sebagai
berikut :
1. Menyebarakan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.
2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.
3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk didalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.
4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolaan data selanjutnya.
5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi responden pada tabel pembantu.
6. Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total. Selanjutnya dimasukan ke dalam rumus varians, yaitu:
�2 =
2 − 2
� �
7. Menghitung nilai koefisien alfa, selanjutnya dimasukan ke dalam rumus koefisien alfa, yaitu :
11 =
�
� −1 − 1−
�12
8. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db)
= n–2 dan α = 5%.
9. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r11 dan nilai tabel r. Kriteria jika nilai hitung r lebih besar (>) dari nilai tabel r, maka item instrumen dinyatakan reliabel. Kriteria kelayakan sebagai berikut : r11 > rtabel berarti reliabel atau sebaliknya.
10. Selanjutnya untuk mengetahui koefisien korelasinya digunakan
distribusi (Tabel r) untuk α = 0,05 atau α = 0,01 dengan derajat
kebebasan (dk = n – 2). Kemudian membuat membuat keputusan dengan membandingkan r11 dan rtabel.
Kaidah keputusan = Jika r11 >rtabel berarti reliabel Jika r11 <rtabel berarti tidak reliabel
Untuk memudahkan dalam pengujian reliabilitas ini, penulis
menggunakan bantuan software Microsoft Excel 2010.
Tabel 3.7
Hasi Uji Reliabilitas Variabel X dan Y
No. Variabel Hasil Keterangan
r11 rtabel
1 Motivasi Berprestasi 0,904 0,444 Reliabel
2 Kinerja Karyawan 0,968 0,444 Reliabel
Sumber: Hasil Pengolahan Data Uji Coba Instrumen
Tabel 3.7 dapat disimpulkan bahwa hasil uji coba instrumen variabel
X dan Variabel Y keduanya reliabel. Kesimpulannya bahwa rhitung > rtabel
berarti reliabel, berdasarkan perhitungan yang dilakukan variabel X (Motivasi
Berpretasi) rhitung sebesar 0,904 maka 0,904 > 0,444 maka reliabel. Sedangkan
variabel Y (Kinerja Karyawan) rhitung sebesar 0,968 maka 0,968 > 0,444
3.2.5.Pengujian Persyaratan Analisis Data
3.2.5.1. Uji Normalitas
Uji normalitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data
tersebut berdistribusi normal atau tidak, Menurut Arikunto (2006:314)
Jika berdistribusi normal maka proses selanjutnya dalam pengujian hipotesis dapat menggunakan perhitungan statistik parametrik. Jika tidak berdistribusi normal maka dapat menggunakan perhitungan statistik non parametrik.
Sambas Ali Muhidin (2010:93), proses pengujian Liliefors test dapat
mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1. Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada beberapa data.
2. Periksa data, beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis).
3. Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.
4. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik (observasi).
5. Hitung nilai z untuk mengetahui theoritical proportion pada table z 6. Menghitung theoretical proportion
7. Bandingkan empirical proportion dengan theoretical proportion, kemudian carilah selisih terbesar titik observasinya
8. Buat kesimpulan, dengan kriteria uji, tolak H0 jika D > D(n, α)
Tabel 3.8
Distribusi Pembantu Untuk Pengujian Normalitas
X f fk Sn(Xi) Z F0(Xi) Sn(Xi) - F0(Xi) [Sn(Xi) - F0(Xi)]
1 2 3 4 5 6 7 8
Keterangan:
Kolom 1 : Susunlah data dari kecil ke besar Kolom 2 : Banyak data ke i yang muncul
Kolom 3 : Frekuensi kumulatif. Formula, fki = fi + fkisebelumnya Kolom 4 : Proporsi empiric (observasi) � � = �� ∶ �
Di mana : = �� dan = �
2 –( �)2 �
�−1
Kolom 6 : Menghitung theoretical proportion (table Z), proporsi kumulatif luas kurva normal baku dengan cara melihat nilai z table distribusi normal.
Kolom 7 : Bandingkan empirical proportion dengan theoretical proportion, (selisih kolom 4 dan 6 )
Kolom 8 : Nilai mutlak (semua nilai harus bertanda positif). Tanda selisih mana yang paling besar nilainya. Nilai tersebut adalah nilai hitung D.
Selanjutnya menghitung nilai tabel D pada α = 0,05 dan jumlah N,
dengan melihat pada tabel Quantiles of The Lilliefors Test Statistis
Kriteria kesimpulan :
Nilai hitung D<Nilai tabel D, maka Data berdistribusi normal
Nilai hitung D>Nilai tabel D, maka Data tidak berdistribusi normal.
Untuk memudahkan penulis dalam melakukan uji normalitas,
sehingga dapat mengetahui data berdistribusi normal atau tidak, penulis
menggunakan bantuan software Microsoft Excel 2010.
3.2.5.2. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas adalah untuk kepentingan akurasi data dan
keterpercayaan terhadap hasil penelitian. Uji homogenitas merupakan uji
perbedaan antara dua kelompok, yaitu dengan melihat perbedaan varians
kelompoknya. Dengan demikan pengujian homogenitas varians ini
mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen.
Uji statistika yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Uji
χ2
, maka H0 menyatakan varians skornya homogen ditolak, dalam hal lainnya
diterima. Nilai hitung χ2 diperoleh dengan rumus:
�2 = 1�10 − . log
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas
varians ini adalah:
1. Menentukan kelompok-kelompok data, dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.
2. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses perhitungan, dengan model tabel sebagai berikut:
Tabel 3.9
Model Tabel Uji Bartlett
Sampel db = n-1 Si2 Log Si2 db. Log Si2 db. Si2
3. Menghitung varians gabungan.
4. Menghitung log dari varians gabungan. 5. Menghitung nilai Barlett.
6. Menghitung nilai χ2
Untuk memudahkan penulis dalam melakukan uji homogenitas untuk
kepentingan akurasi data maka penulis menggunakan bantuan software
Microsoft Excel 2010.
3.2.5.3. Uji Linieritas
Uji linieritas dimaksudkan untuk kepentingan ketepatan estimasi.
Setiap estimasi biasanya diharapkan pada satu kepastian/kejelasan sehingga
kesimpulan yang dihasilkan memiliki tingkat akurasi yang tinggi. Oleh
karena itu harapan dari Y adalah fungsi linier dari X atau E(Y|X) = f(x).
Pemeriksaan kelinieran regresi dilakukan melalui pengujian hipotesis
nol, bahwa regresi linier melawan hipotesis tandingan bahwa regresi tidak
linier.
Sambas Ali Muhidin (2010:99), langkah-langkah yang dapat
dilakukan dalam pengujian linieritas regresi adalah :
1. Menyusun tabel kelompok data variabel x dan variabel y 2. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JK reg (a)) dengan rumus :
=
2
�
3. Menghitung jumlah kuadrat regresi b|a (JK reg b|a) dengan rumus :
( | ) = . − .
�
4. Menghitung jumlah kuadrat residu (JK res) dengan rumus :
= 2− ( | )− ( )
8. Menghitung jumlah kuadrat error (JKE) dengan rumus :
= 2−
2
� �
9. Untuk mengetahui JKE urutkan data x mulai dari data yang paling kecil sampai data yang paling besar berikut disertai pasangannya. 10. Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC) dengan rumus :
= −
11. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC) dengan rumus:
=
� −2
12. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan rumus:
=
� − �
13. Mencari nilai uji F dengan rumus :
=
14. Menentukan kriteria pengukuran: Jika nilai uji F < nilai tabel F, maka distribusi berpola linier
15. Mencari nilai Ftabel pada taraf signifikansi 95% atau α = 5% menggunakan rumus : Ftabel = F(1-α)(db TC, db E) dimana db TC = k – 2 dan db E = n – k
16. Membandingkan nilai uji F dengan nilai tabel F kemudian membuat kesimpulan
Untuk memudahkan penulis dalam melakukan uji homogenitas yang
dimaksudkan untuk kepentingan ketepatan estimasi, maka penulis
menggunakan bantuan software Microsoft Excel 2010.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian
yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris dan dengan pengujian
tersebut maka akan didapat suatu keputusan untuk menerima atau menolak
suatu hipotesis. Sedangkan pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang
akan menghasilkan suatu keputusan dalam menerima atau menolak hipotesis
ini.
Pengujian hipotesis dengan menggunakan model statistik parametrik,
analisis regresi sederhana dimaksudkan untuk mengetahui hibungan linier
antara dua variabel.
Adapun langkah-langkah uji keberartian regresi adalah sebagai
berikut:
1. Menentukanρ Rumusan H0 dan H1
H0 : ρ = : Tidak terdapat pengaruh tingkat motivasi berprestasi
(n-Ach) terhadap tingkat kinerja karyawan
H1 : ρ > : Terdapat pengaruh tingkat motivasi berprestasi (n-Ach)
terhadap tingkat kinerja karyawan
2. Membuat Persamaan Regresi
Analisis regresi dipergunakan untuk menelaah hubungan antara dua
variabel atau lebih, terutama untuk menelusuri pola hubungan yang
modelnya belum diketahui dengan sempurna. Model persamaan regresi
sederhana adalah Y= a + bX
= Kinerja Karyawan
X = Motivasi Berprestasi (n-Ach)
a = Nilai Konstanta Y jika X = 0
b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka
peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada
variabel independen. Bila b(+) maka naik dan bila (-) maka terjadi
penurunan.
Selanjutnya rumus untuk mencari a dan b dalam persamaan regresi
adalah:
=�. −
�. 2− 2 =
−
� = −
3. Menghitung Koefisien Korelasi
Koefisien korelasi untuk dua variabel X dan Y yang kedua-duanya
memiliki tingkat pengukuran interval, dapat menggunakan korelasi
Product moment atau Product Moment Coefficient (Pearson’s Coefficient
of Correlation).
Rumus koefisien korelasi product moment adalah sebagai berikut:
= � −
� 2− 2 � 2− 2
Sedangkan untuk mengetahui kadar pengaruh variabel X terhadap
Y dibuat klasifikasi, yaitu:
Tabel 3.10
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Cukup Tinggi
0,60 – 0,799 Tinggi
0,80 – 1,000 Sangat Tinggi
Sumber: Sugiyono (2007:257)
4. Uji Signifikansi
Kriteria pengujian keberartian persamaan regresi adalah tolak H0
jika probabilitas lebih kecil daripada α = 0,05. Dapat disimpulkan motivasi
berprestasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan.
Artinya H1 yang diajukan diterima pada α = 0,05.
Cara yang digunakan adalah dilakukan uji signifikansi. Uji
signifikansi dapat dilakukan dengan menggunakan uji t (t student), yaitu
sebagai berikut (Sudjana, 1996:130 dalam Sambas Ali, 2010:50) :
= � − � −1
1− 2
Keterangan:
t = distribusi student (distribusi t)
= koefisien korelasi dari uji independent (kekuatan korelasi)
n = jumlah responden
k = variabel bebas
Jika thitung ≥ ttabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima dan dinyatakan
signifikan (diterima)
Jika thitung ≤ ttabel, maka Ho diterima dan H1 ditolak dan dinyatakan tidak
signifikan (ditolak)
Seberapa besar kontribusi atau sumbangan variabel yang diberikan
variabel motivasi berprestasi terhadap kinerja karyawan digunakan rumus
koefisien determinasi (KD) sebagai berikut:
KD = r2x100%
3.2.7.Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah cara untuk melaksanakan analisis terhadap
data. Tujuan dari teknik analisis data ini adalah untuk mengolah data menjadi
informasi, sehingga karakteristik data dapat dipahami dan bermanfaat untuk
menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian.
Untuk mencapai tujuan analisis data tersebut, maka langkah-langkah
yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Tahap pengumpulan data, dilakukan melalui instrumen pengumpulan data.
2. Tahap editing, yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisian instrumen pengumpulan data.
3. Tahap koding (pemberian kode), yaitu proses mengidentifikasi dan mengklasifikasi setiap pertanyaan yang terdapat dalam instrumen pengumpulan data menurut variabel-variabel yang diteliti. Pada tahap ini dilakukan pemberian kode atau skor untuk setiap opsi dari setiap item berdasarkan ketentuan yang ada.
Tabel 3.11
Rekapitulasi Hasil Skoring Angket
Responden Skore Item Total
1 2 3 4 5 6 ... N
5. Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan dua macam teknik yaitu analisis data deskriptif dan teknik analisis data inferensial.
3.2.7.1. Teknik Analisis Data Deskriptif
Statistik deskriptif (descriptive statistics) membahas cara-cara
pengumpulan data, penyederhanaan angka-angka pengamatan yang diperoleh,
serta melakukan pengukuran pemusatan dan penyebaran data untuk
memperoleh informasi yang lebih menarik, berguna dan mudah dipahami.
Sugiyono (2011:169) menyatakan bahwa :
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Dilakukannya analisis deskriptif ini adalah untuk dapat menjawab
pertanyaan pada rumusan masalah yaitu menjawab rumusan masalah no. 1
dan 2 yang bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat motivasi
berprestasi dan kinerja karyawan pada divisi Pos Internasional PT. Pos
Indonesia (Persero) Bandung. Teknik analisis data deskriptif ini termasuk
dalam penyajian data melalui tabel, grafik, diagram, persentase, frekuensi,
perhitungan mean, median dan modus.
Untuk mempermudah dalam mendeskripsikan variabel penelitian,
untuk mengetahui jarak rentang pada interval pertama sampai kelima, yaitu
sebagai berikut:
Rentang = skor maksimal – skor minimal = 5 – 1 = 4
Lebar Interval = rentang/banyaknya interval = 4 / 5 = 0,80
Berdasarkan perhitungan diatas, maka interval pertama memiliki batas
bawah 1; interval kedua memiliki batas bawah 1,81; interval ketiga memiliki
batas bawah 2,61; interval keempat memiliki batas bawah 3,41 dan interval
kelima memiliki batas bawah 4,21. Selanjutnya disajikan kriteria penafsiran
seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.12
Skala Penafsiran Skor Rata-Rata
Rentang Penafsiran
X Y
1,00 – 1,79 Sangat Rendah Sangat Rendah
1,80 – 2,59 Rendah Rendah
2,60 – 3,39 Sedang Sedang
3,40 – 4,19 Tinggi Tinggi
4,20 – 5,00 Sangat Tinggi Sangat Tinggi
Sumber: di adaptasi dari skor kategori Rating scale skala 5
3.2.7.2. Teknik Analisis Data Inferensial
Statistik inferensial (inferential statictics) membahas mengenai cara
menganalisis data serta mengambil kesimpulan (berkaitan dengan estimasi
parameter dan pengujian hipotesis. Statistik inferensial meliputi statistik
parametrik yang digunakan untuk data interval dan ratio serta statistik
nonparametrik yang digunakan untuk data nominal dan ordinal. Dalam
penelitian ini menggunakan analisis parametrik karena data yang digunakan
Teknik analisis data inferensial ini digunakan untuk menjawab
pertanyaan pada rumusan masalah yaitu no. 3 mengenai seberapa besar
pengaruh motivasi berprestasi terhadap kinerja karyawan pada divisi Pos
Milah Sopiana,2014
PENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI (N-ACH) TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA DIVISI POS INTERNASIONAL
DI PT. POS INDONESIA (PERSERO) BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Danim, Sudarwan. 2004. Motivasi Kepemimpinan & Efektivitas Kelompok. Jakarta: Rineka Cipta.
Farida, Ida. 2010. Manajemen Pengembangan Pegawai : Perspektif Gender dalam Meningkatkan Kinerja. Bandung: Unpad Press.
Gibson, James L, John M. Ivanevich, James H. Donnelly, Robert Knopaske. 2009. Organizations: Behavior Structure, Processes Thirteenth Edition. MC. Graw Hill Internasional.
Gomes, Faustiono Cardoso. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Hendry. 2013. Teori Motivasi Kebutuhan McClelland. [online]. Tersedia:
http://teorionline.net/teori-motivasi-kebutuhan-mcclelland/
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan Cetakan Pertama. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Moeheriono. 2009. Pengukuran Kinerja Berbasis KompetensiCompetency Based Human Resource Management. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Milah Sopiana,2014
PENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI (N-ACH) TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA DIVISI POS INTERNASIONAL
DI PT. POS INDONESIA (PERSERO) BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Muhidin, Sambas Ali. 2010. Statistika 2 Pengantar untuk Penelitian. Bandung: Karya Adhika Utama.
Mulianto, Sindu. 2006. Panduan Lengkap Supervisi Diperkaya Persfektif Syariah Menuju Supervisi yang Profesional,beretos kerja tinggi dan amanah. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Musaheri. 2013. Pengukuran Motivasi Berprestasi, Locus of Control, Self Leadership, Kompetensi dan Kinerja Guru. [Online]. Tersedia:
http://www.stkippgrismp.ac.id/pengukuran-motivasi-berprestasi-locus-of-control-self-leadership-kompetensi-dan-kinerja-guru/
Rees, David & Richard McBain. 2007. People Manajemen Teori & Strategi (Tantangan & Peluang). Jakarta: Kencana.
Riduwan & Akdon. 2010. Rumus dan Data dalam Analisis Statistik. Bandung: Alfabeta.
Riduwan. 2007. Cara Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.
Robbins, Stephen A. & Timothy A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Sastradipoera, Komaruddin. 2005. Mencari Makna di Balik Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Bandung: Kappa-Sigma.
Sedarmayanti. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung: Refika Aditama.
Siagian, Sondang P. 2005. Fungsi-Fungsi Manajerial. Jakarta: Bumi Aksara.
Sudjana. 2002. Metode Statistika Edisi ke-6. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Surakhmad, Winarno. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito.
Suwatno & Donni Juni Priansa. 2011. Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Uno, Hamzah B. & Nina Lamatenggo. 2012. Teori Kinerja dan Pengukurannya. Jakarta : Bumi Aksara.
Winardi. 2001. Motivasi & Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
JURNAL DAN SKRIPSI
Alfiandri. 2010. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja Pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pekanbaru.Ilmu Administrasi Negara, Volume 10, Nomor 1, Januari 2010: 37-47.
Julia K, Dwi. 2012. Pengaruh Penilaian Prestasi Kerja dan Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Pegawai pada PT. Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Bandung 4000.Skripsi Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran Universitas Pendidikan Indonesia.
Lelo Sintani. 2013. Pengaruh Kepuasan Kerja dan Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja Melalui Keinginan Berpindah Kerja (Studi pada Karyawan Honorer di Universitas Palangka Raya). Sains Manajemen, Volume II, Nomor 2, September 2013.
Mahesa, Deewar. 2010. Analisis Pengaruh Motivasi dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan dengan Lama Kerja sebagai Variabel Moderating (Studi pada PT. Coca Cola Amatil Indonesia (Central Java)).Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.
Pakpahan, Maruji. 2013. Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Indosat Regional Jabodetabek. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Budi Luhur.