SISTEM PENGENDALIAN INTERN
PEMERINTAH (SPIP) DAN
PERANAN APIP DALAM REVIU
LAPORAN KEUANGAN
WITH YOU, WE BUILD PUBLIC TRUST
SPI adalah Proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas
tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset
negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan (PP 60/2008, Bab I Ps. 1 butir 1)
SPI adalah Proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas
tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset
negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan (PP 60/2008, Bab I Ps. 1 butir 1)
SPIP adalah sistem pengendalian intern (SPI) yang
diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah
(PP 60/2008, Bab I Ps. 1 butir 2)
SPIP adalah sistem pengendalian intern (SPI) yang
diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah
(PP 60/2008, Bab I Ps. 1 butir 2)
Latar Belakang Dibutuhkannya SPI
Memenuhi ketentuan UU No 15 Tahun 2004 tentang
Memenuhi ketentuan UU No 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara pasal 12 yang menyatakan bahwa
Keuangan Negara pasal 12 yang menyatakan bahwa
“Dalam rangka
“Dalam rangka
pemeriksaan keuangan
pemeriksaan keuangan
dan/atau
dan/atau
kinerja, pemeriksa melakukan
kinerja, pemeriksa melakukan
pengujian dan
pengujian dan
penilaian
penilaian atas pelaksanaan
atas pelaksanaan
Sistem Pengendalian
Sistem Pengendalian
Intern pemerintah
Intern pemerintah
”.
”.
Berdasarkan UU No 15 Tahun 2006 tentang BPK pasal 1
Berdasarkan UU No 15 Tahun 2006 tentang BPK pasal 1
menyatakan bahwa “BPK adalah
menyatakan bahwa “BPK adalah
lembaga negara
lembaga negara
yang bertugas untuk
yang bertugas untuk
memeriksa pengelolaan dan
memeriksa pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara
tanggung jawab keuangan negara
”.
”.
Pasal 55 ayat (4) : Menteri/ Pimpinan lembaga selaku Pengguna
Anggaran/Pengguna Barang memberikan pernyataan bahwa
pengelolaan APBN telah diselenggarakan
berdasarkan Sistem
Pengendalian Intern yang memadai dan akuntansi keuangan telah
diselenggarakan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP).
Pasal 58 ayat (1) dan (2) : Dalam rangka
meningkatkan kinerja, transparansi dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, Presiden selaku Kepala Pemerintah mengatur dan
menyelenggarakan Sistem Pengendalian Intern di
lingkungan pemerintah secara menyeluruh. SPI
ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah.
DASAR HUKUM SISTEM PENGENDALIAN
INTERN PEMERINTAH
6
PP NOMOR 60 TAHUN 2008 Pasal 2 ayat (1)
Berpedoman kepada SPIP
Untuk menyampai pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel, Menteri/ Pimpinan Lembaga, Gubernur dan Bupati/Walikota WAJIB
melakukan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan
7
Untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi
tercapainya :
a) Efektivitas dan Efisiensi pencapaian tujuan
penyelenggaraan pemerintahan negara
b) Keandalan Laporan Keuangan
c) Pengamanan aset negara
d) Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
8
PEMANTAUAN PENGENDALIAN INTERN
INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Adalah kondisi dalam instansi pemerintah
SPIP
PengendalianLingkunganKebijakan yang Sehat tentang Pembinaan SDM
Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang Tepat Struktur Organisasi yang Sesuai
Kebutuhan
Kepemimpinan yang Kondusif Komitmen terhadap Kompetensi
Penegakan Integritas dan Etika
Peran APIP yang Efektif
1. Penegakan Integritas dan Nilai Etika
a. Menerapkan aturan perilaku serta kebijakan lain yg berisi ttg standar perilaku etis
b. Memberikan keteladanan pelaksanaan aturan perilaku pada setiap
tingkat
c. Pekerjaan dilaksanakan dengan tingkat etika yg tinggi d. Menegakkan tindakan disiplin
e. Menjelaskan dan mempertanggungjawabkan intervensi atau pengabaian atas pengendalian intern
2. Komitmen Terhadap Kompetensi
a. Pimpinan mengidentifikasi dan menetapkan tupoksi masing-masing posisi
b. Menyusun standar kompetensi untuk setiap tupoksi
c. Menyelenggarakan Latbim untuk meningkatkan kompetensi
3. Kepemimpinan Yang Kondusif
a. Mempertimbangkan resiko dlm pengambilan keputusan b. Menerapkan manajemen berbasis kinerja
c. Mendukung fungsi tertentu dlm penerapan SPIP d. Perlindungan atas aset dan informasi
e. Interaksi yg intensif dengan pimpinan yg lebih rendah
f. Sikap positif dan responsif thd pelaporan keuangan, penganggaran,
program dan kegiatan
g. Tidak ada mutasi pegawai berlebihan pada fungsi-fungsi kunci.
4. Struktur Organisasi
a. Disesuaikan dengan ukuran dan sifat kegiatan
b. Memberikan kejelasan wewenang dan tanggung jawab
c. Kejelasan hubungan dan jenjang pelaporan intern instansi
d. Melaksanakan evaluasi dan penyesuaian struktur organisasi dengan
perubahan lingkungan strategis
5. Pendelegasian Wewenang dan Tanggung jawab Yang Tepat
a. Diberikan kepada pegawai yang tepat sesuai dengan tingkat
tanggung jawabnya
b. Pegawai yang diberi wewenang sebagaimana dimaksud dalam
huruf a memahami wewenang dan tanggung jawab yang diberikan.
c. Pegawai yang diberi wewenang sebagaimana dimaksud dalam
huruf b memahami bahwa pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab terkait dengan penerapan SPIP
6. Kebijakan Yang Sehat tentang Pembinaan SDM
a. Penetapan kebijakan dan prosedur sejak rekrutmen sampai
dengan pemberhentian pegawai
b. Penelusuran latar belakang calon pegawai dalam proses
rekrutmen;
7. Peran APIP yang Efektif
a. Memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan,
efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah
b. memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas
manajemen risiko dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah
c. memelihara dan meningkatkan kualitas tata
kelolapenyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah
8. Hubungan Kerja Yang Baik
SPIP
Penilaian Risiko Identifikasi RisikoPENILAIAN RISIKO
1. Identifikasi Risikoa. Menggunakan metodologi identifikasi risiko yang sesuai tujuan Instansi
Pemerintah dan tingkatan kegiatan
b. Mengidentifikasi dari faktor eksternal dan internal dengan menggunakan
mekanisme yang memadai.
c. Melaksanakan penilaian atas adanya faktor lain yang dapat meningkatkan
risiko
d. Mengidentifikasi secara keseluruhan dan pada setiap tingkatan
2. Analisis Risiko
a. Menentukan dampak risiko terhadap pencapaian tujuan b. Mengidentifikasi Risiko dari faktor eksternal dan internal
c. Menerapkan prinsip kehati-hatian yang diakibatkan oleh
perubahan-perubahan dalam pemerintahan, ekonomi, industri, peraturan, operasional atau kondisi lain yang dapat mempengaruhi tercapainya maksud dan tujuan Instansi Pemerintah secara keseluruhan.
d. Memberikan perhatian khusus terhadap risiko yang menuntut perhatian
SPIP
KegiatanPengendalian
Pembinaan Sumber Daya Manusia
Pengendalian Pengelolaan Sistem Informasi
Pengendalian Fisik atas Aset
Penetapan & Reviu Indikator & Ukuran Kinerja
Pemisahan Fungsi
Otorisasi Transaksi dan Kejadian Penting
Pencatatan yang Akurat dan Tepat Waktu
Pembatasan Akses atas Sumber Daya
Akuntabilitas terhadap Sumber Daya Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah
1. Reviu Atas Kinerja Instansi Pemerintah Yang Bersangkutan
a. Reviu pada Tingkat Puncak – Pimpinan Instansi
Pemerintah memantau pencapaian kinerja Instansi Pemerintah dibandingkan rencana sebagai tolok ukur kinerja.
b. Reviu Manajemen pada Tingkat Kegiatan – Pimpinan
Instansi pemerintah mereviu kinerja dibandingkan tolok ukur kinerja.
2. Pembinaan Sumber Daya Manusia Komentar/Catatan
a. Pemahaman bersama atas visi, misi, tujuan, nilai, dan strategi Instansi Pemerintah.
b. Strategi pembinaan sumber daya manusia yang utuh
c. Strategi perencanaan sumber daya manusia yang spesifk dan eksplisit
d. Persyaratan jabatan dan menetapkan kinerja yang diharapkan
e. Pimpinan Instansi Pemerintah membangun kerja sama tim,
mendorong penerapan visi Instansi, dan mendorong umpan
f. Sistem manajemen kinerja Instansi Pemerintah mendapat prioritas tertinggi dari pimpinan Instansi pemerintah.
g. Prosedur untuk memastikan bahwa pegawai dengan kompetensi tepat yang direkrut dan dipertahankan.
h. Pegawai diberikan orientasi, pelatihan dan kelengkapan kerja i. Sistem kompensasi dan penghargaan untuk mendorong
pegawai melakukan tugas dengan kemampuan maksimal. j. Program kesejahteraan dan fasilitas untuk meningkatkan
kepuasan dan komitmen pegawai
k. Pengawasan atasan secara berkesinambungan
l. Pegawai diberikan evaluasi kinerja dan umpan balik yang bermakna, jujur, dan konstruktif untuk membantu pegawai memahami hubungan antara kinerjanya dan pencapaian tujuan Instansi Pemerintah
3. Pengendalian Pengelolaan Sistem Informasi
a.
Pengendalian umum
b.
Pengendalian aplikasi
4.
Pengendalian Fisik Atas Aset
a.
Penetapkan, pengimplementasikan, dan pengkomunikasikan
rencana identifikasi, kebijakan, dan prosedur
b.
Penetapan, pengimplementasikan, dan pengkomunikasikan
rencana pemulihan setelah bencana (
disaster recovery plan
)
5.
Penetapan Dan Reviu Indikator Dan Ukuran Kinerja
a.
Ukuran dan indikator kinerja ditetapkan untuk tingkat
Instansi Pemerintah, kegiatan, dan pegawai.
b.
Instansi Pemerintah mereviu dan memvalidasi periodik atas
c. Faktor penilaian pengukuran kinerja dievaluasi untuk meyakinkan bahwa faktor tersebut seimbang dan terkait dengan misi, sasaran, dan tujuan serta mengatur insentif yang pantas untuk mencapai tujuan dengan tetap memperhatikan peraturan perundang-undangan.
d. Data capaian kinerja dibandingkan secara terus-menerus dengan sasaran yang ditetapkan dan selisihnya dianalisis lebih lanjut.
6. Pemisahan Fungsi
a. Tidak seorangpun diperbolehkan mengendalikan seluruh aspek utama transaksi atau kejadian.
c. Tugas dilimpahkan secara sistematik ke sejumlah orang untuk memberikan keyakinan adanya checks and balances.
d. Jika memungkinkan, tidak seorangpun diperbolehkan menangani sendiri uang tunai, surat berharga, dan aset berisiko tinggi lainnya. e. Saldo bank direkonsiliasi oleh pegawai yang tidak memiliki tanggung
jawab atas penerimaan, pengeluaran, dan penyimpanan kas.
f. Pimpinan Instansi Pemerintah mengurangi kesempatan terjadinya kolusi karena adanya kesadaran bahwa kolusi mengakibatkan ketidakefektifan pemisahan fungsi.
7. Otorisasi Transaksi Dan Kejadian Penting
a. Memberikan keyakinan bahwa hanya transaksi dan kejadian yang valid diproses dan dientri, sesuai dengan keputusan dan arahan pimpinan Instansi Pemerintah Dokumentasi yang mencakup identifikasi, penerapan, dan evaluasi atas.
c. Otorisasi yang secara spesifik
d. Otorisasi yang ketentuan peraturan perundang-undangan dan ketentuan pimpinan Instansi Pemerintah
8. Pencatatan Yang Akurat dan Tepat Waktu
a. Transaksi dan kejadian diklasifikasikan dengan tepat dan dicatat dengan segera sehingga tetap relevan, bernilai, dan berguna bagi pimpinan Instansi Pemerintah dalam mengendalikan kegiatan dan dalam pengambilan keputusan.
9. Pembatasan Akses Atas Sumber Daya
a.Risiko penggunaan secara tidak sah atau kehilangan dikendalikan dengan membatasi akses ke sumber daya dan pencatatannya hanya kepada pegawai yang berwenang.
b.Penetapan pembatasan akses untuk penyimpanan secara periodik direviu dan dipelihara.
c.Pimpinan Instansi Pemerintah mempertimbangkan faktor-faktor seperti nilai aset, kemudahan dipindahkan tingkat akses
10. Akuntabilitas Terhadap Sumber
a.Pertanggungjawaban atas penyimpanan, penggunaan, dan pencatatan sumber daya ditugaskan pegawai khusus.
b.Penetapan pertanggungjawaban akses untuk penyimpanan sumber daya secara periodik direviu dan dipelihara.
c.Pembandingan berkala antara sumber daya dengan pencatatan akuntabilitas.
11. Dokumentasi Atas Sistem Pengendalian Intern
a. Adanya dokumentasi tertulis mengenai SPI serta seluruh catatan transaksi dan kejadian penting.
b. Dokumentasi tersedia setiap saat pemeriksan
c. Dokumentasi mencakup identifikasi, penerapan, dan evaluasi atas tujuan dan fungsi Instansi Pemerintah
d. Dokumentasi yang mencakup mencakup dokumentasi mengenai sistem informasi otomatis, pengumpulan dan penanganan data, serta pengendalian umum dan pengendalian aplikasi.
e. Dokumentasi atas transaksi dan kejadian penting yang lengkap dan akurat sehingga memudahkan penelusuran transaksi dan kejadian penting sejak otorisasi, inisiasi, pemrosesan, hingga penyelesaian.
f. Terdapat dokumentasi baik dalam bentuk catatan maupun elektronis.
Informasi
adalah data yang telah diolah yang
dapat digunakan untuk pengambilan keputusan
dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi
Instansi Pemerintah
SPIP
KomunikasiInformasi & Sarana KomunikasiINFORMASI & KOMUNIKASI
1. Sarana dan Komunikasi
a. Buku pedoman kebijakan dan prosedur, b. Surat edaran,
c. Memorandum,
d. Papan pengumuman,
e. Situs internet dan intranet, f. Rekaman video,
g. E-mail,
h. Arahan lisan, dan
i. Tindakan pimpinan yang mendukung implementasi SPI
2. Manajemen Sistem Informasi
a. Pimpinan Instansi perlu mempertimbangkan manajemen sistem informasi,
b. Mekanisme identifkasi kebutuhan informasi,
c. Perkembangan dan kemajuan teknologi informasi, d. Pemantauan mutu informasi, dan
SPIP
Pemantauan Pengendalian
Intern
Pemantauan Berkelanjutan
Evaluasi Terpisah
1. Pemantauan Berkelanjutan
a. Memiliki strategi untuk menyakinkan
b. Mendapatkan informasi yang fungsinya pengendalian secara
efektif
c. Komunikasi dengan pihak eksternal
d. Struktur organisasi dan supervisi yang memadai
e. Membandingkan data yang tercatat dalam sistem informasi
dan keuangan dengan aset fisik.
f. Menindaklanjuti rekomendasi penyempurnaan pengendalian
internal
g. Meminta masukan tentang efektivitas pengendalian intern h. Tingkat kepatuhan terhadap kode etik atau peraturan bagi
2. Evaluasi Terpisah
a. Metodologi evaluasi pengendalian intern harus logis dan
memadai
b. Memiliki sumber daya, kemampuan, dan independensi
memadai
c. Kelemahan yang ditemukan segera diselesaikan
3. Tindak Lanjut
a. Memiliki mekanisme untuk meyakinkan ditindaklanjutinya
temuan audit atau reviu lainnya dengan segera
b. Pimpinan Instansi Pemerintah tanggap terhadap temuan dan
rekomendasi audit dan reviu lainnya guna memperkuat pengendalian intern
c. Menindaklanjuti temuan dan rekomendasi audit dan reviu
SPIP Undang Keuangan Negara:
Kegiatan yang Efektif & Efsien
Keandalan Pelaporan Keuangan
Pengamanan
PENGENDALIAN INTERN
PENGAWASAN MELEKAT
vs
SPIP
NO URAIAN WASKAT SPIP
1 Definisi Alat Proses
2 Sifat Statis Dinamis
3 Framework 8 Unsur Sisdalmen 5 Unsur
4 Tanggungjawab
Pelaksanaan Atasan Langsung Seluruh pegawai dalam organisasi
5 Keberadaan Berdiri Sendiri Terintegrasi
6 Penekanan Pengawasan Atasan Langsung
Pengawasan Fungsional
Pengawasan Intern
Seluruh proses kegiatan
audit, reviu, evaluasi,
pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain
terhadap
penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka
memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah
dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan
secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam
mewujudkan tata kepemerintahan yang baik.
Seluruh proses kegiatan
audit, reviu, evaluasi,
pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain
terhadap
penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka
memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah
dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan
secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam
mewujudkan tata kepemerintahan yang baik.
38
PP NOMOR 60 TAHUN 2008 Pasal 47 ayat (1)
Menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota bertanggung jawab atas efektivitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern di lingkungan masing-masing.
a. pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah termasuk akuntabilitas keuangan negara
b. Pembinaan penyelenggaraan SPIP
(PP 60/2008, Ps. 47 ayat (2))
Dilakukan oleh :
APIP
a. BPKP;
b. Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsional
melaksanakan pengawasan intern;
c. Inspektorat Propinsi; dan d. Inspektorat Kabupaten/Kota
(PP 60/2008, Ps. 49 ayat (1))
a. BPKP;
b. Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsional
melaksanakan pengawasan intern;
c. Inspektorat Propinsi; dan d. Inspektorat Kabupaten/Kota
(PP 60/2008, Ps. 49 ayat (1))
BPKP melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan tertentu yang meliputi:
a.kegiatan yang bersifat lintas sektoral;
b.kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara; dan
c.kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden. (PP 60/2008, Ps. 49 ayat (2))
BPKP melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan tertentu yang meliputi:
a.kegiatan yang bersifat lintas sektoral;
b.kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara; dan
c.kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden.
(PP 60/2008, Ps. 49 ayat (2))
a. Penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP b. Sosialisasi SPIP
c. Pendidikan & pelatihan SPIP
d. Pembimbingan & konsultansi SPIP e. Peningkatan kompetensi auditor APIP (PP 60/2008, Ps. 59 ayat (1))
a. Penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP b. Sosialisasi SPIP
c. Pendidikan & pelatihan SPIP
d. Pembimbingan & konsultansi SPIP e. Peningkatan kompetensi auditor APIP (PP 60/2008, Ps. 59 ayat (1))
5
PEMBINAAN PENYELENGGARAAN SPIP
Dilakukan oleh :
BPKP
(PP 60/2008, Ps. 59 ayat (1)) Dilakukan oleh :
BPKP
41
Kegiatan yang Bersifat Lintas Sektoral :
Merupakan kegiatan yang dalam pelaksanaannya melibatkan dua atau lebih kementerian negara/lembaga atau pemerintah daerah yang tidak dapat dilakukan pengawasan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah kementerian negara/lembaga, provinsi, atau kabupaten/kota karena keterbatasan kewenangan. (Penjelasan PP 60/2008, Ps. 49 ayat (2) huruf a)
Pengawasan Intern dilakukan melalui :
a. audit; b. reviu; c. evaluasi;
d. pemantauan; dan
e. kegiatan pengawasan lainnya.
(PP 60/2008, Ps. 48 ayat (2))
Audit terdiri atas :
a. Audit Kinerja; dan
b. Audit dengan Tujuan Tertentu.
Melalui:
1. Kegiatan yg Efektif & Efisien
2. Keandalan Lap Keu 3. Pengamanan Aset 4. Ketaatan Peraturan
FRAMEWORK
PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH PASCA PP SPIP
1 2
Peran dan Fungsi Pengawasan Intern
PP 60/2008 tentang Sistem Pengendalian Internal
Pemerintah yaitu melakukan pengawasan intern
yang mengarah pada counseling partner
1.Bukan hanya mencari daftar kesalahan tetapi
menjadi penyedia daftar solusi nyata
2.Bukan lagi pengawasan kantor per kantor tetapi
menjadi pengawasan yang bersifat luas dalam
program/kegiatan/tujuan.
3.Bukan lagi pemberian rekomendasi parsial dan
normatif tetapi usulan konsep policy recomendation
yang menyeluruh dan implementatif.
PP 60/2008 tentang Sistem Pengendalian Internal
Pemerintah yaitu melakukan pengawasan intern
yang mengarah pada counseling partner
1.Bukan hanya mencari daftar kesalahan tetapi
menjadi penyedia daftar solusi nyata
2.Bukan lagi pengawasan kantor per kantor tetapi
menjadi pengawasan yang bersifat luas dalam
program/kegiatan/tujuan.
45
Bukti
transaksi Jurnal
Buku Besar
Laporan Keuangan
Pencatatan Pengikhtisaran Pelaporan
AKUNTANSI
Review = Tidak Menguji Bukti
Audit adalah :
Proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi bukti yang dilakukan secara independen, obyektif dan profesional berdasarkan standar audit, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, efektivitas, efisiensi, dan keandalan informasi pelaksanaan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah.
(Penjelasan PP 60/2008, Ps. 48 ayat (2) huruf a)
Audit adalah :
Proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi bukti yang dilakukan secara independen, obyektif dan profesional berdasarkan standar audit, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, efektivitas, efisiensi, dan keandalan informasi pelaksanaan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah.
(Penjelasan PP 60/2008, Ps. 48 ayat (2) huruf a)
5
DEFINISI AUDIT VS REVIU
Reviu adalah :
Penelaahan ulang bukti-bukti suatu kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, standar, rencana, atau norma yang telah ditetapkan.
(Penjelasan PP 60/2008, Ps. 48 ayat (2) huruf b)
Reviu adalah :
Penelaahan ulang bukti-bukti suatu kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, standar, rencana, atau norma yang telah ditetapkan.
5
PERBEDAAN AUDIT DAN REVIU
ASPEK AUDIT REVIU
Keyakinan Memadai Terbatas
Sistem Pengendalian
Intern Dasar Menilai Resiko Audit Telaah + Rekomendasi Output Opini Rekomendasi + Dasar
1. Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsional melaksanakan pengawasan intern melakukan reviu atas laporan keuangan kementerian negara/lembaga sebelum disampaikan menteri/pimpinan lembaga kepada Menteri Keuangan.
2. Inspektorat Provinsi melakukan reviu atas laporan keuangan pemerintah daerah provinsi sebelum disampaikan gubernur
kepada Badan Pemeriksa Keuangan.
3. Inspektorat Kabupaten/Kota melakukan reviu atas laporan keuangan pemerintah daerah kabupaten/kota sebelum
disampaikan bupati/walikota kepada Badan Pemeriksa Keuangan.
4. BPKP melakukan reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat sebelum disampaikan Menteri Keuangan kepada Presiden.
1. Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsional melaksanakan pengawasan intern melakukan reviu atas laporan keuangan kementerian negara/lembaga sebelum disampaikan menteri/pimpinan lembaga kepada Menteri Keuangan.
2. Inspektorat Provinsi melakukan reviu atas laporan keuangan pemerintah daerah provinsi sebelum disampaikan gubernur
kepada Badan Pemeriksa Keuangan.
3. Inspektorat Kabupaten/Kota melakukan reviu atas laporan
keuangan pemerintah daerah kabupaten/kota sebelum disampaikan bupati/walikota kepada Badan Pemeriksa Keuangan.
4. BPKP melakukan reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat sebelum disampaikan Menteri Keuangan kepada Presiden.
5
Siapakah yang melakukan Reviu?
Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara menetapkan standar reviu atas laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) untuk digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan reviu atas laporan keuangan oleh aparat pengawasan intern pemerintah.
Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara menetapkan standar reviu atas laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) untuk digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan reviu atas laporan keuangan oleh aparat pengawasan intern pemerintah.
5
Standar Reviu atas Laporan Keuangan
(PP 60/2008, Ps. 57 ayat (5))
PMK No. 41/PMK.09/2010 tanggal 22 Pebruari 2010 tentang Standar Reviu atas Laporan Keuangan Kementerian Negara/
Lembaga
PMK No. 41/PMK.09/2010 tanggal 22 Pebruari 2010 tentang Standar Reviu atas Laporan Keuangan Kementerian Negara/
50
Penelaahan atas penyelenggaraan akuntansi dan penyajian LK oleh auditor Aparat Pengawasan Intern K/L yang kompeten untuk memberikan keyakinan terbatas bahwa akuntansi telah diselenggarakan berdasarkan SAI dan LK telah disajikan sesuai dengan SAP, dalam upaya membantu Menteri/Pimpinan Lembaga untuk menghasilkan LK yang berkualitas
PENGERTIAN REVIU LK K/L
(menurut PMK No. 41/PMK.09/2010 tentang Standar Reviu atas Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga)
Serangkaian kegiatan
pemrosesan data untuk
menghasilkan LKKL, mulai dari pengumpulan, pencatatan, dan pengikhtisaran data transaksi
Serangkaian kegiatan
pemrosesan data untuk
menghasilkan LKKL, mulai dari pengumpulan, pencatatan, dan pengikhtisaran data transaksi
Pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan Kementerian
Negara/Lembaga (Neraca, LRA, CaLK)
Pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan Kementerian
Negara/Lembaga (Neraca, LRA, CaLK)
• Akurasi, keandalan, dan keabsahan informasi
• Pengakuan,
pengukuran, dan pelaporan transaksi sesuai SAP
• Tidak mencakup pengujian atas : SPI, catatan akuntansi, dan dokumen
sumber, respon permintaan keterangan
• Akurasi, keandalan, dan keabsahan informasi
• Pengakuan,
pengukuran, dan pelaporan transaksi sesuai SAP
• Tidak mencakup pengujian atas : SPI, catatan akuntansi, dan dokumen
sumber, respon permintaan keterangan
Penyelenggaraa n Akuntansi
Penyelenggaraa n Akuntansi
Penyajian LKKL
Penyajian LKKL Keyakinan
Terbatas
Definisi Standar Reviu
Menjalankan
reviu LK K/L
Mengevalua
si
pelaksanaan
reviu LK K/L
prasyarat yg diperlukan
Standar
Reviu
PMK-41 Pasal1
Juknis
tata cara pelaksanaan
PMK-41 Pasal 3 (2)
51
Tujuan Standar Reviu
memberikan
prinsip-prinsip dasar
yang diperlukan
dalam praktik reviu
menyediakan
kerangka untuk
menjalankan dan
meningkatkan nilai
tambah reviu
menetapkan
dasar-dasar untuk
mengevaluasi
pelaksanaan reviu
mendorong
peningkatan
kualitas LK K/L
Kenapa perlu Standar Reviu?
PMK-41 Pasal 2
Definisi Reviu
53
Reviu
LK K/L
penelaahan atas penyelenggaraan akuntansi dan penyajian LK K/L
auditor aparat pengawasan intern yg kompeten
membantu Menteri/Pimpinan Lembaga untuk menghasilkan LK K/L yang berkualitas
memberikan keyakinan terbatas bahwa
pelaksanaan reviu
Tujuan Reviu
Membantu terlaksananya penyelenggaraa
n akuntansi dan penyajian LK K/L
Memberikan
keyakinan terbatas mengenai akurasi,
keandalan, dan keabsahan informasi
LK K/L serta pengakuan, pengukuran, dan pelaporan transaksi
sesuai dengan SAP
LK
berkualitas
Pereviu bersama-sama dengan unit akuntansi
harus segera melakukan perbaikan dan/atau
koreksi secara berjenjang
Kelemahan dan/atau kesalahan
Pengujian: • sistem pengendalian intern
• catatan akuntansi & dokumen sumber • respon atas permintaan keterangan
AUDIT
Ruang Lingkup Reviu
• Penelaahan atas penyelenggaraan akuntansi dan penyajian LK K/L
• Penelaahan atas catatan akuntansi dan dokumen sumber yg diperlukan
REVIU
Titik berat pada unit
akuntansi dan/atau akun yang berpotensi tinggi terhadap permasalahan
Pendekatan berjenjang
Aktivitas:
• penelusuran ke catatan & dokumen sumber
• permintaan keterangan • analitik
Sasaran Reviu
Menteri/ Pimpinan
Lembaga
memperoleh
keyakinan
bahwa penyelenggaraan
akuntansi telah sesuai
dengan SAI dan LK K/L
disajikan sesuai dengan
SAP
dapat menghasilkan
LK K/
L yang berkualitas
Waktu Pelaksanaan Reviu
R E V I U
LK
berkualitasberkualitasberkualitas
LK
LK
Pelaksanaan anggaran
dan penyusunan LK K/L
• Tidak menunggu LK selesai disusun
• Cukup waktu dalam membantu
menghasilkan LK yg berkualitas
Keyakinan Terbatas
Akurasi Informasi
Kehandalan Informasi
Keabsahan Informasi
Pengakuan Transaksi Sesuai SAP
Pengukuran Transaksi sesuai SAP
Pelaporan Transaksi sesuai SAP
Keyakinan
Terbatas
harso@2010
Pendampingan selama
pemeriksaan BPK
Tahapan Reviu
perencanaan
pelaksanaan
pelaporan
• penentuan obyek, proses dan akun yang akan direviu • pemilihan
langkah-langkah reviu
• penelaahan atas penyelenggaraan akuntansi dan LK K/L pada unit reviu
• penyusunan KKR
• penyusunan :
Catatan Hasil Reviu Ikhtisar Hasil Reviu Laporan Hasil Reviu
59
Aktivitas Pendampingan
• Menjelaskan kepada BPK mengenai hasil reviu atas LK K/L agar dapat digunakan oleh BPK;
• Mendukung kelancaran pelaksanaan pemeriksaan BPK;
• Mengantisipasi permasalahan/kendala yang dihadapi oleh unit akuntansi pada saat pelaksanaan pemeriksaan LK K/L oleh BPK; • Membantu penyamaan persepsi unit akuntansi terhadap temuan
hasil pemeriksaan BPK;
• Mendampingi unit akuntansi dalam pertemuan akhir dengan BPK untuk membahas hasil pemeriksaan atas LK K/L; dan
• Mendorong unit akuntansi untuk segera memperbaiki LK K/L berdasarkan hasil pemeriksaan BPK
harso@2010
60
Peran APIP Itjen Kemenkeu
61
Rekomendasi Panja Perumus Kesimpulan DPR terhadap RUU tentang Pertanggungjawaban atas Pelaksanaan APBN T.A. 2009 :
Agar Pemerintah mengoptimalkan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) untuk melakukan reviu atas LKPP dan LK K/L
Itjen Kemenkeu telah melakukan :
1.Reviu terhadap LK BA 015 dan LK BA BUN, serta LK BUN
2.Penyusunan dan penyiapan Standar Reviu LK K/L
3.Pendampingan selama pemeriksaan BPK
4.Tindak lanjut temuan pemeriksaan BPK
5.Pembinaan dan pemberian konsultasi dan motivasi untuk
With You, We Build Public Trust
sekian
sekian
erima Kasih ...