• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II IZIN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ADMINISTRASI NEGARA A. Pengertian dan Fungsi Izin 1. Pengertian Izin - Prosedur Perolehan Izin Usaha Kecil Menengah Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2002 Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara ( Studi Di Kota

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II IZIN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ADMINISTRASI NEGARA A. Pengertian dan Fungsi Izin 1. Pengertian Izin - Prosedur Perolehan Izin Usaha Kecil Menengah Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2002 Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara ( Studi Di Kota"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

A.Pengertian dan Fungsi Izin

1. Pengertian Izin

Izin adalah suatu keputusan adminstrasi negara yang memperkenankan

suatu perbuatan yang pada umumnya dilarang, tetapi diperkenankan dan bersifat

kongkrit.10

10

Ridwan, Juniarso. Op Cit, hlm 90

N.M Spelt dan J.B.J.M ten Berge membagi pengertian izin dalam arti luas

dan sempit, yaitu sebagai berikut:

“Izin merupakan salah satu instrumen yang paling banyak digunakan

dalam hukum administrasi. Pemerintah menggunakan izinsebagai sarana

yuridis untuk mengemudikan tingkah laku para warga.

Izin ialah suatu persetujuan dari penguasa berdasarkan undang-undang

atau peraturan pemerintah untuk dalam keadaan tertentu menyimpang dari

ketenuan-ketentuan larangan perundangan.

Dengan memberi izin, penguasa memperkenankan orang yang

memohonnya untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu yang

sebenarnya dilarang. Ini menyangkut perkenan bagi suatu tindakan yang

demi kepentingan umum mengharuskan pengawasan khusus atasnya.

(2)

Izin (dalam arti sempit) adalah pengikatan-pengikatan pada suatu

peraturan, izin pada umumnya didasarkan pada keinginan pembuat

undang-undang untuk mencapai suatu tatanan tertentu atau menghalangi

keadaan-keadaan yang buruk. Tujuannya ialah mengatur

tindakan-tindakan yang oleh pembuat undang-undang tidak seluruhnya dianggap

tercela namun diamana ia menginginkan dapat melakukan pengawasan

sekadarnya.

Hal yang pokok pada izin (dalam arti sempit) ialah bahwa suatu tindakan

dilarang, terkecuali diperkenankan dengan tujuan agar dalm

ketentuan-ketentuan yang disangkutkan dengan perkenan dapat dengan teliti

diberikan batas-batas tertentu bagi tiap kasus.11

Disisi lain bila dilihat dari keputusan tata usaha negara itu sendiri, izin

memiliki sifat-sifat keputusan tersebut, yaitu bahwa izin bersifat konkret. Artinya

objek yang diputuskan dalam tata usaha negara itu tidak abstrak melainkan

berwujud, tertentu,dan ditentukan. Izin memiliki sifat individual, artinya bahwa

dalam izin itu harus disebutkan dengan jelas siapa yang diberikan izin. Izin Izin dapat dikatakan sebagai keputusan tata usaha negara karena ia

dikeluarkan oleh pejabat tata usaha negara, yaitu pemerintah atas permohonan

yang diajukan oleh badan hukum perdata atau perorangan. Pemerintah merupakan

pejabat tata usaha negara, karena ia melaksanakan fungsi untuk

menyelenggarakan urusan pemerintah baik di tingkat pusat dan daerah dengan

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

11

(3)

bersifat final, dimana dengan izin seseoarang telah mempunyai hak untuk

melakukan sesuatu perbuatan hukum sesuai dengan isinyayang secara definitif

dapat menimbulkan akibat hukum tertentu.12

2. Fungsi Izin

Izin merupakan Instrumen yuridis yang digunakan oleh pemerintah untuk

mempengaruhi para warga agar maumengikuti cara yang dianjurkannya guna

mencapai suatu tujuan konkret. Sebagai suatu instrumen, izin berfungsi selaku

ujung tombak instrumen hukum sebagai pengarah, perekayasa, dan perancang

masyarakat adil dan makmur itu dijelmakan. Hal ini berarti lewat izin dapat

diketahui bagaimana gambaran masyarakat adil dan makmur itu terwujud.13

a. Surat pernyataan bahwa kita diperbolehkan membuka usaha sesuai apa

yang telah kita daftarkan

Surat izin yang diberikan bagi para pengusaha baik yang kecil, menengah

dan besar ini tentu meniiki fungsi yang sangat penting demi berlangsungnya usaha

yang kita akan jalani. Berikut beberapa fungsinya:

b. Surat yang menyatakan usaha kita telah sah di mata hukum negara

Indonesia

c. Kedepannya tidak akan tersandung hukum terkecuali kita berbuat salah

seperti berlaku curang

d. Mudah diurus bila ingin mendaftarkannya sebagai franchise

12

Ridwan, Juniarso. Op Cit, hlm 93

13

(4)

e. Konsumen lebih percaya pada produk dan servis kita karena kita sudah

berhasil lolos dan dimyatakan baik di mata hukum14

Izin usaha sangat penting diperlukan guna mendukung berjalannya suatu

kegiatan usaha, baik itu usaha perseorangan usaha kecil dan menengah (UKM)

maupun usaha bersekala besar. Memiliki izin usaha artinya mempunyai identitas

bagi suatu usaha, sehingga usaha yang dijalankan merupakan legal dan sah sebab

mempunyai lisensi atau izin dari instansi pemerintah yang berwewenang.15

Fungsi lain dari izin ialah untuk memberikan kepastian hukum bagi

pemohon dan masyarakat, sebagai tindakan preventif untuk menghadapi

pihak-pihak yang mengganggu, dan sebagai pengaman secara hukum.16

B.Kewenangan Pemerintah Daerah dalam Izin Usaha Kecil Menengah

a. Kewenangan Pemerintah Daerah

Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 2 tahun 2015 Tentang

Pemerintahan Daerah, maka daerah pun diberi kewenangan dalam menjalankan

otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan yang ditentukan sebagai urusan

pemerintah pusat seperti kewenangan dalam bidang politik luar negeri,

pertahanan, keamanan, peradilan (yustisi), moneter dan fiskal nasional, dan

agama yang tertera dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015 dalam Pasal 10

Ayat (1).

14

Heni Minata, diakses 9 April 2014

15

Dody Tabrani, 2014

16

(5)

Pada Pasal 11 ayat (1) Undang-undang Nomor 2 Tahun 2015 berisi tentang

Urusan Pemerintah Daerah, yaitu:

“Urusan pemerintah konkuren sebagaimana di maksud dalam pasal 9 ayat (3)

yang menjadi kewenangan Daerah terdiri atas Urusan Pemerintahan Wajib dan

Urusan Pemerintahan Pilihan.”17

a. Pendidikan;

Dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015 hal tersebut secara rinci

telah disebutkan pada Pasal 12 ayat (1) Urusan Pemerintahan Wajib yang

berkaitan dengan Pelayanan Dasar dalam daerah kabupaten/kota meliputi:

b. kesehatan;

c. pekerjaan umum dan penataan ruang;

d. Perumahan rakyat dan kawasan permukiman;

e. Ketentraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat; dan

f. Sosial

Dalam Pasal 12 ayat (2) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015 Urusan

Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar meliputi:

a. Tenaga kerja;

b. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;

c. Pangan;

d. Pertanahan;

e. Lingkungan hidup;

f. Administrasi kependudukan dan pencatatan sipil;

17

(6)

g. Pemberdayaan masyarakat dan desa;

h. Pengendalian penduduk dan keluarga berencana;

i. Perhubungan

j. Komunikasi dan informatika;

k. Koperasi, usaha kecil, dan menengah;

l. Penenaman modal;

m. Kepemudaan dan olah raga;

n. Statistik;

o. Persandian;

p. Kebudayaan;

q. Perpustakaan; dan

r. Kearsipan.

Pasal 12 ayat (3) Urusan Pemerintahan Pilihan dalam daerah kabupaten/kota

meliputi:

a. Kelautan dan perikanan;

b. Pariwisata;

c. Pertanian

d. Kehutanan;

e. Energi dan sumber daya mineral;

f. Perdagangan;

g. Perindustrian; dan

h. Transmigrasi.18

18

(7)

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015 memberikan kewenangan yang

luas, nyata, dan bertanggung jawab kepada daerah sehingga daerah diberikan

peluang untuk mengatur dan melaksanakan kewenangannya atas prakarsa sendiri

dengan memperhatikan kepentingan masyarakat setempat dan potensi daerahnya.

Sehingga Pemerintah Daerah melakukan upaya untuk menggali dan meningkatkan

pendapatan daerahnya secara berkelanjutan untuk mendapatkan biaya

pembangunan dan memenuhi belanja daerah atau pebiayaan Pemerintah Daerah.

Dalm hal inilah akhirnya diterbitkan Keputusan Tata Usaha Negara (KTUN) dan

didalamnya juga termasuk mengatur tentang perizinan Usaha Kecil dan

Menengah, yang bisa memberikan kontribusi positif terhadap aktivitas ekonomi

terutama dalam upaya menggali Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan mendorong

laju investasi.

Kewenangan Pemerintah Daerah dalam izin Usaha Kecil Menengah

meliputi pembinaan dan pengawasan terhadap perizinan usaha yang dikeluarkan

tersebut.

1. Pembinaan

Pembinaan atas penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu dilakukan

secara berjenjang dan berkesinambungan oleh Menteri Dalam Negeri dan Kepala

Daerah sesuai dengan kewenangan masing-masing dalam rangka meningkatkan

dan mempertahankan mutu pelayanan perizinan dan non perizinan. Pembinaan

meliputi pengembangan sistem, sumber daya manusia, dan jaringan kerja sesuai

(8)

a. koordinasi secara berkala;

b. pemberian bimbingan, supervisi, konsultasi;

c. pendidikan, pelatihan, pemagangan;

d. perencanaan, penelitian, pengembangan, pemantauan dan evaluasi

pelaksanaan; dan

e. pelayanan publik.

Untuk mengembangkan PPTSP di wilayah Provinsi, Gubernur menetapkan paling

sedikit 1 (satu) Kabupaten/Kota sebagai daerah percontohan. Untuk kelancaran

pengembangan PPTSP di wilayah Provinsi, Gubernur melaksanakan sosialisasi

akan pentingnya PPTSP kepada seluruh Bupati/Walikota dan masyarakat di

wilayahnya.

2. Pengawasan

Pengawasan terhadap proses penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu

dilakukan oleh aparat pengawas intern pemerintah sesuai dengan fungsi dan

kewenangannya. Pengawasan atas penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu

dilakukan secara berjenjang dan berkesinambungan oleh Menteri Dalam Negeri

dan Kepala Daerah sesuai dengan tingkat urusan pemerintahan masing-masing

melalui mekanisme koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi.

b. Retribusi

Sesuai dengan pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001

tentang retribusi daerah, penetapan jenis retribusi jasa umum dan retribusi

(9)

sesuai dengan kewenangan masing-masing daerah sebagaimana diatur dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal yang sama juga berlaku untuk

penetepan jenis retribusi jasa usaha untuk daerah provinsi dan kabupaten/kota,

yang dilakukan sesuai dengan jasa/pelayanan yang diberikan oleh masing-masing

daerah. Rincian dan masing-masing jenis retribusi diatur dalam peraturan daerah

yang bersangkutan.

Pengertian dari Retribusi Daerah ialah:

“Pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin

tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk

kepentingan orang pribadi atau badan hukum”.19

19

Kamus Hukum, “Citra Umbara” Bandung, hlm 423.

Pemungutan retribusi daerah saat ini didasarkan pada Undang-Undang

Nomor 34 Tahun 2000 sebagai perubahan Undang-Undang Nomor 18 Tahun

1997, dimana ada diatur tentang retribusi.

Pungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data

objek dan subjek retribusi yang terutang, penentuan besarnya retribusi yang

terutang, sampai dengan kegiatan penagihan retribusi atau retribusi yang terutang

kepada wajib retribusi yang terutang serta pengwasan penyetorannya.

Wajib retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan

perundang-undangan retribusi daerah diwajibkan untuk melakukan pembayaran

(10)

Masa retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas

waktu bagi wajib retribusi untuk memanfaatkan jasa dan perizinan tertentu dari

pemerintah daerah yang bersangkutan.

Surat setoran retribusi Daerah, yang dapat disingkat SSRD, adalah surat

yang digunakan oleh wajib retribusi untuk melakukan pembayaran atau

penyetoran retribusi untuk melakukan pembayaran atau penyetoran retribusi yang

terutang ke kas daerah atau ke tempat pembayaran lain yang ditetapkan oleh

kepala daerah.

Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang dapat disingkat SKRD, adalah

surat keketapan retribusi yang menentukan besarnya pokok retribusi.

Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang dapat disingkat STRD adalah surat untuk

melakukan tagihan retribusi dan atau sanksi administrasi barupa bunga dan atau

denda.

Dalam pasal 18 ayat 1 Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000

menentukan bahwa objek retribusi adalah berbagai jenis jasa yang disediakan oleh

pemerintah daerah. Tidak semua jasa yang diberikan oleh pemerintaha daerah

dapat dipungut retribusinya, tetapi hanya jenis-jenis jasa tertentu yang menurut

pertimbangan sosial-ekonomi layak dijadikan sebagai objek retribusi. (pajak

daerah dan retribusi daerah, 20

Pemerintah Kota Medan, melalui Perda Nomor 10 Tahun 2002

mengeluarkan aturan tentang Retribusi Izin Usaha Industri, Perdagangan,

20

(11)

Gudang/Ruangan dan Tanda Daftar Perusahaan. Perda ini menetapkan besarnya

biaya yang harus dikeluarkan dalam mengurus perizinan. Untuk usaha

perdagangan bervariasi tergantung dari besarnya modal yang digunakan. Usaha

dengan modal antara Rp 5 Juta hingga Rp 50 Juta, besarnya sebagaimana

tercantum dalam Perda hanya Rp 75.000 sedangkan usaha dagang diatas Rp 51

Juta (terbesar) tarifnya Rp 450.000. Masa berlakunya izin selama 3 tahun. Setelah

itu pelaku usaha harus memperbaharuinya lagi dengan tarif berdasarkan Perda

yang sedang berlaku.

Bagi pengusaha untuk pengurusan izin usaha dagang dengan modal antara

Rp 5 Juta sampai Rp 50 Juta, meskipun tarif yang ditetapkan hanya Rp 75.000,

namun nantinya dana yang dikeluarkan bisa mencapai Rp 500.000 hanya untuk

satu jenis izin. Berdasarkan Perda tersebut, ketentuan tarif ini relatif kecil, namun

dalam prakteknya biayanya jauh lebih besar. Dan ketika pelaku UMKM mencoba

mengurus sendiri izinnya, seringkali membutuhkan waktu yang lama dan

bertele-tele.21

Retribusi diartikan sebagai pungutan yang diimbangi dengan kompensasi

langsung yang berupa peningkatan pelayanan. Misalnya saja retribusi izin usaha,

seharusnya diimbangi pula dengan pengurusan izin yang mudah, cepat, dan Pemerimtah Derah dalam halini melihat perizinan merupakan sumber bagi

Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sehingga dibuatlah ketentuan perizinan dengan

tarif tertentu yang disesuaikan dengan nilai investasi.

21

(12)

pelayanan yang sopan dan baik, akses informasi atau peluang pasar bagi UMKM,

pelatihan manajemen dan program-program lain.22

C.Latar Belakan Berdirinya Usaha Kecil Menengah

Kegiatan usaha didalam masyarakat dari dahulu memegang peranan yang

sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia, yang saat ini kita sebut

sebagai UKM.Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru,UKM juga

berperan untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis moneter tahun

1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam

mengembangkan usahanya.UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan

daerah maupun pendapatan Negara Indonesia.

UKM merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya

berdasarkan inisiatif seseorang.Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa

UKM hanya menguntungka pihak-pihak tertentu saja.Padahal sebenarnya UKM

sangat berperan dalam mengurangi tingkat pengangguran yang ada di

Indonesia.UKM dapat menyerap banyak tenaga kerja Indonesia yang masih

mengganggur.

UKM juga memanfatkan berbagai Sumber Daya Alam yang berpotensial di

suatu daerah yang belum diolah secara komersial.UKM dapat membantu

mengolah Sumber Daya Alam yang ada di setiap daerah. Sehingga dalam hal ini,

UKM itu sendiri berkontribusi besar terhadap pendapatan daerah maupun

pendapatan negara Indonesia.

22

(13)

Juga agar kita dapat mengetahui berapa besar keuntungan yang diperoleh

apabila kita membuka sebuah usaha kecil dan menengah, dan kita dapat

mengetahui cara mengelola usaha kecil dan menengah dengan baik, sehingga

memperoleh laba yang cukup besar.untuk membangun sebuah usaha awal.23

Berikut ini adalah list beberapa UU dan Peraturan tentang UKM :

1. UU No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil

2. PP No. 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan

3. PP No. 32 Tahun 1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil

4. Inpres No. 10 Tahun 1999 tentang Pemberdayaan Usaha Menengah

5. Keppres No. 127 Tahun 2001 tentang Bidang/Jenis Usaha Yang

Dicadangkan UntukUsaha Kecil dan Bidang/Jenis Usaha Yang Terbuka

Untuk Usaha Menengah atau Besar Dengan Syarat Kemitraan

6. Keppres No. 56 Tahun 2002 tentang Restrukturisasi Kredit Usaha Kecil dan

Menengah

7. Permenneg BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan

Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan

8. Permenneg BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan

Usaha Milik Negara

9. Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah

23

(14)

Usaha Kecil Menengah (UKM) mempunyai peran penting dan strategis

bagi pertumbuhan ekonomi negara, baik negara berkembang maupun negara

maju. Pada saat krisis ekonomi berlangsung di Indonesia, UKM merupakan sektor

ekonomi yang memiliki ketahanan paling baik. Kemampuan UKM perlu

diberdayakan dan dikembangkan secara terus menerus dengan berusaha

mereduksi kendala yang dialami UKM, sehingga mampu memberikan kontribusi

lebih maksimal terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Usaha Kecil Menengah ini perlu perhatian yang khusus dan di dukung

oleh informasi yang akurat, agar terjadi link bisnis yang terarah antara pelaku

usaha kecil dan menengah dengan elemen daya saing usaha, yaitu jaringan pasar.

Seorang wirausahawan adalah seseorang yang menciptakan bisnis baru

dengan mengambil resiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan

pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang yang signifikan dan

menggabungkan sumber-sumber daya yang diperlukan sehingga sumber-sumber

daya itu bisa dikapitalisasikan.

Dengan demikian wirausahawan harus mampu menciptakan peluangnya sendiri

demi terciptanya suatu hal yang berharga dan dapat dipakai untuk bertahan hidup.

Sebelum membuka usaha, ada baiknya terlebih dahulu membuat sebuah

perencanaan terhadap bisnis yaitu pembahasan tertulis yang menguraikan hal-hal

mendasari pertimbangan pendirian bisnis dan usaha yang berkaitan dengan bisnis

tersebut agar mengetahui gambaran dalam menjalankan usaha, serta untuk

(15)

Manajemen adalah usaha pencapaian tujuan organisasi dengan cara yang efektif

melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian sumber

daya organisasi.24

D.Peranan Izin dalam Usaha Kecil Menengah

Perizinanusaha dapat dikatakan merupakan sebuah langkah awal bagi

seseorang yang akan memulai sebuah kegiatan usaha. Tanpa formalitas ini maka

usahatersebut akan selalu berada di bawah kondisi informal. Padahal bagi sebuah

kegiatan usaha,pada saat usahanya mengalami perkembangan tidak terhindarkan

untuk bersentuhan dengan institusi formal lain. Misalnya saja kebutuhan akan

tambahan modal, maka seorang pengusaha akan berhubungan dengan bank.

Demikian pula ketika seorang pengusaha berhubungan denganpasar yang lebih

luas misalnya pasar ekspor impor, izin usaha juga dipersyaratkan untukmembuat

transaksi yang terjadi menjadi sah. Izin usaha menjadikan semua transaksi sah

secara hukum serta memberikan perlindungan hukum yang cukup bagi

pihak-pihak yang terlibat dalam perjanjian ini. Dengan kata lain tanpa izin usaha, maka

akan sulit bagi sebuah usaha untuk mengembangkan usahanya.

Perizinan usaha merupakan sebuah bentuk pengakuan dari Negara

terhadap keabsahan sebuah kegiatan yang dilakukan oleh warganegaranya.

Dengan pengakuan ini berarti kegiatan usaha tersebut dianggap sah menurut

peraturan atau hukum (positif) yang berlaku di Negara bersangkutan dan

diwujudkan dalam bentuk sertifikat atau surat izin usaha. Dalam kondisi

24

(16)

sebaliknya buat kegiatan usaha yang tidak memiliki formalitas apapun artinya

kegiatan usahanya belum mendapat pengakuan dari negara, atau dimata hukum

yang berlaku kegiatan tersebut dianggap belum sah.

Jika ditelaah lebih dalam mengenai esensi dari perizinan adalah izin

merupakan hak pengecualian bagi kegiatan usaha yang dianggap melanggar

kepentingan masyarakat banyak. Atau dengan kata lain perizinan diberikan dalam

rangka memberikan perlindungan terhadap kepentingan umum.

Di sisi lain bahwa pada dasarnya kegiatan usaha adalah merupakan hak

dasar manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Berdasarkan dua hal

tersebut, maka kebijakan yang ada hendaknya mengakomodasikan kepentingan

keduanya yakni perlindungan terhadap kepentingan umum (public interest) dan

memberi ruang bagi penyelenggaraan hak berusaha (private interest). Disinilah

semestinya peran pemerintah untuk memadukan keduanya.

Disisi lain ketiadaan izin usaha bagi pengusaha kecil juga menimbulkan

kerentanan terhadap usahanya karena :

a. Tidak dimilikinya salah satu alat jaminan prlindungan hukum dari

usahanya.

b. Rentan jika menghadapi sengketa dagang.

c. Tidak dapat mengakses peluang usaha yang mensyaratkan perijinan

usaha.

d. Tidak atau kecil kemungkinannya mendapatkan pembinaan pemerintah25

25

Referensi

Dokumen terkait

Dapat diajukan sebagai pedoman dan bahan rujukan bagi rekan-rekan mahasiswa, masyarakat, praktisi hukum dan pemerintah agar dapat lebih mengetahui dan memahami tentang

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya pemerintah daerah dalam pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ditinjau berdasarkan

administrasi negara dalam pemberian izin penyiaran televisi

Pemohon adalah setiap orang, badan hukum atau usaha, kelompok orang, dan lembaga atau organisasi yang mengajukan permohonan izin mendirikan bangunan kepada Pemerintah

Kesimpulan dari pengertian izin adalah dokumen yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah berdasarkan peraturan daerah atau peraturan lainnya yang merupakan bukti legalitas,

Kewenangan pemberian Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi oleh Pemerintah Kabupaten ini sejalan dengan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan

Dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil & Menengah (UMKM) Pasal 1 dan Pasal 6, agar usaha mikro dan kecil ini dapat berkembang dengan baik maka izin

berjudul Prosedur Perolehan Izin Tempat Hiburan Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara (Studi Peraturan Daerah Kota Medan Peraturan Daerah (Perda) Kota Medan No 37