• Tidak ada hasil yang ditemukan

Testing dan Implementasi Sistem (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Testing dan Implementasi Sistem (1)"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

TEKNIK PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK

Menurut Deutsch (1979), Pengembangan sistem perangkat lunak

melibatkan sederetan aktivitas produksi dimana peluang terjadinya

kesalahan manusia sangat besar. Kesalahan pertama terjadi mulai

permulaan proses dimana sasaran tidak ditetapkan secara sempurna.

Beizer (1990) mengatakan, ada mitos yang menyatakan bahwa

jika kita benar-benar baik dalam pemrograman, maka tidak akan terjadi

bug, demikian sebaliknya.

Hal tersebut terkait dengan analisis data yang matang,

pemrograman terstruktur, rancangan sistem yang baik dan dokumentasi

sistem yang lengkap. Jadi : “Haruskah pengujian sistem mencari

kesalahan ?”, “Apakah pengujian sistem bersifat merusak ?”.

A. DASAR-DASAR PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK

Glen Myers (1979) menyatakan, aturan dalam pengujian

perangkat lunak meliputi :

1. Pengujian adalah proses eksekusi suatu program dengan maksud

menemukan kesalahan.

2. Test case yang baik adalah memiliki probabilitas tinggi untuk

menentukan kesalahan yang belum pernah ditemukan

sebelumnya.

3. Pengujian yang sukses adalah pengujian yang mengungkap

(2)

Penjelasan di atas menunjukkan parameter bahwa pengujian

dikatakan sukses :

1. Jika ditemukan kesalahan dalam perangkat lunak.

2. Fungsi perangkat lunak bekerja sesuai spesifikasi sistem dan

persyaratan kinerja.

3. Data yang terkumpul saat tahap analisis memberikan indikasi

yang baik.

Prinsip pengujian perangkat lunak (Pressman, 1997) :

1. Semua pengujian harus dapat ditelusuri sesuai permintaan user.

2. Pengujian harus direncanakan lama sebelum pengujian dimulai.

3. Pengujian harus dimulai dari “hal kecil” dan berkembang ke “hal

besar”.

4. Pengujian yang mendalam tidak mungkin dilakukan.

5. Agar efektif, pengujian dilakukan pihak ketiga yang independen.

Programmer melakukan pengujian dengan cara “testabilitas”.

James Bach (1994, internet newsgroup : comp.software-eng., dari

kutipan Pressman, 1997) mengatakan testabilitas adalah seberapa

mudah sebuah perangkat lunak dapat diuji ?. sebab pengujian sangat

sulit, perlu diketahui apa yang harus dilakukan agar menjadi mudah.

Karakteristik perangkat lunak yang dapat diuji (Pressman, 1997) :

(3)

2. Observabilitas : apa yang anda lihat, adalah apa yang anda uji.

3. Kontrolabilitas : semakin baik mengendalikan perangkat lunak,

semakin banyak pengujian yang dapat diotomatisasi.

4. Dekomposabilitas : mengendalikan ruang lingkup pengujian,

maka lebih cepat mengisolasi masalah dan pengujian ulang

secara halus.

5. Keserderhanaan : semakin sedikit yang diuji, semakin cepat

mengujinya.

6. Stabilitas : semakin sedikit perubahan source, semakin sedikit

gangguan dalam pengujian.

7. Kemampuan pemahaman : semakin banyak informasi yang

dimiliki, semakin halus pengujian dilakukan.

B. DESAIN TEST CASE

Sampai saat ini telah berkembang berbagai metode desain test

case. Metode tersebut memberikan pendekatan yang sistematik ke

pengujian. Perangkat lunak dapat diuji dengan dua cara :

1. Pengujian dilakukan secara bersamaan untuk memperlihatkan

bahwa setiap fungsi beroperasi sepenuhnya dan mencari

kesalahan setiap fungsi (black-box).

2. Pengujian dilakukan untuk memastikan bahwa “semua modul

(4)

Sumber Pustaka :

B. Beizer, 1990, Software Testing Techniques, 2ndEdition, Van Nostrand Reinhold.

Glen Myers, 1979, The Art of Software Testing, Wiley.

James Bach (1994) Internet newsgroup : comp.software-eng.

M. Deutsch, 1979, Verivication and Validation, dalam Software Enggineering, R. Jensen dan C. Tonies (eds.) Prentice –Hall, Hal. 329 – 408.

(5)

Disebut juga Glass-Box adalah teknik pengujian menggunakan

struktur kontrol desain prosedural. Pengujian White-Box membuat

programmer dapat melakukan :

1. Kepastian bahwa semua modul program pernah di uji paling

tidak satu kali.

2. Menggunakan keputusan logis pada sisi true atau false.

3. Mengeksekusi semua looping dan pencabangan pada

setiap operasi modul.

4. Menggunakan struktur berkas untuk menjamin validasi.

D. PENGUJIAN BLACK-BOX

Berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Sehingga

programmer mendapatkan serangkaian kondisi input yang seluruhnya

menggunakan syarat fungsional pada suatu program.

Pengujian Black-Box berusahan menemukan kesalahan dalam

kategori (Pressman, 1997) :

1. Fungsi-fungsi yang salah.

2. Kesalahan desain interface.

3. Kesalahan dalam struktur berkas atau akses database eksternal.

4. Kesalahan kinerja (bisa sistem atau manusia).

5. Masalah inisialisasi.

E. PENGUJIAN BASIS PATH

Diperkenalkan perrtama kali oleh Tom McCabe (1976). Beberapa

(6)

Notasi Grafik Alir

Grafik alir yang menggambarkan secara logika ditunjukkan gambar 1.

Gambar 1. Grafik alir secara logika

Grafik alir yang menggambarkan secara prosedural seperti gambar 2.

Dari gambar 2 direpresentasikan ke bentuk grafik alir logika sehingga

hasilnya ditunjukkan gambar 3.

Kompleksitas Siklomatis

Kompleksitas Siklomatis adalah matrik perangkat lunak yang

memberikan pengukuran kuantitatif terhadap logika suatu program. Bila

diterapkan pada Pengujian Basis Path menunjukkan bahwa semua

statement telah dieksekusi sedikitnya satu kali, dan nilai yang terhitung

menentukan jumlah jalur independen. Jalur independen adalah jalur

yang melalui program yang mengeksekusi sedikitnya satu kali

(7)

Gambar 2. Grafik alir secara prosedural

Gambar 3. Representasi dari gambar 2

Jalur R1 : 1 - 11

Jalur R2 : 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 10 – 1 – 11

Jalur R3 : 1 – 2 – 3 – 6 – 8 – 9 – 10 – 1 – 11

(8)

Bagaimana kita tahu banyaknya jalur yang dicari ?. Komputasi

Kompleksitas Siklomatis memberikan jawabannya. Ada tiga cara yaitu :

1. Jumlah region (R) sesuai dengan kompleksitas siklomatis.

2. V(G) = E – N + 2. Dimana E : jumlah link ; N : jumlah simpul ;

V(G) : kompleksitas siklomatis.

3. V(G) = P + 1. Dimana P : jumlah simpul predikat.

Ciri-ciri simpul predikat :

 Masing-masing simpul berisi sebuah kondisi.

 Ditandai dua atau lebih link yang berasal darinya.

Matriks Grafik

Adalah matrik bujur sangkar yang ukurannya sama dengan jumlah

simpul pada grafik alir (Beizer B., 1990). Link weight adalah 1 (ada

hubungan) dan 0 (tidak berhubungan). Link weight memberikan

informasi tambahan mengenai aliran kontrol.

Dengan demikian matrik grafis disebut matrik koneksi. Contoh gambar 4

menjelaskan.

(9)

F. PENGUJIAN STRUKTUR KONTROL

Pengujian struktur kontrol terdiri dari beberapa teknik/metode, yaitu :

Pengujian Kondisi

Adalah sebuah metode desain test case yang menggunakan kondisi

logis pada suatu program (Tai, 1989). Tujuan pengujian kondisi adalah

mendeteksi kesalahan dalam program dan kondisi pada program lain.

 Kondisi sederhana : variabel boolean atau suatu persamaan yang didahului dengan operator NOT ( != ; <> ; # ).

 Kondisi Gabungan : terdiri dari dua atau lebih kondisi sederhana, operator boolean dan tanda kurung.

 Persamaan Boolean : kondisi tanpa persamaan relasional.

Persamaan Relasional mengambil bentuk (Tai, 1989) :

E1 (operator_relasional) E2

DimanaE1 dan E2 : aritmatika

Dimana operator relasional : < ; <= ; > ; >= ; #

Persamaan Boolean meliputi : OR ( | ) ; AND ( & ) ; NOT ( # )

Tipe kesalahan pada suatu kondisi meliputi :

1. Kesalahan operator boolean.

2. Kesalahan variabel boolean.

3. Kesalahan tanda kurung boolean.

4. Kesalahan operator relasional.

5. Kesalahan persamaan aritmatika.

(10)

Pengujian Aliran Data

Metode ini memilih jalur pengujian suatu program sesuai dengan lokasi

definisi dan menggunakan variabel-variabel pada program, metode ini

telah diteliti oleh beberapa pakar. (Frankl, 1988), (Ntafos, 1988) dan

(Frankl, 1993).

Metode Pengujian Aliran Data berguna untuk jalur pengujian suatu

program yang berisi statement IF yang nested (tersarang). Namun

pengujian Aliran Data lebih sulit dari pada masalah yang berhubungan

dengan Pengujian Kondisi (Pressman, 1997).

Pengujian Loop

Loop adalah batu pertama dalam pemrograman dan mayoritas

algoritma utama pada perangkat lunak. Menurut Beizer (1990),

Pengujian Loop merupakan teknik pengujian White Box yang berfokus

pada validasi konstruksi loop.

Empat kelas loop didefinisikan oleh Beizer sebagai berikut : Loop

(11)

G. PENGUJIAN BLACK BOX

Perbedaan utama White Box dan Black Box adalah :

 White Box melakukan pada saat awal proses pengujian.

 Black Box melakukan selama tahap akhir pengujian.

Pengujian Black Box didesain untuk menjawab pertanyaan berikut :

1. Bagaimana validitas fungsional diuji ?

2. Kelas input apa yang membuat pengujian menjadi lebih baik ?

3. Apakah sistem cukup sensitif terhadap nilai input tertentu ?

4. Bagaimana batasan dari suatu data diisolasi ?

5. Apa saja yang dapat ditolerir oleh sistem ?

6. Apa pengaruh kombinasi tertentu dari data terhadap operasi

sistem ?

Teknik Graph-Based

Teknik yang menentukan sederetan pengujian memiliki hubungan yang

diharapkan satu dengan yang lain (Beizer, 1995). Dalam teknik ini ada

beberapa istilah yaitu :

1. Simpul yang merepresentasikan obyek.

2. Node weight yang menggambarkan properti dari suatu simpul.

3. Link weight yang menggambarkan beberapa karakteristik link.

(12)

Pada Black Box ada istilah Transivitas yaitu, hubungan sekuensial

dipelajari untuk menentukan bagaimana pengaruh hubungan tersebut

menyebar pada obyek yang ditentukan pada suatu grafik. Misal :

A diperlukan untuk menghitung B

B diperlukan untuk menghitung C

Sehingga dibangun hubungan transitif antara A dan C, dimana

A diperlukan untuk menghitung C

Teknik Partisi Ekivalensi

Adalah teknik pengujian black box yang membagi domain input dari

suatu program ke dalam kelas data dimana pengujian dapat dilakukan.

Kelas ekivalensi merepresentasikan serangkaian keadaan valid dan

invalid untuk kondisi input.

Analisis Nilai Batas (boundary value analisys) adalah teknik desain

proses yang melengkapi partisi ekivalensi. Myers, (1979) mengatakan

BVA merupakan teknik yang hampir sama dengan teknik partisi

ekivalensi. BVA lebih menekankan pada batasan suatu obyek.

(13)

STRATEGI PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK

Pengujian : serangkaian aktivitas yang dapat direncanakan sebelumnya

dan dilakukan secara sistematis.

Langkah-langkah strategis terjadi pada waktu tekanan deadline

pembuatan program mulai naik (dekat), maka kemajuan perangkat

lunak harus dapat diukur dan masalah harus muncul sedini mungkin.

Strategi pengujian menentukan :

1. Kualitas perangkat lunak.

2. Manajemen sistem yang baru.

3. Implementasi yang sesuai dengan masalah.

Dari titik pandang psikologi, analisis dan desain perangkat lunak

merupakan tugas yang konstruktif. Programmer menciptakan sebuah

program, dokumentasi dan struktur berkasnya. Namun dari sudut

pandang psikologi programmer, pengujian dapat dianggap sebagai

destruktif.

Maka :

Programmer selalu bertanggungjawab terhadap pengujian modul

program.

Melakukan pengujian terintegrasi, yaitu setelah semua modul saling

(14)

Sebuah pernyataan klasik :

“ anda tidak akan pernah menyelesaikan pengujian. Beban yang ada

akan sedikit bergeser dari anda ke pengguna. “

atau

“ anda telah menyelesaikan pengujian bila anda telah kehabisan

deadline atau uang. “

Kesalahan umum dalam komputasi :

1. Kesalahpahaman yang tidak benar.

2. Operasi mode yang tercampur.

3. Inisialisasi yang tidak benar.

4. Inakurasi ketelitian.

5. Representasi sebuah persamaan relasi yang tidak benar.

6. Perbandingan tipe data yang berbeda.

7. Operator logika yang tidak benar.

8. Perbandingan atau variabel yang tidak benar.

9. Penggunaan loop yang tidak tepat.

Pengujian integrasi : teknik sistematis untuk mengkonstruksi sistem

program sambil melakukan pengujian untuk mengungkap kesalahan

sehubungan dengan interfacing.

Integrasi non-incremental :

(15)

Membangun program dengan cara menguji per modul kecil / per

segmen, kemudian digabung menjadi menu utama.

Sumber Pustaka :

Boehm B., 1981 Hal. 37, Software Engineering Economics, Prentice-Hall.

Gilb T., Januari 1995, What We Fail To Do In Our Current Testing Culture, Testing

Techniques Newsletter, Shoftware Research Inc., San Francisco.

Glen Myers, 1979, The Art of Software Testing, Wiley.

Miller , 1977 Hal. 1983, The Philoshopy of Testing, IEEE ComputerSociety Press.

Shooman ML., 1983, Shoftware Engineering, McGraw-Hill.

Wallace DR. dan RU. Fujii, 1989 Hal. 19-27, Shoftware Verivication dan Validation :,

dan Overfiew, IEEE Shoftware, Mei, 1989.

(16)

Integrasi Top-Down

Adalah pendekatan inkremental terhadap struktur program. Artinya

program diintegrasikan dengan menelusuri ke bawah melalui program

utama. Subordinat program pada program utama digabung dengan cara

depth-first atau breadth-first.

Proses integrasi dilakukan dengan lima langkah :

1. Program utama digunakan sebagai test driver, dan script yang

berhubungan dengan program utama ditambahkan pada semua

subprogram/modul.

2. Tergantung pada pendekatan integrasi yang dipilih (depth-first

atau breadth-first).

3. Pengujian dilakukan pada setiap modul yang diintegrasikan.

4. Pada setiap pengujian, script diganti dengan script aktual.

5. Pengujian regresi dapat dilakukan untuk memastikan bahwa

kesalahan beru belum muncul.

Strategi Top-Down kelihatannya tidak rumit, namun dalam prakteknya

banyak menimbulkan masalah. Artinya ada tiga pilihan yang diambil :

1. Menunda pengujian sampai script diganti dengan script aktual.

2. Mengembangkan script yang kemampuannya terbatas.

(17)

Gambar 7. Script

Integrasi Bottom-Up

Di mulai dengan pengujian modul atomik yaitu modul program pada

tingkat paling rendah pada struktur program. Karena diintegrasikan dari

bawah ke atas maka pemrosesan yang diperlukan selalu ada dan

kebutuhan script dapat dieleminasi.

Proses integrasi dilakukan dengan langkah :

1. Modul tingkat rendah digabung ke dalam cluster/kelompok.

2. Driver ditulis untuk mengkoordinasikan input dan output.

3. Cluster diuji.

4. Driver diganti dan cluster digabung dengan menggerakkan ke

atas di dalam struktur program.

Pengujian Regresi

Setiap kali modul program bertambah maka pengujian akan berubah.

Dalam konteks pengujian regresi integrasi, pengujian regresi

merupakan eksekusi ulang untuk memastikan bahwa perubahan tidak

(18)

Tanggapan Pengujian Integrasi

Kerugian utama dari pendekatan Top-Down adalah kebutuhan akan

script pada modul program. Kerugian dari Bottom-Up adalah program

sebagai sebuah entitas tidak sampai ke modul terakhir yang

ditambahkan. (Myers, 1979)

Pemilihan strategi integrasi tergantung pada karakteristik perangkat

lunak dan kadang-kadang juga pada jadual proyek. Pada saat

pengujian integrasi dilakukan, penguji harus mengidentifikasi modul

kritis. Modul kritis memiliki sifat berikut :

1. Menekankan beberapa persyaratan perangkat lunak.

2. Memiliki tingkat kontrol yang tinggi.

3. Kompleks atau error-prone.

4. Memiliki persyaratan kinerja yang terbatas.

Dokumentasi Pengujian Integrasi

Rencana dan deskripsi pengujian secara detail didokumentasikan

dalam spesifikasi pengujian. Spesifikasi ini dapat digunakan pada

proses rekayasa perangkat lunak. Outline spesifikasi pengujian adalah :

I. Lingkup Pengujian

II. Rencana Pengujian

A. Phase dan build pengujian B. Jadual

C. Perangkat lunak overhead D. Lingkungan dan sumber daya III. nProsedur Pengujian

(19)

3. Hasil yang diharapkan C. Lingkungan pengujian

1. Piranti atau teknis khusus

2. Deskripsi perangkat lunak overhead D. Data test case

E. Hasil yang diharapkan untuk n build IV. Hasil pengujian sesungguhnya

V. Referensi

VI. Lampiran

Sumber Pustaka :

(20)

Pengujian Validasi

Kriteria Pengujian Validasi :

1. Sifat kinerja program harus sesuai dengan spesifikasi.

2. Dokumentasi sistem dirancang secara benar.

Pengujian Alpha dan Beta

Kebanyakan pembuat produk software menggunakan sebuah proses

yang disebut pengujian alpha dan beta, untuk mengungkap kesalahan

yang hanya dapat ditemukan oleh end user (pemakai akhir).

Pengujian alpha dilakukan pada sisi pengembang oleh seorang

pelanggan. Pengujian alpha dilakukan pada sebuah lingkungan yang

terkontrol dan pengoperasiannya diawasi oleh pengembang atau

programmer. Pengujian alpha biasanya dilakukan saat pelatihan atau

training software.

Pengujian beta dilakukan pada satu atau lebih end user (biasa disebut

multi user). Pada pengujian beta biasanya programmer tidak melakukan

pengawasan, sehingga pengujian beta merupakan sebuah aplikasi ‘live’

dari perangkat lunak. End user merekam/mencatat semua ‘bug’ yang

ditemui dan dilaporkan ke programmer dalam interval yang sudah

(21)

Adalah sederetan pengujian yang berbeda dengan tujuan utamanya

adalah sepenuhnya menggunakan sistem berbasis komputer. (Beiser,

1984).

Beberapa unsur pengujian sistem meliputi :

1. Pengujian perbaikan. Adalah pengujian sistem yang memaksa

perangkat lunak untuk gagal dalam berbagai cara. Ada dua

macam perbaikan yaitu otomatis dan manual. Perbaikan otomatis

contohnya mampu melakukan perbaikan data, restart dll.

Perbaikan manual membutuhkan intervensi manusia.

2. Pengujian keamanan. Adalah menguji sistem keamaman

perangkat lunak yang dibuat. Misal berusaha menembus sistem

password, Membuat password bertingkat, proteksi dengan serial

number saat instalasi.

3. Pengujian stress. Adalah pengujian yang intinya merusak

program.

4. Pengujian kinerja. Sering berpasangan dengan pengujian sterss.

Pengujian ini membutuhkan instrumentasi perangkat keras.

Debugging

Debugging muncul akibat pengujian yang berhasil. Proses debugging

akan memiliki dua kmungkinan berikut :

1. Penyebab akan ditemukan, lalu dikoreksi dan dihilangkan. Atau

(22)

Menurut Bradley (1985), debugging adalah sebuah aplikasi langsung

dari suatu metode keilmuan yang telah dikembangkan selama 2500

tahun. Dasar debugging adalah meletakkan sumber masalah.

Menurut Myers (1979), tiga kategori pendekatan debugging diusulkan

sebagai berikut :

1. Gaya yang kasar (brute force), metode yang paling umum dan

paling efisien untuk mengisolasi penyebab kesalahan program.

Yaitu menggunakan filosofi “biarkan komputer yang menemukan

kesalahan”. Caranya memberikan statement WRITE pada saat

runtime.

2. Penelusuran balik (backtracking), pendekatan yang sangat umu

dilakukan pada program kapasitas kecil. Caranya melakukan

penelusuran balik kode sumber sampai penyebab ditemukan.

3. Eleminasi penyebab, (cause elemination), caranya data yang

berhubungan dengan penyebab kesalahan dikumpulkan untuk

(23)

JAMINAN KUALITAS PERANGKAT LUNAK

Pendekatan Terhadap Kualitas

Kualitas adalah hal yang harus diperhatikan dalam membangun sistem.

Tiga pendekatan yang menjamin kualitas teknik program :

1. Membuat sistem dengan pendekatan top-down.

2. Mendokumentasikan perangkat lunak dengan alat dokumentasi

sistem.

3. Melakukan pengujian, pemeliharaan dan pemeriksaan sistem.

Dua hal yang menjamin kualitas sistem :

1. End user adalah faktor utama yang menentukan kualitas sistem.

2. Lakukan pembenahan di awal pembuatan program untuk hasil

yang lebih baik, dari pada menunggu komplain dari end user saat

program dijalankan.

Metode Terstruktur Adalah Penjamin Kualitas :

Metode Terstruktur meliputi paling tidak empat orang : kepala proyek

sistem, koordinator pelaksana, analis/ programmer, end user (Kendall &

Kendall, 2002).

Pemrograman Moduler :

Pemrograman moduler merupakan pemecahan program secara logis/

modul. Pemrograman moduler menggunakan pendekatan top-down

(24)

Perancangan pemrograman moduler mempunyai tiga keuntungan :

1. Modul program dapat ditulis secara terpisah dan dipasang pada

sistem utama, karena dapat dijalankan secara mandiri. Jika terjadi

run-time error hanya ada di modul yang dieksekusi, bukan pada

sistem utama.

2. Perbaikan/pengembangan mudah dilakukan, karena sistem modul

dibuat secara terpisah. Jadi tidak mempengaruhi sistem utama.

3. Modul mudah di mengerti karena mereka adalah subsistem,

sehingga end user dapat membaca kode program dan memahami

fungsinya.

Memilih Teknik Perancangan dan Dokumentasi

Analis sistem selalu dihadapkan pada keputusan yang sulit terkait

teknik dan dokumentasi yang cocok. Berikut merupakan panduan untuk

membantu analis sistem memilih teknik dan alat dokumentasi :

1. Cocok dengan pengadaan dokumentasi.

2. Dimengerti oleh end user dalam organisasi terkait.

3. Mudah diingat dan dimengerti setelah jauh dari anda beberapa

waktu.

4. Sesuai dengan ukuran sistem yang dibuat.

5. Dapat dimodifikasi dengan mudah.

Menguji, Memeliharaan dan Memeriksa

Sistem yang baru dibuat harus diuji terus menerus. Menguji sistem

(25)

2. Sistem dalam tahap pengembangan.

Menguji adalah membosankan, namun ini merupakan hal yang harus

dilakukan untuk menjamin kualitas sistem pada akhirnya. LEBIH BAIK

MELAKUKAN TES UJI LEBIH AWAL DARIPADA MEMPUNYAI

SISTEM YANG GAGAL SETELAH INSTALASI KARENA TIDAK DIUJI

DENGAN BAIK (kendall & kendall, 2002).

Pemeliharaan dilakukan untuk memperbaharui perangkat lunak dalam

merespon perubahan organisasi. Pemeliharaan merupakan perhatian

utama setelah sistem terpakai, karena dapat memakan biaya 50% lebih

dari anggaran produksi program (kendall & kendall, 2002).

Dari pandangan tersebut wajar jika menemukan kesalahan lebih awal

dapat menghemat biaya operasional pemeliharaan, dari pada

membiarkan kesalahan yang tidak diketahui sehingga menjadi ‘bumm’.

Pemeriksaan ada dua hal yaitu internal dan eksternal. Internal dilakukan

terhadap hasil dari sistem berupa print out laporan yang berisi

informasi. Eksternal dilakukan oleh programmer/analis sistem untuk

memeriksa kelayakan sistem setelah digunakan sekian waktu.

Sumber Pustaka :

Kenneth E. Kendall and Julie E. Kendall, 2002, System Analysis and Design,

(26)

IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI

Pendekatan Implementasi

Analisis sistem mempunyai empat pendekatan implementasi sistem :

1. Implementasi dengan sistem komputer terdistribusi.

2. Implementasi dengan strategi teknik pelatihan sistem baru.

3. Implementasi dengan strategi teknik pelatihan sistem baru.

4. Implemetnasi dengan penilaian sistem baru yang telah digunakan.

Implementasi dengan sistem komputer terdistribusi.

Dibahas pada mata kuliah sistem terdistribusi.

Implementasi dengan strategi teknik pelatihan sistem baru.

Strategi pelatihan ditentukan oleh siapa yang dilatih dan siapa yang

melatih. Tentukan tujuan pelatihan. Metode pelatihan yang digunakan.

Materi pelatihan yang terkait dengan sistem baru.

Implementasi dengan strategi teknik pelatihan sistem baru.

Lima strategi konversi dari sistem lama ke sistem baru :

1. Perubahan langsung, artinya pada tanggal tertentu sistem lama

dihentikan dan sistem baru diberlakukan.

2. Konversi paralel, mengacu dengan menjalankan sistem baru dan

sistem lama bersamaan dengan waktu yang ditetapkan. Dan

kehandalan output kedua sistem dibandingkan. Cocok untuk

(27)

teknik diatas dengan menaikkan frekuensi kapasitas sistem yang

ditangani secara bertahap.

4. Konversi prototipe modular, menggunakan teknik modular untuk

merubah sistem lama ke sistem baru dengan cara bertahap.

Setiap modul diuji sebelum digunakan sampai end user terbiasa

menggunakan modul yang telah menyatu menjadi sebuah sistem.

5. Konversi terdistribusi, mengacu pada situasi dimana banyak

terdapat instalasi sistem baru. Seperti kasus perbankan, lembaga

Gambar

Grafik alir yang menggambarkan secara logika ditunjukkan gambar 1.
Gambar 2. Grafik alir secara prosedural
Gambar 5. Empat kelas loop

Referensi

Dokumen terkait

Pada paper yang berjudul “Implementasi MPPT (Maximum Power Point Tracker) pada Sistem Photovolatic” yang dikemukakan oleh Harmini, T itik Nurhayati membahas mengengai

untuk mengelola sesuatu yang tak dapat dilihat atau dievaluasi. Testing yang efektif merupakan kebutuhan awal untuk mencapai manajemen kualitas yang efektif. Kualitas sistem

Mata kuliah ini mempelajari tentang metode dan teknik pengembangan perangkat lunak, yang digunakan sebagai acuan atau pedoman dalam melakukan pengujian sistem, dimana metode

• Oleh karena itu, penulis membuat penulisan dengan judul Desain dan Implementasi Sistem Informasi Modul Pembelajaran Pascal Berbasis Web.. Modul pembelajaran ini berisi materi

Tidak sesuai dengan sistem yang telah dikembangkan  Variasi metode pengujian dan variasi fitur yang diuji coba. Pengujian dilakukan dengan berbagai variasi metode

Berdasarkan hasil analisa permasalahan dan perancangan sistem, serta melihat hasil yang diperoleh dalam tahap implementasi, maka sistem baru telah memenuhi tujuan adanya perbaikan

Implementasi Sistem Monitoring Jaringan dan Server Menggunakan Zabbix yang Terintegrasi dengan Grafana dan Telegram Muhammad Aliyul Husna, Perani Rosyani* Fakultas Teknik, Program

Dokumen ini membahas strategi yang diterapkan untuk mendukung Implementasi Sistem Informasi dan Pengumpulan Data (SIG-POTHAN) secara menyeluruh dan berkesinambungan di