• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Perolehan Izin Usaha Kecil Menengah Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2002 Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara ( Studi Di Kota Medan )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Prosedur Perolehan Izin Usaha Kecil Menengah Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2002 Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara ( Studi Di Kota Medan )"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

PROSEDUR PEROLEHAN IZIN USAHA KECIL MENENGAH BERDASARKAN PERATURAN DAERAH NOMOR 10 TAHUN 2002

DITINJAU DARI HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

( Studi di Kota Medan )

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Mencapai Gelar

Sarjana Hukum

OLEH:

NIM: 100200002 Ricky Aritonang

DEPARTEMEN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS HUKUM

(2)

PROSEDUR PEROLEHAN IZIN USAHA KECIL MENENGAH

BERDASARKAN PERATURAN DAERAH NOMOR 10 TAHUN 2002

DITINJAU DARI HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

( Studi di Kota Medan )

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

OLEH:

NIM: 100200002 Ricky Aritonang

DEPARTEMEN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA Disetujui Oleh

Ketua Departemen Hukum Administrasi Negara

Surianingsih,SH.M.Hum

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Surianingsih,SH.M.Hum Afrita, SH.M.Hum

FAKULTAS HUKUM

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan rahmat dan anugerahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum dari Departemen Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini berjudul: “PROSEDUR PEROLEHAN IZIN USAHA KECIL MENENGAH BERDASARKAN PERATURAN DAERAH NOMOR 10 TAHUN 2002 DITINJAU DARI HUKUM ADMINISTRASI NEGARA” (Studi di Kota Medan).

Skripsi ini memuat tentang bagaimana prosedur mengeluarkan Izin Usaha Kecil Menengah di Kota Medan berdasarkan Peraturana Daerah Nomor 10 Tahun 2002, penyebab ditolaknya permohonan perizinan dan dampak dari penolakan Izin Usaha tersebut beserta sanksi terhadap Usaha Kecil Menengah yang tidak memiliki Izin namun masih tetap menjalankan kegiatan usahanya.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Runtung, SH, M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan

2. Prof. Dr. Budiman Ginting, SH, M.Hum selaku Pembantu Dekan I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

(4)

4. Bapak Dr. O.K. Saidin, SH, M.Hum selaku Pmbantu Dekan III Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan.

5. Ibu Surianingsih, SH, M.Hum selaku Ketua Departemen Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan dan selaku Dosen Pembimbing I dalam penulisan skripsi ini yang penuh kesabaran membimbing penulis dalam studi maupun penulisan skripsi ini.

6. Ibu Afrita, SH, M.Hum selaku Dosen Pembimbing II dalam penulisan kripsi ini yang penuh kesabaran membimbing penulis dalam studi maupun penulisan skripsi ini.

7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen pengajar yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya baik dalam perkuliahan maupun diluar perkuliahan, serta kepada seluruh pegawai Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang selalu mendukung dan member kemudahan dalam pengurusan penyelesaian skripsi dan administrasi.

Pada kesempatan ini juga secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kepada kedua orang tua penulis yang selalu mendidik, memberi nafkah, mendukung, memberi cinta dan kasih sayangnya dan pengorbanannya dalam segala hal serta memberi dorongan dalam penulisan skripsi ini.

(5)

3. Kepada saudara/i dari GMKI Komisariat Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang selalu membantu dan memberikan arahan dalam penulisan skripsi ini.

4. Kepada teman-teman Satma Ikatan Pemuda Karya Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara serta teman-teman lainya yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu namun tetap memberikan semangat kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak memiliki kekurangan, oleh karena itu penulis selalu siap menerima kritik untuk skripsi ini. Semoga kiranya skripsi ini dapat bermanfaat kepada siapa saja yang membaca dan mempelajarinya.

Terima Kasih

Medan, Maret 2015 Penulis

(6)

ABSTRAK Ricky Aritonang1

*

) Ricky Aritonang, Mahasiswa Fakultas Hukum USU

**) Surianingsih, SH.M.Hum, Dosen Pembimbing I ***) Afrita, SH.M.Hum, Dosen Pembimbing II

) Surianingsih**)

Afrita***)

Izin adalah suatu keputusan Adminstrasi Negara yang memperkenankan suatu perbuatan yang pada umumnya dilarang, tetapi diperkenankan dan bersifat kongkrit. Izin juga merupakan suatu bentuk persetujuan dari penguasa berdasarkan Undang-Undang atau Peraturan Pemerintah untuk dalam keadaan tertentu menyimpang dari ketentuan-ketentuan larangan perundangan. Dalama hal ini Izin Usaha Kecil Menengah merupakan suatu bentuk surat keputusan atau ketepapan yang dikeluarkan oleh Pejabat Pemerintah kepada perorangan atau Badan Hukum untuk dapat melakukan suatu kegiatan usaha yang tergolong kecil dan menengah di lingkungan masyarakat.

Permasalahan yang diteliti adalah bagaimana perspektif Hukum Administrasi Negara terhadap Izin Usaha Kecil Menengah, bagaimana pengaturan Izin Usaha Kecil Menengah dalam Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 10 tahun 2002 ditinjau dari Hukum Administrasi Negara, serta bagaimana penerapan sanksi terhadap kegiatan usaha yang tidak memiliki Izin Usaha.

Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian hukum ini adalah Normatif. Di dalam penelitian normatif melakukan penelitian terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan peraturan lainnya yang berkaitan dengan permasalahan penelitian ini.

Pemerintah Kota Medan melalui Peraturan Daerah No. 10 Tahun 2002 tentang Retribusi Izin Usaha Industri, Perdagangan/Ruangan dan Tanda Daftar Perusahaan mengatur agar setiap individu ataupun kelompok yang akan melakukan sebuah kegiatan usaha terlebih dahulu harus memiliki Izin Usaha dari pemerintah daerah. Namun pelaksanaannya ditemukan fenomena masih rendahnya keinginan masyarakat dalam mengurus Izin Usaha Kecil Menengah dan rendahnya sanksi yang diberikan kepada masyarakat yang tidak melakukan pengurusan Izin Usaha Kecil Menengah sehingga dibutuhkan sosialisasi dari pihak pemerintah dalam upaya menjelaskan pentingnya kepemilikan Izin Usaha Kecil Menengah bagi masyarakat itu sendiri. Pemerintah Kota Medan disarankan untuk menerapkan sanksi tegas kepada masyarakat yang tidak melakukan Pendaftaran Izin Usaha Kecil Menengah.

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………... i

ABSTRAK ……….. iv

DAFTAR ISI ………... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………….……….……….... 1

B. Rumusan Masalah………... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan………..……….. 6

D. Keaslian Penulisan……….. 8

E. Tinjauan Kepustakaan………. 8

F. Metode Penenelitian ………..……….... 10

G. Sistematika Penulisan………..………... 12

BAB II IZIN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ADMINISTRASI NEGARA A. Pengertian dan Fungsi Izin………. 14

B. Kewenangan Pemerintah Daerah dalam Izin Usaha Kecil Menengah... 17

C. Latar Belakan Berdirinya Usaha Kecil Menengah………. 25

D. Peranan Izin dalam Usaha Kecil Menengah………... 28

BAB III PENGATURAN IZIN USAHA KECIL MENENGAH DALAM PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 10 TAHUN 2002 DITINJAU DARI HUKUM ADMINISTRASI NEGARA A. Perolehan Izin Usaha Kecil Menengah dalam Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2002……… 30

B. Prosedur dalam mengeluarkan Izin Usaha Kecil Menengah………... 39

(8)

BAB IV PENERAPAN SANKSI TERHADAP USAHA KECIL MENENGAH YANG TIDAK MEMILIKI IZIN

A. Sanksi terhadap usaha yang tidak mempunyai Izin……….… 48 B. Izin usaha yang tidak dikeluarkan atau ditolak

1. Penyebab tidak dikeluarkannya permohonan Izin Usaha Kecil

Menegah……… 53 2. Dampak yang terjadi atas penolakan permohonan Izin Usaha…. 54

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan………..……….. 56 B. Saran……….………. 58

(9)

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah mahluk hidup yang tumbuh dan berkembang dengan lingkungannya, dan hidup dengan saling berketergantungan satu sama lain. Oleh karena itu interaksi dan komunikasi terhadap sesamanya merupakan cara manusia untuk mewujudkan atau memenuhi kebutuhannya. Dengan adanya kebutuhan yang ingin dicapai maka terjadilah berbagai upaya atau kegiatan usaha untuk saling melengkapi. Yang dimana usaha itu disebut sebagai kegiatan usaha, dengan tujuan salingmemenuhi atau melengkapi kebutuhan sesama manusia yang menghasilkan keuntungan, salahsatunya melalui melakukan kegiatan usaha seperti perdagangan, industri, jasa dan termasuk usaha kecil menengah didalamnya.

Usaha Kecil Menengah (UKM) memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia. Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru, Usaha Kecil Menengah juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis Moneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya. Saat ini, UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia.

(10)

2

pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 Negara Kesatuan Republik Indonesia, bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Artinya hak-hak manusia tidak dibeda-bedakan dalam melakukan suatu kegiatan usaha. Namun untuk mencapai suatu keadilan seperti yang tertuang dalam sila kelima Pancasila “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” maka pemerintah menetapkan suatu hukum sebagai upaya mengatur dan menciptakan berbagai prosedur untuk dapat melakukan kegiatan usaha tersebut.

Dalam menjalankan fugsinya hukum memerlukan berbagai perangkat dengan tujuan agar hukum memiliki kierja yang baik. Salah satu kinerja yang membedakan dengan yang lain adalah bahwa hukum memiliki kaidah yang bersifat memaksa, artinya apabila kaidah hukum dituangkan kedalam sebuah perundang-undangan maka setiap orang harus melaksanakannya. Selain itu untuk mengendalikan setiap kegiatan atau prilaku individu atau kolektivitas yang bersifat preventif adalah melalui izin. Izin adalah suatu keputusan adminstrasi negara yang memperkenankan suatu perbuatan yang pada umumnya dilarang, tetapi diperkenankan dan bersifat kongkrit.

(11)

merupakan hal yang penting dalam kerangka mewujudkan otonomi daerah. Tanpa pendapatan yang memadai, mustahil otonomi daerah itu bisa terwujud.2

(perkenan/izin dari pemerintah berdasarkan undang-undang atau peraturan pemerintah yang disyaratkan untuk perbuatan yang pada umumnya memerlukan pengawasan khusus, tetapi yang pada umunya tidaklah dianggap sebagai hal-hal yang sama sekali tidak dikehendaki).

Didalam kamus Hukum, izin (Vergunning) di jelaskan sebagai:

Overheidstoestemming door wet of verordening vereist gesteld voor tal

van handeling waarop in het algemeen,belang speciaal toezicht vereist is, maar

die, in het algemeen, niet als onwenselijk worden beschouwd”

3

Paling penting dalam proses penerbitan izin ini adalah persoalan siapa yang paling berwewenang memberikan izin. Ini sangat penting karena izin merupakan bentuk keputusan tata usaha negara. Izin dapat dikatakan sebagai Izin pada prinsipnya memuat larangan, persetujuan, yang merupakan dasar pengecualian. Pengecualian itu harus diberikan oleh undang-undang untuk menunjukkan legalitas sebagai suatu ciri negara hukum yang demokratis.Izin diterapkan oleh pejabat negara, sehingga dilihat dari penempatannya maka izin adalah instrumen pengendalian dan alat pemerintah untuk mencapai apa yang menjadi sasarannya.

2

Ridwan Juniarso dan Sodik Achmad, Hukum Administrasi Negara danKebijakan

Pelayanan publik, (Bandung: Nuansa, catakan I, 2010), hlm 90. 3

HR Ridwan, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, Edisi I,

(12)

4

keputusan tata usaha negara karena ia dikeluarkan oleh pejabat tata usaha negara, yaitu pemerintah atas permohonan yang diajukan oleh badan hukum perdata atau perorangan. Pemerintah merupakan pejabat tata usaha negara, kerena ia melaksanakan fungsi untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan baik di tingkat pusat dan daerah dengan berdasarkan peraturan perundang-undangan.4

Dalam Penyelenggaraan otonomi daerah yang demikian tentu saja berimplikasinegatif terhadap sektor pelayanan administrasi publik. Salah satu bentukpelayanan publik adalah pelayanan berupa perizinan usaha. Era otonomi yang diharapkan dapat menumbuhkembangkan iklim usaha yang kondusif ternyatabelum berjalan seperti yang diharapkan. Pola birokrasi yang dibangun justru menyebabkan ekonomi biaya tinggi (high cost economy) karena kompleksnya pola perizinan yang diterapkan. Peningkatan efisiensi, efektivitas, transparansidan akuntabilitas dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan mutlakdibutuhkan karena kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang pesatserta potensi pemanfaatannya secara luas, membuka peluang bagipengaksesan, pengelolaan dan pendayagunaan informasi dalam volume yangbesar secara cepat dan akurat.5

4

Ridwan Juniarsodan Sodik Achmad, Op Cit, hlm 92 dan 93.

5Konsideran menimbang huruf c Inpres Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi

Nasional Pengembangan E-Government

(13)

Ironisnya, tingginya biaya perizinan tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas pelayanan. Banyak pelaku usaha yang mengeluh karena kekecewaan mereka terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh birokrasi perizinan, seperti tidak adanya transparansi biaya dan prosedur, prosedur yang berbelit-belit, tingginya biaya yang harus dikeluarkan, sampai diskriminasi terhadap golongan tertentu.

Implikasi ekonomis dari prosedur yang panjang dan berbelit-belit adalah pengusaha harus membayar biaya dalam jumlah yang lebih besar. Dengan kata lain, semakin panjang jalur birokrasi atau prosedur yang harus dilalui,semakin besar pula biaya yang harus dikeluarkan.

Keberhasilan pelayanan perizinan dilihat dari jumlah izin yang dikeluarkan dan retribusi yang diterima. Seringkali para birokrat mengkaitkan izin dengan retribusi. Dimana penerimaan retribusi ditetapkan sebagai target pendapatan asli daerah (PAD) dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Sehingga pada saat itu pemerintah daerah memandang bahwa izin usaha sebagai sumber pendapatan.

(14)

6

B. Rumusan Permasalahan

Dengan paparan latar belakang yang jelas dan tegas dalam skripsi yang berjudul “Prosedur Perolehan Izin Usaha Kecil Menengah berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2002 Ditinjau dari Hukum Administrasi Negara”maka rumusan masalah yang dapat ditarik oleh penulis yaitu:

1. Bagaimana perspektif Hukum Administrasi Negara terhadap izin usaha kecil menengah?

2. Bagaimana pengaturan izin usaha kecil menengah dalam Peraturan Daerah Kota Medan nomor 10 tahun 2002 ditinjau dari Hukum Administrasi Negara?

3. Bagaimana penerapan sanksi terhadap usaha kecil menengah yang tidak memiliki izin?

C. Tujuan Penelitian Dan Manfaat Penulisan

Berdasarkan judul dan permasalahan dalam penelitian ini maka dapat dikemukakan bahwa tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui perspektif hukum administrasi negara terhadap izin usaha kecil menengah.

(15)

3. Untuk mengetahui apakah syarat dalam permohonan izin usaha kecil menengah yang ditetapkan pemerintah sudah dijalankan dengan baik, kemudian sanksi secara administratif terhadap usaha yang tidak memiliki izin.

Disamping mempunyai tujuan penelitian juga mempunyai manfaat penulisan, yang dibagi menjadi manfaat teoritis dan manfaat praktis, yaitu :

1. Manfaat Teoritis

Agar setiap yang membaca permasalahan ini dapat memahami betapa pentingnya suatu izin usaha yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam menjalankan suatu kegiatan usaha, dan syarat untuk memperoleh izin usaha kecil menengah. Karena akan ada sanksi administratif yang diberikan terhadap usaha yang tidak memiliki izin dalam menjalankan suatu kegiatan usahanya.

2. Manfaat Praktis

(16)

8

D. Keaslian Penulisan

Berdasarkan pemeriksaan dan hasil-hasil penulisan yang ada, penulisan mengenai “Prosedur Perolehan Izin Usaha Kecil Menengah berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2002 Ditinjau dari Hukum Administrasi

Negara” belum pernah dilakukan dan tidak terdapat di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Jadi bila dilihat dari permasalahan serta tujuan yang hendak dicapai oleh penulisan skripsi ini maka, dapat disimpulkan bahwa apa yang ada didalam skripsi ini adalah asli dari karya penulis sendiri dan bukan hasil jiplakan dari skripsi orang lain, dan dimana bahan-bahan yang digunakan dalam skripsi ini diperoleh melalui hasil pemikiran para pakar dan praktisi, referensi, buku-buku, makalah-makalah dan bahan-bahan seminar, serta media cetak berupa koran-koran, media elektronik seperti internet serta bantuan dari berbagai pihak, berdasarkan pada asas-asas keilmuan yang jujur, rasional dan terbuka. Sehingga hasil penulisan ini adalah asli dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

E. Tinjauan Kepustakaan

(17)

Didalam kamus Hukum, izin (Vergunning) di jelaskan sebagai:

Overheidstoestemming door wet of verordening vereist gesteld voor tal

van handeling waarop in het algemeen,belang speciaal toezicht vereist is, maar

die, in het algemeen, niet als onwenselijk worden beschouwd”

(perkenan/izin dari pemerintah berdasarkan undang-undang atau peraturan pemerintah yang disyaratkan untuk perbuatan yang pada umumnya memerlukan pengawasan khusus, tetapi yang pada uumnya tidaklah dianggap sebagai hal-hal yang sama sekali tidak dikehendaki).6

Hal pokok pada izin, bahwa sesuatu tindakan dilarang kecuali diperkenankan dengan tujuan agar dalam ketentuan-ketentuan yang bersangkutan dilakukan dengan cara-cara tertentu. Penolakan izin terjadi bila kriteria-kriteria yang telah ditetapkan oleh penguasa tidak dipenuhi.

Adapun pengertian perizinan adalah salah satu bentuk pelaksanaan fungsi pengaturan dan bersifat pengendalian yang dimiliki oleh masyarakat. Perizinan dapat berbenruk pendaftaran, rekomendasi, sertiifikasi,penentuan kuota dan izin untuk melakukan sesuatu usaha yang biasanya harus dimiliki atau diperoleh suatu organisasi perusahaan atau seseorang sebelum yang bersangkutaan dapat melakukan suatu kegiatan atau tindakan. Dengan memberi izin, penguasa memperkenankan orang yang memohonnya untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu yang sebenarnya dilarang, demi memperhatikan kepentingan umum yang mengharuskan adanya pengawasan.

Sutedi Adrian, Hukum Perizinan Dalam Sektor Pelayanan Publik,(Jakarta:Sinar Grafika,

(18)

10

Izin usaha dibutuhkan bagi perseorangan atau badan hukum untuk melakukan kegiatan usaha, untuk itulah sebelum mnjalankan kegiatan usaha harus terlebih dahulu mengurus izinnya. Seperti yang kita ketahui di Kota Medan begitu banyak jenis usaha kecil menengah yang berkembang dengan pesat, oleh karena itu dibutuhkan peranan besar pemerintah untuk mengatur hal pemberian izin terhadap usaha kecil menengah tersebut.

Pada Umumnya permohonan izin harus menempuh prosedur tertentu yang ditentukan oleh pemerintah, selaku pemberi izin. Di samping harus menempuh prosedur tertentu, pemohon izin juga harus memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu yang ditentukan secara sepihak oleh pemerintah atau pemberi izin. Prosedur dan persyaratan perizinan itu berbeda-beda tergantung jenis izin, tujuan izin, dan instansi pemberi izin.8

F. Metode Penelitian

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian hukum ini adalah Normatif. Di dalam penelitian normatif melakukan penelitian terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan peraturan lainnya yang berkaitan dengan permasalahan. Dalam penulisan ini terdapat sifat penelitian, jenis penulisan, teknik pengumpulan data dan analisis data penelitian yang dijelaskan sebagai berikut:

8

(19)

1. Sifat Penelitian

Sifat penelitian skripsi ini adalah Study Lapangan, yaitu dimana penulis memperoleh data dari Kantor Perizinan Pemerintah Kota Medan, pengamatan terhadap beberapa buku, media cetak,media visual, maupun media audiovisual.

2. Jenis Penulisan

Dalam rangka penyusunan Skripsi terlebih dahulu harus mempunyai data-data atau bahan yang terkait dengan permasalahan yang ada. Dalam penulisan ini penggunaan metode ialah untuk mendapatkan suatu gambaran yang jelas dan data-data terkait prosedur perolehan izin usaha kecil menengah di Kota Medan berdasarkan pada Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2002.

3. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan adalah data primer. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian data di kantor Perizinan Kota Medan. Serta data yang dipergunakan adalah Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 10 tahun 2002.

Agar setiap usaha kecil menengah di Kota Medan memiliki izin dalam menjalankan kegiatan usahanya.

Karena izin merupakan Instrumen yuridis yang digunakan oleh pemerintah untuk mempengaruhi para warga agar maumengikuti cara yang dianjurkannya guna mencapai suatu tujuan konkret.9

9

(20)

12

4. Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan adalah untuk mengolah dan menganalisa data yang telah diperoleh selama penelitian. Dengan analisa kualitatif yang dilakukan dalam penulisan ini maka data dapat dikumpulkan secara sistematis.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari V Bab yang msing-masing bab memiliki sub-babnya tersendiri, yang secara garis besarnya dapat diuraikan sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Dalam bab ini diuraikan secara umum mengenai keadaan-keadaan yang berhubungan dengan objek penelitian secara latar belakang diangkatnya judul, rumusan masalah, kegunaan penelitian, keaslian penulisan, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II Mulai membahas pengertian, fungsi izin, kewenangan Pemerintah Daerah terhadap izin Usaha Kecil Menengah, latar belakang berdirinya Usaha Kecil Menengah, dan peranan izin dalam Usaha Kecil Menengah.

(21)

Menengah, serta manfaat dikeluarkannya izin Usaha Kecil Menengah dalam Hukum Administrasi Negara.

BAB IV Membahas permasalahan yang terakhir, yaitu mengenai penyebab tidak dikeluarkannya permohonan Izin Usaha Kecil Menengah dan dampak yang terjadi atas penolakan permohonan Izin tersebut, serta tentang sanksi terhadap usaha yang tidak mempunyai Izin Usaha.

(22)

BAB II

IZIN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

A.Pengertian dan Fungsi Izin

1. Pengertian Izin

Izin adalah suatu keputusan adminstrasi negara yang memperkenankan suatu perbuatan yang pada umumnya dilarang, tetapi diperkenankan dan bersifat kongkrit.10

10

Ridwan, Juniarso. Op Cit, hlm 90

N.M Spelt dan J.B.J.M ten Berge membagi pengertian izin dalam arti luas dan sempit, yaitu sebagai berikut:

“Izin merupakan salah satu instrumen yang paling banyak digunakan dalam hukum administrasi. Pemerintah menggunakan izinsebagai sarana yuridis untuk mengemudikan tingkah laku para warga.

Izin ialah suatu persetujuan dari penguasa berdasarkan undang-undang atau peraturan pemerintah untuk dalam keadaan tertentu menyimpang dari ketenuan-ketentuan larangan perundangan.

Dengan memberi izin, penguasa memperkenankan orang yang memohonnya untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu yang sebenarnya dilarang. Ini menyangkut perkenan bagi suatu tindakan yang demi kepentingan umum mengharuskan pengawasan khusus atasnya.

(23)

Izin (dalam arti sempit) adalah pengikatan-pengikatan pada suatu peraturan, izin pada umumnya didasarkan pada keinginan pembuat undang-undang untuk mencapai suatu tatanan tertentu atau menghalangi keadaan-keadaan yang buruk. Tujuannya ialah mengatur tindakan-tindakan yang oleh pembuat undang-undang tidak seluruhnya dianggap tercela namun diamana ia menginginkan dapat melakukan pengawasan sekadarnya.

Hal yang pokok pada izin (dalam arti sempit) ialah bahwa suatu tindakan dilarang, terkecuali diperkenankan dengan tujuan agar dalm ketentuan-ketentuan yang disangkutkan dengan perkenan dapat dengan teliti diberikan batas-batas tertentu bagi tiap kasus.11

Disisi lain bila dilihat dari keputusan tata usaha negara itu sendiri, izin memiliki sifat-sifat keputusan tersebut, yaitu bahwa izin bersifat konkret. Artinya objek yang diputuskan dalam tata usaha negara itu tidak abstrak melainkan berwujud, tertentu,dan ditentukan. Izin memiliki sifat individual, artinya bahwa dalam izin itu harus disebutkan dengan jelas siapa yang diberikan izin. Izin Izin dapat dikatakan sebagai keputusan tata usaha negara karena ia dikeluarkan oleh pejabat tata usaha negara, yaitu pemerintah atas permohonan yang diajukan oleh badan hukum perdata atau perorangan. Pemerintah merupakan pejabat tata usaha negara, karena ia melaksanakan fungsi untuk menyelenggarakan urusan pemerintah baik di tingkat pusat dan daerah dengan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

11

(24)

16

bersifat final, dimana dengan izin seseoarang telah mempunyai hak untuk melakukan sesuatu perbuatan hukum sesuai dengan isinyayang secara definitif dapat menimbulkan akibat hukum tertentu.12

2. Fungsi Izin

Izin merupakan Instrumen yuridis yang digunakan oleh pemerintah untuk mempengaruhi para warga agar maumengikuti cara yang dianjurkannya guna mencapai suatu tujuan konkret. Sebagai suatu instrumen, izin berfungsi selaku ujung tombak instrumen hukum sebagai pengarah, perekayasa, dan perancang masyarakat adil dan makmur itu dijelmakan. Hal ini berarti lewat izin dapat diketahui bagaimana gambaran masyarakat adil dan makmur itu terwujud.13

a. Surat pernyataan bahwa kita diperbolehkan membuka usaha sesuai apa yang telah kita daftarkan

Surat izin yang diberikan bagi para pengusaha baik yang kecil, menengah dan besar ini tentu meniiki fungsi yang sangat penting demi berlangsungnya usaha yang kita akan jalani. Berikut beberapa fungsinya:

b. Surat yang menyatakan usaha kita telah sah di mata hukum negara Indonesia

c. Kedepannya tidak akan tersandung hukum terkecuali kita berbuat salah seperti berlaku curang

d. Mudah diurus bila ingin mendaftarkannya sebagai franchise

12

Ridwan, Juniarso. Op Cit, hlm 93

13

(25)

e. Konsumen lebih percaya pada produk dan servis kita karena kita sudah berhasil lolos dan dimyatakan baik di mata hukum14

Izin usaha sangat penting diperlukan guna mendukung berjalannya suatu kegiatan usaha, baik itu usaha perseorangan usaha kecil dan menengah (UKM) maupun usaha bersekala besar. Memiliki izin usaha artinya mempunyai identitas bagi suatu usaha, sehingga usaha yang dijalankan merupakan legal dan sah sebab mempunyai lisensi atau izin dari instansi pemerintah yang berwewenang.15

Fungsi lain dari izin ialah untuk memberikan kepastian hukum bagi pemohon dan masyarakat, sebagai tindakan preventif untuk menghadapi pihak-pihak yang mengganggu, dan sebagai pengaman secara hukum.16

B.Kewenangan Pemerintah Daerah dalam Izin Usaha Kecil Menengah

a. Kewenangan Pemerintah Daerah

Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 2 tahun 2015 Tentang Pemerintahan Daerah, maka daerah pun diberi kewenangan dalam menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan yang ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat seperti kewenangan dalam bidang politik luar negeri, pertahanan, keamanan, peradilan (yustisi), moneter dan fiskal nasional, dan agama yang tertera dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015 dalam Pasal 10 Ayat (1).

14 Heni Minata,

diakses 9 April 2014

15

Dody Tabrani, 2014

16

(26)

18

Pada Pasal 11 ayat (1) Undang-undang Nomor 2 Tahun 2015 berisi tentang Urusan Pemerintah Daerah, yaitu:

“Urusan pemerintah konkuren sebagaimana di maksud dalam pasal 9 ayat (3) yang menjadi kewenangan Daerah terdiri atas Urusan Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan.”17

a. Pendidikan;

Dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015 hal tersebut secara rinci telah disebutkan pada Pasal 12 ayat (1) Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar dalam daerah kabupaten/kota meliputi:

b. kesehatan;

c. pekerjaan umum dan penataan ruang;

d. Perumahan rakyat dan kawasan permukiman;

e. Ketentraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat; dan

f. Sosial

Dalam Pasal 12 ayat (2) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015 Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar meliputi:

a. Tenaga kerja;

b. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak; c. Pangan;

d. Pertanahan;

e. Lingkungan hidup;

f. Administrasi kependudukan dan pencatatan sipil;

17

(27)

g. Pemberdayaan masyarakat dan desa;

h. Pengendalian penduduk dan keluarga berencana; i. Perhubungan

j. Komunikasi dan informatika;

k. Koperasi, usaha kecil, dan menengah; l. Penenaman modal;

m. Kepemudaan dan olah raga; n. Statistik;

o. Persandian; p. Kebudayaan; q. Perpustakaan; dan r. Kearsipan.

Pasal 12 ayat (3) Urusan Pemerintahan Pilihan dalam daerah kabupaten/kota meliputi:

a. Kelautan dan perikanan; b. Pariwisata;

c. Pertanian d. Kehutanan;

e. Energi dan sumber daya mineral; f. Perdagangan;

g. Perindustrian; dan h. Transmigrasi.18

18

(28)

20

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015 memberikan kewenangan yang luas, nyata, dan bertanggung jawab kepada daerah sehingga daerah diberikan peluang untuk mengatur dan melaksanakan kewenangannya atas prakarsa sendiri dengan memperhatikan kepentingan masyarakat setempat dan potensi daerahnya. Sehingga Pemerintah Daerah melakukan upaya untuk menggali dan meningkatkan pendapatan daerahnya secara berkelanjutan untuk mendapatkan biaya pembangunan dan memenuhi belanja daerah atau pebiayaan Pemerintah Daerah. Dalm hal inilah akhirnya diterbitkan Keputusan Tata Usaha Negara (KTUN) dan didalamnya juga termasuk mengatur tentang perizinan Usaha Kecil dan Menengah, yang bisa memberikan kontribusi positif terhadap aktivitas ekonomi terutama dalam upaya menggali Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan mendorong laju investasi.

Kewenangan Pemerintah Daerah dalam izin Usaha Kecil Menengah meliputi pembinaan dan pengawasan terhadap perizinan usaha yang dikeluarkan tersebut.

1. Pembinaan

(29)

a. koordinasi secara berkala;

b. pemberian bimbingan, supervisi, konsultasi; c. pendidikan, pelatihan, pemagangan;

d. perencanaan, penelitian, pengembangan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan; dan

e. pelayanan publik.

Untuk mengembangkan PPTSP di wilayah Provinsi, Gubernur menetapkan paling sedikit 1 (satu) Kabupaten/Kota sebagai daerah percontohan. Untuk kelancaran pengembangan PPTSP di wilayah Provinsi, Gubernur melaksanakan sosialisasi akan pentingnya PPTSP kepada seluruh Bupati/Walikota dan masyarakat di wilayahnya.

2. Pengawasan

Pengawasan terhadap proses penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu dilakukan oleh aparat pengawas intern pemerintah sesuai dengan fungsi dan kewenangannya. Pengawasan atas penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu dilakukan secara berjenjang dan berkesinambungan oleh Menteri Dalam Negeri dan Kepala Daerah sesuai dengan tingkat urusan pemerintahan masing-masing melalui mekanisme koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi.

b. Retribusi

(30)

22

sesuai dengan kewenangan masing-masing daerah sebagaimana diatur dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal yang sama juga berlaku untuk penetepan jenis retribusi jasa usaha untuk daerah provinsi dan kabupaten/kota, yang dilakukan sesuai dengan jasa/pelayanan yang diberikan oleh masing-masing daerah. Rincian dan masing-masing jenis retribusi diatur dalam peraturan daerah yang bersangkutan.

Pengertian dari Retribusi Daerah ialah:

“Pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan hukum”.19

19

Kamus Hukum, “Citra Umbara” Bandung, hlm 423.

Pemungutan retribusi daerah saat ini didasarkan pada Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 sebagai perubahan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997, dimana ada diatur tentang retribusi.

Pungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data objek dan subjek retribusi yang terutang, penentuan besarnya retribusi yang terutang, sampai dengan kegiatan penagihan retribusi atau retribusi yang terutang kepada wajib retribusi yang terutang serta pengwasan penyetorannya.

(31)

Masa retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi wajib retribusi untuk memanfaatkan jasa dan perizinan tertentu dari pemerintah daerah yang bersangkutan.

Surat setoran retribusi Daerah, yang dapat disingkat SSRD, adalah surat yang digunakan oleh wajib retribusi untuk melakukan pembayaran atau penyetoran retribusi untuk melakukan pembayaran atau penyetoran retribusi yang terutang ke kas daerah atau ke tempat pembayaran lain yang ditetapkan oleh kepala daerah.

Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang dapat disingkat SKRD, adalah surat keketapan retribusi yang menentukan besarnya pokok retribusi.

Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang dapat disingkat STRD adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan atau sanksi administrasi barupa bunga dan atau denda.

Dalam pasal 18 ayat 1 Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 menentukan bahwa objek retribusi adalah berbagai jenis jasa yang disediakan oleh pemerintah daerah. Tidak semua jasa yang diberikan oleh pemerintaha daerah dapat dipungut retribusinya, tetapi hanya jenis-jenis jasa tertentu yang menurut pertimbangan sosial-ekonomi layak dijadikan sebagai objek retribusi. (pajak daerah dan retribusi daerah, 20

Pemerintah Kota Medan, melalui Perda Nomor 10 Tahun 2002 mengeluarkan aturan tentang Retribusi Izin Usaha Industri, Perdagangan,

20

Marihot Pahala, Siahaan. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,(Jakarta: PT RajaGrafindo

(32)

24

Gudang/Ruangan dan Tanda Daftar Perusahaan. Perda ini menetapkan besarnya biaya yang harus dikeluarkan dalam mengurus perizinan. Untuk usaha perdagangan bervariasi tergantung dari besarnya modal yang digunakan. Usaha dengan modal antara Rp 5 Juta hingga Rp 50 Juta, besarnya sebagaimana tercantum dalam Perda hanya Rp 75.000 sedangkan usaha dagang diatas Rp 51 Juta (terbesar) tarifnya Rp 450.000. Masa berlakunya izin selama 3 tahun. Setelah itu pelaku usaha harus memperbaharuinya lagi dengan tarif berdasarkan Perda yang sedang berlaku.

Bagi pengusaha untuk pengurusan izin usaha dagang dengan modal antara Rp 5 Juta sampai Rp 50 Juta, meskipun tarif yang ditetapkan hanya Rp 75.000, namun nantinya dana yang dikeluarkan bisa mencapai Rp 500.000 hanya untuk satu jenis izin. Berdasarkan Perda tersebut, ketentuan tarif ini relatif kecil, namun dalam prakteknya biayanya jauh lebih besar. Dan ketika pelaku UMKM mencoba mengurus sendiri izinnya, seringkali membutuhkan waktu yang lama dan bertele-tele.21

Retribusi diartikan sebagai pungutan yang diimbangi dengan kompensasi langsung yang berupa peningkatan pelayanan. Misalnya saja retribusi izin usaha, seharusnya diimbangi pula dengan pengurusan izin yang mudah, cepat, dan

Pemerimtah Derah dalam halini melihat perizinan merupakan sumber bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sehingga dibuatlah ketentuan perizinan dengan tarif tertentu yang disesuaikan dengan nilai investasi.

21

(33)

pelayanan yang sopan dan baik, akses informasi atau peluang pasar bagi UMKM, pelatihan manajemen dan program-program lain.22

C.Latar Belakan Berdirinya Usaha Kecil Menengah

Kegiatan usaha didalam masyarakat dari dahulu memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia, yang saat ini kita sebut sebagai UKM.Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru,UKM juga berperan untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis moneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya.UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia.

UKM merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang.Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa UKM hanya menguntungka pihak-pihak tertentu saja.Padahal sebenarnya UKM sangat berperan dalam mengurangi tingkat pengangguran yang ada di Indonesia.UKM dapat menyerap banyak tenaga kerja Indonesia yang masih mengganggur.

UKM juga memanfatkan berbagai Sumber Daya Alam yang berpotensial di suatu daerah yang belum diolah secara komersial.UKM dapat membantu mengolah Sumber Daya Alam yang ada di setiap daerah. Sehingga dalam hal ini, UKM itu sendiri berkontribusi besar terhadap pendapatan daerah maupun pendapatan negara Indonesia.

22

(34)

26

Juga agar kita dapat mengetahui berapa besar keuntungan yang diperoleh apabila kita membuka sebuah usaha kecil dan menengah, dan kita dapat mengetahui cara mengelola usaha kecil dan menengah dengan baik, sehingga memperoleh laba yang cukup besar.untuk membangun sebuah usaha awal.23

Berikut ini adalah list beberapa UU dan Peraturan tentang UKM : 1. UU No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil

2. PP No. 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan

3. PP No. 32 Tahun 1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil 4. Inpres No. 10 Tahun 1999 tentang Pemberdayaan Usaha Menengah

5. Keppres No. 127 Tahun 2001 tentang Bidang/Jenis Usaha Yang Dicadangkan UntukUsaha Kecil dan Bidang/Jenis Usaha Yang Terbuka Untuk Usaha Menengah atau Besar Dengan Syarat Kemitraan

6. Keppres No. 56 Tahun 2002 tentang Restrukturisasi Kredit Usaha Kecil dan Menengah

7. Permenneg BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan 8. Permenneg BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan

Usaha Milik Negara

9. Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

23

(35)

Usaha Kecil Menengah (UKM) mempunyai peran penting dan strategis bagi pertumbuhan ekonomi negara, baik negara berkembang maupun negara maju. Pada saat krisis ekonomi berlangsung di Indonesia, UKM merupakan sektor ekonomi yang memiliki ketahanan paling baik. Kemampuan UKM perlu diberdayakan dan dikembangkan secara terus menerus dengan berusaha mereduksi kendala yang dialami UKM, sehingga mampu memberikan kontribusi lebih maksimal terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Usaha Kecil Menengah ini perlu perhatian yang khusus dan di dukung oleh informasi yang akurat, agar terjadi link bisnis yang terarah antara pelaku usaha kecil dan menengah dengan elemen daya saing usaha, yaitu jaringan pasar.

Seorang wirausahawan adalah seseorang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil resiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang yang signifikan dan menggabungkan sumber-sumber daya yang diperlukan sehingga sumber-sumber daya itu bisa dikapitalisasikan.

Dengan demikian wirausahawan harus mampu menciptakan peluangnya sendiri demi terciptanya suatu hal yang berharga dan dapat dipakai untuk bertahan hidup.

(36)

28

Manajemen adalah usaha pencapaian tujuan organisasi dengan cara yang efektif melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian sumber daya organisasi.24

D.Peranan Izin dalam Usaha Kecil Menengah

Perizinanusaha dapat dikatakan merupakan sebuah langkah awal bagi seseorang yang akan memulai sebuah kegiatan usaha. Tanpa formalitas ini maka usahatersebut akan selalu berada di bawah kondisi informal. Padahal bagi sebuah kegiatan usaha,pada saat usahanya mengalami perkembangan tidak terhindarkan untuk bersentuhan dengan institusi formal lain. Misalnya saja kebutuhan akan tambahan modal, maka seorang pengusaha akan berhubungan dengan bank. Demikian pula ketika seorang pengusaha berhubungan denganpasar yang lebih luas misalnya pasar ekspor impor, izin usaha juga dipersyaratkan untukmembuat transaksi yang terjadi menjadi sah. Izin usaha menjadikan semua transaksi sah secara hukum serta memberikan perlindungan hukum yang cukup bagi pihak-pihak yang terlibat dalam perjanjian ini. Dengan kata lain tanpa izin usaha, maka akan sulit bagi sebuah usaha untuk mengembangkan usahanya.

Perizinan usaha merupakan sebuah bentuk pengakuan dari Negara terhadap keabsahan sebuah kegiatan yang dilakukan oleh warganegaranya. Dengan pengakuan ini berarti kegiatan usaha tersebut dianggap sah menurut peraturan atau hukum (positif) yang berlaku di Negara bersangkutan dan diwujudkan dalam bentuk sertifikat atau surat izin usaha. Dalam kondisi

24

(37)

sebaliknya buat kegiatan usaha yang tidak memiliki formalitas apapun artinya kegiatan usahanya belum mendapat pengakuan dari negara, atau dimata hukum yang berlaku kegiatan tersebut dianggap belum sah.

Jika ditelaah lebih dalam mengenai esensi dari perizinan adalah izin merupakan hak pengecualian bagi kegiatan usaha yang dianggap melanggar kepentingan masyarakat banyak. Atau dengan kata lain perizinan diberikan dalam rangka memberikan perlindungan terhadap kepentingan umum.

Di sisi lain bahwa pada dasarnya kegiatan usaha adalah merupakan hak dasar manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Berdasarkan dua hal tersebut, maka kebijakan yang ada hendaknya mengakomodasikan kepentingan keduanya yakni perlindungan terhadap kepentingan umum (public interest) dan memberi ruang bagi penyelenggaraan hak berusaha (private interest). Disinilah semestinya peran pemerintah untuk memadukan keduanya.

Disisi lain ketiadaan izin usaha bagi pengusaha kecil juga menimbulkan kerentanan terhadap usahanya karena :

a. Tidak dimilikinya salah satu alat jaminan prlindungan hukum dari usahanya.

b. Rentan jika menghadapi sengketa dagang.

c. Tidak dapat mengakses peluang usaha yang mensyaratkan perijinan usaha.

d. Tidak atau kecil kemungkinannya mendapatkan pembinaan pemerintah25

25

(38)

BAB III

PENGATURAN IZIN USAHA KECIL MENENGAH DALAM

PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 10 TAHUN 2002

DITINJAU DARI HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

A. Perolehan Izin Usaha Kecil Menengah dalam Peraturan Daerah

Nomor 10 Tahun2002

Sebelum melaksanakan kegiatan usaha, perusahaan terlebih dahulu harus memperoleh izin usaha sesuai dengan peraturan yang berlaku. Perizinan usaha/perusahaan adalah suatu bentuk persetujuan atau pemberian izin dari pihak yang berwenang atas penyelenggaraan kegiatan usaha yang dilakukan oleh perseorangan maupun badan. Izin tersebut biasanya diberikan oleh instansi pemerintah yang terkait dengan kegiatan usaha yang akan diselenggarakan oleh pihak yang meminta izin.

Adapun maksud dikeluarkannya izin usaha oleh pemerintah adalah untuk memberikan pembinaan, pengarahan dan pengawasan dalam kegiatan usaha dan menjaga ketertiban dalam usaha serta menciptakan pemerataan kesempatan berusaha.

(39)

Dalam bab II dan III Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 10 Tahun 2002 dijelaskan maksud dan tujuan dari pemberian izin usaha tersebut.

“Pemberian izin usaha industri, izin usaha perdagangan, izin usaha gudang / ruangan dan tanda daftar perusahaan dimaksudkan untuk mengatur, mengendalikan, mengawasi dan melakukan pembinaan terhadap pertumbuhan dan berbagai aktifitas usaha dalam daerah.”

“Izin usaha industri, izin usaha perdagangan, izin usaha gudang / ruangan dan tanda daftarperusahaan bertujuan untuk mewujudkan tertib usaha baik ditinjau dari segi lokasi maupun

hubungan dengan perkembangan perekonomian dan kelestarian lingkungan.” “Pemerintah Daerah melakukan pengaturan, pembinaan dan pengembangan terhadap usahaindustri, usaha perdagangan, dan usaha gudang / ruangan untuk :

1. Mewujudkan perkembangan usaha industri, usaha perdagangan, dan usaha gudang /ruangan yang lebih baik secara sehat dan berhasil guna.

2. Mengembangkan persaingan yang baik dan sehat serta mencegah persaingan yang tidakjujur

3. Mencegah pemusatan atau penguasaan industri, perdagangan, gudang / ruangan olehsuatu kelompok atau perorangan dalam bentuk monopoli yang merugikan masyartakat.

4. Melindungi perusahaan yang berusaha dengan jujur”26

26

(40)

32

Setiap perusahaan yang menjalankan kegiatan usaha industri, perdangan, dan gudang /ruangan wajib memiliki izin usaha industri, izin usaha perdagangan, izin usaha gudang /ruangan dan wajib didaftar dalam perusahaan. Hal ini terdapat dalam Bab IV Pasal 5 (1) Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 10 Tahun 2002. Untuk pengelompokan jenis perizinan yang tergolong Usaha kecil dan menengah adalah sebagai berikut:

1. Izin usaha industri terdiri dari.

a. Izin usaha industri kecil yaitu izin untuk usaha industri dengan nilai investasi sampai dengan Rp. 200.000.000 (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

b. Izin usaha industri menengah yaitu izin untuk usaha industri dengan nilai Rp.200.000.000, (dua ratus juga rupiah) sampai dengan Rp. 500.000.000 (lima ratusjuta rupiah) tidak termaduk tanah dan bangunan tempat usaha. 2. Izin usaha Perdagangan terdiri dari.

a. Izin usaha perdagangan golongan kecil yaitu perusahaan yang melakukan kegiatan usaha perdagangan dengan modal disetor dan kekayaan bersih seluruhnya sampai dengan Rp. 200.000.000, (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

(41)

sampai dengan Rp.500.000.000 (lima ratus juta rupoah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.27

Untuk Usaha industri kecil tertentu dan usaha perdagangan kecil tertentu yang tidak terkait dengan dampak lingkungan atau sumber bahan baku tertentu dengan nilai invetasikurang dari Rp. 5.000.000 (lima juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dikecualikan dari ketentuan pasal 5 (1) peraturan Daerah ini.

Prosedur untuk memperoleh Izin Usaha Kecil Menengah dan tanda daftar perusahaan dalam Peraturan Daerah ini harusalah melalui suatu persyaratan tertentu yang tercantum dalam Bab V pasal 7 sebagai berikut:

1. Izin Usaha Industri

a. Foto copy Akte Pendirian perusahaan (apabila perusahaan berbadan hukum) b. Foto copy HO bagi yang dipersyaratkan berdasarkan ketentuan izin usaha

industry

c. Foto copy NPWP

d. Foto copy kartu tanda penduduk (bukti diri lainnya) e. Pas photo 3 x 4 cm sebanyak 2 lembar berwarna

f. Khusus bagi industri kecil yang tidak mengeluarkan limbah B3, dilengkapi suratpernyataan tidak keberatan diketahui oleh Kepala Kelurahan.

27

(42)

34

2. Izin Usaha Perdangan

a. Perusahaan yang benbentuk perseroan Terbatas (PT) 1. Foto copy Akte Pendirian perusahaan

2. Foto copy Surat Keputusan Pengusaha Badan Hukum dari Menteri Kehamiman dan HAM

3. Foto Copy kartu Tanda Penduduk (KTP), Direktur Utama / Direktur, Komisarisutama / komisaris perusahaan

4. Foto copy NPWP Perusahaan

5. Foto copy HO Non Industri bagi kegiatan usaha perdagangan yang dipersyaratanberdasarkan ketentuan Undang – Undang gangguan (HO). 6. pas photo penanggung jawab perusahaan 3 x 4 sebanyak 3 lembar

berwarnaneraca awal perusahaan

b. Perusahaan yang berbentuk persekutuan Komenditer (CV) dan Persekutuan Firma(Fa) atau bentuk usaha lainnya.

1. Foto copy Akte Pendirian Perusahaan yang telah didaftarkan di PengadilanNegara.

2. Foto copy kartu Tanda Penduduk Penanggung Jawab perusahaan dan para persen

3. Foto copy NPWP

4. Foto copy HO dan Industri bagi kegiatan usaha perdagangan yang dipersyaratkan

(43)

5. Pas photo penanggungjawaban perusahaan 3 x 4 sebanyak 2 lembar berwarna .

c. Perusahaan Perorangan

1. Foto copy Kartu Tanda Penduduk Pemilik / Penanggung jawab perusahaan

2. Foto copy NPWP

3. Foto copy HO Non Industri bagi kegiatan usaha perdagangan yang dipersyaratkan

berdasarkan ketentuan Undang – Undang Gangguan (HO).

4. pas photo penanggung jawab perusahaan 3 x 4 sebanyak 2 lembar berwarna.

5. Neraca awal perusahaan

3. Pendaftaran perusahaan

a. perusahaan berbentuk perusahaan terbatas 1. foto copy akte pendirian perusahaan

2. Asli data akte perusahaan yang telah berbadan hukum (copy data akte bagiperusahaan yang belum berbadan hukum)

3. copy akte perusahaan pendirian perseorang terbatas (apabila ada)

(44)

36

HAM) serta bukitpembayaran administrasi proses pengesahan badan hukum dari departemenkehakiman dan HAM.

5. Copy KTP pengurus / pemegang saham perusahaan

6. Copy izin usaha atau surat keterangan yang dipersamakan dengan itu yangditerbitkan oleh instasi yang berweang

7. copy suratr izin gangguan HO 8. Copy NPWP

b. Perusahaan berbentuk Koperasi 1. foto copy akte pendirian koperasi 2. Kopy KTP Kepengurusan BPK

3. Copy pengesahan sebagai badan hukum dari pejabat yang berwenang 4. Copy izin usaha atau keterangan atau surat keterangan yang

dipersamakan denganitu yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang. 5. Copy surat izin gangguan HO

6. copy NPWP

c. Perusahaan yang berbentuk CV / Firma

1. copy akte pendirian perusahaan yang telah di daftarkan di pengadilan negeri

2. Copy KTP pengurus perusahaan

(45)

4. Surat izin gangguan HO 5. Copy NPWP

d. Perusahaan yang berbentuk Perorangan 1. copy KTP pemilik panagung jawab

2. Copy izin usaha atau surat keterangan yang dipersamakan yang diterbitkan olehinstansi berwenang.

3. copy surat izin gangguan HO 4. copy NPWP

e. Badan Usaha lainnya

1. copy akte pendirian perusahaan apabila ada atau surat keterangan lain yangmenunjukkan keberadaan perusahaan yang bersangkutan.

2. Copy KTP pengurus / memegang saham perusahaan

3. Copy izin usaha atau surat keterangan yang dipersamakan yang diterbitkan olehinstansi berwenang.

4. Copy surat izin gangguan (HO) 5. Copy NPWP.28

28

Pasal 7 Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 10 Tahun 2002 Tentang Izin Usaha Industri, Perdagangan/Ruangan dan Tanda Daftar Perusahaan.

(46)

38

1. Untuk memperoleh izin usaha dan Tanda Daftar Perusahaan sebagaimana dimaksud padapasal 5 (1) si pemohon mengajukan permohonan secara tertulis kepada Kepala Daerahatau pejabat yang ditunjuk.

2. Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipersamakan dengan SPTRD.

3. Izin usaha industri, izin usaha perdagangan, izin usaha gudang / ruangan dan tandadaftar perusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan setelah jumlahretribusi ditetapkan untuk itu dilunasi.

Jangka waktu berlaku izin usaha tersebut sebagaimana dimaksud pada pasal 5 (1) ditetapkan selama usahatersebut masih menjalankan kegiatan usaha dan bagi Tanda Daftar Perusahaan berlakuselama 5 (lima) tahun.

Dalam rangka pengendalian dan pengawasan terhadap izin usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1)pada hal ini wajib dilakukan pendaftar ulang setiap 3 (tiga) tahun sekali, dan bagi TandaDaftar Perusahaan wajib dilakukan pembaharuan selambat – lambat 3 (tiga) bulansebelum masa berlakunya berakhir.

Suatu Izin usaha tersebut diberikan oleh pemerintah kepada Perorangan atau badan hukum beserta ketentuan berlakunya izin usaha tersebut.

(47)

2. Dalam surat izin usaha industri, izin usaha perdagangan, izin usaha gudang/ ruangan danTanda daftar perusahaan dimuat ketentuan – ketentuan yang harus dipenuhi dari dipatuhi oleh pemegang izin.

3. Izin usaha industri, izin usaha perdagangan, izin usaha gudang / ruangan dan tanda daftar perusahaan tidak dapat dipindah tangankan kepada pihak lain kecuali atas persetujuan Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk.

4. Syarat – syarat pengalihan izin usaha industri, izin usaha perdagangan, izin usahagudang / ruangan dan tanda Daftar perusahaan akan diatur lebih lanjut dengan keputusan Kepala Daerah.29

Sebelum melaksanakan kegiatan usaha, perusahaan terlebih dahulu harus memperoleh izin usaha sesuai dengan peraturan yang berlaku. Perizinan usaha/perusahaan adalah suatu bentuk persetujuan atau pemberian izin dari pihak yang berwenang atas penyelenggaraan kegiatan usaha yang dilakukan oleh perseorangan maupun badan. Izin tersebut biasanya diberikan oleh instansi pemerintah yang terkait dengan kegiatan usaha yang akan diselenggarakan oleh pihak yang meminta izin. adapun maksud dikeluarkannya izin usaha oleh pemerintah adalah untuk memberikan pembinaan, pengarahan dan pengawasandalam kegiatan usaha dan menjaga ketertiban dalam usaha serta menciptakan pemerataan kesempatan berusaha. pemerintah membantu pengusaha dalam mengembangkan usahanya dengan cara kemudahan dalam mengurus

surat-B. Prosedur dalam mengeluarkan Izin Usaha Kecil Menengah

29

(48)

40

surat izin usaha. Pemerintah melakukan penyederhanaan dan pengendalian perizinan di bidang usaha kecil.

Pemerintah telah mengeluarkan surat keputusan menteri perdagangan nomor 1458/kp/xii/1984, tanggal 19 desember 1984 dalalm rangka memperlancar dan mempermudah perizinan sebagai berikut :

a. Izin prinsip, yaitu persetujuan yang dilakukan oleh pemerintah daerah setempat untuk perusahaan industri.

b. Izin penggunaan tanah, yaitu izin yang dikeluarkan oleh kantor agraria PEMDA setempat berkenaan dengan masalah pembebasan tanah.

c. Izin mendirikan bangunan (imb), yaitu izin yang dikeluarkan oleh pemda, dalam hal ini oleh dinas pengawasan pembangunan. Bangunan yang didirikan harus sesuai dengan gambar yang direncanakan.

d. Izin gangguan/surat izin tempat usaha (situ), yaitu izin yang dikeluarkan oleh undang-undang gangguan pemda setempat. Untuk mendapatkan situ, pengusaha harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari para tetangga di lingkungan tempat usaha, rt, rw dan kelurahan setempat.

(49)

usaha tertentu tidak perlu mendapat izin. Misalnya, usaha yang dijalankan masyarakat yang tergolong usaha informal dan tradisional yang belum berkembang.30

Salah satu perizinan yang diperlukan oleh UKM (usaha Kecil Menengah) adalah SITU (Surat Izin Tempat Usaha). Situ mutlak dimiliki oleh badan usaha atau usaha perorangan, dan SITU dikeluarkan oleh pemerintah daerah setingkat kecamatan dan kabupaten. Dasar hukum kepemilikan SITU diatur dalam peraturan daerah di tiap pemerintah daerah. Misalnya, di Kota Medan dengan Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2002.

Prosedur Perizinan Surat Izin Tempat Usaha (SITU)

1. Meminta izin dari para tetangga di lingkungan tempat usaha, RT, RW dan Kelurahan setempat.

2. Mengajukan permohonan izin tempat usaha kepada camat atau bupati dengan melampirkan semua persyaratan administrasi yang diperlukan. 3. Apabila di kecamatan atau kabupaten terdapat kantor Pelayanan Perizinan

Satu Atap, surat permohonan bisa ditujukan kepada camat atau bupati melalui Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Satu Atap.

4. Selanjutnya petugas dari pemerintah akan memeriksa tempat usaha kita untuk mencocokkan semua data dengan kondisi yang ada di lapangan. Jika

30

(50)

42

ada ketidakcocokan atau kurang sesuai, petugas akan memberikan pengarahan.

5. Apabila semua persyratan sudah sesuai, selanjutnya pemohon membayar retribusi kepada pemerintah yang dalam waktu sekitar 14 (empat belas) hari kerja SITU akan diterbitkan.

Kelengkapan yang harus disiapkan untuk mengurus Izin Usaha Kecil Menengah agar dapat dikeluarkan oleh Pejabat Pemerintah, antara lain:

1. Formulir isian yang telah diisi lengkap.

2. Fotokopi KTP Pemilik/Penanggung jawab perusahaan. 3. Fotokopi NPWP Perorangan.

4. Surat keterangan domisili usaha dari kelurahan, diketahui kecamatan. 5. Pasfoto warna ukuran 4x6 dua lembar.

Untuk setiap berkas permohonan dilengkapi dengan : 1. Surat domisili usaha.

2. Denah lokasi usaha.

(51)

Penyerahan formulir pendaftaran dilakukan pada kantor pendaftaran persahaan, yaitu :

1. Di tempat kedudukan kantor perusahaan.

2. Di tempat kedudukan setiap kantor cabang, kantor pembantu perusahaan, atau kantor anak perusahaan;

3. Di tempat keudukan setiap kantor agen dan perwakilan perusahaan yang mempunyai wewenang untuk mengadakan perjanjian.

Jika karena suatu hal, perusahaan tidak dapt didaftarkan di tempat-tempat tersebut, pendaftaran dilakukan dikantor pendaftaran perusahaan di ibu kota provinsi tempat kedudukanya.

(52)

44

MASA BERLAKU, WAKTU DAN RETRIBUSI PENERBITAN IZIN

(53)

SKEMATIK PROSES PERIJINAN

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA MEDAN NOMOR : 800/12124 TANGGAL : 30 DESEMBER 2010

(54)

46

C. Manfaat dikeluarkannya Izin Usaha Kecil Menengah dalam Hukum

Administrasi Negara

Pemerintah berwenang mengeluarkan suatu izin, akan tetapi harus dapat dilihat izin yang seperti apakah yang dimohonkan oleh masyarakat, agar dapat diketahui instansi pemerintah mana yang berwenang dan mengeluarkan izin tersebut. Pejabat pemerintah /aparatur pemerintah merupakan bagian dari unsur administrasi negara yang dapat menjalankan fungsinya, maka kepadanya harus diberikan keleluasaan. Keleluasaan ini langsung diberikan oleh undang-undang itu sendiri. Hal seperti ini biasanya disebut dengan kekeluasaan delegasi kepada pemerintah seperti Gubemur, Bupati/Walikota untuk bertindak atas dasar hukum dan atau dasar kebijaksanaan.

Di samping keleluasaan tadi, kepada pejabat pemerintah selaku pelaksana fungsi dalam administrasi negara juga diberikan suatu pembatasan agar pelaksanaan perbuatan-perbuatannya itu tidak menjadi apa yang disebut sebagai

"onrechtmatig overheidsdaad" (perbuatan melawan hukum oleh penguasa).

Setidaknya perbuatan itu tidak boleh melawan hukum balk formil maupun materiil. Tidak boleh melampaui penyelewengan-kewenangan menurut undang-undang (kompetentie). Adapun bentuk-bentuk dari perbuatan administrasi negara/Pemerintah itu dalam bentuk memberikan izin secara garis besar dapat dibagi atas :

(55)

Manfaat dengan dikeluarkannya Izin Usaha Kecil Menengah dalam Hukum Administrasi Negara iyalah:

1. Dari sisi Pemerintah

a. Untuk melaksanakan peraturan

Apakah ketentuan–ketentuan yang termuat dalam peraturan tersebut sesuai dengan kenyataan dalam praktiknya atau tidak dan sekaligus untuk mengatur ketertiban.

b. Sebagai sumber pendapatan daerah

Dengan adanya permintaan permohonan izin, maka secara langsung pendapatan pemerintah akan bertambah karena setiap izin yang dikeluarkan pemohon harus membayar retribusi terlebih dahulu. Semakin banyak pula pendapatan di bidang retribusi tujuan akhirnya, yaitu untuk membianyai pembangunan.

2. Dari sisi Masyarakat

a. Untuk adanya kepastian hukum. b. Untuk adanya kepastian hak

(56)

BAB IV

PENERAPAN SANKSI TERHADAP USAHA KECIL MENEGAH

YANG TIDAK MEMILIKI IZIN

A. Sanksi terhadap usaha yang tidak mempunyai izin

Sanksi Hukum Administrasi, menurut J.B.J.M. ten Berge, sanksi merupakan inti dari penegakan hukum administrasi. Sanksi diperlukan untuk menjamin penegakan hukum administrasi. Menurut P de Haan dalam Hukum Administrasi Negara, penggunaan sanksi administrasi merupakan penerapan kewenangan pemerintahan, di mana kewenangan ini berasal dari aturan hukum administrasi tertulis dan tidak tertulis. JJ. Oosternbrink berpendapat sanksi administrasi adalah sanksi yang muncul dari hubungan antara pemerintah, warga negara dan yang dilaksanakan tanpa perantara pihak ketiga (kekuasaan peradilan), tetapi dapat secara langsung dilaksanakan oleh administrasi sendiri.

Adapun jenis-jenis sanksi hukum administrasi Negara yaitu: 1. Paksaan Pemerintahan (Bestuursdwang)

(57)

Berhak atau Kuasanya. Bestuursdwang merupakan Kewenangan Bebas, artinya pemerintah diberi kebebasan untuk mempertimbangkan menurut inisiatifnya sendiri apakah menggunakan bestuursdwang atau tidak atau bahkan menerapkan sanksi yang lainnya.

2. Penarikan kembali keputusan (ketetapan) yang menguntungkan.

Penarikan kembali Ketetapan Tata Usaha Negara yang menguntungkan dilakukan dengan mengeluarkan suatu ketetapan baru yang isinya menarik kembali dan atau menyatakan tidak berlaku lagi ketetapan yang terdahulu. Ini diterapkan dalam hal jika terjadi pelanggaran terhadap peraturan atau syarat-syarat yang dilekatkan pada penetapan tertulis yang telah diberikan, juga dapat terjadi pelanggaran undang-undang yang berkaitan dengan izin yang dipegang oleh si pelanggar.

(58)

50

3. Pengenaan Uang Paksa (Dwangsom)

N.E. Algra, mempunyai pendapat tentang pengenaan uang paksa ini, menurutnya, bahwa uang paksa sebagai hukuman atau denda, jumlahnya berdasarkan syarat dalam perjanjian, yang harus dibayar karena tidak menunaikan, tidak sempurna melaksanakan atau tidak sesuai waktu yang ditentukan, dalam hal ini berbeda dengan biaya ganti kerugian, kerusakan, dan pembayaran bunga. Menurut hukum administrasi, pengenaan uang paksa ini dapat dikenakan kepada seseorang atau warga negara yang tidak mematuhi atau melanggar ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai alternatif dari tindakan paksaan pemerintahan.

4. Pengenaan Denda Administratif.

Pendapat P de Haan DKK menyatakan bahwa, terdapat perbedaan dalam hal pengenaan denda administratif ini, yaitu bahwa berbeda dengan pengenaan uang paksa yang ditujukan untuk mendapatkan situasi konkret yang sesuai dengan norma, denda administrasi tidak lebih dari sekedar reaksi terhadap pelanggaran norma, yang ditujukan untuk menambah hukuman yang pasti. Dalam pengenaan sanksi ini pemerintah harus tetap memperhatikan asas-asas hukum administrasi, baik tertulis maupun tidak tertulis.31

Setiap kegiatan Usaha yang dijalankan harus memiliki Izin, supaya kegiatan usaha tersebut mendapat pengawasan dan kepastian hukum. Akantetapi

31

(59)

masih banyak pelaku usaha-usaha kecil dan menengah yang menjalankan kegiatan usaha tanpa terlebih dahulu mengurus perizinannya. Sehingga Pemerintah dapat mengambil langkah untuk memperingati pelaku usaha agar mengurus Perizinan ussahanya terlebih dahulu, selanjutnya pemerintah dapat menutup atau pembekuan kegiatan usaha tersebu, serta pembongkaran tempat kegiatan usaha tersebut. Oleh sebab itu Pemerintah melalui Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2002, mengatur tentang larangan menjalankan kegiatan Usaha tanpa adanya Izin. yaitu sebagai berikut:

Perusahaan dilarang menjalankan kegiatan usaha tanpa memiliki izin operesional danmelakukan kegiatan.

1. Melakukan perdagangan yang dikaitkan dengan perhimpunan dana masyarakat.

2. Melakukan kegiatan usaha perdagangan penggandaan uang. 3. Pemberian imbalan atau kompensasi yang tidak wajar.32

Sanksi yang diberikan jika suatu perusahaan tidak mendaftarkan perusahaannya berdasarkan Undang-Undang Nomor 3/1982 Wajib Daftar Perusahaan, adalah:

Sanksi dalam Ketentuan Pidana:

Pasal 32

1. Barang siapa yang menurut Undang-undang ini dan atau peraturan pelaksanaannya diwajibkan mendaftarkan perusahaannya dalam Daftar

32

(60)

52

Perusahaan yang dengan sengaja atau karena kelalaiannya tidak memenuhi kewajibannya diancam dengan pidana penjara selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau pidana denda setinggi-tingginya Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah).

2. Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam.ayat (1) pasal ini merupakan kejahatan.

Pasal 33

1. Barang siapa melakukan atau menyuruh melakukan pendaftaran secara keliru atau tidak lengkap dalam Daftar Perusahaan diancam dengan pidana kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau pidana denda setinggi-tingginya Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah).

2. Tindak pidana tersebut dalam ayat (1) pasal ini merupakan pelanggaran. Pasal 34

1. Barang siapa tidak memenuhi kewajibannya menurut Undang-undang ini dan atau peraturan-peraturan pelaksanaannya untuk menghadap atau menolak untuk menyerahkan atau mengajukan sesuatu persyaratan dan atau keterangan lain untuk keperluan pendaftaran dalam Daftar Perusahaan diancam dengan pidana kurungan selama-lamanya 2 (dua) bulan atau pidana denda setinggitingginya Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah).

2. Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini merupakan pelanggaran.

(61)

1. Apabila tindak pidana sebagaimana, dimaksud dalam Pasal-pasal 32, 33 dan 34 Undang-undang ini dilakukan oleh suatu badan hukum, penuntutan pidana dikenakan dan pidana dijatuhkan terhadap pengurus atau pemegang kuasa dari badan hukum itu.

2. Ketentuan ayat (1) pasal ini diperlakukan sama terhadap badan hukum.33

B. Izin usaha yang tidak dikeluarkan atau ditolak

1. Penyebab tidak dikeluarkannya permohonan Izin Usaha Kecil Menengah

Dalam persoalan ini penyebab tidak dikeluarkannya suatu permohonan Izin Usaha Kecil Menengah (UKM) ialah, karena adanya kekurangan, kesalahan data-data atau dokumen dalam mengurus Perizinan tersebut. Selain dari pada itu hal yang dapat menjadi penyebab tidak dikeluarkannya permohonan Izin Usaha tersebut disebabkan oleh lokasi kegiatan usaha yang tidak tepat terhadap pembangunan fisik kota (tata ruang kota), serta dikarenakan bentuk dari kegiatan usaha tersebut dinilai Pemerintah tidak berdampak baik. Dimana dalam hal ini Pemerintah memperhatikan dan menilai bentuk kegiatan usaha tersebut memberi dampak buruk yang dapat timbul atau terjadi terhadap lingkungan.

Pasal 40

Dalam hal Pejabat menolak permohonan Izin Usahasebagaimana dimaksud pada ayat (1), penolakan wajibdisampaikan secara tertulis kepada pemohon disertaialasan.

33

(62)

54

Terhadap penolakan pemberian Izin Usaha, pemohondapat mengajukan ulang permohonan Izin Usaha denganmelengkapi persyaratan yang menjadi alasan penolakanpemberian Izin Usaha.

Pasal 43

Guna melindungi kepentingan pelaku Usaha Mikro, UsahaKecil, dan Usaha Menengah, dalam hal permohonan IzinUsaha ditolak, keputusan penolakan beserta alasan berikutberkas permohonannya harus disampaikan kembali kepadapemohon secara tertulis dalam jangka waktu paling lama 15(lima belas) hari kerja, terhitung sejak permohonan IzinUsaha dinyatakan ditolak.34

2. Dampak yang terjadi atas penolakan permohonan Izin Usaha

Adapun dampak yang terjadi atas penolakan dari proses pengajuan permohonan Izin Usaha ini ialah:

a. Pihak pemohon Izin tersebut kembali melengkapi dan memperbaiki data-data dan dokumen yang dipersyaratkan Dinas Perijinan, untuk dapat dimohonkan kembali.

b. Ada beberapa pihak dimasyarakat yang permohonan Izin Usahanya ditolaknamun tetap menjalankan kegiatan usahanya tanpa memiliki Izin Usaha tersebut. Sehingga kegiatan usaha tersebut dapat merusak lingkungan, dikarenakan tidak sesuai prosedur dan Izin yang berlaku.

34

(63)
(64)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Izin adalah suatu keputusan adminstrasi negara yang memperkenankan suatu perbuatan yang pada umumnya dilarang, tetapi diperkenankan dan bersifat kongkrit. Izin Usaha Kecil Menengah merupakan suatu bentuk surat keputusan atau ketepapan yang dikeluarkan oleh Pejabat Pemerintah kepada perorangan atau Badan Hukum untuk dapat melakukan suatu kegiatan usaha di lingkungan masyrakat, yang dimana jenis usaha tersebut tergolong kecil dan menengah.

Disisi lain bila dilihat dari keputusan tata usaha negara itu sendiri, izin memiliki sifat-sifat keputusan tersebut, yaitu bahwa izin bersifat konkret. Artinya objek yang diputuskan dalam tata usaha negara itu tidak abstrak melainkan berwujud, tertentu,dan ditentukan. Izin memiliki sifat individual, artinya bahwa dalam izin itu harus disebutkan dengan jelas siapa yang diberikan izin. Izin bersifat final, dimana dengan izin seseoarang telah mempunyai hak untuk melakukan sesuatu perbuatan hukum sesuai dengan isinya yang secara definitif dapat menimbulkan akibat hukum tertentu.

(65)

Menengah meliputi pembinaan dan pengawasan terhadap perizinan usaha yang dikeluarkan tersebut.

Salah satu perizinan yang diperlukan oleh Usaha Kecil Menengah adalah Surat Izin Tempat Usaha. Yang mutlak dimiliki oleh badan usaha atau usaha perorangan, dandalam waktu sekitar 14 (empat belas) hari kerja dikeluarkan oleh pemerintah daerah setingkat kecamatan dan kabupaten. Dasar hukum kepemilikan SITU diatur dalam peraturan daerah di tiap pemerintah daerah, dimana Pemerintah Kota Medan dengan Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2002.

3. Penyebab tidak dikeluarkannya suatu permohonan Izin Usaha Kecil Menengahdi Kota Medan karena adanya kekurangan, kesalahan data-data atau dokumen dalam mengurus Perizinan tersebut. Selain dari pada itu hal yang menjadi penyebab tidak dikeluarkannya permohonan Izin Usaha tersebut disebabkan oleh lokasi kegiatan usaha yang tidak tepat terhadap pembangunan tataruang kota, serta dikarenakan bentuk dari kegiatan usaha tersebut dinilai Pemerintah tidak berdampak baik pada lingkungan. Dampak yang terjadi atas penolakan dari proses pengajuan permohonan Izin Usaha ini ialah, tetap ada perorangan yang menjalankan kegiatan usahanya tanpa memiliki Izin Usaha tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Daerah Kota Medan Nomor : 7 Tahun 2002 Tentang Retibusi Pelayanan Parkir Ditepi Jalan Umum, Tempat Khusus Parkir Dan Perizinan Pelataran

prosedur peminjaman uang pada koperasi Kotamadya Medan sebagai koperasi yang menjalankan kegiatan usaha simpan pinjam ditinjau dari Hukum Administrasi Negara, apakah koperasi

Dalam prosedur pelaksanaan pengadaan barang dan jasa jika ditinjau dari perspektif hukum administrasi negara maka dapat diartikan bahwa hukum administrasi negara nenurut Prajudi

PROSEDUR PELAYANAN PUBLIK PADA PERUSAHAAN DAERAH ANGKUTAN KOTA BINJAI (PD. ANGKUTAN KOTA BINJAI).. DITINJAU DARI HUKUM

BAB IV: PROSEDUR PEMINJAMAN PADA KOPERASI KOTAMADYA MEDAN BERDASARKAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA. Merupakan pembahasan pokok penulisan yang terdiri

PROSEDUR PEMBERIAN IZIN PENYIARAN DALAM ASPEK HUKUM ADMINISTRASI NEGARA.. (Studi di Televisi Republik Indonesia

Penulisan skripsi yang berjudul “Akibat Hukum Pemberian Pengampunan Pajak Bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Ditinjau Dari Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2016

PROSEDUR IZIN MENDIRIKAN USAHA MIKRO DAN KECIL DI KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG BERDASARKAN PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN IZIN