• Tidak ada hasil yang ditemukan

RPP dan Suhu dan kalor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "RPP dan Suhu dan kalor"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMAN 4 SURAKARTA

Mata Pelajaran : Fisika

Pokok Bahasan : Suhu dan Kalor Kelas / Semester : XI / I

Alokasi Waktu : 12 JP

A. Tujuan Pembelajaran

1.1.1. Melalui diskusi, siswa dapat menjelaskan konsep dari suhu dengan benar

1.1.2 Melalui diskusi, siswa dapat memformulasikan konsep konversi suhu dengan benar

1.1.3 Melalui diskusi, siswa dapat menjelaskan konsep perubahan suhu pada suatu zat dengan benar

1.1.4 Melalui diskusi, siswa dapat menjelaskan konsep pemuaian pada zat padat dengan benar

1.1.5 Melalui diskusi, siswa dapat memformulasikan persamaan konsep pada pemuaian zat padat dengan benar

1.1.6 Melalui diskusi, siswa dapat menjelaskan manfaat dari pemuaian zat padat dengan benar

1.1.7 Melalui diskusi, siswa dapat menjelaskan konsep pemuaian pada zat cair dengan benar

1.1.8 Melalui diskusi, siswa dapat memformulasikan persamaan konsep pada pemuaian zat cair dengan benar

1.1.9 Melalui diskusi, siswa dapat menjelaskan manfaat dari pemuaian zat cair dengan benar

1.1.1 0

Melalui diskusi, siswa dapat menjelaskan konsep pemuaian pada gas dengan benar

1.1.1 1

Melalui diskusi, siswa dapat memformulasikan persamaan konsep pada pemuaian gas dengan benar

1.1.1 2

Melalui diskusi, siswa dapat menjelaskan manfaat dari pemuaian gas dengan benar

(2)

3 wujud zat dengan benar

Melalui diskusi siswa dapat menjelaskan manfaat perubahan wujud zat dengan benar

1.1.1 6

Melalui diskusi siswa dapat menjelaskan konsep kalor dengan benar

Melalui diskusi siswa dapat memformulasikan persamaan kalor jenis dengan benar kapasitas kalor dengan benar

1.1.2

Melalui eksperimen dan diskusi siswa dapat memformulasikan persamaan Azas Black dengan tepat

1.1.2 3

Melalui eksperimen siswa dapat menjelaskan konsep perpindahan kalor dengan benar

1.1.2 4

Melalui eksperimen dan diskusi siswa dapat memformulasikan persamaan laju perpindahan kalor dengan benar

1.1.2

3.5. Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor yang meliputi karakteristik termal suatu bahan, kapasitas, dan konduktivitas kalor pada kehidupan sehari-hari

4.5. Merencanakan dan melakukan percobaan tentang karakteristik termal suatu bahan, terutama terkait dengan kapasitas dan konduktivitas kalor, beserta presentasi hasil dan makna fisisnya

(3)

1.2.1 Menunjukkan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas adanya suhu dan kalor sehingga dapat dimanfaatkan untuk mempermudah kehidupan manusia

2. Indikator KD pada KI-2

2.1.1 Menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi dalam mengamati peristiwa perubahan suhu dalam kehidupan sehari-hari

2.1.2 Menunjukkan sikap teliti dalam melakukan eksperimen

2.1.3 Menunjukkan sikap bertanggungjawab dalam melaksanakan kegiatan percobaan Azas Black

2.1.4 Menunjukkan sikap kerjasama dalam melakukan percobaan, diskusi, membuat kesimpulan untuk percobaan Azas Black 2.1.5 Menunjukkan sikap bertanggungjawab dalam melaksanakan

kegiatan percobaan perpindahan kalor

2.1.6 Menunjukkan sikap kerjasama dalam melakukan percobaan, diskusi, membuat kesimpulan untuk percobaan perpindahan kalor

2.1.7 Menunjukkan sikap menghargai kerja individu dan kelompok dalam setiap kegiatan yang dilakukan

3. Indikator KD pada KI-3

3.1.1 Mendefinisikan pengertian suhu 3.1.2 Memahani konsep konversi suhu 3.1.3 Memformulasikan konversi suhu

3.1.4 Memahami konsep perubahan suhu pada suatu zat 3.1.5 Memahami konsep pemuaian pada zat padat 3.1.6 Memahami konsep muai panjang

3.1.7 Memformulasikan persamaan muai panjang

3.1.8 Menjelaskan manfaat dari muai panjang dalam kehidupan sehari-hari

3.1.9 Memahami konsep muai luas 3.1.1

0

Memformulasikan persamaan muai luas

Menjelaskan manfaat dari muai luas dalam kehidupan sehari-hari

3.1.1 1

Memahami konsep muai volume

3.1.1 2

(4)

3.1.1

Memahami konsep pemuaian pada zat cair

3.1.1

Memahami konsep pemuaian pada gas

3.1.1

Memahami konsep perubahan wujud zat

3.1.2 0

Memformulasikan persamaan kalor laten

3.1.2

Memahami konsep kalor jenis

3.1.2 4

Memformulasikan persamaan kalor jenis

3.1.2 5

Memahami konsep kapasitas kalor

3.1.2 6

Memformulasikan persamaan kapasitas kalor

3.1.2 7

Menjelaskan konsep Azas Black

3.1.2 8

Memformulasikan persamaan Azas Black

3.1.2 9

Memahami konsep perpindahan kalor konduksi

3.1.3 0

Memformulasikan persamaan laju perpindahan kalor konduksi

3.1.3 1

Menjelaskan manfaat dari perpindahan kalor secara konduksi dalam kehidupan sehari-hari

(5)

2 3.1.3 3

Memformulasikan persamaan laju perpindahan kalor konveksi

3.1.3 4

Menjelaskan manfaat dari perpindahan kalor secara konveksi dalam kehidupan sehari-hari

3.1.3 5

Memahami konsep perpindahan kalor radiasi

3.1.3 6

Memformulasikan persamaan laju perpindahan radiasi

3.1.3 7

Menjelaskan manfaat dari perpindahan kalor secara radiasi dalam kehidupan sehari-hari

4. Indikator KD pada KI-4

4.1.1 Melaksanakan percobaan Azas Black

4.1.2 Mempresentasikan hasil percobaan Azas Black 4.1.3 Melaksanakan percobaan perpindahan kalor

4.1.4 Mempresentasikan hasil percobaan perpindahan kalor

D. Materi Pembelajaran Peta Konsep

Kalor

Perubahan Suhu

Zat Padat

Pemuaian

Perubahan Wujud

Mencair Membeku

(6)

Perubahan

Wujud Menguap

Mengembun

Menyublin

Perpindahan Kalor

Mengkristal Koduksi

Konveksi

(7)

Suhu

Suhu adalah ukuran derajat panas dinginnya suatu benda atau sistem. Bisa dikatakan bahwa semakin tinggi suhu suatu benda maka benda tersebut akan semakin panas. Suhu merupakan suatu besaran pokok. Sebagai contoh air dalam mesin sauna setelah dihubungkan dengan sumber listrik, maka lama-kelamaan air yang ada di dalamnya akan menjadi panas.

Alat ukur untuk mengukur perubahan suhu disebut thermometer. Pada thermometer terdapat titik tetap atas dan titik tetap bawah. Titik tetap atas yaitu skala yang ditunjukkan oleh thermometer saat digunakan untuk mengukur suhu air mendidih (titik didih air) pada tekanan normal. Titik tetap bawah yaitu skala yang ditunjukkan thermometer saat digunakan untuk mengukur suhu air membeku (titik beku air) pada tekanan normal.

Terdapat empat skala yang digunakan dalam pengukuran suhu, yaitu skala celcius, fahrenheit, reamur, dan kelvin. Berikut rentang temperatur yang dimiliki setiap skala, antara lain:

1. Skala celsius memiliki titik didih air 100°C dan titik bekunya 0°C. Rentang temperaturnya adalah 0°C – 100°C dan dibagi dalam 100 skala.

2. Skala reamur memiliki titik didih air 80°R dan titik bekunya 0°R. Rentang temperaturnya adalah 0°R – 80°R dan dibagi dalam 80 skala.

3. Skala fahrenheit memiliki titik didih air 212°F dan titik bekunya 32°F. Rentang temperaturnya adalah 32°F – 212°F dan dibagi dalam 180 skala.

(8)

Skala yang biasa digunakan pada alat-alat untuk mengukur suhu dikehidupan sehari-hari adalah skala celcius. Misalnya, pada mesin sauna menggunakan thermometer dengan skala celcius untuk mengukur suhu pada alat tersebut.

Persamaan untuk konversi satuan secara umum dapat adalah

ΔX

ΔXo

=

ΔY

ΔYo

atau

X

max

X

X

max

X

min

=

Y

max

Y

Y

max

−Y

min

Perubahan Suhu

Perhatikan kabel telepon pada musim dingin dan musim panas. Pada musim dingin kabel terlihat kencang dan pada musim panas kabel terlihat kendor. Gelas yang diisi air panas mendadak dapat pecah. Air yang mendidih kadang akan tumpah dari wadahnya jika terus dipanasi. Beberapa peristiwa di atas merupakan contoh dari pemuaian.

Pemuaian merupakan gerakan atom penyusun benda karena mengalami pemanasan. Makin panas suhu suatu benda, makin cepat getaran antaratom yang menyebar ke segala arah. Karena adanya getaran atom inilah yang menjadikan benda tersebut memuai ke segala arah. Pemuaian dapat dialami zat padat, cair, dan gas.

Pemuaian Zat Padat

Pemuaian zat pada dasarnya ke segala arah. Namun, disini Anda hanya akan mempelajari pemuaian panjang, luas, dan volume. Besar pemuaian yang dialami suatu benda tergantung pada tiga hal, yaitu ukuran awal benda, karakteristik bahan, dan besar perubahan suhu benda. Setiap zat padat mempunyai besaran yang disebut koefisien muasi panjangi.

(9)

panjangnya. Demikian pula sebaliknya, makin kecil koefisien muai panjang zat apabila dipanaskan, maka makin kecil pula pertambahan panjangnya. Koefisien muai panjang beberapa zat dapat dilihat pada Tabel 5.1. berikut. Sedangkan koefisien muai luas dan volume zat padat, masing-masing adalah B = 2 (x dan y = 3α).

Tabel 5.1 Koefisee Muas Paejaeg

a. Pemuaian Panjang

Pada zat padat yang berukuran panjang dengan luas penampang kecil, seperti pada kabel dan rel kereta api, Anda bisa mengabaikan pemuaian pada luas penampangnya. Pemuaian yang Anda perhatikan hanya pemuaian pada

pertambahan panjangnya. Pertambahan panjang pada zat padat yang dipanaskan relatif kecil sehingga butuh ketelitian untuk mengetahuinya.

Jika sebuah batang mempunyai panjang mula-mula lo, koefisien muai panjang (α), suhu mula-mula T1, lalu dipanaskan sehingga panjangnya menjadi ldan suhunya menjadi T2, maka akan berlaku persamaan, sebagai berikut.

l

=

l

o

(

1

+

αΔT

)

Keterangan:

l: panjang batang mula-mula (m)

lo : panjang batang setelah dipanaskan (m)

(10)

α: koefisien muai panjang (l°C)

T1 : suhu batang mula-mula (° C)

T2 : suhu batang setelah dipanaskan (° C) ∆T : selisih suhu (° C) = T2 – T1

b. Pemuaian Luas

Untuk benda-benda yang berbentuk lempengan plat (dua dimensi), akan terjadi pemuaian dalam arah panjang dan lebar. Hal ini berarti lempengan tersebut mengalami pertambahan luas atau pemuaian luas. Serupa dengan pertambahan panjang pada kawat, pertambahan luas pada benda dapat dirumuskan sebagai berikut.

A

=

A

o

(

1

+

β

ΔT

)

atau

A

=

A

o

(

1

+

β

ΔT

)

Keterangan:

Ao: luas bidang mula-mula (m2)

A: luas bidang setelah dipanaskan (m2) β: koefisien muai luas (/°C)

∆T : selisih suhu (° C) c. Pemuaian Volume

Zat padat yang mempunyai tiga dimensi (panjang, lebar, dan tinggi), seperti bola dan balok, jika dipanaskan akan

mengalami muai volume, yakni bertambahnya panjang, lebar, dan tinggi zat padat tersebut. Karena muai volume merupakan penurunan dari muai panjang, maka muai ruang juga tergantung dari jenis zat.

V

=

V

o

(

1

+

γ

ΔT

)

atau

V

=

V

o

(

1

+

3

α

ΔT

)

Keterangan:

V1 : volume benda mula-mula (m3)

V2 : volume benda setelah dipanaskan (m3) γ: koefisien muai ruang (/°C)

(11)

Kalor

Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Kalor yang dimiliki suatu benda dapat diketahui dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dimiliki benda besar, begitu juga sebaliknya. Satuan kalor adalah kalori atau joule dengan konversi 1 kalori = 4,2 joule.

Setiap benda pasti memiliki kalor jenis dan juga kalor laten. Kalor jenis suatu benda dapat didefinisikan sebagai jumlah kalor yang

diperlukan untuk menaikkan temperatur 1 kg suatu zat sebesar satu satuan suhu. Kalor jenis menunjukkan kemampuan suatu benda untuk menyerap kalor. Semakin besar kalor jenis suatu benda, semakin besar pula

kemampuan benda tersebut untuk menyerap kalor.

Kalor laten di definisikan sebagai kalor yang diperlukan oleh satu kilogram zat untuk berubah wujud. Kalor laten juga disebut kalor

tersembunyi. Jenis-jenis kalor laten antara lain, (1) Kalor uap: (2) Kalor embun: (3) Kalor lebur: (4) Kalor beku. Besar kecilnya kalor laten sebuah benda selain dipengaruhi oleh massa benda juga dipengaruhi oleh titik didih dan titik beku benda tersebut. Pada mesin sauna, kalor laten yang ada didalamnya adalah jenis kalor uap.

Pengaruh Kalor Terhadap Benda

Ketika kalor diberikan kepada air, maka suhu air bertambah. Semakin banyak kalor yang diberikan semakin banyak pula perubahan pada suhu air. Bila kalor terus diberikan, lama kelamaan air akan mendidih. Ketika air sudah mendidih suhu air tidak akan bertambah melainkan tetap. Dapat disimpulkan bahwa kalor yang diterima oleh benda dapat mengubah suhu benda.

(12)

Selain meningkatkan suhu dan merubah wujud zat, kalor juga dapat membuat benda memuai. Jika suhu benda kembali pada kondisi semula, benda juga akan menyusut kembali ke bentuk semula. Pemuaian yang sering diketahui adalah pemuaian panjang, luas, dan volume.

Perubahan wujud zat

Perubahan wujud zat dapat terjadi disebabkan karena pelepasan atau penerimaan kalor pada suatu zat. Terdapat beberapa jenis perubahan wujud zat, antara lain :

1. Membeku

Membeku adalah peristiwa perubahan wujud zat dari cair menjadi padat. Pada peristiwa ini, zat cair melepaskan energi panas. Contoh dari peristiwa membeku ini adalah air yang dimasukkan kedalam freezer akan menjadi es.

2. Mencair

Mencair merupakan peristiwa perubahan wujud zat dari padat menjadi cair. Peristiwa mencair ini membutuhkan energi panas. Contoh dari peristiwa mencair ini adalah es yang dibiarkan di ruang terbuka sampai menjadi air.

3. Menguap

Menguap adalah peristiwa perubahan wujud zat dari cair menjadi gas. Peristiwa menguap ini membutuhkan energi panas. Contoh dari peristiwa menguap ini adalah minyak wangi yang dibiarkan di tempat yang terbuka maka lama kelamaan akan habis, berubah menjadi gas. 4. Mengembun

Mengembun merupakan peristiwa perubahan wujud zat dari gas menjadi cair. Peristiwa ini melepaskan energi panas. Contoh dari peristiwa mengembun ini adalah saat kita memasukkan es dalam gelas, maka bagian luar gelas akan terasa basah.

5. Menyublin

(13)

peristiwa menyublim ini adalah saat kita menyimpan kapur barus dalam ruang terbuka, maka lama kelamaan kapur barus akan habis. 6. Mengkristal

Mengkristal merupakan peristiwa perubahan wujud zat dari gas menjadi padat. Peristiwa ini, melepaskan energi panas. Contoh dari peristiwa mengkristal adalah uap air yang menjadi salju.

Asas Black

Asas black terjadi apabila terdapat dua zat yang memiliki suhu yang berbeda kemudian dicampurkan, maka zat yang memiliki suhu tinggi akan melepas kalor dan memberikannya pada zat yang memiliki suhu rendah sehingga suhu campuran dari kedua zat tersebut menjadi sama.

Pada peristiwa asas black, kalor yang dilepaskan oleh zat yang memiliki suhu tinggi sama besar dengan kalor yang diterima oleh zat yang bersuhu rendah, sehingga dapat disimpulkan bahwa :

Qlepas = Qterima

Kalor lepas maupun kalor terima dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu massa zat, kalor jenis zat dan perubahan suhu dari zat tersebut. Kalor lepas dipengaruhi oleh massa zat yang melepas kalor, kalor jenis zat dari zat yang melepas kalor dan perubahan suhu zat yang melepas kalor tersebut. Kalor terima dipengaruhi oleh massa zat yang menerima kalor, kalor jenis zat dari zat yang menerima kalor dan perubahan suhu zat yang menerima kalor tersebut. Sehingga dapat dituliskan sebagai berikut :

Qlepas = Qterima

ml cl ΔT = mt ct ΔT

Contoh peristiwa asas black pada kehidupan sehari – hari adalah proses pencairan, peleburan, pendidihan dan penguapan.

(14)

Kalor adalah suatu bentuk energi yang berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Kita sering menjumpai peristiwa kalor ini dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, ketika kita memasak sayuran di dalam panci yang berisi air, sayuran tersebut akan matang dan bila kita menyentuhnya akan terasa panas. Hal ini dikarenakan, kalor berpindah dari api kompor ke dalam panci. Kemudian, kalor dalam panci berpindah ke dalam air, sehingga air menjadi panas dan sayuran yang ada di dalamnya pun menjadi matang. Peristiwa memasak tersebut membuktikan bahwa kalor dapat berpindah. Ada tiga cara kalor dapat berpindah, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.

1. Konduksi

Konduksi adalah perpindahan panas antara dua sustansi dari sustansi yang bersuhu tinggi, panas berpindah ke sustansi yang bersuhu rendah dengan adanya kontak kedua sustansi secara langsung.

Konduksi panas atau konduksi termal merupakan penjalaran kalor tanpa disertai perpindahan bagian-bagian zat perantaranya. Penjalaran ini biasanya terjadi pada benda padat. Konduksi terjadi dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Benda suhunya tinggi akan melepaskan kalor, sedangkan benda yang suhunya rendah akan menerima kalor, hingga tercapai kesetimbangan termal. Contoh perpindahan kalor secara konduksi:

Gambar 5.1. Konduksi

(15)

Laju aliran kalor pada batang konduktor:

a. berbanding lurus dengan perbedaan suhu antar ujung batang b. berbanding lurus dengan luas penampang batang

c. berbanding terbalik dengan panjang batang

Secara matematis laju aliran kalor (H) pada batang konduktor di rumuskan sebagai berikut:

H=Qt =k . A . ∆Tl

Keterangan:

A : luas penampang batang konduktor (m2) I : panjang batang konduktor (m)

∆ T : perubahan suhu kedua ujung (0C / K)

k : koefisien konduktivitas termal (Wm0C /WmK) Q : jumlah kalor yang (J)

t : waktu rambatan kalor (s)

Konduktivitas Termal dari Berbagai Jenis Zat Padat

Zat KkalKonduktivitas Termal k

/s m℃ J/sm℃

Perak Tembaga Aluminium

Baja Gelas (biasa)

Kayu Isolator fiberglass

10x10−2

9,2x10−2

5,0x10−2

1,1x10−2

2,0x10−4

0,2−0,4x10−4

0,12x10−4

420 380 200 40 0,84 0,08 – 0,16

0,048

Dikutip dari: Douglas C. Giancoli halaman 443

Perpindahan energi kalor secara konduksi dapat terjadi melalui 2 proses yaitu:

(16)

lebih cepat. Gerakan partikel itu mengakibatkan terjadinya tabrakan antar partikel-partikel yang berdekatan sekaligus terjadi perpindahan kalor.

2) Kalor dipindahkan melalui elektron-elektron bebas. Pada bagian yang dipanaskan, energi gerak elektron-elektron bertambah besar. Oleh karena elektron-elektron bergerak bebas, energi itu dapat dipindahkan secara cepat melalui tumbukan dengan elektron-elektron di sekitarnya.

2. Konveksi

Konveksi adalah perpindahan kalor melalui zat cair atau zat gas. Pada proses konduksi molekul-molekul zat tidak berpindah, namun pada proses konveksi molekul-molekul benda yang dipanaskan berpindah dari bagian fluida yang panas ke bagian yang dingin. Ketika fluida dipanaskan, bagian yang dipanaskan bergerak menjauhi sumber panas. Karena gerakan seperti ini tidak mungkin terjadi dalam zat padat, maka dari itu peristiwa konveksi hanya terjadi pada zat

Konveksi dibedakan menjadi dua yaitu koneksi alami dan koneksi paksa. Konveksi alami adalah peristiwa perpindahan molekul-molekul dalam fluida yang disebabkan oleh perbedaan massa jenis, seperti udara di dekat api. Konveksi paksa adalah zat yang panas digerakkan oleh kipas atau popma, seperti system pemanas air dan udara.

(17)

Jika bukan karena arus konveksi, akan sangat sulit untuk merebus air. Ketika air dipanaskan dalam ketel, maka lapisan bawah yang hangat terlebih dahulu. Air ini mengembang dan naik ke atas karena kepadatannya menurun. Pada saat yang sama, air yang lebih padat, air dingin di permukaan tenggelam ke dasar ketel dan dipanaskan.

Proses yang sama terjadi ketika ruang dipanaskan oleh radiator. Panas radiator menghangatkan udara di daerah yang lebih rendah dari ruangan. Udara hangat mengembang dan naik ke langit-langit karena kepadatan yang lebih rendah. Udara padat, udara yang lebih dingin dari atas wastafel, dan pola arus udara ditunjukkan pada Gambar (a) (Serway, 586-588 : 2010).

Gambar 5.2. Arus konveksi yang dihasilkan radiator Adapun secara empiris laju perpindahan kalor secara konveksi dapat dirumuskan sebagai berikut.

H

=

h

A

ΔT

4

Keterangan

H : laju perpindahan kalor (W)

A : luas permukaan benda (m² )

T : T2 – T1 = perbedaan suhu (K atau ° C)

h : koefisien konveksi (Wm-2K-4atau Wm-2(°C)-4)

3. Radiasi

(18)

dinamakan radiasi. Contoh lain, kalor dari matahari merambat ke bumi tanpa zat perantara.

Tidak semua benda dapat menyerap kalor radiasi dengan baik. Contoh benda yang dapat menyerap kalor dengan baik, yaitu benda yang berwarna hitam. Hal ini disebabkan warna hitam merupakan penyerap kalor radiasi yang paling baik. Benda-benda berwarna hitam lebih banyak menyerap kalor dan memantulkan sebagian kalor jika dibandingkan dengan benda-benda yang berwarna putih dan berkilap.

Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.

H

=

Ae σT

4

Keterangan:

H : laju radiasi (W)

A : luas penampang benda (m2)

T : suhu mutlak (K)

e : emisitas bahan

σ: tetapan Stefan-Boltzmann (5,6705119 × 10-8W/mK4)

E. Metode Pembelajaran

 Pendekatan : scientific

 Metode : demonstrasi, diskusi, eksperimen, dan ceramah  Model : Kooperatif tipe Group Investigation

F. Media Pembelajaran

1. Media : Slide power point mengenai elastisitas suatu bahan dan penerapan perpindahan kalor.

2. Alat : Laptop, proyektor

3. Bahan : Alat dan bahan demonstrasi

(19)

kecil, potongan kertas atau serpihan gergaji, kertas kardus, mistar)

4. Sumber Belajar

:

a. Bob Foster. Fisika untuk Kelas XI SMA dan MA. Jakarta: Erlangga. b. Giancoli, Douglas C. (2001). FISIKA. Jakarta : Erlangga

c. Serway, Raymon A, John W Jewett. FISIKA untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Salemba Teknika.

d. Sufi Ani Rufaida, dkk. Buku Siswa Fisika untuk SMA/MA XI. Solo: Mediatama.

G. Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 1 (2 x 45 menit)

Langkah Pembelajara

n

Sintak Model

Pembelajaran Deskripsi

Alokasi Waktu Kegiatan

Pendahuluan

Guru memberikan salam

Guru menanyakan kepada peserta didik kesiapan dan kenyamanan untuk belajar

Guru memimpin berdoa bersama menurut kepercayaan masing-masing Menanyakan kehadiran peserta didik Memberikan motivasi dengan

menggunakan foto tentang fenomena alam yang berkaitan dengan suhu

10 menit

Kegiatan Inti Stimulation  Guru membawa alat-alat percobaan di depan kelas, kemudian merangkainya

 Siswa mengamati guru.

 Guru memberikan pertanyaan kepada

(20)

siswa:

apa yang kalian lihat dari semua yang saya bawa?”

“apakah ada sesuatu hal yang sama dengan isi video sebelumnya?”  Siswa menerka-nerka jawaban dari

pertanyaan tersebut.

 Guru membagi siswa dalam kelompok kecil yang berisi 3-4 orang

Problem Statement

Guru meminta tiap perwakilan kelompok untuk maju ke depan untuk melakukan demonstrasi percobaan suhu.

Guru bertanya mengenai pendapat siswa yang maju. “Pertanyaan apa yang muncul di pikiran mu mengenai hal yang kamu rasakan saat memegang gelas kaca berisi air panas dan air dingin?”

Guru meminta siswa perwakilan kelompok itu menyimpan jawaban mereka terlebih dahulu.

Guru meminta setiap perwakilan siswa mengukur suhu ketiga kondisi air dengan 2 buah termometer masing2 sekali.

Guru meminta siswa perwakilan kelompok itu membuat pertanyaan dari demonstrasi tersebut.

(21)

1. Apa yang menyebabkan air tersebut dalam keadaan panas ataupun dingin?

2. Berapa suhu dari air tersebut? 3. Apa bedanya termometer 1

dengan termometer 2?

Siswa berdiskusi secara kelompok untuk menemukan informasi dari demonstrasi serta menjawab pertanyaan tersebut.

Guru sebagai fasilitator ketika siswa bertanya.

Data Collection

Peserta didik mencari informasi dari berbagai literatur mengenai sifat-sifat elastisitas dan plastis suatu bahan Guru membimbing peserta didik

melakukan pencatatan data hasil studi pustaka

Data Processing

Siswa mencatat hasil pekerjaan yang berupa pertanyaan, dan juga hasil pengukuran suhu teman sekelompoknya saat melakukan demonstrasi di depan kelas.

Siswa yang menjadi perwakilan kelompok itu memberikan informasi ke setiap kelompoknya masing-masing.

Verification/ Generalization

Siswa menelaah hasil demonstrasi dan percobaan melalui diskusi secara berkelompok.

(22)

permasalahan tentang suhu Guru sebagai fasilitator.

Siswa membuat laporan tertulis dan mempresentasikan hasil diskusi dari demonstrasi.

Siswa saling bertanya dan menjawab pertanyaan dari kelompok yang lain Guru menyampaikan penguatan dan

koreksi mengenai materi ajar dan hasil diskusi dari demonstrasi mengenai suhu.

Kegiatan Penutup

Guru bersama siswa memberikan kesimpulan tentang pengertian suhu dan termometer.

Guru memberikan evaluasi kepada siswa

Guru membahas soal-soal evaluasi bersama siswa.

Guru mengucapkan salam.

15 menit

Pertemuan 2 (2 x 45 menit) Langkah

Pembelajara n

Sintak Model

Pembelajaran Deskripsi

Alokasi Waktu Kegiatan

Pendahuluan

Guru mengucapkan salam, memimpin doa, dan menanyakan kehadiran peserta didik

Guru menyampaikan KD dan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan

Guru memberikan pertanyaan

(23)

mengenai pengertian prasyarat yang berkaitan dengan materi yang dibelajarkan

“Masih ingkatkah kalian tentang suhu?

“Apa yang akan terjadi pada sebuah benda jika ia mengalami perubahan suhu?”

Siswa menjawab pengertian prasyarat yang berkaitan dengan materi yang dibelajarkan

Guru membagi kelas menjadi 6 kelompok

Kegiatan Inti Stimulation Guru menayangkan sebuah gambar fenomena pemuaian dalam kehidupan sehari-hari.

Siswa mengamati fenomena pemuaian dalam kehidupan sehari-hari dengan seksama.

75 menit

Problem Statement

Guru menanyakan kepada siswa. “Apa yang dapat menyebabkan hal itu dapat terjadi?”

 Siswa menjawab pertanyaan guru berdasarkan pengethauan yang dimilikinya.

Data Collection

Guru memberikan lembar kegiatan diskusi kepada siswa.

(24)

terdapat dalam LKS

Data Processing

Siswa melakukan diskusi mengenai fenomena pemuaian

Guru membimbing siswa saat melakukan diskusi kelompok

Siswa menyimpulkan hasil LKS diskusi

Verification/ Generalization

Guru mempersilahkan perwakilan dari setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi Siswa mempresentasikan hasil

diskusi LKS

Guru memberikan penghargaan berupa pujian bagi kelompok yang telah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik

Guru menanggapi hasil presentasi untuk memberi penguatan pemahaman dan mengklarifikasi perbedaan pendapat dari hasil presentasi masing-masing kelompok supaya tidak terjadi mispengertiansi. Siswa menyimak tanggapan guru

tentang hasil presentasi

Siswa mencoba menjawab pertanyaan yang dilakukan di awal kegiatan pembelajaran

(25)

Kegiatan Penutup

Guru menyimpulkan materi yang telah dibelajarkan.

Guru meminta peserta didik untuk mengumpulkan laporan hasil diskusi Guru memberi informasi kegiatan

pembelajaran untuk pertemuan berikutnya

Guru menutup pembelajaran dengan mengucap salam

5 menit

Pertemuan 3 (2 x 45 menit) Langkah

Pembelajara n

Sintak Model

Pembelajaran Deskripsi

Alokasi Waktu Kegiatan

Pendahuluan

Guru memasuki ruang kelas, mengucapkan salam serta memimpin doa

Guru mengabsen presensi kehadiran siswa

Guru memberikan gambaran umum tentang cakupan materi Azas Black

Guru memberikan motivasi kepada siswa sebelum masuk pada materi yang akan dibelajarkan. Motivasi yang diberikan oleh guru tentang penerapan Azas Black dalam kehidupan sehari-hari yaitu dengan mencampurkan the panas dengan air biasa :

(26)

“Bagaimana caranya agar tes panas bisa dingin dan bisa diminum?

Guru memberikan prasyarat konsep kepada siswa untuk dapat masuk ke materi yang akan dibelajarkan hari itu. Prasyarat konsep yang diberikan oleh guru adalah : “Kalor, Perubahan Suhu dan Kalor Jenis Benda”

Guru meminta siswa untuk membentuk kelompok 3 - 4 orang setiap kelompoknya Guru membagikan LKS

kepada masing-masing kelompok siswa, sehingga setiap kelompok menerima sebuah LKS

Kegiatan Inti Stimulation Siswa dalam kelompok diminta untuk mengamati demonstrasi tentang Azas Black

Siswa diminta untuk mengamati apa yang terjadi jika air panas dicampurkan dengan air dingin dan logam panas dicampurkan dengan air dingin?

80 menit

(27)

Statement pertanyaan seputar demonstrasi yang sedang dilakukan, seperti apa yang terjadi jika air panas dicampurkan dengan air dingin dan logam panas dicampurkan dengan air dingin? Apakah kalor yang dilepas air panas sama dengan kalor yang diterima oleh air dingin?

Data Collection

Siswa memperhatikan dan membantu guru untuk melakukan demonstrasi Azas Black.

Data Processing

Siswa mendiskusikan data – data yang telah diperoleh saat demonstrasi

Siswa menganalisis hasil pengamatan dari demonstrasi Azas Black sesuai dengan pertanyaan yang ada di Lembar Kerja Siswa Siswa merumuskan kesimpulan

yang dihasilkan dari hasil diskusi dan analisis data dalam Lembar Kerja Siswa

Verification/ Generalization

Guru meminta salah satu siswa untuk menyampaikan hasil diskusi yang telah dilakukan serta kesimpulan dari demonstrasi yang sudah dilakukan.

(28)

Siswa dengan arahan guru menyimpulkan hasil diskusi mengklarifikasi miskonsepsi

Kegiatan Penutup

Siswa dengan arahan guru membuat rangkuman hasil demonstrasi tentang Azas Black. Kesimpulan/rangkumannya adalah sebagai berikut :

Benda yang suhunya tinggi akan melepas energi QL dan benda yang suhunya rendah akan menerima energi QT dengan besar yang sama. Apabila kita nyatakan dalam bentuk persamaan, maka

Q

L

=

Q

T

Guru meminta siswa untuk mengumpulkan LKS.

Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya (umpan balik).

Guru meminta siswa siswa untuk mempelajari materi selanjutnya (tindak lanjut), yaitu perpindahan kalor

Guru menutup pembelajaran dengan ucapan salam

5 menit

Pertemuan 4 (2 x 45 menit) Langkah

Pembelajara

Sintak Model Pembelajara

Deskripsi Alokas

(29)

n n Waktu Kegiatan

Pendahuluan

Guru mengucapkan salam dan mengecek kehadiran siswa Guru menanyakan kembali

materi pelajaran sebelumnya tentang suhu dan konsep kalor dan mengajukan pertanyaan sebagai prasyarat konsep:

1) Apa yang kalian ketahui tentang kalor?

2) Apa saja hal-hal yang akan terjadi kalau suatu benda kita kenai kalor?

Guru melakukan apresiasi dan motivasi dengan membuka slide berisi gambar “segelas teh panas yang didalam nya terdapat sendok untuk mengaduk”

1) Kemudian guru mengajukan pertanyaan:

a) Mengapa sendok logam yang tadinya terasa dingin, jika salah satu ujungnya direndam dalam gelas yang berisi teh panas menjadi panas pada ujung lainnya? b) Apa yang berpindah

atau mengalir dari ujung sendok yang teh di dalam gelas sampai

(30)

ke ujung sendokdi luar gelas?

2) Mengapa AC diletakkan di bagian atas ruangan sedangkan penghangat ruangan diletakkan dibagian bawah ruangan?

3) Mengapa saat kita duduk atau berdiri di dekat api unggun, kita bisa merasakan panas dari api tersebut? Guru menjelaskan tujuan

pembelajaran yang akan dilakukan tentang perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, dan radiasi.

Guru memberikan penjelasan mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan, serta menjelaskan teknis eksperimen dan diskusi lalu dilanjutkan pembagian kelompok (dibagai menjadi 6 kelompok )

Guru membagikan LKS eksperimen-diskusi mengenai perpindahan kalor kepada masing-masing kelompok siswa Kegiatan Inti Stimulation Guru memberikan masalah dan

siswa mengamati guru yang menayangkan segelas teh panas yang di dalam nya dimasukkan

(31)

sendok.

Guru menyuruh siswa

mengamati kenapa AC dipasang dibagian atas ruangan sedangkan penghangat ruangan dipasang di bagian bawah ruangan.

Guru menyuruh siswa

mengamati kita jika berada di dekat api unggun, apa yang dirasakan?

Problem Statement

Guru memancing siswa untuk bertanya apa yang terjadi apabila mengaduk sendok, apakah berarti partikel-pertikel sendok ikut berpindah atau tidak? Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi proses perpindahan kalor tersebut? Mengapa AC di AC dipasang dibagian atas ruangan

sedangkan penghangat ruangan dipasang di bagian bawah ruangan? Mengapa saat kita berdekatan dengan api unggun, kita bisa merasakan panas dari api tersebut?

(32)

Peserta didik membuat hipotesis tentang contoh perpindahan kalor

Data Collection

Siswa dari masing-masing kelompok mewakili untuk mengambil alat dan bahan eksperimen

Guru mengarahkan siswa untuk melakukan kegiatan 1 untuk menemukan bahwa hantaran kalor yang tidak menyebabkan perpindahan partikel pada sendok disebut perpindahan kalor secara konduksi,

dilanjutkan dengan kegiatan 2 dari masing-masing kelompok: Guru mengarahkan siswa untuk

melakukan kegiatan 3, dimana siswa mengamati perpindahan kalor secara konveksi. Tiga kelompok siswa menaruh bunsen di tengah-tengah kaki tiga, sedangkan tiga kelompok lagi menaruh bunsen di tepi kaki tiga.

(33)

sumber kalor tanpa menyentuhnya.

Siswa mengamati waktu yang dibutuhkan kalor untuk

berpindah pada masing- masing kegiatan dan mencatat hasil pengukuran ke dalam data pengamatan.

Siswa untuk mengisi LKS sesuai data eksperimen yang mereka dapatkan.

Siswa mendiskusikan analisis hasil percobaan dari setiap kelompok.

Data Processing

Siswa melakukan diskusi kelompok untuk mendapatkan kesimpulan tentang pengertian perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, dan radiasi dan faktor-faktor yang

mempengaruhi laju perpindahan kalor tersebut.

Verification/ Generalizatio n

Guru meminta salah satu siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi dari kesimpulan Siswa dengan arahan guru

menyimpulkan hasil diskusi yang telah dilaksanakan.

(34)

peristiwa perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari.Peserta didik

menyimpulkan hasil diskusi kelompok

Kegiatan Penutup

Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan tentang

pembelajaran mengenai perpindahan kalor. Guru mengevaluasi hasil

kegiatan yang telah dilakukan siswa.

Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang terbaik dalam eksperimen dan diskusi Guru memberi tugas untuk

mengerjakan soal secara mandiri dan menyampaikan informasi tentang materi yang selanjutnya.

Guru menutup pembelajaran dengan salam.

5 menit

Pertemuan 5 (2 x 45 menit) Presentasi Tugas Produk Latihan Soal-soal

(35)

H. Penilaian, Pembelajaran Remidial, dan Pengayaan 1. Jenis/teknik

penilaian

: Tes tertulis, sikap, dan keterampilan

2. Bentuk instrumen dan instrumen

: Tes uraian, lembar pengamatan (terlampir)

3. Pedoman penskoran : (terlampir) 4. Pembelajaran

remidial

: Setelah ulangan harian guru menganalisis hasil ulangan harian untuk mengetahui

ketercapaian KKM (75). Jika ada peserta didik yang belum mencapai KKM, maka akan diberikan remidial ulangan harian sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi yang belum dicapai peserta didik.

5. Pengayaan : Bagi peserta didik yang hasil ulangan hariannya sudah mencapai KKM, diberikan soal-soal untuk pengayaan.

Mengetahui Kepala Sekolah

Surakarta, 15 November 2016 Guru Mata Pelajaran

Drs. M. Thoyibun, S.H., M.M. Dra. Susi Andriati

(36)
(37)

LAMPIRAN A. INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN

LEMBAR PENILAIAN KINERJA TAHAP A

Kelas : Hari/Tanggal :

Kelompok : Petunjuk :

Berilah tanda centang (√) salah satu jawaban pada tabel di bawah ini jika perilaku siswa sesuai dengan pernyataan.

No Aspek Indikator Pernyataan Skor

1 2 3 4

1 Persiapan Persiapan alat dan bahan yang

digunakan dalam praktikum Siswa menempatkan diri sesuai tempat dan kelompoknya, mengambil alat danbahan sesuai daftar list yang telah diberikan guru Pengecekan alat praktikum masih

dapat digunakan atau tidak Siswa mengecek alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikumPerpindahan Kalor dalam keadaan baik dan bisa digunakan atau tidak 2 Proses

Pelaksanaan

Perangkaian alat dan bahan dalam praktikum

Siswa membaca petunjuk praktikum Perpindahan Kalor yang diberikan guru kemudian merangkai serta menggunakan alat dan bahan sesuai fungsinya Pengambilan data hasil praktikum Siswa mengambil data menggunakan alat dengan tepat dan mencatat hasilnya

ke dalam tabel pengamatan

Merapikan alat dan bahan Siswa merapikan alat dan bahan yang telah digunakan setelah melaksanakan praktikum

3 Perolehan data Kualitas data yang dihasilkan

dalam praktikum Siswa memperoleh data pengamatan sesuai petunjuk LKS

4 Waktu Rentang waktu pelaksanaan

(38)

Rubrik Penilaian Kinerja Tahap A :

Pernyataan 1 2 3 4

Siswa menempatkan diri sesuai tempat dan kelompoknya, mengambil alat dan bahan sesuai daftar list yang telah diberikan guru

Siswa tidak

menempatkan diri sesuai kelompoknya, dan tidak mengambil alat dan bahan

Siswa menempatkan diri sesuai tempat dan kelompoknya namun tidak mengambil alat dan bahan

Siswa menempatkan diri sesuai tempat dan kelompoknya, mengambil alat dan bahan namun tidak sesuai daftar list yang telah diberikan guru

Siswa menempatkan diri sesuai tempat dan kelompoknya,

mengambil alat dan bahan sesuai daftar list yang telah diberikan guru

Siswa mengecek alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum Perpindahan Kalor dalam keadaan baik dan bisa digunakan atau tidak

Siswa tidak mengecek alat dan bahan yang akan digunakan dalam

praktikum

Siswa mengecek sebagian alat namun tidak mengecek bahan yang akan digunakan dalam praktikum

Siswa mengecek

sebagian alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum

Siswa mengecek seluruh alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum Siswa membaca petunjuk praktikum

Perpindahan Kalor yang diberikan guru kemudian merangkai serta menggunakan alat dan bahan sesuai fungsinya

Siswa tidak membaca petunjuk praktikum, tidak merangkai alat dan bahan

Siswa membaca petunjuk praktikum Perpindahan Kalor yang diberikan guru namun tidak

merangkai alat dan bahan serta tidak menggunakan alat dan bahan sesuai

fungsinya

Siswa tidak membaca petunjuk praktikum Perpindahan Kalor yang diberikan guru, namun merangkai serta menggunakan alat dan bahan tidak sesuai petunjuk menggunakan alat dan bahan sesuai fungsinya

Siswa mengambil data menggunakan alat dengan tepat dan mencatat hasilnya ke dalam tabel pengamatan

Siswa tidak mengambil data serta tidak mencatat hasil pengukuran ke dalam tabel pengamatan

Siswa mengambil data menggunakan alat dengan kurang tepat, namun tidak mencatat

Siswa mengambil data menggunakan alat dengan kurang tepat, mencatat sebagian

(39)

hasilnya ke dalam tabel pengamatan

hasilnya ke dalam tabel pengamatan

dalam tabel pengamatan Siswa merapikan alat dan bahan yang

telah digunakan setelah melaksanakan praktikum

Siswa tidak merapikan alat dan bahan yang telah digunakan setelah melaksanakan praktikum

Siswa merapikan sebagian alat namun tidak merapikan bahan yang telah digunakan setelah melaksanakan praktikum

Siswa merapikan sebagian alat dan bahan yang telah digunakan setelah melaksanakan praktikum

Siswa merapikan seluruh alat dan bahan yang telah digunakan setelah melaksanakan praktikum

Siswa memperoleh data pengamatan sesuai petunjuk LKS

Siswa tidak memperoleh data pengamatan

Siswa memperoleh data pengamatan yang tidak sesuai dengan petunjuk LKS

Siswa memperoleh data pengamatan, namun Siswa melaksanakan praktikum sesuai

dengan alokasi waktu yang ditentukan

Siswa melaksanakan praktikum lebih 15 menit dari alokasi waktu yang ditentukan

Siswa melaksanakan praktikum lebih 10 menit dari alokasi waktu yang ditentukan

Siswa melaksanakan praktikum lebih 5 menit dari alokasi waktu yang ditentukan

(40)

LEMBAR PENILAIAN KINERJA TAHAP B Tahap Penilaian B Penulisan Laporan Praktikum Perpindahan Kalor

Kelas :

Kelompok : Petunjuk :

Berilah tanda centang (√) salah satu jawaban pada tabel di bawah ini jika perilaku siswa sesuai dengan pernyataan.

No Aspek Indikator Pernyataan Skor

1 2 3 4

1 Sistematika Penulisan Laporan

Penulisan laporan dengan susunan yang benar

Siswa menulis laporan dengan susunan yang rapi, runtut, sistematis dan sesuai dengan aturan/ kaidah penulisan ilmiah Penulisan laporan dengan

menggunaan bahasa yang baik dan benar

Siswa menulis laporan menggunakan bahasa yang jelas, sopan, komunikatif, dan sesuai aturan/ kaidah EYD

2 Isi Laporan Penulisan laporan dengan pembahasan yang benar

Siswa menulis pembahasan dalam laporan sesuai dengan hasil praktikum, jelas dan rinci

3 Kesimpulan Penyimpulan hasil dari kegiatan praktikum

Siswa menyimpulkan hasil kegiatan dalam laporan secara runtut dan benar

4 Waktu Pengumpulan Laporan

Pengumpulan laporan tepat waktu

(41)

Rubrik Penilaian Kinerja Tahap B :

Pernyataan 1 2 3 4

Siswa menulis laporan dengan susunan yang rapi, runtut, sistematis dan sesuai dengan aturan/ kaidah penulisan ilmiah

Penulisan laporan tidak rapi, tidak runtut, tidak sistematis, dan tidak sesuai dengan aturan/ kaidah penulisan ilmiah

Susunan penulisan laporan rapi, namun tidak runtut, tidak sistematis dan tidak sesuai dengan

aturan/kaidah penulisan ilmiah

Susunan penulisan laporan rapi, runtut, sistematis tetapi tidak sesuai dengan aturan/kaidah penulisan ilmiah

Susunan penulisan laporan rapi, runtut, sistematis dan sesuai dengan aturan/kaidah penulisan ilmiah

Siswa menulis laporan menggunakan bahasa yang jelas, sopan, komunikatif, dan sesuai aturan/ kaidah EYD

Menggunakan bahasa yang tidak jelas, tidak sopan, tidak komunikatif, dan tidak sesuai aturan/ kaidah EYD

Menggunakan bahasa yang jelas dan

komunikatif tetapi tidak sopan dan tidak sesuai aturan/ kaidah EYD

Menggunakan bahasa yang jelas dan komunikatif, sopan, tetapi tidak sesuai aturan/ kaidah EYD

Menggunakan bahasa yang jelas, sopan, komunikatif, dan sesuai aturan/ kaidah EYD

Siswa menulis pembahasan dalam laporan sesuai dengan hasil praktikum, jelas, dan rinci

Pembahasan dalam laporan tidak sesuai dengan hasil praktikum, tidak jelas, dan tidak terperinci

Pembahasan dalam laporan hanya beberapa yang sesuai dengan hasil praktikum, kurang jelas, dan kurang terperinci

Pembahasan dalam laporan sebagian besar sudah sesuai dengan hasil praktikum, jelas, dan terperinci

Semua pembahasan dalam laporan sesuai dengan hasil praktikum, jelas, dan terperinci

Siswa menyimpulkan hasil kegiatan dalam laporan secara runtut dan benar

Tidak menyimpulkan hasil kegiatan praktikum dalam bentuk laporan

Menyimpulkan hasil kegiatan dalam bentuk laporan secara tidak runtut dan masih kurang benar dalam

penyimpulannya

Menyimpulkan hasil kegiatan dalam bentuk laporan secara runtut namun masih kurang benar dalam penyimpulannya

Menyimpulkan hasil kegiatan dalam bentuk laporan secara runtut dan benar

Siswa mengumpulkan laporan tepat waktu, yaitu maksimal 2 minggu setelah diberikan tugas

Laporan dikumpulkan H+3 Laporan dikumpulkan H+2

(42)

B. INSTRUMEN PENILAIAN AFEKTIF

Kelas : Hari/Tanggal :

Kelompok : Petunjuk :

Berilah tanda centang (√) pada salah satu angka pada tabel di bawah ini jika perilaku siswa sesuai dengan pernyataan dalam rubrik.

No Pernyataan Skor

1 2 3 4

1. Siswa mengambil alat dan bahan dengan hati-hati dan dengan memperhatikan daftar list alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum

2. Siswa tidak membaca petunjuk praktikum perpindahan kalor dengan seksama

3. Siswa berhati-hati dalam menggunakan alat dan bahan selama praktikum perpindahan kalor

4. Siswa merangkai alat dan bahan dengan teliti dan benar

5. Siswa mencatat keseluruhan hasil pengamatan dari praktikum dengan jujur tanpa memanipulasi data

6. Siswa aktif, bekerja sama dalam kelompok, dan saling membantu dalam melaksanakan pengukuran serta pengamatan selama praktikum perpindahan kalor

7. Siswa mengikuti kegiatan praktikum perpindahan kalor sampai selesai 8. Siswa mau meminta maaf dan memberi maaf kepada teman setelah

diskusi

(43)

Rubrik Penilaian Sikap :

No Pernyataan Rubrik

1 2 3 4

1. Siswa mengambil alat dan bahan dengan hati-hati dan dengan memperhatikan daftar list alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum

Siswa tidak

mengambil alat dan bahan

Siswa mengambil alat dan bahan dengan tergesa-gesa tanpa memperhatikan daftar alat dan bahan

Siswa mengambil alat dan bahan dengan hati-hati, tetapi hanya sekilas memperhatikan daftar alat dan bahan

Siswa mengambil alat dan bahan dengan hati-hati dan dengan memperhatikan daftar alat dan bahan

2. Siswa tidak membaca petunjuk praktikum perpindahan kalor dengan seksama

3. Siswa berhati-hati dalam menggunakan alat dan bahan selama praktikum perpindahan kalor

Tidak berhati-hati dalam

menggunakan alat dan bahan selama praktikum

perpindahan kalor

Jarang berhati-hati dalam

menggunakan alat dan bahan selama praktikum

perpindahan kalor

Kadang-kadang berhati-hati dalam menggunakan alat dan bahan selama praktikum

perpindahan kalor

Selalu berhati-hati dalam

menggunakan alat dan bahan selama praktikum

perpindahan kalor 4. Siswa merangkai alat dan bahan

dengan teliti dan benar

Tidak teliti dan benar dalam merangkai alat dan bahan

Jarang teliti dan benar dalam merangkai alat dan bahan

Kadangkala teliti dan benar dalam merangkai alat dan bahan

(44)

5. Siswa mencatat keseluruhan hasil pengamatan dari praktikum dengan jujur tanpa memanipulasi data

Tidak mencatat namun tidak sesuai dengan hasil sesuai dengan hasil sebenarnya/ 6. Siswa aktif, bekerja sama dalam

kelompok, dan saling membantu dalam melaksanakan pengukuran serta pengamatan selama praktikum perpindahan kalor

Sama sekali tidak berpartisipasi aktif, tidak bekerja sama dan tidak saling membantu dalam kelompok

Jarang aktif dan bekerja sama dalam kelompok, dan jarang saling membantu dalam

Kadangkala aktif dan bekerja sama dalam kelompok, 7. Siswa mengikuti kegiatan praktikum

perpindahan kalor sampai selesai

Tidak mengikuti tidak kembali ke laboratorium

Mengikuti sebentar, lalu ijin meninggalkan

8. Siswa mau meminta maaf dan memberi maaf kepada teman setelah diskusi

Tidak mau meminta maaf dan tidak mau memberi maaf kepada teman

Mau meminta maaf dan mau memberi maaf kepada teman satu

Mau meminta maaf dan mau memberi maaf kepada teman satu

(45)

kelompok saja kelompok dan beberapa teman lain

9. Siswa menunjukkan sikap tidak mampu menahan emosi dan mudah marah ketika praktikum perpindahan kalor

Tidak mampu dalam menahan emosi dan mudah marah selama praktikum

perpindahan kalor

Kadang mampu dalam menahan emosi dan amarah selama praktikum perpindahan kalor

Sering mampu dalam menahan emosi dan amarah selama praktikum perpindahan kalor

(46)

C. INSTRUMEN PENILAIAN KOGNITIF Uraian!

1. Air mendidih bersuhu 30oC. Termometer X mempunyai titik tetap atas

sebesar 150oX dan titik tetap bawah sebesar -50oX. Termometer Y

mempunyai titik tetap atas 130oY dan titik tetap bawah 30oY. tentukan

berapa suhu air mendidih menurut termometer X dan Y!

2. Sepotong logam dipanaskan hingga suhunya 80oC panjangnya menjadi

113 cm. Jika koefisien muai panjang logam 3.10-3 /oC, dan mula-mula

suhunya 30oC, berapakah panjang logam mula-mula?

3. Sepotong logam massanya 100 gram dan suhunya 80oC dimasukkan ke

dalam 50 gram air yang suhunya 20oC. Setelah keadaannya setimbang,

suhu campuran menjadi 30oC. Bila kalor jenis air 1 kal/gramoC,

berapakah laor jenis logam?

4. Dua batang logam sejenis A dan B penampangnya berbanding 2 : 1, sedangkan panjangnya berbanding 4 : 1. Bila suhu ujung-ujungnya sama, maka berapakah perbandingan jumlah rambatan kalor tiam satuan waktu pada batang A dan B?

5. Udara dalam sebuah kamar menunjukkan skala 25oC, sedangkan suhu

permukaan jendela kaca kamar tersebut 15oC. Jika koefisien konveksi

7,5 x 10-5 Wm-2(oC)-1, maka tentukan laju kalor yang diterima oleh

jendela kaca seluas 0,6 m2!

D. PEDOMAN PENILAIAN 1. Penilaian Afektif

Total Bobot = 100 % Skor maksimal = 36

(47)

2. Penilaian Keterampilan

a) Penilaian Tahap Kinerja (Tahap A)

Total Bobot = 50 %

Skor maksimal = 28

Nilai Tahap A = skor maksimal Xjumlah skor 50 Nilai Maksimal Tahap A = 50 b) Penilaian Tahap Laporan (Tahap B)

Total Bobot = 50 %

Skor maksimal = 20

Nilai Tahap B = skor maksimal Xjumlah skor 50 Nilai Maksimal Tahap B = 50 Nilai Akhir = Nilai Tahap A + Nilai Tahap B Nilai Akhir Maksimal = 100

3. Penilaian Kognitif Uraian :

(48)

LEMBAR KERJA SISWA

Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 4 SURAKARTA Mata Pelajaran : Fisika

Pokok Bahasan : Suhu, Kalor, dan Perpindahan Kalor Sub Pokok Bahasan : Perpindahan Kalor

Metode : Eksperimen dan Diskusi Kelas / Semester : XI / 1

Alokasi Waktu : 60 menit

Kelas : ... Hari/Tanggal :

Kelompok : ………...

Anggota : 1) ………... 4) ………....

2) ……….... 5) ………....

3) ... 6) ...

TUJUAN

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian perpindahan kalor secara konduksi, konveksi dan radiasi dengan benar melalui diskusi kelompok

2. Siswa dapat mencontohkan penerapan perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, dan radiasi dalam kehidupan sehari-hari dengan benar melalui kegiatan diskusi kelompok

(49)

Dalam kehidupan sehari-hari, dapat kamu jumpai peralatan rumah tangga yang prinsip kerjanya memanfaatkan konsep perpindahan kalor secara konduksi, antara lain: setrika listrik, solder. Kemudian saat kamu membuat kopi, jari tanganmu yang kamu gunakan untuk mengaduk gula dengan sendok logam tentu ikut terasa panas, mengapa hal tersebut bisa terjadi? Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka lakukanlah percobaan berikut. B. Rumusan Masalah

Sebelum praktikum dilakukan cobalah untuk merumuskan masalah praktikum ini. (Rumusan masalah adalah suatu pertanyaan yang mempertanyakan hubungan antara dua atau lebih variabel). Rumusan masalahnya adalah

………... ...

C.

Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat dibuat suatu hipotesis dari praktikum yang akan kalian lakukan. (Hipotesis adalah dugaan yang dianggap benar tentang pengaruh apa yang diberikan oleh variabel manipulasi terhadap variabel respon). Hipotesisnya adalah ………... berpengaruh terhadap ………... D. Alat dan bahan:

1. Batang baja (1 buah) 2. Batang kuningan (1 buah) 3. Batang kaca (1 buah) 4. Mentega (secukupnya)

5. Stand (1 buah)

6. Bunsen (1 buah)

(50)

F. Langkah Kerja

1. Siapkan alat dan bahan disiapkan yang diperlukan

2. Letakkan alat konduksi yang terdiri dari tiga buah batang masing-masing baja, kuningan, dan kaca pada stand.

3. Buatlah tiga bulatan mentega dan letakkan pada ujung batang logam dengan jarak yang sama.

4. Panaskan alat konduksi bahan tersebut dengan pembakar bunsen pada ujung batang yang tidak ada bulatan menteganya.

5. Diamati bulatan mentega, mana yang cepat jatuh dari keempat bahan tersebut.

6. Hitung waktu yang diperlukan bulatan mentega pada saat jatuh dengan menggunakan stopwatch.

7. Data pengamatan dicatat pada Tabel 1. Waktu Jatuh Mentega G. Data Pengamatan

No Jenis Bahan Waktu Jatuh Mentega 1

2 3

H. Analisis hasil eksperimen

1. Apa yang terjadi pada mentega? Jika mentega jatuh, apa yang menyebabkan mentega tersebut dapat jatuh? Dan sebaliknya!

... ... 2. Bagaimanakah urutan jatuhnya mentega pada tiga jenis bahan yang

(51)

... ... 3. Dari ketiga jenis bahan tersebut, apa yang dapat kamu simpulkan?

... ... 4. Dengan mengetahui urutan jatuhnya mentega, maka kalian dapat

menyimpulkan bahwa besar konduktivitas termal tiga bahan tersebut adalah... ... 5. Energi kalor dapat berpindah dari tempat ...

ke tempat ... 6. Berikan contoh perpindahan kalor secara konduksi dalam kehidupan

sehari-hari!

... ...

I. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah kalian lakukan, cobalah untuk menyimpulkan hasil praktikum. Kesimpulan yang diperoleh adalah ……… ………... ... ... ...

KEGIATAN 2 A. Ilustrasi

(52)

2. Proses Terjadinya Angin Darat

Amatilah gambar yang menunjukan proses terjadinya angin laut dan angin darat kemudian jawablah pertanyaan di bawah ini!

 Angin darat terjadi pada: ... hari  Angin laut terjadi pada: ... hari

Pada proses terjadinya angin laut angin bergerak dari ... menuju ...

Pada proses terjadinya angin darat bergerak dari ... menuju ...

B. Rumusan Masalah

Masalah adalah perbedaan antara apa yang di alami (fakta/realita) dengan yang seharusnya (teori, harapan). Rumuskan masalah dari fakta yang telah terungkap di atas!

... ...

C. Hipotesis

(53)

... ... D. Alat dan bahan

1. Air secukupnya

2. Gelas Beker 1 buah 3. Kaki tiga 1 buah

4. Bunsen 1 buah

5. Serpihan kertas secukupnya 6. Korek api secukupnya 7. Stopwatch 1 buah E. Skema Alat

F. Langkah Kerja

1. Siapakan alat dan bahan

2. Masukkan serpihan kertas ke dalam gelas beker yang berisi air 3. Tunggulah sampai serpihan kertas berada di dasar gelas beker

4. Panaskan gelas beker menggunakan bunsen dengan meletakkannya di tengah-tengah kaki tiga (Kelompok 1,3, & 5) atau meletakkannya di tepi kaki tiga (Kelompok 2,4, & 6)

5. Amatilah peristiwa yang terjadi setiap 2 menit dan catatlah dalam tabel pengamatan sampaiu di dapat 5 data pengamatan.

G. Data Pengamatan

(54)

H. Analisis Data

1. Bagaimana kondisi serpihan kertas tepat sebelum air dipanaskan?

……… ……… 2. Bagaimana kondisi serpihan kertas setelah air dipanaskan?

……… ……… 3. Bagaimana kondisi serpihan kertas ketika suhu air semakin naik?

……… ……… 4. Air yang terkena panas lebih dahulu, massa jenisnya menjadi lebih kecil dibandingkan massa jenis air yang berada di atas. Sehingga molekul – molekul air yang berada di atas akan ……….. (tetap / turun) dan molekul – molekul air yang berada di bawah akan …... (tetap / naik). Hal tersebut ditunjukkan oleh pergerakan serpihan kertas dalam air.

5. Berikan contoh peristiwa konveksi dalam kehidupan sehari-hari!

... ... 6. Gambarkan pergerakan molekul air ketika dipanaskan!

I. Kesimpulan

(55)

... ...

KEGIATAN 3 A. Ilustrasi

Ungkapkan dari pengalaman kalian, saat acara api unggun pada kegiatan Pramuka di sekolahmu, apa yang dapat kamu rasakan saat kamu berada di sekitar nyala api unggun?

……… ………....

B. Rumusan Masalah

Masalah adalah perbedaan antara apa yang di alami (fakta/realita) dengan yang seharusnya (teori, harapan). Rumuskan masalah dari fakta yang telah terungkap di atas!

... ...

C. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang harus dibuktikan. Susunlah hipotesis dari permasalahan yang telah kalian rumuskan!

... ...

D. Alat dan Bahan

1. Stopwatch (1 buah)

(56)

3. Mentega (secukupnya)

4. Bunsen (1 buah)

5. Kertas kardus (1 buah) 6. Korek api (secukupnya)

E. Langkah Kerja

1. Oleskan mentega pada kertas kardus secukupnya 2. Bunsen dinyalakan dengan menggunakan korek api

3. Letakkan kertas kardus yang telah diolesi mentega tadi di dekat bunsen dengan jarak 3 cm

4. Amati pertistiwa yang terjadi pada mentega

5. Hitunglah waktu yang diperlukan mentega untuk meleleh dengan menggunakan stopwatch

6. Ulangi langkah ke-3 dengan memvariasikan jarak menjadi 4 cm, dan 5 cm. 7. Catatlah data pengamatan pada tabel yang telah disediakan.

F. Data Pengamatan

No Jarak (cm) Waktu (s) 1

2 3

G. Analisis Data

1. Bagaimana perbedaan keadaan mentega sebelum dan setelah lilin dinyalakan?

... ... 2. Pada jarak berapa mentega pada kertas lebih cepat meleleh?

... ... 3. Melelehnya mentega terjadi karena ada perpindahan kalor dari mana ke

(57)

... ... 4. Apakah fungsi lilin pada percobaan yang telah dilakukan?

……… ………... 5. Apakah dibutuhkan perantara dalam mengalirkan kalor dari sumber kalor

menuju kertas yang diolesi mentega?

... ... 6. Apabila hal tersebut diterapkan di alam, maka lilin berperan sebagai apa?

... ... 7. Radiasi merupakan perpindahan kalor tanpa melalui zat perantara. Apakah

dalam percobaan yang kalian lakukan perpindahan kalor yang terjadi merupakan perpindahan kalor secara radiasi? berikan alasan kalian!

... ... 8. Berikan contoh perpindahan kalor secara radiasi yang terjadi di alam!

... ...

H. Kesimpulan

(58)
(59)

Gambar

Tabel 5.1 Koefisee Muas Paejaeg
Gambar 5.1. Konduksi
Gambar 5.2. Arus konveksi yang dihasilkan radiator
tabel pengamatan

Referensi

Dokumen terkait

menyelidiki suhu dan perubahannya serta pengaruh kalor terhadap perubahan suhu dan perubahan wujud benda. 4.10.1.Membuat skala suhu, melakukan pengukuran suhu dengan

Hasil penelitian ini adalah: (1) Ada banyak miskonsepsi siswa pada konsep suhu dan kalor, konsep kalor jenis dan kapasitas kalor, konsep perubahan wujud benda, serta

Modul Fisika- Suhu dan Kalor 51 Benda dari bahan yang berbeda memiliki kemampuan yang berbeda pula dalam menghantarkan panas secara konduksi (konduktivitas)..

(pemuaian panjang), pengaruh kalor terhadap perubahan suhu dan wujud zat, dan perpindahan kalor untuk menentukan jenis kesulitan dalam hal kesulitan dalam

Kalor, salah satu bentuk energi jika diberikan pada benda padat dapat menyebabkan naiknya suhu pada benda yang juga akan menghasilkan pemuaian, bertambah panjang,

Pada suatu suhu permukaan pelat yang sama, nilai fluks kalor kritis akan semakin besar ketika debit aliran air pendingin yang dialirkan ke dalam vertical

Akhir-akhir ini pengembangan material plastic menjadi perhatian, tiap tahun penggunaan material ini terus bertambah. Semakin banyak jenis resin, semakin banyak pula jenis

Senada pula dengan pernyataan Desrosier (1988) yang mengemukakan bahwa semakin tinggi suhu udara dan makin besar perbedaan suhu, makin banyak uap air yang menguap