• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektifitas pembelajaran cooperative learning dengan metode Round Robin Brainstorming pada materi akuntansi kelas 8 SMP Bunda Maria, Pamanukan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektifitas pembelajaran cooperative learning dengan metode Round Robin Brainstorming pada materi akuntansi kelas 8 SMP Bunda Maria, Pamanukan."

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

vii

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DENGAN METODE ROUND ROBIN BRAINSTORMING PADA MATERI AKUNTANSI

KELAS 8 SMP BUNDA MARIA, PAMANUKAN

Leo Sagallus

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pembelajaran kooperatif dengan metode Round Robin Brainstorming pada materi akuntansi di kelas 8 SMP Bunda Maria Pamanukan.

Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Bunda Maria Pamanukan. Waktu penelitian bulan September-Oktober 2013. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 8 SMP Bunda Maria Pamanukan yang berjumlah 37 siswa. Teknik pengumpulan data adalah kuisoner, dan tes prestasi siswa. Teknis analisis data analisis deskriptif.

(2)

viii

EFFECTIFITY OF COOPERATIVE LEARNING USING ROUND ROBIN BRAINSTORMING METHOD ON THE TOPIC OF ACCOUNTING IN

BUNDA MARIA JUNIOR HIGH SCHOOL, PAMANUKAN Leo Sagallus

Sanata Dharma University Yogyakarta

2014

The research aims to determine the effectifity of Cooperative Learning using Round Robin Brainstorming method on the topic of Accounting in Bunda Maria Junior High School, Pamanukan.

Type of research is a descriptive qualitative. This research was conducted at SMP Bunda Maria Pamanukan from September to October 2013. The subjects were 37 students of the eighth grade students of SMP Bunda Maria Pamanukan. Data collection technique are questionnaire, and student achievement test. Technical analysis was a descriptive data analysis.

(3)

i

BRAINSTORMING PADA MATERI AKUNTANSI KELAS VIII

DI SMP BUNDA MARIA, PAMANUKAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh : LEO SAGALLUS

NIM: 081334075

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

iv

(7)
(8)
(9)

vii

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DENGAN METODE ROUND ROBIN BRAINSTORMING PADA MATERI

AKUNTANSI KELAS 8 SMP BUNDA MARIA, PAMANUKAN

Leo Sagallus

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pembelajaran kooperatif dengan metode Round Robin Brainstorming pada materi akuntansi di kelas 8 SMP Bunda Maria Pamanukan.

Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Bunda Maria Pamanukan. Waktu penelitian bulan September-Oktober 2013. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 8 SMP Bunda Maria Pamanukan yang berjumlah 37 siswa. Teknik pengumpulan data adalah kuisoner, dan tes prestasi siswa. Teknis analisis data analisis deskriptif.

(10)

viii

EFFECTIFITY OF COOPERATIVE LEARNING USING ROUND ROBIN BRAINSTORMING METHOD ON THE TOPIC OF ACCOUNTING IN

BUNDA MARIA JUNIOR HIGH SCHOOL, PAMANUKAN

Leo Sagallus Sanata Dharma University

Yogyakarta 2014

The research aims to determine the effectifity of Cooperative Learning using Round Robin Brainstorming method on the topic of Accounting in Bunda Maria Junior High School, Pamanukan.

Type of research is a descriptive qualitative. This research was conducted at SMP Bunda Maria Pamanukan from September to October 2013. The subjects were 37 students of the eighth grade students of SMP Bunda Maria Pamanukan. Data collection technique are questionnaire, and student achievement test. Technical analysis was a descriptive data analysis.

(11)

ix

Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Allah Bapa atas segala cinta

kasih dan karunia-Nya sehingga skripsi berjudul Efektifitas Pembelajaran

Cooperative Learning dengan metode Round Robin Brainstorming pada Materi Akuntansi di SMP Bunda Maria Pamanukan ini dapat diselesaikan. Adapun

maksud dari pembuatan skripsi ini guna memenuhi syarat untuk memperoleh

gelar sarjana pendidikan di FKIP Universitas Sanata Dharma. Penulisan skripsi ini

dapat terselesaikan berkat bantuan, dukungan, dan satan dari berbagai pihak, oleh

karena itu penulis mengucapkan terima kasih atas dukungan dan bantuan kepada:

1. Tuhan Allah Bapa yang senantiasa selalu menyertai, membimbing,

memberikan semangat, kesehatan dan menuntun langkah penulis serta

memberikan keuatan kepada penulis.

2. Agustinus Heri Nugroho S.Pd., M.Pd selaku dosen pembimbing.

3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

4. Bapak Ibu dosen dan karyawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

khususnya Prodi Pendidikan Akuntansi.

5. Dominicus Iran, S.Ag selaku kepala SMP Bunda Maria Pamanukan.

6. Ibu Dyah Pratandaningsih selaku guru mata pelajaran Akuntansi SMP Bunda

Maria Pamanukan.

(12)

x telah diberikan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangannya sehingga penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat disusun

dengan baik lagi. Penulis juga berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan dan dunia pendidikan.

Yogyakarta,

Penulis

(13)

xi

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUKKEPENTINGAN AKADEMIS ... vi

ABSTRAK ... vii

A.Penelitian Kulitatif Deskriptif ... 4

B.Hakekat Belajar dan Pembelajaran ... 7

1. Belajar ... 7

2. Pembelajaran ... 9

C.Efektifitas Pembelajaran ... 9

D.Cooperative Learning dengan Teknik Round Robin Brainstorming ... 1. Cooperative learning ... 11

2. Round Robin Brainstorming ... 14

a. Brainstorming ... 14

b. Round Robin ... 17

(14)

xii

D.Struktur Kurikulum SMP Bunda Maria Pamanukan ... 33

E. Muatan Kurikulum SMP Bunda Maria Pamanukan ... 34

1. Deskripsi Data Penelitian Tindakan ... 40

a. Pendahuluan ... 40

4. Analisis Data Efektifitas Pembelajaran Round Robin Brainstorming ... 58

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ... 61

A.Kesimpulan ... 61

B.Saran ... 61

(15)

xiii

(16)

xiv

Tabel 1 6 Langkah Dalam Pembelajaran Kooperatif ... 14

Tabel 2 Indikator dan Kisi-kisi Lembar Observasi ... 27

Tabel 3 Indikator Untuk Melihat Aspek Anak Merasa Bebas dan Gembira ... 28

Tabel 4 konversei Nilai Skala Lima Berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP) ... 29

Tabel 5 Struktur Kurikulum SMP Bunda Maria Pamanukan ... 33

Tabel 6 Nilai ketuntasan belajar minimal yang menjadi target pencapaian kompetensi (TPK) ... 38

Tabel 7 Data Siswa Kelas 8 SMP Bunda Maria Pamanukan Tahun Ajaran 2013-2014 ... 39

Tabel 8 Skor Aspek Anak-Anak Aktif Berfikir Untuk Menyatakan Pendapat ... 44

Tabel 9 konversei Nilai Skala Lima Berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP) ... 44

Tabel 10 Hasil Konversi Data Kuantitatif Ke Data Kualitatif ... 46

Tabel 11 Skor Aspek Merangsang Siswa Untuk Selalu Siap Berpendapat Yang Berhubungan Dengan Masalah Yang Diberikan Guru ... 46

Tabel 12 Skor Aspek Siswa Yang Kurang Aktif Mendapat Bantuan Teman Yang Pandai Atau Guru ... 47

Tabel 13 Skor Aspek Suasana Demokrasi dan Disiplin Dapat Ditumbuhkan ... 47

Tabel 14 Data Aspek Anak Merasa Bebas Dan Gembira ... 48

Tabel 15 Skor Hasil Ulangan Harian Siswa ... 49

Tabel 16 Analisis Data Aspek Siswa Merasa Senang Dan Gembira ... 52

Tabel 17 Skor Hasil Ulangan Harian Siswa ... 55

Tabel 18 Distribusi Frekuensi Skor Prestasi Siswa ... 57

(17)

xv

(18)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi

menuntut manusia untuk berprestasi dan berkreasi dalam berbagai bidang,

sehingga diperlukan banyak sumberdaya manusia yang memiliki kualitas

yang baik dalam bidangnya. Pendidikan merupakan alat yang paling utama

untuk menghasilkan sumberdaya manusia yang berkualitas. Untuk itu

mutu pendidikan perlu ditingkatkan guna menghasilkan sumberdaya

manusia yang berkualitas.

Guru sebagai tenaga pendidik sudah seharusnya memiliki kualitas

dalam memberikan pengajaran yang efektif guna menghasilkan

sumberdaya manusia yang berkualitas. Pada saat ini masih banyak guru

yang menggunakan metode yang monoton sehingga membuat siswa

merasa bosan dan jenuh saat mengikuti pembelajaran, sedangkan dalam

pembelajaran yang baik terdapat beberapa unsur yang penting didalamnya,

unsur tersebut seperti; (1) siswa yang belajar (2) guru yang mengajar (3)

bahan pelajaran dan (4) hubungan antara guru dan siswa (Suparno, 2007:

2).

Oleh karena situasi siswa yang berbeda-beda, maka guru dituntut agar

dapat menguasai banyak metode pembelajaran yang bervariatif dan

(19)

mudah dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.

Penguasaan guru terhadap metode pengajaran dikelas dan memilih metode

yang tepat dan diminati siswa, akan membuat siswa menyukai materi yang

diajarkan. Oleh sebab itu, diperlukan cara atau metode pembelajaran yang

baik supaya pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.

Sehubungan dengan ulasan diatas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan bahasan Efektifitas Pembelajaran Cooperative Learning

dengan Metode Round Robin Brainstorming pada materi Akuntansi di

SMP Bunda Maria Pamanukan.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana Efektifitas Pembelajaran Cooperative Learning dengan

Metode Round Robin Brainstorming pada materi Akuntansi di SMP

Bunda Maria Pamanukan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas, penelitian ini

bertujuan untuk mendeskripsikan Efektifitas Pembelajaran Cooperative

Learning dengan Metode Round Robin Brainstorming pada materi

(20)

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, penelitian hanya

dibatasi pada apakah model pembelajaran kooperatif Round Robin

Brainstormming efektif digunakan pada siswa kelas 8 SMP Bunda maria

Pamanukan.

E. Manfaat Penelitian

Dengan adanya pembelajaran kooperatif Round Robin

Brainstormming diharapkan dapat bermanfaat bagi para guru, calon guru,

dan siswa pada umumnya. Manfaat yang diharapkan adalah sebagai

berikut:

1. Bagi guru

Sebagai bahan pertimbangan guru dalam menghadirkan pembelajaran

yang efektif. Selain itu dapat mengajarkan siswa untuk belajar berfikir

dan mengungkapkan apa yang ada dipikirkan siswa.

2. Bagi calon guru

Calon guru bisa menerapkan cara mengajar atau metode pembelajaran

yang bervariasi dan menyenangkan bagi siswa. Calon guru dapat

mempersiapkan diri untuk mengajar dengan menggunakan metode

yang dapat membangkitkan semangat siswa dalam belajar.

3. Siswa

Pembelajaran ini melatih siswa untuk bekerjasama dengan temanya.

Hal ini menggunakan siswa untuk menolong siswa lain yang

(21)

berdiskusi, memberikan ide, gagasan, berpendapat, dan belajar

(22)

5 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas merupakan penilitian yang dilakukan guru di

kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja

sehingga hasil belajar siswa meningkat (Zainal aqib, 2008:3). Menurut Kemmis

(dalam Winasanjaya, 2009:24) penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian

reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh peneliti dalam situasi sosial untuk

meningkatkan penalaran praktik sosial mereka. Sedangkan menurut Burns (dalam

Winasanjaya, 2009:25) penelitian tindakan adalah penerapan berbagai fakta yang

ditemukan untuk memecahkan masalah dalam situasi sosial untuk meningkatkan

kualitas tindakan yang dilakukan dengan melibatkan kolaborasi dan kerjasama

para peneliti dan praktisi.

Dari beberapa pengertian menurut para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa

penelitian tindakan kelas adalah penelitian reflektif yang dilakukan oleh peneliti

yang dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja guru dan mengatasi masalah

pembelajaran sehingga tercipta suatu pembelajaran yang efektif.

Menurut Zainal aqib (dalam penelitian tindakan kelas, 2008:3) penelitian

tindakan kelas memiliki beberapa karakteristik, diantaranya:

1. An inquiry of practice from within (penelitian berasal dari kerisauan guru akan

(23)

2. Self-reflective inquiry (metode utama adalah refleksi diri, bersifat longgar,

tetapi tetap mengikuti kaidah-kaidah penelitian)

3. Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran

4. Tujuannya memperbaiki pembelajaran

Menurut Grundy dan Kemmis (Winasanjaya, 2009:30) penelitian tindakan

kelas memiliki tiga tujuan, yakni:

1. Peningkatan praktik

Pada umumnya tujuan penlitian adalah untuk menemukan atau

menggeneralisasikan sesuatu terlepas dari kebutuhan dan tuntutan dari

masyarakat pada umumnya. Oleh karenanya, hasil sebuah penelitian

kadang-kadang sulit untuk bisa diterapkan oleh praktisi dilapangan.

2. Pengembangan Profesional

Penelitian tindakan kelas adalah salah satu sarana yang dapat

mengembangkan sikap profesionalisme guru. Melalui PTK guru akan selalu

berupaya mengingkatkan kemampuannya dalam pengelolaan proses

pembelajaran. Guru akan selalu dituntut untuk mencoba hal-hal yang

dianggap baru dengan mempertimbangkan pengaruh perubahan dan

perkembangan sosial.

3. Peningkatan Situasi Tempat Praktik Berlangsung

PTK tumbuh dari keinginan guru bukan karena paksaan atau tugas dari

atasannya, yaitu untuk menyelesaikan masalah praktis yang dihadapi dalam

(24)

B. Hakekat Belajar dan Pembelajaran 1. Belajar

Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu

kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat,

akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu

penguasaan hasil latihan, melainkan pengubahan kelakuan (Hamalik,

2001:27).

Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang dilakukan secara

sengaja untuk mendapatkan perubahan yang lebih baik, misalnya: dari tidak

tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil, dari belum dapat

melakukan sesuatu menjadi dapat melakukan sesuatu dan lain sebagainya.

(http://www.stkn3pacitan.sch.id/indeks.php?option=cot_content&view=article&i

d=169&Itetid=187).

Menurut para penulis buku psikologi belajar (Ali Imron, 1996:3)

umumnya mendefinisikan belajar sebagai suatu tingkah laku dalam diri

seseorang yang relatif menetap sebagai hasil dari sebuah pengalaman.

Menurut Ali Imron (dalam belajar dan pembelajaran, 1996:3) dalam

pandangan psikologis, setidak-tidaknya ada empat pandangan mengenai

(25)

a. Pandangan yang berasal dari aliran psikologis Behavioristik. Menurut

pandangan ini, belajar dilaksanakan dengan kontrol instrumental dari

lingkungan.

b. Pandangan yang berasal dari psikologis Humanistik belajar dapat

dilakukan sendiri oleh siswa. Dengan demikian siswa senantiasa

menemukan sendiri mengenai sesutu tanpa banyak campur tangan dari

guru.

c. Pandangan yang berasal dari psikologis Kognitif. Belajar merupakan

perpaduan dari usaha pribadi dengan kontrol instrumental yang berasal

dari lingkungan.

d. Pandangan yang berasal dari psikologi. Belajar adalah usaha yang bersifat

totalitas dari individu, oleh karena totalitas lebih bermakna dibandingkan

dengan sebagian-sebagian.

Dari pengertian-pengertian tersebut maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

a. Situasi belajar dipengaruhi oleh instrumental deri lingkungan

b. Belajar merupakan suatu sikap perubahan tingkah laku

c. Didalam pencapaiannya siswa dapat belajar sendiri tanpa banyak campur

tangan dari guru.

d. Hasil belajar yang utama adalah tingkah laku yang bulat.

e. Murid diarahkan dan dibantu oleh orang-orang yang berbeda dalam

(26)

2. Pembelajaran

Tujuan dan unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran adalah dua hal yang

sangat penting dalam pembelajaran. Tujuan pembelajaran mengarahkan guru

agar berhasil dalam membelajarkan siswa, sementara unsur-unsur dinamis

pembelajaran mendukung bagi tercapainya tujuan pembelajaran yang

dilakukan oleh guru (Hamalik, 2003:43).

Implikasi dari adanya keterkaitan antara kegiatan pembelajaran dan

kegiatan belajar siswa tersebut adalah disusunnya tujuan pembelajaran yang

dapat menunjang tujuan belajar. Muatan-muatan yang termasuk dalam tujuan

belajar haruslah ada dalam tujuan pembelajaran.

C. Efektivitas

1. Pengertian Efektivitas

Efektivitas berasal dari bahasa inggris yaitu effectif yang berarti berhasil,

tepat atau manjur. Efektifitas menunjukan taraf tercapainya suatu tujuan, suatu

kegiatan dikatakan efektif jika kegiatan itu mencapai tujuan yang diinginkan.

Menurut Starawaji, efektivitas adalah pengaruh yang ditimbulkan atau

disebabkan oleh adanya suatu kegiatan tertentu untuk mengetahui sejauh

mana tingkat keberhasilan yang dicapai dalam setiap tindakan yang dilakukan.

(http://starawaji.wordpress.com/2009/05/01/pengertian-efektivitas/)

Menurut Poerwodarminto (dalam Ardhy 2007:4) efektifitas berasal dari

(27)

keadaan yang mengandung pengertian terjadinya suatu efek atau akibat yang

dikehendaki dalam perbuatan.

Dari penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwa efektifitas merupakan

keterkaitan antara tujuan dan hasil yang ingin dicapai, dan menunjukan derajat

kesesuaian antara tujuan yang dinyatakan dengan yang dicapai.

2. Ciri-ciri Efektivitas

Menurut Wottuba and Wright (dalam Lailatul Latifah, 2010:49) ada tujuh

indikator yang menunjukan pembelajaran yang efektif, yaitu;

1)Pengorganisasian pembelajaran dengan baik; 2) Komunikasi secara efektif; 3) Penguasaan dan antusiasme dalam mata pelajaran; 4) Sikap positif terhadap peserta didik; 5) Pemberian ujian dan nilai yang adil; 6) Keluwesan dalam pendekatan pembelajaran; 7) Hasil belajar peserta didik yang baik.

Sedangkan menurut Hunt (dalam Dede Rosyada 2007: 118) ukuran kelas

atau mengajar efektif itu adalah:

1) Penguasaan siswa terhadap bahan-bahan ajar yang mereka pelajari; 2) Siswa merasa senang dalam proses mereka belajar; 3) Siswa menjadi senang terhadap sekolah; 4) Siswa menjadi taat terhadap berbagai aturan yang ada di masyarakat; 5) Mengajar itu menghasilkan semua yang diinginkan untuk tercapai.

Mengajar itu efektif, jika pembelajaran menuju titik akumulasi

kompetensi yang dikehendaki. Akan tetapi, idealitas tersebut tidak akan

tercapai jika tidak melibatkan siswa dalam perencanaan dan proses

pembelajaran. Mereka harus dilibatkan secara penuh agar bergairah dan tidak

ada yang tertinggal karena proses tersebut akan membuat perhatian guru

(28)

kompetensi harapanya, kecintaan mereka pada sekolah akan tumbuh, dan

mereka benar-benar menjadi anak terpelajar, beradab dan mentaati berbagai

aturan.

D. Cooperative Learning dengan Teknik Round Robin brainstorming 1. Cooperative Learning

Cooperative Learning atau belajar bersama adalah pembelajaran dimana

siswa dibiarkan belajar berkelompok, saling menguatkan, saling mendalami,

dan bekerja sama untuk semakin menguasai bahan (Suparno, 2007:134). Ada

beberapa hal yang harus diperhatikan dalam belajar bersama supaya

tujuannya tercapai, yaitu:

a. Perlu adanya ketergantungan antara siswa secara positif, saling

ketergantungan berarti masing saling bergantung, maka

masing-masing juga ada kesanggupan untuk saling membantu.

b. Perlunya pengembangan interaksi interpersonal antara siswa dan

keterampilan berkelompok. Interaksi, komunikasi antar kelompok perlu

memajukan terus menerus dan di bina.

c. Perlu masing-masing dibantu tetap bertanggung jawab pada penguasaan

d. Perlu diyakinkan bahwa kelompok dapat berhasil dan di kembangkan

kerja sama yang efektif.

Menurut Roger dan David Johnson (Anita Lie, 2010:31) mengatakan

(29)

Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaran harus

diterapkan. Kelima unsur tersebut adalah:

a. Saling Ketergantungan Positif

Keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap

anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar

perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota

kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar orang lain dapat

mencapai tujuan mereka.

b. Tanggung Jawab Perseorangan

Karena setiap siswa mendapat tugas yang berbeda secara otomatis siswa

tersebut harus mempunyai tanggung jawab untuk mengerjakan tugas

tersebut karena tugas setiap anggota kelompok mempunyai tugas yang

berbeda sesuai dengan kemampuannya yang dimiliki setiap individu.

Oleh karena itu jika ada siswa yang tidak mampu mengerjakan tugas

tersebut, maka tugas kelompok tersebut tidak terselesaikan.

c. Tatap Muka

Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan

berdiskusi. Kegiatan interaksi akan memberikan para pembelajar untuk

membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Hasil

pemikiran beberapa kepala akan lebih kaya daripada hasil pemikiran

(30)

d. Komunikasi Antaranggota

Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok, pengajar perlu

mengajarkan cara-cara berkomunikasi. Tidak setiap siswa mempunyai

keahlian mendengar dan berbicara. Keberhasilan suatu kelompok juga

bergantung pada kesediaan setiap anggota untuk saling mendengar dan

kemampuan mereka dalam mengutarakan pendapat.

e. Evaluasi Proses Kelompok

Seorang pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok

untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka

agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif. Waktu evaluasi

tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok, tetapi bisa diadakan

selang setelah beberapa kali pembelajaran.

Menurut Nur (Pendi Santoso, 2011:16) ciri-ciri pembelajaran yang

menggunakan model pembelajaran kooperatif sebagai berikut:

a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif umtuk menuntaskan

materi belajarnya.

b. Kelompok dibentukdari siswa yang memiliki kemampuan tinggi,

sedang dan rendah.

c. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, bangsa, suku,

dan jenis kelamin yang berbeda-beda.

(31)

Dalam pembelajaran kooperatif, terdapat 6 langkah (fase) utama, yaitu

sebagai berikut:

Tabel 1

6 langkah dalam pembelajaran kooperatif

Fase Indikator Aktivitas/Kegiatan Guru 1 Menyampaikan tujuan dan

memotivasi peserta didik

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi mengkomunikasikan kompetensi dasar yang akan dicapai serta memotivasi peserta didik 2 Menyampaikan informasi Guru menyampaikan informasi

kepada peserta didik kerja peserta didik untuk materi pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar

5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi pembelajaran yang telah dilaksanakan

6 Memberikan penghargaan Guru memberi penghargaan hasil belajar individu dan kelompok

2. Round Robin Brainstorming

a. Brainstorming

Brainstorming adalah piranti perencanaan yang dapat menampung

kreativitas kelompok dan sering digunakan sebagai alat pembentukan

konsesus maupun untuk mendapatkan ide-ide yang banyak (Yoseph,

(32)

Liputo (1988: 64) menerangkan maksud dari brainstorming ingin

memberikan sebebas-bebasnya kepada anggota kelompok untuk

memberikan pendapatnya tanpa ragu-ragu karena takut dikeritik dan

sebagainya oleh orang lain. Selain itu setiap peserta mendapatkan

kesempatan atau giliran untuk berpertisipasi melontarkan idenya sampai

habis. Dalam brainstorming juga terdapat dua komponen pokok, yaitu:

1) Pikiran-pikitan itu adalah kreatif dan asli

2) Anggota-anggota kelompok sedapat mungkin hendaknya sama

tinggi

Menurut Yoseph (2011:11) ada beberapa alasan mengapa

Brainstormingdigunakan oleh suatu tim untuk menghasilkan ide-ide,

yaitu:

1) Meningkatkan kepedulian dan pertisipasi anggota tim.

2) Menghasilkan banyak ide-ide dalam waktu yang relative singkat.

3) Mengurangi keinginan anggota tim untuk merasa paling mampu

dalam memberi jawaban yang benar.

4) Mengurangi kemungkinan berkembangnya pemikiran negatif di

antara mereka.

Menurut Liputo (1988:64) ada empat dasar yang perlu diperhatikan

dalam pembelajaran dengan teknik Brainstorming. Empat dasar tersebut

(33)

1) Kritik harus dihilangkan. Menilai pendapat kelompok harus

dihindari sampai semua pendapat telah diberikan.

2) Pendapat-pendapat bebas bahkan radikal diterima

3) Makin banyak pendapat makin baik

4) Kombinasi dan perbaikan pikiran

Pembelajaran Brainstorming bertujuan untuk mendapatkan

sejumlah ide dari anggota tim dalam waktu relatif singkat tanpa sikap

kritis yang ketat (Yoseph, 2011:11). Ada beberapa manfaat yang bisa

diperoleh suatu tim atau organisasi dengan melakukan teknik

Brainstorming di antaranya:

1) Mengidentifikasi masalah

2) Mencari sebab-sebab yang mengakibatkan terjadinya masalah

3) Menentukan alternative pemecahan masalah

4) Mengimplementasi pemecahan masalah

5) Merencanakan langkah-langkah dalam melaksanakan suatu

aktivitas

6) Melakukan perbaikan

Menurut Roestiyah (2007:74) brainstorming memiliki beberapa

kelebihan didalamnya, diantaranya:

1) Anak-anak aktif berpikir untuk menyatakan pendapat

(34)

3) Merangsang siswa untuk selalu sisap berpendapat yang

berhubungan dengan masalah yang diberikan oleh guru

4) Meningkatkan partisipasi siswa dalam menerima pelajaran

5) Siswa yang kurang aktif mendapat bantuan temannya yang pandai

atau dari guru

6) Terjadi persaingan yang sehat

7) Anak merasa bebas dan gembira

8) Suasana demokrasi dan disiplin dapat ditumbuhkan

Selain kelebihan, teknik brainstorming juga memiliki kelemahan,

diantaranya:

1) Memerlukan waktu yang relatif lama.

2) Lebih didominasi oleh siswa yang pandai.

3) Siswa yang kurang pandai (lambat) selalu ketinggalan.

4) Hanya menampung tanggapan siswa saja

5) Guru tidak pernah merumuskan suatu kesimpulan.

6) Siswa tidak segera tahu apakah pendapat yang dikemukakannya itu

betul atau salah.

7) Tidak menjamin terpecahkannya suatu masalah.

8) Masalah bisa melebar ke arah yang kurang diharapkan.

b. Putaran Teratur (Round Robin)

Metode ini merupakan metode yang memberikan giliran kepada

(35)

gilirannya. Untuk menghemat waktu, peserta yang belum memiliki ide

akan dilewati, dia bisa mengucapkan “terus” atau “lanjut” yang

magsudnya memberi kesempatan pada peserta berikutnya (Yoseph,

2011:12).

c. Langkah-langkah dalam melaksanakan Round Robin Brainstorming Langkah-langkah yang dilakukan ketika melakukan pembelajaran

dengan menggunakan round robin brainstorming adalah sebagai

berikut:

1) Persiapan.

a) Guru memberikan agenda acara meteri yang akan dilakukan

b) Mempersiapkan ruangan dan fasilitas pendukung lainnya.

2) Pelaksanaan

a) Menentukan batasan waktu yang digunakan

b) Menetapkan pimpinan dan notulis

c) Menetapkan aturan bersama

d) Menentukan metode yang digunakan dalam Brainstorming

e) Memberi kesempatan kepada para peserta untuk menyampaikan

gagasannya

f) Menuliskan setiap ide yang dilontarkan peserta

g) Melakukan pengelompokan ide yang sejenis

h) Melakukan pembahasan ide

(36)

Selanjutnya notulis mencatat semua pendapat yang di keluarkan

oleh perserta tanpa merubah sedikitpun pendapat tersebut. Setelah

sejumlah ide terkumpul, selanjutnya dilakukan:

1) Meninjau ide satu persatu

2) Ide yang hampir sama kemungkinan dapat disatukan, ide yang

belum jelas dapat ditanyakan pada peserta yang bersangkutan

3) Mana ide yang akan dipilih, bisa dilakukan pengambilan keputusan

secara voting

4) Menyempurnakan ide yang telah disepakati

5) Mengambil kesimpulan dan altenatif tindak lanjut.

Menurut yoseph (2011:13) dalam melakukan setiap sesuatu, kita

pasti akan mengalami suatu hambatan/rintangan untuk melakukan hal

tersebut. Demikin juga dengan teknik Brainstorming, teknik ini juga

memiliki hambatan dalam pelaksanaannya, seperti:

1) Peserta tidak mematuhi aturan main, misalnya;

a) Memberikan komentar yang tidak perlu terhadap peserta yang

lain

b) Dalam satu putaran, seorang peserta melontarkan beberapa ide

c) Seorang peserta yang belum sampai gilirannya sudah

menyampaikan idenya

d) Ada peserta yang mendominasi atau memotong pembicaraan

(37)

e) Ada peserta yang bertanya pada saat proses berlangsung.

2) Notulis merubah ide yang dilontarkan peserta.

3) Peserta tidak mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang.

4) Hamabatan non teknis, seperti; kurang antusia, dan kurang

kerjasama.

E. Buku Besar

1. Pengertian Buku Besar

Menurut amir Suhadimanto (2005:98) buku besar merupakan kumpulan

akun-akun yang digunakan untuk meringkas transaksi yang telah dicatat

dalam jurnal.

2. Fungsi Buku Besar

a. Mengumpulkan data transaksi.

b. Mengklasifikasikan dan mengkodekan data transaksi dan akun.

c. Memvalidasikan transaksi yang terkumpul.

d. Meng-update-kan akun Buku Besar Umum dan File transaksi.

e. Mencatatkan penyesuaian terhadap akun.

f. Mempersiapkan laporan keuangan.

3. Bentuk Buku Besar

Menurut Amir Suhadimanto (2005:98) dalam sistem akuntansi kita bebas

(38)

umumnya yang digunakan ada empat macam bentuk buku besar, yaitu sebagai

berikut:

a. Bentuk T (T Account)

Bentuk buku besar ini adalah yang paling sederhana dan hanya seperti

huruf T besar. Dari bentuk yang sangat sedarhana ini, sebelah kiri

merupakan sisi kredt. Nomor akun diletakan sebelah kanan atas.

Nama Akun No. Akun

b. Bentuk biasa (Skontro)

Buku besar bentuk biasa yang disebut juga bentuk dua kolom ini sangat

luas penggunaannya. Bentuk ini mempunyai kolom keterangan yang

sama lebarnya untuk sebelah debit atau kredit. Skontro artinya sebelah

menyebelah, yaitu sebelaj debet dan sebelah kredit.

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit Saldo Debet Kredit

c. Bentuk stafel berlajur/berkolom saldo tnggal

Bentuk ini digunakan jika diperlukan penjelasan yang lebih banyak baik

transaksi pendebitan maupun transaksi pengkreditan, untuk mengetahui

informasi saldo setiap saat. Kolom saldo diletakan di sebelah kanan untuk

memudahkan penyusunan neraca sisa. Kolom D/K menunjukan bahwa

jika saldo D berarti saldo debit, sebaliknya jika K berarti kredit dengan

(39)

d. Bentuk stafel berkolom saldo rangkap

Bentuk ini hamper sama dengan bentuk kolom tunggal, hanya

perbedaannya kolom saldo dibagi dua kolom yaitu kolom debit dan

kolom kredit, sedangkan saldo normal sesuai dengan sifat akun

masing-masing.

4. Memindahbukukan (Posting) Jurnal ke Akun Buku Besar

Posting merupakan pemindahbukuan dari jurnal ke buku besar. Cara

memposting yaitu setiap kejadian atau setiap tanggal kejadian setelah dijurnal

baru dipindahkan ke buku besar yang bersangkutan secara kronologis.

Sebelum posting angka-angka jurnal ke dalam buku besar dilakukan,

harus dipastikan terlebih dahulu saldo rekening-rekening buku besar telah

terisi seluruhnya. Jika ternyata belum terisi, maka sebelum kegiatan posting

buku jurnal dimulai terlebih dahulu harus dilakukan pengisian saldo awal

rekening buku besar. Angka-angka saldo awal rekening buku besar dapat

diambilkan dari daftar neraca awal perusahaan (neraca ahir periode yang lalu).

(http://akuntansipendidik.blogspot.com/2011/07/buku-besar.html#sthash.RG8SaTCG.dpuf)

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit D/K Saldo

(40)

Berikut adalah proses memposting dengan menggunakan buku besar

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit Saldo Debet Kredit

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit Saldo Debet Kredit Juli

2008

5 Peralatan

(41)

24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian model kualitatif. Jenis penelitian ini

adalah penelitian deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang

menggambarkan semua data atau keadaan subjek/objek penelitian (seseorang,

lembaga, masyarakat dan lain-lain) kemudian dianalisis dan dibandingkan

berdasarkan kenyataan yang sedang berlangsung pada saat ini dan selanjutnya

mencoba untuk memberika pemecahan masalahnya (Restu Kartiko Budi,

2010:84).

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu : Oktober-November 2013

Tempat : SMP Bunda Maria Pamanukan

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subyek penelitian

Subjek penelitian adalah orang-orang yang terlibat dalam penelitian, dalam

hal ini mereka bertindak sebagai pemberi informasi yang berhubungan dengan

penelitian yang dilakukan. Dalam hal ini, yang menjadi subjek penelitian

(42)

2. Obyek Penelitian

Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pembicaraan dalam penelitian.

Dalam hal ini, yang menjadi objek penelitian adalah efektifitas pembelajaran

dengan menggunakan metode round robin brainstorming.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Dalam penelitian eksperimen ini, yang menjadi populasi adalah keseluruhan

subjek penelitian yaitu siswa SMP Bunda Maria Pamanukan dengan jumlah

siswa sebanyak 87.

2. Sampel

Penentuan sampel dipilih berdasarkan informasi kepala sekolah dan guru

pengampu mata pelajaran ekonomi yang mengatakan bahwa kelas yang di

teliti terdiri dari siswa yang mempunyai tingkat kecerdasan yang relatifsama.

Sehingga terpilihlah sampel siswa kelas 8 dengan jumlah siswa sebanyak 36.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan

beberapa metode pengumpulan data, yaitu:

1. Tes Prestasi Belajar

Metode tes prestasi belajar ini berupa soal ulangan harian yang disusun

(43)

kuis yang dibeikan setelah pembelajaran menggunakan metode Round Robin

Brainstorming dilakukan.

2. Lembar Observasi

Lembar observasi merupakan alat yang digunakan untuk memperoleh data

tentang kegiatan siswa selama penelitian berlangsung serta fasilitas dan

sumber belajar yang mendukung efektivitas pembelajaran akuntansi dengan

memberikan tanda checklist pada lembar yang telah disediakan.

Dalam menyusun tingkat efektifitas pembelajaran, penulis merumuskan suatu

pedoman observasi yang di dalamnya berupa daftar cek (checklist) yaitu suatu

daftar yang berisi subjek dan aspek yang akan diamati. Adapun

aspek-aspek tersebut merujuk dari Roestiyah (2007:74) dan Wottuba and Wright

(dalam Lailatul Latifah, 2010:49). Aspek menurut Roestiyah antara lain, yaitu:

(1) anak-anak aktif berfikir untuk menyatakan pendapat, (2) melatih siswa

berpikir dengan cepat dan tersusun logis, (3) merangsang siswa untuk selalu

siap berpendapat yang berhubungan dengan masalah yang diberikan guru, (4)

meningkatkan partisipasi siswa dalam menerima pelajaran, (5) siswa yang

kurang aktif mendapat bentuan temannya yang pandai atau dari guru, (6)

terjadi persaingan yang sehat, (7) anak merasa bebas dan gembira, (8) suasana

demokrasi dan disiplin dapat ditumbuhkan. Sedangkan menurut Wottuba and

Wright aspek-aspek tersebut antara lain: (1) Pengorganisasian pembelajaran

dengan baik; (2) Komunikasi secara efektif; (3) Penguasaan dan antusiasme

(44)

ujian dan nilai yang adil; (6) Keluwesan dalam pendekatan pembelajaran; (7)

Hasil belajar peserta didik yang baik.

Pedoman observasi ini akan diisi oleh peneliti pada waktu proses penelitian di

lapangan. Berikut adalah indikator dan kisi-kisi lembar observasi

Tabel 2

Indikator dan Kisi-kisi Lebar Observasi

No Aspek Indikator

1 Anak-anak aktif berfikir untuk menyatakan pendapat

1.Siswa berani mengungkapkan pendapatnya

2.Siswa berpikir terlebih dahulu sebelum berpendapat

3.Siswa berusaha mencari jawaban dari pertanyaan guru

4.Siswa berdiskusi untuk mencari jawaban

2 Merangsang siswa untuk selalu siap berpendapat yang berhubungan dengan masalah yang diberikan guru

1.Siswa berusaha menjawab apabila ada pertanyaan dari siswa lain atau guru 2.Siswa memberikan tugas sesuai dengan

materi pembelajaran

3.Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk saling berbagi inspirasi 4.Guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk berfikir setelah diberi pertanyaan

3 Siswa yang kurang aktif mendapat bentuan mengalami kesulitan tanpa diminta oleh siswa yang mengalami kesulitan

4 Suasana demokrasi dan disiplin dapat ditumbuhkan

1.Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru

(45)

3.Menetapkan pimpinan dan notulis. 4.Menentukan metode yang digunakan

dalam brainstorming.

5.Memberi kesempatan kepada para peserta untuk menyampaikan gagasannya.

6.Melakukan pengelompokan ide yang sejenis.

7.Melakukan pembahasan ide

8.Menuliskan setiap ide yang dilontarkan peserta.

9.Mengambil keputusan

3. Kuisoner

Kuisoner yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa pertanyaan

tentang aspek anak merasa bebas dan gembira. Dalam pertanyaan menuntut

siswa untuk mengungkapkan perasaan mereka ketika belajar dengan

menggunakan metode pembelajaran round robin brainstorming. Indikator

untuk melihat aspek anak merasa bebas dan gembira, yaitu antara lain:

Table 3

Indikator Untuk Melihat Aspek dari Anak Merasa Bebas dan Gembira

No Aspek yang dinilai

1 siswa merasa senang saat belajar dengan metode pembelajaran round robin brainstorming

2 Metode pembelajaran round robin brainstorming mudah siswa pelajari 3 Metode pembelajaran yang digunakan membantu siswa dalam belajar 4 Siswa merasa bebas dalam mengemukakan pendapat saat belajar 5 Siswa senang membantu teman yang mengalami kesulitan

6 Melalui metode round robin brainstorming siswa berkesempatan untuk berpendapat dan lebih aktif dalam belajar

(46)

10 Siswa senang jika siswa dapat menjawab pertanyaan/tugas yang diberikan oleh guru

F. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis deskriptif, analisis

deskriptif ini adalah pemaparan tentang informasi/data suatu gejala yang diamati

dalam proses pembelajaran, dan efektifitas dengan menggunakan metode round

robin brainstorming. Analisis deskriptif ini akan disajikan dalam bentuk naratif

maupun dalam bentuk tabel.

Menurut Sukardjo (Agustinus Heri Nugroho, 2007:123) data kuaintitatif

mengenai data hasil observasi dianalisis dengan menggunakan skala Likert

dianalisis secara statistik deskriptif, dengan langkah-langkah: (1) pengumpulan

data kasar; (2) pemberian skor; (3) skor yang diperoleh dikonversi menjadi nilai

dengan skala lima menggunakan acuan PAP (Penilaian acuan Patokan) sebagai

berikut:

Tabel 4

Konversi Nilai Skala Lima Berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP)

(47)

Untuk analisis data test prestasi belajar, peneliti menggunakan nilai rata-rata

kelas dari hasil ulangan harian siswa pada pokok bahasan yang sedang diteliti.

Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung nilai rata-rata kelas adalah

sebagai berikut:

NP = 100

Keterangan :

NP = Merupakan nilai rata-rata yang dicari

ΣN = Merupakan jumlah keseluruhan nilai ulangan siswa n = Merupakan jumlah siswa

Hasil dari nilai rata-rata tersebut kemudian akan menjadi salah satu acuan

untuk menentukan apakah Metode pembelajaran yang diterapkan peneliti

didalam kelas efektif atau tidak. Metode pembelajaran ini dapat dikatakan efektif

apabila nilai rata-rata yang diperoleh siswa didalam kelas berada diatas atau sama

(48)

31 BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A.Visi Sekolah

Kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian

program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi sekolah. Sekolah sebagai unit

penyelenggara pendidikan harus memerhatikan perkembangan dan tantangan masa

depan. Misalnya, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, arus globalisasi dan

informasi, serta perubahan kesadaran masyarakat dan orang tua terhadap pendidikan

sehingga memacu sekolah untuk merespon tantangan dan peluang. Oleh karena itu,

SMP BUNDA MARIA merumuskan visi sekolah sebagai berikut:

1. Disiplin

2. Bermoral

3. Mencapai

4. Prestasi

Sekolah memilih visi ini dengan berorientasi pada tujuan jangka panjang,

menengah, dan pendek. Visi sekolah SMP Bunda Maria tersebut menjadi pedoman

bagi setiap sivitas akademika SMP Bunda Maria untuk mewujudkannya dalam

(49)

B. Misi Sekolah

Untuk mewujudkan visi sekolah SMP BUNDA MARIA tersebut, diperlukan

suatu misi berupa kegiatan jangka panjang dengan arah yang jelas. Misi sekolah SMP

BUNDA MARIA yang disusun berdasarkan visi di atas, antara lain sebagai berikut.

1. Mengembangkan kepribadian peserta didik yang dilandasi budi pekerti dan

wawasan ilmu pengetahuan

2. Memacu prestasi akademik dan non akademik dalam suasana pendidikan yang

kondusif

3. Mengembangkan sikap profesional dalam pelayanan pendidikan

4. Peka terhadap pembaharuan pendidikan dalam rangka memenuhi kebutuhan

masyarakat.

C. Tujuan Sekolah

Berdasarkan visi dan misi sekolah, maka tujuan yang hendak dicapai sekolah

SMP Bunda Maria, antara lain sebagai berikut.

1. Mendidik/membiasakan siswa hidup disiplin, tertib, jujur, sportif dan bertanggung

jawab

2. Mendidik siswa bertingkah laku sopan dan susila dalam bergaul

3. Membiasakan siswa hidup sederhana, tidak berlebih-lebihan.

4. Menciptakan suasana aman dan tenteram dalam mengikuti proses belajar

mengajar.

(50)

D. Struktur Kurikulum SMP Bunda Maria Pamanukan

Tabel 5

Struktur Kurikulum SMP Bunda Maria Pamanukan

Komponen Kelas dan Alokasi Waktu

VII VIII IX

10. Keterampilan/Teknologi Informasi

dan Komunikasi 3*) 3*) 3*)

2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran

3*) Tahun Pelajaran 2013-2014 SMP Bunda Maria memiliki program unggulan dalam bidang Tekhnologi Informasi dan Komunikasi, sehingga penambahan jam dialokasikan untuk mata pelajaran tersebut

(51)

E. MUATAN KURIKULUM

1. Mata Pelajaran

Mata pelajaran beserta alokasi waktu pembelajaran berpedoman pada struktur

kurikulum di atas.

a. Pendidikan Agama

Meliputi: Agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha, mengingat

kondisi sosial budaya masyarakat di lingkungan sekitar sekolah yang

berbeda.

Tujuan: Memberi wawasan terhadap keberagaman agama di Indonesia dan

meningkatkan keimanan dan ketakwaan siswa sesuai dengan keyakinan

agamanya masing-masing.

b. Kewarganegaraan dan Kepribadian

Tujuan: Memberikan pemahaman terhadap siswa tentang kesadaran hidup

berbangsa dan bernegara dan pentingnya penanaman rasa persatuan dan

kesatuan.

c. Bahasa Indonesia

Tujuan: Membina keterampilan berbahasa secara lisan dan tertulis serta dapat

menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi dan sarana pemahaman

terhadap iptek.

d. Bahasa Inggris

Tujuan: Membina keterampilan berbahasa dan berkomunikasi secara lisan

dan tertulis untuk menghadapi perkembangan ipteks dalam menyongsong era

globalisasi.

e. Matematika

Tujuan: Memberikan pemahaman logika dan kemampuan dasar matematika

dalam rangka penguasaan ipteks.

(52)

Tujuan: Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada siswa untuk

menguasai dasar-dasar sains dalam rangka penguasaan ipteks.

g. Ilmu Pengetahuan Sosial

Tujuan: Memberikan pengetahuan sosiokultural masyarakat yang majemuk,

mengembangkan kesadaran hidup bermasyarakat, dan memiliki keterampilan

hidup secara mandiri.

h. Seni Budaya

Meliputi: Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari, dan Seni Teater

Tujuan: Mengembangkan apresiasi seni, daya kreasi, dan kecintaan pada seni

budaya nasional.

i. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan

Tujuan: Menanamkan kebiasaan hidup sehat, meningkatkan kebugaran, dan

keterampilan dalam bidang olahraga, serta menanamkan rasa sportivitas,

tanggung jawab, disiplin, dan percaya diri pada siswa.

j. Keterampilan/Teknologi Informasi dan Komunikasi

Meliputi: Elektronika, Teknologi Informasi, dan Komunikasi

Tujuan: Memberikan keterampilan di bidang teknologi informatika dan

keterampilan elektronika yang sesuai dengan bakat dan minat siswa.

2. Muatan Lokal

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan

kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk

keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai apabila menjadi bagian dari mata

pelajaran lain dan/ atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran

tersendiri. Muatan local yang dipilih SMP Bunda Maria adalah:

a. Bahasa Sunda

Tujuan: Mengembangkan kompetensi berbahasa Sunda untuk melestarikan

(53)

b. Akuntansi

Tujuan: Mengembangkan kompetensi Akuntansi untuk mewujudkan

kecakapan hidup dan kemandirian siswa.

3. Pengaturan Beban Belajar

Beban belajar ditentukan berdasarkan penggunaan sistem pengelolaan

program pendidikan yang berlaku di sekolah pada saat ini, yaitu menggunakan

sistem paket. Sistem paket adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan

yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan

mempelajari materi yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan

struktur kurikulum tingkat satuan pendidikan tersebut. Satuan pendidikan

dimungkinkan menambah maksimum 4 jam pembelajaran per-minggu secara

keseluruhan. Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan mempertimbangkan

kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi, di samping dimanfaatkan

untuk mata pelajaran lain yang dianggap penting dan tidak terdapat dalam struktur

kurikulum yang tercantum dalam standar isi. Beban belajar setiap mata pelajaran

dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan

pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik.

Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran berlangsung selama 40

menit. Beban belajar kegiatan tatap muka per minggu adalah 34 jam, ditambah

kegiatan pengembangan diri yang lamanya ekuivalen 2 jam. Alokasi waktu untuk

penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam sistem paket

(54)

pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan waktu tersebut mempertimbangkan

potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi.

4. Ketuntasan Belajar

SMP Bunda Maria Pamanukan menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) dengan mempertimbangkan:

a. Tingkat kemampuan rata-rata peserta didik

b. Kompleksitas kompetensi

c. Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran

d. Menetapkan pencapaian minimal 75 % untuk masing-masing indikator yang

dianggap paling penting dan dianggap mewakili kompenen dasarnya.

e. Menetapkan kriteria ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan

dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0–100 persen.

f. Secara bertahap dan berkelanjutan selalu berusaha meningkatkan kriteria

ketuntasan belajar untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.

Proses penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal Mata Pelajaran pada SMP

Bunda Maria Pamanukan adalah sebagai berikut:

a. KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran

b. KKM ditetapkan oleh Guru Mata Pelajaran berdasarkan data hasil belajar

e. Penetapan KKM didasarkan pada:

1) Kommpleksitas Indikator

(55)

3) In Take Siswa

Berikut ini adalah tabel nilai ketuntasan belajar minimal yang menjadi target

pencapaian kompetensi (TPK).

Tabel 6

Nilai ketuntasan belajar minimal yang menjadi target pencapaian kompetensi (TPK)

Komponen

(56)

39 BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A.Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Bunda Maria Pamanukan khususnya

kelas 8 dengan jumlah siswa sebanyak 37 siswa pada tahun ajaran 2013-2014.

Berikut data siswa-siswi kelas 8 SMP Bunda Maria Pamanukan:

Tabel 7

Data Siswa Kelas 8 SMP Bunda Maria Pamanukan Tahun Ajaran 2013-2014

12 GIVANIA ANGELICA THENIUS P

13 HANA NOVIANA P

(57)

24 MUHAMAD YUSUF HIDAYAT L

25 NATASYA LIU P

26 NATHANAEL LIMAN L

27 NICHOLAZ FLADIMIRRE L

28 NOVA INTAN USMAN P

29 NOVALDO FERDINAN PANGESTU L

30 NOVENDRA SUGIHARTO L

Dalam proses pencarian data, yang bertindak sebagai pelaksana adalah

peneliti. Sedangkan guru mata pelajaran bertindak sebagai observer.

B.Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data Penelitian Tindakan

a. Pendahuluan

Ketika guru masuk kelas, siswa terlihat masih belum fokus terhadap

pelajaran yang akan dilaksanakan. Setelah memberikan salam, guru

melakukan perkenalan dan mengadakan tanya jawab mengenai kesiapan

belajar siswa.

Guru kemudian menjelaskan bahwa pelajaran hari ini adalah pelajaran

(58)

pelajaran yang akan dibahas adalah pengertian buku besar, fungsi buku

besar, dan posting akun-akun kedalam buku besar.

Setelah menjelaskan tujuan yang akan dicapai dalam pelajaran, guru

kemudian menjelaskan kegiatan-kegiatan apa yang harus dikerjakan dalam

proses pembelajaran. Di mana proses pembelajaran yang akan digunakan

adalah pembelajaran kooperatif dengan metode round robin brainstorming.

Setelah guru memaparkan mengenai pengertian, ciri khas dan prinsip

yang digunakan dalam pembelajaran dengan metode tersebut, bahwa

dipertemuan selanjutnya akan diadakan ulangan harian mengenai materi

yang telah diajarkan. Selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk bertanya. Setelah dirasa siswa sudah mengerti dengan

penjelasan yang diberikan oleh guru, maka guru membagi siswa kedalam

beberapa kelompok.

b. Proses Pembelajaran

Setelah siswa dibagi kedalam kelompok, siswa menentukan ketua

kelompok dan sekretaris/notulis didalam setiap kelompok. Ketua didalam

setiap kelompok tersebut bertugas untuk mengawasi setiap anggota untuk

menyampaikan pendapat secara berurutan dan teratur, sedangkan motulis

bertugas untuk menulis setiap jawaban yang dilontarkan oleh setiap siswa

didalam setiap kelompok. Setelah menentukan ketua dan sekretaris, guru

(59)

yang harus dijawab oleh setiap siswa secara berurutan. Soal-soal tersebut

yakni: 1) jelaskan pengertian dari buku besar!, 2) sebutkan fungsi-fungsi

dari buku besar!, 3) sebutkan bentuk-bentuk dari buku besar!, 4) jelaskan

proses posting dari akun-akun ke buku besar!. Jika ada siswa yang tidak

bisa menjawab, siswa tersebut harus mengucapkan pas atau lewat supaya

dilanjutkan oleh siswa berikutnya. Setelah guru memberikan pertanyaan,

siswa mulai melakukan diskusi dan menyimpulkan setiap jawaban yang

dilontarkan oleh setiap siswa.

Sementara siswa berdiskusi dalam kelompok, guru berkeliling untuk

melakukan pendampingan terhadap kelompok-kelompok dan observer

mengamati hal-hal yang dilakukan siswa sesuai dengan lembar observasi

yang telah disediakan, guru juga memberikan penjelasan kepada siswa

atau kelompok yang mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan yang

dilakukan.

c. Kegiatan Penutup

Setelah semua siswa dalam setiap kelompok menjawab semua

pertanyaan yang diberikan oleh guru dan melakukan kesimpulan untuk

setiap jawaban dari pertanyaan yang telah diberikan oleh guru, guru

meminta satu atau dua kelompok untuk melakukan presentasi mengenai

hasil diskusi yang telah dilakukan oleh siswa di dalam kelompok yang

kemudian dilakukan kesimpulan dari semua pertanyaaan dan jawaban oleh

(60)

mengingatkan bahwa dipertemuan berikutnya akan diadakan ulangan

harian mengenai materi yang di pelajari pada pertemuan hari ini.

d. Ulangan Harian

Soal dalam ulangan harian ini berbentuk essay dan soal praktik.

Dimana soal-soal tersebut dibuat berdasarkan indikator pada materi

pembelajaran akuntansi. Soal essay terdiri dari tiga soal sedangkan soal

praktik terdiri dari satu soal. Setelah guru melakukan persiapan dan siswa

sudah siap untuk ulangan harian, guru membagikan soal ulangan yang

sudah disiapkan. Siswa diberikan waktu dua jam pelajaran untuk

menjawab semua pertanyaan yang diberikan oleh guru. Setelah waktu

habis siswa diminta untuk meumpulkan jawaban yang sudah dikerjakan

oleh siswa.

2. Data Hasil Penelitian

a. Data Hasil Observasi

Observer dalam penelitian ini yaitu Ibu Dyah Pratandaningsih. Alasan

peneliti memilih Ibu Dyah Pratandaningsih sebagai observer karena beliau

merupakan guru bidang studi akuntansi di SMP Bunda Maria Pamanukan

yang sudah kompetensi dalam belajar mengajar.

Data observasi ini diperoleh pada tanggal 13 September 2013. Data

yang diperoleh berupa hasil penilaian observer terhadap metode

(61)

penilaian tampak dalam pengisian kuisoner yang hasilnya tertera dalam

tabel.

Tabel 8

Skor Aspek Anak-Anak Aktif Berfikir Untuk Menyatakan Pendapat

No Aspek yang dinilai Skala Penilaian Kriteria

1 2 3 4 5

1 Siswa berani mengungkapkan

pendapatnya √ Sangat Baik

2 Siswa berpikir terlebih

dahulu sebelum berpendapat √ Baik

3 Siswa berusaha mencari

jawaban dari pertanyaan gutu √ Baik

4 Siswa berdiskusi untuk

mencari jawaban √ Baik

Jumlah 0 0 0 3 1

Total Penilaian 17

Rerata Skor Penilaian 4,2 Sangat Baik

Kriteria akhir dari aspek anak-anak aktif menyatakan pendapat di atas

diperoleh dari hasil konversi data kuantitatif ke data kualitatif dengan

menggunakan skala lima seperti yang tercantum dalam Tabel 4 di Bab III.

Konversi tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 9

(62)

Keterangan:

: rerata ideal = ½ (skro maksimal ideal + skor minimal ideal)

: simpangan baku ideal = 1/6 (skor ideal – skor minimal ideal)

Berdasarkan rumus konversi diatas, maka setelah didapatkan data-data

kuantitatif, untuk mengubahnya ke dalam data kualitatif pada

pengembangan ini diterapkan konversi sebagai berikut;

Skor maksimal = 5

Berdasarkan perhitungan di atas maka konversi data kuatitatif ke data

(63)

Tabel 10

Hasil Konversi Data Kuantitatif Ke Data Kualitatif

Kategori Interval Skor

Tabel di atas selanjutnya akan digunakan sebagai pedoman dalam

konversi skor pada semua aspek penilaian dengan skala lima. Skor aspek

merangsang siswa untuk selalu siap berpendapat yang berhubungan

dengan masalah yang diberikan guru terlihat dalam tabel 9 berikut ini.

Tabel 11

Skor Aspek Merangsang Siswa Untuk Selalu Siap Berpendapat Yang Berhubungan Dengan Masalah Yang Diberikan Guru

No Aspek yang dinilai Skala Penilaian Kriteria

1 2 3 4 5

1

Siswa berusaha menjawab apabila ada pertanyaan dari siswa lain atau guru

Baik

2 Siswa memberikan tugas sesuai dengan materi pembelajaran √ Sangat Baik

3

Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk saling berbagi inspirasi

Cukup Baik

4

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir setelah diberi pertanyaan

√ Baik

Jumlah 0 0 1 2 1

Total Penilaian 16

(64)

Tabel 12

Skor Aspek Siswa Yang Kurang Aktif Mendapat Bantuan Teman Yang Pandai Atau Guru

Tabel 13

Skor Aspek Suasana Demokrasi dan Disiplin Dapat Ditumbuhkan

No Aspek yang dinilai Skala Penilaian Kriteria

1 2 3 4 5

1 Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru √ Baik

2 Menentukan batasan waktu yang digunakan. √ Kurang Baik

3 Menetapkan pimpinan dan

No Aspek yang dinilai Skala Penilaian Kriteria

1 2 3 4 5

1 Siswa membantu siswa lain yang mengalami kesulitan √ Baik

2

Siswa meminta bantuan kepada siswa lain jika mengalami kesulitan

Cukup Baik

3

Siswa berusaha menjawab apabila ada pertanyaan dari siswa lain

Baik

4

Siswa membantu siswa lain yang mengalami kesulitan tanpa diminta oleh siswa yang mengalami kesulitan

Baik

Jumlah 0 0 2 2 0

Total Penilaian 12

Rerata Skor Penilaian 3,0 Cukup

(65)

Brainstorming.

7 Melakukan pengelompokan ide yang sejenis. √ Sangat Baik

8 Melakukan pembahasan ide √ Baik

9 Menuliskan setiap ide yang dilontarkan peserta. √ Sangat Baik

10 Mengambil keputusan √ Baik

Jumlah 0 1 0 5 4

Total Penilaian 42

Rerata Skor Penilaian 4,2 Sangat Baik

b. Data Untuk melihat Aspek Anak Merasa Bebas Dan Gembira

Melalui penelitian juga diperoleh data mengenai aspek anak merasa

bebas dan gembira yang dirasakan para siswa saat pembelajaran

menggunakan metode pembelajaran round robin brainstorming di kelas VIII SMP Bunda Maria Pamanukan pada mata pelajaran akuntansi.

Berikut disajikan data mengenai aspek anak merasa bebas dan gembira

pada saat penelitian.

Tabel 14

Data Aspek Anak Merasa Bebas dan Gembira

No Indikator Ya Tidak

1

siswa merasa senang saat belajar dengan metode pembelajaran round robin brainstorming

34 2

2 Metode pembelajaran round robin

brainstorming mudah siswa pelajari 27 9 3 Metode pembelajaran yang digunakan

membantu siswa dalam belajar 34 2

(66)

pendapat saat belajar

5 Siswa senang membantu teman yang

mengalami kesulitan 32 4

6

Melalui metode round robin brainstorming

siswa berkesempatan untuk berpendapat dan lebih aktif dalam belajar

pertanyaan/tugas yang diberikan oleh guru 31 5

c. Data Hasil Prestasi Siswa

Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa menggunakan metode

pembelajaran menggunakan metode round robin brainstorming, maka pada saat penelitian peneliti menggunakan soal ulangan harian untuk

mengetahui tingkat pemahaman siswa. Soal untuk ulangan ini

menggunakan soal berbentuk 3 soal essay dan 1 soal posting akun jurnal kedalam buku besar. Skor dalam ulangan haian tersebut disajikan dalam

tabel berikut.

Tabel 15

Skor Hasil Ulangan Harian Siswa

(67)
(68)

C.Analisis Data

1. Analisis Data Hasil Observasi

Data yang diperoleh dari observasi yang diisi oleh observer terdiri dari

empat aspek yaitu aspek anak-anak aktif berfikir untuk menyatakan pendapat,

aspek merangsang siswa untuk selalu siap berpendapat yang berhubungan

dengan masalah yang diberikan guru, aspek siswa yang kurang aktif mendapat

bentuan temannya yang pandai atau dari guru, dan aspek suasana demokrasi

dan disiplin dapat ditumbuhkan.

Aspek anak-anak aktif berfikir untuk menyatakan pendapat dinilai

“Sangat Baik” oleh observer. Hal tersebut ditunjukan secara lebih jelas dari

jumlah total penilaian aspek ini terdiri dari 4 indikator diperoleh angka 17.

Rerata skor aspek anak-anak berfikir untuk menyatakan pendapat sebesar 4,5

setelah dikonversi kedalam skala 5 termasuk kriteria “Sangat Baik”.

Aspek merangsang siswa untuk selalu siap berpendapat yang

berhubungan dengan masalah yang diberikan guru dinilai “Baik” oleh

observer. Hal tersebut ditunjukan secara lebih jelas dari jumlah total penilaian

aspek ini terdiri dari 4 indikator diperoleh angka 16. Rerata skor aspek

anak-anak berfikir untuk menyatakan pendapat sebesar 4,0 setelah dikonversi

kedalam skala 5 termasuk kriteria “Baik”.

Aspek siswa yang kurang aktif mendapat bentuan temannya yang pandai

atau dari guru dinilai “Cukup Baik” oleh observer. Hal tersebut ditunjukan

(69)

diperoleh angka 12. Rerata skor aspek anak-anak berfikir untuk menyatakan

pendapat sebesar 3,0 setelah dikonversi kedalam skala 5 termasuk kriteria

“Cukup Baik”.

Aspek suasana demokrasi dan disiplin dapat ditumbuhkan dinilai “Sangat

Baik” oleh observer. Hal tersebut ditunjukan secara lebih jelas dari jumlah

total penilaian aspek ini terdiri dari 4 indikator diperoleh angka 42. Rerata skor

aspek anak-anak berfikir untuk menyatakan pendapat sebesar 4,2 setelah

dikonversi kedalam skala 5 termasuk kriteria “Sangat Baik”.

2. Analisis Data Aspek Anak Merasa Bebas dan Gembira

Secara umum siswa merasa senang dan gembira belajar menggunakan

pembelajaran dengan menggunakan metode round robin brainstorming. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, berikut ini disajikan data mengenai

aspek siswa merasa bebas dan gembira yang di peroleh saat penelitian. Untuk

lebih mudah dalam menganalisis, peneliti menyajikan data dalam bentuk

presentase.

Tabel 16

Analisis Data Aspek Siswa Merasa Senang Dan Gembira

No Indikator Ya

(%)

Tidak (%)

1 siswa merasa senang saat belajar dengan metode pembelajaran round robin brainstorming 94 6

2 Metode pembelajaran siswa pelajari round robin brainstorming mudah 75 25

Gambar

Gambar 1 Diagram Batang Frekuensi Skor Prestasi Siswa  .............................
Tabel 1 6 langkah dalam pembelajaran kooperatif
Tabel 2 Indikator dan Kisi-kisi Lebar Observasi
Table 3 Indikator Untuk Melihat Aspek dari Anak Merasa Bebas dan Gembira
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali tentang analisis faktor- faktor yang berpengaruh terhadap partisispasi pria dalam keluarga berencana menyatakan bahwa

Pengembangan Sistem Informasi yang Cocok dengan Perencanaan Bisnis Suatu organisasi yang memutuskan menggunakan system yang baru akan berpikir untuk membangun sistem

Penelitian kincir angin ini hanya menyangkut permasalahan putaran yang dibutuhkan kopling untuk mulai bekerja dengan menggunakan variasi kekakuan pegas pada sepatu kopling

Setelah diketahui pertumbuhan daerah perifer sirip ekor lebih cepat dibandingkan dengan daerah medial pada proses regenerasi sirip ekor ikan zebra, yaitu dapat

Tahapan – tahapan yang ditempuh selama proses pembuatan produk pengembangan adalah; (a) Menelaah masalah yang mendasari penelitian, (b) Menentukan kurikulum yang

Berdasarkan kriteria kualifikasi penilaian yang diadaptasi dari Akbar (2013), buku ajar berbasis penelitian ini dapat digunakan setelah revisi. Hasil validasi oleh

Rasulullah (saw) menolak saya. Hadhrat Zubair berkata: setelah itu Rasulullah memberikan pedang tersebut kepada Abu Dujanah. Adapun Abu Dujanah ketika berniat untuk pergi

1) Memberikan pengetahuan kepada khalayak tentang framing atau bingkai yang dilakukan oleh Tempo.co dan Detik.com, dalam memberitakan isu pengangkatan Basuki Tjahaja