• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH"

Copied!
133
0
0

Teks penuh

(1)

36

GAMBARAN UMUM WILAYAH

Bab ini membahas mengenai gambaran umum wilayah yang menjadi lokasi kegiatan ini dan Tinajaun kebijakan terkait.

2.1. Gambaran Umum Wilayah Provinsi Papua 2.1.1 Kondisi Fisik Dasar Provinsi Papua

Pulau Papua merupakan salah satu dari 5 (lima) pulau besar di Indonesia. Pulau ini terletak pada posisi Wilayah Papua secara administrasi terdiri dari 2 provinsi, 2 kota, 38 kabupaten, 479 kecamatan dan 4.874 kelurahan/desa, dengan luas wilayah daratan Pulau Papua sekitar 416.060 Km2. Wilayah Papua memiliki jumlah pulau sekitar 2.515 yang terdiri dari 2.229 pulau yang sudah bernama dan 1.286 pulau yang belum bernama. Penyebaran pulau terbanyak adalah di Provinsi Papua Barat sebanyak 1917 pulau yang terdiri dari 928 pulau sudah bernama dan 989 pulau belum bernama.

Luas wilayah Provinsi Papua adalah 309.934 km persegi dengan kepadatan penduduk yang cukup kecil yaitu sekitar 6 jiwa per km persegi, merupakan provinsi terluas di Indonesia. Provinsi ini merupakan salah satu provinsi yang kaya akan suku asli yaitu terdiri dari 255 suku, dengan bahasa yang masing- masing berbeda. Daratan didominasi oleh pegunungan dan perbukitan, juga memiliki pulau yang berjejer disepanjang pesisirnya.

Provinsi Papua dengan luas 31.7062 Km2, terletak diantara 130° - 141° Bujur Timur dan 2°25' Lintang Utara sampai 9° Lintang Selatan. Ibukota Provinsi Papua adalah Kota Jayapura dan provinsi ini berbatasan dengan :

 Sebelah Utara : Samudera Fasifik/Pacific Ocean

 Sebelah Selatan : Laut Arafura/Arafura Sea

 Sebelah Barat : Provinsi Papua Barat

 Sebelah Timur : Papua New Guinea.

Secara administratif Provinsi Papua terdiri dari 28 (dua puluh delapan) kabupaten dan 1 (satu) kota.

Tabel 2.1 Luas Wilayah Provinsi Papua menurut Kabupaten/Kota

NO Kabupaten/Kota Luas Wilayah (KM2) Persentase (%)

1 Merauke 44.071 13.81

2 Jayawijaya 7.030 2.20

3 Jayapura 11.157 3.50

4 Nabire 11.112 3.48

5 Yapen Waropen 2.050 0.64

6 Biak Namfor 2.602 0.82

7 Paniai 6.525 2.05

8 Puncak Jaya 4.989 1.56

9 Mimika 21.633 6.78

10 Boven Digoel 27.108 8.50

11 Mappi 24.118 7.56

12 Asmat 31.983 10.03

13 Yahukimo 17.152 5.38

14 Pegunungan Bintang 15.682 4.92

15 Tolikara 5.588 1.75

(2)

37

16 Sarmi 17.742 5.56

17 Keerom 8.390 2.63

18 Waropen 10.977 3.44

19 Supiori 678,32 0.21

20 Memberano Raya 23.813 7.46

21 Nduga 2.168 0.68

22 Lanny Jaya 2.248 0.70

23 Memberano Tengah 1.275 0.40

24 Yalimo 1.253 0.39

25 Puncak 8.055 2.52

26 Dogiyai 4.237 1.33

27 Intan Jaya 3.922 1.23

28 Deiyai 537,39 0.17

29 Kota Jayapura 935,92 0.29

JUMLAH 309.934 100.00

Sumber: Papua dalam angka 2014

Ibukota Provinsi Papua adalah Kota Jayapura dengan luas wilayah 940 Km2 atau 940.000 Ha, terdiri dari 5 distrik, terbagi habis menjadi 25 kelurahan dan 14 kampung. Kota Jayapura terletak diantara 137

° - 141° Bujur Timur dan 1° - 3° Lintang Selatan. Kota Jayapura dengan 8 (delapan) Kabupaten Otonom lainya yaitu Kabupaten Biak, Numfor, Manokwari, Sorong, Fak-fak, Merauke, Jayawijaya, Paniai dan Yapen Waropen) dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1969 Tentang pembentukan provinsi Otonom.

Gambar 2.1 Neraca Luas Wilayah Kabupaten/Kota di Provinsi Papua

Sumber: Hasil analisa, 2015

Kabupaten/Kota Luas Wilayah (KM2)

Merauke 44071

Asmat 31983

Bov en Digoel 27108

Mappi 24118

Memberano Raya 23813

Mimika 21633

Sarmi 17742

Yahukimo 17152

Pegunungan Bintang 15682

Jayapura 11157

Nabire 11112

Waropen 10977

Keerom 8390

Puncak 8055

Jayawijaya 7030

Paniai 6525

T olikara 5588

Puncak Jaya 4989

Dogiyai 4237

Intan Jaya 3922

Biak Namfor 2602

Lanny Jaya 2248

Nduga 2168

Yapen Waropen 2050

Memberano T engah 1275

Yalimo 1253

Kota Jayapura 935.92

Supiori 678.32

Deiyai 537.39

(3)

38

Provinsi Papua adalah Kabupaten/Kota Marauke dengan luas wilayah sebesar 44.071 Km2, sedangkan Kabupaten/Kota dengan luasan terkecil adalah Kabupaten/Kota Deiyai dengan luasan sebesar 537,39 Km2.

Gambar 2.2 Peta Adminstrasi Provinsi Papua

(4)

39

Kabupaten/Kota Luas Banyaknya Kecamatan Banyaknya Desa / Kelurahan

Merauke 47.406,897 20 168

Jayawijaya 2.331,188 37 312

Jayapura 14.390,155 19 144

Nabire 4.549,747 14 81

Kepulauan Yapen 4.936,373 14 111

Biak Numfor 13.017,447 19 260

Paniai 20.686,542 10 70

Puncak Jaya 2.446,503 8 67

Mimika 2.300,366 12 85

Boven Digoel 24.665,981 20 112

Mappi 23.178,446 15 137

Asmat 24.687,568 19 211

Yahukimo 15.057,901 51 518

Pegunungan Bintang 14.655,357 34 277

Tolikara 6.149,666 46 544

Sarmi 13.965,578 10 95

Keerom 9.015,034 7 61

Waropen 5.381,470 10 87

Supiori 634,241 5 38

Mamberamo Raya 28.034,865 8 58

Nduga 5.825,218 8 32

Lanny Jaya 3.439,788 10 143

Mamberamo Tengah 3.384,142 5 59

Yalimo 3.658,763 5 27

Puncak 5.618,836 8 80

Dogiyai 4.522,146 10 79

Intan Jaya 9.336,602 6 78

Deiyai 2.325,875 5 30

Kota Jayapura 950,378 5 39

Papua 316.553,074 440 4 003

Sumber: Papua dalam angka 2014

Tabel 2.3 Nama Kabupaten, Ibu Kota, Jumlah Distrik dan Kampung NAMA KABUPATEN IBU KOTA DISTRIK KAMPUNG

DATARAN MUDAH AKSES 113 915

Kab. Biak Numfor Biak 19 187

Kab. Jayapura Sentani 19 144

Kab. Keerom Waris 7 61

Kab. Merauke Merauke 20 168

Kab. Nabire Nabira 14 81

Kab. Sarmi Sarmi 10 86

Kab. Yapen Waropen Serui 14 111

Kota Jayapura Jayapura 5 39

Kab. Supiori Sorendiweri 5 38

DATARAN SULIT AKSES 75 713

Kab. Asmat Agats 10 175

Kab. Boven Digoel Tanah Merah 20 112

Kab. Mamberamo Raya Burmeso 8 58

Kab. Mamberamo Tengah Kobakma 5 59

Kab. Mappi Keppi 10 137

Kab. Mimika Timika 12 85

Kab. Waropen Waren 10 87

PEGUNUNGAN TENGAH 201 1991

Kab. Deiyai Tigi 5 30

Kab. Dogiyai Kigamani 10 79

Kab. Intan Jaya Sugapa 6 37

Kab. Jayawijaya Wamena 11 117

(5)

40

Kab. Lanny Jaya Tion 10 143

Kab. Nduga Kenyam 8 32

Kab. Paniai Enarotali 10 70

Kab. Pegunungan Bintang Oksibil 34 277

Kab. Puncak Ilaga 8 80

Kab. Puncak Jaya Mulia 8 67

Kab. Tolikara Karubaga 35 514

Kab. Yahukimo Dekai 51 518

Kab. Yalimo Elelim 5 27

Kab. Puncak Ilaga 4 24

JUMLAH 393 3725

Sumber: Papua dalam angka 2014

A. Topografi Provinsi Papua

Pegunungan Utama di Provinsi Papua terdiri atas Pegunungan Kobowre di Nabire, Pegunungan Sudirman di Enarotali dan Puncak Jaya, Pegunungan Jayawijaya di Jayawijaya, Pegunungan Vanres di Mamberamo, Pegunungan Gauntier dan Pegunungan Wisnumurti. Gunung dan Puncak di Provinsi Papua yang berada di deretan pegunungan tersebut adalah: Gunung Waspada (1.070 m); Puncak Jaya (5.030 m), Puncak Trikora (4.750 m), Puncak Yamin (4.350 m), Puncak Mandala (4.700 m), Gunung Dom (1.332 m).Pegunungan Jayawijaya merupakan suatu perluasan cordillera yang mengubah dataran tinggi Papua yang berpusat New Guinea, membentang sepanjang 400 mil (640 km) dari timur ke barat menyeberangi bagian tengah Papua dengan puncak tertingginya adalah Puncak Jaya 16,502 kaki (5,030 meter). Puncak dengan hutan lebat, kecuali salah satu puncak tertinggi yang terdiri dari batu karang glaciated.Di bagian utara terdapat lembah yang dialiri sungai Tariku Dan Taritatu Sungai dan merupakan anak sungai Mamberamo Sungai. Kebanyakan dataran rendah di semenanjung. Bomberai berjejer kearah barat sedangkan di Doberai yang bergunung-gunung ( Vogelkop; Belanda, "Kepala Burung") berjejer kearah barat laut.

Sepanjang bagian selatan pegunungan Maoke terdapat suatu area berpaya-paya yang luas [yang] yang dialiri oleh air dari sungai Digul, Pulau, Braza, Baliem, Loren, Armandville, Blumen, Semara, dan Mapi Sungai. Daerah Gunung yang tinggi ditutupi oleh lembah-lembah yang ditumbuhi rumput kasar, dan tumbuh-tumbuhan hutan-hujan tropis. Sedangkan area utara pegunungan tengah ditutupi oleh hutan basah. Di antaranya banyak ditumbuhi varieta pohon palem (sagu, kelapa, dan nipa), kayu cendana, kayu hitam, karet, casuarina, pohon cedar, buah sukun, dan bakau; anggrek dan pakis tumbuh dengan subur di hutan basah tersebut. Kehidupan rimba meliputi binatang berkantung, monotremes (binatang menyusui), ular, buaya, katup/kupu-kupu, burung kasuari, cenderawasih, trenggiling, anjing liar, babi liar, kura-kura darat, kadal kanguru pohon, burung bangau, merpati hijau, dan berbagai jenis burung lainnya.

(6)

41

sampai dataran tinggi, dengan tipe tutupan lahan berupa hutan hujan tropis, padang rumput dan padang alang-alang. Ketinggian wilayah di Provinsi Papua Barat bervariasi dari 0 >1.000 m. Pembagian wilayah Provinsi Papua Barat berdasarkan ketinggian wilayah dari permukaan laut dapat digolongkan ke dalam empat kelompok yaitu: (1) wilayah dengan ketinggian 0 – 100 meter dpl; (2) wilayah dengan ketinggian

>100 – 500 meter dpl; (3) wilayah dengan ketinggian >500 – 1.000 meter dpl; dan wilayah dengan ketinggian >1.000 meter dpl.

Tabel 2.4 Ketinggian Beberapa Kota dari Permukaan Laut di Provinsi Papua No KABUPATEN/KOTA Kota Ketinggian (dpl)

1 Merauke Merauke 0 - 100

2 Jayawijaya Wamena 2000 - 3000

3 Jayapura Jayapura 100 - 200

4 Paniai Enatotali 1000 - 2000

5 Puncak Jaya Mulia 2000 - 3000

6 Nabire Nabire 0 - 100

7 Mimika Timika 1000 - 2000

8 Yapen Waropen Serui 100 - 500

9 Biak Numfor Biak 100 - 500

10 Boven Digoel Tanah Merah 100 - 500

11 Mappi Qeti 0 - 100

12 Asmat Agats 0 - 100

13 Yahukimo Ninia 2000 - 3000

14 Pegunungan Bintang Oksibil 2000 - 3000

15 Tolikara Karubaga 2000 - 3000

16 Sarmi Sarmi 0 - 100

17 Keerom Arso 0 - 100

18 Waropen Waren 0 - 100

19 Supiori Sorndiweri 100 - 500

20 Jayapura Jayapura 100 - 500

Sumber: BPS 2014, Neraca Spasial Dan Profil Lingkungan Strategis Penataan Ruang, 2014

Dari neraca perbandingan ketinggian yang ada di Provinsi Papua dapat kita ketahui bahwa Kota Wamena, Kota Jaya Mulia, Kota Ninia, Kota Oksibil dan Kota Karubaga merupakan daratan tertiggi yang ada di Provinsi Papua dengan ketinggian diatas 3000 meter dari permukaan laut, sedangkan Kota Merauke, Kota Nabire, Kota Qeti, Kota Agats, Kota Arso dan Kota Waropen menjadi kota yang memiliki ketinggian terendah dengan ketinggian 100 meter dari permukaan laut.

(7)

42

Gambar 2.3 Neraca Ketinggian Beberapa Kota dari Permukaan Laut di Provinsi Papua

Sumber: BPS 2014, Neraca Spasial Dan Profil Lingkungan Strategis Penataan Ruang, 2014

B. Iklim Provinsi Papua

Provinsi Papua mempunyai kelembaban udara relatif tinggi, dimana pada tahun 2013 rata-rata kelembaban udara berkisar antara 80 persen sampai 87 persen. Sementara tekanan udara dan rata-rata penyinaran matahari, masing-masing antara 1.008,2 – 1.022,0 mb dan 39-62 persen.

Jumlah gempa bumi lokal dan gempa tele selama tahun 2013 terjadi masing-masing sebanyak 913 dan 3.321 kali. Gempa lokal paling sering terjadi pada bulan November, sebanyak 117 kali. Sementara gempa tele paling sering terjadi pada bulan Oktober sebanyak 396 kali.

Tabel 2.5 Suhu Udara Rata-rata di Provinsi Papua (ºC)

Uraian Merauke Wamena Sentani Nabire Serui Biak Enarotali Timika Tanah

Merah Sarmi Dok II Jayapura

Tinggi (m) 3 1 660 99 3 3 11 1 770 3 16 3 3

Suhu (oC) Maksimum

31,2 25,6 31,9 31,6 31,2 30,2 24,3 31,6 31 31,2 31,7

Minimum 24,1 15,6 23,9 23,9 23 24,6 14,8 23,6 24 23,4 25,2

Rata-rata 27 19,5 27,2 26,7 27,6 27,2 17,8 26,5 26,9 27,1 27,9

Kelembaban Udara (%)

Maksimum - - - - - - - - - - -

Minimum - - - - - - - - - - -

Rata-rata 80 82 82 87 83 87 83 86 86 84 80

Tekanan Udara (mb)

1 010,9 1 008,6 1 009,2 1 009,6 1 008,2 1 010,2 1 022,0 1 011,8 1 011,5 1 011,0 1 011,1

Kecepatan Angin (knot)

5,9 3,8 3,9 3,7 3,6 4,3 5,5 5,4 4,2 4,3 5,8

Curah Hujan (mm)

2 493 2 296 2 200 5 575 3 276 2 864 1 572 6 770 4 790 3 292 4 095

Hari Hujan 193 292 207 275 285 261 206 318 286 248 233

Penyinaran Matahari (%)

57 45 45 55 62 48 52 48 39 54 43

Sumber : Papua Dalam Angka 2014

KABUPATEN/KOTA Kota Ketinggian (dpl)

Jayawijaya Wamena 3000

Puncak Jaya Mulia 3000

Yahukimo Ninia 3000

Pegunungan Bintang Oksibil 3000

Tolikara Karubaga 3000

Paniai Enatotali 2000

Mimika Timika 2000

Yapen Waropen Serui 500

Biak Numfor Biak 500

Boven Digoel Tanah Merah 500

Supiori Sorndiweri 500

Jayapura Jayapura 500

Jayapura Jayapura 200

Merauke Merauke 100

Nabire Nabire 100

Mappi Qeti 100

Asmat Agats 100

Sarmi Sarmi 100

Keerom Arso 100

Waropen Waren 100

Ket : Tinggi Sedang Rendah

Puncak Jaya Mulia 3000

Yahukimo Ninia 3000

Pegunungan Bintang Oksibil 3000

Tolikara Karubaga 3000

Paniai Enatotali 2000

Mimika Timika 2000

Yapen Waropen Serui 500

Biak Numfor Biak 500

Boven Digoel Tanah Merah 500

Supiori Sorndiweri 500

Jayapura Jayapura 500

Jayapura Jayapura 200

Merauke Merauke 100

Nabire Nabire 100

Mappi Qeti 100

Asmat Agats 100

Sarmi Sarmi 100

Keerom Arso 100

Waropen Waren 100

Ket : Tinggi Sedang Rendah

(8)

43

Jumlah penduduk Papua tahun 2013 adalah 3.032.488 jiwa yang tersebar di 29 kabupaten/kota. Jumlah penduduk terbesar 272.544 jiwa mendiami Kota Jayapura.

Secara keseluruhan, jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dari penduduk perempuan. Hal ini tercermin dari angka rasio jenis kelamin sebesar 112,16, yang berarti terdapat 112 laki-laki setiap 100 perempuan.

Dengan luas wilayah 316.553,07 km2, kepadatan penduduk di Papua sebanyak 10 jiwa per km2. Kepadatan tertinggi terjadi di Kota Jayapura, yakni 287 jiwa per km2, diikuti Kabupaten Jayawijaya (87 jiwa per km2) dan Kabupaten Mimika (85 jiwa per km2). Sedangkan kepadatan terendah terjadi di Kabupaten Mamberamo Raya, yakni kurang dari 1 jiwa per km2.

Penduduk Papua berdasarkan kelompok umur ternyata didominasi oleh kelompok usia muda (0-14 tahun). Kecilnya proporsi penduduk usia tua (kelompok usia 55 tahun keatas) menunjukkan bahwa tingkat kematian penduduk usia lanjut sangat tinggi. Selain itu, komposisi penduduk seperti di atas menyebabkan rasio ketergantungan (dependency ratio) di Papua tahun 2013 cukup tinggi, yaitu sebesar 66,89 %.

Tabel 2.6 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Provinsi Papua Kabupaten/Kota Kategori Jumlah Penduduk (Jiwa)

2012 2011 2010 2009 2008

Asmat Jumlah Pria (jiwa) 42.387 42.644 40.220 40.033 40.018 Jumlah Wanita (jiwa) 39.309 39.453 36.357 36.993 36.978 Total (jiwa) 81.696 82.097 76.577 77.026 76.996 Biaknumfor Jumlah Pria (jiwa) 69.377 67.194 65.600 39.592 55.434 Jumlah Wanita (jiwa) 65.540 63.399 61.198 39.798 53.858 Total (jiwa) 134.917 130.593 126.798 79.390 109.292 Bovendigoel Jumlah Pria (jiwa) 33.812 31.670 30.408 17.924 17.538

Jumlah Wanita (jiwa) 28.691 26.744 25.376 17.657 17.248 Total (jiwa) 62.503 58.414 55.784 35.581 34.786 Deiyai Jumlah Pria (jiwa) 39.644 33.084 32.391 - -

Jumlah Wanita (jiwa) 37.225 31.201 29.728 - - Total (jiwa) 76.869 64.285 62.119 - - Dogiyai Jumlah Pria (jiwa) 47.309 43.425 42.542 35.751 - Jumlah Wanita (jiwa) 45.719 42.962 41.688 35.844 - Total (jiwa) 93.028 86.387 84.230 71.595 - Intan Jaya Jumlah Pria (jiwa) 22.681 21.212 20.745 - - Jumlah Wanita (jiwa) 20.501 20.747 19.745 - - Total (jiwa) 43.182 41.959 40.490 - - Jayapura Jumlah Pria (jiwa) 144.741 139.565 136.587 116.155 113.922

Jumlah Wanita (jiwa) 129.187 124.251 120.118 108.460 106.187 Total (jiwa) 273.928 263.816 256.705 224.615 220.109 Jayapura Jumlah Pria (jiwa) 62.851 60.670 59.527 52.026 51.275

Jumlah Wanita (jiwa) 56.266 54.154 52.416 49.102 48.311 Total (jiwa) 119.117 114.824 111.943 101.128 99.586 Jayawijaya Jumlah Pria (jiwa) 114.570 102.237 101.217 50.965 115.394

Jumlah Wanita (jiwa) 108.873 97.021 94.868 49.902 112.793 Total (jiwa) 223.443 199.258 196.085 100.867 228.187 Keerom Jumlah Pria (jiwa) 28.044 27.137 26.526 24.172 23.209

Jumlah Wanita (jiwa) 23.774 22.906 22.010 22.110 21.193 Total (jiwa) 51.818 50.043 48.536 46.282 44.402 Kepulauan Yapen Jumlah Pria (jiwa) 45.589 43.921 42.965 39.592 -

Jumlah Wanita (jiwa) 43.022 41.394 39.986 39.798 - Total (jiwa) 88.611 85.315 82.951 79.390 - Lanny Jaya Jumlah Pria (jiwa) 93.936 83.045 79.691 12.320 - Jumlah Wanita (jiwa) 79.276 72.623 68.831 12.062 - Total (jiwa) 173.212 155.668 148.522 24.382 - Mappi Jumlah Pria (jiwa) 45.276 44.261 42.765 36.207 35.800

Jumlah Wanita (jiwa) 41.880 40.868 38.893 35.670 35.209

(9)

44

2012 2011 2010 2009 2008

Total (jiwa) 87.156 85.129 81.658 71.877 71.009 Memberamo Raya Jumlah Pria (jiwa) 10.459 10.039 9.763 10.519 -

Jumlah Wanita (jiwa) 9.538 9.126 8.602 9.821 - Total (jiwa) 19.997 19.165 18.365 20.340 - Memberamo Tengah Jumlah Pria (jiwa) 24.855 22.127 21.327 14.502 - Jumlah Wanita (jiwa) 20.515 19.129 18.210 14.197 - Total (jiwa) 45.370 41.256 39.537 28.699 - Merauke Jumlah Pria (jiwa) 111.503 105.394 103.078 90.632 88.658

Jumlah Wanita (jiwa) 101.572 95.743 92.638 85.834 83.820 Total (jiwa) 213.075 201.137 195.716 176.466 172.478 Mimika Jumlah Pria (jiwa) 113.317 106.007 103.027 81.415 78.983

Jumlah Wanita (jiwa) 89.042 82.823 78.974 66.604 64.503 Total (jiwa) 202.359 188.830 182.001 148.019 143.486 Nabire Jumlah Pria (jiwa) 77.112 70.561 69.369 58.341 57.861

Jumlah Wanita (jiwa) 68.136 62.154 60.524 47.776 47.383 Total (jiwa) 145.248 132.715 129.893 106.117 105.244 Nduga Jumlah Pria (jiwa) 50.831 45.016 43.097 9.502 -

Jumlah Wanita (jiwa) 44.398 38.025 35.956 9.304 - Total (jiwa) 95.229 83.041 79.053 18.806 - Paniai Jumlah Pria (jiwa) 91.432 80.679 80.437 63.907 62.898

Jumlah Wanita (jiwa) 85.375 75.235 72.995 60.873 59.810 Total (jiwa) 176.807 155.914 153.432 124.780 122.708 Pegununganbintang Jumlah Pria (jiwa) 39.233 35.901 35.305 54.853 53.931

Jumlah Wanita (jiwa) 33.036 31.020 30.129 43.381 42.580 Total (jiwa) 72.269 66.921 65.434 98.234 96.511 Puncak Jumlah Pria (jiwa) 53.527 50.168 49.260 27.042 -

Jumlah Wanita (jiwa) 49.581 46.387 43.958 23.073 - Total (jiwa) 103.108 96.555 93.218 50.115 - Puncakjaya Jumlah Pria (jiwa) 62.568 56.114 54.779 40.639 66.349

Jumlah Wanita (jiwa) 52.447 49.218 46.369 34.675 56.517 Total (jiwa) 115.015 105.332 101.148 75.314 122.866 Sarmi Jumlah Pria (jiwa) 19.948 18.721 18.257 12.281 18.225

Jumlah Wanita (jiwa) 16.690 15.584 14.714 11.465 16.987 Total (jiwa) 36.638 34.305 32.971 23.746 35.212 Supiori Jumlah Pria (jiwa) 8.805 8.578 8.342 6.452 6.448

Jumlah Wanita (jiwa) 8.089 7.863 7.532 6.208 6.194 Total (jiwa) 16.894 16.441 15.874 12.660 12.642 Tolikara Jumlah Pria (jiwa) 73.049 65.030 61.801 26.610 25.967 Jumlah Wanita (jiwa) 61.597 56.067 52.626 23.921 23.303 Total (jiwa) 134.646 121.097 114.427 50.531 49.270 Waropen Jumlah Pria (jiwa) 13.689 13.666 13.137 8.081 12.022 Jumlah Wanita (jiwa) 12.392 12.339 11.502 7.639 11.343 Total (jiwa) 26.081 26.005 24.639 15.720 23.365 Yahukimo Jumlah Pria (jiwa) 93.003 88.666 86.735 80.628 79.015 Jumlah Wanita (jiwa) 82.695 80.501 77.777 73.723 72.124 Total (jiwa) 175.698 169.167 164.512 154.351 151.139 Yalimo Jumlah Pria (jiwa) 30.533 28.053 26.985 29.819 -

Jumlah Wanita (jiwa) 26.135 25.028 23.778 29.196 - Total (jiwa) 56.668 53.081 50.763 59.015 - Total Jumlah Pria (jiwa) 1.664.081 1.544.785 1.505.883 1.079.960 1.002.947

Jumlah Wanita (jiwa) 1.480.501 1.383.965 1.327.498 995.086 916.341 Total (jiwa) 3.144.582 2.928.750 2.833.381 2.075.046 1.919.288 Sumber : Papua Dalam Angka 2014

(10)

45

Kabupaten/Kota Luas*) Penduduk (orang) Kepadatan

Penduduk

Km % Jumlah %

Merauke 47 406,897 14.976 209 980 692 443

Jayawijaya 2 331,188 736 203 085 670 8.712

Jayapura 14 390,155 4.546 118 789 392 825

Nabire 4 549,747 1.437 137 283 453 3.017

Kepulauan Yapen 4 936,373 1.559 88 187 291 1.786

Biak Numfor 13 017,447 4.112 135 080 445 1.038

Paniai 20 686,542 6.535 161 324 532 780

Puncak Jaya 2 446,503 773 112 010 369 4.578

Mimika 2 300,366 727 196 401 648 8.538

Boven Digoel 24 665,981 7.792 60 403 199 245

Mappi 23 178,446 7.322 88 006 290 380

Asmat 24 687,568 7.799 85 000 280 344

Yahukimo 15 057,901 4.757 175 086 577 1.163

Pegunungan Bintang 14 655,357 4.630 69 304 229 473

Tolikara 6 149,666 1.943 125 326 413 2.038

Sarmi 13 965,578 4.412 35 508 117 254

Keerom 9 015,034 2.848 51 772 171 574

Waropen 5 381,470 1.700 26 905 89 500

Supiori 634.241 200 16 976 56 2.677

Mamberamo Raya 28 034,865 8.856 19 776 65 71

Nduga 5 825,218 1.840 85 894 283 1.475

Lanny Jaya 3 439,788 1.087 161 077 531 4.683

Mamberamo Tengah 3 384,142 1.069 42 687 141 1.261

Yalimo 3 658,763 1.156 54 911 181 1.501

Puncak 5 618,836 1.775 99 926 330 1.778

Dogiyai 4 522,146 1.429 89 327 295 1.975

Intan Jaya 2 325,875 735 43 405 143 1.866

Deiyai 9 336,602 2.949 66 516 219 712

Kota Jayapura 950.378 300 272 544 899 28.677

Papua 316 553,074 100 3.032.488 100 9,58 Sumber : Papua Dalam Angka 2014

2.1.3 Perokonomian Provinsi Papua

Walaupun Papua merupakan Provinsi yang terbesar di Indonesia, namun jumlah penduduknya adalah paling sedikit. Berdasarkan proyeksi tahun 2011, jumlah penduduk Papua sebanyak 2.928.750 jiwa dengan rata-rata pertumbuhan 5,39 %pertahun. Apabila dikaitkan dengan luas wilayahnya maka kepadatan penduduk Papua hanya 6 jiwa/km2.

Penduduk asli Papua terdiri dari beragam etnik dan yang sudah teridentifikasi sebanyak 257 kelompok etnik. Mereka hidup secara berkelompok dalam unit-unit kecil, saling terpisah dan memiliki adat, budaya dan bahasa sendiri. Sementara Jumlah angkatan kerja Papua pada tahun 2011tercatat sebanyak 1.536.728 orang Sedangkan pencari kerja yang tercatat pada tahun 2011 sebanyak 100.595 orang, turun sekitar 9,44 persen dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 111.077 orang.

(11)

46

beratnya medan yang bergunung-gunung, rawa dan terpencarnya pemukiman penduduk sehingga menyulitkan pembangunannya. Namun demikian pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan asesibilitas melalui pembangunan jalan darat. Bagaimanapun beratnya, jalan darat harus cepat dibangun karena dengan adanya jalan darat yang dapat melayani angkutan secara massal dengan biaya murah akan dapat mempercepat pembangunan daerah Papua secara keseluruhan.

Berdasarkan hal tersebut Pemerintah Propinsi Papua sejak beberapa tahun ini telah menempatkan penembusan isolasi sebagai salah satu prioritas pembangunannya yang direalisasikan dengan penetapan lima belas kabupaten sebagai gerbang emas percepatan pembangunan Papua terbagi kedalam lima ekologi wilayah.

Ketersediaan listrik merupakan salah satu kendala penyediaan infrastruktur di Papua. Namun demikian terus dilakukan upaya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Berdasarkan hasil kajian di Urumka Kabupaten Paniai untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) menjadi sasaran pasokan listrik terbesar di Papua. Dari hasil pengkajian terhadap pembangunan PLTA ini, dimungkinkan banyaknya energy listrik yang akan dihasilkan sekitar 300 megawatt. Bisa menjadi yang terbesar di Papua dan mampu melayani kebutuhan pasokan listrik masyarakat selain pembangunan PLTA di Urumuka, Pemerintah Provinsi Papua juga pernah mengkaji potensi pembangunan tenaga listrik hidro power di Mamberamo yang diperkirakan dapat menghasilkan 10.000 Mega Watt.

Pada saat ini kecenderungan ekonomi global masih tetap menunjukkan bahwa Asia-Pasifik akan menjadi area pertumbuhan baru. Di negara-negara Asia sendiri terjadi peningkatan biaya produksi yang terutama disebabkan oleh tingginya upah buruh dan kelangkaan bahan baku. Hal ini tentu saja akan mendorong para investor untuk mencari daerah baru yang mempunyai keunggulan komparatif dan lebih menguntungkan dan Papua memenuhi kriteria tersebut.

Diakui bahwa prasarana masih sangat terbatas sehingga diperlukan keuletan dan biaya modal yang besar dari para investor. Namun Pemerintah Daerah siap membantu agar para investor berhasil dalam usahanya dengan memanfaatkan keunggulan-keunggulan komparatif yang dimiliki Papua, antara lain : (1) memiliki sumber daya alam yang melimpah; (2) masih terbukanya pasar lokal, domestik maupun eksport; (3) pemerintah siap membantu para investor dalam menyelesaikan masalah-masalah pertanahan yang dibutuhkan untuk usaha investasi.

Secara umum lahan potensial yang dapat dikembangkan usaha perkebunan seluas 7.200.000 Ha, dari jumlah ini yang terkelolah 162.998,38 Ha, di antaranya berupa perkebunan besar seluas 37.746,38 Ha (23,42%). Untuk komoditi pada sektor perkebunan yaitu kelapa, kakao, cengkeh, pala, mete, kopi, sawit, dan karet.

(12)

47

dimanfaatkan yaitu berupa sumber daya perikanan sebesar 206.971,6 ton, perikanan budidaya sebesar 1.239,4 ton, dan perikanan perairan umum sebesar 3.001,1 ton. Sektor perikanan mempunyai prospek masa depan karena banyak masyarakat yang hidupnya sebagai nelayan.

Sedangkan potensi lahan usaha peternakan seluas 2.401.437 Ha, dan telah dimanfaatkan seluas 8.050 Ha. Sektor kehutanan memiliki hutan produksi seluas 10.585.210 Ha, dari jumlah tersebut yang merupakan hutan konversi seluas 9.000.000 Ha. Pengembangan sektor kehutanan dapat pula dikembangkan usaha non-timber oleh masyarakat hutan yang kepemilikannya masih diatur dengan sistim dan aturan adat.

Sisi Permintaan :

Pada triwulan III-2013, perekonomian Provinsi Papua tumbuh sebesar 17,58 % (yoy) atau lebih tinggi dari triwulan II-2013 sebesar 0,25% (yoy). Dari sisi permintaan, kinerja ekonomi Papua ditopang oleh komponen konsumsi (masyarakat dan pemerintah), investasi (pembentukan modal tetap bruto), dan ekspor yang tumbuh cukup menggembirakan. Membaiknya kinerja ekspor yang disebabkan oleh meningkatnya tingkat produksi komoditas tambang di salah satu perusahaan tambang terbesar di Papua menjadi salah satu penopang pertumbuhan perekonomian di Provinsi Papua. Kinerja ekonomi Papua juga ditopang oleh komponen konsumsi (masyarakat dan pemerintah) yang cukup tinggi seiring adanya perayaan hari raya Lebaran dan masuknya masa liburan sekolah. Di samping itu, investasi (pembentukan modal tetap bruto) juga memegang peranan yang penting dalam perekonomian dengan angka pertumbuhan yang cukup menggembirakan. Kedepannya, ekpektasi masyarakat yang tetap tinggi akan kondisi ekonomi menjaga gairah ekonomi di Provinsi Papua untuk tetap tumbuh positif.

Konsumsi Rumah Tangga :

Pada triwulan III-2013, komponen konsumsi masyarakat tumbuh mencapai 6,89% (yoy) atau lebih tinggi dibandingkan triwulan II-2013 yang tercatat sebesar 6,82% (yoy). Meningkatnya pertumbuhan konsumsi pada triwulan berjalan didorong oleh beberapa aspek seperti: perayaan hari raya lebaran, masuknya musim liburan sekolah, penyelenggaraan event oleh pemerintah, serta kenaikan belanja oleh pemerintah. Selain itu, Tetap positifnya pertumbuhan konsumsi juga terekam dari survei konsumen di Kota Jayapura. Hasil Survey Konsumen menunjukkan terdapat kecenderungan konsumen untuk melakukan pembelian barang-barang durable goods dengan Indeks mencapai 124,7 di triwulan III-2013 lebih tinggi dibandingkan indeks pada triwulan II-2013 sebesar 122,7 sementara Indeks Keyakinan Konsumen secara keseluruhan yang tercatat sebesar 155,5 masih tergolong sangat optimis dan sedikit lebih tinggi dibandingkan triwulan II-2013 sebesar 153,9.

Peningkatan komponen konsumsi juga terekam dari perkembangan konsumsi listrik rumah tangga yang tumbuh 9,96% (yoy) pada triwulan III-2013 lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 15,02% (yoy). Tingginya aktivitas konsumsi tersebut juga tercermin dari tingginya pertumbuhan penyaluran kredit konsumsi oleh perbankan yang tumbuh sebesar 41,34% (yoy). Pada triwulan III-2013, peningkatan konsumsi masyarakat juga tercermin melalui peningkatan jumlah kendaraan baru yang didaftarkan sebesar 14,83% (yoy).

(13)

48

65,2% (yoy), angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II-2012 yang tercatat sebesar 18,20% (yoy). Peran pemerintah dalam peningkatan konsumsi juga cukup besar seperti terlihat dari peningkatan realisasi belanja pegawai pemda yang telah mencapai di atas 50% dari anggaran yang tersedia.

Ekspor dan Impor :

Ekspor Provinsi Papua pada triwulan III-2013 mengalami pertumbuhan yang sangat tinggi sebesar 63,63% (yoy) sementara impor hanya tumbuh sebesar 11,93% (yoy). Nilai ekspor non migas Provinsi Papua yang mengalami pertumbuhan sebesar 17,96% (yoy) menjadi penyebab utama perbaikan kinerja ekspor pada periode laporan. Kelompok komoditas utama ekspor non migas Papua meliputi produk mineral dengan komoditas antara lain berupa konsentrat tembaga dan konsentrat emas yang diproduksi oleh PT. Freeport Indonesia (PTFI). Tren pertumbuhan ekspor Papua secara historikal memiliki hubungan yang searah dengan pertumbuhan penjualan PT. Freeport Indonesia baik komoditas tembaga maupun emas yang pada triwulan ke III-2013 mengalami peningkatanmasing-masing sebesar 21,54% (yoy) dan 56,18% (yoy). Nilai impor non-migas Papua justru mengalami pertumbuhan yang negatif pada triwulan laporan sebesar -13,87% (yoy). Sejalan dengan penurunan nilai, volume impor Papua juga mengalami penurunan kinerja sebesar -47,44% (yoy). Penurunan kinerja impor dinilai merupakan suatu hal yang cukup baik karena segala kebutuhan barang dan jasa di suatu wilayah dapat dipenuhi dengan menggunakan produksi dalam negeri. Kedepannya, hal tersebut akan menjadi suatu momentum untuk menekan defisit neraca transaksi perdagangan yang saat ini terjadi.

Sisi Penawaran :

Pada sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi di Provinsi Papua didorong oleh pertumbuhan positif dari seluruh sektor ekonomi. Pertumbuhan terendah dialami oleh sektor bangunan sebesar 1,54% (yoy) sementara pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor pertambangan sebesar 43,04% (yoy). Selanjutnya pertumbuhan tahunan sektor-sektor lainnya adalah sebagai berikut: sektor pertanian sebesar 3,73%;

sektor jasa-saja sebesar 16,03%; sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 14,91%;

sektor industri pengolahan sebesar 5,15%, sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 7,33%;

sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 7,64%; dan sektor listrik dan air bersih sebesar 9,26%.

Sektor Pertanian :

Sektor pertanian pada periode triwulan III-2013 mengalami perlambatan pertumbuhan namun tetap tumbuh positif sebesar 3,73% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,90% (yoy). Hal ini disebabkan pada triwulan berjalan perlambatan produksi dan produktivitas beberapa komoditas tanaman pangan yang belum memasuki masa panen. hal tersebut dapat dilihat dari sudut pandang produksi pertanian beberapa komoditas pangan mengalami penurunan produksi dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2012, seperti untuk ubi kayu menurun sebesar - 26,66% dan produksi ubi jalar menurun sebesar -17,57%. Namun demikian, tingkat produksi padi sawah justru mengalami peningkatan tahunan sebesar 15,53%.

(14)

49

perikanan. Pada triwulan III-2013, sub sektor perikanan mengalami peningkatan volume produksi seluruh jenis komoditas perikanan baik perikanan laut, perikanan perairan umum maupun perikanan budidaya, yang secara keseluruhan tercatat sebesar 10,25% (yoy). Secara kuantitas, sepanjang periode triwulan III-2013 total volume hasil produksi perikanan diperkirakan mencapai 81.306 ton.

Namun pertumbuhan di sektor pertanian tidak didukung peningkatan kesejahteraan Petani di Papua dimana nilai NTP Papua pada triwulan III-2013 sebesar 99,34 yang berada di bawah basis nilai 100.

Nilai NTP ini lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 101,54.

Sektor Pertambangan dan Penggalian :

Sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan III-2013 mengalami pertumbuhan yang signifikan sebesar 43,04% (yoy) atau lebih tinggi dari triwulan II-2013 yang tercatat mengalami penurunan sebesar -24,61% (yoy). Sebagai penyumbang utama sektor tambang, target produksi yang ditetapkan oleh PT.

Freeport Indonesia dengan utilitisasi yang lebih optimal mendorong perbaikan kinerja sektor tambang.

Data Publikasi periode triwulan III-2013 Freeport-McMoran Copper and Gold (holding company dari PT.Freeport Indonesia) menunjukkan peningkatan produksi tembaga dan emas masing-masing sebesar 27,14% dan 63,19%. Adapun tingkat peningkatan yang cukup signifikan tersebut terjadi karena adanya upaya PT. Freeport Indonesia untuk mengejar target produksi tahunan pasca penurunan produksi yang cukup signifikan pada triwulan sebelumnya akibat terjadinya kecelakaan kerja pada pertengahan Mei 2013. Selain itu, tingginya angka produksi juga didukung oleh lancarnya kegiatan operasional PT.

Freeport Indonesia yang selama triwulan III-2013 tidak mengalami hambatan yang berarti.

Sektor Perdagangan, Hotel Dan Restora :

Sektor perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) pada triwulan III-2013 tercatat tumbuh sebesar 7,33%

(yoy) atau melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan II-2013 yang mencapai 13,54% (yoy).

Positifnya pertumbuhan kinerja sektor perdagangan papua dapat tercermin dari tingginya kapasitas bongkar bongkar muat barang di pelabuhan Papua. Pada triwulan III-2013, arus bongkar muat barang mengalami pertumbuhan sebesar 2,09% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Namun demikian, sesuai dengan arah pertumbuhan sektor PHR yang melambat pada triwulan III, volume bongkar muat pelabuhan pada triwulan III juga mengalami penurunan menjadi sebesar 265.424 ton dari triwulan sebelumnya sebesar 295.761 ton.

Pertumbuhan sektor PHR pada triwulan laporan juga dapat terlihat dari kinerja tingkat occupancy rate hotel di wilayah Papua mencapai angka 86,67% atau lebih tinggi dari triwulan yang sama di tahun sebelumnya yang hanya mencapai 76,0%. Tingginya frekuensi penyelenggaraan kegiatan baik oleh pemerintah maupun institusi lain menjadi penyebeb tingginya tingkat hunian hotel di Provinsi Papua.

Selain itu, Pertumbuhan sektor perdagangan pada triwulan III-2013 juga sejalan dengan pertumbuhan penyaluran kredit perdagangan yang disalurkan oleh perbankan di Provinsi Papua yang tercatat meningkat sebesar 29,64% (yoy).

(15)

50

Sektor pengangkutan dan komunikasi pada triwulan III-2013 tumbuh mencapai 7,64% (yoy) sedikit melambat jika dibandingkan pertumbuhan pada triwulan II-2013 yang tercatat sebesar 9,07% (yoy).

Pertumbuhan sektor ini didorong sub sektor-sub sektor yang dominan yaitu angkutan laut, angkutan udara dan komunikasi, serta sub sektor angkutan jalan raya yang tetap tumbuh pada periode triwulan ini dibadingkan triwulan sebelumnya.

Sesuai kondisi geografis, sarana transportasi laut dan angkutan udara merupakan transportasi dominan di Provinsi Papua dalam menunjang mobilitas arus distribusi barang maupun orang. Pertumbuhan siginifikan yang terjadi pada sektor pengangkutan dan komunikasi juga tercermin dari peningkatan jumlah penumpang Kapal Laut yang pada triwulan III-2013 menjadi sebanyak 67.545 orang tumbuh tipis sebesar 0,37% (yoy) dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Sektor Keuangan, Persewaaan dan Jasa Perusahaan :

Sektor Keuangan, Persewaaan dan Jasa Perusahaan. Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada triwulan III-2013 tumbuh mencapai 14,91% (yoy) lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada triwulan II-2013 yang tercatat sebesar 11,87% (yoy). Salah satu parameter pertumbuhan sektor ini tercermin dari nilai tambah bank yang pada triwulan III-2013 berhasil tumbuh sebesar 20,08% (yoy) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan II-2013 sebesar 15,65% (yoy).

Selama lima tahun terakhir (2008-2012), nilaitambah bruto yang dihasilkan oleh seluruh aktivitas sektor ekonomi di Provinsi Papua menunjukkan trend yang positif. Pada tahun2008, nilai PDRB atas dasar harga berlaku di Provinsi Papua diestimasi sebesar 61,52 trilliun rupiah. Nilai ini terus bertambah hingga pada tahun 2012 mencapai 77,77 trilliun rupiah.

Dibanding tahun 2011, nilai PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2012 tumbuh sebesar 1,58persen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Perekonomian Papua tahun 2014 dihitung berdasar PDRB ADHB mencapai Rp. 123,179 Triliyun, sementara PDRB Perkapita mencapai Rp. 39,85 Juta. Perekonomian Papua tahun 2014 tumbuh sebesar 3,25 %. Pertumbuhan terjadi hampir pada seluruh lapangan usaha. Satu-satunya lapangan usaha yang mengalami kontraksi pada tahun 2014 adalah pertambangan atau penggalian yaitu sebesar 4,16 %, hal itu disebabkan karena adanya pembatasan eksport minerba oleh pemerintah Indonesia serta adanya kecelakaan di tambang PT. Freeport pada September 2014.

Dilihat dari struktur ekonomi lapangan usaha tambang dan penggalian masih mendominasi ekonomi Papuadengan sumbangan sebesar 28,87 %. Lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan berada pada posisi kedua sebagai penyumbang kontribusi sebesar 14,11 %, jika pertambangan dan penggalian di eleminir maka lapngan usaha yang mendominasi di Papua adalah pertanian, kehutanan dan perikanan disusul lapangan usaha konstruksi dengan kontribusi masing – masing 23,30% dan 22,77%.

(16)

51

Sumber : PDRB PAPUA 2014

Tabel 2.9 Pertumbuhan PDRB beberapa lapangan Usaha

Sumber : PDRB PAPUA 2014

A. Struktur Ekonomi Provinsi Papua

Struktur ekonomi Provinsi Papua pada tahun2012 tidak jauh berbeda dengan tahunsebelumnya. Sektor pertambangan danpenggalian masih mendominasi setengah darinilai PDRB Papua. Namun demikian, kontribusisektor tersebut perlahan-lahan mengalamipenurunan, khususnya dalam lima tahun terakhiryakni dari 64,73 persen di tahun 2008 menjadi46,52 persen di tahun 2012. Kontribusi sektorpertambangan dan penggalian menurun karenaproduksi tambang PT Freeport menurun dari1.051,05 ton pada tahun 2011 menjadi 782,95ton pada tahun 2012. Selain itu, perubahan nilaitukar, penurunan permintaan luar negeri, danpeningkatan nilai tambah yang dihasilkan sektorlain juga mempengaruhi perubahan kontribusisektor pertambangan dan penggalian terhadaptotal PDRB Papua.

Setelah sektor pertambangan dan penggalian,sektor dengan kontribusi tertinggi keduaterhadap perekonomian Papua adalah sektorbangunan. Selama periode 2008-2012, kontribusisektor tersebut terhadap total PDRB Papuasemakin meningkat. Pada tahun 2008,sumbangannya hanya sebesar 6,01 persen danpada tahun 2012 meningkat menjadi 12,99persen. Pembangunan infrastruktur di kabupaten- kabupaten,khususnya kabupaten pemekaran,mendorong peningkatan aktivitas ekonomi disektor bangunan sehingga peranan sektortersebut terhadap perekonomian Papua jugasemakin meningkat.

Di urutan ketiga dan keempat, dengan perananmasing-masing sebesar 12,58 persen dan 9,54persen, adalah sektor pertanian dan sektor jasa-jasa.Sama dengan sektor bangunan, kontribusisektor pertanian dan sektor jasa-jasa terhadaptotal nilai PDRB Provinsi Papua juga menunjukkantrend yang positif.Sementara itu, lima sektor lainnya berperan dibawah tujuh persen. Sektor listrik dan air bersihmerupakan kontributor terendah bagi total nilaitambah sektor-sektor ekonomi di Provinsi Papua.

-10 0 10 20 30 40

Series 2

-30 -20 -10 0 10 20 30

TW I 2013

TW II 2013

TW III 2013

TW IV 2013

TW I 2014

TW II 2014

TW III 2014

TW IV 2014

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Pertambangan dan Penggalian

(17)

52

sektor pertanian semakin menurun danperanan sektor bangunan semakin meningkat.Pada tahun 2008, sektor pertanian memberikankontribusi terbesar (28,95 persen) dan padatahun 2012 turun menjadi 23,26 persen. Sektorbangunan memberikan kontribusi terbesarterhadap perekonomian Papua pada tahun 2012(24,02 persen), meningkat dibanding tahun-tahunsebelumnya (22,19 persen di tahun 2011;

20,14persen di tahun 2010; 17,71 persen di tahun2009; dan 16,85 persen di tahun 2008). Hal inimenunjukkan bahwa aktivitas pembangunan fisikdi Provinsi Papua semakin meningkat.

Hampir sama dengan sektor bangunan, sektorjasa-jasa juga mengalami peningkatan peranandalam pembentukan PDRB Papua. Tahun 2008,sektor ini berperan sekitar 16,84 persen danperlahan-lahan terus meningkat hingga menjadi17,65 persen di tahun 2012.

Dua sektor lainnya yang masih memberikanperanan yang cukup signifikan adalah sektorperdagangan, hotel dan restoran serta sektorpengangkutan dan komunikasi dengan masing-masingkontribusi sebesar 12,56 persen dan 11,97persen.Sementara itu, empat sektor lainnya berperan dibawah enam persen dan sama dengan PDRBtermasuk tambang, sektor listrik dan air bersihjuga memberi kontribusi terendah pada nilaiPDRB tanpa tambang.

B. Pertumbuhan Ekonomi

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya,perekonomian Papua masih didominasi oleh subsektor pertambangan tanpa migas. Karenaketidakpastian yang tinggi dalam perolehan hasiltambang, maka pertumbuhan ekonomi Papuajuga cenderung berfluktuatif. Tahun 2012,perekonomian Papua mengalami ekspansisebesar 1,08 persen. Pada tahun sebelumnya,provinsi tersebut mengalami kontraksi sebesar- 5,32 persen. Pertumbuhan negatif juga terjadi ditahun 2010 (-3,19 persen).Sementara dengan mengeliminir nilai tambah subsektor pertambangan tanpa migas, pertumbuhanekonomi Papua lebih stabil. Dalam lima tahunterakhir, pertumbuhan tertinggi terjadi padatahun 2009 (12,38 persen) dan yang terendahpada tahun 2012 (8,80 persen).

Referensi

Dokumen terkait

Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi (PPSDM MIGAS) adalah Instansi Pemerintah Pusat di bawah Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Energi

Infrastruktur dasar yang menjadi masalah di Pulau Mantehage yaitu jalan, drainase, air bersih, persampahan, listrik, telekomunikasi, fasilitas pendidikan, fasilitas

1) Pembangunan infrastruktur transportasi, energi, dan telekomunikasi yang terutama difokuskan pada wilayah perdesaan, daerah terisolasi/tertinggal, sentra produksi, dan

Salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan di suatu daerah adalah tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas. Dimana sumber daya tersebut tercipta

“ Pengembangan jaringan sumber daya air diarahkan dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan nasional serta memenuhi kebutuhan air baku dan bersih pada kawasan perkotaan (PKN

pengelolaan drainase. 2) Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Bersih. Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Bersih melalui pembangunan infrastruktur air minum bertujuan agar

Kondisi saat ini pelayanan air bersih di wilayah Kabupaten Banyumas yang ditangani oleh PDAM masih dalam cakupan daerah perkotaan, meliputi: Kota Purwokerto, Kota

m. pembangunan dan konservasi sumber daya air pada wilayah sungai lintas kabupaten/kota; n. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas di bidang sumber daya air; dan