• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PESAN IKLAN MENGGUNAKAN MEDIA TELEVISI TERHADAP MINAT BELI KARTU SELULER MENTARI DI SURABAYA TIMUR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PESAN IKLAN MENGGUNAKAN MEDIA TELEVISI TERHADAP MINAT BELI KARTU SELULER MENTARI DI SURABAYA TIMUR."

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

  

PENGARUH PESAN IKLAN MENGGUNAKAN MEDIA

TELEVISI TERHADAP MINAT BELI

KARTU SELULER MENTARI

DI SURABAYA TIMUR

SKRIPSI

Diajukan Oleh :

Christine Aditia Wardani 0712010115/FE/EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(2)

 

SKRIPSI

PENGARUH PESAN IKLAN MENGGUNAKAN MEDIA

TELEVISI TERHADAP MINAT BELI

KARTU SELULER MENTARI

DI SURABAYA TIMUR

Yang diajukan

Christine Aditia Wardani 0712010115/FE/EM

Disetujui untuk ujian skripsi oleh :

Pembimbing Utama

Dra. Ec. Dwi Widajati, MM. Tanggal : ...

Mengetahui

Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran”

Jawa Timur

(3)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah dan terima kasih kepada junjungan tertinggi, ALLAH SWT atas kemampuan dan kasih karunia-Nya yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “PENGARUH PESAN IKLAN MENGGUNAKAN MEDIA TELEVISI TERHADAP

MINAT BELI KARTU SELULER MENTARI DI SURABAYA TIMUR”.

Penyusunan skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Dengan selesainya penulisan skripsi ini penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak yang bersedia untuk memberikan bantuan dan dukungannya baik secara materiil maupun moril kepada penulis, untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, M.P, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, selaku Ketua Jurusan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

(4)

5. Seluruh staf Dosen dan Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

7. Bapak dan Ibu serta Saudara-saudaraku tercinta yang sudah mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Pada akhirnya penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih ada kekurangan dan perlu adanya perbaikan, oleh karenanya penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran serta masukan-masukan bagi peneliti yang lain di masa yang akan datang. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Surabaya, Agustus 2011

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

ABSTRAK ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 8

1.3. Tujuan Penelitian ... 8

1.4. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu ... 9

2.2. Landasan Teori ... 10

2.2.1. Pengertian Pemasaran ... 10

2.2.2. Pengertian Manajemen Pemasaran ... 11

2.2.3. Perilaku Konsumen ... 12

2.2.4. Komunikasi Pemasaran... 12

2.2.5. Periklanan (advertising) ... 13

(6)

2.2.5.2.Fungsi Periklanan... 14

2.2.5.3.Tujuan Iklan ... 15

2.2.5.4.Elemen Periklanan ... 17

2.2.5.5.Teknik Kreativitas Periklanan... 19

2.2.5.6.Keuntungan Media Periklanan Televisi ... 19

2.2.5.7.Efek Periklanan ... 21

2.2.6. Pesan Iklan ... 21

2.2.7. Minat Beli ... 23

2.2.8. Pengaruh Pesan Iklan Terhadap Minat Beli... 24

2.3. Kerangka Konseptual ... 26

2.4. Hipotesis... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 28

3.1.1. Definisi Operasional... 28

3.1.2. Pengukuran Variabel ... 29

3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 30

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 32

3.3.1. Jenis Data ... 32

3.3.2. Sumber Data ... 32

3.3.3. Metode Pengumpulan Data ... 32

3.4. Teknik Analisis ... 33

3.4.1. Uji Normalitas dan Linearitas ... 33

(7)

3.4.3. Deteksi Multicollinearity dan Singularity... 36

3.4.4. Uji Validitas ... 36

3.4.5. Uji Reliabilitas... 37

3.4.6. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal ... 38

3.4.7. Pengujian Model Dengan Two Step Approach... 38

3.4.8. Evaluasi Model... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Responden ... 42

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 45

4.2.1. Deskripsi Variabel Pesan Iklan (X) ... 45

4.2.2. Deskripsi Variabel Minat Beli (Y)... 48

4.3. Deskripsi Hasil Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 50

4.3.1. Uji Atas Outlier ... 50

4.3.2. Uji Reliabilitas ... 51

4.3.3. Uji Validitas ... 52

4.3.4. Uji Construct Reliability dan Variance Ectracted... 53

4.3.5. Uji Normalitas ... 55

4.3.6. Evaluasi Model One-Step Approach to SEM... 56

4.3.7. Analisis Unidimensi First Order... 57

4.3.8. Analisis Unidimensi Second Order... 58

4.3.9. Uji Kausalitas ... 58

(8)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ... 61 5.2. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1. Grafik Pengguna Kartu Seluler ... 6

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual ... 26

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. Top of Mind Advertising Produk Kartu seluler Tahun 2008-2010... 6

Tabel 3.1. Goodness of Fit Indices... 41

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur... 42

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 43

Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 43

Tabel 4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 44

Tabel 4.5. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Untuk Isi Pesan (X1) ... 45

Tabel 4.6. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Untuk Format Pesan (X2)... 46

Tabel 4.7. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Untuk Sumber Pesan(X3).... 47

Tabel 4.8. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Untuk Minat Beli... 49

Tabel 4.9. Hasil Uji Outlier Multivariate... 50

Tabel 4.10. Reliabilitas Data ... 51

Tabel 4.11. Validitas Data... 53

Tabel 4.12. Construct Reliability & Variance Extracted... 54

Tabel 4.13. Normalitas Data ... 55

Tabel 4.14. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Base Model... 57

(11)

Tabel 4.16. Unidimensi Second Order Pesan Iklan ... 58

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner

Lampiran 2. Hasil Penyebaran Kuesioner

(13)

PENGARUH PESAN IKLAN MENGGUNAKAN MEDIA

TELEVISI TERHADAP MINAT BELI

KARTU SELULER MENTARI

DI SURABAYA TIMUR

Oleh :

Christine Aditia Wardani

ABSTRAK

Iklan merupakan salah satu sarana komunikasi pemasaran. Iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditunjukkan kepada masyarakat melalui suatu media. Lebih dari itu iklan juga diarahkan untuk membujuk orang supaya membeli. Pada akhirnya iklan bisa memelihara citra produk bahkan perusahaan di benak konsumen. Jika suatu perusahaan ingin mempertahankan kekuatan mereknya, maka ia harus melakukan periklanan secara efektif dan berkelanjutan. Melalui periklanan dengan media tertentu baik itu media cetak, radio dan televisi diharapkan konsumen mengetahui, mendengar, membaca dan melihat produk yang ditawarkan. Dapat diketahui dari grafik pengguna kartu seluler Mentari mengalami penurunan dari tahun 2007 dengan prosentase sebesar 20% ke tahun 2010 turun menjadi 5%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pesan iklan terhadap minat beli kartu seluler Mentari di Surabaya Timur.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang pernah melihat iklan kartu seluler Mentari di televisi yang berlokasi di Surabaya Timur. Skala pengukuran menggunakan skala interval dan skala pembentukan menggunakan skala likert. Teknik pengambilan sampel menggunakan Non Probability Sampling dengan metode Purposive Sampling. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 108 responden. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan menyebarkan kuesioner kepada masyarakat yang pernah melihat iklan kartu seluler Mentari di televisi yang berlokasi di Surabaya Timur. Teknik analisis yang digunakan adalah SEM (Structural Equation Modeling) untuk melihat hubungan kausalitas antar faktor.

Hasil pengujian memperlihatkan bahwa pesan iklan berpengaruh signifikan positif terhadap minat beli.

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Iklan merupakan salah satu sarana komunikasi pemasaran. Iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditunjukkan kepada masyarakat melalui suatu media. Lebih dari itu iklan juga diarahkan untuk membujuk orang supaya membeli. Pada akhirnya iklan bisa memelihara citra produk bahkan perusahaan di benak konsumen. Jika suatu perusahaan ingin mempertahankan kekuatan mereknya, maka ia harus melakukan periklanan secara efektif dan berkelanjutan. Melalui periklanan dengan media tertentu baik itu media cetak, radio dan televisi diharapkan konsumen mengetahui, mendengar, membaca dan melihat produk yang ditawarkan (Mauludin, 2007:274).

(15)

2

mempunyai citra yang baik pada iklan itu, mempunyai niat membeli dan akhirnya membeli produk yang diiklankan (Mauludin, 2007:274).

Sebagai salah satu media iklan yang diyakini sangat afektif, televisi memiliki keunggulan untuk meraih simpati konsumen dengan jangkauan yang luas. Lebih dari itu penayangan iklan melalui televisi bisa mencapai target sasaran yang telah ditetapkan maupun target sasaran yang belum terdefinisi sebelumnya. Karena itu iklan di televisi menjadi sebuah media yang paling populer untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis kepada konsumen. Siaran televisi yang bisa diterima oleh sebagian besar masyarakat merupakan salah satu alasan perusahaan untuk mengiklankan produknya di televisi. Oleh karena itu sebuah iklan harus menggerakkan target sasaran dari tempatnya semula ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu kesediaan untuk membeli (Mauludin, 2007:274).

(16)

3

Televisi mampu menjangkau baegitu banyak masyarakat konsumen. Keunggulan televisi menurut Jeefkins (1997:110-112) adalah kesannya lebih realistis, masyarakat lebih tanggap, repetisi atau pengulangan, adanya pemilihan area siaran dan jaringan kerja yang efektif menjangkau masyarakat, dan terkait erat dengan media-media lainnya. Menurut Tjiptono (1997:219) komunikasi pemasaran adalah aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk, mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan bersangkutan.

(17)

4

Iklan merupakan alat komunikasi antara produsen dan konsumen karena itu iklan dirancang untuk menimbulkan tahap-tahap respon tertentu kepada konsumen. dari yang semula konsumen tidak mengetahui akan suatu merek produk sampai akhirnya bersedia membeli dan menggunakan merek produk yang diiklankan. Untuk sampai pada tahap konsumen bersedia melakukan tindakan pembelian, sudah pasti iklan yang ditampilkan selalu mengurangi kelemahan yang ada pada produk tersebut. Menurut Kotler (2001:153) iklan adalah segala biaya yang harus dikeluarkan sponsor untuk melakukan presentasi dan promosi non-pribadi dalam bentuk gagasan, barang atau jasa.

Menurut Kasali (1997:81) kreatif iklan mengacu pada (tiga proses) utama yaitu orang kreatif adalah para profesional iklan yang bertanggung jawab terhadap pekerjaan kreatif iklan, strategi kreatif adalah hasil terjemahan dari berbagai informasi mengenai produk, pesan dan sasaran untuk mencapai suatu tujuan kreatif dan pengerjaan adalah pelaksanaan dan pengembangan konsep atau ide kreatif yang dapat menemukan strategi dasar dalam bentuk komunikasi yang efektif.

(18)

5

baik yang dilaksanakan melalui tertulis maupun secara lisan dalam media televisi yang terdiri dari pilihan kata, bahasa, suara manusia dan musik.

Sedangkan komponen visual adalah komponen komunikasi yang mengungkapkan pesan dengan menggunakan gambar/lukisan dan fasilitas pendukung yang mengubah bahan-bahan yang akan dikomunikasikan sehingga dapat ditangkap oleh indera penglihatan. Komponen visual ini digunakan untuk mendukung penyampaian maksud dari produsen ke konsumen berupa pesan verbal, ilustrasi warna, ilustrasi gambar, demonstrasi dan sumber pesan (Mauludin, 2007:276).

Mentari merupakan salah satu merek produk kartu seluler GSM dari PT. Indosat. Berikut ini merupakan grafik pengguna beberapa merek produk kartu seluler yang beredar di Indonesia kurun waktu 2007-2010 :

Gambar 1.l. Grafik Pengguna Kartu Seluler

Sumber : Kompas.com (2011)

(19)

6

20% ke tahun 2010 turun menjadi 5%, dengan jumlah pengguna kartu seluler Mentari yang menurun, minat beli masyarakat terhadap merek kartu seluler Mentari pun ikut berkurang. Hal ini didukung dengan data

top of mind advertising kartu seluler Mentari, di mana top of mind

advertising menunjukkan posisi suatu merek yang paling diingat

konsumen melalui media advertising yang juga menurun dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010, yang berada di peringkat ke tiga setelah Simpati dan IM3 yang berada di peringkat pertama dan kedua, dapat dilihat padal tabel berikut ini :

Tabel 1.1. Top of Mind Advertising Produk Kartu seluler Tahun 2008-2010

Merek 2008 2009 2010

Simpati 42,2% 38,4% 46,8%

IM 3 26,4% 25,3% 27,2%

Mentari 7,6% 7,3% 6,8%

Sumber : www.SWA.co.id (2010)

Fenomena penurunan grafik pengguna kartu seluler tahun 2007-2010 dan top of mind advertising dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010. Masalah yang timbul adalah bagaimana menjaring konsumen atau menimbulkan minat beli masyarakat terhadap kartu seluler Mentari. Salah satu strategi untuk meningkatkan minat beli kartu seluler Mentari adalah melalui penerapan pesan iklan kartu seluler Mentari yang baik.

(20)

7

penyampaian pesan, nada, kata-kata dan format penyampaian; dan penekanan tanggung jawab sosial. Menurut Peter dan Olson (2000:190) minat beli adalah keinginan yang timbul dari proses pengaktifan ingatan sebagai sebuah rencana yang tersimpan.

Menurut Peter dan Olson (2000) keinginan seseorang untuk membeli suatu merek didasarkan pada kepercayaan tentang konsekuensi dan nilai yang berkaitan dengan tindakan membeli atau mengunakan merek tersebut. Lutz (1995) dalam Mauludin (2007) mengatakan bahwa pesan iklan mempengaruhi secara positif terhadap minat beli dalam tindakannya dan keyakinannya akan merek produk yang ditawarkan perusahaan. Peran iklan dalam mempengaruhi penjualan seperti iklan memberikan image tersendiri bagi calon konsumen. Hasil penelitian Mauludin (2007) menunjukkan bahwa pesan iklan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli.

Berdasar pada kajian tersebut, penelitian ini menekankan pembahasan pada pesan iklan yang ditinjau dari sisi isi pesan, format pesan dan sumber pesan dengan media televisi serta pengaruhnya terhadap minat beli. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul : “PENGARUH PESAN IKLAN MENGGUNAKAN MEDIA TELEVISI TERHADAP MINAT BELI KARTU SELULER

(21)

8

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat diambil perumusan masalah sebagai berikut :

Apakah pesan iklan berpengaruh terhadap minat beli kartu seluler Mentari di Surabaya Timur?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari perumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan untuk :

Untuk menganalisis pengaruh pesan iklan terhadap minat beli kartu seluler Mentari di Surabaya Timur.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat-manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Bermanfaat bagi peneliti dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang diterima dengan kenyataan yang terjadi di lapangan.

(22)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang berhubungan dengan pesan iklan dan minat konsumen sebagai berikut :

1. Penelitian yang pernah dilakukan oleh Mauludin (2007) yang berjudul “Pengaruh Pesan Iklan Menggunakan Media Televisi Terhadap Minat Konsumen”. Penelitian bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pesan iklan yang ditinjau dari isi pesan, format pesan dan sumber pesan terhadap minat konsumen. Sebanyak 150 responden pengguna produk kartu prabayar dari berbagai provider digunakan sebagai sampel penelitian. Penelitian ini menekankan kajian pada konsep pesan iklan ditinjau dari sisi isi pesan, format pesan dan sumber pesan. Hasil pengujian secara statistik menunjukkan bahwa pesan iklan secara signifikan dan positif berpengaruh terhadap minat konsumen.

(23)

 

 

10

positif terhadap minat beli konsumen pada sabun pembersih muka di kota Yogyakarta.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, berkembang dan mendapatkan laba. Inti kegiatan-kegiatan pemasaran seperti pengembangan produk, penelitian komunikasi, distribusi, penetapan harga, dan pelayanan. Diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.

Menurut Kotler (2005:10), pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Sedangkan menurut Stanton (1984:7), pemasaran adalah sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, memproduksi, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memenuhi keinginan baik konsumen saat ini maupun konsumen potensial.

(24)

 

 

11

Kegiatan pemasaran timbul apabila manusia memutuskan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya dengan cara tertentu yang disebut pertukaran. Jadi pemasaran merupakan suatu interaksi yang bertujuan untuk memberikan kepuasan baik kepada penjual maupun pembeli.

2.2.2 Pengertian Manajemen Pemasaran

Menurut Kotler (1997:13), manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan organisasi.

Agar tujuan organisasi tercapai maka tergantung penawaran organisasi dalam memenuhi kebutuhan pasar dengan menentukan harga, mengadakan komunikasi dan distribusi yang efektif untuk memberi tahu, mendorong serta melayani pasar. Jadi manajemen pemasaran dirumuskan sebagai suatu proses manajemen yang meliputi penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan.

(25)

 

 

12

2.2.3. Perilaku Konsumen

Menurut Mowen dan Minor (2002:6), perilaku konsumen didefinisikan sebagai studi tentang unit pembelian (buying unit) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi, dan pembuangan barang, jasa, pengalaman, serta ide-ide.

Definisi yang lain menurut Louden dan Bitta (dalam Angipora, 2002:119), perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik individu dalam upaya memperoleh dan menggunakan barang dan jasa (evaluasi, memperoleh, menggunakan atau menentukan barang atau jasa).

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa dengan mempelajari Perilaku Konsumen maka pemasar dapat mengetahui secara jelas proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh konsumen dan kegiatan fisik yang semuanya ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa serta pengaruh-pengaruh yang dihadapi dalam usaha memperoleh barang dan jasa tersebut.

2.2.4 Komunikasi Pemasaran

Komunikasi pemasaran adalah proses menginformasikan, mempengaruhi, mengingatkan, dan menjelaskan suatu produk atau jasa, dan dimana komunikasi pemasaran mengandung elemen yaitu :

(26)

 

 

13

ekuitas merek dengan cara membangun merek dalam memori/ingatan dan membentuk brand image/citra merek (Kotler dan Keller, 2006) dalam Kurniawati (2005:11).

Aktifitas komunikasi pemasaran dapat memberikan kontribusi pada ekuitas merek melalui beberapa cara yaitu menciptakan brand awareness, menghubungkan asosiasi yang tepat pada brand image dalam ingatan seseorang, memperoleh brand judgement atau feeling yang positif, dan memudahkan sebuah brand connection pelanggan dengan lebih kuat (Kotler dan Keller, 2006) dalam Kurniawati (2005:11). Fungsi komunikasi pemasaran lebih kepada merangsang pembelian dan kepuasan konsumen serta memberikan informasi yang dapat di percaya melalui citra.

Jadi penekanan kegiatan komunikasi pemasaran di sini bukan pada penjualan tetapi pada pemberian informasi pendidikan, dan upaya peningkatan pengertian melalui pengetahuan mengenai suatu produk atau jasa dari suatu perusahaan agar lebih lama diingat oleh konsumennya (Harris, 1991:12).

2.2.5 Periklanan (Advertising) 2.2.5.1.Definisi Periklanan

(27)

 

 

14

mengandung arti bahwa komunikasi adalah aspek fundamental mengenai eksistensi manusia, dan periklanan adalah komunikasi. Periklanan pada dasarnya adalah proses komunikasi yang menjembatani kepentingan industri dan konsumen. Sebagai proses komunikasi, periklanan menekankan pada pengolahan pesan.

Periklanan adalah cara penyajiaan dengan cetakan, tulisan, kata-kata, gambar-gambar atau menggunakan orang, produk atau jasa yang dilakukan oleh satu lembaga atau perusahaan dengan maksud untuk mempengaruhi dan meningkatkan penjualan, meningkatkan pemakaian atau untuk memperoleh suara, dukungan atau pendapat (Soehardi, 1992:55).

Menurut Wells dan Prensky (1996:437) dalam Kotler (2003:658),

“Advertising is defined as paid marketing communication delivered

through mass media from marketers to consumers”. Artinya, periklanan didefinisikan sebagai komunikasi pemasarn yang di sampaikan melalui media massa dari pemasar kepada konsumen (terdapat proses pembayaran). Definisi lain dari periklanan adalah segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang atau jasa secara nonpersonal yang dilakukan oleh suatu perusahaan sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran.

2.2.5.2.Fungsi Periklanan

Menurut Wells, Moriarty, & Burnett, (2006:10) terdapat 7 fungsi dasar periklanan yaitu :

(28)

 

 

15

b. Membentuk image atas produk dan merek c. Menyediakan informasi atas produk dan merek d. Membujuk audiens

e. Mendorong audiens untuk mengambil tindakan f. Sarana untuk mengingatkan merek terhadap audiens g. Memperkuat minat pembeli dan pengamanan merek.

2.2.5.3.Tujuan Iklan

Iklan bertujuan untuk mengenalkan produk, menari perhatian konsumen tentang keberadaan produk dan agar konsumen mau membelinya. Menurut Kotler (1997:114-115), tujuan pembuatan iklan adalah sebagai berikut :

1. Informative Advertising : iklan dibuat untuk memperkenalkan produk baru, menginformasikan cara pemakaiannya, menciptakan citra baik dari merek sehingga masyarakat tahu keberadaannya. Informasi yang cukup dan mengena dapat menimbulkan pembentukan sikap dan menjadi salah satu faktor yang mendorong seseorang untuk memilih produk.

2. Persuasive Advertising : setelah konsumen mengetahui keberadaan

(29)

 

 

16

3. Comparison Advertising : iklan yang membandingkan antara merek

produk milik perusahaan dengan merek lain. Iklan semacam ini secara tidak langsung akan menimbulkan superioritas merek terhadap merek lain.

4. Reminder Advertising : iklan ini biasanya digunakan oleh produk yang sudah mantap dikenal oleh masyarakat. Iklan ini bertujuan untuk mengingatkan agar konsumen tidak melupakan keberadaannya.

5. Reinforcement Advertising : iklan ini mempunyai tujuan agar

konsumen merasa yakin sudah memilih produk dengan tepat dan mendorongnya menjadi konsumen setia.

Untuk mencapai kelima tujuan di atas disusun menurut suatu struktur tertentu. Struktur iklan mempunyai beberapa unsur pokok dengan fungsi masing-masing, yaitu :

1. Illustration : biasanya berupa gambar model atau pemandangan.

2. Headline : berupa kata-kata yang mencoba menyampaikan inti pesan terpenting kepada masyarakat.

3. Body copy : dalam body copy ini biasanya terdapat informasi tentang ciri-ciri dan kegunaan produk yang diiklankan.

4. Signature line : menerangkan nama/merek paten produk yang

diiklankan.

(30)

 

 

17

2.2.5.4.Elemen Periklanan

Menururt Wells, Burnet, dan Moriarti (1997) dalam Kurniawati (2005:13), sebuah iklan televisi memiliki beberapa elemen yaitu :

1. Video

Video merupakan rangakaian adegan yang menceritakan sesuatu.

Rangkaian adegan dalam video harus menampilkan emosi ang tampak melalui ekspresi wajah dan gerakan tubuh dari model iklan tersebut.

2. Audio

Dalam audio, terdapat 3 elemen yang digunakan yaitu :

a. Musik lantunan lagu yang menjadi background dari sebuah iklan. Biasanya musik digunakan untuk mendukung adegan tahu jalan cerita yang ada.

b. Suara, tidak hanya berupa percakapan atau dialog para model saja namun juga ada suara dari narator yang disebut voice over. Ada iklan yang menggunakan dialog dari model namun ada yang menggunakan voice over.

c. Sound effect, efek-efek suara tambahan yang digunakan untuk

mendukung sebuah adegan yang menbutuh kan penekanan atau efek khusus.

3. Talent

(31)

 

 

18

menampilkan bagian tubuh dari modelnya, misalnya kaki ataupun tangan.

4. Props

Hal terpenting dalam sebuah iklan adalah produk yang diiklankan. Sebuah iklan harus mempresentasikan produk yang diiklankan. Penggunaan elemen iklan lainya, misalnya model atau setting harus sesuai produk yang di iklankan

5. Setting

Setting merupakan tempat dimana adegan-adegan dalam iklan diambil. Tempat pengambilan iklan dapat didalam ruangan (studio atau tempat tertutup) ataupun di luar ruangan.

6. Lighting

Pencahayaan dalm iklan harus lah tepat untuk membuat iklan dapat menarik untuk dilihat. Terkadang efek dari pencahayaan digunakan untuk memberikan penekanaan pada adegan atau barang tertentu yang dianggap penting.

7. Graphics

Graphics dibuat dengan menggunakan teknologi komputer.

penggunaan graphics dapat membuat pantulan sebuah iklan menjadi lebih baik lagi.

8. Pacing

Pacing merupakan cepat lambat tanyangan adegan-adegan yang ada

(32)

 

 

19

2.2.5.5.Teknik Kreativitas Periklanan

Dalam buku advertising as communication (Dyer, 1996) dalam Kurniawati (2005:14), cara beriklan untuk membuat yang sukses biasaanya perusahaan memberikan lima cara yaitu :

1. Menampilkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari dan rekomendasinya.

2. Menggunakan tampilan hiburan yang biasanya dikemas dalam bentuk komedi, menggunakan tarian dan musik.

3. Menggunakan artis sebagai endorser untuk produk yang diiklankan. Biasanya artis yang digunakan merupakan orang yang di anggap sesuai atau mewakili produk yang diiklankan.

4. Menggunakan karakter kartun yang sedang digemari atau yang popular. Misalnya menggunakan karakter kartun dari film walt Disney. 5. Gambaran kehidupan masyarakat sehari-hari.

2.2.5.6.Keuntungan Media Periklanan Televisi

Televisi merupakan media yang menguntungkan sebab televisi melakukan komunikasi secara audio visual. Dari segi komunikasi, dalam arti pengaruhnya, televisi memiliki keuntungan atas pesan yang disampaikannya karena bisa dilihat serta di dengar dalam waktu yang bersamaan (Suhandang, 2005:88-89).

(33)

 

 

20

Practice”. Televisi digunakan untuk media periklanan karena televisi bekerja seperti film, menceritakan cerita, mengikut sertakan emosi, menciptakan fantasi dan dapat menghasilkan dampak visual yang hebat. Televisi membawa citra merek untuk menghidupkan dan menambahkan

personality pada sebuah merek. Menurut Kasali (1993) dalam Kurniawati (2005:15), televisi mempunyai 3 kekuatan sebagai berikut :

a. Efisiensi Biaya.

Telivisi merupakan media paling efektif untuk menyampaikan pesan, informasi dan sebagainya. Salah satu keunggulannya adalah kemampuan menjangkau khalayak sasaran yang sangat luas. Televisi mampu menjangkau halayak yang tidak terjangkau oleh media cetak, oleh karena itu jangkauan massal televisi menimbulkan effisensi biaya untuk menjangkau tiap kepala.

b. Dampak Yang Kuat

Televisi mampu menimbulkan dampak yang kuat terhadap konsumen, dengan tekanan pada dua indra sekaligus yaitu pengelihatan dan pendengaran. Televisi juga mampu menciptakan kelenturan bagi pekerja-pekerjaan kreatif dengan mengkombinasikan gerakan, kecantikan, suara, warna, drama, dan humor.

c. Pengaruh Yang Kuat

(34)

 

 

21

hiburan, dan sarana pendidikan. Kebanyakan calon pembeli lebih percaya pada perusahaan yang mengiklankan produknya di televisi daripada tidak sama sekali.

2.2.5.7.Efek Periklanan

Periklanan dapat memberikan efek pada khalayaknya. Pelsmacker, Geuens & Bergh, (2004) dalam Kurniawati (2005:16) konsumen akan melewati 3 tahapan di dalam menanggapi periklanan yaitu :

a. Cognitive Stage (Tahap Kognitif)

Pada tahap kognitif, konsumen melakukan proses berpikir yang dapat menimbulkan kesadaran dan pengetahuan atas merek yang diiklankan. b. Affective Stage (Tahap Afektif)

Pada tahap afektif, terjadi respon perasaan dan emosional atas merek yang diiklankan dan juga terjadi sikap atas konsumen atas suatu merek. c. Conative Stage (Tahap Konatif)

Pada tahap konatif/behavioural, konsumen mengambil tindakan atas suatu merek yang diiklankan seperti melakukan pembelian

2.2.6. Pesan Iklan

(35)

 

 

22

diidentikkan dengan kesan dan gambaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa pencitraan merupakan proses pembentukan kesan-kesan atau gambaran-gambaran.

Pencitraan tersebut juga berhubungan dengan konsep positioning

tentang bagaimana suatu kesan tertentu atau citra tertentu dari produk merek, maupun perusahaan. Sehingga merek tersebut mendapatkan tempat dalam struktur ingatan konsumen lebih kuat dibandingkan dengan pesaingnya. Oleh karena itu sebuah pesan iklan harus benar-benar kreatif dalam penyampaiannya. Strategis dalam memformasikan dan etis dalam mentranformasikan.

Menurut Mauludin (2007:278) iklan mempunyai dimensi antara lain sebagai berikut :

1. Isi pesan adalah suatu rangkaian informasi mengenai suatu hal yang akan disampaikan. Indikatornya meliputi kemudahan iklan untuk dipahami, kemampuan untuk memberikan reaksi, intensitas pesan dan besarnya manfaat pesan.

2. Format pesan adalah susunan pesan yang memuat bagaimana cara penyampaian pesan secara simbolik, maksudnya disampaikan melalui musik, warna, kata-kata dan ilustrasi gambar. Indikatornya meliputi kombinasi warna, ungkapan kata-kata, pengaruh musikal, dan besarnya manfaat ilustrasi gambar.

(36)

 

 

23

sumber layak dipercaya, menarik perhatian, tingkat keinginan untuk meniru dan tanggapan terhadap model iklan.

2.2.7 Minat Beli

Menurut Peter dan Olson (2000:190) minat beli adalah keinginan yang timbul dari proses pengaktifan ingatan sebagai sebuah rencana yang tesimpan. Keinginan seseorang untuk membeli suatu merek didasarkan pada kepercayaan tentang konsekuensi dan nilai yang berkaitan dengan tindakan membeli atau mengunakan merek tersebut. Peter dan Olson (1990:155) mengatakan minat beli adalah suatu indikasi dari bagaimana orang bersedia untuk mencoba dan seberapa banyak sebuah usaha yang mereka rencanakan untuk dikerahkan dalam upaya menunjukan perilaku.

Indikator dari minat beli dalam Mauludin (2007:278) antara lain sebagai berikut :

1. Minat terhadap merek yang diiklankan

Merupakan keinginan seseorang untuk mencoba membeli atau menggunakan merek yang diiklankan.

2. Rasa suka pada produk

Merupakan kesukaan seseorang terhadap produk yang akan dibeli 3. Keyakinan terhadap produk

(37)

 

 

24

4. Reaksi positif

Merupakan reaksi yang muncul dari dalam diri seseorang untuk berkeinginan membeli atau merekomendasikan suatu produk kepada orang lain.

2.2.8 Pengaruh Pesan Iklan Terhadap Minat Beli

Menurut Kotler (2000:116) mengatakan bahwa dalam desain pesan iklan yang terdiri dari isi pesan, format pesan dan sumber pesan sebagai komunikasi yang efektif guna meningkatkan penjualan dan minat konsumen di dalam melakukan pembelian. Agar dapat dicapai keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan sasaran kegiatan pemasaran maka hal-hal yang berkaitan dengan komunikasi pemasaran khususnya periklanan harus mendapat perhatian.

Menurut Peter dan Olson (2000) keinginan seseorang untuk membeli suatu merek didasarkan pada kepercayaan tentang konsekuensi dan nilai yang berkaitan dengan tindakan membeli atau mengunakan merek tersebut. Lutz (1995) dalam Mauludin (2007) mengatakan bahwa pesan iklan mempengaruhi secara positif terhadap minat beli dalam tindakannya dan keyakinannya akan merek produk yang ditawarkan perusahaan. Peran iklan dalam mempengaruhi penjualan seperti iklan memberikan image tersendiri bagi calon konsumen.

(38)

 

 

25

(39)

 

 

26

2.3 Kerangka Konseptual

 

(40)

 

 

27

 

2.4 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah, landasan teori dan model kerangka konseptual dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

Diduga ada pengaruh positif pesan iklan terhadap minat beli kartu seluler Mentari di Surabaya Timur.

(41)

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.1.1. Definisi Operasional

Untuk mempermudah dalam menyelesaikan permasalahan

perlu diketahui beberapa definisi operasional yang berhubungan

dengan penulisan usulan penelitian yaitu :

1. Pesan Iklan (X)

Adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan

produk atau jasa pada dengan tujuan menarik calon konsumen

untuk membeli atau mengkonsumsinya di televisi. Menurut

Mauludin (2007:278) terdapat beberapa dimensi, yaitu :

1. Isi Pesan adalah suatu rangkaian informasi mengenai suatu

hal yang akan disampaikan, dengan indikator (Mauludin,

2007:278) :

a. Kemudahan iklan untuk dipahami

b. Kemampuan memberikan reaksi

c. Intensitas iklan

2. Format Pesan adalah susunan pesan yang memuat

bagaimana cara penyampaian pesan secara simbolik,

(42)

29

a. Kombinasi warna

b. Ungkapan kata-kata

c. Pengaruh musikal

3. Sumber Pesan adalah nara sumber (model) yang menjadi

figur untuk menyampaikan informasi, dengan indikator

(Mauludin, 2007:278) :

a. Sumber layak dipercaya

b. Menarik perhatian

c. Tingkat keinginan untuk meniru

2. Minat Beli (Y)

Adalah Keinginan seseorang untuk membeli suatu merek

didasarkan pada kepercayaan tentang konsekuensi dan nilai

yang berkaitan dengan tindakan membeli atau mengunakan

merek tersebut dengan indikator (Mauludin, 2007:278) :

a) Minat terhadap merek yang diiklankan

b) Rasa suka pada produk

c) Keyakinan terhadap produk

3.1.2. Pengukuran Variabel

Variabel ini diukur dengan data yang berskala interval

(Umar, 2000:134), sedangkan teknik pengukurannya menggunakan

(43)

30

dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu dan

menggunakan skala penilaian tujuh butir 1-7 yang berada dalam

rentang dua sisi mengikuti pola sebagai berikut, misalnya :

1 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju

3.2. Teknik Penentuan Sampel

a. Populasi

Populasi merupakan kelompok subyek / obyek yang

memiliki ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik tertentu yang

berbeda dengan kelompok subyek / obyek yang lain, dan

kelompok tersebut akan dikenai generalisasi dari hasil penelitian

(Sugiyono, 1999:72). Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh masyarakat yang pernah melihat iklan kartu seluler

Mentari di televisi yang berlokasi di Surabaya Timur.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri

dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut. Karena

itu sampel harus representatif dari sebuah populasi (Sugiyono,

1999:73). Metode pengambilan sampel dengan metode non

probability sampling dengan teknik Purposive Sampling yaitu

(44)

31

peneliti. Dengan kriteria antara lain :

a. Umur minimal 17 tahun. Alasannya, sudah cukup dewasa,

mengerti dan memahami akan kartu seluler.

b. Merupakan masyarakat yang pernah melihat iklan kartu

seluler Mentari di televisi yang berlokasi di Surabaya Timur.

Teknik penentuan sampel yang dipergunakan adalah

berdasarkan pedoman pengukuran sampel menurut Ferdinand

(2002:48), antara lain :

1. 100 – 200 sampel untuk teknik maximum likelihood estimation.

2. Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi. Pedomannya

adalah 5 – 10 kali jumlah parameter yang diestimasi.

3. Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh

variabel laten. Jumlah sampel adalah jumlah indikator dikali

5-10. Bila terdapat 12 indikator, jika dikalikan 9 maka besarnya

(45)

32

3.3. Teknik Pengumpulan Data

3.3.1. Jenis Data

Data Primer.

Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian

dengan cara kuesioner.

3.3.2. Sumber Data

Dalam pe masyarakat nelitian ini sumber datanya diperoleh

dari keseluruhan masyarakat yang pernah melihat iklan kartu seluler

Mentari di Surabaya Timur.

3.3.3. Pengumpulan Data

1. Wawancara

Melakukan wawancara atau tanya jawab dengan keseluruhan

masyarakat yang pernah melihat iklan kartu seluler Mentari di

Surabaya Timur untuk memperoleh informasi yang diperlukan

untuk kebutuhan penelitian.

2. Kuesioner

Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara menyebarkan

daftar pertanyaan kepada keseluruhan masyarakat yang pernah

(46)

33

3.4. Teknik Analisis

Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini

adalah analisis multivariate dengan Structural Equation Modeling

(SEM). Alasan peneliti menggunakan teknik analisis ini karena

membutuhkan alat analisis yang mencakup beberapa variabel

sekaligus baik sebagai variabel independen maupun variabel

dependen. SEM memiliki kemampuan menganalisis model-model

yang menggunakan variabel laten. Dalam menguji analisis dan uji

hipotesis peneliti menggunakan program aplikasi AMOS dengan

salah satu alasannya yaitu aplikasinya yang lebih mudah dan praktis.

3.4.1 Uji Normalitas dan Linieritas

Sebaran data harus dianalisis untuk mengetahui apakah

asumsi normalitas dipenuhi, sehingga data dapat diolah lebih lanjut

pada path diagram. Untuk menguji normalitas distribusi data yang

digunakan dalam analisis, penguji dapat menggunakan uji – uji

statistik. Uji yang paling mudah adalah dengan mengamati skweness

value dari data yang digunakan. Dimana biasanya disajikan dalam

statistik deskriptif dari hampir semua program statistik. Nilai

statistik untuk menguji normalitas itu disebut sebagai z – value

Bila nilai z lebih besar dari nilai kritis atai critical ratio

(Ferdinand, 2002 : 95), maka dapat diduga bahwa distribusi data

(47)

34

signifikansi yang dikehendaki. Misalnya bila nilai yang dihitung

lebih besar  2.58 berarti kita dapat menolak asumsi mengenai

normalitas dari distribusi pada tingkat 0.01.

Linieritas dengan mengamati scatterplots dari data yaitu

dengan memilih pasangan data dan dilihat pada penyebarannya

untuk menduga ada tidaknya linieritas.

3.4.2. Evaluasi Outliers

Outliers merupakan observasi atau data yang memiliki

karateristik unik yang sangat berbeda jauh dari observasi-observasi

yang lain dan muncul dalam bentuk ekstrim, baik untuk sebuah

variabel tunggal maupun variabel kombinasi. (Hair. et.al. 1998).

Adapun outliers dapat dievaluasi dengan 2 cara, yaitu

analisis terhadap univariate outliers dan analisis terhadap

multivariate outliers (Hair. et.al. 1998).

a. Outliers Univariate

Deteksi terhadap adanya outliers univariate dapat

dilakukan dengan menentukan ambang batas yang akan

dikategorikan sebagai outlier dengan cara mengkoversi nilai data

penelitian ke dalam standar score atau yang biasa disebut

dengan z-score, yang mempunyai rata-rata nol dengan standar

(48)

35

format yang standar (z-score), maka perbandingan antar besaran

nilai dengan mudah dapat dilakukan. Untuk sampel besar (diatas

80 observasi), pedoman evaluasi adalah nilai ambang batas dari

z-score itu berada pada rentang 3 sampai dengan 4 (Hair dkk,

1998 dalam Ferdinand, 2002 : 98). Oleh karena itu apabila ada

observasi-observasi yang memilki z-score  3,0 akan

dikategorikan sebagai outlier.

b. Outliers Multivariate

Evaluasi terhadap multivariate outliers perlu dilakukan

sebab walaupun data yang dianalisis menunjukkan tidak ada

outlier pada tingkat univariat, tetapi observasi itu dapat menjadi

outliers bila sudah saling dikombinasikan. Jarak Mahalanobis

(The Mahalanobis Distance) untuk tiap obsevasi dapat dihitung

dan menunjukkan jarak sebuah observasi dari rata-rata semua

variabel dalam sebuh ruang multidimensional. Uji terhadap

multivariat dilakukan dengan menggunakan kriteria jarak

Mahalanobis pada tingkat  0,001. Jarak Mahalanobis itu dapat

dievaluasi dengan menggunakan nilai 2 pada derajat kebebasan

sebesar jumlah item yang digunakan dalam penelitian. Dan

apabila nilai jarak Mahalanobis lebih besar dari 2tabel adalah

(49)

36

3.4.3. Deteksi Multicollinearity dan Singularity

Untuk melihat apakah pada data penelitian terdapat

multikolineritas (Multicollinearity) atau singularitas (Singularity)

dalam kombinasi variabel, maka yang perlu diamati adalah

determinan dari matriks kovarians sampelnya. Determinan yang

benar-benar kecil atau mendekati nol akan akan mengindikasikan

adanya Determinant of sample

covariance matrix atau multikolinearitas atau singularitas di

deteksi dengan rumus :

Determinant of Sample covariance matrix = 2.5709 e + 006

Atau multikolinearitas atau singularitas = 2.570.906,550

sehingga data tidak dapat digunakan untuk penelitian (Tabachnick,

1996:716).

3.4.4. Uji Validitas

Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh

sebuah indikator dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran

atas apa yang seharusnya diukur. Karena indikator multidimensi,

maka uji validitas dari setiap laten variabel / construct akan diuji

dengan melihat loading faktor dari hubungan antara setiap observed

(50)

37

yang dapat diterima adalah  0,5. Variance extracted dihitung

dengan rumus sebagai berikut :

 [Standardize Loading]

Variance Extracted =

 [Standardize Loading] + j

3.4.5. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah ukuran mengenai konsistensi internal dari

indikator sebuah konstruk yang menunjukkan derajat sampai dimana

masing-masing indikator itu mengindikasikan sebuah konstruk /

faktor laten yang umum. Dengan kata lain bagaimana hal-hal yang

spesifik saling membantu dengan menjelaskan sebuah fenomena

yang umum. Composite Realibility diperoleh melalui rumus berikut

(Ferdinand, 2002 : 62) :

( Std. loading)2 Construct Realibility =

( Std. loading)2 + j

Keterangan :

1. Standard loading diperoleh dari standardized loading untuk

tiap-tiap indikator yang didapat dari hasil perhitungan komputer.

2. j adalah measurement error dari setiap indikator.

Measurement error dapat diperoleh dari 1 – realibilitas

(51)

38

Tingkat reliabilitas yang dapat diterima adalah  0.7, walaupun

angka itu bukanlah sebuah ukuran yang “mati”. Artinya bila

penelitian yang dilakukan bersifat eksploratori maka nilai dibawah

0.7 pun masih dapat diterima sepanjang disertai dengan

alasan-alasan yang empirik yang terlibat dalam proses eksplorasi.

3.4.6. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal

Pengaruh langsung (koefisien jalur) diamati dari bobot

regresi terstandar, dengan pengujian signifikansi pembanding nilai

CR (Critical Ratio) atau p (probability) yang sama dengan nilai t

hitung. Apabila t hitung lebih besar daripada t tabel berarti

signifikan.

3.4.7. Pengujian Model dengan Two-Step Approach

Two-Step Approach digunakan untuk mengatasi masalah

sampel data yang relatif kecil jika dibandingkan dengan jumlah butir

instrumentasi yang digunakan [Hartline, 1996], dan karena

keakuratan reliabilitas indikator-indikator terbaik dapat dicapai

dalam two-step approach ini. Two-step approach bertujuan untuk

menghindari interaksi antara model pengukuran dan model struktural

(52)

39

Yang dilakukan dalam two-step approach to SEM adalah :

estimasi terhadap measurement model dan estimasi terhadap

structural model [Anderson dan Gerbing, 1988]. Cara yang

dilakukan dalam menganalisis SEM dengan two-step approach

adalah sebagai berikut :

a. Menjumlahkan skala butir-butir setiap konstrak menjadi sebuah

indikator summed-scale bagi setiap konstrak. Jika terdapat skala

yang berbeda setiap indikator tersebut distandarisasi [Z-scores]

dengan mean = 0, deviasi standar = 1, yang tujuannya adalah

untuk mengeliminasi pengaruh-pengaruh skala yang

berbeda-beda tersebut [Hair, et.al, 1998].

b. Menetapkan error [] dan lambda [] terms, error terms dapat

dihitung dengan rumus 0,95 kali  [Anderson dan Gerbing,

1998]. Perhitungan construct reliability [] telah dijelaskan pada

bagian sebelumnya dan deviasi standar [] dapat dihitung

dengan bantuan program aplikasi statistik SPSS. Setelah error

[] dan lambda [] terms diketahui, skor-skor tersebut

dimasukkan sebagai parameter fix pada analisis model

(53)

40

3.4.8. Evaluasi Model

Didalam SEM peneliti dapat melakukan 3 kegiatan secara

serempak, yaitu pemeriksaan validitas dan reliabilitas instrumen,

pengujian model hubungan antar variabel laten (setara dengan

analisis jalur), dan mendapatkan model yang bermanfaat untuk

perkiraan (setara dengan model struktural).

1. Mengembangkan path diagram.

Pada path diagram ditunjukkan hubugan kausal antar variabel

yaitu antara variabel endogen dan eksogen. Hubungan antara

variabel ini dinyatakan dengan anak panah. Anak panah lurus

dengan satu ujung menunjukkan hubungan kausal yang

langsung antara satu variabel lainnya. Sedangkan garis lengkung

dengan dua ujung menunjukkan korelasi antar variabel.

2. Evaluasi atas asumsi SEM

Evaluasi asumsi ditujukan untuk mengetahui kecukupan

dipenuhinya asumsi-asumsi yang ada dalam pemodelan SEM.

Evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi normalitas data,

evaluasi atas univariate outliers dan evaluasi atas

multicolonieritas dan singularity.

3. Evaluasi kriteria Goodness-of-fit model penelitian

Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian (fit)

(54)

41

penting dilakukan karena SEM tidak digunakan untuk

menciptakan suatu model tapi lebih kepada mengkonfirmasi

model. Artinya tanpa landasan teoritis yang kuat atas hubungan

variabel yang dimodelkan maka analisis SEM ini tidak dapat

digunakan. Ukuran Goodness of fit yang digunakan serta nilai

cut-off-nya dapat dilihat pada tabel dibawah : (Ferdinand, 2002)

Tabel 3.1. Goodness of Fit Indices

GOODNESS OF FIT INDEX

KETERANGAN CUT-OFF VALUE

X²-Chi-square Menguji apakah covariance populasi yang diestimasi sama dengan covariance sample

[apakah model sesuai dengan data].

Diharapkan Kecil, 1 s.d 5. atau paling baik diantara 1 dan 2

Probability Uji signifikansi terhadap perbedaan matriks

covariance data dan matriks covariance yang diestimasi

Minimum 0,1 atau 0,2 atau ≥ 0,05

RMSEA Mengkompensasi kelemahan Chi-square pada sampel besar.

≤ 0,08

GFI Menghitung proporsi tertimbang varians dalam matriks sampel yang dijelaskan oleh matriks

covariance populasi yang diestimasi [analog dengan R² dalam regresi berganda].

≥ 0,90

AGFI GFI yang disesuaikan terhadap DF. ≥ 0,90

CMIN/DF Kesesuaian antara data dan model. ≤ 2,00

TLI Perbandingan antara model yang diuji terhadap

baseline model.

≥ 0,95

CFI Uji Kelayakan model yang tidak sensitif terhadap besarnya sampel dan kerumitan model

≥ 0,94

Sumber : Hair et.al., [1998]

4. Intrepretasi hasil

Pada tahap ini hasil atau output pengujian dievaluasi untuk

menentukan penerimaan atau penolakan terhadap kesesuaian model

(55)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Karakteristik Responden

Data mengenai keadaan responden dapat diketahui melalui jawaban

responden dari pernyataan-pernyataan yang diajukan di dalam kuesioner

yang telah diberikan kepada pemirsa yang pernah melihat iklan kartu

seluler Mentari di televisi yang berlokasi di Surabaya Timur yang

berjumlah 108 orang. Dari jawaban-jawaban tersebut diketahui hal-hal

seperti di bawah ini.

a. Umur : dari 108 responden yang menjawab kuesioner yang telah

diberikan dapat diketahui umur dari para responden yakni :

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

No Umur Jumlah Prosentase (%)

1 17-25 tahun 51 47,2

2 26-35 tahun 37 34,3

3 > 35 tahun 20 18,5

Total 108 100

Sumber: Hasil Penyebaran Kuisoner

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar

responden dalam penelitian ini adalah mereka yang berumur antara 17

sampai 25 tahun yaitu sebanyak 51 orang atau 47,2 %, responden

berumur antara 26 sampai 35 tahun sebanyak 37 orang atau 34,3 % dan

sisa responden berumur lebih dari 35 tahun sebanyak 20 orang atau

(56)

43

b. Jenis Kelamin : dari 108 responden yang menjawab kuesioner yang

telah diberikan dapat diketahui jenis kelamin dari responden yakni :

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase (%)

1 Laki-laki 66 61,1

2 Perempuan 42 38,9

Total 108 100

Sumber: Hasil Penyebaran Kuisoner

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden dalam penelitian ini adalah berjenis kelamin laki-laki

sebanyak 66 orang atau 61,1 %, sedangkan yang berjenis kelamin

perempuan yaitu sebanyak 42 orang atau 38,9 %.

c. Pendidikan : dari 108 responden yang menjawab kuesioner yang telah

diberikan dapat diketahui pendidikan dari para responden yakni :

Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan Jumlah Prosentase (%)

1 SLTA 19 17,6

2 D3 17 15,7

3 S1 58 53,7

4 Lainnya 14 13

Total 108 100,00

Sumber : Hasil Penyebaran Kuisoner

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden dalam penelitian ini berpendidikan S1 yaitu sebanyak 58

orang atau 53,7 %, sedangkan yang berpendidikan SLTA sebanyak 19

(57)

44

sebanyak 17 orang atau 15,7 %, dan sisanya berpendidikan lain-lain

(D1 = 9 & S2 = 5) sebanyak 14 orang atau 13 %.

d. Pekerjaan : dari 108 responden yang menjawab kuesioner yang telah

diberikan dapat diketahui pekerjaan para responden yakni :

Tabel 4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah Prosentase (%)

1 Pelajar 19 17,6

2 Mahasiswa 15 13,9

3 Pegawai Swasta 30 27,8

4 Wiraswasta 21 19,4

5 Ibu Rumah Tangga 16 14,8

6 Lainnya 7 6,5

Total 108 100

Sumber : Hasil Penyebaran Kuisoner

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden dalam penelitian ini berprofesi sebagai pegawai swasta

sebanyak 30 orang atau 27,8 %, responden yang berprofesi sebagai

wiraswasta sebanyak 21 orang atau sebanyak 19,4 %, responden

berprofesi sebagai pelajar sebanyak 19 orang atau 17,6 % , responden

berprofesi mahasiswa sebanyak 15 orang atau 13,9 %, responden

berprofesi sebagai ibu rumah tangga sebanyak 16 orang atau 14,8 %

dan sisanya berprofesi lain-lain pegawai negeri sebanyak 7 orang atau

(58)

45

4.2. Deskripsi Hasil Jawaban Responden

4.2.1. Deskripsi Variabel Pesan Iklan (X)

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada

pemirsa yang pernah melihat iklan kartu seluler Mentari di televisi yang

berlokasi di Surabaya Timur yang berjumlah 108 orang diperoleh jawaban

sebagai berikut :

Tabel 4.5. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Untuk Isi Pesan (X1)

Skor Jawaban No Pernyataan

1 2 3 4 5 6 7 Total

1

Penyampaian pesan dalam iklan kartu seluler Mentari di televisi mudah dipahami.

0

Iklan kartu seluler Mentari di

televisi mempunyai kemampuan memberikan reaksi

terhadap anda.

3 Iklan kartu seluler Mentari sering ditayangkan di televisi.

0

1. Indikator pertama dari isi pesan, yaitu kemudahan iklan untuk

dipahami, mendapat respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah

responden sebanyak 48 responden atau 44,4% menjawab agak setuju.

Kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 6 dengan jumlah

responden 32 atau 29,6% menjawab setuju, kemudian terbanyak ketiga

terdapat pada skor 4 yang menjawab netral sebanyak 20 responden

atau 18,5%.

2. Indikator kedua dari isi pesan, yaitu kemampuan memberikan reaksi,

(59)

46

sebanyak 59 responden atau 54,6% menjawab agak setuju. Kemudian

terbanyak kedua terdapat pada skor 6 dengan jumlah responden 28

atau 25,9% menjawab setuju, kemudian terbanyak ketiga terdapat pada

skor 4 yang menjawab netral sebanyak 15 responden atau 13,9%

3. Indikator ketiga dari isi pesan, yaitu intensitas iklan, mendapat respon

terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden sebanyak 55

responden atau 50,9% menjawab agak setuju. Kemudian terbanyak

kedua terdapat pada skor 6 dengan jumlah responden 26 atau 24,1%

menjawab setuju, kemudian terbanyak ketiga terdapat pada skor 4

yang menjawab netral sebanyak 21 responden atau 19,4%

Tabel 4.6. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Untuk Format Pesan(X2)

Skor Jawaban No Pernyataan

1 2 3 4 5 6 7 Total

1

Kombinasi warna dalam iklan kartu seluler Mentari di televisi variatif.

Ungkapan kata-kata dalam iklan kartu seluler Mentari di televisi sesuai dengan gaya hidup anak muda.

0

3 Musik dalam iklan kartu seluler Mentari di televisi familiar.

0

1. Indikator pertama dari format pesan, yaitu kombinasi warna, mendapat

respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden sebanyak 35

responden atau 32,4% menjawab agak setuju. Kemudian terbanyak

kedua terdapat pada skor 6 dengan jumlah responden 28 atau 25,9%

(60)

47

yang menjawab netral sebanyak 20 responden atau 18,5%.

2. Indikator kedua dari format pesan, yaitu ungkapan kata-kata, mendapat

respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden sebanyak 42

responden atau 38,9% menjawab agak setuju. Kemudian terbanyak

kedua terdapat pada skor 6 dengan jumlah responden 29 atau 26,9%

menjawab setuju, kemudian terbanyak ketiga terdapat pada skor 4

yang menjawab netral sebanyak 22 responden atau 20,4%

3. Indikator ketiga dari format pesan, yaitu pengaruh musikal, mendapat

respon terbanyak pada skor 6 dengan jumlah responden sebanyak 34

responden atau 31,5% menjawab setuju. Kemudian terbanyak kedua

terdapat pada skor 5 dengan jumlah responden 28 atau 25,9%

menjawab agak setuju, kemudian terbanyak ketiga terdapat pada skor 4

yang menjawab netral sebanyak 27 responden atau 25%

Tabel 4.7. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Untuk Sumber

Pesan(X3)

Skor Jawaban No Pernyataan

1 2 3 4 5 6 7 Total

1

Iklan kartu seluler Mentari di televisi sering menggunakan bintang iklan yang dipercaya.

0

Bintang iklan kartu seluler Mentari menarik perhatian anda.

Tingkat keinginan anda untuk meniru model dalam iklan kartu seluler Mentari di televisi cukup tinggi.

1. Indikator pertama dari sumber pesan, yaitu sumber layak dipercaya,

(61)

48

sebanyak 57 responden atau 52,8% menjawab agak setuju. Kemudian

terbanyak kedua terdapat pada skor 6 dengan jumlah responden 27

atau 25% menjawab setuju, kemudian terbanyak ketiga terdapat pada

skor 4 yang menjawab netral sebanyak 20 responden atau 18,5%.

2. Indikator kedua dari sumber pesan, yaitu menarik perhatian, mendapat

respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden sebanyak 53

responden atau 49,1% menjawab agak setuju. Kemudian terbanyak

kedua terdapat pada skor 6 dengan jumlah responden 34 atau 31,5%

menjawab setuju, kemudian terbanyak ketiga terdapat pada skor 4

yang menjawab netral sebanyak 20 responden atau 18,5%

3. Indikator ketiga dari sumber pesan, yaitu tingkat keinginan untuk

meniru, mendapat respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah

responden sebanyak 54 responden atau 50% menjawab agak setuju.

Kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 6 dengan jumlah

responden 29 atau 26,9% menjawab setuju, kemudian terbanyak ketiga

terdapat pada skor 4 yang menjawab netral sebanyak 20 responden

atau 18,5%.

4.2.2. Deskripsi Variabel Minat Beli(Y)

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada

pemirsa yang pernah melihat iklan kartu seluler Mentari di televisi yang

berlokasi di Surabaya Timur yang berjumlah 108 orang diperoleh jawaban

(62)

49

Tabel 4.8. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Untuk Minat Beli

Skor Jawaban No Pernyataan

1 2 3 4 5 6 7 Total

1

Anda berminat untuk membeli merek kartu seluler Mentari yang diiklankan di televisi.

0

Anda memiliki rasa suka pada produk kartu seluler Mentari yang diiklankan di televisi.

0

Anda memiliki keyakinan pada kartu seluler yang diiklankan di televisi memiliki kualitas yang baik.

Sumber : Data diolah

1. Indikator pertama dari minat beli, yaitu minat terhadap merek yang

diiklankan, mendapat respon terbanyak pada skor 6 dengan jumlah

responden sebanyak 48 responden atau 44,4% menjawab setuju.

Kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 5 dengan jumlah

responden 40 atau 37% menjawab agak setuju, kemudian terbanyak

ketiga terdapat pada skor 4 yang menjawab netral sebanyak 14

responden atau 13%.

2. Indikator kedua dari minat beli, yaitu rasa suka pada produk, mendapat

respon terbanyak pada skor 6 dengan jumlah responden sebanyak 51

responden atau 47,3% menjawab setuju. Kemudian terbanyak kedua

terdapat pada skor 5 dengan jumlah responden 33 atau 30,6%

menjawab agak setuju, kemudian terbanyak ketiga terdapat pada skor 4

yang menjawab netral sebanyak 18 responden atau 16,7%.

3. Indikator ketiga dari minat beli, yaitu keyakinan terhadap produk,

mendapat respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden

(63)

50

terbanyak kedua terdapat pada skor 6 dengan jumlah responden 33

atau 30,6%. Artinya, responden menjawab setuju yaitu sebanyak 33

responden atau 30,6%, kemudian terbanyak ketiga terdapat pada skor 4

yang menjawab netral sebanyak 13 responden atau 12%.

4.3. Deskripsi Hasil Penelitian

4.3.1. Uji Outlier Multivariate

Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik

unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya

dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim untuk sebuah variabel tunggal atau

variabel kombinasi [Hair,1998]. Multivariate outlier diuji dengan kriteria

jarak Mahalanobis pada tingkat p < 0,001. Jarak diuji dengan Chi-Square

[2] pada df sebesar jumlah variabel bebasnya (df = 1 ). Ketentuan : bila

Mahalanobis > dari nilai 2 adalah multivariate outlier. Pada penelitian

ini terdapat outlier apabila nilai Mahalanobis distancenya > 32,909.

Untuk lebih memperjelas uraian mengenai evaluasi outlier

multivariate berikut ini akan disajikan tabel Uji Outlier Multivariate :

Tabel 4.9. Hasil Uji Outlier Multivariate

Minimum Maximum Mean Std.

Deviation N

Predicted Value 18,867 81,226 54,500 12,623 108

Std. Predicted Value - 2,823 2,117 0,000 1,000 108

Stand. Error of Predicted V. 4,753 15,625 10,336 2,146 108

Adjusted Predicted Value 20,098 85,612 54,849 13,708 108

Residual - 62,822 57,471 0,000 28,665 108

Std. Residual - 2,065 1,889 0,000 0,942 108

Centered Leverage Value 0,015 0,255 0,111 0,050 108

(64)

51

Berdasarkan tabel diatas setelah dilakukan pengujian ditemukan

tidak terdapat outlier multivariat [antar variabel], karena MD Maksimum

lebih kecil dari nilai chi square 2 (0,001.12) sebesar 32,909 dimana dalam

penelitian ini MD Maksimum 27,236 < 32,909. Oleh karena itu diputuskan

dalam penelitian tidak terdapatoutlier multivariate (antar variabel).

4.3.2. Uji Reliabilitas

Koefisien cronbach’s alpha dihitung untuk mengestimasi reliabilitas

setiap skala. Sementara itu item to total correlation digunakan untuk

memperbaiki ukuran-ukuran dan mengeliminasi item-item yang

kehadirannya akan memperkecil koefisien cronbach’s alpha yang

dihasilkan.

Tabel 4.10. Reliabilitas Data

Konst r ak I ndik at or Item to Total

Koefisien Cronbach’s Alpha dihitung untuk mengestimasi

reliabilitas setiap skala [variabel atau indikator observasian]. Sementara itu

(65)

52

mengeliminasi item-item yang kehadirannya akan memperkecil koefisien

Cronbach’s Alpha yang dihasilkan.

Proses eleminasi diperlakukan pada item to total correlation pada

indikator yang nilainya < 0,5 [Purwanto,2003]. Tidak terjadi eliminasi

karena nilai item to total correlation indikator seluruhnya≥ 0,5. Indikator

yang tereliminasi tidak disertakan dalam perhitungan cronbach's alpha.

Perhitungan cronbach's dilakukan setelah proses eliminasi.

Hasil pengujian reliabilitas konsistensi internal untuk setiap

construct di atas menunjukkan hasil cukup baik dimana koefisien

Cronbach’s Alpha yang diperoleh belum seluruhnya memenuhi rules of

thumb yang disyaratkan yaitu ≥ 0,7 [Hair et.al.,1998].

4.3.3. Uji Validitas

Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah

indikator dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran atas apa yang

seharusnya diukur. Karena indikator multidimensi, maka uji validitas dari

setiap latent variable construct akan diuji dengan melihat faktor loading

faktor dari hubungan antara setiap observed variabel dan latent variablel.

(66)

53

Tabel 4.11. Validitas Data

Sumber : Lampiran 3

Berdasarkan hasil confirmatory factor analysis terlihat bahwa

factor loadings masing masing butir pertanyaan yang membentuk setiap

construct seluruhnya ≥ 0,5, sehingga butir-butir instrumentasi setiap

konstruk tersebut dapat dikatakan validitasnya baik.

4.3.4. Uji Construct Reliability dan Variance Extracted

Selain melakukan pengujian konsistensi internal crobach’s

alpha, perlu juga dilakukan pengujian construct reliability dan variance

extracted. Kedua pengujian tersebut masih termasuk uji konsistensi

internal yang akan memberikan penelitian kepercayaan diri yang lebih

besar bahwa indikator-indikator individual mengukur suatu pengukuran

(67)

54

Tabel 4.12. Construct Reliability & Variance Extracted Konst r ak I ndikat or

Sumber : Lampiran 3

Selain melakukan pengujian konsistensi internal Cronbach’s

Alpha, perlu juga dilakukan pengujian construct reliability dan variance

extracted. Kedua pengujian tersebut masih termasuk uji konsistensi

internal yang akan memberikan peneliti kepercayaan diri yang lebih besar

bahwa indikator-indikator individual mengukur suatu pengukuran yang

sama.

Hasil pengujian reliabilitas instrumen dengan construct

reliability dan variance extracted menunjukkan instrumen cukup reliabel,

yang ditunjukkan dengan nilai construct reliability belum seluruhnya

0,7. Meskipun demikian angka tersebut bukanlah sebuah ukuran “mati”

artinya bila penelitian yang dilakukan bersifat exploratory, maka nilai di

bawah 0,70 pun masih dapat diterima sepanjang disertai alasan–alasan

empirik yang terlihat dalam proses eksplorasi. Dan variance extracted

Gambar

Gambar 4.1.  Model Pengukuran dan Struktural Base Model .......................... 56
Tabel 4.17. Uji Kausalitas..................................................................................
Gambar 1.l. Grafik Pengguna Kartu Seluler
Tabel 1.1.  Top of Mind Advertising Produk Kartu seluler Tahun 2008-
+7

Referensi

Dokumen terkait

paling umum gliserin yang digunakan adalah dalam sabun dan produk kecantikan. lainnya seperti lotion, meskipun juga digunakan, dalam bentuk

Semi-structured interviews was assigned to 24 students who have recently taken the Public Speaking Class of Satya Wacana Christian University from Language and

Dalam tahap eksplorasi ini, p&gt;eneliti mengadakan observasi selama setengah semester (lihat Bab III.A.3). Setelah satu bulan berjalan, peneliti mengadakan wawancara baik

[r]

Sebutkan tata urutan sumber hukum Islam yang benar serta

5 Karyawan ini selalu bekerja sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan oleh perusahaan. 6 Tingkat pencapaian volume kerja yang dihasilkan karyawan ini

Latar belakang : UKM futsal STIE Yogyakarta yang mengalami penurunan kelincahan dikarenakan kurangnya menguasai teknik dasar permainan futsal, sehingga pemain

Agenda internasional lainnya adalah isu Pemanasan Global (Global Warming). Kondisi ini memberikan dampak bagi kawasan-kawasan yang berada di pesisir pantai, yaitu