• Tidak ada hasil yang ditemukan

Anti-turunan dan Integral Tak Tentu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Anti-turunan dan Integral Tak Tentu"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

MA1123 KALKULUS ELEMENTER I

BAB V. INTEGRAL

• Anti-turunan dan Integral Tak Tentu • Persamaan Diferensial Sederhana

• Notasi Sigma dan Luas Daerah di Bawah Kurva • Integral Tentu

• Teorema Dasar Kalkulus

• Sifat-sifat Integral Tentu Lebih Lanjut

(2)

Anti-turunan dan Integral Tak Tentu

Fungsi F disebut anti-turunan f pada I apabila F’(x) = f(x)

untuk setiap x є I. Sebagai contoh, F(x) = x4 + 1 adalah

anti-turunan f(x) = 4x3 pada R. Secara umum, keluarga fungsi F(x) = x4 + C merupakan anti-turunan f(x) = 4x3

pada R, karena F’(x) = 4x3 = f(x) untuk setiap x є R.

Keluarga fungsi anti-turunan f(x) disebut integral tak tentu dari f(x), dan dilambangkan dengan ∫ f(x) dx. Jadi, sebagai contoh,

(3)

MA1123 KALKULUS ELEMENTER I

Secara grafik, keluarga fungsi anti-turunan f(x)

adalah keluarga fungsi yang anggotanya merupakan pergeseran ke atas atau ke bawah dari anggota

lainnya. Semua anggota keluarga fungsi tersebut mempunyai turunan yang sama, yaitu f(x).

(4)

Terkait dengan perbendaharaan turunan yang telah kita pelajari sebelumnya, kita mempunyai beberapa teorema berikut tentang integral tak tentu.

Teorema 1 (Aturan Pangkat). Jika r є Q dan r ≠ -1, maka ∫ xr dx = xr+1/(r+1) + C.

Contoh 1

(a) ∫ x2 dx = x3/3 + C. (b) ∫ x-2 dx = - x-1 + C.

Teorema 2 (Integral Tak Tentu sin x dan cos x) ∫ sin x dx = - cos x + C;

(5)

MA1123 KALKULUS ELEMENTER I

Teorema 3 (Kelinearan Integral Tak Tentu) Jika f dan g fungsi dan k adalah konstanta, maka

∫ k.f(x) dx = k.∫ f(x) dx dan

∫ [f(x) + g(x)] dx = ∫ f(x) dx + ∫ g(x) dx.

Contoh 3. ∫ (6x2 + 1) dx = 2 ∫ 3x2 dx + ∫ 1 dx = 2.x3 + x + C.

Teorema 4 (Aturan Pangkat yang Diperumum) Jika r є Q dan r ≠ -1 dan g adalah fungsi yang mem-punyai turunan, maka

(6)

Contoh 4. ∫ (x2 + 1)5.2x dx = (x2 + 1)6/6 + C.

(Di sini kita menerapkan Aturan Pangkat yang Diperumum dengan g(x) = x2 + 1, g’(x) = 2x.)

Contoh 5. Jika g(x) = sin x, maka g’(x) = cos x. Jadi, menurut Aturan Pangkat yang Diperumum, kita peroleh

∫ sin x.cos x dx = (sin x)2/2 + C.

Latihan. Tentukan integral tak tentu di bawah ini. 1. ∫ (x2 + x-2) dx.

(7)

MA1123 KALKULUS ELEMENTER I

Persamaan Diferensial Sederhana

Jika F’(x) = f(x), maka ∫ f(x) dx = F(x) + C. Dalam bahasa diferensial: jika F’(x) = f(x), maka

(*) dF(x) = F’(x) dx = f(x) dx sehingga

∫ dF(x) = ∫ f(x) dx = F(x) + C.

Persamaan (*) merupakan contoh persamaan diferensial yang (paling) sederhana.

(8)

Contoh 6. Tentukan persamaan kurva yang melalui titik (1,2) dan mempunyai turunan 2x di setiap titik (x,y) yang dilaluinya.

Jawab. Misalkan persamaan kurva tersebut adalah y = f(x). Maka, dalam bahasa diferensial, informasi di atas mengatakan bahwa

dy = 2x dx. Integralkan kedua ruas,

∫ dy = ∫ 2x dx. sehingga kita peroleh

y + C1 = x2 + C2

(9)

MA1123 KALKULUS ELEMENTER I

Persamaan y = x2 + C merepresentasikan keluarga

kurva yang mempunyai turunan 2x di titik (x,y).

Sekarang kita akan mencari anggota keluarga kurva tersebut yang melalui titik (1,2). Dalam hal ini kita mempunyai persamaan

2 = 12 + C,

sehingga mestilah C = 1. Jadi persamaan kurva yang kita cari adalah

y = x2 + 1.

(10)

Notasi Sigma

Penjumlahan deret n bilangan a1 + a2 + … + an

dilambangkan dengan notasi sigma

Sebagai contoh,

Teorema 5 (Kelinearan Sigma)

= n i i a 1

= + + + + = 5 1 2 2 2 2 2 2 . 5 4 3 2 1 i i

= = = n n i

i k a

a

k. ;

∑ ∑

= = =

+ =

+

n n n

i i

i

i b a b

a ) .

(11)

MA1123 KALKULUS ELEMENTER I

Beberapa deret khusus (dengan indeks i berjalan dari 1 sampai dengan n), di antaranya:

∑ i = 1 + 2 + … + n = n(n + 1)/2.

∑ i2 = 12 + 22 + … + n2 = n(n + 1)(2n + 1)/6.

∑ i3 = 13 + 23 + … + n3 = n2(n + 1)2/4.

Deret pertama merupakan deret aritmetika n bilangan dengan suku pertama 1 dan beda 1.

(12)

Luas Daerah di Bawah Kurva

Misalkan kita ingin menghitung luas daerah di bawah kurva y =

(13)

MA1123 KALKULUS ELEMENTER I

Perhatikan bahwa deret di ruas kanan dapat kita tulis-ulang sebagai

yang jumlahnya

Jadi, kita kita peroleh hampiran

Dari sini kita amati bahwa Ln → 1/3 bila n → ∞. Jadi, luas daerah yang sedang kita cari adalah 1/3.

[

2 2 2

]

3 1 2 ... ( 1)

1 − + + + n n

.

6

)

1

2

(

)

1

(

3

n

n

n

n

. : 6 ) 1 2 ( ) 1 (

3 Ln

n n n

n

(14)

Integral Tentu

Misalkan f : [a,b] → R kontinu kecuali di sejumlah terhingga titik. Bagi selang [a,b] atas n selang bagian (tak perlu sama panjang), sebutlah titik-titik

pembaginya a = x0 < x1 < x2 < … < xn-1 < xn = b. Himpunan titik-titik ini disebut sebagai

partisi dari [a,b]. Untuk tiap i = 1, …, n, tulis ∆xi = xi – xi-1 (= lebar selang bagian ke-i).

a x1 xn-1 b

a b

(15)

MA1123 KALKULUS ELEMENTER I

Dari tiap selang bagian, pilih sebarang titik ti є [xi-1, xi]. Lalu bentuk penjumlahan berikut

RP = ∑ f(ti).∆xi

dengan indeks i berjalan dari 1 hingga n. Bentuk ini dikenal sebagai jumlah Riemann untuk f terhadap partisi P = {a=x0, x1, …, xn-1, xn=b} dan titik-titik ti.

Contoh 7. Misalkan f(x) = x2, x є [0,1], P = {0, ,

¾, 1}, t1 = ⅓, t2 = ½, t3 = ⅞. Maka jumlah Riemann untuk f terhadap partisi P dan titik-titik ti adalah

(16)

Jumlah Riemann untuk f merupakan hampiran untuk luas daerah di bawah kurva y = f(x), x є [a,b].

Semakin ‘halus’ partisinya, semakin baik hampiran tersebut. Jika

ada, maka f dikatakan terintegralkan pada [a,b] dan

integral tentu f dari a ke b didefinisikan sebagai

Catatan. |P| = maks {∆x : i = 1, …, n}.

=

n

i

i i

P

f

t

x

1 0 |

|

lim

(

).

=

b

a

dx x

f ( )

=

→ ∆

n

i

i i

P f t x

1 0 |

(17)

MA1123 KALKULUS ELEMENTER I

Dalam notasi , kita mengasumsikan bahwa

a < b. Jika a > b, maka kita definisikan

Jika a = b, maka kita definisikan

Catat pula bahwa

b a

dx x

f ( )

b = −

a a b dx x f dx x

f ( ) ( ) .

=

= b a a a dx x f dx x

f ( ) ( ) 0.

b

=

=

a b a b a

du

u

f

dt

t

f

dx

x

(18)

Teorema 6. Jika f terbatas dan kontinu kecuali di sejumlah terhingga titik pada [a,b], maka fungsi f

terintegralkan pada [a,b].

Akibat 7. Fungsi polinom, fungsi rasional, f(x) = | x |, g(x) = √x, s(x) = sin x, dan c(x) = cos x meru-pakan fungsi yang terintegralkan pada sebarang

selang terbatas yang termuat dalam daerah asalnya.

Sampai di sini kita hanya dapat mengatakan apakah sebuah fungsi terintegralkan pada suatu selang,

(19)

MA1123 KALKULUS ELEMENTER I

Namun, untuk menghitung integral tentu fungsi tersebut, selain dengan menggunakan definisinya, memerlukan ‘alat bantu’ yang lebih ampuh.

Teorema Dasar Kalkulus

Salah satu alat bantu untuk menghitung integral tentu adalah Teorema Dasar Kalkulus, yang berbunyi:

Jika f kontinu dan mempunyai anti-turunan F pada [a,b], maka

= −

b

a

a F b

F dx

x

(20)

Catatan. Dalam penghitungan integral tentu, notasi berarti F(b) – F(a).

Contoh 8 (a)

(b)

Teorema 9 (Kelinearan Integral tentu)

]

b a

x F( )

]

1

=

=

=

0 3 1 3 1 1 0 3 2

.

0

3 x

dx

x

]

sin sin 0 1. sin ) (cos 2 / 0 2 2 /

0 = − =

=

π π π x dx x

=

b a b a dx x f k dx x f

k. ( ) . ( ) ;

+ =

+

b b b

dx x g dx x f dx x g x

f ( ) ( )] ( ) ( ) .

(21)

MA1123 KALKULUS ELEMENTER I

Contoh 9. Dengan menggunakan kelinearan integral tentu, kita dapat menghitung

Sifat-sifat Lanjut Integral Tentu

Selain kelinearan, integral tentu juga memenuhi:

Sifat penjumlahan selang:

+ =

+

= +

2

0

2

0

2

0

3 4 3

8 2

2

. 2 )

(x x dx x dx xdx

c =

+

a

b

a

c

b

dx x

f dx

x f dx

x

(22)

Sifat pembandingan: Jika f(x) < g(x) pada [a,b], maka

Sifat keterbatasan: Jika m ≤ f(x) ≤ M pada [a,b], maka

Contoh 10. Pada [0,1] berlaku 1 ≤ √1 + x4 ≤ √2; karena itu menurut sifat keterbatasan

<

b

a

b

a

dx

x

g

dx

x

f

(

)

(

)

.

b

a

a

b

M

dx

x

f

a

b

m

(

)

(

)

(

).

+

1

0

4

.

2

1

(23)

MA1123 KALKULUS ELEMENTER I

Misalkan f terintegralkan pada [a,b]. Definisikan

Di sini, G(x) menyatakan luas daerah di bawah kurva y = f(t), a ≤ t ≤ x (lihat gambar).

Teorema Dasar Kalkulus II. G’(x) = f(x) pada [a,b]; yakni,

=

x

a

dt

t

f

x

G

(

)

(

)

.

].

,

[

),

(

)

(

t

dt

f

x

x

a

b

f

dx

d

x

a

=





a x b

(24)

Contoh 11 (a) (b) (c) (d) . 3 1 3 x dt t dx

d x =

     

. 3 1 3 1 3 x dt t dx d dt t dx d x x − =       − =      

. 16 2 . 3 3 1 3 2 2 1 3 x u dx du dt t du d dt t dx

d x u x u

= =       =      

= . 15

16 3 3

(25)

MA1123 KALKULUS ELEMENTER I

Teorema Nilai Rata-rata Integral

Jika f kontinu pada [a,b], maka terdapat c є [a,b] sedemikian sehingga

Catatan. Nilai f(c) dalam teorema ini disebut nilai rata-rata integral f pada [a,b] (lihat gambar). Per-hatikan bahwa luas daerah di ba-wah kurva y = f(t), t є [a,b], sama dengan f(c)(b – a).

=

b

a

dt

t

f

a

b

c

f

(

)

1

(

)

.

a c b

(26)

Contoh 12. Misalkan f(x) = x2, x є [0,1]. Maka

Jadi nilai rata-rata integral f pada [0,1] adalah ⅓.

Latihan. Tentukan nilai rata-rata integral f(x) = 4x3

pada [1,3].

Substitusi dalam Penghitungan Integral Tentu

Misalkan kita ingin menghitung integral berikut

]

= = − =

1

0

3 1 3

1 1

0 3 2

. 0

3

x

dx x

4 2 + +

. )

1 2

.( x dx

(27)

MA1123 KALKULUS ELEMENTER I

Dengan menggunakan Aturan Pangkat yang Diper-umum, kita dapat menghitung integral tak tentunya:

∫ (x2 + x)½.(2x + 1) dx = (x2 + x)3/2 + C.

Dengan demikian, integral tentu tadi dapat dihitung:

Integral semacam ini, baik integral tentu maupun

integral tak tentu, dapat pula dihitung dengan teknik

substitusi, yang akan kita bahas selanjutnya.

]

+

+

=

+

=

4

0

2 / 3 3

2 4

0 2 / 3 2

3 2 2

/ 1 2

.

)

20

(

)

(

)

1

2

(

)

(28)

Sebagai contoh, untuk menghitung integral tak tentu ∫ (x2 + x)½.(2x + 1) dx, kita gunakan substitusi peubah u = x2 + x, sehingga du = (2x + 1)dx dan integral di atas menjadi ∫ u½ du. Dengan Aturan Pangkat, kita

peroleh

∫ u½ du = u3/2 + C.

Substitusikan kembali u = x2 + x, kita dapatkan

∫ (x2 + x)½.(2x + 1) dx = ⅔(x2 + x)3/2 + C,

(29)

MA1123 KALKULUS ELEMENTER I

Sekarang, untuk menghitung integral tentu

kita lakukan substitusi seperti tadi: u = x2 + x, du = (2x + 1)dx. Selanjutnya kita perhatikan efek substitusi ini terhadap kedua batas integral. Pada saat x = 0, kita peroleh u = 0; sementara pada saat x = 4, kita dapatkan u = 20. Dengan demikian

sama seperti yang kita peroleh sebelumnya.

]

+ + =

= = 4 0 20 0 2 / 3 3 2 20 0 2 / 3 3 2 2 / 1 2 / 1 2 , ) 20 ( ) 1 2 ( )

(x x x dx u du u

4

+

+

0 2 / 1 2

,

)

1

2

(

)

(30)

Catatan. Dalam menghitung integral tentu dengan teknik substitusi, kedua batas integral pada umum-nya berubah dan kita dapat menghitung integral dalam peubah baru tanpa harus mensubstitusikan kembali peubah lama.

Secara umum, dengan melakukan substitusi u = g(x), du = g’(x)dx, kita peroleh

Integral tak tentu: ∫ f(g(x)).g’(x)dx = ∫ f(u) du.

Integral tentu:

=

b

a

b g

a g

du u

f dx

x g

x g f

) (

) (

. )

( )

( ' )). (

(31)

MA1123 KALKULUS ELEMENTER I

Latihan. Hitung integral tentu/tak tentu berikut:

1. ∫ √3x + 2 dx.

2. ∫ cos(3x + 2) dx.

3.

4.

5.

+

1

0

3

. )

2 3

( x dx

/4

0 cos

2

.

π

dx

x x

+

4

1

) 1 (

1

.

3

dt

(32)

SOAL-SOAL BAB V

5.1 no. 1, 5, 10, 15, 22, 23, 32, 33. 5.2 no. 5, 13, 15.

5.3 no. 1, 9, 21, 25. 5.4 no. 19.

5.5 no. 1, 11, 21, 25. 5.6 no. 1, 7, 12, 15, 22.

(33)

MA1123 KALKULUS ELEMENTER I

BAB. VI PENGGUNAAN

INTEGRAL

• Luas Daerah di Bidang

• Volume Benda Pejal di Ruang:

– Metode Cincin

– Metode Kulit Tabung – Metode Irisan Sejajar

(34)

Luas Daerah di Bidang

Diketahui daerah di bidang seperti pada gambar di

samping, bagaimana kita dapat menghitung luas daerah tersebut?

(35)

MA1123 KALKULUS ELEMENTER I

Contoh 1. Hitung luas daerah (tertutup) yang dibatasi oleh kurva y = x2 dan y = x.

Jawab: Misal kita ‘iris’ daerah tersebut secara vertikal, dan

tiap irisannya mempunyai lebar

∆x dan tinggi kira-kira sama dengan x – x2, sehingga

luasnya adalah ∆L ≈ (x – x2)∆x (lihat gambar). Jadi, luas daerah tersebut secara keseluruhan adalah L ≈ ∑x (x – x2)x. Ambil limitnya, kita peroleh

]

=

=

=

1

0

6 1 1

0 3 2

2

.

)

(

x

x

dx

x2 x3

L

y = x

y = x2

1

(36)

Latihan. Hitung luas daerah di Kuadran I yang dibatasi oleh kurva y = 2 – x2, garis y = x, dan sumbu-x. (Petunjuk. Setelah anda menggambar daerah yang dimaksud, irislah daerah tersebut secara horisontal dan taksir luas tiap irisannya.)

Volume Benda Pejal di Ruang; Metode Cincin

Bila suatu daerah D diputar mengelilingi sebuah sumbu, maka akan diperoleh suatu benda putar. Bagaimana menghitung volumenya?

(37)

MA1123 KALKULUS ELEMENTER I

Contoh 2. Daerah yang dibatasi oleh kurva y = x2 dan y = x

diputar mengelilingi sumbu-x. Hitung volume benda putar yang terbentuk.

Jawab: Tiap irisan membentuk cincin dengan jari-jari luar x2, jari-jari dalam x4, dan tebalx, yang

volume-nya adalah ∆V ≈ π(x2 – x4)∆x. Jumlahkan dan ambil limitnya, kita peroleh

[

]

=

=

=

1

0

15 2 1

0 5 3

4 2

.

)

(

π

3 5 π

π

x

x

dx

x x

V

y = x

y = x2

1

(38)

Latihan. Daerah pada Contoh 2 diputar mengelilingi sumbu-y. Hitung volume benda putar yang terbentuk. (Petunjuk. Iris daerah tersebut secara horisontal dan taksir volume cincin yang ter-bentuk dari tiap irisannya.)

Metode Kulit Tabung

Volume benda putar pada soal latihan di atas dapat pula dihitung dengan Metode Kulit Tabung sebagai berikut. Iris daerahnya secara vertikal, sehingga tiap

y = x

y = x2

(39)

MA1123 KALKULUS ELEMENTER I

irisannya akan membentuk su-atu kulit tabung dengan jari-jari x, tinggi x – x2, dan tebal ∆x. Volume kulit tabung tsb adalah

∆V ≈ 2πx(x – x2)∆x.

Jumlahkan dan ambil limitnya, kita peroleh

Anda dapat menghitung integral ini dan bandingkan hasilnya dengan hasil yang Anda peroleh dengan

Metode Cincin.

y = x

y = x2

1

0 ∆x

=

1

0

2

.

)

(

2

x

x

x

dx

(40)

Latihan. Hitung volume benda putar yang terbentuk apabila

daerah yang dibatasi oleh y = x2 dan y = x diputar mengelilingi garis x = 1, dengan (a) Metode

Cincin dan (b) Metode Kulit Tabung.

Metode Irisan Sejajar

Benda putar memiliki penampang berbentuk cakram atau cincin. Volume benda dengan penampang

tertentu secara umum dapat dihitung dengan Metode Irisan Sejajar.

y = x

y = x2

(41)

MA1123 KALKULUS ELEMENTER I

Contoh 3. Alas sebuah benda adalah daerah di Kuadran I yang dibatasi

oleh kurva y = 1 – x2, sumbu-x, dan sumbu-y. Penampangnya yang tegak lurus terhadap sumbu-x berbentuk bujursangkar. Hitung volume benda tersebut.

Jawab: Iris benda tersebut secara tegak lurus ter-hadap sumbu-x. Maka, tiap irisannya berbentuk seperti keping bujursangkar dengan panjang sisi 1 – x2 dan tebal ∆x, sehingga volumenya adalah ∆V ≈ (1 – x2)2∆x. Jumlahkan dan ambil limitnya,

alas benda y = 1-x2

∆x

(42)

kita peroleh volume benda tersebut

Latihan. Alas sebuah benda adalah daerah yang dibatasi oleh lingkaran x2 + y2 = 1.

Penampangnya yang tegak lurus terhadap sumbu-x ber-bentuk bujursangkar. Hitung volume benda tersebut.

=

=

1

0

15 8 2

2

.

)

1

(

x

dx

V

(43)

MA1123 KALKULUS ELEMENTER I

Momen dan Pusat Massa

Misalkan kita mempunyai kawat yang kita letakkan pada garis bilangan real sehingga menutupi selang [a,b]. Misalkan diketahui rapat massa kawat tersebut di titik x adalah ρ(x). Maka, massa potongan kawat yang lebarnya ∆x kurang-lebih akan sama dengan ∆m ≈ ρ(x)∆x.

Jumlahkan dan ambil limitnya, kita peroleh massa kawat tersebut:

= b a

dx x

m

ρ

( ) .
(44)

Kita juga dapat menghitung momennya terhadap titik 0. (Momen = jarak × massa.) Pertama, momen tiap potongan kawat dengan lebar ∆x terhadap 0 adalah ∆M ≈ xρ(x)∆x. Jumlahkan dan ambil limitnya, kita peroleh momen kawat tersebut terhadap 0:

Dengan mengetahui massa kawat dan momennya terhadap 0, kita dapat menentukan pusat massanya, yakni

=

b

a

dx x

x

M

ρ

( ) .

.

)

(

)

(

=

=

b

b

a

dx

x

dx

x

x

m

M

x

(45)

MA1123 KALKULUS ELEMENTER I

Contoh 4. Diketahui kawat dengan panjang 10 cm dan rapat massa di setiap titik sama dengan 3 kali kuadrat jarak titik tsb dari salah satu ujung kawat. Tentukan massa dan pusat massa kawat tersebut.

Jawab: Kita letakkan kawat tersebut sehingga

me-nempati selang [0,10] pada garis bilangan real. Maka, rapat massanya di titik x adalah ρ(x) = 3x2. Massa

kawat tersebut dan momenya terhadap 0 adalah

Jadi, pusat massanya adalah 7,5 cm dari ujung kiri.

=

= 10

0

2

; 1000 3x dx

m =

=

10

0

3

. 7500 3x dx

(46)

Sekarang misalkan kita mem-punyai suatu keping homogen (rapat massanya ρ konstan) yg menempati daerah D yang ter-letak di antara dua kurva, sebut y = f(x) dan y = g(x), seperti

pada gambar. Iris daerah D secara vertikal. Maka, massa, momen terhadap sumbu-y, dan momen ter-hadap sumbu-x dari tiap irisannya adalah

[

]

[

]

[

( ) ( )

]

. ; ) ( ) ( ; ) ( ) ( 2 2

1 f x g x x

(47)

MA1123 KALKULUS ELEMENTER I

Jumlahkan dan ambil limitnya, kita peroleh massa keping dan momennya terhadap kedua sumbu ko-ordinat, yakni

Koordinat pusat massa keping tersebut adalah

[

]

[

]

[

(

)

(

)

]

.

;

)

(

)

(

;

)

(

)

(

2 2 2

1

f

x

g

x

dx

M

dx

x

g

x

f

x

M

dx

x

g

x

f

m

b a x b a y b a

=

=

=

ρ

ρ

ρ

.

;

m

M

y

m

M

(48)

Contoh 5. Diketahui keping homogen dengan rapat massa 1 yang menempati daerah yang dibatasi oleh kurva y = √x dan y = x2. Tentukan massa dan pusat massa keping tersebut.

Jawab. Massa keping tersebut adalah

Momennya terhadap kedua sumbu koordinat adalah

− = = 1 0 2 . 3 1 )
(49)

MA1123 KALKULUS ELEMENTER I

Dengan demikian pusat massanya adalah (9/10,9/10).

(Di sini pusat massanya terletak pada garis y = x, yang merupakan sumbu simetri keping tersebut.)

Latihan. Tentukan massa dan pusat massa keping setengah lingkaran x2 + y2 = 1 bagian atas.

Teorema Pappus. Jika suatu daerah D pada bidang diputar mengelilingi suatu sumbu yang tidak me-motong D, maka volume benda putar yang terbentuk sama dgn luas daerah D kali keliling lingkaran yang ditempuh oleh titik pusat massa D.

(50)

SOAL-SOAL BAB VI

6.1 no. 3, 9, 11, 15, 25.

6.2 no. 1, 9, 13, 19, 27, 32, 33. 6.3 no. 8, 9, 11, 15.

6.8 no. 11, 19, 24.

Referensi

Dokumen terkait

Selain dari itu, integral tentu akan kita gunakan juga untuk menghitung volume benda pejal yaitu benda yang dihasilkan bila suatu daerah diputar dengan suatu sumbu putar.. Panjang

Menentukan Volume Benda Putar Yang Dibatasi Kurva dan Jika Diputar

Jika A diputar mengelilingi sumbu y, maka volume benda putar yang terjadi sama dengan ….. Jawablah pertanyaan di bawah ini

Volume benda putar dari daerah yang diarsir jika diputar mengelilingi sumbu x sejauh 360 0 adalah.. Dalam suatu ulangan matematika siswa diharuskan mengerjakan 9 soal dari

Perhatikan gambar di bawah ini: Jika daerah yang diarsir pada gambar diputar mengelilingi sumbu X sejauh 360  maka volume benda putar yang terjadi adalah … satuan

Jika daerah yang diarsir diputar mengelilingi sumbu-X sejauh 360 ° , maka volume benda putar yang terjadi adalah .... Diketahui tabel distribusi frekuensi

Menentukan Volume Benda Putar yang Dibatasi Kurva f(y) dan g(y) jika Diputar Mengelilingi Sumbu-y Jika daerah yang dibatasi oleh kurva f(y) dan g(y) dengan pada interval [a, b]

Daerah dan diputar terhadap sumbu x sehingga menghasilkan benda putar dengan. volume