Ruang Hasil Kali Dalam
Proses Orthogonalisasi (Gram Schmidt)
Wono Setya Budhi
KKAG FMIPA ITB
v 0.1 Maret 2015
Wono Setya Budhi (KKAG FMIPA ITB) Ruang Hasil Kali Dalam v 0.1 Maret 2015 1 / 13
Proses Orthogonalisasi
Proses Orthogonalisasi
Misalkan S subhimpunan di V , kita akan mencari basis di span(S)
yang bersifat orthogonal.
Misalkan S ={v1, v2, v3}, sekali lagi kita akan mencari basis di span(S). Kita dapat anggap bahwa vi 6=0 setiap i .
Pertama y1 = kvv1
1k, panjang vektor ini satu.
Selanjutnya, kita akan mencari vektor y2=v2+αv1 yang panjang 1 dan orthogonal terhadap y1 atau v1.
Jadi
hy2, v1i =0 hv2+αv1, v1i =0 atau α= −hv2,v1i
kv1k2 .
Panjangky2k2=1 atau y2 = v2+αv1
kv2+αv1k2.
Proses Orthogonalisasi
Proses Orthogonalisasi
Misalkan S subhimpunan di V , kita akan mencari basis di span(S)
yang bersifat orthogonal.
Misalkan S ={v1, v2, v3}, sekali lagi kita akan mencari basis di span(S). Kita dapat anggap bahwa vi 6=0 setiap i .
Pertama y1 = kvv1
1k, panjang vektor ini satu.
Selanjutnya, kita akan mencari vektor y2=v2+αv1 yang panjang 1 dan orthogonal terhadap y1 atau v1.
Jadi
hy2, v1i =0 hv2+αv1, v1i =0 atau α= −hv2,v1i
kv1k2 .
Panjangky2k2=1 atau y2 = v2+αv1
kv2+αv1k2.
Wono Setya Budhi (KKAG FMIPA ITB) Ruang Hasil Kali Dalam v 0.1 Maret 2015 2 / 13
Proses Orthogonalisasi
Proses Orthogonalisasi
Misalkan S subhimpunan di V , kita akan mencari basis di span(S)
yang bersifat orthogonal.
Misalkan S ={v1, v2, v3}, sekali lagi kita akan mencari basis di span(S). Kita dapat anggap bahwa vi 6=0 setiap i .
Pertama y1 = kvv1
1k, panjang vektor ini satu.
Selanjutnya, kita akan mencari vektor y2=v2+αv1 yang panjang 1 dan orthogonal terhadap y1 atau v1.
Jadi
hy2, v1i =0 hv2+αv1, v1i =0 atau α= −hv2,v1i
kv1k2 .
Panjangky2k2=1 atau y2 = v2+αv1
kv2+αv1k2.
Proses Orthogonalisasi
Proses Orthogonalisasi
Misalkan S subhimpunan di V , kita akan mencari basis di span(S)
yang bersifat orthogonal.
Misalkan S ={v1, v2, v3}, sekali lagi kita akan mencari basis di span(S). Kita dapat anggap bahwa vi 6=0 setiap i .
Pertama y1 = kvv1
1k, panjang vektor ini satu.
Selanjutnya, kita akan mencari vektor y2=v2+αv1 yang panjang 1 dan orthogonal terhadap y1 atau v1.
Jadi
hy2, v1i =0 hv2+αv1, v1i =0 atau α= −hv2,v1i
kv1k2 .
Panjangky2k2=1 atau y2 = v2+αv1
kv2+αv1k2.
Wono Setya Budhi (KKAG FMIPA ITB) Ruang Hasil Kali Dalam v 0.1 Maret 2015 2 / 13
Proses Orthogonalisasi
Proses Orthogonalisasi
Misalkan S subhimpunan di V , kita akan mencari basis di span(S)
yang bersifat orthogonal.
Misalkan S ={v1, v2, v3}, sekali lagi kita akan mencari basis di span(S). Kita dapat anggap bahwa vi 6=0 setiap i .
Pertama y1 = kvv1
1k, panjang vektor ini satu.
Selanjutnya, kita akan mencari vektor y2=v2+αv1 yang panjang 1 dan orthogonal terhadap y1 atau v1.
Jadi
hy2, v1i =0 hv2+αv1, v1i =0
atau α= −hv2,v1i
kv1k2 .
Panjangky2k2=1 atau y2 = v2+αv1
kv2+αv1k2.
Proses Orthogonalisasi
Proses Orthogonalisasi
Misalkan S subhimpunan di V , kita akan mencari basis di span(S)
yang bersifat orthogonal.
Misalkan S ={v1, v2, v3}, sekali lagi kita akan mencari basis di span(S). Kita dapat anggap bahwa vi 6=0 setiap i .
Pertama y1 = kvv1
1k, panjang vektor ini satu.
Selanjutnya, kita akan mencari vektor y2=v2+αv1 yang panjang 1 dan orthogonal terhadap y1 atau v1.
Jadi
hy2, v1i =0 hv2+αv1, v1i =0 atau α= −hv2,v1i
kv1k2 .
Panjangky2k2=1 atau y2 = v2+αv1
kv2+αv1k2.
Wono Setya Budhi (KKAG FMIPA ITB) Ruang Hasil Kali Dalam v 0.1 Maret 2015 2 / 13
Proses Orthogonalisasi
Proses Orthogonalisasi
Misalkan S subhimpunan di V , kita akan mencari basis di span(S)
yang bersifat orthogonal.
Misalkan S ={v1, v2, v3}, sekali lagi kita akan mencari basis di span(S). Kita dapat anggap bahwa vi 6=0 setiap i .
Pertama y1 = kvv1
1k, panjang vektor ini satu.
Selanjutnya, kita akan mencari vektor y2=v2+αv1 yang panjang 1 dan orthogonal terhadap y1 atau v1.
Jadi
hy2, v1i =0 hv2+αv1, v1i =0 atau α= −hv2,v1i
kv1k2 .
Panjangky2k2=1 atau y2 = v2+αv12.
Proses Orthogonalisasi
Proses Orthogonalisasi
Perhatikan bahwa
span{v1, v2} =span{y1, y2}
Sekarang, kita akan mencari vektor
y3=v3+αv1+βv2 dengan y3 orthogonal terhadap y1 (v1) dan y2 (v2). Jadi
hy3, v1i = hv3+αv1+βv2, v1i =0 hy3, v2i = hv3+αv1+βv2, v2i =0 Hasilnya
y3 =v3−hv3, v1i
kv1k2 v1−hv3, v2i kv2k2 v2
Wono Setya Budhi (KKAG FMIPA ITB) Ruang Hasil Kali Dalam v 0.1 Maret 2015 3 / 13
Proses Orthogonalisasi
Proses Orthogonalisasi
Perhatikan bahwa
span{v1, v2} =span{y1, y2} Sekarang, kita akan mencari vektor
y3=v3+αv1+βv2 dengan y3 orthogonal terhadap y1 (v1) dan y2 (v2).
Jadi
hy3, v1i = hv3+αv1+βv2, v1i =0 hy3, v2i = hv3+αv1+βv2, v2i =0 Hasilnya
y3 =v3−hv3, v1i
kv1k2 v1−hv3, v2i kv2k2 v2
Proses Orthogonalisasi
Proses Orthogonalisasi
Perhatikan bahwa
span{v1, v2} =span{y1, y2} Sekarang, kita akan mencari vektor
y3=v3+αv1+βv2 dengan y3 orthogonal terhadap y1 (v1) dan y2 (v2).
Jadi
hy3, v1i = hv3+αv1+βv2, v1i =0 hy3, v2i = hv3+αv1+βv2, v2i =0
Hasilnya
y3 =v3−hv3, v1i
kv1k2 v1−hv3, v2i kv2k2 v2
Wono Setya Budhi (KKAG FMIPA ITB) Ruang Hasil Kali Dalam v 0.1 Maret 2015 3 / 13
Proses Orthogonalisasi
Proses Orthogonalisasi
Perhatikan bahwa
span{v1, v2} =span{y1, y2} Sekarang, kita akan mencari vektor
y3=v3+αv1+βv2 dengan y3 orthogonal terhadap y1 (v1) dan y2 (v2).
Jadi
hy3, v1i = hv3+αv1+βv2, v1i =0 hy3, v2i = hv3+αv1+βv2, v2i =0 Hasilnya
y3 =v3−hv3, v1i
kv1k2 v1−hv3, v2i kv2k2 v2
Proses Orthogonalisasi
Proses Orthogonalisasi
Kita sudah mempunyai
span{v1, v2} =span{y1, y2}
dan juga
span{v1, v2, v3} =span{y1, y2, y3} dan tentu saja
span{v1} =span{y1} demikian seterusnya.
Wono Setya Budhi (KKAG FMIPA ITB) Ruang Hasil Kali Dalam v 0.1 Maret 2015 4 / 13
Proses Orthogonalisasi
Proses Orthogonalisasi
Kita sudah mempunyai
span{v1, v2} =span{y1, y2} dan juga
span{v1, v2, v3} =span{y1, y2, y3}
dan tentu saja
span{v1} =span{y1} demikian seterusnya.
Proses Orthogonalisasi
Proses Orthogonalisasi
Kita sudah mempunyai
span{v1, v2} =span{y1, y2} dan juga
span{v1, v2, v3} =span{y1, y2, y3} dan tentu saja
span{v1} =span{y1}
demikian seterusnya.
Wono Setya Budhi (KKAG FMIPA ITB) Ruang Hasil Kali Dalam v 0.1 Maret 2015 4 / 13
Proses Orthogonalisasi
Proses Orthogonalisasi
Kita sudah mempunyai
span{v1, v2} =span{y1, y2} dan juga
span{v1, v2, v3} =span{y1, y2, y3} dan tentu saja
span{v1} =span{y1} demikian seterusnya.
Proses Orthogonalisasi
Proses Orthogonalisasi
Theorem
Misalkan S ={v1, v2,. . . , vk}himpunan orthonormal di V , dan y ∈span(S), maka
y =
∑
k j=1hy , vjivj
Proof.
Karena y∈span(S), maka
y =α1v1+. . .+αkvk Kemudian, dengan menghitung
hy , vii =α1hv1, vii +. . .+αihvi, vii +. . .+αkhvk, vii Jadi αi = hy , vii.
Wono Setya Budhi (KKAG FMIPA ITB) Ruang Hasil Kali Dalam v 0.1 Maret 2015 5 / 13
Proses Orthogonalisasi
Proses Orthogonalisasi
Theorem
Misalkan S ={v1, v2,. . . , vk}himpunan orthonormal di V , dan y ∈span(S), maka
y =
∑
k j=1hy , vjivj
Proof.
Karena y∈span(S), maka
y=α1v1+. . .+αkvk
Kemudian, dengan menghitung
hy , vii =α1hv1, vii +. . .+αihvi, vii +. . .+αkhvk, vii Jadi αi = hy , vii.
Proses Orthogonalisasi
Proses Orthogonalisasi
Theorem
Misalkan S ={v1, v2,. . . , vk}himpunan orthonormal di V , dan y ∈span(S), maka
y =
∑
k j=1hy , vjivj
Proof.
Karena y∈span(S), maka
y=α1v1+. . .+αkvk Kemudian, dengan menghitung
hy , vii =α1hv1, vii +. . .+αihvi, vii +. . .+αkhvk, vii
Jadi αi = hy , vii.
Wono Setya Budhi (KKAG FMIPA ITB) Ruang Hasil Kali Dalam v 0.1 Maret 2015 5 / 13
Proses Orthogonalisasi
Proses Orthogonalisasi
Theorem
Misalkan S ={v1, v2,. . . , vk}himpunan orthonormal di V , dan y ∈span(S), maka
y =
∑
k j=1hy , vjivj
Proof.
Karena y∈span(S), maka
y=α1v1+. . .+αkvk Kemudian, dengan menghitung
hy , vii =α1hv1, vii +. . .+αihvi, vii +. . .+αkhvk, vii Jadi αi = hy , vii.
Proses Orthogonalisasi
Proses Orthogonalisasi
Corollary
Misalkan V ruang hkd dan β={v1,. . . , vn}basis orthonormal di V . Jika T : V →V operator linear, maka[T]β= [aij]dengan
aij = hT(vj), vii Proof.
Kita mengetahui bahwa
T(vj) =
∑
n i=1aijvi
Dengan menggunakan penyajian vektor orthonormal, diperoleh
T(vj) =
∑
n i=1hT(vj), viivi
jadi aij = hT(vj), vii.
Wono Setya Budhi (KKAG FMIPA ITB) Ruang Hasil Kali Dalam v 0.1 Maret 2015 6 / 13
Proses Orthogonalisasi
Proses Orthogonalisasi
Corollary
Misalkan V ruang hkd dan β={v1,. . . , vn}basis orthonormal di V . Jika T : V →V operator linear, maka[T]β= [aij]dengan
aij = hT(vj), vii Proof.
Kita mengetahui bahwa
T(vj) =
∑
n i=1aijvi
Dengan menggunakan penyajian vektor orthonormal, diperoleh
T(vj) =
∑
n i=1hT(vj), viivi
jadi aij = hT(vj), vii.
Proses Orthogonalisasi
Proses Orthogonalisasi
Corollary
Misalkan V ruang hkd dan β={v1,. . . , vn}basis orthonormal di V . Jika T : V →V operator linear, maka[T]β= [aij]dengan
aij = hT(vj), vii Proof.
Kita mengetahui bahwa
T(vj) =
∑
n i=1aijvi
Dengan menggunakan penyajian vektor orthonormal, diperoleh
T(vj) =
∑
n i=1hT(vj), viivi
jadi aij = hT(vj), vii.
Wono Setya Budhi (KKAG FMIPA ITB) Ruang Hasil Kali Dalam v 0.1 Maret 2015 6 / 13
Proses Orthogonalisasi
Proses Orthogonalisasi
Corollary
Misalkan V ruang hkd dan β={v1,. . . , vn}basis orthonormal di V . Jika T : V →V operator linear, maka[T]β= [aij]dengan
aij = hT(vj), vii Proof.
Kita mengetahui bahwa
T(vj) =
∑
n i=1aijvi
Dengan menggunakan penyajian vektor orthonormal, diperoleh
T(vj) =
∑
n i=1hT(vj), viivi
Proses Orthogonalisasi
Proses Orthogonalisasi
Definition
Misalkan S subhimpunan di ruang hkd V .
S⊥={x∈V :hx , yi =0 untuk semua y ∈S}
Mudah dibuktikan bahwa S⊥ merupakan subruang. Dapat diuji bahwa{0}⊥ =V dan V⊥=. . .
Jika S ={e3} ⊆R3, maka S⊥ ={(x , y , 0): x, y ∈R}
Wono Setya Budhi (KKAG FMIPA ITB) Ruang Hasil Kali Dalam v 0.1 Maret 2015 7 / 13
Proses Orthogonalisasi
Proses Orthogonalisasi
Definition
Misalkan S subhimpunan di ruang hkd V .
S⊥={x∈V :hx , yi =0 untuk semua y ∈S}
Mudah dibuktikan bahwa S⊥ merupakan subruang.
Dapat diuji bahwa{0}⊥ =V dan V⊥=. . .
Jika S ={e3} ⊆R3, maka S⊥ ={(x , y , 0): x, y ∈R}
Proses Orthogonalisasi
Proses Orthogonalisasi
Definition
Misalkan S subhimpunan di ruang hkd V .
S⊥={x∈V :hx , yi =0 untuk semua y ∈S}
Mudah dibuktikan bahwa S⊥ merupakan subruang.
Dapat diuji bahwa{0}⊥ =V dan V⊥ =. . .
Jika S ={e3} ⊆R3, maka S⊥ ={(x , y , 0): x, y ∈R}
Wono Setya Budhi (KKAG FMIPA ITB) Ruang Hasil Kali Dalam v 0.1 Maret 2015 7 / 13
Proses Orthogonalisasi
Proses Orthogonalisasi
Definition
Misalkan S subhimpunan di ruang hkd V .
S⊥={x∈V :hx , yi =0 untuk semua y ∈S}
Mudah dibuktikan bahwa S⊥ merupakan subruang.
Dapat diuji bahwa{0}⊥ =V dan V⊥ =. . .
Jika S ={e3} ⊆R3, maka S⊥={(x , y , 0): x, y ∈R}
Proses Orthogonalisasi
Proses Orthogonalisasi
Theorem
Misalkan W subruang tak nol dari ruang hkd V dan misalkan y∈V . Ada satu vektor u∈W dan z ∈W⊥ sehingga
y =u+z
Jika{v1,. . . , vk}basis orthonormal di W , maka
u=
∑
k i=1hy , viivi
Proof.
Jika y∈V diketahui, definisikan u∈W seperti di atas, maka y−u memenuhi
hy−u, vji = hy , vji − hu, vji
= hy , vji − hy , vji =0
Wono Setya Budhi (KKAG FMIPA ITB) Ruang Hasil Kali Dalam v 0.1 Maret 2015 8 / 13
Proses Orthogonalisasi
Proses Orthogonalisasi
Theorem
Misalkan W subruang tak nol dari ruang hkd V dan misalkan y∈V . Ada satu vektor u∈W dan z ∈W⊥ sehingga
y =u+z Jika{v1,. . . , vk}basis orthonormal di W , maka
u=
∑
k i=1hy , viivi
Proof.
Jika y∈V diketahui, definisikan u∈W seperti di atas, maka y−u memenuhi
hy−u, vji = hy , vji − hu, vji
= hy , vji − hy , vji =0
Proses Orthogonalisasi
Proses Orthogonalisasi
Theorem
Misalkan W subruang tak nol dari ruang hkd V dan misalkan y∈V . Ada satu vektor u∈W dan z ∈W⊥ sehingga
y =u+z Jika{v1,. . . , vk}basis orthonormal di W , maka
u=
∑
k i=1hy , viivi
Proof.
Jika y∈V diketahui, definisikan u∈W seperti di atas, maka y−u memenuhi
hy−u, vji = hy , vji − hu, vji
= hy , vji − hy , vji =0
Wono Setya Budhi (KKAG FMIPA ITB) Ruang Hasil Kali Dalam v 0.1 Maret 2015 8 / 13
Proses Orthogonalisasi
Proses Orthogonalisasi
Proof.
Jika y∈V diketahui, definisikan u∈W seperti di atas, maka y−u memenuhi
hy−u, vji = hy , vji − hu, vji
= hy , vji − hy , vji =0
Jadi y−u∈W⊥, maka z =y−u∈W⊥
Misalkan ada dua, y=u1+z1 =u2+z2 dengan u1, u2∈W dan z1, z2∈W⊥, maka
u1−u2 =z2−z1∈W∩W⊥ Vektor . . . hanya yang berada di W ∩W⊥. Jadi . . .
Proses Orthogonalisasi
Proses Orthogonalisasi
Proof.
Jika y∈V diketahui, definisikan u∈W seperti di atas, maka y−u memenuhi
hy−u, vji = hy , vji − hu, vji
= hy , vji − hy , vji =0
Jadi y−u∈W⊥, maka z =y−u∈W⊥
Misalkan ada dua, y=u1+z1 =u2+z2 dengan u1, u2∈W dan z1, z2∈W⊥, maka
u1−u2 =z2−z1∈W∩W⊥ Vektor . . . hanya yang berada di W ∩W⊥. Jadi . . .
Wono Setya Budhi (KKAG FMIPA ITB) Ruang Hasil Kali Dalam v 0.1 Maret 2015 9 / 13
Proses Orthogonalisasi
Proses Orthogonalisasi
Proof.
Jika y∈V diketahui, definisikan u∈W seperti di atas, maka y−u memenuhi
hy−u, vji = hy , vji − hu, vji
= hy , vji − hy , vji =0
Jadi y−u∈W⊥, maka z =y−u∈W⊥
Misalkan ada dua, y=u1+z1 =u2+z2 dengan u1, u2∈W dan z1, z2∈W⊥, maka
u1−u2 =z2−z1∈W∩W⊥
Vektor . . . hanya yang berada di W ∩W⊥. Jadi . . .
Proses Orthogonalisasi
Proses Orthogonalisasi
Proof.
Jika y∈V diketahui, definisikan u∈W seperti di atas, maka y−u memenuhi
hy−u, vji = hy , vji − hu, vji
= hy , vji − hy , vji =0
Jadi y−u∈W⊥, maka z =y−u∈W⊥
Misalkan ada dua, y=u1+z1 =u2+z2 dengan u1, u2∈W dan z1, z2∈W⊥, maka
u1−u2 =z2−z1∈W∩W⊥ Vektor . . . hanya yang berada di W ∩W⊥. Jadi . . .
Wono Setya Budhi (KKAG FMIPA ITB) Ruang Hasil Kali Dalam v 0.1 Maret 2015 9 / 13
Proses Orthogonalisasi
Proses Orthogonalisasi
Corollary
Misalkan W subruang tak nol dari ruang hkd V dan misalkan y∈V . Vektor u=∑ki=1hy , viivi dengan{v1,. . . , vk}basis orthonormal di W merupakan vektor di W yang terdekat dengan y , artinya
ky−uk ≤ ky−xk untuk setiap x∈W .
Proof.
Misalkan z =y−u∈W⊥, maka
ky−xk2=ku+z−xk2
=ku−x+zk2 =ku−xk2+kzk2+2 Rehu−x , zi
Proses Orthogonalisasi
Proses Orthogonalisasi
Corollary
Misalkan W subruang tak nol dari ruang hkd V dan misalkan y∈V . Vektor u=∑ki=1hy , viivi dengan{v1,. . . , vk}basis orthonormal di W merupakan vektor di W yang terdekat dengan y , artinya
ky−uk ≤ ky−xk untuk setiap x∈W .
Proof.
Misalkan z =y−u∈W⊥, maka
ky−xk2=ku+z−xk2
=ku−x+zk2 =ku−xk2+kzk2+2 Rehu−x , zi
Wono Setya Budhi (KKAG FMIPA ITB) Ruang Hasil Kali Dalam v 0.1 Maret 2015 10 / 13
Proses Orthogonalisasi
Proses Orthogonalisasi
Corollary
Misalkan W subruang tak nol dari ruang hkd V dan misalkan y∈V . Vektor u=∑ki=1hy , viivi dengan{v1,. . . , vk}basis orthonormal di W merupakan vektor di W yang terdekat dengan y , artinya
ky−uk ≤ ky−xk untuk setiap x∈W .
Proof.
Misalkan z =y−u∈W⊥, maka
ky−xk2=ku+z−xk2
=ku−x+zk2 =ku−xk2+kzk2+2 Rehu−x , zi
Proses Orthogonalisasi
Proses Orthogonalisasi: Vektor terdekat
Proof.
Misalkan z =y−u∈W⊥, maka
ky−xk2 =ku+z−xk2
=ku−x+zk2=ku−xk2+kzk2 ditambah dengan 2hu−x , zi =0.
Jadi
ky−xk2≥ kzk2=ky−uk2
Wono Setya Budhi (KKAG FMIPA ITB) Ruang Hasil Kali Dalam v 0.1 Maret 2015 11 / 13
Proses Orthogonalisasi
Proses Orthogonalisasi: Vektor terdekat
Proof.
Misalkan z =y−u∈W⊥, maka
ky−xk2 =ku+z−xk2
=ku−x+zk2=ku−xk2+kzk2 ditambah dengan 2hu−x , zi =0.
Jadi
ky−xk2≥ kzk2=ky−uk2
Proses Orthogonalisasi
Proses Orthogonalisasi: Vektor terdekat
Proof.
Misalkan z =y−u∈W⊥, maka
ky−xk2 =ku+z−xk2
=ku−x+zk2=ku−xk2+kzk2 ditambah dengan 2hu−x , zi =0.
Jadi
ky−xk2≥ kzk2=ky−uk2
Wono Setya Budhi (KKAG FMIPA ITB) Ruang Hasil Kali Dalam v 0.1 Maret 2015 11 / 13
Proses Orthogonalisasi
Proses Orthogonalisasi: Perluasan Basis
Theorem
Misalkan S ={v1,. . . , vk}basis orthonormal dari ruang vektor berdimensi n.
S dapat diperluas menjadi basis orthonormal{v1,. . . , vk, vk+1,. . . , vn} untuk V .
Jika W =span(S), maka S1={vk+1,. . . , vn}basis dari W⊥. Jika W sebarang subruang, maka dim(V) =dim(W) +dim W⊥.
Proof.
Misalkan S ={v1,. . . , vk}basis orthonormal, maka dapat diperluas menjadi {v1,. . . , vk, wk+1,. . . , wn}
Selanjutnya dengan menggunakan GramSchmidt pada
{v1,. . . , vk, wk+1,. . . , wn}, maka {wk+1,. . . , wn}dapat diubah menjadi {v1,. . . , vk, vk+1,. . . , vn}menjadi basis orthonormal di V .
Proses Orthogonalisasi
Proses Orthogonalisasi: Perluasan Basis
Theorem
Misalkan S ={v1,. . . , vk}basis orthonormal dari ruang vektor berdimensi n.
S dapat diperluas menjadi basis orthonormal{v1,. . . , vk, vk+1,. . . , vn} untuk V .
Jika W =span(S), maka S1={vk+1,. . . , vn}basis dari W⊥.
Jika W sebarang subruang, maka dim(V) =dim(W) +dim W⊥.
Proof.
Misalkan S ={v1,. . . , vk}basis orthonormal, maka dapat diperluas menjadi {v1,. . . , vk, wk+1,. . . , wn}
Selanjutnya dengan menggunakan GramSchmidt pada
{v1,. . . , vk, wk+1,. . . , wn}, maka {wk+1,. . . , wn}dapat diubah menjadi {v1,. . . , vk, vk+1,. . . , vn}menjadi basis orthonormal di V .
Wono Setya Budhi (KKAG FMIPA ITB) Ruang Hasil Kali Dalam v 0.1 Maret 2015 12 / 13
Proses Orthogonalisasi
Proses Orthogonalisasi: Perluasan Basis
Theorem
Misalkan S ={v1,. . . , vk}basis orthonormal dari ruang vektor berdimensi n.
S dapat diperluas menjadi basis orthonormal{v1,. . . , vk, vk+1,. . . , vn} untuk V .
Jika W =span(S), maka S1={vk+1,. . . , vn}basis dari W⊥. Jika W sebarang subruang, maka dim(V) =dim(W) +dim W⊥.
Proof.
Misalkan S ={v1,. . . , vk}basis orthonormal, maka dapat diperluas menjadi {v1,. . . , vk, wk+1,. . . , wn}
Selanjutnya dengan menggunakan GramSchmidt pada
{v1,. . . , vk, wk+1,. . . , wn}, maka {wk+1,. . . , wn}dapat diubah menjadi {v1,. . . , vk, vk+1,. . . , vn}menjadi basis orthonormal di V .
Proses Orthogonalisasi
Proses Orthogonalisasi: Perluasan Basis
Theorem
Misalkan S ={v1,. . . , vk}basis orthonormal dari ruang vektor berdimensi n.
S dapat diperluas menjadi basis orthonormal{v1,. . . , vk, vk+1,. . . , vn} untuk V .
Jika W =span(S), maka S1={vk+1,. . . , vn}basis dari W⊥. Jika W sebarang subruang, maka dim(V) =dim(W) +dim W⊥.
Proof.
Misalkan S ={v1,. . . , vk}basis orthonormal, maka dapat diperluas menjadi {v1,. . . , vk, wk+1,. . . , wn}
Selanjutnya dengan menggunakan GramSchmidt pada
{v1,. . . , vk, wk+1,. . . , wn}, maka {wk+1,. . . , wn}dapat diubah menjadi {v1,. . . , vk, vk+1,. . . , vn}menjadi basis orthonormal di V .
Wono Setya Budhi (KKAG FMIPA ITB) Ruang Hasil Kali Dalam v 0.1 Maret 2015 12 / 13
Proses Orthogonalisasi
Proses Orthogonalisasi: Perluasan Basis
Theorem
Misalkan S ={v1,. . . , vk}basis orthonormal dari ruang vektor berdimensi n.
S dapat diperluas menjadi basis orthonormal{v1,. . . , vk, vk+1,. . . , vn} untuk V .
Jika W =span(S), maka S1={vk+1,. . . , vn}basis dari W⊥. Jika W sebarang subruang, maka dim(V) =dim(W) +dim W⊥.
Proof.
Misalkan S ={v1,. . . , vk}basis orthonormal, maka dapat diperluas menjadi {v1,. . . , vk, wk+1,. . . , wn}
Selanjutnya dengan menggunakan GramSchmidt pada
{v1,. . . , vk, wk+1,. . . , wn}, maka {wk+1,. . . , wn}dapat diubah menjadi {v1,. . . , vk, vk+1,. . . , vn}menjadi basis orthonormal di V .
Proses Orthogonalisasi
Proses Orthogonalisasi: Perluasan Basis
Theorem
Misalkan S ={v1,. . . , vk}basis orthonormal dari ruang vektor berdimensi n. S dapat diperluas menjadi basis orthonormal{v1,. . . , vk, vk+1,. . . , vn}untuk V .
Jika W =span(S), maka S1={vk+1,. . . , vn}basis dari W⊥.
Jika W sebarang subruang, maka dim(V) =dim(W) +dim W⊥.
Proof.
Dalam hal ini mudah dilihat bahwa S1⊂W⊥.
Untuk melihat membangun W⊥, misalkan x∈V , maka x=∑ni=1hx , viivi, dan khususnya jika x ∈W⊥, maka hx , vii =0 untuk i=1,. . . , k. Jadi
x =
∑
n i=k +1hx , viivi
Untuk yang terakhir, akibat dari sifat di atas.
Wono Setya Budhi (KKAG FMIPA ITB) Ruang Hasil Kali Dalam v 0.1 Maret 2015 13 / 13
Proses Orthogonalisasi
Proses Orthogonalisasi: Perluasan Basis
Theorem
Misalkan S ={v1,. . . , vk}basis orthonormal dari ruang vektor berdimensi n. S dapat diperluas menjadi basis orthonormal{v1,. . . , vk, vk+1,. . . , vn}untuk V .
Jika W =span(S), maka S1={vk+1,. . . , vn}basis dari W⊥. Jika W sebarang subruang, maka dim(V) =dim(W) +dim W⊥.
Proof.
Dalam hal ini mudah dilihat bahwa S1⊂W⊥.
Untuk melihat membangun W⊥, misalkan x∈V , maka x=∑ni=1hx , viivi, dan khususnya jika x ∈W⊥, maka hx , vii =0 untuk i=1,. . . , k. Jadi
x =
∑
n i=k +1hx , viivi
Untuk yang terakhir, akibat dari sifat di atas.
Proses Orthogonalisasi
Proses Orthogonalisasi: Perluasan Basis
Theorem
Misalkan S ={v1,. . . , vk}basis orthonormal dari ruang vektor berdimensi n. S dapat diperluas menjadi basis orthonormal{v1,. . . , vk, vk+1,. . . , vn}untuk V .
Jika W =span(S), maka S1={vk+1,. . . , vn}basis dari W⊥. Jika W sebarang subruang, maka dim(V) =dim(W) +dim W⊥.
Proof.
Dalam hal ini mudah dilihat bahwa S1⊂W⊥.
Untuk melihat membangun W⊥, misalkan x∈V , maka x=∑ni=1hx , viivi, dan khususnya jika x ∈W⊥, maka hx , vii =0 untuk i=1,. . . , k. Jadi
x =
∑
n i=k +1hx , viivi
Untuk yang terakhir, akibat dari sifat di atas.
Wono Setya Budhi (KKAG FMIPA ITB) Ruang Hasil Kali Dalam v 0.1 Maret 2015 13 / 13
Proses Orthogonalisasi
Proses Orthogonalisasi: Perluasan Basis
Theorem
Misalkan S ={v1,. . . , vk}basis orthonormal dari ruang vektor berdimensi n. S dapat diperluas menjadi basis orthonormal{v1,. . . , vk, vk+1,. . . , vn}untuk V .
Jika W =span(S), maka S1={vk+1,. . . , vn}basis dari W⊥. Jika W sebarang subruang, maka dim(V) =dim(W) +dim W⊥.
Proof.
Dalam hal ini mudah dilihat bahwa S1⊂W⊥.
Untuk melihat membangun W⊥, misalkan x∈V , maka x=∑ni=1hx , viivi, dan khususnya jika x ∈W⊥, maka hx , vii =0 untuk i=1,. . . , k. Jadi
x =
∑
n i=k +1hx , viivi
Untuk yang terakhir, akibat dari sifat di atas.
Proses Orthogonalisasi
Proses Orthogonalisasi: Perluasan Basis
Theorem
Misalkan S ={v1,. . . , vk}basis orthonormal dari ruang vektor berdimensi n. S dapat diperluas menjadi basis orthonormal{v1,. . . , vk, vk+1,. . . , vn}untuk V .
Jika W =span(S), maka S1={vk+1,. . . , vn}basis dari W⊥. Jika W sebarang subruang, maka dim(V) =dim(W) +dim W⊥.
Proof.
Dalam hal ini mudah dilihat bahwa S1⊂W⊥.
Untuk melihat membangun W⊥, misalkan x∈V , maka x=∑ni=1hx , viivi, dan khususnya jika x ∈W⊥, maka hx , vii =0 untuk i=1,. . . , k. Jadi
x =
∑
n i=k +1hx , viivi
Untuk yang terakhir, akibat dari sifat di atas.
Wono Setya Budhi (KKAG FMIPA ITB) Ruang Hasil Kali Dalam v 0.1 Maret 2015 13 / 13