vii
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DENGAN METODE ROUND ROBIN BRAINSTORMING PADA MATERI AKUNTANSI
KELAS 8 SMP BUNDA MARIA, PAMANUKAN
Leo Sagallus
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2014
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pembelajaran kooperatif dengan metode Round Robin Brainstorming pada materi akuntansi di kelas 8 SMP Bunda Maria Pamanukan.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Bunda Maria Pamanukan. Waktu penelitian bulan September-Oktober 2013. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 8 SMP Bunda Maria Pamanukan yang berjumlah 37 siswa. Teknik pengumpulan data adalah kuisoner, dan tes prestasi siswa. Teknis analisis data analisis deskriptif.
viii
EFFECTIFITY OF COOPERATIVE LEARNING USING ROUND ROBIN BRAINSTORMING METHOD ON THE TOPIC OF ACCOUNTING IN
BUNDA MARIA JUNIOR HIGH SCHOOL, PAMANUKAN Leo Sagallus
Sanata Dharma University Yogyakarta
2014
The research aims to determine the effectifity of Cooperative Learning using Round Robin Brainstorming method on the topic of Accounting in Bunda Maria Junior High School, Pamanukan.
Type of research is a descriptive qualitative. This research was conducted at SMP Bunda Maria Pamanukan from September to October 2013. The subjects were 37 students of the eighth grade students of SMP Bunda Maria Pamanukan. Data collection technique are questionnaire, and student achievement test. Technical analysis was a descriptive data analysis.
i
BRAINSTORMING PADA MATERI AKUNTANSI KELAS VIII
DI SMP BUNDA MARIA, PAMANUKAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Oleh : LEO SAGALLUS
NIM: 081334075
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
vii
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DENGAN METODE ROUND ROBIN BRAINSTORMING PADA MATERI
AKUNTANSI KELAS 8 SMP BUNDA MARIA, PAMANUKAN
Leo Sagallus
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2014
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pembelajaran kooperatif dengan metode Round Robin Brainstorming pada materi akuntansi di kelas 8 SMP Bunda Maria Pamanukan.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Bunda Maria Pamanukan. Waktu penelitian bulan September-Oktober 2013. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 8 SMP Bunda Maria Pamanukan yang berjumlah 37 siswa. Teknik pengumpulan data adalah kuisoner, dan tes prestasi siswa. Teknis analisis data analisis deskriptif.
viii
EFFECTIFITY OF COOPERATIVE LEARNING USING ROUND ROBIN BRAINSTORMING METHOD ON THE TOPIC OF ACCOUNTING IN
BUNDA MARIA JUNIOR HIGH SCHOOL, PAMANUKAN
Leo Sagallus Sanata Dharma University
Yogyakarta 2014
The research aims to determine the effectifity of Cooperative Learning using Round Robin Brainstorming method on the topic of Accounting in Bunda Maria Junior High School, Pamanukan.
Type of research is a descriptive qualitative. This research was conducted at SMP Bunda Maria Pamanukan from September to October 2013. The subjects were 37 students of the eighth grade students of SMP Bunda Maria Pamanukan. Data collection technique are questionnaire, and student achievement test. Technical analysis was a descriptive data analysis.
ix
Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Allah Bapa atas segala cinta
kasih dan karunia-Nya sehingga skripsi berjudul Efektifitas Pembelajaran
Cooperative Learning dengan metode Round Robin Brainstorming pada Materi Akuntansi di SMP Bunda Maria Pamanukan ini dapat diselesaikan. Adapun
maksud dari pembuatan skripsi ini guna memenuhi syarat untuk memperoleh
gelar sarjana pendidikan di FKIP Universitas Sanata Dharma. Penulisan skripsi ini
dapat terselesaikan berkat bantuan, dukungan, dan satan dari berbagai pihak, oleh
karena itu penulis mengucapkan terima kasih atas dukungan dan bantuan kepada:
1. Tuhan Allah Bapa yang senantiasa selalu menyertai, membimbing,
memberikan semangat, kesehatan dan menuntun langkah penulis serta
memberikan keuatan kepada penulis.
2. Agustinus Heri Nugroho S.Pd., M.Pd selaku dosen pembimbing.
3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Akuntansi Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak Ibu dosen dan karyawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
khususnya Prodi Pendidikan Akuntansi.
5. Dominicus Iran, S.Ag selaku kepala SMP Bunda Maria Pamanukan.
6. Ibu Dyah Pratandaningsih selaku guru mata pelajaran Akuntansi SMP Bunda
Maria Pamanukan.
x telah diberikan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangannya sehingga penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat disusun
dengan baik lagi. Penulis juga berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan dunia pendidikan.
Yogyakarta,
Penulis
xi
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUKKEPENTINGAN AKADEMIS ... vi
ABSTRAK ... vii
A.Penelitian Kulitatif Deskriptif ... 4
B.Hakekat Belajar dan Pembelajaran ... 7
1. Belajar ... 7
2. Pembelajaran ... 9
C.Efektifitas Pembelajaran ... 9
D.Cooperative Learning dengan Teknik Round Robin Brainstorming ... 1. Cooperative learning ... 11
2. Round Robin Brainstorming ... 14
a. Brainstorming ... 14
b. Round Robin ... 17
xii
D.Struktur Kurikulum SMP Bunda Maria Pamanukan ... 33
E. Muatan Kurikulum SMP Bunda Maria Pamanukan ... 34
1. Deskripsi Data Penelitian Tindakan ... 40
a. Pendahuluan ... 40
4. Analisis Data Efektifitas Pembelajaran Round Robin Brainstorming ... 58
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ... 61
A.Kesimpulan ... 61
B.Saran ... 61
xiii
xiv
Tabel 1 6 Langkah Dalam Pembelajaran Kooperatif ... 14
Tabel 2 Indikator dan Kisi-kisi Lembar Observasi ... 27
Tabel 3 Indikator Untuk Melihat Aspek Anak Merasa Bebas dan Gembira ... 28
Tabel 4 konversei Nilai Skala Lima Berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP) ... 29
Tabel 5 Struktur Kurikulum SMP Bunda Maria Pamanukan ... 33
Tabel 6 Nilai ketuntasan belajar minimal yang menjadi target pencapaian kompetensi (TPK) ... 38
Tabel 7 Data Siswa Kelas 8 SMP Bunda Maria Pamanukan Tahun Ajaran 2013-2014 ... 39
Tabel 8 Skor Aspek Anak-Anak Aktif Berfikir Untuk Menyatakan Pendapat ... 44
Tabel 9 konversei Nilai Skala Lima Berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP) ... 44
Tabel 10 Hasil Konversi Data Kuantitatif Ke Data Kualitatif ... 46
Tabel 11 Skor Aspek Merangsang Siswa Untuk Selalu Siap Berpendapat Yang Berhubungan Dengan Masalah Yang Diberikan Guru ... 46
Tabel 12 Skor Aspek Siswa Yang Kurang Aktif Mendapat Bantuan Teman Yang Pandai Atau Guru ... 47
Tabel 13 Skor Aspek Suasana Demokrasi dan Disiplin Dapat Ditumbuhkan ... 47
Tabel 14 Data Aspek Anak Merasa Bebas Dan Gembira ... 48
Tabel 15 Skor Hasil Ulangan Harian Siswa ... 49
Tabel 16 Analisis Data Aspek Siswa Merasa Senang Dan Gembira ... 52
Tabel 17 Skor Hasil Ulangan Harian Siswa ... 55
Tabel 18 Distribusi Frekuensi Skor Prestasi Siswa ... 57
xv
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi
menuntut manusia untuk berprestasi dan berkreasi dalam berbagai bidang,
sehingga diperlukan banyak sumberdaya manusia yang memiliki kualitas
yang baik dalam bidangnya. Pendidikan merupakan alat yang paling utama
untuk menghasilkan sumberdaya manusia yang berkualitas. Untuk itu
mutu pendidikan perlu ditingkatkan guna menghasilkan sumberdaya
manusia yang berkualitas.
Guru sebagai tenaga pendidik sudah seharusnya memiliki kualitas
dalam memberikan pengajaran yang efektif guna menghasilkan
sumberdaya manusia yang berkualitas. Pada saat ini masih banyak guru
yang menggunakan metode yang monoton sehingga membuat siswa
merasa bosan dan jenuh saat mengikuti pembelajaran, sedangkan dalam
pembelajaran yang baik terdapat beberapa unsur yang penting didalamnya,
unsur tersebut seperti; (1) siswa yang belajar (2) guru yang mengajar (3)
bahan pelajaran dan (4) hubungan antara guru dan siswa (Suparno, 2007:
2).
Oleh karena situasi siswa yang berbeda-beda, maka guru dituntut agar
dapat menguasai banyak metode pembelajaran yang bervariatif dan
mudah dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.
Penguasaan guru terhadap metode pengajaran dikelas dan memilih metode
yang tepat dan diminati siswa, akan membuat siswa menyukai materi yang
diajarkan. Oleh sebab itu, diperlukan cara atau metode pembelajaran yang
baik supaya pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.
Sehubungan dengan ulasan diatas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan bahasan Efektifitas Pembelajaran Cooperative Learning
dengan Metode Round Robin Brainstorming pada materi Akuntansi di
SMP Bunda Maria Pamanukan.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Efektifitas Pembelajaran Cooperative Learning dengan
Metode Round Robin Brainstorming pada materi Akuntansi di SMP
Bunda Maria Pamanukan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas, penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan Efektifitas Pembelajaran Cooperative
Learning dengan Metode Round Robin Brainstorming pada materi
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, penelitian hanya
dibatasi pada apakah model pembelajaran kooperatif Round Robin
Brainstormming efektif digunakan pada siswa kelas 8 SMP Bunda maria
Pamanukan.
E. Manfaat Penelitian
Dengan adanya pembelajaran kooperatif Round Robin
Brainstormming diharapkan dapat bermanfaat bagi para guru, calon guru,
dan siswa pada umumnya. Manfaat yang diharapkan adalah sebagai
berikut:
1. Bagi guru
Sebagai bahan pertimbangan guru dalam menghadirkan pembelajaran
yang efektif. Selain itu dapat mengajarkan siswa untuk belajar berfikir
dan mengungkapkan apa yang ada dipikirkan siswa.
2. Bagi calon guru
Calon guru bisa menerapkan cara mengajar atau metode pembelajaran
yang bervariasi dan menyenangkan bagi siswa. Calon guru dapat
mempersiapkan diri untuk mengajar dengan menggunakan metode
yang dapat membangkitkan semangat siswa dalam belajar.
3. Siswa
Pembelajaran ini melatih siswa untuk bekerjasama dengan temanya.
Hal ini menggunakan siswa untuk menolong siswa lain yang
berdiskusi, memberikan ide, gagasan, berpendapat, dan belajar
5 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas merupakan penilitian yang dilakukan guru di
kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja
sehingga hasil belajar siswa meningkat (Zainal aqib, 2008:3). Menurut Kemmis
(dalam Winasanjaya, 2009:24) penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian
reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh peneliti dalam situasi sosial untuk
meningkatkan penalaran praktik sosial mereka. Sedangkan menurut Burns (dalam
Winasanjaya, 2009:25) penelitian tindakan adalah penerapan berbagai fakta yang
ditemukan untuk memecahkan masalah dalam situasi sosial untuk meningkatkan
kualitas tindakan yang dilakukan dengan melibatkan kolaborasi dan kerjasama
para peneliti dan praktisi.
Dari beberapa pengertian menurut para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa
penelitian tindakan kelas adalah penelitian reflektif yang dilakukan oleh peneliti
yang dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja guru dan mengatasi masalah
pembelajaran sehingga tercipta suatu pembelajaran yang efektif.
Menurut Zainal aqib (dalam penelitian tindakan kelas, 2008:3) penelitian
tindakan kelas memiliki beberapa karakteristik, diantaranya:
1. An inquiry of practice from within (penelitian berasal dari kerisauan guru akan
2. Self-reflective inquiry (metode utama adalah refleksi diri, bersifat longgar,
tetapi tetap mengikuti kaidah-kaidah penelitian)
3. Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran
4. Tujuannya memperbaiki pembelajaran
Menurut Grundy dan Kemmis (Winasanjaya, 2009:30) penelitian tindakan
kelas memiliki tiga tujuan, yakni:
1. Peningkatan praktik
Pada umumnya tujuan penlitian adalah untuk menemukan atau
menggeneralisasikan sesuatu terlepas dari kebutuhan dan tuntutan dari
masyarakat pada umumnya. Oleh karenanya, hasil sebuah penelitian
kadang-kadang sulit untuk bisa diterapkan oleh praktisi dilapangan.
2. Pengembangan Profesional
Penelitian tindakan kelas adalah salah satu sarana yang dapat
mengembangkan sikap profesionalisme guru. Melalui PTK guru akan selalu
berupaya mengingkatkan kemampuannya dalam pengelolaan proses
pembelajaran. Guru akan selalu dituntut untuk mencoba hal-hal yang
dianggap baru dengan mempertimbangkan pengaruh perubahan dan
perkembangan sosial.
3. Peningkatan Situasi Tempat Praktik Berlangsung
PTK tumbuh dari keinginan guru bukan karena paksaan atau tugas dari
atasannya, yaitu untuk menyelesaikan masalah praktis yang dihadapi dalam
B. Hakekat Belajar dan Pembelajaran 1. Belajar
Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu
kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat,
akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu
penguasaan hasil latihan, melainkan pengubahan kelakuan (Hamalik,
2001:27).
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang dilakukan secara
sengaja untuk mendapatkan perubahan yang lebih baik, misalnya: dari tidak
tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil, dari belum dapat
melakukan sesuatu menjadi dapat melakukan sesuatu dan lain sebagainya.
(http://www.stkn3pacitan.sch.id/indeks.php?option=cot_content&view=article&i
d=169&Itetid=187).
Menurut para penulis buku psikologi belajar (Ali Imron, 1996:3)
umumnya mendefinisikan belajar sebagai suatu tingkah laku dalam diri
seseorang yang relatif menetap sebagai hasil dari sebuah pengalaman.
Menurut Ali Imron (dalam belajar dan pembelajaran, 1996:3) dalam
pandangan psikologis, setidak-tidaknya ada empat pandangan mengenai
a. Pandangan yang berasal dari aliran psikologis Behavioristik. Menurut
pandangan ini, belajar dilaksanakan dengan kontrol instrumental dari
lingkungan.
b. Pandangan yang berasal dari psikologis Humanistik belajar dapat
dilakukan sendiri oleh siswa. Dengan demikian siswa senantiasa
menemukan sendiri mengenai sesutu tanpa banyak campur tangan dari
guru.
c. Pandangan yang berasal dari psikologis Kognitif. Belajar merupakan
perpaduan dari usaha pribadi dengan kontrol instrumental yang berasal
dari lingkungan.
d. Pandangan yang berasal dari psikologi. Belajar adalah usaha yang bersifat
totalitas dari individu, oleh karena totalitas lebih bermakna dibandingkan
dengan sebagian-sebagian.
Dari pengertian-pengertian tersebut maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
a. Situasi belajar dipengaruhi oleh instrumental deri lingkungan
b. Belajar merupakan suatu sikap perubahan tingkah laku
c. Didalam pencapaiannya siswa dapat belajar sendiri tanpa banyak campur
tangan dari guru.
d. Hasil belajar yang utama adalah tingkah laku yang bulat.
e. Murid diarahkan dan dibantu oleh orang-orang yang berbeda dalam
2. Pembelajaran
Tujuan dan unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran adalah dua hal yang
sangat penting dalam pembelajaran. Tujuan pembelajaran mengarahkan guru
agar berhasil dalam membelajarkan siswa, sementara unsur-unsur dinamis
pembelajaran mendukung bagi tercapainya tujuan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru (Hamalik, 2003:43).
Implikasi dari adanya keterkaitan antara kegiatan pembelajaran dan
kegiatan belajar siswa tersebut adalah disusunnya tujuan pembelajaran yang
dapat menunjang tujuan belajar. Muatan-muatan yang termasuk dalam tujuan
belajar haruslah ada dalam tujuan pembelajaran.
C. Efektivitas
1. Pengertian Efektivitas
Efektivitas berasal dari bahasa inggris yaitu effectif yang berarti berhasil,
tepat atau manjur. Efektifitas menunjukan taraf tercapainya suatu tujuan, suatu
kegiatan dikatakan efektif jika kegiatan itu mencapai tujuan yang diinginkan.
Menurut Starawaji, efektivitas adalah pengaruh yang ditimbulkan atau
disebabkan oleh adanya suatu kegiatan tertentu untuk mengetahui sejauh
mana tingkat keberhasilan yang dicapai dalam setiap tindakan yang dilakukan.
(http://starawaji.wordpress.com/2009/05/01/pengertian-efektivitas/)
Menurut Poerwodarminto (dalam Ardhy 2007:4) efektifitas berasal dari
keadaan yang mengandung pengertian terjadinya suatu efek atau akibat yang
dikehendaki dalam perbuatan.
Dari penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwa efektifitas merupakan
keterkaitan antara tujuan dan hasil yang ingin dicapai, dan menunjukan derajat
kesesuaian antara tujuan yang dinyatakan dengan yang dicapai.
2. Ciri-ciri Efektivitas
Menurut Wottuba and Wright (dalam Lailatul Latifah, 2010:49) ada tujuh
indikator yang menunjukan pembelajaran yang efektif, yaitu;
1)Pengorganisasian pembelajaran dengan baik; 2) Komunikasi secara efektif; 3) Penguasaan dan antusiasme dalam mata pelajaran; 4) Sikap positif terhadap peserta didik; 5) Pemberian ujian dan nilai yang adil; 6) Keluwesan dalam pendekatan pembelajaran; 7) Hasil belajar peserta didik yang baik.
Sedangkan menurut Hunt (dalam Dede Rosyada 2007: 118) ukuran kelas
atau mengajar efektif itu adalah:
1) Penguasaan siswa terhadap bahan-bahan ajar yang mereka pelajari; 2) Siswa merasa senang dalam proses mereka belajar; 3) Siswa menjadi senang terhadap sekolah; 4) Siswa menjadi taat terhadap berbagai aturan yang ada di masyarakat; 5) Mengajar itu menghasilkan semua yang diinginkan untuk tercapai.
Mengajar itu efektif, jika pembelajaran menuju titik akumulasi
kompetensi yang dikehendaki. Akan tetapi, idealitas tersebut tidak akan
tercapai jika tidak melibatkan siswa dalam perencanaan dan proses
pembelajaran. Mereka harus dilibatkan secara penuh agar bergairah dan tidak
ada yang tertinggal karena proses tersebut akan membuat perhatian guru
kompetensi harapanya, kecintaan mereka pada sekolah akan tumbuh, dan
mereka benar-benar menjadi anak terpelajar, beradab dan mentaati berbagai
aturan.
D. Cooperative Learning dengan Teknik Round Robin brainstorming 1. Cooperative Learning
Cooperative Learning atau belajar bersama adalah pembelajaran dimana
siswa dibiarkan belajar berkelompok, saling menguatkan, saling mendalami,
dan bekerja sama untuk semakin menguasai bahan (Suparno, 2007:134). Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam belajar bersama supaya
tujuannya tercapai, yaitu:
a. Perlu adanya ketergantungan antara siswa secara positif, saling
ketergantungan berarti masing saling bergantung, maka
masing-masing juga ada kesanggupan untuk saling membantu.
b. Perlunya pengembangan interaksi interpersonal antara siswa dan
keterampilan berkelompok. Interaksi, komunikasi antar kelompok perlu
memajukan terus menerus dan di bina.
c. Perlu masing-masing dibantu tetap bertanggung jawab pada penguasaan
d. Perlu diyakinkan bahwa kelompok dapat berhasil dan di kembangkan
kerja sama yang efektif.
Menurut Roger dan David Johnson (Anita Lie, 2010:31) mengatakan
Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaran harus
diterapkan. Kelima unsur tersebut adalah:
a. Saling Ketergantungan Positif
Keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap
anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar
perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota
kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar orang lain dapat
mencapai tujuan mereka.
b. Tanggung Jawab Perseorangan
Karena setiap siswa mendapat tugas yang berbeda secara otomatis siswa
tersebut harus mempunyai tanggung jawab untuk mengerjakan tugas
tersebut karena tugas setiap anggota kelompok mempunyai tugas yang
berbeda sesuai dengan kemampuannya yang dimiliki setiap individu.
Oleh karena itu jika ada siswa yang tidak mampu mengerjakan tugas
tersebut, maka tugas kelompok tersebut tidak terselesaikan.
c. Tatap Muka
Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan
berdiskusi. Kegiatan interaksi akan memberikan para pembelajar untuk
membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Hasil
pemikiran beberapa kepala akan lebih kaya daripada hasil pemikiran
d. Komunikasi Antaranggota
Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok, pengajar perlu
mengajarkan cara-cara berkomunikasi. Tidak setiap siswa mempunyai
keahlian mendengar dan berbicara. Keberhasilan suatu kelompok juga
bergantung pada kesediaan setiap anggota untuk saling mendengar dan
kemampuan mereka dalam mengutarakan pendapat.
e. Evaluasi Proses Kelompok
Seorang pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok
untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka
agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif. Waktu evaluasi
tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok, tetapi bisa diadakan
selang setelah beberapa kali pembelajaran.
Menurut Nur (Pendi Santoso, 2011:16) ciri-ciri pembelajaran yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif sebagai berikut:
a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif umtuk menuntaskan
materi belajarnya.
b. Kelompok dibentukdari siswa yang memiliki kemampuan tinggi,
sedang dan rendah.
c. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, bangsa, suku,
dan jenis kelamin yang berbeda-beda.
Dalam pembelajaran kooperatif, terdapat 6 langkah (fase) utama, yaitu
sebagai berikut:
Tabel 1
6 langkah dalam pembelajaran kooperatif
Fase Indikator Aktivitas/Kegiatan Guru 1 Menyampaikan tujuan dan
memotivasi peserta didik
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi mengkomunikasikan kompetensi dasar yang akan dicapai serta memotivasi peserta didik 2 Menyampaikan informasi Guru menyampaikan informasi
kepada peserta didik kerja peserta didik untuk materi pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar
5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi pembelajaran yang telah dilaksanakan
6 Memberikan penghargaan Guru memberi penghargaan hasil belajar individu dan kelompok
2. Round Robin Brainstorming
a. Brainstorming
Brainstorming adalah piranti perencanaan yang dapat menampung
kreativitas kelompok dan sering digunakan sebagai alat pembentukan
konsesus maupun untuk mendapatkan ide-ide yang banyak (Yoseph,
Liputo (1988: 64) menerangkan maksud dari brainstorming ingin
memberikan sebebas-bebasnya kepada anggota kelompok untuk
memberikan pendapatnya tanpa ragu-ragu karena takut dikeritik dan
sebagainya oleh orang lain. Selain itu setiap peserta mendapatkan
kesempatan atau giliran untuk berpertisipasi melontarkan idenya sampai
habis. Dalam brainstorming juga terdapat dua komponen pokok, yaitu:
1) Pikiran-pikitan itu adalah kreatif dan asli
2) Anggota-anggota kelompok sedapat mungkin hendaknya sama
tinggi
Menurut Yoseph (2011:11) ada beberapa alasan mengapa
Brainstormingdigunakan oleh suatu tim untuk menghasilkan ide-ide,
yaitu:
1) Meningkatkan kepedulian dan pertisipasi anggota tim.
2) Menghasilkan banyak ide-ide dalam waktu yang relative singkat.
3) Mengurangi keinginan anggota tim untuk merasa paling mampu
dalam memberi jawaban yang benar.
4) Mengurangi kemungkinan berkembangnya pemikiran negatif di
antara mereka.
Menurut Liputo (1988:64) ada empat dasar yang perlu diperhatikan
dalam pembelajaran dengan teknik Brainstorming. Empat dasar tersebut
1) Kritik harus dihilangkan. Menilai pendapat kelompok harus
dihindari sampai semua pendapat telah diberikan.
2) Pendapat-pendapat bebas bahkan radikal diterima
3) Makin banyak pendapat makin baik
4) Kombinasi dan perbaikan pikiran
Pembelajaran Brainstorming bertujuan untuk mendapatkan
sejumlah ide dari anggota tim dalam waktu relatif singkat tanpa sikap
kritis yang ketat (Yoseph, 2011:11). Ada beberapa manfaat yang bisa
diperoleh suatu tim atau organisasi dengan melakukan teknik
Brainstorming di antaranya:
1) Mengidentifikasi masalah
2) Mencari sebab-sebab yang mengakibatkan terjadinya masalah
3) Menentukan alternative pemecahan masalah
4) Mengimplementasi pemecahan masalah
5) Merencanakan langkah-langkah dalam melaksanakan suatu
aktivitas
6) Melakukan perbaikan
Menurut Roestiyah (2007:74) brainstorming memiliki beberapa
kelebihan didalamnya, diantaranya:
1) Anak-anak aktif berpikir untuk menyatakan pendapat
3) Merangsang siswa untuk selalu sisap berpendapat yang
berhubungan dengan masalah yang diberikan oleh guru
4) Meningkatkan partisipasi siswa dalam menerima pelajaran
5) Siswa yang kurang aktif mendapat bantuan temannya yang pandai
atau dari guru
6) Terjadi persaingan yang sehat
7) Anak merasa bebas dan gembira
8) Suasana demokrasi dan disiplin dapat ditumbuhkan
Selain kelebihan, teknik brainstorming juga memiliki kelemahan,
diantaranya:
1) Memerlukan waktu yang relatif lama.
2) Lebih didominasi oleh siswa yang pandai.
3) Siswa yang kurang pandai (lambat) selalu ketinggalan.
4) Hanya menampung tanggapan siswa saja
5) Guru tidak pernah merumuskan suatu kesimpulan.
6) Siswa tidak segera tahu apakah pendapat yang dikemukakannya itu
betul atau salah.
7) Tidak menjamin terpecahkannya suatu masalah.
8) Masalah bisa melebar ke arah yang kurang diharapkan.
b. Putaran Teratur (Round Robin)
Metode ini merupakan metode yang memberikan giliran kepada
gilirannya. Untuk menghemat waktu, peserta yang belum memiliki ide
akan dilewati, dia bisa mengucapkan “terus” atau “lanjut” yang
magsudnya memberi kesempatan pada peserta berikutnya (Yoseph,
2011:12).
c. Langkah-langkah dalam melaksanakan Round Robin Brainstorming Langkah-langkah yang dilakukan ketika melakukan pembelajaran
dengan menggunakan round robin brainstorming adalah sebagai
berikut:
1) Persiapan.
a) Guru memberikan agenda acara meteri yang akan dilakukan
b) Mempersiapkan ruangan dan fasilitas pendukung lainnya.
2) Pelaksanaan
a) Menentukan batasan waktu yang digunakan
b) Menetapkan pimpinan dan notulis
c) Menetapkan aturan bersama
d) Menentukan metode yang digunakan dalam Brainstorming
e) Memberi kesempatan kepada para peserta untuk menyampaikan
gagasannya
f) Menuliskan setiap ide yang dilontarkan peserta
g) Melakukan pengelompokan ide yang sejenis
h) Melakukan pembahasan ide
Selanjutnya notulis mencatat semua pendapat yang di keluarkan
oleh perserta tanpa merubah sedikitpun pendapat tersebut. Setelah
sejumlah ide terkumpul, selanjutnya dilakukan:
1) Meninjau ide satu persatu
2) Ide yang hampir sama kemungkinan dapat disatukan, ide yang
belum jelas dapat ditanyakan pada peserta yang bersangkutan
3) Mana ide yang akan dipilih, bisa dilakukan pengambilan keputusan
secara voting
4) Menyempurnakan ide yang telah disepakati
5) Mengambil kesimpulan dan altenatif tindak lanjut.
Menurut yoseph (2011:13) dalam melakukan setiap sesuatu, kita
pasti akan mengalami suatu hambatan/rintangan untuk melakukan hal
tersebut. Demikin juga dengan teknik Brainstorming, teknik ini juga
memiliki hambatan dalam pelaksanaannya, seperti:
1) Peserta tidak mematuhi aturan main, misalnya;
a) Memberikan komentar yang tidak perlu terhadap peserta yang
lain
b) Dalam satu putaran, seorang peserta melontarkan beberapa ide
c) Seorang peserta yang belum sampai gilirannya sudah
menyampaikan idenya
d) Ada peserta yang mendominasi atau memotong pembicaraan
e) Ada peserta yang bertanya pada saat proses berlangsung.
2) Notulis merubah ide yang dilontarkan peserta.
3) Peserta tidak mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang.
4) Hamabatan non teknis, seperti; kurang antusia, dan kurang
kerjasama.
E. Buku Besar
1. Pengertian Buku Besar
Menurut amir Suhadimanto (2005:98) buku besar merupakan kumpulan
akun-akun yang digunakan untuk meringkas transaksi yang telah dicatat
dalam jurnal.
2. Fungsi Buku Besar
a. Mengumpulkan data transaksi.
b. Mengklasifikasikan dan mengkodekan data transaksi dan akun.
c. Memvalidasikan transaksi yang terkumpul.
d. Meng-update-kan akun Buku Besar Umum dan File transaksi.
e. Mencatatkan penyesuaian terhadap akun.
f. Mempersiapkan laporan keuangan.
3. Bentuk Buku Besar
Menurut Amir Suhadimanto (2005:98) dalam sistem akuntansi kita bebas
umumnya yang digunakan ada empat macam bentuk buku besar, yaitu sebagai
berikut:
a. Bentuk T (T Account)
Bentuk buku besar ini adalah yang paling sederhana dan hanya seperti
huruf T besar. Dari bentuk yang sangat sedarhana ini, sebelah kiri
merupakan sisi kredt. Nomor akun diletakan sebelah kanan atas.
Nama Akun No. Akun
b. Bentuk biasa (Skontro)
Buku besar bentuk biasa yang disebut juga bentuk dua kolom ini sangat
luas penggunaannya. Bentuk ini mempunyai kolom keterangan yang
sama lebarnya untuk sebelah debit atau kredit. Skontro artinya sebelah
menyebelah, yaitu sebelaj debet dan sebelah kredit.
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit Saldo Debet Kredit
c. Bentuk stafel berlajur/berkolom saldo tnggal
Bentuk ini digunakan jika diperlukan penjelasan yang lebih banyak baik
transaksi pendebitan maupun transaksi pengkreditan, untuk mengetahui
informasi saldo setiap saat. Kolom saldo diletakan di sebelah kanan untuk
memudahkan penyusunan neraca sisa. Kolom D/K menunjukan bahwa
jika saldo D berarti saldo debit, sebaliknya jika K berarti kredit dengan
d. Bentuk stafel berkolom saldo rangkap
Bentuk ini hamper sama dengan bentuk kolom tunggal, hanya
perbedaannya kolom saldo dibagi dua kolom yaitu kolom debit dan
kolom kredit, sedangkan saldo normal sesuai dengan sifat akun
masing-masing.
4. Memindahbukukan (Posting) Jurnal ke Akun Buku Besar
Posting merupakan pemindahbukuan dari jurnal ke buku besar. Cara
memposting yaitu setiap kejadian atau setiap tanggal kejadian setelah dijurnal
baru dipindahkan ke buku besar yang bersangkutan secara kronologis.
Sebelum posting angka-angka jurnal ke dalam buku besar dilakukan,
harus dipastikan terlebih dahulu saldo rekening-rekening buku besar telah
terisi seluruhnya. Jika ternyata belum terisi, maka sebelum kegiatan posting
buku jurnal dimulai terlebih dahulu harus dilakukan pengisian saldo awal
rekening buku besar. Angka-angka saldo awal rekening buku besar dapat
diambilkan dari daftar neraca awal perusahaan (neraca ahir periode yang lalu).
(http://akuntansipendidik.blogspot.com/2011/07/buku-besar.html#sthash.RG8SaTCG.dpuf)
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit D/K Saldo
Berikut adalah proses memposting dengan menggunakan buku besar
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit Saldo Debet Kredit
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit Saldo Debet Kredit Juli
2008
5 Peralatan
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian model kualitatif. Jenis penelitian ini
adalah penelitian deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang
menggambarkan semua data atau keadaan subjek/objek penelitian (seseorang,
lembaga, masyarakat dan lain-lain) kemudian dianalisis dan dibandingkan
berdasarkan kenyataan yang sedang berlangsung pada saat ini dan selanjutnya
mencoba untuk memberika pemecahan masalahnya (Restu Kartiko Budi,
2010:84).
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu : Oktober-November 2013
Tempat : SMP Bunda Maria Pamanukan
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subyek penelitian
Subjek penelitian adalah orang-orang yang terlibat dalam penelitian, dalam
hal ini mereka bertindak sebagai pemberi informasi yang berhubungan dengan
penelitian yang dilakukan. Dalam hal ini, yang menjadi subjek penelitian
2. Obyek Penelitian
Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pembicaraan dalam penelitian.
Dalam hal ini, yang menjadi objek penelitian adalah efektifitas pembelajaran
dengan menggunakan metode round robin brainstorming.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Dalam penelitian eksperimen ini, yang menjadi populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian yaitu siswa SMP Bunda Maria Pamanukan dengan jumlah
siswa sebanyak 87.
2. Sampel
Penentuan sampel dipilih berdasarkan informasi kepala sekolah dan guru
pengampu mata pelajaran ekonomi yang mengatakan bahwa kelas yang di
teliti terdiri dari siswa yang mempunyai tingkat kecerdasan yang relatifsama.
Sehingga terpilihlah sampel siswa kelas 8 dengan jumlah siswa sebanyak 36.
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan
beberapa metode pengumpulan data, yaitu:
1. Tes Prestasi Belajar
Metode tes prestasi belajar ini berupa soal ulangan harian yang disusun
kuis yang dibeikan setelah pembelajaran menggunakan metode Round Robin
Brainstorming dilakukan.
2. Lembar Observasi
Lembar observasi merupakan alat yang digunakan untuk memperoleh data
tentang kegiatan siswa selama penelitian berlangsung serta fasilitas dan
sumber belajar yang mendukung efektivitas pembelajaran akuntansi dengan
memberikan tanda checklist pada lembar yang telah disediakan.
Dalam menyusun tingkat efektifitas pembelajaran, penulis merumuskan suatu
pedoman observasi yang di dalamnya berupa daftar cek (checklist) yaitu suatu
daftar yang berisi subjek dan aspek yang akan diamati. Adapun
aspek-aspek tersebut merujuk dari Roestiyah (2007:74) dan Wottuba and Wright
(dalam Lailatul Latifah, 2010:49). Aspek menurut Roestiyah antara lain, yaitu:
(1) anak-anak aktif berfikir untuk menyatakan pendapat, (2) melatih siswa
berpikir dengan cepat dan tersusun logis, (3) merangsang siswa untuk selalu
siap berpendapat yang berhubungan dengan masalah yang diberikan guru, (4)
meningkatkan partisipasi siswa dalam menerima pelajaran, (5) siswa yang
kurang aktif mendapat bentuan temannya yang pandai atau dari guru, (6)
terjadi persaingan yang sehat, (7) anak merasa bebas dan gembira, (8) suasana
demokrasi dan disiplin dapat ditumbuhkan. Sedangkan menurut Wottuba and
Wright aspek-aspek tersebut antara lain: (1) Pengorganisasian pembelajaran
dengan baik; (2) Komunikasi secara efektif; (3) Penguasaan dan antusiasme
ujian dan nilai yang adil; (6) Keluwesan dalam pendekatan pembelajaran; (7)
Hasil belajar peserta didik yang baik.
Pedoman observasi ini akan diisi oleh peneliti pada waktu proses penelitian di
lapangan. Berikut adalah indikator dan kisi-kisi lembar observasi
Tabel 2
Indikator dan Kisi-kisi Lebar Observasi
No Aspek Indikator
1 Anak-anak aktif berfikir untuk menyatakan pendapat
1.Siswa berani mengungkapkan pendapatnya
2.Siswa berpikir terlebih dahulu sebelum berpendapat
3.Siswa berusaha mencari jawaban dari pertanyaan guru
4.Siswa berdiskusi untuk mencari jawaban
2 Merangsang siswa untuk selalu siap berpendapat yang berhubungan dengan masalah yang diberikan guru
1.Siswa berusaha menjawab apabila ada pertanyaan dari siswa lain atau guru 2.Siswa memberikan tugas sesuai dengan
materi pembelajaran
3.Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk saling berbagi inspirasi 4.Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berfikir setelah diberi pertanyaan
3 Siswa yang kurang aktif mendapat bentuan mengalami kesulitan tanpa diminta oleh siswa yang mengalami kesulitan
4 Suasana demokrasi dan disiplin dapat ditumbuhkan
1.Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru
3.Menetapkan pimpinan dan notulis. 4.Menentukan metode yang digunakan
dalam brainstorming.
5.Memberi kesempatan kepada para peserta untuk menyampaikan gagasannya.
6.Melakukan pengelompokan ide yang sejenis.
7.Melakukan pembahasan ide
8.Menuliskan setiap ide yang dilontarkan peserta.
9.Mengambil keputusan
3. Kuisoner
Kuisoner yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa pertanyaan
tentang aspek anak merasa bebas dan gembira. Dalam pertanyaan menuntut
siswa untuk mengungkapkan perasaan mereka ketika belajar dengan
menggunakan metode pembelajaran round robin brainstorming. Indikator
untuk melihat aspek anak merasa bebas dan gembira, yaitu antara lain:
Table 3
Indikator Untuk Melihat Aspek dari Anak Merasa Bebas dan Gembira
No Aspek yang dinilai
1 siswa merasa senang saat belajar dengan metode pembelajaran round robin brainstorming
2 Metode pembelajaran round robin brainstorming mudah siswa pelajari 3 Metode pembelajaran yang digunakan membantu siswa dalam belajar 4 Siswa merasa bebas dalam mengemukakan pendapat saat belajar 5 Siswa senang membantu teman yang mengalami kesulitan
6 Melalui metode round robin brainstorming siswa berkesempatan untuk berpendapat dan lebih aktif dalam belajar
10 Siswa senang jika siswa dapat menjawab pertanyaan/tugas yang diberikan oleh guru
F. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis deskriptif, analisis
deskriptif ini adalah pemaparan tentang informasi/data suatu gejala yang diamati
dalam proses pembelajaran, dan efektifitas dengan menggunakan metode round
robin brainstorming. Analisis deskriptif ini akan disajikan dalam bentuk naratif
maupun dalam bentuk tabel.
Menurut Sukardjo (Agustinus Heri Nugroho, 2007:123) data kuaintitatif
mengenai data hasil observasi dianalisis dengan menggunakan skala Likert
dianalisis secara statistik deskriptif, dengan langkah-langkah: (1) pengumpulan
data kasar; (2) pemberian skor; (3) skor yang diperoleh dikonversi menjadi nilai
dengan skala lima menggunakan acuan PAP (Penilaian acuan Patokan) sebagai
berikut:
Tabel 4
Konversi Nilai Skala Lima Berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP)
Untuk analisis data test prestasi belajar, peneliti menggunakan nilai rata-rata
kelas dari hasil ulangan harian siswa pada pokok bahasan yang sedang diteliti.
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung nilai rata-rata kelas adalah
sebagai berikut:
NP = 100
Keterangan :
NP = Merupakan nilai rata-rata yang dicari
ΣN = Merupakan jumlah keseluruhan nilai ulangan siswa n = Merupakan jumlah siswa
Hasil dari nilai rata-rata tersebut kemudian akan menjadi salah satu acuan
untuk menentukan apakah Metode pembelajaran yang diterapkan peneliti
didalam kelas efektif atau tidak. Metode pembelajaran ini dapat dikatakan efektif
apabila nilai rata-rata yang diperoleh siswa didalam kelas berada diatas atau sama
31 BAB IV
GAMBARAN UMUM SEKOLAH
A.Visi Sekolah
Kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian
program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi sekolah. Sekolah sebagai unit
penyelenggara pendidikan harus memerhatikan perkembangan dan tantangan masa
depan. Misalnya, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, arus globalisasi dan
informasi, serta perubahan kesadaran masyarakat dan orang tua terhadap pendidikan
sehingga memacu sekolah untuk merespon tantangan dan peluang. Oleh karena itu,
SMP BUNDA MARIA merumuskan visi sekolah sebagai berikut:
1. Disiplin
2. Bermoral
3. Mencapai
4. Prestasi
Sekolah memilih visi ini dengan berorientasi pada tujuan jangka panjang,
menengah, dan pendek. Visi sekolah SMP Bunda Maria tersebut menjadi pedoman
bagi setiap sivitas akademika SMP Bunda Maria untuk mewujudkannya dalam
B. Misi Sekolah
Untuk mewujudkan visi sekolah SMP BUNDA MARIA tersebut, diperlukan
suatu misi berupa kegiatan jangka panjang dengan arah yang jelas. Misi sekolah SMP
BUNDA MARIA yang disusun berdasarkan visi di atas, antara lain sebagai berikut.
1. Mengembangkan kepribadian peserta didik yang dilandasi budi pekerti dan
wawasan ilmu pengetahuan
2. Memacu prestasi akademik dan non akademik dalam suasana pendidikan yang
kondusif
3. Mengembangkan sikap profesional dalam pelayanan pendidikan
4. Peka terhadap pembaharuan pendidikan dalam rangka memenuhi kebutuhan
masyarakat.
C. Tujuan Sekolah
Berdasarkan visi dan misi sekolah, maka tujuan yang hendak dicapai sekolah
SMP Bunda Maria, antara lain sebagai berikut.
1. Mendidik/membiasakan siswa hidup disiplin, tertib, jujur, sportif dan bertanggung
jawab
2. Mendidik siswa bertingkah laku sopan dan susila dalam bergaul
3. Membiasakan siswa hidup sederhana, tidak berlebih-lebihan.
4. Menciptakan suasana aman dan tenteram dalam mengikuti proses belajar
mengajar.
D. Struktur Kurikulum SMP Bunda Maria Pamanukan
Tabel 5
Struktur Kurikulum SMP Bunda Maria Pamanukan
Komponen Kelas dan Alokasi Waktu
VII VIII IX
10. Keterampilan/Teknologi Informasi
dan Komunikasi 3*) 3*) 3*)
2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran
3*) Tahun Pelajaran 2013-2014 SMP Bunda Maria memiliki program unggulan dalam bidang Tekhnologi Informasi dan Komunikasi, sehingga penambahan jam dialokasikan untuk mata pelajaran tersebut
E. MUATAN KURIKULUM
1. Mata Pelajaran
Mata pelajaran beserta alokasi waktu pembelajaran berpedoman pada struktur
kurikulum di atas.
a. Pendidikan Agama
Meliputi: Agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha, mengingat
kondisi sosial budaya masyarakat di lingkungan sekitar sekolah yang
berbeda.
Tujuan: Memberi wawasan terhadap keberagaman agama di Indonesia dan
meningkatkan keimanan dan ketakwaan siswa sesuai dengan keyakinan
agamanya masing-masing.
b. Kewarganegaraan dan Kepribadian
Tujuan: Memberikan pemahaman terhadap siswa tentang kesadaran hidup
berbangsa dan bernegara dan pentingnya penanaman rasa persatuan dan
kesatuan.
c. Bahasa Indonesia
Tujuan: Membina keterampilan berbahasa secara lisan dan tertulis serta dapat
menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi dan sarana pemahaman
terhadap iptek.
d. Bahasa Inggris
Tujuan: Membina keterampilan berbahasa dan berkomunikasi secara lisan
dan tertulis untuk menghadapi perkembangan ipteks dalam menyongsong era
globalisasi.
e. Matematika
Tujuan: Memberikan pemahaman logika dan kemampuan dasar matematika
dalam rangka penguasaan ipteks.
Tujuan: Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada siswa untuk
menguasai dasar-dasar sains dalam rangka penguasaan ipteks.
g. Ilmu Pengetahuan Sosial
Tujuan: Memberikan pengetahuan sosiokultural masyarakat yang majemuk,
mengembangkan kesadaran hidup bermasyarakat, dan memiliki keterampilan
hidup secara mandiri.
h. Seni Budaya
Meliputi: Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari, dan Seni Teater
Tujuan: Mengembangkan apresiasi seni, daya kreasi, dan kecintaan pada seni
budaya nasional.
i. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Tujuan: Menanamkan kebiasaan hidup sehat, meningkatkan kebugaran, dan
keterampilan dalam bidang olahraga, serta menanamkan rasa sportivitas,
tanggung jawab, disiplin, dan percaya diri pada siswa.
j. Keterampilan/Teknologi Informasi dan Komunikasi
Meliputi: Elektronika, Teknologi Informasi, dan Komunikasi
Tujuan: Memberikan keterampilan di bidang teknologi informatika dan
keterampilan elektronika yang sesuai dengan bakat dan minat siswa.
2. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk
keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai apabila menjadi bagian dari mata
pelajaran lain dan/ atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran
tersendiri. Muatan local yang dipilih SMP Bunda Maria adalah:
a. Bahasa Sunda
Tujuan: Mengembangkan kompetensi berbahasa Sunda untuk melestarikan
b. Akuntansi
Tujuan: Mengembangkan kompetensi Akuntansi untuk mewujudkan
kecakapan hidup dan kemandirian siswa.
3. Pengaturan Beban Belajar
Beban belajar ditentukan berdasarkan penggunaan sistem pengelolaan
program pendidikan yang berlaku di sekolah pada saat ini, yaitu menggunakan
sistem paket. Sistem paket adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan
yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan
mempelajari materi yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan
struktur kurikulum tingkat satuan pendidikan tersebut. Satuan pendidikan
dimungkinkan menambah maksimum 4 jam pembelajaran per-minggu secara
keseluruhan. Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan mempertimbangkan
kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi, di samping dimanfaatkan
untuk mata pelajaran lain yang dianggap penting dan tidak terdapat dalam struktur
kurikulum yang tercantum dalam standar isi. Beban belajar setiap mata pelajaran
dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan
pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik.
Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran berlangsung selama 40
menit. Beban belajar kegiatan tatap muka per minggu adalah 34 jam, ditambah
kegiatan pengembangan diri yang lamanya ekuivalen 2 jam. Alokasi waktu untuk
penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam sistem paket
pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan waktu tersebut mempertimbangkan
potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi.
4. Ketuntasan Belajar
SMP Bunda Maria Pamanukan menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) dengan mempertimbangkan:
a. Tingkat kemampuan rata-rata peserta didik
b. Kompleksitas kompetensi
c. Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran
d. Menetapkan pencapaian minimal 75 % untuk masing-masing indikator yang
dianggap paling penting dan dianggap mewakili kompenen dasarnya.
e. Menetapkan kriteria ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan
dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0–100 persen.
f. Secara bertahap dan berkelanjutan selalu berusaha meningkatkan kriteria
ketuntasan belajar untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.
Proses penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal Mata Pelajaran pada SMP
Bunda Maria Pamanukan adalah sebagai berikut:
a. KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran
b. KKM ditetapkan oleh Guru Mata Pelajaran berdasarkan data hasil belajar
e. Penetapan KKM didasarkan pada:
1) Kommpleksitas Indikator
3) In Take Siswa
Berikut ini adalah tabel nilai ketuntasan belajar minimal yang menjadi target
pencapaian kompetensi (TPK).
Tabel 6
Nilai ketuntasan belajar minimal yang menjadi target pencapaian kompetensi (TPK)
Komponen
39 BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A.Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Bunda Maria Pamanukan khususnya
kelas 8 dengan jumlah siswa sebanyak 37 siswa pada tahun ajaran 2013-2014.
Berikut data siswa-siswi kelas 8 SMP Bunda Maria Pamanukan:
Tabel 7
Data Siswa Kelas 8 SMP Bunda Maria Pamanukan Tahun Ajaran 2013-2014
12 GIVANIA ANGELICA THENIUS P
13 HANA NOVIANA P
24 MUHAMAD YUSUF HIDAYAT L
25 NATASYA LIU P
26 NATHANAEL LIMAN L
27 NICHOLAZ FLADIMIRRE L
28 NOVA INTAN USMAN P
29 NOVALDO FERDINAN PANGESTU L
30 NOVENDRA SUGIHARTO L
Dalam proses pencarian data, yang bertindak sebagai pelaksana adalah
peneliti. Sedangkan guru mata pelajaran bertindak sebagai observer.
B.Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data Penelitian Tindakan
a. Pendahuluan
Ketika guru masuk kelas, siswa terlihat masih belum fokus terhadap
pelajaran yang akan dilaksanakan. Setelah memberikan salam, guru
melakukan perkenalan dan mengadakan tanya jawab mengenai kesiapan
belajar siswa.
Guru kemudian menjelaskan bahwa pelajaran hari ini adalah pelajaran
pelajaran yang akan dibahas adalah pengertian buku besar, fungsi buku
besar, dan posting akun-akun kedalam buku besar.
Setelah menjelaskan tujuan yang akan dicapai dalam pelajaran, guru
kemudian menjelaskan kegiatan-kegiatan apa yang harus dikerjakan dalam
proses pembelajaran. Di mana proses pembelajaran yang akan digunakan
adalah pembelajaran kooperatif dengan metode round robin brainstorming.
Setelah guru memaparkan mengenai pengertian, ciri khas dan prinsip
yang digunakan dalam pembelajaran dengan metode tersebut, bahwa
dipertemuan selanjutnya akan diadakan ulangan harian mengenai materi
yang telah diajarkan. Selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya. Setelah dirasa siswa sudah mengerti dengan
penjelasan yang diberikan oleh guru, maka guru membagi siswa kedalam
beberapa kelompok.
b. Proses Pembelajaran
Setelah siswa dibagi kedalam kelompok, siswa menentukan ketua
kelompok dan sekretaris/notulis didalam setiap kelompok. Ketua didalam
setiap kelompok tersebut bertugas untuk mengawasi setiap anggota untuk
menyampaikan pendapat secara berurutan dan teratur, sedangkan motulis
bertugas untuk menulis setiap jawaban yang dilontarkan oleh setiap siswa
didalam setiap kelompok. Setelah menentukan ketua dan sekretaris, guru
yang harus dijawab oleh setiap siswa secara berurutan. Soal-soal tersebut
yakni: 1) jelaskan pengertian dari buku besar!, 2) sebutkan fungsi-fungsi
dari buku besar!, 3) sebutkan bentuk-bentuk dari buku besar!, 4) jelaskan
proses posting dari akun-akun ke buku besar!. Jika ada siswa yang tidak
bisa menjawab, siswa tersebut harus mengucapkan pas atau lewat supaya
dilanjutkan oleh siswa berikutnya. Setelah guru memberikan pertanyaan,
siswa mulai melakukan diskusi dan menyimpulkan setiap jawaban yang
dilontarkan oleh setiap siswa.
Sementara siswa berdiskusi dalam kelompok, guru berkeliling untuk
melakukan pendampingan terhadap kelompok-kelompok dan observer
mengamati hal-hal yang dilakukan siswa sesuai dengan lembar observasi
yang telah disediakan, guru juga memberikan penjelasan kepada siswa
atau kelompok yang mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan yang
dilakukan.
c. Kegiatan Penutup
Setelah semua siswa dalam setiap kelompok menjawab semua
pertanyaan yang diberikan oleh guru dan melakukan kesimpulan untuk
setiap jawaban dari pertanyaan yang telah diberikan oleh guru, guru
meminta satu atau dua kelompok untuk melakukan presentasi mengenai
hasil diskusi yang telah dilakukan oleh siswa di dalam kelompok yang
kemudian dilakukan kesimpulan dari semua pertanyaaan dan jawaban oleh
mengingatkan bahwa dipertemuan berikutnya akan diadakan ulangan
harian mengenai materi yang di pelajari pada pertemuan hari ini.
d. Ulangan Harian
Soal dalam ulangan harian ini berbentuk essay dan soal praktik.
Dimana soal-soal tersebut dibuat berdasarkan indikator pada materi
pembelajaran akuntansi. Soal essay terdiri dari tiga soal sedangkan soal
praktik terdiri dari satu soal. Setelah guru melakukan persiapan dan siswa
sudah siap untuk ulangan harian, guru membagikan soal ulangan yang
sudah disiapkan. Siswa diberikan waktu dua jam pelajaran untuk
menjawab semua pertanyaan yang diberikan oleh guru. Setelah waktu
habis siswa diminta untuk meumpulkan jawaban yang sudah dikerjakan
oleh siswa.
2. Data Hasil Penelitian
a. Data Hasil Observasi
Observer dalam penelitian ini yaitu Ibu Dyah Pratandaningsih. Alasan
peneliti memilih Ibu Dyah Pratandaningsih sebagai observer karena beliau
merupakan guru bidang studi akuntansi di SMP Bunda Maria Pamanukan
yang sudah kompetensi dalam belajar mengajar.
Data observasi ini diperoleh pada tanggal 13 September 2013. Data
yang diperoleh berupa hasil penilaian observer terhadap metode
penilaian tampak dalam pengisian kuisoner yang hasilnya tertera dalam
tabel.
Tabel 8
Skor Aspek Anak-Anak Aktif Berfikir Untuk Menyatakan Pendapat
No Aspek yang dinilai Skala Penilaian Kriteria
1 2 3 4 5
1 Siswa berani mengungkapkan
pendapatnya √ Sangat Baik
2 Siswa berpikir terlebih
dahulu sebelum berpendapat √ Baik
3 Siswa berusaha mencari
jawaban dari pertanyaan gutu √ Baik
4 Siswa berdiskusi untuk
mencari jawaban √ Baik
Jumlah 0 0 0 3 1
Total Penilaian 17
Rerata Skor Penilaian 4,2 Sangat Baik
Kriteria akhir dari aspek anak-anak aktif menyatakan pendapat di atas
diperoleh dari hasil konversi data kuantitatif ke data kualitatif dengan
menggunakan skala lima seperti yang tercantum dalam Tabel 4 di Bab III.
Konversi tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 9
Keterangan:
: rerata ideal = ½ (skro maksimal ideal + skor minimal ideal)
: simpangan baku ideal = 1/6 (skor ideal – skor minimal ideal)
Berdasarkan rumus konversi diatas, maka setelah didapatkan data-data
kuantitatif, untuk mengubahnya ke dalam data kualitatif pada
pengembangan ini diterapkan konversi sebagai berikut;
Skor maksimal = 5
Berdasarkan perhitungan di atas maka konversi data kuatitatif ke data
Tabel 10
Hasil Konversi Data Kuantitatif Ke Data Kualitatif
Kategori Interval Skor
Tabel di atas selanjutnya akan digunakan sebagai pedoman dalam
konversi skor pada semua aspek penilaian dengan skala lima. Skor aspek
merangsang siswa untuk selalu siap berpendapat yang berhubungan
dengan masalah yang diberikan guru terlihat dalam tabel 9 berikut ini.
Tabel 11
Skor Aspek Merangsang Siswa Untuk Selalu Siap Berpendapat Yang Berhubungan Dengan Masalah Yang Diberikan Guru
No Aspek yang dinilai Skala Penilaian Kriteria
1 2 3 4 5
1
Siswa berusaha menjawab apabila ada pertanyaan dari siswa lain atau guru
√ Baik
2 Siswa memberikan tugas sesuai dengan materi pembelajaran √ Sangat Baik
3
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk saling berbagi inspirasi
√ Cukup Baik
4
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir setelah diberi pertanyaan
√ Baik
Jumlah 0 0 1 2 1
Total Penilaian 16
Tabel 12
Skor Aspek Siswa Yang Kurang Aktif Mendapat Bantuan Teman Yang Pandai Atau Guru
Tabel 13
Skor Aspek Suasana Demokrasi dan Disiplin Dapat Ditumbuhkan
No Aspek yang dinilai Skala Penilaian Kriteria
1 2 3 4 5
1 Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru √ Baik
2 Menentukan batasan waktu yang digunakan. √ Kurang Baik
3 Menetapkan pimpinan dan
No Aspek yang dinilai Skala Penilaian Kriteria
1 2 3 4 5
1 Siswa membantu siswa lain yang mengalami kesulitan √ Baik
2
Siswa meminta bantuan kepada siswa lain jika mengalami kesulitan
√ Cukup Baik
3
Siswa berusaha menjawab apabila ada pertanyaan dari siswa lain
√ Baik
4
Siswa membantu siswa lain yang mengalami kesulitan tanpa diminta oleh siswa yang mengalami kesulitan
√ Baik
Jumlah 0 0 2 2 0
Total Penilaian 12
Rerata Skor Penilaian 3,0 Cukup
Brainstorming.
7 Melakukan pengelompokan ide yang sejenis. √ Sangat Baik
8 Melakukan pembahasan ide √ Baik
9 Menuliskan setiap ide yang dilontarkan peserta. √ Sangat Baik
10 Mengambil keputusan √ Baik
Jumlah 0 1 0 5 4
Total Penilaian 42
Rerata Skor Penilaian 4,2 Sangat Baik
b. Data Untuk melihat Aspek Anak Merasa Bebas Dan Gembira
Melalui penelitian juga diperoleh data mengenai aspek anak merasa
bebas dan gembira yang dirasakan para siswa saat pembelajaran
menggunakan metode pembelajaran round robin brainstorming di kelas VIII SMP Bunda Maria Pamanukan pada mata pelajaran akuntansi.
Berikut disajikan data mengenai aspek anak merasa bebas dan gembira
pada saat penelitian.
Tabel 14
Data Aspek Anak Merasa Bebas dan Gembira
No Indikator Ya Tidak
1
siswa merasa senang saat belajar dengan metode pembelajaran round robin brainstorming
34 2
2 Metode pembelajaran round robin
brainstorming mudah siswa pelajari 27 9 3 Metode pembelajaran yang digunakan
membantu siswa dalam belajar 34 2
pendapat saat belajar
5 Siswa senang membantu teman yang
mengalami kesulitan 32 4
6
Melalui metode round robin brainstorming
siswa berkesempatan untuk berpendapat dan lebih aktif dalam belajar
pertanyaan/tugas yang diberikan oleh guru 31 5
c. Data Hasil Prestasi Siswa
Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa menggunakan metode
pembelajaran menggunakan metode round robin brainstorming, maka pada saat penelitian peneliti menggunakan soal ulangan harian untuk
mengetahui tingkat pemahaman siswa. Soal untuk ulangan ini
menggunakan soal berbentuk 3 soal essay dan 1 soal posting akun jurnal kedalam buku besar. Skor dalam ulangan haian tersebut disajikan dalam
tabel berikut.
Tabel 15
Skor Hasil Ulangan Harian Siswa
C.Analisis Data
1. Analisis Data Hasil Observasi
Data yang diperoleh dari observasi yang diisi oleh observer terdiri dari
empat aspek yaitu aspek anak-anak aktif berfikir untuk menyatakan pendapat,
aspek merangsang siswa untuk selalu siap berpendapat yang berhubungan
dengan masalah yang diberikan guru, aspek siswa yang kurang aktif mendapat
bentuan temannya yang pandai atau dari guru, dan aspek suasana demokrasi
dan disiplin dapat ditumbuhkan.
Aspek anak-anak aktif berfikir untuk menyatakan pendapat dinilai
“Sangat Baik” oleh observer. Hal tersebut ditunjukan secara lebih jelas dari
jumlah total penilaian aspek ini terdiri dari 4 indikator diperoleh angka 17.
Rerata skor aspek anak-anak berfikir untuk menyatakan pendapat sebesar 4,5
setelah dikonversi kedalam skala 5 termasuk kriteria “Sangat Baik”.
Aspek merangsang siswa untuk selalu siap berpendapat yang
berhubungan dengan masalah yang diberikan guru dinilai “Baik” oleh
observer. Hal tersebut ditunjukan secara lebih jelas dari jumlah total penilaian
aspek ini terdiri dari 4 indikator diperoleh angka 16. Rerata skor aspek
anak-anak berfikir untuk menyatakan pendapat sebesar 4,0 setelah dikonversi
kedalam skala 5 termasuk kriteria “Baik”.
Aspek siswa yang kurang aktif mendapat bentuan temannya yang pandai
atau dari guru dinilai “Cukup Baik” oleh observer. Hal tersebut ditunjukan
diperoleh angka 12. Rerata skor aspek anak-anak berfikir untuk menyatakan
pendapat sebesar 3,0 setelah dikonversi kedalam skala 5 termasuk kriteria
“Cukup Baik”.
Aspek suasana demokrasi dan disiplin dapat ditumbuhkan dinilai “Sangat
Baik” oleh observer. Hal tersebut ditunjukan secara lebih jelas dari jumlah
total penilaian aspek ini terdiri dari 4 indikator diperoleh angka 42. Rerata skor
aspek anak-anak berfikir untuk menyatakan pendapat sebesar 4,2 setelah
dikonversi kedalam skala 5 termasuk kriteria “Sangat Baik”.
2. Analisis Data Aspek Anak Merasa Bebas dan Gembira
Secara umum siswa merasa senang dan gembira belajar menggunakan
pembelajaran dengan menggunakan metode round robin brainstorming. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, berikut ini disajikan data mengenai
aspek siswa merasa bebas dan gembira yang di peroleh saat penelitian. Untuk
lebih mudah dalam menganalisis, peneliti menyajikan data dalam bentuk
presentase.
Tabel 16
Analisis Data Aspek Siswa Merasa Senang Dan Gembira
No Indikator Ya
(%)
Tidak (%)
1 siswa merasa senang saat belajar dengan metode pembelajaran round robin brainstorming 94 6
2 Metode pembelajaran siswa pelajari round robin brainstorming mudah 75 25