• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ruang Hasil Kali Dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Ruang Hasil Kali Dalam"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

Ruang Hasil Kali Dalam

Proses Orthogonalisasi (Gram Schmidt)

Wono Setya Budhi

KKAG FMIPA ITB

v 0.1 Maret 2015

Wono Setya Budhi (KKAG FMIPA ITB) Ruang Hasil Kali Dalam v 0.1 Maret 2015 1 / 13

(2)

Proses Orthogonalisasi

Proses Orthogonalisasi

Misalkan S subhimpunan di V , kita akan mencari basis di span(S)

yang bersifat orthogonal.

Misalkan S ={v1, v2, v3}, sekali lagi kita akan mencari basis di span(S). Kita dapat anggap bahwa vi 6=0 setiap i .

Pertama y1 = kvv1

1k, panjang vektor ini satu.

Selanjutnya, kita akan mencari vektor y2=v2+αv1 yang panjang 1 dan orthogonal terhadap y1 atau v1.

Jadi

hy2, v1i =0 hv2+αv1, v1i =0 atau α= −hv2,v1i

kv1k2 .

Panjangky2k2=1 atau y2 = v2+αv1

kv2+αv1k2.

(3)

Proses Orthogonalisasi

Proses Orthogonalisasi

Misalkan S subhimpunan di V , kita akan mencari basis di span(S)

yang bersifat orthogonal.

Misalkan S ={v1, v2, v3}, sekali lagi kita akan mencari basis di span(S). Kita dapat anggap bahwa vi 6=0 setiap i .

Pertama y1 = kvv1

1k, panjang vektor ini satu.

Selanjutnya, kita akan mencari vektor y2=v2+αv1 yang panjang 1 dan orthogonal terhadap y1 atau v1.

Jadi

hy2, v1i =0 hv2+αv1, v1i =0 atau α= −hv2,v1i

kv1k2 .

Panjangky2k2=1 atau y2 = v2+αv1

kv2+αv1k2.

Wono Setya Budhi (KKAG FMIPA ITB) Ruang Hasil Kali Dalam v 0.1 Maret 2015 2 / 13

(4)

Proses Orthogonalisasi

Proses Orthogonalisasi

Misalkan S subhimpunan di V , kita akan mencari basis di span(S)

yang bersifat orthogonal.

Misalkan S ={v1, v2, v3}, sekali lagi kita akan mencari basis di span(S). Kita dapat anggap bahwa vi 6=0 setiap i .

Pertama y1 = kvv1

1k, panjang vektor ini satu.

Selanjutnya, kita akan mencari vektor y2=v2+αv1 yang panjang 1 dan orthogonal terhadap y1 atau v1.

Jadi

hy2, v1i =0 hv2+αv1, v1i =0 atau α= −hv2,v1i

kv1k2 .

Panjangky2k2=1 atau y2 = v2+αv1

kv2+αv1k2.

(5)

Proses Orthogonalisasi

Proses Orthogonalisasi

Misalkan S subhimpunan di V , kita akan mencari basis di span(S)

yang bersifat orthogonal.

Misalkan S ={v1, v2, v3}, sekali lagi kita akan mencari basis di span(S). Kita dapat anggap bahwa vi 6=0 setiap i .

Pertama y1 = kvv1

1k, panjang vektor ini satu.

Selanjutnya, kita akan mencari vektor y2=v2+αv1 yang panjang 1 dan orthogonal terhadap y1 atau v1.

Jadi

hy2, v1i =0 hv2+αv1, v1i =0 atau α= −hv2,v1i

kv1k2 .

Panjangky2k2=1 atau y2 = v2+αv1

kv2+αv1k2.

Wono Setya Budhi (KKAG FMIPA ITB) Ruang Hasil Kali Dalam v 0.1 Maret 2015 2 / 13

(6)

Proses Orthogonalisasi

Proses Orthogonalisasi

Misalkan S subhimpunan di V , kita akan mencari basis di span(S)

yang bersifat orthogonal.

Misalkan S ={v1, v2, v3}, sekali lagi kita akan mencari basis di span(S). Kita dapat anggap bahwa vi 6=0 setiap i .

Pertama y1 = kvv1

1k, panjang vektor ini satu.

Selanjutnya, kita akan mencari vektor y2=v2+αv1 yang panjang 1 dan orthogonal terhadap y1 atau v1.

Jadi

hy2, v1i =0 hv2+αv1, v1i =0

atau α= −hv2,v1i

kv1k2 .

Panjangky2k2=1 atau y2 = v2+αv1

kv2+αv1k2.

(7)

Proses Orthogonalisasi

Proses Orthogonalisasi

Misalkan S subhimpunan di V , kita akan mencari basis di span(S)

yang bersifat orthogonal.

Misalkan S ={v1, v2, v3}, sekali lagi kita akan mencari basis di span(S). Kita dapat anggap bahwa vi 6=0 setiap i .

Pertama y1 = kvv1

1k, panjang vektor ini satu.

Selanjutnya, kita akan mencari vektor y2=v2+αv1 yang panjang 1 dan orthogonal terhadap y1 atau v1.

Jadi

hy2, v1i =0 hv2+αv1, v1i =0 atau α= −hv2,v1i

kv1k2 .

Panjangky2k2=1 atau y2 = v2+αv1

kv2+αv1k2.

Wono Setya Budhi (KKAG FMIPA ITB) Ruang Hasil Kali Dalam v 0.1 Maret 2015 2 / 13

(8)

Proses Orthogonalisasi

Proses Orthogonalisasi

Misalkan S subhimpunan di V , kita akan mencari basis di span(S)

yang bersifat orthogonal.

Misalkan S ={v1, v2, v3}, sekali lagi kita akan mencari basis di span(S). Kita dapat anggap bahwa vi 6=0 setiap i .

Pertama y1 = kvv1

1k, panjang vektor ini satu.

Selanjutnya, kita akan mencari vektor y2=v2+αv1 yang panjang 1 dan orthogonal terhadap y1 atau v1.

Jadi

hy2, v1i =0 hv2+αv1, v1i =0 atau α= −hv2,v1i

kv1k2 .

Panjangky2k2=1 atau y2 = v2+αv12.

(9)

Proses Orthogonalisasi

Proses Orthogonalisasi

Perhatikan bahwa

span{v1, v2} =span{y1, y2}

Sekarang, kita akan mencari vektor

y3=v3+αv1+βv2 dengan y3 orthogonal terhadap y1 (v1) dan y2 (v2). Jadi

hy3, v1i = hv3+αv1+βv2, v1i =0 hy3, v2i = hv3+αv1+βv2, v2i =0 Hasilnya

y3 =v3−hv3, v1i

kv1k2 v1−hv3, v2i kv2k2 v2

Wono Setya Budhi (KKAG FMIPA ITB) Ruang Hasil Kali Dalam v 0.1 Maret 2015 3 / 13

(10)

Proses Orthogonalisasi

Proses Orthogonalisasi

Perhatikan bahwa

span{v1, v2} =span{y1, y2} Sekarang, kita akan mencari vektor

y3=v3+αv1+βv2 dengan y3 orthogonal terhadap y1 (v1) dan y2 (v2).

Jadi

hy3, v1i = hv3+αv1+βv2, v1i =0 hy3, v2i = hv3+αv1+βv2, v2i =0 Hasilnya

y3 =v3−hv3, v1i

kv1k2 v1−hv3, v2i kv2k2 v2

(11)

Proses Orthogonalisasi

Proses Orthogonalisasi

Perhatikan bahwa

span{v1, v2} =span{y1, y2} Sekarang, kita akan mencari vektor

y3=v3+αv1+βv2 dengan y3 orthogonal terhadap y1 (v1) dan y2 (v2).

Jadi

hy3, v1i = hv3+αv1+βv2, v1i =0 hy3, v2i = hv3+αv1+βv2, v2i =0

Hasilnya

y3 =v3−hv3, v1i

kv1k2 v1−hv3, v2i kv2k2 v2

Wono Setya Budhi (KKAG FMIPA ITB) Ruang Hasil Kali Dalam v 0.1 Maret 2015 3 / 13

(12)

Proses Orthogonalisasi

Proses Orthogonalisasi

Perhatikan bahwa

span{v1, v2} =span{y1, y2} Sekarang, kita akan mencari vektor

y3=v3+αv1+βv2 dengan y3 orthogonal terhadap y1 (v1) dan y2 (v2).

Jadi

hy3, v1i = hv3+αv1+βv2, v1i =0 hy3, v2i = hv3+αv1+βv2, v2i =0 Hasilnya

y3 =v3−hv3, v1i

kv1k2 v1−hv3, v2i kv2k2 v2

(13)

Proses Orthogonalisasi

Proses Orthogonalisasi

Kita sudah mempunyai

span{v1, v2} =span{y1, y2}

dan juga

span{v1, v2, v3} =span{y1, y2, y3} dan tentu saja

span{v1} =span{y1} demikian seterusnya.

Wono Setya Budhi (KKAG FMIPA ITB) Ruang Hasil Kali Dalam v 0.1 Maret 2015 4 / 13

(14)

Proses Orthogonalisasi

Proses Orthogonalisasi

Kita sudah mempunyai

span{v1, v2} =span{y1, y2} dan juga

span{v1, v2, v3} =span{y1, y2, y3}

dan tentu saja

span{v1} =span{y1} demikian seterusnya.

(15)

Proses Orthogonalisasi

Proses Orthogonalisasi

Kita sudah mempunyai

span{v1, v2} =span{y1, y2} dan juga

span{v1, v2, v3} =span{y1, y2, y3} dan tentu saja

span{v1} =span{y1}

demikian seterusnya.

Wono Setya Budhi (KKAG FMIPA ITB) Ruang Hasil Kali Dalam v 0.1 Maret 2015 4 / 13

(16)

Proses Orthogonalisasi

Proses Orthogonalisasi

Kita sudah mempunyai

span{v1, v2} =span{y1, y2} dan juga

span{v1, v2, v3} =span{y1, y2, y3} dan tentu saja

span{v1} =span{y1} demikian seterusnya.

(17)

Proses Orthogonalisasi

Proses Orthogonalisasi

Theorem

Misalkan S ={v1, v2,. . . , vk}himpunan orthonormal di V , dan y ∈span(S), maka

y =

k j=1

hy , vjivj

Proof.

Karena y∈span(S), maka

y =α1v1+. . .+αkvk Kemudian, dengan menghitung

hy , vii =α1hv1, vii +. . .+αihvi, vii +. . .+αkhvk, vii Jadi αi = hy , vii.

Wono Setya Budhi (KKAG FMIPA ITB) Ruang Hasil Kali Dalam v 0.1 Maret 2015 5 / 13

(18)

Proses Orthogonalisasi

Proses Orthogonalisasi

Theorem

Misalkan S ={v1, v2,. . . , vk}himpunan orthonormal di V , dan y ∈span(S), maka

y =

k j=1

hy , vjivj

Proof.

Karena y∈span(S), maka

y=α1v1+. . .+αkvk

Kemudian, dengan menghitung

hy , vii =α1hv1, vii +. . .+αihvi, vii +. . .+αkhvk, vii Jadi αi = hy , vii.

(19)

Proses Orthogonalisasi

Proses Orthogonalisasi

Theorem

Misalkan S ={v1, v2,. . . , vk}himpunan orthonormal di V , dan y ∈span(S), maka

y =

k j=1

hy , vjivj

Proof.

Karena y∈span(S), maka

y=α1v1+. . .+αkvk Kemudian, dengan menghitung

hy , vii =α1hv1, vii +. . .+αihvi, vii +. . .+αkhvk, vii

Jadi αi = hy , vii.

Wono Setya Budhi (KKAG FMIPA ITB) Ruang Hasil Kali Dalam v 0.1 Maret 2015 5 / 13

(20)

Proses Orthogonalisasi

Proses Orthogonalisasi

Theorem

Misalkan S ={v1, v2,. . . , vk}himpunan orthonormal di V , dan y ∈span(S), maka

y =

k j=1

hy , vjivj

Proof.

Karena y∈span(S), maka

y=α1v1+. . .+αkvk Kemudian, dengan menghitung

hy , vii =α1hv1, vii +. . .+αihvi, vii +. . .+αkhvk, vii Jadi αi = hy , vii.

(21)

Proses Orthogonalisasi

Proses Orthogonalisasi

Corollary

Misalkan V ruang hkd dan β={v1,. . . , vn}basis orthonormal di V . Jika T : V →V operator linear, maka[T]β= [aij]dengan

aij = hT(vj), vii Proof.

Kita mengetahui bahwa

T(vj) =

n i=1

aijvi

Dengan menggunakan penyajian vektor orthonormal, diperoleh

T(vj) =

n i=1

hT(vj), viivi

jadi aij = hT(vj), vii.

Wono Setya Budhi (KKAG FMIPA ITB) Ruang Hasil Kali Dalam v 0.1 Maret 2015 6 / 13

(22)

Proses Orthogonalisasi

Proses Orthogonalisasi

Corollary

Misalkan V ruang hkd dan β={v1,. . . , vn}basis orthonormal di V . Jika T : V →V operator linear, maka[T]β= [aij]dengan

aij = hT(vj), vii Proof.

Kita mengetahui bahwa

T(vj) =

n i=1

aijvi

Dengan menggunakan penyajian vektor orthonormal, diperoleh

T(vj) =

n i=1

hT(vj), viivi

jadi aij = hT(vj), vii.

(23)

Proses Orthogonalisasi

Proses Orthogonalisasi

Corollary

Misalkan V ruang hkd dan β={v1,. . . , vn}basis orthonormal di V . Jika T : V →V operator linear, maka[T]β= [aij]dengan

aij = hT(vj), vii Proof.

Kita mengetahui bahwa

T(vj) =

n i=1

aijvi

Dengan menggunakan penyajian vektor orthonormal, diperoleh

T(vj) =

n i=1

hT(vj), viivi

jadi aij = hT(vj), vii.

Wono Setya Budhi (KKAG FMIPA ITB) Ruang Hasil Kali Dalam v 0.1 Maret 2015 6 / 13

(24)

Proses Orthogonalisasi

Proses Orthogonalisasi

Corollary

Misalkan V ruang hkd dan β={v1,. . . , vn}basis orthonormal di V . Jika T : V →V operator linear, maka[T]β= [aij]dengan

aij = hT(vj), vii Proof.

Kita mengetahui bahwa

T(vj) =

n i=1

aijvi

Dengan menggunakan penyajian vektor orthonormal, diperoleh

T(vj) =

n i=1

hT(vj), viivi

(25)

Proses Orthogonalisasi

Proses Orthogonalisasi

Definition

Misalkan S subhimpunan di ruang hkd V .

S={x∈V :hx , yi =0 untuk semua y ∈S}

Mudah dibuktikan bahwa S merupakan subruang. Dapat diuji bahwa{0} =V dan V=. . .

Jika S ={e3} ⊆R3, maka S ={(x , y , 0): x, y ∈R}

Wono Setya Budhi (KKAG FMIPA ITB) Ruang Hasil Kali Dalam v 0.1 Maret 2015 7 / 13

(26)

Proses Orthogonalisasi

Proses Orthogonalisasi

Definition

Misalkan S subhimpunan di ruang hkd V .

S={x∈V :hx , yi =0 untuk semua y ∈S}

Mudah dibuktikan bahwa S merupakan subruang.

Dapat diuji bahwa{0} =V dan V=. . .

Jika S ={e3} ⊆R3, maka S ={(x , y , 0): x, y ∈R}

(27)

Proses Orthogonalisasi

Proses Orthogonalisasi

Definition

Misalkan S subhimpunan di ruang hkd V .

S={x∈V :hx , yi =0 untuk semua y ∈S}

Mudah dibuktikan bahwa S merupakan subruang.

Dapat diuji bahwa{0} =V dan V =. . .

Jika S ={e3} ⊆R3, maka S ={(x , y , 0): x, y ∈R}

Wono Setya Budhi (KKAG FMIPA ITB) Ruang Hasil Kali Dalam v 0.1 Maret 2015 7 / 13

(28)

Proses Orthogonalisasi

Proses Orthogonalisasi

Definition

Misalkan S subhimpunan di ruang hkd V .

S={x∈V :hx , yi =0 untuk semua y ∈S}

Mudah dibuktikan bahwa S merupakan subruang.

Dapat diuji bahwa{0} =V dan V =. . .

Jika S ={e3} ⊆R3, maka S={(x , y , 0): x, y ∈R}

(29)

Proses Orthogonalisasi

Proses Orthogonalisasi

Theorem

Misalkan W subruang tak nol dari ruang hkd V dan misalkan y∈V . Ada satu vektor u∈W dan z ∈W sehingga

y =u+z

Jika{v1,. . . , vk}basis orthonormal di W , maka

u=

k i=1

hy , viivi

Proof.

Jika y∈V diketahui, definisikan u∈W seperti di atas, maka y−u memenuhi

hy−u, vji = hy , vji − hu, vji

= hy , vji − hy , vji =0

Wono Setya Budhi (KKAG FMIPA ITB) Ruang Hasil Kali Dalam v 0.1 Maret 2015 8 / 13

(30)

Proses Orthogonalisasi

Proses Orthogonalisasi

Theorem

Misalkan W subruang tak nol dari ruang hkd V dan misalkan y∈V . Ada satu vektor u∈W dan z ∈W sehingga

y =u+z Jika{v1,. . . , vk}basis orthonormal di W , maka

u=

k i=1

hy , viivi

Proof.

Jika y∈V diketahui, definisikan u∈W seperti di atas, maka y−u memenuhi

hy−u, vji = hy , vji − hu, vji

= hy , vji − hy , vji =0

(31)

Proses Orthogonalisasi

Proses Orthogonalisasi

Theorem

Misalkan W subruang tak nol dari ruang hkd V dan misalkan y∈V . Ada satu vektor u∈W dan z ∈W sehingga

y =u+z Jika{v1,. . . , vk}basis orthonormal di W , maka

u=

k i=1

hy , viivi

Proof.

Jika y∈V diketahui, definisikan u∈W seperti di atas, maka y−u memenuhi

hy−u, vji = hy , vji − hu, vji

= hy , vji − hy , vji =0

Wono Setya Budhi (KKAG FMIPA ITB) Ruang Hasil Kali Dalam v 0.1 Maret 2015 8 / 13

(32)

Proses Orthogonalisasi

Proses Orthogonalisasi

Proof.

Jika y∈V diketahui, definisikan u∈W seperti di atas, maka y−u memenuhi

hy−u, vji = hy , vji − hu, vji

= hy , vji − hy , vji =0

Jadi y−u∈W, maka z =y−u∈W

Misalkan ada dua, y=u1+z1 =u2+z2 dengan u1, u2∈W dan z1, z2∈W, maka

u1−u2 =z2−z1∈W∩W Vektor . . . hanya yang berada di W ∩W. Jadi . . .

(33)

Proses Orthogonalisasi

Proses Orthogonalisasi

Proof.

Jika y∈V diketahui, definisikan u∈W seperti di atas, maka y−u memenuhi

hy−u, vji = hy , vji − hu, vji

= hy , vji − hy , vji =0

Jadi y−u∈W, maka z =y−u∈W

Misalkan ada dua, y=u1+z1 =u2+z2 dengan u1, u2∈W dan z1, z2∈W, maka

u1−u2 =z2−z1∈W∩W Vektor . . . hanya yang berada di W ∩W. Jadi . . .

Wono Setya Budhi (KKAG FMIPA ITB) Ruang Hasil Kali Dalam v 0.1 Maret 2015 9 / 13

(34)

Proses Orthogonalisasi

Proses Orthogonalisasi

Proof.

Jika y∈V diketahui, definisikan u∈W seperti di atas, maka y−u memenuhi

hy−u, vji = hy , vji − hu, vji

= hy , vji − hy , vji =0

Jadi y−u∈W, maka z =y−u∈W

Misalkan ada dua, y=u1+z1 =u2+z2 dengan u1, u2∈W dan z1, z2∈W, maka

u1−u2 =z2−z1∈W∩W

Vektor . . . hanya yang berada di W ∩W. Jadi . . .

(35)

Proses Orthogonalisasi

Proses Orthogonalisasi

Proof.

Jika y∈V diketahui, definisikan u∈W seperti di atas, maka y−u memenuhi

hy−u, vji = hy , vji − hu, vji

= hy , vji − hy , vji =0

Jadi y−u∈W, maka z =y−u∈W

Misalkan ada dua, y=u1+z1 =u2+z2 dengan u1, u2∈W dan z1, z2∈W, maka

u1−u2 =z2−z1∈W∩W Vektor . . . hanya yang berada di W ∩W. Jadi . . .

Wono Setya Budhi (KKAG FMIPA ITB) Ruang Hasil Kali Dalam v 0.1 Maret 2015 9 / 13

(36)

Proses Orthogonalisasi

Proses Orthogonalisasi

Corollary

Misalkan W subruang tak nol dari ruang hkd V dan misalkan y∈V . Vektor u=ki=1hy , viivi dengan{v1,. . . , vk}basis orthonormal di W merupakan vektor di W yang terdekat dengan y , artinya

ky−uk ≤ ky−xk untuk setiap x∈W .

Proof.

Misalkan z =y−u∈W, maka

ky−xk2=ku+z−xk2

=ku−x+zk2 =ku−xk2+kzk2+2 Rehu−x , zi

(37)

Proses Orthogonalisasi

Proses Orthogonalisasi

Corollary

Misalkan W subruang tak nol dari ruang hkd V dan misalkan y∈V . Vektor u=ki=1hy , viivi dengan{v1,. . . , vk}basis orthonormal di W merupakan vektor di W yang terdekat dengan y , artinya

ky−uk ≤ ky−xk untuk setiap x∈W .

Proof.

Misalkan z =y−u∈W, maka

ky−xk2=ku+z−xk2

=ku−x+zk2 =ku−xk2+kzk2+2 Rehu−x , zi

Wono Setya Budhi (KKAG FMIPA ITB) Ruang Hasil Kali Dalam v 0.1 Maret 2015 10 / 13

(38)

Proses Orthogonalisasi

Proses Orthogonalisasi

Corollary

Misalkan W subruang tak nol dari ruang hkd V dan misalkan y∈V . Vektor u=ki=1hy , viivi dengan{v1,. . . , vk}basis orthonormal di W merupakan vektor di W yang terdekat dengan y , artinya

ky−uk ≤ ky−xk untuk setiap x∈W .

Proof.

Misalkan z =y−u∈W, maka

ky−xk2=ku+z−xk2

=ku−x+zk2 =ku−xk2+kzk2+2 Rehu−x , zi

(39)

Proses Orthogonalisasi

Proses Orthogonalisasi: Vektor terdekat

Proof.

Misalkan z =y−u∈W, maka

ky−xk2 =ku+z−xk2

=ku−x+zk2=ku−xk2+kzk2 ditambah dengan 2hu−x , zi =0.

Jadi

ky−xk2≥ kzk2=ky−uk2

Wono Setya Budhi (KKAG FMIPA ITB) Ruang Hasil Kali Dalam v 0.1 Maret 2015 11 / 13

(40)

Proses Orthogonalisasi

Proses Orthogonalisasi: Vektor terdekat

Proof.

Misalkan z =y−u∈W, maka

ky−xk2 =ku+z−xk2

=ku−x+zk2=ku−xk2+kzk2 ditambah dengan 2hu−x , zi =0.

Jadi

ky−xk2≥ kzk2=ky−uk2

(41)

Proses Orthogonalisasi

Proses Orthogonalisasi: Vektor terdekat

Proof.

Misalkan z =y−u∈W, maka

ky−xk2 =ku+z−xk2

=ku−x+zk2=ku−xk2+kzk2 ditambah dengan 2hu−x , zi =0.

Jadi

ky−xk2≥ kzk2=ky−uk2

Wono Setya Budhi (KKAG FMIPA ITB) Ruang Hasil Kali Dalam v 0.1 Maret 2015 11 / 13

(42)

Proses Orthogonalisasi

Proses Orthogonalisasi: Perluasan Basis

Theorem

Misalkan S ={v1,. . . , vk}basis orthonormal dari ruang vektor berdimensi n.

S dapat diperluas menjadi basis orthonormal{v1,. . . , vk, vk+1,. . . , vn} untuk V .

Jika W =span(S), maka S1={vk+1,. . . , vn}basis dari W. Jika W sebarang subruang, maka dim(V) =dim(W) +dim W.

Proof.

Misalkan S ={v1,. . . , vk}basis orthonormal, maka dapat diperluas menjadi {v1,. . . , vk, wk+1,. . . , wn}

Selanjutnya dengan menggunakan GramSchmidt pada

{v1,. . . , vk, wk+1,. . . , wn}, maka {wk+1,. . . , wn}dapat diubah menjadi {v1,. . . , vk, vk+1,. . . , vn}menjadi basis orthonormal di V .

(43)

Proses Orthogonalisasi

Proses Orthogonalisasi: Perluasan Basis

Theorem

Misalkan S ={v1,. . . , vk}basis orthonormal dari ruang vektor berdimensi n.

S dapat diperluas menjadi basis orthonormal{v1,. . . , vk, vk+1,. . . , vn} untuk V .

Jika W =span(S), maka S1={vk+1,. . . , vn}basis dari W.

Jika W sebarang subruang, maka dim(V) =dim(W) +dim W.

Proof.

Misalkan S ={v1,. . . , vk}basis orthonormal, maka dapat diperluas menjadi {v1,. . . , vk, wk+1,. . . , wn}

Selanjutnya dengan menggunakan GramSchmidt pada

{v1,. . . , vk, wk+1,. . . , wn}, maka {wk+1,. . . , wn}dapat diubah menjadi {v1,. . . , vk, vk+1,. . . , vn}menjadi basis orthonormal di V .

Wono Setya Budhi (KKAG FMIPA ITB) Ruang Hasil Kali Dalam v 0.1 Maret 2015 12 / 13

(44)

Proses Orthogonalisasi

Proses Orthogonalisasi: Perluasan Basis

Theorem

Misalkan S ={v1,. . . , vk}basis orthonormal dari ruang vektor berdimensi n.

S dapat diperluas menjadi basis orthonormal{v1,. . . , vk, vk+1,. . . , vn} untuk V .

Jika W =span(S), maka S1={vk+1,. . . , vn}basis dari W. Jika W sebarang subruang, maka dim(V) =dim(W) +dim W.

Proof.

Misalkan S ={v1,. . . , vk}basis orthonormal, maka dapat diperluas menjadi {v1,. . . , vk, wk+1,. . . , wn}

Selanjutnya dengan menggunakan GramSchmidt pada

{v1,. . . , vk, wk+1,. . . , wn}, maka {wk+1,. . . , wn}dapat diubah menjadi {v1,. . . , vk, vk+1,. . . , vn}menjadi basis orthonormal di V .

(45)

Proses Orthogonalisasi

Proses Orthogonalisasi: Perluasan Basis

Theorem

Misalkan S ={v1,. . . , vk}basis orthonormal dari ruang vektor berdimensi n.

S dapat diperluas menjadi basis orthonormal{v1,. . . , vk, vk+1,. . . , vn} untuk V .

Jika W =span(S), maka S1={vk+1,. . . , vn}basis dari W. Jika W sebarang subruang, maka dim(V) =dim(W) +dim W.

Proof.

Misalkan S ={v1,. . . , vk}basis orthonormal, maka dapat diperluas menjadi {v1,. . . , vk, wk+1,. . . , wn}

Selanjutnya dengan menggunakan GramSchmidt pada

{v1,. . . , vk, wk+1,. . . , wn}, maka {wk+1,. . . , wn}dapat diubah menjadi {v1,. . . , vk, vk+1,. . . , vn}menjadi basis orthonormal di V .

Wono Setya Budhi (KKAG FMIPA ITB) Ruang Hasil Kali Dalam v 0.1 Maret 2015 12 / 13

(46)

Proses Orthogonalisasi

Proses Orthogonalisasi: Perluasan Basis

Theorem

Misalkan S ={v1,. . . , vk}basis orthonormal dari ruang vektor berdimensi n.

S dapat diperluas menjadi basis orthonormal{v1,. . . , vk, vk+1,. . . , vn} untuk V .

Jika W =span(S), maka S1={vk+1,. . . , vn}basis dari W. Jika W sebarang subruang, maka dim(V) =dim(W) +dim W.

Proof.

Misalkan S ={v1,. . . , vk}basis orthonormal, maka dapat diperluas menjadi {v1,. . . , vk, wk+1,. . . , wn}

Selanjutnya dengan menggunakan GramSchmidt pada

{v1,. . . , vk, wk+1,. . . , wn}, maka {wk+1,. . . , wn}dapat diubah menjadi {v1,. . . , vk, vk+1,. . . , vn}menjadi basis orthonormal di V .

(47)

Proses Orthogonalisasi

Proses Orthogonalisasi: Perluasan Basis

Theorem

Misalkan S ={v1,. . . , vk}basis orthonormal dari ruang vektor berdimensi n. S dapat diperluas menjadi basis orthonormal{v1,. . . , vk, vk+1,. . . , vn}untuk V .

Jika W =span(S), maka S1={vk+1,. . . , vn}basis dari W.

Jika W sebarang subruang, maka dim(V) =dim(W) +dim W.

Proof.

Dalam hal ini mudah dilihat bahwa S1⊂W.

Untuk melihat membangun W, misalkan x∈V , maka x=ni=1hx , viivi, dan khususnya jika x ∈W, maka hx , vii =0 untuk i=1,. . . , k. Jadi

x =

n i=k +1

hx , viivi

Untuk yang terakhir, akibat dari sifat di atas.

Wono Setya Budhi (KKAG FMIPA ITB) Ruang Hasil Kali Dalam v 0.1 Maret 2015 13 / 13

(48)

Proses Orthogonalisasi

Proses Orthogonalisasi: Perluasan Basis

Theorem

Misalkan S ={v1,. . . , vk}basis orthonormal dari ruang vektor berdimensi n. S dapat diperluas menjadi basis orthonormal{v1,. . . , vk, vk+1,. . . , vn}untuk V .

Jika W =span(S), maka S1={vk+1,. . . , vn}basis dari W. Jika W sebarang subruang, maka dim(V) =dim(W) +dim W.

Proof.

Dalam hal ini mudah dilihat bahwa S1⊂W.

Untuk melihat membangun W, misalkan x∈V , maka x=ni=1hx , viivi, dan khususnya jika x ∈W, maka hx , vii =0 untuk i=1,. . . , k. Jadi

x =

n i=k +1

hx , viivi

Untuk yang terakhir, akibat dari sifat di atas.

(49)

Proses Orthogonalisasi

Proses Orthogonalisasi: Perluasan Basis

Theorem

Misalkan S ={v1,. . . , vk}basis orthonormal dari ruang vektor berdimensi n. S dapat diperluas menjadi basis orthonormal{v1,. . . , vk, vk+1,. . . , vn}untuk V .

Jika W =span(S), maka S1={vk+1,. . . , vn}basis dari W. Jika W sebarang subruang, maka dim(V) =dim(W) +dim W.

Proof.

Dalam hal ini mudah dilihat bahwa S1⊂W.

Untuk melihat membangun W, misalkan x∈V , maka x=ni=1hx , viivi, dan khususnya jika x ∈W, maka hx , vii =0 untuk i=1,. . . , k. Jadi

x =

n i=k +1

hx , viivi

Untuk yang terakhir, akibat dari sifat di atas.

Wono Setya Budhi (KKAG FMIPA ITB) Ruang Hasil Kali Dalam v 0.1 Maret 2015 13 / 13

(50)

Proses Orthogonalisasi

Proses Orthogonalisasi: Perluasan Basis

Theorem

Misalkan S ={v1,. . . , vk}basis orthonormal dari ruang vektor berdimensi n. S dapat diperluas menjadi basis orthonormal{v1,. . . , vk, vk+1,. . . , vn}untuk V .

Jika W =span(S), maka S1={vk+1,. . . , vn}basis dari W. Jika W sebarang subruang, maka dim(V) =dim(W) +dim W.

Proof.

Dalam hal ini mudah dilihat bahwa S1⊂W.

Untuk melihat membangun W, misalkan x∈V , maka x=ni=1hx , viivi, dan khususnya jika x ∈W, maka hx , vii =0 untuk i=1,. . . , k. Jadi

x =

n i=k +1

hx , viivi

Untuk yang terakhir, akibat dari sifat di atas.

(51)

Proses Orthogonalisasi

Proses Orthogonalisasi: Perluasan Basis

Theorem

Misalkan S ={v1,. . . , vk}basis orthonormal dari ruang vektor berdimensi n. S dapat diperluas menjadi basis orthonormal{v1,. . . , vk, vk+1,. . . , vn}untuk V .

Jika W =span(S), maka S1={vk+1,. . . , vn}basis dari W. Jika W sebarang subruang, maka dim(V) =dim(W) +dim W.

Proof.

Dalam hal ini mudah dilihat bahwa S1⊂W.

Untuk melihat membangun W, misalkan x∈V , maka x=ni=1hx , viivi, dan khususnya jika x ∈W, maka hx , vii =0 untuk i=1,. . . , k. Jadi

x =

n i=k +1

hx , viivi

Untuk yang terakhir, akibat dari sifat di atas.

Wono Setya Budhi (KKAG FMIPA ITB) Ruang Hasil Kali Dalam v 0.1 Maret 2015 13 / 13

Referensi

Dokumen terkait

Ketaksamaan Cauchy-Schwarz pada ruang hasil kali dalam- 2 dengan menggunakan sifat semidefinit positif pada matriks Gram dapat kita perluas pada.. ruang hasil kali dalam-

Maka jika suatu vektor u dan v pada ruang vektor V riil yang dihubungkan dengan perkalian titik , adalah semi hasil kali dalam, maka vektor u dan v pada ruang vektor V riil

Kita akan menghitung panjang suatu berdasarkan hasil kali dalam yang telah diberikan, dan sudah dibuktikan bersama – sama bahwa hasil kali titik dalan ruang – n Euclides juga

Untuk membuktikan sifat, pertama-tama ditunjukkan bahwa ruang topologi hasil kali dua ruang metrik kerucut memenuhi aksioma keterhitungan pertama, selanjutnya

• Fakta geometrik bahwa jumlah panjang dari dua sisi segitiga setidak-tidaknya sama seperti panjang sisi ketiga.. Sudut vektor di Ruang Hasil

Jika V adalah suatu bidang yang melalui titik asal R 3 dengan hasil kali dalam Euclidean, maka himpunan semua vektor yang ortogonal terhadap setiap vektor dalam V membentuk garis L

Tujuan dari penulisan ini adalah menunjukkan bahwa konvergen pada barisan bilangan riil dapat diperumum ke ruang bernorma dan ruang hasil kali dalam,

Dalam Aljabar Linear dikenal istilah mengenai Ruang Hasil Kali Dalam (RHKD) yaitu suatu ruang vektor yang dilengkapi oleh suatu operasi yang memenuhi beberapa aksioma